Skripsi
Oleh:
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
Lembar Pernyataan
1. skripsi ini merupakan hasil karyu asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya asli saya atau merupakan jiplakan
dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Jakarta, Juh2017
ABSTRAK
Diyah Kardini Maulida 1110051100033
Bahasa Isyarat Indonesia di Komunitas Gerakan Untuk Kesejahteraan
Tunarungu Indonesia
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim
memberikan nikmat serta hidayah-Nya dan shalawat serta salam tak lupa peneliti
sebesarbesarnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
beserta jajarannya.
ii
3. Kholis Ridho, M.Si dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA selaku Ketua dan
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persaty. Terima kasih atas ilmu
8. Orang Tua, Ayahanda Sukardi dan Ibunda Rokayah yang tak pernah lelah
10. Kim Kibum no words can describe how thankful I am to be able known
iii
11. SHINee, musik dan karya kalian sangat membantu melepas jenuh. Please,
bapak tidak akan peneliti lupakan. Serta kepada seluruh narasumber lain
Ibu Wilma Redjeki , Ibu Juniati Effendi, Bapak Tori Hermawan dan
lengkap.
dan duka selama kurang lebih empat tahun, berbagi ilmu, support dan
bersemangat.
Imam Rizki Dayan, Isabel Bechayda, Risa Siti Sarah, Risnawati dan Sri
iv
17. Teman-teman seperjuangan, Jurnalistik B dan Jurnalistik C yang sama-
skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan dan budi baik mereka dengan balasan yang
setimpal.
Karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan.
Sehingga skripsi ini menjadi jalan penerang bagi peneliti dan bermanfaat bagi
pembaca.
Peneliti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………. i
vi
7. Tempat dan Waktu Penelitian …………............... 15
1. Semiotika ………………………………………. 30
A. GERKATIN …………………………………….. 50
vii
4. Visi dan Misi GERKATIN ………………… 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Ketika Bertanya.................................................................. 85
Ketika Menjawab............................................................... 86
Ketika Bertanya................................................................. 88
x
Gambar 14 Tata Bahasa dan Artikulasi BISINDO Isyarat Anak........ 96
xi
DAFTAR LAMPIRAN
GERKATIN
Organisasi GERKATIN
GERKATIN
GERKATIN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh
sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.1 Sistem bahasa
dibangun oleh sejumlah substansi yang menjadikannya bukan sebagai satu sistem
tunggal. Bahasa biasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengungkapkan atau
kehidupan bermasyarakat. Tanpa bahasa manusia akan sulit untuk menyampaikan ide
dan gagasannya kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu,
tak mengherankan bahwa terdapat hubungan yang erat antara bahasa dan komunikasi
mengemukakan bahwa, “bahasa sering dianggap produk sosial atau produk budaya,
verbal dan non verbal. Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang
1
Djarwowidjojo S, Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2012), h. 16.
2
Sumarsono, Sosiolinguistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 20.
1
2
atau pun dalam bentuk lisan. Sedangkan komunikasi non verbal adalah kebalikan dari
menggunakan body language (bahasa tubuh), ekspresi wajah, atau pun kontak mata.
gerak tubuh dan ekspresi mimik wajah untuk mengungkapkan sesustu hal yang ada di
Ciri utama tuna rungu dalam belajar bahasa adalah dengan membiasakan pola
pikir dalam memahami bentuk makna kata. Makna kata jika pada orang normal dapat
diberi pengertian dengan cara menjelaskan arti dari kata tersebut dalam bentuk audio,
atau melalui cara berbicara dan mendengar secara terus menerus hingga anak
memahami secara pasti makna kata tersebut. Namun hal ini akan berbeda caranya jika
diterapkan pada tuna rungu yang memiliki gangguan atau hambatan pada indra
pendengaran. Secara alami, tuna rungu akan berusaha memaksimalkan sisa indra
pada tubuh yang masih berfungsi secara maksimal untuk dapat menerima respon dari
3
www.pengertianku.net > umum diakses pada 16 September 2015 pukul 20.50 WIB.
3
luar tubuh mereka, salah satu bentuk rangsangan adalah berupa informasi bahasa
Selain itu, cara pemahaman bahasa pada tuna rungu berbeda dengan cara
pemahaman pada orang normal. Perbendaharaan kata dalam bahasa tidak dapat
dalam mendengar. Salah satu cara pembelajaran bahasa pada tuna rungu adalah
rangsangan informasi bahasa, dan penggunaan bahasa isyarat sebagai cara melatih
normal.
permasalahan tentang bagaimana cara tuna rungu dalam memahami bahasa dalam
masyarakat ketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok tentang cara
berkomunikasi antara tuna rungu dan orang normal pada umumnya. Serta
1. Batasan Masalah
2. Rumusan Masalah
simbol?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
dasar BISINDO.
2. Manfaat Praktis
di Indonesia, serta tata cara belajar bahasa isyarat BISINDO kepada para
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
kaum tunarungu.
2. Pendekatan Penelitian
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.5
dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Pendekatan ini juga bertujuan
kenyataan tersebut.6
4
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 11-12.
5
Eduardus Dosi, Media Massa Dalam Jaringan Kekuasaan, (NTT: Ledalero, 2012), h. 95.
6
Lexy J.Moleong, Metode Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 157.
7
3. Metode Penelitian
sejumlah data, baik yang tertulis maupu lisan dari orang-orang serta tingkah
laku yang diamati. Dalam hai ini, individu atau organisasi harus dipandang
merupakan alat utama dalam pengumpulan data dan harus terjun ke lapangan
mengkaji tentang bahasa yang harus dilihat secara “sinkronis” sebagai sebuah
jaringan hubungan yang menjembatani antara bunyi dan makna.9 Selain itu,
Saussure juga menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah bentuk dari fenomena
7
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: AR-RUZZ Media, 2011), h. 22.
8
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 3.
9
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 44.
8
cerminan dari fakta-fakta. Struktur bahasa adalah milik bahasa itu sendiri
penelitian ini adalah meliputi tiga teknik pengumpulan data yaitu, obsevasi,
1) Observasi
10
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 45.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 309.
9
No Waktu Observasi
Keadaan lingkungan:
2 11 November Wawancara
2016
Keadaan lingkungan:
dan nonverbal.
12
Rangkuman wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Tori Hermawan, Juniati Effendi, dan
Wilma Redjeki pada tanggal 11 November 2016 sampai dengan 27 Januari 2017.
10
Keadaan lingkungan:
komunitas Bravo.
2017
Keadaan lingkungan:
2) Wawancara
penelitian. Kemudian data yang diperoleh dengan teknik ini adalah dengan
cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara seorang
13
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 20.
12
Yogyakarta
Perbedaan komunikasi
BISINDO Jakarta
14
Rangkuman wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Tori Hermawan, Juniati Effendi, dan
Wilma Redjeki pada tanggal 11 November 2016 sampai dengan 27 Januari 2017.
13
3) Studi Dokumen
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta : Rineka Cipta, 1998), h. 9.
16
Rangkuman wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Tori Hermawan, Juniati Effendi, dan
Wilma Redjeki pada tanggal 11 November 2016 sampai dengan 27 Januari 2017.
14
GERKATIN
kualitatif model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984).
Ada empat macam kegiatan dalam analisa data kualitatif, yaitu pengumpulan data,
penjabara tahap-tahapnya:18
17
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatf untuk Ilmu-Ilmu Sosial, h. 163.
18
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.
129-133.
15
atau penjelasan (teks naratif). Dengan adanya display data, maka data yang
penemuan peneliti.
8. Pedoman Penulisan
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi
16
dkk yang diterbitkan oleh CeQDA 2015 (Center for Quality Development and
F. Tinjauan Pustaka
yang membahas tentang media massa, berita dan studi kasus. Oleh karena itu,
untuk menghindari hal-hal yang menjiplak hasil karya orang lain, maka penulis
sebagai berikut:
1. Wuri Ariyani, “Realisasi Hak Publik Dalam Produksi Berita Bahasa Isyarat
produksi berita Indonesia Malam TVRI versi bahasa isyarat. Dalam penelitian
3. Nur Fajri Rahmawati, “Semiotika Sosial Hukum Bertabaruj pada Kuku bagi
Wanita Muslimah dalam Program Berita Islami Masa Kini dan Mozaik
Islam di Trans TV”. Skripsi ini disusun di Universitas Islam Negeri Syarif
bartabaruj pada kuku bagi wanita, yang menurut islam arti bertabaruj adalah
Penelitian ini difokuskan dalam program Berita Islami Masa Kini dan Mozaik
Islam Trans TV dalam episode hukum bertabaruj pada kuku bagi wanita.
agama.
G. Sistematika Penulisan
pembahasannya ke dalam lima bab yang dibagi ke dalam sub-sub bab. Adapun
Bab I Pendahuluan
Bab ini akan memaparkan mengenai latar belakang masalah, batasan dan
Ferdinand de Saussure.
Bab V Penutup
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran dari peneliti mengenai
A. Kerangka Konseptual
sebagai simbol bunyi bermakna dan berartikulasi yang bersifat arbitrer dan
oleh seseorang bisa dipahami dan dimengerti oleh lawan bicaranya melalui
bahasa yang diungkapkan. Selain itu, bahasa juga memiliki kemampuan untuk
dengan sesamanya. Untuk itu, bahasa mempunyai fungsi yang amat penting
1
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 274.
19
20
bahasa hanya dapat dilakukan jika organ pendengaran dan bicara kita
tersebut dapat diterima secara komunitas dan disetujui sebagai bentuk bahasa.
organ pendengaran dan bicara saja, jauh sebelum bahasa lisan terbentuk
manusia telah mengenal bentuk bahasa lain, yakni bahasa tubuh dimana
bahasa isyarat sebagai bentuk komunikasi kaum tuna rungu. Kaum tuna rungu
menggunakan alat gerak tubuh yang lain untuk mengekspresikan isi pikiran
pesan. Bahasa isyarat merupakan alat komunikasi utama pada kaum tuna
rungu dimana ciri bahasa tersebut memanfaatkan indera penglihatan dan alat
gerak tubuh.
21
a. Komunikasi Verbal
satu kata atau lebih.2 Artinya, semua usaha yang kita lakukan secara sadar
sederhana.3
komunikator, baik hal konkret atau pun hal abstrak. Semua hal dapat
dibicarakan melalui komunikasi verbal, baik itu yang terjadi saat ini, di
hal-hal yang ada di dalam pikiran yang tidak mungkin untuk diungkapkan
2
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, h. 52.
3
Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h.123.
4
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, h. 35.
22
pesan konotatif secara berbeda-beda. Maka dari itu, ketika suatu pesan
b. Komunikasi Nonverbal
pesan yang dikemas tanpa kata-kata.6 Jadi bisa dikatakan juga sebagai
5
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.
308.
6
Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Inerpersonal, (Yogyakarta: KANISIUS, 2003),
h. 26.
23
dilakukan oleh seseorang yang diberi makna oleh orang lain dan
c. Bahasa Isyarat
bentuk, orientasi dan gerak tangan, lengan, tubuh serta ekspresi wajah
bentuk dan arah tangan, pergerakan tangan, bibir, badan serta ekspresi
7
Ilya Sunarwinadi, Komunikasi Antar Budaya, (Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial
Universitas Indonesia, TT), h. 32.
8
Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Inerpersonal, h. 26-27.
9
Bahasa Isyarat, https://id.wikipedia.org/ diakses pada 22 April 2017 pukul 11.14 WIB.
24
negara belum tentu sama. Ada beberapa bahasa isyarat yang dipakai di
suatu negara tetapi tidak ditemukan di negara lain. Bahasa isyarat biasanya
bahasa isyarat yang ada adalah American Sign Language (ASL), French
Sign Language (LSF), German Sign Language (DGS), dan Arabic Sign
Language (ArSL).
rungu. SIBI sama dengan bahasa isyarat yang digunakan di Amerika yaitu
tertentu.
menunjukkan arah dan sumber acuan jarak, meskipun bisa dilakukan oleh
10
Bahasa Isyarat, https://id.wikipedia.org/ diakses pada 22 April 2017 pukul 11.14 WIB.
11
Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna, h. 65-66.
25
isyarat jari digunakan untuk bahasa kaum tunarungu. Ada pula isyarat
ini dikenal dengan nama bahasa isyarat (sign language). Istilah tanda
Gerakan tangan bersifat spasial dan orientatif, serta ekspresi wajah dan
gerakan tubuh menjadi tata bahasa dan kosakata dalam bahasa ini.
ekspresi muka dan beberapa sinyal yang bukan manual dan bukan pula
suara. Bahasa isyarat ini banyak digunakan oleh orang dengan gangguan
12
Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna, h. 67.
26
hasil rekayasa orang normal yang sama dengan sistem isyarat Amerika
jari, tangan, dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa
Indonesia.
kaum difabel rungu di dalam masyarakat yang lebih luas. Wujud SIBI
13
Hanny Novitasari Susanto, Aplikasi Pembelajaran Bahasa Isyarat untuk Tunawicara dengan
Standar American Sign Language, Jurnal Ilmiah Universitas Surabaya, (Surabaya: Universitas Suurabaya,
2014), h. 2 e-journal.ubaya.ac.id/ diakses pada 08 November 2016 pukul 10.30 WIB.
14
Martin Luter, dkk, SO-Ice (Sign To Voice) Aplikasi Alat Bantu Komunikasi untuk Tunarungu
Wicara, h. 5 https://repository.telkomuniversity.ac.id diakses pada 08 November 2016 pukul 10.46 WIB.
27
isyarat konseptual.15
yang bermartabat sesuai dengan falsafah hidup dan HAM (Hak Asasi
15
Ahmad Wasita, Seluk Beluk Tunarungu dan Tunawicara Serta Strategi Pembelajarannya, (Yogyakarta:
Javalitera, 2012), h. 72-73.
16
Wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11
November 2016 pukul 14.00 WIB.
28
pelajaran BISINDO.17.
3. Tunarungu
tunawicara, cacat dengar, kurang dengar atau tunarungu. Namun istilah yang
Istilah tunarungu diambil dari kata „tuna‟ dan „rungu‟, tuna berarti kurang dan
atau dalam keseharian masyarakat biasanya mereka disebut dengan anak tuli.
Apabila dilihat secara fisik, anak tunarungu tidak ada bedanya dengan anak
17
Hanny Novitasari Susanto, h. 2 e-journal.ubaya.ac.id/ diakses pada 08 November 2016 pukul
11.10 WIB.
18
http://www.kompasiana.com/anggakade/kelas-komunikasi-
isyarat_54f42421745513942b6c8883 diakses pada 26 Januari 2017 pukul 19.58
29
normal lainnya, akan tetapi pada saat berkomunikasi baru dapat diketahui
adalah seseorang yang mengalami kerusakan satu atau lebih organ telinga
adalah mereka yang tidak mampu mendengar secara total atau sebagian
19
Murni Winasih, Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu dalam Pemerolehan Bahasa, (Jakarta:
Depdikbud Dirjendikti, 2007), h. 22.
20
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 57.
30
atau tidak memakai alat bantu dengar. Sedangkan tunarungu sebagian adalah
B. Landasan Teori
1. Semiotika
hal-hal yang terjadi dan memaknai arti dibalik tanda-tanda tersebut dan
tanda yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam
31
konteks tertentu.21
dijadikan model dalam berbagai wacana. Bila seluruh praktek sosial bisa
tanda.
Saussure yang berasal dari Eropa (1857-1913) dan Charles Sander Pierce dari
secara terpisah. Saussure dengan latar belakang ilmu linguistik dan menyebut
karena keduanya mengacu pada ilmu tentang tanda.23 Dalam studi komunikasi
semiotika dapat dipahami sebagai tanda (signs) dan simbol yang merupakan
21
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h.15.
22
Yasraf Amir Piliang, Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan Matinya Makna, (Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta, 2011), h. 262.
23
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h.12.
32
situasi, keadaan, perasaan dan sebagainya yang berada diluar diri.25 Adapun
“tanda” yang memiliki arti a stimulus designating something other than itself.
Teori tentang tanda yang menggagas pertamakali adalah filosof dari abad
walaupun keduanya memiliki paradigma yang berbeda.26 Para ahli pun tidak
keduanya sama saja. Alex Sobur mengutip dari Tomy Christomy (2013: 7)
24
Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa , (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
2013), h. 32.
25
Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, h. 32.
26
Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, h. 33.
27
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 7.
33
istilah:29
S ( s, i, e, r, c )
menjelaskan esensi, cirri-ciri, dan bentuk suatu tanda, serta proses signifikasi
yang menyertainya.
akhir abad ke-19 oleh filsuf aliran pragmatik, Charles Sander Pierce,merujuk
28
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 12.
29
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 17.
30
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 17.
34
tidak harus selalu berhubungan dengan konsep tentang tanda (bahasa dan
sistem komunikasi), melaikan juga dunia itu sendiri (sejauh terkait dengan
pikiran manusia selalu terdiri dari tanda-tanda. Jika tidak begitu, manusia
nonverbal dapat dipandang sebagai jenis bahasa yang tersusun dari tanda-
yang tersembunyi dibalik sebuah tanda (teks, iklan ,berita). Karena sistem
a. Semiotika Struktural
31
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 13.
32
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010) h. 3.
33
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa mengungkap hakekat bahasa, makna dan tanda,
(Bandung:Rosdakarya, cet-2, 2009), h. 102.
35
34
Simon Blackburn, Kamus Filsafat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Terjemahan Yudi
Santoso, h. 838.
35
Simon Blackburn, Kamus Filsafat, h. 102.
36
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa mengungkap hakekat bahasa, makna dan tanda, h. 103.
37
Mariane W Jorgensen dan Louise J.Philips, Analisis Wacana Teori dan Metode, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007), Terjemahan Imam Suyitno dkk (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007), h. 19.
38
Kaelan M.S, Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika, (Yogyakarta: Paradigma, 2009), h.
182.
36
dalam ilmu pengetahuan lain. Salah satu contohnya adalah teori Claude
sejarah kebudayaannya.39
Gagasan tersebut lahir dalam sebuah tulisan karya buku yang berjudul
tahun 1950-an, dengan dua tokoh utama yaitu Levi-Strauss dan Roland
oleh Ferdinand de Saussure pada periode 1900-an. Oleh sebab itu, kajian
tentang semiotika ini pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk menelusuri
39
Kaelan M.S, Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika, h. 103.
40
K.Bertens, Filsafat Barat abad XX jilid II Perancis, h. 381.
41
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 45.
37
Kehidupan sosial sekilas tampak kacau, tak beraturan, beragam, dan tak
konstan.
di dalam itu tidak hanya eksis dan bersifat potensial, melainkan juga
terdiri atas kata-kata, bahkan unsur-unsur mikro seperti suara. Relasi antar
keterkaitan dalam struktur itulah yang mampu memberi makna yang tepat.
Inner structure dari suatu karya sastralah yang menjadi objek telaah
bahasa pada suatu momen tertentu, dan tidak mau terjebak dalam
42
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. h. 143.
43
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 143.
44
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana Analisis Semiotik,
dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 105.
39
dengan parole (ucapan, speech). Parole adalah apa yang diucapkan orang
pada saat dan masa tertentu, sedangkan langue adalah struktur yang ada di
bahaw bahasa merupakan fenomena yang sui generis. Artinya, bahasa itu
sistem pembedaan.
sebuah kesatuan antara sesuatu yang bersifat material, yang oleh Roland
relasi kausalitas antara suatu tanda dan causa prima-nya, antara bahasa
45
Amir Pilliang, Semiotika dan Hipersemiotika, (Bandung: Pustaka Matahari, 2012), h. 19.
40
unsur tersebut. Apa yang disebut makna tidak dapat ditemukan sebagai
bagian intrinsik dari sebuah unsur melainkan sebagai akibat dari relasi
yang tidak dapat dipisahkan antara bidang penanda yang bersifat konkrit
atau material (suara, tulisan, gambar, objek) dan bidang petanda (konsep,
ide, gagasan, makna), seperti dua sisi dari selembar kertas yang tidak
tersebut bukan bagian instrinsik dari sebuah penanda, akan tetapi dianggap
antara sebuah penanda dan petanda, dalam hal ini, sangat bergantung pada
konvensi tidak akan ada komunitas bahasa, dan tidak ada komunikasi.
konvensi sosial.
sebuah sistem yang tetap di dalam konteks waktu yang dianggap konstan,
masyarakat).
dalam dunia realitas, sehingga hubungan tanda dan realitas lebih bersifat
dan makna. Perubahan kecil pada berbagai elemen bahasa, sebagai akibat
Strukturalisme.
Saussure, tokoh besar dan sarjana dari Swiss adalah pendiri dari
Universitas Janewa tahun 1907, 1908 – 1909, dan 1910 – 1911 yang
46
Indiawan Setyo Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
Komunikasi, h. 20.
43
Linguistic.
bahasa yang setelah itu dikembangkan pada abad 19. Pandangan abad ke-
bahasa sebagai sistem yang utuh dan harmonis secara internal (language).
setiap sistem bahasa ditentukan oleh kebiasaan sosial. Bahasa itu bersifat
47
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 44.
48
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 44.
49
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 45.
50
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 46.
44
setiap tanda ligusitik dibentuk dari dua komponen yang tidak dapat
tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak disebuat
51
Abdul Chaer, Linguistik Umum, h. 348.
52
Kaelan M.S, Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika, h. 183.
53
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 47.
45
Petanda / Signifiant
54
Okke K.S. Zaimar, Semiotika dalam analisis karya sastra, (Depok:Komodo Baokks, 2014), h.
14.
55
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 47.
46
bersifat individual.
56
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 49.
47
setiap diri manusia yang bersifat pembawaan. Orang bisu pun juga
arti. Selain itu, yang termasuk dalam tanda bahasa juga ada yang
mempunyai makna relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian
57
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 49.
58
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 50-51.
48
pribadi dari sang pengguna bahasa itu sendiri dan juga terikat
dari bahasa Yunani yaitu khronos (waktu) dan dua awalan syn
59
K. Bertens, Filsafat Barat abad XX jilid II Perancis, h. 385.
49
struktur bahasa yang tidak terikat oleh sejarahnya atau non sejarah.
60
K. Bertens, Filsafat Barat abad XX jilid II Perancis, h. 385.
61
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa, mengungkap hakekat makna dan tanda, h. 112.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. GERKATIN
jiwanya tidak cacat”. Hal inilah yang membuat tunarungu tetap bersemangat
lain seperti membaca gerak bibir, menulis, membaca teks berjalan dan
atau tunarungu jika dalam mekanisme pendengaran karena sesuatu dan lain
sebab terdapat satu atau lebih organ mengalami gangguan atau rusak.
1
Brosur GERKATIN.
50
51
yaitu tuli (deaf) atau kurang dengar (hard of hearing).3 Tuli adalah anak
normal.
2
Nandiyah Abdullah, Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus, Jurnal ilmiah Universitas Widya
Dharma Klaten (Klaten: Universitas Widya Dharma, 2013), h. 2 jurnal.unwidha.ac.id/ diakses pada 20
April 2017 pukul 20.03 WIB.
3
T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 74.
4
Murni Winarsih, Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu dalam Pemerolehan Bahasa, (Jakarta:
Depdikbud Dirjendikti, 2007), h. 23.
52
tidak ada.
e. Kelompok V: kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses atau
a. Intelegensi
5
Emron Sastawinata, Pendidikan Anak-Anak Tunarungu, (Jakarta: Depdikbud, 1977), h. 16-17.
53
terhenti. Pada masa meniru, anak tunarungu terbatas hanya pada peniruan
yang lain. Karena anak tunarungu tidak mampu mendengar bahasa, maka
anak yang mendengar pada usia yang sama, maka dalam perkembangan
dari pergaulan sehari-hari, yang berarti mereka terasing dari pergaulan atau
aturan sosial yang berlaku dalam masyarakat dimana ia hidup. Keadaan ini
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tuna rungu adalah salah satu sebutan
bagi kaum difabel yang memiliki keterbatasan dalam hal pendengaran. Anak
lebih banyak memahami bahasa lisan dari pada bahasa isyarat. Hal ini
yang bersifat kedaerahan yang telah terbentuk terlebih dahulu. Hanya saja,
yaitu, untuk daerah bandung bernama Serikat Kaum Tuli Bisu Indonesia
Surabaya (PEKATUR).6
6
Wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11
November 2016 pukul 14.00 WIB.
55
Deaf (WFD) atau Federasi Tunarung se-Dunia sejak tahun 1983 yang
30 dari 34 provinsi.
7
Brosur GERKATIN.
8
Brosur GERKATIN, h. 1-2.
56
Koordinator Bidang-Bidang
1. Aksesibilitas : Irdanelly
2. Kesejahteraan
: Wilma Redjeki
: Yuyun Maskurun
a. Visi GERKATIN9
dan penghidupan.
9
Brosur GERKATIN.
58
b. Misi GERKATIN10
era globalisasi.
Indonesia.
10
Brosur GERKATIN.
59
dan
Disabilitas11.
Bali.
11
Brosur GERKATIN.
60
750.000 ribu rupiah dan 1.000.000 juta rupiah untuk 250 anak dai
1) Aksesibilitas
3) Kewanitaan
4) Seni budaya
5) Pendidikan
6) Advokasi
12
Brosur GERKATIN.
61
7) Hubungan masyarakat
9) Organisasi
pikiran dan perasaan secara leluasa dan mengekspresikan dirinya sebagai insan
manusia dan warga negara Indonesia yang bermatabat sesuai dengan falsafah
Indoneisa (SIBI) yang dikarenakan pada saat itu penyandang tunarungu masih
dalam suasana kenanak-kanakan atau belum dewasa secara pemikiran dan belum
mengenal apa itu bahasa isyarat. Maka munculah kamus SIBI yang dibuat oleh
non tunarungu yang diantaranya adalah guru bahasa isyarat, pemerhati (mecakup
budaya dan bahasa) tunarungu. Kamus SIBI berhasil dibuat pada tahun 1995 dan
13
Brosur GERKATIN.
62
tingkat nasional. Setelah kamus SIBI tersebar luas, kaum tunarungu masih buta
mempelajari kamus SIBI. Hal ini menyebabkan para pengajar tunarungu kesulitan
untuk mempelajarinya.
Setelah kurang lebih berjalan hampir satu dasawarsa atau sepuluh tahun,
hal tersebut masih sama seperti pada awalnya. Tuli dewasa mulai berontak dan
tidak menyetujui adanya kamus SIBI. Mereka berfkir bahwa kamus SIBI adalah
“Tuli yang sudah dewasa berontak ga setuju dengan SIBI dan ada
produk campuran dari luar negeri yang menggunakan satu tangan untuk
isyaratnya menjadi dua. Misalkan „saya mau pergi ke pasar‟ terdapat lima
suku kata dan SIBI memperagakannya sesuai denga jumlah suku katanya,
14
Wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11
November 2016 pukul 14.00 WIB.
63
dengan hal tersebut dan tidak bisa menghapus kamus SIBI dari peredaran. Hal ini
menjadikan kamus SIBI harus tetap dijalankan. Sampai sekarang para tunarungu
saling membutuhkan serta saling melengkapi satu sama lain. SIBI dengan konsep
structural dan BISINDO dengan konsep kontekstualnya. SIBI itu penting untuk
terdapat tata bahasa di dalamnya karena menggunakan bahasa isyarat alamiah dan
tunarungu lebih paham itu. Maka dari itu terjadilah dualisme isyarat di Indonesia.
BISINDO, dan buku mata pelajaran BISINDO. Harapan kami kelak BISINDO
15
wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertianbahasa-menurut-para-
ahli,diakses pada 04 November 2016 pukul 18.25 WIB.
BAB IV
Semiotika merupakan bagian kajian ilmu atau metode analisis yang mengkaji
tentang tanda. Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. Bidang
kajian ini mempelajari bagaimana manusia melakukan hal-hal yang terjadi dan
dengan sesamanya. Kajian semiotika dibagi menjadi dua, yaitu semiotika komusikasi
yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi,
yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan
dua orang atau lebih dengan tujuan agar komunikator dan komunikan bisa dengan
seketika berkomunikasi dan memberi umpan balik satu sama lain. Hal ini menjadi
1
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h.15.
64
65
penyandang tuna rungu memberikan respon cepat terhadap makna pesan yang
individu untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan yang ingin diperolehnya selain
sebagai alat utama dalam berkomunikasi. Namun hingga saat ini pengertian teori
mengenai bahasa belum ada yang baku, banyak pendapat mengenai teori bahasa yang
berbeda-beda bergantung pada latar belakang keilmuan yang dirumuskan oleh para
ilmuwan. Menuru ilmu linguistik, sebagai ibunya bahasa, definisi bahasa adalah “ a
system of communication by symbols, i.e., through the organs of speech and hearing,
among human beings of certain group or community, using vocal symbols processing
tanda-tanda yang sudah melalui tahap pemrosesan dari organ-organ tubuh penghasil
suara; mulut dan pendengaran, hal ini terjadi diantara sekelompok manusia atau
2
A.Chaedar Alwasilah, Linguistik. Suatu Pengantar (Bandung: Angkasa, 1990), h. 82.
3
Roger M. Keesing, Antropologi Budaya. Suatu Perspektif Kontemporer (Jakarta: Erlangga, 1992),
h.79.
66
Jika kita merujuk pada definisi bahasa di atas, maka penggunaan bahasa
hanya dapat dilakukan jika organ pendengaran dan berbicara kita berfungsi, sehingga
informasi yang berupa simbol sandi konseptual secara vokal dapat tersampaikan
kepada penerima pesan. Bahasa juga terbatas penggunaan pada suatu komunitas
pengertiannya. Karena itulah kita mengenal perbedaan bahasa bergantung pada tiap
arbitrer atau mana suka, asalkan makna kata tersebut dapat diterima secara komunitas
Namun syarat bahasa ternyata tidak hanya terbatas pada penggunaan organ
pendengaran dan bicara saja, jauh sebelum bahasa lisan terbentuk manusia telah
mengenal bentuk bahasa lain, yakni bahasa tubuh dimana komunikasi menggunakan
alat gerak tubuh untuk membentuk simbol tertentu yang membentuk makna tertentu.
isyarat sebagai bentuk komunikasi kaum tuna rungu. Kaum tuna rungu tidak mampu
memanfaatkan alat bicara mereka sehingga mereka akan menggunakan alat gerak
tubuh yang lain untuk mengekspresikan maksud mereka, dan penerima akan
merupakan alat komunikasi utama pada kaum tuna rungu dimana ciri bahasa tersebut
tiap negara. Di Indonesia, ada BISINDO yang dikenal oleh kaum tuna rungu sebagai
bahasa ibu yang sedari mereka lahir sudah digunakan dan diterapkan sebagai alat
komunikasi dengan sesamanya atau dengan masyarakat luas. BISINDO menjadi cara
berkomunikasi yang praktis dan efektif untuk penyandang tuna rungu Indonesia yang
dikembangkan oleh tuna rungu sendiri. Dengan BISINDO, penyandang tuna rungu
dirinya sebagai insan manusia dan warga negara Indonesia yang bermatabat sesuai
Kemunculan BISINDO didasari oleh lahirnya isyarat SIBI yang dibuat oleh
orang dengar. Hal ini menyebabkan tunarungu yang belum mengenal bahasa isyarat
kesulitan dalam menyerap sistem yang dibuat oleh sistem SIBI. Setelah
diresmikannya dan disebarluaskan pada tahun 1995, karena tidak adanya training
4
http://www.kompasiana.com/anggakade/kelas-komunikasi-
isyarat_54f42421745513942b6c8883 diakses pada 26 Januari 2017 pukul 19.58
68
khusus dalam mempelajari sistem isyarat SIBI, tunarungu tetap masih belum
“Tuli yang sudah dewasa berontak ga setuju dengan SIBI dan ada
keinginan bikin kamus sendiri BISINDO secara alamiah. SIBI adalah produk
campuran dari luar negeri yang menggunakan satu tangan untuk
komunikasinya. Komunikasi SIBI Cuma bisa dilakukan untuk komunikasi
jarak dekat dalam susunan internasional. Kalau BISINDO, ada budaya
tersendiri menggunakan dua tangan. Pihak GERKATIN bukan menolak
isyarat SIBI (abjadnya), tabjadnya bisa diterima tapi komunikasi tingkat
internasional isyaratnya berbeda karena orang tunarungu dbagi bahasa
isyaratnya menjadi dua. Misalkan „saya mau pergi ke pasar‟ terdapat lima
suku kata dan SIBI memperagakannya sesuai denga jumlah suku katanya,
sedangkan BISINDO isyaratnya bisa dipersingkat menjadi tiga suku kata
„saya ke pasar‟ yang penting inti dari kalimatnya itu sama.”5
tuna rungu dalam berkomunikasi dengan orang normal pada umumnya, terutama pada
anak-anak dan tuna rungu yang tidak berkesempatan untuk mengenyam bangku
pendidikan.
5
Wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11 November
2016 pukul 14.00 WIB.
6
Wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11 November
2016 pukul 14.00 WIB.
69
Lain halnya dengan tuna rungu yang mengecap pendidikan sekolah bahkan
sampai ke perguruan tinggi. Pola pikirnya sudah lebih jauh terbuka, tidak mudah
tersinggung dan lebih mudah untuk berbaur dalam ruang lingkup masyarakat yang
lebih besar dan beragam. Karena keterbukaan dalam hal komunikasi dan informasi
tuna rungu yang mengecap pendidikan formal lebih tangguh dan kompeten ketika
memasuki dunia pekerjaan. Tetapi di luar sikap kompeten itu sendiri, masih banyak
orang yang merendahkan kemampuan tuna rungu hanya karena memiliki keterbatasan
dan kekurangan. Banyak yang masih menaruh sikap curiga kaarena khawatir akan
kaum tuna rungu yang tidak mampu melakukan pekerjaan yang diberikan.
kata baku berimbuhan memang menjadi lebih ringkas dan mempersingkat waktu
yang ada serta lebih ekspresif dan cocok digunakan diberbagai kegiatan yang
membutuhkan intepretasi bahasa isyarat. Hal ini membuat bahasa isyarat BISINDO
jadi terlihat lebih menarik minat masyarakat umum yang bukan tuna rungu untuk
tiap daerah. Sedangkan fokus isyarat Jakarta berdasar dari bahasa isyarat yang paling
nasional nati terjadi kerancuan yang mana yang mau dipakai. Begitu pula
dengan isyarat internasional, ada patennya jadi sudah ga bingung lagi
kitanya.”7
Misal:
Jakarta : mengangguk;
Daerah lain ada yang
melotot sambil
mengangguk, ada yang
sambil membusungkan dada
dan menatap ke atas kepala
lawan bicara atau ada pula
yang merem sambil
mengangguk-anggukan
kepalanya.
7
Wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11 November
2016 pukul 14.00 WIB.
8
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 74.
71
1. Isyarat Anak
Tangan diarahkan ke samping
badan sejajar dengan pinggang
(hal ini dilakukan untuk
mengisyaratkan bahwa anak
itu kecil dan usianya yang
berjarak dengan orang tua).
2. Isyarat Laki-laki
Tangan membentuk gerakan
seperti sedang hormat untuk
menunjukkan bahwa laki-laki
identik dengan pemimpin.
1. Isyarat anak
Tangan diarahkan ke samping
badan sejajar dengan pinggang
(hal ini dilakukan untuk
mengisyaratkan bahwa anak
72
2. Isyarat Perempuan
Tangan merujuk kearah
telinga (tempat dimana
biasanya perempuan memakai
anting).
2. Isyarat Laki-laki
Tangan membentuk gerakan
seperti sedang hormat untuk
menunjukkan bahwa laki-laki
identik dengan pemimpin.
1. Isyarat Kakak
Tangan disejajarkan dengan
kepala dan diangkat sekitar 45
derajat kearah atas kepala.
2. Isyarat Perempuan
Tangan merujuk kearah
telinga (tempat dimana
biasanya perempuan memakai
anting).
73
1. Isyarat Adik
Tangan disejajarkan dengan
bahu dan dilekukkan 90
derajat kearah bawah.
2. Isyarat Laki-laki
Tangan membentuk gerakan
seperti sedang hormat untuk
menunjukkan bahwa laki-laki
identik dengan pemimpin.
Isyarat Adik
Tangan disejajarkan dengan
bahu dan dilekukkan 90
derajat kearah bawah.
Isyarat Perempuan
Tangan merujuk kearah
telinga (tempat dimana
biasanya perempuan memakai
anting).
74
Indonesia pada umumnya. Selain itu, isyarat yang digunakan berasal dari kata dasar
yang memungkinkan tuna rungu maupun orang normal memahami makna dari pesan
yang disampaikan. Bahasa isyarat juga harus mementingkan situasi sosial dan budaya
yang terdapat di Indonesia dan menyesuaikan dimana tuna rungu itu tinggal. Hal ini
9
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 74 - 75.
75
disebabkan oleh banyaknya perbedaan budaya dan adat istiadat yang ada di
Indonesia. Bagi tuna rungu BISINDO, yang terpenting adalah suatu bahasa dapat
tuna rungu untuk berkembang dan mendapatkan informasi serta perlakuan yang layak
sebagai bagian dari Negara serta kurangnya orang normal memahami bahasa isyarat.
Faktor krusial yang menyebabkan tuna rungu dan orang normal sulit dalam
menggunakan bahasa isyarat, maka dapat disimpulkan bahwa cara utama kaum tuna
rungu dalam memahami makna bahasa adalah dengan memahami hal-hal yang
mereka lihat. Seringnya mereka terbiasa melihat bentuk simbol isyarat secara
berulang akan membentuk makna bahasa dalam diri mereka dan jika simbol tersebut
digunakan dalam satu komunitas kaum tuna rungu yang sama maka hal itu sudah
menjadi bentuk bahasa. Perbedaan bentuk makna bahasa pada orang normal ternyata
juga terjadi pada kaum tuna rungu. Antara komunitas kaum tuna rungu satu dengan
kaum tuna rungu lainnya juga terjadi perbedaan istilah dalam penggunaan bahasa
isyarat, hal ini terjadi karena adanya perbedaan budaya dimana tuna rungu tersebut
tinggal. 10
10
Wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11 November
2016 pukul 14.00 WIB.
76
Proses pemahaman bahasa bagi tuna rungu harus dimulai sejak dini. Peran
orang tua dan masyarakat sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap proses
perkembangan bahasa bagi tuna rungu. Minimnya pengetahuan terhadap kondisi tuna
Simbol-simbol visual yang akan dijadikan referensi untuk diajarkan pada tuna
rungu harus disesuaikan dengan ciri budaya dimana tuna rungu tersebut tinggal.
Penggunaan gambar yang akan digunakan untuk menjelaskan makna kata juga harus
disesuaikan dengan karakteristik budaya tuna rungu tersebut. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan identifikasi tuna rungu dengan hal-hal yang dilihatnya dan yang
11
http//:www.google.com/ekspressi-wajah diakses pada 28 Juli 2017 pukul 13.28 WIB.
77
simbol dari suatu isyarat. Hal tersebut dapat mempermudah orang normal dalam
belajar dan memahami bahasa isyarat. Dengan menggunakan media audio visual
dengan diberi penjelasan tentang apa yang dimaksud olaeh tuna rungu dalam
menyampaikan pesan. Begitu pula sebaliknya, mereka (tuna rungu) dapat mencerna
pesan ketika lawan bicara mengekspresikan ke dalam bentuk mimik wajah maupun
olah tubuh.
Hal ini sama seperti yang sudah dipaparkan di atas bahwa bahasa isyarat
mempunyai nilai ekspresif yang lebih tinggi. Ini disebabkan oleh keterbatasan tuna
rungu dalam hal menangkap, mencerna dan mendengar suatu informasi yang telah
dikemukakan tuna rungu tersebut, baik itu terhadap sesama maupun masyarakat yang
Selain dari bentuk mimik dan ekspresi wajah juga biasanya tuna rungu
memberikan inisial panggilan untuk membedakan satu dengan yang lainnya yang
mewakili ciri khas orang yang diberi nama tersebut. Biasanya sebelum memberikan
nama inisial, tidak lupa pula tuna rungu tersebut menanyakan persetujuan tentang
inisial nama yang diberikan. Karena memang sifat dasar yang mudah tersinggung
bahkan terhadap hal-hal yang dianggap oleh masyarakat biasa, ketika orang yang
bersangkutan tidak menyetujuinya maka lebih baik bagi mereka untuk mencarikan
Gempal
Mata Empat
Nama ini diberikan karena anak ini
Nama ini diberikan karena laki-laki
mempunyai pipi yang gemuk.
ini memakai kacamata. Jadi, seolah
ia mempunyai mata yang berjumlah
12
Wawancara pribadi dengan Tori Hermawan, Sekretaris Umum BISINDO pada tanggal 11 November
2016 pukul 14.00 WIB.
13
http//:www.google.com/ diakses pada 28 Juli 2017 pukul 13.28 WIB.
79
empat.
Keribo
Gondrong
Nama ini diberikan karena laki-laki
Nama ini diberikan karena laki-laki
ini mempunyai rambut keriting ikal.
ini mempunyai rambut yang cukup
panjang.
Cara berkomunikasi antara tuna rungu dengan tuna rungu dan tuna rungu
dengan orang dengar pun berbeda. Berkomunikasi dengan penyandang tuna rungu
bahasa isyarat. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari
sesuatu yang abstrak. Pada umumnya orang yang memiliki ketunarunguan akan sulit
untuk mencerna pesan yang disampaikan orang lain karena minimnya bahasa yang
dikuasai.
“Secara IQ, mereka sama dengan orang normal, hanya saja terbatas
dalam hal berkomunikasi denganorang lain karena miskin bahasa. Maksud
dari miskin bahasa yaitu apabila pesan yang disampaikan kurang jelas atau
80
pun kosakatanya terlalu rumit atau terbolak balik mereka akan menjadi sulit
untuk mencernanya”14.
timbul rasa aman dan nyaman karena mempunyai keadaan yang sama. Komunikasi
sesama tuna rungu akan lebih leluasa dan dapat saling mengerti satu sama lain akibat
dari penggunaan bahasa yang sama. Sesama tuna rungu akan menunjukkan intetaksi
sosial yang aktif dan lebih kompleks karena terjadinya kontak sosial dan interaksi
berinteraksi dengan orang dengar, terjadi sedikit perubahan. Interaksi sosialnya tidak
jauh berbeda tetapi tentu saja terdapat kesulitan-kesulitan dan hambatan dalam
prosesnya. Bentuk komunikasi yang terjadi melalui perantara pesan, baik itu secara
oleh orang tuna rungu. Selain itu juga ketika tuna rungu tidak atau pun sulit
memahami pesan yang disampaikan orang dengar maka orang yang memiliki panca
Hal yang acapkali terjadi ialah pendeskriminasian oleh orang dengar terhadap
tuna rungu. Alamiahnya, tuna rungu cenderung memiliki sensitifitas atau perasaan
yang lebih efektif maka harus ada sikap saling mengharga satu sama lain.
14
Wawancara pribadi dengan Wilma Rezeki, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11 November 2016 pukul
14.00 WIB.
81
tangan yang sigap dan banyak gerakan mulut seperti berbicara pada umumnya tetapi
tidak menggunakan suara. Hal ini tidak hanya berlaku untuk sesama individu tuna
rungu tetapi juga bagi individu dengar yang sudah bisa atau pun ikut mempelajari
bahasa isyarat BiISINDO. Tetapi bagi yang tidak terbiasa seperti peneliti, individu
tuna rungu memberikan suatu toleransi dengan menggunakan suara yang cukup
lantang agar individu normal yang belum bisa atau pun masih awam terhadap bahasa
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anak tuna rungu
adalah individu yang mengalami gangguan pendengaran dan hal ini tampak dalam
wicara dan bunyi-bunyian. Hal ini menyebabkan individu tuna rungu mengalami
kesulitan dalam mencerna informasi bahasa melalui pendengaran yang berakibat pada
15
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 41.
16
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 41.
83
gerak bibir, bahasa tubuh dan interpreter sangatlah dibutuhkan. Sebab keterbatasan
cara berkomunikasi dan mengungkapkan isi pikiran hal-hal inilah yang digunakan
untuk mempertegas dan mepertajam maksud dari isi pesan yang hendak diutarakan.
Sebagian besar individu tuna rungu, selain menggunakan alat dengar untuk
lawan bicara. Ketika makna isi pesan masih juga kurang dipahami, lawan bicara akan
menggunakan alat tulis sebagai media bantu. Tidak heran itu menjadi hal penting
yang harus dibawa kemana pun. Selain itu juga pemilihan diksi pada kalimat haruslah
84
yang mudah dicerna dengan tidak menggunakan kalimat-kalimat yang sulit dipahami
kata dasar yang tidak berpola dan artikulasi tidak digunakan. Walaupun terkesan
berantakan, tetapi nyatanya cara komunikasi tersebut lebih mudah ditangkap oleh
individu tuna rungu. Dalam mengungkapkan atau berbicara, isyarat BISINDO tidak
Untuk individu normal pada awalnya atau individu awam akan sulit mengerti
ketika tidak menggunakan elemen-elemen bantuan yang telah dikatakan di atas. Ini
terjadi ketika individu tuna rungu hanya menggunakan gerak tubuh dan ekspresi
dalam penampaian pesannya. Setelah dijelaskan dengan bantuan interpreter atau pun
Contoh kalimat dan penjelasan tata bahasa serta artikulasi isyarat BISINDO:17
Penjelasan:
Pada gambar delapan, kalimat “Semangka itu punya siapa?” bisa dilihat
bahwa antara kalimat dan bahasa isyaratnya terbolak-balik tetapi makna dari kalimat
1. Gambar yang tertera di atas ada empat buah secara menyamping. Bisa
sesuatu yang menunjukkan kata “itu” sebagai objek dari benda yang
ditanyakan.
2. Gambar setelahnya terdapat huruf N yang berarti noun atau kata benda,
17
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 45.
18
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 45.
86
3. Gambar ketiga menunjukkan predikat dari verb atau kata kerja yang
4. Gambar terakhir atau gambar yang paling kanan menunjukkan (KT) kata
kepemilikan suatu benda yang peraga tunjuk pada awal gambar. Peraga
menaruh ibu jarike arah dalam bawah dagu sejajar dengan muka serta
Menjawab19
Penjelasan:
19
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 45.
87
Pada gambar Sembilan, penjelasan masih sama seperti gambar delapan, hanya
delapan. Kalimat “Semangka itu punya dia.” Dari satu buah kalimat ini bisa dilihat
bahwa antara kalimat dan bahasa isyaratnya terbolak-balik tetapi makna dari kalimat
1. Gambar yang tertera di atas ada empat buah secara menyamping. Bisa
pada sesuatu yang menunjukkan kata “itu” sebagai objek dari benda
yang ditanyakan.
“semangka”.
3. Gambar ketiga menunjukkan predikat dari verb atau kata kerja yang
telunjuk dan menarruh ibu jari di atas jari tengah serta mengeluarkan
Bertaya20
Penjelasan:
Pada gambar sepuluh masih sama tentang cara bertanya tetapi penjelasannya
sedikit berbeda dari gambar delapan dan sembilan. Bisa dilihat pada arti dari isyarat
gambar menggunakan artikulasi dan tata bahasa Indonesia baku. Tetapi dalam
penjelasan pada gambar peraga BISINDO tetap menggunakan kata-kata dasar yang
tidak lengkap ketika diperhatikan. Pada kalimat tertera tulisan “Bagaimana cara
memakan anggur?” yang secara tidak langsung kalimat itu berarti kita bertanya
kepada seseorang. Tetapi, disini subjek (kamu) dari siapa yang peraga tanya tidak
disebutkan dan tidak ada keterangannya. Subjek tidak dimasukkan ke dalam kalimat
20
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 45.
89
karena pada pertanyaan sudah diwakilkan dalam kalimat tanya tersebut. Selain iu,
predikat dari kata “makan” yang merupakan kata dasar dari “memakan”
terlebih dahulu sebagai objek atau benda utama yang ditanyakan. Hal ini
tentang apa yang ditanyakan oleh peraga. Kedua jari tangan peraga
menunjukkan bentuk dari buah anggur. Posisi tangan kanan sedikit lebih
tinggi dari tangan kiri. Tiga jari sisanya pada tangan kiri sedikit
buah dalam satu ikat anggur dan tiga jari sisa pada tangan kanan berarti
2. Gambar kedua peraga memberi isyarat dari kata “makan” sebagai kata
kerja atau sebagai predikat tentang apa yang akan dilakukan pada anggur
dalamnya.
komunikasi antara tuna rungu dan individu normal, yaitu dengan cara berkumpul
setiap hari minggu di acara Car Free Day. Komunitas tuna rungu beserta kelompok
orang-oranng yang peduli akan kesetaraan antara individu tuna rungu dan individu
normal mengajak orang-orang yang datang untuk bergabung dan belajar secara gratis.
masyarakat bahwa tuna rungu atau orang-orang berkebutuhan khusus itu ada dan
untuk tidak mengabaikan eksistensi tuna rungu sebagai bagian dari masyarakat
Indonesia.
Fakultas Ilmu Budaya dan dimasukkan ke dalam kurikulum belajar mahasiswa sastra
mata kuliah “Kemahiran Berbahasa Isyarat”. Tidak ketinggalan pula BISINDO juga
21
Wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11 November 2016 pukul
14.00 WIB.
91
menangani pasien. Semua mahasiswa yang mendapatkan mata kuliah bahasa isyarat
Lain
bahasa tubuh dan gerak bibir, bukannya suara untuk berkomunikasi. Kaum tunarugu
adalah kelompok utama yang menggunakan bahasa ini. Bahasa isyarat biasanya
pengkombinasian dari bentuk, orientasi dan gerak tangan, lengan, tubuh serta ekspresi
bahasa yang tidak menggunakan suara tetapi menggunakan bentuk dan arah tangan,
pergerakan tangan, bibir, badan serta ekspresi wajah untuk menyampaikan maksud
dan pikiran dari seorang penutur. Ada beberapa bahasa isyarat yang dipakai di suatu
negara tetapi tidak ditemukan di negara lain. Serta ada pula bahasa isyarat yang
mempunyai arti dan gerakan yang sama walaupun antar Negara mempunyai bahasa
yang jauh berbeda satu sama lain. Bahasa isyarat biasanya berkembang sesuai dengan
lingkungan dan budaya setempat. Salah satu bahasa isyarat yang memiliki gerakan
dan arti yang sama dengan bahasa isyarat BISINDO adalah British Sign Language
(BSL).
22
Bahasa Isyarat, https://id.wikipedia.org/ diakses pada 22 April 2017 pukul 11.14 WIB.
92
Seperti yang diketahui, BISINDO merupakan salah satu jenis bahasa isyarat
alamiah yang di pakai oleh kaum tunarungu di Indonesia. BISINDO yang merupakan
bahasa alamiah dari kaum tunarungu Indonesia yang di setiap daerah-daerahnya dapat
ditemukan berbagai perbedaan sesuai dengan budaya dan adat istiadat dari masing-
masing daerah yang tersebar di Indonesia.23 BISINDO dapat disebut sebagai bahasa
isyarat alamiah karena itu terbentuk dengan sendirinya melalui polah individu
tunarungu itu sendiri dan berkaitan dengan di mana individu tersebut tinggal. Dengan
sesamanya untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan yang hendak disampaikan.
umum yang ada di Inggris. BSL juga mempunya bentuk gramatikalnya tersendiri,
karena tidak terkait maupun terantung dengan bahasa Inggris lisan. BSL diakui oleh
pemerintah sebagai bahasa kaum minor pada tahun 2003. Hal ini menyebabkan
tunarungu. Selain itu juga, saat ini BSL sudah sejajar tingkatannya dengan bahasa
Sign Supprorted English (SSE) merupakan bentuk lain dari bahasa isyarat
menggunakan tanda yang sama dengan BSL, namun keduanya digunakan dalam
23
Wawancara pribadi dengan Bambang Prasetyo, Ketua Umum BISINDO pada tanggal 11 November
2016 pukul 14.00 WIB.
24
https://www.british-sign.co.uk/what-is-british-sign-languge/ diakses pada 11 Juli 2017 pukul 13.42
WIB.
93
urutan yang sama dengan bahasa Inggris lisan, terutama di sekolah dan untuk bekal
Walaupun Indonesia dan Inggris mempunyai bahasa yang jauh berbeda, tetapi
keduanya mempunyai beberapa bentuk isyarat dan arti yang sama. Kedua Negara pun
sama-sama memiliki dua jenis bahasa isyarat yang berbeda yang digunakan. Pada
Inggris disebut BSL dan SSE. Beberapa contoh gerakan dan makna isyarat yang sama
BISINDO26 BSL27
25
https://www.british-sign.co.uk/what-is-british-sign-languge/ diakses pada 11 Juli 2017 pukul 13.42
WIB.
26
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 70.
27
https://youtu.be/Qo-TlkjFlz0 How To Sign Family Using Britsh Sign Language (BSL Dictionary BH),
diakses 11 Juli 2017 pukul 08.39 WIB.
94
Penjelasan:
Kedua gerakan isyarat sama-sama membentuk arah yang dimulai dari kiri ke
Kedua gambar di atas merujuk pada teori strukturalisme poin keempat yang
dengan latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda dan menjadikannya
ciri khas dari cara berfikir dan bertindak dari individu rungu untuk
28
K.Bertens, Filsafat Barat abad XX jilid II Perancis, h. 381.
95
BISINDO29 BSL30
Penjelasan:
Pada isyarat BISINDO maupun BSL dalam mengisyaratkan kata bayi adalah
Kedua gambar di atas merujuk pada teori strukturalisme poin keempat yang
dengan latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda dan menjadikannya
29
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 70.
30
https://youtu.be/Qo-TlkjFlz0 How To Sign Family Using Britsh Sign Language (BSL Dictionary BH),
diakses 11 Juli 2017 pukul 08.41 WIB.
96
ciri khas dari cara berfikir dan bertindak dari individu rungu untuk
Selain itu, gerakan seperti mengayunkan sesuatu secara berulang tidak akan
BISINDO33 BSL34
Penjelasan:
Pada gambar keduanya, tangan diletakkan lurus di depan dan kelima jari
31
K.Bertens, Filsafat Barat abad XX jilid II Perancis, h. 381.
32
Amir Pilliang, Semiotika dan Hipersemiotika, (Bandung: Pustaka Matahari, 2012), h. 19.
33
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 70.
34
https://youtu.be/Qo-TlkjFlz0 How To Sign Family Using Britsh Sign Language (BSL Dictionary BH),
diakses 11 Juli 2017 pukul 08.43 WIB.
97
Pilliang menjelskan tentang tanda yang merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dari penanda.35 Meskipun letak tangan pada kedua gambar
bersifat abstrak, tetapi bentuk gerakan tangan tidak dapat dihilangkan atau
dipisahkan dari arti yang ingin dikemukakan oleh peraga. Serta dibantu oleh
gerakan mulut yang mengindikasikan bahwa arti dari gambar tangan pada
gambar menunjukkan kata “anak.” Sebab, jika salah satu hilang atau sengaja
dihilangkan maka akan timbul makna lain seperti tinggi badan seseorang.
35
Amir Pilliang, Semiotika dan Hipersemiotika, (Bandung: Pustaka Matahari, 2012), h. 19.
98
BISINDO36 BSL37
Penjelasan:
dan tambahan pada isyarat gambar BSL adalah untuk menekankan bahwa
mengucapkan kata pregnant yang merupakan arti dari kata hamil dalam
bahasa Indonesia.
Kedua gambar di atas merujuk pada teori strukturalisme poin keempat yang
36
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 70.
37
https://youtu.be/Qo-TlkjFlz0 How To Sign Family Using Britsh Sign Language (BSL Dictionary BH),
diakses 11 Juli 2017 pukul 08.45 WIB
99
dengan latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda dan menjadikannya
ciri khas dari cara berfikir dan bertindak dari individu rungu untuk
BISINDO39 BSL40
Penjelasan:
seorang ayah yang biasanya mempunyai kumis maka isyaratnya jari telunjuk
ditaruh diantara atas bibir dan di bawah hidung membentuk arah horizontal.
Pada BSL, isyarat ayah mengetuk dua jari (telunjuk dan tengah) secara
berulang.
38
K.Bertens, Filsafat Barat abad XX jilid II Perancis, h. 381.
39
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 74.
40
https://youtu.be/Qo-TlkjFlz0 How To Sign Family Using Britsh Sign Language (BSL Dictionary BH),
diakses 26 Juli 2017 pukul 01.40 WIB
100
Pada isyarat BISINDO ayah terdapat pada kata-kata sebagai rangkaian bunyi-
bunyi maupun kata-kata sebagai konsep. Hal ini berhubungan dengan sebab-
akibat penggantian sebuah kata benda dari suatu kalimat. Sejauh hal tersebut
BISINDO41 BSL42
Penjelasan:
Pada BISINDO, isyarat ibu identik dengan budaya Indonesia dengan karena
ibu identik dengan memakai sanggul jadi satu tangan ditaruh di belakang
41
TP, Bahasa Isyarat Jakarta, Buku Pedoman Siswa I Tingkat I, (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2014), h. 74.
42
https://youtu.be/Qo-TlkjFlz0 How To Sign Family Using Britsh Sign Language (BSL Dictionary BH),
diakses 26 Juli 2017 pukul 01.48 WIB
101
Pada BSL, isyarat ibu membuka telapak tangan kanan dan mengetukkan
beberapa kali pada tiga jari sebelah kiri (telunjuk, tengah dan manis) secara
berulang.
Pada isyarat BISINDO ibu terdapat pada kata-kata sebagai rangkaian bunyi-
bunyi maupun kata-kata sebagai konsep. Hal ini berhubungan dengan sebab-
akibat penggantian sebuah kata benda dari suatu kalimat. Sejauh hal tersebut
Jadi, cara agar sebuah pesan dapat disampaikan dan tersampaikan dengan
sempurna tanpa mengurangi makna dari isi pesan dari individu tuna rungu kesesama
tuna rungu maupun antara tuna rungu dan individu normal haruslah menggunakan
sebuah media bantuan. Media bantuan ini bisa berupa dengan cara manual tulis atau
pun dengan bantuan interpreter atau peraga bahasa isyarat untuk memperlanjar
jalannya komunikasi.
Selain itu, bahasa isyarat merupakan jenis komunikasi non verbal karena
merupakan bahasa yang tidak menggunakan suara tetapi menggunakan bentuk dan
arah tangan, pergerakan tangan, bibir, badan serta ekspresi wajah untuk
menyampaikan maksud dan pikiran dari seorang penutur. Belum ada bahasa isyarat
internasional karena bahasa isyarat di tiap negara belum tentu sama. Ada beberapa
bahasa isyarat yang dipakai di suatu negara tetapi tidak ditemukan di negara lain.
Bahasa isyarat biasanya berkembang sesuai dengan lingkungan dan budaya setempat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan banyak gerakan mulut dengan atau tanpa suara. Hal ini tidak hanya
berlaku untuk sesama individu tuna rungu tetapi juga bagi individu dengar
yang sudah bisa atau pun ikut mempelajari bahasa isyarat BiISINDO. Selain
itu, peran ekspresi, gerak bibir, bahasa tubuh dan interpreter sangatlah
Indonesia dengan bahasa isyarat dari negara Inggris, yaitu British Sign
simbol dan gerakan tangannya hampir sama dan juga arti dari bahasa
isyaratnya pun sama. Selain itu, terdapat juga isyarat yang berbeda pada
isyarat ibu dan ayah yang menjadikan isyarat BISINDO pada keduanya
menjadi ciri khas budaya Indonesia yang tidak ditemukan pada isyarat BSL
102
103
2. Saran
dalam pelajaran wajib yang tidak hanya dipelajari oleh individu tuna
maupun pekerjaan yang layak antara individu tuna rungu dan individu
normal.
Brosur GERKATIN.
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009.
Hidayat, Asep Ahmad. Filsafat Bahasa mengungkap hakekat bahasa, makna dan
tanda. Bandung: Rosdakarya, 2009.
How To Sign Family Using British Sign Language (BSL Dictionary BH).
https://youtu.be/Qo-TlkjFlz0 How To Sign Family Using Britsh Sign
Language (BSL Dictionary BH), diakses 11 Juli 2017 pukul 08.39 WIB.
Jorgensen, Mariane W. dan Philips, Louise J. Analisis Wacana Teori dan Metode.
Terjemahan Imam Suyitno dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Martin Luter, dkk. (SO-Ice (Sign To Voice) Aplikasi Alat Bantu Komunikasi untuk
Tunarungu Wicara). Diakses tanggal 08 November 2016 dari
https://repository.telkomuniversity.ac.id , 5.
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli. Diakses pada 22 April 2017 dari
www.e-jurnal.com/
Piliang, Yasraf Amir. Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan Matinya
Makna. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2011.
Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli. Diakses pada 18 Januari 2017
dari www.pengertianku.net
Sobur, Alex. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001.
TP. Bahasa Isyarat Jakarta Kamus Pendamping untuk Buku Pedoman Siswa 1
Tingkat 1. Jakarta: LRBI Departemen Linguistik FIB UI, 2014.
Wawancara pribadi dengan Juniati Effendi Wakil Ketua Umum BISINDO pada
tanggal 25 Januari 2017 pukul 12.30 WIB
Wawancara Penelitian
Hermawan
mencakup profil umum, sejarah berdirinya, visi dan misi, serta susunan
organisasinya).
dari 34 provinsi.
Memang bahasa isyarat BISINDO berbeda di tiap daerah karena tiap-tiap daerah
kalau dimasukkan ke dalam isyarat BISINDO nasional nati terjadi kerancuan yang
1
Brosur GERKATIN, h. 1-2
mana yang mau dipakai. Begitu pula dengan isyarat internasional, ada patennya
alat vital)
payudara sambil
Kerena anak perempuan kecil belum mempunyai payudara jadi menujuk kearah
kemaluan sebab itu sebagai tanda dan tidak akan berubah. Sedangkan kalau sudah
dewasa, karena sudah mempunyai payudara jadi berubah isyaratnya. Hal ini tidak
Misal „Jakarta‟
sambil
kepalanya.
satu tangan
setengah lingkaran
maka isyaratnya
hidung
Wilma:
penderita tuna rungu sama seperti anak normal pada umumnya. Hal yang
membedakannya hanya terletak pada hal hambatan pendengaran. Jika tuna rungu
ini masih memiliki pendengaran yang cukup bagus, maka komunikasinya juga
bagus. Tapi sebaliknya, jika daya dengarnya kurang atau tidak bisa mendengar, itu
Banyak yang komplain karena anak tunarungu kecil tidak belajar bahasa SIBI.
Ada orang luar (pelajar SIBI) bahwa BISINDO menjelekkan SIBI, yang belajar
SIBI ngotot nanya, “mana kamus BISINDO saya mau belajar! Kamus BISINDO
aja belum ada.” Jadi ada pertentangan , “kita diajarkan SIBI oleh guru kenapa
pasti ada, dikarenakan dalam prosesnya memakan waktu dan dana yang besar. Di
Amerika aja makan waktu setengan abad untuk buat kamus budaya alamiah.
Kamus yang dibuat orang denger emang mudah dipahami tapi ga diterima,
Contoh:
mulut.
mencelupkan teh.
sedang mengaduk
kopi.
d. Minum susu : empat jari dikepal dan ibu jari diletakkan ke arah depan
masih dalam tahap perumusan pembuatan. Itu diadakan oleh Lembaga Riset
penelitian. LRBI dan GERKATIN bekerjasama dan dapat bantuan dari yayasan
isyarat tingkat nasional. Maka dari itu semua masih dalam tahap proses dan baru
Pemasaran / pembelajaran BSINDO ada setiap hari minggu di acara car free day
jam 06.00 – 07.00 WIB di depan Hotel Mandarin. Tujuannya untuk merekrut
orang-orang agar tertarik belajar dan menjadi interpreter rungu BISINDO secara
tiga sks. Setiap tahunnya ada di mata kuliah ganjil dan genap dengan total belajar
enam bulan dalam pelajaran “Kemahiran Berbahasa Isyarat” selama dua setengah
jam per pertemuan. Total kelas ada tiga dan dalam satu kelas terdapat dua
instruktur serta 30 pelajar. Semua pelajar serta pengajarnya adalah orang dengar.
psikologi tunarungu. Mereka harus tahu budaya tuli seperti apa dan bagaimana
diberi wawasan agar nantinya tidak kaget dengan sikap orang tuli dan budayanya.
Beda halnya dengan tuli yang mengenyam dunia pendidikan. Mereka cenderung
tidak mudah tersinggung kerena sudah diberi wawasan tentang alamiahnya
manusia. Jadi, jangan sampai memandang negatif tuli yang belum aau tidak
mengenyam dunia akademis, karena itulah alamiahnya budaya tuli. Selain itu,
Kurikulum belum ada secara nasional, kalau di tingkat SIBI saya gatau. Saya juga
universitas ada tiga sks di semester ganjil dan genap tapi itu juga masih minim.
Sistem mana yang lebih mendekati dan lebih mudah dimengerti tunarungu,
Indonesia).
Buat orang tuli komunikasi lebih paham komunikasi alamiah. Kalau komunikasi /
ngomong sama orang bule lebih baik pakai bahasa isyarat internasional. Tapi kita
ga bisa pakai isyarat dua tangan (BISINDO) dengan mereka karena mereka taunya
bahasa isyarat itu satu tangan. Maka dari itu GERKATIN harus siap, walaupun
ada budaya dua tangan, itu disimpan dulu dan diganti dengan isyarat satu tangan.
Sebaliknya, orang asing mau tau isyarat dua tangan seperti apa dan biasanya
mereka lebih senang karena itu hal baru buat mereka. Biasanya itu buat
4. Menarik perhatian (karena lebih ekpresif dan memakai dua isyarat tangan)
Bambang:
Pada tiap acara car free day. Mereka datang dari berbagai wilayah dan
nama identitas (nickname) untuk lawan bicaranya. Mengenai nama identitas untuk
lawan bicara, hal ini diberikan atas persetujuan lawan bicara tersebut. Tidak boleh
memaksa jika mereka tidak suka dan lebih baik diganti dengan apa yang mereka
setujui.
Tori:
Nama identitas biasanya diberikan hanya kepada lawan bicara teman dekat bukan
kepada orang lain yang tidak dikenal. Biasanya itu spontan saja tercetus pada saat
ngobrol.
BISINDO?
Bambang:
Perbedaan
SIBI BISINDO
Kelemahan
SIBI BISINDO
Kurang konsentrasi
Keunggulan
SIBI BISINDO
yang sama
Tori:
Kalau BISINDO itu merupakan bahasa ibu tunarungu sedangkan SIBI adalah
adopsi isyarat asing, yaitu ASL (American Sign Language) yang dibuat oleh orang
normal yang mengutip budaya asing sedangkan BISINDO merupakan budaya asli
Indonesia.
Tori:
Lahirnya SIBI untuk memudahkan tunarungu dalam belajar dan sebagai ajang
proyek untuk cari uang. Kebetulan itu disetujui oleh pemerintah dan bisa
bahasanya teratur dan sulit dicerna sedangkan BISINDO itu simpel. Hal ini yang
Bambang:
keputusannya adalah akan menyatukan SIBI dan BISINDO. Jadi, akan diambil
Bambang:
GERKATIN sebagai wakil dari bahasa isyarat BISINDO dan Pusat Bahasa
sebagai perwakilan dari isyarat SIBI dipanggil oleh Depsos. Jadwal siarannya
bergantian dua hari sekali. Sekarang sudah berkurang menjadi hari minggu saja
Wima:
UU sudah ada tapi tidak menyebutkan apakah itu isyarat SIBI atau BISINDO
tunarungu sendiri.
LAMPIRAN 2
Draft Wawancara
Supaya siswa yang belajar punya pegangan pedoman ketika mereka belajar di
Terkait isyarat BISINDO khusus Jakarta, apakah isyarat ini dibuat karena
mempermudah orang agar familiar sama bahasanya. Tapi selain itu juga ada
Pedoman bahasa isyarat Jakarta juga harus diperkenalkan untuk tunarungu serta
orang-orang normal belajar. Jadi, mendekati tapi tidak sama, karena bahasa
Kenapa?
Kalau itu mempunyai arti sama ya dipakai, kalau tidak ya dipilih yang mana
yang lebih cocok dan sopan. Kan dipilih yang mudah dimengerti dan sopan juga
buat yang nonton karena itu siaran TV nasional. SIBI juga termasuk bahasa
isyarat nasional karena belajar bahasa Indonesia seperti sekolah pada umumnya.
Tapi buat yang ga sekolah atau pun karena kita terbiasa menggunakan BISINDO
nasional?
Iya dipelajari, ada dua pedoman yang sudah dibuat menjadi buku pelajaran, yaitu
mayoritas yang digunakan masyarakat Indonesia. Untuk daerah lain belum, tapi
mereka pakai isyarat daerah masing-masing. Isyarat BISINDO sudah mulai
Kedokteran tapi hanya untuk pengenalan dan sosialisasi saja), di Yogyakarta dan
sudah mulai ada di Makassar dan Kediri, serta Bandung yang menggunakan
Iya belajar. Kalau peraga di TV itu dibimbing sama yang alamiah. Jadi kalau ada
kata yang mereka gatau bentuk isyaratnya atau yang tunarungu asli itu merasa si
mereka (tunarungu alamiah) akan ngasih tau gimana benarnya atau baiknya
Iya sama tapi tergantung apakah itu pantas atau tidak untuk dipakai pada siaran
televisi.karena ada yang bombing, jadi kalau yang bombing bilang kurang pas
atau ga cocok atau kurang sopan ya interpreter harus ganti sesuai arahannya
karena biar gimana pun juga itu bahasa alamiah dia sebagai tunarungu.
khusus Jakarta?
Kalau lingkup nasional lebih ekspresif dibandingkan dengan daerah yang lebih
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Ilrnu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jl Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat
Jakarta - Selatan
Asalamu'alaikum Wr Wb.
Adalah benar Mahasiswi dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah telah melaksanakan tugas penelitian/ mencari data dalam rangka penulisan skripsi berjudul
" Dampak Semiotika Pola Komunikasi Non Verbal BISINDO terhadap Pemakaian Bahasa Isyarat
Alamiah pada Tunarungu di Komunitas GERKATIN DKI Jakarta " selama 3 (tiga) hari pada tanggal
25-27 Januarr20lT
Wassalmu'Alaikum Wr Wb.
Tembusan:
1 Wakil Dekan Bidang Akademik
2 Ketua Jurusan/Program Studi Jurnalistik.
LAMPIRAN 3
Biodata Narasumber
Pendidikan : Strata 1
Agama : Islam
Email : bbg-prasetyo@yahoo.co.id
Cengkareng
Barat
Pendidikan : Strata 1
Agama : Katholik
Email : juniati_e@yahoo.com
Minggu, Jakarta
Selatan
Pendidikan : Strata 1
Agama : Islam
Email :-
Jurangmangu
Agama : Katholik
Email : wilkie979@gmail.com
Curiculum vitae
Agama : Islam
diahkardini@rocketmail.com
FOTO DOKUMENTASI