Anda di halaman 1dari 85

POLA KOMUNIKASI ANTARA PENGASUH DAN SANTRI

DALAM MENJALANKAN KEDISIPLINAN SHALAT DHUHA


DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOK PESANTREN
MODERN ALFA SANAH CISAUK – TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh :

TRI WIBOWO
NIM. 109051000108

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
POLA KOMUNIKASI ANTARA PENGASUH DAN SANTRI
DALAM MENJALANKAN KEDISIPLINAN SHALAT DHUHA
DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOK PESANTREN
MODERN ALFA SANAH CISAUK - TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh:
Tri Wibowo
NIM. 109051000108

Dibawah bimbingan,

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 April 2014

( Tri Wibowo )

i
Abstrak

Nama : Tri Wibowo


NIM : 109051000108
“Pola Komunikasi Antara Pengasuh dan Santri Dalam Menjalankan
Kedisiplinan Shalat Dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren
Modern Alfa Sanah Cisauk – Tangerang”
Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini
merupakan lembaga pendidikan yang memadukan ilmu pengetahuan umum dan
Islam. Yayasan ini juga merupakan lembaga yang menjalankan kedisiplinan shalat
dhuha. Namun dalam menjalankan kedisiplinan shalat dhuha perlu adanya
komunikasi yang efektif agar pesan yang di sampaikan oleh pengasuh kepada
santri dapat tersampaikan dengan baik, sehingga menimbulkan kenyamanan,
kesenangan dan kebiasaan bagi komunikan karena pesan dari komunikator dapat
dipahami dengan baik.
Dari latar belakang masalah di atas maka muncul pertanyaan, bagaimana
pola komunikasi antara pengasuh dan santri dalam menjalankan kedisiplinan
shalat dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah?
Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pola komunikasi antara
pengasuh dan santri dalam menjalankan kedisiplinan shalat dhuha di Yayasan
Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskritif
analisis, dengan menggunakan pengamatan langsung atau observasi yang
dilanjutkan dengan wawancara kepada narasumber dan kemudian menggunakan
dokumentasi sebagai dokumen aktual dalam penyusunan penelitian ini. Setelah
semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menyusun data secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian dalam melakukan analisa data.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi
yang berlangsung sesuai struktur aliran pesan. Menurut Joseph A. Davito, pola
komunikasi dalam organisasi terjadi melalui lima bentuk, yaitu pola lingkaran,
pola roda, pola y, pola rantai, dan pola bintang/semua saluran. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara
pengasuh dan santri secara mendalam, dan dokumentasi berupa foto, catatan, arsip
tertulis lainnya..
Dalam prosesnya, pola komunikasi antara pengasuh dan santri
menggunakan pola bintang/seluruh saluran. Komunikasi dua arah menjadi efektif
ketika pesan yang yang disampaikan komunikator mendapat feedback dari
komunikan. Hambatannya yakni masih ada rasa kurang percaya diri, rasa
canggung terhadap pengasuh. pendukungnya berupa usaha dari pihak pengasuh
yayasan untuk membuka diri terhadap keluhan yang dialami para santri.
Keywords : Pola, Komunikasi, Pengasuh, Santri dan Yayasan
Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, pertama-pertama penulis mengucap rasa

syukur yang mendalam atas diberikannya nikmat sehat, nikmat Islam dan nikmat

iman oleh Allah SWT. Karena dengan nikmat tersebut, penulis mendapatkan

kemudahan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk

meraih gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).

Walaupun dalam prosesnya, penulis menyadari banyak terjadi kendala yang

dihadapi. Namun, atas izin Allah SWT, penulis mampu menyelesaikanya dengan

rasa syukur yang amat mendalam. Shalawat serta salam senantiasa terucap kepada

baginda Nabi besar, panutan semua umat Islam yang mengajak menuju jalan

kebenaran serta menyelamatkan umat Islam dari kesesatan, Nabi yang telah

menerangi jalan kehidupan dari kegelapan menuju jalan penuh terang benderang,

yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan tabi’in yang

selalu mengikuti perintah dan ajarannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan

mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dorongan semangat dari semua pihak yang

telah membantu dalam hal apapun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Bapak Dr. Suprapto, PHd, M.Ed selaku Wakil Dekan Bidang

iii
Akademik, Dr. H. Sunandar, M.A Selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan, dan Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum.

2. Bapak Rachmat Baihaky, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, dan Ibu Dra. Umi Musyarofah, M.A selaku Sekretaris

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Umi Musyarrofah, M.A, Selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dra, Rini Laili Prihatini, M.Si sebagai Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membantu mengarahkan seluruh mahasiswa

untuk mengikuti proses kegiatan akademik.

5. Bapak Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf selaku dosen pembimbing yang

senantiasa dengan sabar meluangkan waktunya untuk membantu dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis.

7. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan juga Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

dan juga Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahn penulis untuk

mendapatkan berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini.

iv
8. Mama dan Bapak tercinta, yang selalu mendoakan dan memberikan

motivasi serta kasih sayangnya yang tidak terbatas demi kesuksesan

penulis untuk terus menuntut ilmu sampai nanti.

9. Adik tercinta Agus Fitria dan Agung Gunawan yang selalu mendoakan

dan memberikan semangat dalam mencapai kesuksesan.

10. Bapak H. Ubu Misbahudin, M.MPd selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah yang memberikan

kemudahan bagi penulis untuk mendapatkan berbagai sumber data

guna untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh jajaran pengurus Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren

Modern Alfa Sanah yang bersedia menerima penulis untuk meneliti

yayasan tersebut serta meluangkan waktunya untuk membantu saat

wawancara dan observasi lapangan. Serta para santri Yayasan

Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah yang bersedia

untuk diminta waktunya ketika diwawancara.

12. Teman-teman seperjuangan KPI C 2009, yang saling membantu satu

sama lain dan tetap menjaga kekompakan.

13. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) AKTINIDA 2012, yang

telah memberikan dukungan serta motivasi baik di saat suka dan duka.

14. Teman seperjuangan, Ahmad Zaky, Angga, Darwis Fitra Makmur,

Hasbul, Muhammad Manggala, Priyan Arga Anggriawan, Virga

Agesta, Inna Usholihah, Resyana Wilda, Sulthoni Ridha Siregar,

Rufiatun Nufus, Siti Rahma, dan Wahyu Ridha yang selalu

v
menginspirasi untuk tidak puas hanya dengan satu titik, dan tetap terus

berjuang.

Dan akhir kata dari penulis, semoga segala bentuk motivasi, dukungan,

harapan dan keberkahan doa yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan

yang berlimpah dan ridha dari Allah SWT. Amin’yarabbalalamin.

Jakarta, 10 April 2014

( Tri Wibowo )

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. i


ABSTRAK ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5
D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 6
E. Kerangka Pemikiran ............................................................... 8
F. Metodologi Penelitian ........................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS


A. Pola Komunikasi .................................................................. 16
B. Bentuk - Bentuk Pola Komunikasi ....................................... 20
C. Macam – Macam Pola Komunikasi ..................................... 22
D. Pengertian Disiplin Shalat ................................................... 25

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PONDOK PESANTREN


MODERN ALFA SANAH
A. Profil Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern
Alfa Sanah ............................................................................ 28
B. Visi dan Misi ........................................................................ 29
C. Tujuan di Dirikan ................................................................. 30
D. Fasilitas ............................................................................... 30
E. Kegiatan ............................................................................... 31
F. Pendidik ............................................................................... 31

vii
G. Kegiatan Menjalankan Kedisiplinan di Yayasan Pendidikan
Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ...................... 32
H. Data Santri ............................................................................ 33
I. Penyadiaan Ruangan ............................................................ 33
J. Penyediaan Lahan ................................................................ 34

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA PENGASUH


DAN SANTRI DALAM MENJALANKAN KEDISIPLINAN
SHALAT DHUHA DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM
PONDOK PESANTREN MODERN ALFA SANAH
A. Pola Komunikasi Antar Pengasuh dan Santri .................... 35
B. Faktor Penghambat dan Pendukung .................................... 48

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 50
B. Saran - Saran ........................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53


LAMPIRAN – LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok pesantren dapat kita artikan sebagai sebuah tempat untuk

belajar dan mengajarkan ilmu Agama Islam.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pondok pesantren dapat

juga diartikan sebagai asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid

belajar mengaji. Sedangkan secara istilah pengertian pesantren adalah

lembaga pendidikan Islam, dimana para santri biasanya tinggal di pondok

( asrama )2 dengan materi pengajaran kitab-kitab, yang tujuannya adalah

untuk menguasai ilmu Agama Islam secara mendalam, serta

mengamalkannya sebagai pedoman hidup dalam kehidupan

bermasyarakat.

“Komunikasi adalah proses dimana seseorang ( komunikator )


menyampaikan perangsang-perangsang ( lambang-lambang dalam
bentuk kata kata ) untuk merubah tingkah laku orang lain (
Komunikan ).”3

Dalam hal ini, komunikasi yang baik merupakan salah satu proses

yang diperlukan dalam hal menjalankan kedisiplinan shalat di Yayasan

Pendidikan Islam Pondok Pesantren Moden Alfa Sanah.

1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1996), h.885
2
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi, ( Jakarta: Erlangga, 1992). h. 31.
3
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: UIN Press, 2007 ) Cet. Ke 1. h.18.

1
2

Shalat adalah rukun Islam kedua setelah ikrar dua kalimat

syahadat. Telah ada kesepakatan (ijma’) di kalangan kaum muslimin

terutama para ulamanya tentang kewajiban shalat lima waktu. Orang yang

mengingkari kewajiban shalat, atau meninggalkan dengan sengaja secara

terus menerus dihukumkan kafir. Selain itu, shalat juga merupakan satu-

satunya ibadah yang paling banyak disebut dalam Al-Qur'an. Kedisiplinan

atau ketaatan shalat juga telah di jelaskan di dalam Al Qur’an Surat An-

Nisa 103:

      


    
  

“Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya

shalat itu di wajibkan pada waktunya orang-orang yang beriman”4

Pada zaman era globalisasi sekarang ini, peranan pengasuh di

dalam suatu pondok pesantren sangat diperlukan, melihat kondisi

perkembangan zaman yang sangat pesat, yang akan mengakibatkan

berbagai macam perubahan-perubahan yang akan dialami masyarakat.

Contohnya dalam melaksanakan kedisiplinan shalat yang sering dianggap

sepele oleh berbagai kalangan, yang semua ini menuntut peran aktif dari

seluruh lembaga-lembaga pendidikan khususnya pondok pesantren, yang

akan diharapkan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan ini.

Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah

merupakan satu diantara pondok pesantren yang berada di Cisauk - Kota

Tangerang. Yayasan ini terdapat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan


4
Qur’an Surat An-Nisa’: 103 ( Departemen Agama RI: 1990:138 )
3

Sekolah Menengah Atas (SMA). Secara Keseluruhan Yayasan Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini merupakan bagian dari

masyarakat di Kampung Anamui yang konsisten menjaga kedisiplinanan

shalat.

Pola Komunikasi antara pengasuh Yayasan dan santri yang

membedakan Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa

Sanah ini dengan yang lembaga lainnya. Pola komunikasi berjalan begitu

efektif dan berkesinambungan antara pengasuh dengan para santri, maka

dari itu hal inilah yang membuat peneliti begitu tertarik meneliti pola

komunikasi itu sehingga terjadi begitu efektif.

“Dengan adanya pola komunikasi yang baik maka sebuah lembaga


atau instansi akan memiliki kekuatan baik secara keanggotan
maupun jaringan diluar lembaga atau instansi. Kurangnya atau
tidak adanya komunikasi dalam sebuah organisasi maka proses
pengolahan keorganisasian akan macet dan berantakan”.5

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih jelas

bagaimana pola komunikasi di Yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Modern Alfa Sanah yang terjadi antara pengasuh dengan para

santri agar terjadinya keselarasan dan keefektifan untuk meningkatkan

kedisiplinan Shalat Dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren

Modern Alfa Sanah. Peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian

ilmiah yang akan dibahas dalam skripsi yang berjudul: “Pola Komunikasi

Antara Pengasuh dan Santri Dalam Menjalankan Kedisiplinan Shalat

5
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2007 )Cet. Ke-8 h. 1.
4

Dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa

Sanah Cisauk – Tangerang”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah kita bahas. Maka penulis

membatasi pembahasannya hanya pada bentuk dan macam macam

pola komunikasi yang terjadi antara pengasuh dan santri Alfa Sanah

dalam menjalankan kedisiplinan shalat dhuha di Yayasan Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah yakni meliputi bulan

Maret 2013 – Mei 2013 yang dilakukan rutin di jam istirahat.

2. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas yang telah dikemukakan, maka dengan ini

penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pola komunikasi antara pengasuh dan santri Alfa

Sanah dalam menjalankan kedisiplinan shalat di Yayasan

Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah?

2) Apa saja faktor penghambat dan pendukung pola komunikasi

antara pengasuh dan santri Alfa Sanah dalam menjalankan

kedisiplinan shalat dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Modern Alfa Sanah?


5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka ada beberapa tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu:

1. Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi

pengasuh terhadap santri di Yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Modern Alfa Sanah dalam menjalankan kedisiplinan

shalat dhuha.

2) Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi pengasuh

terhadap santri Alfa Sanah dalam menjalankan kedisiplinan

shalat dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Alfa Sanah.

b) Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pola

komunikasi pengasuh terhadap santri Alfa Sanah dalam

menjalankan kedisiplinan shalat dhuha di Yayasan

Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah.


6

2. Manfaat Penelitan

1) Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu

pengetahuan komunikasi dalam bidang teori yang membahas pola

komunikasi.

2) Bagi Jurusan/Fakultas Ilmu Komunikasi diharapkan dapat

membantu pengayaan kurikulum tentang pola komunikasi yang

dikembangkan dalam organisasi ataupun instansi.

3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi

penelitian serupa dimasa mendatang. Selain itu juga dapat

memberi masukan bagi akademis tentang bagaimana pola

komunikasi dalam sebuah instansi.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini penulis melakukan pengecekan

di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

peneliti menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang pola

komunikasi.

Namun yang diteliti mahasiswa sebelumya berbeda dengan isi atau

konten permasalahan yang penulis teliti. Oleh karena itu, untuk

menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengakui karya

orang lain, maka penulis mempertegas perbedaan antara masing-masing

judul masalah yang dibahas pada skripsi sebelumnya dengan judul


7

masalah yang akan diteliti. Skripsi sebelumnya yang membahas tentang

pola komunikasi antara lain sebagai berikut:

1. “Pola Komunikasi Guru Agama dan Murid di SMP An-Nurmaniyah

Ciledug Tangerang” tahun 2009 karya Laila Syahidah. Ia

menggunakan pedekatan metode kuantitatif, skripsi ini membahas

tentang bagaimana pola komunikasi guru dalam belajar mengajar di

SMP An-Nurmaniyah sebatas pada guru Agama pada murid di kelas

III.6

2. “Pola Komunikasi Antara Pengasuh dan Anak Asuh dalam Pembinaan

Akhlak di Panti Asuhan Al Ikhlas Vila Tomang Tangerang” tahun 2010

karya Zaeni Roki. Ia menggunakan pedekatan metode kualitatif, skripsi

ini membahas tentang bagaimana pola komunikasi antarpribadi

pengasuh dan santri di pondok pesantren Al Idrus Kalanganyar.7

3. “Pola Komunikasi Antara Pembina dan Muallaf Pada Program

Pembinaan Muallaf di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta” tahun

2011 karya Heldawati. Ia menggunakan pendekataan kualitatif, skripsi

ini membahas tentang bagaimana pola komunikasi antara pembina dan

muallaf pada program pembinaan muallaf di Masjid Agung Sunda

Kelapa.8

6
Laila Syahidah, Pola komunikasi Guru Agama dan Murid di SMP An-Nurmaniyah
Ciledug Tangerang, Jakarta : Perpustakaan Uin Syarif Hidayatullah 2009.
7
Zaeni Roki, Pola Komunikasi Antara Pengasuh dan Anak Asuh dalam Pembinaan
Akhlak di Panti Asuhan Al Ikhlas Vila Tomang Tangerang , Jakarta : Perpustakaan Uin Syarif
Hidayatullah 2010.
8
Heldawati, Pola Komunikasi Antara Pembina dan Muallaf Pada program Pembinaan
Muallaf di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta, Jakarta : Perpustakaan Uin Syarif Hidayatullah
2011.
8

Yang membedakan judul-judul di atas dengan penulis adalah

penulis meneliti mengenai pola komunikasi antara pengasuh dan santri

SMP Alfa Sanah dalam menjalankan kedisiplinan Shalat Dhuha di

Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk.

dalam penulisan skripsi ini lebih ditekankan kepada pola komunikasi

pengasuh terhadap santri SMP Alfa Sanah kelas 7 A dalam menjalankan

kedisiplinan shalat dhuha. Karena menurut penulis santri kelas 7 A masih

kurang disiplin dalam menjalankan shalat dhuha di Yayasan Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah.

E. Kerangka Pemikiran

Menurut Joseph A. Davito, terdapat lima pola struktur komunikasi

yang terjadi dalam proses penyampaian dan penerimaan pesan di

kelompok dan organisasi. Dan dari kelima pola komunikasi tersebut,

terdapat 1 bentuk yang sangat berperan aktif dalam arus komunikasi yang

berlansung antar pengasuh dan santri di Yayasan Pendidikan Islam

Pondok Pesantren Alfa Sanah, yaitu :


9

Pola Komunikasi Bintang/ Semua Saluran.

Pola komunikasi bintang hampir menyerupai dengan pola lingkaran. hanya

saja pola komunikasi ini memiliki arus infromasi yang kuat untuk saling

memengaruhi antar sesama anggota lainnya. Pola ini memungkinkan

adanya partisipasi anggota secara optimum.”9

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang

langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang

berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, dan

diambil keputusan.10 Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan

9
Joseph A. Davito, Komunikasi Antar Manusia. Penerjemah Agus Maulana (Jakarta:
Proffesional Books, 1997), h. 345.
10
Wardi Bactiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Logos, 1999 ) Cet ke-2
h.1.
10

untuk memperoleh pemahaman yang otentik mengenai pengalaman

orang-orang, sebagaimana dirasakan orang bersangkutan.11

Pada penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif

yang sumber datanya diperoleh dari hasil wawancara dengan

narasumber dan dijelaskan dalam bentuk kata-kata.12 Serta membuat

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara mendalam terhadap

subjek penelitian untuk mendapat informasi aktual, mengidentifikasi

masalah, membuat perbandingan, dan menentukan langkah untuk

menetapkan rencana yang kemudian diteliti dari hasil data

pengamatan objek dan perilakunya pada waktu yang akan datang.13

2. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah yang beralamat di

Kampung Anamui, Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten. Telp. 0813 1440 2910 / 0852 1586

5581 / 0813 8436 2000.

b. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dlaksanakan pada bulan Maret 2013 –

Mei 2013 di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren

11
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya
,2008 ), h.156.
12
Lexy J. Moleong, MA. Metodelogi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, (Bandung: PT.
Remaja Rosda karya, 2007), cet. Ke-18, h. 3.
13
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunukasi, ( Bandung: PT. Rosdakarya, 2007 )
cet- 13 h. 24.
11

Modern Alfa Sanah yang beralamat di Kampung Anamui, Desa

Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi

Banten.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah

pengasuh yang juga merangkap sebagai ketua Yayasan Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Alfa Sanah H. Ubu Misbahudin, M.MPd

dan 5 orang santri SMP Alfa Sanah kelas 7 A.

b. Objek Penelitian

Selain mempelajari subjek, penelitian ini juga akan

mempelajari dengan seksama tentang objek penelitian, meliputi

pola komunikasi yang dilakukan oleh pengasuh kepada santri SMP

Alfa Sanah di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren

Modern Alfa Sanah dalam menjalankan kedisiplinan shalat dhuha.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

penulis adalah:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian

manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu

utamanya selain panca indera lainnya seperti telinga, mulut dan

kulit. Yang dimaksud metode observasi adalah metode


12

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data

penelitian, data-data penelitian ini dapat diamati oleh peneliti.

Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan

peneliti melalui pengamatan panca indra.14

Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan serta

mengikuti berlangsungnya proses pola komunikasi antara pengasuh

dan santri dalam menjalankan kedisiplinan shalat secara langsung

selama 3 bulan terhitung mulai dari bulan Maret sampai bulan Mei

2013 terhadap objek penelitian mengenai keadaan yang sebenarnya

terjadi di lokasi penelitian yang berkaitan dengan kedisiplinan

beribadah yaitu komunikasi pengasuh terhadap santri sebelum dan

sesudah shalat dhuha berjama’ah yang dilaksanakan setiap jam

istirahat pukul 09.30 - Selesai.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

berdasarkan tujuan tertentu.15 Wawancara yang dilakukan adalah

dengan menggunakan metode wawancara tak berstruktur atau biasa

disebut dengan wawancara mendalam.

Wawancara mendalam adalah salah satu cara

mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap


14
Burhan Bugin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta; Prenada Media Group,2005) h.
134.
15
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif , h. 180.
13

muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan

mendalam.16 Semakin banyak informasi, maka diharapkan akan

menghasilkan data yang sudah tersaring dengan ketat dan lebih

akurat.17 Pada penelitian ini peneliti mewawancarai ketua yayasan

pendidikan Islam pondok pesantren modern Alfa Sanah sekaligus

pengasuh H. Ubu Misbahudin, M.MPd dan 5 orang santri SMP

Alfa Sanah kelas 7 A yang berada di Yayasan Pendidikan Islam

Pondok Pesantren Alfa Sanah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian skripsi ini adalah dengan

mencari dan mengumpulkan sumber data baik berupa foto maupun

catatan, buku, dan arsip-arsip tertulis lainnya yang kemudian akan

menjadi rujukan untuk kemudian diteliti lebih lanjut. Dokumen-

dokumen ini dapat mengupkapkan bagaimana subjek

mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi yang

dihadapinya suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri

tersebut dalam hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya

dengan tindakan-tindakannya.18

5. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biken yang

dikutip dari buku Metodelogi Penelitian Kualitatif karangan Meleong

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,


16
Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.100
17
Miles dan Huberman, 1992: h.18.
18
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif , h. 195.
14

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.19

Adapun penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada buku


CeQDA yang di terbitkan oleh Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
( Skripsi, Tesis dan Disertasi )”20

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab,

setiap bab dirinci ke dalam sub bab sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN TEORITIS

Dalam bab ini menguraikan tentang kajian teoritis yang terdiri

dari pengertian pola komunikasi, Bentuk bentuk komunikasi,

macam - macam komunikasi, pengertian disiplin shalat.

BAB III: GAMBARAN UMUM YAYASAN PONDOK PESANTREN

MODERN ALFA SANAH

19
Prof. DR. Lexy J. Moleong, M.A, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009 h. 186.
20
Hamid Nasuhi dkk, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi
)”, ( Jakarta: CeQDA. Cet. Ke-2.2007 ).
15

Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Yayasan

Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah yang terdiri dari Profil

Yayasan Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah, Visi dan Misi ,

Tujuam Didirikan, Fasilitas, Kegiatan, Pendidik, Data Santri,

Penyedian Ruangan dan Penyediaan Lahan

BAB IV: ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA PENGASUH

DAN SANTRI DALAM MENJALANKAN

KEDISIPLINAN SHALAT DHUHA DI YAYASAN

PONDOK PESANTREN MODERN ALFA SANAH

CISAUK - TANGERANG.

Dalam bab ini mengenai penjelasan hasil data dan informasi

yang telah dipilih, dianalisis secara matematis serta

pembahasannya.

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan akhir penulisan skripsi, dimana berdasarkan

uraian-uraian yang telah dibahas akan dituangkan ke dalam

suatu bentuk kesimpulan akhir serta saran-saran.


BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pola Komunikasi

1. Pengertian Pola

Kata “Pola” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan

bahwa pola memiliki arti yakni :

“Bentuk atau sistem, cara atau struktur yang tetap dimana pola itu
sendiri bisa dikatakan sebagai contoh atau cetakan.”1

Sedangkan kata pola yang terdapat dalam Kamus Ilmiah Populer

memiliki arti yaitu:

“Model, contoh atau pedoman.”2

“Pola dikatakan juga dengan model, yaitu cara untuk menunjukan


sebuah objek yang mengandung kompleksitas proses di dalamnya
dan hubungan antara unsur-unsur pendukungnya.”3

Berdasarkan pengertian pola di atas maka penulis dapat

menarik kesimpulan, bahwa pengertian pola adalah gambaran, bentuk

dan rancangan dari sebuah komunikasi yang dapat dilihat dari jumlah

komunikasinya.

1
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:
Balai Pustaka, 1996 ) h.778.
2
Puis A. Partanto dan M. dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
1994). h. 605
3
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: Gramedia Widiasavina: 2004 ). h.9

16
17

2. Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa

latin “communication”.

“Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berati


sama. Sama disini maksudnya sama makna dan sama arti. jadi
komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai
suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator yang diterima
oleh komunikan.”4

Secara terminologis pengertian komunikasi bahwa:

“Komunikasi berati proses penyampaian suatu pernyataan oleh

sesorang kepada orang lain. Sedangkan, secara paradigmatis arti

komunikasi berati pola yang mengikuti sejumlah komponen yang

berkolerasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.5

Contoh nya antara lain adalah ceramah, pidato, penyiar radio,

dan sebagainya. Hakikat komunikasi adalah pikiran atau perasaaan

sesorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

penyalurnya.

Para ahli komunikasi juga mempunyai pendapat yang berbeda

mengenai pengertian komunikasi itu sendiri.6

1. Menurut Steward L. Tubbs dan Silvia Mess, sebagimana

dikutip oleh Jalaludin Rahmat dalam bukunya “Psikologi

4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 1992), h.30.
5
Drs. Tommy Suprapto,M.S, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011),
h.7.
6
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2009),
h.32.
18

Komunikasi” Ia menguraikan ciri-ciri komunikasi yang baik

dan efektif paling tidak dapat menimbulkan lima hal:

a. Pengertian : Komunikator dapat memahami,

mengenai pesan-pesan yang disammpaikan kepada

komunikan.

b. Kesenangan: Menjadikan hubungan yang hangat dan

akrab serta menyenangkan.

c. Mempengaruhi Sikap: Dapat mengubah sikap orang

lain sehingga bertindak sesuai dengan kehendak

komunikator tanpa merasa terpaksa.

d. Hubungan sosial yang baik: Menumbuhkan dan

mempertahankan hubungan yang memuaskan

dengan orang lain dalam hal interaksi.

e. Tindakan: Membuat komunikan melakukan suatu

tindakan yang sesuai dengan pesan yang

diinginkan.7

2. Wilbur shcramm mengatakan bahwa:

“Komunikasi didasarkan atas hubungan (intune) antara satu


dengan yang lain yang fokus pada informasi yang sama,
sangkut paut tersebut berada dalam komunikasi tatap muka
(face to face communication)”8

7
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000).
Cet. Ke-15, h. 13-16.
8
Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: CV, Mandar
Maju, 1998). h. 59.
19

3. Everett M Rogers mengatakan bahwa:

“Komunikasi adalah suatu proses dimana ide dialihkan dari


sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka”9

4. Menurut Carl I Hofland, sebagai mana dikutip oleh onong

uchjana Efendi,

“Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk


merumuskan secara tegar, asaz-asaz penyampaian informasi
serta pembentukan pendapat dan sikap.”10

5. Menurut Arni Muhammad mengatakan bahwa:

“Komunikasi adalah suatu proses dimana individu dalam


hubungannya dengan individu lainnya, dalam kelompok,
dalam organisasi dan dalam masyarakat guna memberikan
suatu informasi.”11

Dari pengertian di atas, maka penulis menarik kesimpulan arti

pola komunikasi ialah bentuk, gambaran atau rancangan bagaimana

proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan dapat

berjalan dengan efektif ketika pesan yang disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan itu dapat sampai dan bisa mengubah

sikap, pendapat dan perilaku komunikan secara face to face

communication dan dapat juga melalui sebuah medium

telepon/menggunakan media komunikasi (Komunikasi Massa) baik

secara lisan ataupun tulisan dan baik yang terjadi secara individu, antar

individu maupun kelompok.

9
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007).
h.20.
10
Onong Uchajana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: PT Rosdakarya,
1992). h.9-10.
11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001). Cet. Ke-4,
20

B. Bentuk - Bentuk Pola Komunikasi

Bentuk pola komunikasi lebih menekankan pada jaringan arah

aliran informasi, yang terjadi dalam menyampaikan informasi keseluruh

bagian organisasi dan menerima kembali informasi tersebut. “Analisis

eksperimental pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan

tertentu mengenai “siapa berbicara kepada siapa” mempunyai konsekuensi

besar dalam berfungsinya organisasi.12

Menurut Joseph A. Davito yang dikutip oleh Abdullah Masmuh

dalam buku “Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan

Praktek” menyebutkan bahwa terdapat 5 bentuk aliran pola komunikasi

yang terdapat di dalam sebuah arah jaringan informasi di dalam sebuah

organisasi yaitu:

1. Pola Lingkaran

Dalam pola ini semua anggota organisasi dapat berkomunikasi

dengan anggota yang lainnya, mereka mempunyai kekuatan untuk

12
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja
Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) ,h. 174.
21

memengaruhi kelompoknya, namun tidak memiliki pimpinan yang

jelas.

2. Pola Roda

Pola roda berbeda dengan pola lingkaran. Pola roda disini

memiliki pimpinan yang jelas, sehingga kekuatan pimpinan berada

pada posisi sentral dan berpengaruh dalam proses penyampaian

pesannya yang mana semua informasi yang berjalan harus terlebih

dahulu disampaikan kepada pimpinan.

3. Pola Y

Pola Y juga memiliki pimpinan yang jelas dalam proses aliran

informasi. Semua anggota yang terlibat di dalamnya dapat

mengirimkan dan menerima pesan dengan yang lainnya.13

13
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang:
22

4. Pola Rantai

Pola rantai memiliki lima tingkatan yang disebut dengan

komunikasi ke atas (upward) dan komunikasi ke bawah (downward)

yang aliran informasinya terjadi dari atas dan ke bawah begitu juga

sebaliknya.

5. Pola Semua Saluran/ Bintang

Pola semua saluran/bintang merupakan gabungan dan

pengembangan dari pola lingkaran yang mana terjadi interkasi timbal

balik antara anggota komunikasi tanpa mengenal siapa yang menjadi

pimpinan sentralnya.

C. Macam - Macam Pola Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya yang berjudul:

“Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”. Terdapat 5 macam pola

komunikasi, antara lain:

UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2008) ,h.58.


23

1. Komunikasi Diri Sendiri

Menurut Sasa Djuarsa adalah proses komunikasi yang terjadi

dalam diri seseorang. Yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana

jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui

system syaraf dan inderanya.14

2. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi antara

komunikator dengan komunikan yang berlangsung secara private. Atau

dapat pula diartikan komunikasi yang berlangsung antara dua orang,

dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan, bisa juga

melalui medium/telepon.15 Komunikasi ini bisa berlangsung secara

berhadapan muka (face to face) Bahasa lainnya ialah pengiriman

pesan-pesan dari seseorang komunikator kepada komunikan dengan

harapan umpan balik yang langsung.16

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung

antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang

jumlahnya lebih dari dua orang.17

Menurut Hommans kelompok ialah sejumlah orang yang

berkomunikasi satu sama lainnya, seringkali melewati suatu jangka

14
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001). h. 7
15
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2005). Cet.
Ke-9, h. 125.
16
Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1991). h.
72.
17
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h.75.
24

waktu dan dengan jumlah rang yang cukup kecil sehingga setiap orang

dapat berkomunikasi dengan semua orang lainnya tanpa melalui orang

ketiga melainkan secar tatap muka.18

Komunikasi kelompok juga adalah komunikasi antara

seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang

berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.19

Jadi menurut pengertian diatas peneliti menyimpulkan

pengertian komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang

dengan dua orang atau lebih ( sekelompok ) orang.

4. Komunikasi Massa

Komunikasi massa ialah komunikasi yang ditujukan kepada

massa, khalayak yang luar biasa banyakanya. Ini tidak berarti bahwa

khalayak meliputi seluaruh penduduk atau semua orang yang membaca

atau juga semua orang yang menoonton tv, karena sejatinya khalayak

amat sulit untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa ialah

komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio visual.20

Jadi menurut pengertian diatas dapat disimpulkan komunikasi

massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada masayakat luas

dengan menggunakan pemancar audio visual.

18
Onong Uchajana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung : 1986) . Cet. Ke-
2,
h. 3.
19
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005). Cet.
Ke-2, h. 33-34.
20
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003).
Cet. Ke-4, h. 21-22
25

5. Komunikasi Medio

Medio (bahasa latin) + pertengahan komunikasi antara

komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa. Komunikasi medio

adalah komunikasi yang menggunakan telepon. Faksimili, e-mail,

radio , chhating dsb. Pola-pola komunikasi interaksi terjadi sebagai

akibat penemuan dan pertumbuhan internet. Komunikasi medio lebih

mengandalkan penggunaan media khususnya, internet dan telepon

seluler.

Dapat disimpulkan menurut pengertian diatas komunikasi

medio dalah proses komunikasi dari komunikator dengan lainnya

namun menggunakan perangkat internet atau telephon seluler.

D. Pengertian Disiplin Shalat

a. Pengetian Disiplin

Menurut M. Hafi Anshori, disiplin adalah Suatu sikap mental

yang dengan kesadaran dan keinsyafannya mematuhi peraturan-

peraturan atau larangan yang ada terhadap suatu hal, karena mengerti

betul-betul tentang pentingnya perintah dan larangan.21 Berarti dapat

juga dikatakan bahwa disiplin dapat dilakukan dengan baik apabila

seseorang mengerti betul tentang pentingnya larangan atau perintah

itu, karena apabila tidak dimengerti dengan baik maka kemungkinan

besar disiplin tidak dapat diterapkan.

21
M. Hafi Anshori, Pengantar Ilmu Pendidikan, (PT. Usaha Nasional, Surabaya 1983)
h.66.
26

Tentang disiplin The Liang Gie mengemukakan bahwa:

“Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang


tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan
yang telah ada dengan rasa senang hati.”22
Pengertian di atas ialah pengertian disiplin apabila di lihat dari

sudut pandang keorganisasian atau lembaga. Sejalan dengan itu Drs.

Peter Salim dan Yeny Salim dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kontemporer mengartikan bahwa:

“Disiplin Sebagai kepatuhan kepada peraturan peraturan yang telah


ditetapkan.”23

Demikian juga pendapat yang dilontarkan oleh A. Tabrani

Rusyan yang searah dengan pendapat di atas menyatakan bahwa,

“Disiplin adalah suatu perbuatan mematuhi dan tertib akan aturan,


norma dan kaidah yang berlaku di tempat kerja.”24
Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin di atas,

maka penulis dapat menyimpulkan bahwa disiplin merupakan suatu

sikap mental yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku

yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan

ketertiban berdasarkan acuan nilai moral.

b. Pengertian Shalat

Shalat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut

Bahasa (Etimologi) berarti Do'a dan secara terminology / istilah, para

ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki.

22
The Liang Gie, Kamus Administration, (Jakarta: Gunung Agung, 1972)
23
Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 1991) h. 345
24
A. Tabrani Rusyan dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar (
Media Cipta Nusantara, 2001) cet.ke-2, h. 521
27

“Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang


dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya
kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah
ditentukan.”

Adapun secara hakikinya shalat ialah,

“Berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan


takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”.

Dari beberapa pengertian shalat di atas dapat disimpulkan

bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa

perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri

dengan salam menurut syarat dan rukun shalat.

“Santri yang memiliki disiplin shalat akan menunjukkan ketaatan,


dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang santri atau
pelajar yaitu belajar secara tertib, terarah dan teratur. Dengan
demikian santri yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan
dan mengendalikan perilakunya.”25

Jadi dari pengertian diatas peneliti menyimpulkan pengertian

kedisiplinan shalat adalah suatu sikap moral seseorang yang berpegang

teguh pada apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, baik berupa

perintah atau larangan serta melalui suatu proses dari berbagai

rangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

keteraraturan dan ketertiban.

25
Herlin Febriana, Pengertian Disiplin, Di akses pada tanggal 11 Oktober 2013 pukul
15.30 WIB, dari http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2114586-
pengertiandisiplin/#ixzz1Qv3l19i6
BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN

PENDIDIKAN ISLAM PONDOK PESANTREN MODERN

ALFA SANAH

A. Profil Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa

Sanah

Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah

didirikan pada tahun 1998 oleh K.H Abbas Basri di sekitar tempat

tinggalnya yaitu kampung Anamui, desa Suradita Kec. Cisauk. kampung

Anamui berada tepat dilingkungan tambang pasir. Yayasan Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Modern ini didirikan dikarenakan banyaknya

anak anak putus sekolah dan lebih memilih untuk membantu orang tua

mereka untuk mengais rezeki sekitar tambang pasir daripada

mementingkan pendidikan mereka.

Para orang tua pun tak bisa berbuat apa apa melihat fenomena ini

dikarenkan mereka tak sanggup untuk membiayai sekolah yang teramat

mahal. Melihat fenomena di atas K.H Abbas Basri selaku pemilik salah

satu tambang pasir terebut bertekad mendirikan sebuah pondok pesantren

serta membebaskan segala biaya untuk melanjutkan sekolah.1

1
Wawancara Pribadi dengan H. Ubu Misbahudin.ketua Yayasan Pendidikan Islam
Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah, Tangerang 25 Mei 2013.

28
29

Adapun struktur pengurus yayasan pondok pesantren Alfa Sanah

yaitu sebagai berikut:

Ketua Yayasan : H. Ubu Misbahudin

Wakil Ketua Yayasan : H. Badrutaman, SE

Sekretaris : Hj. Fitriah, S.Ag, M.Mpd

Bendahara : Hj. Neneng Qiftiah, S Pdi, M Mpd

B. Visi dan Misi

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan alternatif yang tidak

lain sebagai penyokong suksesnya pendidikan di Indonesia bukanlah hal

yang main-main semata. Diperlukan sebuah keseriusan untuk

menjalaninya, sebagai dasar dari kegiatan tersebut, sebuah lembaga

manapun dituntut untuk memiliki kejelasan tentang visi dan misinya.

Adapun secara umum visi dan misi dari Yayasan Pendidikan Islam

Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah yakni:

a. Visi

Menjadikan santri yang religious, akademik, serta

berkepribadian dan berwawasan global dan juga Islami

b. Misi

1. Membentuk santri yang berakhlatul kharimah dan

berwawasan tinggi demi menuju I’zzul ( kemulyaan )

Isalam dan Muslimin


30

2. Membentuk karakter yang sadar dalam menegakkan syariat

Islam.

3. Meningkatkan kreatifitas santri yang mandiri, serta tanggap

terhadap perubahan.2

C. Tujuan di Dirikan

1. Membantu biaya pendidikan tingkat SMP-SMA dan kebutuhan hidup

lainnya kepada anak seluruh santri secara gratis

2. mempererat tali persaudaraan antar lingkungan sekitar kampung

Anamui hingga lingkungan luar.

D. Fasilitas

Sarana dan fasilitas pedukung dalam pelaksanaan proses belajar

dan mengajar di pondok pesantren modern Alfa Sanah yang tersedia antara

lain :

1) Gedung milik sediri

2) Masjid berkapasitas sekitar 500 jama’ah

3) Laboratorium Komputer

4) Sarana Olahraga ( Sepak Bola, Bola Volly, Tenis Meja, dan

Bulutangkis )

5) Peralatan Marawis, Rebanauntuk mengembangkan bakan seni.

6) Kendaraan antar jemput

2
Arsip Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah, Tangerang 25
Mei 2013.
31

7) Perpustakaan dan lain lain.

E. Kegiatan

Dalam menunjang tercapainnya visi dan misi yayasan pendidikan

islam pondok pesantren modern Alfa Sanah dilaksanakan kegiatan-

kegiatan sebagai berikut :

1) Kegiatan proses belajar dan mengajar, pukul 07.15 – 13.00 WIB

2) Shalat Dhuha dan Yasinan

3) Shalat Dzuhur berjama’ah dan Dzikir

4) Marching Band

5) Marawis

6) Paskibraka

7) Pemahaman kitab kuning

8) Pencak silat dan lain-lain.

F. Pendidik

Para pengajar yang ada di pondok pesantren modern Alfa Sanah

adalah orang-orang yang berpengalaman dibidangnya antara lain :

Anwarudin, A.Md Ubay Dilah, S.Ag

Achmad Khudoro Dian Novita, M.Mpd

M. Haidir S.Th.I Sudadi, ST

Dadi Purgiandi, S.Sos Tatang Komarudin, ST

Matcik H. Yunus Rumadi, SE


32

Markum Risfambudi, S.Pd Nurhasanah, S.Pd

Zaenal Hamiludin, S.Pd Lika Nur Rela, SS

Trisna Eka Rista, S.Pd.I As’ary, S.Th.I

Drs. Thamrin Drs. Soidil Hudri

Anwar Gandi G, ST Rosikah, SS

Linda Fitriah, S.Ag Sari Dewi, SE3

G. Kegiatan Menjalankan Kedisiplinan di Yayasan Pendididkan Islam

Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah

a. Tadarus Al-Qur’an

Tadarus Al-Qur’an ini dilakukan oleh seluruh pengasuh atau guru dan

santri setiap hari sebelum melakukan shalat dhuha berjamaah yang

dipimpin oleh ketua yayasan Hj. Ubu Misbahudin yang mengkaji ayat

ayat Al-Qur’an beserta pengertian dan tadwidnya.

b. Shalat Dhuha Berjama’ah

Shalat Dhuha dipimpin oleh ketua yayasan Hj. Ubu Misbahudin, dzikir

dan do’anya pengasuh, dan secara bergilir sesuai jadwal yang telah

ditentukan.

c. Shalat Dzuhur Berjama’ah

Shalat Dzuhur dipimpin oleh ketua yayasan Hj. Ubu Misbahudin,

dzikir dan do’anya oleh pengasuh, yang secara bergiliran, sesuai

jadwal yang telah ditentukan.

3
Arsip dan Wawancara Pribadi dengan H. Ubu Misbahudin.ketua Yayasan Pendidikan
Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah, Tangerang 25 Mei 2013.
33

Adapun tujuan dari didakannya kegiatan kedisiplinan ini adalah

agar seluruh santri terlatih dan terbiasa mengamalkan dan melaksanakan

ibadah wajib ataupun sunnah dalam kehidupan sehari- hari untuk saat

sekarang dan masa yang akan datang serta membentuk karakter pribadi

muslim yang taat beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.4

H. Data Santri
KELAS JUMLAH
SELURUH
7 8 9
NYA
L P JML L P JML L P JML L P JML
113 89 202 106 109 215 42 70 112 261 268 529
Sumber : Buku Laporan Tahunan 2013 Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa
Sanah.

I. Penyediaan Ruangan
No Nama Ruang Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang
2 Ruang Tata Usaha 1 Ruang
3 Ruang Guru 1 Ruang
4 Ruang Laboratorium IPA 1 Ruang
5 Ruang Laboratorium Komputer 1 Ruang
6 Ruang Belajar 14 Ruang
7 Ruang Perpustakaan 1 Ruang
8 Ruang BP 1 Ruang
9 Ruang Aula 1 Ruang
10 Masjid 1 Gedung
11 Ruang Gudang 1 Ruang
12 Ruang OSIS 1 Ruang
13 Kantin 1 Ruang
Sumber :Buku Laporan Tahunan 2013 Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa
Sanah.

4
Wawancara Pribadi dengan H. Ubu Misbahudin.ketua Yayasan Pendidikan Islam
Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah, Tangerang 25 Mei 2013.
34

J. Penyediaan Lahan

a Status tanah Milik Sendiri

b Luas tanah seluruhnya 2.5 Hektar

c Luas bangunan 500 Meter Persegi

d Luas pekarangan 500 Meter Persegi

e Luas lapangan olahraga 1 Hektar

f Sisa tanah yang tersedia 500 Meter persegi

Sumber :Buku Arsip Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah.
BAB IV

ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA PENGASUH DAN SANTRI

DALAM MENJALANKAN KEDISIPLINAN SHALAT DHUHA

DI YAYASAN PENDIDIIKAN ISLAM

PONDOK PESANTREN MODERN

ALFA SANAH

A. Pola Komunikasi antara pengasuh dan santri

Pola komunikasi yang terjadi antara pengasuh dengan santri di

Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Alfa Sanah yaitu pola

komunikasi bintang/semua saluran. Pola bintang/semua saluran

memberikan feedback yang besar dari kedua pihak. Komunikasi dua arah

yang berlangsung menjadi syarat utama keefektifan komunikasi ini.

Partisipasi dari proses komunikasi sangat aktif baik dari komunikator (

pengasuh yayasan ) kepada komunikan ( santri yayasan ), komunikan (

santri yayasan ) kepada komunikator ( pengasuh yayasan ), maupun

komunikan ( santri yayasan ) kepada komunikan lainnya ( santri santri

yang yayasan lainnya ) yang bisa menjadi komunikator utama. Sedangkan

macam macam komunikasi yang digunakan dalam menjalankan proses

kedisiplinan shalat dhuha dengan menggunakan komunikasi antarpribadi

dan komunikasi kelompok.

35
36

Pola Komunikasi antara pengasuh dan Santri di Yayasan

Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah tidak ada yang

dominan di antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok,

kedua nya saling berkesinambungan, Namun untuk pelaksanaan

kedisiplinan shalat dhuha agar dapat berjalan dengan lebih efektif, intensif

dan tercipta silaturahmi antara pengasuh dan santri serta menimbulkan

kesenangan dan ketaatan dalam beribadah bagi para santri pihak Yayasan

Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah menggunakan

komunikasi antarpribadi dan kelompok.

Komunikasi antarpribadi dilaksanakan dalam bentuk satu persatu

pribadi setelah berwudhu kepada setiap santri untuk diperiksa kelengkapan

shalat dan bimbingan serta pengontrolan melalui absensi. absensi ini akan

di tanda tangan oleh pengasuh dan di tulis apabila santri tidak melengkapi

perlengapan shalat akan terkena sanksi serta sebagai tolak ukur

kedisiplinan santri.

Selain itu komunikasi antarpribadi juga terjalin di luar pengajaran

pondok pesantren gunanya untuk mengetahui setiap permasalahan yang

dihadapi oleh santri serta mempererat tali silaturahmi antara pengasuh dan

santri di Yayayan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa

Sanah.

Sedangkan komunikasi kelompok yang ada di Yayasan Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah yakni dalam bentuk

mengumpulkan semua santri untuk berkumpul didalam ruangan/masjid.


37

Selain itu komunikasi kelompok juga dilakukan pada saat memeriksa

absensi kedisplinan yang dimana akan di periksa setelah shalat untuk

memberikan masukan dan motivasi bagi santri yang kurang disiplin.

1. Komunikasi Antarpribadi

a. Dalam hal memberikan arahan menjalankan kedisiplinan

beribadah shalat dhuha.

Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan bahwa dalam

memberikan arahan menjalankan kedisiplinan beribadah shalat, Pola

komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi antarpribadi yakni

dalam bentuk satu persatu setiap santri dipanggil dan di periksa

kelengkapan shalat setelah wudhu oleh pengasuh yayasan sebelum

menjalankan shalat dhuha berjama’ah dilaksanakan.

Menurut perkataan ketua Yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Modern Alfa Sanah H Ubu Misbahudin M, Mpd ini ada

peraturan yang harus di taati yakni :

“Setiap santri wajib datang tepat waktu di masjid serta


melengkapi perlengkapan shalat bagi santri laki laki berupa,
kopiah ( peci ) sarung, sajadah dan Al Qur’an, dan bagi
perempuan yakni , sajadah, mukena dan Al Qur’an serta akan di
cek kelengkapan nya sebelum shalat.” 1

Seperti yang telah dikatakan diatas wajib datang tepat waktu di

masjid apabila sudah waktunya shalat dhuha berjamaah ini berfungsi

untuk menanmkan disiplin terhadap waktu serta tanggung jawab yang

1
Wawancara Pribadi dengan H. Ubu Misbahudin.ketua Yayasan Pondok Pesantren
Modern Alfa Sanah, Cisauk - Tangerang 24 Mei 2013.
38

di berikan serta ditanamkan Yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Modern Alfa Sanah ini kepada seluruh santri, salain itu juga

santri wajib membawa perlengkapan – perlengkapan bagi santri laki

laki dan perempuan dan akan di cek setiap hari sebelum melaksanakan

shalat berjama’ah. Yang dimana fungsinya untuk menanamkan sifat

disiplin kepada seluruh santri terhadap tanggung jawab yang harus di

taati ketika hendak melaksanakan shalat dhuha berjamaah di pondok

pesantren ini. Menanggapi hal ini saudara Zulkifli berpendapat bahwa,

“ Peraturan yayasan disini itu dibuat untuk ditaati, awalnya


memang belum terbiasa dan kadang lupa membawa salah satu
peralatan shalat namun karena sudah terbiasa santri disini dapat
mengerti dan paham pentingnya peraturan tersebut.” 2

Dan untuk tetap menjaga kedisiplinan ketua Yayasan

Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah H. Ubu

Misbahudin M, Mpd mengatakan :

“Bagi setiap santri yang tidak membawa perlengkapan


perlengkapan tersebut akan di kenai sanksi yakni berupa teguran,
nasihat dan bimbingan untuk mencoba memberikan masukan
kedepannya.” 3

Dan untuk tetap menjaga kedisiplinan santri di buatlah sanksi

yang tujuannya memberikan rasa jera bagi setiap santri yang tidak

menaati peraturan dan memberikan rasa tanggung jawab dalam diri

setiap santri. menanggapi hal ini saudara Euis berpendapat bahwa,

2
Wawancara Pribadi dengan Zulkifli selaku santri Yayasan Pondok Pesantren Modern
Alfa Sanah, Cisauk - Tangerang 24 Mei 2013
3
Wawancara Pribadi dengan H. Ubu Misbahudin.ketua Yayasan Pondok Pesantren
Modern Alfa Sanah, Cisauk - Tangerang 24 Mei 2013.
39

“ Sanksi di yayasan ini sangat baik, selain memberikan efek jera


sanksi ini juga menjadikan kita pribadi yang baik dan menghargai
akan pentingnya tanggung jawab.” 4

Di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa

Sanah ini terdapat 3 peringatan bagi mereka santri yang lalai

menjalankan peraturan di pondok pesantren ini, yakni :

Peringatan pertama berupa teguran, teguran ini berfungsi

mengingatkan kesadaran santri yang bersangkutan untuk tidak

melakukan perbuatan nya lagi dan berharap di lain waktu bisa

memperbaiki perbuatannya.

Peringatan kedua santri di hadapkan dengan ketua yayasan

untuk mendapat bimbingan yang dimana di tekankan peringatan ini

akan membuat nya jera dan mencoba tidak mengulangi perbuatannya.

Peringatan ketiga santri di berikan surat pemanggilan santri

dan orang tua yang bersangkutan dan dihadapkan dengan ketua

yayasan bediskusi dan memperingatkan untuk terakhir kali dan apabila

dalam beberapa minggu masih melakukan perbuatan nya maka dengan

sangat terpaksa santri dipulangkan kerumahnya.

Menanggapi hal ini seorang santri bernama Ikbal berpendapat

bahwa :

“Sanksi ini sangat baik untuk santri yang baru masuk seperti saya,
selain membiasakan diri dengan lingkungan ini, sanksi ini juga
membuat pribadi santri menjadi lebih baik lagi” 5

4
Wawancara Pribadi dengan saudari Euis selaku santri di Yayasan Pondok Pesantren
Modern Alfa Sanah, Cisauk - Tangerang 24 Mei 2013
5
Wawancara Pribadi dengan Ikbal selaku santri Yayasan Pondok Pesantren Modern Alfa
Sanah, Cisauk - Tangerang 24 Mei 2013
40

Komunikasi ini dikatakan sangat efektif. Karena menurut

keterangan pengasuh hasilnya baik seperti diantaranya membuat santri

jera, santri menjadi lebih disiplin dalam beribadah ibadah, mengetahui

letak kesalahannya dan menimbulkan kesenangan juga keakraban

antara santri dan pengasuh.

Hal ini seperti yang penulis temui ketika santri secara satu

persatu sebelum melaksanakan shalat dhuha diperiksa perlengkapan

shalatnya, seperti sajadah, kopiah ( peci ), mukena dan Al Qur’an jika

belum lengkap, jika ada yang belum lengkap guru agama langsung

memberikan peringatan dan menasihati siswa serta mencatat nya

dalam absensi kedisplinan beribadah. Hal ini ditunjang dengan hasil

wawancara dengan Ahmad salah satu santri yayasan bahwa :

“Komunikasi antarpribadi yang intens dilaksanakan setiap hari


dilaksanakan dapat meningkatkan kedisiplinan beribadah karena
santri merasa pengasuh memberikan perhatian lebih terhadap
santri sertai menjadikan santri lebih bersemangat untuk
menjalankan kedisiplina.” 6

Kedisiplinan Shalat Dhuha yang dilaksanakan di pondok

pesantren ini berjalan dengan efektif dan intensif. Hal ini disebabkan

oleh pelaksanaan kedisiplinan Shalat Dhuha yang setiap hari dilakukan

intens dan komunikasi antarpribadi yang diterapkan membuat santri

memahami pesan yang disampaikan oleh pengasuh (komunikator)

kepada santri (komunikan) dan langsung direspon oleh santri yakni

berupa tindakan baik secara verbal ataupun nonverbal misalnya dengan

6
Wawancara Pribadi dengan Ahmad selaku santri Yayasan Pondok Pesantren Modern
Alfa Sanah, Cisauk - Tangerang 24 Mei 2013
41

menganggukan kepala ataupun jawaban “iya untuk tidak mengulangi

kesalahan”, menimbulkan kesenangan dan keakraban karena intens

secara pribadi santri dikontrol secara satu persatu menjadikan

perhatian tersendiri bagi para santri di pondok pesantren.

Maka dapat terbukti pula dengan adanya kesamaan makna

antara komunikator (pengasuh) dan komunikan (santri) dalam

penyampaian informasi atupun pesan dapat menghasilkan tindakan

yang merupakan sebuah pembiasaan dan kesenangan dalam

menjalankan kedisiplinan beribadah.

Kemudian dari ciri-ciri komunikasi yang efektif, maka dapat

dipahami bahwa komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan

hidup manusia melalui komunikasi akan ditemukan jati diri, konsep

diri dan menetapkan hubungan dengan lingkungan sekitarnya. Hal

lainnya seperti yang penulis temui, pengasuh memberikan nasihat

kepada santri yang bercanda dengan teman nya pada saat wudhu, lalu

santri merespone nya dengan meminta maaf dan berjanji tak akan

mengulangi nya kembali.

Sebagaimana penjelasan diatas bahwa komunikasi antarpribadi,

yaitu komunikasi yang terjadi antara seorang komunikator (pengasuh)

dengan seorang komunikan (santri) karena dianggap paling efektif

untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung


42

prosesnya yang dialogis.7 Maka komunikasi antarpribadi dapat

berjalan dengan efektif bilamana terdapat perubahan sikap pada siswa,

pendapat ataupun sikap/prilaku.

b. Komunikasi yang terjalin diluar pengajaran pondok pesantren

Komunikasi yang terjalin di luar pengajaran pondok pesantren

ini berjalan lebih santai ( informal ) namun tetap efektif dan interaktif,

karena ada feedback dari komunikan (santri) terhadap pesan yang

disampaikan komunikator (pengasuh). komunikasi ini dilakukan

biasanya terkait dengan permasalahan kehidupan santri di pesantren

meliputi konsultasi masalah pribadi santri. Komunikasi yang berjalan

diluar jam pengajaran pondok pesantren juga menjadi media bagi

santri untuk berkonsultasi dengan pengasuh. komunikasi yang terjalin

diluar pengajaran pondok pesantren ini terjadi karena ada gangguan

atau kesulitan yang dialami santri terhadap kemampuan atau daya

tangkap santri dalam mempelajari dan memahami beberapa bidang

ilmu tertentu misalnya, santri belum begitu paham dalam materi yang

telah disampaikan dan lain-lain.

Momen tersebut dijadikan sebagai media konsultasi oleh para

santri untuk bertanya dan meminta penjelasan lebih dalam mengenai

hal/materi yang telah disampaikan namun mereka belum memahami

sepenuhnya.

7
Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997). Cet. Ke-
2,h.12.
43

Adapun bentuk komunikasi antarpribadi pengasuh terhadap

santri adalah sebagai berikut:

1) Dalam hal konsultasi masalah pribadi

Setiap para santri yang sedang memiliki masalah pribadi

baik itu masalah ekonomi hingga masalah pergaulan sesama santri

atau permasalahan lain akan berkonsultasi dengan pengasuh yang

mereka percayai. misalnya, santri bernama Ahmad yang

mempunyai masalah yang cukup besar dan dianggap akan

berdampak pada keberadaannya di pesantren, seperti masalah

ekonomi, ketidakmampuan orangtua santri yang membuat santri

tidak terpenuhi kebutuhan sehari-harinya dan memutuskan untuk

pulang, maka pengasuh akan melakukan pendekatan komunikasi

secara pribadi terhadap santri dengan memanggil santri yang

bersangkutan guna memberikan jalan keluar yang baik agar santri

dapat tetap tinggal di Yayasan Pondok Pesantren.

Menanggapi hal ini, Ahmad salah satu santri yayasan

berpendapat bahwa :

“Biasanya pengasuh mengetahui setiap permasalahan


santri, maka dari itu pengasuh melakukan pendekatan
kepada santri untuk memberikan solusi dan jalan keluar
kepada setiap santri yang mempunyai masalah.”8

Cara yang dilakukan pengasuh ini dinilai efektif selain

dapat menyelesaikan masalah yang ada pada diri santri,

8
Wawancara Pribadi dengan Ahmad selaku santri Yayasan Pondok Pesantren Modern
Alfa Sanah, Cisauk - Tangerang 24 Mei 2013
44

komunikasi ini juga dapat mempererat silaturahmi antara santri dan

pengasuh. Dengan cara ini pula seorang pengasuh dapat

mengetahui apa masalah yang dialami santri nya. Komunikasi ini

bersifat informal, karena dilakukan di lingkungan pesantren dan

diluar kegiatan formil seperti pembelajaran dana pengajian.

2) Dalam hal kegiatan ektrakulikuler.

Kegiatan etrakulikuler ini berkaitan dengan program

pesantren untuk memberikan pembelajaran tambahan bagi santri

sebagai bekal nanti ketika lulus/keluar dari pondok pesantren untuk

diterapkan di masyarakat, diantaranya adalah seni baca al-qur’an

dan marawis. Bagi santri yang ingin memperdalam kemampuan

dibidang-bidang tertentu bisa menggunakan waktu luang diluar

jadwal pengajian. Kegiatan ektrakulikuler ini sudah terjadwal dan

dibatasi oleh waktu dan pembahasan yang sudah ditentukan. Untuk

berdiskusi tentang teknik untuk lebih mendalami bidang yang di

minati, maka santri dipersilahkan untuk melakukan konsultasi

diluar kegiatan tersebut,

Salah satu dari kegiatan tersebut adalah pembinaan seni

qiroatul quran atau seni lagu Al-qur’an. Metode dalam pembinaan

ini bersifat instruksional dimana pengasuh terlebih dahulu

membacakan contoh salah satu jenis lagu kemudian santri

menirukannya, setelah itu pengasuh memberikan pengarahan


45

tentang cara atau tehnik yang benar untuk mendalami seni baca al-

qur’an tersebut.

Menanggapi hal ini, Ahmad salah satu santri yayasan

berpendapat bahwa :

“Kegiatan ekstrakulikuler biasanya kami di berikan


masukan masukan berupa tata cara yang baik dan benar
dalam mendalami seni baca Al Qur’an. namun untuk
menghilangkan ketegangan karena ini adalah kegiatan
ektrakulikuler biasa nya pengasuh memberikan candaan di
tengah tengah kegiatan.”9

Penjelasan secara pribadi ini lebih meluas, sesuai

kebutuhan yang diminati santri. Suasana yang dibangun jauh lebih

lebih santai karena kadang dibumbui dengan canda ringan oleh

pengasuh terhadap santri.

2. Komunikasi kelompok

a. Dalam hal penggunaan waktu sebelum shalat dhuha

berjamaah

Pelaksanaan kedisiplinan beribadah yang diterapkan oleh

Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah juga

menggunakan pola komunikasi kelompok. Yang dimana

pelaksanaanya yakni dalam bentuk pengasuh yayasan yang

mengumpulkan semua santri diruangan masjid sebelum shalat

berjamaah dhuha untuk diberikan arahan dan bimbingan serta

9
Wawancara Pribadi dengan Ahmad selaku santri Yayasan Pondok Pesantren Modern
Alfa Sanah, Cisauk - Tangerang 24 Mei 2013
46

motivasi melalui metode ceramah/demonstrasi terhadap para santri

tentang kedisplinan shalat dan lainnya.

Hal ini berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan

bentuknya berupa penjelasan terhadap para santri oleh pengasuh dan

bilamana materi yang disampaikan oleh pengasuh tidak dapat

dipahami oleh santri, boleh ditanyakan langsung.

“Para santri senang mendengarkan isi ceramah/demonstrasi,


cerita, dan diskusi ketika pengasuh menyampaikannya, baik itu
pengarahan ataupun pengumuman yang bersifat pelaksaan ibadah
maupun kedisiplinan shalat.”10
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis dapat menafsirkan

bahwa komunikasi kelompok dengan menggunakan metode

demonstrasi/ceramah sangatlah tepat, intensif dan lebih efisien

digunakan dalam satu kumpulan, karena dapat mempersingkat waktu.

dan para santri mendapatkan feedback langsung dengan adanya tanya

jawab ketika ada yang belum dipahami. Sehingga untuk menjalankan

kedisplinan beribadah dengan komunikasi kelompok dapat dikatakan

efisien dan intensif dalam penerapannya.

Adapun pengarahan dan bimbingan dalam komunikasi

kelompok ini terkait dengan bimbingan langsung secara bersama-sama

seperti menghafal bacaan-bacaan shalat, shalawat, bacaan Al-Qur’an

dan ayat-ayat pilihan sebelum melaksanakan shalat dhuha berjama’ah.

Contohnya, seperti yang penulis temui di lapangan seluruh santri

dibimbing dan di instruksikan untuk membaca Al-Qur’an secara

10
Wawancara Pribadi dengan H. Ubu Misbahudin.ketua Yayasan pondok pesantren
modern alfa sanah, Tangerang 27Mei 2013.
47

berjama’ah, maka secara serempak dan terpadu seluruh santri

melakukan apa yang diperintahkan oleh pengasuh. Hal ini berdasarkan

wawancara dengan pengasuh, bahwa :

“Komunikasi kelompok pengasuh menggunakan metode ceramah,


demontrasi untuk lebih mengena terhadap santri dalam hal
penyampaian materi kedisiplinan shalat”. 11

Maka berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui

kedisiplinan shalat dhuha secara kelompok dapat menghemat waktu

dengan siswa mendengarkan secara keseluruhan atas yang

disampaikan oleh pengasuh..

b. Dalam hal memeriksa buku absensi kedisiplinan beribadah

Komunikasi kelompok dalam hal memeriksa absensi

kedisiplinan beribadah, yakni dengan mengumpulkan absensi seluruh

santri. kemudian diperiksa secara bersamaan absensi apabila terdapat

santri yang mendapat tanda tidak membawa sajadah, kopiah (peci)

mukena dan Alqur’an serta datang tidak tepat waktu akan mendapat

teguran, nasihat bahkan di beri peringatan lalu kemudian dipecahkan

permasalahan yang dihadapi santri secara bersama sama. Komunikasi

kelompok yang digunakan dalam hal memeriksa buku absensi

kedisiplinan beribadah kerap kali menggunakan metode demonstrasi

untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada pada santri.

11
Wawancara Pribadi dengan H. Ubu Misbahudin.ketua Yayasan pondok pesantren
modern alfa sanah, Tangerang 27 Mei 2013.
48

B. Faktor Penghambat dan pendukung

Dalam proses menjalankan kedisiplinan shalat dhuha di Yayasan

Pendidikan Isalam Pondok Pesantren Alfa Sanah tentu pengasuh

mengalami berbagai hambatan atau kesulitan dan tantangan. Disamping

itu ada pula beberapa hal yang mempermudah pengurus untuk

memberikan pelajaran bagi para santrinya di Yayasan Pondok Pesantren

Alfa Sanah ini. Setelah penulis melakukan pengamatan dilapangan.

Ada Beberapa hal yang menjadi hambatan pengasuh dalam

menjalankan kedisiplinan shalat dhuha di Yayasan Pendidikan Islam

Pondok Pesantren Modern di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kepercayaan diri santri untuk mengutarakan

masalahnya kepada pengasuh yang ada di Yayasan Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah yang mengakibatkan

pengasuh tidak mengetahui masalah yang dialami oleh santri.

2. Kurangnya minat santri untuk berdialog dengan pengasuh Yayasan

Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah.

3. Masih ada rasa malu malu ( canggung ) pada santri khususnya

santri yang baru masuk apabila berhadapan langsung dengan pihak

pengasuh Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern

Alfa Sanah.

4. Belum adanya tempat/sarana dan prasarana yang disediakan bagi

santri untuk berdialog dengan pihak pengasuh.


49

Selain factor penghambat, ada pula beberapa factor yang

pendukung terciptanya kedisiplinan beribadah antara pengasuh dengan

santri , yaitu :

1. Kredibilitas para pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Alfa Sanah

masih terjaga dengan baik.

2. Adanya usaha dari pihak pengasuh yayasan untuk membuka diri

terhadap keluhan yang dialami para santri

3. Instruksi pengasuh terhadap santri agar berkonsultasi dengan pihak

pengasuh, apabila menghadapi kesulitan dalam hal apapun.

4. Adanya rasa empati pengasuh terhadap santri.

5. Lingkungan pesantren yang dibangun dengan asas persaudaraan

dan kekeluargaan

Dua faktor tersebut mewarnai proses pembelajaran dalam

menjalankan kedisiplinan shalat dhuha terhadap santri dan demi

terciptanya suasana yang kondusif dan tercapainya tujuan bersama, yaitu

menjadikan santri yang religious, akademik, serta berkepribadian dan

berwawasan global dan juga Islami.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh uraian yang telah dipaparkan dalam skripsi ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pola Komunikasi antara pengasuh dan santri dalam menjalankan

kedisiplinan shalat dhuha adalah dengan menggunakan pola

komunikasi bintang/semua saluran. Pola komunikasi berupa ajakan

dan terbukti efektif dan intensif dalam menjalankan kedisiplinan shalat

di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah.

Hal ini terbukti pesan yang selalu intens dilakukan setiap hari

disampaikan oleh pengasuh (komunikator) terhadap santri

(komunikan) secara individu dengan cara dipanggil secara pribadi pada

saat sebelum shalat dan kemudian menghasilkan feedbeck langsung,

baik itu berupa tindakan atupun santri aktif memberikan tanggapan

secara langsung terhadap pesan yang di sampaikan pengasuh dan

menimbulkan kesamaan makna dan menghasilkan ketaatan beribadah

kepada santri. Sehingga komunikasi yang diterapkan dalam

menjalankan kedisiplinan shalat oleh pengasuh yakni melahirkan

efektifitas.

50
51

2. Faktor yang menjadi penghambat dalam menjalankan kedisplinan

shalat dhuha adalah Kurangnya rasa kepercayaan diri santri terhadap

pengasuh yang ada di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren

Modern Alfa Sanah yang mengakibatkan pengasuh tidak mengetahui

masalah yang dialami oleh santri. Sifat tertutup seorang santri

menyulitkan pengasuh untuk pengetahui masalah apa yang sedang

dialami oleh santri. Masih kurangnya tercipta hubungan yang

harmonis antara seluruh elemen pengasuh Yayasan Pendidikan Islam

Pondok Pesantren Alfa Sanah dengan Santri. hubungan kurang

harmonis ini terjadi dikarenakan santri yang baru masuk masih belum

mengenalnya santri dengan pengasuh secara keseluruhan serta masih

ada rasa malu malu ( canggung ) pada santri khususnya santri yang

baru masuk apabila berhadapan langsung dengan pihak pengasuh

Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah.

untuk faktor pendukung, Adanya usaha dari pihak pengasuh yayasan

untuk membuka diri terhadap keluhan yang dialami para santri. cara

ini dilakukan mengingat banyak di antar santri masih canggung

bercerita dan menceritakan masalahnya kepada pengasuh, ini didasari

rasa empati pengasuh yang begitu besar terhadap santri agar semua

pesan yang disampaikan dapat di mengerti.


52

B. Saran-saran

Dalam hal penelitian ini penulis merasa perlu memberikan saran

agar ke depan Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa

Sanah dalam menjalankan kedisiplinan beribadah dapat lebih baik lagi.

1. Kepada yayasan yang terkait agar lebih intens berkomunikasi dengan

santri agar santri secara keseluruhan merasa dibimbing dan diarahkan

secara pribadi dan diupayakan untuk dapat menjaga kedisiplinan shalat

santri agar tidak melakukan pelanggaran dan di keluarkan nya surat

peringatan.

2. Agar pola komunikasi antara pengasuh dan santi dapat berjalan lebih

efektif dan intensif, pada pelaksanaanya kedisiplinan ibadah

memerlukan banyak tenaga untuk menangani santri khusus nya dalam

hal pengecekan absensi kedisiplinan, maka diperlukan bantuan dari

seluruh pengurus Yayasan untuk ikut andil dalam hal mengarahkan,

membimbing, mengontrol santri .

3. Seluruh pengurus dan Pengasuh hendaknya memberikan contoh yang

baik dengan melaksanakan ibadah seperti yang diperintahkan kepada

para santri secara tepat waktu, jangan sampai seluruh pengurus dan

pengasuh memberikan arahan agar membiasakan dan menjalankan

kedisiplinan dalam beribadah sedangkan mereka sendiri tidak disiplin

menjaninya.
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku :

Abdul Baqy, Muhammad Fuad, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfadil


Qur’anil Karim (Beirut : Dar al Fikr, 1981).

Anshori, M. Hafi, Pengantar Ilmu Pendidikan, (PT. Usaha Nasional,


Surabaya 1983)

Bactiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Logos,


1999 ) Cet ke-2

Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta; Prenada Media


Group,2005)

--------------------, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2003).Cet. Ke-4.

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2007).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa


Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996)

Davito, Joseph A., Komunikasi Antar Manusia. Penerjemah Agus Maulana


(Jakarta:Proffesional Books, 1997)

Djuarsa Sendjaja Sasa, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Indonesia,


2005). Cet.Ke-9.

Don F. Faules, R. Wayne Pace, Komunikasi Organisasi strategi


meningkatkan kinerja perusahaan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006)

Effendy, Onong Uchjana, (Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya 1986) Cet. Ke-2.

------------------------------, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya 1992)

------------------------------, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: CV,


Mandar Maju, 1998)

53
54

Fajar, Marhaeni, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha


Ilmu 2009)

J. Moleong, Lexy, Prof. DR., M.A, Metodelogi Penelitian Kualitatif, edisi


revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2007), cet. Ke-18.

Kriyantoro, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana,


2009)

Liang Gie, The, Kamus Administration, (Jakarta: Gunung Agung, 1972)

Liliweri, Alo, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti,


1991)

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT Remaja


Rosdakarya,2008 )

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2007


)Cet. Ke-8.

M. dahlan Al Barry, Puis A. Partanto , Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:


Arkola, 1994).

Masmuh, Abdullah, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan


Praktek (Malang:UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah
Malang, 2008)

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2005). Cet.Ke-2.

Nasuhi, Hamid dkk, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis


dan Disertasi )”, ( Jakarta: CeQDA, Cet. Ke-2, 2007 )

Qomar, Mujamil, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju


Demokratisasi Institusi, ( Jakarta: Erlangga, 1992).

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: UIN Press, 2007 ) Cet. Ke 1.

Rahmat, Jalaludin, Metode penelitian Komunukasi, ( Bandung: PT.


Rosdakarya, 2007 ) cet- 13.

-----------------------, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2000) Cet. Ke-15.

Rusyan, A. Tabrani dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru


Sekolah Dasar ( Media Cipta Nusantara, 2001) cet.ke-2.
55

Suprapto, Tommy, Drs, M.S, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta:


CAPS, 2011)

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: Gramedia Widiasavina:


2004 ).

Yeni Salim, Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer,


(Jakarta: Modern English Press, 1991)

Reerensi lainnya :

Arsip Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah

Febriana, Herlin, Pengertian Disiplin, Di akses pada tanggal 11 Oktober


2013 pukul 15.30 WIB, dari http://id.shvoong.com/social-
sciences/psychology/2114586-pengertiandisiplin/#ixzz1Qv3l19i6

Wawancara Pribadi dengan H. Ubu Misbahudin.ketua Yayasan Pendidikan


Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah

Wawancara Pribadi dengan santri Yayasan Pendidikan Islam Pondok


Pesantren Modern Alfa Sanah
Perihal : Pengajuan Judul Skripsi Jakarta, Mei 2013

Lampiran : Satu Eksamplar Proposal Skripsi

Kepada Yth :

Ketua Jurusan KPI

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Seiring salam di atas semoga kita selalu dalam keadaan sehat wala’fiat dan selalu
dalam lindungan Allah SWT.

Selanjutnya sehubungan untuk mendapatkan gelar sarjana maka salah satu


persyaratannya adalah menyelesaikan tugas akhir yaitu menulis skripsi, maka dari itu saya
yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Tri Wibowo

NIM : 109051000108

Semester : VIII ( Sembilan )

Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam

Dengan ini mengajukan judul skripsi untuk disampaikan. Adapun judul yang akan saya
ajukan adalah: “Pola Komunikasi antara Pengasuh dan Santri Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Shalat Dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern
Alfa Sanah Cisauk-Tangerang”

Demikian surat ini saya ajukan, atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pemohon

Tri Wibowo
NIM 109051000108
HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Jum’at, 24 / Mei / 2013
Tempat : Aula Yayasan
Responden : H. Ubu Misbahuddin
Jabatan : Ketua Yayasan

1. Bagaimanakah awal mula sejarah berdirinya Yayasan Pendidikan


Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini?
Awal mula terbentuknya pondok pesantren modern Alfa Sanah,
berawal sekitar tahun 1998. Di sebuah tanah milik keluarga bapak Haji
Abbas Basri, dengan luas kurang lebih sekitar 2,5 Hektar, dibukalah
sebuah lembaga pendidikan keagamaan dengan menganut sistem pondok
pesantren modern. Pondok pesantren modern ini didirikan atas inisiatif
dari dari bapak Haji Abbas Basri selaku Ayah dari H. Ubu Misabhuddin
yang melihat lingkungan sekitar rumah banyak sekali anak anak yang
terlantar pendidikannya, akibat mahalnya biaya biaya sekolah, atas dasar
itu didirikan lah sebuah pondok pesantren modern yang dimana seluruh
biaya nya di gratiskan.

2. Apakah visi dan misi dibangunnya Yayasan Pendidikan Islam


Pondok Pesantren Modern?
Visi Kami adalah Menjadikan santri yang religious, akademik,
serta berkepribadian dan berwawasan global dan juga Islami. Sedangkan
misi kami adalah 1. Membentuk santri yang berakhlatul kharimah dan
berwawasan tinggi demi menuju I’zzul ( kemulyaan ) Isalam dan
Muslimin 2. Membentuk karakter yang sadar dalam menegakkan syariat
Islam.
3. Bila dilihat dari keadaannya, seperti apakah sistem pendidikan
yang terapkan di Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini?
A. Sistem Pendidikan Nasional (Formal)
Semenjak tahun 1999, lembaga ini telah mendirikan sebuah
lembaga pendidikan umum setingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sehingga dengan
adanya kegiatan belajar mengajar se-tingkat SMP dan SMA tersebut,
yayasan ini kini telah mengadopsi sistem Pendidikan Nasional (
DIKNAS ).
B. Sistem tradisional
Pada awal berdirinya, lembaga ini mengadopsi sistem
tradisional berdasarkan pengajaran kitab kuning sebagai inti
pendidikannya hingga saat ini.

4. Sampai saat ini, siapa sajakah yang berperan dan memiliki andil
sebagai pengurus sekaligus pengasuh di Pondok Pesantren Al-
Asmaniyah ini?
Orang-orang yang berperan di Yayasan Pondok Pesantren ini
adalah Bpk H.Abbas Basri (sbg Pendiri Yayasan), H. Ubu Misbahudin,
M.Mpd (Ketua Yayasan), Bpk H. Badrutamam, SE (sbg Wakil Ketua
Yayasan), Hj. Fitriah, M.Mpd (sbg Sekretaris), Hj. Neneng Qiftiah,
S,Pdi, M. Mpd (sbg Bendahara) dan dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di SMP pun kami turut dibantu juga oleh 15 orang guru
tetap.

5. Selama perkembangannya, program apa saja yang hingga kini


dijalankan oleh Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren
Modern Alfa Sanah?
Di pondok pesantren ini ada 3 program harian, yakni Tadarus Al-
Qur’an, Shalat Dhuha Berjama’ah, Shalat Dzuhur Berjama’ah.
Sedangkan untuk program jangka pendek yakni tetap melakukan
kegiatan kedisplinan beribadah khusunya shalat dhuha berjamaah, Selain
itu juga berusaha untuk tetap bertahan untuk melaksanakan program
pendidikan formal setingkat Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) dan
Sekolah Menengah Atas ( SMA ). lalu untuk program jangka panjang
pondok pesantren ini adalah berusaha untuk mengembangkan tingkat
pendidikan formal yang telah ada.

6. Apa yang di tekankan kepada santri dalam menjalankan


kedisplinan shalat di Yayasan Pondok Pesantren Modern Alfa
Sanah ini?
Setiap santri wajib datang tepat waktu di masjid serta melengkapi
perlengkapan shalat bagi santri laki laki berupa, kopiah ( peci ) sarung,
sajadah dan Al Qur’an, dan bagi perempuan yakni , sajadah, mukena
dan Al Qur’an serta akan di cek kelengkapan nya sebelum shalat

7. Apa sajakah sanksi bagi mereka ( santri ) yang tidak disiplin?


Bagi setiap santri yang tidak membawa perlengkapan
perlengkapan ( tidak disiplin ) tersebut akan di kenai sanksi berupa 3
peringatan yakni Peringatan pertama berupa teguran, teguran ini
berfungsi mengingatkan kesadaran santri yang bersangkutan untuk tidak
melakukan perbuatan nya. Peringatan kedua santri di hadapkan dengan
ketua yayasan untuk mendapat bimbingan yang dimana di tekankan
peringatan ini akan membuat nya jera dan mencoba tidak mengulangi
perbuatannya. Peringatan ketiga santri di berikan surat pemanggilan
santri dan orang tua yang bersangkutan dan dihadapkan dengan ketua
yayasan bediskusi dan memperingatkan untuk terakhir kali dan apabila
dalam beberapa minggu masih melakukan perbuatan nya maka dengan
sangat terpaksa santri dipulangkan kerumahnya.

8. Cara seperti apa yang digunakan pihak yayasan untuk mengetahui


seorang santri disiplin atau tidak ?
Di Yayasan Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini kami
menggunakan absensi untuk mengetahui kedisplinan santri, di absensi
ini pula kami mengetahui apa saja permasalahan santri. di dalam absensi
ini ada beberapa kewajiban santri yang harus di bawa saat akan
melakukan shalat dhuha berjam’ah yakni, berupa sajadah, kopiah ( peci
), mukena dan Al Qur’an. Absensi ini akan di kembalikan selepas shalat
dhuha berjam’ah dan memberikan teguran dan nasihat untuk santri agar
bisa lebih disiplin lagi kedepannya.

9. Penyampaian sepeti yang di sukai santri?


Para santri senang mendengarkan isi ceramah/demonstrasi,
cerita, dan diskusi ketika pengasuh menyampaikannya, baik itu
pengarahan ataupun pengumuman yang bersifat pelaksaan ibadah
maupun kedisiplinan beribadah.

10. Komunikasi kelompok mengunakan metode seperti apa?


Komunikasi kelompok pengasuh menggunakan metode ceramah,
demontrasi untuk lebih mengena terhadap santri dalam hal penyampaian
materi kedisiplinan shalat.

Yang diwawancara

Ketua Yayasan pondok Pesantren Alfa Sanah


HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Jum’at, 24 / Mei / 2013
Tempat : Ruangan Yayasan
Responden : Ahmad
Jabatan : Santri Yayasan

1. Nama anda siapa dan sudah berapa lama anda tinggal di Yayasan
Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini?
Nama saya ahmad, Saya tinggal di Yayasan Pendidikan Islam
Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini sekitar 1 tahun lalu .

2. Bagaimana menurut Ahmad Yayasan Pendidikan Islam Pondok


Pesantren Modern Alfa Sanah ini?
Yayasan Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini sungguh
menyenangkan dan mengagumkan saya banyak belajar dari pengasuh

3. Apa yang di lakukan pengasuh dalam menyelesaikan permasalahan


yang ada pada santri?
Biasanya pengasuh mengetahui setiap permasalahan santri, maka
dari itu pengasuh melakukan pendekatan kepada santri untuk memberikan
solusi dan jalan keluar kepada setiap santri yang mempunyai masalah.

4. Biasanya, Komunikasi yang seperti apa yang dilakukan untuk


menjalankan kedisiplinan shalat di Yayasan Pendidikan Islam
Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah?
Komunikasi antarpribadi yang intens dilaksanakan setiap hari
dilaksanakan dapat meningkatkan kedisiplinan shalat karena santri
merasa pengasuh memberikan perhatian lebih terhadap santri sertai
menjadikan santri lebih bersemangat untuk menjalankan kedisiplinan.
5. Dalam kegiatan ektrakulikuler hal apa saja yang diberkan pengasuh
terhadap santri?
Kegiatan ekstrakulikuler biasanya kami di berikan masukan
masukan berupa tata cara yang baik dan benar dalam mendalami seni baca
Al Qur’an. namun untuk menghilangkan ketegangan karena ini adalah
kegiatan ektrakulikuler biasa nya pengasuh memberikan candaan di
tengah tengah kegiatan.

Yang diwawancara

Ahmad
Santri Yayasan
HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Jum’at, 24 / Mei / 2013
Tempat : Ruangan Yayasan
Responden : Ikbalullah ( Ikbal )
Jabatan : Santri Yayasan

1. Nama anda siapa dan sudah berapa lama anda tinggal di Yayasan
Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini?
Nama saya Ikbalullah, panggilan saya Ikbal kak, saya tinggal di
Yayasan Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini sekitar 10 tahun lalu
tepatnya 2003.

2. Mengapa Ikbal memilih Yayasan Pendidikan Islam Pondok


Pesantren Modern Alfa Sanah ini untuk menambah imu
pengetahuan?
Keluarga saya bisa di bilang keluarga kurang mampu kak, namun
tekad saya untuk menuntut ilmu terus ada akhirnya setelah mengetahui
Yayasan Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini dari tetangga dan
teman teman sekitar bahwa di yayasan ini tidak dipungut biaya maka dari
itu saya memilih Yayasan Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini
sebagai tempat untuk menuntuk ilmu.

3. Bagaimana menurut Ikbal Yayasan Pendidikan Islam Pondok


Pesantren Modern Alfa Sanah ini?
Yayasan Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini sungguh
menyenangkan dan mengagumkan saya banyak belajar dari pengasuh dan
seluruh jajarannya baik dalam belajar maupun dalam hal lainnya.

4. Di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah


ini ada program kegiatan shalat dhuha berjamaah yg dilakukan pada
jam istirahat, apa kamu selalu mengikutinya? bagaimana
tanggapanmu tentang program ini?
Ya bener kak, di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren
Modern Alfa Sanah ini ada program kegiatan shalat dhuha berjamaah dan
saya selalu mengikutinya, pada mula nya saya datang ke sini belum
terbiasa dengan program ini. Namun karena program ini dilakukan setiap
hari akhirnya saya mulai terbiasa dan dibiasakan akan shalat dhuha
berjamaah. program ini sangat efektif untuk memelihara tali silaturahmi
antara pengasih dan santri terlebih dengan adanya pemeriksaan
perlengkapan shalat sebelum dilakukannya shalat dhuha berjamaah.

5. Apakah ada teguran jika ikbal tidak melakukan program Yayasan


Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini?
Ada kak, setiap hari santri secara satu persatu sebelum
melaksanakan shalat dhuha diperiksa perlengkapan shalatnya, seperti
sajadah, kopiah ( peci ), mukena dan Al Qur’an jika belum lengkap, jika
ada yang belum lengkap guru agama langsung memberikan peringatan
dan menasihati siswa serta mencatat nya dalam absensi kedisplinan
beribadah.

6. Menurut saudara Ikbal menanggapi teguran tersebut bagaimana


pendapat saudara?
Sanksi ini sangat baik untuk santri yang baru masuk seperti saya,
selain membiasakan diri dengan lingkungan ini, sanksi ini juga membuat
pribadi santri menjadi lebih baik lagi.
Yang diwawancara

Ikbalullah
Santri Yayasan
HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Jum’at, 24 / Mei / 2013
Tempat : Ruangan Yayasan
Responden : Zulkipli ( Iif )
Jabatan : Santri Yayasan

1. Nama anda siapa dan sudah berapa lama anda tinggal di Yayasan
Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah ini?
Nama saya Zulkipli biasa di panggil kipli/ iif, rumah saya
kebetulan dekat dengan yayasan kak, jadi saya tidak tinggal disini, tapi
sesekali saya menginap di yayasan jika ada acara keesokan hari nya.

2. Mengapa Ikbal memilih Yayasan Pendidikan Islam Pondok


Pesantren Modern Alfa Sanah ini untuk menambah imu
pengetahuan?
Alasan iif memilih yayasan ini adalah yang pertama, jarak antara
rumah dan yayasan tidak jauh, jadi mempermudah iif untuk pulang pergi
dari rumah ke yayasan. kedua, belajar dari kakak iif yang terlebih dahulu
lulusan yayasan ini, maka dari itu iif memilih yayasan ini dikarenakan
sudah sedikit tau seluk beluk yayasan ini sehingga memudahkan iif untuk
ber komunikasi dengan yang lainnya. ke tiga, di yayasan ini juga di
bebaskan biaya pendidikan yang dimana iif dan keluarga tidak perlu
megeluarkan biaya untuk dapat bersekolah.

3. Bagaimana menurut Ikbal Yayasan Pendidikan Islam Pondok


Pesantren Modern Alfa Sanah ini?
Yayasan ini sangat baik kak, selain mendukung potensi bakat yang
dimiliki setiap santri dengan adanya sarana dan prasarana yang ada di
yayasan ini,yayasan ini juga diajar oleh berbagai guru, pengasuh yang
kompeten di bidangnya, serta rasa kekeluarga yang tercipta yang
membuat kami merasa di rumah sendiri.
4. Di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah
ini ada program kegiatan shalat dhuha berjamaah yg dilakukan pada
jam istirahat, apa kamu selalu mengikutinya? bagaimana
tanggapanmu tentang program ini?
Iya kak saya selalu hadir kak untuk shalat dhuha berjama’ah,
tanggapan saya mengenai program ini sangat baik, selain melatih santri
untuk melaksanakan shalat dhuha program ini juga menumbuhkan
persaudaraan, jadi ketika kita shalat dhuha bersama, kita akan berkumpul
dengan teman yang lainnya yang beda kelas dan beda tingkatan. selain itu
shalat dhuha ini pula mampu membiasakan kita sejak dini untuk disiplin.

5. Apa tanggapan saudara tentang sanksi yang dibeikan Yayasan


Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah?
Sanksi ini sangat baik untuk santri yang baru masuk seperti saya,
selain membiasakan diri dengan lingkungan ini, sanksi ini juga membuat
pribadi santri menjadi lebih baik lagi

Yang diwawancara

Zulkifli
Santri Yayasan
( Pintu gerbang Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk Tangerang )

( Gedung belajar mengajar Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk Tangerang)
( Masjid Jami Alfa Sanah tempat melakukan aktivitas shalat )

( Ruang belajar Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk Tangerang )
( Para Santri sedang melaksanakan shalat dhuha berjamaah )

(Para Santri sedang melaksanakan shalat dhuha berjamaah )


( Para santri membaca Al Qur’an menunggu waktu shalat berjama’ah yang di pimpin langsung oleh pengasuh )

( Para santri membaca Al Qur’an menunggu waktu shalat berjama’ah )

Anda mungkin juga menyukai