Oleh
Nurhasanah
NIM: 107051102311
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Nurhasanah
NIM : 107051102311
Pembimbing,
Drs. Sunandar, MA
NIP : 19620626 199403 1 002
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H./2011 M.
Anggota
Penguji I
Penguji II
Rubiyanah, MA
Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
Nurhasanah
ABSTRAK
Nurhasanah (107051102311)
Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran Program Berita
Reportase Minggu di Trans Tv)
Televisi merupakan media massa yang saat ini banyak digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi. Oleh karenanya, demi
memenuhi kebutuhan masyarakat, stasiun televisi menyediakan program news
yang memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam kehidupan
masyarakat. Trans Tv misalnya, dengan salah satu program newsnya, Reportase
Minggu yang memberikan sajian news yang ringan dan juga beberapa informasi
terkini yang terangkum dalam segmen Reportase Utama.
Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana proses produksi berita yang
dilakukan redaksi Reportase Minggu? Serta siapa saja yang berperan dalam proses
produksi beritanya?
Berita diproduksi melalui proses yang bertahap yang meliputi pencarian
berita dan pengumpulan bahan-bahan berita. Kemudian bahan berita yang telah
diliput, ditulis dalam naskah. Kemudian naskah yang telah rapi akan didubbing.
Setelah itu dilakukan proses editing dan selanjutnya hasil akhir editing akan
diserahkan pada control room untuk dioperasikan oleh beberapa kru pada saat
live. Saat itulah berita akan sampai pada penonton di rumah.
Metodologi penelitian di sini menggunakan paradigma kualitatif dengan
model deskriptif. Penulis tidak menguji hipotesis, dan hanya menjelaskan dan
menggambarkan secara kualitatif sebuah proses produksi berita pada program
Reportase Minggu di Trans tv. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara
dan studi dokumentasi. Semua data itu kemudian akan dianalisa dengan mengacu
pada kerangka teori.
Proses produksi sebuah berita yang melalui beberapa tahap itu sesuai
dengan Teori Arus Berita milik Bass. Teori yang menyatakan bahwa dalam
memproduksi berita melalui dua tahap yang saling berkaitan. Tahap pertama
terjadi ketika para pencari berita membuat berita kasar menjadi atau bahan
berita. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita merubah atau
menggabung-gabungkan bahan itu menjadi hasil akhir (sebuah siaran berita).
Dengan melakukan penelitian dan pencarian data melalui pengamatan,
wawancara dan dokumentasi, maka dapat disimpulkan bahwa redaksi Reportase
Minggu melalui proses untuk menyampaikan beritanya pada masyarakat. Sesuai
dengan teori Bass, tahap pertama yaitu penentuan tema dan ide oleh produser.
Kemudian, pencarian bahan berita oleh tim liputan yang ditugaskan oleh korlip.
Selanjutnya, reporter menulis naskah dari bahan berita yang diliput. Setelah
naskah diedit oleh produser, maka dilakukan dubbing. Selanjutnya, gambar
liputan yang dicapture ke komputer dan hasil dubbingan naskah telah diproses,
maka seluruhnya siap diedit. Hasil akhir editing akan dipreview oleh produser.
Jika sudah disetujui, maka akan diprint ke dalam bentuk kaset video atau data
yang dikirim ke server. Di ruang control room lah, video itu dioperasikan untuk
sampai ke televisi pemirsa. Itu dilakukan saat siaran live yang dikomando oleh
seorang program director.
KATA PENGANTAR
Puji sukur, Alhamdulillah hanya bagi Sang Maha Penguasa Alam, Allah
SWT. Hanya dengan limpahan rahmat, nikmat, serta kebaikanNya lah skripsi ini
dapat diselesaikan.
Shalawat
beserta
salam
kepada
Nabi
Muhammad
SAW,
Sang
Konsentrasi
Jurnalistik,
Rubiyanah,
MA
serta
Sekretaris
Konsentrasi Jurnalistik, Ade Rina Farida, M.Si. Terima kasih telah banyak
membantu dan mendukung penulis.
5. Dosen pembimbing, Drs. Sunandar, MA, yang senantiasa membimbing
dan membantu penulis menemukan solusi permasalahan dan menambah
banyak informasi dalam menulis skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih
untuk semua ilmunya yang sangat bermanfaat bagi penulis, bahkan sangat
bermanfaat sampai akhir penulisan skripsi ini.
7. Pimpinan dan para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
8. Redaksi Reportase Minggu Trans Tv, Mba Yuli, Mba Ayu, Mba Fia, Mba
Irene, Mas Ivan, Mas Zulhaq, dan seluruh kru Reportase Minggu yang
bersedia memberikan bantuan, dukungan, serta informasi pada penulis.
9. Keluarga Besar H. Hafidz. Tante, Om, saudara sepupu, terima kasih yang
tak terhingga untuk kasih sayang, dukungan, serta nasihat kalian. Aku
cinta kalian.
10. Adik2 ku tersayang, terima kasih dukungannya.
11. Aa Salim Firdaus, yang selalu mendukung dan mendoakanku.
12. Teman-teman seperjuangan di bangku kuliah, Konsentrasi Jurnalistik
angkatan 2007. Terima kasih untuk kebersamaanya. Tak ada yang dapat
ii
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................6
C. Tujuan Penelitian .........................................................................6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................7
E. Metodologi Penelitian .................................................................7
F. Tinjauan Pustaka .........................................................................10
G. Sistematika Penulisan ..................................................................12
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Model Komunikasi Bass (Arus Berita) .......................................14
B. Proses Produksi ...........................................................................15
C. Pengertian Siaran .........................................................................21
D. Program Berita (news) di Televisi ...............................................22
E. Televisi ........................................................................................24
1. Pengertian Televisi ...............................................................24
2. Sejarah Televisi ...................................................................25
3. Perkembangan Televisi ........................................................27
iv
B.
Trans Tv.......................................................................................46
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
B.
C.
D.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan .................................................................................105
B.
Saran ............................................................................................109
vi
BAB I
PENDAHULUAN
h.5.
Media massa saat ini yang ikut berperan dalam menyajikan informasi
kepada masyarakat luas adalah televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari keseharian dan kehidupan manusia. Bahkan bagi
beberapa orang, tv dianggap sebagai teman dan sebagai cerminan perilaku
masyarakat. Tak dapat dipungkiri, salah satu jenis media massa ini mampu
menghipnotis para penikmatnya dengan sajian berbagai acara dan informasi
yang memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan
berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talk show, dan sebagainya,
tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan suatu
stasiun tv kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitas khusus atau
identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun tv. Dengan demikian, stasiun tv
tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat. Program
berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola tv
kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik. 3
Media massa biasanya dianggap sebagai penyampai informasi. Inti dari
fungsi media sebagai penyampai pesan informasi adalah berita (news).4
Menurut pakar komunikasi, JB Wahyudi, berita adalah laporan tentang
peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik dari sebagian
khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa
periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita (PT Indeks,
2006), h. 4.
6
Ibid., h. 41-42.
dari
Batasan Masalah
Agar
penelitian
lebih
terarah
dan
mempermudah
dalam
2. Rumusan Masalah
Penelitian ini bermaksud mengupas permasalahan utama untuk
dianalisa, yaitu:
a. Bagaimana proses produksi berita program Reportase Minggu di Trans
Tv dilaksanakan serta siapa saja yang berperan di dalamnya?
b. Apa saja kendala serta pendukung dalam proses produksi berita
program Reportase Minggu di Trans Tv?
C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
diungkapkan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana proses produksi berita pada program Reportase
Minggu dilaksanakan serta siapa saja yang terlibat di dalamnya.
2. Mengetahui apa saja yang menjadi kendala serta pendukung dalam proses
produksi berita Reportase Minggu di Trans Tv.
D. Manfaat Penelitian
1.
Akademis
Penelitian ini membantu pembaca untuk lebih mengetahui
pemaparan teori mengenai proses produksi berita. Bagaimana sebuah
siaran, berita khususnya, melalui beberapa tahap agar bisa tayang sebagai
sebuah program berita secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya dalam
bidang jurnalistik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi
siaran berita.
2.
Praktis
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menemukan dan
menginformasikan mengenai proses dalam sebuah produksi siaran berita
secara menyeluruh. Dalam hal ini proses penyajian program berita
Reportase Minggu di Trans Tv.
E. Metodologi Penelitian
1.
2.
Observasi
Dalam
melakukan
penelitian,
penulis
mengumpulkan
b.
Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini yaitu melakukan tanyajawab secara langsung dengan pihak redaksi Reportase Minggu,
yaitu produser pelaksana, koordinator liputan, kameramen, reporter,
editor, dan program director. Teknik yang digunakan adalah tehnik
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Hal ini bertujuan untuk
memberikan kebebasan kepada penulis untuk bertanya, namun tetap
terarah pada masalah penelitian yang diangkat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi tersebut berupa tulisan-tulisan berbentuk
catatan, buku, naskah, dokumen ataupun arsip-arsip yang
terkait dengan pembahasan penelitian ini.
Dari dokumentasi tersebut, nantinya penulis gunakan
untuk mengumpulkan data dengan mempelajari bahan tertulis
sehingga dapat membantu penulis dalam mencari informasi
yang terkait dengan permasalahan penelitian.
3.
Analisis Data
Untuk menganalisis data, penulis menjelaskan bagaimana produksi
siaran berita yang dilaksanakan pada program berita Reportase Minggu
di Trans Tv. Mulai dari bagaimana berita di peroleh, hingga siap siar.
Penulis melaporkan data dengan memberi gambaran mengenai
proses produksi program Reportase Minggu di Trans Tv. Sebagai sumber
data, penulis melakukan observasi langsung dan tidak langsung dan
wawancara dengan tim redaksi Reportase Minggu. Data yang diperoleh
dari observasi dan wawancara akan dideskriptifkan secara kualitatif
dengan didukung data-data yang didapat dari berbagai dokumen, literatur
serta data-data yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. Maka,
penulis mendapatkan jawaban penelitian dengan menganalisa data
berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi dan studi dokumentasi dengan mengacu pada kerangka teori.
10
4.
5.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lokasi program berita Reportase Minggu
diproduksi, yaitu di Gedung Trans Tv, Jl. Kapten P. Tendean no. 12-14A,
Jakarta 12790.
6.
Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini menggunakan teknik yang mengacu
pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA
(Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, diambil referensi dari beberapa pustaka dan
menggunakan pendekatan teori tertentu untuk memperkuat dan mempertajam
analisa. Penelitian dengan judul Analisis Produksi Siaran Berita Televisi
(Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv) ini
terinspirasi dari beberapa skripsi yang telah ada sebelumnya.
11
12
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, terbagi ke dalam lima bab yang memiliki
pembahasan masing-masing. Kelima bab itu adalah sebagai berikut:
13
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Bahan berita
Tahap II
Pencari Berita
Copy Berita
Misal: penulis,
Pengolah
Produk Akhir
Misal: redaksi
juruwarta
copy reader
editor lokal
penterjemah
14
15
C. Proses Produksi
Proses berasal dari bahasa Latin processus yang berarti geraknya,
jalannya, kemajuan, berhasil, perkara; berasal dari procession (bahasa Inggris)
yang artinya gerakan, maju, prosesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang
menghasilkan suatu produk. Sedangkan produksi adalah barang yang
dihasilkan atau kegiatan yang menghasilkan suatu barang atau jasa.2
Setiap media massa pasti memiliki program yang akan disampaikan
kepada masyarakat luas. Begitu juga dengan televisi yang memiliki beragam
program untuk disuguhkan ke tengah khalayak luas. Program-program yang
akan disuguhkan itu sudah pasti melalui berbagai proses yang pada akhirnya
terbentuk satu program yang dapat dinikmati masyarakat. Proses dibuatnya
program di televisi biasa disebut dengan proses produksi. Dimana maksud dari
proses produksi adalah sekumpulan tindakan, pembuatan atau pengolahan
yang terarah dan teratur untuk menghasilkan sebuah produk atau program.
Produksi
televisi
merupakan
proses
pembuatan
acara
untuk
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998),
h. 701-703.
16
2. Sarana Produksi
Sarana
produksi
adalah
sarana
yang
menjadi
penunjang
terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Ada tiga tiga pokok
peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan
perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan
pencahayaan. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi.
Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan
dekorasi untuk produksi dalam studio.
3. Biaya Produksi
Seorang produser harus memikirkan sejauh mana biaya produksi
itu untuk memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau
stasiun televisi.
17
4.
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus, 2007), h. 23.
18
2)
Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time
schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan
crew. Selain estimasi biaya dan rencana alokasi merupakan bagian
dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.
3)
Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan,
dan surat-menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting,
meneliti, dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua
persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja
(time schedule) yang sudah ditetapkan.
b. Produksi (pelaksanaan)
Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan
produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew
mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan
(shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat
becerita. Selain sutradara, penata cahaya dan suara juga mengatur dan
bekerja agar gambar dan suara bisa tayang dengan baik.
19
20
3)
4)
21
5)
D. Pengertian Siaran
Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan
menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media
lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat
dengan perangkat penerima siaran.6
Penyiaran merupakan dunia yang selalu menarik perhatian bagi
masyarakat. Tak hanya dapat dinikmati sebagai tontonan atau didengarkan,
penyiaran merupakan lahan bisnis yang menggiurkan dan bisa mencapai
keuntungan yang besar jika program yang disiarkan dinikmati khalayak.
5
6
h. 4.
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus, 2007), h. 39.
FOKUSMEDIA, Undang-undang Penyiaran dan Pers (Bandung: Fokusmedia, 2005),
22
23
24
fakta, pendapat, dan penyajian pendapat yang relevan dari narasumber secara
dinamis dan lebih variatif sesuai dengan arah uraian dan ketentuan.
F. Televisi
1.
Pengertian Televisi
Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti jarak dalam bahasa
Yunani dan kata visi yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin.
Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari
suatu tempat yang berjarak jauh.11
Pendapat lain menyebutkan, televisi dalam bahasa Inggris disebut
television. Televisi berasal dari kata tele (bahasa Yunani) dan vision
(bahasa Latin); yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan
melihat (vision). Jadi televisi berarti melihat dengan jauh.12
Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai alat
komunikasi
massa.
Komunikasi
massa
adalah
pesan
yang
11
Sutisno. P.C.S., Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio (Jakarta: PT
Grasindo, 1993), h. 1.
12
Sunarjo Djoenaesih S, Himpunan Istilah Komunikasi, cet ke-2. (Yogyakarta: Liberty,
1983), h. 125.
13
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 3.
25
2.
Sejarah Televisi
Tidak diragukan lagi, bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk
berbagai kepentingan yang sifatnya sangat mendasar, karena itu
peranannya
sangat
luar
biasa.
Sejak
munculnya
Acta
Diurna
disebut
sebagai
Jantra
Nipkow
atau
Nipkow
Sheibe.
26
15
Ibid., h. 4.
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2006), h. 7.
16
27
3.
Perkembangan Televisi
Penemuan baru di bidang teknologi komunikasi dan informasi
telah mendorong terus berkembangnya media elektronik. Berbagai
kemajuan dan perubahan terjadi dalam percepatan yang semakin
meningkat. Sejak ditemukannya radio dan televisi hitam putih dibutuhkan
waktu yang cukup lama. Tapi pada perkembangan berikutnya, mulai dari
TV berwarna sampai pada penemuan teknologi komunikasi interaktif
lewat internet, misalnya, perubahannya menjadi sangat cepat.17
Seperti yang telah diketahui, televisi mulai diperkenalkan pada
public pada acara pameran dunia tahun 1939, ketika berlangsungnya
Worlds Fair di New York, Amerika Serikat, tetapi Perang Dunia II telah
mnyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru setelah
tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi. Pada saat itu di
seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar saja,
tetapi kemudian disebabkan suasana yang mengizinkan dan teknoligi yang
berkembang pesat, jumlah studio/pemancar tv meningkat dengan
hebatnya.18
Perkembangan televisi tidak hanya di Amerika saja, tetapi juga di
Inggris (1924). John Logle Baird mendemonstrasikan televisi pada tahun
1924. BBC, yang merupakan salah satu organisasi terbesar di dunia,
mencoba-coba mengadakan siaran sejak tahun 1929. Selanjutnya, setelah
perang usai, mengiringi pembangunan berbagai gedung-gedung yang
17
Asep Saiful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik (Jakarta: PT Logos
Wacana Ilmu, 1999), h. 95.
18
Askurifai , Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, h. 12-13.
28
19
Ibid., h. 15.
29
4.
massa.
Komunikasi
massa
adalah
pesan
yang
30
setiap rumah para pemirsa di manapun mereka berada.22 Selain itu, media
ini juga menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi,
maupun pendidikan dengan sangat memuaskan.
Penyebaran informasi melalui media massa, baik cetak, elektronik,
maupun online, seperti surat kabar, televisi, radio, film, dan internet telah
membentuk pengetahuan dan pendapat manusia mengenai berbagai
peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupannya.23 Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Abdul Muis, salah seorang pakar komunikasi, dalam
tulisannya di majalah Analisis CSIS (1991): kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi menghadirkan aneka ragam saluran (media)
yang kian lama kian canggih dan memungkinkan segala macam
kejadian.24 Akibat perkembangan teknologi komunikasi massa, dalam hal
ini televisi akan memberikan pengaruh-pengaruh (dampak) dalam
kehidupan manusia. Dampak atau efek komunikasi tersebut dapat dilihat
dari setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, yang menerima
pesan-pesan dari suatu sumber berita.25
Secara umum, media massa dengan berbagai program, pesan atau
tulisan yang disuguhkannya, termasuk juga media televisi memiliki fungsifungsinya terhadap masyarakat, yaitu memberikan informasi, mendidik,
menghibur, dan mempengaruhi masyarakat melalui kendali atau kontrol
sosial.
22
Ibid., h. 40.
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007), h. 136.
24
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi (Rineka
Cipta, 1996), h. 1-2.
25
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, cet ke-1. (Jakarta: PT Grasindo, 2000), , h. 39.
23
31
G. Berita
1. Pengertian Berita
Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News
Writings yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (New Survey
Journalism) menyatakan bahwa:
Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide
yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca.
Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III
(Holt-Reinhart &Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan:
Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang
memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat
luas.26
Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menulis,
berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk
dimuat dalam surat kabar karena menarik minat atau mempunyai makna
bagi pembaca surat kabar atau karena dapat menarik para pembaca untuk
membaca berita tersebut.27
Ada pula sebuah pernyataan sederhana, yaitu: sebuah berita sudah
pasti sebuah informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita.
Hal itu karena informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu
26
32
2. Jenis-Jenis Berita
-
28
Jani Yosef, To Be Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat kabar yang
Profesional (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 22.
33
34
3. Nilai Berita
Nilai pada berita adalah kriteria umum yang dapat dijadikan acuan
oleh para jurnalis untuk memilih dan memutuskan berbagai fakta yang
dianggap pantas dijadikan berita dan mana yang lebih baik untuk diangkat.
Dengan kriteria umum nilai berita, reporter dapat dengan mudah dalam
mendeteksi dan menentukan peristiwa mana saja yang harus diliput dan
dilaporkan. Begitu juga untuk editor, kriteria umum nilai berita membantu
editor untuk mempertimbangkan, memilih dan memutuskan berita terbaik
dan terpenting untuk dipublikasikan pada khalayak lewat media massanya.
31
32
Ibid., h. 66-67.
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 56.
35
33
A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan
Praktis Jurnalis Profesional (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 81-91.
36
sedang terjadi. Media massa harus memuat atau menyiarkan beritaberita aktual yang sangat dibutuhkan masyarakat.
5) Kedekatan (Proximity)
News is nearby. Suatu pernyataan atau pendapat yang terjadi di dekat
khalayak, baik dekat secara geografis maupun dekat secara emosional
dapat menarik perhatian penonton, pendengar, dan pembaca.34
6) Informasi (Information)
News is information. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur
Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan
ketidakpastian.
7) Konflik (Conflict)
News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang
mengandung unsure atau sarat dengan dimensi pertentangan.
8) Orang Penting (Public Figure, News Maker)
News is about people. Berita adalah tentang orang-orang penting,
ternama, pesohor, selebriti, figur publik. Orang-orang penting,
terkemuka, dimanapun selalu dibuat berita.
9) Kejutan (Surprising)
News is surprising. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di
luar dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak diketahui
sebelumnya.
10) Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)
34
Jani Yosef, To Be Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat kabar yang
Profesional (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 30.
37
News
is
interesting.
Kadang-kadang
suatu
peristiwa
tidak
4. Format Berita
Dalam dunia televisi dikenal sejumlah istilah yang terkait dalam
format yang digunakan dalam suatu berita. Kelompok istilah ini melihat
pada format yang berbeda digunakan untuk jenis berita yang berbeda.
Salah satu tantangan yang dihadapi pengelola berita adalah mencari cara
atau format terbaik dalam menyajikan setiap berita.
Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu
cara bagaimana satu berita itu ditampilkan atau disajikan. Format apa yang
akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat
sejumlah kriteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita
dalam suatu program berita televisi. Suatu format dipilih tentunya karena
terdapat alasan untuk itu. Suatu berita dapat disajikan dalam beberapa
bentuk yaitu:
38
1) Reader ( RDR ).
Sebuah cara paling dasar menyajikan berita. Presenter di
studio hanya membaca isi berita tanpa ada gambar pendukung. Format
seperti ini hanya digunakan jika sebuah berita penting terjadi pada saat
program berita masih on air. Tentu saja belum ada gambar yang
tersedia karena tim liputan belum dikirim ketempat kejadian tetapi
informasi yang penting itu harus segera dilaporkan setidaknya pada
fakta-fakta dasarnya saja. Dengan demikian, Reader merupakan fomat
berita singkat yang disampaikan presenter tanpa didukung gambar
(video). Format ini biasanya digunakan untuk melaporkan peristiwa
penting dan mendadak belum ada videonya. Dikenal istilah lain setelah
Reader seperti berita copy dan invision only yang memiliki
pengertian yang sama dengan reader.
Laporan dalam format reader dapat dimulai dengan kata-kata:
Berita yang baru saja kami terima. Format berita reader ini
biasanya diakhiri dengan kata-kata: kami akan menyampaikan
perkembangan selanjutnya segera setelah kami merima informasi
terakhir.
2) Voice Over (VO).
Sering disingkat dengan sebutan VO saja yang mana naskah
berita untuk VO dibacakan oleh presenter. Format VO menyajikan
video atau gambar pendek (biasanya sekitar satu menit) yang diiringi
dengan kata-kata penyiar. Format biasa ini digunakan untuk
menceritakan sebuah topik dalam waktu yang singkat. VO adalah
39
40
41
seorang pengisi suara atau dubber yang biasanya adalah reporter atau
penulis berita (writer). Dengan kata lain, format berita paket (package)
adalah format berita yang bersifat komprehensif dengan intro
dibacakan presenter sedangkan naskah paket
dibacakan atau
suatu
peristiwa
yang
mengandung
berita
masih
42
lainnya. Format seperti ini disebut juga sebagai format dua arah (two
way). Laporan langsung akan dimulai dengan layar yang terbagi dua
memperlihatkan presenter distudio pada bagian kiri layar dan reporter
dari lokasi berita pada bagian kanan layar.
Jika
stasiun
televisi
atau
reporter
tidak
mendapatkan
43
mereka.
Biasanya
merupakan
laporan
panjang
yang
5. Kaidah Berita
Televisi merupakan media massa pandang dengar, artinya siaran
televisi dapat dilihat dan didengar sekaligus. Sebagai media audio visual,
maka siaran televisi harus memadukan unsur gambar, naskah, dan suara.
Ketiga unsur tersebut harus sinkron dan saling terkait. Begitu pun dalam
berita televisi, terdapat tiga kaidah yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kaidah Gambar (video)
Gambar merupakan unsur pertama dalam berita televisi. Selain
itu, gambar merupakan kekuatan utama dalam berita televisi, karena
gambar ikut berbicara bahkan kadang lebih berbicara dari naskah dan
35
44
audio. Agar gambar dalam berita televisi itu menarik, ada beberapa
unsur yang harus dimiliki, yakni:
1. Aktualitas, adalah gambar berita televisi yang ditampilkan dalam
berita harus aktual atau paling baru.
2. Sinkronisasi, yakni gambar berita televisi harus sinkron dengan
peristiwa yang diinformasikan, antara naskah dengan gambar harus
sesuai.
3. Simbolis,
yakni
gambar
simbolis
berarti
bukan
gambar
b. Kaidah Naskah
Naskah berita televisi sebagaimana naskah berita pada
umumnya harus memenuhi unsur 5W+1H. Ada dua bentuk penyajian
45
36
BAB III
GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN
PROGRAM REPORTASE MINGGU
A. Trans Tv
1. Sejarah Trans Tv
PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans Tv) merupakan
perusahaan yang dimiliki oleh Trans Corporation, yang juga merupakan
pemilik dari Trans7. Trans Tv memperoleh siaran pada bulan Oktober
1998. Trans Tv menyiarkan program yang bertajuk Trans Tune-In,
program ini dikemas dengan gaya radio untuk memperkenalkan Trans Tv
pada masyarakat. Mulai 1 Desember 2001, Trans Tune-In berganti dengan
Transvaganza, seiring dengan bertambahnya jam siaran Trans Tv. Setelah
dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan oleh tim antar
departemen pemerintah, maka sejak 15 Desember 2001, Trans Tv
memulai siaran secara resmi. Penambahan jam tayang secara bertahap ini
akan memuncak pada tanggal 1 Maret 2002, saat Trans Tv mulai siaran
penuh, yaitu 18 jam sehari pada hari Senin hingga Jumat. Pada
September, Trans Tv mulai mengudara 20 jam setiap hari terkecuali hari
Sabtu yaitu 24 jam nonstop.
Mulai Selasa, 12 Juli 2005 hingga enam bulan ke depan,
dikeluarkan
Peraturan
Menteri
Menkominfo
No.
11/P/M.
46
47
48
49
Tv lewat
induk
kontribusi
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
serta
kecerdasan masyarakat.
Misi:
Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta
mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilainilai demokrasi.1
Research and Development Trans Tv, Visi dan Misi Trans Tv, diakses pada 7
Februari 2011 dari http://www.transtv.co.id/
50
3. Logo Trans Tv
: Chairul Tanjung
Komisaris
: Chairal Tanjung
Komisaris
: Ishadi S.K
Direktur Utama
: Wishnutama
Research and Development Trans Tv, Logo Trans Tv, diakses pada 7 Februari 2011
dari http://www.transtv.co.id/
51
: Warnedy
: Gatot Triyanto
: Azuan Syahril
: Hannibal K. Pertama
: A. Ferizqo Irwan
: Roan Yandi A
Emil Syarief
Kejar Tayang
MADtv
52
Tremors I
Fringe I
Battlestar Galactica 2
Bioskop TransTV
Bioskop Indonesia
Mr. Bean
Sinema Pagi
Extravaganza Pilihan
Derings
Realigi
Sketsa
Termehek Mehek
Online
86
53
Ethnic Runaway
Ranking 1
Suara Indonesia
3 Sahabat
1001 Dongeng
Jelajah
Reportase Siang
Jelang Siang
Reportase Pagi
Reportase Sore
Reportase Malam
Benu Buloe
John Pantau
Harmoni Alam
54
Makna Kehidupan
Para Pemburu
Belajar Indonesia
Bingkai Berita
The Camp
Hidup Kedua
Insert Pagi
Insert
Insert Sore
Gula Gula
Ngulik
Ala Chef
Celebrity On Vacation
Griya Unik
Kuliner Pilihan
Teropong Iman
Halal ?
55
IQRA
6. Penghargaan Trans Tv
Beberapa penghargaan yang pernah diperoleh Trans Tv adalah:
a. Pada tahun 2002, Trans Tv memperoleh:
MAJELIS
Ramadhan 1423 H,
Ramadhan Terpuji
b. Pada tahun 2003, Trans Tv memperoleh:
MAJELIS
56
PANASONIC AWARD
1. Kategori program Talk Show Terfavorit : Ceriwis
2. Pesenter Talk Show terfavorit: Indy Barends Ceriwis
ANUGERAH
KEBUDAYAAN
2005;
KEMENTERIAN
1.
2.
57
ISAS BC
Pengakuan
Standard
Operating
Procedures
(SOP)
untuk
58
MARKETING MIX
1. 2nd Biggest Number of Audience: Extravaganza Roadshow
2. 2n Best in Coverage: Extravaganza Roadshow
3. 3rd Best in Interaction: Extravaganza Roadshow
59
SWA Sembada
Word of Mouth Marketing Award (Most First Recommended
Brand 2009) TRANS TV : First Winner in Broadcast Television
Category
oleh
Majalah
SWA
MARKETEERS
AWARD:
INDONESIA'S
MOST
60
Oleh
Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia
61
Pada
November
2008
REPORTASE
INVESTIGASI
dan
Research and Development Trans Tv, Sejarah Program News Trans Tv, artikel
diakses pada 11 Februari 2011 dari www.transtv.co.id
62
Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda,
Kamis, 11 Februari 2011.
63
Kasubdep Bulletin I
Ponco D Wijaya
Executive Produser
Reportase Minggu
64
Producer
Yuli Juanda
Producer Ast
Mulyantoro Rahmadi
(untuk setiap kru liputan, baik Reporter atau Kameramen, semua
disediakan oleh Koordinator Liputan)
65
Berbeda
dalam
pengemasan
beritanya,
seperti
ketika
dari
lingkungan
sekitar
masyarakat
yang begitu
kental
Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda,
Kamis, 11 Februari 2011.
66
BAB IV
PROSES PRODUKSI SIARAN PROGRAM BERITA
REPORTASE MINGGU DI TRANS TV
a. Materi Produksi
67
68
Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda,
Kamis, 11 Februari 2011.
69
Wawancara Pribadi dengan Reporter Reportase Minggu Trans Tv, Ivan Kurnia, Minggu,
13 Februari 2011.
70
b. Sarana Produksi
Setiap proses produksi berita, distasiun televisi manapun pasti
memerlukan saranan pendukung demi lancarnya sebuah proses. Begitu
juga dengan program berita Reportase Minggu di Trans Tv. Dalam
peliputan ataupun saat produksi dan siap siar, Reportase Minggu
membutuhkan berbagai sarana sebagai pendukung terwujudnya
kelancaran dalam proses produksi.
71
c. Biaya Produksi
Setelah materi dan sarana, selanjutnya hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan produksi berita pada program Reportase Minggu
adalah biaya produksi. Proses produksi tanpa biaya, tidak akan
berjalan dengan lancar. Oleh karenanya, biaya produksi harus
direncanakan secara matang.
Biaya produksi dalam proses produki berita di Reportase
Minggu tidak selalu sama. Pengeluaran biaya bergantung atas lokasi
pelaksanaan produksinya.
Per episode itu rata-rata tiga sampai lima jutaan. Tergantung,
kalo ke luar kota, Bandung misalnya, bisa tiga sampai lima jutaan per
episode. Tapi kalo di sini, tidak sampai nominal segitu.3
Secara umum, biasanya untuk pengeluaran biaya produksi per
episode berkisar antara tiga hingga lima juta rupiah. Biaya itu bisa saja
dihabiskan untuk produksi yang dilakukan di luar kota seperti
3
Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda,
Kamis, 11 Februari 2011.
72
Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda.
73
suatu
program
berita.
Produser
acara
harus
peliputan
yang
membawahi
para
reporter
dan
cameramen.6
-
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),
h. 43-44.
6
74
75
76
meliputi
kegiatan
pemberesan
semua
persiapan
pembuatan
atau
setting,
melengkapi
latihan
meneliti
peralatan
yang
penampilan
berbagai
diperlukan
presenter,
keperluan,
untuk
serta
taping
2. Produksi (pelaksanaan)
a. Liputan berita
Setelah semua gagasan selesai direncanakan dan
disiapkan dengan baik, maka pelaksanaan produksi dimulai.
Para
kru
liputan
yang
bertugas
bekerja
sama
serta
77
78
tema
mengkoordinasikannya
yang
pada
akan
diliput,
koordinator
kemudian
liputan
untuk
79
80
81
82
83
84
Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda.
85
informasi
atau
data
secara
sistematis,
untuk
Satrio Arismunandar, Peran Riset Di Divisi News Trans Tv, Artikel diakses pada 19
November 2010 dari http://satrioarismunandar6.blogspot.com.
86
87
untuk dikoreksi.
10
88
Tahap II :
a. Tahap penyuntingan dan editing berita
Tahap kedua ini dilalui oleh dua proses, yakni penyuntingan
dan editing berita serta penayangan materi berita. Tahap pertama
adalah penyuntingan dan editing materi berita.
Editing berita dilakukan setelah gambar yang direkam oleh
camera person atau kameramen dicapture serta naskah yang telah
diedit produser selesai didubbing.
Video
editing
adalah
pekerjaan
memotong-motong
dan
11
89
90
terbantu dengan gambar yang sedikit. Tapi kalau tidak bisa, ya paling
mengulang-ulang gambar.Tapi angel atau sizenya ya dirubah dan
dibedakan. Biar tidak terlalu kelihatan ngulangnya, jadi di bedain
shoot sizenya.12
Setelah proses mixing selesai, maka editor akan melakukan
proses print dari apa yang telah digabung-gabungkan menjadi suatu
berita yang utuh. Print hasil editing itu bukan berupa kertas, melainkan
berupa kaset. Selain diprint dalam bentuk kaset, hasil editing tadi juga
bisa dikirim melalui server yang nantinya juga akan sampai di master
control room. Hanya saja, karena dikhawatirkan server mengalami
kerusakan yang nantinya mengakibatkan pada ketidaklancaran
penayangan, maka kaset hasil print tadi yang akan menjadi
penggantinya.
Di kantor redaksi Reportase Minggu, editor didampingi oleh
producer assistant dalam proses mengedit gambar menjadi satu paket
berita yang utuh. Dia juga yang mencatat durasi editing dan
selanjutnya memasukkan ke rundown acara. Setelah proses editing
selesai, producer assistat atau produser akan mempreview kembali
hasil akhir tersebut. Mereka lihat kembali kecocokan gambar dengan
naskah yang telah didubbing, atau bahkan durasi yang ternyata
melewati batas. Jika sudah seperti itu, biasanya editor akan
memperbaiki hasil editing tersebut.
Hasil akhir dari proses editing yang telah disetujui oleh
produser, selanjutnya akan diprint dalam bentuk kaset. Kaset itu akan
12
Wawancara Pribadi dengan Editor Reportase Minggu Trans Tv, Reni Sofia, Minggu, 20
Februari 2011.
91
b. Tahap penayangan
Tahap penayangan merupakan tahap akhir dalam produksi
sebuah berita. Penayangan berita yang telah menjadi satu kesatuan
yang utuh biasanya disajikan secara live. Begitu juga dengan program
Reportase Minggu, selain beberapa segmennya terdiri dari tapingan
yang sudah diedit oleh editor, juga terdapat siaran berita live (siaran
langsung)
dari
studio.
Dari
studio,
seorang
presenter
akan
92
93
commercial
breaknya
ditayangkan,
atau
kapan
harus
menyiarkan soft news atau hard news. Semua materi berita itu sudah
dijahit dalam proses editing, PD hanya menjalankan saja dalam tahap
penyiaran atau penayangan.
Rundown biasanya diserahkan oleh produser pada PD atau kru
yang bertugas di master control room sekitar setengah jam sebelum
acara dimulai. Pada saat itu, mereka mempelajari itu untuk dijadikan
acuan pada saat penayangan. Walaupun pada kenyataannya, saat acara
berlangsung masih sering terjadi perubahan. Terutama jika berkaitan
dengan masalah durasi dan akibat kerusakan alat-alat teknis.
94
program
dilalui
berita
dengan
Reportase
kegiatan
Minggu
yang
sendiri,
bertahap.
proses
Pertama,
95
96
97
yang utuh. Proses editing akan menghasilkan sebuah hasil akhir dari
rangkaian proses produksi, yaitu sebuah siaran berita di televisi, dalam hal
ini yaitu Reportase Minggu di Trans Tv.
Setelah penulis analisa berbagai sumber data yang diperoleh
melalui wawancara, dokumentasi maupun buku-buku, serta wawancara
mendalam dengan para kru atau redaksi Reportase Minggu, program berita
dengan format seperti ini lebih sesuai dengan penggunaan teori Bass
dalam meruntutkan langkah proses produksinya. Meskipun, sebenarnya
tidak salah juga menggunakan serta menerapkan apa yang telah menjadi
kebiasaan dalam sebuah proses produksi program televisi, yakni tahapan
proses pra produksi, produksi, dan terakhir pasca produksi.
Teori Bass merupakan teori pendukung dari apa yang dikatakan
Fred Wibowo mengenai tahapan produksi. Hanya saja, Bass tidak
membaginya dalam tiga proses seperti Fred. Bass secara lebih lugas
merunutkan kegiatan produksi dengan menyebutkan siapa yang bertugas
di dalamnya. Misalnya, pencari berita yang mengubah sebuah bahan berita
(ide) menjadi bahan berita mentah sebelum editing. Dan pengolah berita
seperti seorang editor yang mengubah bahan berita mentah tadi menjadi
sebuah hasil akhir berupa siaran televisi.
Karena penulis mengacu pada teori Bass dalam menjelaskan
langkah produksi berita Reportase Minggu di Trans Tv, maka dengan
menganalisa data dari wawancara, buku-buku dan pengamatan, penulis
menyimpulkan proses produksi berita Reportase Minggu di Trans Tv
sesuai dan menerapkan teori arus berita milik Bass.
98
99
cepat. Kalau satu kamera kan takenya harus diulang-ulang. Begitu juga
dengan presenter. Harus ada dua orang biar lenih menarik.14
Koordinator liputan juga mengalami kendala-kendala seperti itu,
yakni seputar permasalahn tim dan kru. Berubahnya konsep penampilan
presenter dari satu menjadi dua orang, secara otomatis juga berpengaruh
pada penambahan kameramen maupun kru lainnya. Semakin banyak
tuntutan penyediaan banyak kru untuk meliput, semakin menjadi kendala
bagi seorang koordinator liputan. Apalagi koorlip juga harus mengatur
jadwal para kru yang meliput. Memperhatikan betul kapan waktu mereka
libur dan bertugas. Mau tidak mau, korlip harus memenuhi kendala dan
keharusan itu. Penugasan banyak kru dalam liputan, merupakan suatu
keharusan yang semaksimal mungkin dilakukan koorlip demi mensupport
permintaan produser acara Reportase Minggu.
Setiap taping, Reportase Minggu selalu membawa orang banyak,
yang pasti presenternya dua dan kameramennya juga dua, jadi empat
orang. Bagi kita di korlip, itu kendalanya yang pasti terjadi. Ya harus
semaksimal mungkin mensupport permintaan Reportase Minggu yang
berhubungan dengan orang.15
Lain lagi dengan seorang reporter. Dalam melaksanakan tugasnya,
reporter mengalami kendala seputar masalah peliputan. Ketertinggalan
mengenai informasi merupakan kendala pertama bagi seorang reporter.
Jika informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa telat didapat,
otomatis kru peliputan pun akan telat sampai di TKP. Jika sudah seperti
itu, bisa saja informasi yang didapat kurang mendalam dan akurat atau
gambar terkadang kurang bagus.
14
Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda.
Wawancara Pribadi dengan Koordinator Liputan Reportase Minggu Trans Tv, Irene
Iriawati, Minggu, 13 Februari 2011.
15
100
16
Wawancara Pribadi dengan Reporter Reportase Minggu Trans Tv, Ivan Kurnia,
Minggu, 13 Februari 2011.
101
17
102
Wawancara Pribadi dengan Editor Reportase Minggu Trans Tv, Reni Sofia, Minggu, 20
Februari 2011.
103
Wawancara Pribadi dengan Program Director Reportase Minggu Trans Tv, Asni
Rahayu, Minggu, 20 Februari 2011.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah penulis tulis dalam bab I hingga bab IV, karya
ilmiah ini memiliki beberapa kesimpulan yang menerangkan sebuah kesatuan
isi dalam penelitian yang diangkat. Kesimpulan ini berkaitan dengan
bagaimana proses produksi berita dalam program Reportase Minggu di Trans
Tv.
Berita yang disajikan dalam program Reportase Minggu melalui
beberapa proses dalam produksinya untuk sampai kepada pemirsa melalui
penyiaran di televisi. Proses yang dilaluinya meliputi dua tahapan.
1. Tahap pertama yaitu ketika para pencari berita membuat berita kasar
menjadi copy berita atau bahan berita.
Tahap ini meliputi dua hal:
a. Tahap pengumpulan bahan-bahan berita
Seorang produser menentukan berita kasar (ide) yang akan
diangkat menjadi materi dalam siaran berita. Setelah menentukan tema
yang dipilih, ia melaporkannya pada korlip. Selanjutnya korlip
menugaskan kru liputan, yang terdiri dari reporter dan kameramen.
Dari peliputan itulah, berita kasar diperoleh dan membentuk
bahan-bahan berita, namun masih dalam bentuk mentah, belum
diedit ataupun diproses lebih lanjut.
105
106
2. Tahap kedua yaitu ketika para pengolah berita merubah atau menggabunggabungkan bahan berita yang didapat menjadi sebuah hasil akhir berupa
siaran berita.
a. Tahap penyuntingan dan editing berita
Ketika kaset video yang berisi gambar dari camera person
sudah dicapture atau dipindahkan ke komputer dan naskah rapi sudah
selesai didubbing, barulah dimulai proses editing.
Editor didampingi oleh asisten produser dalam melakukan
editing gambar. Dalam proses editing online, editor memotong-motong
gambar yang dipilih untuk disiarkan, memasukkan suara dubber pada
107
b. Tahap penayangan
Tahap terakhir setelah proses editing adalah penayangan siaran
berita dalam bentuk live. Ini dilakukan setelah hasil akhir editing
diprint dalam bentuk kaset atau data yang dikirim melalui server dan
dioperasikan oleh VTR-person di master control room.
Dalam proses penayangan ini, semua dikendalikan oleh
program
director
sebagai
pengarah
program.
Ia
yang
108
109
110
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ardianto, Elvinaro dan Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005.
Baksin, Askurifai. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2006.
FOKUSMEDIA. Undang-undang
Fokusmedia, 2005.
Penyiaran
dan
Pers.
Bandung:
111
112
B. Internet
C. Hasil Wawancara
Wawancara pribadi dengan Asni Rahayu, Program Director Reportase
Minggu Trans Tv, Jakarta, 20 Februari 2011.
113