Anda di halaman 1dari 176

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) MELALUI PROGRAM PUSAT PELATIHAN DAN


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PT. INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA TBK DI KABUPATEN BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Noviyani Muslikhah
NIM: 1110054100036

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M
ABSTRAK

Noviyani Muslikhah
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Melalui Program Pusat
Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk di Kabupaten Bogor
Setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan perusahaan masih
memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang mencari keuntungan belaka.
Mereka memandang bahwa sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan
dalam bentuk penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat
melalui produknya, dan pembayaran pajak kepada negara. Seiring dengan
berjalannya waktu, masyarakat tak sekedar menuntut perusahaan untuk
menyediakan barang dan jasa yang diperlukannya, melainkan juga bertanggung
jawab secara sosial. Selain terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha
dengan masyarakat di sekitarnya, kegiatan operasional perusahaan umumnya juga
memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya
lingkungan di sekitar operasi perusahaan.
Seperti halnya perusahaan pertambangan lainnya, PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. mempunyai masalah dengan dampak operasional produksi di
wilayah sekitarnya, namun dengan seiring waktu perusahaan tersebut dapat
mengurangi dampak operasional produksi terhadap lingkungan sekitar. Sebagai
perusahaan besar mereka selalu memperhatikan aspek-aspek sosial dengan
melaksanakan kegiatan CSR terhadap masyarakat sekitar. PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. memiliki komitmen kuat untuk meneruskan bisnis secara etis dan
taat hukum, membantu usaha-usaha peningkatan ekonomi, dan turut memperbaiki
kehidupan para karyawan serta masyarakat sekitar wilayah operasi.
Metode penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
tujuan penelitian ini adalah meneliti implementasi perusahaan dalam
memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasional melalui program CSR,
dalam menganalisis peneliti menggunakan metode analisis deskriptif yaitu
menggambarkan program CSR Indocement, tahapan implementasi dan dampak
paska kegiatan.

Hasil penelitian yang dilakukan di CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa


Tbk ini dapat diketahui bahwa program-program CSR Indocement menitik
beratkan pada Community Development dan Suistainable Development. Tahap
penerapan dalam Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat mulai
dari menyusun program CSR dengan Rencana Strategis 5 Tahunan, proses
selanjutnya adalah implementasi program dengan pola Sentralisasi, yaitu CSR
Indocement sebagai pelaksana/penyelenggara kegiatan. Mekanisme yang
digunakan adalah Top-Down Process, program berdasar pada survey yang telah
disepakati oleh penerima manfaat. Evaluasi dan reporting juga rutin dilaksanakan
untuk mengontrol setiap program. Dampak paska kegiatan pada P3M di antaranya
adalah keberlanjutan di bidang manusia, sosial, lingkungan dan ekonomi.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, pujian setinggi-tingginya penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas berkat rahmat, karunia dan izin-Nya penulis berhasil menyelesaikan

skripsi ini. Karena keterbatasan waktu, pengetahuan, pengalaman serta

kesempatan yang ada, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, baik dari materi, maupun sistematika pembahasannya. Oleh karenanya,

segala kritik dan saran yang membangun guna perbaikan skripsi ini lebih lanjut,

penulis akan terima dengan senang hati.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak, baik berupa bimbingan, saran, data, maupun dukungan moril.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, yang telah membesarkan dan mencurahkan

kasih sayangnya kepada penulis, sehingga atas usaha, doa dan dukungan

tiada taranya penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Semoga dengan

selesainya skripsi ini dapat menjadi hadiah dan kebanggaan Ibu Bapak.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Siti Napsiyah, MSW. ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Ahmad Zaky, M.Si. selaku

Dosen Pembimbing Akademik penulis.

ii
4. Ibu Tuti Alawiyah, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing yang telah

mencurahkan perhatian, waktu, dan tenaga kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Dosen-dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segudang ilmu

pengetahuan mengenai Kesejahteraan Sosial hingga terselesaikanlah

skripsi ini.

6. Bapak Aditya selaku Kepala Departemen CSR Indocement, Pak Irwandi

Malik selaku pembimbing lapangan, dan para staf CSR Indocement atas

waktu dan tenaga yang diberikan selama penulis melaksanakan

penelitian.

7. Bapak Rizal selaku Head Project P3M Indocement yang telah

meluangkan waktu dan membimbing penulis.

8. Kedua adik penulis, Agus dan Syifa. Serta saudara penulis, Kak Oji,

Mas Isal, Mama, Ayah. Terima kasih atas segala pengertian dan

dukungan yang diberikan.

9. Kedua sahabat terbaik, Prapty Anggoro dan Lusi Melani yang telah

banyak memberikan dukungan dan keceriaan kepada penulis. Terima

kasih karena kalian selalu ada saat penulis membutuhkan kalian. When

other friendship have been forgot, ours will still hot.

10. Sahabat-sahabat kuliah penulis, Ika, Fifi, Tina, Tari, Pipit. Terima kasih

untuk semua canda tawa kebahagiaan dan pengalaman yang kalian

berikan kepada penulis.

11. Teman-teman senasib dan seperjuangan praktikum 2 Tanjung Pasir:

Jeje, Gadis, Eki, Udin, Mamat, Daus, Maul, dan Encek atas pengalaman

iii
yang ternyata sangat membantu penulis ketika penelitian dan hidup

sendiri di sebuah kamar kos kecil di Citeureup.

12. Teman-teman Kessos angkatan 2010, setelah lulus nanti penulis pasti

akan merindukan suasana kelas yang selalu ramai khas Kessos 2010.

13. Teman-teman LSO Sketsa FIDKOM UIN dari angkatan awal hingga

sekarang, terima kasih atas pelajaran dan pengalaman yang telah kalian

berikan selama bekerja bersama untuk Sketsa.

14. Khoirun Nisa teman tumbuh besar yang turut hadir dan mendukung

penulis, serta Umi atas doanya hingga di depan Ka’bah untuk kelancaran

skripsi penulis.

15. Tim seangkatan penelitian periode April 2014 di Indocement, Gita,

Sutis, Adi, Seno, Tyo, Ibnu, Hadyan dan David yang sama-sama

berjuang dengan skripsi dan tugas akhirnya.

16. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis yang

telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, segala kebenaran hanya milik-Nya, semoga Allah membalas

jasa dan kebaikan mereka dengan balasan yang setimpal. Dan mudah-mudahan

skripsi ini membawa angin segar terhadap berbagai permasalahan sosial yang

berkembang di masyarakat.

Jakarta, 18 Agustus 2014

Noviyani Muslikhah

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFRTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ..................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7
D. Metode Penelitian ................................................................. 8
1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 8
2. Teknik Pemilihan Subyek dan Penelitian ....................... 9
3. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................... 9
4. Jenis dan Sumber Data .................................................... 10
5. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 11
6. Teknik Analisis Data ....................................................... 12
7. Keabsahan Data ............................................................... 13
E. Pedoman Penulisan Skripsi ................................................... 13
F. Tinjauan Pustaka ................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 14

BAB II CSR DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


A. Corporate Social Responsibility ............................................ 16
1. Pengertian CSR ............................................................... 16
2. Konsep Perseroan dan CSR ............................................ 22
3. Kebijakan Pemerintah Terkait CSR ............................... 27
4. Prinsip, Tujuan dan Manfaat CSR .................................. 30
5. Model Corporate Social Responsibility ......................... 34
B. Konsep Pembangunan Berkelanjutan .................................... 37

BAB III CSR PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK


A. Profil PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ........................ 43
1. Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk .............. 43
2. Visi, Misi, Motto dan Logo ............................................ 44
3. Struktur Organisasi ......................................................... 44
B. Profil CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ............... 47
1. Latar Belakang Berdirinya CSR Indocement .................. 47
2. Visi, Misi, Filosofi dan Logo CSR .................................. 48
3. Rencana Strategis ............................................................ 49
4. Garis Besar Program ....................................................... 51
5. Sekilas Tentang CSR Indocement ................................... 56
C. Program-program CSR PT Indocement ................................ 60
1. Community Development ................................................ 60
2. Suistainable Development Program ............................... 66

v
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA
A. Sekilas Mengenai P3M .......................................................... 72
B. Tahap Penerapan dalam P3M ................................................ 78
1. Menyusun Program CSR ................................................. 78
2. Implementasi Program CSR ............................................ 85
3. Evaluasi ........................................................................... 86
4. Reporting ......................................................................... 88
C. Implementasi CSR dalam P3M ............................................. 91
1. Bidang Pertanian ............................................................. 92
2. Bidang Peternakan ........................................................... 94
3. Bidang Perikanan ............................................................ 98
D. Dampak Paska Kegiatan ...................................................... . 102
1. Keberlanjutan di Bidang Manusia ................................. 102
2. Keberlanjutan di Bidang Sosial ..................................... 103
3. Keberlanjutan di Bidang Lingkungan ........................... 105
4. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi ................................ 106
E. Analisis CSR PT Indocement ............................................... 107

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 113
B. Saran .................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 117

LAMPIRAN A

LAMPIRAN B

vi
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Jenis Kegiatan CSR Berdasarkan Bidang program ............... 5


2. Tabel 2 Tipologi Responden CSR PT ITP ......................................... 9
3. Tabel 3 Contoh Pembagian Wilayah .................................................. 84
4. Tabel 4 Jadwal Pelatihan P3M Tahun 2014 ....................................... 101

vii
DAFTAR GAMBAR

1. Piramida Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .................................... 22


2. Logo PT Indocement .......................................................................... 44
3. Struktur Organisasi PT Indocement ................................................... 45
4. Struktur Organisasi HRD .................................................................... 46
5. Logo CSR PT Indocement .................................................................. 49
6. Rencana Strategis CSR PT Indocement ............................................. 50
7. Alur Program CSR PT Indocement .................................................... 51
8. Pemetaan Wilayah 12 Desa Binaan .................................................... 53
9. Millenium Development Goals ........................................................... 54
10. Struktur Organisasi CSR PT Indocement ........................................... 58
11. Sistem Pemberdayaan Terpadu P3M .................................................. 72

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat industri berkembang setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan

perusahaan masih memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang mencari

keuntungan belaka. Mereka memandang bahwa sumbangan kepada masyarakat

cukup diberikan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan

masyarakat melalui produknya, dan pembayaran pajak kepada negara. Seiring

dengan berjalannya waktu, masyarakat tak sekedar menuntut perusahaan untuk

menyediakan barang dan jasa yang diperlukannya, melainkan juga menuntut

bertanggung jawab secara sosial. Karena selain terdapat ketimpangan ekonomi

antara pelaku usaha dengan masyarakat di sekitarnya, kegiatan operasional

perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi

sumber daya dan rusaknya lingkungan di sekitar operasi perusahaan.1

Itulah yang kemudian melatarbelakangi munculnya konsep Corporate

Social Responsibility (CSR) yang paling primitif : kedermawanan yang bersifat

karitatif. Kegiatan berderma (filantropi) pada dasarnya telah menjadi tradisi dan

kebiasaan masyarakat Indonesia terutama yang dilandasi oleh ajaran Agama,

secara kultural pola yang mirip dapat ditemukan pada masyarakat di Asia pada

umumnya. Di kawasan ini kegiatan berderma, baik secara material maupun amal

1
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Gresik: Fascho Publishing,
2007), h. 3-4.
2

harta dan benda maupun sumbangan tenaga sukarela, dipraktikkan secara luas di

berbagai kegiatan sosial.2

Dewasa ini, isu CSR mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah

satu pendorongnya adalah perubahan paradigma dunia usaha untuk tidak semata-

mata mencari keuntungan, tetapi harus pula bersikap etis dan berperan dalam

penciptaan investasi sosial. Diantaranya, yang lazim dilakukan oleh perusahaan

adalah melakukan kegiatan karitatif, filantropis dan menyelenggarakan program

pengembangan masyarakat (community development).3

Pelaksanaan Community Development dapat dimaknai sebagai bentuk

perwujudan dari CSR terhadap masyarakat sekitar. Diharapkan pelaksanaan

Community Development ini menjadi sarana pembangunan masyarakat yang

sesuai dengan konsep Suistainable Development dan pengaturan hukum yang

respontif.4

Meskipun wacana CSR telah menjadi topik dan pelaksanaannya juga sudah

mulai terasa, namun terdapat beragam alasan di balik alasan pelakunya. Selain

karena sifat CSR sendiri yang sukarela, juga karena paradigma yang dimiliki oleh

korporasi sangat beragam. Belum adanya regulasi dan hukum yang jelas ditambah

lemahnya penegakan hukum juga ikut andil pada beragamnya motivasi

perusahaan untuk mempraktikkan CSR.

Pengemban ekonomi masyarakat merupakan bagian dari pengembangan

masyarakat, karena itu konsep pengembangan ekonomi masyarakat dengan

2
Zaim Saidi dkk, Membangun Kemandirian Berkarya, Potensi, dan Pola Kedermawanan
Serta Penggalangannya di Indonesia (Jakarta: PIRAC, 2004), h. 2.
3
Wibisono, Konsep & Aplikasi CSR, h. 71.
4
Harry Wahyudhy Utama, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi Bukan Biaya
(Gresik: Fascho Publishing, 2000), h. 34.
3

konsep pengembangan masyarakat secara umum tidak jauh berbeda serta tidak

terlepas dari konsep besar dari pengembangan masyarakat itu sendiri, yang

meliputi ciri dan karakter pengembangan yang berdasarkan tiga hal utama yaitu

berbasis masyarakat (community based), berbasis sumber daya setempat (local

resources based), dan berbasis kelanjutan (suistainable).5

Dalam Islam diakui adanya suatu tanggung jawab sosial, al-Qur’an telah

memberi petunjuk sebagaimana yang tertera dalam Surah al-Qashash/ : 77

berikut:

“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)


negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Ayat di atas menjadi isyarat bahwa perusahaan harus memiliki landasan

filosofi yaitu Corporate Social Responsibility yang merupakan pijakan umum

sebuah bisnis untuk merealisasikan tujuan yang bersifat profit oriented. Ini berarti

bahwa semua perusahaan harus dikelola secara profesional agar menghasilkan

keuntungan dan perkembangan yang baik. Citra perusahaan di mata masyarakat

sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut,

teknologi informasi sekarang ini memudahkan masyarakat dalam mengakses

berbagai informasi dari berbagai penjuru dunia. Jika satu perusahaan tidak

5
Ismet Firdaus Dkk, Pengamalan Al-Quran Tentang Pemberdayaan Dhuafa (Jakarta:
Dakwah Press UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 228.
4

menunjukkan komitmen sosial yang baik di suatu daerah, informasi ini akan cepat

tersebar luas ke berbagai penjuru dunia, akibatnya akan terbentuk citra yang

negatif. Sebaliknya, jika perusahaan menunjukkan komitmen sosial yang tinggi

terhadap kegiatan kemanusiaan, pelestarian lingkungan, kesehatan masyarakat dan

lain-lain maka akan terbentuk citra positif.

Wujud dari pengaplikasian suatu program pengembangan masyarakat dapat

diwujudkan dalam berbagai macam bentuk dengan cara mengoptimalkan sumber

daya perusahaan yang ada, juga dengan memanfaatkan tenaga ahli yang dimiliki

oleh komunitas lokal. Salah satu prinsip yang paling penting dilakukan adalah

bagaimana membuat masyarakat mandiri dan mampu menentukan keinginan

mereka sendiri sebagai kegiatan yang mengarah pada investasi sosial, kegiatan

berdimensi sumbangan yang ditujukan untuk investasi sosial mensyaratkan

adanya evaluasi yang mengkaji pencapaian hasil-hasilnya. Tumbuh modal sosial

dalam masyarakat akan selaras dengan penciptaan kepercayaan terhadap

perusahaan.6 Sejalan dengan itu, etika bisnis merupakan tuntunan perilaku bagi

dunia usaha untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak boleh.7

Tabel 1 memperlihatkan mengenai jenis kegiatan CSR dilihat dari bidang

program yang dijalankan perusahaan selama tahun 2013. Hasil penelitian Public

Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) dan Dompet Dhuafa mencatat

ada 1856 kegiatan filantropi selama tahun 2013 yang dilakukan oleh 455

perusahaan. Nilai sumbangan yang disalurkan perusahaan pada kegiatan filantropi

tersebut mencapai Rp 8,6 Triliun atau sekitar 718 Miliar per bulannya. Sebagian

besar kegiatan CSR adalah berupa pendidikan & riset, diikuti dengan kegiatan di

6
Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat (Bandung: Refika
Aditama, 2005), h. 13.
7
Yusuf Wibisono, Konsep dan Aplikasi CSR, h. 31.
5

bidang kesehatan, pelayanan sosial, penanganan bencana, lingkungan, ekonomi

dan seterusnya.8

Tabel 1
Jenis Kegiatan CSR Berdasarkan Bidang Program

No Jenis/Sektor Kegiatan Jumlah Kegiatan


1 Pertanian 9 kegiatan
2 Infrastruktur 39 kegiatan (2%)
3 Perumahan 20 kegiatan (1%)
4 Bantuan Hukum/Advokasi/ Politik 0
5 Emergency/Bencana 188 kegiatan (9%)
6 Penyantunan/Pelayanan Sosial 346 kegiatan (17%)
7 Perlindungan & Pemberdayaan Perempuan 10 kegiatan (1%)
8 Ekonomi Produktif 169 kegiatan (8%)
9 Olahraga 26 kegiatan (1%)
10 Keagamaan 61 kegiatan (3%)
11 Seni Budaya 26 kegiatan (1%)
12 Lingkungan 320 kegiatan (16%)
13 Kesehatan 400 kegiatan (20%)
14 Pendidikan & Riset 425 kegiatan (21%)

Sumber: Presentasi Riset Filantropi Perusahaan PIRAC (2014)

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. merupakan salah satu produsen

semen terbesar dan berkualitas. Namun seperti halnya perusahaan-perusahaan

pertambangan lain, perusahaan tersebut mempunyai masalah dengan dampak

operasional produksi di wilayah sekitarnya. Dengan seiring waktu mereka dapat

mengurangi dampak operasional produksi terhadap lingkungan sekitar dengan

mendapatkan berbagai macam penghargaan atas kerja kerasnya untuk

menciptakan lingkungan yang bersih dan kondusif. Sebagai perusahaan besar PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. selalu memperhatikan aspek-aspek sosial

dengan melaksanakan kegiatan CSR terhadap masyarakat sekitar, mereka ingin

masyarakat dapat merasakan hal positif dari keberadaan perusahaan di wilayah

8
PIRAC, “Trend Filantropi Perusahaan di Indonesia: Potensi & Tantangan
Pengembangannya.” Dipresentasikan di Acara Public Expose, Galery Kafe Jakarta, 19 Juni 2014.
h. 15.
6

sekitar produksinya, untuk itu mereka memiliki komitmen kuat untuk meneruskan

bisnis secara etis dan taat hukum, membantu usaha-usaha peningkatan ekonomi,

dan turut memperbaiki kehidupan para karyawan serta masyarakat sekitar wilayah

operasi. Program CSR Indocement terbagi dalam 5 pilar, seperti: bidang

pendidikan, bidang kesehatan, bidang ekonomi, bidang sosial dan budaya, dan

bidang keamanan lingkungan. Di samping itu, dijalankan program khusus yang

dinamakan program Suistainable Development Program (SDP). Ruang lingkup

program ini terkait dengan usaha pemberdayaan masyarakat dengan peningkatan

keterampilan dan perubahan mindset dalam hal kepedulian terhadap energi

alternatif yang tepat guna, pelatihan entrepreneurship (Pusat Pelatihan dan

Pemberdayaan Masyarakat/ P3M), pengelolaan sampah rumah tangga dan

kelestarian satwa yang dilindungi serta lingkungan hidup.

Berdasarkan latar belakang di atas Penulis tertarik untuk meneliti sejauh

mana komitmen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dalam menjalankan

program CSR di sekitar wilayah operasinya (desa binaan). Hal inilah yang

mendorong peneliti untuk meneliti tentang Implementasi Corporate Social

Responsibility (CSR) Melalui Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. di Kabupaten Bogor.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian

yang berfokus pada program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat

(P3M) sebagai Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2012-2014.


7

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut dapat diuraikan beberapa permasalahan atau

pertanyaan penelitian. Penulis akan merumuskan dalam permasalahan:

1. Bagaimana gambaran program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk?

2. Bagaimana tahap penerapan CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

dalam program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat?

3. Bagaimana dampak paska kegiatan Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat terhadap masyarakat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui gambaran program CSR yang dijalankan oleh PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

b. Untuk mengetahui tahap penerapan program CSR PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk. dalam program Pusat Pelatihan dan

Pemberdayaan Masyarakat.

c. Untuk mengetahui dampak program Pusat Pelatihan dan

Pemberdayaan Masyarakat bagi masyarakat.

2. Manfaat Penelitian

a. Segi Akademis

1) Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis, berkaitan dengan

konsep dan metodologinya.

2) Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan

penelitian serupa di masa yang akan datang.


8

3) Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi dokumen

perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi rujukan bagi

masyarakat yang konsentrasi pada studi sosial dalam dimensi

Corporate Social Responsibility (CSR).

b. Segi Praktis

Bahan masukan bagi instansi atau perusahaan yang menjalankan CSR.

D. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Pusat Pelatihan dan

Pemberdayaan Masyarakat PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, yang

beralamat di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.

Pemilihan lokasi tersebut didasari oleh pertimbangan:

a. Indocement merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

bidang eksplorasi gunung batu kapur untuk industri semen. Salah satu

letak wilayah operasi pabrik tersebut berada di sekitar pemukiman

penduduk dan masih banyak warganya yang belum mempunyai

pekerjaan tetap.

b. Indocement selalu menjalankan program secara rutin setiap tahunnya.

Melalui lima pilar utama dan pembangunan yang berkelanjutan,

program CSR Indocement beserta sub-sub kegiatannya telah banyak

membantu masyarakat sekitar maupun yang berada jauh lokasinya.

Sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih maju dan kebutuhan

hidup mereka terpenuhi.

c. Waktu penelitian dimulai tanggal 01 April s/d 30 April 2014.


9

2. Teknik Pemilihan Subyek dan Informan Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif teknik pemilihan

responden dalam penelitian ini adalah purposive sampling9 yang

memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi responden

yang sesuai dengan tujuan penelitian. Yang penting disini bukan jumlah

respondennya melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan

pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.

Tipologi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2
Tipologi Informan CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

No. Nama Pertanyaan Jumlah


1. Com. CSR Gambaran umum CSR PT 1 orang
Officer Indocement dan tahap penerapan
pada program P3M
2. Staff. CSR Program pada pilar Suistainable 1 orang
Development Program CSR PT
Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk.
3. Head Project Teknis pelaksanaan program pada 1 orang
P3M
4. Penerima Dampak dan peran CSR PT 4 orang
manfaat Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk.

3. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tahap penerapan CSR

Indocement dalam program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat sebagai implementasi CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini memakai pendekatan

9
Leksi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
September 2000) Cet-Ketiga belas, h.224.
10

kualitatif. Pendekatan kualitatif ini peneliti gunakan dengan beberapa

pertimbangan, yaitu pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak terlalu

rinci, tidak lazim dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi

kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang

lebih mendasar, menarik dan unik bermakna di lapangan. 10Data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti

lebih dari pada sekedar angka atau frekuensi.11

Selain itu, melalui pendekatan kualitatif ini penulis berharap dapat

menggambarkan dan menganalisis bagaimana CSR PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk. mengimplementasikan program Pusat Pelatihan

dan Pemberdayaan Masyarakat. Karena itulah, jenis penelitian ini sendiri

mempunyai misi yaitu melihat program dan tahapan dalam

pengimplementasiannya.

4. Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi

ini, maka peneliti menggunakan penelitian lapangan (field research).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam,

yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subyek

penelitian, yaitu dari 3 orang struktural yang berada di CSR PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan 4 orang penerima manfaat.

b. Data Sekunder, yaitu data yang peneliti peroleh baik berupa dokumen,

arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya maupun gambar atau

10
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Grafindo Persada,
2003), Cet-Kedua, h.39.
11
Heribertus B. sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi Penelitian Untuk
Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996), h.36.
11

benda peninggalan yang berkaitan dengan penelitian.12 Data sekunder

ini penulis peroleh dari laporan tahunan PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk, media masa, brosur, buku-buku dan lain-lain.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Pengumpulan Data dengan Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba antara lain,

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan yang dialami masa lalu.13

Peneliti melakukan wawancara jenis baku terbuka, jenis

wawancara ini adalah jenis wawancara yang menggunakan

seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaannya, kata-katanya,

dan penyajiannya pun sama untuk setiap responden.14

Wawancara demikian digunakan jika dipandang sangat perlu

untuk mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang bisa terjadi antara

seorang yang wawancarai dengan yang lainnya.

b. Penelitian lapangan (Field Research)

Dengan metode ini penulis memperoleh data dan informasi

tentang pemberdayaan masyarakat melalui CSR PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk, teknik pengumpulan data sebagai berikut:

12
Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.51.
13
Leksi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h.135.
14
Ibid., h.136.
12

a. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

peneliti untuk mengamati suatu peristiwa dengan penyaksian

langsung dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau

observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek

peristiwa yang sedang ditelitinya. 15 Hal-hal ini yang dilakukan

dalam observasi adalah mengenai keadaan yang sebenarnya

terjadi di lokasi penelitian yang berkaitan dengan kegiatan PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

b. Dokumentasi yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data

berdasarkan laporan yang didapat dari pihak PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk. dan laporan lainnya yang berkaitan dengan

masalah penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan subjek penelitian implementasi tanggung jawab sosial

Perusahaan, maka hal tersebut akan dikemukakan disini bahwa, analisis

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.

15
Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi (Jakarta: Rajawali
Pers, 2006), h. 32.
13

7. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh dan telah teruji dan valid.

Dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat diskusi atau

sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas sosial

serta tentang isu-isu yang sedang berkembang. Oleh karena itu peneliti

melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data yang relevan.

Teknik keabsahan data yang penulis lakukan adalah dengan

ketekunan pengamatan, ketekunan pengamatan bermaksud menentukan

ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi-situasi yang sangat relevan dengan

persoalan atau isu yang sedang dicari. Kemudian memusatkan diri pada

hal-hal tersebut secara rinci, maksudnya peneliti hanya memusatkan dan

mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi

ini merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan oleh

CeQda UIN Jakarta 2008.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka pada skripsi

Muhammad Subhi.16 Dalam skripsi tersebut Muhammad Subhi menjelaskan

mengenai proses CSR PT Pertamina dalam mengimplementasikan tanggung

jawab sosial perusahaannya dan implementasi program yang telah dilaksanakan.

16
Muhammad Subhi, “Implementasi Corporate Social Responsibility PT Pertamina
(Persero),” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2011).
14

Sedangkan skripsi yang penulis buat untuk mengetahui gambaran program CSR

PT Indocement, tahap penerapan dalam program P3M dan dampak paska kegiatan

P3M terhadap masyarakat.

Selanjutnya tinjauan pustaka lain yang penulis gunakan adalah skripsi

Zulfitri.17 Dalam skripsi tersebut Zulfitri membahas mengenai cara dan strategi

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CSR PT Indocement. Keterkaitan

skripsi tersebut dengan skripsi penulis adalah sama-sama melakukan penelitian di

CSR PT Indocement. Namun fokus penelitian yang dilaksanakan Zulfitri adalah

pemberdayaan masyarakat pada 2 desa binaan CSR Indocement yaitu Desa

Nambo dan Desa Bantarjati, sedangkan penulis melaksanakan fokus penelitian

pada program P3M di desa Tajur sebagai implementasi CSR PT Indocement

dalam upaya pembangunan berkelanjutan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II Corporate Social Responsibility (CSR) dan

Pembangunan Berkelanjutan, yang terdiri dari pertama

pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), kedua

17
Zulfitri, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Corporate Social Responsibility PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2011).
15

konsep perseroan dan CSR, ketiga kebijakan pemerintah

terkait CSR, keempat prinsip, tujuan, dan manfaat CSR,

kelima konsep pembangunan berkelanjutan.

BAB III CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, meliputi

profil PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, profil CSR PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang meliputi Rencana

strategis CSR Indocement, Garis besar program CSR

Indocement, dan Sekilas tentang CSR Indocement.

BAB IV Temuan dan Analisa, merupakan bentuk temuan dari hasil

penelitian peneliti mengenai CSR PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk, analisa tentang gambaran program CSR

Indocement, Tahap penerapan dalam program Pusat

Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M),

Implementasi CSR dalam program P3M, Dampak paska

kegiatan program P3M dan Analisis CSR PT Indocement.

BAB V Penutup, dalam hal ini akan ditarik beberapa kesimpulan

dari pemikiran sebelumnya serta saran-saran sebagai bentuk

hasil dari analisa dalam penelitian penulis.


16

BAB II

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pembangunan Berkelanjutan

A. Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Pengertian CSR

Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan, sebenarnya bukanlah satu hal yang asing pada saat ini dan

telah menjadi sebuah komitmen tertentu bagi setiap perusahaan untuk

bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Definisi

CSR itu sendiri menurut Sri Subekti Sunaryo adalah komitmen untuk

meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui pilihan bisnis dan sumbangan

dari sumber daya perusahaan.1 Sedangkan Sukada menyebutkan bahwa CSR

bagi dunia usaha adalah sebagai sarana sekaligus wahana perwujudan sikap

kooperatif serta sikap tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan-

perusahaan yang memiliki kesadaran bahwa kegiatan operasional mereka

telah menimbulkan dampak positif dan negatif yang besar dan luas.2

Dalam pengertian lain Tanggung jawab sosial perusahaan adalah

kewajiban perusahaan untuk perumusan kebijakan, mengambil keputusan dan

melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat.3

1
Sri Subekti Sunaryo, “Konsep dan Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT
Takaful Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Asuransi Syariah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 9.
2
Sony Sukada dkk, CSR for Better Life Indonesian Content, Membumikan Bisnis
Berkelanjutan: Memahami Konsep dan Praktek Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, (Jakarta:
Indonesia Bussiness Link, 2007), h. 7.
3
Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus,
(Jakarta: Harvindo, 2007), h. 1.
17

Akan tetapi, The World Business Council For Suistainable

Development (WBCSD), Lembaga Internasional yang berdiri tahun 1995 dan

beranggotakan lebih dari 120 multinasional Company yang beranggotakan

lebih dari 30 negara itu, dalam publikasinya Making Good Business Sense

mendefinisikan CSR, sebagai “Continuing commitment by business to behave

ethically and contribute to economic development while improving the quality

of workforce and their families as well as of the local community and society

at large”. Maksudnya adalah komitmen dunia usaha untuk terus menerus

bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk

peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari

karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas

lokal dan masyarakat secara lebih luas.4

CSR merupakan instrumen yang dapat diwujudkan perusahaan untuk

mewujudkan gagasan keadilan sosial serta pembangunan yang berkelanjutan.

Menurut Warhust, dalam perusahaan haruslah mengadopsi kenyataan bahwa

ada dua bentuk perizinan yang harus dipatuhi oleh perusahaan agar dapat

beroperasi, yaitu izin legal dari pemerintah dan izin sosial dari masyarakat,

bahwa program-program sosial perusahaan dilaksanakan tidak lain untuk

memperoleh izin sosial untuk berusaha.5 Sedangkan Ambadar dalam bukunya

CSR dalam praktek di Indonesia mendefinisikan CSR sebagai komitmen

bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan

dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan, dan menitik

4
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, (Gresik: Fascho Publishing,
2007), h. 7.
5
Sony Sukada dkk, CSR for Better Life Indonesian Content, h. 34.
18

beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,

sosial dan lingkungan.6

Pendapat lain menyatakan CSR sesungguhnya mencakup manajemen

dampak sejalan dengan peraturan pemerintah. Adapun pengertian CSR dalam

kamus manajemen adalah satu filosofi bisnis yang menekankan bahwa

perusahaan harus bertindak sebagai warga negara yang baik bukan hanya

patuh pada hukum. Akan tetapi perusahaan yang memiliki aktivitas produk

dan pemasaran sedemikian rupa, dapat menghindari polusi lingkungan atau

perusakan sumber daya alam. Perusahaan tidak hanya bermaksud mencari

laba tanpa memperhitungkan kepentingan masyarakat seperti polusi, produk

yang membahayakan, perusakan lingkungan dan lain-lain.7

Definisi CSR juga telah dikemukakan oleh banyak pakar. Di

antaranya adalah definisi yang dikemukakan oleh Magnan dan Ferrel yang

mendefinisikan CSR sebagai “A business acts in socially responsible manner

when its decision and account for and balance diverse stakeholders interest”.

Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara

seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam

setiap keputusan.8

Menurut definisi yang dikemukakan The Jakarta Consulting Group,

tanggung jawab sosial ini diarahkan secara internal maupun eksternal

perusahaan. Secara internal tanggung jawab ini diarahkan kepada pemegang

saham dalam profitabilitas dan pertumbuhan. Seperti diketahui, pemegang

6
Ambadar Jackie, CSR dalam Praktek di Indonesia, (Jakarta: PT Alex Media
Komputindo, 2008), h. 19.
7
BN Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 54.
8
A. B. Susanto, a Strategic Management Approach CSR (Jakarta: The Jakarta Consulting
Group, 2007), h. 21.
19

saham telah menginvestasikan sumber daya yang dimilikinya guna

mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan, dan mereka akan

mengarahkan profitabilitas yang optimal serta pertumbuhan perusahaan

sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga akan mengalami

peningkatan. Oleh karena itu perusahaan harus berjuang keras agar

memperoleh laba yang optimal dalam jangka panjang serta senantiasa

mencari peluang bagi pertumbuhan di masa depan.9

Pandangan lebih komprehensif mengenai CSR dikemukakan oleh

Carrol dalam teori paradigma tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurutnya, tanggung jawab perusahaan dapat dilihat berdasarkan empat

jenjang (ekonomi, hukum, etis, dan filantropi) yang merupakan satu

kesatuan.10

Nampaknya tak ada satu pun definisi pasti mengenai CSR ini,

berbagai pihak dan ahli berusaha memberikan definisi tentang CSR. Beberapa

definisi CSR berbeda karena adanya evolusi dari konsep pembangunan

berkelanjutan, dan disinilah tanggung jawab etis bisnis perusahaan menjelma

menjadi CSR dimana kata Social dalam CSR harus dibaca Social and

Environment.11 Pihak-pihak pun sepakat bahwa CSR adalah manajemen

terhadap dampak yang timbul dari setiap aktivitas yang dijalankan

perusahaan.

9
A. B. Susanto, a Strategic Management Approach CSR, h. 24.
10
Archie B Carrol, Bussiness and Society: ethics and stakeholders Management (Ohio
South Western: College Publishing, 1996), h. 39.
11
Sonny Sukada. CSR for Better Life Indonesian Content, h. 38.
20

Rumusan definisi di atas menunjukkan kepada masyarakat bahwa

setidaknya ada tiga hal pokok yang membentuk pemahaman mengenai

Corporate Social Responsibility, di antaranya adalah:12

1. Perusahaan atau korporasi tidaklah berdiri sendiri dan terisolasi,

perusahaan atau perseroan tidak dapat menyatakan bahwa mereka

tidak memiliki tanggung jawab terhadap keadaan ekonomi, lingkungan

maupun sosialnya;

2. Keberadaan (eksistensi) dan keberlangsungan (suistainability)

perusahaan atau korporasi sangatlah ditentukan oleh seluruh

stakeholders (pemangku kepentingan)-nya dan bukan hanya

shareholders (pemegang saham)-nya. Para stakeholders ini, terdiri dari

shareholders, konsumen, pemasok, klien, customers, karyawan dan

keluarga, masyarakat sekitar dan mereka yang terlibat baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan (the local

community and society at large);

3. Melaksanakan Corporate Social Responsibility berarti juga

melaksanakan tugas dan kegiatan sehari-hari perusahaan atau korporasi

sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan melalui usaha yang

dijalankan dan/atau dikelola olehnya. Jadi ini berarti CSR adalah

bagian reintegrasi dari kegiatan usaha sehingga CSR berarti juga

menjalankan perusahaan atau korporasi untuk memperoleh

keuntungan.

12
Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Risiko Hukum dan Bisnis Perusahaan
Tanpa CSR, (Jakarta: Forum Sahabat, 2008), h. 8.
21

Meskipun banyak pihak mempunyai definisi yang berbeda terhadap

definisi CSR, sebenarnya ada beberapa kesamaan yang dapat disimpulkan,

yaitu perusahaan melakukan kegiatan yang berkontribusi positif dalam bidang

sosial dan ekonomi bagi stakeholders perusahaan, seperti program bantuan

bencana alam, pendidikan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana &

prasarana umum, dll. yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi kesejahteraan

umum. Perusahaan sekaligus warga negara yang bertanggung jawab tidak

hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memperhatikan kelestarian

lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Sesuai dengan kesimpulan definisi CSR di atas, gambaran CSR dapat

diilustrasikan sebagai piramida tanggung jawab sosial perusahaan (Carroll‟s

CSR Pyramid) seperti pada Gambar 1. Untuk memenuhi tanggung jawab

ekonomis, sebuah perusahaan haruslah menghasilkan laba sebagai fondasi

untuk mempertahankan eksistensinya dan berkembang. Tanggung jawab

ekonomis ini merupakan hasrat primitif dari perusahaan sebagai organisasi

bisnis untuk memenuhi keuntungan (laba). Namun demikian, dalam mencapai

tujuan mencari laba, sebuah perusahaan juga harus bertanggung jawab secara

hukum dengan menaati ketentuan yang berlaku. Upaya melanggar hukum

demi memperoleh laba harus ditentang sehingga perusahaan tidak

menggunakan atau menghalalkan segala cara.

Perusahaan juga harus bertanggung jawab secara etis. Ini berarti

sebuah perusahaan berkewajiban mempraktekkan hal-hal yang baik dan benar

sesuai dengan nilai-nilai etis. Oleh karena itu, nilai-nilai dan norma-norma

masyarakat harus menjadi rujukan bagi perusahaan dalam menjalankan


22

kegiatan bisnisnya sehari-hari. Lebih dari itu, perusahaan juga mempunyai

tanggung jawab filantropi yang menyaratkan agar perusahaan dapat

memberikan kontribusi kepada masyarakat, agar kualitas hidup masyarakat

meningkat sejalan dengan operasional sebuah perusahaan.13

Gambar 1. Piramida Tanggung Jawab Sosial Perusahaan14

2. Konsep Perseroan dan CSR

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas khususnya pasal 1 dinyatakan bahwa: “Perseroan terbatas adalah

badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan

perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya

terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dijelaskan,

perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi

yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya

13
Fajar Nursahid, Tanggung Jawab Sosial BUMN: analisis terhadap model
kedermawanan sosial PT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT Telekomunikasi Indonesia
(Depok: Piramedia, 2006), h. 14-15.
14
Archie B Carrol, Bussiness and Society, h. 40.
23

berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan

yang ada di dalamnya. Pemilik modal di dalam PT tidak harus memimpin

perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk

menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT dibutuhkan sejumlah modal

minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya. 15

Definisi Perseroan Terbatas dapat terdiri dari unsur-unsur:16

1. Persekutuan

2. Dengan modal perseroan yang tertentu yang dibagi atas saham-saham

3. Para persero ikut serta dalam modal itu dengan mengambil satu

saham atau lebih

4. Melakukan perbuatan hukum di bawah mana yang sama dengan

tanggung jawab yang semata-mata terbatas pada modal yang mereka

setorkan.

Selanjutnya di dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

dinyatakan bahwa: “Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta

kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan”.

Dalam bahasa lain Perseroan Terbatas/Perusahaan diartikan sebagai

Corporation, yang berasal dari bahasa Latin (Corps/corpora=badan) yang

sebenarnya berarti “yang menjadikan satu badan”. Apabila ditelusuri istilah

“korporasi” tidak menunjuk pada sebuah organ yang berfungsi untuk mencari

untung. Istilah ini berasal dari Kekaisaran Roma yang menunjuk pada badan

hukum yang didirikan demi kepentingan umum.17

15
Penjelasan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
16
Rochmat Soemitro, Hukum Perseroan terbatas, (Bandung: Eresco, 1993), h. 6.
17
K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009), h. 289.
24

Dari segi kebahasaan ternyata penggunaan istilah perusahaan tidak

hanya memakai istilah Corporation melainkan pula Company. Dari asal

katanya, „company‟ (perusahaan) berasal dari dua kata dalam bahasa Latin

(„cum‟ dan „panis‟) yang berarti memecahkan roti bersama-sama.18 Karena

itu, ide asli dari pembentukan satu perusahaan sebenarnya memiliki konotasi

komunal/sosial. Dari asal kata tersebut, menarik menyimak pendapat Dave

Packard (co-founder dari Hewlett Packard Company) mengenai tujuan

berdirinya satu perusahaan:19

“I think many people assume, wrongly, that a company exist simply to


make money. While this is an important result of a company‟s existence,
we have to go depeer and find the real reasons for our being. As we
investigate this, we inevitably came to the conclusion that a group of
people get together and exist as an institution that we called a company so
that they are able to accomplish something collectively that they could not
achieve separately – they make contribution to the society, a phrase
which sounds trite but is fundamental”.
(Terjemahan bebas: “Menurut saya banyak orang salah mengasumsikan
bahwa perusahaan hanya sebatas tempat penghasil laba. Walaupun di sisi
lain, inilah hasil terpenting dari keberadaan perusahaan, kita harus
menganalisa lebih dalam dari itu dan menemukan alasan utama mengapa
kita ada. Saat kita menyelidiki, hal yang tak terhindarkan adalah
sampainya kita pada kesimpulan bahwa sekelompok orang bergabung
dalam sebuah institusi yang disebut perusahaan, sehingga mereka mampu
mencapai sesuatu bersama-sama tidak jika mereka terpisah-mereka
memberikan kontribusi kepada masyarakat. Hal yang mungkin
terdengar klise tapi sangat penting.)

Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian bagi para shareholders

(pemegang saham) yang hanya memahami bahwa perusahaan adalah badan

hukum yang diciptakan demi mewujudkan cita-cita mereka untuk

menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pada konsep klasik,

18
Holy K. M. Kalangit “Konsep Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan
Pelaksanaannya di Indonesia,” Artikel diakses pada 5 April 2014 dari
http://www.slideshare.net/KingHBengawan/20090202132726-a
19
Ibid.
25

perusahaan dipandang sebagai organisasi yang diadakan dengan tujuan

khusus untuk melayani pemegang saham. Perusahaan memberikan kerja dan

menghasilkan barang atau jasa. Akan tetapi semua itu hanya cara untuk

meningkatkan kekayaan pemegang saham. Banyak yang berpendapat bahwa

kewajiban manajer perusahaan adalah untuk berusaha mencapai keuntungan

sebesar-besarnya bagi pemegang saham perusahaan dalam batasan hukum.20

Konsep klasik ini kemudian banyak ditinggalkan. Argumentasi

didasarkan pada pertimbangan: Pertama, adalah pendapat bahwa walaupun

pemegang saham adalah pemilik legal dari perusahaan, akan tetapi sering

mereka hanya spekulator tanpa perhatian pada masa depan jangka panjang

perusahaan. Keinginan mereka adalah pada tingkat pengembalian investasi

mereka secepat-cepatnya, hal ini dapat menyebabkan akibat buruk bagi

perusahaan dalam jangka panjang. Kedua, walaupun pemegang saham

memiliki hak untuk perusahaan dijalankan dengan benar, termasuk

memberikan perhatian yang tidak hanya bagi pemegang saham perusahaan

melainkan pula stakeholders. Yang meliputi karyawan dan juga masyarakat

dimana satu perusahaan itu berada.21

Berbicara mengenai perseroan, maka tidak dapat dilepaskan dengan

tujuan dari perseroan itu sendiri. Perseroan yang berdiri karena

dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan masyarakat tersebut, tumbuh dan

berkembang dengan tujuan utama yaitu profit oriented.

Seiring dengan tujuan utama dari perseroan, perkembangan dunia

usaha dewasa ini juga tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan

20
Heru Satyanugraha, Etika Bisnis Prinsip dan Aplikasi, (Jakarta: LPFE Universitas
Trisakti, 2003), h. 124.
21
Ibid. h. 124-125.
26

eksternalnya. Lingkungan eksternal adalah lingkungan di luar perseroan.

Perseroan selain mengejar keuntungan maka juga harus memperhatikan

masyarakat dan lingkungan sekitar, agar aktivitasnya dapat berjalan dengan

seimbang.

Namun demikian dalam kenyataannya, perusahaan masih

menunjukkan sikap yang "meremehkan" peranan masyarakat dalam

perusahaan, dengan dalih bahwa perusahaan hanya mencari keuntungan dan

atau laba.22 Menyikapi kondisi tersebut, dalam dunia usaha muncul berbagai

wacana yang berkaitan dengan tanggung jawab usaha yang harus diemban

oleh suatu perusahaan. Salah satu wacana yang muncul adalah lahirnya

terminologi tanggung jawab sosial perusahaan/CSR.23

Pada awalnya CSR hanya bersifat sukarela. Hal ini sejalan dengan

pendapat Isa Wahyudi, bahwa meskipun belum ada kesatuan bahasa dalam

memaknai CSR, tetapi CSR ini telah diimplementasikan oleh perusahaan

dalam berbagai bentuk kegiatan yang didasarkan atas kesukarelaan.24 Hal

inilah yang menjadi masalah karena sifat kesukarelaan ini menjadi peluang

perusahaan untuk tidak melaksanakan CSR. Hal itulah yang dikhawatirkan

jika tidak ada pengaturan yang bersifat mengikat perusahaan untuk

menjalankan CSR. Oleh karena itu, muncul pengaturan mengenai CSR di

Indonesia dengan menggunakan istilah Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan yang selanjutnya akan dibahas pada subbagian Kebijakan

Pemerintah Terkait CSR.

22
Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan
dan Implementasi (Malang: In-Trans Publishing 2008), h.14.
23
Ibid., h. xv.
24
Ibid., h. 28.
27

3. Kebijakan Pemerintah Terkait CSR

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

dipandang sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum dan kebutuhan

masyarakat sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang baru. Pada

tanggal 16 Agustus 2007 telah diundangkan Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Dengan demikian, UUPT 2007

merupakan hukum yang berlaku sekarang atau hukum positif (ius

constitutum) untuk Perseroan Terbatas (Perseroan).25

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Perusahaan Terbatas pada pasal 1 angka 3 menjelaskan bahwa

“Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk

berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi

Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”.

Definisi inilah yang kiranya dijadikan dasar bagi pelaksanaan CSR di

Indonesia.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari proses peran serta dalam

melaksanakan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Indonesia memandang

perlunya CSR dielaborasi dalam peraturan perundang-undangan di antaranya

adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan. Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan atau CSR sebenarnya telah secara

tersirat diatur dalam berbagai produk perundang-undangan lainnya seperti

25
Soediman Kartohadiprodjo, Pengantar Tata Hukum di Indonesia, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1984), h. 46.
28

dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Dalam undang-undang ini perusahaan berkewajiban

untuk melakukan penjagaan terhadap kualitas lingkungan yang meliputi air,

tanah, udara dan ekosistemnya sebagai daya dukung peningkatan kualitas

hidup manusia.

Kemudian, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, mengenai kesempatan kerja dan penciptaan hubungan baik

dengan karyawan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen mengenai hak-hak konsumen atas kualitas dan harga

produk. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN mengenai

program kemitraan dan bina lingkungan, dan yang terbaru dalam Undang-

Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang MINERBA (Mineral dan Batubara)

yang juga mengatur mengenai CSR dan Community Development yang

sebelumnya tidak diatur dalam Undang-Undang Pertambangan yang lama

(hanya keharusan mengadakan kerja sama mengenai pembangunan

masyarakat dengan Pemda).

Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas pada

Bab V mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pada Pasal 74

menjelaskan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Dalam PP ini, perseroan yang

kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam


29

diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Kegiatan dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan

tersebut harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang

dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Munculnya regulasi-regulasi di atas, maka menimbulkan kelegaan

tersendiri bahwa sudah ada peraturan yang secara tegas mengatur tentang

kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi perseroan terbatas atau

yang dikenal dengan CSR. Saat ini perseroan tidak hanya dituntut mencari

keuntungan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial

dan lingkungan. Akan tetapi belum ada sanksi yang jelas bagi perseroan yang

tidak menjalankan kegiatan CSR, dalam PP No. 47 Tahun 2012 Pasal 7 yang

berbunyi “Perseroan yang tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan”, tetapi tanpa menjelaskan sanksi yang dimaksud.

Aneka regulasi di atas dengan segala kelebihan dan kekurangannya,

menimbulkan optimisme juga kekhawatiran. Optimisme, karena berbagai

pihak memandang besarnya potensi CSR dalam mendukung pemerintah

meningkatkan kesejahteraan. Kekhawatiran muncul, karena bagaimanapun

perusahaan “tersandera” oleh aneka aturan CSR baik pada level pemerintah

pusat, provinsi, hingga daerah. Padahal hampir di semua perusahaan, CSR

dianggarkan dari „keuntungan perusahaan‟, belum semua perusahaan

menganggarkannya secara khusus, karena bagaimanapun core perusahaan

adalah bisnis. Perusahaan-pun berasumsi bahwa kewajibannya menyukseskan

program pemerintah dengan menunaikan aneka pajak.


30

4. Prinsip, Tujuan, dan Manfaat CSR

Menurut Organization for Economic Corporation and Development

(OFECD) pada saat pertemuan para Menteri negara-negara anggotanya di

Paris tahun 2000 menyepakati pedoman bagi perusahaan multinasional

dengan kebijakan umum tentang prinsip-prinsip CSR yaitu:

1. Memberikan kontribusi untuk kemajuan ekonomi sosial dan lingkungan

berdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

2. Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi kegiatan yang

dijalankan perusahaan tersebut sejalan dengan kewajiban dan komitmen

pemerintah dan di negara tempat perusahaan beroperasi.

3. Mendorong pembangunan kapasitas lokal, termasuk kepentingan bisnis

selain menggambarkan kegiatan perusahaan di pasar dalam negeri dan

luar negeri.

4. Mendorong pembentukan modal tenaga kerja, khususnya melalui

penciptaan kesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi

karyawan.

5. Menahan diri untuk tidak mencari, untuk tidak menerima pembebasan

dari luar yang dibenarkan secara hukum yang terkait dengan sosial,

lingkungan, keselamatan kerja, insentif finansial, dan isu-isu lain.

6. Mendorong dan memegang teguh prinsip Good Corporate Governance

(GCG) serta mengembangkan dan menerapkan praktek tata kelola

perusahaan yang baik.

7. Mengembangkan dan menetapkan praktek-praktek sistem manajemen

yang mengatur diri sendiri secara efektif guna menumbuh kembangkan


31

relasi saling percaya antara perusahaan dengan masyarakat operasi

perusahaan.

8. Mendorong kesadaran pekerja sejalan dengan kebijakan perusahaan

melalui penyebarluasan informasi dengan kebijakan perusahaan melalui

penyebarluasan kebijakan-kebijakan pada pekerja termasuk melalui

program-program pelatihan.26

Tujuan yang ingin dicapai setiap negara adalah bagaimana

memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi warga negaranya. Tujuan

tersebut terkait dengan konsep negara hukum modern (Welfare State), yang

mana fungsi negara di sini bersifat aktif dalam mengurus kepentingan

masyarakat. Pokok kalimat keempat pembukaan Undang-Undang Dasar

1945. Mewajibkan negara dan pemerintah untuk melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, „yang berarti harus

melindungi seluruh lingkungan hidup di Indonesia dengan segenap sumber

daya insaninya‟.27

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan bagian dari

etika bisnis yang dilakukan dengan tujuan untuk saling memberi manfaat

kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Upaya perusahaan

meningkatkan peran sosial mereka dalam pembangunan kesejahteraan sosial

memerlukan sinergi yang solid dari berbagai pihak, baik dari pemerintah

maupun masyarakat atau komunitas di sekitarnya. Peran masyarakat sangat

diperlukan perusahaan agar dapat menjalankan usahanya dengan aman dan

26
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h. 32.
27
SF. Marbun, Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta:
UII Press, 2002), h. 323.
32

lancar, sedangkan peran pemerintah pun sangat menentukan untuk

membangun usaha yang kondusif dan tidak manipulatif.

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan sesungguhnya mengacu

pada kenyataan bahwa perusahaan adalah suatu institusi yang dibentuk oleh

manusia dan terdiri dari manusia. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaimana

halnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain, demikian pula perusahaan

(sebagai lembaga yang terdiri dari manusia-manusia) juga tidak bisa hidup,

beroperasi, dan memperoleh keuntungan bisnis tanpa pihak lain. Hal ini

menuntut agar perusahaan pun perlu dijalankan dengan tetap bersikap

tanggap, peduli, dan bertanggung jawab atas hak dan kepentingan banyak

pihak lainnya. Perusahaan, sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas,

perlu pula ikut memikirkan dan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi

kepentingan hidup bersama dalam masyarakat.

Tanggung jawab sosial menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap

kepentingan stakeholders, bukan sekedar kepentingan perusahaan belaka.

Kendati tugas utama perusahaan adalah mengejar keuntungan, tapi

perusahaan tidak dibenarkan untuk mencapai keuntungan itu dengan

mengorbankan kepentingan pihak-pihak lain, tapi juga harus bersikap etis dan

berperan dalam penciptaan investasi sosial. Bahkan jangan hanya karena

demi keuntungan, perusahaan bersikap arogan dan tidak peduli pada

kepentingan pihak-pihak lain.


33

Menurut Steiner minimal terdapat tiga alasan penting mengapa

perusahaan perlu melakukan program CSR, yaitu:28

1) Perusahaan adalah „makhluk‟ masyarakat dan karenanya harus

merespons permintaan masyarakat. Ketika harapan masyarakat

terhadap perusahaan berubah, maka perusahaan juga harus melakukan

aksi yang sama. Secara instingtif perusahaan akan melakukan

konformitas terhadap perubahan-perubahan atas

ekspektasi/harapan/keinginan masyarakat.

2) Kepentingan bisnis dalam jangka panjang ditopang oleh semangat

tanggung jawab sosial itu sendiri. Kelangsungan hidup perusahaan

tergantung pada upayanya untuk bertanggung jawab terhadap

masyarakat sebagai bagian dari aktivitas bisnisnya. Sebaliknya,

kesejahteraan masyarakat tergantung pula terhadap keuntungan yang

dihasilkan dan tanggung jawab bisnis dari perusahaan.

3) Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk

mengurangi atau menghindari kritik masyarakat, dan pada akhirnya

akan mempengaruhi peraturan pemerintah.

Hal di atas nampaknya merupakan tujuan dan manfaat dari CSR yang

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan, ia tak dapat diseragamkan karena

masing-masing memiliki motif beragam dalam pelaksanaan CSR, ditambah

sifat kelokalan CSR menambah beragamnya tujuan perusahaan melaksanakan

CSR tersebut. Bagi masyarakat CSR dapat turut membantu menyelesaikan

permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat, ia juga dapat

28
Asep Rudi, “Pentingnya Pebisnis Mengembangkan CSR,” artikel diakses pada 5 Mei
2014 dari http://indi-smart.com/blog/?tag=csr
34

memperkuat hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat sehingga,

masyarakat merasakan keuntungan finansial maupun non-finansial dari

berdirinya perusahaan tersebut.

Sedangkan bagi negara, kegiatan CSR secara langsung maupun tidak

langsung memberikan keringanan pekerjaan dalam bidang pemberdayaan dan

pembangunan masyarakat karena sebagian dari kerja pemerintah diambil alih

oleh perusahaan melalui program CSR. Dengan begitu negara pun dapat

fokus dalam mengeluarkan kebijakan yang tepat guna dalam menyelesaikan

masalah-masalah lain yang belum terselesaikan oleh CSR.29

5. Model Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility merupakan proses penting dalam

pengaturan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan kegiatan bisnis dari

stakeholders baik secara internal (pekerja, shareholders dan penanaman

modal) maupun eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota

masyarakat, kelompok masyarakat sipil dan perusahaan lain). Dengan

demikian, tanggung jawab perusahaan secara sosial tidak hanya terbatas pada

konsep pemberian donor saja, tapi konsepnya sangat luas tidak bersifat statis

dan pasif, hanya dikeluarkan dari perusahaan, akan tetapi hak dan kewajiban

yang dimiliki bersama antar stakeholders.30

29
Dwi Kartini, Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep, h. 99.
30
Bambang Rudito, dkk., Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Model
Pembangunan Indonesia Masa Kini (Jakarta: Indonesia Center for Suistainable Development,
2004), h. 73.
35

Menurut Saidi dan Abidin, sedikitnya ada empat model atau pola CSR

yang umumnya diterapkan di Indonesia.31

1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR

secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial

atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.

Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya

menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate

secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas

public relation.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan

mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya.

Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di

perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan

menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat

digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.

3. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan menyelenggarakan CSR

melalui kerja sama dengan lembang sosial/organisasi non-

pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik

dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan

sosialnya.

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan

turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga

sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan

31
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat CSR (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2009), h. 110.
36

dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian

hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak

konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh

perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif

mencari mitra kerja sama dari kalangan lembaga operasional dan

kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.

Mekanisme pelaksanaan program atau kegiatan CSR dapat dilakukan

sebagai berikut:32

1. Bottom Up Process

Program berdasar pada permintaan beneficiaries, yang kemudian

dilakukan evaluasi oleh perusahaan.

2. Top Down Process

Program berdasar pada survei/pemeriksaan seksama oleh

perusahaan, yang disepakati oleh beneficiaries.

3. Partisipatif

Program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries.

Untuk melaksanakan program CSR, perusahaan dapat memilih

alternatif pengelolaan yaitu dengan self managing, artinya perusahaan

melaksanakan sendiri kegiatannya dengan menugaskan karyawannya untuk

menanganinya, atau melalui outsourcing dimana perusahaan dapat meminta

bantuan kepada pihak ketiga yang mempunyai kemampuan untuk melakukan

kegiatan yang diberikan oleh perusahaan.

32
Wibisono, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, h.139
37

B. Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Menurut Jaya33, Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan

yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mencapai

tujuan tersebut dibutuhkan strategi pelaksanaannya, di antaranya ada empat

hal yang perlu diperhatikan yaitu pemerataan, partisipasi, keanekaragaman,

interaksi dan perspektif jangka panjang yang diikuti pendekatan secara ideal.

Pembangunan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan yaitu

berkelanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik, serta pertahanan dan

keamanan.

Salah satu sasaran utama dari pembangunan berkelanjutan adalah

upayanya dalam meningkatkan taraf hidup manusia sehingga kemiskinan

dapat ditekan sedemikian rupa.34

Sementara itu, menurut Emil Salim, yang dimaksud dengan

Pembangunan berkelanjutan atau suistainable development adalah suatu

proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam

dan sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan

manusia dalam pembangunan. 35

Ada beberapa asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari paham ini,

yaitu, pertama proses pembangunan itu mesti berlangsung secara berlanjut,

terus-menerus, kontinu, ditopang oleh sumber alam, kualitas lingkungan dan

manusia yang berkembang secara berlanjut. Jadi ada proses pembangunan

33
Askar Jaya, “Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Suistainable Development)”, Pdf.
Halaman 1 diakses pada tanggal 17 April 2014 dari http://www.rudyct.com/PPS702-
ipb/0914/askar_jaya
34
Bambang Rudito, dkk., Corporate Social Responsibility, h. 5.
35
Yayasan SPES, Pembangunan Berkelanjutan Mencari Format Politik (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 3.
38

yang ditopang oleh sumber alam yang berlanjut, kualitas lingkungan yang

berlanjut dan manusia yang berkembang secara berlanjut.

Kedua, sumber alam, terutama udara, air dan tanah memiliki ambang

batas, di atas mana penggunaannya akan menciutkan kuantitas dan

kualitasnya. Penciutan itu berarti berkurangnya kemampuan sumber alam

tersebut untuk menopang pembangunan secara berlanjut, sehingga

menimbulkan gangguan pada keserasian sumber alam dengan sumber daya

manusia.

Ketiga, kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas

hidup. Semakin baik kualitas lingkungan, semakin positif pengaruhnya pada

kualitas hidup, yang antara lain tercermin pada meningkatnya kualitas fisik,

pada harapan usia hidup, pada turunnya tingkat kematian dan lain sebagainya.

Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan mengandalkan pembangunan

kualitas lingkungan secara berkelanjutan, supaya memberi pengaruh positif

terhadap kualitas hidup.

Keempat, dalam pembangunan berkelanjutan pola penggunaan

sumber alam masa kini mestinya tidak menutup kemungkinan memilih opsi

atau pilihan lain di masa depan. Karena berbagai aspek masa yang akan

datang belum kita ketahui sepenuhnya sekarang ini, penggunaan sumber alam

bagi arah pilihan masa depan harus terbuka.

Kelima, pembangunan berkelanjutan mengandaikan solidaritas

transgenerasi, dimana pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang


39

untuk meningkatkan kesejahteraannya, tanpa mengurangi kemungkinan bagi

generasi masa depan untuk meningkatkan kesejahteraannya. 36

Menurut World Bank Group37, keberlanjutan dapat didefinisikan

sebagai kapasitas penampung dari ekosistem untuk mengasimilasikan

pemborosan agar tidak sampai berkelebihan. Rata-rata hasil dari sumber daya

yang terbarui tidak akan berlebihan pada rata-rata generasi. Artinya bahwa

adanya suatu usaha dari bekerjanya ekosistem untuk mengefisiensikan

pemborosan terhadap pemanfaatan sumber daya yang tersedia, dan

pemanfaatan tersebut akan disesuaikan dengan kemampuan pada setiap

generasi.

Sebagaimana hasil KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro,

Brasil pada tahun 1992, yang menegaskan mengenai konsep pembangunan

berkelanjutan (Suistainable Development) sebagai suatu hal yang bukan

hanya menjadi kewajiban Negara, namun juga harus diperhatikan oleh

kalangan korporasi.38

Keuntungan-keuntungan yang dapat diambil dari keberlanjutan

(suistainability) adalah mengurangi biaya, menambah pendapatan/

keuntungan, mengurangi risiko, membentuk reputasi, membangun modal

sosial (kualitas sumber daya manusia) dan meningkatkan akses ke pasar.

Kesemuanya dapat dicapai melalui pelaksanaan memperbaiki lingkungan,

36
Yayasan SPES, Pembangunan Berkelanjutan Mencari Format Politik, h. 3-4.
37
Rudito, Corporate Social Responsibility, h. 6.
38
Amyardi, Modul Seri 6: Etika Bisnis, Corporate Social Responsibility (CSR), Etika
Bisnis Modul 6 Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu
Buana Jakarta 2010, h. 9. Modul ini dapat di download di
http://xa.yimg.com/kq/groups/25103345/.../ETIKA+BISNIS-MODUL+6.docx
40

keterikatan dengan komuniti-komuniti, meningkatkan manajemen sumber

daya manusia dan keterikatan dengan kebijakan perusahaan.39

Menurut Emil Salim40, CSR haruslah benar-benar menjadi cara

berbisnis yang menyeimbangkan tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan

(triple bottom line), hanya dengan demikian CSR benar-benar menjadi

kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan bukanlah upaya untuk meningkatkan kondisi ekonomi semata,

seperti yang ditunjukkan selama abad ke-20. Pembangunan seharusnya

merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pengertian

yang utuh, yaitu sosial, lingkungan dan ekonomi. Ketiga dimensi CSR yang

disebutkan Pak Emil tentu berasal dari konsep pembangunan berkelanjutan.

Ketiga dimensi tersebut kemudian diturunkan ke dalam CSR dan diberi nama

“triple bottom line” oleh John Elkington.

Bentuk program yang dapat dijalankan perusahaan pun bisa

bermacam-macam. Pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan keagamaan

adalah tema-tema yang sangat penting. Namun, yang menjadi perhatian

utama adalah sifat memberdayakan masyarakat. Dengan pemikiran yang

demikian, program yang bersifat sekedar donasi atau charity harus

diminimumkan, lalu digantikan dengan yang lebih bersifat pemberdayaan.

Pada tahun 2002, pemerintah melontarkan komitmen yang berlevel

internasional. Komitmen ini telah ditandatangani dalam KTT Millenium

PBB, bersama 189 negara lainnya. Komitmen negara-negara ini bertujuan

untuk memberantas kemiskinan yang kemudian ditegaskan kembali dalam

39
Rudito, Corporate Social Responsibilty, h. 8.
40
Iwan J. Azis dan Lydia M. Napitulu, Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan
Kontribusi Emil Salim (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2010), h. 264.
41

„deklarasi Johannesburg‟ mengenai „Pembangunan Berkelanjutan‟ yang

disepakati oleh 165 negara yang juga ditandatangani oleh Pemerintah

Indonesia untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan pembangunan di

Indonesia dengan target memberantas kemiskinan pada tahun 2015. Dalam

deklarasinya negara peserta menerapkan Tujuan Pembangunan Millenium

atau Millenium Development Goals (MDGs). Di dalamnya terdapat 8

(delapan) tujuan yang hendak dicapai sampai tahun 2015 oleh negara-negara

di dunia termasuk Indonesia dengan tujuan pertama adalah mengatasi

kemiskinan dan kelaparan. 41

Dengan demikian, pemerintah Indonesia telah membuat komitmen

nasional untuk memberantas kemiskinan dalam rangka pembangunan

berkelanjutan (Suistainable Development). Pemerintah dan semua

perangkatnya baik di tingkat pusat sampai ke daerah bertanggung jawab

untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Kendati Indonesia ikut serta

dalam MDGs namun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih

berada di bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura,

Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand. Indonesia berada di peringkat

108 dari 175 negara yang dinilai oleh UNDP pada tahun 2013 lalu.

Pembangunan berkelanjutan tidak hanya diartikan sebagai

pembangunan yang mencoba untuk mempertemukan kebutuhan di masa kini

tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang. Ia juga dapat dimaknai

sebagai suatu pendekatan komprehensif dimana salah satunya adalah

pendekatan yang sifatnya individual, seluruh masyarakat dan lingkungan

41
Eko Prasetyo, “Pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) Sebagai Tanggung
Jawab Perusahaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas (Studi di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk), (Skripsi S1 Fakultas Hukum Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa Banten, 2010), h. 27.
42

yang akan dikaitkan dengan situasi ekonomi. Terdapat 3 elemen

keberlanjutan yang dapat menjadi hubungan timbal balik bagi perusahaan,

pemerintah dan masyarakat. Yaitu keberlanjutan secara ekonomi,

keberlanjutan secara sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Dimana ketiga

elemen ini saling berinteraksi dan mendukung.

Informasi mengenai konsep pembangunan berkelanjutan ini

digunakan penulis untuk menganalisis temuan dari hasil penelitian di

Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) milik CSR

PT. Indocement. P3M merupakan salah satu program dari Suistainable

Development Program (SDP), melalui pelatihan dalam bidang pertanian,

peternakan dan perikanan yang disinergikan dengan program pemberdayaan

masyarakat lainnya, P3M memiliki tujuan utama untuk menciptakan

kemandirian masyarakat yang berkesinambungan.


43

BAB III

CSR PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK

A. Profil PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

1. Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah perusahaan perseroan

terbatas hasil gabungan para pengusaha dari kelompok modal asing dan penanam

saham dalam negeri. Diawali dengan berdirinya PT Distinc Indonesia Cement

Interprise (DICE) yang pada tahun 1973 membangun pabrik semen Cap Tiga

Roda di Citeureup Bogor dan memulai produksi dengan kapasitas terpasang

sebesar 50.000 ton /tahun semen abu-abu pada tanggal 4 Agustus 1975. Tanggal

ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Produksi komersial dari PT Indocement Tunggal Prakarsa juga dimulai pada

tahun yang sama.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen

terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk

produk semen khusus. Saat ini total kapasitas produksinya sebesar 18.6 juta ton

semen per tahun.

Sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan,

Indocement berhasil mengembangkan lebih dari 170 hektar perkebunan jarak

(Jatrophica Curcas) pada lahan bekas penambangan batu kapur. Indocement juga

berhasil memprakarsai proyek pengolahan sampah rumah tangga dalam skala

kecil untuk masyarakat di sekitar pabrik Citeureup dan Cirebon. Sampah yang
44

diproses dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa yang menghasilkan

energi Aipda proses produksi, dan juga menghasilkan kompos sebagai bagian

Suistainable Development Program (Program pengembangan berkelanjutan) PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

2. Visi, Misi, Motto, dan Logo dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Visi

“Pemimpin pasar semen dan agregat yang berkualitas di dalam negeri”

Misi

“Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan dan bahan bangunan

terkait semen yang bermutu, dengan harga kompetitif dan tetap

memperhatikan pembangunan yang berkelanjutan”

Motto

“Turut membangun kehidupan bermutu. (Better Shelter for a Better Life)”

Logo

Gambar 2. Logo PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Sumber: Corporate Social Responsibility PT ITP Tbk, 2014


3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi ini disusun satu badan usaha yang bergerak dalam

bidang industri dan perdagangan. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk membagi

unit-unit organisasi secara fungsional, hal ini untuk memudahkan kinerja dari
45

perusahaan. Struktur organisasi memberikan wewenang kepada setiap perusahaan

untuk melaksanakan tugas yang menjadi kewajiban dari perusahaan tersebut.

Gambar 3 berikut menggambarkan susunan Direksi dan Dewan Komisaris

di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berdasarkan RUPST (Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan Rapat

Komisaris pada tanggal 23 Februari 2005.

Gambar 3. Struktur Organisasi


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Sumber: Corporate Social Responsibility Dept. PT ITP Tbk, 2014

Dari skema struktur organisasi tersebut President Director merupakan

puncak pemimpin tertinggi dari struktur organisasi PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk, di bawahnya terdapat Vice President yang merupakan wakil

Direktur Utama kemudian HTC yaitu Heidelberg Technical Centre yang

memusatkan masalah operasional dan teknik kemudian terbagi-bagi lagi ke dalam

sub bagian tersendiri yaitu bagian SDM (Human Resource Development),

Keuangan (Finance), Masalah komersial (Commercial Director) dan Masalah


46

teknik (Technical Director) dimana susunan HRD terbagi-bagi ke dalam sub

bagian seperti pada Gambar 4 berikut:

Gambar 4. Struktur Organisasi Human Resource Director

Sumber : Corporate Social Responsibility Dept. PT ITP Tbk, 2014

Dari susunan struktural Human Resource Director terbagi menjadi 3

bagian yaitu Corporate Public and Internal Affairs Division, Corporate HR

Division dan HR Directorate Office & others, dimana dalam bagan Corporate

Public and Internal Affairs Division yang mengawasi urusan tanggung jawab

publik dan urusan internal pengembangan SDM terdapat bagian yang mengatur

masalah Corporate Social Responsibility yang terdapat di dalam Departemen CSR

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk secara khusus mempunyai departemen

yang bertanggung jawab terhadap masalah tanggung jawab sosial kepada


47

masyarakat ini menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, adalah

sebuah perusahaan profesional dan bertanggung jawab serta atas segala kegiatan

operasional produksinya terhadap lingkungan di sekitarnya.

B. Profil Corporate Social Responsibility PT Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk

1. Latar belakang berdirinya CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa

Keberadaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebagai salah satu

produsen semen terbesar di Indonesia memiliki dampak positif dan negatif dari

kegiatan operasional perusahaan. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

berkeinginan untuk berkontribusi bagi peningkatan kualitas masyarakat sejalan

dengan kegiatan usahanya yang diwujudkan dalam program CSR. Program CSR

Indocement dirancang sedemikian rupa agar tidak hanya dikenal sebagai kegiatan

sosial yang sifatnya hanya filantropi atau kedermawanan, tetapi lebih

menitikberatkan pada sifat berkesinambungan.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sudah menjalankan program CSR

sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan sejak awal berdirinya

perusahaan dari tahun 1974 hingga tahun 1990. Kegiatan tanggung jawab sosial

perusahaan ini masih difokuskan kepada ekspansi usaha untuk melakukan

pengamanan operasi pabrik agar operasional pabrik tetap berjalan kondusif tanpa

adanya gangguan. Kegiatan ini masih bersifat filantropi, seperti bakti sosial,

memberikan sumbangan dana dan kegiatan lainnya yang bersifat donasi dan

charity.
48

Namun saat ini kegiatan CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih

terarah, hal ini dibuktikan dengan adanya penggunaan strategi perencanaan

program CSR lima tahunan. Program-program yang semula hanya bersifat donasi

dan charity, kini lebih pada program berkelanjutan sehingga dapat memampukan

masyarakat untuk hidup secara mandiri. Semua program CSR PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk tidak lepas dari apa yang menjadi kesepakatan dalam

MDGs, triple bottom line dan juga isu-isu global lainnya. Namun demikian, bukan

berarti menghilangkan program CSR yang bersifat donasi atau charity.

2. Visi, Misi, Filosofi, dan Logo CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Visi CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

“Menjalin hubungan saling mendukung antara perusahaan dan

masyarakat, khususnya masyarakat dimana unit operasional perusahaan

berdiri melalui keterlibatan yang intens dalam peningkatan kesejahteraan

sosial masyarakat dan secara khusus masyarakat lokal, menjadi

masyarakat yang mandiri sehingga dapat tercipta hubungan yang

harmonis.”

Misi CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

“Menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan

kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan

konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap

memperhatikan pembangunan perusahaan yang berkelanjutan

(suistainable development).”
49

Filosofi CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

“Sebagai sebuah perusahaan yang berorientasi lingkungan,

Indocement mempunyai tanggung jawab moral dan sosial (CSR) sesuai

kemampuan perusahaan dalam mendukung kualitas kesejahteraan

masyarakat sehingga masyarakat merasakan manfaatnya dari kehadiran

perusahaan di lingkungannya.”

Logo CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Gambar 5. Logo CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Sumber : Corporate Social Responsibility PT ITP, 2014

3. Rencana Strategis CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk saat ini mengacu

pada konsep triple bottom line, yaitu keseimbangan dalam menjaga kelestarian

lingkungan, memberikan manfaat kepada masyarakat dan perusahaan

mendapatkan nilai untuk menjaga kelangsungan operasinya dengan

mengedepankan prinsip pengembangan masyarakat dan pembangunan

berkelanjutan. Gambar 6 berikut menggambarkan perencanaan kegiatan CSR PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang dibuat dalam bentuk Rencana Strategis

dengan jangka waktu pelaksanaan adalah lima tahun.


50

Gambar 6. Rencana Strategis CSR PT ITP 2011-2015

Sumber: Corporate Social Responsibility PT ITP, 2014

Dalam rencana strategis tersebut, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

telah menetapkan target lima tahunan Program CSR dengan Lima Pilar Program

Pengembangan Masyarakat dan Program Pembangunan Berkelanjutan. Target

lima tahunan tersebut meliputi:

1. Tahun 2011: Target yang dicapai adalah “pengembangan sistem

pemberdayaan integratif”. Target ini telah tercapai dengan adanya

sinergi antara program-program lima pilar dengan Suistainable

Development Program.

2. Tahun 2012: Mengimplementasikan “intensifikasi sistem

pemberdayaan integratif”

3. Tahun 2013: Target yang akan dicapai adalah “kemandirian

pemberdayaan dalam sistem pemberdayaan integratif”


51

4. Tahun 2014: Berupaya melakukan “peningkatan multiplier effect

sistem pemberdayaan integratif”

5. Tahun 2015: Target yang ingin dicapai adalah terbentuk dan

berkembangnya “sistem pemberdayaan integratif berkelanjutan”

Rencana strategis CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk seperti

dalam Gambar 6. terbagi menjadi dua jenis, yakni Program Lima Pilar

Pengembangan Masyarakat dan Proyek Pembangunan Berkelanjutan atau

Suistainable Development Project (SDP), masing-masing program ditangani oleh

section atau bagian khusus dari Departemen CSR.

4. Garis Besar Program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Gambar 7 berikut menggambarkan langkah-langkah dalam pembuatan

program CSR.

Gambar 7. Alur Program CSR

BILIKOM
- Objective CSR Kebutuhan Masyarakat
- Peta Demografi

Analisa Kebutuhan MUSRENBANG

Kebijakan CSR
Indocement
Rencana CSR
Program

Kerangka
Pemikiran
Pemantauan & Realisasi CSR
Evaluasi Program

Sumber: Corporate Social Responsibility PT ITP, 2014


52

Berdasarkan Gambar 7, dapat dilihat bahwa program CSR PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat desa binaan.

Kebutuhan masyarakat tersebut ditentukan dan disepakati bersama oleh

masyarakat beserta tokoh agama, tokoh masyarakat dan perangkat desa dalam

Rencana Pembangunan Desa (Renbangdes). Setelah disepakati apa saja yang

menjadi prioritas pembangunan desa dalam renbangdes, kemudian disampaikan

dalam forum komunikasi antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan

masyarakat desa binaan dan pemerintahan desa yang dinamakan Bina Lingkungan

dan Komunikasi (BILIKOM).

Pertemuan BILIKOM diadakan setiap tiga bulan sekali di masing-masing

desa binaan. Kebutuhan masyarakat desa binaan yang diajukan dalam BILIKOM,

dianalisis dan dibandingkan dengan data PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

hasil dari social mapping (pemetaan kondisi sosial demografi masyarakat desa

binaan) dan disesuaikan dengan Rencana Strategis CSR PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk. Hasil proses analisa kebutuhan masyarakat tersebut diputuskan

melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh direksi perusahaan. Program yang telah

dilaksanakan dilakukan pemantauan dan evaluasi program disampaikan dalam

rapat BILIKOM selanjutnya di masing-masing desa binaan. Desa-desa binaan PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah desa-desa yang secara geografis

letaknya berdekatan dengan perusahaan dan yang dilalui oleh jalur conveyor

perusahaan. Desa-desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang

berjumlah 12 desa dapat dilihat pada Gambar 8 berikut:


53

Gambar 8. Pemetaan Wilayah 12 Desa Binaan


PT ITP Tbk Unit Citeureup

Sumber: Corporate Social Responsibility PT ITP, 2014

Desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terdiri dari:

1. Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup

2. Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup

3. Desa Tajur, Kecamatan Citeureup

4. Desa Pasirmukti, Kecamatan Citeureup

5. Desa Leuwikaret, Kecamatan Klapanunggal

6. Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal

7. Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal

8. Desa Gunungsari, Kecamatan Gunung Putri

9. Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal

10. Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup

11. Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup

12. Desa Puspanegara, Kecamatan Citeureup


54

Gambar 9 berikut menggambarkan tujuan dari pembangunan Millenium

yang dijadikan acuan oleh CSR Indocement dalam menjalankan tanggung jawab

sosial perusahaannya.

Gambar 9. Millenium Development Goals

Sumber: Corporate Social Responsibility PT ITP, 2014

Program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga mengacu pada

program Millenium Development Goals (MDGs). United Nations Development

Program (UNDP) dengan sejumlah negara-negara, termasuk Indonesia September

2000 di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York (AS).

Millenium Development Goals bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat hingga tahun 2015.

Millenium Development Goals berdasarkan gambar diatas memiliki

delapan program, yaitu:

1. Eradicate extreme poverty and hunger (Memberantas kemiskinan dan

kelaparan).
55

2. Achieve universal primary education (Mencapai pendidikan dasar

untuk semua).

3. Promote gender equality and empower Women (mendukung

kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan)

4. Reduce child mortality (mengurangi tingkat kematian anak)

5. Improve maternal Health (meningkatkan kesehatan Ibu hamil)

6. Combat HIV/AIDS and other diseases (Memerangi HIV/AIDS dan

penyakit menular lainnya).

7. Ensure environmental suistainability (Memastikan kelestarian

lingkungan).

8. Global partnership for development (Mengembangkan kemitraan

untuk pembangunan).

Delapan program MDGs tersebut yang kemudian dijadikan pedoman

Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk untuk melaksanakan

program CSR dengan mengedepankan prinsip pengembangan masyarakat

(Community Development) dan proyek pembangunan berkelanjutan (Suistainable

Development Project). PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga memiliki

standar dalam mengimplementasikan dan menjalankan kegiatan CSR perusahaan.

Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memandang

bahwa untuk melaksanakan program CSR dengan baik adalah dengan

menciptakan pola kemitraan yang strategis, yakni antara perusahaan, pemerintah

dan masyarakat sebagai sasaran kegiatan CSR tersebut. Pelaksanaan CSR sebagai

sebuah komitmen dan strategi bisnis memerlukan kolaborasi antar pemangku

kepentingan sehingga tujuan pelaksanaan CSR dapat tercapai. PT Indocement


56

Tunggal Prakarsa Tbk dalam praktiknya melibatkan seluruh pemangku

kepentingan (stakeholder) untuk melaksanakan program CSR. Tidak hanya

masyarakat dan pemerintah, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengadakan

kerja sama dengan instansi-instansi pendidikan dan pihak swasta untuk

menjalankan program CSR, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam Pusat

Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Kegiatan CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk bertujuan untuk

memberikan peluang kerja pada wilayah dengan kesempatan kerja yang langka,

menawarkan pendapatan bagi orang yang tidak memiliki penghasilan, mengubah

pola pikir masyarakat tentang kebersihan dan sanitasi di dalam dan sekitar desa,

membuka peluang untuk menggalang keterlibatan dan pengembangan masyarakat

pada kegiatan yang memiliki nilai ekonomi serta memberi manfaat sosial yang

berkelanjutan dalam jangka panjang.

5. Sekilas tentang Corporate Sosial Responsibility PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk unit Citeureup

Corporate Social Responsibility PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

unit Citeureup sempat mengalami beberapa kali perubahan nama dalam

perkembangannya semenjak tahun 1974 hingga penulisan penulisan penelitian ini.

Berikut adalah sejarah tentang CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk unit

Citeureup:

1. Tahun 1974-1990, belum ada pembinaan lingkungan, hanya ada bantuan

kepada lingkungan (donasi/charity) yang dilaksanakan Human Resources

General Affair Department (HR/GAD). Bantuan diberikan menjelang

peringatan HUT RI pada tanggal 17 Agustus.


57

2. Tahun 1990 perusahaan membentuk BILIK (Bina Lingkungan) di bawah

sub security departement. Alasan BILIK atau yang saat ini dikenal sebagai

CSR bergabung dengan security departement adalah untuk membina

masyarakat dan juga bersama-sama menjaga lingkungan operasional

pabrik agar tercipta lingkungan yang aman. Penggabungan ini berlangsung

sampai dengan tahun 2001.

3. Tahun 2002-2006, BILIK berganti nama menjadi CDO (Community

Development Office), dalam hal ini CDO telah terpisah dan menjadi divisi

tersendiri. Tidak hanya pergantian nama tetapi pada saat itu juga mulai ada

program pengembangan masyarakat.

4. Tahun 2006-2008, CDO terpisah menjadi sub dari Safety Security

Community Division (SSCD), di bawah pimpinan Bapak Iwan Sabar.

5. Tahun 2009, CDO berganti nama menjadi CSR Departemen, yang berada

di bawah naungan Direksi dan mulai ada program pengembangan

masyarakat dan berkelanjutan (CD dan SDP).

Hingga April 2014, pada saat penulisan penelitian ini Corporate Social

Responsibility PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk unit Citeureup berada di

bawah Safety Security Community Division (SSCD). Divisi ini membawahi Safety

Department, Security Department, dan Corporate Social Responsibility

Department. Berikut adalah Gambar 10 yang menggambarkan struktur organisasi

khusus dari CSR Departemen:


58

Gambar 10. Struktur Organisasi CSR PT ITP Tbk Unit Citeureup

Sumber: Corporate Social Responsibility PT ITP Tbk, 2014

Departemen CSR mempunyai lingkup tugas untuk melaksanakan fungsi

Community relations dan Community Development. Community Development atau

program pengembangan komunitas bagi masyarakat di desa 12 binaan di sekitar

pabrik Citeureup, sedangkan Community Relations ialah membina hubungan

komunikasi dua arah yang efektif dengan elemen-elemen masyarakat, seperti

tokoh masyarakat, tokoh agama, local authority dan lain-lain. Departemen ini

bertanggung jawab untuk menciptakan hubungan yang harmonis, menciptakan

interaksi dan sinergi antara perusahaan dengan masyarakat khususnya masyarakat

di desa 12 binaan perusahaan, Departemen CSR juga berfungsi sebagai early

warning system sebagai peringatan dini terhadap terjadinya kesalahan sistem,

sebagai manajemen risiko untuk mencegahnya terjadinya konflik, serta saling

bekerja sama dengan seluruh divisi untuk meminimalkan terjadinya risiko dari

aktivitas perusahaan. Adapun aktivitas pokok dari CSR Departemen meliputi:


59

1. Membuat program tahunan dan anggaran yang diperuntukkan bagi 12

desa binaan;

2. Melaksanakan program kerja yang sudah dibuat tepat waktu

berdasarkan anggaran yang telah disetujui perusahaan;

3. Mengadakan pertemuan formal dengan 12 desa binaan secara reguler

dalam forum Bina Lingkungan Komunitas (BILIKOM) untuk

membahas program kerja dan lain-lainnya;

4. Mengadakan pertemuan informal dengan elemen desa secara reguler,

seperti aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, di 12 desa

binaan;

5. Melakukan pembaharuan terhadap socio demography mapping di 12

desa binaan;

6. Melakukan koordinasi dan komunikasi dua arah dengan pihak internal

terkait beberapa hal yang berhubungan dengan pekerjaan infrastruktur,

sarana prasarana, penempatan tenaga kerja lokal, koordinasi pembelian

material desa, dan koordinasi mengenai gangguan akibat adanya

peledakan dari pertambangan batu kapur, gangguan kebisingan dan

gangguan debu;

7. Melakukan pertemuan rutin dengan karyawan di 12 desa binaan dalam

hal ini dengan Serikat Pekerja (SP) dan Ikatan Manajemen Staff (IMI)

untuk melakukan komunikasi dua arah, bertukar informasi, membahas

situasi dan kondisi serta permasalahan yang ada di masyarakat;


60

8. Menangani dan menindak lanjuti komplain masyarakat dan

mengkordinasikan dengan pihak yang terkait dengan respons yang

cepat;

9. Melakukan aktivitas dan pencapaian sesuai dengan Key Performance

Measurement (KPM) Departemen, dalam hal ini melakukan

komunikasi dan pembinaan terhadap media lokal yakni dengan

mengadakan media gathering dan publikasi program kerja CSR

Departemen.

C. Program-program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

1. Community Development (CD)

Program tanggung jawab sosial perusahaan didasarkan pada konsep

pembangunan berkelanjutan yang bertumpu pada tiga pencapaian yang

bermanfaat secara ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom line). Perseroan

juga mendasarkan program ini pada kerangka Lima Pilar pembangunan

berkelanjutan.

1. Pilar Pendidikan1

Komitmen CSR Indocement senantiasa berupaya meningkatkan kualitas

sumber daya manusia masyarakat sekitar, dikembangkan secara

berkesinambungan, sejalan dengan program pemerintah dalam mewujudkan

mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyukseskan wajib belajar

sembilan tahun. Di samping program pendidikan lainnya dalam bentuk

1
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR 2012-2013
61

pembinaan atau pelatihan pemberdayaan untuk meningkatkan keterampilan,

kapasitas dan daya saing masyarakat desa binaan.

CSR Indocement berupaya fokus dan mendorong adanya penurunan

angka siswa putus sekolah/tidak lulus dengan memberikan bantuan melalui

program pemberdayaan masyarakat program pendidikan antara lain Program

Anak Asuh, Program Anak Unggulan dan Program Beasiswa serta program

magang untuk siswa sekolah menengah kejuruan yang berasal dari desa

binaan.

Pada saat observasi, penulis mendapat kesempatan untuk berpartisipasi

dalam beberapa program di pilar pendidikan ini, seperti pada acara Training

& Pelatihan untuk Guru PAUD di lingkungan desa binaan PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk. Program Training ini untuk meningkatkan SDM guru

secara individu dan keprofesian, dengan tema “Membangun Paradigma

Menjadi Guru Efektif, Inspiratif, dan Inovatif” yang diikuti guru-guru PAUD

dari 12 desa binaan dengan 3 Kecamatan, Ketua Himpunan PAUD se-

Kabupaten, Pemerintah setempat dan CSR Department Head. Selain itu

Penulis juga berkesempatan menghadiri Pelatihan Ikan Hias yang

diselenggarakan oleh Mitra Binaan CSR Indocement di desa Lulut,

Kecamatan Klapanunggal.2

2. Pilar Kesehatan3

Kesehatan masyarakat Desa Binaan menjadi salah satu prioritas perhatian

Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

melalui program pemberdayaan masyarakat Pilar Kesehatan. Secara terus

2
Observasi kegiatan Training & pelatihan pilar pendidikan, Citeureup, 17&21 April 2014
3
Studi dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR 2012-2013
62

menerus dan berkesinambungan CSR Indocement berpartisipasi aktif untuk

memberikan pemahaman atau kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa binaan serta pencegahan

penyakit menular.

Pilar kesehatan dilaksanakan CSR Indocement sebagai upaya

peningkatan kualitas kesehatan masyarakat meliputi program kesehatan

secara preventif, promotif dan kuratif. Pada tahun 2012-2014 program yang

telah direalisasikan di antaranya: Puskesmas Keliling (Pusling) bekerja sama

dengan Puskesmas setempat, bantuan mobil siaga desa, program kesehatan

Ibu dan anak, bantuan makanan tambahan, pembangunan sarana air bersih,

penyuluhan kesehatan, pembangunan dan sarana Posyandu, program

kampanye dan usaha pencegahan HIV/AIDS di lingkungan sekolah, khitanan

massal, operasi katarak dan lain-lain.

Pada saat observasi, penulis juga mendapatkan kesempatan untuk

berpartisipasi dalam persiapan pelaksanaan salah satu program dari pilar

kesehatan ini. Penulis membantu dr. Lita untuk mempersiapkan bahan-bahan

yang akan dibagikan ke Posyandu-posyandu yang terletak di Desa Bantarjati

dan Gunung Putri untuk Pemberian Makanan Tambahan yang saat itu

menunya roti goreng, takaran saji dari masing-masing posyandu di 12 desa ini

berbeda-beda. Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan ini bertujuan untuk

menambah asupan gizi bagi anak-anak yang tinggal di 12 desa binaannya.4

3. Pilar Ekonomi. 5

4
Observasi pada kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pilar kesehatan,
Citeureup, 22 April 2014
5
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
63

Pilar ekonomi ditujukan dalam rangka membantu meningkatkan standar

hidup dan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa binaan dengan

mengupayakan pemberdayaan kewirausahaan melalui usaha mikro kecil

menengah/UMKM sekaligus menciptakan lapangan usaha dan lapangan kerja

bagi masyarakat sekitar.

CSR Indocement menyadari sepenuhnya bahwa salah satu masalah yang

dihadapi oleh masyarakat lemah terutama dalam sektor menciptakan usaha

baru dan pengembangan usaha adalah akses untuk memperoleh modal,

sehingga konsep kemitraan menjadi kata kunci dalam program ekonomi.

Kemitraan yang dibangun dan dijalin CSR Indocement adalah

memfasilitasi modal bergulir dan kredit usaha mikro bersama serta

pendampingan bekerja sama dengan bank pemerintah (PKBL Bank Mandiri),

CSR Indocement bertindak sebagai fasilitator pinjaman untuk usaha kecil,

dengan program ini dimungkinkan pedagang kecil menjadi mandiri dan

mampu mengembangkan usahanya sekaligus menciptakan lapangan kerja.

Implementasi pilar ekonomi tahun 2012-2014 yang telah dilaksanakan

antara lain: Bantuan modal bergulir untuk pembentukan UMKM baru,

memfasilitasi kredit usaha mikro bekerja sama dengan PKBL Bank Mandiri

untuk pengembangan usaha, penyerapan tenaga kerja dan penyerapan potensi

desa untuk memenuhi kebutuhan Indocement.

4. Pilar Sosial Budaya Agama6

Aspek sosial, budaya, agama, olahraga dan infrastruktur menjadi bagian

dari perhatian CSR Indocement untuk berperan aktif dan memberikan

6
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
64

dukungan melalui program-program yang didorong untuk dapat membantu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Program-program sosial, budaya, agama, olahraga, dan infrastruktur

senantiasa digulirkan CSR Indocement dalam rangka melestarikan atau

mengembangkan warisan seni budaya dan kearifan lokal berdasarkan inisiatif

CSR Indocement dan masyarakat, mempertahankan nilai-nilai religius

masyarakat desa binaan melalui rehabilitasi sarana prasarana ibadah dan

kegiatan keagamaan, pemberdayaan kalangan remaja desa binaan melalui

pembinaan olahraga.

Unsur sosial masyarakat lainnya yang sangat penting adalah program

infrastruktur yang ditujukan untuk membangun, memelihara dan

memperbaiki fasilitas umum di desa binaan yang secara langsung dapat

berpengaruh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selama tahun 2012-2014 program sosial, budaya, agama, olahraga dan

infrastruktur yang telah direalisasikan antara lain: Perbaikan rumah tidak

layak huni (Rutilahu), pelatihan seni degung, bantuan kegiatan keagamaan

dan peringatan hari besar Islam (hewan kurban, bantuan beras zakat, dll.),

pembinaan sepak bola dan bulutangkis, betonisasi jalan, perbaikan saluran

air, pembangunan/renovasi masjid/musholla dan bantuan sosial

kemasyarakatan.

5. Pilar Keamanan7

Pilar keamanan dijalankan CSR Indocement sebagai bentuk kepedulian

dan peran aktif Indocement untuk turut serta melakukan upaya pemeliharaan

7
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
65

keamanan lingkungan sekitar, keamanan menjadi salah satu faktor yang

mendukung keharmonisan hubungan antara masyarakat desa binaan dengan

perusahaan, oleh karena itu program keamanan senantiasa dijalankan

bersinergi dengan berbagai unsur atau satuan pengamanan lingkungan.

Pembinaan dan kemitraan bidang keamanan antara Indocement dengan

masyarakat sekitar telah terjalin selama ini, merupakan refleksi dari

keamanan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama, program

keamanan yang diimplementasikan CSR Indocement membantu masyarakat

desa binaan dalam menjaga atau memelihara lingkungannya sehingga selalu

dalam kondisi aman dan kondusif.

Program keamanan yang dijalankan bersifat pencegahan gangguan

keamanan (preventif) dengan melakukan komunikasi dan koordinasi yang

rutin antara perusahaan dan unsur pengamanan lingkungan, peningkatan

keterampilan anggota perlindungan masyarakat (Linmas) serta bantuan sarana

prasarana pengamanan lingkungan.

Selain beberapa hal di atas perusahaan juga melakukan kegiatan atau

program unggulan yang sengaja dibuat dan mengacu kepada sifatnya yang

berkelanjutan, dan mengacu kepada konsep triple bottom line. Meskipun tak

dapat dipungkiri bahwa program-program yang dilakukan oleh perusahaan

dalam kelima pilar di atas merupakan program yang juga berkelanjutan,

namun program di bawah ini lebih dikhususkan kepada komitmen perusahaan

dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, dan bentuk dari tanggung jawab

lingkungan atas aktivitas produksi yang telah dilakukan oleh perusahaan. 8

8
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
66

2. Suistainable Development Program (SDP)

Program pembangunan berkelanjutan atau Suistainable Development

Program yang diimplementasikan CSR Indocement merupakan salah satu upaya

Indocement untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan pemanasan global secara

konkret. Suistainable Development Program yang dilaksanakan secara terus

menerus dan berkesinambungan menitik beratkan dan memberikan dampak positif

sesuai dengan filosofi Suistainable Development, dimana setiap program CSR

yang dijalankan harus menghasilkan input, output, dan impact bertumpu pada tiga

pencapaian yang bermanfaat secara Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan (triple

bottom line), antara lain:

1. Budi daya jarak pagar di lahan bekas tambang

Salah satu program yang dilaksanakan dan terus didukung oleh

Indocement adalah perkebunan jarak (jatropha curcas) di bekas lahan

tambang. Indocement mempekerjakan sekelompok petani setempat untuk

memelihara dan memanen perkebunan jarak pagar yang saat ini seluas 24

hektar dengan 91.132 pohon, sedangkan pohon produktif sebanyak 54.219

pohon. Adapun total panen buah jarak pagar dari kebun budi daya, kebun

induk, kebun Tegal panjang dan kebun quarry A selama tahun 2012

sebanyak 5.053 kg buah basah yang menghasilkan 1.250 kg biji kering.

Biji kering hasil panen tersebut kemudian diproses menjadi bio-fuel

sebagai salah satu sumber bahan alternatif. Hingga kini, jumlah bio-fuel

yang dihasilkan melalui prakarsa ini belum cukup memenuhi kebutuhan,


67

namun upaya peningkatan terus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan

sendiri.9

2. Budi daya Jati Unggul Nusantara (JUN)

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk melakukan terobosan dalam

upaya mereklamasi lahan bekas tambang. Pohon Jati dipilih karena

memiliki karakteristik tingkat penyerapan karbondioksida (CO2) yang

baik, sehingga dapat mengurangi dampak pemanasan global. Di samping

itu, kedua jenis tanaman tersebut dapat tumbuh di lahan marjinal.

Untuk kegiatan penanaman dan pemeliharaannya, Indocement

melibatkan warga/masyarakat sekitar yaitu petani dari desa Lulut dan desa

Leuwikaret. Dalam hal ini, Indocement dapat disebut turut menciptakan

lapangan pekerjaan bagi masyarakat.10

3. Budi daya Jati Jumbo Eka Panca

Jati Jumbo Eka Panca adalah bibit jati yang merupakan turunan dari

bibit jati Solomon yang diproses dengan metode kultur jaringan melalui

proses laboratorium. Arti nama eka panca adalah 1 bibit jati untuk 5

tahapan antara lain pembibitan, pelubangan, proses pemupukan, proses

penanaman, proses penanaman yang keseluruhannya terintegrasi

menggunakan proses yang bersertifikasi dan mempunyai hak paten dari

CV Alam Hijau Makmur (AHM).

Lubang tanam yang dibuat harus berukuran (50x50x50)cm dengan

lubang kecil di dalam lubang kotak untuk perakaran tunggang, diameter

20cm dengan kedalaman 20 cm. Di dalam lubang dimasukkan tanah dari

9
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
10
Ibid.
68

luar dengan pupuk yang telah diproses secara khusus. Proses pemupukan

dilakukan dengan metode khusus, lokasi penanaman Jati Jumbo Eka Panca

sebanyak 600 pohon sebagai naungan bagi tanaman jarak pagar yang

ditanam sejumlah 500 pohon dengan sistem baru yaitu ukuran lubang dan

perlakuan sama dengan penanaman Jati Jumbo Eka Panca.11

4. Pusat Pelatihan Usaha Ternak Domba

Mengingat sebagian besar operasi Indocement terletak di sekitar

wilayah pedesaan, Indocement mencermati potensi besar dalam prakarsa

pembangunan yang dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk

kelanjutan mata pencarian dan konservasi. Pusat pelatihan Usaha Ternak

domba bekerja sama dengan Fakultas Peternakan IPB, bertujuan untuk

mendidik masyarakat beternak domba yang berkualitas sehingga dapat

diterima pasar dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan.

Pusat Pelatihan Usaha Ternak Domba mengajarkan berbagai

keterampilan untuk masyarakat sekitar, dalam rangka mengembangkan

mata pencarian yang berkelanjutan seperti peternakan Domba Garut.

Peserta pelatihan atau magang dilatih agar mampu melakukan usaha di

bidang tersebut. Setelah masa pelatihan, mereka diberikan modal beberapa

ternak untuk dikembangbiakkan sendiri.12

5. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Indocement bekerja sama dengan masyarakat untuk membantu mereka

mengelola sampah rumah tangga. Program pembangunan berkelanjutan

CSR Indocement telah membangun 2 (dua) instalasi pengolahan sampah

11
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
12
Ibid.,
69

kedua di dekat pabrik Citeureup, tepatnya di Kelurahan Puspanegara atau

disebut Unit Pelayanan Kebersihan “UPK” Puspanegara dan di Desa

Gunungsari atau UPK Gunungsari. Hal ini merupakan program penting

karena pengelolaan limbah padat merupakan tantangan yang cukup besar

dalam masyarakat setempat. Di samping manfaatnya dapat memberikan

layanan penting bagi masyarakat, prakarsa ini juga berfungsi sebagai

sarana untuk mendidik masyarakat tentang cara memelihara lingkungan

yang sehat dan mendaur ulang limbah untuk penggunaan alternatif.13

6. Bengkel Motor Terpadu

Bengkel Motor Terpadu (BMT) yang dibangun melalui program

pembangunan berkelanjutan (Suistainable Development program) sejak

Februari 2010 terletak di Kampung Sawah, Desa Bantarjati, selain

melayani jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor, juga memberikan

kesempatan praktek magang kepada lulusan SMK jurusan otomotif dari 12

desa binaan, dengan tujuan ikut menciptakan tenaga kerja (montir sepeda

motor) siap pakai.

Bengkel sepeda motor terpadu didirikan untuk dijadikan inkubator

dimana alumni terbaik dari pelatihan montir ini akan dilatih intensif dan

mereka yang telah mahir dan berpengalaman dapat dikirimkan untuk

menjadi tenaga siap pakai di bengkel-bengkel besar atau mereka akan

diarahkan untuk dapat membuka bengkel di desanya dengan harapan dapat

menyerap tenaga kerja.

13
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
70

Bengkel sepeda motor terpadu juga menjalin kerja sama dengan

lembaga sosial di antaranya Yayasan Dharmais untuk mengadakan

pelatihan montir sepeda motor. Dalam masa magang, peserta diberikan

pelatihan berupa praktek perbaikan sepeda motor, yang meliputi mesin,

kelistrikan, dan tune up. Pelaksanaan praktek magang disesuaikan dengan

kebutuhan montir sepeda motor pada umumnya. Instruktur yang

memberikan pelatihan merupakan lulusan pertama dan kedua dari

pelatihan serupa sebelumnya. 14

7. Rumah Seni dan Budaya

“Rumah” ini didirikan sebagai balai budaya dengan fasilitas lengkap

untuk komunitas di sekitar pabrik, dimana mereka dapat berkumpul untuk

mengadakan acara sosial dan kultural termasuk pergelaran tarian

tradisional serta musik dan kesenian.

Hingga saat ini sudah berjalan 7 pelatihan di bidang seni dan budaya

atau bidang lainnya. Adapun berbagai pelatihan yang diselenggarakan

adalah: Senam Aerobik Ibu-ibu RW 04 dan lingkungan, Pelatihan Degung,

Beladiri Karate, Pelatihan Drama untuk remaja dan anak-anak SD, Tarian

Modern dan daerah anak-anak SD, Senam Jantung Sehat dengan

lingkungan, Latihan Reog Ponorogo Remaja.15

8. Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M)

Pusat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat (P3M) yang berlokasi

di Desa Tajur Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor berada di sekitar

area Quarry Hambalang, bertujuan untuk membantu masyarakat dalam

14
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
15
Ibid.,
71

memberdayakan diri dalam berbagai usaha pelatihan pertanian,

peternakan, perikanan dan perkebunan.

Pembuatan sarana P3M dilatarbelakangi oleh upaya pemanfaatan

lahan bekas tambang atau lahan tambang yang belum digunakan dan

konservasi sumber air danau di sekitar areal tambang sekaligus sebagai

sistem pemberdayaan terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui usaha agrobisnis secara optimum.

Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan antara lain Teknis pertanian

terpadu (integrated farming) sebagai basis Pertanian organik, teknis

reklamasi, perubahan zonasi dan fungsi lahan, penentuan komoditi, spesies

dan varietas yang cocok, teknik budi daya peternakan sapi & perikanan,

pemilihan dan penerapan teknologi, pemilihan bahan dan peralatan

pertanian dan pendampingan program pemberdayaan masyarakat.16

16
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
72

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA

Berdasarkan observasi selama satu bulan di PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk, studi pustaka, dan wawancara mendalam dengan beberapa

narasumber baik internal perusahaan maupun penerima manfaat, penulis

mendapat temuan yaitu PT Indocement secara konsisten menjalankan program

CSR yang sejalan dengan 8 tujuan pembangunan Millenium. Di samping itu,

dijalankan program khusus yang dinamakan program pembangunan

berkelanjutan/SDP. Berikut rincian temuan penulis :

A. Sekilas mengenai Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Dalam penelitian ini, Penulis mengangkat studi kasus mengenai program

Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M). Sebelum masuk pada

pembahasan, ada baiknya penulis menyajikan sekilas tentang program ini.

Gambar 11 merangkum gambaran besar P3M di bawah ini.

Gambar 11
Sistem Pemberdayaan Terpadu Program P3M CSR PT ITP 2011-2015

Sumber: Corporate Social Responsibility PT ITP Tbk, 2014


73

1) Deskripsi Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M)

Untuk lebih memahami tentang bagaimana konsep dari program ini maka

penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan program ini berdasarkan

hasil wawancara dengan staf CSR Bapak Irwandi, Ibu Nina, Bapak Rizal selaku

head project P3M serta studi observasi dan dokumentasi.

1. Dasar penyusunan program

Menurut Social Mapping yang dimiliki oleh CSR, didapati masih

tingginya jumlah pengangguran dan adanya potensi untuk

meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dari masyarakat desa

binaan (SCOT Analysis Demografi).1

2. Obyektif program

Dengan adanya program ini diharapkan masyarakat dapat

meningkatkan kesejahteraannya dan memberdayakan diri melalui

pelatihan usaha, mampu menyerap tenaga kerja dari wilayah sekitar

dan tumbuhnya usaha-usaha baru.

3. Penanggung jawab

Penanggung jawab dari berjalannya program ini adalah CSR Planner,

dalam hal ini adalah Bapak Ayi Ibrahim.

4. Cakupan area

Program ini diperuntukkan bagi warga 12 desa binaan PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk Unit Citeureup.

5. Pelaksanaan

Program ini rutin diadakan setiap bulannya.

1
Studi Dokumentasi Presentasi Pengenalan Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat CSR Indocement
74

6. Jenis Program2

Program ini termasuk dalam jenis program pemberdayaan masyarakat.

a. Kategori

1) Kewajiban Komunal, yaitu kewajiban perusahaan terhadap

masyarakat yang terkena dampak oleh keberadaan perusahaan

2) Goodwilling giving, yaitu program ini diadakan untuk

membentuk image yang baik bagi perusahaan di mata

masyarakat dan juga untuk menjalin hubungan yang harmonis

dengan masyarakat sekitar, termasuk penjagaan Asset

perusahaan.

3) Strategic giving, yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada

masyarakat dan diharapkan masyarakat yang telah menerima

bantuan menjadi ujung tombak perusahaan untuk meredam isu

jika suatu saat terjadi pergerakan dari desa binaan.

b. Sifat

Terencana, yaitu anggaran untuk program ini sudah dianggarkan

setiap tahunnya.

c. Frekuensi aktivitas dalam satu tahun

Dalam satu tahun, target dari program ini adalah 12 pelatihan yang

diberikan.

d. Lamanya program

Dalam perencanaannya, program ini berjalan dari 1 hari hingga 8

bulan, tergantung dengan jenis pelatihan yang diberikan.

2
Studi Dokumentasi Presentasi Pengenalan Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat CSR Indocement
75

e. Ukuran keberhasilan

Untuk mengukur keberhasilan program ini, dapat dilakukan dengan

menggunakan dua cara, yaitu:

1) Kuantitatif dengan menghitung perbandingan antara jumlah

yang berhasil berbanding yang tidak berhasil.

2) Kualitatif, dengan melakukan in-depth interview untuk

mengetahui alasan tidak melanjutkan setelah mengikuti

pelatihan di P3M.

7. Karakteristik program3

1) Kolaborasi, yaitu program ini berjalan dengan adanya kerja

sama antara pihak CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Unit Citeureup bersama aparat desa, pihak pemerintah

kabupaten, dan institusi pendidikan.

a. Kepala desa

Peran dari seorang kepala desa dalam program ini, yaitu:

- Menginformasikan program Pusat Pelatihan dan

Pemberdayaan Masyarakat melalui BILIKOM atau

perangkat desa.

- Menginformasikan jika akan diselenggarakan pelatihan

usaha di P3M

b. Pemerintah Kabupaten

Peran dari pemerintah kabupaten Bogor dalam program ini,

yaitu:

3
Studi Dokumentasi Presentasi Pengenalan Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat CSR Indocement
76

- UPT (Unit Pelayanan Teknis Pertanian) dan Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor menjadi

narasumber bagi beberapa pelatihan di bidang pertanian

- Raiser Ikan Hias dari Dinas Perikanan dan Kelautan

Kab. Bogor menjadi narasumber pelatihan mengenai

budi daya ikan hias.

c. Institusi Pendidikan

Peran dari institusi pendidikan dalam program ini dilakukan

oleh Institut Pertanian Bogor adalah menjadi narasumber

pada pelatihan Budi daya Domba Garut.

2) Integratif, yaitu sumber daya masyarakat yang terkait antara

lain:

a. CSR Volunteer, yaitu orang yang dengan sukarela

membantu mencari calon peserta pelatihan.

b. Media Massa, bertindak untuk mengekspos program ini ke

media massa, baik mengenai pelaksanaan hingga

keberhasilan program.

3) Sinergi, yaitu ada beberapa program CSR yang disinergikan

dengan program pusat pelatihan dan pemberdayaan

masyarakat, antara lain:

a. Program pendidikan

b. Program bantuan dana UMKM

c. Local Purchase

4) Berkelanjutan, yaitu jika peserta program pusat pelatihan dan

pemberdayaan masyarakat telah mengalami perkembangan,


77

maka akan diarahkan pada program selanjutnya yang sanggup

memberikan pinjaman modal untuk menjalani usaha sesuai

dengan pelatihan yang telah diikuti.

8. Benefit Program4

1) Human Capital, yaitu meningkatkan kualitas kehidupan dari

masyarakat 12 desa binaan serta penerima mendapatkan

pengetahuan tentang dunia usaha perikanan, pertanian dan

peternakan.

2) Financial Capital, yaitu meningkatkan kesejahteraan dari

masyarakat desa binaan dan mendapatkan bantuan modal

usaha jika ingin memulai usaha sesuai bidang pelatihan yang

diikuti.

3) Social Capital, yaitu memberikan kesempatan kepada

masyarakat desa untuk dapat mengikuti pameran hasil

pemberdayaan.

9. Risiko yang dikelola

1) Reputasi, dalam hal ini adalah image. Dengan adanya program

ini maka akan menjadikan citra perusahaan baik, karena

mendukung kemajuan pendidikan desa.

2) Operasional, dalam hal ini adalah complain penduduk. Dengan

adanya program ini maka complain dari masyarakat dapat

diminimalisir sehingga dapat mengurangi gangguan

operasional pabrik.

4
Studi Dokumentasi Presentasi Pengenalan Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat CSR Indocement
78

B. Tahap Penerapan Dalam Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat (P3M)

Tahapan pelaksanaan program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

dalam program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat yakni dengan

menggunakan social mapping atau memetakan kondisi masyarakat di masing-

masing desa binaan dengan melibatkan para stakeholders, tahapannya sebagai

berikut:5

1. Menyusun Perencanaan Program CSR

a) Menetapkan Visi dan Misi

Visi Misi Perusahaan Indocement dan Visi Misi CSR

Indocement berbeda, namun visi dan misi dari CSR merupakan

turunan dari misi Indocement. Visi dari CSR Indocement adalah

menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan

kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan

menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly)

dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang

berkelanjutan (suistainable development). Misinya adalah

membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama

perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal dimana

perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.

5
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Gresik: Fascho Publishing,
2007), h. 126-151.
79

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wibisono bahwa

langkah pertama dalam menyusun perencanaan program CSR

adalah menetapkan visi dan misi.

b) Menetapkan Tujuan

Tujuan dari CSR perusahaan ditentukan oleh nilai dalam

perusahaan. Dengan demikian komitmen yang tinggi dapat

dianggap sebagai nilai yang harus dipegang oleh perusahaan, maka

nilai tersebut akan mempengaruhi tujuan dari CSR perusahaan.

Salah satu komitmen CSR adalah menjalankan program

Pemberdayaan Masyarakat (Community Development program)

yang terdiri dari 5 pilar dan program Pembangunan Berkelanjutan

(Suistainable Development Program), salah satu perwujudannya

melalui program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat,

dengan landasan Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs).

Dengan menjalankan program pemberdayaan masyarakat sekitar,

perusahaan ingin keberadaannya dapat membantu masyarakat

sekitar menjadi mandiri secara ekonomi baik untuk saat ini

maupun jika suatu saat nanti Indocement sudah tidak produksi.

Bapak Irwandi Malik menjelaskan bahwa salah satu tujuan CSR

Indocement:

“Indocement harus melakukan pemberdayaan masyarakat


yang kegiatannya tidak selalu berhubungan dengan produk
Indocement. Harapannya saat Indocement sudah tidak beroperasi
lagi, masyarakat bisa berdiri sendiri secara mandiri dan tetap
survive. Salah satunya dengan program Pusat Pelatihan dan
Pemberdayaan Masyarakat ini, pelatihan unskill menjadi skill.
80

Seperti pelatihan peternakan, pertanian, dan perikanan ini kan tidak


ada hubungannya dengan produk Indocement.”6

c) Menetapkan Kebijakan

Kebijakan CSR Indocement tertuang pada kerangka dasar

perusahaan berupa dokumen tertulis sebagai acuan pemimpin dan

staf perusahaan dalam merumuskan program CSR dari perusahaan.

Kebijakan ini dibuat untuk mencapai nilai CSR dari perusahaan.

Kebijakan Indocement tersebut mengacu pada konsep triple bottom

line (profit, planet, people).

d) Merancang Struktur Organisasi

CSR Indocement berada pada sebuah departemen khusus

yang berdiri sendiri. Departemen CSR tidak “dititipkan” dan

dicampur adukan sebagai kegiatan tambahan perusahaan. Seperti

yang dikatakan oleh Ibu Nina:

“Kita merancang bagian khusus untuk CSR, CSR bagian


dari departemen SSCD dan CSR punya direktur sendiri.”7

Pembentukan departemen khusus ini menunjukkan

komitmen perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial

sebagai suatu kesadaran. Kesadaran ini membuat hubungan antara

masyarakat dan perusahaan berjalan baik.

e) Menyediakan SDM

Dalam program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat, SDM yang dilibatkan tidak hanya dari Departemen

6
Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Comunication Officer, Citeureup, 8
April 2014
7
Wawancara Pribadi dengan Nina Staff CSR, Citeureup, 9 April 2014
81

CSR tetapi juga dibantu oleh masyarakat desa binaan dan beberapa

tenaga ahli untuk program pelatihan. Ibu Nina menjelaskan:

“SDM yang digunakan pasti pertama dari kita dan untuk


lapangan, kita juga memberdayakan aparat desa dan masyarakat.
Tidak ada kriteria khusus yang penting punya kemauan.”8

Selain staff dari Departemen CSR khususnya adalah para

koordinator desa yang bertugas untuk mencari potensi dari masing-

masing masyarakat desa binaannya yang mempunyai keinginan

untuk menambah pengetahuan dan mempraktikkannya pada sebuah

usaha di P3M. Koordinator desa juga bekerja sama dengan aparat

pemerintah untuk mensosialisasikan program pelatihan yang akan

dilaksanakan di P3M dan memotivasi mereka untuk mengikuti

program pelatihan ini.

f) Merencanakan Program Operasional

Untuk perencanaan program operasionalnya, CSR

Indocement berpedoman pada konsep triple bottom line. Dengan

pedoman triple bottom line itu dibentuklah program lima pilar

yang mencakup aspek-aspek kehidupan dan program pembangunan

berkelanjutan yang salah satunya diimplementasikan dalam

program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M).

Program pada pusat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat ini

berbasis pada pemberdayaan masyarakat lokal dalam program

pelatihan pada bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Selain

itu, CSR Indocement juga bersinergi pada konsep dari MDGs

8
Wawancara Pribadi dengan Nina Staff CSR, Citeureup, 9 April 2014
82

(Millenium Development Goals). Bapak Irwandi mengemukakan

tentang program operasional dari CSR Indocement:

“kita punya concern pada MDGs. Program kita sudah


mengacu kepada MDGs seperti masalah pendidikan yang tidak
memadahi, ekonomi yang lemah, pengangguran yang tinggi. Jadi
kita ingin terlibat di dalamnya karena masyarakat kita masih
membutuhkan. Ada juga IPM (Indeks Pertumbuhan Masyarakat)
dan social mapping. Dalam social mapping tergambar bahwa
masyarakat 12 desa binaan memiliki angka pengangguran yang
tinggi maka kami menjalankan program P3M ini untuk mengurangi
angka pengangguran dan kemiskinan. Memang program di P3M ini
bukan satu-satunya program yang dapat memberdayakan
masyarakat, maka dalam perjalanannya kami sinergikan dengan
program-program lain seperti program bantuan modal kerja
bergulir UMKM.”9

Perencanaan program tersebut dibahas melalui Bina

Lingkungan Komunikasi (BILIKOM) yang melibatkan pihak dari

Indocement (staf CSR dan beberapa departemen terkait),

pemerintahan (kepala desa, kepala dusun, lembaga

permasyarakatan), masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh pemuda,

RT, RW dan yang berkepentingan). Melakukan pendekatan dengan

tokoh-tokoh masyarakat dan orang-orang yang memiliki

kepentingan di desa, akan lebih memudahkan berkomunikasi

dengan masyarakat.

Dalam BILIKOM tidak hanya membicarakan program-

program, tetapi juga akan membicarakan permintaan bantuan

warga desa binaan kepada Indocement. Permintaan-permintaan itu

akan dibahas mengenai prioritas permintaan dan beberapa saran

9
Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Comunication Officer, Citeureup, 8
April 2014
83

untuk perusahaan dalam menjalankan operasinya di sekitar wilayah

desa.

BILIKOM ini menjadi media untuk mengetahui keinginan

dari warga dan memahami harapan mereka kepada perusahaan.

Untuk mengetahui keinginan, potensi, dan harapan warga tidaklah

mudah. Maka CSR Indocement secara maksimal bersosialisasi

dengan warga agar program di P3M berjalan dengan baik. Namun

permintaan desa tidaklah hanya kepada Indocement, tetapi juga

kepada pemerintah daerah. Untuk mengantisipasi terjadinya

bentrok perencanaan program antara Indocement dengan

pemerintah daerah, biasanya pengajuan kepada Indocement akan

diberi tanda prioritas. Namun jika terjadi bentrok maka Indocement

akan mengalokasikan dana ke permintaan lainnya yang memiliki

prioritas yang sama. Ibu Nina menjelaskan:

“Semua program ini biasa masuk di bulan Juli untuk kita


rencanakan di tahun berikutnya. Biasanya desa sudah melakukan
Musrembangdes, kemudian desa memberikan prioritas desa kepada
kami dan kami pilih mana yang bisa kami laksanakan. Kalaupun
setelah kami loloskan prioritas dari desa tadi dan ternyata Pemda
meloloskan juga, maka Indocement akan mundur dan dialihkan
kepada pemerintah. Kita akan mengalihkan ke kepentingan yang
lain. Pengalihan itu ada suratnya juga dari Indocement, sebagai
surat pernyataan, supaya jelas.”10

Kesepakatan yang sudah disetujui oleh pemerintah,

masyarakat dan Indocement akan menjadi program yang akan

dilakukan selanjutnya. Program-program yang dilakukan pastinya

10
Wawancara Pribadi dengan Nina Staff CSR, Citeureup, 9 April 2014
84

akan menaati peraturan yang berlaku seperti perizinan dari

pemerintahan daerah, peraturan desa dan kebijakan Indocement.

g) Membagi Wilayah

Tahap selanjutnya adalah membagi wilayah binaan.

Membagi wilayah seperti ini dimaksudkan agar pelaksanaan

kegiatan dan program lebih terfokus. Dasar pembagian wilayah ini

sangat fleksibel, bisa berdasar lokasi, dampak, jenis, ukuran dan

dana yang disediakan perusahaan. Contoh pembagian wilayah

adalah sebagai berikut11:

Tabel 3
Contoh Pembagian Wilayah

RING LOKASI DAMPAK OPERASI KETERANGAN


I 0-500m dari Terkena dampak langsung Desa yang
pabrik/tambang berhimpitan dengan
pabrik/tambang
II 501-1000m dari Potensi terkena dampak Desa di sekitar
pabrik/tambang langsung pabrik di luar Ring
I
III 1001-1500m dari Tidak terkena dampak Kecamatan di
pabrik/tambang langsung sekitar pabrik
IV Lebih dari 1500m Tidak terkena dampak Seluruh wilayah di
langsung luar Ring I s/d III

Sumber: Wibisono (2007:137)

Dengan demikian program Pusat Pelatihan dan

Pemberdayaan Masyarakat ini berfokus pada warga 12 desa

binaan. Fokus ini karena wilayah ini berdekatan dengan

operasional perusahaan, terkena dampak langsung dan di dalam

desanya terdapat aset perusahaan. Wilayah tersebut adalah Desa

Puspanegara, Desa Gunung Putri, Desa Citeureup, Desa

Gunungsari, Desa Leuwikaret, Desa Lulut, Desa Nambo, Desa

11
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, h. 137
85

Bantar Jati, Desa Pasir Mukti, Desa Tajur, Desa Hambalang dan

Desa Tarikolot.

h) Mengelola Dana

Dana yang digunakan untuk melaksanakan semua kegiatan

dan program dari CSR Indocement adalah dana dari Indocement.

Dalam pelaksanaannya dana CSR Indocement dilaksanakan sesuai

dengan modal korporasi dan secara teknis dana CSR adalah bagian

dari dana operasional perusahaan yang dibebankan kepada biaya

produksi. Kemudahan dalam memperoleh dana dalam

melaksanakan kegiatan dan program CSR merupakan faktor

pendukung dari kelancaran berjalannya program. Seperti yang

dikatakan oleh Pak Irwandi:

“Dalam pendanaan CSR termasuk untuk program Pusat


Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat, Indocement adalah
penganut aliran level tiga, yaitu dana CSR sudah dimasukkan ke
biaya operasional pabrik, untung atau tidak untung perusahaan
biaya untuk CSR tetap ada. Jadi bisa dibilang dana CSR
Indocement dari kami sendiri.”12

2. Implementasi Program CSR

Tahap selanjutnya adalah implementasi kegiatan dan program

Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M). CSR

Indocement melalui program tersebut melakukan programnya sebagai

program yang sentralisasi karena Indocement berperan sebagai

pelaksana/penyelenggara utama kegiatan.

Mekanisme yang diterapkan adalah dengan menggunakan bottom

up process, yaitu program dibuat berdasarkan permintaan komunitas,


12
Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Comunication Officer
86

yang kemudian dievaluasi oleh perusahaan. Penggunaan bottom up

process menggunakan sosio demografi mapping untuk melihat potensi

dan kebutuhan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Pak Rizal

(Head Project P3M):

“Untuk program P3M, kita lihat dari bawah. Kira-kira apa saja
potensi masyarakat yang bisa kita gali, karena kalau kita bentuk dari
atas, kita maunya begini, belum tentu cocok untuk masyarakat. Saat ini
masyarakat membutuhkan pekerjaan karena angka pengangguran yang
tinggi maka kita bantu dengan program ini.”13

Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat yang

berjalan ini dilaksanakan oleh CSR Indocement. Staf dari CSR yang

sudah dibagi menurut tugasnya masing-masing langsung turun untuk

menangani apa-apa saja yang harus dilakukan di desa. Indocement

menangani program dan kegiatannya dengan self managing. Hal ini

dikemukakan oleh Pak Irwandi:

“Untuk pelaksanaannya sendiri kita langsung turun tangan, tetapi


dibantu juga oleh masyarakat sekitar dan Head Project yang selalu
standby di P3M untuk mengawasi kegiatan di sana.”14

3. Evaluasi

Dalam tahap evaluasi ini, biasanya dilakukan untuk mengukur

keberhasilan serta menganalisa masalah-masalah yang timbul selama

pelaksanaan program sehingga diharapkan perusahaan dapat

memberikan solusi yang tepat untuk perbaikan program ke depannya.

Wibisono menyatakan ada tiga indikator internal dari ukuran

keberhasilan program, yakni: Minimize, Asset dan Operational. Ketiga

indikator keberhasilan yang disebut M-A-O terpadu ini telah dapat


13
Wawancara Pribadi dengan Kholid Samsurrijal Head Project P3M Indocement,
Citeureup, 11 April 2014
14
Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Comunication Officer
87

dipenuhi dibuktikan dari jalur conveyor selalu dalam keadaan baik dan

jarangnya terjadi kasus pencurian Asset perusahaan serta operasional

perusahaan berjalan dengan lancar.

Melalui BILIKOM, konflik dan perselisihan dapat diatasi karena

keterbukaan antara warga desa dan perusahaan. Dari ukuran sekunder,

menurut Wibisono terdapat dua indikator yang menjadi ukuran

keberhasilan suatu program CSR, yakni tingkah penyaluran dan

kolektibilitas serta compliance atau kepatuhan pada aturan yang

berlaku. Indocement sudah mematuhi peraturan pemerintah tentang

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan

peraturan tentang CSR yang juga tercantum di dalam Undang-Undang

No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UD PM). Kemudian

terpenuhinya kebijakan CSR Indocement melalui konsep Triple

Bottom Line. Sedangkan untuk tingkat penyaluran, masyarakat 12 desa

binaan secara merata dan bergiliran telah mendapatkan pelatihan di

P3M dengan masing-masing bidang sesuai dengan potensinya. Dengan

demikian, sesuai dengan indikator tingkat penyaluran dan

kolektibilitas, dan kepatuhan pada aturan yang berlaku seperti yang

dikemukakan oleh Wibisono.

Untuk tingkat pencapaian keberhasilan berjalannya program-

program CSR dapat dilihat dari peningkatan mutu dari sumber daya

manusia di setiap daerah desa binaan, pertambahan kualitas sarana dan

prasarana umum, dan tingkat kualitas hubungan sosial antara

perusahaan dengan masyarakat desa binaan. Namun berbicara tentang

tingkat kepuasan, setiap warga desa memiliki tingkat kepuasan yang


88

berbeda. Seperti yang dikatakan oleh Pak Irwandi mengenai tingkat

kepuasan:

“Kita sudah pernah melaksanakan survei bekerja sama dengan


Institut Pertanian Bogor mengenai tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kinerja CSR Indocement, dan 76% masyarakat dari 12 desa
binaan mengatakan puas” 15

Sebagai bukti keberhasilan dari berjalannya program Pusat

Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat memang belum mendapatkan

suatu penghargaan khusus yang diberikan namun jika dilihat dari

program CSR Indocement secara keseluruhan, Indocement

mendapatkan Sertifikat ISO 26000 pada tahun 2002, penghargaan ini

diberikan kepada perusahaan yang sudah berhasil berkomitmen dalam

menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan lingkungan

operasional perusahaan. Kemudian penghargaan dari Kementrian

Lingkungan Hidup, PROPER 2008-2009 yang menempatkan PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk wilayah pabrik Citeureup sebagai

Peringkat Emas, peringkat tertinggi untuk penghargaan PROPER. 16

4. Reporting

Reporting yang dilakukan oleh CSR Indocement termasuk di

dalamnya program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat

dilakukan kepada eksternal dan internal perusahaan. Hal ini berasal

dari hasil in-depth interview pada key informant. Reporting untuk

pihak internal berupa intranet (jalur komunikasi yang diakses melalui

jaringan internal untuk karyawan Indocement), meeting SUBP2K3

15
Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Communication Officer
16
Studi Dokumentasi Brosur CSR Indocement
89

(Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan majalah

Konkrit (majalah internal dari perusahaan).

Sedangkan untuk pihak eksternal berupa website resmi

Indocement, brosur tentang CSR, dan koran-koran lokal. Pelaporan

gabungan untuk internal dan eksternal adalah laporan pada annual

repot seluruh direksi dari tiga pabrik Indocement melaporkan seluruh

pertanggung jawaban dan kegiatannya.

Hal ini penulis dapat dari penjelasan Bapak Irwandi yang

mengatakan bahwa:

“Reporting, pelaporan kita punya yang namanya intranet. Setiap


kegiatan yang kita lakukan di CSR, kita pasti akan posting ke intranet
sehingga divisi dapat melihat itu. Kita juga punya buletin Konkrit.
Kemudian untuk stakeholder ada annual report, laporan tahunan
perusahaan. Kita ada laporan CSR keseluruhan disana termasuk
program P3M.”17

Dan dilengkapi oleh penjelasan dari Ibu Nina :

“Setiap bulannya ada meeting SUBP2K3, disana dilaporkan


kegiatan kita secara tahunan. Ada juga rapat tahunan. Kita ada Online
intranet juga, sehingga karyawan bisa tahu berita CSR. Selain itu juga,
ada brosur tentang CSR Indocement. Di website kita juga ada. Kita
juga publish di koran lokal untuk berita CSR seperti Radar Bogor,
Jurnal Bogor dan Pakuan.”18

Dari penjelasan dua informan, responden menjelaskan bagaimana

pelaporan dilaporkan sebagai bahan pertanggung jawaban. Hal ini

sesuai dengan yang dikatakan oleh Wibisono, bahwa laporan selain

bisa digunakan untuk bahan evaluasi, juga bisa menjadi alat

komunikasi dengan stakeholder dan shareholder, karena dengan

17
Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Comunication Officer
18
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nina Staff CSR Indocement
90

laporan itu program CSR Indocement bila terdapat kekurangan, dapat

dibicarakan dan diperbaiki agar menjadi program yang berkelanjutan.

Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat yang

dilaksanakan oleh CSR Indocement ini mendukung program agar mencapai tujuan

CSR Indocement memberikan beberapa modal yang dianggap tidak memiliki oleh

masyarakat paling miskin. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Jeffrey D. Sachs, yaitu:19

1. Modal yang berkaitan dengan alam (natural capital), diantaranya

adalah tanah yang subur, keanekaragaman hayati, ekosistem yang

berfungsi dengan baik yang dapat menyediakan pelayanan lingkungan

yang dibutuhkan oleh manusia.

CSR Indocement dalam program ini juga memberi pinjaman lahan

tidur kepada beberapa masyarakat yang ingin membuka usaha setelah

mengikuti pelatihan di P3M. Seperti yang dialami oleh Bapak Dayat.

Ia mendapatkan pinjaman lahan tidur untuk mengelola perkebunan

singkong. Namun tentunya tidak semua peserta P3M bisa

mendapatkan lahan tidur karena dalam pelaksanaannya pihak CSR

harus berkoordinasi dengan pihak legal Indocement.

2. Modal pengetahuan (knowledge capital), yang termasuk ilmu

pengetahuan dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas

dalam menghasilkan produk serta meningkatkan modal fisik dan alam.

Selain mendapatkan masukan dan saran dari para Kordes yang

dilakukan saat pemantauan dan juga pelatihan, CSR Indocement juga

19
Maria Nindita Radyanti, CSR Untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal (Jakarta: Indonesia
Bussiness Links, 2008), h. 36.
91

mengajak para peserta P3M yang meneruskan pelatihannya dan

menjadi mitra binaan untuk mengikuti beberapa pameran baik di

tingkat lokal maupun nasional. Dalam pameran tersebut diharapkan

para peserta mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana

memasarkan produk dan mendapatkan pasar yang baru guna

menaikkan produksi mereka. Seperti yang Bapak Dayat alami,

mendapatkan investor dari Korea setelah mengikuti pameran yang

diselenggarakan oleh Indocement untuk perkebunan singkongnya yang

selanjutnya diolah menjadi tepung tapioka.

C. Implementasi CSR dalam Program Pusat Pelatihan dan

Pemberdayaan Masyarakat

Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) PT Indocement

Tunggal Prakarsa Pabrik Citeureup yang berlokasi di Desa Tajur dalam

pengimplementasiannya berdasarkan pola Program Sentralisasi 20, yaitu

Perusahaan sebagai pelaksana/penyelenggara utama kegiatan. Begitu pun tempat,

kegiatan berlangsung di areal perusahaan, yaitu di lahan bekas tambang di Desa

Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.

Mekanisme yang dilakukan pada program P3M ini adalah Top Down

Process21, yaitu program berdasar pada survey/pemeriksaan seksama oleh

perusahaan, yang disepakati oleh beneficiaries (penerima manfaat). Survei

perencanaan program kegiatan dilakukan oleh Koordinator Desa di 12 wilayah

desa binaan berdasarkan potensi desa dan masyarakatnya, lalu rancangan program

20
Dapat dilihat pada BAB II hal. 34
21
Dapat dilihat pada BAB II hal. 35
92

dipublikasikan ke masyarakat melalui Bina lingkungan dan komunikasi (Bilikom)

yang diselenggarakan selama 3 bulan sekali.22

CSR PT Indocement melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan CSR-nya

dengan menugaskan beberapa karyawannya untuk menangani program-program

CSR. Dengan membentuk satuan tugas pada setiap bidang program dan desa

binaan. P3M selama tahun 2012-2014 telah menyelenggarakan berbagai kegiatan

dan pelatihan pemberdayaan masyarakat yang berbasiskan pertanian, peternakan,

dan perikanan, kegiatan dan pelatihan pemberdayaan masyarakat yang

dilaksanakan di P3M tersebut antara lain:

1. Bidang Pertanian23

a) Budi daya Sorghum (tanaman sejenis gandum)

Penanaman Sorghum seluas 5.000 m² dengan jarak tanam 20 x 20

cm di areal Pertanian P3M. Pemeliharaan dilakukan kerja sama

dengan warga desa binaan, pohonnya dicacah dengan menggunakan

mesin pencacah untuk digunakan sebagai pakan ternak sapi, tunas

setelah dipanen yang sudah dipotong akan dipelihara kembali, sampai

saat ini pemanfaatan tanaman sorgum hanya sebatas untuk pakan

ternak sapi.

b) Budi daya Rumput Raja (King Grass)

Rumput Raja (Pennisetum Purpureophoides) atau King Grass

merupakan jenis rumput unggul dan mudah ditanam, P3M membudi

dayakan rumput raja untuk pakan sapi.

22
Observasi pada Program Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat April 2014
23
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
93

c) Budi daya Bawang Daun

P3M membudi dayakan tanaman bawang daun sebagai bentuk

kegiatan pemberdayaan dalam bentuk penentuan komoditi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha agrobisnis

secara optimum.

d) Budi daya Cabe Rawit Merah

P3M membudi dayakan tanaman cabe rawit merah sebagai bentuk

kegiatan pemberdayaan dalam bentuk penentuan komoditi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha agrobisnis

secara optimum.

e) Budi daya Kacang Edamame

Kacang edamame dibudidayakan di areal pertanian P3M. P3M

membudi dayakan tanaman kacang edamame sebagai bentuk kegiatan

pemberdayaan dalam bentuk penentuan komoditi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha agrobisnis

secara optimum.

f) Tanaman Buah

P3M pertanian membudi dayakan aneka tanaman buah khas

Indonesia antara lain: Belimbing, Jambu Batu, Mangga, Rambutan,

Durian, Nangka, Manggis, Sukun dan Buah Naga. P3M membudi

dayakan beraneka tanaman buah sebagai bentuk kegiatan

pemberdayaan dalam bentuk penentuan komoditi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha agrobisnis

secara optimum.
94

g) Pelatihan Tanaman Hias dan Tanaman Keras

Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 26, 27, dan 28

Agustus 2013, bertempat di aula P3M desa Tajur. Maksud dan tujuan

diadakan acara ini adalah untuk membina dan mengembangkan

potensi masyarakat Desa Binaan PT. Indocement, Tbk dalam

kegiatan budi daya tanaman khususnya tanaman hias dan tanaman

keras.

Pelatihan tanaman hias dan tanaman keras merupakan

implementasi dari kegiatan pemberdayaan dalam bentuk penentuan

komoditi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

usaha agrobisnis secara optimum.

2. Bidang Peternakan 24

a) Peternakan Sapi

P3M peternakan memiliki fasilitas kandang sapi untuk

penggemukan, saat ini jenis sapi yang tersedia adalah Limousin 2

ekor, Brahma 2 ekor, PO 1 ekor dan Simental 5 ekor. Kotoran sapi

digunakan untuk biogas yang terbuat dari fiber sejumlah 2 reaktor

dan Biogas dipergunakan untuk memasak di mes pekerja serta

ujicoba proses penggunaan untuk genset (generator penghasil

listrik). Peternakan sapi di areal P3M merupakan implementasi dari

kegiatan pemberdayaan dalam bentuk teknik budi daya peternakan,

kegiatan ini merupakan sistem pemberdayaan terpadu untuk

24
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
95

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha peternakan

secara optimum.

b) Peternakan Ayam Arab Petelur

Ayam Arab merupakan silangan ayam Belgia dengan ayam lokal

Indonesia yang memiliki berbagai keunggulan, antara lain;

pemeliharaan relatif mudah, biasanya umur 4-5 bulan sudah bertelur,

mampu bertelur kisaran 250 telur/tahun sehingga memiliki

kelayakan usaha yang cukup mumpuni, pertimbangan tersebut

membuat P3M membuat peternakan Ayam Arab petelur dengan

jumlah 200 ekor dan saat ini sudah memasuki tahap puncak

produktif dengan persentase 71% dari jumlah ayam atau setara

dengan 140 butir/hari.

Peternakan ayam arab petelur di areal P3M merupakan

implementasi dari kegiatan pemberdayaan dalam bentuk teknik budi

daya peternakan, kegiatan ini merupakan sistem pemberdayaan

terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha

peternakan secara optimum.

c) Peternakan Ayam Negeri Petelur

P3M peternakan membudi dayakan Ayam Negeri petelur yaitu

ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara secara khusus untuk

diambil telurnya, saat ini ayam negeri petelur yang dibudi dayakan

sebanyak 1086 ekor dalam satu kandang khusus dengan perlakuan

pemberian pakan 125 kg untuk 1086 ekor per hari, pemberian

vitamin rutin tiap pekan dan disenfektan untuk ayam maupun sekitar

kandang. Hasil produksi telur telah mencapai 14.540 butir.


96

Peternakan ayam negeri petelur di areal P3M merupakan

implementasi dari kegiatan pemberdayaan dalam bentuk teknik budi

daya peternakan, kegiatan ini merupakan sistem pemberdayaan

terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha

peternakan secara optimum.

d) Pelatihan Singkat Budi daya Domba Garut

Tanggal 13- 14 November 2012 dengan peserta sebanyak 22 orang

dan masing-masing merupakan perwakilan dari 12 desa binaan

Indocement, narasumber pelatihan yang memberikan materi budi

daya ternak domba Garut adalah Bapak Budi Susilo Setiawan, S.Pt.;

Amrul Lubis, S.Pt.; dan M. Afnan W. yang seluruhnya sebagai

praktisi sekaligus Dosen dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan

Perwakilan dari Mitra Tani (MT) Farm di daerah Ciampea, Bogor.

Pelatihan singkat budi daya domba Garut merupakan implementasi

dari kegiatan pemberdayaan dalam bentuk teknik budi daya

peternakan, kegiatan ini merupakan sistem pemberdayaan terpadu

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha

peternakan secara optimum.

e) Pelatihan Budi daya Ayam Arab Petelur

Pelatihan Budi daya Ayam Arab Petelur dilaksanakan tanggal 10-

11 Desember 2012 dengan instruktur dari Hidayah Alam (kelompok

ternak dari Desa Nambo) salah satu desa binaan Indocement dengan

peserta sebanyak 29 orang yang masing-masing merupakan

perwakilan dari 12 desa binaan Indocement.


97

Pelatihan singkat budi daya domba Garut merupakan implementasi

dari kegiatan pemberdayaan dalam bentuk teknik budi daya

peternakan, kegiatan ini merupakan sistem pemberdayaan terpadu

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha

peternakan secara optimum.

f) Pelatihan Pakan Ternak

Pada Tanggal 19 Juni 2013 bertempat di Aula P3M (Pusat

Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat) PT Indocement Tunggal

Prakarsa, Desa Tajur, Bogor, telah diadakan suatu kegiatan acara

pelatihan untuk pembuatan pakan ternak (silase). Maksud dan tujuan

diadakan acara ini adalah untuk menyediakan pakan ternak alternatif

atau cadangan pakan ternak di musim kemarau. Kegiatan pelatihan

diikuti oleh 22 peserta yang terdiri dari semua pekerja P3M, peserta

magang ternak domba, dan kelompok tani ternak domba pimpinan

Bapak Dodi, dengan narasumbernya yaitu Bapak Ilyas dari Bogor.

Pelatihan singkat budi daya domba Garut merupakan implementasi

dari kegiatan pemberdayaan dalam bentuk teknik budi daya

peternakan, kegiatan ini merupakan sistem pemberdayaan terpadu

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha

peternakan secara optimum.


98

3. Bidang Perikanan25

a) Kolam Tanah

Kolam tanah adalah kolam yang dibuat dengan cara menggali

tanah kemudian mengisinya dengan air, kolam ini memiliki dinding

dan dasar berupa tanah, kolam ini cukup populer di kalangan petani

ikan, karena pembuatannya cukup mudah dan sederhana,

keuntungan kolam tanah di antaranya: karena air bersentuhan

langsung dengan tanah bebas, maka secara alamiah kadar Ph dan

suhu akan diatur oleh alam, keadaan alami kolam yang mirip dengan

habitat asli ikan, akan membuat daya hidup lebih tinggi, P3M

Perikanan membuat kolam tanah untuk membudi dayakan 100 ekor

gurame dan 1.300 ekor bawal.

Pembuatan kolam tanah di areal P3M merupakan implementasi

sebagai bentuk perubahan zonasi dan fungsi lahan yang dahulunya

menjadi area pertambangan.

b) Kolam Terpal

Kolam terpal mulai menjadi pilihan alternatif dan bahkan menjadi

pilihan favorit saat pembuatan kolam tanah maupun kolam solid

tidak mungkin dilakukan karena kondisi-kondisi tertentu. P3M

Perikanan memiliki 18 unit kolam terpal untuk membudi dayakan

Ikan Lele Sangkuriang, pengelolaannya bekerja sama dengan

Kelompok Tani Tajur dan Kelompok Tani Pasirmukti yang

merupakan binaan CSR Indocement, jumlah ikan Lele Sangkuriang

yang saat ini dikembangkan sebanyak 3.000 ekor.

25
Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013
99

Pembuatan kolam terpal di areal P3M merupakan implementasi

sebagai bentuk perubahan zonasi dan fungsi lahan yang dahulunya

menjadi area pertambangan.

c) Budi daya Ikan Hias

Ikan hias tawar Indonesia memiliki nilai potensi pasar yang tinggi,

budi daya ikan hias bernilai ekonomi di pasaran lokal dan menjadi

komoditas ekspor yang dapat diandalkan, kondisi demikian yang

membuat P3M Perikanan membudi dayakan ikan hias Neon

Cardinal, Koi, Comet, Cupang, dan Koridoras. Pembesaran ikan

Neon Cardinal dan Koridoras dengan metode pengukuran pH air dan

pemberian pakan cacing sutra, pemijahan ikan cupang ke dalam

akuarium, P3M masih melakukan penelitian dan percobaan untuk

mendapatkan metode yang baik untuk budi daya ikan hias tersebut.

Budi daya ikan hias merupakan implementasi dari kegiatan

pemberdayaan dalam bentuk teknik budi daya perikanan, kegiatan

ini merupakan sistem pemberdayaan terpadu untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui usaha perikanan secara optimum.

d) Pelatihan Ikan Hias

Pelatihan ikan hias dilaksanakan tanggal 18-19 Oktober 2012

dengan peserta sebanyak 24 orang dan masing-masing merupakan

perwakilan dari 12 desa binaan Indocement, narasumber pelatihan

yang memberikan materi budi daya ikan hias adalah Bapak

Darmawan Sidik, MSc. sebagai kepala Raiser Departemen Kelautan

dan Perikanan Kab. Bogor yaitu Bapak Nur Kholik A.Md.


100

Pelatihan ikan hias merupakan implementasi dari kegiatan

pemberdayaan dalam bentuk teknik budi daya perikanan, kegiatan

ini merupakan sistem pemberdayaan terpadu untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui usaha perikanan secara optimum.

e) Pelatihan Budi Daya Ikan Hias Akuarium dan Ikan Air Tawar

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 23-25 September 2013

bertempat di Aula P3M PT Indocement Tunggal Prakarsa, Desa

Tajur, Bogor. Maksud dan tujuan diadakan acara ini adalah untuk

membekali dan memberdayakan masyarakat di bidang budi daya

ikan. Dimulai dari pengenalan beberapa ikan hias yang mudah untuk

dikembangkan dan memiliki pangsa pasar yang cukup baik, cara

pemeliharaan dan persiapan sebelum pembudidayaan, cara

perkembangbiakan dan analisis biaya dan pangsa pasar serta

penjualannya.

Kegiatan pelatihan diikuti oleh 27 peserta yang berasal dari 12

Desa Binaan PT. Indocement,Tbk dan narasumbernya yaitu Bapak

Budi Lestari dan Bapak Udin dari kelompok tani ikan hias binaan

PT. Indocement serta Bapak Dadan dari Dept. Kelautan dan

Perikanan (RAISER Cibinong).

Pelatihan budi daya ikan hias akuarium dan air tawar merupakan

implementasi dari kegiatan pemberdayaan dalam bentuk teknik budi

daya perikanan, kegiatan ini merupakan sistem pemberdayaan

terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha

perikanan secara optimum.


101

Tabel 4
Jadwal Pelatihan P3M Hambalang Tahun 2014

WAKTU
NO JENIS PELATIHAN DURASI KERJASAMA INSTANSI MATERI PELATIHAN NARASUMBER PESERTA
PELATIHAN

1 BIDANG PERTANIAN
Teknik Pengolahan Lahan Bpk Raharjo Kelompok Tani Legok Rati
Budidaya Singkong Teknik Penanaman Singkong Intensif Bpk Rudi Peserta Magang
Jan-14 5 hari Mitra Tani Gunung Putri
Manado Teknik Perawatan Bpk Ahmad
Penanganan Pasca Panen
Teknik Penanaman Bpk Supriono CSR Staff
Budidaya Sorgum Feb-14 1 Hari Biothrop Bogor Teknik Panen dan Pasca Panen Peserta Magang
Potensi Energi Sorgum Warga Desa binaan
Budidaya Kacang Teknik Budidaya Kacang Edamame Bpk Yayan Peserta Magang
Mar-14 3 hari Bionicfarm
Edamame Analisis Usaha Warga Desa binaan
Pengenalan Material Bahan Pupuk Organik Bpk Hari Winarsa Peserta Magang
Pembuatan Pupuk Organik Apr-14 5 Hari CV AHM (Alam Hijau Makmur) Teknik Pembuatan Pupuk Organik Warga Desa binaan
Penerapan Pupuk Organik
PPS (Penyuluh dan Pembina Teknik Budidaya Buah Naga Bpk Ilyas Kelompok Tani Legok Rati
Budidaya Buah Naga Mei-14 6 Bulan
Pertanian) Kab.Bogor Potensi Usaha Peserta Magang
Potensi Usaha Budidaya Jati Jumbo Bpk Hari Winarsa Peserta Magang
Budidaya Jati Jumbo Eka Analisis Usaha Warga Desa Binaan
Sep-14 2 hari CV AHM (Alam Hijau Makmur)
Panca Teknik Penanaman
Teknik Pemeliharaan
Teknik Budidaya Tanaman Hias Bpk Hari Winarsa Peserta Magang
Budidaya Tanaman Hias Okt-14 2 hari CV AHM (Alam Hijau Makmur)
Analisis Usaha Warga Desa Binaan
Pengenalan Tanaman Organik Bpk Yayan Peserta Magang
Budidaya Sayuran Organik Nov-14 2 hari Bionicfarm Teknik Budidaya Warga Desa Binaan
Potensi Pasar
Teknik Pembibitan Tanaman Keras Bpk Hari Winarsa Peserta Magang
Budidaya Tanaman Keras,
Des-14 2 hari CV AHM (Alam Hijau Makmur) Analisa Usaha Budidaya Warga Desa Binaan
Buah dan Tanaman Energi
Potensi Usaha

2 BIDANG PETERNAKAN
Teknik Budidaya Ternak Domba Drh. Aswar Peserta Magang (6 orang)
Budidaya Domba Garut
Tiap Tahun 8 Bulan P3M Analisis Usaha
Paket Intensif
Potensi Usaha
Teknik Budidaya Ternak Domba Budi Susilo, S.pt Peserta Magang
Dr.Ir. I Komang G
Wiryawan (Ahli
Budidaya Domba Garut Sep-14 2 Hari Pafet IPB Analisis Usaha Warga Desa Binaan
Pakan Ternak
Domba PAFET IPB)
Potensi Usaha
Kesiapan Metal Beragribisnis Henky FK Warga Desa Binaan
Kelompok Swadaya
Budidaya Ayam Arab Okt-14 2 Hari Teori Budidaya Ayam Arab Ujang Iskandar
Masyarakat (Hidayah Alam)
Praktek Budidaya Ayam Arab Nurohim
Kesiapan Metal Beragribisnis Bpk. Ating Warga Desa Binaan
Budidaya Ayam Petelur Nov-14 2 Hari CV.Media Farm Teori Budidaya Ayam Petelur Bpk. Junaedi
Praktek Budidaya Ayam Petelur
Budidaya Penggemukan Teknik Pakan Drh. Aswar Warga Desa Binaan
Des-14 2 Hari PPS Peternakan Kec.Citeureup
Sapi Pedaging Teknik Pemeliharaan
3 BIDANG PERIKANAN
Pembuatan Tempat Bpk Udin Peserta Magang
Budidaya Cacing
Sep-14 1 Hari P3M Pembuatan Pakan Kholid Samsurrijal Warga Desa Binaan
Lumbricus
Perbanyakan dan Pemeliharaan
Pembibitan Bpk Udin Peserta Magang
Budidaya Lele Okt-14 2 Hari P3M
Pemeliharaan Kholid Samsurrijal Warga Desa Binaan
Dept. Kelautan dan Perikanan Teknik Budidaya Ikan Hias Kolam Dr Dadan Peserta Magang
Budidaya Ikan Hias Kolam Nov-14 2 Hari
(RAISER Cibinong) Penanganan Penyakit Ikan Hias Kholik Warga Desa Binaan
Budidaya Ikan Hias Dept. Kelautan dan Perikanan Teknik Budidaya Ikan Hias Aquarium Dr Dadan Peserta Magang
Des-14 2 Hari
Aquarium (RAISER Cibinong) Penanganan Penyakit Ikan Aquarium Kholik Warga Desa Binaan

Sumber: Corporate Social Responsibility PT ITP, 2014


102

D. Dampak Paska Kegiatan Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Selain memberikan dampak langsung dengan adanya perusahaan di lokasi

pemukiman warga yang berarti dapat menciptakan lapangan kerja baru untuk

menjadi karyawan perusahaan, dengan adanya program Pusat Pelatihan dan

Pemberdayaan Masyarakat juga memberikan dampak bagi manusia, sosial,

lingkungan dan ekonomi. Menurut Bambang Rudito dalam bukunya “Corporate

Social Responsibility Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini”

tahun 2004 yang menjelaskan bahwa untuk memahami konsep keberlanjutan

harus dijelaskan empat komponen yang merupakan bagian dari keberlanjutan itu

sendiri, yaitu: manusia, sosial, lingkungan, dan ekonomi.26

1. Keberlanjutan di bidang Manusia

Melalui program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat,

peserta yang mengikuti pelatihan pada masing-masing bidang pertanian,

peternakan, dan perikanan mendapatkan modal pengetahuan yang dapat

meningkatkan kualitas kemampuannya untuk memberdayakan diri dengan

memanfaatkan potensi alam yang terdapat di desanya. Tampak di sini

bahwa human suistainability merupakan modal yang pokok dalam

melaksanakan kegiatan selanjutnya bagi masyarakat sendiri.

Pola kehidupan yang berkecukupan (subsisten) diusahakan untuk

berubah menjadi pola hidup berkelanjutan dengan menggunakan modal

yang sudah diperoleh. Dasar kehidupan keberlanjutan diawali dari

kehidupan masa sekarang yang tidak meninggalkan permasalahan bagi

26
Bambang Rudito, CSR Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini
(Jakarta: ICSD, 2004) h. 116.
103

kehidupan generasi selanjutnya. Dengan modal pengetahuan yang telah

masyarakat dapatkan setelah mengikuti pelatihan di P3M diharapkan

mampu untuk mengolah sumber daya alam yang terdapat di desanya, agar

masyarakat dapat mandiri bahkan ketika pabrik Indocement tutup

dikarenakan kehabisan bahan baku pembuatan, diharapkan masyarakat

tetap dapat berdaya dalam usaha di bidang pertanian, peternakan, maupun

perikanan.

Seperti Bapak Budi Lestari yang telah mengikuti pelatihan di

bidang perikanan dan kini menjalani bisnis ikan hias dan pembibitan ikan

konsumsi, beliau kerap kali menghadiri undangan sebagai instruktur

pelatihan ikan hias ke daerah setelah mengikuti pelatihan perikanan di

P3M. Pak Budi menuturkan:

“setelah menjalani pelatihan mengenai perikanan di P3M, saya


dipercaya oleh pihak P3M CSR Indocement untuk menjadi Instruktur
mengenai pelatihan di bidang perikanan kepada peserta pelatihan dari 12
desa binaan CSR Indocement” 27

Diharapkan peserta P3M yang lain dapat seperti pak Budi yang

mampu berbagi pengetahuannya kepada masyarakat yang lain hingga ke

generasi penerusnya.

2. Keberlanjutan di bidang Sosial

Keberlanjutan di bidang sosial dapat dicapai dengan melalui secara

sistematis dan kekuatan masyarakat sipil termasuk di dalamnya

pemerintah dan kerja sama antar komuniti. Dengan dibangunnya P3M ini

masyarakat dapat menjalin hubungan antar kelompok dalam masyarakat,

seperti contohnya dalam bidang peternakan, dalam budi daya domba,

27
Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Lestari Penerima Manfaat/Peserta P3M CSR
Indocement, Citeureup, 13 April 2014
104

masyarakat yang telah mengikuti kegiatan ini akan diberikan modal

berupa domba 5 ekor untuk dibudidayakan secara pribadi. Namun

membudi dayakan domba secara pribadi kurang efektif karena

membutuhkan biaya yang lebih besar, cara lain agar budi daya ini berjalan

efektif adalah dengan membuat kelompok masyarakat, dengan modal

masing-masing 5 ekor domba masyarakat membuat kelompok untuk

meringankan biaya. Hal ini sangat meringankan biaya dan tenaga,

dibandingkan satu orang menghidupi 5 ekor domba dengan 12 orang

dalam satu kelompok menghidupi 60 ekor domba. Bapak Dayat

menjelaskan:

“Setelah menjadi peserta magang selama 8 bulan, saya diberikan


induk domba 5 ekor untuk memulai usaha, tetapi kalau hanya 5 ekor untuk
memulai usaha akan susah untuk menernaknya, jadi saya coba mencari
orang lain yang mempunyai domba untuk bergabung ke dalam satu
kelompok usaha. Terkumpulah 12 orang dalam satu kelompok ini, dan
ternak kami sudah mencapai 600 ekor domba dan 15 ekor sapi.”28

Himpunan Tani Citeureup (Hitaci) juga merupakan hasil dari

keberlanjutan di bidang sosial, kelompok masyarakat yang mempunyai

fokus dalam Pembuatan pupuk kompos, Pertanian, Perikanan, Peternakan,

Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Taruna merupakan mitra binaan CSR

Indocement setelah mengikuti pelatihan di P3M. Dengan modal swadaya

dan bantuan dari pemerintah serta CSR Indocement, Hitaci telah membuat

kebun bibit dan demplot dalam satu pekarangan yang juga merupakan

pusat dari kelompok Hitaci. Bapak Tatang Effendi mengatakan:

“Selain dapat bantuan dari CSR Indocement kami juga


mendapatkan sertifikat dan modal kira-kira 40 juta dari Pemda Bogor
untuk mendirikan KWT (Kelompok Wanita Tani) beserta fasilitasnya,

28
Wawancara Pribadi dengan Bapak Dayat Penerima Manfaat/Peserta P3M CSR
Indocement, Citeureup, 14 April 2014
105

seperti saung, demplot, dan media lainnya untuk menunjang berjalannya


program-program Hitaci ini.” 29

Kelompok Hitaci telah bekerja sama dengan pemerintah ataupun

kelompok dalam masyarakat lain untuk menghindari marginalisasi

komuniti atau menghindari perusakan kebudayaan dengan tujuan

merevitalisasi ekonomi dan pertanian pedesaan.

3. Keberlanjutan di bidang lingkungan hidup.

Pembuatan sarana P3M dilatarbelakangi oleh upaya pemanfaatan

lahan bekas tambang atau lahan tambang yang belum digunakan dan

konservasi sumber air danau di sekitar areal tambang sekaligus sebagai

sistem pemberdayaan terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui usaha agrobisnis secara optimum. Kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan antara lain Teknis pertanian terpadu

(integrated farming) sebagai basis pertanian organik, teknik reklamasi,

perubahan zonasi dan fungsi lahan, penentuan komoditi, spesies dan

varietas yang cocok, teknik budi daya peternakan sapi & perikanan,

pemilihan dan penerapan teknologi, pemilihan bahan dan peralatan

pertanian, dan pendampingan program pemberdayaan masyarakat.

Dalam keberlanjutan lingkungan hidup diartikan sebagai modal

alam harus dipelihara. Menjamin kebutuhan yang dapat dipenuhi bagi

generasi masa depan. Berdirinya P3M di lahan bekas tambang merupakan

solusi dari dampak kegiatan pertambangan, aktivitas pertambangan

mengakibatkan tanah di lahan itu menjadi keras hingga akan sulit untuk

tumbuhan tumbuh. P3M juga merupakan bentuk tanggung jawab

29
Wawancara Pribadi dengan Bapak Tatang Efendi, Pengurus Hitaci/Mitra binaan CSR
Indocement/Peserta P3M, Citeureup, 13 April 2014
106

perusahaan dalam bidang kelestarian lingkungan, hingga penulis

melaksanakan penelitian di P3M telah terlihat dampak lingkungan yang

dihasilkan dari kegiatan P3M ini, seperti pohon-pohon yang tumbuh di

areal bekas tambang, pembuatan kolam ikan dan kandang sapi, dan

perkebunan lainnya. Menurut Pak Rizal (P3M Head Project) yang

merupakan warga sekitar sudah merasakan manfaat dari berdirinya P3M

ini, suasana di daerah P3M yang merupakan lahan bekas tambang itu

sudah tidak segersang dan panas seperti dahulu, P3M telah membuat

kehidupan yang baru dan akan terus berusaha untuk menjaga lingkungan

di masa depan.30

Kini memelihara ikan konsumsi dan ikan hias di kolam yang

berdiri di lahan bekas pertambangan sudah tidak sulit lagi, dengan

percobaan terus menerus untuk hewan tinggal di lahan bekas tambang,

hasilnya kini P3M mempunyai puluhan kolam ikan dengan jenis beragam

seperti lele sangkuriang, bawal, gurame, nila, koi dan berbagai ikan hias.31

4. Keberlanjutan di bidang ekonomi

Salah satu kelompok tani mitra binaan PT Indocement yang sukses

dan mandiri adalah Kelompok Tani “Legok Rati”, yang bergerak di

bidang pertanian, peternakan dan perikanan. Langkah menuju

kemandirian tersebut dijalankan dengan program pelatihan dan

pemagangan di P3M. Setelah itu, kelompok Tani yang beranggotakan 13

orang tersebut, saat ini mengelola 16 hektar lahan, dimana 6 hektar

merupakan pinjaman lahan dari Indocement dan 10 hektar milik donatur.

30
Wawancara Pribadi dengan Kholid Samsurrijal Head Project P3M CSR Indocement,
Citeureup, 11 April 2014
31
Wawancara Pribadi dengan Ayub Sunarya, Peserta P3M CSR Indocement, Citeureup
15 April 2014
107

Di bidang pertanian, mereka telah melakukan penanaman singkong

mangu, cabai, pepaya, jagung, talas, lengkuas, sirih, dan tanaman keras.

Di samping itu, juga ditanam pohon mahogani dan sengon. Di bidang

peternakan, sedang dibudi dayakan ayam Arab, ayam kampung,

kambing, dan entog. Sementara itu, di bidang perikanan, saat ini sedang

dibudidayakan ikan mujair.

Seluruh anggota kelompok tani Legok Rati dapat memenuhi

kebutuhan sehari-hari keluarganya, membeli rumah hingga akhirnya

menjadi tengkulak kambing. Bapak Dayat mengatakan:

“Setelah pelatihan dan mengembangkan usaha ternak domba, anak-


anak (anggota kelompok) sudah dapat membangun rumah karena domba,
bahkan ada yang jadi tengkulak domba.” 32

Tentu dari segi ekonomi mereka mendapatkan manfaat setelah

menjadi mitra binaan dari CSR Indocement. Namun, tidak semua peserta

pelatihan yang mengikuti pelatihan di P3M ini merasakan dampak secara

ekonomi, karena masih banyak peserta pelatihan yang tidak melanjutkan

ke bidang usaha. Jadi, hanya sebagian kecil masyarakat yang merasakan

dampak ekonomi dari kegiatan P3M ini.

E. Analisis CSR PT Indocement dalam Program P3M

Jika dikaitkan dengan bab sebelumnya, pembangunan berkelanjutan yang

dilaksanakan CSR PT Indocement terdapat kesesuaian dengan arti pembangunan

berkelanjutan menurut Emil Salim yaitu suatu proses pembangunan yang

32
Wawancara Pribadi dengan Bapak Dayat Penerima Manfaat/Peserta P3M CSR
Indocement
108

mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia,

dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan.33

Pembangunan berkelanjutan yang telah diaplikasikan oleh PT Indocement

dalam program P3M melalui program dan pelatihan yang mengoptimalkan

sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dari segi sumber daya alam,

pengelolaan lahan bekas tambang menjadi salah satu program kepedulian

lingkungan. Program ini untuk merevitalisasi tanah agar area resapan air dan

kualitas tanah menjadi semakin meningkat.

Dari segi sumber daya manusia, prinsip pembangunan berkelanjutan yang

dilakukan CSR PT Indocement bertujuan untuk memberikan hak masyarakat di

masa yang akan datang. Oleh karena itu perusahaan berkewajiban untuk membuat

program atau proyek yang berkelanjutan untuk masyarakat sebagai ganti untuk

generasi yang akan datang dengan mewariskan usaha atau kesempatan kerja di

bidang lain.

Salah satu program P3M pada bidang Peternakan yaitu budi daya ternak

domba, peserta pelatihan adalah masyarakat desa binaan yang berminat untuk

beternak domba. Seluruh peserta mengikuti program pelatihan selama 8 bulan di

P3M. Peserta pelatihan yang telah selesai mengikuti program mendapatkan

sertifikat pelatihan dan bantuan ternak dan bantuan modal untuk memulai usaha

ternak di tempat tinggal masing-masing. Namun, setelah peserta pelatihan

menyelesaikan pelatihan dan mendapatkan modal bantuan ternak masing-masing

5 ekor domba, banyak peserta yang menjual modal ternaknya mereka dengan

alasan menernak 5 ekor domba tidak cukup untuk membiayai hidup sehari-hari.

33
Yayasan SPES, Pembangunan Berkelanjutan, h. 3.
109

Salah satu bentuk evaluasi dari permasalahan di atas, CSR Indocement

berinisiatif dengan membuat komunitas/kelompok usaha ternak yang terdiri dari

beberapa peserta pelatihan ternak domba, karena dengan membuat

komunitas/kelompok maka dalam mengurus ternak lebih mudah dan dapat

menghemat biaya, waktu dan tenaga. Hal ini sesuai dengan konsep implementasi

pemberdayaan masyarakat menurut Soetomo. Pemberdayaan masyarakat pada

umumnya menggunakan pendekatan community based development, yang artinya

adalah bahwa pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan berbasis

komunitas.34 Berdasarkan teori tersebut muncullah ide untuk membuat kelompok.

Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa tindakan bersama yang berkesinambungan

merupakan kunci utama tumbuhnya keberlanjutan. Pada tingkat individu atau

keluarga berupa keberlanjutan usaha yang mendatangkan pendapatan, sehingga

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.35

Memberdayakan masyarakat berarti membantu merubah pola pikir

(mindset) di dalam berbagai bidang pemberdayaan, seperti: pertanian, perikanan,

peternakan, dan bidang lainnya. Karena disadari bahwa untuk merubah pola pikir

adalah usaha yang dijalankan terus menerus, maka program P3M yang merupakan

program pembangunan berkelanjutan berdurasi lebih dari satu tahun.36

Selain program pelatihan, P3M juga menjalankan program pemberdayaan,

antara lain: Teknis pertanian terpadu, Teknik reklamasi, Perubahan zonasi dan

fungsi lahan, Penentuan komoditi, spesies dan varietas yang cocok, Teknik budi

daya peternakan sapi & perikanan, Pemilihan dan penerapan teknologi, Pemilihan

bahan dan peralatan pertanian dan Pendampingan program pemberdayaan

34
Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat Mungkinkah Muncul Antitesisnya? (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), h. 96.
35
Ibid., h. 198.
36
Studi Dokumentasi Brosur CSR Indocement
110

masyarakat. Dampak dari salah satu program P3M CSR Indocement adalah

keberlanjutan di bidang manusia, ekonomi, sosial dan lingkungan. Keberlanjutan

di bidang manusia, nyatanya banyak peserta latihan P3M tidak melanjutkan modal

pengetahuan yang telah ia dapatkan dari berbagai pelatihan di P3M ke dalam

suatu usaha. Meskipun telah mengantongi cukup pengetahuan, banyak masyarakat

terganjal modal untuk memulai usahanya. Bapak Rizal menjelaskan:

“Biasanya pada peserta pelatihan, setelah mengikuti pelatihan mereka ingin


meminta bantuan modal kepada CSR Indocement, tetapi mereka enggan membuat
proposal, padahal format proposal yang diinginkan CSR Indocement mudah dan
tidak rumit, hanya menyerahkan apa yang dibutuhkan dan foto, tetapi mereka
malas dan tidak serius hingga akhirnya tidak mempunyai cukup modal untuk
mengimplementasikan apa yang telah ia dapatkan selama pelatihan di P3M ini.
Faktor inilah yang membawa mereka pada kategori “gagal”, padahal masih ada
juga mitra yang berhasil setelah di P3M ini yang seharusnya dapat menjadi
inspirasi dan motivasi mereka untuk maju.”37

Keraguan dan ketidakseriusan masyarakat pula yang menghambat tujuan

dari CSR Indocement untuk memandirikan masyarakat dan tidak meninggalkan

permasalahan bagi kehidupan generasi selanjutnya.

Keberlanjutan di bidang ekonomi, hanya sebagian kecil peserta latihan yang

kini memiliki usaha dan menjadi mitra binaan dari CSR Indocement. Bagi peserta

yang tidak melanjutkan usaha mungkin sama sekali tidak merasakan efek

keberlanjutan ekonomi dari kegiatan pelatihan di P3M. Keberlanjutan di bidang

sosial, lagi-lagi yang mendapatkan keberlanjutan di bidang sosial adalah peserta

dengan semangat tinggi dan bersungguh-sungguh dalam memulai/menjalankan

usahanya. Memelihara hubungan antar kelompok dalam masyarakat bagi peserta

„gagal‟ mungkin saja terjadi di luar dampak dari kegiatan P3M itu sendiri.

Keberlanjutan di bidang lingkungan, kali ini dampak yang sangat dirasakan oleh

masyarakat khususnya di sekitar lokasi P3M. Baik masyarakat itu peserta

37
Wawancara Pribadi dengan Bapak Kholid Samsurijjal, Head Project P3M
111

pelatihan, mitra binaan, maupun tidak pernah sama sekali berhubungan dengan

P3M dapat merasakan keberlanjutan di bidang lingkungan. Kehadiran P3M di

area bekas pertambangan sendiri bentuk usaha nyata dari tanggung jawab atas

kegiatan pertambangannya, dan menjamin kebutuhan yang dapat dipenuhi bagi

generasi masa depan.

Dari uraian tersebut, dampak dari kegiatan di P3M ini sudah sejalan dengan

pengertian pembangunan berkelanjutan menurut Jaya, yaitu pembangunan

berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini

tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan

mereka. Namun, realitanya pembangunan keberlanjutan akan sulit diperoleh jika

kesadaran dan keseriusan masyarakat belum tumbuh. Jika masyarakat

bersungguh-sungguh ingin meneruskan modal pengetahuan mereka dan memulai

usaha untuk memandirikan dirinya, CSR Indocement akan dengan senang hati

memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya.

CSR Indocement menjalankan kegiatan tanggung jawab sosial

perusahaannya bermula dari kegiatan filantropi. Kegiatan berderma dengan

anggaran dari keuntungan penjualan ini dijalankan dengan fokus ekspansi usaha

untuk melakukan pengamanan operasi pabrik agar operasional pabrik tetap

berjalan kondusif tanpa adanya gangguan. Namun saat ini kegiatan CSR

Indocement tidak lagi bersifat charity, kini lebih pada program berkelanjutan

sehingga dapat memampukan masyarakat untuk hidup secara mandiri. Anggaran

kegiatan pun kini sudah masuk biaya operasional pabrik, tidak lagi

menganggarkan dari keuntungan penjualan.

Di dalam pelaksanaan program CSR PT Indocement, karyawan non CSR

Officer dapat ikut bergabung membantu pelaksanaan program, disebut juga CSR
112

Volunteer. Jika memandang CSR secara holistis, maka pencapaian kesuksesan

CSR Indocement dapat terlaksana dengan seluruh elemen perusahaan menyadari

dan melaksanakan peran CSRnya dengan baik sesuai dengan fungsi dan tanggung

jawabnya di dalam organisasi. Jika tidak demikian, maka yang ada hanyalah CSR

sibuk men-handle keluhan masyarakat yang disebabkan pengelolaan dampak

operasional yang tidak tuntas.


113

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian terhadap PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Citeureup untuk melihat implementasi CSR serta tahapan dan dampak paska

kegiatan (studi kasus pada Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat), maka dapat disimpulkan:

1. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk unit Citeureup telah

melaksanakan program CSR, tidak hanya bersifat charity tetapi juga

pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan bagi

masyarakat 12 desa binaan yang tinggal di daerah operasional pabrik.

Melalui P3M, CSR Indocement ingin membantu masyarakat agar

mereka dapat hidup secara mandiri, meningkatkan kualitas hidup dan

mampu menyerap tenaga kerja baru.

2. Komitmen Indocement dalam menjalankan peran tanggung jawab

sosial tercantum dalam visi dan misi perusahaan yang menekankan

pada pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian perencanaan dan

pelaksanaan program CSR merupakan turunan dari visi, misi

perusahaan dan juga mengadaptasi konsep triple bottom line. Agar

program CSR dapat berjalan dengan baik, maka dibentuklah

perencanaan strategis lima tahunan yang setiap tahunnya mempunyai

target yang akan dicapai.

3. Untuk dapat mengetahui kondisi, keinginan dan kebutuhan masyarakat

maka CSR Indocement melakukan komunikasi dua arah dalam sarana


114

komunikasi yang dinamakan BILIKOM. Dalam pelaksanaannya,

kegiatan ini dilakukan sendiri dengan self-managing yaitu menugaskan

orang-orang yang berada di Departemen CSR/Koordinator desa

(Kordes) mulai dari mencari calon peserta hingga pemantauan usaha.

Peran CSR Indocement tidak hanya berhenti sampai pada pemberian

materi pelatihan di bidang pertanian, peternakan dan perikanan, tetapi

juga memberikan motivasi usaha, sarana pameran, peminjaman lahan

tidur, dan juga pembelian bahan baku dari pemasok lokal.

4. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berbasis pembangunan

berkelanjutan yang dilakukan melalui Corporate Social Responsibility

(CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. salah satunya dengan

menjalankan Program Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M)

di bidang pertanian, peternakan dan perikanan.

5. Tahap pelaksanaan program di P3M terdiri dari: Menyusun

perencanaan program, Implementasi program, Evaluasi dan Reporting.

Dalam menyusun perencanaan program tahapannya adalah:

menetapkan visi dan misi, menetapkan tujuan, menetapkan kebijakan,

merancang struktur organisasi, menyediakan SDM, Merencanakan

program operasional, Membagi wilayah dan Mengelola dana.

Semua tahapan di atas telah dilaksanakan oleh CSR Indocement

khususnya pada P3M. Evaluasi rutin dilaksanakan untuk memperbaiki

program-program agar ke depannya lebih baik.

6. CSR Indocement melalui Program Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat (P3M) telah berhasil mewujudkan konsep Triple Bottom

Line, yaitu profit yang didapat oleh Indocement, setiap tahunnya telah
115

dianggarkan untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat desa binaan

(people) namun dengan memberikan “kail” kepada masyarakat, tujuan

agar masyarakat mandiri ketika perusahaan tidak beroperasi lagi.

Pembuatan sarana P3M dilatarbelakangi oleh upaya pemanfaatan lahan

bekas tambang atau lahan tambang yang belum digunakan dan

konservasi sumber air danau di sekitar areal tambang (planet).

7. Setelah tiga tahun berjalan, program ini membawa dampak bagi

masyarakat yang mengikutinya, yaitu keberlanjutan di bidang manusia,

sosial, lingkungan dan ekonomi. Dampak langsung yang dirasakan

masyarakat adalah keberlanjutan manusia dan lingkungan yaitu

meningkatnya pengetahuan dan potensi masyarakat dalam bidang

pertanian, peternakan dan perikanan serta terpeliharanya lingkungan

bekas lahan tambang yang pada awalnya merupakan lahan tidak subur

dan sulit bagi tumbuhan maupun hewan untuk hidup di sekitarnya.

Dampak yang tidak langsung yang dirasakan masyarakat adalah

keberlanjutan sosial dan ekonomi, masyarakat berusaha untuk

menerapkan pengetahuan dari pelatihan yang telah ia dapatkan untuk

membuka usaha baru atau mengembangkan usaha lamanya ada ketiga

bidang tersebut.
116

B. Saran

1. Program-program yang dilaksanakan di P3M dipertahankan. Mengingat

kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam mengembangkan

kemampuan potensi masyarakat terlebih yang tinggal di desa.

2. Perlu diadakannya evaluasi secara bertahap terhadap pelaksanaan program

ini, mengingat masih ada masyarakat yang belum mengetahui P3M dan

program-programnya.

3. Peserta P3M yang ingin memulai usaha baru diberikan pelatihan

kewirausahaan sebagai bekal dalam menjalankan usaha.

4. Selayaknya dana CSR merupakan bagian yang disisihkan dari keuntungan

perusahaan, bukan dari dana operasional atau produksi yang menjadi biaya

atau beban konsumen.


117

DAFTAR PUSTAKA

Amyardi. “Modul Seri 6: Etika Bisnis, Corporate Social Responsibility (CSR).”


Etika Bisnis Modul 6. Jakarta: Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Jakarta, 2010: h. 9.
Azis, Iwan J. dan Napitulu, Lydia M. Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan
Kontribusi Emil Salim. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2010.
Bertens, K. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009.
Bungin, Burhan. Ananlisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Grafindo
Persada, 2003.
Carrol, Archie B. Bussiness and Society. Ohio South Western: College Publishing,
1996.
Firdaus, Ismet. dkk. Pengamalan Al-Quran Tentang Pemberdayaan Dhuafa.
Jakarta: Dakwah Press UIN Syarif Hidayatullah, 2008.
Jackie, Ambadar. CSR dalam Praktek di Indonesia. Jakarta: PT Alex Media
Komputindo, 2008.
Kartini, Dwi. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep
Suistainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung:
Refika Aditama, 2009.
Kartohadiprodjo, Soediman. Pengantar Tata Hukum di Indonesia. Jakarta: Ghalia
Indonesia, t.thn.
Khudori. Korupsi dan Tanggung Jawab Sosial. Jakarta: Harvindo, 2008.
Marbun, BN. Kamus Manajemen. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan, 2003.
Marbun, SF. Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara.
Yogyakarta: UII Press, 2002.
Moleong, Leksi J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Nursahid, Fajar. Tanggung Jawab Sosial BUMN: Analisis Terhadap Model
Kedermawanan Sosial PT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT
Telekomunikasi Indonesia. Depok: Piramedia, 2006.
PIRAC, “Trend Filantropi Perusahaan di Indonesia: Potensi & Tantangan
Pengembangannya.” Dipresentasikan di Acara Public Expose, Galery Kafe
Jakarta, 19 Juni 2014.
Prasetyo, Eko. Pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) Sebagai
Tanggung Jawab Perusahaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi di PT Indocement
118

Tunggal Prakarsa Tbk). Banten: Skripsi S1 Fakultas Hukum Universitas


Sultan Ageng Tirtayasa Banten, 2010.
Radyanti, Maria Nindita. CSR Untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Jakarta:
Indonesia Bussiness Links, 2008.
Rudito, Bambang. dkk. Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Model
Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta: Indonesia Center for
Suistainable Development, 2004.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers, 2006.
Said, Zaim. dkk. Membangun Kemandirian Berkarya, Potensi, dan Pola
Kedermawanan Serta Penggalangannya di Indonesia. Jakarta: PIRAC,
2004.
Satyanugraha, Heru. Etika Bisnis Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: LPFE Universitas
Trisakti, 2003.
Sekilas Corporate Social Responsibility Presentasi Pengenalan Terhadap CSR PT
Indocement Tunggal Prakarsa, Citeurep Bogor 2014
Soemitro, Rachmat. Hukum Perseroan Terbatas. Bandung: Eresco, 1993.
Subhi, Muhammad. “Implementasi Corporate Social Responsibility PT Pertamina
(Persero).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat. Bandung:
Refika Aditama, 2005.
Suharto, Edi. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat CSR (Corporate
Social Responsibility). Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009
Sukada, Sony. dkk. CSR for Better Life Indonesian Content, Membumikan Bisnis
Berkelanjutan: Memahami Konsep dan Praktik Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan. Jakarta: Indonesia Bussiness Link, 2007.
Sukirno, Sadono. dkk. Pengantar Bisnis. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Sunaryo, Sri Subekti. “Konsep dan Strategi Corporate Social Responsibility
(CSR) PT Takaful Indonesia.” 2009.
Susanto, A. B. a Strategic Management Approach CSR. Jakarta: The Jakarta
Consulting Group, 2007.
Sutopo, Heribertus B. Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi Penelitian
Untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya. Surakarta: Universitas Sebelas Maret,
1996.
Tunggal, Amin Wijaya. Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan
Kasus. Jakarta: Harvindo, 2007.
119

Utama, Harry Wahyudhy. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi Bukan


Biaya. Jakarta: PIRAC, 2000.
Wahyudi, Isa dan Azheri, Busyra. Corporate Social Responsibility: Prinsip,
Pengaturan dan Implementasi. Malang: In-Trans Publishing, 2008.
Wibisono, Yusuf. Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing,
2007.
Widjaja, Gunawan dan Pratama, Yeremia Ardi. Risiko Hukum dan Bisnis
Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta: Forum Sahabat, 2008.
Yayasan SPES. Pembangunan Berkelanjutan Mencari Format Politik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Zulfitri, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Corporate Social Responsibility PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011.

Sumber Internet
Jaya, Askar. “Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Suistainable Development).”
Artikel diakses pada 17 April 2014 dari http://www.rudyct.com/PPS702-
ipb/0914/askar_jaya
Kalangit, Holy K. M. “Konsep Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan
Pelaksanaannya di Indonesia,” Artikel diakses pada 5 April 2014 dari
http://www.slideshare.net/KingHBengawan/20090202132726-a
Rudi, Asep. “Pentingnya Pebisnis Mengembangkan CSR.” Artikel diakses pada 5
Mei 2014 dari http://indi-smart.com/blog/?tag=csr
TRANSKRIP WAWANCARA

Daftar wawancara dengan Bapak Irwandi Malik

CSR Communication Officer

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk unit Citeureup

1. Apakah CSR Indocement memiliki visi dan misi khusus dalam lingkup
menjalankan kegiatan CSR-nya?
2. Apa tujuan dari CSR Indocement?
3. Bagaimana dengan tujuan CSR dalam program pemberdayaan masyarakat
khususnya dalam P3M?
4. Program yang seperti apa yang menjadi program utama dari perencanaan
program CSR Indocement?
5. Siapa yang menjadi fokus dalam program P3M ini?
6. Bagaimana komitmen perusahaan dalam menjalankan program ini?
7. Dampak langsung apa yang dirasakan secara langsung oleh Indocement dengan
adanya program ini?
8. Adakah fasilitas lain selain pelatihan yang diberikan oleh Indocement terkait
program P3M ini?
9. Adakah penghargaan dari lembaga khusus atau pemerintahan untuk program
P3M ini?
10. Bagaimana tahapan-tahapan pelaksanaan CSR Indocement ?
11. Aspek apa yang menjadi fokus CSR PT Indocement?
12. Bagaimana dengan sistem pelaporan/evaluasi dari kegiatan CSR ini pak?
Menggunakan media atau sarana seperti apa baik internal maupun eksternal?
13. Apakah CSR Indocement menjalin kerja sama dengan perusahaan atau
lembaga lain dalam kegiatan CSR nya?

A1
Daftar wawancara dengan Ibu Nina

CSR Officer

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk unit Citeureup

1. Apakah CSR Indocement merancang struktur organisasi khusus untuk

melaksanakan CSR atau CSR adalah bagian dari satu divisi khusus?

2. Dari mana saja PT Indocement mendapatkan SDM saat melaksanakan program

CSRnya?

3. Langkah apa yang dilakukan oleh CSR Indocement untuk menghindari

tumpang tindihnya program dari pemerintah dan perusahaan lainnya di daerah

desa binaan?

4. Apakah kegiatan CSR Indocement memberikan image positif bagi perusahaan

dan masyarakat?

5. Adakah kriteria khusus terhadap para penerima program CSR?

6. Hasil dan manfaat apa yang dirasakan masyarakat setelah kegiatan CSR ini?

7. Bagaimana tanggapan Ibu tentang CSR Indocement?

8. Biasanya bentuk pelaporan kegiatan atau evaluasi disampaikan melalui media

apa bu baik internal maupun eksternal?

A2
Daftar wawancara dengan Bapak Kholid Samsurrijal

Head Project P3M

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk unit Citeureup

1. Sebagai kepala operasional P3M, apakah tugas bapak?

2. Sejak kapankah bapak bekerja sebagai Kepala Operasional P3M ini?

3. Kegiatan/program apa saja yang sudah pernah bapak laksanakan/tangani?

4. Apakah ada pemantauan pasca pelatihan kepada peserta pelatihan?

5. Kendala apa yang biasanya bapak temukan pada P3M ini?

6. Bagaimana bapak menganggarkan biaya untuk setiap kegiatan pelatihannya?

7. Bagaimana bapak sebagai head project P3M dalam mengembangkan

program?

8. Bagaimana menentukan instruktur dalam setiap pelatihannya?

9. Menurut bapak bagaimana manfaat yang dirasakan masyarakat yang telah

mengikuti pelatihan di P3M ini?

10. Apa P3M ini hanya menjadi tempat pelatihan saja pak?

11. Apa harapan bapak kedepannya untuk P3M ini?

A3
Daftar wawancara dengan pihak penerima manfaat

Peserta Pelatihan di P3M

Corporate Sosial Responsibility

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk unit Citeureup

1. Bagaimana awalnya usaha bapak ini bisa menjadi mitra binaan CSR PT
Indocement Tunggal Prakarsa?
2. Bagaimana awalnya bapak memutuskan untuk menjalani usaha kelompok,
karena awalnya bapak sudah mempunyai usaha sendiri?
3. Sejak kapan bapak menjadi mitra binaan CSR Indocement?
4. Setelah menjadi mitra binaan CSR Indocement binaan/bantuan apakah yang
bapak sudah terima?
5. Apakah dengan usaha perikanan ini bapak dan anggota kelompok yang lain
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga?
6. Selama bapak menjadi instruktur pelatihan perikanan di P3M apakah bapak
mengetahui perkembangan dari peserta pelatihannya?
7. Apakah selama dalam menjadi instruktur itu bapak mengalami kendala atau
kesulitan baik pada saat pelatihan hingga paska pelatihan?
8. Apa manfaat yang dirasakan setelah usaha perikanan bapak ini menjadi mitra
binaan CSR Indocement?
9. Apa harapan bapak kedepannya?
10. Bagaimana bapak menentukan anggota kelompok usaha Pupuk Kompos
Organik Hitaci ini?
11. Bagaimana modal awal bapak dan kelompok usaha lain membangun
kelompok Hitaci ini?
12. Bantuan apa yang diterima kelompok usaha Pupuk Kompos Organik ini
setelah menjadi mitra binaan CSR Indocement?
13. Setelah menjadi mitra binaan CSR Indocement, apakah bapak turut
berkontribusi dalam masyarakat seputar pupuk kompos organik ini?
14. Program-program seperti apakah yang ada di kelompok usaha Hitaci ini?

A4
15. Darimanakah bapak mendapatkan modal awal untuk menjalankan peternakan
domba?
16. Bagaimana perkembangan usaha ternak bapak sekarang?
17. Bagaimana bapak membentuk kelompok usaha pertanian ini?
18. Mengapa bapak tertarik untuk menjadi petani singkong?
19. Apakah selama bapak menjalani usaha ini menemukan kendala, dan
bagaimana cara bapak mengatasi kendala tersebut?
20. Sejak kapan bapak mengikuti pelatihan di P3M ini?
21. Lalu setelah mengikuti pelatihan di P3M ini apa kegiatan bapak?
22. Bagaimana bapak bisa mengurus perikanan di P3M ini?
23. Mengapa bapak tidak membuat usaha perikanan sendiri?
24. Apakah bapak tidak mengajukan bantuan modal ke CSR Indocement?
25. Manfaat apa saja yang dirasakan bapak setelah mengikuti pelatihan di P3M?
26. Apakah bapak pernah membagi pengetahuan mengenai perikanan setelah
mengikuti pelatihan di P3M ini?

A5
HASIL WAWANCARA

NARASUMBER : BAPAK IRWANDI MALIK


TANGGAL : 8 APRIL 2014 JAM 09.00 WIB

JABATAN : CSR COMMUNICATION OFFICER


LOKASI : KANTOR CSR DEPT. PT INDOCEMENT,
CITEUREUP, BOGOR

1. Apakah CSR Indocement memiliki visi dan misi khusus dalam lingkup
menjalankan kegiatan CSR-nya?
Kita kalau visi dan misi perusahaan itu kan memang khusus punya perusahaan,
lalu diturunkan ke visi misi CSR secara khusus. Kita selaku perusahaan
menjunjung tinggi nilai-nilai harmonis dengan masyarakat dan menjaga
lingkungan.

2. Apa tujuan dari CSR Indocement?


Sebenarnya semua kegiatan CSR kita mengacu pada MDGs dan isu global
bahwa CSR bagi Indocement itu bukan hanya CD, tetapi ada beberapa aspek
seperti lingkungan, sebenarnya bagaimana tanggung jawab apapun yang kita
lakukan itu merupakan komitmen tanggung jawab perusahaan kepada
stakeholders Indocement dalam beroperasi dengan menekan seminimum
mungkin dampak negatif operasi dan memaksimalkan dampak positif kepada
masyarakat sekitar. Dari segi besarnya, tujuan sebenarnya adalah bagaimana
Indocement itu dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar dengan siapa pun
stakeholder dapat merasakan dampak positif perusahaan. Dalam hal ini
stakeholdernya adalah pemangku kepentingan yaitu masyarakat dan program-
program yang kami jalankan memang benar-benar murni untuk masyarakat.
Bagaimana kami menciptakan masyarakat yang sehat, masyarakat yang
mandiri, masyarakat yang pintar. Supaya tujuan ini berjalan kita mempunyai
rencana lima tahunan yang diimplementasikan pada sub-sub program lima pilar
dan program pembangunan berkelanjutan.

3. Bagaimana dengan tujuan CSR dalam program pemberdayaan


masyarakat khususnya dalam P3M?
Awalnya kita melihat warga dari 12 desa binaan masih banyak yang belum
dapat memaksimalkan potensi diri maupun potensi alam yang ada di
sekitarnya, kemudian kita berpikir bagaimana caranya agar masyarakat dapat
memaksimalkan potensi pada dirinya dan alam di sekitarnya, kita mencoba

A6
membuat program dengan tujuan untuk membantu masyarakat dalam
memberdayakan diri dalam berbagai usaha pelatihan pertanian, peternakan, dan
perikanan.

4. Program yang seperti apa yang menjadi program utama dari


perencanaan program CSR Indocement?
Kita punya concern pada MDGs. Arah program kita sama dengan MDGs
seperti masalah pendidikan yang tidak memadahi, ekonomi yang lemah,
pengangguran yang tinggi. Jadi kita ingin terlihat di dalamnya karena
masyarakat kita masih membutuhkan.

5. Siapa yang menjadi fokus dalam program P3M ini?


Seluruh masyarakat yang berada di 12 desa binaan yang mempunyai kemauan
untuk menjadi entrepreneur khususnya dalam bidang pertanian, peternakan
dan perikanan.

6. Bagaimana komitmen perusahaan dalam menjalankan program ini?


Komitmennya sangat jelas, karena kami ditarget dari IPM untuk mengeluarkan
dana sekian untuk program di P3M setiap bulannya. Nah berdasarkan hal itu
kita tahu bahwa perusahaan berkomitmen dalam menjalankan program ini.

7. Dampak langsung apa yang dirasakan secara langsung oleh Indocement


dengan adanya program ini?
Selain hubungan yang harmonis, belum ada dampak langsung secara signifikan
yang kami rasakan. Untuk mengurangi angka pengangguran pun belum besar,
tapi setidaknya kamu sudah berkontribusi untuk mengurangi itu.

8. Adakah fasilitas lain selain pelatihan yang diberikan oleh Indocement


terkait program P3M ini?
Ada beberapa lahan tidur yang kami pinjamkan, tapi tidak bisa semua pihak
peserta pelatihan dapat kami berikan. Lahan kami terbatas dan untuk
memberikan ijin kami harus berkoordinasi dengan CPIAD atau bagian legal.
Kami juga dapat memberikan modal untuk peserta yang ingin memulai usaha
dengan mengikuti program peminjaman modal bergulir.

9. Adakah penghargaan dari lembaga khusus atau pemerintahan untuk


program P3M ini?
Kalau spesifik untuk P3M belum ada setu saya, tapi kalau untuk CSR secara
global kami sudah banyak mendapatkan penghargaan.

A7
10. Bagaimana tahapan-tahapan pelaksanaan CSR Indocement ?
Tahapan pelaksanaan program CSR didasarkan pada kondisi objektif dari
masing-masing desa binaan dengan melibatkan para pemangku kepentingan
yang semuanya diatur dalam SOP kebijakan perusahaan.

11. Aspek apa yang menjadi fokus CSR PT Indocement?


Sesuai dengan filosofi perusahaan dalam melaksanakan CSR yakni dengan
menggunakan konsep Triple Bottom Line yaitu ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Secara ekonomi perusahaan menciptakan pertumbuhan dan
keuntungan. Secara sosial perusahaan bertanggung jawab untuk menciptakan
kesejahteraan bagi karyawan dan masyarakat, dan secara lingkungan
perusahaan menjalankan operasional usahanya dengan tetap menjaga
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

12. Bagaimana dengan sistem pelaporan/evaluasi dari kegiatan CSR ini pak?
Menggunakan media atau sarana seperti apa baik internal maupun
eksternal?
Pelaporan kita punya yang namanya Intranet. Setiap kegiatan yang kita lakukan
di CSR, kita pasti akan posting ke Intranet sehingga semua divisi dapat melihat
itu. Kita juga punya buletin Konkrit. Kemudian untuk stakeholder ada annual
report, laporan tahunan perusahaan. Kita ada laporan CSR keseluruhan di sana
termasuk program P3M.

13. Apakah CSR Indocement menjalin kerja sama dengan perusahaan atau
lembaga lain dalam kegiatan CSR nya?
CSR Indocement bekerja sama dengan Institusi Pemerintah yakni Kades,
Kadus, BPD dan LPM. Institusi pendidikan bekerja sama dengan Institut
Pertanian Bogor. Institusi perbankan bekerja sama dengan Program Kemitraan
Bina Lingkungan Bank Mandiri dengan memberdayakan dan memandirikan
usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan pemangku kepentingan
(stakeholder).

A8
HASIL WAWANCARA

NARASUMBER : IBU NINA


TANGGAL : 9 APRIL 2014 JAM 14.00 WIB

JABATAN : CSR OFFICER


LOKASI : KANTOR CSR DEPT. PT INDOCEMENT,
CITEUREUP, BOGOR

1. Apakah CSR Indocement merancang struktur organisasi khusus untuk


melaksanakan CSR atau CSR adalah bagian dari satu divisi khusus?
Iya, kita merancang bagian khusus untuk CSR, CSR bagian dari departemen
SSCD dan CSR punya direktur sendiri. Dulu sih nama kita BILIK atau
singkatan dari Bina Lingkungan dan program-programnya lebih sebagai
pemadam kebakaran, jadi ada masalah dulu baru kita gelontorkan program
untuk meredakan konflik. Tapi kalor sekarang tidak, kami sudah punya
rencana-rencana program yang bersinergi. Dan dulu CSR itu divisi sendiri, tapi
sekarang sudah melebur di departemen SSCD.

2. Darimana saja PT Indocement mendapatkan SDM saat melaksanakan


program CSRnya? Dan bagaimana kriteria SDM yang dibutuhkan oleh
CSR?
Untuk lapangan, kita memberdayakan masyarakat. Tidak ada kriteria khusus
yang penting bisa baca tulis dan punya kemauan. Tapi jika memang
diperlukan, kita biasanya bekerja sama dengan lembaga pendidikan atau
instansi lain yang memang berkompeten untuk memberikan pelatihan. Seperti
pelatihan menjahit garmen. Prosedurnya pemilihan pihak luar tetap dari kami
dan CHRD.

3. Langkah apa yang dilakukan oleh CSR Indocement untuk menghindari


tumpang tindihnya program dari pemerintah dan perusahaan lainnya di
daerah desa binaan?
Semua program ini biasa masuk di bulan Juli untuk kita rencanakan di tahun
berikutnya. Biasanya desa sudah melakukan Musrembangdes, kemudian desa
memberikan prioritas desa kepada kami dan kami pilih mana yang bisa kami
laksanakan. Kalaupun setelah kami loloskan prioritas dari desa tadi dan
ternyata Pemda meloloskan juga, maka Indocement akan mundur dan dialihkan
kepada Pemerintah. Kita akan mengalihkan ke kepentingan yang lain.
Pengalihan itu ada suratnya juga dari Indocement, sebagai surat pernyataan,
supaya jelas.

A9
4. Apakah kegiatan CSR Indocement memberikan image positif bagi
perusahaan dan masyarakat?
Ya. Kegiatan CSR ini sudah tentu memberikan image positif bagi perusahaan
dan masyarakat karena sudah semestinya terdapat hubungan yang saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak.

5. Adakah kriteria khusus terhadap para penerima program CSR?


Tidak ada kriteria khusus bagi penerima CSR ini, asalkan ia berasal dari 12
desa binaan dan perusahaan sangat respect terhadap orang-orang yang
mempunyai keinginan dan kemauan keras untuk mengambangkan potensi yang
terdapat pada masyarakat itu sendiri.

6. Hasil dan manfaat apa yang dirasakan masyarakat setelah kegiatan CSR
ini?
Tentunya banyak ya, hasil dan manfaat yang diterima masyarakat salah satunya
adalah masyarakat yang sekarang telah sukses berkat pelatihan yang diberikan
PT Indocement dan mempunyai usaha sendiri dengan mempunyai pegawai
sendiri dalam melaksanakan usahanya serta menjadi teladan bagi masyarakat
sekitar yang ingin mengikuti jejaknya.

7. Bagaimana tanggapan Ibu tentang CSR Indocement?


CSR itu merupakan suatu program yang seharusnya dimiliki oleh setiap
perusahaan, karena kan mereka bukan hanya mencari profit tapi harus ada rasa
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar. CSR Indocement sudah
menyentuh segala aspek di masyarakat melalui program-program CD maupun
SDP dan program CSR yang dijalankan Indocement sudah ada sebelum ada
gaung dari pemerintah untuk melaksanakan program CSR. Komitmen
Indocement sendiri dapat dilihat dari dibentuknya departemen khusus yang
menangani CSR, kalau di perusahaan lain kan CSR masih merupakan bagian
dari PR. Selain itu para Top Management sangat mendukung kegiatan CSR,
hal ini juga yang melatarbelakangi kenapa kita sangat giat dalam melaksanakan
program CSR.

8. Biasanya bentuk pelaporan kegiatan atau evaluasi disampaikan melalui


media apa bu baik internal maupun eksternal?
Setiap bulannya ada meeting SUBP2K3, disana dilaporkan kegiatan kita
secara tahunan. Ada juga rapat tahunan. Kita ada Online intranet juga, sehingga
karyawan bisa tahuu berita CSR. Selain itu juga, ada brosur tentang CSR
Indocement. Di website kita juga ada. Kita juga publish di koran lokal untuk
berita CSR seperti Radar Bogor, Jurnal Bogor dan Pakuan.

A10
HASIL WAWANCARA

NARASUMBER : BAPAK KHOLID SAMSURRIZAL


TANGGAL : 11 APRIL 2014 JAM 10.00 WIB

JABATAN : KEPALA OPERASIONAL P3M


LOKASI : P3M DESA TAJUR, CITEUREUP, BOGOR

1. Sebagai kepala operasional P3M, apakah tugas bapak?

Tugas dan kewenangan umum saya adalah memimpin dan menjalankan

operasional P3M (Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat) di bawah

CSR Department PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, rincian tugasnya

adalah:

a. Membuat perencanaan dan jadwal kerja dalam mengelola P3M bersama

CSR Dept

b. Melaksanakan pekerjaan sehari-hari mengelola P3M

c. Mengelola administrasi pekerja dan peserta magang dibantu tenaga

administrasi P3M

d. Memonitor operasional sehari-hari P3M (Peternakan, Perikanan,

Pertanian, Pelatihan)

e. Melaksanakan tutorial pelatihan pada peserta magang (peternakan)

f. Melakukan briefing terhadap peserta magang ternak domba dan petugas

lapangan P3M serta security sesuai jadwal yang ditentukan.

g. Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada peserta magang dan

pekerja P3M untuk mengikuti tata tertib maupun peraturan K3 sesuai

arahan CSR Dept.

A11
h. Membuat laporan bulanan sesuai dengan format yang telah ditentukan

oleh CSR Dept. dan menyerahkan laporan paling lambat pada tanggal 4

setiap bulannya dibantu tenaga administrasi P3M.

i. Membuat laporan secara tertulis mengenai analisis perkembangan P3M

dan atau Pusat Pelatihan Usaha Ternak domba melalui penelitian atau

pengamatan yang dilakukan dan memberikan usulan perbaikan bila

diperlukan berdasarkan analisis tersebut setiap 1 bulan sekali.

j. Menerima tamu dari luar PT ITP dari pihak yang berkepentingan dengan

P3M dan Pusat Penelitian Usaha ternak Domba setelah mendapatkan ijin

dari CSR Dept.

k. Berkoordinasi dengan pihak ketiga yang bekerja sama dengan PT ITP

l. Berkomunikasi dengan masyarakat sekitar dalam kaitan operasional P3M

m. Memperluas jaringan kerja sama dengan pihak lain untuk pengembangan

P3M

n. Membantu mitra binaan CSR dalam mengembangkan usaha pasca

pelatihan di P3M

o. Bersikap sopan, melaksanakan etika dan kebiasaan baik yang berlaku di

masyarakat.

p. Menaati SOP dan tata tertib yang berlaku di P3M dengan SOP serta

peraturan dan tata tertib K3 yang berlaku di PT ITP.

2. Sejak kapankah bapak bekerja sebagai Kepala Operasional P3M ini?

Sejak bulan Juni 2013.

A12
3. Kegiatan/program apa saja yang sudah pernah bapak

laksanakan/tangani?

Cukup banyak ya seperti pada bidang pertanian ada pelatihan budi daya cabe,

tanaman hias dan keras, bank sampah, pembibitan vertikulture (proiklim) dari

pembibitan, pemeliharaan, dan pemanfaatannya. Bidang peternakan ada

pelatihan rutin setiap 8 bulan (peserta magang) terdiri dari 6 orang dari desa

binaan yang telah diseleksi dan setelah mendapatkan pelatihan selama 8 bulan

diberi indukan hamil masing-masing 5 ekor. Ada juga pelatihan manajemen

ternak domba dan pelatihan ayam petelur. Pada bidang perikanan pelatihan

ikan hias akuarium dan air tawar.

4. Apakah ada pemantauan pasca pelatihan kepada peserta pelatihan?

Iya ada, biasanya Koordinator Desa yang memantau apakah usaha dari

peserta ini masih berjalan lancar atau tidak. Program pasca pelatihan ada

pemberian modal dan konsultasi seputar bidang yang ditekuninya.

5. Kendala apa yang biasanya bapak temukan pada P3M ini?

Biasanya pada peserta pelatihan, setelah mengikuti pelatihan mereka ingin

meminta bantuan modal kepada CSR Indocement, tetapi mereka enggan

membuat proposal, padahal format proposal yang diinginkan CSR

Indocement mudah dan tidak rumit, hanya menyerahkan apa yang dibutuhkan

dan foto, tetapi mereka malas dan tidak serius hingga akhirnya tidak

mempunyai cukup modal untuk mengimplementasikan apa yang telah ia

dapatkan selama pelatihan di P3M ini. Faktor inilah yang membawa mereka

A13
pada kategori “gagal”, padahal masih ada juga mitra yang berhasil setelah di

P3M ini yang seharusnya dapat menjadi inspirasi dan motivasi mereka untuk

maju.

6. Bagaimana bapak menganggarkan biaya untuk setiap kegiatan

pelatihannya?

Kalau menganggarkan itu bukan urusan saya mbak, orang kantor (staf CSR)

yang ngurusinnya.

7. Bagaimana bapak sebagai head project P3M dalam mengembangkan

program?

Semua hasil dari semua bidang (pertanian, peternakan, dan perikanan) saling

berintegrasi, seperti rumput king grass hasil dari pertanian untuk pakan

hewan ternak di P3M, kotoran ternak dapat dijadikan biogas dan pupuk

kompos, telur dari ayam ternak juga biasanya dibeli oleh CSR Indocement

untuk kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pilar kesehatan yang

nantinya diberikan ke posyandu-posyandu di 12 desa binaan.

8. Bagaimana menentukan instruktur dalam setiap pelatihannya?

Instruktur disesuaikan dengan bidang pelatihannya, jadi kita cari instruktur

yang sesuai dengan pendidikan ataupun keahliannya, tidak harus yang

berpendidikan tinggi, karena pada prakteknya ada juga dosen pertanian dan

perikanan yang akhirnya menambah pengetahuannya dari sini.

A14
9. Menurut bapak bagaimana manfaat yang dirasakan masyarakat yang

telah mengikuti pelatihan di P3M ini?

Kalau menurut saya ada beberapa yang telah berhasil setelah mengikuti

pelatihan ini, itu karena mereka melanjutkan usaha dari pelatihannya dan

bersungguh-sungguh, tetapi masih banyak juga yang belum dapat

melanjutkan ke dalam usaha tetapi tetap dapat manfaat dari pengetahuan yang

bertambah.

10. Apa P3M ini hanya menjadi tempat pelatihan saja pak?

Tidak, P3M ini juga jadi sarana belajar untuk para siswa/mahasiswa yang

ingin mempelajari lebih lanjut mengenai bidang pertanian, peternakan

maupun perikanan. Prasarana P3M yang terdiri dari perkebunan, pembibitan,

kolam ikan, kandang hewan ternak, pembuatan biogas hingga danau buatan

dapat menjadi sarana belajar bagi masyarakat maupun siswa yang ingin

mempelajari bidang ini lebih lanjut.

11. Apa harapan bapak kedepannya untuk P3M ini?

Saya berharap P3M dapat terus melanjutkan kegiatannya dan kehadiran P3M

di lahan bekas tambang ini dapat terus bermanfaat bagi masyarakat sekitar

maupun lingkungan dan hewan-hewan yang tinggal di sekitar sini.

A15
HASIL WAWANCARA

NARASUMBER : BPK BUDI LESTARI


TANGGAL : 13 APRIL 2014 JAM 11.00 WIB

JABATAN : KETUA KELOMPOK PERIKANAN SENTOSA


(PENERIMA MANFAAT)
LOKASI : DESA LEBAK PASAR, CITEUREUP, BOGOR

1. Bagaimana awalnya usaha bapak ini bisa menjadi mitra binaan CSR PT

Indocement Tunggal Prakarsa?

Sebelum usaha perikanan saya menjadi mitra binaan CSR Indocement saya

sudah menjalaninya dari tahun 1993, awalnya saya menjalani usaha ini

sendiri hingga pada tahun 2008 didirikan HITACI (Himpunan Tani

Citeureup) kelompok usaha mitra yang bergerak di bidang Pupuk Kompos

Organik, Pertanian Kembang Harapan, Perikanan Sentosa, Peternakan

Raharja, Taruna Tani Rahayu, dan KWT (Kelompok Wanita Tani).

Kelompok Hitaci kami ini mengajukan proposal ke CSR Indocement untuk

menjadikan desa kami (desa Lebak Pasar) menjadi miniatur desa wisata pada

tahun 2010, darisitulah awalnya kami mengenal CSR Indocement hingga

ditawari untuk menjadi mitra binaan CSR Indocement untuk memajukan

usaha kami ini. Setelah menjalani pelatihan mengenai perikanan di P3M

(Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat), saya dipercaya oleh pihak

P3M CSR Indocement untuk menjadi Instruktur mengenai pelatihan di

bidang perikanan kepada peserta pelatihan dari 12 desa binaan CSR

Indocement.

A16
2. Bagaimana awalnya bapak memutuskan untuk menjalani usaha

kelompok, karena awalnya bapak sudah mempunyai usaha sendiri?

Karena saya cukup merasakan kewalahan dengan usaha ini jika terus dijalani

sendiri, seperti pada tahun 1997 pasar ikan hias di daerah sendiri sedang

ramai-ramainya, 2002 mulai menjamur pedagang ikan hias musiman karena

pada saat itu sedang musimnya beberapa ikan hias, tetapi pada tahun 2004

mulai turun lagi jumlah pedagang ikan hias di daerah Citeureup, hanya

beberapa yang mempunyai mental ikan seperti saya ini yang tetap setia

menjalani usaha ikan hias ini. Hingga akhir-akhir ini permintaan pasar

terhadap ikan hias seperti ikan Neon Cardinal, Koi, Comet, Cupang dan

koridoras meningkat dan saya merasa kewalahan sehingga saya memutuskan

untuk menjalani usaha perikanan ini dengan kelompok, karena dengan

kelompok saya dapat berbagi tugas dan kebutuhan dengan anggota kelompok

lainnya.

3. Sejak kapan bapak menjadi mitra binaan CSR Indocement?

Sekitar pada tahun 2011, setelah mendapatkan pelatihan dari P3M saya

dipercayai menjadi instruktur pada pelatihan ikan hias yang diselenggarakan

P3M CSR Indocement, saya juga beberapa kali diundang oleh CSR

Indocement untuk menjadi instruktur pada pelatihan ikan hias di beberapa

daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tetapi karena kesibukan saya akhir-

akhir ini cukup padat saya tidak lagi menjadi instruktur pada pelatihan

perikanan, yang menjadi instruktur di P3M saat ini adalah bapak Udin yang

juga mitra dan anggota kelompok perikanan Sentosa.

A17
4. Setelah menjadi mitra binaan CSR Indocement binaan/bantuan apakah

yang bapak sudah terima?

Peralatan dan perlengkapan dalam bidang perikanan ini yang pasti, jadi kita

mengajukan apa yang dibutuhkan dan tidak mampu kita penuhi, seringnya sih

berupa barang, jadi misalkan kita butuh seng bekas untuk pagar dan besi nanti

CSR Indocement akan memberikan kepada kita, tentunya kita tidak hanya

meminta dan menerima saja, tetapi kita berusaha mendapatkannya dengan

cara swadaya dengan anggota yang lain untuk mengambil perlengkapan yang

sudah disiapkan CSR Indocement di kantor, jadi kami menyewa mobil untuk

datang ke kantor untuk mengambilnya. Selain barang kami juga mendapatkan

pelatihan di P3M dan kesempatan kepada saya untuk sharing dengan yang

lainnya mengenai perikanan ini. Jika ada pameran mengenai UMKM atau

mitra binaan kami juga sering diundang menghadirinya, seperti pada acara

Temu Usaha mitra binaan CSR Indocement se-Indonesia.

5. Apakah dengan usaha perikanan ini bapak dan anggota kelompok yang

lain dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga?

Alhamdulillah, jika usaha dijalnkan dengan sungguh-sungguh Insha Allah

akan berbuah manis, sekarang saya sudah berhasil membiayai anak saya

kuliah dan sekarang sedang ikut Sekolah Pelayaran, dan anak yang kedua

sedang duduk di bangku SMK Farmasi dan bungsu berada di Pesantren di

daerah Depok, lahan untuk membangun kolam ikan saya juga menggunakan

lahan sendiri. Begitupun juga dengan anggota yang lain, kalau mereka mau

bersungguh-sungguh juga mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari

A18
keluarganya. Apalagi ini adalah hidup saya, saya berhenti bekerja di

Pertamina dan membuka usaha ikan hias ini karena hobi, jadi usaha ikan ini

sudah menjadi pekerjaan pokok saya yang jika tidak dijalankan dengan

sungguh-sungguh mau makan darimana saya, mau darimana menyekolahkan

anak-anak saya, ya seperti itulah kurang lebihnya.

6. Selama bapak menjadi instruktur pelatihan perikanan di P3M apakah

bapak mengetahui perkembangan dari peserta pelatihannya?

Ada beberapa yang membuka usaha ikan hias setelah mengikuti pelatihan

ikan has ini, tetapi hanya kira-kira 2 orang dari 20 peserta yang mengikuti,

biasanya peserta yang telah mengikuti pelatihan mendapatkan kendala pada

modal untuk memulai usahanya, karena biasanya CSR Indocement tidak

memberikan bantuan atau modal 100% sesuai dengan kebutuhan, jadi bagi

pemula kesulitan untuk memulai usaha ikan hias ini. Tapi bagi yang sudah

membuka usaha ikan hias ini ada beberapa yang menghubungi saya jika

mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha ikan hias ini. Ada juga yang

sudah memulai usaha ikan hias tetapi karena kurang serius dan bersungguh-

sungguh dalam menjalankan usahanya akhirnya usahanya tidak berjalan lagi.

7. Apakah selama dalam menjadi instruktur itu bapak mengalami kendala

atau kesulitan baik pada saat pelatihan hingga paska pelatihan?

Kalau dalam pelatihannya tidak ada, paling pada saat paska pelatihan saja

banyak keluhan dari peserta pelatihan mengenai modal usahanya itu.

Mungkin kesulitan dari anggota pelatihan yang suka menanyakan langsung

A19
ke instruktur mengenai ikan hias, seperti jika ada ikan yang sakit atau

masalah kolam ikan seperti itu.

8. Apa manfaat yang dirasakan setelah usaha perikanan bapak ini menjadi

mitra binaan CSR Indocement?

Ini kolam ikan (sambil menunjukkan kolamnya) belum ada, setelah menjadi

mitra CSR Indocement saya bangun kolam ini dan CSR Indocement

memberikan bantuan pemagaran di sekitar kolam dan pemasangan paranet, ya

seperti itulah, kalau tidak ada bantuan dari CSR Indocement mungkin saya

tidak mampu untuk membeli besi, seng dan paranet ini. Saya juga jadi punya

banyak pengalaman apalagi dapat sharing dengan yang lain mengenai usaha

ikan hias ini.

9. Apa harapan bapak kedepannya?

Saya berharap dapat memajukan desa saya, harapan saya dapat mambangun

miniatur desa wisata, biar anak-anak kalau mau melihat sapi mandi tidak

harus datang ke Pasir Mukti (tempat wisata), di sini juga bisa. Saya juga ingin

menjadikan Citeureup sebagai sentra ikan hias lagi, karena pada awalnya

Citeureup pernah menjadi senar ikan hias yang akhirnya pindah ke Sukabumi,

dan sekarang di Parung. Saya juga berharap dapat memenuhi permintaan

pasar yang terus meningkat tiap bulannya, biasanya seminggu saya harus

menjual mulai 5000 ekor ikan hias.

A20
HASIL WAWANCARA

NARASUMBER : BPK TATANG EFENDI


TANGGAL : 13 APRIL 2014 JAM 12.30 WIB
JABATAN : KETUA PUPUK KOMPOS HITACI
(PENERIMA MANFAAT)
LOKASI : DESA LEBAK PASAR, CITEUREUP, BOGOR

1. Bagaimana awalnya usaha bapak ini bisa menjadi mitra binaan CSR PT

Indocement Tunggal Prakarsa?

(jawaban sama dengan bapak Budi, dikarenakan sama-sama dalam kelompok

HITACI)

2. Bagaimana bapak menentukan anggota kelompok usaha Pupuk Kompos

Organik Hitaci ini?

Sesuai minat, jika ada yang berminat dan ingin serius dalam menjalani usaha

pupuk kompas organik maka dapat menjadi anggota kelompok usaha ini.

Yang jelas motto atau pesan yang selalu diingatkan oleh Hitaci kepada

generasi muda Citeureup adalah Tatap, Titip, Tutup. Yakni Tatap, tataplah

kami (orangtua/pendiri Hitaci) jika ada keburukan dalam diri kami jangkah

diikuti, tetapi jika ada kebaikan dalam diri kami maka ikutilah, tirulah. Titip,

jaga dan rawatlah apa yang telah kami buat (Kelompok Hitaci beserta

fasilitasnya), kembangkan dan terus beri inovasi-inovasi untuk memajukan

desa ini. Dan yang terakhir Tutup, jika ada kekurangan dalam masing-masing

kelompok tutuplah, jangan dijadikan kekurangan itu sebagai ejekan,

kelompok yang ini mendapatkamn modal, kelompok yang lainnya tidak boleh

cemburu, karena semuanya sudah diatur.

A21
3. Bagaimana modal awal bapak dan kelompok usaha lain membangun

kelompok Hitaci ini?

Dari swadaya kelompok-kelompok usaha, jadi jika mempunyai sesuatu yang

dapat digunakan dapat menjadi modal awal. Awalnya kelompok Hitaci ini

lahir dari obrolan ngga jelas masyarakat yang memiliki usaha pada masing-

masing bidang, hingga akhirnya serius dalam merealisasikan omongan yang

awalnya ngga jelas itu. Selain dapat bantuan dari CSR Indocement kami juga

mendapatkan penghargaan dari pihak Pemda Bogor karena menjadi satu-

satunya kelompok usaha yang komplit pada setiap bidang dalam satu

wilayah, kami mendapatkan sertifikat dan modal kira-kira 40 juta dari Pemda

Bogor untuk mendirikan KWT (Kelompok Wanita Tani) beserta fasilitasnya,

seperti saung, demplot, dan media lainnya untuk menunjang berjalannya

program-program Hitaci ini.

4. Bantuan apa yang diterima kelompok usaha Pupuk Kompos Organik ini

setelah menjadi mitra binaan CSR Indocement?

Fasilitas barang yang dibutuhkan, tetapi sekarang kami sedang sangat

membutuhkan mesin pencacah kompos untuk mempermudah serta

mempercepat proses produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar,

terutama untuk memenuhi kebutuhan pupuk bagi para kelompok tani yang

berada dibawah binaan Hitaci. Selain itu, saya bersama warga ingin

berdiskusi dengan pihak Indocement agar lahan yang ada di wilayah ini dapat

A22
kami pergunakan sebagai Hak Guna Usaha (HGU) yang bertujuan untuk

memeberdayakan masyarakat, membangun ekonomi melalui kegiatan

pertanian terpadu dalam memproduksi kompos.

5. Setelah menjadi mitra binaan CSR Indocement, apakah bapak turut

berkontribusi dalam masyarakat seputar pupuk kompos organik ini?

Iya, kebetulan saya adalah koordinator Penyuluh Pertanian Swasta (PPS) dari

3 Kecamatan, bahkan untuk bagian Bogor Timur dengan anggota mencapai

200. Melalui inilah saya turut membagikan pengetahuan mengenai Pupuk

kompos organik ini.

6. Program-program seperti apakah yang ada di kelompok usaha Hitaci

ini?

a. Pupuk Kompos Organik, yang diketuai oleh saya, pupuk kompas organik

ini banyak diminati, pupuk kompas organik ini pernah dipesan sampai ke

Singkawang Kalimantan sebanyak 320 ton dalam kurun waktu enam

bulan berturut-turut dengan pengiriman 2 kali dalam sebulan. Selain para

pelaku usaha tani yang menjadi langganan kami, Balitro juga hingga saat

ini memesan secara rutin 10 ton perbulan, sedangkan IPB 5 ton

perminggu. Pupuk organik ini dibandrol Rp. 650 per kilogram. Untuk

sementara ini, kami produksi sebanyak 30 ton perbulan, walaupun masih

dengan sistem manual.

b. Pertanian Kembang Harapan, diketuai oleh Bapak Drs. Iip Jaipki, MM.

Beliau juga menjadi ketua dari Hitaci ini. Komoditi unggulan kelompok

A23
usaha ini diantaranya, kangkung, bayam merah, bayam hijau dan padi.

Biasa dijual untuk memenuhi kebutuhan sayuran di pasar Citeureup yang

kebetulan dekat darisini.

c. Perikanan Sentosa, diketuai oleh Bapak Budi Lestari. Kelompok usaha ini

juga menjadi komoditi unggulan, karena permintaan pasar akan hias

masih banyak.

d. Peternakan Raharja, diketuai oleh Bapak Andri Jailani. Terdiri dari

anggota kelompok 8 orang, hewan yang diternakkan diantaranya entok,

bebek, ayam kampung, ayam hias, dan kambing.

e. Taruna Tani Rahayu, diketuai oleh Dea putra bungsu dari saya (Bapak

Tatang Efendi) yang sedang kuliah di jurusan ekonomi. Kegiatan yang

dilaksanakan oleh Taruna Tani Rahayu adalah pengolahan pakan ternak

dari sisa-sisa makanan seperti ampas tempe-tahu, ataupun sisa makanan

dari restoran.

f. Kelompok Wanita Tani (KWT), diketuai oleh Ibu Elly Fachriyah, istri

dari Bapak Iip Jaipki, ketua Hitaci dan Pertanian Kembang Harapan.

Kegiatan yang anggota kelompoknya mencapai 30 orang ini adalah

memberikan pembinaan ke Sekolah Dasar mengenai cocok tanam dan

pertanian, Saung KWT juga mempunyai demplot yang berfungsi sebagai

contoh dari tanaman yang ditanam oleh anggota KWT lainnya di

pekarangan rumahnya masing-masing.

7. Apa harapan bapak kedepannya?

Saya berharap Hitaci ini dapat menjadi penggagas terciptanya miniatur desa

wisata di daerah Citeureup agar kesejahteraan masyarakatnya meningkat,

A24
tidak hanya diberikan janji-janji palsu para caleg yang ketika pemilu berkoar-

koar akan meningkatkan pertanian Indonesia. Saya juga berharap dapat

membuka sentra makanan di daerah sini dengan bahan utamanya dari

pertanian yang kita punya tentunya dengan inovasi-inovasi unik, seperti kue

dari bahan utama bayam.

A25
HASIL WAWANCARA

NARASUMBER : BPK DAYAT


TANGGAL : 14 APRIL 2014 JAM 10.00 WIB
JABATAN : KETUA KELOMPOK LEGOKRATI
(PENERIMA MANFAAT)
LOKASI : P3M DESA TAJUR, CITEUREUP, BOGOR

1. Bagaimana awalnya bapak bisa menjadi mitra binaan CSR Indocement?

Awalnya tahun 2009 saya ditawarkan oleh pihak desa untuk mengikuti

pelatihan ternak domba magang angkatan pertama, karena pendidikan saya

hanya sampai kelas 1 SD maka saya ingin mengikuti pelatihan ini untuk

menambah pengetahuan saya, apalagi pelatihnya langsung dari IPB yang ahli

dalam peternakan, jadi saya tertarik untuk mengikuti pelatihan ternak domba

ini. Setelah menjadi peserta magang (pelatihan) selama 8 bulan saya

diberikan induk domba 5 ekor untuk memulai usaha, tetapi saya berpikir

kalau hanya 5 ekor akan susah untuk menernakannya, jadi saya coba mencari

orang lain yang mempunyai domba untuk bergabung ke dalam satu kelompok

usaha. Terkumpulah 12 orang dalam satu kelompok ini, dan ternak kami

sudah mencapai 600 ekor domba dan 15 ekor sapi.

2. Darimanakah bapak mendapatkan modal awal untuk menjalankan

peternakan domba?

Ilmu nya saya dapat kan dari pelatihan di P3M, lahannya saya dipinjamkan,

dan ada bantuan dari pemerintah berupa dana juga. Untuk pertaniannya saya

mendapatkan 3 orang Investor dari Korea, Bekasi dan Bogor hingga milyaran

rupiah, bibitnya juga saya dapatkan dari IPB dan Indocement. Kerja sama

A26
dengan IPB berupa pemberian bibit yang cocok dengan keadaan tanah di sini,

jadi tidak sembarangan bibit tanaman yang diberikan.

3. Bagaimana perkembangan usaha ternak bapak sekarang?

Setelah 2 tahun berjalan tanah yang dipinjamkan dijual oleh pemiliknya jadi

usaha kelompoknya berakhir, tetapi domba-domba telah dibagikan ke anggota

kelompok untuk diternakan di rumah masing-masing. Sekarang saya beralih

ke pertanian, unggulannya di sini adalah singkong karena hampir setiap hari

dapat panen singkong dan menggilingnya menjadi tepung tapioka, kebetulan

untuk singkong saya sudah mempunyai 3 investor.

4. Bagaimana bapak membentuk kelompok usaha pertanian ini?

Saya mengumpulkan para petani yang ada di daerah sini, saya dekati dan

mencoba menawari pupuk setelah itu saya tawarkan untuk membentuk

kelompok, toh tidak ada ruginya juga untuk membentuk menjadi kelompok,

saya juga bekerjasama dengan petani singkong untuk saya beli, jadi petani

singkong tidak usah menjual ke tengkulak dengan harga Rp 700/kilo, saya

membelinya seharga Rp 900/kilo, bagi petani penghasilannya akan bertambah

karena harga jualnya di saya meningkat, saya juga untung karena saya tidak

harus pergi ke tengkulak di pasar yang membutuhkan ongkos mobil, petani

singkong nya dapat langsung datang kepada saya.

A27
5. Apakah dengan usaha pertanian ini bapak dan anggota kelompok yang

lain mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Alhamdulillah, dari awalnya saya berpenghasilan 15.000/hari selama menjadi

peserta ternak domba hingga sekarang Milyaran. Selama saya menjadi peserta

magang ternak domba diberikan upah 15.000/hari, sebulan sekitar 400.000,

saya tahu penghasilan segitu tidak akan cukup memenuhi kebutuhan keluarga

saya dengan 3 anak, jadi setelah magang selesai jam 4 sore saya pergi ke

hutan mencari kayu bakar selama 2 jam sebelum magrib, saya jual kayu bakar

untuk menambah kebutuhan sehari-hari keluarga saya. Setelah pelatihan dan

mengembangkan usaha ternak domba anak-anak (anggota kelompok) sudah

dapat membangun rumah karena domba bahkan ada yang jadi tengkulak

domba.

6. Mengapa bapak tertarik untuk menjadi petani singkong?

Karena menanam singkong sangat kecil resiko untuk gagalnya, setiap hari

bisa panen dengan metode tanam yang benar dan terjadwalkan, sehari saya

dapat mencabut singkong hingga 1 ton, semua bagian dari tanaman singkong

ini juga dapat saya manfaatkan, seperti daunnya dapat dikonsumsi atau dijual,

batangnya dapat untuk menanam kembali, singkongnya dapat digiling untuk

menjadi tepung tapioka yang memang peminatnya banyak, hingga limbahnya

juga dapat dimanfaatkan.

A28
7. Apakah selama bapak menjalani usaha ini menemukan kendala, dan

bagaimana cara bapak mengatasi kendala tersebut?

Kendala pada cuaca biasanya, kalau hujan terus tidak bisa menjemur tepung

tapioka, kalau Panas seperti ini biasanya bisa 2 kali menjemur tepung. Kalau

dai masyarakatnya paling susah untuk diajak bercocok tanam, mereka merasa

gengsi untuk bekerja tani, akibathnya mayoritas masyarakat di sini bekerja di

pertambangan, padahal daerah sini masih bagus untuk digarap pertaniannya.

Karena SDM juga yang rata-rata masyarakat berpendidikan rendah suka

minder jika ikut pelatihan dengan alasan malu dengan mahasiswa atau dengan

pengajarnya, beda dengan saya yang sadar jika pendidikan saya rendah jadi

saya perlu untuk meningkatkan keterampilan saya untuk masa depan anak

saya.

8. Apa harapan bapak kedepannya?

Saya berharap masyarakat di sini dapat memanfaatkan alam ini, dengan

bertani atau bercocok tanam, memajukan ekonomi warga di sini dengan tidak

minder dan malu untuk turun mengerjakan pertanian, mampu bekerja keras

tidak hanya mau instan aja. Saya juga sudah menanam pohon jenjeng/sengon

untuk investasi ke depan, untuk anak saya agar bisa kuliah dan menjadi orang

sukses tidak seperti bapaknya, karena beberapa pohon yang ada di dekat

gerbang P3M ini yang saya tanam sudah ada yang menawarkan dengan harga

25 juta. Saya juga berharap dapat meningkatkan taraf hidup petani singkong.

A29
HASIL WAWANCARA

NARASUMBER : BPK AYUB SUNARYA


TANGGAL : 15 APRIL 2014 JAM 13.00 WIB
JABATAN : PENGURUS PERIKANAN DI P3M
(PENERIMA MANFAAT)
LOKASI : P3M DESA TAJUR, CITEUREUP, BOGOR

1. Bagaimana awalnya bapak bisa menjadi peserta pelatihan di P3M?

Kebetulan saya tinggal di dekat sini dan dapat informasi ada pelatihan ikan

hias jadi saya ikuti.

2. Sejak kapan bapak mengikuti pelatihan di P3M ini?

Saya dua kali mengikuti pelatihan ikan hias di P3M ini, yang pertama di

tahun 2012 dan tahun 2013.

3. Lalu setelah mengikuti pelatihan di P3M ini apa kegiatan bapak?

Saya mengurus perikanan di P3M ini.

4. Bagaimana bapak bisa mengurus perikanan di P3M ini?

Saya terpilih karena menurut Pak Rizal (head Prospect P3M) saya ini benar-

benar minat di bidang perikanan dari nol hingga sekarang, jadi saya ditawari

untuk mengurus perikanan di sini.

5. Mengapa bapak tidak membuat usaha perikanan sendiri?

Biayanya ngga cukup mbak, karena butuh modal yang besar untuk membuat

usaha perikanan, seperti lahan, fondasi, pompa air, peralatan akuarium dan

lain-lain.

6. Apakah bapak tidak mengajukan bantuan modal ke CSR Indocement?

A30
Saya ngga bisa bikin proposalnya mbak, lagipula bantuan dari CSR biasanya

ngga 100% yang saya butuh untuk modal, jadi nanti saya bingung juga nyari

sisa modalnya gimana.

7. Manfaat apa saja yang dirasakan bapak setelah mengikuti pelatihan di

P3M?

Pengetahuan saya mengenai perikanan jadi bertambah, selain itu juga saya

jadi mempunyai pekerjaan di perikanan P3M ini, lumayan untuk biaya hidup

sehari-hari saya dan keluarga mbak.

8. Apakah bapak pernah membagi pengetahuan mengenai perikanan

setelah mengikuti pelatihan di P3M ini?

Sharing tentang lele sangkuriang paling mbak, jadi ada masyarakat setempat

yang datang untuk bertanya tentang lele sangkuriang yang memang ukuranya

lebih besar dibanding yang lain. Sampai ada yang ingin membeli lele di sini

untuk pasokan warung pecel lele. Tapi karena kita bukan pelihara untuk

konsumsi jadi ngga banyak meliharanya, ngga cukup kalau untuk pesanan

begitu.

9. Apakah kesulitan yang biasanya bapak dapati dalam mengurus

perikanan di P3M?

Karena saya sendirian ngurus ikan di sini jadi sering kewalahan, apalagi kalau

cuaca lagi ngga mendukung ikan jadi sering sakit, lele yang kadang makan

temannya kalau makanan kurang dan hama seperti ular, berang-berang dan

burung yang suka makan ikan-ikan di sini, ikan hias sampai ikan lele sering

dimakan sama hama-hama itu.

A31
10. Apakah harapan bapak kedepannya untuk P3M ini?

Saya berharap P3M dapat terus aktif dalam menjalankan kegiatan pelatihan

untuk masyarakat sekitar karena masyarakat seperti saya ini dapat bertambah

pengetahuannya dan mempunyai pekerjaan dari pelatihan ini.

A32
OBSERVASI PENELITIAN CSR PT. INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARASA TBK

Hari : Senin

Tanggal : 7 April 2014

Jam : 08.00 s/d 14.00 WIB

A. Kegiatan di Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M)


Hari ini kegiatan di P3M adalah kunjungan belajar dari siswa-siswi
SMA Indocement, Citeureup. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Pukul 08.00 WIB, pegawai P3M menyiapkan Aula untuk kegiatan
kunjungan belajar dan briefing kegiatan yang akan dilaksanakan
hari ini.
2. Pukul 09.00 WIB, para siswa datang di P3M dan menuju aula yang
berada tak jauh dari gerbang utama dan pos satpam. Aula P3M
bersebelahan dengan kantor P3M, di dalamnya terdapat bangku-
bangku, layar proyektor, AC, meja, lemari buku dan beberapa foto
kegiatan yang telah dilaksanakan di P3M. Di dalam Aula para siswa
duduk di tempat yang telah disediakan. Setelah itu pembagian snack
untuk para siswa dan guru pembimbing, acara pertama dimulai
dengan sambutan dan perkenalan yang disampaikan oleh head
project P3M, Bapak Rizal.
3. Pukul 09.30 WIB, Pak Rizal selaku head project mempresentasikan
materi mengenai P3M melalui layar proyektor di depan para siswa.
Setelah penyampaian materi, ada sesi tanya-jawab dan banyak siswa
yang antusias ingin bertanya mengenai kegiatan P3M ini.
4. Pukul 10.30 WIB, pembagian kelompok. Para siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok untuk acara P3M’s trip. Kegiatan ini berkeliling
P3M dan belajar mengenai tiap jenis kegiatan yang ada di P3M.
Mulai dari Peternakan Domba Garut, Kebun Bibit, Kandang Sapi,
Pembuatan Biogas, Kolam Perikanan, Perkebunan, Danau Buatan,
hingga mengunjungi Kelompok Wanita Tani (KWT).
5. Pukul 12.00 WIB, para siswa istirahat dan rehat dari segala kegiatan
di P3M, mereka makan siang dengan nasi kotak yang telah
disediakan oleh P3M di dalam aula. Saat itu para siswa banyak yang
membeli minuman dingin di koperasi milik Kelompok Wanita Tani
karena cuaca sangat panas, dan pepohonan di sekitar P3M belum
banyak yang tumbuh besar.
6. Pukul 13.00 WIB, setelah istirahat para siswa kembali masuk ke
dalam Aula dan meneruskan kegiatan selanjutnya, yaitu mereview
kegiatan P3M’s trip yang telah dijalankan tadi.
A33
7. Pukul 13.30 WIB, kegiatan bebas. Para siswa diizinkan untuk
berkeliling P3M.
8. Pukul 14.00 WIB, para siswa kembali berkumpul di dalam aula
untuk penutupan acara dan setelah itu menuju bus untuk pulang
kembali ke sekolah mereka.
9. Pada kegiatan hari ini, pegawai P3M menggunakan seragam dari
PT. Indocement, head project menggunakan seragam berwarna
hitam dan pegawai lain menggunakan seragam berwarna biru muda.
Sedangkan para siswa menggunakan seragam olahraga dari sekolah
mereka.

Selama penulis melaksanakan penelitian di P3M, penulis belum


berkesempatan mengikuti pelatihan yang diadakan P3M. Hal ini dikarenakan
penulis hanya memiliki izin penelitian selama satu bulan yaitu periode bulan
April, sedangkan pada bulan April ini kegiatan pelatihan diundur menjadi
pada bulan Mei sehingga penulis tidak dapat melakukan observasi pada
kegiatan pelatihan. Namun penulis berkesempatan mengikuti program
kegiatan CSR Indocement yang lain seperti pada pilar pendidikan, kesehatan
dan sosial budaya.

B. Lokasi Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat

Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan


Masyarakat (P3M) milik CSR PT
Indocement Tunggal Prakarsa
berlokasi di Desa Tajur, Kecamatan
Citeureup, Kabupaten Bogor. Lokasi
ini berada di sekitar area Quarry
Hambalang dan P3M dikelilingi oleh
pegunungan. Tidak ada angkutan
umum yang melewati P3M, untuk menuju ke sana penulis menggunakan
mobil operasional CSR Indocement dan beberapa kali menggunakan motor
pribadi. Kegiatan di P3M berlangsung setiap hari Senin-Jumat pukul 08.00
s/d 17.00 WIB. Kegiatan di P3M tidak hanya pelatihan saja, tetapi juga
kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan.

A34
A35

DOKUMENTASI PENELITIAN CSR PT. INDOCEMENT TUNGGAL


PRAKARASA TBK

Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat

Lokasi P3M di Desa Tajur Aula (Training Centre) P3M

Area P3M mulai ditumbuhi pohon Gudang, Mobil Operasional dan Kebun bibit

Salah satu lahan perkebunan di P3M Kegiatan kunjungan belajar di P3M


A36

Mitra Binaan CSR Indocement dan Penerima Manfaat/Alumni Peserta Pelatihan


di P3M

Salah satu Mitra Binaan CSR Indocement Kolam Ikan milik Bapak Budi Lestari

Lokasi Himpunan Tani Citeureup (HITACI) Salah satu fasilitas yang dimiliki HITACI

Saung berada di pusat kegiatan HITACI Penulis bersama anggota HITACI (Bpk Budi
Lestari & Tatang Efendi)

Penulis bersama Bapak Dayat (Legok Rati) Penulis bersama Bapak Ayub Sunarya

Anda mungkin juga menyukai