Anda di halaman 1dari 92

PERAN BUMDES MITRA SEJATI TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI MASYARAKAT DESA SUKOREJO, KECAMATAN


GANDUSARI, KABUPATEN TRENGGALEK

SKRIPSI

OLEH:
FATMA KURNIA MAYAWATI
180741641035

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JUNI 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi oleh Fatma Kurnia Mayawati ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.

Malang, 8 Juni 2022


Pembimbing,

Khofifatu Rohmah Adi, M.Pd


NIP. 19890523201504200

iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi oleh Fatma Kurnia Mayawati ini telah dipertahankan di depan penguji
pada tanggal…

Dewan Penguji,

Agus Purnomo, M.Pd , Ketua


NIP. 198804202014041001

Khofifatu Rohmah Adi, M.Pd , Anggota


NIP. 198905232015042006

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Koordinator Prodi S1 Pendidikan IPS

Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd Neni Wahyuningtyas, M.Pd


NIP. 196207171987012001 NIP. 198607122015042003

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Fatma Kurnia Mayawati
NIM : 180741641035
Jurusan/Program Studi : S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian atau
seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 8 Juni 2022


Yang membuat pernyataan

Fatma Kurnia Mayawati


NIM. 180741641035

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul "Peran BUMDes
Mitra Sejati Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Sukorejo,
Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek" dengan baik. Skripsi ini disusun
sebagai syarat dalam menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, semangat dan
pengarahan dan berbagai pihak. Oleh sebab itu izinkan penulis mengungkapkan rasa
terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Malang yang telah mengesahkan skripsi ini.
2. Ibu Neni Wahyuningtyas, M.Pd selaku Koordinator Program Studi S1
Pendidikan IPS sekaligus dosen pendamping akademik yang sangat sabar
meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, nasihat, saran,
motivasi, dan memberikan banyak sekali pengalaman berharga selama
perkuliahan kepada penulis.
3. Bapak Agus Purnomo, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan
arahan, kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kebaikan
skripsi.
4. Ibu Khofifatu Rohmah Adi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberikan motivasi, bimbingan, arahan, nasihat,
kritik, dan saran kepada penulis dengan penuh kesabaran.
5. Seluruh Dosen Program Studi S1 Pendidikan IPS yang telah mendidik dan
memberikan ilmu kepada penulis selama di bangku perkuliahan.
6. Pengurus BUMDes Mitra Sejati Desa Sukorejo dan perangkat Desa Sukorejo
yang telah memberikan izin dan membantu dalam proses penyelesaian
skripsi.
7. Pengurus, anggota dan perangkat desa yang telah bersedia menjadi informan
dan membantu demi kelancaran mengerjakan skripsi.

vi
8. Orang tua tercinta Bapak Madkur, Ibu Siti Patimah, dan Nenek Musiyem
sekaligus almarhum Mbah Samiran beliau sosok mulia yang memberikan
kasih sayang, semangat, biaya, moral dan doa yang tak terhingga. Tiada kata
yang pantas untuk menunjukkan jasanya karena begitu besar jasa yang
diberikan kepada penulis.
9. Fatma Kurnia Mayawati sebagai penulis yang telah berusaha dan berjuang
sehingga dapat menyelesaikan seluruh proses perkuliahan hingga akhir.
10. Teman-teman terbaik Veneshia Auralia Medida dan Febty Andini Dwi Rosita
yang telah menemani suka duka selama kuliah dan memotivasi untuk
menyelesaikan skripsi.
11. Teman-teman seperjuangan Merita Selvisa Nu’aini dan Erlin Meilina Purwati
yang sabar menemani, memotivasi, dan membantu penulis selama
mengerjakan skripsi hingga selesai.
12. Teman-teman S1 Pendidikan IPS angkatan 2018 offering A dan B yang telah
memberikan semangat dan kerja sama selama perkuliahan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan penulis berharap semoga
penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Malang, 8 Juni 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. v

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x

PERAN BUMDES MITRA SEJATI TERHADAP PERTUMBUHAN


EKONOMI MASYARAKAT DESA SUKOREJO,KECAMATAN
GANDUSARI, KABUPATEN TRENGGALEK ....................................... 1

ABSTRAK .................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

KAJIAN TEORI .......................................................................................... 6

METODE PENELITIAN ............................................................................ 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 10

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 22

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 26

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 82

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

2. Susunan Organisasi BUMDes Mitra Sejati ....................................................... 12

3.1 Teknik Analisis Data Miles dan Huberman .................................................... 42

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman

Lampiran 1. Proposal Penelitian ........................................................................... 26

Lampiran 2. Instrument Penelitian ........................................................................ 47

Lampiran 3. Transkip Wawancara Informan Kunci dan Pendukung .................... 51

Lampiran 4. Arsip BUMDes Mitra Sejati ............................................................. 75

Lampiran 5. Surat Perizinan .................................................................................. 78

Lampiran 6. Hasil Cek Plagiasi ............................................................................. 80

x
PERAN BUMDES MITRA SEJATI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT DESA
SUKOREJO, KECAMATAN GANDUSARI, KABUPATEN
TRENGGALEK
Fatma Kurnia Mayawati1, Khofifatu Rohmah Adi2
1,2
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
email: fatma.kurnia.1807416@students.um.ac.id, khofifatu.rohmah.fis@um.ac.id
ABSTRAK
Artikel History: BUMDes merupakan lembaga perekonomian yang
Artikel masuk didirikan untuk mengatur perekonomian desa meliputi

Artikel revisi aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk


kesejahteraan masyarakat desa yang dan pendorong
Artikel diterima
perekonomian masyarakat desa. Tujuan dari penelitian ini
Keywords:
adalah untuk mengetahui upaya pengembangan BUMDes
peran BUMDes,
Mitra Sejati dalam meningkatkan perekonomian
perekonomian
masyarakat dan peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati
masyarakat, upaya dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa
pengembangan Sukorejo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
BUMDes deskriptif eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Data
penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi. Narasumber
dalam wawancara dipilih berdasarkan keterlibatan
langsung dalam pengeoperasian BUMDes. Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Milles dan Hubermen yang terdiri dari empat tahap yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian
menunjukkan upaya yang dilakukan dalam

1
pengembangan BUMDes adalah pengoptimalan
pengelolaan organisasi, pengoptimalan sumber daya, dan
pengoptimalan unit-unit usaha dan program yang dimiliki.
Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan peran yang
dimiliki BUMDes dalam upaya meningkatkan
perekonomian masyarakat dilakukan dengan memberikan
pinjaman, memberikan pelatihan, memberikan
pendampingan dan membuka lapangan pekerjaan.
Rekomendasi pada penelitian ini adalah masyarakat perlu
lebih memahami mengenai pentingnya pengoperasian
BUMDes dalam meningkatkan ekonomi desa sehingga
turut mendukung dan ikut serta dalam setiap program
yang dijalankan.
ABSTRACT
BUMDes is an economic institution that was established
to regulate the village economy including assets, services,
and other businesses for the welfare of rural communities
and driving the economy of rural communities. The
purpose of this study was to determine the efforts to
develop Mitra Sejati BUMDes in improving the
community's economy and the role of Mitra Sejati
BUMDes in improving the economy of the Sukorejo
Village community. This research is a type of exploratory
descriptive research with a qualitative approach. The
research data were collected using observation, interview
and documentation techniques. The interviewees were
selected based on their direct involvement in the
operation of the BUMDes. The analytical technique used
in this research is the analysis of Milles and Hubermen
which consists of four stages, namely data collection, data
reduction, data presentation and conclusions or
verification. The results of the research show that the
efforts made in developing BUMDes are optimizing
organizational management, optimizing resources, and
optimizing business units and programs owned. In

2
addition, the results of the study also show the role that
BUMDes has in an effort to improve the community's
economy is carried out by providing loans, providing
training, providing assistance and creating job
opportunities. The recommendation in this study is that
the community needs to understand more about the
importance of operating BUMDes in improving the
village economy so that they also support and participate
in every program that is run.

INTRODUCTION
Pembangunan Nasional memiliki tujuan mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur berdasarkan UUD RI tahun 1945. Pemerintah seharusnya
mampu memberdayakan sumber daya lokal yang ada di setiap desa. Desa
merupakan harapan atau ujung tombak dari pembangunan Nasional (Nawawi,
2019). Oleh sebab itu pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan
perekonomian desa melalui UU No. 6 tahun 2014. Undang-Undang No. 6 Tahun
2014 menyebutkan bahwa pemerintah menyarankan tiap desa untuk membentuk
suatu badan usaha yang berguna dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat,
terutama pemenuhan kebutuhan pokok dan pemanfaatan ketersediaan sumber
daya desa yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat agar dapat digunakan
sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat. Dengan demikian, upaya yang
dapat dilakukan dalam menggerakkan perekonomian dapat melalui pengelolaan
sebuah badan usaha yang ada di desa (Suparji, 2019).
Lembaga perekonomian desa sampai saat ini menjadi bagian penting
dalam mewujudkan kemandirian perekonomian desa (Endah, 2018). Namun,
perekonomian desa pada umumnya masih pada taraf yang lemah bahkan masih
banyak ditemui desa-desa tertinggal (Andini, 2015). Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya permasalahan sosial seperti kemiskinan dan rendahnya taraf hidup
masyarakat desa (Syahza, 2013). Rendahnya perekonomian desa ini disebabkan
oleh ketidakmampuan masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan potensi
yang dimiliki (Wahed et al., 2020). Oleh sebab itu perlu adanya sarana dalam
mengembangkan perekonomian desa salah satunya melalui BUMDes. BUMDes

3
dikatakan mampu mengembangkan perekonomian desa karena 1) mampu
memperkuat pendapatan asli desa (PADes), 2) mampu memajukan perekonomian
desa, dan 3) mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Makmur, 2019).
BUMDes merupakan badan usaha yang sebagian atau seluruh modalnya
dimiliki oleh desa, dengan melibatkan secara langsung kekayaan milik desa secara
terpisah guna mengelola aset desa, jasa pelayanan yang dimiliki desa, dan usaha
lain untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa (UU Nomor 32 Tahun
2004). Hal ini diperjelas dengan PP Nomor 47 Tahun 2015 yang menjelaskan
bahwa desa berwenang untuk mengatur sumber daya yang dimiliki dan arah
pembangunan desa. BUMDes digunakan sebagai wadah pengembangan potensi
desa dengan memberikan modal ataupun memberikan pelatihan untuk
mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki (Kuncahyo, 2018).
Setiap desa pada dasarnya memiliki perbedaan potensi (Syahza, 2013).
Perbedaan potensi tersebut membuat tiap desa memiliki cara tersendiri dalam
mengelola dana desa. Begitu pula dengan Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari,
Kabupaten Trenggalek berbeda dengan desa lain dalam mengelola dana desa dan
potensi desa yang dimiliki. Pengelolaan dan pengembangan potensi di Desa
Sukorejo dilakukan melalui BUMDes. BUMDes Desa Sukorejo didirikan pada 5
November 2001 berdasarkan Keputusan Desa Nomor 5 Tahun 2001 dan diberi
nama BUMDes “Mitra Sejati. Awalnya BUMDes Mitra Sejati hanya memiliki
satu usaha yaitu usaha simpan pinjam. Namun seiring dengan berkembangnya
BUMDes kemudian terbentuk usaha persewaan, DEPO air, pembuatan galeri dan
bank sampah (Novitasari, 2019).
Desa Sukorejo merupakan salah satu desa yang unggul dalam mengelola
BUMDes di Kabupaten Trenggalek. Hal ini ditunjukkan dengan BUMDes Mitra
Sejati desa Sukorejo, sejak didirikan dari tahun 2001 terus mengembangkan usaha
dan berhasil menjadi BUMDes paling unggul di Kabupaten Trenggalek
(Novitasari, 2019). Hal tersebut terbukti dengan keberhasilan BUMDes Mitra
Sejati menduduki peringkat pertama se-Kabupaten Trenggalek dalam bidang
pengelolaan manajemen (Jazillah, 2020). BUMDes Mitra Sejati menjadi BUMDes
pertama di Kabupaten Trenggalek yang mengikuti Lomba Badan Usaha Milik
Desa di Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2019 dan menjadi juara ke-2 BUMDes

4
terbaik pada perlombaan tersebut (Mitra Sejati, 2021). BUMDes Mitra Sejati juga
telah mendapatkan sertifikat pendirian badan hukum yang diberikan oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 17 Desember 2021.
Melalui berbagai program yang dilaksanakan oleh BUMDes Mitra Sejati,
pemerintah desa mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa Sukorejo
dari berbagai sektor perekonomian (Jazillah, 2020).
Adanya berbagai program yang dilaksanakan oleh BUMDes Mitra Sejati
tersebut menandakan adanya perubahan-perubahan dalam bidang perekonomian
atau industri yang mampu mengembangkan perekonomian desa. Hal tersebut
didukung oleh pendapat Schumpeter bahwa faktor utama yang menyebabkan
perkembangan ekonomi adalah inovasi yang dilakukan oleh entrepreneur atau
wiraswasta (Astutiningsih & Sari, 2017). Kegiatan yang dimiliki BUMDes Mitra
Sejati tentu tidak lepas dari ide dan juga inovasi yang dimiliki para pengurus.
Kegiatan BUMDes Mitra Sejati yang melibatkan masyarakat dalam
pengoperasiannya akan membantu menyerap tenaga masyarakat yang ada.
Melalui berbagai kegiatan tersebut, BUMDes mampu memberikan inovasi dalam
pengembangan perekonomian yaitu dengan menciptakan sumber-sumber
perekonomian baru (Fatmawati, 2015). Sehingga adanya BUMDes dan inovasi
yang diberikan mampu membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Penelitian terdahulu tentang peran BUMDes dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat pernah dilakukan oleh Fahenda (2021). Hasil dari
penelitian tersebut adalah adanya BUMDes mampu membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat melalui pendampingan dalam permodalan, pelatihan dan
pengembangan usaha yang dimiliki BUMDes serta mengkaji dampak dan kendala
yang dihadapi. Penelitian kedua disusun oleh Permata (2019) membahas tentang
peningkatan ekonomi pedagang pasar tradisional melalui BUMDes. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa BUMDes berperan dalam melakukan
penyusunan formulasi strategi dalam meningkatkan sekaligus mengembangkan
perekonomian masyarakat melalui perdagangan di pasar tradisional meliputi
pelatihan, penyuluhan, dan pengambilan kebijakan. Adapun penelitian lain
disusun oleh Kuncahyo (2018) mengenai pengimplementasian kebijakan
BUMDes dalam pendapatan desa di Kabupaten Trenggalek. Hasil penelitian

5
tersebut menyatakan bahwa pengelolaan BUMDes di Kabupaten Trenggalek
masih berfokus pada pelaksanaan simpan pinjam.
Pengendalian perekonomian Desa Sukorejo dalam upaya meningkatkan
perekonomian masyarakat saat ini dilakukan melalui BUMDes Mitra Sejati.
BUMDes Mitra Sejati sebagai lembaga resmi desa didirikan dengan tujuan
sebagai pendorong perekonomian desa agar lebih berkembang (Mitra Sejati,
2021). Pengoperasian BUMDes yang optimal mampu membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat melalui pengelolaan sumber daya yang ada baik itu
sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Keberhasilan dalam
pengoptimalan sumber daya yang dimiliki desa tidak terlepas dari upaya
pengembangan BUMDes dan penerapan setiap peran yang dimiliki (Zahrosa et
al., 2021). Oleh karena itu, upaya pengembangan BUMDes Mitra Sejati sangat
diperlukan agar pelaksanaan dari setiap peran dapat dilakukan secara optimal dan
mampu membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melaksanakan penelitian
dengan judul “Peran BUMDes Mitra Sejati Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Masyarakat Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pengembangan dan
peran dari BUMDes Mitra Sejati dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Sukorejo. Alasan peneliti memilih kajian ini karena peneliti terdahulu
belum ada yang membahas secara mendalam mengenai upaya pengambangan dan
peran yang dilakukan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat melalui
BUMDes. Alasan peneliti memilih BUMDes Mitra Sejati karena BUMDes
tersebut berpengaruh dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat yang
ada di Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek.

LITERATURE REVIEW
Teori Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter
Teori pertumbuhan ekonomi merupakan teori ekonomi yang
diungkapkan oleh Joseph Alois Schumpeter. Menurut Schumpeter perkembangan
ekonomi merupakan perubahan yang terjadi secara spontan dan terputus-putus
disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan terutama di bidang industri serta

6
perdagangan (Hasan & Muhammad, 2018). Menurut Schumpeter faktor utama
yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah inovasi yang dilakukan oleh
entrepreneur atau wiraswasta (Astutiningsih & Sari, 2017). Schumpeter
beranggapan bahwa yang paling penting yaitu adanya kenaikan output yang
dihasilkan dari adanya inovasi wiraswasta (Hasmarini & Murtiningsih, 2017).
Inovasi-inovasi tersebut antara lain (Fatmawati, 2015):
1. Menunjukkan produk-produk baru yang sebelumnya belum diketahui
konsumen
2. Menunjukkan cara produksi baru yang lebih efektif dan efisien
3. Membuka pasar baru bagi perusahaan
4. Menemukan sumber-sumber ekonomi baru
5. Menjalankan organisasi baru dalam perindustrian.
Adanya inovasi berupa pengenalan berbagai teknologi baru akan
memberikan keuntungan yang besar pada suatu perusahaan atau badan usaha
(Fatmawati, 2015). Suatu perusahaan mampu mendirikan organisasi baru yang
menguntungkan dengan adanya perbaikan teknologi yang ada (Hasmarini &
Murtiningsih, 2017). Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi akan
menyebar dan menimbulkan imitasi dari perusahaan lain sehingga pertumbuhan
ekonomi dapat berjalan sesuai prosesnya (Hasan & Muhammad, 2018).

BUMDes
BUMDes merupakan suatu lembaga perekonomian desa yang dibentuk
oleh pemerintah desa yang bergerak dalam bidang penangan aset-aset dan sumber
daya milik desa dalam rangka memberdayakan masyarakat desa agar mencapai
kesejahteraan (Sri & Dewi, 2014). Usaha desa yang diberikan melalui BUMDes
dapat berupa pelayanan ekonomi desa seperti dalam usaha jasa, perdagangan hasil
pertanian atau potensi desa, penyaluran bahan pokok, pendirian industri dan
kerajinan rakyat. BUMDes dapat menjadi wadah dalam masyarakat untuk
mengembangkan seluruh potensi dan sumber daya manusia yang dimiliki desa.
Pengelolaan BUMDes dilakukan oleh pemerintah desa bersama dengan
masyarakat dalam rangka memaksimalkan pengelolaan sumber daya desa
(Anggraeni, 2016). Hal tersebut didukung oleh dengan dikeluarkannya PP Nomor

7
47 Tahun 2015 yang menyebutkan bahwa desa mempunyai wewenang untuk
mengatur sumber daya dan arah pembangunan.
Tujuan pendirian BUMDes yaitu untuk meningkatkan usaha masyarakat
dalam mengelola potensi desa, pengoptimalan penanganan aset-aset yang dimiliki
desa, meningkatkan ekonomi desa dan membantu peningkatan kesejahteraan
masyarakat (Sari, 2020). BUMDes juga memiliki orientasi mengarah pada
keuntungan sehingga dalam pengelolaannya difokuskan pada keuntungan yang
didapatkan. BUMDes memiliki fungsi sebagai penggerak perekonomian desa,
usaha mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan lembaga usaha yang
menghasilkan pendapatan asli desa (Anggraeni, 2016).
Adapun tujuan dari BUMDes adalah memenuhi kebutuhan masyarakat
baik secara produktif maupun konsumtif melalui pelayanan berupa barang
maupun jasa yang dikelola oleh pemerintah desa bersama masyarakat (Suparji,
2019). Tujuan lain didirikannya BUMDes berdasarkan Pasal 3 Permen Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
Tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa, yang mengatur sebagai berikut, Pendirian BUMDes memiliki tujuan
(1) upaya peningkatan perekonomian desa; (2) upaya pengoptimalan aset desa
guna mensejahterakan masyarakat desa; (3) upaya peningkatan usaha masyarakat
dalam mengelola potensi yang dimiliki desa; (4) membuka lapangan pekerjaan;
dan (5) meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
Sebagai lembaga resmi perekonomian dan pemberdayaan aset desa,
BUMDes memiliki peran antara lain menyediakan dan meningkatkan layanan
umum bagi masyarakat desa, melakukan pemanfaatan aset desa, dan memberikan
dukungan bagi bagi masyarakat yang memiliki usaha (Harmiati & Zulhakim,
2017). Peningkatan pelayanan masyarakat dapat dilakukan dengan menyediakan
jasa pelayanan, pemanfaatan aset desa dapat dilakukan melalui penyewaan, dan
dukungan usaha masyarakat dapat dilakukan dengan memberikan modal dan
sarana pemasaran.
Setiap lembaga memiliki karakteristik berbeda, begitu pula dengan
BUMDes. BUMDes memiliki karakteristik antara lain (1) kepemilikan badan
usaha dimiliki oleh desa; (2) pendirian BUMDes didasarkan pada peraturan desa;

8
(3) area pelayanan terletak di setiap desa; (4) keuntungan yang diperoleh akan
masuk ke dalam dana desa; (5) berfungsi untuk mengolah dan mengelola potensi
yang dimiliki desa; dan (6) tidak memiliki sistem keanggotaan tertentu (Suparji,
2019).

METHODS

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif dengan


pendekatan kualitatif untuk menggambarkan suatu peristiwa atau fenomena.
Desain eksploratif merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
menggali secara luas mengenai hal-hal dan sebab terjadinya sesuatu keadaan
sosial yang belum dikaji sebelumnya (Ahyar, 2020). Teknik analisis data yang
digunakan yaitu teknik analisis Milles dan Hubermen. Teknik analisis data Milles
dan Hubermen terdiri dari empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi (Sugiono, 2019). Teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
diambil dari hasil observasi dan wawancara dengan narasumber. Penentuan
sumber data dilakukan melalui teknik purposive yang berarti pengambilan sumber
data berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2019). Sumber data primer
diperoleh dengan mengumpulkan data secara langsung di lapangan terhadap
pengurus BUMDes dan masyarakat desa yang terlibat dalam BUMDes melalui
wawancara dan observasi. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi dan studi
literatur terkait berupa artikel atau buku terkait dengan kajian yang diteliti. Data
sekunder juga diperoleh melalui laporan mengenai BUMDes Mitra Sejati, profil
BUMDes Mitra Sejati maupun arsip BUMDes Mitra Sejati.

9
Gambar 1. Teknik Analisis Data Milles & Hubermen (Miles et al., 2014)

RESULTS
Upaya Pengembangan BUMDes Mitra Sejati dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat Desa Sukorejo
Sebagai lembaga perekonomian desa, BUMDes memiliki wewenang untuk
mengelola kekayaan yang dimiliki guna mendorong peningkatan perekonomian
masyarakat (Pradani, 2020). Begitu pula BUMDes Mitra Sejati yang memiliki
peran dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo. Namun,
dalam pengelolaannya perlu adanya upaya pengembangan BUMDes agar
pengoperasiannya lebih optimal (Zahrosa et al., 2021). Melalui berbagai inovasi
yang diberikan, BUMDes Mitra Sejati terus mencoba mengelola sumber daya
desa secara maksimal dengan tujuan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo
semakin meningkat. Hal tersebut sesuai dengan teori pertumbuhan ekonomi yang
dikemukakan oleh Schumpeter bahwa salah satu inovasi dalam meningkatkan
perekonomian adalah menjalankan organisasi baru dalam perindustrian
(Fatmawati, 2015). Meskipun BUMDes Mitra Sejati bukan merupakan organisasi
baru, namun dalam pengoperasiannya masih dalam proses pengembangan.
Pengembangan BUMDes Mitra Sejati terus dilakukan agar mampu mencapai
tujuan berdirinya BUMDes yaitu mendorong penguatan perekonomian desa
(Novitasari, 2019). Oleh sebab itu perlu adanya upaya pengembangan yang
dilakukan untuk meningkatkan kinerja BUMDes Mitra Sejati. Hasil penelitian
sebelumnya dilakukan oleh Adnan (2021) menyebutkan bahwa terdapat beberapa
indikator strategi pengembangan yang dapat digunakan dalam pengembangan
BUMDes. Indikator tersebut yaitu strategi organisasi, strategi sumber daya dan

10
strategi program. Berdasarkan penelitian tersebut, upaya pengembangan yang
dijalankan BUMDes Mitra Sejati meliputi upaya pengoptimalan pengelolaan
organisasi, upaya pemanfaatan sumber daya, dan upaya pengoptimalan unit usaha
serta program kerja yang dimiliki BUMDes.
a. Upaya Pengoptimalan Pengelolaan Organisasi BUMDes Mitra Sejati
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa BUMDes Mitra Sejati pada
awal berdiri tahun 2001 hanya memiliki pengurus inti yang terdiri dari direktur
BUMDes, sekretaris dan juga bendahara yang ditunjuk melalui musyawarah
bersama. BUMDes Mitra Sejati juga termasuk BUMDes di Kabupaten Trenggalek
yang awal berdirinya hanya memiliki satu unit usaha yaitu simpan pinjam
(Kuncahyo, 2018). Oleh sebab itu pengurus maupun anggota yang terlibat dalam
BUMDes belum banyak. Pemerintah desa bersama pengurus BUMDes Mitra
Sejati yang telah terbentuk terus berupaya mengelola unit usaha yang dimiliki saat
itu. Pada saat itu, BUMDes Mitra Sejati masih memiliki satu unit usaha yaitu unit
usaha simpan pinjam yang pengelolaannya terus dimaksimalkan meskipun
terdapat banyak kendala yang dialami. Kendala yang dialami yaitu adanya
persaingan unit simpan pinjam dengan lembaga keuangan lain yang ada di
Kecamatan Gandusari dan puncaknya terjadi pada tahun 2011 (Novitasari, 2019).
BUMDes Mitra Sejati menjalankan BUMDes melalui keuntungan yang didapat
dari unit simpan pinjam, hingga lahir UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 yang mana
BUMDes diwajibkan untuk terus memberikan inovasi sesuai dengan potensi desa.
Lahirnya Undang-Undang Desa tersebut membuat pemerintah desa bersama
pengurus BUMDes Mitra Sejati terus menggali potensi-potensi yang dimiliki
desa. Hingga pada tahun 2017 berbekal dari peta potensi desa, BUMDes Mitra
Sejati menambah beberapa unit usaha dan juga anggota dengan terus menerapkan
upaya-upaya pengembangan BUMDes (Mitra Sejati, 2021). Penambahan unit
usaha dilakukan agar pengelolaan pada tiap bidang usaha yang dimiliki desa
terlaksana secara terstruktur sehingga mampu meningkatkan kinerja para
pengurus dalam upaya pengoptimalan pengelolaan organisasi dalam BUMDes
Mitra Sejati.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adnan (2021) pengembangan
BUMDes melalui pengelolaan organisasi perlu dilakukan guna menyeimbangkan

11
potensi yang dimiliki desa dengan melakukan penambahan unit usaha sesuai
potensi yang ada agar pengelolaannya mampu terlaksana dengan maksimal. Hal
tersebut juga berlaku pada pengelolaan BUMDes Mitra Sejati. Menurut sumber
yang lain, BUMDes Mitra Sejati memiliki struktur organisasi yang lengkap
setelah pada tahun 2017 dilakukan adanya pertambahan berbagai unit usaha yang
dimiliki BUMDes. Adapun susunan kepengurusan atau struktur organisasi
BUMDes Mitra Sejati saat ini meliputi penasehat, direktur utama, direktur
administrasi (sekretaris), direktur keuangan (bendahara), kepala tiap unit usaha,
dan pengawas (Roziqin, 2022). Bagan susunan kepengurusan dapat dilihat
sebagai berikut:

Gambar 2. Susunan organisasi BUMDes Mitra Sejati


Lebih lanjut, informan menjelaskan bahwa pengoptimalan organisasi
BUMDes Mitra Sejati dilakukan dengan sinergi. Sinergi merupakan suatu bentuk
interaksi yang menciptakan suatu keharmonisan sehingga menghasilkan sesuatu
secara maksimal (Hidayah, 2020). Sinergi yang dimaksudkan dalam
pengoptimalan BUMDes Mitra Sejati yaitu memaksimalkan pengelolaan dengan
menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut antara lain
pemerintah desa, pemerintah kabupaten, dinas lingkungan hidup dan para
akademisi dengan harapan semakin meningkatnya pengetahuan yang diperoleh
serta pemberian sokongan berupa material. Menurut salah satu pengurus,
terbentuknya struktur organisasi dan banyaknya anggota yang dimiliki juga
membantu mengoptimalkan sinergi dalam menjalankan BUMDes Mitra Sejati.
Melalui sinergi dan kerja sama yang dilakukan dengan berbagai mitra, BUMDes
Mitra Sejati terus berusaha menambah unit usaha serta program kerja dengan
memanfaatkan potensi sumber daya desa yang ada (Roziqin, 2022). Dengan
demikian upaya pengoptimalan pengelolaan organisasi melalui penambahan

12
keanggotaan dan sinergitas dianggap penting dalam upaya pengembangan
BUMDes Mitra Sejati.
b. Upaya Pengoptimalan Pemanfaatan Sumber Daya Oleh BUMDes Mitra
Sejati
Upaya pengoptimalan pemanfaatan sumber daya dalam pengembangan
BUMDes dilakukan dengan menggunakan semaksimal mungkin sumber daya
yang ada sehingga menghasilkan strategi baru yang dianggap sesuai dalam
mewujudkan tujuan dari suatu instansi atau organisasi BUMDes (Adnan, 2021).
Pemanfaatan sumber daya oleh BUMDes Mitra Sejati dilakukan dengan
menggunakan secara maksimal potensi yang dimiliki Desa Sukorejo baik itu
sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Desa Sukorejo memiliki
potensi alam di bidang pertanian, perdagangan, peternakan juga industri produksi
genteng (Jazillah, 2020). Desa Sukorejo juga memiliki lokasi bekas tambang
tanah dan batu. Menurut pemaparan informan, Desa Sukorejo sebenarnya
memiliki banyak sekali potensi sumber daya yang belum dikelola secara optimal
oleh masyarakat karena kurangnya keahlian yang dimiliki. Maka pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya yang ada di desa dilakukan melalui BUMDes (Fahenda,
2021). Adanya penambahan unit usaha BUMDes Mitra Sejati pada tahun 2017
dapat membantu masyarakat dalam pengoptimalan pemanfaatan sumber daya
yang dimiliki desa. Menurut pemaparan pengurus BUMDes, dibentuknya unit-
unit usaha BUMDes tersebut didasarkan pada potensi sumber daya yang dimiliki
Desa Sukorejo. Melalui pengelolaan yang dilakukan oleh unit usaha milik
BUMDes diharapkan mampu memberikan manfaat secara optimal kepada
masyarakat. Selain itu pengelolaan potensi desa dilakukan sebagai upaya
pengembangan BUMDes Mitra Sejati.
Menurut hasil wawancara, pemanfaatan sumber daya alam dilakukan
dengan memanfaatkan lahan-lahan yang dimiliki desa. Desa Sukorejo memiliki
tanah kas desa yang mana saat ini tanah tersebut dimanfaatkan sebagai lokasi
penerapan tanam organik, bangunan toko yang digunakan sebagai tempat jual beli
yang dikelola oleh BUMDes, dan peralatan berat yang dipersewakan oleh
BUMDes (Mitra Sejati, 2021). BUMDes Mitra Sejati berencana untuk
mengoptimalkan manfaat lahan yang dimiliki menjadi tempat wisata. Lahan yang

13
akan digunakan sebagai tempat wisata adalah lahan-lahan bekas tambang tanah
dan juga tambang batu yang kini telah ditinggalkan. Selain itu BUMDes Mitra
Sejati juga berencana mengembangkan wisata edukasi terkait dengan pertanian
dan juga industri yang ada di Desa Sukorejo. Tema pertanian dan industri
digunakan sebagai pengembangan wisata edukasi karena Desa Sukorejo
merupakan salah satu desa yang unggul dalam pertanian dan memiliki industri
utama yaitu industri genteng (Novitasari, 2019). Melalui pemanfaatan lahan ini
nantinya Desa Sukorejo akan menjadi desa wisata yang banyak dikunjungi
wisatawan dan membantu dalam pengembangan BUMDes. Oleh sebab itu,
pengoptimalan sumber daya dengan memanfaatkan lahan yang dimiliki desa
dianggap penting dalam upaya pengembangan BUMDes Mitra Sejati.
Pemanfaatan sumber daya manusia di Desa Sukorejo dilakukan melalui
penyerapan tenaga kerja melalui perekrutan anggota BUMDes. Melalui berbagai
program kerja dan usaha yang dimiliki BUMDes, sumber daya manusia di desa
dapat ikut terserap (Putra, 2020). Penyerapan sumber daya manusia melalui
BUMDes ini dilakukan dengan menyediakan tempat bekerja bagi masyarakat
(Mitra Sejati, 2021). Semakin banyaknya pemanfaatan sumber daya yang
dilakukan oleh BUMDes maka semakin banyak pula tenaga kerja atau sumber
daya manusia yang dibutuhkan dalam memaksimalkan pengoperasiannya. Sumber
daya manusia di Desa Sukorejo dapat diberdayakan dalam usaha BUMDes seperti
menjaga toko dan menjadi anggota atau kader bank sampah (Novitasari, 2019).
Selain itu apabila terdapat program pembangunan yang melakukan penyewaan
alat kepada BUMDes, masyarakat juga akan ikut direkrut sebagai pekerja
sehingga dapat membantu membuka lapangan pekerjaan. Hal tersebut menjadikan
BUMDes Mitra Sejati semakin dikenal dalam kontribusinya dan menarik minat
masyarakat untuk bergabung bersama BUMDes. Dengan demikian,
pengoptimalan upaya pengembangan BUMDes Mitra Sejati melalui penyerapan
tenaga kerja dianggap penting.
c. Upaya Pengoptimalan Unit Usaha dan Program yang Dimiliki BUMDes
Mitra Sejati
Upaya pengembangan BUMDes melalui pengoptimalan unit usaha dan
program yang dimiliki lebih berfokus pada implikasi atau penerapannya (Adnan,

14
2021). Upaya pengoptimalan unit usaha dan program pada BUMDes Mitra Sejati
berfokus pada penerapan kinerja dalam pengoperasian unit usaha dan pelaksanaan
program yang dimiliki. Setelah pada tahun 2017 BUMDes Mitra Sejati
menambahkan unit usaha dan menambah jumlah anggota, upaya pengembangan
yang dilakukan agar pengoperasian BUMDes stabil yaitu dengan mengoptimalkan
unit usaha dan program kerja yang ada. Upaya pengembangan dan pengoptimalan
unit usaha ini terus dilakukan BUMDes Mitra Sejati dengan menambahkan
beberapa unit usaha baru pada tahun 2018 hingga tahun 2019 (Mitra Sejati, 2021).
Beberapa unit usaha yang didirikan tersebut antara lain usaha pengelolaan air,
usaha toko BUMDes dan usaha brokering material pada tahun 2018 serta
dilakukan penambahan usaha pengelolaan sampah dan usaha Bank Sampah pada
tahun 2019 (Novitasari, 2019). Semakin bertambahnya unit usaha yang dimiliki
BUMDes, maka kinerja dari para anggota juga perlu ditingkatkan agar dapat
terlaksana secara optimal dan membuat BUMDes Mitra Sejati semakin
berkembang. Upaya pengoptimalan unit usaha dan program yang dimiliki yaitu
dengan tetap melakukan koordinasi dan menjaga komunikasi baik antar anggota
maupun pengurus (Egidius, 2019).
Para pengurus BUMDes Mitra Sejati terus berupaya mengoptimalkan
pengelolaan unit usaha dan program yang dimiliki dengan tujuan BUMDes Mitra
Sejati ikut berkembang, selain itu agar mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat melalui unit usaha serta program yang dimiliki (Roziqin, 2022).
Menurut pemaparan dari pengurus BUMDes, pengoptimalan unit usaha dan
program yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati dapat dilakukan dengan menjaga
kedisiplinan. Disiplin kerja dijadikan sebagai upaya utama dalam pengembangan
unit usaha dan program BUMDes. Disiplin kerja adalah suatu sikap yang harus
dimiliki setiap pegawai dan dibudayakan dalam lingkungan kerja dalam
mendukung pelaksanaan kebijakan yang didasari dengan kesadaran dan keinginan
untuk mencapai perubahan serta tujuan dari suatu organisasi (Sobariah et al.,
2018). Penerapan kedisiplinan senantiasa diberlakukan kepada seluruh anggota
BUMDes, dengan tujuan memberikan kesadaran kepada seluruh anggota
mengenai pentingnya setiap tindakan guna mencapai tujuan mengoptimalkan unit
usaha dan program yang ada. Melalui disiplin kerja yang diterapkan maka setiap

15
anggota akan memiliki sikap menghargai dan patuh terhadap peraturan yang
berlaku baik peraturan yang tertulis ataupun tidak tertulis sehingga mampu
membantu dalam upaya pengoptimalan unit usaha dan program BUMDes
(Pranitasari & Khotimah, 2021). Oleh sebab itu pengoptimalan unit usaha dan
program yang dimiliki BUMDes melalui kedisiplinan anggota penting dilakukan.
Selain dengan menjaga kedisiplinan anggota, upaya pengoptimalan unit
usaha dan program yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati dilakukan dengan
berorientasi pada profit. Menurut pemaparan direktur BUMDes, profit yang
dimaksud yaitu berupa keuntungan dan benefit berupa kebermanfaatan bagi
masyarakat. Maksud dari benefit atau kebermanfaatan bagi masyarakat yaitu
kemampuan BUMDes dalam memberdayakan masyarakat baik itu dalam
menyerap tenaga kerja atau kebermanfaatan lain yang dapat dirasakan oleh
masyarakat (Pertiwi et al., 2022) . Dalam upaya menghasilkan profit pengurus
BUMDes Mitra Sejati membuat aturan kedisiplinan dalam hal laporan
administrasi. Hal tersebut dilakukan agar rincian pemasukan tetap jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan pada saat rapat akhir tahun atau rapat
pertanggungjawaban. Pengoptimalan unit usaha dan program yang dimiliki
BUMDes juga dilakukan melalui sosialisasi kepada masyarakat (Roziqin, 2022).
Sosialisasi tersebut dilakukan agar masyarakat dapat memahami setiap
pengoperasian program yang dimiliki BUMDes dan menarik minat untuk
bergabung dalam setiap program BUMDes. Dengan demikian, upaya
pengoptimalan unit usaha dan program BUMDes yang dilakukan melalui orientasi
profit bersama dengan kedisiplinan kerja anggota penting dilakukan guna
membantu pengembangan BUMDes Mitra Sejati dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa awalnya
BUMDes Mitra Sejati yang berdiri pada 5 November 2001 sama seperti BUMDes
lainnya yang hanya memiliki satu unit usaha yaitu unit usaha simpan pinjam
(Kuncahyo, 2018). Kemudian muncul Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 yang
mengharuskan BUMDes terus melakukan pengoptimalan potensi desa. Berangkat
dari Undang-Undang tersebut, pengurus BUMDes Mitra Sejati terus berupaya
menggali potensi yang dimiliki desa hingga tahun 2017 berbekal dari peta potensi

16
desa (Mitra Sejati, 2021). BUMDes Mitra Sejati kemudian melakukan
penambahan unit usaha pengelolaan air, usaha toko BUMDes dan usaha brokering
material pada tahun 2018 serta dilakukan penambahan usaha pengelolaan sampah
dan usaha Bank Sampah pada tahun 2019 (Novitasari, 2019). Penambahan unit
usaha BUMDes tentu juga diiringi dengan pertambahan anggota yang terlibat dan
juga dilakukan upaya-upaya pengembangan. Upaya-upaya yang dilakukan yaitu
dengan mengoptimalkan pengelolaan organisasi, sumber daya dan program yang
dimiliki oleh BUMDes Mitra Sejati hingga saat ini. Upaya-upaya tersebut
dilakukan agar BUMDes Mitra Sejati terus berkembang dan mampu mencapai
tujuan berdirinya BUMDes dalam membantu meningkatkan perekonomian
masyarakat Desa Sukorejo.

Peran BUMDes Mitra Sejati dalam Meningkatkan Perekonomian


Masyarakat Desa Sukorejo
Penerapan peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati merupakan bentuk
upaya peningkatan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo. Pendirian BUMDes
erat hubungannya dengan kebebasan mengelola potensi desa secara kreatif dan
inovatif sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
(Agunggunanto et al., 2016). Penemuan penelitian ini yaitu BUMDes memiliki
beberapa peran dalam membantu mendorong perekonomian desa. Melalui
penerapan peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati menjadi bentuk upaya dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo (Roziqin, 2022).
Penerapan peran BUMDes bukan hanya sebagai pendorong perekonomian
masyarakat, tetapi juga sebagai pencipta aktifitas dan kreatifitas dalam
perekonomian bagi masyarakat (Permata, 2019). Melalui penerapan peran dengan
menciptakan kreatifitas mampu mendorong peningkatan perekonomian
masyarakat Desa Sukorejo sehingga tujuan berdirinya BUMDes dapat tercapai.
Adapun penemuan penelitian mengenai peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati
dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo yaitu
memberikan pinjaman, memberikan pelatihan, melakukan pendampingan UKM
dan menciptakan lapangan pekerjaan.

17
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat yang bergabung
dengan BUMDes, berdirinya BUMDes Mitra Sejati memberikan manfaat bagi
masyarakat. Manfaat yang diberikan yaitu BUMDes melibatkan masyarakat
dalam setiap pengoperasiannya sehingga masyarakat mampu menyalurkan
pendapat dan memiliki lapangan pekerjaan dengan bergabung bersama BUMDes
(Fahenda, 2021). Sama seperti yang telah dibahas sebelumnya, berarti BUMDes
Mitra Sejati menciptakan inovasi baru dalam peningkatan perekonomian. Hal
tersebut didukung oleh teori dari Schumpeter bahwa faktor utama dari
perkembangan ekonomi adalah adanya inovasi dalam pengenalan metode
produksi baru yang lebih efektif, membuka pasar baru, dan penemuan sumber
ekonomi baru (Hasan & Muhammad, 2018). Faktor dari pengembangan
perekonomian tersebut didapat melalui pengelolaan unit-unit usaha dan setiap
program yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati. Dari pengelolaan beberapa unit
usaha dan program yang dimiliki kemudian BUMDes Mitra Sejati menjalankan
peran yang dimiliki dalam meningkatkan perekonomian masyarakat (Roziqin,
2022).
Pertama, BUMDes Mitra Sejati memiliki peran memberikan pinjaman kepada
masyarakat. Pemberian pinjaman ini dapat berupa modal ataupun pinjaman
berupa alat produksi melalui unit usaha jasa keuangan dan persewaan alat
(Saniyah, 2019). Masyarakat Desa Sukorejo yang kurang dalam hal permodalan
dapat melakukan peminjaman dana kepada BUMDes (Novitasari, 2019). Selain
itu Desa Sukorejo dikenal sebagai desa industri genteng. Banyaknya usaha
genteng tentu membutuhkan alat berat seperti selip tanah atau moleh. Dengan
adanya pinjaman alat berat ini pengusaha yang belum memiliki alat sendiri tetap
mampu menjalankan usahanya. Tujuan dari diberikannya pinjaman baik modal
atau alat berat ini agar usaha yang dimiliki masyarakat tetap berjalan dan
membantu mengatasi masalah permodalan serta kebutuhan alat (Firdaus, 2020).
Menurut pemaparan pengurus BUMDes, pemberian pinjaman berupa dana dan
alat berat dibedakan berdasarkan unit usahanya. Untuk pemberian pinjaman dana
dilakukan melalui unit usaha simpan pinjam dengan bergabung sebagai nasabah
(Gayo et al., 2020). Tujuan dari peminjaman dana adalah agar masyarakat mampu
terus menjalankan usaha yang dimiliki meskipun modal yang dimiliki kurang

18
(Fahenda, 2021). Sedangkan peminjaman alat berat berupa mesin selip dilakukan
melalui unit usaha persewaan mesin. Selain selip, unit usaha persewaan mesin
juga memiliki mesin aduk semen (molen) disediakan untuk kepentingan kegiatan
infrastruktur dan traktor yang disediakan untuk bidang pertanian (Novitasari,
2019).
Kedua, BUMDes Mitra Sejati memiliki peran memberikan pelatihan.
Pelatihan dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat mengasah
kemampuan yang dimiliki, sehingga masyarakat dapat terbantu dalam
mengembangkan usaha yang dimiliki (Srimuliana & Furqani, 2022). Pelatihan
yang diberikan oleh BUMDes Mitra Sejati bertujuan memberikan wadah bagi
masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas yang dimiliki.
BUMDes Mitra Sejati bersama dengan pemerintah desa melakukan bimbingan
kepada masyarakat melalui pelatihan daur ulang barang bekas, pembuatan jajan
ringan, dan pelatihan menjahit (Roziqin, 2022). Melalui berbagai pelatihan yang
diberikan oleh BUMDes tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat
dalam menumbuhkan inovasi membuka usaha baru ataupun dalam
pengembangan usaha yang telah dimiliki.
Pemberian pelatihan oleh BUMDes Mitra Sejati dilakukan melalui unit usaha
yang dimiliki dan mitra yang diajak bekerja sama. Menurut pemaparan pengurus
BUMDes, pelatihan menjahit, konveksi dan pembuatan kue dilakukan dengan
mendatangkan mitra dari luar yang telah diajak bekerja sama dengan BUMDes.
Kerja sama dengan mitra tersebut juga terjalin berkat dukungan yang diberikan
oleh pemerintah desa bersama BUMDes dalam upaya menciptakan kreativitas dan
kegiatan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat (Permata, 2019). Untuk
pelatihan pengelolaan barang bekas dilakukan melalui unit usaha bank sampah.
Anggota atau kader bank sampah akan akan diberi pelatihan membuat tas dari
botol bekas agar dapat dijadikan tas yang memiliki nilai estetik dan nilai
ekonomis (Roziqin, 2022). Namun, pemberian pelatihan daur ulang barang bekas
ini masih dilakukan secara terbatas yaitu lingkup anggota saja.
Ketiga, BUMDes Mitra Sejati memiliki peran pendampingan dalam
pengembangan potensi maupun usaha yang dimiliki oleh masyarakat.
Pendampingan ini dilakukan dengan tujuan mendampingi masyarakat dalam

19
mengembangkan usaha yang dimiliki (Pariyanti, 2020). Pemberian pendampingan
dilakukan pada bidang perekonomian atau UMKM yang dimiliki masyarakat Desa
Sukorejo dengan memberikan workshop usaha online (Sidik, 2020).
Pendampingan juga dilakukan dengan memberikan bantuan dalam pemasaran
produk (Putra, 2020). Selain itu BUMDes Mitra Sejati juga memberikan
pendampingan mengenai upaya menjaga kebersihan lingkungan yang mana
dilakukan melalui program penanganan sampah. Tujuan dari pendampingan
penanganan sampah ini agar kebersihan desa juga tetap terjaga.
Pemberian pendampingan dilakukan melalui unit usaha yang dimiliki oleh
BUMDes. Menurut pemaparan sekretaris desa, pemberian pendampingan usaha
berupa workshop usaha online dilakukan melalui kerja sama dengan
mendatangkan mitra yang ahli pada bidang tersebut. Untuk pemberian
pendampingan berupa bantuan pemasaran dilakukan melalui unit usaha jasa dan
perdagangan (Gayo et al., 2020). Pemberian bantuan pemasaran produk dilakukan
dengan membantu menjual produk masyarakat di galeri atau toko BUMDes yang
termasuk dalam unit usaha jasa dan perdagangan. Pengembangan usaha dalam
pemanfaatan sumber daya juga dilakukan melalui unit usaha pengelolaan air
bersih. Usaha ini bergerak dalam pengelolaan air bersih yang dapat digunakan
sebagai air minum dan diperjual belikan (Saniyah, 2019).
Keempat, BUMDes Mitra Sejati memiliki peran membuka atau menciptakan
lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Desa Sukorejo. Pendirian Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) ditujukan sebagai lembaga desa yang mengurangi masalah
pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan melalui pembentukan unit
usaha BUMDes (Fahenda, 2021). Melalui pembentukan unit usaha BUMDes,
masyarakat mampu mengurangi pengangguran dan membantu meningkatkan
perekonomian. Terbentuknya unit usaha milik BUMDes mampu menciptakan
kegiatan ekonomi bagi masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja (Srimuliana
& Furqani, 2022). Masyarakat dapat bergabung dalam BUMDes tanpa
menggunakan persyaratan tertentu sehingga tenaga kerja yang ada mampu
terserap dan menciptakan peluang dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
(Gayo et al., 2020). Namun meskipun demikian dalam penyerapan tenaga kerja
akan diutamakan masyarakat yang memiliki jiwa wirausaha, memiliki jiwa sosial

20
yang tinggi, berkomitmen untuk berkembang bersama BUMDes, jujur dan
bertanggung jawab (Mitra Sejati, 2021).
Penyerapan tenaga kerja masyarakat oleh BUMDes Mitra Sejati paling banyak
dilakukan melalui usaha pengelolaan sampah, bank sampah dan jasa persewaan.
Menurut pemaparan pengurus BUMDes, usaha pengelolaan sampah dan bank
sampah banyak menyerap tenaga kerja ibu rumah tangga. Pekerja bertugas untuk
mengambil sampah tiap rumah dan kemudian dikumpulkan di bank sampah yang
nantinya akan menambah pendapatan retribusi (Gayo et al., 2020). Untuk unit
usaha persewaan alat melakukan penyerapan tenaga kerja pada saat terdapat
program pembangunan desa (Saniyah, 2019). Pekerja akan banyak diperlukan
pada pengoperasian alat hingga proses pembangunannya. Sejauh ini BUMDes
Mitra Sejati telah menyerap 30 tenaga kerja yang terbagi atas lima unit usaha
milik BUMDes. Upah yang diterima tiap pekerja ditentukan berdasarkan laba
yang diperoleh dari hasil laporan administrasi tiap unit usaha BUMDes. Untuk
kisaran pendapatan tiap pekerja pada unit usaha pengelolaan sampah berkisar
antara Rp. 1.400.000,00-Rp. 1.700.000,00 per bulan dan pendapatan tiap pekerja
pada unit usaha bank sampah sebesar Rp. 500.000,00 per bulan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, beberapa peran yang dimiliki BUMDes
Mitra Sejati tersebut mampu membantu meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Sukorejo melalui terciptanya lapangan pekerjaan dan penyerapan tenaga
kerja (Riyanti & Adinugraha, 2021). Usaha masyarakat dapat terbantu dengan
adanya unit usaha jasa keuangan, jasa persewaan dan unit jasa perdagangan (Mitra
Sejati, 2021). Tenaga kerja yang masuk dalam unit usaha pengelolaan sampah dan
bank sampah adalah ibu-ibu rumah tangga yang dulunya hanya berdiam di rumah
dan sekarang dapat sedikit membantu dalam bidang perekonomian dengan
bergabung bersama BUMDes (Gayo et al., 2020). BUMDes Mitra Sejati juga
selalu melibatkan masyarakat dalam setiap unit usaha yang dimiliki (Srimuliana &
Furqani, 2022). Hal tersebut membuat masyarakat merasa senang dan senantiasa
menyambut setiap program yang diadakan oleh BUMDes. Oleh sebab itu
berdirinya BUMDes Mitra Sejati dianggap mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat meskipun belum signifikan karena faktor banyaknya jumlah penduduk
di Desa Sukorejo (Novitasari, 2019).

21
CONCLUSION AND SUGGESTION
Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa BUMDes
merupakan suatu lembaga yang didirikan untuk tujuan mengatur perekonomian
desa. Begitu pula berdirinya BUMDes Mitra Sejati milik Desa Sukorejo
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo,
sehingga perlu adanya upaya pengembangan BUMDes. Upaya pengembangan
BUMDes Mitra Sejati dilakukan dengan mengoptimalkan organisasi sesuai
ketentuan BUMDes yang berorientasi pada sinergitas, melakukan pengoptimalan
sumber daya dengan memanfaatkan potensi alam dan sumber daya manusia, serta
pengoptimalan unit usaha yang berorientasi pada profit juga benefit. Adapun
peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati dalam upaya peningkatan
perekonomian masyarakat Desa Sukorejo yaitu dengan memberikan pinjaman
berupa modal maupun alat usaha, melakukan pelatihan kemampuan pengelolaan
sumber daya yang ada menjadi lebih bermanfaat atau memiliki nilai ekonomis,
melakukan pendampingan dalam pengembangan UMKM Desa Sukorejo dan
menciptakan lapangan pekerjaan melalui usaha-usaha yang dimiliki BUMDes.
Berdasarkan kesimpulan di atas, rekomendasi yang dapat diberikan yaitu
bagi masyarakat perlu lebih memahami pentingnya upaya pengembangan
BUMDes dan perannya dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga
masyarakat turut berpartisipasi dalam pengoperasiannya.

BIBLIOGRAPHY
Adnan, A. (2021). Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
di Desa Pitumpida Kecamatan Libureng Kabupaten Bone (Issue July).
Agunggunanto, E. Y., Wibowo, F. A. E., & Darwanto, K. (2016). Pengembangan
Desa Mandiri Melalui Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
JDEB, 13(1), 67–81.
Ahyar, H. dkk. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif.Yogyakarta:CV. Pustaka Ilmu. (Issue March).
Andini, U. (2015). Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dari Desa Tertinggal
Menuju Desa Tidak Tertinggal (Studi Di Desa Muktiharjo Kecamatan

22
Margorejo Kabupaten Pati). Jurnal Administrasi Publik Mahasiswa
Universitas Brawijaya, 3(1), 7–11.
Egidius, F. (2019). Eksistensi Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat di Desa Subun Bestobe Kecamatan Insana Barat.
Jurnal Poros Politik, 1(1), 1–7.
Endah, K. (2018). Mewujudkan Kemandirian Desa Melalui Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa. Jurnal Moderat, 4(4), 25–33.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat
Fahenda, Y. A. (2021). Analisis Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Kendalrejo Kecamatan
Durenan Kabupaten Trenggalek. http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/22578
Fatmawati, I. (2015). Analisis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dengan Model
Solow Dan Model Schumpeter. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1–12.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1860
Firdaus, R. (2020). Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Manding Laok Kec. Manding
Kab. Sumenep. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(7), 1387–1394.
Gayo, S. B., Erlina, & Rujiman. (2020). Peranan Badan Usaha Milik Desa Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Perdesaan. Mkg, 21(2), 202–209.
Hasan, M., & Muhammad, A. (2018). Pembangunan Ekonomi & Pemberdayaan
Masyarakat Strategi Pembangunan Manusia dalam Persfektif Ekonomi
Lokal (Zaiful (ed.); Edisi Kedua). CV. Nur Lina.
Hidayah, A. (2020). Sinergitas Pemerintah Desa, Bumdes Tirta Mandiri Dan
Masyarakat Dalam Pengelolaan Umbul Ponggok Dan Kaitannya Terhadap
Kemandirian Desa Ponggok.
Jazillah, A. S. (2020). Analisis Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Dalam Rangka Akselerator Pertumbuhan Ekonomi Di Desa
Sukorejo Gandusari Trenggalek. http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/14566
Kuncahyo, E. (2018). Implementasi Kebijakan Badan Usaha Milik Desa Untuk
Pendapatan Desa Di Kabupaten Trenggalek. DIA: Jurnal Ilmiah Administrasi
Publik, 16(2), 62. https://doi.org/10.30996/dia.v16i2.1924
Makmur. (2019). Peran Bumdes Dalam Meningkatkan Perekonomian Di

23
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11161-Full_Text.pdf
Mitra Sejati, B. (2021). Profil Badan Usaha Milik Desa “Mitra Sejati .”
https://lp2m.iain-tulungagung.ac.id/wp-content/uploads/2021/01/3-contoh-
ringkasan-profil-bumdes.pdf
Nawawi, M. (2019). Pentingnya Kualitas Aparat Pemerintah Desa Dalam
Pembangunan Di Desa Bedilan Kecamatan Belitang Kabupaten Oku Timur.
Jurnal AKTUAL, 16(1), 28. https://doi.org/10.47232/aktual.v16i1.4
Novitasari, D. (2019). Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Dalam
Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Desa Sukorejo Gandusari
Trenggalek. http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/11132
Pariyanti, E. (2020). Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Nelayan Desa Sukorahayu
Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Fidusia : Jurnal
Keuangan Dan Perbankan, 2(2), 1–12. https://doi.org/10.24127/jf.v2i2.456
Permata, I. A. (2019). Peningkatan Ekonomi Pedagang Pasar Tradisional Desa
Suruh Melalui Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) Desa Suruh Kecamatan
Suruh Kabupaten Trenggalek. http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/13796
Permen Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia Pasal 3 Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan Dan
Pengelolaan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
Pertiwi, V. A., Pratiwi, D. E., & Meitasari, D. (2022). Pengembangan Aset
Komunitas Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Berbasis
Wisata. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis (JEPA), 6(1), 189–198.
https://doi.org/https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2022.006.01.18
Pradani, R. F. E. (2020). Pengembangan badan usaha milik desa (bumdes)
berbasis potensi lokal sebagai penggerak ekonomi desa. 01(01).
Pranitasari, D., & Khotimah, K. (2021). Analisis Disiplin Kerja Karyawan.
Lentera Bisnis, 18(1), 22–38.
Putra, Y. Y. (2020). Peran Badan Usaha Milik Desa Tandung dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Pedesaan.
Riyanti, I. R., & Adinugraha, H. H. (2021). Optimalisasi Peran Badan Usaha

24
Milik Desa (Bumdes) Singajaya Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Bodas Kecamatan Watukumpul). Al-
Idarah : Jurnal Manajemen Dan Bisnis Islam, 2(1), 80–93.
https://doi.org/10.35316/idarah.2021.v2i1.80-93
Roziqin, M. F. (2022). Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Perekonomian Masyarakat Di Desa Sukorejo
Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek.
http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/24631
Saniyah. (2019). Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Study Pada BUMDes
Kilu Angkon di Desa Sukaraja Ulu Krui Kec.Way Krui Kab.Pesisir Barat)
Skripsi.
Sidik, H. (2020). Meningkatkan Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMdes)
Sebagai Penggerak Ekonomi Pedesaan Di Desa Langensari. 4(1), 21–30.
Sobariah, I., Sanusi, F., & Yazid, H. (2018). Strategi Meningkatkan Kinerja
Pegawai Dengan Disiplin Kerja Sebagai Variabel Intervening Di Kantor
Kementerian Agama Kota Serang. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen
Tirtayasa, 2(1), 97–113. https://doi.org/10.48181/jrbmt.v2i1.3861
Srimuliana, R., & Furqani, H. (2022). Meningkatkan Perekonomian Desa Awe
Seubal Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue. 40–54.
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Suparji. (2019). Pedoman Tata Kelola BUMDes. UAIPRESS.
Syahza, Almasdi Dan Suarman. (2013). Upaya Percepatan Pembangunan
Ekonomi Pedesaan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 14(1), 126–139.
Wahed, M., Asmara, K., & Wijaya, R. S. (2020). Pengembangan Ekonomi Desa
Dengan Instrumen Badan Usaha Milik Desa (BUMDESa). Journal of
Regional Economics Indonesia, 1(2), 58–70.
http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jrei/article/view/5438
Zahrosa, D., Maharani, A., & Amam, A. (2021). Performa Badan Usaha Milik
Desa (Bum Desa) di Kabupaten Lumajang. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan
Agribisnis, 5(3), 935–949. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2021.005.03.29

25
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Proposal Penelitian
PERAN BUMDES MITRA SEJATI TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI MASYARAKAT DESA SUKOREJO, KECAMATAN
GANDUSARI, KABUPATEN TRENGGALEK

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:
FATMA KURNIA MAYAWATI
180741641035

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JUNI 2022

26
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan Nasional memiliki tujuan mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan UUD RI tahun 1945. Pemerintah seharusnya
mampu memberdayakan sumber daya lokal yang ada di setiap desa. Desa
merupakan harapan atau ujung tombak dari pembangunan Nasional (Nawawi,
2019). Oleh sebab itu pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan
perekonomian desa melalui UU No. 6 tahun 2014. Undang-Undang No. 6 Tahun
2014 menyebutkan bahwa pemerintah menyarankan tiap desa untuk membentuk
suatu badan usaha yang berguna dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat,
terutama pemenuhan kebutuhan pokok dan pemanfaatan ketersediaan sumber
daya desa yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat agar dapat digunakan
sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat. Dengan demikian, upaya yang
dapat dilakukan dalam menggerakkan perekonomian dapat melalui pengelolaan
sebuah badan usaha yang ada di desa (Suparji, 2019).
Lembaga perekonomian desa sampai saat ini menjadi bagian penting
dalam mewujudkan kemandirian perekonomian desa (Endah, 2018). Namun,
perekonomian desa pada umumnya masih pada taraf yang lemah bahkan masih
banyak ditemui desa-desa tertinggal (Andini, 2015). Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya permasalahan sosial seperti kemiskinan dan rendahnya taraf hidup
masyarakat desa (Syahza, 2013). Rendahnya perekonomian desa ini disebabkan
oleh ketidakmampuan masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan potensi
yang dimiliki (Wahed et al., 2020). Oleh sebab itu perlu adanya sarana dalam
mengembangkan perekonomian desa salah satunya melalui BUMDes. BUMDes
dikatakan mampu mengembangkan perekonomian desa karena 1) mampu
memperkuat pendapatan asli desa (PADes), 2) mampu memajukan perekonomian
desa, dan 3) mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Makmur, 2019).
BUMDes merupakan badan usaha yang sebagian atau seluruh modalnya
dimiliki oleh desa, dengan melibatkan secara langsung kekayaan milik desa secara
terpisah guna mengelola aset desa, jasa pelayanan yang dimiliki desa, dan usaha
lain untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa (UU Nomor 32 Tahun
2004). Hal ini diperjelas dengan PP Nomor 47 Tahun 2015 yang menjelaskan
bahwa desa berwenang untuk mengatur sumber daya yang dimiliki dan arah

27
pembangunan desa. BUMDes digunakan sebagai wadah pengembangan potensi
desa dengan memberikan modal ataupun memberikan pelatihan untuk
mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki (Kuncahyo, 2018).
Setiap desa pada dasarnya memiliki perbedaan potensi (Syahza, 2013).
Perbedaan potensi tersebut membuat tiap desa memiliki cara tersendiri dalam
mengelola dana desa. Begitu pula dengan Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari,
Kabupaten Trenggalek berbeda dengan desa lain dalam mengelola dana desa dan
potensi desa yang dimiliki. Pengelolaan dan pengembangan potensi di Desa
Sukorejo dilakukan melalui BUMDes. BUMDes Desa Sukorejo didirikan pada 5
November 2001 berdasarkan Keputusan Desa Nomor 5 Tahun 2001 dan diberi
nama BUMDes “Mitra Sejati. Awalnya BUMDes Mitra Sejati hanya memiliki
satu usaha yaitu usaha simpan pinjam. Namun seiring dengan berkembangnya
BUMDes kemudian terbentuk usaha persewaan, DEPO air, pembuatan galeri dan
bank sampah (Novitasari, 2019).
Desa Sukorejo merupakan salah satu desa yang unggul dalam mengelola
BUMDes di Kabupaten Trenggalek. Hal ini ditunjukkan dengan BUMDes Mitra
Sejati desa Sukorejo, sejak didirikan dari tahun 2001 terus mengembangkan usaha
dan berhasil menjadi BUMDes paling unggul di Kabupaten Trenggalek
(Novitasari, 2019). Hal tersebut terbukti dengan keberhasilan BUMDes Mitra
Sejati menduduki peringkat pertama se-Kabupaten Trenggalek dalam bidang
pengelolaan manajemen (Jazillah, 2020). BUMDes Mitra Sejati menjadi BUMDes
pertama di Kabupaten Trenggalek yang mengikuti Lomba Badan Usaha Milik
Desa di Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2019 dan menjadi juara ke-2 BUMDes
terbaik pada perlombaan tersebut (Mitra Sejati, 2021). BUMDes Mitra Sejati juga
telah mendapatkan sertifikat pendirian badan hukum yang diberikan oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 17 Desember 2021.
Melalui berbagai program yang dilaksanakan oleh BUMDes Mitra Sejati,
pemerintah desa mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa Sukorejo
dari berbagai sektor perekonomian (Jazillah, 2020).
Adanya berbagai program yang dilaksanakan oleh BUMDes Mitra Sejati
tersebut menandakan adanya perubahan-perubahan dalam bidang perekonomian
atau industri yang mampu mengembangkan perekonomian desa. Hal tersebut

28
didukung oleh pendapat Schumpeter bahwa faktor utama yang menyebabkan
perkembangan ekonomi adalah inovasi yang dilakukan oleh entrepreneur atau
wiraswasta (Astutiningsih & Sari, 2017). Kegiatan yang dimiliki BUMDes Mitra
Sejati tentu tidak lepas dari ide dan juga inovasi yang dimiliki para pengurus.
Kegiatan BUMDes Mitra Sejati yang melibatkan masyarakat dalam
pengoperasiannya akan membantu menyerap tenaga masyarakat yang ada.
Melalui berbagai kegiatan tersebut, BUMDes mampu memberikan inovasi dalam
pengembangan perekonomian yaitu dengan menciptakan sumber-sumber
perekonomian baru (Fatmawati, 2015). Sehingga adanya BUMDes dan inovasi
yang diberikan mampu membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Penelitian terdahulu tentang peran BUMDes dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat pernah dilakukan oleh Fahenda (2021). Hasil dari
penelitian tersebut adalah adanya BUMDes mampu membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat melalui pendampingan dalam permodalan, pelatihan dan
pengembangan usaha yang dimiliki BUMDes serta mengkaji dampak dan kendala
yang dihadapi. Penelitian kedua disusun oleh Permata (2019) membahas tentang
peningkatan ekonomi pedagang pasar tradisional melalui BUMDes. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa BUMDes berperan dalam melakukan
penyusunan formulasi strategi dalam meningkatkan sekaligus mengembangkan
perekonomian masyarakat melalui perdagangan di pasar tradisional meliputi
pelatihan, penyuluhan, dan pengambilan kebijakan. Adapun penelitian lain
disusun oleh Kuncahyo (2018) mengenai pengimplementasian kebijakan
BUMDes dalam pendapatan desa di Kabupaten Trenggalek. Hasil penelitian
tersebut menyatakan bahwa pengelolaan BUMDes di Kabupaten Trenggalek
masih berfokus pada pelaksanaan simpan pinjam.
Pengendalian perekonomian Desa Sukorejo dalam upaya meningkatkan
perekonomian masyarakat saat ini dilakukan melalui BUMDes Mitra Sejati.
BUMDes Mitra Sejati sebagai lembaga resmi desa didirikan dengan tujuan
sebagai pendorong perekonomian desa agar lebih berkembang (Mitra Sejati,
2021). Pengoperasian BUMDes yang optimal mampu membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat melalui pengelolaan sumber daya yang ada baik itu
sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Keberhasilan dalam

29
pengoptimalan sumber daya yang dimiliki desa tidak terlepas dari upaya
pengembangan BUMDes dan penerapan setiap peran yang dimiliki (Zahrosa et
al., 2021). Oleh karena itu, upaya pengembangan BUMDes Mitra Sejati sangat
diperlukan agar pelaksanaan dari setiap peran dapat dilakukan secara optimal dan
mampu membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melaksanakan penelitian
dengan judul “Peran BUMDes Mitra Sejati Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Masyarakat Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pengembangan dan
peran dari BUMDes Mitra Sejati dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Sukorejo. Alasan peneliti memilih kajian ini karena peneliti terdahulu
belum ada yang membahas secara mendalam mengenai upaya pengambangan dan
peran yang dilakukan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat melalui
BUMDes. Alasan peneliti memilih BUMDes Mitra Sejati karena BUMDes
tersebut berpengaruh dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat yang
ada di Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui upaya pengembangan BUMDes Mitra Sejati dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten
Trenggalek
2. Mengetahui peran BUMDes Mitra Sejati dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek

1.3 Kegunaan Penelitian


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kebermanfaatan bagi berbagai
pihak. Manfaat yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi para pembaca
mengenai upaya pengembangan BUMDes dan peran yang dimiliki dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat. Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa IPS yang memiliki

30
penelitian serupa dan akan menjadi salah satu koleksi hasil penelitian di
Laboratorium IPS.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan kepada
peneliti mengenai peran BUMDes Mitra Sejati terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten
Trenggalek. Harapannya melalui penelitian ini peneliti juga dapat
menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan sehingga ilmu
tersebut dapat memberi manfaat.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan kepada
masyarakat mengenai pentingnya peran BUMDes dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat sehingga masyarakat turut berpartisipasi dalam
pengoperasiannya.
c. Bagi Pemerintah Kabupaten Trenggalek
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai peran
BUMDes Mitra Sejati terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa
Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Harapan dari
penelitian ini yaitu Pemerintah Kabupaten Trenggalek tetap memberikan
pendampingan mengenai pengelolaan BUMDes dalam upaya peningkatan
perekonomian masyarakat desa secara merata pada setiap BUMDes yang
ada di Kabupaten Trenggalek.

II. Kajian Pustaka


2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter
Teori pertumbuhan ekonomi merupakan teori ekonomi yang
diungkapkan oleh Joseph Alois Schumpeter. Menurut Schumpeter perkembangan
ekonomi merupakan perubahan yang terjadi secara spontan dan terputus-putus
disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan terutama di bidang industri serta
perdagangan (Hasan & Muhammad, 2018). Menurut Schumpeter faktor utama
yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah inovasi yang dilakukan oleh
entrepreneur atau wiraswasta (Astutiningsih & Sari, 2017). Schumpeter

31
beranggapan bahwa yang paling penting yaitu adanya kenaikan output yang
dihasilkan dari adanya inovasi wiraswasta (Hasmarini & Murtiningsih, 2017).
Inovasi-inovasi tersebut antara lain (Fatmawati, 2015):
1. Mengenalkan barang-barang baru yang belum diketahui konsumen
sebelumnya
2. Mengenalkan metode produksi baru yang lebih efektif dan efisien
3. Membuka pasar baru bagi perusahaan
4. Menemukan sumber-sumber ekonomi baru
5. Menjalankan organisasi baru dalam perindustrian.
Adanya inovasi berupa pengenalan berbagai teknologi baru akan
memberikan keuntungan yang besar pada suatu perusahaan atau badan usaha
(Fatmawati, 2015). Suatu perusahaan mampu mendirikan organisasi baru yang
menguntungkan dengan adanya perbaikan teknologi yang ada (Hasmarini &
Murtiningsih, 2017). Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi akan
menyebar dan menimbulkan imitasi dari perusahaan lain sehingga pertumbuhan
ekonomi dapat berjalan sesuai prosesnya (Hasan & Muhammad, 2018).
2.2 Perekonomian
Kata ekonomi pertama kali digunakan oleh seorang ahli filsafat Yunani
bernama Xenophone. Istilah ekonomi berasal dari suku kata Yunani yaitu aikos
dan nomos yang berarti rumah tangga (Dinar & Hasan, 2018). Berdasarkan makna
tersebut dapat dikatakan bahwa ekonomi merupakan kaidah dan aturan cara
mengelola rumah tangga. Perekonomian juga merupakan masalah yang menjadi
bahasan sehari-hari. Masalah perekonomian terjadi karena banyaknya kebutuhan
harus terpenuhi. Banyaknya kebutuhan yang harus terpenuhi tersebut kemudian
menimbulkan masalah. Masalah perekonomian banyak terjadi pada masyarakat
desa karena masih rendahnya tingkat perekonomian di desa (Syahza, 2013).
Masalah pertumbuhan ekonomi merupakan masalah umum yang terjadi
dalam perekonomian (Syahza, 2013). Menurut Schumpeter perkembangan
ekonomi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus (Faruq &
Mulyanto, 2017). Schumpeter berpendapat bahwa faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan perekonomian yaitu wiraswasta (Astutiningsih &
Sari, 2017). Selain wirausaha perlu adanya penemuan inovasi guna mempercepat
perkembangan ekonomi (Hasmarini & Murtiningsih, 2017). Inovasi yang
disebutkan Schumpeter dapat mencakup 5 hal antara lain: (1) mengenalkan barang

32
atau produk baru yang belum dikenal sebelumnya; (2) mengenal metode produksi
baru; (3) pembukaan pasar baru; (4) penemuan sumber ekonomi baru; dan (5)
menjalankan organisasi baru dalam industri (Fatmawati, 2015).
Pertumbuhan ekonomi juga menjadi masalah perekonomian utama di
desa. Perekonomian desa sering kali dinilai lambat dibandingkan pembangunan
ekonomi perkotaan (Syahza, 2013). Untuk meningkatkan perekonomian desa
diperlukan peran dari pemerintah desa salah satunya dengan memberikan
kebijakan pembangunan. Kebijakan pembangunan dalam pengembangan
perekonomian desa dapat dilakukan melalui wirausaha desa. Wirausaha desa
dapat dijadikan sebagai sarana pembangunan ekonomi desa dengan
mengembangkan setiap usaha dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat
(Anggraeni, 2016). Pembangunan ekonomi desa juga dapat dilakukan melalui
pemanfaatan dana desa secara maksimal dalam memfasilitasi kebutuhan
masyarakat dan melibatkan seluruh warga masyarakat dalam setiap kebijakan
pengoptimalan perekonomian desa (Ramly, 2018).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi
desa. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi faktor pendukung dan
penghambat. Faktor-faktor pendukung perkembangan ekonomi desa antara lain:
(1) sumber daya yang melimpah; (2) ketersediaan dana desa; dan (3) globalisasi
atau kemajuan teknologi dalam masyarakat, sedangkan faktor-faktor
penghambatnya antara lain (1) terbatasnya modal; (2) kurangnya sarana dan
prasarana dalam masyarakat; dan (3) kurangnya partisipasi masyarakat (Andini,
2015).
2.3 Masyarakat
Masyarakat merupakan sebuah sistem atau wadah yang saling
berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya dan membentuk suatu
kesatuan (Susilawati, 2014). Masyarakat juga dikatakan sebagai makhluk sosial
karena saling membutuhkan dan tidak mampu hidup sendiri. Terdapat beberapa
definisi masyarakat yang dikemukakan oleh para ahli (Setiadi, 2013) sebagai
berikut:
1) Selo Soemardjan mengartikan masyarakat sebagai orang-orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan

33
2) Max Weber mengartikan masyarakat sebagai struktur atau aksi yang
pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan
pada warganya.
Masyarakat pada saat ini terus mengalami dinamika kehidupan karena
merasa kurang puas dengan kehidupan yang dimiliki saat ini (Setiadi, 2013).
Adanya dinamika dalam masyarakat tentunya juga mengakibatkan adanya
perubahan-perubahan yang mengakibatkan manusia menggunakan akal pikiran,
kreativitas, dan kemampuan mereka untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Dinamika yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan berdasarkan jenisnya:
1) Masyarakat Desa
Umumnya masyarakat desa memiliki sifat homogen dan lebih
kekeluargaan. Masyarakat desa juga biasanya terbagi menjadi masyarakat
petani, industri dan nelayan sesuai potensi desa serta serta memiliki pola hidup
yang masih berdampingan (Octavia, 2020). Masyarakat desa juga terbagi
menjadi masyarakat tradisional, swadaya, swakarya dan swasembada.
Masyarakat tradisional masih mempercayai unsur kebudayaan dahulu,
masyarakat swadaya lebih mengutamakan keterampilan pemimpin,
masyarakat swadaya sudah mulai mengalami pembaharuan pengelolaan
potensi dan masyarakat swasembada lebih maju karena telah mengenal
mekanisme pertanian dan teknologi ilmiah (Susilawati, 2014).
2) Masyarakat Kota
Masyarakat kota atau urban merupakan masyarakat yang tidak menentu
atau kehidupan masyarakatnya mengikuti setiap perkembangan. Masyarakat
kota akan mengadopsi pola kehidupan masyarakat yang lain yang lebih
modern dan mengikuti trend. Masyarakat kota juga telah mengalami akulturasi
kebudayaan yang dibawa oleh pendatang baru dan cenderung individualis
(Sumandiyar et al., 2020). Masyarakat kota umumnya memiliki jumlah
penduduk relatif besar, memiliki kepadatan penduduk cukup besar, dan
banyak bergerak dalam bidang industri juga jasa (Octavia, 2020).
Secara umum baik masyarakat desa maupun kota memiliki peran penting dalam
pertumbuhan ekonomi daerah (Siwu, 2019). Masyarakat ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, hingga penerimaan
manfaat dari pertumbuhan perekonomian (Warlan Yusuf, 2014). Masyarakat

34
memiliki beberapa peran dalam pertumbuhan perekonomian yaitu: 1) sebagai
pelaku, yakni masyarakat sendiri yang menjadi pemeran utama dalam pelaksanaan
program-program pengembangan ekonomi; 2) sebagai partisipan, yaitu
masyarakat menjadi subjek dari pengembangan ekonomi yang memiliki
kebebasan dalam memilih sebuah pilihan; dan 3) sebagai peserta, masyarakat
menjadi peserta atau partisipan yang aktif dalam setiap program kegiatan
pengembangan ekonomi (Margayaningsih, 2018)
2.4 Strategi Pengembangan
Strategi merupakan sebuah pendekatan atau rencana secara keseluruhan
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah
aktivitas agar dapat mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan (Adawiyah,
2018). Strategi adalah sebuah gagasan awal dalam bertindak yang berorientasi ke
depan (Adnan, 2021). Strategi menunjukkan bagaimana suatu rencana atau
program akan dijalankan guna mencapai tujuan yang ingin dicapai (Fitriska,
2017). Hal tersebut berlaku pada kegiatan pengembangan suatu organisasi
maupun badan usaha seperti BUMDes.
Strategi memiliki makna yang hampir sama dengan upaya sehingga perlu
lebih dicermati. Upaya merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan atau keinginan baik memecahkan suatu masalah ataupun mengembangkan
sesuatu (Fauziah, 2018). Upaya lebih berfokus pada suatu tindakan yang
dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan (Sodogoron, 2018). Upaya dapat
dilakukan oleh semua individu dengan berusaha sedangkan tidak semua individu
mampu menyusun strategi. Hal tersebut dikarenakan dalam penyusunan strategi
dibutuhkan perencanaan dengan banyak pertimbangan (Adnan, 2021). Berbeda
dengan upaya yang melakukan usaha dalam pemecahan masalah ataupun dalam
tujuan pengembangan suatu organisasi seperti BUMDes.
Pengembangan merupakan suatu upaya yang dilakukan baik secara formal
maupun non formal dengan terencana dalam rangka menumbuhkan atau
mengembangkan suatu keterampilan atau pengetahuan untuk meningkatkan
keselarasan diri sendiri maupun masyarakat secara optimal (Fitriska, 2017). Jadi
strategi pengembangan merupakan suatu cara yang digunakan oleh suatu badan
usaha atau organisasi dalam melakukan perubahan berencana dengan dukungan
berbagai pihak yang terlibat agar mampu meningkatkan kinerjanya di masa yang
35
akan datang (Jazillah, 2020). Adapun upaya pengembangan merupakan usaha atau
kegiatan yang dilakukan guna memecahkan suatu masalah atau mencapai tujuan
yang diinginkan dalam suatu badan usaha maupun organisasi (Sodogoron, 2018).
Setiap strategi pengembangan yang diambil oleh suatu badan usaha atau
organisasi perlu memperhatikan visi, misi, dan tujuan terbentuknya badan usaha
atau organisasi tersebut (Jazillah, 2020). Begitu pula strategi pengembangan pada
BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
memberlakukan strategi pengembangan pada BUMDes yaitu melakukan
pengamatan lingkungan BUMDes, melakukan perumusan strategi,
mengimplementasikan strategi yang telah dirumuskan, dan melakukan evaluasi
serta pengendalian dalam pelaksanaan strategi yang telah dibuat (Fitriska, 2017).
Terdapat beberapa indikator strategi pengembangan yang dapat digunakan
dalam pengembangan BUMDes (Adnan, 2021). Indikator tersebut yaitu:
1) Strategi organisasi
Strategi ini memperhatikan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan
inisiatif-inisiatif strategi yang baru dengan batasan apa dan untuk siapa
strategi ini dilakukan
2) Strategi sumber daya
Strategi ini berpusat pada pemaksimalan pemanfaatan sumber daya yang
tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja suatu organisasi. Sumber daya
tersebut mencakup sarana prasarana, sumber daya alam, manusia, maupun
teknologi.
3) Strategi program
Strategi ini berpusat pada program yang akan dijalankan dengan
memperhatikan dampak-dampak yang ditimbulkan.
2.5 BUMDes
BUMDes merupakan suatu lembaga perekonomian desa yang dibentuk
oleh pemerintah desa bergerak dalam bidang pengelolaan dan aset-aset sumber
daya desa dalam rangka memberdayakan masyarakat desa agar mencapai
kesejahteraan (Sri & Dewi, 2014). Usaha desa yang diberikan melalui BUMDes
dapat berupa pelayanan ekonomi desa seperti dalam usaha jasa, perdagangan hasil
pertanian atau potensi desa, penyaluran bahan pokok, pendirian industri dan
kerajinan rakyat. BUMDes dapat menjadi wadah dalam masyarakat untuk

36
mengembangkan seluruh potensi dan sumber daya manusia yang dimiliki desa.
Pengelolaan BUMDes dilakukan oleh pemerintah desa bersama dengan
masyarakat dalam rangka memaksimalkan pengelolaan sumber daya desa
(Anggraeni, 2016). Hal tersebut didukung oleh dengan dikeluarkannya PP Nomor
47 Tahun 2015 yang menyebutkan bahwa desa mempunyai wewenang untuk
mengatur sumber daya dan arah pembangunan.
Tujuan pendirian BUMDes yaitu untuk meningkatkan usaha masyarakat
dalam mengelola potensi desa, mengoptimalkan pengelolaan aset-aset yang
dimiliki desa, meningkatkan perekonomian desa dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat (Sari, 2020). BUMDes juga memiliki orientasi mengarah pada
keuntungan sehingga dalam pengelolaannya difokuskan pada keuntungan yang
didapatkan. BUMDes memiliki fungsi sebagai penggerak perekonomian desa,
usaha mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan lembaga usaha yang
menghasilkan pendapatan asli desa (Anggraeni, 2016).
Adapun tujuan dari BUMDes adalah memenuhi kebutuhan baik secara
produktif maupun konsumtif masyarakat melalui pelayanan berupa barang dan
jasa yang dikelola oleh pemerintah desa bersama masyarakat (Suparji, 2019).
Tujuan lain didirikannya BUMDes berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri Desa
Pasal 3 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan Dan
Pengelolaan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa, yang mengatur sebagai
berikut, Pendirian BUMDes bertujuan (1) meningkatkan perekonomian desa; (2)
mengoptimalkan aset desa guna kesejahteraan desa; (3) meningkatkan usaha
masyarakat dalam pengelolaan potensi desa; (4) membuka lapangan pekerjaan;
dan (5) meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
Sebagai lembaga resmi perekonomian dan pemberdayaan aset desa,
BUMDes memiliki peran antara lain menyediakan dan meningkatkan layanan
umum bagi masyarakat desa, melakukan pemanfaatan aset desa, dan memberikan
dukungan bagi bagi masyarakat yang memiliki usaha (Harmiati & Zulhakim,
2017). Peningkatan pelayanan masyarakat dapat dilakukan dengan menyediakan
jasa pelayanan, pemanfaatan aset desa dapat dilakukan melalui penyewaan, dan

37
dukungan usaha masyarakat dapat dilakukan dengan memberikan modal dan
sarana pemasaran.
Setiap lembaga memiliki karakteristik berbeda, begitu pula dengan
BUMDes. BUMDes memiliki karakteristik antara lain (1) kepemilikan badan
usaha dimiliki oleh desa; (2) pendirian BUMDes didasarkan pada peraturan desa;
(3) area pelayanan terletak di setiap desa; (4) keuntungan yang diperoleh akan
masuk ke dalam dana desa; (5) berfungsi untuk mengolah dan mengelola potensi
yang dimiliki desa; dan (6) tidak memiliki sistem keanggotaan tertentu (Suparji,
2019).
.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian
eksploratif. Desain eksploratif merupakan suatu upaya penelitian yang dilakukan
untuk menggali secara luas mengenai hal-hal dan sebab terjadinya sesuatu
keadaan sosial yang belum dikaji sebelumnya (Ahyar, 2020). Peneliti berusaha
mengeksplorasi objek penelitian di lapangan yaitu BUMDes Mitra Sejati untuk
mengetahui upaya pengembangan BUMDes dan perannya dalam upaya
peningkatan perekonomian masyarakat melalui BUMDes. Upaya pengembangan
yang digali yaitu berupa langkah-langkah atau tindakan yang diambil oleh pihak
BUMDes dalam upaya meningkatkan kinerja BUMDes hingga mampu membantu
perekonomian masyarakat. Peran yang digali yaitu berupa pemberian fasilitas
maupun sarana oleh BUMDes dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

3.2 Kehadiran Peneliti


Kehadiran peneliti dalam suatu penelitian sangat penting karena peneliti
sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor hasil
penelitian (Djaelani, 2013). Peneliti dalam penelitian kualitatif berperan sebagai
instrumen penelitian untuk memperoleh fakta di lapangan yang terdiri dari
pengumpulan data, menganalisis data, menyajikan data dan melakukan penarikan
kesimpulan (Sugiyono, 2019). Peneliti melakukan penelitian secara langsung di
lokasi yang akan diteliti dengan menjaga etika dengan baik guna menarik
perhatian informan dan mendapat wawasan baru agar mempermudah penelitian.

38
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian yang
memberikan informasi mengenai data kebutuhan peneliti. Penentuan lokasi
penelitian berkaitan dengan kelompok, bagian dan tempat dimana orang-orang
terlibat dalam peristiwa yang diteliti (Sukmadinata, 2015). Penelitian ini
dilaksanakan di BUMDes Mitra Sejati yang terletak di Kompleks Balai Desa, Jl.
Gandusari-Kampak, Dusun Tugu, Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari,
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, 66372. Peneliti memilih lokasi penelitian
BUMDes Mitra Sejati karena BUMDes tersebut merupakan BUMDes paling maju
di Kabupaten Trenggalek yang mampu memberdayakan perekonomian
masyarakat melalui BUMDes. Lokasi penelitian ini diharapkan mampu menjawab
tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti.

3.4 Data Penelitian


Data merupakan suatu informasi terkait tujuan penelitian yang diperoleh di
lapangan (Hardani, 2020). Penentuan sumber data pada penelitian ini dilakukan
melalui teknik purposive yang berarti pengambilan sumber data berdasarkan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2019). Sumber data penelitian ini menggunakan
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh
dengan mengumpulkan data secara langsung di lapangan terhadap pengurus
BUMDes dan masyarakat desa yang terlibat dalam BUMDes melalui wawancara
dan observasi. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi dan studi literatur
berupa artikel atau buku terkait dengan kajian yang diteliti. Pada penelitian ini
data sekunder juga diperoleh melalui laporan mengenai BUMDes Mitra Sejati,
profil BUMDes Mitra Sejati maupun arsip BUMDes Mitra Sejati.
Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
pengumpulan data merupakan proses atau langkah-langkah dalam memperoleh
data penelitian (Sugiyono, 2019). Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan sebagai berikut:
3.4.1 Observasi

39
Observasi dapat dikatakan sebagai proses mengamati data penelitian
secara langsung di lapangan. Observasi mengharuskan peneliti datang
secara langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan terhadap
orang, tempat, kondisi, situasi, dan kejadian yang ada di tempat penelitian
(Mamik, 2015). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu non
partisipan, berarti peneliti hanya melakukan penelitian tanpa ikut dalam
segala kegiatan yang ada di BUMDes. Peneliti melakukan observasi
dengan kajian mengenai kegiatan yang dilaksanakan di BUMDEs dan
proses pembuatan produk yang dimiliki BUMDes.
3.4.2 Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dengan
melakukan interaksi secara langsung dengan komunikasi lisan (Mamik,
2015). Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur karena
bersifat tidak formal sehingga wawancara berlangsung secara santai dan
harmonis. Narasumber dalam wawancara ini adalah pengurus BUMDes
Mitra Sejati, perangkat desa Sukorejo dan masyarakat yang ikut serta
terlibat secara langsung dalam kegiatan yang diadakan oleh BUMDes.
Pemilihan subjek informan ditentukan berdasarkan keterlibatan terhadap
BUMDes. Pengurus BUMDes menjadi sumber informan utama karena
menjadi pengelola yang mengerti jalannya pengoperasian BUMDes,
perangkat desa ikut serta menjadi informan pendukung karena pengurus
BUMDes melakukan koordinasi dengan perangkat desa dalam setiap
kebijakan dan masyarakat menjadi informan karena menjadi subjek
pengembangan perekonomian desa.
3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi diambil untuk menunjang data penelitian. Data dokumentasi
dapat diperoleh melalui arsip, koran, maupun dokumen lain yang dapat
dijadikan pendukung penelitian (Mamik, 2015). Peneliti mendapatkan foto
dan dokumen arsip BUMDes dari pengurus BUMDes. Dokumentasi
berguna untuk menambah kejelasan data penelitian berupa bukti foto
sebagai penjelas kondisi dari penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

40
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data milik Miles
dan Huberman yang terdiri dari empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi (Sugiono, 2019). Adapun
penjelasan mengenai tahap-tahap tersebut sebagai berikut:
3.5.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan hasil yang
diperoleh peneliti selama penelitian (Miles et al., 2014). teknik
pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi saat melakukan penelitian di BUMDes Mitra Sejati. Data
yang diperoleh kemudian akan direduksi
3.5.2 Reduksi Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian akan direduksi. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal
yang penting (Sugiyono, 2019). Reduksi data dilakukan agar memberikan
gambaran yang jelas mengenai alur dari penelitian. Pernyataan para
narasumber dan dokumentasi yang tidak relevan dengan penelitian
dipisahkan dari informasi yang dianggap penting oleh peneliti.
3.5.3 Penyajian Data
Penyajian data dilakukan untuk membuat data menjadi sederhana namun
tidak mengurangi makna dari hasil yang diperoleh. Penyajian data
bermanfaat agar data yang disajikan mudah dalam penarikan kesimpulan.
Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat disajikan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, flowchart, atau sejenisnya (Miles et al., 2014).
Tahapan ini disederhanakan dengan menghasilkan data dalam bentuk teks,
gambar, dan tabel yang telah disesuaikan dengan upaya pengembangan
BUMDes dan perannya dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek.
3.5.4 Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Proses penarikan kesimpulan (verifikasi) dilakukan setelah data selesai
dikumpulkan dan diolah. Tahap penarikan kesimpulan berfungsi untuk
mencari makna dari setiap proses pada penelitian (Miles et al., 2014).
Kesimpulan yang telah disusun dapat berupa temuan baru dalam yang

41
dicari hubungan, persamaan, maupun perbedaan dari penelitian yang
dilakukan.

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data Milles & Hubermen (Miles et al., 2014)

3.6 Validitas Data


Tahap terakhir dari penelitian ini adalah uji validitas. Uji validitas pada
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, dengan melakukan pengecekan
data dari berbagai sumber. Pengujian ini dilakukan sebagai bentuk pembuktian
atau verifikasi temuan berdasarkan data yang diperoleh. Triangulasi teknik
merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai
teknik pengumpulan dan data yang ada (Sugiyono, 2019). Triangulasi yang
digunakan adalah triangulasi sumber, dengan melakukan pengecekan data atau
temuan berdasarkan sumber yang sama. Sumber tersebut adalah informan yang
telah dipilih sebelumnya, arsip data dan penelitian terdahulu. Pengujian ini
dilakukan sebagai proses pembuktian temuan yang diperoleh berdasarkan
kebenaran data. Triangulasi selanjutnya yaitu triangulasi teknik. Triangulasi
teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh dari ketiga teknik tersebut akan dibandingkan

42
dengan hasil observasi sesuai realita di lapangan. Tujuan dilakukan uji tersebut
agar data yang diperoleh peneliti teruji keabsahan dan kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R. (2018). Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa


(BUMDes) Berbasis Aspek Modal Sosial (Studi Pada BUMDes Surya
Sejahtera, Desa Kedungturi, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo).
Kebijakan Dan Manajemen Publik, 6, 1–15.
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmpbb8358af48full.pdf
Adnan, A. (2021). Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
di Desa Pitumpida Kecamatan Libureng Kabupaten Bone (Issue July).
Agunggunanto, E. Y., Wibowo, F. A. E., & Darwanto, K. (2016). Pengembangan
Desa Mandiri Melalui Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
JDEB, 13(1), 67–81.
Ahyar, H. dkk. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif.Yogyakarta:CV. Pustaka Ilmu. (Issue March).
Andika, R. (2017). Kehidupan Sosial Ekonomi Pekerja Perempuan Pengolah Pala
Studi Kasus di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, 1(1), 1–16.
Andini, U. (2015). Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dari Desa Tertinggal
Menuju Desa Tidak Tertinggal (Studi Di Desa Muktiharjo Kecamatan
Margorejo Kabupaten Pati). Jurnal Administrasi Publik Mahasiswa
Universitas Brawijaya, 3(1), 7–11.
Astutiningsih, S. E., & Sari, C. M. (2017). Pemberdayaan Kelompok Agroindustri
Dalam Upaya Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur. Jurnal Ilmu
Ekonomi Terapan, 2(1), 1–9. https://doi.org/10.20473/jiet.v2i1.5500
Dinar & Hasan. (2018). Pengantar Ekonomi: Teori Dan Aplikasi. In Cv. Nur Lina
(Issue 1980).
Djaelani, A. (2013). Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Portal Garuda.
Egidius, F. (2019). Eksistensi Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat di Desa Subun Bestobe Kecamatan Insana Barat.
Jurnal Poros Politik, 1(1), 1–7.
Endah, K. (2018). Mewujudkan Kemandirian Desa Melalui Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa. Jurnal Moderat, 4(4), 25–33.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat
Fahenda, Y. A. (2021). Analisis Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Kendalrejo Kecamatan
Durenan Kabupaten Trenggalek. http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/22578
Faruq, U. Al, & Mulyanto, E. (2017). Sejarah Teori-Teori Ekonomi (Issue 1).
Fatmawati, I. (2015). Analisis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dengan Model
Solow Dan Model Schumpeter. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1–12.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1860
Fauziah, S. D. (2018). Upaya Guru Dalam Peningkatan Kualitas Jurusan :
Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Metro Institut Agama Islam Negeri ( Iain ) Metro Ta .

43
1440 H / 2018 M.
Firdaus, R. (2020). Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Manding Laok Kec. Manding
Kab. Sumenep. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(7), 1387–1394.
Fitriska, K. (2017). Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Lancang Kuning
Kecamatan Bintan Utara. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 5(2), 29–34.
Gayo, S. B., Erlina, & Rujiman. (2020). Peranan Badan Usaha Milik Desa Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarkat Perdesaan. Mkg, 21(2), 202–209.
Harmiati, & Zulhakim, A. A. (2017). Eksistensi Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Dalam Mengembangkan Usaha Dan Ekonomi Masyarakat Desa
Yang Berdaya Saing Di Era Masyarakat Ekonomi Asean. 1–13. http://setnas-
asean.id/site/uploads/document/journals/file/59b0f03a8a119-14-cluster-
ekonomi-unihaz
Hasan, M., & Muhammad, A. (2018). Pembangunan Ekonomi & Pemberdayaan
Masyarakat Strategi Pembangunan Manusia dalam Persfektif Ekonomi
Lokal (Zaiful (ed.); Edisi Kedua). CV. Nur Lina.
Hasmarini, M. I., & Murtiningsih, D. (2017). Analisis Kausalitas Ekspor Non
Migas Dengan Pertumbuhan Ekonomi Menggunakan Metode Final
Prediction Error. In Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah
Ekonomi dan Pembangunan (Vol. 4, Issue 2, p. 147).
https://doi.org/10.23917/jep.v4i2.4025
Hidayah, A. (2020). Sinergitas Pemerintah Desa, Bumdes Tirta Mandiri Dan
Masyarakat Dalam Pengelolaan Umbul Ponggok Dan Kaitannya Terhadap
Kemandirian Desa Ponggok.
Jazillah, A. S. (2020). Analisis Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes) Dalam Rangka Akselerator Pertumbuhan Ekonomi Di Desa
Sukorejo Gandusari Trenggalek. http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/14566
Kuncahyo, E. (2018). Implementasi Kebijakan Badan Usaha Milik Desa Untuk
Pendapatan Desa Di Kabupaten Trenggalek. DIA: Jurnal Ilmiah Administrasi
Publik, 16(2), 62. https://doi.org/10.30996/dia.v16i2.1924
Makmur. (2019). Peran Bumdes Dalam Meningkatkan Perekonomian Di
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11161-Full_Text.pdf
Mamik, D. (2015). Metode Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher
Margayaningsih, D. I. (2018). Peran Masyarakat Dalam Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat di Desa. Jurnal Publiciana, 11(1), 72–88.
Maria Rosa Ratna Sri Anggraeni. (2016). Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan.
28(2), 155–167.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis
A Methods Sourcebook. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep
Mitra Sejati, B. (2021). Profil Badan Usaha Milik Desa “Mitra Sejati .”
https://lp2m.iain-tulungagung.ac.id/wp-content/uploads/2021/01/3-contoh-
ringkasan-profil-bumdes.pdf
Nawawi, M. (2019). Pentingnya Kualitas Aparat Pemerintah Desa Dalam
Pembangunan Di Desa Bedilan Kecamatan Belitang Kabupaten Oku Timur.
Jurnal AKTUAL, 16(1), 28. https://doi.org/10.47232/aktual.v16i1.4
Novitasari, D. (2019). Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Dalam

44
Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Desa Sukorejo Gandusari
Trenggalek. http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/11132
Octavia, R. (2020). INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DESA DAN KOTA
(Studi Deskriptif Desa Kibang Budi Jaya Dan Kota Panaragan Jaya
Kabupaten Tulang Bawang Barat).
http://repository.radenintan.ac.id/9953/1/pusat
Pariyanti, E. (2020). Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Nelayan Desa Sukorahayu
Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Fidusia : Jurnal
Keuangan Dan Perbankan, 2(2), 1–12. https://doi.org/10.24127/jf.v2i2.456
Permata, I. A. (2019). Peningkatan Ekonomi Pedagang Pasar Tradisional Desa
Suruh Melalui Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) Desa Suruh Kecamatan
Suruh Kabupaten Trenggalek. http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/13796
Permen Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia Pasal 3 Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan Dan
Pengelolaan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
Pertiwi, V. A., Pratiwi, D. E., & Meitasari, D. (2022). Pengembangan Aset
Komunitas Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) BERBASIS
WISATA. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis (JEPA), 6(1), 189–198.
https://doi.org/https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2022.006.01.18
Pradani, R. F. E. (2020). Pengembangan badan usaha milik desa (bumdes)
berbasis potensi lokal sebagai penggerak ekonomi desa. 01(01).
Pranitasari, D., & Khotimah, K. (2021). Analisis Disiplin Kerja Karyawan.
Lentera Bisnis, 18(1), 22–38.
Putra, Y. Y. (2020). Peran Badan Usaha Milik Desa Tandung dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Pedesaan.
Ramly, A. R. (2018). Ekonomi Desa: Analisa Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Desa (Issue October).
Rifandi, A., & Marnelly, T. R. (2017). Pilihan Rasional Wanita sebagai Atlet
Panjat Tebing (Studi Kasus Wanita yang Tergabung didalam Federasi Panjat
Tebing Indonesia Riau). Jurnal Online Mahasiswa FISIP, 4(2), 1–14.
Ritzer, G. (2014). Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riyanti, I. R., & Adinugraha, H. H. (2021). Optimalisasi Peran Badan Usaha
Milik Desa (Bumdes) Singajaya Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Bodas Kecamatan Watukumpul). Al-
Idarah : Jurnal Manajemen Dan Bisnis Islam, 2(1), 80–93.
https://doi.org/10.35316/idarah.2021.v2i1.80-93
Roziqin, M. F. (2022). Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Perekonomian Masyarakat Di Desa Sukorejo
Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek.
http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/24631
Saniyah. (2019). Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Study Pada BUMDes
Kilu Angkon di Desa Sukaraja Ulu Krui Kec.Way Krui Kab.Pesisir Barat)
Skripsi.

45
Sastrawati, N. (2019). Partisipasi Politik dalam Konsepsi Teori Pilihan Rasional
James S Coleman. Al Risalah, 19(2), 187–197.
Setiadi, Elly M. & Kolip, Usman. (2013). Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta
dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya.
Jakarta: Prenadamedia
Sidik, H. (2020). Meningkatkan Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMdes)
Sebagai Penggerak Ekonomi Pedesaan Di Desa Langensari. 4(1), 21–30.
Siwu, H. F. D. (2019). Strategi Pertumbuhan Dan Pembangunan Ekonomi Daerah.
Jurnal Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Daerah, 19(3), 1–11.
https://doi.org/10.35794/jpekd.16464.19.3.2017
Sobariah, I., Sanusi, F., & Yazid, H. (2018). Strategi Meningkatkan Kinerja
Pegawai Dengan Disiplin Kerja Sebagai Variabel Intervening Di Kantor
Kementerian Agama Kota Serang. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen
Tirtayasa, 2(1), 97–113. https://doi.org/10.48181/jrbmt.v2i1.3861
Sodogoron, I. (2018). Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Desa Hanopan
Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan. JURNAL MUQODDIMAH :
Jurnal Ilmu Sosial, Politik Dan Hummaniora, 2(2), 101.
https://doi.org/10.31604/jim.v2i2.2018.101-115
Sri, A., & Dewi, K. (2014). Sebagai Upaya dalam Menghasilkan Pendapatan Asli
Desa ( Pades) Serta Menumbuhkan Perekonomian Desa. V(1), 1–14.
Srimuliana, R., & Furqani, H. (2022). Meningkatkan Perekonomian Desa Awe
Seubal Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue. 40–54.
Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. 2019:
ALFABETA.
Sukmadinata, N. S. (2015). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Sumandiyar, A., Makassar, U. S., Syarif, M., Provinsi, P., Selatan, S., & Pd, M.
(2020). Sosiologi Perkotaan (Issue October).
Suparji. (2019). Pedoman Tata Kelola Bumdes. Jakarta : UAIPRESS.
Susilawati, N. (2014). Sosiologi Pedesaan. Iii, 38–43.
Sutrisna, I. W. (2020). Eksistensi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam
Pembangunan Ekonomi Di Desa. Jurnal Ilmiah Cakrawarti, 3(2), 8–15.
https://doi.org/10.47532/jic.v3i2.195
Syahza, Almasdi Dan Suarman. (2013). Upaya Percepatan Pembangunan
Ekonomi Pedesaan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 14(1), 126–139.
Wahed, M., Asmara, K., & Wijaya, R. S. (2020). Pengembangan Ekonomi Desa
Dengan Instrumen Badan Usaha Milik Desa (BUMDESa). Journal of
Regional Economics Indonesia, 1(2), 58–70.
http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jrei/article/view/5438
Warlan Yusuf, A. (2014). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kota Yang
Berkelanjutan dan berkeadilan. Administrasi Publik, 11(2), 53–68.
Zahrosa, D., Maharani, A., & Amam, A. (2021). Performa Badan Usaha Milik
Desa (Bum Desa) di Kabupaten Lumajang. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan
Agribisnis, 5(3), 935–949. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2021.005.03.29

46
Lampiran 2. Instrument Penelitian
2.1 Instrumen Wawancara Informan Kunci (Pengurus BUMDes)
A. Lokasi dan Waktu
Tempat Wawancara :
Hari, Tanggal :
B. Identitas Informan
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
C. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
2. Bagaimana susunan pengurus dan keanggotaan dalam BUMDes Mitra Sejati?
3. Bagaimana sistem keanggotaan dalam BUMDes Mitra Sejati?
4. Unit usaha apa saja yang ada di BUMDes Mitra Sejati?
5. Inovasi apa saja yang tercipta dari berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
6. Program usaha apa yang tercipta dari berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
7. Mengapa BUMDes Mitra Sejati mendirikan program usaha yang ada?
8. Bagaimana awal mula berdirinya program usaha yang dimiliki BUMDes Mitra
Sejati?
9. Untuk siapa program usaha yang ada di BUMDes Mitra Sejati diciptakan?
10. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai program-program dan inovasi
yang diciptakan oleh BUMDes Mitra Sejati?
11. Apa saja peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati dalam upaya
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo?
12. Bagaimana penerapan dari setiap peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati
dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo?
13. Partisipasi apa yang dilakukan masyarakat dalam proses pengoperasian
BUMDes Mitra Sejati?
14. Bagaimana strategi organisasi yang dijalankan oleh BUMDes Mitra Sejati?
15. Bagaimana strategi yang dijalankan dalam pemafaatan sumber daya oleh
BUMDes Mitra Sejati?
16. Bagaimana strategi yang dijalankan dalam pengoptimalan setiap program dan
unit usaha yang dijalankan BUMDes Mitra Sejati?
17. Apa saja kekuatan dalam setiap pengoptimalan setiap program dan unit usaha
yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
18. Apa saja kelemahan dalam setiap pengoptimalan setiap program dan unit
usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
19. Apa saja ancaman dalam setiap pengoptimalan setiap program dan unit usaha
yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
47
20. Apa saja tantangan dalam setiap pengoptimalan setiap program dan unit usaha
yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?

48
2.2 Instrumen Wawancara Informan Kunci (Masyarakat yang terlibat dalam
BUMDes)

A. Lokasi dan Waktu


Tempat Wawancara :
Hari, Tanggal :
B. Identitas Informan
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
C. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
2. Sejak kapan anda bergabung dalam BUMDes Mitra Sejati?
3. Bagaimana proses yang dilalui hingga dapat bergabung dalam BUMDes Mitra
Sejati?
4. Bagaimana tanggapan anda mengenai setiap program dan inovasi yang
dijalankan oleh BUMDes Mitra Sejati?
5. Apakah berdirinya BUMDes Mitra Sejati mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat?
6. Apa saja inovasi yang diberikan oleh BUMDes Mitra Sejati dalam upaya
meningkatkan perekonomian masyarakat?
7. Apakah perbedaan yang anda rasakan sebelum dan sesudah berdirinya
BUMDes Mitra Sejati?
8. Partisipasi apa saja yang anda lakukan dalam program yang diciptakan
BUMDes Mitra Sejati?
9. Kendala apa yang anda alami saat bergabung dalam BUMDes Mitra Sejati?
10. Apa harapan anda terhadap berdirinya dan terciptanya program-program baru
dari BUMDes Mitra Sejati?

49
2.3 Instrumen Wawancara Informan Pendukung (Kepala Desa dan
Sekretaris Desa)

A. Lokasi dan Waktu


Tempat Wawancara :
Hari, Tanggal :
B. Identitas Informan
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
C. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
2. Apakah berdirinya BUMDes Mitra Sejati mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat Desa Sukorejo?
3. Bagaimana peran BUMDes Mitra Sejati dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat Desa Sukorejo?
4. Bagaimana pendapat anda mengenai sistem pengoperasian BUMDes Mitra
Sejati?
5. Strategi pengembangan apa saja yang dijalankan dalam upaya meningkatkan
perekonomian masyarakat melalui BUMDes?
6. Apa harapan anda dari adanya program dan inovasi yang diberikan oleh
BUMDes Mitra Sejati?

50
Lampiran 3. Data Penelitian
Transkip Wawancara
3.1 Informan Kunci 1. Pengurus BUMDes
Nama : Bu Robiatin
Usia : 43
Jenis Kelamin : Perempuan
Kedudukan : Ketua usaha simpan pinjam
Tempat Wawancara : Kamis, 17 Maret 2022
Hari, Tanggal : Bumdes Mitra Sejati

Gambar 3.1 Wawancara dengan Pengurus BUMDes Mitra Sejati


Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Itu awal mula berdiri tahun 2001, awalnya cuma ada unit simpan
pinjam yang mewadahi permodalan masyarakat. Nah semakin
hari semakin maju sampai bisa sebesar ini.
Peneliti : Bagaimana susunan pengurus dan keanggotaan dalam BUMDes
Mitra Sejati?
Informan : Susunan pengurusnya ada direktur, ada sekretaris, ada bendahara.
Terus ditambah 6 kepala unit. Susunan anggota tiap unit juga ada
sendiri dimana tiap unit ada ketua, wakil, sekretaris dan juga
anggota.
Peneliti : Bagaimana sistem keanggotaan dalam BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Belum ada sistem keanggotaan tertentu dek. Disini anggotanya
masih sesuai kemauan dan kesadaran masyarakatnya.
Peneliti : Unit usaha apa saja yang ada di BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Unit simpan pinjam bergeraknya di bidang simpan pinjam uang

51
untuk memberi modal masyarakat. Unit jasa perdagangan (toko)
menjual perlengkapan atau kebutuhan sehari-hari tapi ya ndak
semuanya ada. Unit persewaan alat menyewakan alat berat pada
saat ada program pembangunan desa. Unit bak sampah itu bertugas
mengambil dan mengepul sampah dari tiap rumah untuk disetor ke
bank sampah. Unit bank sampah mengelola sampah yang diperoleh
dari tadi. Unit depo air mengolah sumber air yang diberikan dari
pemerintah. Itu airnya juga sudah diuji dan katanya juga
mengandung ph gitu dek.
Peneliti : Inovasi apa saja yang tercipta dari berdirinya BUMDes Mitra
Sejati?
Informan : Inovasi yang dikeluarkan ya kita harus bisa terus menambah
kegiatan. Contohnya yang dari toko itu kita bisa nambah pabrik es
kristal. Jadi dari tahun ke tahun bumdes bisa menambah usaha
baru gitu.
Peneliti : Program usaha apa yang tercipta dari berdirinya BUMDes Mitra
Sejati?
Informan : Ada laporan pertanggungjawaban yang dilakukan setiap tahun
sama rapat dengan perangkat desa. Jadi yang dilaporkan itu hasil
usahanya. Jadi pitaran bumdes dalam kurun waktu satu tahun
segini lho.
Peneliti : Mengapa BUMDes Mitra Sejati mendirikan program usaha yang
ada?
Informan : Laporan pertanggungjawaban itu ada supaya kita tau
kekurangan-kekurangan pelaksanaan tiap kegiatan pada
tiap tahunnya.
Peneliti : Bagaimana awal mula berdirinya program usaha yang dimiliki
BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Program usaha itu ada seiring dengan kemajuan bumdes dek. Dari
awal merintis dulu sudah harus kritis dengan setiap kekurangan
yang kita jalankan gitu. Kemudian diadakanlah musyawarah

52
bersama seluruh pengurus. Lalu dijadikanlah sebagai program
usaha tahunan yang wajib dilaksanakan begitu.
Peneliti : Untuk siapa program usaha yang ada di BUMDes Mitra Sejati
diciptakan?
Informan : Untuk pengurus bumdes dan untuk seluruh masyarakat dek.
Peneliti : Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai program-program
dan inovasi yang diciptakan oleh BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya sangat terbantu terbantu dek. Ya di sini kan banyak yang
usaha genteng itu jadi membantu menyewakan alatnya. Terus kalau
sampah di masyarakat itu terutama kalau hujan banyak sarang
nyamuknya itu kalau sekarang sudah bisa mengurangi begitu.
Peneliti : Apa saja peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati dalam upaya
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo?
Informan : Perannya itu memberikan pinjaman berupa modal tadi, terus
pemberian pinjaman berupa alat berat dan pelatihan membuat
kerajinan untuk anggota saja.
Peneliti : Bagaimana penerapan dari setiap peran yang dimiliki BUMDes
Mitra Sejati dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Sukorejo?
Informan : Pinjaman modal itu masyarakatnya menjadi nasabah di bumdes.
Kalau peminjaman alat berat biasanya dilakukan pada saat ada
acara pembangunan jalan begitu. Terus kalau yang punya usaha
genteng juga pinjam selip itu. Kalau nyewa dari bumdes kan
walaupun ndak punya alatnya tapi usahanya bisa tetep jalan
dengan nyewa tadi. Untuk pelatihan masih dilakukan di lingkup
anggota saja jadi belum sampe masyarakat.
Peneliti : Partisipasi apa yang dilakukan masyarakat dalam proses
pengoperasian BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Iya kalo yang ikut ya yang molen tadi dek persewaan alat berat.
Kan kalau molennya laku masyarakat bisa ikut kerja di situ. Jadi
pemerintah desa itu juga ikut memaksimalkan pemanfaatan sumber
daya manusia atau tenaga yang ada di Desa Sukorejo. Ada juga

53
yang ikut jadi nasabah tadi. Terus kalau yang di bank sampah ya
bisa ikut jadi anggota bank sampah begitu.
Peneliti : Bagaimana strategi organisasi yang dijalankan oleh BUMDes
Mitra Sejati?
Informan : Itu dek selaku direktur bumdesnya kan punya pengalaman yang
luas dek. Jadi direktur bumdesnya tiap dapat pelatihan dari mana
gitu itu nanti diterapkan di desanya. Apa yang bisa dijalankan ya
seperti sekarang ini dek, kan ada inisiatif-inisiatif gitu
mengembangkan bumdes.
Peneliti : Bagaimana strategi yang dijalankan dalam pemafaatan sumber
daya oleh BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Iya itu tadi dek kita memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
secara maksimal. Yang pertama dari inisiatif direktur bumdesnya
dibicarakan dulu ke perangkat desa dek terus kalau sudah diacc
lalu disosiliasasikan ke masyarakat. Kita ambil istilahnya kader
gitu. Kalau yang kader gitu kan biasanya sudah punya jiwa sosial
yang tinggi begitu. Contohnya waktu pembentukan unit bank
sampah.
Peneliti : Bagaimana strategi yang dijalankan dalam pengoptimalan setiap
program dan unit usaha yang dijalankan BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya pengoptimalannya itu dilakukan dengan tetap melalukan
monitoring dek. Koordinasi antar pengurus bumdes itu juga harus
berjalan dengan baik. Lalu untuk komunikasinya dek harus tetap
dijaga begitu.
Peneliti : Apa saja kekuatan dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kekuatannnya itu saling membantu sama kebersamaan. Ya tadi
sama melakukan evaluasi, jadi pas lagi ngumpul itu kita saling
berbagi keluh kesah gitu jadi para pengurus itu bisa mengasih
solusi.
Peneliti : Apa saja kelemahan dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?

54
Informan : Kalau kelemahan itu unik dek. Jadi tiap unit itu ada. Jadi misal di
unit simpan pinjam itu ada nasabah yang nunggak angsuran gitu,
kalau di bank sampah juga ada, di air juga beda lagi kelemahannya.
Kalau secara umumnya ya itu masyarakatnya kurangnya kesadaran
masyarakat untuk bergabung bersama bumdes gitu.
Peneliti : Apa saja ancaman dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ancamannya kalau yang menghambat itu biasanya saingan dek.
Saingan bisnis gitu. Biasanya itu persaingannya antar usaha gitu.
Misalnya di bank sampah. Kita ada bank sampah nah kan di luar
sana ada juga itu tukang rongsokan keliling gitu. Nah saingannya
di situ antara jual sampah ke bank sampah, apa ke rongsokan.
Kalau toko ya sama toko-toko lain, air pun juga sama saingannya
sama merk lain.
Peneliti : Apa saja tantangan dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau tantangan itu sdmnya. Kan semakin maju kita semakin
butuh sdm kan. Sedangkan kalau kita membutuhkan sdm seperti
akuntansi biasanya ada yang bisa tapi ndak ada yang mau. Kalau
ada yang mau belum tentu bisa gitu. Kan ya masih berdasarkan
kemauan saja ya dek.

55
3.2 Informan Kunci 2. Pengurus BUMDes

Nama : Bu Sri Musringatun


Usia : 60
Jenis Kelamin : Perempuan
Kedudukan : Ketua unit bank sampah
Tempat Wawancara : Bank Sampah Desa Sukorejo
Hari, Tanggal : Sabtu, 19 maret 2022

Gambar 3.2 Wawancara dengan Pengurus BUMDes Mitra Sejati


Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau itu bumdes berdiri pada tahun 2001. Awalnya gitu
bumdesnya cuma punya unit simpan pinjam. Lalu seiring majunya
bumdes kemudian nambah beberapa unit usaha salah satunya ya
bank sampah ini.
Peneliti : Bagaimana susunan pengurus dan keanggotaan dalam BUMDes
Mitra Sejati?
Informan : Susunan pengurusnya ada ketua bumdes, sekretaris sama
bendahara. Lalu ada lagi ketua-ketua unit yang ada juga sekretaris,
bendahara sama anggotanya.
Peneliti : Bagaimana sistem keanggotaan dalam BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau anggotanya itu masih suka rela ya mbak. Sesuai kemauan
gitu.
Peneliti : Unit usaha apa saja yang ada di BUMDes Mitra Sejati?

56
Informan : Kalau usahanya ada persewaan alat, toko, bank sampah, bak
sampah, depo air sama unit simpan pinjam
Peneliti : Inovasi apa saja yang tercipta dari berdirinya BUMDes Mitra
Sejati?
Informan : Ya itu mbak adanya bumdes ini dapat menampung dan
menyalurkan kreatifitas masyarakat salah satunya dengan melalui
pembuatan tas dari botol bekas. Terus diajak menanam bunga sama
mengadakan kerja bakti jaga kebersihan gitu.
Peneliti : Program usaha apa yang tercipta dari berdirinya BUMDes Mitra
Sejati?
Informan : Ada laporan pertanggungjawaban tahunan gitu mbak. Terus
biasanya juga ada kunjungan ke bumdes lain tujuannya untuk
saking berbagi dan sarana menambah kreatifitas gitu.
Peneliti : Mengapa BUMDes Mitra Sejati mendirikan program usaha yang
ada?
Informan : Laporan pertanggungjawaban itu supaya kita tau kekurangan kita
itu apa saja gitu. Kalau kunjungan itu dilakukan supaya mampu
meningkatkan inovasi dari anggota bumdes.
Peneliti : Bagaimana awal mula berdirinya program usaha yang dimiliki
BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau laporan pertanggungjawaban itu awalnya cuma dilakukan
dengan musyawarah saja gitu bersama perangkat desa. Lalu sesuai
dengan adanya ketentuan dari peraturan desa juga kemudian mulai
diadakan rapat bersama itu. Jadi rapatnya sama perangkat desa dan
tokoh masyarakat lainnya. Kalau yang kunjungan itu awalnya ya
cuma berbagi cerita bersama gitu dengan bumdes lain lalu ada
inisiatif untuk saling berkunjung begitu.
Peneliti : Untuk siapa program usaha yang ada di BUMDes Mitra Sejati
diciptakan?
Informan : Ya untuk seluruh pengurusnya sama masyarakat.
Peneliti : Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai program-program
dan inovasi yang diciptakan oleh BUMDes Mitra Sejati?

57
Informan : Ya masyarakat sangat senang dan terbuka menerima semua.
Contohnya adanya bank sampah ini bisa membantu menjaga
kebersihan lingkungan.
Peneliti : Apa saja peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati dalam upaya
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo?
Informan : Memberikan sosialisasi sama pelatihan dalam lingkup anggota
Peneliti : Bagaimana penerapan dari setiap peran yang dimiliki BUMDes
Mitra Sejati dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Sukorejo?
Informan : Iya mbak, sosialisaisnya ngajak masyarakat menjaga kebersihan.
Itu mbak saya juga ngasih tau mereka kalau baju yang digantung
itu lebih baik jangan digantung. Masyarakat pada paham semua,
akhirnya sekarang rumahnya pada bersih. Kalau pelatihan iya
mbak ada buat tas itu dari botol bekas tapi cuma buat anggota.
Peneliti : Partisipasi apa yang dilakukan masyarakat dalam proses
pengoperasian BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Masyarakatnya banyak yang ikut langsung seperti jadi
anggota atau kader bank sampah ini mbak ikut kerja di
sini. Terus ada yang cuma setor saja gitu mbak.
Peneliti : Bagaimana strategi organisasi yang dijalankan oleh BUMDes
Mitra Sejati?
Informan : Itu mbak yang melakukan sosialisasi tadi. Jadi sosialisasi itu
untuk memperluas kesadaran masyarakatnya mengenai bumdes.
Peneliti : Bagaimana strategi yang dijalankan dalam pemafaatan sumber
daya oleh BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Oh kalau itu pemanfaatannya mendapat untung mbak. Masyarakat
senengnya setor di sini itu ya mbak walau cuma sedikit nanti sama
sini bisa dikumpulin dulu kalau sudah agak banyak boleh diambil
buat bantu-bantu beli lauk krupuk gitu. Jadi masyarakatnya pada
seneng.
Peneliti : Bagaimana strategi yang dijalankan dalam pengoptimalan setiap
program dan unit usaha yang dijalankan BUMDes Mitra Sejati?

58
Informan : Tetap menjaga kekompakan, saling mengerti sama tetap jaga
komunikasi ya mbak. Pokoknya kalau temen-temen ini tanggung
jawabnya besar sekali. Pokoknya ada kerepotan di sini yang
longgar di rumah masuk gitu.
Peneliti : Apa saja kekuatan dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya itu tadi mbak yang sudah disebutkan kekuatannya kompak.
Peneliti : Apa saja kelemahan dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kelemahannya itu di pembagian waktunya mbak. Misal kalau pas
panen temen-temen kadang telat atau ndak bisa hadir. Ya cuma itu
mbak, kalau ndak ada kesibukan semuanya masuk.
Peneliti : Apa saja ancaman dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Itu mbak saingannya ya sama tukang rongsokan keliling itu kalau
bank sampah tapi kalau lainnya ndak ada.
Peneliti : Apa saja tantangan dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau tantangannya ya paling yang tadi mbak. Yang sosialisasi
untuk menyadarkan masyarakat supaya mau bergabung di bumdes
itu lho.

59
3.3 Informan Kunci 3. Pengurus BUMDes

Nama : Henrigo Rodigo Utwijaya


Usia : 38
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kedudukan : Direktur BUMDes Mitra Sejati
Tempat Wawancara : Bumdes Mitra Sejati
Hari, Tanggal : Senin, 21 Maret 2022

Gambar 3.3 Wawancara dengan Direktur BUMDes Mitra Sejati


Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau Bumdes Mitra Sejati, itu berkaitan dengan programnya
Kabupaten Trenggalek. Pada saat itu di tahun 2001. Jadi intinya
tahun-tahun tersebut, desa-desa atau wilayah yang ada di Indonesia
itu masih terpengaruh atau imbas dari krisis moneter. Tahun '98
kalau ndak salah krisis moneternya. Nah kebijakannya pemerintah
daerah du Kabupaten Trenggalek pada saat itu mendirikan Badan
Usaha Milik Desa di semua desa di Kabupaten Trenggalek. Ada
152 desa. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat
sama rentenir. Dulu banyak rentenir katanya di Trenggalek niku
(itu) pas tahun itu ngoten (begitu). Jadi, pemerintah mendirikan
Bumdes ngasih modal dari pemerintah daerah itu 10jt dimulai 2001
sampek 2008. Usaha yang pertama kali dibentuk semua bumdes
yang ada di Trenggalek itu adalah jasa keuangan atau simpan
pinjam. Niku, ceritanya berdirinya ngoten (itu, cerita berdirinya
begitu).
Peneliti : Bagaimana susunan pengurus dan keanggotaan dalam BUMDes

60
Mitra Sejati?
Informa : Kalau susunan pengurus yang tertinggi, keputusan tertinggi itu
distruktur ya musyawarah desa. Jadi yang paling atas musyawarah
desa, terus ada pengelola. Pengelola itu didampingi sama dewan
penasehat. Nah, pengelola di kami itu ada direktur, sekretaris,
bendahara. Dewan penasehat yang ada mungkin di Trenggalek
hanya di Sukorejo karena dijabat oleh kepala desa dan sekretaris
desa. Kalau des-desa yang lain itu hanya kepala desa, tapi di sini
namanya dewan penasehat. Kalau di bawah pengelola itu ada
manajer usaha. Jadi intine kalau dulu ketua unit. Karena setelah
Bumdes berbadan hukum itu bukan lagi unit usaha tetapi usaha.
Jadi kami punya 6 usaha, dimana usaha tersebut punya manager
masing-masing. Di bawahnya muncul pengawas. Ada 3 orang di
pengawas ini. Secara struktural seperti itu.
Peneliti : Bagaimana sistem keanggotaan dalam BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau di bumdes kami sistem keanggotaannya yang penting mau.
Jadi punya kemauan. Jadi tidak ada syarat-syarat khusus tidak ada.
Karena kalau kami menentukan syarat harus mampu ini-itu tidak
ada yang mau. Jadi makanya lebih pada kemauan.
Peneliti : Unit usaha apa saja yang ada di BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kami punya usaha mulai dari jasa keuangan, terus dilanjut
persewaan, pengelolaan air, jasa dan perdagangan, pengelolaan
sampah dan bank sampah.
Peneliti : Inovasi apa saja yang tercipta dari berdirinya BUMDes Mitra
Sejati?
Informan : Kalau inovasi lebih ke bagaimana mengoptimalkan aset dan
potensi. Jadi di situ mbak, seperti air itu aset yang kurang diopeni
lah (dijaga). Akhirnya dimanfaatkan bumdes untuk dioptimalkan.
Terus seperti sampah itu lebih ke potensi negatif, maksude ya
bukan potensi yang bagus kalau itu. Karena rata-rata di daerah
Sukorejo ini industri jadi lingkungan kurang diperhatikan.
Termasuk salah satunya sampah itu. Dari potensi itu muncul usaha

61
pengelolaan sampah dan bank sampah dimana itu secara tidak
langsung, secara tidak disadari oleh masyarakat tapi masyarakat
bergerak sedikit demi sedikit untuk paling tidak peduli terhadap
lingkungannya begitu.
Peneliti : Program usaha apa yang tercipta dari berdirinya BUMDes Mitra
Sejati?
Informan : Kalau program kerja kami hari ini yang jelas meningkatkan
sinergi lewat kunjungan itu. Maksudnya sinergi karena kami lebih
ke penghijauan lahan dari program desa itu pelaksananya bumdes.
Nah jadi sinerginya di situ. Seperti tahun 2021 kemarin itu kami
masuk proklim jadi program kampung tanggap iklim. Itu masih
madya tapi, tahun ini paling tidak ke utama. Dimana perhatiannya
lebih ke arah lingkungan. Kalau sampean masuk Sukorejo mbak,
itu panas kan karena banyaknya pembakaran genteng. Jadi itu
termasuk salah satu program kami, dimana ke depannya Desa
Sukorejo itu masuk proklim yang utama, masuk desa berseri. Jadi
ada aksi ada reaksinya mbak. Jadi kalau saya mbakar saya harus
mengurangi efek pembakaran dengan menanam ngoten (gitu).
Termasuk salah satunya puring niki (ini) mbak. Termasuk nanti
program kami bagaimana puring ini di seluruh kawasan Sukorejo
ada puring ini. Karena puring ini diketahui termasuk salah satu
tanaman penyerap polutan tertinggi. Ya itu salah satu programnya
mbak. Kalau yang lain kami lebih ke peningkatan kapasitas
pengelola entah melalui pelatihan, entah melalui kegiatan-kegiatan
semacam workshop begitu.
Peneliti : Mengapa BUMDes Mitra Sejati mendirikan program usaha yang
ada?
Informan : Ya itu tadi mbak. Sebenarnya lebih ke mengembalikan iklim desa.
Peneliti : Bagaimana awal mula berdirinya program usaha yang dimiliki
BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Karena di Sukorejo itu ada bekas tambang seperti tambah tanah
liat, tambang tanah itu banyak terus ada tambang batu sebelah

62
belakang ini. Terus banyaknya pembakaran, pengurangan tanaman-
tanaman besar ya. Jadi dengan adanya itu Sukorejo semakin panas.
Dirasa ngoten akhire bareng-barenglah dengan pemerintah desa,
masyarakat bergerak. Harapannya bisa mengurangi efek dari
pemanasan di Desa Sukorejo.
Peneliti : Untuk siapa program usaha yang ada di BUMDes Mitra Sejati
diciptakan?
Informan : Untuk semua masyarakat Desa Sukorejo
Peneliti : Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai program-program
dan inovasi yang diciptakan oleh BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau sementara karena ini masih masuk program awal ya mbak.
Ya sosialisasi belum, sosialisasi belum menyeluruh. Kalau yang
sudah jalan problem ini lebih di sampahnya. Kami juga sudah
sosialisasi, sudah keliling. Di pengelolaan sampah sudah ada 600
lebih pemanfaat atau nasabah di bank sampah itu kurang lebih 450
keluarga. Jadi paling tidak kami bisa mengurangi sedikit demi
sedikit imbas dari sampah ngoten (begitu). Nah ini termasuk salah
satu dari proklim. Maksude proklim itu program besarnya salah
satunya pengelolaan sampahnya, penanaman tumbuhan ngurangi
imbas polutan. Kalau tanggapan masyarakat itu lebih ke ke
menunggu mbak. Jadi setiap ada pergerakan, setiap ada program
kalau disampaikan masyarakat mendukung sebenarnya. Cuman
kalau masyarakat tidak mendapat informasi ya itu kurang ikut
karena penyampaian informasi kurang. Akhirnya gitu masyarakat
dirasa acuh padahal kalau disampaikan ya mendukung.
Peneliti : Apa saja peran yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati dalam upaya
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukorejo?
Informan : Pengoptimalan ukm sama pelatihan- pelatihan gitu
mbak.
Peneliti : Bagaimana penerapan dari setiap peran yang dimiliki BUMDes
MitraSejati dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Sukorejo?

63
Informan : Kalau di kami sementara program yang terlihat itu
mengoptimalkan ukm lewat usaha jasa dan perdagangan kami. Jadi
ini juga menjadi program kami karena kami punyak beberapa
kelompok ukm. Hanya kelompok ukm itu belum optimal karena
sifatnya individu. Jadi harapannya nanti bumdes programnya itu ke
depan bisa menjadi pembentuk klaster ekonomi baru lewat
marketing dari hasil produksi masyarakat. Sebenere kalau pelatihan
usaha online ya mau ada tapi belum terlaksana gitu mbak ya karena
terkendala pandemi gitu. Rencana tapi ya belum terlaksana. Kalau
yang terlaksana ya itu pelatian pengelolaan bumdes. Itu ikutnya
kemendes cuman kami wilayah Trenggalek itu ada di bawah
wilayah kantor Sleman. Jadi kami ke Sleman rombongan tapi
perwakilan dari setiap bumdes saja. Kalau itu setiap tahun ada,
gantian gitu mbak.
Peneliti : Partisipasi apa yang dilakukan masyarakat dalam proses
pengoperasian BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Pengembangan usaha, jadi rata-rata permodalan lewat jasa
keuangan tadi simpan pinjam. Terus yang kedua ikut
mensukseskan program-program desa entah itu lewat bank
sampah, lewat yang pengelolaan sampah itu. Maksude ikut serta
masyarakat itu, kalau ndak ada masyarakat kan lucu ndak
mendukung sampah itu. Itu masyarakat luar biasa kalau di sampah
itu mbak.
Peneliti : Bagaimana strategi organisasi yang dijalankan oleh BUMDes
Mitra Sejati?
Informan : Strategine sinergi tadi mbak. Maksudnya arahnya lebih ke
memaksimalkan. Jadi kami nggandeng, ada informasi kami
sampaikan. Baik itu dari pemerintah desa, pemerintah kabupaten
dan baik opd-opd terkait seperti pengelolaan sampah ini kami
ndorong dinas lingkungan hidup lewat pemerintah desa. Ya nanti
entah dalan bentuk apa itu dukungan kami harapkan terus, nanti
dari pihak ke 3 dalam bentuk csr dan lain sebagainya bisa masuk.

64
Terus yang terakhir akademisi. Jadi setiap akademisi yang masuk
ke kami harapannya ya ada imbal balik lah ke kami. Jadi itu dari
segi ilmunya atau bantuan material kalau ada itu.
Peneliti : Bagaimana strategi yang dijalankan dalam pemafaatan sumber
daya oleh BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau sumber daya termasuk salah satunya di sini seperti bekas
tambang itu dioptimalkan menjadi tempat wisata mbak. Jadi di
kami itu ke depannya usaha yang baru ini nanti ada wisata
edukasi. Jadi kami sudah masuk salah satu desa wisata yang
diorbitkan sama dinas pariwisata di tahun 2022. Jadi sistemnya
edukasi, edukasinya itu terkait pertanian bumdes terus industri
juga, terus itu nanti gandengnya sama wisata sebelah.
Peneliti : Bagaimana strategi yang dijalankan dalam pengoptimalan setiap
program dan unit usaha yang dijalankan BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya disiplin jelas mbak. Maksude kami karena badan usaha kami
lebih orientasinya profit diimbangi sama orientasi benefit. Maksude
benefit itu kebermanfaatan bagi masyarakat. Nah, karena
orientasinya profit paling tidak kami membuat aturan kedisiplinan
dalam hal laporan. Jadi temen-temen yang ada di usaha ini nanti
pada saat akhir bulan tetep harus ada laporan keuangan yang jelas,
dilaporkan ke bendahara. Jadi paling tidak peningkatan disiplin
dalam hal administrasi.
Peneliti : Apa saja kekuatan dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kekuatannya semangat. Jadi maksude semangat itu usaha kami
berjalan itu karena komitmen bersama. Jadi ada komitmen yang
jelas dari pemerintah desa, dari pengelola bumdes. Walaupun dari
masyarakat belum ada komitmen sama sekali dulunya. Kalau
dikatakan kekuatan lagi kami punya wilayah yang luas, jumlah
penduduk yang banyak kepedulian pihak masyarakat terhadap
program desa termasuk tinggi.

65
Peneliti : Apa saja kelemahan dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kelemahannya itu ada latar belakang pengelola iku ndak enek
sing ahli bisnis (tidak ada yang ahli bisnis). Sehingga itu penting
jalan dulu sambil belajar. Bukan kok paham dulu baru laksanakan,
tapi kami laksanakan dulu sambil memahami, kan gitu. Terus lagi
di bidang pengadministrasian kami itu yang penting kami paham.
Jadi mungkin belum sesuai sama AAA itu. Temen-temen yang
penting masuknya berapa keluar berapa gitu selesai. Kita kesulitan
nyari yang mampu. Jadi masyarakat yang mampu dan mau gabung
untuk membesarkan desa itu kita masih sulit. Sama yang jelas
permodalan. Permodsman itu kami pingin berkembang cepat tapi
terkendala di situ.
Peneliti : Apa saja ancaman dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau ancaman dirasa tidak terlalu signifikan gitu mbak. Lebih
dirasa kalau hambatan sebenarnya. Terhambatnya itu lebih ke pada
saat bumdes itu besar masyarakat itu ada sistem akuisisi gitu. Jadi
pingin masuk pada saat sudah besarlah. Itu kadang kalau mereka
tidak sadar itu malah melemahkan kekuatan yang sudah ada. Jadi
kata-kata atau isu-isu yang beredar di masyarakat yang itu tidak
sesuai kebenaran dari program itu sendiri tapi sangat berpengaruh
gitu mbak. Melemahkan sistem yang jalan gitu.
Peneliti : Apa saja tantangan dalam setiap pengoptimalan setiap program
dan unit usaha yang dimiliki BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Tantangannya ya bagaimana menjadikan bumdes ini tambah
besar. Jadi itu menjadi sebuah tantangan bagi kami. Terus adanya
aturan yang selaras dengan programnya desa. Bagaimana itu bisa
selaras, bisa sukses sesuai target. Itu menjadi tantangan kami,
dengan sumber daya seadanya tapi wajib optimal. Itulah menjadi
tantangan yang luar biasa bagi kita.

66
3.4 Informan Kunci 4. Masyarakat yang terlibat dalam BUMDes

Nama : Siti Patonah


Usia : 53
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan kader bank sampah
Tempat Wawancara : Bank Sampah Desa Sukorejo
Hari, Tanggal : Sabtu, 19 Maret 2022

Gambar 3.4 Wawancara Bersama Kader Bank Sampah


Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Kalau bumdes ya setau saya dulu masih awal unit kerjanya masih
sedikit. Terus beridiri bank sampah ini. Kalau bank sampah ini ya
awalnya dimusyawarahin dulu.
Peneliti : Sejak kapan anda bergabung dalam BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya sejak bank sampah berdiri, Januari 2020 mbak
Peneliti : Bagaimana proses yang dilalui hingga dapat bergabung dalam
BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya ndak, memang sama desa sudah ditunjuk. Ditunjuk dari kader
10 orang. Sementara dulu siapa yang mau gitu lo. Ternyata yang
mau yang sering masuk orang 10 jadi yang diikutkan itu.
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda mengenai setiap program dan inovasi
yang dijalankan oleh BUMDes Mitra Sejati?

67
Informan : Ya enak mbak, soalnya kalau di rumah itu biasanya dibuang di
kali (sungai). Kalau sekarang kan endak, kalau sekarang dikit-dikit
mendapat penghasilan warga itu.
Peneliti : Apakah berdirinya BUMDes Mitra Sejati mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat?
Informan : Ya kalau semetara ini ya sedikit mbak. Ini kan belum berkembang
kalau nanti sudah berkembang ya ndak tau. Kalau sekarang kan
asal aja.
Peneliti : Apa saja inovasi yang diberikan oleh BUMDes Mitra Sejati
dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat?
Informan : Iya mbak, orang-orang bisa bikin tas-tas itu yang katanya dari
adah (tempat) bekas yang bisa disimpan atau digunakan lagi lewat
bank sampah. Jadi ya bisa nambah penghasilan.
Peneliti : Apakah perbedaan yang anda rasakan sebelum dan sesudah
berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya kalau dulu kan banyak pengangguran kalau sekarang
kan terserap tenaga kerjanya.
Peneliti : Partisipasi apa saja yang anda lakukan dalam program yang
diciptakan BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya ini mbak ikut jadi kader bank sampah sama nyetorkan
sampahnya ke sini buat ditabung juga uangnya
Peneliti : Kendala apa yang anda alami saat bergabung dalam BUMDes
Mitra Sejati?
Informan : Kendalane ya baunya (tenaganya). Membagi waktunya itu mbak.
Peneliti : Apa harapan anda terhadap berdirinya dan terciptanya
program-program baru dari BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya semoga daerah Desa Sukorejo khususnya bisa lebih maju,
tidak seperti dulu.

68
3.5 Informan Kunci 5. Masyarakat yang terlibat dalam BUMDes

Nama : Bu Ning
Usia : 42
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan kader bank sampah
Tempat Wawancara : Bank Sampah Desa Sukorejo
Hari, Tanggal : Sabtu, 19 Maret 2022

Gambar 3.5 Wawancara dengan Kader Bank Sampah


Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya itu mbak setau saya dulu belum banyak unitnya terus nambah
ini bank sampah dan bisa sampe sekarang ini.
Peneliti : Sejak kapan anda bergabung dalam BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Tahun 2020 mbak
Peneliti : Bagaimana proses yang dilalui hingga dapat bergabung dalam
BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya pertama suka rela lah. Ya sampai sekarang lah sukarela
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda mengenai setiap program dan inovasi
yang dijalankan oleh BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Menurut saya ya bagus sekali. Masyarakat juga responnya positif.
Masyarakat sekarang juga banyak yang gabung.
Peneliti : Apakah berdirinya BUMDes Mitra Sejati mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat?

69
Informan : Ya, sangat membantu. Sekarang kan limbah yang berserakan
sekarang sama masyarakat dibuang eman (sayang). Pada sadar,
juga lingkungannya tambah bersih.
Peneliti : Apa saja inovasi yang diberikan oleh BUMDes Mitra Sejati
dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat?
Informan : Ya itu mbak jadi bisa kreatifitas membuat tas dari botol bekas
Peneliti : Apakah perbedaan yang anda rasakan sebelum dan sesudah
berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Iya, sampah yang berserakan sekarang dikumpulkan bisa ditabung
itu. Punya penghasilan lah ibu rumah tangga.
Peneliti : Partisipasi apa saja yang anda lakukan dalam program yang
diciptakan BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Itu mbak saya jadi kader di bank sampah ini
Peneliti : Kendala apa yang anda alami saat bergabung dalam BUMDes
Mitra Sejati?
Informan : Ya kalau membagi waktu lebih sulit sih. Pagi-pagi harus masak
lebih awal, selain di sini juga kerja dulu jadi koki di puskesmas. Ya
bagi waktu lah mbak.
Peneliti : Apa harapan anda terhadap berdirinya dan terciptanya
program-program baru dari BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya semoga ekonomi masyarakat lebih terbantu lah dengan

70
3.6 Informan Kunci 6. Masyarakat yang terlibat dalam BUMDes

Nama : Bu Nafiatul Chairiyah


Usia : 38
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan kader bank sampah
Tempat Wawancara : Bank Sampah Desa Sukorejo
Hari, Tanggal : Sabtu, 19 Maret 2022

Gambar 3.6 Wawancara dengan Kader Bank Sampah


Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Setau saya awalnya dulu masih belum ada banyak unit terus
makin berkembang mbak sampek berdiri unit bank sampah ini.
Peneliti : Sejak kapan anda bergabung dalam BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Sejak berdirinya bank sampah
Peneliti : Bagaimana proses yang dilalui hingga dapat bergabung dalam
BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ndak ada, sesuai kemauan
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda mengenai setiap program dan inovasi
yang dijalankan oleh BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Itu lingkungannya lebih terjaga kebersihannya
Peneliti : Apakah berdirinya BUMDes Mitra Sejati mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat?

71
Informan : Dapat membantu ekonomi dikit-dikit mbak
Peneliti : Apa saja inovasi yang diberikan oleh BUMDes Mitra Sejati
dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat?
Informan : Menyalurkan kreatifitas mbak. Sementara ya masih membuat tas
saja kalau di sini.
Peneliti : Apakah perbedaan yang anda rasakan sebelum dan sesudah
berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Perbedaannya ya dengan adanya bank sampah sing (yang)
didirikan bumdes ini ya lingkungan lebih bersih, bisa kumpul sama
teman-teman senang dari pada di rumah. Terus ekonomi terbantu
juga dikit-dikit.
Peneliti : Partisipasi apa saja yang anda lakukan dalam program yang
diciptakan BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Ya saya jadi kader sama jadi ibu rumah tangga mbak jadi nasabah
yang setor sampah di sini
Peneliti : Kendala apa yang anda alami saat bergabung dalam BUMDes
Mitra Sejati?
Informan : Kendala saya pribadi ndak ada mbak, kalau pembagian waktunya
juga bisa
Peneliti : Apa harapan anda terhadap berdirinya dan terciptanya
program-program baru dari BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Harapannya ya semoga tambah besar, lancar, banyak
nasabahnya dan banyak yang mau bergabung dengan
bumdes gitu.

72
3.7 Informan Pendukung 7. Perangkat Desa Sukorejo

Nama : Pak Murosit


Usia : 46
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kedudukan : Sekretaris Desa
Tempat Wawancara : Kantor Balai Desa Sukorejo
Hari, Tanggal : Selasa, 22 Maret 2022

Gambar 3.7 Wawancara bersama Sekretaris Desa


Penelitian : Bagaimana sejarah berdirinya BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Awalnya Bumdes Mitra Sejati itu ya berdiri tahun 2001 serentak
se-Kabupaten berdiri terkait dengan Bumdes. Itu sebagai langkah
pemerintah kabupaten pada saat itu setelah adanya apa ya '98 itu.
Itu untuk menghindari rentenir, akhirnya ada semacam pinjaman
yang dilewatkan desa yaitu lewatnya bumdes, seperti itu.
Penelitian : Apakah berdirinya BUMDes Mitra Sejati mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat Desa Sukorejo?
Informan : Ya paling tidak karena Sukorejo penduduknya besar otomatis ya
bisa mengangkat tetapi belum signifikan, karena memang minat
penduduknya sangat besar seperti itu.
Penelitian : Bagaimana peran BUMDes Mitra Sejati dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat Desa Sukorejo?
Informan : Ya bumdes itu ada semacam itu ya pendampingan terkait dengan
pembinaan untuk umkm. Di situ juga ada yang kedua, bumdes juga
unitnya ada yang karena Sukorejo sentral genteng dan batu bata ya

73
itu otomatis ada unitnya yaitu penyewaan peralatan. Ya jadi
otomatis paling tidak di situ masyarakat juga terbantu dengan
adanya penyewaan itu.
Penelitian : Bagaimana pendapat anda mengenai sistem pengoperasian
BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Saya kira untuk sistem pengoperadiannya ya sudah baiklah
menurut standar. Karena memang saat ini kita membutuhkan
terkait dengan pendampingan akuntan. Karena memang saat ini
untuk transparansi atau pengoperasiannya sudah sesuai standarnya
yang dilakukan oleh bumdes begitu.
Penelitian : Strategi pengembangan apa saja yang dijalankan dalam upaya
meningkatkan perekonomian masyarakat melalui BUMDes?
Informan : Untuk strategi pengembangan otomatis kita dilakukan bersama
pada saat musyawarah. Musyawarah desa, di situ pasti ya bumdes
itu memufakat seperti ini otomatis ya di situ sudah namanya
musyawarah. Ada usulan, ada juga semacam saran. Ada juga yang
hasil dari keputusan itu dimaknai sebagai bentuk pengembangan
dari pada bumdes.
Penelitian : Apa harapan anda dari adanya program dan inovasi yang
diberikan oleh BUMDes Mitra Sejati?
Informan : Paling tidak bundes itu bisa meningkatkan PADes desa. Paling
tidak itu, itu tujuan yang utama. Yang kedua, juga bumdes itu bisa
meningkatkan perekonomian masyarakat dalam arti sebagai
pendampingan dalam kegiatan ekonomi di masyarakat.

74
Lampiran 4. Penghargaan yang diterima BUMDes Mitra Sejati
Arsip Penghargaan yang diterima BUMDes Sukorejo

75
76
77
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian

78
79
Lampiran 6. Hasil Cek Plagiasi

80
81
RIWAYAT HIDUP

Fatma Kurnia Mayawati lahir di Trenggalek pada


tanggal 21 April tahun 2000 merupakan putri tunggal
dari pasangan Bapak Madkur dan Ibu Siti Patimah.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1
Bendorejo pada tahun 2006-2015. Selanjutnya penulis
menempuh pendidikan menengah pertama di SMP
Negeri 1 Pogalan pada tahun 2012-2015 dan dilanjutkan
sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Durenan pada
tahun 2015-2018. Pada tahun 2018 penulis melanjutkan
pendidikan perguruan tinggi di Universitas Negeri Malang program studi S1
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Selama perkuliahan penulis aktif dalam dua
periode di organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS
(HMPS) 2019-2020. Periode pertama sebagai anggota di Bidang Penalaran dan
periode kedua sebagai Sekretaris Bidang Penalaran. Penulis mengikuti BKT
Pheromone Voice (PMV) selama dua periode dan ikut melaksanakan pentas seni
yang melibatkan BKT. Penulis dapat dihubungi melalui email
fatma.kurnia.1807416@students.um.ac.id.

82

Anda mungkin juga menyukai