SKRIPSI
Oleh
Faiz Hamzah
NIM 1113054100066
JAKARTA
1438 H/2017
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
Hidayatuallah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya gunakan
dalam penulisan ini, telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Faiz Hamzah
ABSTRAK
Faiz Hamzah
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Segala puji senantiasa penulis panjatkan atas segala karunia Allah
SWT, yang telah menciptakan makhluknya dengan penuh cinta dan kasih sayang-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW
yang sangat mencintai ummatnya dan memandu ummatnya menuju jalan yang
lurus.
Dalam penulisan skripsi ini penulis masih banyak kekurangan, baik pada teknik
penulisan maupun pada isi pembahasan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua
kepada :
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan
Sosial UIN Syarif Hidyatullah Jakarta dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA
Jakarta.
ii
3. Bapak M. Hudri, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.
4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Program Studi
Jakarta.
6. Bapak Anwar, Bapak Dwi, Bapak Roy, Bapak Gunin yang telah memberikan
7. Bapak Tarwenda, Bapak Toha, Ibu Sukrisi, dan Bapak Atip yang turut
dan materi yang tiada henti kepada penulis. Serta doa, kasih sayang, dan
pengorbanannya yang tulus dan tidak kenal lelah yang selalu diberikan kepada
penulis selama ini agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini dengan
baik. Serta untuk kakak dan adik Rizqi Hidayati dan Farrih Fatta Ulinnuha,
juga untuk keluarga besar terimakasih atas doa dan semangatnya selama ini.
9. Abdul Karim (teman kosan), yang selalu mau direpotkan, selalu nanyain
“kapan sidang om?” dan selalu berbagi canda dikala pengerjaan skripsi.
iii
10. Arief, Ridwan, Sidiq, Agus, Alfa, Putra, Bahir, Zaky (Kuwuk), yang sudah
berbagi senang dan susah dari semester satu hingga akhir kuliah. Semoga
silaturahim kita selalu terjaga. Cerita kita belum berakhir, cerita kita jangan
11. Riza, Randi, Desty, Khilda, Anita, Eka, Anya, Wida, Ratih (Inspirator Ketje),
yang sudah memberikan masukan dan warna tersendiri pada saat pengerjaan
skripsi.
12. Ghifari, Anto, Riza, Yogi, Faris, Riky (Jagur) yang suka gangguin saat
13. Teman-teman seperjuangan Kessos angkatan 2013 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya. Terimakasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa
Faiz Hamzah
iv
DAFTAR ISI
Abstrak ........................................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Dampak
1. Pengertian Dampak .............................................................. 20
2. Indikator Dampak................................................................. 21
3. Hal-hal Khusus Dalam Pendugaan Dampak ........................ 23
B. Hierarki Kebutuhan Maslow ...................................................... 24
C. Sampah
1. Pengertian Sampah ............................................................... 27
2. Jenis-Jenis Sampah............................................................... 29
D. Kesejahteraan Keluarga
1. Pengertian Kesejahteraan ..................................................... 31
2. Pengertian Keluarga ............................................................. 32
v
3. Pengertian Kesejahteraan Keluarga ..................................... 38
E. Motif Prestasi dan Pertumbuhan Ekonomi ................................ 43
vi
B. Analisis Data .............................................................................. 93
1. Gambaran Kesejahteraan Keluarga Pemulung perantau sebelum
proyek ................................................................................... 94
2. Dampak Kesejahteraan Keluarga Pemulung Perantau Sesudah
Proyek .................................................................................. 97
BAB V PENUTUP
vii
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 4.3 Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sandang .................................. 105
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
dengan baik. Sedangkan sampah sendiri merupakan barang buangan yang selalu
dihasilkan manusia setiap harinya. Sampah selalu ada dan terus meningkat setiap
pinggir-pinggir jalan. Sampah juga dapat diartikan sebagai material sisa yang
melakukan aktivitas akan menghasilkan sampah atau buangan. Oleh karena itu,
sampah. Sampah tersebut harus dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah
1
Suharsono, kamus besar bahasa Indonesia, (Semarang: widya karya, 2009), hal. 456.
1
Namun kenyataan yang terjadi adalah pemerintah dalam konteks ini DKI
Jakarta masih belum dapat menangani sampah yang menumpuk untuk dikelola
dengan baik sehingga menimbulkan keresahan pada warga. Sampah Ibu Kota
Jakarta, menurut Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menyebutkan
bahwa DKI Jakarta merupakan kota dengan volume sampah sebesar 6.500 – 7.000
ton per hari. Meski kini sudah banyak warga yang sadar untuk mengolah sampah
menjadi produk daur ulang, namun tetap saja tidak bisa menanggulangi sampah
yang dihasilkan kota dalam sehari. Pengelolaan terkait sampah ini belumlah
maksimal, tidak semua sampah hasil DKI Jakarta bisa dikirim ke Tempat
menampung, dan juga akan meningkatkan biaya tipping fee sampah yang
sekarang sudah berjumlah Rp.123.000 per ton sampah.2 DKI Jakarta pun telah
mampu mengolah sampah di hulu masing-masing 1.500 ton per hari. Karena hal
memang menjadi pilihan paling efektif untuk menangani sampah yang dihasilkan
masyarakat kota, khusunya untuk masyarakat kota Jakarta dan kota Bekasi.
2
http://m.beritasatu.com/megapolitan/321282-djarot-sampah-jakarta-7500-ton-per-
hari.html diakses pada 11 februari 2017, pukul 18.01 WIB.
2
Sampah-sampah ini semakin tak terkendali dengan semakin banyaknya
penduduk di wilayah ibu kota dari waktu ke waktu. Kenaikan tingkat kepadatan
penduduk disebabkan oleh adanya migrasi penduduk desa ke kota yang disebut
dengan urbanisasi. Salah satu faktor yang menjadi pendorong bagi migrasi ke kota
menjadi terbatas, hal ini yang mendorong warga desa untuk bermigrasi ke kota.
Warga desa yang datang ke kota karena desakan ekonomi pada umumnya
adalah mereka yang tidak mempunyai kedudukan sosial yang tinggi di desanya.
yang baik untuk dapat hidup secara layak. Kalau mereka datang secara perorangan
maka dengan mudah mereka dapat mencari akomodasi penginapan dan bermukim
untuk sementara secara sederhana saja. Kalau mereka mempunyai kenalan dari
desa yang sama atau mempunyai kerabat yang memang sudah ada di kota, mereka
akan hidup menumpang, sementara itu mereka mencari kerja atau mengerjakan
informal salah satunya berprofesi sebagai pemulung. Pemulung adalah orang yang
3
memiliki nilai jual dari tempat-tempat sampah ataupun yang banyak berserakan di
jalan-jalan yang kemudian dijual pada juragan barang bekas. Sebagian besar para
yang berlokasi dekat dengan pintu utama TPST, menjadi tempat strategis sendiri
bagi para pemulung untuk bertempat tinggal di sini. Sekitar 70% warga RT 01
Seperti salah satu pemulung bernama Kartini yang merupakan warga asli
waktu 10 hari, dari mengumpulkan botol plastik dan kaca, Kartini dan suaminya
bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp 1,5 juta.4 Meski hanya berprofesi sebagai
keluarganya, hasil dari mereka mulung pun tidak hanya untuk sekedar mereka
3
Wawancara Pribadi dengan ketua RT 01 Pak Gunin, pada tanggal 13 Februari 2017.
4
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/24/21265021/kisah.para.pemulung.bantarg
ebang. Diakses pada 31 Januari 2016, pukul 01.34 WIB.
4
Pemerintah Republik Indonesia sendiri mendefinisikan kesejahteraan
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
araeb eiepra Q6 tercermin di Surga yang dihuni oleh Adam dan isterinya sesaat
sebelum Adam dan isterinya diperintahkan turun ke bumi, mereka terlebih dahulu
Hawa, sehingga bayang-bayang surga itu bisa diwujudkan di bumi dan kelak
5
Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.
6
Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran; Tafsir Maudhlui Atas Berbagai Persoalan Umat.
Edisi Ebook, h. 126-127
5
ْ ِم َه ي ُْخ ِر َجىَّ ُك َما فَ ََل ك
ال َجىَّ ِة َ و ِلز َْو ِجَ ك َ َل َع ُذ ٌّو َٰهَ َذا ِإ َّن آ َد ُم يَا فَقُ ْلىَا
َٰ تَضْ َح َٰى َو ََّل فِيهَا ُ َظ َمأ
ٰ ْ ت َّلَ ك َ َّ تَع َْر َٰى َىأَو َو ََّل فِيهَا ع َ تَجُى أَ ََّّل ك َ َل فَتَ ْشقَىإِ َّن
Artinya: “Hai adam, sesungguhnya ini (Iblis ) adalah musuh
bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali jangan sampai ia
mengeluarkan kamu berdua dari Surga, yang akibatnya engkau akan
bersusah payah. Sesungguhnya engkau tidak akan kelaparan di sini
(surga), tidak pula akan telanjang, dan sesungguhnya engkau tidak akan
merasakan dahaga maupun kepanasan”.
Dari ayat ini jelas bahwa pangan, sandang, dan papan yang diistilahkan
dengan tidak lapar, dahaga, telanjang, dan kepanasan semuanya telah terpenuhi di
sana.
informal. Namun pada penelitian kali ini peneliti akan lebih mendalam menggali
BenkeiiubeniButepr“.
6
B. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini agar lebih terfokus dan terarah. Peneliti
membagi fokus penelitian ini menjadi dua yaitu, dampak dari TPST terhadap
meningkatkan kesejahteraaannya.
C. Perumusan Masalah
perumusan masalah yang akan menjadi bahan penelitian dibagi menjadi dua:
Bantargebang Bekasi.
Bekasi.
D. Tujuan Penelitian
penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam dampak yang di hasilkan dari
7
05 Ciketingudik Bantargebang Bekasi serta apa saja faktor-faktor yang menjadi
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
2. Manfaat Praktis
8
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian.
mengahsilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau
7
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), h. 39-44.
8
Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1998), h. 3.
9
2. Sumber Data
Data Primer adalah data pokok yang mendukung penelitian dimana data
9
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), h. 157.
10
a. Observasi atau pengamatan
turun ke lapangan. Dalam teknik ini peneliti harus memupuk terlebih dahulu
hubungan baik dan mendalam dengan informan. Sikap saling percaya tersebut
dikenal dengan istilah rapport. Apabila rapport tersebut telah terbina, informan
benda-benda atau alat-alat, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Kedelapan hal
tersebut saling berkaitan sehingga perhatian peneliti harus total pada apa yang
sedang diamati. Dalam hal ini peneliti terjun langsung ke tempat penelitian yaitu
b. Wawancara
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang yang lainnya dengan
Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan, pertama, dengan wawancara
peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang
10
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007), h. 95.
11
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Penerbit: PT Remaja Rosdakarya,
Bandung. 2003), h.180.
11
diteliti, tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua,
apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas
waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini dan juga masa yang akan
ingin digali.
c. Dokumentasi
Dokumen sendiri dapat dipahami sebagai setiap catatan tertulis yang berhubungan
dengan peristiwa masa lalu, baik yang dipersiapkan maupun yang tidak
mencari catatan tertulis mengenai hal-hal atau variabel yang berkaitan dengan
pola-pola dalam data perilaku yang muncul, objek-objek, terkait dengan fokus
12
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), h. 176.
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Jakarta (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), h.
234.
14
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), h. 199.
12
sosial atau latar, di mana teori sosial itu terjadi. Peneliti kualitatif pindah dari
deskripsi peristiwa historis atau latar sosial ke interpretasi maknanya yang lebih
merenungkan data yang telah direkam, juga meninjau kembali data mentah dan
terekam.15 Adapun proses dari analisis data menurut Seiddel (1998) sebagai
berikut:
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dan hal itu diberi kode
3. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
temuan-temuan umum.16
15
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), h. 246.
16
Ibid, h. 248.
13
6. Teknik Keabsahan Data
Menurut Prof. DR. Lexy J. Meolong keabsahan data dapat dicapai dengan
Namun, dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil
terjadinya perbedaan.
KeiaeInhrea”aenikrkuibrktenonuaCu keUINJeteike2007.
penentuan sampel penelitian tidak secara random karena dianggap tidak penting.
Oleh karena itu, sampel ditentukan secara purposive (sengaja) sehingga sampel
14
lebih pada kemampuan sampel (informan) untuk memasok informasi selengkap
mungkin kepada peneliti. Dengan kata lain informan yang dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang- orang yang dapat dalam
pemulung.
kesejahteraan.
17
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media , 2012), h. 89.
15
G. Tinjauan Pustaka
dari penyusunan skripsi yang penulis teliti agar terhindar dari kesamaan judul dan
lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelum sebelumnya. Dalam kajian ini,
peneliti memuat penelitian yang sudah ada, dengan membandingkan judul yang
Geografi.
Sukabumi”.
lingkungan fisik sekitar. Dan ada juga penelitian yang lainya yaitu:
16
Nama : Nirmaya Gilar Cahya
Konsumen.
aktifitas tambang. Dalam skripsi ini juga menggali lebih dalam tentang bagaimana
kesejahteraan keluarga sekitar tambang yang menjadi penerima manfaat CSR dan
juga yang tidak menerima manfaat dari CSR PT. Arutmin Indonesia.
yang berbeda yaitu dampak untuk lingkungan fisik sekitar TPA, dan juga
kesejateraan keluarga yang berada di sekitar tambang. Fokus penelitian yang akan
17
H. Sistematika Skripsi
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan teori-teori yang mendasari pola pikir penulis
Keluarga Sejahtera.
18
BAB IV: TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan analisis data, yaitu
pemaparan tentang hasil penelitian dan analisis dampak yang dihasilkan TPA
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari analisis data
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dampak
1. Pengertian Dampak
maupun positif), benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga
balik antara satu dengan lainnya. Sejalan dengan itu, dampak merupakan
keadaan di mana ada hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain
akibat dari pada apa yang dipengaruhi dan apa yang mempengaruhi.19
20
2. Indikator Dampak
lingkungan akan terjadi di masa yang akan datang, besarnya akan banyak
ditentukan oleh waktu atau lamanya dampak terjadi. Perlu diperjelas untuk
waktu kapan atau jangka waktu berapa lama dampak tersebut akan diduga.
berbeda.21
20
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), h. 126.
21
Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2007), h. 92.
22
Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2007), h. 93.
21
a. Keadaan Tanpa Proyek
meningkat.
kompleks. Misalnya ada proyek yang pada jangka pendek dan jangka
panjang.
suatu proyek untuk jangka pendek dan jangka panjang yang biasanya
23
Ibid.
22
3. Hal-hal Khusus Dalam Pendugaan Dampak24
proyek.
dicari.
b. Aspek Biologis
c. Aspek Sosial-Ekonomi
24
Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2007), cet. ke 11, h. 99-101.
23
d. Aspek Sosial-Budaya
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Jenjang motivasi bersifat mengikat,
maksudnya kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan
lebih tinggi.
24
Kelima tingkat kebutuhan itu, menurut Maslow, ialah berikut ini:
paling dasar, paling kuat dan paling jelas diantara segala kebutuhan
25
3) Kebutuhan cinta dan memiliki – dimiliki (Belongingness and Love
Needs)
diterima oleh orang lain. Ada yang memuaskan kebutuhan ini melalui
percaya diri, diri berharga, diri mampu dan perasaan berguna dan
pasif, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah diri dalam
bergaul.
menjadi apa saja yang dia dapat lakukan dan untuk menjadi kreatif dan
26
berbagai kebutuhan yang lebih rendah, yaitu kebutuhan-kebutuhan
C. Sampah
1. Pengertian Sampah
kesehatan masyarakat.
bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap
atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang
ditinjau dari segi social ekonimis tidak ada harganya dan dari segi
25
Alex, Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2003), h. 273.
26
Sri Subekti, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat
Pendahuluan, Available at: http://www.scribd.com/doc/19229978/tulisan-bektihadini Diakses
pada 5 Maret 2017 pukul 23.00 WIB.
27
lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap
lingkungan hidup.
definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak
berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat
ditolak.
padat, dari bahan organik atau anorganik, baik benda logam maupun benda
bukan logam, yang dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar. Bentuk
aktivitas manusia dan binatang yang secara normal padat dan dibuang
27
Alex S, Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik, (Yogyakarta:
Pustaka Baru Press), h. 3-4.
28
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya dari pemakai semula,
2. Jenis-jenis Sampah
a) Sampah Organik
limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup yang terdapat di alam.
Berbagai macam hasil olahanya yang kemudian dibuang dan dapat terurai
28
Cecep Dani Sucipto, Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, (Jakarta: Goysen
Publishing, 2009), h. 2-3
29
Alex S, Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik, (Yogyakarta:
Pustaka Baru Press), h. 9-10.
29
secara alami oleh bakteri tanpa perlu tambahan bahan kimia apapun di
dalam penguraianya.
b) Sampah Anorganik
akan tetapi zat plastik tidak dapat. Bila dibuang sembarangan maka zat
satu usaha yang dapat menghancurkan zat plastik adalah sinar ultraviolet
dari matahari. Ini pun akan memakan waktu yang lama juga, dibandingkan
sampah lainnya dapat pula untuk mengurung tanah yang lebih rendah.30
30
Ibid.
30
D. Kesejahteraan Keluarga
1. Pengertian Kesejahteraan
31
hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman
hidup.31
2. Pengertian Keluarga
pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak-kanak tetapi juga bagi para
32
suatu rumah tangga terdiri atas kakek dan nenek, semua anak-anaknya,
kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri atas suami istri tanpa anak,
dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, serta peran saudara laki-
semua institusi, merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau
Pasal 1 Ayat 10; Khairuddin 1985; Landis 1989; Day et al. 1995; Gelles
1995; Ember dan Ember 1996; Vosler 1996). Menurut U.S. Bureau of the
Census Tahun 2000 keluarga terdiri atas orang-orang yang hidup dalam
33
Janu Murdiyatmoko, Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat, (Jakarta: PT
Rineka Cipta 2000), h. 41-42.
33
satu rumah tangga (Newman dan Grauerholz 2002; Rosen (Skolnick dan
Skolnick 1997).34
peneapekenaekuikuiepekeKrkebQeirAn ei’en:
aenikrpuirnkeaten”.
Keluarga:
34
Puspitawati, H. Konsep dan Teori Keluarga, Departemen Ilmu Keluarga dan
Konsumen Fakultas Ekologi Manusia, Institiut Pertanian Bogor, 2013, h. 1-3.
34
timbul rasa aman, tenteram, dan harapan masa depan yang lebih baik
kebutuhan fisik dan mental yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang
yaitu (a) Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan
dengan hidup bersama dibawah satu atap dan merupakan susunan satu
rumah tangga. Tempat kos dan rumah penginapan bisa saja menjadi rumah
35
Ibid.
36
Ibid.
35
dan istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara laki-laki dan
pengenalan hak-hak dan tugas orangtua; tempat tinggal suami, istri dan
dan mental). Secara detil tujuan dan fungsi keluarga dapat diuraikan
sebagai berikut:
dan mental yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
37
Ibid.
36
memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota
kebutuhan fisik dan nonfisik yang terdiri atas fungsi: (a) Keagamaan, (b)
Sosial, (c) Budaya, (d) Cinta kasih, (e) Perlindungan, (f) Reproduksi, (g)
dan pendidikan anak, pemberian nama dan status, perawatan dasar anak,
4. Menurut Mattensich dan Hill (Zeitlin et al. 1995) fungsi keluarga terdiri
keluarga baru melalui prokreasi atau adopsi, kontrol perilaku sosial dan
dewasa.
37
dan fungsi instrumental yaitu fungsi manajemen sumberdaya keluarga
3. Kesejahteraan Keluarga
mental dan kepribadian yang mantap dan matang sebagai sumber daya
dalam memenuhi kebutuhan dasar, sosial, jasmani dan rohani supaya bisa
mencapai kesejahteraan.
yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan
38
Ibid.
39
Departemen Sosial RI, Kesejahteraan Keluarga, (Jakarta: CSIS 1995), h. 53.
38
yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan
inkrtekoiKuneeiieQuueakuieI(KQI)ekeernkrtekoi”tubekeaen
kepeituneeiie”(beprinueds).
40
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009, Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
39
4) Tahapan Keluarga Sejahtera III
Plus.41
Sejahtera I.
atau lebih.
41
Ali Khomsa, Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2015), h. 14
40
3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai
kesehatan.
pelayanan kontrasepsi.
makan daging/ikan/telur.
penghuni rumah.
41
13) Seluruh anggota keluarga umur 10 – 60 tahun bisa baca
tulisan latin.
menggunakan/obat kontrasepsi.
indikator berikut:
atau barang.
tempat tinggal.
kabar/majalah/radio/tv.
42
21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
eksternal melainkan faktor internal, yakni pada nilai-nilai dan motivasi yang
ada kaitanya dengan dorongan dan perilaku dalam kehidupan mereka, yang
dinamakan the need for achievment (N`ach) yakni nafsu untuk bekerja secara
baik, bekerja tidak demi pengakuan sosial atau gengsi, tetapi dorongan kerja demi
pertumbuhan ekonomi. Dari studi itu dia mendapatkan adanya pengaruh dan
kaitan antara pertumbuhan ekonomi dan tinggi rendahnya motive yang lain yakni
42
Ibid.
43
DR. Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, (Yogyakarta:
Insist Press, 2008), h. 57-60.
43
BAB III
Kota Bekasi, wilayahnya cukup strategis berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta
dan Provinsi Jawa Barat. TPST Bantargebang terletak 40 km dari pusat kota
Cileungsi.
44
Luas wilayah Kota Bekasi mencapai 21.049 ha dan terbagi menjadi 12
masing wilayah kecamatan tersebut yaitu Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi
Timur, Bekasi Barat, Medan Satria, Rawa Lumbu, Bantargebang, Jati Asih, Jati
Ciketing Udik.
Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Saat ini luas lahan TPST Bantargebang
seluruhnya 120.8 ha. Luas efektif yang digunakan untuk menimbun sampah 80%,
yang dibagi kedalam lima wilayah atau zona. Sisa 20% digunakan untuk
prasarana seperti pintu masuk, jembatan timbang, jalan operasional, kantor, buffer
zone, fasilitas pengolahan lindi (air sampah), fasilitas pencucian armada, fasilitas
45
Sebagian besar lahan TPST merupakan milik dari Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta, namun seluas 10.5 hektar merupakan milik pengelola yang akan
diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jakarta pada akhir kontrak, yaitu pada
Bangun Guna Serah. Sejak digunakan pada Agustus 1989, TPA tersebut
menerima sampah hanya dari lima wilayah DKI Jakarta, yaitu Wilayah
Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan
Jakarta Pusat.44
2. Kondisi Eksisting
Luas Area : 110,3 Ha terdiri dari : Luas efektif TPST 81,91 % dan sisanya 18,09
% untuk prasarana seperti Jalan masuk, Jalan Kantor dan Instalasi Pengolahan
Lindi. 10,5 Ha Milik Pihak ketiga akan diserahkan setelah masa kontrak tahun
2023 selesai.
44
Profil TPST, Dinas Lingkungan Hidup 2017.Pengelolaan TPST Bantargebang.
46
Status Tanah : Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Mulai Beroperasi : Tahun 1989 oleh BKLH Provinsi DKI Jakarta dan BKL
Provinsi Jawa Barat yang kemudian direvisi dengan surat persetujuan kelayakan
3. Pengelola
Tabel 3.1
Tahun Operator
Sekarang Pemerintah
45
Ibid.
46
Ibid.
47
4. Total Area & Ketinggian
Tabel 3.2
Zona I 18,3
Zona II 17,7
Zona IV 11,0 20 – 30
Zona V 9,5
47
Ibid.
48
Gambar 2. Peta lokasi TPST Bantargebang
5. Volume Sampah
Tabel 3.3
Tahun Ton
2008 4.500
2009 4.998
2010 5.065
2011 5.173
49
2012 5.264
2013 5.651
2014 5.664
2015 6.170
2016 6.725
6. Tenaga Kerja
Tabel 3.4
No Divisi Jumlah
1 Operator Timbangan 45
2 Petugas 3R 94
3 Pesada 100
4 IPAS 20
48
Ibid.
50
7 Security 56
9 Montir/Teknisi 20
Jumlah 765
TPST Bantargebang.
49
Ibid.
51
6. Tumpukan tampah di landfill perlu diproses lanjutan, antara lain:
Sarana dan prasarana TPA yang dapat mendukung prinsip tersebut diatas
1) Fasilitas umum (jalan masuk, kantor / pos jaga, saluran drainase dan
pagar).
9. Fasilitas Penunjang
1. Jembatan Timbang
a. Lokasi jembatan timbang harus dekat dengan kantor / pos jaga dan
50
Brosur TPST Bantargebang.
51
Profil TPST, Dinas Lingkungan Hidup 2017.Pengelolaan TPST Bantargebang.
52
b. Jembatan timbang harus dapat menahan beban minimal 5 ton.
2. Air bersih
pencucian kendaraan (truk dan alat berat), maupun fasilitas TPA lainnya.
Penyediaan air bersih ini dapat dilakukan dengan sumur bor dan pompa.
3. Bengkel / Hangar
kendaraan atau alat besar yang rusak. Luas bangunan yang akan
minimal yang harus ada di TPA adalah peralatan untuk pemeliharaan dan
kerusakan ringan.52
a. Kelurahan Ciketingudik
Nomor 02 tahun 2002, tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kota Bekasi
dan Kelurahan.
52
Ibid.
53
Berdasarkan keterangan dan tokoh masyarakat dan aparatur yang ada di
nama Ciketingudik yang terdiri dari 3 (tiga) suku kata yaitu sebagai berikut:
Diantara ke 3 (tiga) nama tempat tersebut yang berada paling ujung adalah
Ciketingudik. Awal dari nama Ciketingudik yaitu pecahan dari Desa Sumur tahun
1980 menjadi Desa Ciketingudik, pada waktu itu dijabat oleh M. Karim. S sebagai
PJS Kepala Desa pada tahun 1980 kemudian 1983 di adakan pemilihan Kepala
Desa (PILKADES) yang ikut dalam pemilihan tersebut yaitu, Samat, Nesin, dan
Kardi. Dalam pemilihan Kades pada waktu itu dimenangkan oleh Bapak Samat
dan kemudian dilantik menjadi Kades Ciketingudik pada tahun 1983 s/d 1992.
Kemudian awal tahun 1993 di PJS kan kepada saudara Yesty Maryaty.
54
1. Tahun 2001 s.d 2004 Yang menjabat : ABDUL HAMID.
M.Si
Luas Wilayah Kelurahan Ciketingudik adalah 343.34 Ha, berada pada 105
meter diatas ketinggian laut dengan suhu udara rata-rata 27º C - 37º C
Bantargebang.
Kecamatan Bantargebang.
53
Laporan Penyelenggaraan Kinerja Kelurahan Ciketingudik Kecamatan Bantargebang
Kota Bekasi Tahun 2015-2016, h. 22.
55
c. Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kelurahan Limusnunggal
Kabupaten Bogor.
2. Letak Orbitrasi
berikut ini:
Tabel 3.5
Letak Orbitrasi
No Orbitrasi Jarak
54
Ibid, h. 25.
55
Ibid, h. 27.
56
Kondisi Geografis Kelurahan Ciketingudik terdiri dari:
Tabel 3.6
Kondisi Geografis
56
Ibid, h. 27.
57
b) Misi Kelurahan Ciketingudik
Tabel 3.7
No Nama Jabatan
57
Ibid, h. 20.
58
6. Andrea Sucipto, SE Kasi Trantib & Limnas
59
22. Tacim Wahyudin Staf Ekbang
58
Ibid, h. 61.
60
PETA WILAYAH KELURAHAN CIKETINGUDIK
Keterangan:
: RW 01 : RW 05 : RW 09
: RW 02 : RW 06 : TPST
: RW 03 : RW 07 : Lokasi
: RW 04 : RW 08
61
5. Kependudukan Kelurahan Ciketingudik
a) Jumlah Penduduk
Tabel 3.8
59
Ibid, h. 29.
62
b) Mata Pencaharian Keluarahan Ciketingudik
Tabel 3.9
Pencaharian.
2014 2015
2. TNI / Polri 82 95
5. Pertanian 97 97
6. Pertukangan 7 7
7. Pensiunan 93 93
9. Dagang 44 44
60
Ibid, h. 28.
63
Dari tabel ini terlihat bahwa dari total jumlah penduduk Kelurahan
bidang swasta.
Tabel 3.10
64
Jumlah 19.543 19.562 19.418
Tabel 3.11
2014 2015
61
Ibid, h. 28.
62
Ibid, h. 29.
65
6. Penggunaan lahan Kelurahan Ciketingudik terbagi dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.12
1. Pemukiman 193 Ha
2. Pemakaman Umum 5 Ha
3. Perkantoran 3 Ha
4. Perusahaan/Industri 10 Ha
6. Lain-lain 213.500 Ha
7. Kondisi Pendidikan
cukup baik, hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan jenjang pendidikan
63
Ibid, h. 30.
66
Tabel 3.13
SD/sederajat
6 Tamat D-1 - -
7 Tamat D-2 68 68
10 Tamat S-2 8 8
11 Tamat S-3 - -
64
Ibid, h. 41.
67
Tingkat pendidikan sebagaimana terlihat pada tabel tersebut di atas,
kenaikan dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 2,61%, dan untuk penduduk yang
yang lebih tinggi. Hal ini memnunjukan tingginya tingkat kesadaran masyarakat
Tabel 3.14
masih sekolah
putus sekolah
65
Ibid, h. 42.
68
Sesuai dengan data pada tabel tersebut di atas, menunjukan bahwa terdapat
dua belas tahun, angka usia wajib belajar pendidikan dasar ini menunjukan
Tabel 3.15
2014 2015
TK 8 10
TPA 3 5
SD/sederajat 6 6
SLTP/sederajat 1 1
SLTA/SMK sederajat 2 2
Berdasarkan data di atas, sarana dan prasarana terutama pada TPA, TK,
66
Ibid, h. 42.
69
b. RT 01 RW 05 Kelurahan Ciketingudik Bantargebang Bekasi.
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti lebih dalam tentang pemulung
gerbang TPST, dan merupakan tempat yang strategis untuk para pemulung
tinggal. RT 01 dipimpin oleh Pak Ginin, dan ketua RW 05 dipimpin oleh Pak
Solim.
1. Jumlah Penduduk
Wilayah ini memiliki jumlah penduduk sekitar 649 orang dan KK 237.
Tabel 3.16
Laki-laki Perempuan
331 318
2. Jenis Pekerjaan
67
Dokumen RT 01 RW 05 kelurahan Ciketingudik Kecamatan Bantargebang Kota
Bekasi.
70
Tabel 3.17
Jenis Pekerjaan di RT 01 RW 05
Pedagang 25
Supir 21
Pemulung 112
Swasta 56
Buruh 22
Karyawan 23
Jumlah 259
68
Ibid.
71
BAB IV
A. Temuan Data
alami penduduk perkotaan dan adanya migrasi dari satu daerah ke daerah lainnya.
Migrasi penduduk merupakan suatu bentuk respon dari adanya perbedaan variasi
Dampak negatif dari migrasi ini disebabkan oleh tidak seimbangnya peluang
untuk mencari nafkah di daerah asal dengan daerah tujuan. Salah satu tujuan
tarik untuk peluang lapangan pekerjaan seperti TPST Bantar Gebang. TPST
Bantar Gebang terletak di tiga Kelurahan yang ada di Kecamatan Bantar Gebang
yaitu Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Sumur Batu dan Kelurahan Cikiwul.
Sejak didirikannya TPST Bantar Gebang tahun 1988, banyak penduduk dari
penggunaan lahan tidak hanya disebabkan oleh adanya TPST, tetapi juga
luar TPST Bantar Gebang. Faktor aksesibilitas yang mudah dan dekat ke pusat
Kecamatan Bantar Gebang dan ke pusat Kota Bekasi juga membuat banyak
72
Pendatang yang melakukan migrasi ke TPST Bantar Gebang berasal dari
1. Informan
a. Pak Tarwenda
Sebelum proyek
dari Indramayu. Lahir pada tahun 1970, saat ini Pak Tarwenda
memiliki seorang istri dan dua orang anak. Pada awalnya Pak
tetangganya, dengan upah yang didapat hanya setiap kali panen saja.
69
Wawancara Pribadi dengan Pak Tarwenda pemulung dari Indramayu, Bekasi, 12 Mei
2017.
73
Ketika Pak Tarwenda belum menjadi pemulung, anak pertama Pak
“Qeae penae dua anak, yang satu sudah menikah, yang satu lagi
kelas 6 SD. Kalo kakaknya pendidikannya rendah kayak saya, jadi
pehekreputeieniheneniueie.”
Sesudah proyek
“Benaet aeni kekeni tuprnr hep, niie iehe keir Inkieheae eue,
ada yang dari Madura, ada yang dari Karawang, Cirebon, Banten,
macem-macem. Dulu ya pas jadi petani, saya dapet uang cuma pas
panen, 3 bulan sekali, tapi pas udah kesini bisa setiap hari dapet
74
uang. Dulu juga paling dalam setiap panen cuma dapet satu
jutaan.”70
Berdasarkan wawancara tersebut, pemulung yang berada di
upah yang didapat sebagai buruh tani hanya setiap 3 bulan sekali
kebutuhan keluarganya.
jam, berangkat pagi dan pulang sore hari, dalam kurun waktu tersebut
sampah jenis plastik dan beling, sampah jenis ini yang menurut Pak
70
Wawancara Pribadi dengan Pak Tarwenda pemulung dari Indramayu, Bekasi, 12 Mei
2017.
75
“Qeae buienitek peir, peneni brepenae aebrp epaei, puaeir peae
biasa bawa sekwintal sampai dua kwintal. Yang saya bawa yang
bisa dijual aja mas, kaya botol-botol plastik, beling, kan pengepul
maunya juga yang begitu, jadi kita nyari yang bisa jadi uang.
Sekilonya 800 rupiah, kita kan jualnya per partai, ngga dipilah.
Sehari kira-kira 100ibtekeniueiebrpe200ib”71
Meski kegiatan sehari-hari Pak Tarwenda berada di tumpukan
“Keneehetenbeiunipehetuneeiieaehpripukrepaeirae,poennae
kan lokasinya deket juga, kalau malem kita bareng terus makanya,
biasa mas pakai nasi, buat lauk sih ya lebih suka ikan, sering
makan rten,poennaepeketuneeiieuhenipekepeterten.”72
Pak Tarwenda dan keluarga tetap memperhatikan pola makan,
akan menjaga daya tahan tubuh Pak Tarwenda untuk terus mencari
nafkah.
Pak Tarwenda memiliki dua orang anak, yang pertama sudah bekerja
dan menikah, yang ke dua kelas 6 tingkat sekolah dasar. Baginya kini
71
Wawancara Pribadi dengan Pak Tarwenda pemulung dari Indramayu, Bekasi, 12 Mei
2017.
72
Wawancara Pribadi dengan Pak Tarwenda pemulung dari Indramayu, Bekasi, 12 Mei
2017.
76
pentingnya pendidikan, meski dirinya sendiri memiliki pendidikan
“Qeaeueienipetrkhep,tuneeiieueie,keprteneeekeaenipetrkae
saya bawa ke puskesmas atau rumah sakit thamrin. Sekarang anak
yang kedua juga sekolah di SD sini, pinginya ya biar sekolah
sampai tinggi, orang tua ngedukung sama epeaeeue.”73
Dalam kehidupan bermasyarakat keluarga Pak Tarwenda juga
“Keno aeir bupei peae rtek beie hep, rpkir peae rtek punieuren
mingguan, ya ada iuranya juga perminggu buat pengajian.
Kuirekenaeninernueiebrepenaeekereienaeueiehep.” 74
Dalam berpakaian, Pak Tarwenda dan keluarga memakai pakaian
yang berbeda pada setiap kegiatan, dan juga keluarga Pak Tarwenda
Pak Tarwenda:
73
Wawancara Pribadi dengan Pak Tarwenda pemulung dari Indramayu, Bekasi, 12 Mei
2017.
74
Wawancara Pribadi dengan Pak Tarwenda pemulung dari Indramayu, Bekasi, 12 Mei
2017.
75
Wawancara Pribadi dengan Pak Tarwenda pemulung dari Indramayu, Bekasi, 12 Mei
2017.
77
Di Bantargebang Pak Tarwenda tinggal di sebuah kontrakan, yang
dari kayu, lantai yang bukan keramik dan juga ruangan di dalam rumah
kampung halamanya untuk beliau tempati jika sudah tua nanti. Hal ini
seperti penuturannya:
informasi.78
b. Pak Toha
Sebelum Proyek
Lahir pada tahun 1988, Pak Toha adalah salah satu pemulung
perantau yang berasal dari Madura. Pak Toha memiliki seorang istri
dan belum dikaruniai anak. Pak Toha mulai merantau pada tahun 2006,
awal Pak Toha merantau tidak langsung menjadi pemulung, Pak Toha
76
Pengamatan di rumah Pak Tarwenda pada tanggal 12 Mei 2017.
77
Wawancara Pribadi dengan Pak Tarwenda pemulung dari Indramayu, Bekasi, 12 Mei
2017.
78
Pengamatan di rumah Pak Tarwenda pada tanggal 12 Mei 2017.
78
sempat bekerja memilah plastik di daerah Cakung selama enam bulan.
penuturannya:
“Qeae keir Mekeie hep, pep rke hener huienkee keaen 2006, rke
nggak langsung ke sini, saya kerja dulu di Cakung milah plastik
limbah dari pabrik, tapi hasilnya nggak seberapa dari pada disini,
ekeairkepuirnikrheiearnbopueie.”79
Dari usaha pertamanya menjadi buruh untuk memilah plastik hasil
pekerjaannya. Dari sana Pak Toha pun mengikuti jejak kakaknya untuk
Setelah Proyek
“Saya kesini di ajak sama kakak saya, pasti mereka yang datang
kesini udah punya kenalan lebih dulu, ngga tau dari keluarganya
atau tetangganya, kan bingung juga kalo ngga punya kenalan. Dulu
pas saya pertama datang kesini, sehari saja saya mulung bisa untuk
hidup empat hari, ya kira-kira 200 ribu lah saya dapat.”80
79
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
80
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
79
Hasilnya pada tahun 2012 Pak Toha berinisiatif untuk
“Tehun 2012 saya mau ngembangin usaha, belilah mobil harga pas
itu dua puluh lima juta, ya sekedar buat operasional ngangkut
barang. Sekarang pagi saya berangkat buat nimbang hasil anak
buah, jam 9 saya pulang buat milah, satu anak buah saja saya bisa
niuneeirn200pehper300irbe.”81
Jam kerja Pak Toha kini pun berubah, tidak seperti saat ia
memulung, saat memulung Pak Toha akan berangkat pagi lalu pulang
sore hari, namun kini Pak Toha hanya berangkat pagi untuk
wawancara peneliti, kini beliau lebih sibuk memilah hasil dari anak
buah untuk dijual lagi di pabrik atau pengepul lain. Sampah yang
sangat sering, bahkan saat memilah plastik beliau juga makan bersama
81
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
80
makan bareng, disini tuh antara bos sama anak buah emang akrab,
ngga kaya saya pas kerja di Cakung. Saya sering makan pakai
ayam, disini itu tinggal di gubug cuma sekedar tinggal, buat makan
pasti ada, saya juga orangnya suka milih, kalo ngga enak saya ngga
heeheten,heneatekenipeaepehpubopunheteneaeh.”82
Pak Toha sangat memperhatikan hubungan antara bos dan anak
buah, beliau ingin akrab dengan setiap anak buahnya, menjalin relasi
beraktifitas.
Dalam tiga bulan terakhir Pak Toha merasa sehat, tidak ada
keluahan apapun, begitu juga keluarga. Namun jika ada dari anggota
masyarakat pun Pak Toha juga ikut ambil bagian dalam membantu
“Iae, peae puirni huhbenke, tekeni ten eke aeni kekuni tu
rumah, bawa proposal, buat kegiatan, kerja bakti, bangun mushola,
82
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
83
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
81
saya bantu yang saya bisa saja. Saya juga sibuk kerja, jadi jarang
bisa ikut kegiatan langsung.”84
Dari wawancara tersebut peneliti mencoba untuk mengobservasi
warganya.
masyarakat.
“Iae buke-beda pastinya, kalo cuma kerja gini ya pakai kaos aja,
kalo mau jalan-jalan agak bagusan, kalo ke kondangan juga beda
84
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
85
Observasi pada pembangunan musholla pada tanggal 15 Mei 2017.
82
lagi. Iya pasti mas, itu udah kaya kewajiban. Apa lagi kalo mau
nubeien.”86
Dalam pengamatan peneliti Pak Toha kini tinggal pada sebuah
hanya dari kayu, lantai yang bukan keramik dan juga ruangan di dalam
kini saja belum memiliki seorang anak. Hal ini seperti penuturan Pak
Toha:
“Eniie hep, peae buneh penae enet ueie. Quhpuk pra aehpri
prnirnpenaeenet,keprtuieieien.”89
Untuk memperoleh informasi dari luar pun Pak Toha
c. Ibu Sukrisi
Sebelum Proyek
Jawa Tengah, tepatnya berasal dari Kota Demak. Lahir pada tahun
86
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
87
Pengamatan di rumah Pak Toha pada tanggal 15 Mei 2017.
88
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
89
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
90
Pengamatan di rumah Pak Toha pada tanggal 15 Mei 2017.
83
1966, kini usia Ibu Sukrisi menginjak 51 Tahun dan memiliki dua
“QeaekeirDuhethep,ekeahuienkeekeirnehe,pepTPQTkrbete
saya udah disini, dulu mah masih banyak alang-alang, sampahnya
juga masih sampe sini-sini, sekarang kan udah rapi ya, rame juga,
niieteaekenepupr.”91
“Teaen82peaehuienkee,puikehepeaeuekrpuhbenkekrJakarta,
saya jadi pembantu sampai taun 89, terus habis itu pindah kesini
bareng suami.”92
Sebelum menjadi pemulung di Bantargebang, Ibu Sukrisi mengaku
“Deneheapeaeniietuprtrienpeterenhep,aeniekeeuekrpetu.
dulu mah tidur juga sekedar tidur mas, belum bisa saya beli rumah
punkrirteaeirnr.”93
91
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
92
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
93
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
84
Sesudah proyek
akhirnya beliau memiliki anak buah tetap. Hal ini seperti penuturan
Ibu Sukrisi:
“Qeaehenerniupenrkeewennaerpunibunrpenaeoieni,keen90en
itu mulai banyak yang dateng, dari situ saya mulai punya anak
buah, mereka dateng aja gitu ke saya, ya akhirnya setiap hasil
mereka nyari saya yang bayar, abis itu baru saya jual lagi ke pabrik
ekeetupunepetnern.”94
Pendapatan Ibu Sukrisi kini juga lebih baik dari pada menjadi
“Tuiienkeni pra teno rke, tekeni peae niuueen pui hrniie. Keno
udah kekumpul baru saya kirim biar sekalian. Ada lah sehari 1 ton
mah buat beling. Kalo plastik paling setengahnya. Harganya juga
beda-beda, beling putih Rp 1.000/kg, beling warna Rp 850/kg,
bokonpnepkrtRp5.000/ti.” 95
Dari hasil usahanya selama ini, Ibu Sukrisi telah membeli tanah
keluarga dan juga untuk dibangun kontrakan. Namun pada tahun 2002
94
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
95
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
85
“Dene putrkei keen 2002 puhpek eke tubeteien, iehea peae ueie
ikut kebakar, abis itu bangun rumah lagi, dibenerin lagi
ieheanae.”96
Setelah merenovasi rumah yang Ibu Sukrisi tempati bersama
tinggal, gubug ini tidak dipungut biaya oleh Ibu Sukrisi, beliau merasa
senang bisa membantu, ini juga agar bisa menjalin relasi yang baik
“Ikeenetbeeapeaepekekrniienkrpubuneaieheapeae,breiiehe
gubug tapi ya saya senang bisa membantu mereka, kan mereka
juga punya keluarga, kadang kalo soal makan juga saya sering
nieuethetenbeiuni,tenkeirprketrkeuekrkutukpehehuiute.” 97
Ibu Sukrisi adalah seseorang yang giat dan tekun dalam bekerja,
seringkali beliau kerja sampai larut dan kurang waktu tidur. Ibu Sukrisi
kopi. Meski begitu beliau juga sangat menjaga pola makanya, daging,
ikan, telur dan sayuran pun menjadi menu sehari-hari keluarganya. Hal
“Qeae kea tuiue iet tunen wetke hep, tekeni peae tuiue brpe
sampe jam 2 malem, begitu saya orangnya. Sekarang mau
ngandelin suami udah ngga bisa, suami saya sakit kolesterol, harus
sering ke rumah sakit buat ngecek. Tapi untungnya alhamdulillah
saya sehat terus. Saya sering minum kopi, sehari saya bisa abis
sampe 8 sachet, ngga bisa saya kalo ngga minum kopi. Kalo soal
96
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
97
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
86
makan sih kadang ikan, daging, sering lah, kan belakang rumah
tukang sayur, jadi belanja aja di situ, kalo daging ya di Pasar
Benkeiiubeni.” 98
Dari wawancara tersebut, wajar bila Ibu Sukrisi sangat gigih dalam
bekerja, kini sang suami sudah tidak bisa kerja terlalu lelah karena
jual, namun itu dilakukan jika beliau tidak sedang merasa sibuk.99 Ibu
Sukrisi kini lebih sering di rumah untuk memilah hasil anak buah, juga
menjual sampah-sampahnya.
98
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
99
Pengamatan di rumah Ibu Sukrisi pada tanggal 15 Juni 2017.
100
Observasi di rumah Ibu Sukrisi pada tanggal 15 Juni 2017.
87
Saat ini Ibu Sukrisi telah manambah penghasilanya dengan sewa
mobil milikinya, Ibu Sukrisi memiliki 2 mobil, yaitu mobil pick up dan
Dalam setahun juga terdapat minimal satu stel baju untuk keluarga Ibu
Sukrisi.
“Iae ienkr-ganti mas, saya apalagi aktif kalau lagi pemilu mas,
mobil saya dipakai buat kampanye, kemaren sempet nabrak
depannya. Itu ya harus rapih lah mas. Kalo pakaian baru tiap tahun
prapepkrekehep,epeneirtenoheenubeien.” 101
Ibu Sukrisi memiliki 2 orang anak, Ibu Sukrisi tidak mengikuti
program KB, Kini anaknya sudah ada yang menikah dan yang satu lagi
untuk meginap di rumahnya. Ibu Sukrisi sadar akan nilai agama, maka
dari itu beliau akan sangat senang membantu jika dirinya bisa untuk
101
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
88
“Qeaa ngga ikut program KB mas, Kalo soal kegiatan sih disini
ada, saya suka nyumbang kalo ada iuran-iuran, biar saya belum
bisa aktif banget, tapi ya saya juga pingin ngebantu. Disini suka
ada orang-orang dari mana aja yang suka neliti, saya suka tawarin
nginep di rumah saya aja kalo jauh rumahnya, ya tapi gitu tidurnya
enetekeinaeeue.”102
Namun di dalam keluarga, hanya Ibu Sukrisi saja yang belum bisa
“Qeaeniiebrpebeiehep,QDeueniieneneppeaekene.”103
“QeaepetenonkonTV,epeneirputeienineiriehupoeneaot,peae
seneng ngikutinnya, hampir tiap hari saya liat berita jadinya.”104
d. Pak Atip
Sebelum Proyek
bekerja sebagai buluh ayam. Hal ini seperti penuturan Pak Atip:
“Qeae keir Mekeie hep. Hebrp kehek QD awalnya saya kerja jadi
beneaeaeh,beieebrprkeheneni.”105
Sebelum menjadi seorang pemulung Pak Atip mengaku
kehidupannya tidak sebaik sekrang, hal ini seperti penuturan Pak Atip:
102
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
103
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
104
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei 2017.
105
Wawancara Pribadi dengan Pak Atip pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
89
“Ya biasa aja kalau pakaian, wah dulu saya belum mikirin harus
ada pakaian baru. Dulu saya belum bisa tinggal kayak sekarang,
alhamdulillah sekarang sudah punya rumah sendiri.”106
Sesudah Proyek
Pak Atip merantau tahun 1993, saat itu Pak Atip diajak oleh
Pak Atip:
“Dene puikehe kreuet pehen, pep rke keaen 93, neheaen aeprnnae
pas mulung, rokok jaman dulu masih dua ribu, yang namanya nasi
uduk itu cepe, ada yang seratus jigo. Sampah yang diambil
emberan, pas itu plastik masih murah, terus kalo jaman dulu pas
mungut yang nyari plastik itu grupnya orang Semarang.
EhbuienaepeaeueentuPehen.”107
Selama enam tahun mulung Pak Atip terus belajar bagaimana bisa
usaha. Pada tahun 1999 Pak Atip mulai usahanya dengan menjual
rongsokan, besi-besi.
“Awenhenerepeaekeienirkekeaen99,puikeherkeueennaebupr-
besi, rongsokan awalnya. Terus berhubung waktu itu rongsokan
harganya mahal barangnya ngga ada alih profesi jadi plastik,
karena plastik bahan bakunya banyak, juga daur ulang mayoritas
plastit.”108
106
Wawancara Pribadi dengan Pak Atip pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
107
Wawancara Pribadi dengan Pak Atip pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
108
Wawancara Pribadi dengan Pak Atip pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
90
Menurut Pak Atip usaha itu yang terpenting adalah giat, jujur,
Atip bisa mengirim barang dua hingga tujuh truk, dalam satu truk
berisi 4 ton, Pak Atip kini fokus pada penjualan plastik, harga plastik
perkilo Rp. 2.500 hingga Rp. 3.500, jadi dalam sehari omset yang
didapat Pak Atip dari hasil pengiriman satu truk mencapai Rp.
beliau bekerja, juga membeli empat truk untuk operasional usaha Pak
Atip. Pak Atip memiliki tiga orang anak, yang pertama sudah duduk di
bangku SMA, yang kedua berumur 5 tahun dan yang ketiga berumur 3
tahun.
91
sehat kan bagaimana sama diri kita yang mau ngejaga. Tapi kalo
emang sakit, biasanya anak yaa saya bawa ke klinik atau rumah
sakit thamrin.”109
Dari wawancara diatas, Pak Atip masih menyempatkan makan
dengan aktifitasnya, selalu ada baju baru setiap tahun untuk keluarga.
Pak Atip juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan ikut
“Kenokrnrnitenienneirheeeketuireken,teaebenienhepaonne,
kerja bakti, atau yang lain, saya ikut nyumbang buat kegiatan itu.
Atau kalau ada kegiatan hari besar saya ikut.”111
Dalam mendapatkan informasi dari luar, Pak Atip mendapatkannya
109
Wawancara Pribadi dengan Pak Atip pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
110
Wawancara Pribadi dengan Pak Atip pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
111
Wawancara Pribadi dengan Pak Atip pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei 2017.
92
handphone yang terkoneksi dengan internet, jadi Pak Atip juga bisa
B. Analisis Data
keluarga.
Bantargebang. Analisis ini dilakukan untuk mencari tahu dan menjadi alat ukur
dampak langsung dari TPST Bantargebang kepada para pemulung perantau yang
Merujuk pada teori Irwan (2015) mengenai dampak, dampak merupakan suatu
akibat atau pengaruh yang dapat menyebabkan perubahan dari suatu kegiatan atau
TPST Bantargebang yang membawa dampak tersendiri bagi para pemulung yang
112
Pengamatan di tempat kerja Pak Atip pada tanggal 15 Mei 2017.
93
dampak agar dapat mengukur dampak dari TPST Bantargebang dengan
2 Anggota keluarga Ya Ya Ya Ya
bekerja/sekolah dan
berpergian.
kesehatan.
113
Bab II halaman 20.
94
be KB pergi ke sarana
pelayanan kontrasepsi.
bersekolah.
a. Pak Tarwenda
pendidikan yang cukup untuk anak pertamanya. Kini anak pertama Pak
Tarwenda sudah menikah dan menggeluti profesi yang sama dengan Pak
Tarwenda.
Ketika hanya menjadi seorang buruh tani, Pak Tarwenda pun merasa
hasil dari kerjanya belum bisa memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan
95
memakan waktu paling tidak tiga bulan. Setiap panen Pak Tarwenda
hanya mendapat hasil sekitar satu jutaan. Dengan motivasi tinggi ingin
b. Pak Toha
Pak Toha masuk dalam klasifikasi kesejahteraan tingkat pra sejahtera. Pak
Cakung. Pak Toha bekerja memilah plastik limbah dari sebuah pabrik.
Saat bekerja sebagai buruh, hasil yang didapat tidak cukup untuk
tekanan dari bosnya, Pak Toha seringkali dimarahi oleh bosnya, membuat
Pak Toha berfikir untuk berhenti menjadi buruh. Pada akhirnya Pak Toha
Bantargebang.
c. Ibu Sukrisi
96
pembantu rumah tangga selama 7 tahun. Saat menjadi pembantu rumah
tangga Ibu Sukrisi dan suami hidup apa adanya, tidak memikirkan pakaian
dan tempat tinggal yang layak. Setelah itu barulah Ibu Sukrisi mulai
Bantargebang.
Namun kini suami Ibu Sukrisi sudah tidak mampu untuk bekerja keras,
sejak awal.
d. Pak Atip
Pak Atip masuk dalam klasifikasi kesejahteraan tingkat pra sejahtera. Pak
Atip merupakan pemulung perantau yang berasal dari Madura. Sejak Pak
Atip lulus SD Pak Atip tidak melanjutkan pendidikan karena biaya. Dari
situ Pak Atip mulai bekerja sebagai buluh ayam di kampungnya. Dengan
pekerjaan yang tidak tetap dan penghasilan yang tidak seberapa, Pak Atip
dimana terpenuhi kebutuhan fisik, materil, mental, spiritual dan sosial, yang
97
memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta
yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang mantap
kesejahteraan.
inkrtekoiKuneeiieQuueakuieI(KQI)ekeernkrtekoi”tubekeaen
kepeituneeiie”(beprinuukp).
114
BAB II halaman 38.
98
3) Tahapan Keluarga Sejahtera II
Plus.115
1) Penghasilan Pemulung
a. Pak Tarwenda
dibawa berupa plastik dan beling. Nilai jual dari sampah Pak
115
BAB II halaman 39.
99
Tarwenda perkilonya seharga Rp 800. Dalam pendistribusian hasil
200.000.
b. Pak Toha
tahun 2006 hingga tahun 2012. Saat masih menjadi pemulung Pak
maka dari itu hasil yang didapat dari mulung beliau gunakan untuk
5.000.000.
c. Ibu Sukrisi
100
tangga. Kemudian pada tahun 1990an Ibu Sukrisi mencoba
sana pendapatan Ibu Sukrisi pun meningkat, tidak hanya dari hasil
Dalam sehari Ibu Sukrisi dapat menjual sekitar 1 ton beling, dan
setengah ton plastik. Saat ini, usaha Ibu Sukrisi bertambah dari
hasil sewa mobil miliknya juga dari kontrakan yang Ibu Sukrisi
meningkat.
d. Pak Atip
rongsokan, lalu saat barang menipis dan nilai jualnya juga mahal,
Pak Atip beralih ke plastik. Kini dalam sehari Pak Atip bisa
plastik dengan nilai jual perkilonya Rp. 2.500 hingga Rp. 3.500,
101
jadi dalam sehari omset yang didapat Pak Atip dari hasil
116
BAB II halaman 30.
102
2) Tabel 4.2 Tingkat pemenuhan kebutuhan pangan pemulung.
1. Makan dengan Ya Ya Ya Ya
daging/ikan/telur
sekali dalam
seminggu (tidak
untuk vegetarian)
pokok sesuai
domisili.
a. Pak Tarwenda
Pak Tarwenda makan nasi sehari tiga kali dengan sering lauk ikan,
b. Pak Toha
makan nasi tiga kali sehari dengan lauk yang beragam, kadang
ayam, ikan. Pak Toha juga sering makan dengan keluarga, bahkan
103
tidak hanya dengan keluarga, dengan anak buahnya pun ketika
Toha.
c. Ibu Sukrisi
anak buahnya pun Ibu Sukrisi sering lakukan, sebab tempat tinggal
d. Pak Atip
siang.
104
Berdasarkan data Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa
bahkan tak jarang juga mereka yang sudah menjadi bos pemulung
1. Memperoleh pakaian Ya Ya Ya Ya
105
dalam setahun.
2. Pakaian berbeda Ya Ya Ya Ya
sesuai dengan
kebutuhan dan
kegiatan.
a. Pak Tarwenda
meyesuaikanya.
b. Pak Toha
pakaian baru untuk Pak Toha dan keluarga, baginya itu seperti
c. Ibu Sukrisi
106
juga Ibu Sukrisi menyesuaikan memakai pakaian sehari-hari
d. Pak Atip
berikut:
107
4) Tabel 4.4 Tingkat pemenuhan kebutuhan papan.
untuk setiap
penghuni rumah.
dengan perlindungan
dan kesehatan.
a. Pak Tarwenda
dengan kondisi yang kurang baik. Lantai yang bukan dari keramik,
108
b. Pak Toha
halamannya.
c. Ibu Sukrisi
yang sudah permanen, atap yang kokoh, dan juga lantai yang sudah
dikeramik.
d. Pak Atip
109
Berdasarkan pada tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa dari
pun juga tersedia, namun dengan kondisi yang lebih bagus dan
juga terawat.
110
tua adalah alasan mengapa ia lebih memilih membangun rumah di
tabel 4.5
1. 3 bulan terakhir Ya Ya Ya Ya
fungsinya
dibawa ke sarana
kesehatan
111
a. Pak Tarwenda
dan terus beraktifitas agar badan selalu sehat. Jika terdapat yang
b. Pak Toha
Namun jika ia atau keluarga ada yang sakit, maka Pak Toha akan
c. Ibu Sukrisi
terdekat.
check up.
112
d. Pak Atip
keadaan sehat, dan jika ada yang sakit di dalam keluarga mereka
113
dalam mengatasi penyakit. Kondisi tersebut juga menunjukkan
sudah menggunakan
KB dan melalui
sarana kesehatan
a. Pak Tarwenda
b. Pak Toha
c. Ibu Sukrisi
program KB.
114
d. Pak Atip
tidak ingin ingin mengikuti program KB, dan kini beliau memiliki
KB, yaitu Pak Toha, Pak Toha mengutarakan alasan tidak atau
115
7) Tabel 4.7 Pengetahuan dan pendidikan.
tahun mampu
membaca tulisan
tahun sedang
bersekolah
a. Pak Tarwenda
b. Pak Toha
anak, maka dari itu belum bisa memenuhi indikator usia 7-15 tahun
116
c. Ibu Sukrisi
anak Ibu Sukrisi sedang mengenyam bangku kelas 5 SD. Hal ini
d. Pak Atip
anak pertama Pak Atip sedang mengeyam bangku SMA, anak yang
ke dua mengenyam bangku TK, dan yang ketiga masih tiga tahun.
lapangan.
117
kesadaran para pemulung akan pentingnya pendidikan. Semua
anak pemulung ada yang sedang bersekolah dan juga ada yang
meningkatkan
pengetahuan agama.
Mengikuti
pengajian, serta
kegiatan keagamaan
lainnya.
2. Anggota keluarga Ya Ya Ya Ya
menjalankan ibadah
sesuai dengan
118
kepercayaan agama
yang di anut.
a. Pak Tarwenda
b. Pak Toha
bekerja. Sang istri pun belum bisa aktif dalam mengikuti kegiatan
keagamaan.
c. Ibu Sukrisi
d. Pak Atip
bekerja.
119
Selanjutnya untuk mengetahui anggota keluarga pemulung
1. Paling kurang 1 Ya Ya Ya Ya
orang anggota
keluarga di atas 15
tahun memiliki
penghasilan tetap
a. Pak Tarwenda
Pak Tarwenda sudah menikah, dan tidak lagi tinggal bersama Pak
Tarwenda.
b. Pak Toha
c. Ibu Sukrisi
120
terkadang masih bekerja, namun tidak bisa sepenuhnya, hanya
kalau dirasa mampu untuk dirinya. Anak pertama Ibu Sukrisi pun
d. Pak Atip
Atip hanya Pak Atip yang berpenghasilan. Istri Pak Atip sibuk
1. Secara teratur, Ya Ya Ya Ya
sukarela
memberikan
sumbangan di
masyarakat
121
2. Keluarga mengikuti Ya Ya Ya Ya
kegiatan masyarakat
a. Pak Tarwenda
terdapat kegiatan maka Pak Tarwenda akan ikut iuran, juga istri
b. Pak Toha
c. Ibu Sukrisi
kegiatannya.
d. Pak Atip
122
Berdasarkan data pada tabel 4.10 di atas, dalam hidup
1. Memperoleh Ya Ya Ya Ya
kabar/majalah/radio/
TV/internet
a. Pak Tarwenda
123
b. Pak Toha
c. Ibu Sukrisi
d. Pak Atip
124
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sebagai berikut:
fase Keluarga Sejahtera I (KS I), keluarga Pak Toha dan Ibu Sukrisi
(KS III), yang artinya telah terpenuhi basic needs atau kebutuhan dasar,
125
2. Faktor-faktor yang yang menyebabkan ketidakmeningkatan dan
dan merekrut karyawan, disamping itu para pemulung yang gigih dalam
merubah nasibnya akan terus belajar bagaimana cara menjalin relasi, sebab
B. SARAN
Adapun saran yang dapat peneliti ajukan kepada beberapa pihak terkait,
antara lain:
temuan lapangan, informan yang peneliti teliti ternyata masih ada yang
menemukan suatu program yang berjalan yaitu pelatihan baca tulis, namun
dengan pengawasan yang kurang maka para peserta juga seenaknya untuk
ikut pelatihan atau tidak. Sedangkan membaca dan menulis adalah hal
126
2. Untuk para pemulung agar lebih giat dan konsisten dalam mengais rezeki,
lapangan, sebab itu akan berdampak pada maksimal atau tidaknya hasil
penelitian.
127
DAFTAR PUSTAKA
A. SUMBER BUKU
Persada,2007).
Rosdakarya, 1998).
128
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif.
1993).
B. SUMBER MAKALAH
2013.
C. SUMBER UNDANG-UNDANG
Kesejahteraan Sosial.
129
D. SUMBER INTERNET
http://m.beritasatu.com/megapolitan/321282-djarot-sampah-jakarta-7500-ton-
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/24/21265021/kisah.para.pemulu
http://www.scribd.com/doc/19229978/tulisan-bektihadini Diakses
E. SUMBER WAWANCARA
2017.
12 Mei 2017.
Wawancara Pribadi dengan Pak Toha pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei
2017.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sukrisi pemulung dari Demak, Bekasi, 14 Mei
2017.
Wawancara Pribadi dengan Pak Atip pemulung dari Madura, Bekasi, 15 Mei
2017.
130
F. SUMBER PENGAMATAN
G. SUMBER LAINNYA
Kota Bekasi.
131
Pedoman Wawancara
Bantargebang Bekasi
Tujuan Wawancara :
gerbang TPST. Tak dipungkiri keberadaan TPST menjadikan lahan bagi para
pemulung untuk bekerja di sektor informal, maka dari itu peneliti tertarik untuk
RT 01 RW 05.
Identitas Informan
Nama :
Usia :
Status :
Jumlah Anak :
Tanggal Wawancara :
1. Sudah berapa lama anda tinggal disini?
negatif?
7. Apakah para pemulung disini merupakan warga asli atau lebih banyak
pendatang?
8. Apa harapan anda untuk para pemulung yang mengais rezeki di TPST?
TPST, juga saran-saran anda untuk para pemulung yang berada di wilayah
RT 01 RW 05?
Pedoman Wawancara
Bantargebang Bekasi
Tujuan Wawancara :
gerbang TPST. Tak dipungkiri keberadaan TPST menjadikan lahan bagi para
pemulung untuk bekerja di sektor informal, maka dari itu peneliti tertarik untuk
RT 01 RW 05.
Identitas Informan
Nama :
Usia :
Status :
Jumlah Anak :
Tanggal Wawancara :
Daftar pertanyaan sebelum menjadi pemulung
1. Sebelum menjadi pemulung berapa kali bapa dan keluarga makan dalam
sehari?
2. Apakah saat itu anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk
setiap kegiatan?
Bantargebang?
kebutuhan?
8. Apakah jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan?
16. Lalu apakah anda ikut memberikan sumbangan untuk kegiatan tersebut?
17. Apakah anda atau anggota keluarga aktif dalam kegiatan masyarakat?
Pedoman Observasi
5. Saya perhatiin pemulung disini Iya, hampir semua malah di sini pada
pada punya motor Pa? punya motor, sehari itu mereka bisa
6. Ada pencegahan dari bapa sendiri Ngga ada sih mas, gimana ya jadi
ngga Pa, supaya pemulung ngga pemulung di sini itu enak mas, jadi
7. Berarti lebih berdampak positif Iya positif, mereka jadi pada sekolah
buat pemulungnya ya Pa dari segi anak-anaknya, tercukupi kebutuhan
maksimal juga.
tahun 1997.
3. Pas udah jadi pemulung lebih Sebenernya nih ya mas, banyak yang
enak mana Pa? enak jadi petani datang kesini, ngga cuma dari
jutaan.
4. Kalau sebelum mulung disini Ya sama aja sih kalo makan mah,
Pa?
5. Bapa punya anak berapa Pa? dua- Saya punya dua, yang satu sudah
bapak sehari dapet berapa pa? biasanya habis ashar, sehari saya
Dari jam berapa Bapa sampai jam biasa bawa sekwintal sampai dua
kemana Pa?
8. Bapa ngga pingin jadi pengepul Ya mau aja, tapi kan lagi kepake
9. Jadi secara keseluruhan enak Iya mas jauh enak disini, disana
tinggal disini ya Pa dari pada di kayanya susah aja gitu mas, kurang
kampung, soalnya setiap hari bisa buat kebutuhan keluarga, kalo disini
dapet uang. Maaf Pa kalau boleh kan saya juga bisa nyekolahin anak.
gimana Pa? Berapakali sehari? hampir setiap hari ya, soalnya kan
Pakai apa? Sama sering ngga lokasinya deket juga, kalau malem
suka ikan.
10. Karena deket jadi nyempetin Pakaian sih beda-beda ya, kalau
makan di rumah ya Pa, maaf Pa kerja ya begini pakai kaos, kalo mau
kalau boleh tau untuk pakaian ke sekolah ketemu guru, apa ada
11. Maaf Pa kalau boleh tau dalam Ada, apalagi anak, biasanya kalo
setahun keluarga ada pakaian baru mau lebaran kan anak minta, jadi
12. Moment lebaran ya Pa, jadi Ngga ada sih kalau keluhan, saya
emang pinginya punya baju baru jarang sakit mas. Tiap hari ya
hehe, kalau selama kerja disini berangkat kerja, keluar keringet, gitu
keadaan bapa bagaimana? Dalam terus, jadi sehat kali saya. Tapi kalo
tiga bulan terakhir gitu apa Bapa emang di keluarga ada yang sakit,
sarana kesehatan?
15. Saya dulu juga pernah jadi Oh yang kalo sabtu minggu itu yaa,
membaca Pa?
16. Iya Pa setiap hari sabtu minggu. Ada mas, kalo hari besar saya ikut
Kalau disini suka ada kegiatan baru mas, istri saya ikut pengajian
Terus ada iuran gitu ga? yang lain juga biasanya ada iuranya
juga mas.
17. Bapak suka nyumbang juga Pa, Kalo yang lebih rajin ikut ya istri sih
sama suka ikut kegiatanya Pa? mas hehe, kalo nyumbang ya ikut
Terus kalo boleh tau untuk dapet nyumbang juga. Kalo dapet berita
18. Oh begitu, baik Pa terimakasih ya Amiin, iya mas, kalo mau ngobrol-
kesini karena apa ya Pa? Tahun itu nggak langsung ke sini, saya
5. Sebelum mulung itu gimana Sama aja sih kalo tempat tinggal,
Pa? biasa pakai apa? Sering ngga banget, saya ya kalo lagi milah
ayam.
gimana? Apakah beda-beda untuk kerja gini ya pakai kaos aja, kalo
10. Dalam tiga bulan terakhir Kalo kiat-kiat sih ngga ada ya mas,
gimana? Ada ngga kiat-kiat bergizi aja. Saya tinggal di sini juga
Thamrin.
11. Bapa ikut program KB Pa? Engga mas, saya belum punya anak
12. Bapa bisa membaca Pa? Bisa mas, kan dari tadi saya juga
keagamaan disini?
14. Kalo ibadah dimana Pa? Di rumah aja saya mah mas.
15. Disini suka ada iuran gitu ngga Iuran mah ada, yaa saya sering
Pa? untuk kegiatan? Terus Bapa membantu, kadang kan ada yang
saja.
16. Aktif ngga Bapa atau Ibu dalam Saya kurang aktif sih ya mas, paling
17. Kalo untuk dapet info dari luar Dari TV sih mas, saya juga kadang
dari mana Pa? TV kah? Atau malah dapet info dari sini HP.
18. Kalo gitu makasih ya Pa atas Iya Mas, kalo masih butuh apa-apa
waktunya, kayanya cukup sekian, dateng aja kesini, biasa kalo udah
doakan cepet selesai tugas saya ya selesai kerja sih ngaso aja kaya gini.
Paa hehe
atau gimana? jadi pembantu sampe tahun 89, terus
sebelum jadi pemulung gimana pakaian mas, yang ada aja dipake.
baru?
5. Sebelum pindah kesini, tempat Yah dulu mah tidur sekedar tidur
tinggal Ibu gimana keadaannya? mas, belum bisa saya beli rumah
6. Awal bisa merambah jadi Saya mulai ngepul itu awalnya iseng
pengepul gimana Bu? beli punya orang, taun 90an itu mulai
rumahnya.
7. Apa penyebabnya Bu? Apa aja Dari rumah tetangga belakang mas,
8. Sehari Ibu bisa jual berapa kilo Tergantung sih kalo itu, kadang saya
Bu? Terus dalam sehari itu bisa ngejual per minggu. Kalo udah
plastik Rp 5.000/kg.
9. Sehari Ibu kerja berapa jam Bu? Saya tuh kerja gak kenal waktu mas,
Diimbangin sama makan ngga kadang saya kerja bisa sampe jam 2
Bantargebang.
10. Untuk pakaian, apakah ganti-ganti Iya ganti-ganti mas, saya apalagi
untuk setiap kebutuhan Bu? Terus aktif kalo lagi pemilu mas, mobil
12. Maaf Bu, Ibu bisa baca apa Saya ngga bisa mas, SD aja ngga
13. Ibu aktif kegiatan keagamaan di Saya kurang aktif mas kalau begitu-
14. Tapi Ibu aktif di kegiatan Saya ngga ikut KB mas, Kalau soal
masyarakat yang lain, kalo ada kegiatan sih disini ada, saya suka
Terus Ibu ikut KB juga ngga Bu? saya belum bisa aktif banget, tapi ya
kadarnya aja.
15. Kalau untuk dapat informasi dari Saya suka nonton TV, apalagi
luar lewat apa Bu? TV kah atau sekarang lagi rame soal ahok, saya
6. Terus awal mulai jadi dagang gini Awal mulai usaha dagang itu tahun
kapan Pa? dalam sehari bisa jual 99, pertama itu jualnya besi-besi,
sampai Rp 3.500.
7. Ada ngga kiat-kiat untuk jaga Kalo jaga kesehatan paling saya suka
kesehatan Pa? dari pola makan bantu-bantu anak buah kerja juga,
sakit thamrin.
9. Anak ada berapa Pa? semua Anak ada tiga, yang pertama udah
10. Setiap tahun ada pakaian baru Ya kalo anak kan pinginnya punya
untuk keluarga Pa? terus untuk baju baru, jadi biasanya kalo mau
11. Suka ikut kegiatan masyarakat Kalo di lingkungan lagi mau ada
gitu Pa? kalau ada iuran ikut kegiatan, kaya bangun musholla,
Hari : Rabu
dari Kesbangpol, penulis mendapatkan surat izin dari Kelurahan untuk melakukan
terlihat banyak aktifitas dari pemulung disana, lokasi ini memang cukup strategis
Dalam penulusuran ini penulis melihat kawasan pemukiman pemulung, ada yang
berupa gubug-gubug dan ada pula yang rumah permanen. Penulis juga melihat
dicukupi, sebab penulis menuju lokasi saat hari sudah cukup sore.
Hari : Minggu
Hari ini penulis berinisiatif menuju rumah Pak RW 05 untuk meminta izin
tahu letak keberadaan rumah Pak RW, bahkan penulis menemukan salah seorang
warga yang tidak bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Ia hanya bisa
Akhirnya Penulis berhenti pada sebuah warung, disana penulis bertanya letak
rumah Pak RW 05, pemilik warung memberitahu arah dan nama Pak RW 05,
beliau bernama Pak Solim. Langsung penulis mengikuti petunjuk arah yang
namun ia sedang ingin pergi bersama keluarganya. Saya di izinkan untuk menelti,
dan untuk wawancara beliau saya diberi nomor kontaknya, untuk janjian waktu
terlebih dahulu.
Hari : Rabu
TPST) untuk meminta Profil dari TPST, namun harus mengurus surat izin dahulu
ke pihak Dinas Lingkungan Hidup yang kini mengelola TPST Bantargebang. Jadi
responden yang akan penulis teliti. Penulis bertemu dengan Ibu Sima, beliau
merupakan ibu rumah tangga dengan suami bekerja sebagai pemulung. Penulis
sempat mewawancarainya, Ibu Sima merupakan warga asli Ciketingudik, dan Ibu
Setelah penulis mewawancari Ibu Sima, penulis bertemu Pak Kasam, Pak Kasam
merupakan seorang pemulung yang asli warga sini. Beliau juga mau berbagi
Setelah penulis mendapat informasi dari warga asli setempat, penulis menyudahi
pun sudah mengetahui letak-letak disebelah mana saja para pemulung perantau
tinggal di RT 01 RW 05.
Penulis hari ini mewawancari Pak Tarwenda yang berasal dari Indramayu, yang
penulis amati adalah kondisi rumah Pak Tarwenda yang beliau tempati di
dinding yang hanya dari kayu, lantai yang bukan keramik dan juga ruangan di
dalam rumah sempit, membuat kontrakan ini tidak layak untuk di tempati.
Hari : Senin
hari ini peneulis bertemu dengan Pak Toha, beliau merupakan pemulung yang
berasal dari Madura. Observasi penulis ialah melihat bagaimana keadaan rumah
yang Pak Toha tempati di Bantargebang dan juga memperhatikan bagaimana Pak
Pak Toha tinggal pada sebuah kontrakan di Bantargebang, yang harus dibayar
kurang layak dengan dinding yang berbahan kayu, lantai yang belum berkeramik
dan juga atap yang terlihat kurang kokoh. Dalam pengamatan untuk mendapatkan
informasi dari luar, keluarga Pak Toha mendapatakan informasi dari luar melalui
TV, jyga peneliti melihat Pak Toha memiliki Handphone yang sudah terkoneksi
dengan internet.
Dari wawancara dengan Pak Toha, penulis mengunjungi rumah Pak Atip, Pak
Atip merupakan informan yang direkomendasi oleh Pak Toha, beliau mengatakan
Pak Atip sudah cukup lama di Bantargebang, dan menjadi teman Pak Toha juga.
Penulis pun mengunjungi rumah Pak Atip, namun beliau sedang tidak berada di
rumah, beliau sedang berada di lapak yang lokasinya cukup jauh dari RT 01 RW
yang cukup mengerikan, penulis pun sempat bersinggungan dengan preman yang
ternyata anak buah Pak Atip. Akhirnya Penulis bertemu dengan Pak Atip, pada
kesempatan kali ini penulis mengamati bagaimana Pak Atip dan keluarga
Hari ini penulis mengunjungi tempat penelitian lagi untuk melihat para informan
penulis, namun hari ini penulis hanya menyempatkan diri bertemu dengan Ibu
Sukrisi. Setibanya di rumah Ibu Sukrisi ternyata Ibu Sukrisi juga baru pulang dari
tumpukan sampah, beliau masih menyempatkan diri untuk mencari sampah jika
sampahnya dan juga menimbang hasil anak buah yang datang ke rumah.
Namun penulis belum bisa bertemu dengan informan yang lain, dikarenakan Pak
Tarwenda yang masih berada di tumpukan sampah, Pak Toha yang sedang tidak
berada di rumah, dan Pak Atip yang sebetulnya penulis sedikit ragu untuk
A. TPST Bantargebang
Bapak Atip.
C. Pengamatan
Rumah Pak Atip Pak Atip sedang bekerja dan memantau anak buah.
Ibu Sukrisi sedang menimbang hasil anak buah. Kontrakan milik Ibu Sukrisi
D. Kegiatan Masyarakat