Anda di halaman 1dari 19

MAQASID SYARI’AH DAN IJTIHAD

Oleh:
Dr. H. Toha Andiko, M.Ag.

Disampaikan pada Perkuliahan di


Pascasarjana UIN Fatmawati Sukarno
Bengkulu, Nov 2023
MAQASID SYARI’AH (TUJUAN
UTAMA HUKUM ISLAM)
1. Mewujudkan kebaikan, kemanfaatan,
dan hal-hal positif (jalb al-mashalih)
2. Menolak bahaya, kejahatan, kerusakan
dan hal-hal negatif (daf `u al-dharar)
Untuk menjaga eksistensi 5 yang pokok:
a. Agama
b. Jiwa
c. Akal
d. Harta
e. Keturunan
TINGKATAN MASHLALAH
• DHARURIYYAT (PRIMER) = jika tidak
dipenuhi akan mengancam 5 yg pokok
• HAJIYYAT (SEKUNDER) = jika tidak
dipenuhi akan menyebabkan kesulitan
• TAHSINIYYAT (TERSIER) = utk
peningkatan martabat dan memperindah,
erat kaitannya dengan akhlak
1.MEMELIHARA AGAMA
• PRIMER: MELAKSANAKAN SHALAT 5
WAKTU
• SEKUNDER: JAMAK DAN QASHAR
SHALAT
• TERSIER: MENUTUP AURAT, BERSIH
BADAN, PAKAIAN, DAN TEMPAT
2.MEMELIHARA JIWA
• P: MAKAN DAN MINUM
• S: MAKANAN YANG BERGIZI DAN
ENAK
• T: ETIKA MAKAN DAN MINUM
3. MEMELIHARA AKAL
• P: HARAM MINUM YG MEMAMBUKKAN
• S: BELAJAR ILMU TERTENTU
• T: MENGHINDARI DARI BANYAK
BERKHAYAL
4. MEMELIHARA KETURUNAN
• P: PERINTAH NIKAH DAN LARANGAN
BERZINA
• S: MENGGUNAKAN TALAK DALAM
PERCERAIAN, PENYEBUTAN MAHAR
DALAM AKAD NIKAH
• T: ANJURAN MEMINANG DAN PESTA
NIKAH
5. MEMELIHARA HARTA
• P: PERINTAH MENCARI REZEKI YANG
HALAL DAN LARANGAN CURANG
• S: MACAM JUAL BELI
• T: TATA CARA JUAL BELI
PENGERTIAN IJTIHAD
• Bahasa: ijtihad berasal dari kata jahada.
Mashdarnya adalah al-jahd dan al-juhd, yang
berarti al-thâqah (tenaga, kuasa, dan daya).
Kata jahada atau jahida menjadi ijtahada
dengan tambahan dua huruf, yaitu “Alif’ di
awalnya dan “Ta” antara huruf “Jim” dan “Ha”
bermaksud mubâlaghah (bermakna “sangat”).
Jadi al-ijtihâd dan al-tajâhud berarti pengerahan
segala kesempatan, kemampuan dan tenaga
dengan sangat sungguh-sungguh
PENGERTIAN IJTIHAD
• Istilah: pengerahan segala
kemampuan (bazlu al-wus`i) oleh
faqîh untuk menemukan,
menghasilkan dugaan kuat (zhann)
tentang hukum syara` yang bersifat
amali melalui cara istinbâth
RUANG LINGKUP IJTIHAD
1. Nash (al-Qur’an & al-Hadits) yang
zhanni al-dilalah (dapat ditafsirkan
dan dita’wil)
2. Nash (hadits-hadits ahad) yang
zhanni al-wurud
3. Peristiwa-peristiwa yang tidak ada
nashnya sama sekali
SYARAT-SYARAT MUJTAHID
1. Menguasai al-Qur’ân
2. Mengetahui al-Sunnah
3. Memahami bahasa Arab
4. Mengetahui tema-tema yang sudah menjadi
ijmâ`
5. Mengetahui Ushûl al-Fiqh
6. Mengetahui Maqasid al-Syari`ah
7. Mengenal manusia dan kehidupan sekitarnya
8. Bersifat adil dan takwa
TINGKATAN MUJTAHID
1. Mujtahid mustaqill: memiliki ushul al-istinbath sendiri, mampu
menggali hukum-hukum syari`at langsung dari sumber yang
pokok yaitu al-Qur’ân dan al-Sunnah.
2. Mujtahid muntasib: memilih atau mengikuti dasar-dasar istinbâth
imam mazhab tertentu, walaupun dalam masalah-masalah furû`
ia berbeda dengan pendapat imamnya. Misal: Abu Yusuf dan al-
Syaibani= Hanafiyah; Ibnu al-Qasim dan Asyhab= Malikiyah;
Buwaihi dan al-Muzani= Syafi`iyah.
3. Mujtahid madzhab: mengikuti persis imam madzhabnya baik ushûl
maupun furû`nya. Ijtihadnya terbatas hanya dalam masalah yang
ketentuan hukumnya tidak ia dapatkan dari imam madzhab yang
diikutinya (mujtahid takhrîj). Misal: Hasan ibn Zayad dan al-
Kurakhi= Hanafiyah; Abhary dan Ibnu Abi Zaid= Malikiyah. Al-
Syairazi dan al-Maruzi= Syafi`iyah.
4. Mujtahid murajjih: tidak mengistinbâtkan hukum-hukum furu`,
namun ia mampu membandingkan beberapa pendapat mujtahid
yang ada,lalu memilih salah satu pendapat yang dipandang
paling kuat. Ia hanya melakukan tarjîh terhadap pendapat para
imam madzhab dan tokoh-tokoh di sekitarnya.
MACAM-MACAM IJTIHAD
Dari segi dalil yang dijadikan pedoman:
1. ijtihad bayâni : menemukan hukum yang tersurat dalam
nash, namun sifatnya zhanni, baik dari segi
ketetapannya maupun dari segi penunjukannya.
2. Kedua, ijtihad qiyâsi : menggali dan menetapkan hukum
terhadap suatu kejadian yang tersirat dalam nash,
sebab tidak ada nash maupun ijmâ` yang telah
menetapkan hukumnya.
3. Ketiga, ijtihad ishtishlâhi : menemukan hukum yang
tersuruk, dengan menerapkan kaedah kulli (umum)
untuk kejadian yang ketentuan hukumnya tidak terdapat
dalam nash dan ijmâ`, dan dasarnya hanyalah jiwa
hukum syara` yang bertujuan untuk kemashlahatan
umat
MACAM-MACAM IJTIHAD
DARI SEGI BENTUK:
1. IJTIHAD INTIQA’I
2. IJTIHAD INSYA’I
3. TAKHAYYUR
4. TALFIQ
DARI SEGI PELAKUNYA:
• IJTIHAD FARDI
• IJTIHAD JAMA`I
CONTOH-CONTOH HASIL IJTIHAD
(1)
1. Sahabat mengqiyaskan khalifah dengan
imam shalat
2. Umar mendera peminum khamr 80 x
3. Usman: azan shalat jum`at 2 x
4. Jual beli boleh dilakukan anak kecil
shabiy mumayyiz (Hanafi)
5. Pencatatan Perkawinan
6. Perceraian di Pengadilan
CONTOH-CONTOH HASIL IJTIHAD
(2)
7. Zakat dengan uang haram
8. Euthanasia bagi penderita AIDS karena
perzinaan
9. Hukuman penjara bagi pencuri
Dll.
‫‪HUKUM MENERIMA HONOR DARI TUGAS‬‬
‫‪IMAM, KHATIB, CERAMAH AGAMA,‬‬
‫? ‪MENGAJAR AL-QUR’AN‬‬

‫)‪a.Hanafiyah: al-hurmah (Haram‬‬


‫‪-‬إقرءوا القرآن وال تغلوا فيه والتجفوا عنه والتأكلوا به‬
‫والتستكثروا به (مسند أحمد)‬
‫‪ -‬إقرءوا القرآن واسألوا هللا به فإن من بعدكم قوما يقرءون‬
‫القرآن ويسألون به الناس‬
‫‪ -‬من قرأ القرآن فليسأل هللا به فإنه سيجئ أقوام يقرؤون القرآن‬
‫يسألون به الناس (سنن الترمذي)‬
‫‪Dikhawatirkan akan menghilangkan sifat ibadahnya‬‬
SOLUSI ?
b.Syafi`iyah & Malikiyah: al-Ibahah (Boleh)
)‫ إن أحق ما أخذتم عليه أجرا كتاب هللا )البخاري‬-
‫ما أتاك من هذا المال من غير مسألة والإسراف نفس فخذه‬-
Karena memberi manfaat bagi si pemberi upah
Dapat dilakukan dengan niat ibadah atau bukan
c. Ahmad bin Hanbal:
- Boleh bagi yang membutuhkan untuk nafkah
- Makruh bagi yang telah berkecukupan karena
merupakan tugas wajib kifayah baginya

Anda mungkin juga menyukai