Anda di halaman 1dari 21

SUMBER AJARAN ISLAM

Anggota :
- Annas Fuady 11012200671
- Diki Prasetio 11012200748
- Muhammad Ridho Dhiaz 11012200501
- Tb Aji Gimnasti Wilaga 11012200384
- Nurhayati 110122007477
- Silvia Maharani Utami 11012200303i
- Vinka Mei Dwi Saputri 11012200455i
-
SUMBER AJARAN ISLAM

• AL-QURAN
• SUNNAH/HADITS
• IJTIHAD
1. AL-QURAN

DEFINISI:
Secara etimologis:
Al-Quran (Arab: al-Qur’an) berarti bacaan.

Terminologis:
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad dengan perantara
Malaikat Jibril dengan menggunakan bahasa
Arab, sebagai bukti atas kenabian/ kerasu-
lannya, disampaikan secara mutawatir, dan
membacanya bernilai ibadah.
CARA AL-QURAN DITURUNKAN

• Malaikat memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi


Muhammad Saw.
• Malaikat datang menyerupai seorang lelaki lalu
membacakan wahyu sehingga Nabi hafal.
• Wahyu datang seperti gemerincing lonceng.
• Malaikat datang dalam wujudnya yang asli.
HIKMAH AL-QURAN TURUN
BERANGSUR-ANGSUR

• Mudah dimengerti dan dilaksanakan.


• Mudah dihafal.
• Turunnya ayat sesuai dengan peris-
tiwa yang terjadi akan lebih menge-
sankan dan mudah dihayati.
• Sebagai jawaban atas pertanyaan -
pertanyaan para sahabat.
PEMBAGIAN AYAT-AYAT AL-QURAN

1. Ayat-ayat Makkiyah dengan ciri-ciri:


a. Umumnya pendek-pendek.
ُ ‫ َّلن‬55‫اا‬5‫ َه‬5ُّ‫ي‬5َ‫ َاا‬555‫ي‬
b. Didahului kata ‫اس‬
c. Berisi keimanan, pahala dan ancaman, kisah-
kisah umat terdahulu dan akhlak.

2. Ayat-ayat Madaniyah:
a. Umumnya panjang.
b. Didahului kata ‫ي اَاَيُّهَ اا َّل ِذي َْنَأ َمنُ ْوا‬
c. Berisi syariah, baik yang terkait dengan
ibadah atau muamalah.
ISI AL-QURAN

• Prinsip-prinsip aqidah – syariah – akhlak.


• Janji dan ancaman.
• Sejarah nabi-nabi dan umat terdahulu.
• Berita tentang zaman yang akan datang.
• Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
• Sunnatullah.
FUNGSI AL-QURAN

• Yunus (10): 57: mau’izhah, syifa’, hudan,


dan rahmat.
• Al-Maidah (5): 48: mushaddiq dan
muhaimin.
• Al-Baqarah (2): 185: hudan, bayyinat, dan
furqan.
• Al-Nahl (16): 89: tibyan, hudan, rahmat,
dan busyra.
2. AL-SUNNAH/AL-HADIS

Definisi:
Etimologis:
Sunnah : jalan, tradisi, UU, cara, dll.
Hadis : baru, dekat, kabar, dll.

Terminologis:
Segala sesuatu yang berasal (dinukil) dari Nabi
Muhammad SAW., baik berupa perkataan, perbu-
atan, maupun penetapan beliau.

Istilah yang hampir identik: Sunnah, hadis, khabar,


atsar.
BAGIAN-BAGIAN SUNNAH

• Sanad: persambungan pembawa dengan penerima


hadis.
• Matan: isi atau materi hadis.
• Rawi : pembawa atau yang meriwayatkan hadis
(sanad terakhir).
MACAM-MACAM SUNNAH

• Bentuk: Qauliyah, Fi’liyah, dan Taqririyah.


• Jumlah perawi: Mutawatir, Masyhur, dan
ahad.
• Kualitas: Shahih, Hasan, Dla’if, dan Maudlu’
(palsu).
• Diterima/tidaknya: Maqbul dan Mardud.
• Orang yang berperan: Marfu’, Mauquf, dan
Maqthu’.
• Pembagian lain: Mu’an’an, Munqathi’, dll.
FUNGSI SUNNAH THD. AL-QURAN

• Sumber hukum kedua TA’KID.

• Bayan (penjelas):
- memerinci TAFSHIL.
- mengkhususkan
TAKHSHISH.
- membatasi TAQYID.

• Menetapkan hukum baru TASYRI’.


3. IJTIHAD

Definisi:
• Etimologis: bersungguh-sungguh
5‫ ٌد‬5‫ َه‬5‫ ِت‬5‫ج‬
5ْ 5ِ‫ ا‬5– 5‫د‬5ُ 5‫ ِه‬5‫ َت‬5‫ج‬
5ْ 5َ‫ي‬5َ 5– 5‫ َد‬5‫ َه‬5‫ َت‬5‫ج‬
5ْ 5ِ‫ا‬

• Terminologis: mencurahkan segenap ke-


mampuan berfikir untuk mengeluarkan
hukum syar’iy yang praktis ( ‘amaliy) dari
dalil-dalil al-Quran dan Sunnah.

• Mujtahid: orang yang melakukan ijtihad.


DASAR PENGGUNAAN IJTIHAD

• Al-Quran: Surat al-Nisa’ (4): 59.

• Sunnah: hadis tentang diutusnya Muadz


menjadi hakim di Yaman.

• Logika: nash-nash al-Quran dan Sunnah


terbatas, sedang peristiwa manusia tidak
terbatas.
OBJEK/MEDAN IJTIHAD

• Masalah yang ditunjuk oleh nash yang


zhanniy, bukan yang qath’iy.
• Masalah baru yang hukumnya belum
dijelaskan oleh nash.
• Masalah baru yang hukumnya belum
diijma’kan (disepakati).
• Hukum yang ‘illatnya (alasan hukumnya)
diketahui.
SYARAT-SYARAT IJTIHAD

• Menguasai dalil-dalil hukum dari al-Quran dan


Sunnah.
• Menguasai bahasa Arab dengan ilmu-ilmunya.
• Mengetahui masalah-masalah yang sudah
diijma’kan.
• Menguasai ilmu ushul fikih/metodologi hukum
Islam.
• Mengetahui maqashidusy syari’ah (maksud-
maksud ditetapkannya hukum Islam).
• Mengetahui asbabun nuzul dan asbabul wurud.
• Mengetahui IPTEK.
METODE/CARA BERIJTIHAD

• Ijma’
• Qiyas
• Istihsan
• Istishlah
• Istishab
• ‘Urf
• Syar’u Man Qablana
• Saddudz Dzri’ah
• Madzhab Shahabi
IJMA’ , QIYAS , ISTIHSAN

A. Definisi Ijma’:
Kesepakatan ulama tentang suatu hukum sepeninggal
Nabi Muhammad Saw.
B. Definisi Qiyas:
Menyamakan hukum suatu masalah yang belum ada nashnya
dengan hukum suatu masalah yang sudah ada nashnya,
karena adanya persamaan ‘illat.
C. Definisi Istihsan:
Meninggalkan qiyas jali atau nyata (kulli / umum) untuk men-
jalankan qiyas yang khafi atau tidak nyata (istisna’ / penge-
cualian) karena adanya dalil yang menurut logika membe-
narkannya
yaitu dalil syara’ yang mengharuskan untuk meninggalkannya.
ISTISHAB, ISTISHLAH, ‘URF

Definisi Istishab:
Ulama ushul fiqh mendefinisikan bahwa
istishab adalah menetapkan hukum menurut
keadaan yang
terjadi sebelumnya sampai ada dalil yang
merubahnya.

Definisi Istishlah:
Menetapkan hukum berdasarkan
kemaslahatan.

Definisi ‘Urf:
Kebiasaan yang baik, berupa perkataan
atau perbuatan.
SYAR’U MAN QABLANA, SADDUDZ DZARI’AH ,
MADZHAB SHAHABI

Definisi Syar’u Man Qablana:


Syar’u man qablana adalah hukum Allah yang dibawa nabi/rasul
sebelum Nabi Muhammad Saw. dan berlaku untuk umat mereka
pada zaman itu. prinsipnya boleh selama ada penjelasan al-Quran
(nash.)
Definisi Saddudz Dzari’ah:
Mencegah sesuatu yang menjadi
perantara kerusakan.

Definisi Madzhab Shahabi:


Hukum yang ditetapkan oleh sahabat Nabi Muhammad Saw.
yang menjadi referensi aturan islam dari zaman Ta’bin.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai