Anda di halaman 1dari 24

SUMBER AGAMA DAN

AJARAN ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
C R EAT E D BY : AY U S E P T I A S A R I - 1 8 1 1 0 0 0 0 1 7
SUMBER AGAMA DAN AJARAN ISLAM
Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumber dari agama islam yang
dikembangan oleh akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk
mengembangkannya.

“ Dengan Demikian Ajaran Islam Merupakan Pengembangan Agama “


SUMBER AGAMA DAN AJARAN ISLAM
AL QUR’AN
SUMBER UTAMA
AL HADIS

“ Dalam lingkup ajaran islam ada sumber tambahan/sumber pengembangan


yaitu rakyu atau akal pikiran manusia “
DASAR PENGGUNAAN SUMBER AGAMA
ISLAM BERDASARKAN AYAT AL – QUR’AN
Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat Al-Qur’an surat An-Nisa (4) :
59 yang artinya:

“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulmu. Dan ulil amri
diantara kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al-Qur‟an) dan rasul (sunah). Jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya.”
(Qs,an-Nisa,4:59).
SUMBER AJARAN ISLAM
AL – QUR’AN (Kitabullah)

AS – SUNNAH (dihimpun dalam hadis)

RAKYU (akal pikiran manusia yang


memenuhi syarat untuk berijtihad)
AL – QUR’AN (Kitabullah)
AL-QUR’AN : ISI DAN SISTEMATIKNYA
AL-QUR’AN : ISI DAN SISTEMATIKNYA
Al – Qur’an adalah kitab suci yang Mula – Mula diturunkan di Mekkah
memuat firman – firman Allah yang kemudian di Madinah .
disampaian melalui malaikat Jibril Tujuan nya untuk menjadi pedoman
kepada Nabi Muhammad SAW atau petunjuk bagi umat manusia

selama : 22 Tahun
dalam kehidupan agar mencapai
kesejahteraan di dunia dan
2 Bulan
kebahagiaan di akhirat kelak.
22 Hari
PEMBAGIAN AYAT AYAT AL – QUR’AN
1. PERIODE KETIKA NABI MASIH BERADA DI MAKKAH.
AyatAl Qur‟an yang turun disebut ayat Makiyyah.
Ciri: surahnya pendek-pendek, didahului dengan kata yaayyuhannas, berisi masalah keimanan,
ancaman dan pahala, kisah-kisah umat terdahulu, dan budi pekerti.

2. PERIODE KETIKA NABI SUDAH HIJRAH KE MADINNAH.


AyatAl Qur‟an yang turun disebut ayat Madaniyah.
Ciri: surahnya panjang-panjang, didahului dengan yaayyuhalladzinaamanu, berisi tentang
hukum-hukum syariat.
ISI AL – QUR’AN
a. Prinsip-prinsip aqidah, syariah, dan akhlak.

b. Janji-janji dan ancaman allah.

c. Kisah-kisah para nabi dan umat-umat terdahulu.

d. Hal-hal yang akan terjadi dimasa mendatang.

e. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.

f. Sunatullah atau hukum Allah yang mengikat pada keseluruhan ciptaan-Nya


FUNGSI AL – QUR’AN
1. Hudan itu petunjuk bagi umat manusia.

2. Rahmat artinya kasih sayang Allah kepada umat manusia.

3. Bayyinah yaitu bukti penjelasan tentang suatu kebenaran.

4. Furqan itu sebagai pembedaan antara yang hak dan batil, benar dan salah, halal dan
haram, indah dan jelek, serta yang dilarang dan yang diperintahkan.

5. Mau‟izhah atau pelajaran bagi manusia.

6. Syifa‟ artinya obat untuk penyakit hati.


FUNGSI AL – QUR’AN
7. Tibyan yaitu sebagai penjelasan terhadap segala sesuatu yang disampaikan Allah.

8. Busyra itu sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat baik.

9. Tafshil yaitu memberikan penjelasan secara rinci sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan

yang dikehendaki oleh Allah.

10. Hakim yaitu sumber kebijaksanaan.

11. Mushaddiq itu membenarkan isi kitab-kitab yang datang sebelumnya.

12. Muhaimin yaitu batu ujian(penguji) bagi kitab-kitab sebelumnya.


AS - SUNNAH
AS – SUNNAH (DIHIMPUN DALAM HADIS)
PENGERTIAN AS – SUNNAH (AL HADIS)
ETIMOLOGIS: Kata sunah berasal dari kata berbahasa arab sunnah yang berarti
cara, adat istiadat(kebiasaan), dan perjalanan hidup(sirah) yang tidak dibeda-
bedakan antara yang baik dan yang buruk.

TERMINOLOGI: Menurut ahli hadis, sunnah berarti sesuatu yang berasal dari
nabi Muhammad SAW yang berupa perkataan, perbuatan, penetapan, sifat, dan
perjalanan hidup beliau baik pada waktu sebelum diutus menjadi nabi maupun
sesudahnya.
BAGIAN BAGIAN AS – SUNNAH (AL – HADIS)
Rawi: orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab
apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari
seseorang(gurunya).

Matan: materi atau isi dari suatu hadis.

Sanad: jalan yang dapat menghubungkan matan hadis kepada Nabi


SAW
KLASIFIKASI AL – SUNNAH (AL – HADIS)
BERDASARKAN ASPEK BENTUK:

 Sunnahqauliyah: Ucapan Nabi yang didengar oleh para sahabat dan


disampaikan kepada orang lain.

 Sunnahfi‟liyah: Perbuatan Nabi yang dilihat para sahabat dan disampaikan


kepada orang lain dengan ucapan mereka.

 Sunnahtaqririyah: Perbuatan sahabat atau ucapan nya yang dilakukan didepan


Nabi yang dibiarkan begitu saja oleh Nabi tanpa dilarang atau disuruh.
FUNGSI AS SUNNAH (AL HADIS)
Menetapkan dan menguatkan hukum-hukum yang sudah
Fungsi ditetapkan oleh Al Qur’an.
nya
Merinci dan menafsirkan ayat Al Qur’an yang masih global (bayantafshil),
yaitu : membatasi ayat Al Qur’an yang masih muthlaq/umum(bayantaqyid), dan
mengkhususkan ayat Al Qur‟an yang masih umum(bayantakhshish)

Menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh Al Qur’an


BERDASARKAN JUMLAH SANAD ATAU PERAWI
YANG TERLIBAT DALAM PERIWATAN NYA :

SUNNAH SUNNAH SUNNAH


MUTAWATIR MASYHUR AHAD
• Sunnah yang disampaikan • Sunnah yang diriwayatkan • Sunnah yang diriwayatkan
secara berkesinambungan oleh sejumlah sahabat oleh seorang perawi, dua
yang diriwayatkan oleh yang tidak mencapai orang perawi atau lebih
sejumlah besar perawi yang
batasan mutawatir dan yang tidak memenuhi
menurut kebiasaan mustahil
mereka bersepakat untuk
menjadi mutawatir pada persyaratan sunnah
berdusta. generasi setelah sahabat mutawatir.
RAKYU ATAU AKAL PIKIRAN YANG
DILAKUKAN DENGAN IJTIHAD
PENGERTIAN IJTIHAD
ETIMOLOGIS: Kata ijthad itu berasal dari bahasa Arab yang artinya
penumpahan segala upaya dan kemampuan.

TERMINOLOGIS: Ulama ushul mendefinisikan ijtihad sebagai


mencurahkan kesanggupan dalam hukum syara yang bersifat
amaliyah. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid.
DASAR PENGGUNAAN IJTIHAD
“Dasar hukum dibolehkannya ijtihad adalah al-Qur‟an, sunnah, dan logika”

Dasarnya Q.S. an-Nisa‟ (4): 59 yang berisi perintah untuk taat kepada Allah
(dengan al-Qur‟an sebagai sumber hukum), taat kepada Rasul-Nya (dengan
Sunnah sebagai pedoman), dan taat kepada ulul amri, serta perintah untuk
mengembalikan hal-hal yang dipertikaikan kepada Allah(al-Qur‟an) dan Rasul-
Nya (Sunnah).
KEDUDUKAN IJTIHAD DALAM HUKUM ISLAM
Tentang kedudukan Ijtihad terdapat dua golongan, yaitu:

GOLONGAN 1 :
Berpendapat bahwa, tiap-tiap mujtahid adalah benar dengan
alasan karena dalam masalah tersebut Allah tidak menentukan
hukum tertentu sebelum diIjtihadkan.

GOLONGAN 2 :
Berpendapat bahwa yang benar itu hanya satu, yaitu hasil
ijtihad yang cocok jangkauanya dengan hukum Allah, sedang
bagi yang tidak cocok jangkauannya maka dikategorikan salah.
PERSYARATAN MELAKUKAN IJTIHAD
1. Menguasai “ilmu alat”
2. Menguasai al-Qur‟an yang merupakan sumber pokok hukum Islam
3. Menguasai Sunnah atau hadis Nabi sebagai sumber hukum Islam kedua
4. Mengetahui ijma‟ ulama
5. Mengetahui qiyas
6. Mengetahui maqasyid al-syari‟ah
7. Mengetahui ushul fiqih
8. Mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi
MACAM MACAM IJTIHAD
2.1.1 IJMĀ
Kesepakatan para ulama mujtahid dalm memutuskan suatu perkara atau hukum. Ijmā dilakukan
untuk merumuskan suatu hukum yang tidak disebutkan secara khusus dalam kitab Al-Qur’an
dan sunah.
2.1.2 QIYĀS
Mempersamakan hukum suatu masalah yang belum ada kedudukan hukumnya dengan masalah
lama yang pernah ada karena alasan yang sama.
2.1.3 MAȘLAHAH MURSALAH
Merupakan cara dalam menetapkan hukum yang berdasarkan atas pertimbangan kegunaan dan
manfaatnya.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai