disebut Al-Qur’an.
2. Bahwa Al-Qur’an itu adalah berbahasa Arab
2.1 Pengertian Sumber Hukum Islam 3. Bahwa Al-Qur’an ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
4. Bahwa Al-Qur’an itu dinukilkan secara mutawatir
Pengertian sumber hukum ialah segala sesuatu yang melahirkan
atau menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat Ayat Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
mengikat,yaitu peraturan yang apabila dilanggar akan menimbulkan beberapa cara dan keadaan,antara lain, yaitu :
sanksi yang tegas dan nyata.Sumber Hukum Islam ialah segala sesuatu 1. Malaikat memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi Muhammad SAW
yang dijadikan pedoman atau yang menjadi sumber syari’at islam yaitu Al- 2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad SAW
Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad (Sunnah Rasulullah SAW).Sebagian berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-katanya
besar pendapat ulama ilmu fiqih sepakat bahwa pada prinsipnya sumber 3. Wahyu datang seperti gemirincing lonceng
utama hukum islam adalah Al-Qur’an dan Hadist.Disamping itu terdapat 4. Malaikat menampakkan diri kepada Nabi Muhammad SAW benar-
beberapa bidang kajian yang erat berkaitan dengan sumber hukum islam benar sebagaimana rupanya yang asli
yaitu : ijma’, ijtihad, istishab, istislah, istihsun, maslahat mursalah,
Ayat-ayat yang diturunkan tadi dibagi menjadi dua bagian/jenis,yaitu :
qiyas,ray’yu, dan ‘urf.
1. Ayat-ayat Makkiyah
2.2 Al-Qur’an 2. Ayat-ayat Madaniyah
Al-Qur’an adalah sumber atau dasar hukum yang utama dari Di dalam ajaran islam terdapat ketentuan-ketentuan untuk membentuk
semua ajaran dan syari’at islam. Hal ini ditegaskan di dalam Al-Qur’an sesuatu hukum,yaitu ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Ushul
yaitu 105. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu Fiqih.Pengertian bahasa arab “Ushul Fiqih” secara harfiah adalah akar
dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia pikiran,dan secara ibarat (tamsil) adalah sumber hukum atau prinsip-
dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu prinsip tentang ilmu fiqih.Pada umumnya para fuhaka sepakat
menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang- menetapkan dan Qiyas.
orang yang khianat[347],
2.3 Kandungan Hukum dalam Al-Qur’an
Definisi tentang Al-Qur’an telah banyak dirumuskan oleh beberapa
Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:
ulama’,akan tetapi dari beberapa definisi tersebut terdapat empat unsur
pokok,yaitu : Tauhid, yaitu kepercayaan ke-esaann Allah SWT dan semua kepercayaan
yang berhubungan dengan-Nya
1. Bahwa Al-Qur’an itu berbentuk lafazt yang mengandung arti bahwa
apa yang disampaikan Allah melalui Jibril kepada Nabi Muhammad dalam
Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan sebagai manifestasi dari 2. Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan
kepercayaan ajaran tauhid sesama manusia dan alam sekitarnya. Termasuk ke dalam hukum
muamalat adalah sebagai berikut:
Janji dan ancaman, yaitu janji pahala bagi orang yang percaya dan mau
mengamalkan isi Alquran dan ancaman siksa bagi orang yang • Hukum munakahat (pernikahan).
mengingkari.
• Hukum faraid (waris).
Kisah umat terdahulu, seperti para Nabi dan Rasul dalam menyiaran
• Hukum jinayat (pidana).
syariat Allah SWT maupun kisah orang-orang saleh ataupun kisah orang
yang mengingkari kebenaran Alquran agar dapat dijadikan pembelajaran. • Hukum hudud (hukuman).
Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut: • Hukum jual-beli dan perjanjian.
1. Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan • Hukum tata Negara/kepemerintahan
rohaniah manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan
akidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang • Hukum makanan dan penyembelihan.
mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam. • Hukum aqdiyah (pengadilan).
2. Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah • Hukum jihad (peperangan).
hubungan manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama
manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini • Hukum dauliyah (antarbangsa).
tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syara/syariat. Adapun
ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
2.4 Sunnah Nabi/Hadist
3. Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku
normal manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau Hadist adalah ucapan Rasulullah SAW tentang suatu yang
makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu berkaitan dengan kehidupan manusia atau tentang suatu hal,atau disebut
yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf. pula sunnah Qauliyyah.Hadist merupakan bagian dari sunnah
Rasulullah.Pengertian sunnah sangat luas,sebab sunnah mencakup dan
Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, meliputi:
yakni: 1. Semua ucapan Rasulullah SAW yang mencakup sunnah qauliyah
1. Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia 2. Semua perbuatan Rasulullah SAW disebut sunnah fi’liyah
dengan Allah SWT,misalnya salat, puasa, zakat, dan haji
3. Semua persetujuan Rasulullah SAW yang disebut sunnah · Hadist masyur, hadist yang diriwayatkan oleh sejumlah orang, kemudian
taqririyah tersebar luas. Dari nabi hanya diberikan oleh seorang saja atau lebih.
Pada prinsipnya fungsi sunnah terhadap Al-Qur’an sebagai penganut · Hadist ahad, hadist yang diriwayatkan oleh satu, dua atau lebih hingga
hukum yang ada dalam Al-Qur’an.Sebagai penganut hukum yang ada sampai kepada nabi muhammad.
dalam Al-Qur’an,sebagai penjelasan/penafsir/pemerinci hal-hal yang
· Hadist mursal, hadist yang rangkaian riwayatnya terputus di tengah-
masih global.Sunnah dapat juga membentuk hukum sendiri tentang suatu
tengah,se hingga tidak sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
hal yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an.Dalam sunnah terdapat unsur-
unsur sanad (keseimbangan antar perawi),matan (isi materi) dan rowi Sunan berkedudukan sebagai dalil hukum islam. Hal ini
(periwayat). didasarkan kepada nash Al-quran yaitu: Apa saja nikmat yang kamu
peroleh adalah dari allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka
Dilihat dari segi jumlah perawinya sunnah dapat dibagi kedalam tiga
dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi rasul kepada
kelompok yaitu :
segenap manusia. Dan cukuplah allah menjadi saksi.(QS.annisa’:79)
1. Sunnah Mutawattir : sunnah yang diriwayatkan banyak perawi
2. Sunnah Masyur : sunnah yang diriwayatkan 2 orang atau lebih yang Surat Al-Arab ayat 158 sebagai berikut katakanlah : “ hai manusia
tidak mencapai tingkatan mutawattir sesungguhnya aku adalah utusan allah kepadamu semua yaitu allah yang
3. Sunnah ahad : sunnah yang diriwayatkan satu perawi saja. mempunyai kerjaan langit dan bumi, tidak ada tuhan selain dia. Yang
menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada allah dan
Pembagian hadist dapat pula dilakukan melalui pembagian berdasarkan
rasulnya, nabi ysng ummi yang beriman kepada allah dan kepada kalimat-
rawinya dan berdasarkan sifat perawinya.
kalimatnya (kitab-kitabnya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat
1. Matan, teks atau bunyi yang lengkap dari hadist itu dalam susunan
petunjuk,” (QS. Al-a’rab : 158)
kalimat yang tertentu.
2. Sanad, bagian yangg menjadi dasar untuk menentukan dapat di Di dalamnya memahami hadist terdapat dari kutub yang harus
percaya atau tidaknya sesuatu hadist. Jadi tentang nama dan keadaan diperhatikan, yaitu:
orang-orang yang sambung-bersambung menerima dan menyampaikan 1. Hadist shahih
hadist tersebut, dimulai dari orang yang memberikannya sampai kepada 2. Hadist dhaif
sumbernya Nabi Muhammad SAW yang disebut rawi.
Ciri-ciri hadist yang shahih itu ialah yang kata- katanya bebas dari bahasa
Ditinjau dari sudut periwayatnya ( rawi ) maka hadist dapat di golongkan yang rendah (tidak pantas) serta maksudnya tidak bertetangga dengan
ke dalam empat tingakatan yaitu: ayat atau kabar (hadis) yang mutawir atau ijma’(yang gamblang), dan
· Hadist mutawir, hadist yang diriwayatkan oleh kaum dari kaum yang yang meriwayatkannya orang-orang yang pantas dipercaya.
lain hingga sampai pada Nabi Muhammad SAW.
Adapun ciri-ciri hadist dhaif sebagaimana diungkapkan K.H.E 1. Ijma’ shoreh (jelas atau nyata) adalah apabila ijtihad terdapat beberapa
abdurrohman ialah bertentangan dengan nash al-quran sunnah yang ahli ijtihad atau mujtahid menyampaikan ucapan atau perbuatan masing-
mutawir, atau bertentangan dengan putusan akal yang gamblang. masing secara tegas dan jelas.
Didalam ilmu hadist dikenal adanya ulama hadist yang masykur. 2. Ijma’ sukuti (diam atau tidak jelas) adalah apabila beberapa ahli ijtihad
Keenam ulama tersebut, ialah : atau sejumlah mujtahid mengemukakan pendapatnya atau pemikirannya
1. Al-Bukhari (194 - 256 H/810 - 870 M) secara jelas.
2. Muslim (204 - 261 H/817 - 875 M)
Apabila ditinjau dari segi adanya kepastian hukum tentang suatu hal,
3. Abu Daud (202 - 275 /817 - 889 M)
maka ijma’ dapat digolongkan menjadi :
4. An-Nasai (225 - 303 H/839 - 915 M)
1. Ijma’ qathi yaitu apabila ijma’ tersebut memiliki kepastian hukum
5. At-Turmudzi (209 - 272 / 824 - 892 M)
( tentang suatu hal)
6. Ibnu Majah 9207 - 273 / 824 - 887 M)
2. Ijma’ dzanni yaitu ijma’ yang hanya menghasilkan suatu ketentuan
2.5 Al-Ijma’ hukum yang tidak pasti.
Istilah Ahkam berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari kata 2. Sunnah (mandub)
hukum Khamsah artinya lima. Adapun arti ‘’al-hukmu’’ adalah
Sunnah (mandub) adalah sesuatu perbuatan yang dianjurkan oleh Allah
menetapkan suatu hal atau perkara terhadap suatu hal atau perkara.
SWT atau Rasul-Nya kepada manusia mukallaf (aqil-baligh). Namun
Ahkamul khamsah artinya ketentuan atau lima ketentuan. Pada dasarnya
bentuk anjuran itu d2mbangi dengan pahala kepada orang mukallaf yang
‘’ahkamul khamsah erat kaitannya dengan perbuatan manusia. Oleh
mengerjakannya dan tidak mendapat dosa bagi yang meninggalkannya.
karena itu, gabungan kedua kata dimaksud (Al-ahkam Al-khamsah) atau
biasa juga disebut hukum taklifi. Hukum taklifi adalah ketentuan hukum Sunnah (mandub) ini terbagi menjadi tiga yaitu: sunnah muakkad, sunnah
yang menuntut para mukallaf atau orang yang dipandang oleh hukum zaidah, dan sunnah fadhilah. Ketiga bentuk sunnah dimaksud akan
cakap melakukan perbuatan hukum baik dalam bentuk hak, kewajiban, diuraikan sebagai berikut
maupun dalam bentuk larangan. Hukum taklifi di maksud, mencakup lima
· Sunnah muakkad yaitu suatu ketentuan hukum islam yang tidak
macam kaidah atau lima kategori penilaian mengenai benda dan tingkah
mengikat tetapi penting. Karena Rasulullah saw. senantiasa
laku manusia dalam hukum islam yaitu jaiz, sunnah, makruh, wajib, dan
melakukannya, dan hampir tidak pernah meninggalkannya atau dengan
ketentuan kalau perintah sunnah itu dikerjakan, ia dapat pahala 5. Wajib
sebaliknya kalau tidak dikerjakan tidak berdosa.
Wajib menurut hukum islam adalah sesuatu yang diperintahkan oleh
Contohnya: azan sebelum salat, member sedekah, salat jamaah untuk Allah SWT kepada manusia mukallaf (aqil-baligh) untuk mengerjakannya,
salat fardhu, dan dua salat hari raya yakni idhul fitri dan idhul Adha. mesti dikerjakannya ia mendapat pahala, sebaliknya bila ditinggalkan ia
berdosa atau dikenakan hukuman.
· Sunnah zaidah yaitu ketentuan hukum islam yang tidak mengikat
dan tidak sepenting sunnah muakkad. Sebab, Nabi Muhammad biasa Contohnya: melaksanakan salat 5 waktu yang telah diperintahkan oleh
melakukannya dan sering juga meninggalkannya. Allah, puasa di bulan ramadhan dll.
3. Makruh
Makruh (tercela) adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT
atau Rasul-Nya kepada manusia mukallaf (aqil-baliqh). Namun bentuk
larangan itu tidak sampai kepada yang haram.
4. Haram