BAB 1
A. Al-Qur’ānul Karim
• Pengertian al-Quran
Dari segi bahasa, al-Qur’ān berasal dari kata qara’a – yaqra’u – qirā’atan – qur’ānan,
yang berarti sesuatu yang dibaca atau bacaan.
Dari segi istilah, al-Qur’ān adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. dalam bahasa Arab, yang sampai kepada kita secara mutawattir, ditulis dalam
musḥaf, dimulai dengan surah al-Fātiḥah dan diakhiri dengan surah an-Nās,
membacanya berfungsi sebagai ibadah, sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw. dan
sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia.
Menurut istilah, hadis adalah segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan (taqrir) yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
• Bagian-bagian hadist:
- Sanad, sekelompok orang atau seseorang yang menyampaikan hadis dari Rasulullah
saw. sampai kepada kita sekarang ini
- Matan, isi atau materi hadis yang disampaikan Rasulullah saw
- Rawi, orang yang meriwayatkan hadist
• Macam-Macam Hadist
Ditinjau dari segi perawinya, hadis terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
- Hadist Mutawattir, hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi, baik dari kalangan
para sahabat maupun generasi sesudahnya dan dipastikan di antara mereka tidak
bersepakat dusta.
- Hadist Masyhur, hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau lebih yang tidak
mencapai derajat mutawattir, namun setelah itu tersebar dan diriwayatkan oleh sekian
banyak tabi’an sehingga tidak mungkin bersepakat dusta.
- Hadist Aĥad, hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu atau dua orang perawi, sehingga
tidak mencapai derajat mutawattir.
• Seseorang yang meriwayatkannya (perawi), hadis dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
- Hadist Śaḥiḥ, hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, kuat hafalannya, tajam
penelitiannya, sanadnya bersambung kepada Rasulullah saw.
- Hadist Ḥasan, hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi kurang kuat
hafalannya, sanadnya bersambung, tidak cacat, dan tidak bertentangan.
- Hadist da’īf, hadist yang tidak memenuhi kualitas hadis śaḥīiḥ dan hadis Ḥasan.
- Hadist Maudu’, hadist yang bukan bersumber kepada Rasulullah saw. atau hadis palsu.
C. IJTIHAD
• Pengertian Ijtihad
Kata ijtihād berasal bahasa Arab ijtahada-yajtahidu-ijtihādan yang berarti mengerahkan
segala kemampuan, bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga, atau bekerja secara
optimal.
Secara istilah, ijtihād adalah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara sungguh-
sungguh dalam menetapkan suatu hukum.
• Syarat-Syarat berijtihad
Berikut beberapa syarat yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan ijtihād:
- Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam.
- Memahami cara merumuskan hukum (istinbaţ).
- Memiliki keluhuran akhlak mulia.
• Kedudukan Ijtihad
Ijtihād dilakukan jika suatu persoalan tidak ditemukan hukumnya dalam al-Qur’ān dan
hadis. Namun demikian, hukum yang dihasilkan dari ijtihād tidak boleh bertentangan
dengan al-Qur’ān maupun hadis.
• Bentuk-Bentuk Ijtihad
Ijtihad terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu:
- Ijma’, kesepakatan para ulama ahli ijtihād dalam memutuskan suatu perkara atau
hukum
- Qiyas, mempersamakan/menganalogikan masalah baru yang tidak terdapat dalam al-
Qur’ān atau hadis
- Maślaĥah Mursalah, penetapan hukum yang menitikberatkan pada kemanfaatan suatu
perbuatan dan tujuan hakiki-universal terhadap syari’at Islam.
Hukum taklifi adalah tuntunan Allah Swt. yang berkaitan dengan perintah dan larangan.
Hukum taklifi terbagi ke dalam lima bagian, yaitu:
- Wajib (farḍu),
- Sunnah (mandub),
- Haram (taḥrim),
- Haram (taḥrim),
- Mubaḥ (al-Ibaḥaḥ),
Hukum wad’i adalah perintah Allah Swt. yang merupakan sebab, syarat, atau
penghalang bagi adanya sesuatu.
BAB 2
2) Akhlak Mulia
• Perjanjian Aqabah
Setelah orang-orang Quraisy tiak mau menerima dakwah Nabi, ia pun mengalihkan
dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab di luar Quraisy. Nabi mencoba mengajak orang-
¬orang Țaif, namun ia ditolak, bahkan diejek, diusir, dan dilempari. Nabi tidak berputus
asa.
BAB 3
Lawan dari sifat ini adalah buruk sangka (su’użżan), yaitu menyangka orang lain
melakukan hal-hal buruk tanpa adanya bukti yang benar.
• Persaudaraan (Ukhuwwah)
Persaudaraan (ukhuwwah) adalah persaudaraan yang diikat oleh tali aqidah (sesama
muslim) dan persaudaraan karena fungsi kemanusiaan (sesama manusia makhluk Allah
Swt.).
1. Q.S. al-Ḥujurāt/49:12
Isi Kandungan
- Allah Swt. mewajibkan kita untuk berprasangka baik terhadap sesama manusia.
- Allah Swt. melarang kita untuk berprasangka buruk dan mencari kesalahan orang
lain.
- Allah Swt. mengharamkan perilaku ghibah, karena ghibah merupakan perbuatan
yang tercela.
2. Q.S. al-Hujurāt/49:10
Isi Kandungan
- Allah Swt. memerintahkan agar kita mengontrol diri seraya menjaga dan
menciptakan perdamaian.
- Allah Swt. memerintahkan agar kita saling memberikan nasihat kebaikan,
- Allah Swt. memerintahkan agar kita mendamaikan perselisihan saudara dengan
saudara yang lain.
BAB 4
• Penciptaan Malaikat
Malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari nur atau cahaya.
• Jumlah Malaikat
Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah
pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika
mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat
kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh
ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah)
a. Malaikat Jibril
Malaikat Jibril memiliki beberapa nama lain atau julukan, di antaranya adalah Rûḥ alAmin dan
Rûḥ al-Qudus. Adapun tugas utamanya adalah menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada
para nabi dan rasul-Nya.
b. Malaikat Mikail
Malaikat Mikail adalah malaikat yang tugasnya mengatur urusan makhluk Allah Swt. termasuk
mengatur rezeki terutama untuk manusia.
c. Malaikat Izrail
Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa semua makhluk termasuk dirinya sendiri.
d. Malaikat Israfil
Malaikat Israfi tugasnya meniup sangkakala.
h. Malaikat Malik
Malaikat Malik adalah malaikat yang bertugas menjaga dan mengawasi neraka.
i. Malaikat Ridwan
Malaikat Ridwan bertugas menjaga dan mengawasi surga.
BAB 5
• Definisi Haji
Haji adalah sengaja mengunjungi Ka’bah dengan niat beribadah pada waktu tertentu
dengan syarat-syarat dan dengan cara-cara tertentu pula. Haji juga diartikan menyengaja
ke Mekah untuk menunaikan ibadah thawaf, sa’i, wukuf di Arafah dan menunaikan
rangkaian manasik dalam rangka memenuhi perintah Allah SWT dan mencari ridha-Nya
• Hukum Haji
Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib
bagi yang mampu melaksanakannya, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an surat Ali
Imran ayat 97.
Syarat Wajib Haji
1. Islam
2. Berakal (tidak gila)
3. Baligh
4. Ada mahromnya bagi perempuan
5. Mampu dalam segala hal (misalnya dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan
nafkah bagi keluarga yang ditinggalkan)
Rukun Haji
1. Ihram
1. Wukuf
2. Thawaf
3. Sa’i
4. Tahallul
5. Tertib
Jenis Haji
1. Haji Tamattu
2. Haji Ifrad
3. Haji Qiran
Keutamaan Haji
1. Haji merupakan amal paling utama
2. Haji merupakan jihad
3. Haji menghapus dosa
4. Pahala ibadah haji adalah surga
• Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa (lughat) artiya tumbuh, suci, dan berkah.Menurut istilah, zakat
adalah pemberian yang wajib diberikan dari harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran
kepada golongan tertentu.
• Hukum Zakat
Allah SWT telah menetapkan hukum wajib atas zakat sebagai salah satu dari lima rukun
Islam yang disebutkan di dalam al-Qur’ān. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan di dalam
al-Qur’ān., Sunnah Rasul-Nya, dan ijma’ para ulama.
• Hikmah Zakat
Hikmah zakat adalah untuk membersihkan mereka (pemilik harta) dari penyakit kikir dan
serakah, sifat-sifat tercela serta kejam terhadap fakir miskin, orang-orang yang tidak
memiliki harta, dan sifat-sifat hina lainnya.
Di sisi lain, zakat juga untuk menyucikan jiwa orang-orang berharta, menumbuhkan dan
mengangkat derajatnya dengan berkah dan kebajikan, baik dari segi moral maupun amal.
Hingga dengan demikian, orang tersebut akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia
maupun di akhirat.
• Definisi Wakaf
Kata Wakaf berasal dari bahasa Arab yang berarti menahan (al-habs) dan mencegah (al-
man’u).Artiya menahan untuk dijual, dihadiahkan, atau diwariskan. Berdasarkan istiah
syar’i wakaf adalah ungkapan yang diartian penahanan harta milik seseorang kepada
orang lain atau kepada lembaga dengan cara menyerahkan benda yang sifatnya kekal
kepada masyarakat untuk diambil manfaatnya.
• Hukum Wakaf
Wakaf hukumnya sunnah. Namun, bagi pemberi wakaf (wakif) merupakan amaliah
sunnah yang sangat besar manfaatnya.
Rukun Wakaf
1. Orang yang berwakaf
2. Benda yang diwakafkan
3. Orang yang menerima wakaf
4. Ikrar
• Keutamaan Wakaf
Salah satu keutamaan wakaf bahwa ia akan dicatat dan dihitung sebagai amal jariyah yang
pahalanya akan terus mengalir meskipun orang yang mewakafkannya meninggal dunia.
Artiya, pemberi wakaf akan tetap menerima pahala selama wakafnya dimanfaatkan oleh
orang lain.