Mapel : Fikih
Kelas : XII IPA, IPS, Keagamaan
SumberBelajar : Buku Fikih Kelas XII MA, Penjelasan materi Pengertian, Dasar Hukum, dan
Perkembangan Ijtihad di Channel Youtobe https://youtu.be/lX0Mew9CSDw
Kompetensi Dasar:
3.3 Mengevaluasi konsep ijtihad dan bermazhab dalam pelaksanaan hukum Islam
4.3 Mengomunikasikan hasil evaluasi tentang konsep ijtihad dan bermazhab dalam
pelaksanaan hukum Islam
IJTIHAD
Kaidah:
Pengertian
1. Secara bahasa, kata ijtihad berasal dari kata ijtihada – yajtahidu – ijtihad yang berarti:
“bersungguh-sungguh, rajin, giat”. Atau pencurahan segenap kesanggupan untuk mendapatkan
sesuatu urusan atau suatu perbuatan.
2. Secara istilah Ijtihad adalah perbuatan menggali hukum syar’iyyah dari dalil-dalilnya yang
terperinci dalam syari’at. Atau mencurahkan segala kemampuan untuk mngeluarkan (istinbat)
hukum syar’i dari nas (sumber hukum) syarak (Al-Qur’an dan Sunah Rasul)
…
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu,...”(Qs. An-Nisa’/4:105)
2. As-Sunnah
Rasululah Saw. bersabda:
اب هَل ُ َأ ْج َر ِان َو َذا َحمَك َ فَا ْجهَت َدَ مُث َّ َأخ َْطَأ فَهَل ُ َأ ْج ٌر
َ َذا َحمَك َ احلَامِك ُ فَا ْجهَت َدَ فََأ َص
ِإ ِإ
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad Saw. menyatakan:
“apabila seorang hakim menetapkan hukum dengan jalan ijtihad, kemudian ia benar, maka ia
mendapatkan dua pahala. Namun bila ia menetapkan hukum dengan jalan ijtihad dan salah,
maka ia mendapatkan satu pahala”
Hukum Ijtihad
Menurut Syekh Muhammad Khudlari bahwa hukum ijtihad itu dapat dikelompokkan menjadi :
a. Wajib ‘ain,yaitu begi seseorang yang ditanya tentang sesuatu masalah, dan masalah itu akan
hilang sebelum hukumnya diketahui. Atau ia sendiri mengalami suatu peristiwa yang ia sendiri
juga ingin mengetahui hukumnya
b. Wajib kifayah, yaitu apabila seseorang ditanya tentang sesuatu dan sesuatu itu tidak hilang
sebelum diketahui hukumnya, sedang selain dia masih ada mujtahid masih ada mujtahid lain.
c. Sunah, yaitu ijtihad terhadap suatu masalah atau peristiwa yang belum terjadi
d. Haram, yaitu berijtihad terhadap permasalahan yang sudah ditetapkan secara qat’i sehingga
hasil ijtihanya bertentangan dengan dalil syarak.
Fungsi Ijtihad
Syarat-syarat Ijtihad
1. Syarat umum
a. Baligh
b. Berakal sehat
c. Memahami masalah
d. Beriman
2. Syarat-syarat khusus
a. Mengetahui ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan masalah yang dianalisis anatara
lain ayat-ayat ahkam, asbabun nuzul, ‘am dan khas, mustarak dan sebagainya.
b. Mengatahui sunnah nabi yang berkaitan dengan masalah yang dianalisis
c. Mengetahui maksud dan rahasia hukum Islam, yaitu kemaslahatan hidup manusia
d. Mengetahui kaidah-kaidah kulliyah, yaitu kaidah-kaidah yang diistinbatkan dari dalil-dalil
syara’
e. Mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab
f. Mengetahui ilmu ushul fikih
g. Mengetahui ilmu mantik
h. Menetahui penetapan asal berdasarkan bara’ah ashliyah(praduga tak bersalah, praduga
mubah, dll)
i. Mengetahui soal-soal ijma’
Tingkatan-tingkatan Mujtahid
1. Mujtahid muthlaq atau mustaqil, yaitu seorang mujtahid yang telah memenuhi persyaratan
ijtihad secara sempurna dan ia melakukan ijtihad dalam berbagai hukum syara’ dengan tanpa
menjadi pendiri mazhab, seperti Imam Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Ahmad bin Hambal. Nama
lain bagi mujtahid ini adalah mujtahid farad (perorangan).
2. Mujtahid Muntasib, yaitu mujtahid yang memiliki syarat-syarat ijtihad secara sempurna, tetapi
dalam melakukan ijtihad dia menggabungkan diri kepada suatu mazhab dengan mengikuti yang
yang ditempuh oleh mazhab itu. Sekalipun demikian, pendapatnya tidak mesti sama dengan
pendapat imam mazhab tersebut.
3. Mujtahid fil Madzahib, yaitu mujtahid yang dalam ijtihadnya mengikuti kaidah yang
digunakan oleh Imam mazhabnya, dan ia juga mengikuti imam mazahabnya dalam masalah
furu’. Terhadap masalah-masalah yang belum ditetapkan hukumnya oleh imam mazhabnya,
terkadang ia melakukan ijtihanya sendiri.
4. Mujtahid Murajjih, yaitu mujtahid yang dalam menetapkan hukum suatu masalah berdasarkan
kepada hasil tarjiih (memilih yang lebih kuat) dari pendapat-pendapat imam-imam mazhabnya.
5. Mujtahid Fatwa, yaitu orang yang hafal dan paham terhadap kaidah-kaidah imam mazhab,
amampu menguasai permasalahan yang sudah jelas atau yang sulit, dia masih lemah dalam
menetapkan suatu keputusan berdasarkan dalil serta lemah dalam menetapkan qiyas.
SUji Kompetensi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Mapel Fikih Kelas XII 3
Materi Konsep Berijtihad
Nama : widya
Kelas : XII ipa B
Hari/Tanggal : 19,09,2021
2. Mengerahkan kemampuan dalam memperoleh hukum syar’I yang bersifat amali melalui cara
istinbath, adalah pengertian ijtihad menurut …
A. Imam al-Ghazali
B. Imam al-Syaukani
C. Ibnu Subki
D. Sarifuddin al-Amidi
E. Al-Amidi
4. Hukum berijtihadiIjtihad terhadap suatu masalah atau peristiwa yang belum terjadi adalah …
A. Fardhu ‘ain
B. Fardhu kifayah
C. Sunnah
D. Haram
E. Mubah
5. Hukum berijtihad bagi seseorang yang ditanya tentang sesuatu masalah, dan masalah itu akan
hilang sebelum hukumnya diketahui. Atau ia sendiri mengalami suatu peristiwa yang ia sendiri
juga ingin mengetahui hukumnya adalah …
A. Fardhu ‘ain
B. Fardhu kifayah
C. Sunnah
D. Haram
E. Mubah
7. Hukum berijtihad apabila seseorang ditanya tentang sesuatu dan sesuatu itu tidak hilang
sebelum diketahui hukumnya, sedang selain dia masih ada mujtahid masih ada mujtahid lain
adalah …
A. Fardhu ‘ain
B. Fardhu kifayah
C. Sunnah
D. Haram
E. Mubah
10. Seorang hakim dalam memutuskan perkara berdasarkan hasil ijtihad, dan hasil keputusannya
benar maka akan mendapatkan …..
A. Kebaikan
B. Dua pahala
C. Penghargaan
D. Hadiah
E. Cenramata
......1.Memberikan kebiasaan berpikir kepada manusia untuk memecahkan beragam persoalan yang
diahadapi dengan akal pikiran yang sesuai dengan ketentuan hukum Islam
Memberikan kebebasan berpikir kepada umat Islam untuk kembali mengkaji hukum-hukum Islam yang
telah lalu sehingga hukum tersebut tetap dapat dugunakan untuk masa kini
Agar tidak terjadi kemandekan cara berpikir umat Islam dan menghindari dari segala taklid
Untuk memberikan kejelasan hukum terhadap persoalan-persoalan yang tidak ada ketentuan hukum
sebelumnya
.
...2.Mujtahid muthlaq atau mustaqil, yaitu seorang mujtahid yang telah memenuhi persyaratan
ijtihad secara sempurna dan ia melakukan ijtihad dalam berbagai hukum syara’ dengan tanpa menjadi
pendiri mazhab, seperti Imam Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Ahmad bin Hambal. Nama lain bagi
mujtahid ini adalah mujtahid farad (perorangan)
.........3.Mujtahid Muntasib, yaitu mujtahid yang memiliki syarat-syarat ijtihad secara sempurna, tetapi
dalam melakukan ijtihad dia menggabungkan diri kepada suatu mazhab dengan mengikuti yang yang
ditempuh oleh mazhab itu. Sekalipun demikian, pendapatnya tidak mesti sama dengan pendapat imam
mazhab tersebut.
.....4..Mujtahid fil Madzahib, yaitu mujtahid yang dalam ijtihadnya mengikuti kaidah yang digunakan
oleh Imam mazhabnya, dan ia juga mengikuti imam mazahabnya dalam masalah furu’. Terhadap
masalah-masalah yang belum ditetapkan hukumnya oleh imam mazhabnya, terkadang ia melakukan
ijtihanya sendiri.
..............................................................................................................................................................
.....5.Mujtahid Murajjih, yaitu mujtahid yang dalam menetapkan hukum suatu masalah berdasarkan
kepada hasil tarjiih (memilih yang lebih kuat) dari pendapat-pendapat imam-imam mazhabnya.
...............................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Mapel Fikih Kelas XII 6
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................