SKRIPSI
Oleh
Dewi Anggraini
11190540000033
2023
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
NIM : 11190540000033
Dewi Anggraini
NIM.11190540000033
I
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SKRIPSI
Oleh :
Dewi Anggraini
NIM : 11190540000033
Pembimbing
I
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan judul “Peran Koperasi dalam Pemberdayaan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah dalam Pemberdayaan Pengrajin Tempe
(Studi di Primer Koperasi Tahu dan Tempe Swakerta Kelurahan
Semanan Jakarta Barat)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada hari Rabu, 27 September 2023. Skripsi ini telah disetujui sebagai
salah satu syarat kelulusan dan memperoleh gelar sarjana (S.Sos) pada
program Pengembangan Masyarakat Isalam
Jakarta, 27 September 2023
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
II
ABSTRAK
Dewi Anggraini, Peran Koperasi dalam Pemberdayaan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Pengrajin Tempe ( Studi di
Primer Koperasi Tahu dan Tempe Swakerta Kelurahan
Semanan, Jakarta Barat )
Masalah yang dihadapi masyarakat di Kelurahan Semanan adalah
masih kurangnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan
penggangguan dan kemiskinan. Primkopti Swakerta merupakan
sebuah badan koperasi yang bekerja untuk menjadi wadah
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pengrajin tempe
yang ada dikelurahan semanan tujuan dibangunnya Primkopti
untuk memudahkan pengrajin tempe dalam mendapatkan bahan
baku. Pada penelitian ini peneliti mengangkat masalah peran
Primkopti dalam memberdayakan pengrajin tempe dan bagaimana
hasilnya dapat membuat perubahan. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui peran Primkopti serta hasil pemberdayaan
UMKM pengrajin tempe.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
metode pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan
menggunakan data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data
peneliti mengmbarkan hasil penelitian apa adanya yang terjadi di
tempat penelitian bedasarkan hasil observasi, wawancara dan
dokumetasi. Teknik pengumpulan data informan menggunakan
teknik purpose sampling. Teknik keabsaan data menggunakan
teknik triangulasi sumber.
Hasil dari penelitian menjelaskan Primkopti Swakerta dalam
menjalankan peran fasilitasi, peran mendidik, peran perwakilan,
dan peran teknis dalam memberdayaan UMKM pengrajin tempe.
Hasil pemberdayaan UMKM pengrajin tempe dapat meningkatkan
kesejahteraan melalui bina manusia, bina usaha, bina lingkungan dan
bina kelembagaan, hasil dari pemberdayaan ini dapat membantu
pengrajin tempe dalam meningkatkan pendapatan, dan
mendapatkan ilmu pengetahuan berupa soft skill.
Kata kunci: Peran Koperasi, Pemberdayaaan UMKM,
Pengrajin Tempe.
III
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirohim
Assalammu’alaikum.Wr.Wb
Puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah Subhanahu
Wa’Ta’ala yang telah memberikan nikmat dan rahmat yang
berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peran Koperasi dalam Pemberdayaan Usaha Kecil
Mikro dan Menengah Pengrajin Tempe ( Studi di Koperasi Tahu
dan Tempe Swakerta Kelurahan Semanan Jakarta Barat)”
Sholawat dan salam tercurahkan kepada Baginda Besar Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam serta kepada keluarga
dan sahabatnya.
IV
3. Ibu WG. Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si., selaku ketua
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam,
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen
Pembimbing skripsi yang sudah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran, memberikan arahan, saran dan kritik
yang membangun kepada peneliti sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Ibu Dra Wati Nilamsari, M.Si., selaku Dosen Penasihat
Akademik yang senantiasa selalu memberikan saran,
masukan dan nasihatnya kepada peneliti dari awal
perkuliahan hingga saat ini.
5. Segenap jajaran Dosen Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam yang telah memberikan Ilmu
Pengetahuan dan membimbing peneliti selama
perkuliahan.
6. Kedua orang tua peneliti dan adik peneliti yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan kepada peneliti
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi.
7. Kepada Bapak Handoko selaku ketua Primkopti Swakerta
dan Bapak Surono selaku Pengurus Primkopti Swakerta
dan para pengrajin tempe yang berpartisipasi dalam
kegiatan penelitian telah bersedia membantu peneliti
memberikan informasi terkait penelitian yang ditempuh
peneliti.
8. Teman teman seperjuangan Pengembangan Masyarakat
Islam 2019 khususnya kelas B yang sudah memberikan
V
banyak pengalaman dan cerita yang menyenangkan selama
masa perkuliahan maupun diluar perkuliahan
9. Kepada para sahabat dan anggota Tayo yang sudah
memberikan dukungan kepada penulis.
10. Seluruh member EXO dan SEVENTEEN yang sudah
menjadi moodboster saat penulis lelah, serta menjadi
inspirasi saat penulis mengerjakan skripsi melalui karya
karyanya. Semoga suatu saat kita bisa bertemu secara
langsung.
11. Pihak pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu
tetapi ikut andil dalam membantu dan memberikan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
VI
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................II
KATA PENGANTAR...............................................................IV
DAFTAR ISI............................................................................VII
DAFTAR TABEL.......................................................................X
DAFTAR GAMBAR.................................................................XI
DAFTAR BAGAN...................................................................XII
BAB I PENDAHULUAN............................................................1
A. Latar belakang.....................................................................1
B. Identifikasi masalah.............................................................7
C. Batasan Masalah..................................................................7
D. Rumusan Masalah...............................................................7
E. Tujuan Penelitian.................................................................8
F. Manfaat Penelitian...............................................................8
G. Tinjauan Terdahulu.............................................................9
H. Metodelogi penelitian........................................................17
I. Teknik penulisan...............................................................28
VII
J. Sistematika penulisan........................................................28
A. Kajian teori........................................................................31
1. Pengertian peran.............................................................31
2. Pengertian pemberdayaan...............................................37
3. Pengertian koperasi.........................................................43
4. UMKM...........................................................................44
B. Kerangka berfikir..............................................................47
C. Makna Logo......................................................................52
BAB V PEMBAHASAN............................................................85
VIII
A. Analisis Data Penelitian....................................................86
BAB VI PENUTUP.................................................................107
A. Kesimpulan......................................................................107
B. Saran................................................................................109
DAFTAR PUSTKA.................................................................110
IX
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pemilihan Informan...............................................24
X
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Wilayah Kelurahan Semanan.............................48
XI
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir..................................................47
XII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Acuan pembangunan industri dan perdagangan dalam
PROPENAS 2005 sebagaimana ditetapkan dalam Undang -
Undang Nomor 25 Tahun 2000, khususnya yang terkait langsung
dengan sektor indsutri dan perdagangan adalah mengembangkan
usaha skala mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui
penciptaan iklim usaha yang kondusif, peningkatan akses kepada
sumber daya produktif, pengembangan kewirausahaan dan
pengusaha kecil, menengah, koperasi berkeunggulan kompetitif
serta memacu peningkatan daya saing melalui pengembangan
ekspor, pengembangan industri kompetitif, penguatan institusi
(Zelvianagita et al., 2023)
Untuk mewujudkan pengembangan usaha nasional, usaha kecil
perlu dibina menjadi usaha menengah yang makin efisien dan
mampu berkembang secara mandiri, meningkatkan pendapatan
masyarakat,penyedia lapangan pekerjaan dengan kaitan dengan
pembentukan sebuah usaha, tentu mekanisme dalam pembentukan
yang benar yaitu dengan prosedur serta bantuan fasilitator dari
sebuah kerjasama instansi (Agusti et al., 2022:292)
Secara konseptual juga telah ditegaskan oleh ayat Al-Qur’an
tentang Anjuran kepada muslim untuk mengembangkan
ekonominya serta bagaimana etika pengembangan ekonomi harus
dijalankan oleh seorang muslim. Allah Berfirman dalam Al-Qur’an
surah At Taubah ayat 105 yang berbunyi :
َ و َ وال ُم ْؤ َ و َست َ ن ٰ ع لِ ِم وق ِ ْ ع َ َسي ّٰهل َ ع ُ َ
ٰ
ِمنُ ْو ََۗن َردُّ ْو ِا لى ُ ل َملُ ْوا َرى
س ْول ُ ال َمَلك َر
ٗه ْم ف ا
َوال ِ َّ ش َهادَِة فَيَُن ِ'بئُ ُك ْم ِب َما ُك ْنت
ْم تَ ْع َملُ ْو “ َن ب
2
الَغ ْي
Artinya : ““Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah
akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang
3
mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Ayat diatas menjelaskan bahwasannnya Allah Swt melalui
Surah At-Taubah ayat 105 menganjurkan kepada umat Islam untuk
memiliki etos kerja tinggi. Pada ayat ini juga dijelasakn bahwa
ekonomi merupakan hal terpenting dalam hidup oleh karena itu
mendorong manusia lebih mawas diri dan mengawasi amal atau
pekerjaan mereka.
Menurut Ningrum (1945) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) dapat dimaanfaatkan sebagai salah Satu alternatif dalam
menanggulangi angka kemiskinan , tingginya jumlah
pengangguran, ketimpangan distribusi pendapat, dan segala aspek
yang tidak baik yang ada di Indonesia, hal Tersebut dibuktikan
pada saat terjadinya krisis dan banyak usaha yang mengalami
Kebangkrutan karena sedang terlilit hutang luar negeri, banyak dari
usaha kecil Menengah khususnya yang berorientasi pada eksport
justru memiliki keuntungan yang Luar biasa. Tidak sebanding
dengan keuntungan yang didapat dalam proses Perkembangan
usahanya masih banyak dari UMKM yang ada di Indonesia masih
Menghadapi permasalahan mulai dari aspek permodalan, material,
kemitraan, dan Berbagai inovasi seiring berkembangnya zaman.
Sebagai langkah meringankan Permasalahan yang dirasakan para
pelaku UMKM maka perlu dilakukan upaya Pemberdayaan,
pemberdayaan UMKM sendiri dapat membuat daya tahan suatu
UMKM Menjadi lebih kuat dalam menghadapi tantangan di masa
mendatang seperti krisis Ekonomi. Alasan lain perlu
dilakukannya pemberdayaan yaitu
4
UMKM memiliki Kemampuan yang besar dalam mengatasi
permasalahan kemiskinan.
Peranan UMKM di Indonesia dikaitkan oleh pemerintah
hendaknya harus dapat mengurangi tingkat pengangguran yang
semakin bertambah setiap tahun, menanggulangi kemiskinan dengan
membantu masyarakat yang kurang mampu dan pemerataan
pendapat yang dapat memperbaiki kehidupan masyarakat yang
memiliki keterbatasan dalam keuangan khususnya. Meingkatnya
angka kemiskinan dan pengangguran akan berdampak terhadap
pertumbuhan output UMKM. ( (Nopirin, 2019))
Salah satunya bantuan umkm yang ada adalah unit koperasi
penelitian mengatakan bahwa dalam menghadapi globalisasi,
peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan
perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar jika
koperasi dapat berbenah diri menjadi pelaku ekonomi yang
kompetitif dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya,
sedangkan tantangan yang akan dihadapi adalah dalam
pengembangan masa depan memang relatif berat sehingga harus
dilakukan pemberdayaan koperasi agar koperasi dapat bertahan
dalam percaturan persaingan yang semakin intens dan mengglobal.
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan yang bertujuan untuk
memakmurkan anggota dan masyarakat sekitar.(Selatan, 2020)
Menurut (Permana, 1945) peranan koperasi sebagai penggerak
perekonomian rakyat antara lain mengakomodir kebutuhan dan
5
barang dan jasa. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
mengembangkan dan meningkatkan peran koperasi untuk
menunjang perekonomian rakyat. Koperasi juga menjadi salah satu
upaya dalam pertumbuhan dan pemerataan yang memihak pada
masyarakat miskin dan masyarakat lemah serta memanfaatkan
peluang untuk mengembangkan usaha dengan produktif agar dapat
membantu mempercepat pertumbuhan nasional.
Salah satu koperasi yang ada di indoneisa adalah PRIMKOPTI
atau Primer Koperasi tahu dan Tempe Indonesia. Latar belakang
terbentuknya ini didasarkan pada kesulitan yang dihadapi oleh para
pelaku usaha tempe dalam mendapatkan kedelai dengan harga yang
relative murah serta dipengaruhi oleh modal yang terbatas.
Sehingga PRIMKOPTI ini berperan sebagai wadah untuk
menyalurkan kedelai dan membina pengrajin temped an tahu
dengan meningkatkan produksi olahan kedelai serta banyaknya
jumlah usaha tempe yang memiliki modal terbatas. Maka, peran
PRIMKOPTI ini sebagai penyedia bahan baku yang bekerja sama
dengan BULOG ( Badan Urusan Logistik) sebagai importer kedelai
di Indonesia. Selain, itu PRIMKOPTI menyediakan urusan
permdalan bagi para pengrajin. (Lubis et al., 2019)
Salah satu contoh koperasi tahu tempe Indonesia (KOPTI) ada
di Jakarta barat, ini kopti dimanakan dengan primkopti swakerta.
Primkopti swakerta awalnya ada di daerah jelambar, kemudian
pada tahun primkopti swakerta pindah ke semanan untuk
mendapatkan lingkungan yang lebih memadai.Kawasan pengrajin
tempe tahu di Semanan ini sudah ada sejak 1991. Ia Menempati
lahan yang digagas oleh menteri koperasi yang juga merangkap
Kepala Bulog, Bustanil
6
Arifin. Pada 20 Februari 1992, perkampungan tempe ini baru
Diresmikan sebagai koperasi oleh Menteri Perumahan Rakyat
Siswono Yudo Husodo, Serta Gubernur DKI Jakarta Wiyogo
Atmodarminto. (Aseanty et al., 2021)
Peran primkopti swakerta dalam proses pemberdayaan adalah
dengan membantu para pengrajin dalam mendapatkan kacang
kedelai, selain itu modal usaha dan pemasaran juga dibantu oleh
para anggota primkopti swakerta untuk para pengrajin agar mereka
bisa memaksimalkan usaha tempe mereka. Primkopti Swakerta
juga bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI untuk
membangun instalasi pengelolaan (IPAL) untuk mengelola air
limbah tahu dan tempe. kegiatan yang dilakukan PRIIMKOPTI
merupakan wadah unruk memberdayakan pengrajin tempe.
pemberdayaan merupakan peningkatan taraf hidup kea rah yang
lebih baik meningkatkan kemampuan untuk menggunakan daya
yang dimiliki dan menentukan kerah lebih baik (Muhtadi, 2020)
Pengrajin tempe di semanan memproduksi tahu dan tempe
setiap hari dan di jual ke beberapa tempat juga ke beberapa pasar
yang ada di sekitarnya yaitu pasar hipli, pasar rel, pasar ketapang,
dan pasar kosambi yang ada di Jakarta. Pada saat proses produksi
mereka di damping oleh anggota primkopti dalam prosess produksi.
Proses pemasaran yang dilakukan oleh PRIMKOPTI juga masih
dibilang sangat rendah untuk para pengrajin. Alasan penelitian
melakukan penelitian mengenai tempe karena pengrajin tempe
Semanan sudah ada sejak tahun 2002 tetapi mereka belum
melakukan inovasi dengan menjadikan tempe menjadi oalahan
keripik tempe ataupun olahan tempe yang lainnya. Oleh karena
Dengan demikian, penulis
7
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Peran Primkopti
Swakerta dalam Pemberdayaan UMKM Pengrajin tempe di
Kelurahan Semanan, Jakarta Barat
B. Identifikasi masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
8
1. Bagaimana peran PRIMKOPTI Swakerta dalam
Pemberdaayan UMKM pengrajin tempe di kelurahan semanan,
Jakarta barat ?
2. Bagaimana hasil pemberdayaan UMKM pengrajin tempe di
kelurahan semanan Jakarta barat ?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
9
swakerta dalam pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah
pengrajin tempe di kelurahan semanan.
2. Manfaat praktis
G. Tinjauan Terdahulu
11
Christofer Ondang, Frans Singkoh, dan Neni Kumayas dari
Universitas Sam Ratulangi dalam jurnal esekutif
Artikel Pengabdian ini mengulas tentang pembinaan UMKM di
wilayah Kupang Krajan Kecamatan Sawahan Surabaya dalam
mengolah bakal tempe menjadi inovasi produk baru berupa keripik
tempe sagu. Metode yang di pakai merupakan penelitian kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah Proses pra poduksi ini dilakukan
dengan maksud untuk mendapatkan hasil keripik tempe sagu yang
berkualitas dan konsisten kualitasnya.) menjelaskan bahwa
pengembangan produk baru diartikan sebagai penciptaan atau
peningkatan produk-produk asli, memperbaiki produk serta
memodifikasi produk. Perbedaan antara penelitian ini dari segi
topic, topic yang dibahas dalam penelitian ini mengenai strategi
pengembangan produk sedangkan penelitian yang akan dibahas
dengan peneliti yaitu berfokus pada cara kerja koperasi dalam
mensejahterakan pengrajin tempe.
2) Jurnal dengan judul “peran Lembaga Keuangan Syariah
dalam Pemberdayaan UMKM di Indonesia” oleh Singgih
Muheramtohadi dari UIN walisongo dalam jurnal Islamic economic
and banking
Hubungan antara Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan
UMKM sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini karena UMKM
merupakan usaha yang dikelola oleh pengusaha kecil, dan dengan
modal kecil, Permodalan adalah salah satu problema utama
UMKM. Di sisi lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif yang dimana peneliti menuangkan
semua hasil penelitiannya melalui tulisan. Sedangkan teori yang
digunakan pada penelitian adalah teori Wrihatnolo
12
&Dwidjowijoto, 2007 dan hasil
13
dari penelitian ini adalah Karakteristik UMKM adalah beromzet
relatif rendah, mempunyai peralatan seadanya (tradisional/manual),
dan punya pangsa pasar lebih sempit. Mereka juga membutuhkan
modal untuk mengembangkan usaha. Bidang inilah yang perlu diisi
oleh lembaga keuangan syariah. Pemberian pembiayaan kepada
UMKM lebih efektif, karena dialokasikan benar-benar pada
kebutuhan usaha kecil secara langsung. Perbedaan antara
peneilitian terdahulu dan sekarang yaitu penelitian ini berfokus
pada peminjaman modal sedangkan penelitin sekarang berfokus
pada fasilitas yang diberikan koperasi kepada pengrajin.
3) Jurnal yang berjudul “pemberdyaaan masyarakat melalui
program kampung unggulan di kota Surabaya ( studi kasus
kampung tempe di kelurahan tenggilis mejoyo kecamatan tenggilis
mejoyo, kota Surabaya “ oleh Galih Wahyu Pradana dalam jurnal
administrasi public dari penelitian ini menjelaskan. Upaya
pemberdayaan ini dapat dilakukan dengan membina kampung yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan salah satunya yaitu
kampung tempe di Kelurahan Tenggilis Mejoyo Surabaya. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan untuk teori
penelitian ini focus pada teori pemberdayaan menurut Suharto Dan
hasil dari penelitian ini adalah Pada aspek pemungkinan yang
dilakukan oleh Dinas Perdagangan Kota Surabaya memberikan
bantuan kedelai. Selain itu dinas juga telah memberikan bantuan
alat-alat Permasalahan sarana tempat juga sudah diperbaiki. Pada
aspek penguatan dilakukan dengan pemberian pelatihan kepada
pengrajin tempe, Pada aspek penyokongan yang diberikan oleh
14
Dinas Perdagangan Kota Surabaya yakni memberikan dukungan
melalui kegiatan pameran. Perbedaan antara penelitian terdahulu
dengan yang sekarang yaitu penelitian ini berfokus pada proses
pemberdayaan kampung tempe sedangkan penelitian sekarang
berfokus pada peranan koperasi
4) Jurnal yang berjudul “pemberdayaan usaha kecil mikro dan
menengah (UMKM ) melalui program binaan bali”. Oleh Ni
Nyoman Sunariani dalam jurnal ilmiah manajemen dan bisnis. Dari
hasil penelitian ini menjelaskan UMKM dalam perekonomian
nasional memegang peranan penting dan strategis bagi
pertumbuhan ekonomi, bukan hanya di negara berkembang seperti
Indonesia tetapi juga di negara maju. Di Provinsi Bali, yang
meningkatkan penjualan secara signifikan baik untuk pasar
domestik dan ekspor Provinsi Bali. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian ini bersifat eksploratif kualitatif
(Sugiyono, 2010) . Sedangkan teori yang digunakan adalah teori
pemberdyaaan dan umkm dari mubyarto (2004) dan Fera,
Macchiaroli (2010). Dan hasil penelitian ini adalah Hasil penelitian
diperoleh premis program binaan UMKM dan Analitical Hierarchy
process yang memberikan hasil maksimal untuk pemberdayaan
secara ekonomi UMKM di Provinsi Bali. Dengan pemberdayaan
tersebut akan memberikan peningkatan secara signifikan
pertumbuhan ekonomi pasar domestik dan Internasional Provinsi
Bali. Kendala yang dihadapi UMKM ditingkat hulu yaitu rmodal
usaha seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), proses produksi, SDM,
kekurangan pasokan bahan baku, dan pemasaran. Perbedaan antara
penelitian terdahulu pada penelitian yang sekarang yaitu
penelitian terdahlu membahas
15
mengenai modal usaha sedangkan penelitian sekarang membahs
mengenai peran koperasi dalam segala aspek.
5) Jurnal ini berjudul “peran pemerintah daerah memberdayakan
umkm di kota semarang ( studi kasus di kampung batik kota
semarang”. Oleh Giovani Malemta Purba dalam jurnal of politic
and government studies. Dari hasil penelitian ini menjelaskan
Pemerintah kota Semarang sendiri sudah menganggap batik
Semarang ini sebagai produk unggulan Kota Semarang karena
motif dan coraknya yang menggambarkan kota Semarang sendiri,
yang dikenal dengan kota industri, dagang dan jasa. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, Teori
yang dipakai dalam penelitian ini adalah ocus pada teori
pemberdayaan menurut Suharto, Hasil penelitian Hasil dari
penelitian ini menunjukkan peran pemerintah dalam pemberdayaan
UMKM di Kampung Batik Bubakan Kota Semarang disini yang
diwakili oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang sudah
menjalankan peran sebagai fasilitator, regulator dan katalisator,
dalam pelaksanaanya sesuai indikator-indikator yang ada bisa
dikatakan pemerintah sudah berupaya seoptimal mungkin dan siap
memfasilitasi. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian sekarang yaitu penelitian terdahulu berfokus pada peran
pemerintah pada pengrajin batik sedangkan pada penelitian
sekarang berfokus pada peran koperasi pada para pengrajin tempe.
6) Jurnal dengan berjudul “ pemberdayaan usaha mikro kecil dan
menegah (umkm) sebagai salah satu upaya penanggulangan
kemiskinan “. Oleh Supriyanto dalam jurnal ekonomi dan
pendidikan. Dari penelitian ini menghasilkan Penanggulangan
16
kemiskinan dengan cara mengembangkan UMKM memiliki
potensi yang cukup baik, karena ternyata sektor UMKM memiliki
kontribusi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja, pada
akhirnya akan dapat digunakan untuk pengentasan kemiskinan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Sedangkan teori yang dipakai adalah konsep kemiskinan menurut
miller. Dan hasil penelitian Upaya untuk memajukan sektor UKMK
tentu saja akan dapat meningkatkan kesejahteraan para pekerja
yang terlibat di dalamnya. Pengembangan UMKM akan dapat
menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja yang ada sehingga dapat
mengurangi angka pengangguran.
7) Jurnal yang berjudul “pemberdayaan perajin tempe dalam
mengembangkan sentra industry kecil tempe di kota semarang”.
Oleh Rusdati dalam jurnal ekonomi dan kebijakan. Dari hasil
penelitian ini menjelaskan Keberadaan industri kecil perajin tempe,
merupakan salah satu pilar ekonomi rakyat yang mampu
memberikan nilai tambah ekonomi di Kota Semarang, serta
memberikan sumbangan yang signifikan dalam memperluas
lapangan kerja, sekaligus menjadi kekuatan yang mampu
meniingkatkan kesejahteraan rakyat. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif,
sednagkan untuk teori penelitian ini adalah Peranan dan
Perkembangan Industri Kecil menurut Glendoh (2001: 117) dan
hasil penelitian ini Pemberdayaan telah mengubah Strategi
pengembangan dengan memobilisasi berbagai aspek sumber daya
serta kapasitas dan potensi masyarakat yang bersangkutan,
sehingga pemberdayaan dapat diimplementasikan dan dapat
menjadi instrumen yang baik sebagai
17
upaya untuk peningkatan pendapatan perajin tempe Kota
Semarang. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang yaitu penelitian terdahulu membahas pengrajin tempe
sebagai potensi sehingga dapat memberdayakan para pengrajin
tempe dan berfokus pada cara pemberdayaan sedangkan dalam
penelitian sekarang berfokus pada peranan koperasi dalam
memberdayakan pengrajin tempe. Persamaan dari penelitian ini
yaitu berfokus pada pengrajin tempe.
8) Jurnal yang berjudul “peran UMKM (usaha mikro kecil
Menengah ) dalam meningkatkan kesejahtetaan masyarakat”. Oleh
Atsna Himmatul Aliyah dalam jurnal Ilmu ekonomi. Dan hasil
penelitian in menjelaskan Upaya yang dapat ditempuh yaitu
dengan mendirikan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
UMKM merupakan salah satu jenis usaha kecil yang sangat
berperan dalam peningkatan dan pertumbuhan perekonomian
masyarakat, Metode yang digunakan adalah Untuk membahas
masalah ini menggunakan metode studi kepustakaan. Teori yang
digunakan adalah Zed, menejelaskan bahwa teori umkm, dan
peranan umkm. Dan hasil dari penelitian ini adalah Usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga mampu
memperkecil jurang pemisah antara yang kaya dengan yang
miskin. Peberdaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang yaitu penelitian terdahulu membahas mengenai
pembahasan penelitian terdahulu mencakup semua umkm
sedangkan penelitian sekarang hanya berfokus pada umkm
pengrajin tempe. Persamaan penelitian ini adalah membahas
umkm.
18
9) Jurnal yang berjudul “peran dinas koperasi dan usaha kecil
dan usaha kecil menengah dalam pemberdayaan usaha kecil dan
menengah di kota samarinda (studi di kelurahan jawa kecamatan
samarinda ulu kota samarinda”. Oleh Dwi Sepriono Nur dalam
jurnal administrasi Negara. Dan Hasil penelitiannya menjelaskan
Untuk menunjang kegiatan ekonomi masyarakat, keberadaan dan
peran usaha kecil menengah merupakan realitas dalam kegiatan
perekonomian khususnya dikalimantan timur, Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah peran menurut Soerjono Soekanto dan teori
pemberdyaan menurut Menurut Carlzon dan Macauley
sebagaimana dikutip oleh Wasistion. Dan hasil dari penelitian ini
adalah peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan
Usaha Kecil Menengah di Kota Samarinda sudah berjalan dengan
baik. Hal ini dapat dibuktikan melalaui hasil penelitian yang
penulis lakukan yaitu menunjukkan bahwa UKM yang ada di Kota
Samarinda khususnya di Kelurahan Jawa yang semakin tahun
mengalami peningkatan. Perbedaan antara penelitian terdahulu
dengan penelitian sekarang yaitu penelitian terdahulu umkm dikota
samarinda dukungan fasilitas pembiayaan dari perbankan.
Sedangkan penelitian sekarang berfokus pada semua fasilitas yang
diberikan koperasi.
10) Jurnal yang berjudul “Peran Dinas Koperasi Dan UMKM
Dalam Pemberdayaan UMKM Di Kota Surabaya”. Oleh Daniar
Pramesti Ningrum dalam jurnal pengabdian masyarakat. Dari hasil
penelitian menjelaskan Dalam melaksanakan fungsinya,
pemerintah harus berjalan dengan semestinya. Fungsi pelayanan,
19
pemberdayaan
20
dan pembangunan. Ketiga fungsi ini mempunyai keterkaitan satu
sama lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan
adalah teori soejono soekanto dan mardikanto. Dan hasil penelitian
ini adalah Peran Dinas Koperasi dan UMKM sangat berpengaruh
dalam pemberdayaan UMKM di Kota Surabaya. Mengingat
UMKM berpotensi tinggi akan perekonomian, membuat
Pemerintah ikut andil dalam hal pemberdayaan. Perbedaan antara
penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu penelitian terdahulu
berfokus pada peran dinas dalam meningaktkan strategi pemasaran.
Sedangkan pada penelitian sekarang berfokus pada peran koperasi
dalam pemberdayaan umkm pengrajin tempe.
H. Metodelogi penelitian
21
secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema
yang umum, dan menafsirkan makna data. (Sugiyono, 2018)
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian
desrkritif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri baik satu variabel maupun dua variabel tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel
lainnya.
Adapun alasan penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif adalah karena peneliti dalam mengumpulkan
data bersifat emic. Dari data tersebut peneliti akan membuat
interprestasi untuk menangkap dan mengungkapkan kembali
makna yang dikemukakan oleh informan, dengan menggunakan
penjelasan secara deskriptif mengenai peran koperasi dalam
pemberdayaan umkm pengrajin tempe (studi primer koperasi
swakerta di Rt 06 Rw 05 kelurahan Semanan Jakarta Barat)
22
a. Sumber data primer
23
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini
menggunakan wawancara semi terstuktur. Wawancara semi
terstruktur yakni wawancara yang dimulai dengan mengajukan
pertanyaan yang sudah dibuat, kemudian satu persatu diperdalam
untuik mengorek keterangan lebih lanjut sehingga memperoleh
data yang lengkap dan mendalam.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di
antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan. Dalam melakukan observasi peneliti melakukan observasi
partisipan pasif, observasi dilakukan dengan mendatangi lokasi
24
penelitian dan mengamati kegiatan yang dilakukan, tetapi peneliti
tidak ikut dalam kegiatan (Sugiyono, 2018)
Kegiatan observasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah
peneliti nantinya akan turun langsung ke lokasi penelitian dan akan
mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian yaitu
dengan mengamati peran yang dilakukan PRIMKOPTI Swakerta
pada pengrajin tempe
b. Dokumentasi
26
pemberdyaan pengrajin. Dipilihnya 6 orang anggota ini karena
mereka mewakili kriteria yang diinginkan oleh peneliti, kriteria
tersebut yaitu informan yang berasal dari usia, tingkat pendidikan,
dan tingkat penghasilan sehingga memadai yang dibutuhkan
peneliti
27
6. Teknik Analisis Data
b. Penyajian data
28
kalimat ke dalam kesatuan wujud yang seletif, serta mudah
dimengerti dimana tiap fenomena yang dicoba ataupun dikisahkan
ditulis apa adanya, sehingga informasi yang tersaji bisa dikenal
hubungannya kemudian ditarik kesimpulannya. Bentuk penyajian
data nantinya berbentuk uraian, bagan dan sejenisnya Dalam
teknik penyajian data peniliti sudah memilih data mana saja yang
merupakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan data yang diambil
mencakup Peran Koperasi dalam Pemberdayaan UMKM Pengrajin
Tempe ( Studi di Primer Koperasi Tahu dan Tempe Swakerta
Kelurahan Semanan Jakarta Barat)
c. Penarikan Kesimpulan
a. Ketekunan Pengamatan
Pada ketekunan pengamatan dilakukan agar dapat memberikan
deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati
dengan melakukan pengamatan secara cermat dan
berkesinambungan (Sugiyono,2018) penulis mengecek kembali
hasil penelitiannya agar hasil penelitian mendapatkan data yang
akurat mengenai peran serta hasil pemberdayaan UMKM pengrajin
tempe. Kemudian, dalam melakukan proses pengamatan, penulis
menggunkan berbagai sumber penunjang seperti membaca
referensi yang berkaitan dengan penelitian.
b. Triangulasi
Triangulasi sumber adalah cara untuk menguji kredibilitas data
dengan cara mengecek data dari beberapa sumber maupun informan.
30
Data yang sudah diperoleh akan dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan data atau kesimpulan yang jelas. Pada tahap ini
peneliti mendapatkan sumber informasi melalui wawancara dari
narasumber.
Peneliti mendapatkan sumber dari PRIMKOPTI Swakerta dalam
peran koperasi dalam pemberdayaan UMKM pengrajin tempe di
kelurahan Semanan, kebenaran informasi dan sudut pandang yang
sama atau berbeda terkait topic yang diteliti sehingga dapat
dijadikan perbandingan.
Pada triangulasi teknik peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari
sumber yang sama ( Sugiyono. 2018). Dalam penelitian ini peneliti
menggunkan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
dari hasil penelitian wawancara ini membicarakan tentang peran
dan hasil Pemberdayaan UMKM pengrajin tempe. kemudian
dilakukan observasi untuk memperkuat data mengenai Peran
ataupun hasil dari pemberdayaan UMKM pengrajin tempe di
kelurahan Semanan.
c. Pemeriksaan Sejawat
Pemeriksaan sejawat adalah teknik yang dilakukan dengan cara
mengekspos hasil penelitian sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan rekan sejawat
( Moleong,2007). Teknik ini digunakan agar peneliti dapat
mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran serta memberikan
kesempatan awal yang baik untuk memulai dan mendiskusikan
hasil penelitian dengan teman sejawat. Dalam teknik ini, peneliti
berdiskusi dengan teman sejawat yang dapat diajak bersama sama
membahas data yang penulis temukan. Diskusi ini juga dapat
31
dipandang sebagai usaha untuk mengenal persamaan dan
perbedaan teman terhadap data yang diperoleh .
d. Menggunakan Bahan Referensi
Penggunaan bahaan referensi adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh penulis
(Sugiyono,2018). Adapun bukti bahwa peneliti telah melakukan
penelitian menggnukan rekaman wawancara, catatan hasil
wawancara, serta foto foto yang didapat membantu dalam
melaksanakan penelitian yang ada kaitannya dengan kegiatan
pemberdayaan UMKM pengrajin tempe di kelurahan Semanan.
I. Teknik penulisan
J. Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
32
BAB II KAJIAN TEORI
BAB V PEMBAHASAN
33
melakukan analisis mengenai respon terhadap para anggota
pengrjain tempe .
BAB VI PENUTUP
34
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian teori
1. Pengertian peran
35
ekonomi sehingga memungkinkan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dibanding sebelumnya. Pada pengembangan
masyarakat, peran pemberdaya tidak hanya difokuskan pada kerja
sosial dan bimbingan tetapi membantu individu agar dapat
beradaptasi dengan keadaan yang dialami. Peran pengembangan
masyarakat adalah membangun semangat kewarganegaraan dan
memperjuangkan upaya mengentaskan kemiskinan bagi
masyarakat lapisan bawah.
Pengembangan masyarakat difokuskan untuk membantu
masyarakat lapis bawah dalam mengendalikan secara mandiri
terhadap kehidupannya. pada teori peran dari (Ife, 2016), yaitu
1. Semangat social
Semangat social bertujuan untuk mengaktifkan semangat,
kekuatan, kemampuan sasaran yang dapat dipergunakan dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam bentuk suatu
kegiatan bersama, sedangkan dalam kondisi ini seorang pekerja
sosial harus memiliki antusiasme yang tinggi yang dapat
menciptakan terlaksananya kegiatan-kegiatan yang telah
direncakan bersama klien atau kelompok sasaran. Antusiasme ini
dapat diikat dengan komitmen bersama-sama kelompok sasaran.
36
2. Mediasi dan negosiasi
Peran ini dapat dimanfaatkan untuk meredam dan
menyelesaikan ketika terjadi konflik internal maupun eksternal
pada kelompok sasaran. Seorang pekerja sosial dalam hal ini harus
bersikap netral tanpa memihak satu kelompok tertentu.
3. Dukungan
Peran ini berarti memberikan dukungan moril kepada kelompok
sasaran untuk terlibat dalam struktur organisasi dan dalam setiap
aktivitas-aktivitas yang sedang berlangsung dan yang akan
berlangsung dimasa datang
4. Mengorganisasi
Peran dalam mengorganisasi ini dengan melibatkan kemampuan
pekerja social berfikir tentang hal hal apa yang diperlukan dalam
proses perubahan. Melalui pengorganisasian ini kegiatan
pemberdayaan berjalan efektif sehingga peningkatan kesadaran
pada anggota masyarakat menjadi hal yang mudah.
5. Fasilitator kelompok
Seorang pekerja social yang terlibat dengan masyarakat
termasuk kedalam tindakan kelompok, dan bentuk pengambilan
keputusan local. Memfasilitasi kelompok adalah tugas pekerja
social yang sangat penting karena segala hal yang didapat dicapai
hanya melalui kelompok yang berjalan dengan baik dan efektif
6. Pemanfaatan sumber daya
Memanfaatkan sumber daya keterampilan masyarakat atau
kelompok baik sumber daya manusia maupun sumber daya ala,.
Peran seorang pekerja social masyarakat adalah mengidentifikasi
dan menemnukan sumber sumber yang dapat dimanfaatkan.
37
7. Komunikasi Pribadi
Seorang pekerja social masyarakat yang baik akan mampu
berkomunikasi dengan efektif adalah salah satu dari anggota
kelompok atau lebih banyak. Untuk itu harus menguasai
keterampilan komunikasi yang baik.
1. Peningkatan Kesadaran
Peran ini berarti membantu orang untuk mengembangkan
pandangan tentang suatu alternative atau beberapa alternatif dalam
tataran kepentingan personal dan politis.
2. Pelatihan
Peran ini berarti mencari dan menanalisa sumber-sumber dan
tenaga ahli yang diperlukan dalam pelatihan dan mengupayakan
untuk mengajarkan masyarakat dalam melakukan sesuatu pelatihan
38
yang diberikan cukup efektif bila diberikan untuk merespon
permintaan masyarakat itu sendiri.
3. Mengkonfrontasi
Peran pekerja social yaitu memberikan solusi terkait adanya
masalah dan menjadi pihak yang dapat mendamaikan kedua pihak
yang mempunyai pendapat yang berbeda.
3. Memberikan informasi
Peran pekerja social dalam memberikan informasi yaitu
mengenai kebutuhan program yang mungkin belum diketahui oleh
masyarakat maupun komunitas.
c. Peran Perwakilan / Representasi (Represetation Roles)
1. Mendapatkan Sumber
Peranan ini berarti memanfaatkan sistem sumber yang ada
dalam masyarakat dan di luar masyarakat seperti tersedia dari
berbagai sumber yang berbeda dan bagaimana membantu
masyarakat untuk memproleh apa yang dibutuhkannya.
2. Berbagi Pengetahuan dan Pengalaman
Peranan ini dilakukan dalam kegiatan seperti keterlibatan aktif
dalam pertemuan-pertemuan formal maupun non formal seperti:
konfrensi-konfrensi, penulisan jurnal, surat kabar, seminar dll
39
3. Kerjasama
Peranan berarti mengembangkan relasi dengan berbagai pihak,
kelompok dan berupaya mendorong mereka untuk turut serta dalam
upaya perubahan.
4. Penggunaan media
Penggunaan media bertujuan untuk memperjelas isu, membantu
mendapatkan agenda publik dan mempublikasikan kegiatan,
proses, dan capaian, agar menjadi agenda komunitas.
5. Presentasi public
Peran pekerja social dalam hal ini adalah kemampuan untuk
berbagai presentasi public, jika saat berada di dalam sebuah
pertemuan masyarakat atau acara lain.
6. Advokasi
Peran pekerja masyarakat dalam mengadvokasi mewakili
berbagai kepentingan seseorang, kelompok atau masyarakat yang
menangani kasus anggota agar lebih baik.
1. Analisis Data,
Peranan ini berarti sebagai peneliti sosial, dengan memanfaatkan
berbagai metodologi penelitian ilmu pengetahuan sosial untuk
mengumpulkan dan menganalisa data serta mempresentasikannya
dengan baik.
40
2. Penyajian laporan
Peranan ini membangun struktur, nilai, prosedur dan mekanisme
program yang sesuai dengan prinsip pengembangan masyarakat.
3. Keuangan
Pengelolaan (manajemen) keuangan yang sesuai dengan prinsip
pengembangan masyarakat peranan penting dalam memastikan
mekanisme yang sesuai akan hal bisa berjalan, dan memainkan
peran pada jalannya operasi berbagai sistem control. Pelaku
perubahan dapat berperan dalam pencatatan finansial,pengawasan
dan pertanggung jawaban pengeluaran, mengawasi anggaran.
4. Penggunaan teknologi komputer
Dalam peran penggunaan teknologi komputer sangatlah penting
dalam menunjang berbagai kegiatan yang berhubungan dalam
pemberdayaan.
5. Presentasi verbal dan tertulis
Dalam peran pekerja social secara verbal dapat
mengekspresikan diri sangatlah penting dalam menyampikan ide
ataupun gagasan kepada masyarakat dan pihak pihak dalam proses
pemberdayaan.
2. Pengertian pemberdayaan
a. Pemberdayaan
b. Pemberdayaan Masyarakat
42
1. Membantu pengembangan manusiawi yang autentik dan
integral dari masyarakat lemah, rentan, miskin perkantoran,
masyarakat adat yang terbelakang, kaum muda pencari kerja,
serta kaum yang didiskriminasi.
2. Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut
secara sosial ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup
berperan serta dalam pengembangan masyarakat. Dari pendapat
tersebut maka pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
43
pemberdayaan, sebab manusia merupakan pelaku atau pengelola
manajemen ini sendiri
b. Bina Usaha : Bina usaha ini dasarnya berorientasi pada
perbaikan kesejahteraan ( ekonomi ), sehingga bina usaha menjadi
bagian penting untuk mendukung proses manusia
c. Bina Lingkungan : Bina lingkungan dalam hal ini tidak hanya
berbicara mengenai lingkungan fisik semata, akan tetapi dalam
praktik perlu disadari bahwa lingkungan social juga sangat
berpengaruh
d. Bina Kelembagaan : Kelembagaan social atau organisasi social
yang tersedia dan dapat berjalan efektif sehingga dapat
mendukung terselenggaranya bina manusia, bina usaha dan
lingkungan. Sebagai suatu hal yang disetujui dan memiliki sanksi
dapat disebutkan sebuah kelembagaan apabila memunuhi 4
komponen yaitu 1) komponen person, 2) komponen kepentingan,
3) komponen aturan, 4) komponen struktur.
44
untuk kemajuan, kemandirian bersama untuk diperbaiki
kehidupannya dengan meningkatkan pemahaman, pendapatan,
dan usaha usaha kecil dibidang ekonomi ke arah swadaya.
45
melainkan sebagai subjek yang memiliki kemampuan sedikit (the
have little). Mereka memiliki kemampuan untuk menabung,
pengetahuan yang mendalam tentang kendala – kendala usahanya,
mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan
kemauan, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki tenaga
kerja dan kemampuan, serta memiliki norma – norma
bermasyarakat yang sudah lama dipatuhi. Semua itu harus digali
dan dijadikan modal dasar bagi proses pemberdayaan. Bantuan
dari orang lain, sehingga pemberian bantuan tidak justru
melemahkan tingkat keswadayaan.
d. Prisip Berkelanjutan. Program pemberdayaan perlu dirancang
untuk berkelanjutan, sekalipun pada awalnya peran pedamping
lebih dominan disbanding masyarakat sendiri. Tapi secara
perlahan dan pasti, peran pendampingan akan makin berkurang,
bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu
mengelola kegiatannya sendiri
Adapun menurut (Muhtadi & Tantan Hermansah, 2013) prinsip
prinsip dalam pengembangan masyarakat islam sebagai berikut:
a. Partisipasi, Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap
proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara
gotong royong menjalankan pembangunan
b. Kesetaraan dan keadilan gender, Laki laki dan perempuan
mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap
pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat
kegiatan pembangunan
46
c. Demokratis, Setiap pengambilan keputusan pembangunan
dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap
berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.
d. Transparansi dan Akuntable, Masyarakat harus memiliki
akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses
pengambilan keputusan sehingga pengelolahan kegiatan
dapat dilaksanakan secara terbuka dan
dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis,dan legal.
e. Keberlanjutan, Setiap pengambilan keputusan harus
mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan
masyarakat tidak hanya saat ini tetapi juga di masa depan
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
3. Pengertian koperasi
4. UMKM
a. Pengertian UMKM
Istilah UMKM merujuk pada aktivitas usaha yang didirikan oleh
masyarakat, baik berbentuk usaha perorangan maupun badan
usaha. Dalam perekonomian Indonesia, UMKM merupakan
kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan terbukti
tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Badan
Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan
kwantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang, sedangkan usaha
menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20
sampai 99 orang.
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan pemain utama
dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.masa depan pembangunan
terletak pada kemampuan usaha mikro kecil dan menengah untuk
berkembang mandiri. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) sangat penting dan strategis dalam
mengantisipasi perekonomian kedepan terutama dalam
memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya krisis
perekonomian nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi
stabilitas nasional, ekonomi dan politik yang imbasnya
berdampak pada
48
kegiatan-kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk, sementara
UMKM serta koperasi relatif masih dapat mempertahankan
kegiatan usahanya. (Firmansyah, 2019:24)
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
sangat penting dan strategis dalam mengantisipasi perekonomian
kedepan terutama dalam memperkuat struktur perekonomian
nasional. Adanya krisis perekonomian nasional seperti sekarang ini
sangat mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik yang
imbasnya berdampak pada kegiatan-kegiatan usaha besar yang
semakin terpuruk, sementara UMKM serta koperasi relatif masih
dapat mempertahankan kegiatan usahanya. Secara umum, tujuan
atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh dan mandiri yang
memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi dan
distribusi kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam permodalan
untuk menghadapi persaingan bebas. Kriteria UMKM (Agusti et
al., 2022)
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM
memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan
atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, 2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)
2) Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang
49
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik.
3) Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
a. Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki
jumlah paling besar.Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap
berbagai macam goncangan krisi ekonomi.Maka sudah menjadi
keharusan penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah
yang melibatkan banyak kelompok. Berikut ini adalah
klasifikasiUsaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM):
a. Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja
untuk mencari nafkah, yang labih umum biasa disebut sektor
informal. Contohnya pedagang kaki lima.
b. Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum
memiliki sifat kewirausahaan.
c. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan
50
5. Pengertian pengrajin tempe
Pengrajin adalah orang yang pekerjaannya membuat barang
barang mentah menjadi barang baik itu berupa barang kerajinan
ataupun barang yang bersifat kuliner. Sedangkan pengrajin tempe
adalah seseorang yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi
dengan proses perfementasi dengan menggunakan alat alat
teknologi maupun tradisional.
Pengrajin tempe pada umumnya adalah masyarakat yang kurang
mampu dari segi ekonomi, para pengrajin juga pernah menimbah
ilmu yang dapat dibilang relative rendah pada tingkat
pendidikannya. Dari keterbatasan ekonomi dan pendidikan yang
telah dibahas diatas maka, pada umumnya tempe selalu focus pada
profesi mereka dan berusaha memenuhi kebutuhan sehari hari.
(Mei et al., 2023)
B. Kerangka berfikir
Kerangka pemikiran merupakan rancangan atau garis besar yang
telah digagas oleh peneliti dalam merancang proses penelitian.
Kerangka ini disusun dengan berdasarkan pada tinjauan pustaka
hasil penelitain yang relevan atau terikat. Uma Sekaran dalam
(Sugiyono, 2016) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir
merupakan model konseptuaL tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. (Sugiyono,2016)
Maka, dapat disimpulkan bahawa kerangkan pemikiran
merupakan rancangan atau pola pikir yang menjelaskan hubungan
antara variabel atau permasalahan yang disusun dari berbagai teori
yang telah dideskripsikan untuk dianalisis dan dipecahkan sehingga
51
dapat dirumuskan sebuah hipotesis. Bedasarkan pemaran yang sudah
dijelaskan diatas. Maka, tergambar beberapa konsep yang akan
dijadikan acuan peneliti dalam mengaplikasikan penelitian.
Kerangka berfikir diatas akan diterapkan dalam kerangka
konseptual sesuai dengan penelitian yang akan ditelili yaitu “peran
koperasi dalam pemberdayaan UMKM pengrajin tempe ( Studi di
primer koperasi tahu dan tempe Indonesia Swakerta kelurahan
semanan Jakarta barat) ”
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalah yang terjadi
yaitu permasalahan pemasaran UMKM tempe yaitu susahnya para
pengrajin dalam mendapatkan kacang kedelai untuk kebutuhan
produksi mereka. Sehingga, Primkopti hadir sebagai wadah untuk
membantu para pengrajin dalam mendapatkan kacang kedelai.
Dalam penelirian, bertujuan untuk mengtahui peran serta hasil dari
pemebedayaan UMKM Pengrajin tempe di Rt 06 Kelurahan
Semanan Jakarta Barat.
52
Bagan 2.1 Kerangka berfikir
1. Peran Fasilitas
2. Peran Mendidik
3. Peran Representatif
4. Peran Teknis
1. Bina Manusia
2. Bina Usaha
3. Bina Lingkungan
4. Bina Kelembagaan
53
BAB III
GAMBARAN UMUM
56
Gambar 3.2 Logo Kopti
57
wewenang dan tanggung jawab pengurus koperasi dan badan
pengawas agar PRIMKOPTI Jakarta Barat dapat terkelola dengan
baik. Berikut struktur organisasi di PRIMKOPTI Jakarta Barat:
No Nama Jabatan
No Nama Jabatan
58
8. Bapak Eko Anngota pengrajin
59
28. Bapak Idan Anggota pengrajin
60
iii. Memfasilitasi anggota untuk mendapatkan fasilitas,
perlindungan hukum maupun pembinaan dari pihak
pemerintah
iv. Meningkatkan status sosial maupun status ekonomi dari
anggota koperasi
A. Kegiatan usaha PRIMKOPTI SWAKERTA Jakarta barat
PRIMKOPTI SWAKERTA Jakarta barat didirikan
bedasarkan kebutuhan dari para pengrajin tahu dan tmep yang ada
di Jakarta barat sehingga kegiatan utama dari PRIMKOPTI
SWAKERTA Jakarta barat adalah penjualan dan pengadaan bahan
baku kedelai. Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan usaha
PRIMKOPTI mengalami pengembangan, seperti usaha simpan
pinjam yang berfungsi untuk menyiapkan simpanan anggota,
memfasilitasi permodalan bagi para anggota PRIMKOPTI.
PRIMKOPTI Swakerta Jakarta barat juga tersebar di 4 titik yaitu
Cengkareng, Tambora, Rawa buaya, dan Kosambi. 4 titik ini dibuat
dengan fungsi untuk dapat mengefektifkan dalam peyaluran bahan
baku yang dipesan agar dapat datang tepat waktu. PRIMKOPTI
juga menyediakan bahan pelengkap para pengrajin seperti alat alat
untuk membuat tempe.
Dalam berjalannya kegiatan usaha PRIMKOPTI Jakarta
Barat, anggota koperasi dapat dapat memesan secara mobile atau
bisa juga datang langsung ke kantor koperasi untuk memesan
kedelai. Selain dalam pemesanan ada juga metode pembayaran,
pembayaran yang dilakukan bisa dibayar secara tunai atau dicicil.
Koperasi juga mendagakan uang kas yang setiap minggunya
dikumpulkan untuk kebutuhan mendesak par pengrajin.
61
BAB IV
DATA DAN TEMUAN LAPANGAN
A. Peran PRIMKOPTI swakerta dalam Pemberdayaan UMKM
pengrajin tempe
62
yang kala itu merangkap menjadi kepala Bulog (Badan Usaha
Logistik). Setelah itu karena adanya tanah milik Puskopti nasional
yang ada di Semanan yang luasnya kurang lebih 10 hektar. Dan
bedasarkan surat keputusan bapak mentri untuk dijual tanah
tersebut kepada PRIMKOPTI Swakerta Jakarta Barat. Lalu pada
tahun 1992 – 1994 PRIMKOPTI bekerja sama dengan PT abadi
Mukti dan pada tanggal 26 Febuari 1994 sebagian rumah sudah
dibangun dan diersmikan oleh beberapa mentri yaitu mentri
perumahan rakyat dan Gubernur DKI Jakarta rumah yang sudah di
resmikan layak untuk dihuni. Maka dari itu setelah dibangunnya
perumahan untuk para pengrajin terbitlah larangan untuk para
pengrajin tinggal di pinggiran kali atau sungai.
1. Peran Fasiliatasi
Peran memfasilitasi merupakan peran pekerja social yang
dijalankan berkaitan dengan stimulus, inovasi, dan gagasan baru
dengan mempengaruhi masyarakat untuk berinovasi melalui
motode dan teknik tertentu. Peran memfasilitasi berkaitan dengan
semangat social, mediasi dan negosiasi, dukungan, mengorganisasi,
dan memfasilitasi kelompok (Ife, 2016)
a. Semangat Sosial
63
“Disini Primkopti hanya dapat memberikan semangat kepada
para pengrajin agar terus mau berusaha dalam menjalakan
kegiatannya. Apalagi pada saat mereka sedang susah dalam
mendapatkan kacang kedelai atau hasil produksi mereka tidak
sesuasi apa yang mereka harapkan, jadi kami mmeberikan
semangat juga motivasi kepada merka agar selalu semnagat
dalam kegiatan mereka kita juga sering bicarakan bahwa
kegiatan yang mereka lakukan ini akan berdampak untuk amsa
depan mereka jadi mereka ada rasa malas kita ingatkan kegiatan
yang dilakukan ini salah satu untuk memutus rantai kemiskinan
dan membuka lapangan pekerjaan jadi harus tumbuh rasa
semangat itu” ( Wawancara Bapak Handoko, 24 Juli 2023)
Hal yang sama juga dikatakan oleh bapak surono sebagai
seketaris Primkopti
64
b. Mediasi dan Negosiasi
65
c. Dukungan
Dukungan yang diberikan Primkopti kepada pengrajin dengan
memberikan pemahaman kepada para pengrajin agar dapat
mempererat tali persauadaraan dan tidak ada rasa saling iri
“Untuk dukungan yang kita kasih kepada para pengrajin paling
pemahaman aja kita sebagai pengruus koperasi selalu terbuka
untuk pengrajin tempe kalau memang dia ada kesusahan kita bantu
terus juga kita kasih dukungan lain yang kita berikan yaitu rasa
kepercayaan sepenuhnya kepada pengrajin untuk melakukan
kegiatan pembuatan tempe seperti dalam aspek pemasaran kita
sepenuhnya kasih kepercayaan ke pengrajin kalo mereka bisa
menjualnya sendiri, lalu juga kita kasih sepenuhnya pembuatan
tempe yang higenis” ( Wawancara Bapak Handoko, 24 Juli 2023)
66
d. Mengorganisasi
e. Fasilitasi Kelompok
67
KPKP juga dapat bantuan juga, itu ngebantu para anggota buat
tetap semangat membuat tempe. Lalu kita juga memfasilitasi
rumah tempat tinggal kepada para pengrajin yang memang
berasal dari luar daerah Jakarta rumah tersebut juga sudah kita
kasih surat surat kepemilikan sah untuk pengrajin tempe”
( Wawanara Bapak Bapak Handoko, 24 Juli 2023)
Bapak Surono juga membenarkan untuk fasilitas pengrajin
tempe para pengurus koperasi berusaha keras untuk dapat bantuan
dari mitra kerja sama koperasi
f. Membangun Kesepakatan
Selain itu cara yang dilakukan PRIMKOPTI dalam membangun
kesepakatan yaitu dengan menentukan akan membuat kedelai
dalam bentuk apa saja
“Yang dilakukan kita buat kesepakatan kepada pengrajin tempe
yaitu kalo ada pengrajin tempe yang membuat tempe dengan
68
bahan formalin dan ketahuan sama PRIMKOPTI maka
pengrajin itu berhak buat tidak bergabung lagi di PRIMKOPTI,
semua asset ataupun bantuan yang diberikan PRIMKOPTI
wajib dikembalikan ke kita. Kita ada pemantauan pembuatan.
Jadi setiap pembuatan tempe ataupun tahu itu pasti kita pantau
supaya kita tahu pengrajin tempe ini bersih atau ga dalam
pembuatan tempenya kita juga membuat kesepakatan harga jual
tempekita ratakan 6000 untuk ukuran yang sedang dan 10.000
untuk ukuran paling besar” (Wawancara, Bapak Handoko, 24
Juli 2023)
Lalu Bapak Surono juga menambahkan peran PRIMKOPTI
dalam membangun kesepakatan.
“Kesepakatan yang harus ditaati pengrajin PRIMKOPTI
melakukan peraturan peraturan yang harus ditaati seperti
menjunjung tinggi kebersihan dalam pembuatan tempe, jika ada
dan ketauan sama kita ada pengrajin tempe yang memakai
bahan terlarang untuk membuat tempe wajib kita kenakan
sanksi berupa pencabutan bantuan yang PRIMKOPTI berikan”
Dalam membangun kesepakatan yang dilakukan PRIMKOPTI
yaitu dengan menetapkan kedelai untuk dijadikan tahu dan tempe
atau olahan yang lain diluar dari itu PRIMKOPTI tidak
memberikan bantuan kepada mereka .
2. Peran Mendidik
a. Membangun Kesadaran
69
Dalam kegiatan meningkatkan kesadaran pengrajin ada juga
beberapa pengrajin yang malas atau kurang aktif dalam melakukan
kegiatan
“Tentu saja ada, biasanya kalo sudah ada rasa malas gitu kita
memberikan masukan atau kita ajak bicara ditanya kenapa
kurang atif terus kita kasih masukan positif agar terus aktif dan
tetap semangat buat melakukan kegiatan, harus sering
diingatkan sih kalo kita melakukan ini juga buat kebutuhan
sehari hari kita. Kita juga menegur pengrajin kalo mereka
sudah ada rasa malas kita kasih teguran” (Wawancara Bapak
Surono, 26 Juli 2023)
Pada peran meningkatkan kesadaran PRIMKOPTI berusaha
untuk meningatkan rasa optimis dan memberikan masukan positif
agar pengrajin paham bahwa kegiatan mereka merupakan kegiatan
untuk mencukupi kebutuhan mereka..
b. Memberikan informasi
Dalam memberikan informasi kepada anggota agar turut
berpartisapasi dalam kegiatan yang diadakan oleh PRIMKOPTI,
seperti yang dikatakan oleh ketua koperasi
“Kita punya yang namanya group Whatshapp untuk para
pengrajin, jadi setiap ada informasi menegnai pelatihan atau
bazzar kita infokan ke group tersebut, tujuannya agar pengrajin
bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut buat menambah
pengalaman pengrajin. Dulu kita mempunyai instagram tapi
karena jarang dipergunakan jadi instragram tersebut sekarang
ngga aktif lagi” ( Wawancara, Bapak Handoko, 24 Juli 2023)
70
kegiatan lainnya kita bisa sebar di group tersebut agar pengrajin
juga tahu dan bisa mengikuti kegiatan tersebut, kita dulunya
punya instagram tapi udah ga aktif karena ga kepegang sama kita,
jadilah kita pakai WA saja untuk menyampikan informasi lebih
gampang” ( Wawancara, Bapak Surono, 26 Juli 2023)
72
3. Peran Representatif
a. Mendapatkan sumber
73
sumber daya manusia tujuannya agar kegiatan yang dilakukan dapat
dikenal luas oleh masyarakat luar.
74
Gambar 4.3 Kegiatan Bazzar
Sumber : Dokumentasi
Primkopti Dapat disimpulkan pada peran
berbagi pengalaman dan pengetahuan Primkopti
berperan aktif untuk melakukan sosialisasi ataupun bazzar untuk
memperkenalkan produk yang mereka punya
kepada banyak orang.
c. Kerja Sama
75
Sekarang ini PRIMKOPTI sudah banyak melakukan kerja sama
dengan pihak luar seperti csr bank dki, bank Bri, lppm Univ
Trisakti, dan sudin Kpkp Jakarta barat
d. Penggunaan media
76
4. Peran Teknis
a. Penggunaan komputer
“Iya mba, kita menyimpan semua file dan data data penting itu
di computer, karna biar rapih aja sih diliatnya, terus juga kalau
missal ada yang ingin melihat data data yang kita punya untuk
penelitian bisa langsung dicari dikomputer. Karna sekarang
zamannya sudah canggih jadi emang lebih mudah.”
( Wawancara, Bapak Handoko, 24 Juli 2023)
Lalu pak surono juga menambahkan jika data yang dikumpulkan
dalam computer itu data data penting
b. Penyajian laporan
77
“Kita pakai Microsoft excel dan word dalam melakukan
penyajian data, kalo excel untuk rekapan data pemasukan dan
pembelian nah kalo untuk word biasanya sih isinya surat surat
penting seperti surat jalan, undangan.” ( Wawancara, Bapak
Handoko, 24 Juli 2023)
Dalam hal ini pun Bapak Surono mengatakan bahwa penyajian
laporan dilakukan dengan menggunakan mircosoft office
c. Keuangan
79
Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Saiful, beliau mengatakan
setelah menjadi anggota pengrajin kemampuannya dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya
81
Lalu Bapak Santoso juga menyampaikan hal yang sama
“Setelah gabung alhamudlilah merasakan manfaat dan
keterampilan ya dari pelatihan pelatihan yang diikuti merasa
terbantu juga jadi bisa menambah keterampilan baru saya.
Sekarang saya juga lagi nyoba membuat keripik tempe baru
jalan 6 bulanan sih tapi ya lumayan dari pelatihan yang diikuti
bisa menambah keterampilan saya” ( Wawancara, Bapak
Santoso, 5 Agustus 2023)
Bapak Edo juga membenarkan pernyataan dari Bapak Wawan
dan Bapak Santoso mengenai meningkatkan keterampilan
2. Bina Usaha
83
"Bergabung jadi pengrajin baru jalan 2 tahun, untuk
kendalanya pada saat membuat tempe itu biasanya di harga
kacang kedelai sih, harganya kan ga stabil naik turun terus,"
(Wawancara Bapak Saiful, 3 Agustus 2023)
Bapak Saiful juga menambah untuk penghasilan yang didapat
selama bulan memenuhi kebutuhan sehari harinya
84
“Pendapatan yang saya hasilkan bersih perharinya itu sekitar
650 ribu, terus kalo untuk keripik tempe karna saya juga baru
ya terus sistemnya terima pesanan doang paling buat keripik
tempe cuma 300 ribu sih sebulan. ” ( Wawancara Bapak
Santoso 5 Agustus 2023)
Lalu Bapak Edo juga menyampaikan untuk pendapatan
perbulannya cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
“Pendapatan yang saya dapat per harinya 350 ribu itu sudah
bersih, kalo ditanya apa cukup ya dicukupin aja. Tapi selama
ini alhamdulilah cukup untuk kebutuhan keluarga”
( Wawancara, Bapak Edo 5 Agustus 2023)
Dari hasil wawancara yang didapat oleh beberapa anggota
pengrajin dapat disimpulkan anggota pengrajin berhasil untuk
mengingkatkan pendapatan mereka juga merasa cukup dnegan hasil
yang mereka peroleh dengan bergabungnya menjadi anggota
pengrajin. Walaupun hasil pendapatan yang mereka hasilkan
berbeda beda tiap orangnya. Tetapi, itu berhasil meningkatkan
pendapatan mereka.
3. Bina Lingkungan
85
pengrajin sadar untuk membuang air limbah tidak kesembarang
tempat. Sedangkan untuk lingkungan sosial berfokus pada kegiatan
sosialisasi antara pengrajin.
86
warganya juga pada akur. Lalu juga sekarang lingkungannya
ramai terus rapih, bersih. Karena memang biasnaya setiap
sebulan sekali pasti ada petugas kebersihan yang membersihkan
selokan jadi sekarang lebih keliatan rapih ga kumuh lagi."
(Wawancara Bapak Wawan 3 Agustus 2023)
Bapak Santoso juga menyampaikan berubahan lingkungan
tempat tinggalnya
87
dengan mitra bank Bri pengrajin menjadi terbantu.
88
4. Bina Kelembagaan
90
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis Penelitian Peran Koperasi Tahu dan Tempe dalam
Pemberdayaan UMKM Pengrajin Tempe.
93
mempunyai alat yang lengkap maka, dari itu dapur umum
bermanfaat untuk para pengrajin yang memang belum mempunyai
perlengkapan yang utuh. Ruangan pencucian ini sudah disediakan
alat mesin pencuci kedelai yang didapatkan dari kerja sama dengan
suku dinas KPKP Jakarta Barat, mesin ini memudahkan para
penggrajin untuk mencuci kedelai dengan kapasitas lebih banyak .
Bedasarkan hasil observasi sudah banyak pengrajin tempe yang
menggunakan alat alat modern untuk melakukan pembuatan tempe,
mereka tidak lagi memakai alat tradisional dalam membuat tempe.
Mereka juga disediakan dapur bersama untuk mencuci kedelai
mereka jika di rumahnya sedang ada kendala dengan air ataupun
bagi para pengrajin yang memang belum mempunyai perlengkapan
utuh, mereka diperbolehkan menggunakan dapur bersama yang
sudah disediakan koperasi untuk kegiatan mereka tetapi bedasarkan
hasil wawancara dan observasi PRIMKOPTI lebih banyak
menyediakan fasilitas berupa alat produksi untuk pembuatan tempe
dan rumah bagi pengrajin tempe yang berasal dari luar daerah
Jakarta. Pemberian fasilitas ini diharapkan dapat memenuhi target
pemberdayaan yaitu mereka mampu menjadi pengrajin yang
mandiri kedepannya
Kelima, menggorganisir. Dalam menjalankan peran
menggornasir yaitu dengan mengatur jadwal anggota hal ini
bertujuan untuk memudahkan jalannya kegiatan yang akan mereka
lakukan dan tidak terjadi miscommunication. Dalam kegiatan
menjalankan peran mengorganisir jadwal yang telah disepakati
antara pengurus dan pengrajin yaitu agar kegiatan yang nantinya
akan dilakukan bisa diikuti oleh seluruh pengrajin maupun
pengurus
94
koperasi, biasanya kegiatan ini dilakukan untuk menentukan jadwal
pertemuan rapat, pelatihan dan lain sebagainya peran
mengorganisir ini dilakukan agar kegiatan dilakukan dapat berjalan
sistematis.
Keenam, membuat kesepakatan, pada awalnya PRIMKOPTI
melakukan musyawarah terlebih dahulu secara internal antara
pengurus dengan pengrajin. Hal ini bertujuan untuk memberikan
transparansi dan diketahui oleh semua pihak dan disetujui.
Membangun kesepatakan yang telah dijelaskan oleh Bapak
Handoko antara pengurus PRIMKOPTI dengan pengrajin sepakat
untuk hanya membuat olahan kedelai menjadi tahu dan tempe atau
pun jika ingin diinovasikan menjadi keripik tempe itu dibolehkan
oleh PRIMKOPTI dan sangat didukung. Membangun kesepakatan
yang dilakukan PRIMKOPTI juga dengan harga jual selain itu juga
pa handoko mengatakan membangun kesepakatan yang dilakukan
juga memberikan sanksi kepada pengrajin tempe jika memang ada
yang membuat tempe dengan bahan terlarang, PRIMKOPTI hanya
menanungi pengrajin yang memang memilih usaha pembuatan tahu
dan tempe saja, selebihnya jika ada pengrajin tempe yang ingin
menambah usaha baru itu diluar kesepakatan yang sudah disetujui
oleh PRIMKOPTI dan pengrajin.
b. Peran mendidik
Selain, peran memnfasilitasi, jim ife juga menyampaikan peran
mengedukasi bahwasannya peran ini benar benar memiliki satu
masukant psoitif dan terarah, sebagai sebuah hasil dari
pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya. Penggurus
primkopti dalam menjalankan peran mendidik meliputi,
meningkatkan kesadaran, pelatihan dan kualitas.
95
Pada peran mendidik ini pertama yaitu meningkatkan kesadaran,
dalam meningkatkan kesadaran para penggrajin mengenai manfaat
dari kegiatan yang dilakukan dan tujuan apa yang kita raih.
Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan rasa semangat,
kesadaran anggota dan meningkatkan jiwa bertanggung jawab
dalam beroganisasi dan menekankan tujuan kesepakatan awal, hal
ini juga bertujuan agar para pengrajin sadar dengan menjalakan
kegiatan mereka bisa menikmati hasil yang sudah dilakukan.
Bedasarkan hasil observasi pengurus akan mengadakan sosialisasi
yang dihadiri para pengrajin, tujuan diadakan sosialisasi ini agar
mempersatukan tali silahturami antara pengurus dan pengrajin,
sosialisasi ini bertujuan menjadi wadah para pengrajin dan
pengurus PRIMKOPTI sehingga hal ini dapat meningkatkan rasa
solidaritas pengrajin tempe dan mengingatkan kepada pengrajin
sudah jarang aktif untuk aktif kembali dan mengingat tujuan awal
dan kesepakatan yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak.
Kedua, memberikan informasi. Dalam menjalankan peran
memberikan informasi PRIMKOPTI selalu memanfaatkan peluang
yang ada untuk berkampanye memberikan informasi yang
dilakukan Primkopti yaitu dengan memanfaatkan media sosial
seperti Whatshapp Group, Story Whatshapp, Whatshapp Group
diadakan untuk memberikan informasi kepada pengrajin mengenai
kegiatan yang akan dilakukan dan nantinya diharapkan pengrajin
dapat mengikuti kegiatan tersebut untuk memberikan pengalaman
dan pengetahuan baru kepada pengrajin. Dalam Group tersebut
juga menjadi wadah untuk menghasilkan kegiatan yang bermanfaat
bagi sosial dan perekonomian pengrajin tempe.
96
Ketiga, pelatihan. Dalam menjalankan peran pelatihan
pendampingan dan pembinaan terhadap anggota untuk
meningaktkan kapasitas kemampuan individu anggota diperlukan
pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan dalam
berwirausaha. Dengan adanya pelatihan pelatihan yang diberikan
oleh pihak yang bekerja sama yaitu lppm Trisakti, Bank Bri dan
bank Dki yang sangat membantu para anggota dalam meningatkan
dan mengembangkan kemampuan individu anggota. Pelatihan yang
diberikan dilakukan secara langsung mapun non langsung.
Berbagai macam pelatihan yang diadakan seperti cara
menghasilkan kualitas tempe yang baik, pelatihan kondisi iklim,
pengemasan, keselamatan kerja, dan pengelolahan air limbah.
Bedasarkan hasil observasi pelatihan yang diberikan lebih sering
dilakukan pelatihan dbidang pengetahuan, pelatihan yang diberikan
juga bekerja sama dengan pihak lembaga dengan naarsumber yang
berasal dari lembaga tersebut dan kegiatan pelatihan ini dilakukan
di aula milik resmi koperasi pelatihan juga dihadiri oleh pengrajin
dengan antusias pelatihan biasanya diadakan pada siang hari karena
pada saat pagi hari banyak pengrajin tempe yang masih menjual
olahannya ke pasar. Maka dari itu biasanya pelatihan diadakan
siang hari agar lebih efektif dan banyak pengrajin tempe yang bisa
mengikuti pelatihan.
Dengan adanya pelatihan yang diberikan PRIMKOPTI berharap
para pengrajin dapat mampu untuk dapat terus mengembangkan
dan meningkatkan potensi yang ada didalam dirinya dan dengan
adanya pelatihan ini menjadi target pemberdayaan yang dilakukan
PRIMKOPTI agar pengrajin bisa lebih mandiri kedepannya.
97
c. Peran Representasi
Peran representasi atau disebut juga dengan peran perwakilan
menurut ife menyatakan melaksanakan peran melalui interaksi
dengan pihak luar dan untuk kepentingan masyarakat. Peran ini
meliputi mendapatkan sumber, berbagi pengalaman dan
pengalaman dan kerja sama
Pertama, peran mendapatkan sumber, peran ini pengurus
PRIMKOPTI melakukan peran mendapatkan sumber daya manusia
dan sumber daya yang lainnya. Dala m menjelankan peran sumber
daya mansuia PRIMKOPTI melakukan ajakan ataupun sosialisasi
kepada yang bukan pengrajin tempe yang tergabung dengan
menginformasikan kepada anggotkarena hal tersebut termasuk
bentuk untuk membuka lapangan pekerjaan. Membuka lapangan
pekerjaan merupakan salah satu peran dalam mendapatkan sumber
daya manusia. Kegiatan ini dilakukan dengaan cara melakukan
perannya dengan anggota untuk melaukan pelatihan kemampuan
dalam membuat tempe. Selain mendapatkan sumber daya manusia
adapun sumber dalam mendapatkan dana. Pengurus primkopti
awalnya membuka koperasi pada awalnya memakai dana sendiri
untuk membeli kebutuhan untuk membuat tempe. Setelah itu
koeprasi baru melakukan pengajuan proposal kepada sumber dana
lain untuk membantu mereka dalam menjalankan program, sumber
dana yang mereka dapat yaitu terdiri dari bank Dki dan Bank Bri
dengan mmebritahuan tujuan kegiatan, jenis kegiatan apa saja yang
akan dilakukan serta manfaat yang didaparkan. Bedasarkan hasil
observasi yang dilakukan PRIMKOPTI dalam menjalankan peran
mendapatkan sumber yaitu PRIMKOPTI tidak hanya berfokus
pada
98
mendapatkan sumber dari alat dan bahan saja tetapi juga mendapat
sumbe daya manusia, dalam mendapatkan sumber daya manusia
Primkopti melakukan sosialisasi kepada masyarakat luar yang
berkaitan dengan program mereka hal ini bertujuan agar Primkopti
bisa dikenal lebih luas lagi oleh masyarakat sekitar.
Kedua, berbagi pengalaman dan pengetahuan. Dalam
menjalankan peran ini pengurus koperasi melakukan perkumpulan
berupa acara seminar ataupun workshop yang diadakan oleh
pengurus Primkopti dengan mengikuti bazzar yang diadakan oleh
lembaga luar. Hal ini bertujuan agar hasil olahan pengrajin bisa
dikenal lebih luas oleh masyarakat sekitar. Tentu saja kegiatan ini
berguna dan mendatangkan manfaat kepada para anggota pengrajin
untuk menambah pengelaman dan pengetahuan mereka dan
memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperkenalkan hasil
olahan mereka ke masyarakat luar. Bedasarkan hasil obsrvasi
kegiatan berbagi pengalaman PRIMKOPTI selalu mengajak
pengrajin untuk mengikuti bazzar yang diselenggrakan oleh
lembaga luar seperti contohnya pada saat itu pengrajin mengikuti
bazzar yang diadakan oleh mentri koperasi dan UKM.
Ketiga, yaitu ada peran kerja sama. Untuk mendapatkan peran
kerja sama dengan mitra, terdapat dampak positive bagi para
anggota. Dengan adanya peran kerja sama ini dampak yang
dirasakan oleh para anggota yaitu kemudahan bagi para anggota
pengrajin dalam melakukan kegiatan membuat tempe. Kerja sama
bertujuan untuk memudahkan pengrajin dalam melakukan
kegiatannya dari hasil kerja sama dengan beberapa lembaga
Primkopti mendapatkan beberap alat produksi dengan adanya alat
99
produksi yang didapat dari hasil kerja sama, pembuatan IPAL
(Instaasi Pengelolahan Air Limbah dan bekerja sama dengan PT
abadi Mukti untuk membangun rumah tempat tinggal bagi para
anggota pengrajin. Memiliki jaringan kerja memang sangat penting
untuk memberikan kemudahan bagi para anggota pengrajin dalam
mendapatkan kebutuhan apapun dalam menjalankan kegiatan dan
aktivitas mereka. Sehingga dikemudian hari dapat membantu
masalah kelompok ketika mereka menghadapi kesulitan. Selain itu
juga pentingnya untuk menjaga kepercaayaan yang sudah
diberikan. Bedasarkan hasil observasi, IPAL yang dibangun secara
kerja sama dengan pemprov DKI dibangun di Rw 11, IPAL
(Instalsi Pembuangan Akhir Limbah) ini dibangun untuk mencegah
pencemaran lingkungan akibat limbah fermentasi. Air limbah
nantinya akan dialirkan melalui selang yang sudah dipasang di
rumah masing masing pengrajin dan nantinya selang tersebut akan
dialirkan ke tempat pembuangan IPAL.
d. Peran Teknis
Menurut (Ife, 2016) peran teknis adalah peran pekerja yang
menerapkan keterampilan teknisi seperti pengumpulan data,
penyajian laporan, manajemen keuangan, dan pemakaian teknologi.
Pertama, analisis data, peran pengumpulan data pengurus
koperasi melakukan pengumpulan data, biaya operasional, data
pembelian kebutuhan pengrajin, dan dokumentasi kegiatan.
Pengumpulan data yang dilakukan rutin setiap sebulan sekali. Hal
ini dilakukan sebagai arsip data penting mereka agar sewaktu
waktu ketika terjadi masalah mereka mempunyai data tersebut
untuk menyelesaikan permasalahan dan menjadi bukti nyata
bahwa
100
pengurus kopersi melakukuan peran teknisi dalam pengumpulan
data.
Kedua, pemakaian teknologi, Dalam melakukan peran
pemakaian teknologi para pengurus koperasi menggunakan
teknologi berupa media social sebagai media penyebaran kegiatan
mereka. Pengguaan teknologi tidak hanya untuk media penyebaran
kegiatan mereka tetapi penggunaan media juga dilakukan untuk
membuat surat kegiatan laopran pemasukan dan pengeluaran sudah
menggunakan media teknologi berupa komputer. Sedangkan
penggunaan media teknologi lainnya berupa handphone digunakan
untuk menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan melalui pesan
group whatshapp dan dokumentasi kegiatan Primkopti. Bedasarkan
hasil observasi, penggunaan teknologi leboh digunakan dalam
peran untuk menyampaikan kegiatan pelatihan ataupun sosialisasi
dengan menyebarkan informasi melalui Whatshapp Group untuk
saat ini penggunaan teknologi hanya difokuskan di penyampaian
informasi kepada pegrajin saja. Untuk media sosial sampai saat ini
PRIMKOPTI belum mempunyai media sosial resmi.
Ketiga, penyajian laporan, dalam peran penyajian laporan
pengurus koperasi menjalankan perannya dengan memakai
Microsoft word dan excel untuk memenuhi kebutuhan dalam
melakukan penyajian data. Data excel digunakan untuk memantau
dana pengeluaran koperasi sedangkan untuk word digunakan untuk
membuat undangan atau arsip surat jalan. Pengurus menyimpan
semua file dokumen di computer. Laporannya biasanya dibuat
setiap sebulan sekali untuk proses jalannya program agar berjalan
sesuai dengan jadwal yang sudah diatur. Bedasarkan hasil
observasi peran
101
penyajian laporan Primkopti menggunakan media word dan excel
untuk membantu Primkopti dalam membuat laporan, laporan
berupa pemasukan dan pengeluaran dibuat dengan excel untuk
memudahkan dalam perhitungan dan word digunakan untuk
pembuatan proposal, undangan dan faktur jalan.
Keempat keuangan atau manajamen keuangan, dalam
menjalankan peran mengelolah keuangan, pengelolah uang ini
dilakukan sebagai langah awal untuk menjaga para anggota agar
berjalan sesuai dengan perencanaan. Temuan penelitian
menunjukan adanya uang kas yang diminta seminggu sekali. Dana
uang kas ini nantinya akan digunakan membeli kebutuhan para
pengrajin dan bahan baku utama kebutuhan sehari hari. Lalu untuk
anggota pengrajin yang akan bergabung akan diberi bantuan
pinjaman modal usaha sebesar 750 ribu untuk membeli bahan baku
utama pembuatan tempe. Bedasarkan hasil oservasi peran
manajemen keuangan ini lebih fokus pada kas mingguan para
pengrajin. Biasanya para pengrajin akan menyetor uang kas kepada
bendara koperasi tiap seminggu sekali, ketika di wawancarai tujuan
adanya uang kas kepada pengrajin supaya memudahkan mereka
kedepannya terjadi hal hal yang tidak terduga dan untuk pengrajin
yang baru pertama kali bergabung akan dipinjami modal usaha
sebesar 750 ribu untuk membeli kebutuhan utama pengrajin.
102
2. Hasil Pemberdayaan Usaha Kecil Mikro dan Menengah
Pengrajin Tempe di Kelurahan Semanan Jakarta Barat.
103
meningatkan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan
melalui kegiatan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan dan
pembinaan. Kegiatan pelatihan ini untuk meningkatkan nilai
tambah masyarakat setempat yang bertujuan untuk meningkatkan
dan memperluas kegiatan kegiatan yang berbasis komunitas yang
diharapkan kelak dapat memicu adanya peningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakat serta pertumbuhan ekonomi yang menunjang
peningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian ini dimana dalam melakukan pemberdayaan hal
yang penting dalam melakukan kegiatan yaitu melakukan pelatihan
yang dimana pelatihan dan pembinaan merupakan peran penting
dalam kegiatan pemberdyaaan dengan adanya pelatihan yang
diberikan mampu meningakatkan keterampilan individu maupun
kelompok.
Hasil diatas dapat disimpulkan bahwa bina manusia merupakan
salah satu pemberdayaan terhadap masyarakat agar dapat
memperbaiki kualitas masayarakat dengan adanya usaha yang
dimiliki dapat lebih berkembang dengan baik, dengan adanya bina
manusia yang dirasakan oleh pengrajin tempe mereka dapat
mengembangkan keterampilan mereka dalam kegiatan pembuatan
tempe selain itu pengrajin juga mendapatkan ilmu baru baik dari
segala aspek mulai dari kualitas pembuatan tempe, kualitas
pengemasan, metode pembuangan air limbah dan keterampilan
pembuatan tempe mentah menjadi makanan ringan dan lain
sebagainya. Dan bedasarkan hasil observasi kegiatan bina usaha
yang dilakukan melalui pelatihan. Kegiatan pelatihan sangat
bermanfaat bagi para pengrajin tempe contoh pelatihan yang
diberikan pun beragam mulai dari pelatihan pengemasan,
104
keterampilan membuat keripik tempe, ketahanan pangan, kualitas
air dalam pembuatan tempe, dan keselamatan dalam bekerja.
PRIMKOPTI dan pengrajin tempe diharapkan dengan diadakannya
pelatihan ini dapat menjadi target pemberdayaan pengrajin dan
pengrajin tempe menjadi mampu secara mandiri dalam
menjalankan kegiatannya.
2. Bina Usaha
Bina usaha menjadi salah satu upaya penting dalam setiap
melakukan kegiatan pemeberdayaan, sebab tanpa bina manusia
memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan kesejahteraan
ekonomi yang tidak akan laku bahkan mengecewakan. Sebaliknya,
hanya bina manusia yang mampu memberikan dampak atau
manfaat bagi perbaikan kesejahteraan ekonomi yang akan
memperoleh dukungan dalam bentuk partisipasi masyarakat
( Mardikanto & Soebinto, 2013)
Dari hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh pengurus dalam
pembinaan usaha adalah para pengrajin telah mendapatkan manfaat
dari adanya kegiatan mereka dalam pembuatan tempe. Dari
sebelumnya masyarakat yang tidak punya penghasilhan menjadi
mereka yang mempunyai penghasilan sendiri. Hasil yang mereka
dapatkan beragam mayoritas mendapatkan penghasilan mulai dari
500 ribu hingga 900 ribu per harinya tergantung dari setiap
penjualan yang dihasilkan perhari jumlah penghasilan diatas bisa
berubah tergantung dari hasil penjualannya. Selain itu, para
pengrajin juga mendapatkan pengetahuan baru yang tadinya
mereka hanya mengetahui kedelai hanya bisa dijadikan tempe saja,
perlahan lahan mereka mengetahui bahwa tempe bisa diolah
sedemikan rupa
105
seperti tempe mendoan dan keripik tempe, tetapi untuk keripik
tempe hanya sebagian saja selebihnya mereka focus pada
pembuatan tempe mentah dan tempe mendoan untuk dapat
membantu penghasilan para pengrajin. Selain itu untuk jumlah
kedelai yang diproses menjadi tempe, pengrajin rata rata
membutuhkan 20 – 70 kg kedelai dalam pembuatan tempe.
Selanjutnya, dari hasil temuan penelitian dengan adanya
pemberdayaan ini melalui UMKM pengrajin tempe. Memberikan
harapan dan solusi bagi para pengrajin yang menerima manfaat
agar bisa aktif secara mandiri dari segi ekonomi mereka. Dan hasil
yang mereka dapatkan sepenuhnya akan menjadi milik mereka.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa para anggota
pengrajin merasa setelah memiliki keahlian dalam membuat tempe
dapat meningkatkan pendapatan mereka untuk kebutuhan sehari
hari para anggota pengrajin. Peningkatkan pendapatkan yang para
anggota rasakan memeng belum sepenuhnya dirasakan oleh
anggota pengrajin yang lainnya. Tetapi, sudah cukup untuk
membantu para pengrajin dalam memenuhi kebutuhannya dan
meningkatkan pengetahuan pengrajin dalam berwirausaha. Dan
bedasarkan hasil observasi para pengrajin akan memulai kegiatan
secara bersamaan di sore hari sekitar jam 4 sore, mereka jarang
melakukan aktivitas di pagi hari karena jika dipagi hari karena
sibuk menjualkan hasil produksinya ke pasar, maka dari itu mereka
memilih melakukan aktivitas di sore hari, dan biasanya untuk hasil
kedelai menjadi tempe dibutuhkan waktu sekitar 3 – 4 hari.
Sebagian dari mereka juga tidak hanya memproduksi tempe
biasa saja tetapi membuat tempe
106
mendoan, dan keripik tempe untuk menambah penghasilan
pengrajin.
3. Bina Lingkungan
Bina Lingkungan dalam hasil pemberdayaan masyarakat adalah
terpenuhnya segala kewajiban yang ditetapkan dalam persyaratan
investasi dan operasi yang berhubungan dengan perlindungan,
pelestarian, dan pemulihan (Rehabilitasi) sumber daya alam dan
lingkungan hidup ( Mardikanto & Soebinto, 2013)
Bina Lingkungan yang diterdapat dalam pengrajin tempe terlihat
pada satu aspek yaitu lingkungan fisik dan social, terdapat
perubahan yang terjadi didalam lingkungan tempat tinggal
pengrajin. Dahulu sebelum dibangunnya IPAL masih banyak
pengrajin yang membuang limbah ke dalam selokan rumahnya.
Tetapi setelahnya dibangunnya IPAL lingkungan tenpat tinggal
para pengrajin menjadi terawatt dan bersih. Sedangkan dalam aspek
social dapat dilihat dari para pengrajin yang masih bersifat
kekeluargaan dan mengedepankan sifat gotong royong. Dan
bedasarkan hasil observasi lingkungan fisik yang ditempati para
pengrajin terlihat bersih dan rapih, tidak terlihat sampah bertebaran
hanya saja memang masih sedikit berbau lingkungannya akibat
pengelolahan kedelai dan yang lebih menariknya tempat tinggal
yang ditempati mereka rata rata pengrajin tempe semua hal itu
dapat membangitkan semangat mereka untuk bisa mengolah tempe
bersama sama. Untuk lingkungan social para pengrajin memiliki
rasa solidaritas yang tinggi. Terlihat dari para pengrajin yang rukun
satu sama lain dank arena pengrajin tempe mayoritas berasal dari
luar Jakarta menjadikan pengrajin tempe mempunyai rasa senasib
perjuangan.
107
4. Bina Kelembagaan
Pada bina kelembagaan tersedianya bina kelembagaan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan bina manusia, usaha dan bina
lingkungan. Dengan berjalan ketiga poin tersebut menunjukan
bahwa bina kelembagaan berfungsi dengan efektif (Mardikanto, T.,
2013)
Pada aspek bina kelembagaan ini masih belum terlihat adanya
yang bisa diajak kerja sama dengan para pengrajin. Bina
kelembagaan yang terdapat di pengrajin tempe semanan belum
tercipta dengan baik. Hanya sebagian dari mereka yang sudah
memiliki lembaga untuk memasarkan hasil olahan mereka. Bina
kelembagaan yang terdapat hanya Primkopti saja tetapi untuk
memasarkan pengurus koperasi menyerahkan kepada pengrajin
untuk dapat memasarkan oalahan mereka. Lembaga koperasi
swakerta hanya memfasilitasi alat dan bahan saja untuk hasil
oalahan tempe pengurus koperasi menyerahkan semuanya kepada
para pengrajin. Maka dari itu bedasarkan hasil observasi untuk
pengurus koperasi masih kurang mampu dalam proses pemasaran
para pengrajin, itu yang sampai sekarang masih menghambat para
pengrajin untuk memasarkan oalahan meraka. Mereka bergerak
secara mandiri untuk memasarkan oalahan mereka.
Dari hasil diatas dapat diketahui bina kelembagaan yang
terdapat di para pengrajin sudah terlaksana tetapi masih kurang
dalam proses pemasarannya. Maka dari itu dapat indikator
pemberdayaan yang ada di pengrajin tempe meliputi bina manusia,
bina usaha, bina lingkungan dapat memenuhi indikator tersebut.
Sedangkan pada bina kelembagaan sudah berjalan hanya masih
kurang dalam proses
108
pemasaran, dan diharapkan pada pemasaran dapat dilakukan agar
aspek bina kelembagaan dapat memenuhi indikator pemberdayaan.
Namun pada bina kelambagan menurut PRIMKOPTI terdapat
aturan, struktur dan visi misi yang harus dilakukan agar kegiatan
yang dilakukan berjalan sesuai mestinya, bahkan PRIMKOPTI juga
memberikan sanksi kepada para pengrajin yang tidak mengikuti
peraturan yang berlaku maupun pengrajin yang melanggar
peraturan. Hal ini dilakukan agar pengrajin dapat mematuhi
peraturan dan kesepakatan yang telah dibuat dan diterima baik dari
PRIMKOPTI maupun pengrajin tempe
110
menjadi olahan yang beragam, setelah ditelusuri dan di wawancara
ternyata mayoritas pengrajin tempe merasa cukup dengan
menjadikan tempe mentah menjadi olahan mentah untuk memenuhi
kebutuhannya. Maka, dari itu pengrajin tempe memilih untuk
menjualkan hasil tempe mentahnya saja dibandingkan menjadikan
tempe dengan beragam olahan.
111
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
113
pengrajin yang sudah mempunyai lembaga selain Primkopti
untuk menaungi mereka di bidang pemasaran.
B. Saran
114
DAFTAR PUSTKA
Mei, L., Wulandari, C., Patrick, J., Pical, A., & Fortunatus,
Y. (2023). Pemberdayaan pengrajin tempe dusun
Clangap
115
Mojokerto tempe dan pelatihan penyusunan SOP. 7,
579–582.
Moelong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT
Remaja Roesdakarya.
Muhtadi & Tantan Hermansah. (2013). Manajemen
pengembangan masyarakat islam. UIN Jakarta Press.
Muhtadi (2020). Peran UP2K Kemuning Dalam
Pemberdayaan Usaha Mikro Keluarga di Kelurahan
Muncul Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan.
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam,
5(2),
Ningrum, D. P., Widiyanto, M. K., & Yuliyanti, T. (1945).
Peran Dinas Koperasi Dan UMKM Dalam
Pemberdayaan UMKM Di Kota Surabaya.
Nopirin. (2019). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro.
BPFE-UGM.
Permana, I. D. (1945). Strategi Pemberdayaan Usaha Mikro ,
Kecil dan Menengah ( UMKM ) Terhadap
Pembangunan Ekonomi Masyarakat Kabupaten
Lamongan ( Studi Kasus di Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro Kabupaten Lamongan ).
Rifa’i, B. (2013). Efektivitas pemberdayaan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) krupuk ikan dalam
program pengembangan labsite pemberdayaan
masyarakat Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon
Kabupatem Sidoarjo. Kebijakan Dan Manajemen
Publik, 1(1), 130–136.
http://journal.unair.ac.id/download- fullpapers-16
Baktiar_KMP V1 N1 Jan-April 2013.pdf
Sugiyono. (2013). Metode penelitian Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Alfabeta.
Suharto, E. (2014). Membangun Masyarakat
Memberdayakan Masyarakat. Reflika Aditama:
Bandung.
116
Sumaryadi. (2013). Sosiologi Pemerintahan : Dari Perspektif
pelayanan, pemberdayaan, interkasi dan sistem
kepemimpinan pemerintahan indonesia. Ghalia
Indoneisa.
Taniman, S. A. (2017). Implementasi Csr (Corporate Social
Responsibility) Di Koperasi Simpan Pinjam Maju
Wijaya Dalam Meningkatkan Perkembangan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm). Jurnal
Manajemen Bisnis Dan Kewirausahaan, 01(2),
47–56.
https://journal.untar.ac.id/index.php/jmbk/article/view/4
776%0Ahttps://journal.untar.ac.id/index.php/jmbk/articl
e/download/4776/2742
Zelvianagita, F., Prathama, A., & Timur, J. (2023). Keripik
tempe di desa Karangtengah Pradndon. 6(2), 702–715.
117
LAMPIRAN LAMPIRAN
A. Bimbingan Skripsi
118
B. Surat Izin Penelitian
119
C. Foto Dokumentasi
120
121
PEDOMAN OBSERVASI
122
koperasi swakerta serta bagaimana
program pemberdayaan yang
dilakukan koperasi swakerta
terhadap
124
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Keterangan
1. Bagaimana cara PRIMKOPTI dalam Semangat sosial
membangun semangat sosial kepada
pengrajin tempe
2. Apa saja kendala yang terjadi selama
membangun semangat sosial pengrajin
tempe
3. Bagaimana bentuk dukungan yang Dukungan
diberikan PRIMKOPTI kepada
pengrajin tempe
4. Adakah cara untuk mendorong
pengrajin agar tetap konsisten dalam
melakukan kegiatan
5 Apa ada jiwa tolong menolong diantara
pengrajin tempe
6. Bagaimana cara membangun Membangun
kesepakatan antara pengrajin tempe kesepakatan
dengan PRIMKOPTI
7. Adakah sanksi sosial bagi pengrajin
tempe yang melanggar kesepakatan
8. Dengan cara apa PRIMKOPTI Memfasilitasi
memfasilitasi pengrajin tempe agar kelompok
tetap aktif dalam kegiatan
9. Bagaimana cara mengorganisasi Mengorganisir
pengrajin tempe agar berjalan dengan
teratur
10. bagaimana cara PRIMKOPTI Membangun
membangun kesadaran pengrajin tempe kesadaran
11. Apa yang dilakukan PRIMKOPTI
kepada pengrajin tempe jika kurang
aktif dalam kegiatan pembuatan tempe
125
12. Bagaimana cara kerja PRIMKOPTI
dalam memberikan informasi kepada
pengrajin tempe
13. Dengan cara apa biasanya PRIMKOPTI
memberikan arahan ataupun informasi
kepada pengrajin
14. Apakah pelatihan yang diadakan Pelatihan
PRIMKOPTI
15 Biasanya pelatuhan apa saja yang
diberikan
16. Bagaimana cara PRIMKOPTI dalam Mendapatkan
mendapatkan sumber sumber
17. Apa saja yang dilakukan PRIMKOPTI
dalam mendapatkan sumber
18. Apakah PRIMKOPTI menjalin kerja Kerja sama
sama dengan lembaga lain
19 Bagaimana cara PRIMKOPTI dalam Berbagi
berbagi pengalaman kepada pihak luar pengalaman dan
pengetahuan
Apa bentuk pengalaman dan
pengetahuan yang diberikan
PRIMKOPTI
20. Apakah PRIMKOPTI mempunyai Pengumpulan
pembukuan untuk pengumpulan data dan analisis data
21. Data apa saja yang dikumpulkan
PRIMKOPTI
22. Dengan cara apa PRIMKOPTI Pemakaian
melakukan analisis data dan teknologi
pengumpulan data
23. Bagaimana bentuk penyajian laporan Penyajian
yang dilakukan PRIMKOPTI laporan
126
TRANSKIP WAWANCARA
127
bagaimana
128
pengelolahan tempe agar menjadi berkualitas, apa saja yang
menurut mereka masih kurang bagus, terus ada kesusahan tidak
dalam kegiatan pembuatan tempe. Ya, intinya kita saling tolong
menolong aja mba. Jika memang ada musibah sebisa mungkin
kita kasih semangat dan saling bantu.
4. Apa yang dilakukan kepada para anggota yang mengorganisasi
dalam kegiatan produksi tempe ?
Jawab: prosesnya mudah ya mba, dalam mengorganisasi ketika
sedag dalam kegiatan, para pengrajin juga punya jadwal kalau
mau ada kegiatan gitu biasanya kita memulai dari abis zuhur,
paginya kita istirahat. Nah, siangnya baru kita mulai lagi bareng
bareng lagi untuk membuat tempe.
5. Apa saja fasilitas yang diberikan Primkopti kepada pengrajin
tempe untuk membantu memudahkan pengrajin dalam
pembuatan tempe ?
Jawab : kita sebagai pengrus berusaha untuk bisa dapat
membantu para pengrajin dari segi material maupun non
material, seperti alat alat untuk membuat tempe kita usahakan
bisa di memperbaruhi alat alat untuk membuat tempe, yang
tadinya masih tradisional sekarang kita upragde ke yang modern
supaya menghasilkan tempe yang berkualitas juga. Terus kita
juga alhamdulilah bisa memberikan fasilitas rumah tempat
tinggal kepada para pengrajin yang bukan dari warga Jakarta,
tujuannya supaya mereka bisa melakukan kegiatan pembuatan
tempe ditempat yang bersih bukan dibantara kali lagi.
6. Bagaimana Primkopti meningkatkan rasa optimis pada pengrajin
tempe ?
129
Jawab : iya mba, saat ini untuk meningkatkan kesadaran mereka
juga saya selalu bilang bahwa tempe merupakan makanan khas
yang sudah ada sejak lama. Jadi sebisa mungkin kita harus
meneruskan oalahan tempe agar masyarakat sana bisa tetap
memakan tempe.
7. Apakah primkopti sering mengadakan pelatihan ?
Jawab: kalo pelatihan dari pemrrintah atau pihak swasta
biasanya dilakukan oleh bank dki dan bank bri mengenai kur
dan permodalan mba. Biasanya pelatihan ini dilakukan setahun
4 kali. Kita dan para nggota diajarkan untuk bagaimana cara
mengelola uang dengan baik, membuat tabungan dari hasil
penjualan dan permodolan
8. Dalam sebulan berapa kali pelatihan diadakan oleh primkopti
swakerta ?
Jawab : biaanya kita adakan sebulan itu 1 kali
9. Apakah dalam pelatihan biasanya primkopti mengikuti dari
pemerintah atau pihak swasta juga dan bagaimana
pelaksanaannya?
Jawab : kita mengadakan kerja sama dengan mitra atau
lembaga baik dari pemerintah maupun pihak swasta
10. Bagaimana cara primkopti agar menghasilkan kualitas tempe
yang baik ?
Jawab : untuk menghasilkan kualitas tempe yang baik dan
higenis kita juga selalu mendapatkan kunjungan dari bpom
untuk melakukan peninjauan terhadap ketahanan tempe. Kita
juga selalu mengingatkan kepada para pengrajin bahwa
kebersihan ada hal yang paling penting dalam melakukan
130
produksi tempe. Para pengrajin juga sekarang dalam hal
pengemasan lebih baik lagi tidak asal kita memakai plastik
agar tempe juga terhindar dari kotoran.
11. Bagaimana cara primkopti dalam mendapatkan sumber seperti
tenaga kerja, pendanaan, alat produksi dan lain lain ?
Jawab : alat produksi yang sekarang kita punya itu hasil dari
kerjasama dengan pihak luar, kita melakukan sosialisasi dan
memberikan proposal kepada pihak luar, waktu itu dari sudin
kpkp memberikan rak untuk fermentasi. Alhamdulilah itu
ngebnatu banget. Terus juga kita dapat bak perendaman untuk
kedelai dari lppm trisakti
12. Apakah primkopti pernah berbagi pengalaman dan
pengetahuan kepada pihak luar menegnai kegiatan para
pengrajin ?
Jawab : kita melakukan sosialisasi kepada warga sekitar bahwa
tempe bukan hanya bisa dijadikan lauk pauk saja. Tetapi kita
kasih tau bahwa tempe bisa juga dijadikan keripik, kita juga
sedang dalam proses pembuatan kripik tempe awal tahun ini.
Tujuannya agar mereka juga tahu bahwa tempe yang mereka
makan dan mereka buat bisa dijadikan cemilan sehari hari.”
13. Apa tujuan primkopti menjalin kerja sama dengan pihak luar ?
Jawab : iya, kami melakukan kerja sama dengan berbagai
pihak luar, supaya dapat membantu para anggota dalam
proses pemasaran maupun pengemasan dan kualitas
14. Apakah primkopti mempunyai pembukuan untuk
pengumpulan data ?
Jawab : iya mba, kita menyimpan semua file dan data data
penting itu di computer, karna biar rapih aja sih diliatnya, terus
131
juga kalau missal ada yang ingin melihat data data yang kita
punya untuk penelitian bisa langsung dicari dikomputer. Karna
sekarang zamannya sudah canggih jadi emang lebih mudah.
15. Data apa saja yang biasanya di kumpulkan oleh primkopti
Bagaimana bentuk penyajian laporan yang dilakukan oleh
primkopti ?
Jawab : kita pakai Microsoft excel dan word dalam melakukan
penyajian data, kalo excel untuk rekapan data pemasukan dan
pembelian nah kalo untuk word biasanya sih isinya surat surat
penting seperti surat jalan, undangan
16. Bagaimana cara primkopti dalam mengontrol dan mengelola
keuangan ?
Jawab : iya, kita ada kegiatan uang kas setiap seminggu sekali,
tujuannya sih supaya jika ada hal hal di luar kendali kita masih
punya uang kas, ibaratnya uang kas ini dana darurat para
anggota
132
Wawancara dengan seketaris Primkopti
Swakerta Nama Informan : Bapak Surono
( 45 tahun )
133
memang ada musibah sebisa mungkin kita kasih semangat
dan saling bantu.
4. Bagaimana cara mengorganisir anggota pengrajin mengenai
kemampuan dalam berwirausaha ?
Jawab : kita awalnya sudah sepakat kalau memang mau
memulai kegiatan membuat tempe sebaiknya dilakukan
bersama karena dengan begitu nantinya kita sebagai
primkopti juga bisa memantau sekaligus kegiatan pembuatan
tempe tersebut mba
5. Apa saja fasilitas yang diberikan Primkopti kepada pengrajin
tempe untuk membantu memudahkan pengrajin dalam
pembuatan tempe ?
Jawab : kita sebagai pengrus berusaha untuk bisa dapat
membantu para pengrajin dari segi material maupun non
material, seperti alat alat untuk membuat tempe kita
usahakan bisa di memperbaruhi alat alat untuk membuat
tempe, yang tadinya masih tradisional sekarang kita upragde
ke yang modern supaya menghasilkan tempe yang
berkualitas juga. Terus kita juga alhamdulilah bisa
memberikan fasilitas rumah tempat tinggal kepada para
pengrajin yang bukan dari warga Jakarta, tujuannya supaya
mereka bisa melakukan kegiatan pembuatan tempe ditempat
yang bersih bukan dibantara kali lagi
6. Bagaimana Primkopti meningkatkan rasa optimis pada
pengrajin tempe ?
Jawab : tentu saja ada, biasanya kalo sudah ada rasa malas
gitu kita memberikan motivasi agar terus aktif dan tetap
134
semangat buat melakukan kegiatan, harus sering diingatkan
sih kalo kita melakukan ini juga buat kebutuhan sehari hari
kita
7. Apakah primkopti sering mengadakan pelatihan ?
Jawab : alhamdulilah kita sering melakukan pelatihan,
pelatihannya banyak juga diadakan biasanya dari pihak luar
seperti dari lppm universitas trisakti, gajah mada, itb dan ipb
juga sering melakukan pelatihan kepada para pengrajin
bahkan biasanya dari pihak bank juga melakukan pelatihan
mengenai simpan pinjam dan tabungan untuk para pengrajin.
Pelatihan yang diberikan biasanya mengenai air limbah, cara
produksi, pengemasan dan pemasaran, keselamatan dalam
melakukan kegiatan tempe, mencegah pencemaran
lingkungan akibat limbah produksi. Biasanya pada saat mau
melkaukan pelatihan Kita kumpulkan para pengrajin
biasanya dari perwakilan saja untuk diberikan sosialisasi
8. Dalam sebulan berapa kali pelatihan diadakan oleh
primkopti swakerta ?
Jawab : Pelatiha yang dilakukan sih sesuai dengan jadwal
yang ada, kita baut jadwal sebulan minimal ada 3 kali
pelatihan agar para pengrajin makin paham
9. Apakah dalam pelatihan biasanya primkopti mengikuti dari
pemerintah atau pihak swasta juga dan bagaimana
pelaksanaannya?
Jawab : iya kita bekerja sama dengan keduanya tujuannya
supaya kita juga dapat dimudahkan dalam proses
permodalan, lalu juga supaya para anggota juga bisa dibantu
dalam proses
135
pemasarannya, kalo kita bisa kerja sama dengan pihak luar
kan para anggota jadi punya relasi buat menjual produk
olahannya
10. Bagaimana cara primkopti agar menghasilkan kualitas tempe
yang baik ?
Jawab : “kualitas kita kasih pemahaman bukan dari kualitas
produksi saja tetapi kualitas dalam diri pengrajin juga untuk
terus berkembang lebih baik lagi.
11. Bagaimana cara primkopti dalam mendapatkan sumber
seperti tenaga kerja, pendanaan, alat produksi dan lain lain ?
Jawab : kalo untuk mendapatkan sumber tenaga kita
melakukan sosialisasi kepada warga sekitar tentang
pembuatan tempe, proses pengolahannya dan manfaat nya
untuk kita sendiri
12. Apakah primkopti pernah berbagi pengalaman dan
pengetahuan kepada pihak luar menegnai kegiatan para
pengrajin ?
Jawab : biasanya juga mengadakan workshop mengenai
pengeloalahan air limbah, supaya air limbah fermentasi yang
ada tidak mengotori lingkungan
13. Apa primkopti menggunakan media dalam mempromosikan
tempe?
Jawab : iya. Kami menggunakan media dalam proses
pemasaran biasanya yang kita lakukan untuk keripik tempe,
kalau untuk tempe mentahnya masih jarang
14. Apakah primkopti mempunyai pembukuan untuk
pengumpulan data ?
136
Jawab : yang kita kumpulkan dalam computer itu data
berupa pemasukan jumlah kedelai setiap bulannya. Jadi
sebelum kedelai kita kasih ke para anggota biasanya kita
lakukan pemasukan data supaya kita juga punya rekapan
data tiap bulannya.
15. Data apa saja yang biasanya di kumpulkan oleh primkopti
Bagaimana bentuk penyajian laporan yang dilakukan oleh
primkopti ?
Jawab : untuk laporan bulanan ataupun tahunan kita sellau
memakai excel supaya lebih terjaga aja sih, kan sekarang
teknologi udah canggih ya, jadi kita pakai computer untuk
memperbaruhi data data yang kita punya
16. Bagaimana cara primkopti dalam mengontrol dan mengelola
keuangan ?
Jawab : kita adain uang kas saja sih buat kalo memang ada
keperluan mendesak bagi individu atau kelompok pengrajin
kita bisa pakai uang kas untuk keperluan tersebut
137
Wawancara Hasil Pemberdayaan UMKM pengrajin
tempe Bapak Kalbani (50 Tahun)
Pendidikan Terakhir SMP
1. Apakah manfaat yang bapak rasakan ketika bergabung dengan
Primkopti?
Jawab : Ya alhamdulilah, bisa meningkatkan pengetahuan baru
mengenai pengelolahn tempe, bukan sekedar tempe mentah
aja, tetapi tempe bisa diolah jadi apa saja
2. Apakah setelah mengikuti pelatihan atau kegiatan tersebut
bapak merasa kapasitas diri bapak meningkat ?
Jawab : Biasanya pelatihan yang diberikan macam macam ada
dari segi pemasaran, keuangan, hingga pengelolahan air
limbah
3. Sudah berapa lama bapak tergabung menjadi pengrajin
tempe? Jawab : 20 tahun
4. Apakah setelah menjadi pengrajin dapat meningkatkan
pendapatan bapak ?
Jawab : Alhamdulilah ya mba untuk penghasilan segitu bisa
mencukupi
5. Berapa pendapatan yang dihasilkan bapak selama
sebulan? Jawab : perbulannya bisa dapat 3.000.000.00
6. Apakah ada perubahan lingkungan sebelum dan setelah adanya
kegiatan pembuatan tempe ?
Jawab : perubahannya paling dulu disini masih banyak lahan
kosong sekarang udah padat, udah banyak rumah rumah yang
dibangun.
138
7. Apakah bapak bekerja sama dengan lembaga / mitra untuk
membantu dibidang pemasaran ?
Jawab : Tidak ada saya menjualnya sendiri lalu dibantu anak
saya yang pertama juga dalam penjualan tempenya.
139
Wawancara Hasil Pemberdayaan UMKM pengrajin
tempe
Bapak Edi ( 30 Tahun)
Pendidikan SMP
1. Apakah manfaat yang bapak rasakan ketika bergabung
dengan Primkopti?
Jawab :
2. Pelatihan atau kegiatan yang sering diadakan oleh Primkopti
untuk meningkatkan kapasitas kemampuan bapak?
Jawab : pelatihan atau sosialisasi yang sering dilakukan itu
biasanya berupa pemasaran sih mbak, karena kita sebagai
anggota terkadang masih susah dalam segi pemasaran
3. Sudah berapa lama bapak tergabung menjadi pengrajin
tempe?
Jawab : 10 tahun
4. Apakah setelah menjadi pengrajin dapat meningkatkan
pendapatan bapak ?
Jawab : Alhamdulilah cukup untuk makan sehari hari ya,
kebetulan saya tinggal dengan adik saya jadi untuk
pendapatan yang saya dapat selama sebulan cukup untuk
emmenuhi kebutuhan sehari hari
5. Berapa pendapatan yang dihasilkan bapak selama
sebulan? Jawab : 2.000.000.00
6. Apakah ada perubahan lingkungan sebelum dan setelah
adanya kegiatan pembuatan tempe ?
Jawab : Pastinya ada ya setiap tahun pasti ada aja yang
berubah dulunya kan kawasan ini masih sepi yang baru
140
menempati juga belum begitu banyak sekarang alhamdulilah
sudah ramai dan padat juga perumahannya.
7. Apakah bapak bekerja sama dengan lembaga / mitra untuk
membantu dibidang pemasaran ?
Jawab : tidak ada, saya menjual nya sendiri kepasar, karena
kan saya buatannya tempe mentah jadi lebih enak jual sendiri
141
Wawancara Hasil Pemberdayaan UMKM pengrajin
Pendidikan SMA
142
Jawab : 1.500.000.00
6. Apakah ada perubahan lingkungan sebelum dan setelah
adanya kegiatan pembuatan tempe ?
Jawab : kalau untuk lingkungan pastinya, sekarang jauh
lebih ramai aja sih ya udah banyak warga yang bangun
rumah disini juga
7. Apakah bapak bekerja sama dengan lembaga / mitra untuk
membantu dibidang pemasaran ?
Jawab : kalau untuk penjualan saya jual sendiri kepasar
setiap pagi
143
Wawancara Hasil Pemberdayaan UMKM pengrajin
tempe Bapak Santoso ( 45 Tahun )
Pendidikan SMP
1. Apakah manfaat yang bapak rasakan ketika bergabung
dengan Primkopti?
Jawab : Manfaat yang didapat pastinya keterampilan dan
pengetahuan jadi lebih meningkat
2. Apakah setelah mengikuti pelatihan atau kegiatan tersebut
bapak merasa kapasitas diri bapak meningkat ?
Jawab : kalau pelatihan biasanya yang sering dilakukan itu
cara pengelolahan limbah, selebihnya paling pelatihan
pengemasan supaya tempe yang kita hasilkan tetep
berkualitas
3. Sudah berapa lama bapak tergabung menjadi pengrajin
tempe?
Jawab : sudah 10 tahun
4. Apakah setelah menjadi pengrajin dapat meningkatkan
pendapatan bapak ?
Jawab : Alhamdulilah cukup untuk emmenuhi kebutuhan
keluarga
5. Berapa pendapatan yang dihasilkan bapak selama
sebulan? Jawab : 1.500.000.00 – 2.000.000.00
6. Apakah ada perubahan lingkungan sebelum dan setelah
adanya kegiatan pembuatan tempe?
Jawab : Ada, dulunya kan ini kalau ngga salah lahan kosong
terus akhirnya dibangun rumah rumah untuk para pengrajin
tempe yang memang dibawah naungan dari Primkopti
144
7. Apakah bapak bekerja sama dengan lembaga / mitra untuk
membantu dibidang pemasaran ?
Jawab : tidak ada, saya jual sendiri, rata rata emang da kerja
sama di penjualan semuanya jual sendiri.
145
Wawancara Hasil Pemberdayaan UMKM pengrajin
tempe
Bapak Wawan ( 40 Tahun)
Pendidikan SMP
1. Apakah manfaat yang bapak rasakan ketika bergabung
dengan Primkopti?
Jawab : Manfaatnya paling dapat meningkatkan
keterampilan sama membantu kita sih ya untuk dapat
kerjaan yang layak
2. Apakah setelah mengikuti pelatihan atau kegiatan tersebut
bapak merasa kapasitas diri bapak meningkat ?
Jawab : Kalau pelatihan yang bermanfaat menurut saya itu
pengemasan produk dan Pengembangan soft skill, kalo di
Pengembangan soft skill itu kita diajari tempe ini bisa diolah
menjadi keripik tempe, tempe mendoan, dan itu
alhamdulilah menambah keterampilan saya sebagai
pengrajin
3. Sudah berapa lama bapak tergabung menjadi pengrajin
tempe?
Jawab : 5 tahunan
4. Apakah setelah menjadi pengrajin dapat meningkatkan
pendapatan bapak ?
Jawab : Alhamdulilah mencukupi untuk kebutuhan sehari
hari keluarga
5. Berapa pendapatan yang dihasilkan bapak selama sebulan?
Jawab : 2.000.000.00
6. Apakah ada perubahan lingkungan sebelum dan setelah
adanya kegiatan pembuatan tempe ?
146
Jawab: kalau untuk lingkungan pastinya ada dulu Cuma ada
rumah doing sekarang alhamdulilah udah dibangun sekolah
sama masjid di wilayah ini
7. Apakah bapak bekerja sama dengan lembaga / mitra untuk
membantu dibidang pemasaran ?
Jawab : kalau untuk tempe mentahan saya jual sendiri, tapi
kalo untuk keripik tempe saya kerja sama dengan salah satu
toko di pasar kosambi
147
Wawancara Hasil Pemberdayaan UMKM pengrajin
tempe Bapak Saiful (28 Tahun)
Pendidikan SMA
1. Apakah manfaat yang bapak rasakan ketika bergabung
dengan Primkopti?
Jawab : Manfaat yang saya rasakan banyak sih ya mulai dari
dapat pekerjaan yang tetap, dapat pengetahuan baru,
mengasah keterampilan juga pastinya
2. Apakah setelah mengikuti pelatihan atau kegiatan tersebut
bapak merasa kapasitas diri bapak meningkat ?
Jawab : Saya kan warga pendatang ya, bukan asli warga
Jakarta jadi alhamdulilah setelah menjadi pengrajin tempe
membantu saya, walaupun cuma jadi pengrajin tempe yang
mungkin dipandang rendah oleh orang orang tapi bagi saya
menjadi pengrajin tempe memberikan semangat hidup
3. Sudah berapa lama bapak tergabung menjadi pengrajin
tempe?
Jawab : 2 tahun
4. Apakah setelah menjadi pengrajin dapat meningkatkan
pendapatan bapak ?
Jawab : Alhamdulilah untuk hasil yang saya dapatkan
sebulannya cukup tidak cukup ya kalo untuk sendiri
alhamdulilah cukup
5. Berapa pendapatan yang dihasilkan bapak selama
sebulan? Jawab : 800.000 – 1.000.000.00
6. Apakah ada perubahan lingkungan sebelum dan setelah
adanya kegiatan pembuatan tempe ?
148
Jawab : Mungkin ada kali ya, saya kan baru jadi kurang
begitu tahu juga perubahan yang ada di lingkungan sini
7. Apakah bapak bekerja sama dengan lembaga / mitra untuk
membantu dibidang pemasaran ?
Jawab : tidak ada, saya jual sendiri, mungkin karena saya
masih baru kali ya jadi masih belum ada lembaga yang mau
kerja sama .
149