Anda di halaman 1dari 132

HUBUNGAN MODAL SOSIAL, RESPON UMKM PADA

KEGIATAN PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU (PLUT)


TERHADAP KETAHANAN USAHA DI FORUM
KOMUNIKASI BALECATUR, KECAMATAN GAMPING,
KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI
Diajukan Guna Melengkapai Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Program Studi Sosiologi

Oleh :
Selfi Khairunnisa
D0318062

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN MODAL SOSIAL, RESPON UMKM PADA


KEGIATAN PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU (PLUT) TERHADAP
KETAHANAN USAHA DI FORUM KOMUNIKASI BALECATUR,
KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN

Disusun oleh :
Nama : Selfi Khairunnisa
NIM : D0318062
Program Studi : Sosiologi

Disetujui untuk dibimbing oleh :

Dr. LV. Ratna Devi Sakuntalawati, M.Si.


NIP. 19600414 198601 2 002

Dibuat di Surakarta,
Pada tanggal 2 Desember 2022
Kepala Program Studi Sosiologi FISIP UNS

Dr. Argyo Demartoto, M.Si


NIP. 19650835 199203 1 003

ii
PERSETUJUAN SKRIPSI

HUBUNGAN MODAL SOSIAL, RESPON UMKM PADA


KEGIATAN PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU (PLUT) TERHADAP
KETAHANAN USAHA DI FORUM KOMUNIKASI BALECATUR,
KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN

Disusun oleh :
Selfi Khairunnisa

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji Ujian Skripsi


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 2 Desember 2022


Pembimbing

Dr. LV. Ratna Devi Sakuntalawati, M.Si.


NIP. 19600414 198601 2 002

iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN MODAL SOSIAL, RESPON UMKM PADA


KEGIATAN PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU (PLUT) TERHADAP
KETAHANAN USAHA DI FORUM KOMUNIKASI BALECATUR,
KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN

Disusun oleh : Selfi Khairunnisa


Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi pada hari
Jum’at tanggal 9 bulan Desember tahun 2022 dan dinyatakan telah memenuhi
syarat oleh Panitia Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Panitia Penguji :

1. Dr. Argyo Demartoto, M.Si ( )


NIP. 19650835 199203 1 003 Ketua Penguji

2. Dra. Rahesli Humsona, M.Si ( )


NIP. 19641129 199203 2 002 Sekertaris Penguji

3. Dr. LV. Ratna Devi Sakuntalawati, M.Si. ( )


NIP. 19600414 198601 2 002 Penguji

Surakarta,……………
Universitas Sebelas Maret
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Dekan,

Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si


NIP. 19610825 198601 2 001

iv
SUSUNAN TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI

HUBUNGAN MODAL SOSIAL, RESPON UMKM PADA


KEGIATAN PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU (PLUT) TERHADAP
KETAHANAN USAHA DI FORUM KOMUNIKASI BALECATUR,
KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN

Nama Mahasiswa : Selfi Khairunnisa


NIM : D0318062
Program Studi : Sosiologi

Ketua/ Penguji I : Dr. Argyo Demartoto, M.Si


NIP. 19650835 199203 1 003

Sekretaris/ Penguji II : Dra. Rahesli Humsona, M.Si


NIP. 19641129 199203 2 002

Pembimbing/ Penguji III : Dr. LV. Ratna Devi Sakuntalawati, M.Si


NIP. 19600414 198601 2 002

v
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis
merupakan hasil karya sendiri, dan dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dikutip
dalam skripsi ini dan telah disebutkan dalam sumber kutipan maupun daftar
pustaka.
Apabila dikemudian hari dibuktikan terdapat unsur plagiasi dalam skripsi
ini, saya bersedia digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (S.Sos)
dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Surakarta, 2 Desember 2022


Mahasiswa,

Selfi Khairunnisa
NIM. D0318062

vi
MOTTO

“Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wani’man nashiir”

Nanakorobi yaoki, kuwa rakuno tane


“Jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali, seperih apapun luka, sesulit apapun
cobaan, janganlah sekali-kali kita berpikir untuk menyerah, karena sejatinya
penderitaan adalah bibit dari kesenangan, tidak ada satupun orang yang sukses
kecuali yang diterpa cobaan dalam hidupnya”
-Anonim

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah SWT atas izin dan ridho-Nya saya
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik

Saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang tidak henti-hentinya
memberikan do’a, dorongan, harapan dan kasih sayang untuk penulis agar
senantiasa bersyukur dan melakukan yang terbaik disetiap usaha penulis. Sungguh
pencapaian ini tidak seberapa dengan seluruh perjuangan kalian berdua, namun
izinkan kupersembahkan karya ini untuk kalian.

Teruntuk teman, sahabat, saudaraku yang telah hadir dikehidupan saya,


terimakasih telah menemaniku dan memberikan semangat untukku.

Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me, I
wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having no
days off, I wanna thank me never quitting, for just being me at all times

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji Bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia -
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Hubungan Modal Sosial, Respon UMKM pada Kegiatan Pusat Layanan
Usaha Terpadu (PLUT) terhadap Ketahanan Usaha di Forum Komunikasi
Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman” guna memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial bagi mahasiswa S-1 dari program Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Atas
selesainya skripsi ini, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih berkat
bantuan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, namun hal itu disadari akibat keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki penulis, penulis berusaha semaksimal mungkin dalam
penyusunan skripsi ini dapat memenuhi syarat sebagai karya ilmiah. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf serta berharap atas saran, kritik, dan masukan yang
membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pihak lainnya.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tugas akhir skripsi ini dapat
bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang Sosiologi.

Surakarta, 2 Desember 2022


Penulis

ix
UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Penulis secara khusus mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang sudah turut membantu. Penulis banyak menerima bimbingan,
petunjuk, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak baik yang bersifat moral
maupun material. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih
dan rasa hormat yang setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya kepada :
1. Allah SWT dengan segala limpahan rahmat, nikmat, keberkahan yang
senantiasa memberikan ridho serta kekuatan bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam semoga penulis diliputi
syafa’atnya di yaumul akhir kelak
3. Kedua orang tua tercinta, Bapak Murdiyanto dan Ibu Piat Supiati yang
telah memberikan perhatian, kasih sayang, dorongan dan selalu
menguatkan penulis, serta setiap bulir do’a yang tidak henti-hentinya
untuk kebaikan dan kesuksesan penulis. Selanjutnya terimakasih pula
untuk kedua adikku tercinta Hana Mutmainah Asyifa dan Rodhiyatin
Tasbihah yang telah memberikan dukungan serta semangat selama
proses pengerjaan skripsi ini.
4. Ibu Dr. LV. Ratna Devi Sakuntalawati, M.Si. selaku pembimbing
skripsi yang senantiasa disiplin dan sabar memberikan arahan dan
wawasan baru untuk penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Ibu Addin Kurnia Putri, S.Sos., M.A. selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan wejangan dan bimbingan kepada penulis dalam
kegiatan akademik.
6. Bapak Dr. Argyo Demartoto, M.Si selaku Kepala Program Studi
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
7. Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti N., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik
8. Semua staff dosen pengajar dan karyawan program Studi Sosiologi
FISIP UNS. Terimakasih atas semua ilmu yang diberikan kepada
penulis dan akan sangat bermanfaat untuk masa yang akan datang.
9. Sahabat penulis selama kuliah yang tergabung dalam grup Badala
Squad yaitu Airin Adelia Irwanti, Rahma Dina, Naurah Nadzifa, dan
Silvani Adiningtyas yang telah mendukung, menyemangati, serta
menemani penulis dari semester awal kuliah hingga skripsi ini
terselesaikan. Terimakasih untuk kalian yang telah memberikan pundak
dan telinga untuk setiap keluh kesah penulis, terimakasih untuk semua
kebaikan selama di perkuliahan ini, maaf kalau penulis selalu
merepotkan. Semoga tidak hanya berhenti disini tali silaturahmi ini, tapi
terawat hingga seterusnya.
10. Teman seperbimbingan penulis, Dina, Lisa, Rere, dan Valinda yang
saling mendukung dan memberikan semangat kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi. Maaf penulis selalu merepotkan kalian,
terimakasih sudah saling menguatkan dan saling mengingatkan selama

x
penyusunan naskah ini. Bangga ku sudah mengenal kalian. Terimakasih
sudah menjadi tangguh sampai saat ini.
11. Keluarga Sosiologi Angkatan 2018 kelas B, terimakasih telah
membersamai penulis, memberikan cerita maupun kisah masa kuliah
yang tak terlupakan.
12. Keluarga Sosiologi Angkatan 2018 terimakasih pula untuk kalian
semua, turut hadir di kehidupan penulis, senang telah mengenal kalian.
13. Ibu Diaz selaku Ketua Forkom Gamping, Ibu Nuri, Pak Edy dan
seluruh anggota forkom Balecatur atas kesediannya membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis, dalam penyelesaian skripsi
ini. Semoga amal dan budi baik yang telah membantu serta memberikan
semangat dan doa bagi penulis akan mendapatkan balasan dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Surakarta, 2 Desember 2022


Penulis

xi
ABSTRAK

Selfi Khairunnisa. D0318062. 2022. HUBUNGAN MODAL SOSIAL,


RESPON UMKM PADA KEGIATAN PUSAT LAYANAN USAHA
TERPADU (PLUT) TERHADAP KETAHANAN USAHA DI FORKOM
BALECATUR, KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN.
Skripsi. Pembimbing: Dr. LV Ratna Devi Sakuntalawati, M.Si. Program
Studi Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Kementerian Koperasi dan UMKM melalui peraturan Peraturan Menteri
Koperasi dan UKM RI Nomor 09/PER/M.KUMKM/XII/2013 membuat Program
Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(PLUT KUMKM). Program ini untuk mendorong peningkatan daya saing,
produktivitas, nilai tambah dan kualitas kerja KUMKM. Pada pelaksanaannya
pelaku UMKM sudah memberikan respon yang baik serta sudah menjalankan
unsur-unsur modal sosial dalam usahanya sehingga usaha yang dijalankan dapat
bertahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara modal sosial
dengan ketahanan usaha melalui respon UMKM pada kegiatan PLUT di Forkom
Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
eksplanatori (explanatory research). Pengumpulan data menggunakan kuesioner
secara langsung dan via google form. Populasi dalam penelitian ini ialah pelaku
UMKM di forkom Balecatur sebanyak 225 dengan sampel yang diambil sebanyak
83 responden berdasarkan tabel Arkin dan Colten dengan interval kepercayaan
95% dan Standart Error 10%. Teknik sampling peneliti menggunakan random
sampling. Analisis data peneliti menggunakan statistik korelasi yang terdiri dari
korelasi product moment, korelasi parsial product moment dan korelasi ganda
dengan dibantu program Statistical Package for the Social Science for Windows
versi 26.0.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
modal sosial, respon UMKM pada kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha secara
bersama-sama, tetapi hubungan modal sosial dengan ketahanan usaha murni atau
tidak melalui respon UMKM pada kegiatan PLUT.

Kata Kunci: Ketahanan Usaha, PLUT-KUMKM, Modal sosial, Respon

xii
ABSTRACT

Selfi Khairunnisa. D0318062. 2022. SOCIAL CAPITAL RELATIONS,


MSME RESPONSE TO INTEGRATED BUSINESS SERVICE CENTER
(PLUT) ACTIVITIES TO BUSINESS RESILIENCE IN FORKOM
BALECATUR, GAMPING DISTRICT, SLEMAN REGENCY. Thesis.
Supervisor: Dr. LV Ratna Devi Sakuntalawati, M.Si. Sociology Study
Program. Faculty of Social and Political Sciences. Eleven March University.
Surakarta.
The Ministry of Cooperatives and MSMEs through the regulation of the
Minister of Cooperatives and SMEs of the Republic of Indonesia Number 09 /
PER / M.KUMKM / XII / 2013 created the Integrated Business Service Center
Program for Cooperatives, Micro, Small and Medium Enterprises (PLUT
KUMKM). This program is to encourage the improvement of KUMKM's
competitiveness, productivity, added value and quality of work. In its
implementation, MSME actors have given a good response and have carried out
elements of social capital in their business so that the business they run can
survive. This study aims to determine the relationship between social capital and
business resilience through the response of MSMEs to PLUT activities in Forkom
Balecatur, Gamping District, Sleman Regency.
This research uses a quantitative approach with the type of explanatory
research (explanatory research). Data collection using questionnaires directly
and via google form. The population in this study was MSME actors in the
Balecatur forkom as many as 225 with a sample taken of 83 respondents based on
the Arkin and Colten tables with a 95% confidence interval and a 10% Standart
Error. The researchers' sampling technique uses random sampling. Researchers'
data analysis used correlation statistics consisting of product moment correlation,
partial product moment correlation and double correlation with the help of the
Statistical Package for the Social Science for Windows version 26.0 program.
Based on the results of the study, it shows that there is a relationship
between social capital, MSME response to PLUT activities, and business
resilience together, but the relationship between social capital and business
resilience is pure or not through the response of MSMEs to PLUT activities.

Keywords: Business Resilience, PLUT KUMKM, Social capital, Response, MSME


Actors

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................... ii


PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iv
SUSUNAN TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI .............................................................. v
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI............................................................... vi
MOTTO....................................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix
UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................................... x
ABSTRAK ................................................................................................................... xii
ABSTRACT................................................................................................................ xiii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN.....................................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xix
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................. xx
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah Penelitian ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 8
1. Bagi Aspek Akademik ......................................................................................... 8
2. Bagi Aspek Praktis .............................................................................................. 8
BAB II ........................................................................................................................... 9
KERANGKA TEORI.................................................................................................... 9
A. Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 9
B. Landasan Teori .....................................................................................................17
1. Teori Modal Sosial Jousairi Hasbullah ...............................................................17
2. Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respon) .........................................................19
3. Teori Proses Pengambilan Keputusan Strategi....................................................19
C. Definisi Konsep ....................................................................................................21

xiv
1. Modal Sosial .....................................................................................................21
2. Respon UMKM pada kegiatan PLUT ................................................................22
3. Ketahanan Usaha ...............................................................................................24
4. Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) ..............................................................26
D. Definisi Operasional .............................................................................................30
E. Kerangka Pemikiran .............................................................................................32
F. Hipotesis ..............................................................................................................33
BAB III ........................................................................................................................34
METODE PENELITIAN............................................................................................34
A. Lokasi dan Jadwal Penulisan Skripsi .....................................................................34
B. Jenis Penelitian .....................................................................................................34
C. Populasi dan Sampel .............................................................................................35
1. Populasi.............................................................................................................35
2. Sampel ..............................................................................................................35
3. Teknik Sampling ...............................................................................................36
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................................36
1. Variabel Independen ......................................................................................36
2. Variabel Dependen.........................................................................................36
3. Variabel Intervening ......................................................................................36
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................42
F. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................................42
1. Uji Validitas ..................................................................................................42
2. Uji Reabilitas .................................................................................................44
G. Teknik Analisis Data ............................................................................................45
BAB IV ........................................................................................................................48
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................48
A. Hasil ..................................................................................................................48
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................................48
2. Deskripsi Forkom Balecatur ..............................................................................50
3. Profil Responden ...............................................................................................50
4. Deskripsi Variabel Penelitian.............................................................................53
5. Hubungan Antar Variabel ..................................................................................71
B. Pembahasan ..........................................................................................................77
BAB V..........................................................................................................................82

xv
PENUTUP ...................................................................................................................82
A. Kesimpulan ..........................................................................................................82
B. Implikasi...............................................................................................................83
C. Saran ....................................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................86

xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 10
Tabel 2. 2 Definisi Operasional ................................................................................ 30
Tabel 3. 1 Jadwal Penulisan Skripsi ......................................................................... 34
Tabel 3. 2 Besar Pengambilan Sampel yang Dibutuhkan bagi Populasi Terbatas 35
Tabel 3. 3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................ 37
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Butir Pertanyaan untuk Variabel Modal Sosial...... 43
Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Butir Pertanyaan untuk Variabel Respon UMKM
pada Kegiatan PLUT ................................................................................................. 43
Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Butir Pertanyaan untuk Variabel Ketahanan Usaha
.......................................................................................................................... 43
Tabel 3. 7 Suggested Reliability and Validity Standards ........................................ 44
Tabel 3. 8 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian .............................................. 45
Tabel 3. 9 Kriteria Pedoman Koefisien Korelasi ..................................................... 45
Tabel 4. 1 Jumlah Anggota Menurut Jenis
Kelamin ...................................................................................................................... 48
Tabel 4. 2 Jenis UMKM di Forkom Balecatur ........................................................ 49
Tabel 4. 3 Sarana dan Prasarana di Forkom Balecatur............................................ 49
Tabel 4. 4 Kegiatan di Forkom Balecatur ................................................................ 49
Tabel 4. 5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................. 51
Tabel 4. 6 Responden Berdasarkan Usia .................................................................. 51
Tabel 4. 7 Responden Berdasarkan Pendidikan....................................................... 51
Tabel 4. 8 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan................................................ 52
Tabel 4. 9 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan yang Berkaitan dengan Usaha
.......................................................................................................................... 52
Tabel 4. 10 Frekuensi Indikator Variabel Modal Sosial ......................................... 55
Tabel 4. 11 Frekuensi Modal Sosial ......................................................................... 58
Tabel 4. 12 Frekuensi Indikator Variabel Respon UMKM pada Kegiatan PLUT 60
Tabel 4. 13 Frekuensi Respon UMKM pada Kegiatan PLUT ................................ 67
Tabel 4. 14 Frekuensi Indikator Variabel Ketahanan Usaha .................................. 68
Tabel 4. 15 Frekuensi Ketahanan Usaha .................................................................. 71

xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teoritis .................................................................................... 21
Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 32

xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................................ 92
Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas............................................... 99
Lampiran 3. Hasil Komputasi Analisis Deskriptif Variabel ................................. 103
Lampiran 4. Hasil Komputasi Korelasi .................................................................. 108
Lampiran 5. Peta Daerah Forkom Balecatur .......................................................... 109
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 110
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 112

xix
DAFTAR SINGKATAN

PLUT-KUMKM : Pusat Layanan Usaha Terpadu- Koperasi dan UMKM


UMKM : Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Forkom : Forum Komunikasi

xx
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian


Kementerian Koperasi dan UMKM berupaya mengembangkan program
yang dapat mendorong peningkatan daya saing, produktivitas, nilai tambah
dan kualitas kerja KUMKM dengan membentuk Program Pusat Layanan
Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT-
KUMKM). Dalam Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor
09/PER/M.KUMKM/XII/2013 Tentang pedoman Pelaksanaan Program
PLUT-KUMKM (Pusat layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah) Melalui Tugas Pembantuan Kementerian Koperasi dan
UKM Tahun 2014 memiliki ruang lingkup meliputi:
1. Memfasilitasi layanan pengembangan usaha KUMKM
2. Membangun mediasi dalam membentuk hubungan antara KUMKM
dengan pemangku kepentingan yang lain
3. Meningkatkan perkembangan usaha KUMKM
4. Memajukan kualitas KUMKM secara inovatif, kreatif dan produktif.
Program ini tersebar di wilayah Indonesia, salah satunya di Kabupaten
Sleman. PLUT dibentuk pada tahun 2019 oleh Dinas Koperasi dan UKM
Kabupaten Sleman, serta hanya ditugaskan dalam ranah pengembangan
UMKM saja, untuk perkoperasian di pegang oleh Dinas Koperasi dan UKM
Sleman. Selanjutnya sasaran Program PLUT-UMKM adalah pengusaha
mikro, kecil dan menengah. PLUT-UMKM berfungsi sebagai program yang
didalamnya melakukan pendampingan kepada pelaku usaha oleh konsultan,
menyediakan galeri sebagai tempat promosi produk, membantu pelaku usaha
dalam mengembangkan produk, membantu meningkatkan kualitas kerja
UMKM, mendukung peningkatan kompetensi SDM dan UMKM,
meningkatkan produktivitas potensi unggulan daerah, meningkatkan akses
dan kemudahan dalam pembiayaan, serta meningkatkan jaringan usaha dan
kemitraan (Fauziah, 2020).
Adapun layanan yang diberikan oleh program PLUT terdapat 7 layanan
(Anonim, 2019), yaitu:

1
1. Konsultasi Bisnis terkait pengembangan SDM UMKM, manajemen
usaha, peningkatan kualitas produk, kemitraan usaha, pemanfaatan
teknologi informasi, serta hak kekayaan intelektual
2. Pendampingan bisnis secara reguler dalam membantu mengatasi
masalah usaha yang dihadapi pelaku UMKM
3. Promosi pemasaran dan transaksi yang diselenggarakan oleh PLUT-
UMKM untuk promosi secara gratis terhadap produk-produk unggulan
UMKM. PLUT wilayah Kabupaten Sleman telah menyediakan
platform toko online Sleman Mart berfungsi sebagai akses pemasaran
produk dari para pelaku UMKM menggunakan sistem stokis serta
berfungsi sebagai toko offline dengan admisnistrasi selayaknya toko
modern
4. Fasilitasi akses pembayaran melalui kredit lembaga perbankan dan
nonbank, kementerian/ lembaga serta pemerintah daerah maupun
lembaga donor nasional atau internasional
5. Pelatihan Bisnis untuk peningkatan kualitas produk seperti pelatihan
skill manajerial, akuntansi maupun perpajakan
6. Jaringan atau sarana networking yang terbentuk dalam kegiatan
sharing pengalaman antar pelaku UMKM atau dengan lembaga tertentu
dalam mendorong perkembangan usaha
7. Layanan Pustaka Entrepreneur yamg menyediakan informasi e-
business, penyediaan buku-buku bisnis, ataupun majalah bisnis
PLUT memiliki visi dan misi dengan target capaian tahun 2025. Visi
PLUT yaitu menjadi Pusat Layanan Terpadu Utama yang memampukan
UMKM dalam mengembangkan potensi unggulan daerahnya. Selanjutnya
misi dari PLUT yaitu: Menjadi pendamping dan pembina yang dapat
memberikan solusi permasalahan pada pengusaha mikro, kecil dan menengah
(centre for problem solving); Menjadi mediator dan sumber informasi yang
dapat memberikan rujukan yang tepat untuk pengusaha mikro, kecil dan
menengah dalam mendapatkan solusi yang spesifik (centre of referral);
Menjadi etalase dan sumber inspirasi dalam menyediakan praktik terbaik
dalam mengembangkan pengusaha mikro, kecil dan menengah (centre for
best practise) (Prahsetyo et al., 2018).

2
Program ini menyediakan 5 konsultan bertugas untuk mendampingi para
pelaku UMKM diantaranya konsultan bidang produksi, bidang SDM (Sumber
Daya Manusia), bidang kelembagaan, bidang pemasaran, dan bidang
pembiayaan.
Tujuan yang dirancang oleh Program PLUT-UMKM (Anonim, 2021),
meliputi:
1. Meningkatkan daya saing
2. Meningkatkan produktifitas usaha
3. Meningkatkan nilai tambah
4. Kinerja UMKM yang berkualitas
PLUT-UMKM memiliki sasaran sebagai acuan dalam mengembangkan
program (Anonim, 2019), meliputi:
1. Peningkatan produktivitas UMKM
2. Meningkatkan nilai tambah UMKM
3. Meningkatkan kualitas kinerja UMKM
4. Kualitas kerja UMKM
5. Meningkatkan Daya saing pada UMKM
6. Penguatan jaringan layanan usaha
Eksistensi PLUT-UMKM diharapkan dapat membantu para pelaku
UMKM. Harapannya untuk menggali potensi keunggulan kompetitif pelaku
serta membentuk pelaku agar mampu bertahan dan bersaing dalam dunia
usaha (Anonim, 2015). Jika pelaku UMKM dapat mencapai tujuan dan
sasaran PLUT, maka pelaku UMKM mampu bertahan dalam usahanya.
Seperti pada penelitian (Wattiheluw, 2019) bahwa usaha dari pelaku UMKM
memiliki kualitas kerja bagus, maka usahanya bertahan. Sedangkan dalam
penelitian Umam (2019) bahwa peningkatan penjualan produk menyebabkan
usahanya bertahan. Selain itu, penelitian (Pratiwi, 2019 cit Wulandari, 2021)
menunjukkan pelaku UMKM mampu bertahan dalam usahanya dengan
meningkatkan daya saing usaha mereka. Kelengkapan legalitas usaha, juga
membuat usaha UMKM dapat bertahan, sebab pelaku usaha yang sudah
lengkap legalitasnya akan dapat memperluas pasarannya (Karimah, 2018) dan
(Wulandari, 2019). Urusan permodalan dalam dunia usaha termasuk dalam
hal penting untuk mengupayakan usaha untuk bertahan serta pengembangan
usaha (Wulandari, 2019). Begitu juga dengan jaringan layanan usaha yang

3
meningkat, berpengaruh pada pelaku UMKM yang dapat mempertahankan
usahanya dengan mendapatkan pasar baru dari hasil meluasnya jaringan
kerjasama dalam kegiatan usaha (Lia et al., 2021). Berdasarkan penelitian-
penelitian tersebut, UMKM sudah menjalankan sasaran dan tujuan yang
dicanangkan oleh PLUT, maka usaha yang dijalankan dapat bertahan.
Para pelaku UMKM yang mampu bertahan dalam usahanya dapat
dipengaruhi oleh modal sosial (Hanurjoyo, 2015 cit Riskiananda, 2019). Selain
itu, pelaku usaha yang mempunyai modal sosial yang tinggi memiliki
ketahanan usaha yang tinggi pula dalam melakukan pengembangan kegiatan
usaha agar bertahan (Anggoro, 2019). Menurut Hasbullah, untuk mencapai
suatu modal sosial agar kegiatan usaha bertahan apabila menggunakan 6 unsur
pokok modal sosial (Inayah, 2012), yaitu:
1. Participation in a network (jaringan sosial)
Perlibatan tersebut berdasarkan prinsip sukarela (voluntary), kesamaan
(equality), kebebasan (freedom), dan keadaban (civility).
2. Reciprocity (Kecenderungan saling bertukar keterampilan atau
pengetahuan teknis)
3. Trust (Keyakinan seseorang dalam mengambil suatu resiko dalam
hubungan sosial)
4. Social Norms (Seperangkat aturan yang harus ditaati dan dipatuhi oleh
pelaku usaha)
5. Values (Nilai yang dianggap penting dan benar oleh suatu kelompok
pelaku usaha)
6. Proactive acting (kemauan anggota kelompok melibatkan diri dalam
suatu kegiatan usaha)
Berdasarkan pernyataan dari Hasbullah terkait modal sosial ini, ketercapaian
suatu kegiatan usaha yang mampu bertahan dapat melalui 6 unsur tersebut. Hal
ini selaras dengan apa yang diinginkan oleh pelaku UMKM yang
menginginkan agar usahanya bertahan. Adapun modal sosial yang berpengaruh
pada capaian usaha yang mampu bertahan menurut penelitian Haviluddin
(2014), bahwa kepercayaan (trust) dalam modal sosial mampu menciptakan
produktivitas yang menghasilkan sebuah kesadaran sukarela dalam partisipasi
di kegiatan pendukung usaha. Hal ini menunjukkan kepercayaan (trust) dengan
perlibatan diri dalam jaringan (Participation in a network) saling berkaitan.

4
Dalam penelitian Umam (2019), bahwa participation in a work dan proactive
acting dapat mendorong terjadinya peningkatan penjualan para UMKM. Selain
itu, peningkatan daya saing pada perkembangan UMKM dapat dipengaruhi
oleh social norms yang dibentuk oleh lembaga yang berkaitan dengan UMKM.
Social norms tersebut berupa aturan untuk mengikuti pelatihan agar
mendapatkan fasilitasi dibidang pemasaran secara offline maupun online yang
disediakan oleh lembaga UMKM (Wulandari, 2021).
Jaringan sosial (participation in a work) memungkinkan trust dan
resiprocity dapat meluas (Ariyanti, 2020). Hal ini nampak pada kebutuhan
pelaku UMKM terhadap networking sebagai sarana saling membantu dalam
bentuk kolaborasi antar pelaku usaha. Selanjutnya aksi kolaborasi tersebut
mengarah pada adanya reciprocity dan trust antara sesama pelaku usaha
sebagai upaya bertahan di tengah ketatnya persaingan dalam dunia usaha (Lia
et al., 2021). Sebuah nilai yang dianggap benar (values) oleh pelaku UMKM
dapat mendorong adanya kesadaran dan kemauan untuk mengembangkan
usahanya. Hal ini nampak bahwa values dan proactive acting dapat
mempengaruhi perkembangan usaha meliputi peningkatan dalam
pengembangan usaha (Prabowo, 2020). Berdasarkan penelitian-penelitian
tersebut, pelaku UMKM sudah menerapkan 6 sub modal sosial tersebut,
sehingga hal itu mampu membuat kegiatan usaha pelaku UMKM dapat
bertahan didalam dunia persaingan bisnis yang ketat.
Pelaku usaha yang mampu menerapkan modal sosial dalam usahanya,
mereka mampu merespon dan mempertahankan kegiatan usahanya dari
gangguan dalam dunia bisnis (Zaenuddin, 2021;Effendy, 2018). Pada
penelitian (Saputra, 2018) keterkaitan antara kepercayaan (trust) dengan respon
memiliki dua alasan penting, pertama kepercayaan mempengaruhi kekuatan
hubungan antara respon dengan pelaku. Kedua, kepercayaan mempengaruhi
kerentanan suatu respon terhadap perubahan. Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Wattiheluw (2019) respon pelaku UMKM menunjukkan bahwa
kepercayaan para pelaku UMKM terhadap PLUT sangat erat kaitannya dengan
seberapa besar respon pelaku terhadap kegiatan PLUT. Sehingga kekuatan
hubungan pelaku UMKM dengan PLUT, dapat dilihat dari seberapa besar
respon terhadap kegiatan PLUT. PLUT berperan sebagai lembaga pendukung
pengembangan kegiatan usaha. Menurut penelitian (Prabowo, 2020) values dan

5
proactive acting yang muncul ialah bentuk respon pelaku UMKM terhadap
suatu lembaga penyelenggara pengembangan usaha seperti PLUT untuk
kemajuan usahanya. Sehingga pelaku UMKM menganggap baik dan benar
bahwa PLUT dapat membantu dan mengarahkan pada kegiatan usaha untuk
mampu bertahan, yang selanjutnya mengarah pada proacting active secara
sadar tanpa paksaan berpartisipasi dalam kegiatan yang disediakan PLUT.
Penelitian (Wulandari, 2021) menunjukkan kepatuhan terhadap norma yang
terjadi antara pelaku usaha terhadap persyaratan yang ditetapkan oleh PLUT
agar mendapatkan fasilitasi pengembangan usaha. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh seberapa besar respon yang diberikan oleh pelaku usaha untuk
memanfaatkan fasilitasi tersebut untuk meningkatkan produktivitas untuk
kegiatan usahanya. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya,
menunjukkan bahwa respon pelaku UMKM terhadap kegiatan PLUT melalui
modal sosial mampu mendorong usaha para pelaku UMKM dapat bertahan.
Berdasarkan Peraturan Bupati Sleman Nomor 16 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Pembentukan Forum Komunikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah,
bahwa dalam rangka peningkatan fasilitas akses informasi dan fasilitasi
pengembangan usaha maka dibentuk Forum Komunikasi UMKM (Forkom
UMKM). Forum Komunikasi ini terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu tingkat
kabupaten, tingkat kapanewon, serta tingkat kalurahan. Salah satu Forum
Komunikasi di wilayah kalurahan adalah Forum Komunikasi Balecatur yang
bertempat di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Forum Komunikasi
atau Forkom Balecatur terdiri dari 225 pelaku usaha yang bergerak dalam
bidang kuliner, craft, fashion dan jasa. Forkom ini dibentuk pada tahun 2021,
dan sudah aktif melakukan berbagai kegiatan yang diselenggarakan PLUT,
berupa sosialisasi, pelatihan, serta bimbingan teknis, diantaranya yaitu
pelatihan HAKI, Packaging, OSS RBA, sosialisasi kecakapan wirausaha,
manajemen, serta pelatihan dalam manajemen keuangan. Pelaku usaha yang
turut serta dalam kegiatan tersebut dalam pengembangan usahanya terdapat
kenaikan secara kualitas dan omset.
Berdasarkan pernyataan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti
tertarik untuk meneliti “Hubungan Modal Sosial, Respon UMKM pada
Kegiatan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) terhadap Ketahanan Usaha di
Forum Komunikasi Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman”.

6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Terletak pada derajat kategori apakah tingkat modal sosial, tingkat
respon UMKM pada kegiatan PLUT, dan tingkat ketahanan usaha di
Forkom Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman?
2. Adakah hubungan antara modal sosial dengan respon UMKM pada
kegiatan PLUT di Forkom Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten
Sleman?
3. Adakah hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha di
Forkom Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman?
4. Adakah hubungan antara respon UMKM pada kegiatan PLUT dengan
ketahanan usaha di Forkom Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten
Sleman?
5. Adakah hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha melalui
respon UMKM pada kegiatan PLUT di Forkom Balecatur Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman?
6. Adakah hubungan secara bersama-sama antara modal sosial, respon
UMKM pada kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha di Forkom
Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengukur derajat kategori tingkat modal sosial, tingkat respon UMKM
pada kegiatan PLUT, dan tingkat ketahanan usaha di Forkom Balecatur
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman
2. Untuk menjelaskan hubungan antara modal sosial dengan respon
UMKM pada kegiatan PLUT di Forkom Balecatur Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman
3. Untuk menjelaskan hubungan antara modal sosial dengan ketahanan
usaha di Forkom Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman
4. Untuk menjelaskan hubungan antara respon UMKM pada kegiatan
PLUT dengan ketahanan usaha di Forkom Balecatur Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman

7
5. Untuk menjelaskan hubungan antara modal sosial dengan ketahanan
usaha melalui respon UMKM pada kegiatan PLUT di Forkom
Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman
6. Untuk menjelaskan hubungan secara bersama-sama antara modal sosial,
respon UMKM pada kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha di Forkom
Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Aspek Akademik
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah pada kajian
pengembangan UMKM dan sebagai referensi dalam penelitian yang
lebih mendalam terkait hubungan antara modal sosial, respon UMKM
pada kegiatan PLUT terhadap ketahanan usaha di Forkom Balecatur
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.
2. Bagi Aspek Praktis
a. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi penelitian yang
relevan untuk waktu yang akan datang
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan rekomendasi
terkait lembaga yang berkaitan dengan UMKM dalam perumusan
kebijakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman
c. Sebagai penambah informasi dan rekomendasi bagi Forkom
Balecatur dalam meningkatkan ketahanan usahanya

8
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Acuan dasar dalam sebuah penelitian memiliki peran yang sangat penting
sebagai pijakan dasar dalam proses penentuan topik serta menjadi gambaran
untuk susunan penelitian. Acuan dasar ini berupa penelitian terdahulu yang
relevan berisi temuan maupun teori sesuai dengan kajian permasalahan yang
telah diteliti. Topik penelitian pada penelitian terdahulu menurut peneliti yang
terkait dengan modal sosial yang diterapkan pelaku UMKM, respon UMKM
pada kegiatan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), serta ketahanan usaha
yang dimiliki oleh pelaku UMKM. Berikut uraian penelitian terdahulu yang
terkait:

9
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No. Jurnal/ Skripsi Judul dan Peneliti Variabel Teori Metode Kesimpulan Perbedaan dan
Penelitian Persamaan dengan
Penelitian Penulis
1. Jurnal Ekonomi Peranan Modal -Peranan Modal Teori Modal Sosial dari Kualitatif Manajemen bisnis Perbedaan variabel
dan Sosial dalam Sosial Jousairi Hasbullah harus memperhatikan yang digunakan
Kewirausahaan, Implementasi -Implementasi yaitu modal sosial dan melaksanakan peneliti :
11(1), 2011 Manajemen dan Manajemen dan untuk mencapai tanggungjawab sosial - Modal Sosial
Bisnis Bisnis kualitas hidup lebih yang terdapat pada - Respon UMKM
baik dengan ditopang elemen-elemen modal pada kegiatan
(Boedyo Supono, unsur nilai, norma, sosial (trust, PLUT
2011) partisipasi dalam reciprocity, nilai, - Ketahanan usaha
jaringan, trust, norma, partisipasi
ketimbal-balikan dalam jaringan, dan Perbedaan Metode:
(reciprocity), tindakan tindakan yang proaktif) Peneliti
proaktif. untuk mempertahankan menggunakan
eksistensi perusahaan Kuantitatif
dalam dunia bisnis
Persamaan teori:
- Modal sosial
Jousairi Hasbullah
dengan 6 unsur
yaitu trust,
reciprocity,
partisipasi dalam
jaringan, nilai,
norma dan
proactivity

Perbedaan teori
peneliti
menggunakan:
- Teori S-O-R
Hovland
- Teori pengambilan
keputusan

10
No. Jurnal/ Skripsi Judul dan Peneliti Variabel Teori Metode Kesimpulan Perbedaan dan
Penelitian Persamaan dengan
Penelitian Penulis
2. Journal Toward a Bussiness Bussiness Teori ketahanan dari Kualitatif Strategi untuk startup Perbedaan Variabel:
Sustainability, 13, Resilience Resilience, Braes B dan Brooks dalam - Modal sosial
31-32, 2021 Framework for Startups menyatakan mempertahankan - Respon UMKM
Startups. bahwasanya ketahanan bisnisnya dalam masa pada kegiatan
berhubungan dengan pandemic harus PLUT
(Aldianto et al., karakteristik mempertimbangkan - Ketahanan usaha
2021) (Leo Aldianto, kepribadian yang pengetahuan
Grisna A, Aggraeni mengarah pada proses (knowledge stock), Persamaan topik:
P, Isti R.M, dan Ian perkembangan yang perilaku (agility Ketahanan bisnis
O W) dinamis. leadership), dan
kemampuan Perbedaan metode:
(innovation Peneliti
ambidexterity, menggunakan
technology capability, Kuantitatif
dan dynamic
capability). Perbedaan teori
peneliti
menggunakan:
- Teori modal sosial
Hasbullah
- Teori S-O-R
Hovland
- Teori pengambilan
keputusan
Skripsi Program Identifikasi Modal -Modal Sosial Teori Modal Sosial dari Metode Pada setiap unsur Perbedaan variabel
3. Studi Ilmu Sosial dan -Pengembangan Jousairi Hasbullah yaitu kualitatif modal sosial yang peneliti
Ekonomi Implikasinya usaha modal sosial untuk pendekatan digunakan, yang paling menggunakan:
Universitas terhadap mencapai kualitas hidup fenomenologis berperan dalam - Respon UMKM
Brawijaya Pengembangan lebih baik dengan pengembangan usaha pada kegiatan
Malang, 2017 Usaha (Studi Kasus ditopang unsur nilai, di Kampung wisata PLUT
pada Kampung norma, partisipasi keramik Dinoyo Kota - Ketahanan usaha
Wisata Keramik dalam jaringan, trust, Malang terletak pada
Dinoyo, Kota ketimbal-balikan jaringan, sebab Persamaan Variabel:

11
No. Jurnal/ Skripsi Judul dan Peneliti Variabel Teori Metode Kesimpulan Perbedaan dan
Penelitian Persamaan dengan
Penelitian Penulis
Malang) (reciprocity), tindakan jaringan yang dapat Modal Sosial
proaktif. memfasilitasi
Ardiansyah Said terjadinya komunikasi Perbedaan Metode:
dan interaksi Peneliti menggunakan
metode kuantitatif

Persamaan teori:
Modal sosial
Jousairi Hasbullah
dengan 6 unsur
yaitu trust,
reciprocity,
partisipasi dalam
jaringan, nilai,
norma dan
proactivity

Perbedaan teori
peneliti
menggunakan:
- Teori S-O-R
Hovland
- Teori pengambilan
keputusan
4. Skripsi Fakultas Modal Sosial 1. Modal Sosial Teori modal sosial Kualitatif Para pedagang telah Perbedaan variabel
Ilmu Sosial sebagai Strategi 2. Strategi Hasbullah 6 komponen deskriptif melakukan secara peneliri
Universitas Keberlangsungan keberlangsungan meliputi: trust, sengaja ataupun tidak menggunakan:
Negeri Usaha Pedagang Usaha reciprocity, norma, sengaja mempraktikan - Respon UMKM
Yogyakarta, 2014 Kaki Lima di 3. Pedagang kaki nilai, partisipasi dalam modal sosial, pada kegiatan
Kawasan Malioboro Lima jaringan, dan tindakan diantaranya: jaringan, PLUT
Yogyakarta proaktif. kerjasama - Ketahanan usaha
(resiprositas),
(Heru Setiawan, kepercayaan, serta nilai Persamaan variabel:

12
No. Jurnal/ Skripsi Judul dan Peneliti Variabel Teori Metode Kesimpulan Perbedaan dan
Penelitian Persamaan dengan
Penelitian Penulis
2014) dan norma. Dari Modal sosial
pengaruh modal sosial
menyebabkan hasil Perbedaan metode:
positif dalam Peneliti
keberlangsungan usaha menggunakan
serta mampu Kuantitatif
mengembangkan
usahanya. Persamaan teori:
Teori modal sosial
Hasbullah 6
komponen meliputi:
trust, reciprocity,
norma, nilai,
partisipasi dalam
jaringan, dan
tindakan proaktif.

Perbedaan teori
peneliti
menggunakan:
- Teori S-O-R
Hovland
- Teori pengambilan
keputusan
5. Jurnal Syntax Analisis Proses -Proses Teori alur pengambilan Metode Proses pengambilan Perbedaan variabel
Transformation, Pengambilan pengambilan keputusan yang dibagi kualitatif keputusan dalam bisnis peneliti
1(6), 2020 Keputusan di UKM keputusan di menjadi 3 fase, yaitu pendekatan kecil atau UKM hanya menggunakan:
menggunakan UKM identifikasi, studi kasus dilakukan oleh pemilik - Respon UMKM
Model Pengambilan -Model pengembangan, dan UKM. Pada proses pada kegiatan
Keputusan Strategis pengambilan seleksi. Teori ini pengambilan keputusan PLUT
keputusan mengacu pada 4 model di UKM tidak - Ketahanan usaha
Rizka Nur Aulia strategis acuan pengambilan menggunakan salah - Modal sosial
keputusan stategis satu dari 4 model

13
No. Jurnal/ Skripsi Judul dan Peneliti Variabel Teori Metode Kesimpulan Perbedaan dan
Penelitian Persamaan dengan
Penelitian Penulis
Mintzberg, model tersebut, hanya proses Perbedaan metode:
klasik, model militer secara umum saja yang peneliti menggunakan
dan model Multiple dilakukan di UKM metode kuantitatif
Criteria Decion menggunakan model
Analysis atau MCDA Mintzberg yaitu pada Perbedaan teori
proses fase identifikasi peneliti
dan fase menggunakan:
pengembangan. - Teori modal sosial
Jousairi Hasbullah
- Teori S-O-R
Hovland

Persamaan teori :
- Teori pengambilan
keputusan
Jurnal Program Pengaruh Sikap -Sikap Sikap kewirausahaan Metode Ada pengaruh sikap Perbedaan variabel
6. Studi Pendidikan Kewirausahaan Kewirausahaan yang ditunjukkan kuantitatif kewirausahaan peneliti
Ekonomi (JPPE), terhadap -Kemampuan seseorang akan dapat pendekatan terhadap kemampuan menggunakan:
7 (2), 2016 Kemampuan mengelola usaha menunjukkan eksplanatori mengelola usaha - Respon UMKM
Mengelola Usaha kemampuannya dalam sebesar 50, 7% pada kegiatan
pada Peserta mengelola usahanya. PLUT
Program Mahasiswa Sikap kewirausahaan - Ketahanan usaha
Wirausaha (PMW) tersebut ialah merespon - Modal sosial
UNDIKSHA Tahun secara konsisten
2015 kemampuan dalam Persamaan metode:
melihat dan menilai Kuantitatif
Ni Luh Anggita bisnis, mengumpulkan
Dewi sumber daya yang Perbedaan teori
dibutuhkan, dan peneliti
bertindak tepat guna menggunakan:
mencapai kesusksesan. - Teori modal sosial
Jousairi Hasbullah
- Teori S-O-R

14
No. Jurnal/ Skripsi Judul dan Peneliti Variabel Teori Metode Kesimpulan Perbedaan dan
Penelitian Persamaan dengan
Penelitian Penulis
Hovland
- Teori pengambilan
keputusan
Skripsi. Fakultas Respon Masyarakat -Respon Teori S-O-R oleh Metode Respon masyarakat Perbedaan variabel
7. Dakwah dan Kepenghuluan Masyarakat Hovland, yang pendekatan Kepenghuluan Ujung peneliti
Komunikasi Ujung Tanjung -Program mengasumsikan respon kuantitatif Tanjung merespon menggunakan:
Universitas Islam terhadap Program Keluarga Harapan yang timbul merupakan positif terhadap - Modal sosial
Negeri Sultan Keluarga Harapan reaksi khusus terhadap Program Keluarga - Respon UMKM
Syarif Kasim (PKH) Dinas Sosial stimulus khusus, Harapan (PKH) Dinas pada kegiatan
Riau, 2021 Kabupaten Rokan sehingga penyebab Sosial Kabupaten PLUT
Hilir perubahan tingkah laku Rokan Hilir. - Ketahanan usaha
tergantung pada kualitas Menggunakan
Ary Syaputra rangsangan (stimulus) indikator recruitment
yang diberikan. Unsur memperoleh 86% Persamaan metode:
dalam model ini ialah: (sangat baik), indikator Kuantitatif
Pesan (Stimulus), komponen memperoleh
Komuikan (Organism), 80% (sangat baik), Persamaan teori:
Respon (Response). indikator bantuan Teori S-O-R
Kemudian dalam memperoleh 88% Hovland
mempelajari sikap dari (sangat baik), indikator
perubahan perilaku pembinaan
meliputi: perhatian, memperoleh 83%
pemahaman, (sangat baik), indikator
penerimaan. evaluasi memperoleh
83% (sangat baik).
8. Finance & Proses Pengambilan -Proses Teori Proses Metode Proses pengambilan Perbedaan variabel
Accounting Keputusan Stratejik pengambilan pengambilan keputusan kualitatif keputusan stratejik peneliti
Journal, 4(1), pada Usaha Kecil keputusan stratejik pada UKM pada UKM meliputi menggunakan:
2015 Menengah: Sebuah stratejik meliputi identifikasi, identifikasi, - Respon UMKM
Kajian Literatur - Usaha Kecil pengembangan, dan pengembangan, dan pada kegiatan
Menengah penetapan keputusan. penetapan keputusan. PLUT
Laura Lahindah Dalam proses tersebut - Ketahanan usaha
lebih kompleks dan - Modal sosial

15
No. Jurnal/ Skripsi Judul dan Peneliti Variabel Teori Metode Kesimpulan Perbedaan dan
Penelitian Persamaan dengan
Penelitian Penulis
dinamis, sebab
cenderung melibatkan Metode yang
banyak aspek personal digunakan peneliti
yang mempengaruhi adalah kuantitatif
keputusan diambil.
Perbedaan teori:
Peneliti menggunakan
- Teori modal sosial
Jousairi Hasbullah
- Teori S-O-R
Hovland

Persamaan teori :
Teori pengambilan
keputusan
Sumber : Data diolah penulis (2022)

16
Penelitian ini mengkaji terkait modal sosial yang terdapat pada pelaku
UMKM terhadap ketahanan usaha mereka melalui respon UMKM pada
kegiatan PLUT. Berdasarkan penelitian terdahulu penggunaan variabel modal
sosial terdapat persamaan pada penelitian Heru Setiawan (2014) dan said
(2017). Selanjutnya pada teori yang dipakai, yaitu teori modal sosial Jousairi
Hasbullah, terdapat persamaan pada penelitian Boedyo Supono (2011), Heru
Setiawan (2014) dan said (2017). Namun terdapat perbedaan pada metodenya,
yaitu menggunakan metode kualitatif, sedangkan peneliti menggunakan
kuantitatif. Penggunaan teori modal sosial Jousairi Hasbullah untuk melihat
korelasi antara variabel modal sosial dengan respon UMKM pada kegiatan
PLUT.
Selanjutnya peneliti menggunakan variabel ketahanan usaha yang juga
termuat dalam penelitian yang dilakukan oleh Aldianto et al (2021), yaitu
persamaan pada topik yang diambil terkait ketahanan usaha. Namun terdapat
perbedaan pada metodenya, yaitu pada penelitian Aldianto et al (2021)
menggunakan metode kualitatif. Penggunaan teori untuk melihat korelasi
antara variabel respon UMKM pada kegiatan PLUT dengan ketahanan usaha,
peneliti menggunakan teori proses pengambilan keputusan yang terdapat pada
penelitian terdahulu oleh Aulia (2020) dan Lahindah (2015). Variabel terakhir
yang digunakan peneliti ialah respon UMKM pada kegiatan PLUT, tidak
termuat dalam penelitian terdahulu. Namun penggunaan teori dalam penelitian
ini terdapat persamaan dari salah satu jurnal di penelitian terdahulu yang terkait
dengan variabel respon yaitu teori S-O-R, teori ini digunakan untuk melihat
korelasi pada variabel modal sosial dengan respon UMKM pada kegiatan
PLUT.
B. Landasan Teori
1. Teori Modal Sosial Jousairi Hasbullah
Menurut Hasbullah (2006) modal sosial ditunjukkan oleh adanya
kebersamaan dalam masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas
kehidupan dan melakukan perubahan secara terus menerus. Kebersamaan yang
dibangun tersebut dilengkapi dengan (1) saling percaya, (2) sikap saling tukar
kebaikan (resiprocity), (3) melibatkan diri dalam suatu jaringan, (4) adanya
tindakan yang proaktif, serta berdasarkan (5) nilai dan (6) norma yang berlaku.
Menurut (Hasbullah, 2006 cit Wimba, 2019) masyarakat yang memiliki sikap

17
saling tukar kebaikan (reciprocity) yang tinggi dapat melahirkan masyarakat
dengan modal sosial yang tinggi pula. Selanjutnya masyarakat yang memiliki
dasar rasa saling percaya (trust) yang tinggi akan meningkatkan partisipasi
masyarakat tersebut dalam berbagai bentuk untuk membangun kemajuan
bersama (Hasbullah, 2006 cit Said, 2017). Modal sosial yang kuat juga
dipengaruhi oleh kemampuan suatu kelompok masyarakat dalam membangun
jaringan atau asosiasi serta melibatkan diri didalamnya (Hasbullah, 2006 cit
Sagita, 2018). Modal sosial yang kuat tidak cukup dengan partisipasi saja,
namun juga turut serta dengan melibatkan diri dalam suatu kegiatan dan
mencari kesempatan-kesempatan yang dapat menguntungkan dari sisi material,
memperkaya hubungan sosial, dengan tidak merugikan orang lain, dan tidak
melulu untuk dilayani, namun lebih condong pada melayani secara proaktif
(Hasbullah, 2006).
Unsur penting selanjutnya pada modal sosial yang kuat ialah terdapat nilai
yang ada didalam masyarakat. Nilai ini tercipta berasal dari ide yang dibentuk
oleh suatu kelompok masyarakat yang memberi bobot pada nilai-nilai
kompetisi, pencapaian, keterusterangan serta kejujuran, sehingga akan
cenderung jauh lebih cepat berkembang dan maju, dibandingkan dengan
kelompok yang menghindari nilai-nilai tersebut (Hasbullah, 2006). Modal
sosial yang kuat, terdapat norma sosial yang berlaku didalam suatu kelompok
masyarakat. Adanya norma ialah sebagai seperangkat aturan yang mencegah
anggota masyarakat melakukan sesuatu menyimpang dari kebiasaan yang
terbentuk didalamnya (Hasbullah, 2006 cit Said, 2017). Oleh karena itu,
berdasarkan teori modal sosial oleh Hasbullah (2006) yang telah dikemukakan
ini dapat menjadi dasar acuan dari variabel modal sosial dalam penelitian ini.
Penelitian ini akan menjelaskan unsur-unsur yang ada di teori Hasbullah, yaitu
kepercayaan pelaku UMKM dalam usaha, tukar menukar kebaikan pelaku
UMKM dalam usaha, perlibatan diri pelaku UMKM dalam suatu jaringan
usaha, pelaku UMKM yang bertindak proaktif dalam usaha, nilai yang
diterapkan oleh pelaku UMKM dalam usaha dan norma pelaku UMKM dalam
usaha.
Jika dikaitkan dengan respon UMKM pada kegiatan PLUT yaitu dari
adanya tujuan untuk memperbaiki kualitas kehidupan dan melakukan
perubahan secara terus menerus serta keenam unsur-unsur dalam teori modal

18
sosial dalam penelitian ini, menjadi sebuah stimulus dalam mendorong suatu
respon. Respon yang timbul diarahkan untuk merespon adanya kegiatan-
kegiatan dari PLUT sebagai pembantu pengembangan UMKM.
2. Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respon)
Teori S-O-R (Stimulus Organism Response) dikemukakan oleh Hovland,
Janis dan Kally pada tahun 1953. Teori S-O-R berasumsi bahwa stimulus yang
ditujukan kepada organism akan menghasilkan sebuah respon, baik secara
positif maupun negatif (Pranata & Amri, 2017). Teori ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana respon (tanggapan) seseorang atau kelompok terhadap
sesuatu (Amaliah, 2013). S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-
Respon, yang menandakan bahwa respon yang terjadi diawali dengan adanya
stimulus yang menghampiri organism, maka terjadi proses perhatian,
pemahaman, dan penerimaan dari stimulus tersebut, kemudian organism
tersebut merespon dengan sebuah bentuk perubahan sikap (Amaliah, 2013).
Menurut Hovland cit (Syaputra, 2021), agar suatu perubahan sikap terjadi,
maka stimulus yang diberikan harus memenuhi tiga faktor yaitu: perhatian,
pemahaman, dan penerimaan.
Pada penelitian ini, teori S-O-R digunakan untuk menjelaskan respon pelaku
UMKM terhadap kegiatan PLUT setelah menerima stimulus. Stimulus yang
dimaksud ialah kemauan pelaku UMKM memperbaiki kualitas hidup dan
melakukan perubahan secara terus menerus. Ketika pelaku UMKM
memperhatikan stimulus yang diterimanya, kemudian dapat memahami
stimulus tersebut, maka sebagai hasil akhir dari respon terdapat perubahan
pada ungkapan sikap. Maka teori ini digunakan untuk menjelaskan respon
pelaku UMKM.

3. Teori Proses Pengambilan Keputusan Strategi


Proses pengambilan suatu keputusan di UMKM merupakan masalah yang
krusial bagi UMKM dalam bertahan serta menciptakan kinerja jangka panjang
yang stabil (Papadakis et al., 1998) cit (Aulia, 2020). Dalam proses
pengambilan keputusan tersebut, dapat diukur dengan instrumen dari
Mintzberg. Kajian terhadap respon juga merupakan kajian yang menggunakan
paradigma pengambilan keputusan (Decision making approach), yang berarti
pelaku atau aktor sebagai penentu dalam mengambil sebuah pilihan

19
berdasarkan kesadaran dan pengetahuan yang dimilikinya (Putra, 2011).
Sehingga setelah adanya respon dari pelaku UMKM, ia dapat menentukan
pengambilan keputusan dalam usahanya. Menurut Mintzberg acuan dalam
proses pengambilan keputusan strategi dibagi menjadi 3 fase (Zahroh, 2019;
Lahindah, 2015; Aulia, 2020):
a. Fase identifikasi (meliputi tahap recognition dan decision diagnosis)
1) recognition (tahap ini ialah tahap pengenalan terjadinya masalah,
peluang, atau krisis.
2) decision diagnosis (tahap yang dilakukan setelah tahap pengenalan
masalah, yaitu melalui cara mengumpulkan saluran informasi dari
isu-isu atau stimulus yang terjadi, kemudian membuat hipotesa).
b. Fase development (pengembangan termasuk dengan proses pencairan
alternatif solusi di UKM sendiri mengandalkan pengalaman, pengetahuan
si pelaku UKM, kemudian mendesain solusi untuk keputusan
dimodifikasi solusi tersebut atau membuat solusi baru menggunakan
alternatif lain.
c. Fase seleksi (proses mengambil alternatif terbaik diantara banyaknya
alternatif serta menentukan alternatif tersebut).
Berdasarkan pernyataan Huang (2009) cit (Aulia, 2020) dalam dunia
UKM, proses pengambilan keputusan strategi menjadi sebuah kebutuhan
mendasar. Proses pengambilan keputusan UKM dilakukan oleh para pelaku
UKM itu sendiri, bukan tergantung pada kelompoknya, sehingga
mengandalkan pengalaman dan memori yang dimiliki untuk menentukan
alternatif-alternatif pilihannya (Aulia, 2020). Menurut Chua et al., (1999) cit
(Lahindah, 2015) keberjalanan sebuah bisnis yang sedang dirintis didominasi
oleh sebuah visi, sehingga proses pengambilan keputusan strategi pada UKM
selalu diawali oleh sebuah visi. Dengan demikian, sebelum terjadinya inisiasi
keputusan, terdapat pengaruh stimulus dari visi tersebut oleh beberapa kondisi
sehingga munculah tahapan inisiasi keputusan (Lahindah, 2015). Stimulus
disini ialah kegiatan PLUT, yang terletak pada tahapan sebelum mengambil
keputusan, selanjutnya stimulus tersebut mempengaruhi visi yaitu ketahanan
suatu usaha yang dipilih oleh pelaku UMKM. Hal ini menjadi pertimbangan
dalam mengambil keputusan untuk memilih bertahan atau tidak dalam
mengembangkan usahanya. Dalam penelitian ini pelaku ialah pelaku usaha

20
dalam UMKM sebagai penentu dalam mengambil keputusan yang berkenaan
dengan kebutuhan terkait dengan ketahanan usahanya. Maka teori proses
pengambilan keputusan strategi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara respon UMKM pada kegiatan PLUT dengan ketahanan usaha.
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, digambarkan
melalui kerangka teoritis sebagai berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Teoritis

C. Definisi Konsep
1. Modal Sosial
Menurut Hasbullah (2006) modal sosial adalah segala hal yang berkaitan
dengan kerjasama dalam masyarakat untuk mencapai kualitas hidup lebih baik
yang ditopang oleh nilai-nilai dan norma dengan unsur-unsur utamanya yaitu
pada jaringan sosial yang condong pada keterlibatan diri, saling tukar kebaikan
(reciprocity), kepercayaan antar sesama anggota kelompok, dan adanya
tindakan yang proaktif. Modal sosial menurut Eva Cox ialah sebagai suatu
rangkaian proses hubungan antar manusia yang di topang oleh jaringan, norma,
dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi
dan kerjasama untuk keuntungan dan kebijakan bersama (Cahyono &
Adhiatma, 2012). Modal sosial menurut Bank Dunia (1999) cit (Fadli, 2020)
modal sosial ialah sesuatu yang merujuk pada dimensi institusional, hubungan-
hubungan yang tercipta, dan norma yang membentuk kualitas dan kuantitas
hubungan sosial dalam masyarakat. Cohen dan Prusak (2001) cit Hasbullah
(2006), modal sosial diartikan sebagai stok dari hubungan yang aktif antar

21
masyarakat, dari setiap hubungan diikat oleh kepercayaan, kesaling pengertian
(mutual understanding), dan nilai bersama yang berlaku untuk anggota
kelompok untuk membuat kemungkinan aksi (respon) bersama agar dapat
dilakukan secara efisien dan efektif.
Mengacu pada berbagai definisi diatas, maka konsep modal sosial dalam
penelitian ini adalah hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling
kerjasama dengan ditopang oleh nilai, norma, melibatkan diri pada jaringan
sosial, saling percaya, saling tukar kebaikan, dan terdapat tindakan yang
proaktif.
Menurut Hasbullah, jabaran unsur pokok dari modal sosial adalah sebagai
berikut:
a. Nilai merupakan sesuatu ide yang sudah turun temurun yang dianggap
benar oleh anggota masyarakat
b. Norma sosial merupakan seperangkat aturan yang terbentuk berupa
harapan masyarakat untuk dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat
pada suatu entitas sosial tertentu.
c. Partisipasi dalam Jaringan merupakan kemampuan sekelompok orang
dalam suatu asosiasi dengan melibatkan diri dalam jaringan hubungan
sosial atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan tertentu
d. Kepercayaan adalah suatu kemauan dalam mengambil resiko dalam
melakukan hubungan sosial yang dilandasi rasa yakin bahwa pihak lain
akan melakukan seperti yang diharapkan dan akan bertimbal-balik
dalam pola tindakan yang saling mendukung.
e. Reciprocity adalah kecenderungan saling tukar menukar kebaikan antar
individu atau kelompok yang dilandasi rasa altruism (motivasi
membantu dan mementingkan kepentingan orang lain).
f. Tindakan yang proaktif ialah kemauan kuat dalam terlibat tidak hanya
partisipasi saja, namun disertakan keinginan mencari jalan di dalam
suatu kegiatan masyarakat, tidak melulu untuk dilayani, tapi melayani
secara proaktif (Supono, 2011; Ningrum, 2017; Aditya, 2018).
2. Respon UMKM pada kegiatan PLUT
Respon berasal dari Bahasa Inggris “respond” yang berarti tanggapan atau
jawaban melalui perilaku, tindakan (Putra, 2011). Respon juga diartikan
sebagai perilaku yang terjadi akibat adanya tanggapan serta rangsangan dari

22
lingkungan (Misliani dan Ruqiah cit Khairiyah, 2019). Selanjutnya respon
menurut (Arifiani & Sjaf, 2018) merupakan tanggapan yang diberikan oleh
seseorang terhadap rangsangan atau stimulus yang dihadapinya. Kemudian,
tanggapan terjadi setelah seseorang memperhatikan, memahami, dan menerima
stimulus yang menghampirinya. Diperkuat oleh (Swastha dan Handoko cit
Faryanti, 2016) bahwa respon adalah keadaan mudah terpengaruh untuk
memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang mampu
membimbing tingkah laku orang tersebut. Subandi 1982) cit Nurhayati (2014)
mendefinisikan respon sebagai tanggapan umpan balik (feedback) yang
berperan dan berpengaruh cukup besar terhadap baik atau tidaknya suatu
komunikasi. Menurut Susanta (2008) cit Naibaho (2016) respon ialah
tanggapan (reaksi), jawaban, pengaruh, atau akibat dari suatu proses
komunikasi. Respon ialah tanggapan (efek) komunikan terhadap pesan yang
ditawarkan (Adhiarso et al., 2017). Menurut (Tambunan, 2013) respon adalah
suatu reaksi, baik positif maupun negatif yang diberikan oleh masyarakat.
Menurut Louis Thursone, respon adalah termasuk sebagai ungkapan sikap
(jumlah kecenderungan dan perasaan, prasangka dan kecurigaan, ide-ide,
prapemahaman detail, ancaman, rasa takut, serta keyakinan terkait suatu hal
yang khusus) (Yani, 2012; Tambunan, 2013). Maka konsep respon adalah
tanggapan berupa ungkapan sikap setelah seseorang memperhatikan,
memahami, dan menerima stimulus yang menghampiri baik dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal (Putra, 2011; Saputra, 2018; Khairiyah, 2019;
Arifiani & Sjaf, 2018; Faryanti, 2016; Nurhayati, 2014; Naibaho, 2016;
Adhiarso et al., 2017; Tambunan, 2013).
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM), terkait definisi Usaha Mikro ialah usaha
ekonomi produktif milik perseorangan atau badan usaha perseorangan dengan
kekayaan bersih paling banyak 50 juta rupiah (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
300 ratus juta rupiah. Sedangkan Usaha Kecil ialah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar. Serta memiliki kekayaan bersih < 50 juta rupiah s/d > 500

23
juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki
hasil penjualan tahunan < 300 juta rupiah s/d > 2,5 milyar (Yazfinedi, 2018).
Berdasarkan pemaparan diatas, maka definisi UMKM ialah suatu bentuk usaha
ekonomi produktif yang dilaksanakan oleh perseorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil.
Definisi PLUT dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah RI Nomor 9/PER/M.KUM/XII/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program PLUT-KUMKM melalui Tugas Pembantuan Kementerian Koperasi
dan UKM tahun 2014, Program PLUT adalah program yang diselenggarakan
oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka memberikan jasa layanan
yang komprehensif dan terpadu bagi pengembangan usaha Koperasi dan
UMKM untuk meningkatkan kualitas kerja, produktivitas, nilai tambah dan
daya saingnya (Anonim, 2015).
Berdasarkan konsep yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa respon UMKM pada kegiatan PLUT adalah tanggapan
UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan dari PLUT
dalam rangka peningkatan kualitas kerja, produktivitas, nilai tambah dan daya
saing.
Dengan demikian, berdasarkan definisi yang telah dijabarkan diatas dapat
dirangkum indikator respon UMKM pada kegiatan PLUT sebagai berikut:
a. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada aspek peningkatan kualitas kerja
b. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada aspek peningkatan produktivitas
c. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada aspek peningkatan nilai tambah
d. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada aspek peningkatan daya saing
3. Ketahanan Usaha
Ketahanan (recilience) merupakan suatu cara atau strategi dalam bertahan
dari ancaman-ancaman (Pangabdi, 2019). Menurut Muller cit (Istighfariyah &
Utami, 2021) kebertahanan ialah kemampuan menahan, menyerap,
mengakomodasi dan memulihkan efek bahaya secara efisien dan tepat waktu
oleh masyarakat, komunitas atau sistem. Ketahanan menurut Naimah (2020)

24
ialah keadaan yang meliputi kehidupan nasional yang sudah terintegrasi dan
tangguh yang memiliki kemampuan dalam mengupayakan kekuatan dalam
menyelesaikan masalah, hambatan, tantangan, maupun ancaman dari luar atau
dalam, secara langsung atau tidak langsung yang membahayakan eksistensi
integrasi, identitas atau kelangsungan hidup seseorang. Ketahanan usaha dapat
dipahami dari pengelolaan masalah yang terdapat pada di komunitas dan
kesempatan melakukan peningkatan taraf hidup (Devi et al., 2012).
Keberlangsungan usaha ialah proses berlangsungnya usaha yang memuat
pertumbuhan, perkembangan, serta strategi untuk mempertahankan usaha agar
tetap berkembang dan sampai pada tahap eksistensi usaha (Verdu’ et al., 2015
cit Rosyad, 2018). Menurut (Saad et al., 2021) definisi ketahanan UKM , yaitu:
“the SME’s adaptability to disruptions, growth (positive performance),
and their ability to seize the business opportunity amid a challenging
business environment”.
Kemampuan UKM untuk beradaptasi dengan disrupsi, pertumbuhan
(kinerja positif), dan kemampuan mereka untuk menangkap peluang bisnis di
tengah lingkungan bisnis yang menantang. Kemampuan yang diharapkan
berupa mampu beradaptasi, mampu bertumbuh serta mampu memanfaatkan
peluang. Selain itu, pelaku usaha mampu turut proaktif terhadap tantangan
yang datang dan dapat menjadi UKM yang tangguh (Saad et al., 2021).
Adapun pilar-pilar penyangga usaha ketahanan usaha UKM meliputi sumber
daya manusia, bahan baku, industri, teknologi, institusi, dan lembaga
pembiayaan (Marjuni et al., 2015).
Berdasarkan pemaparan diatas, maka ketahanan usaha adalah kemampuan
beradaptasi dengan disrupsi, mampu tetap mengembangkan usaha, mampu
mengelola masalah, serta mampu memanfaatkan peluang bisnis dalam rangka
meningkatkan taraf hidup agar mencapai eksistensi usaha (Pangabdi, 2019;
Istighfariyah & Utami, 2021; Devi et al., 2012; Verdu’ et al., 2015 cit Rosyad,
2018; Naimah, 2020; Saad et al., 2021).
Dengan demikian, definisi yang telah dijabarkan diatas dirangkum menjadi
beberapa indikator ketahanan usaha sebagai berikut:
a. Kemampuan beradaptasi dengan disrupsi untuk meningkatkan taraf
hidup agar mencapai eksistensi usaha

25
b. Kemampuan tetap mengembangkan usaha untuk meningkatkan taraf
hidup agar mencapai eksistensi usaha
c. Kemampuan mengelola masalah untuk meningkatkan taraf hidup agar
mencapai eksistensi usaha
d. Kemampuan memanfaatkan peluang bisnis untuk meningkatkan taraf
hidup agar mencapai eksistensi usaha
4. Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)
PLUT-UMKM sebagai penunjang dalam menggali potensi pelaku UMKM
dan membantu pelaku agar mampu bertahan dan bersaing dalam dunia usaha,
program ini mengupayakannya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan sesuai
dengan sasaran yang sudah ditentukan sesuai dengan peraturan Deputi Menteri
Koperasi dan UKM Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha nomor
2/PRR/DEP.6/II/2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Pusat
Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (Anonim, 2015), diantaranya:
1) Konsultasi Bisnis
Konsultasi bisnis di Dinkop Sleman dapat melalui luring dengan
datang ke kantor PLUT. Konsultasi dapat dilakukan melalui online pula
yaitu dengan media sosial. Konsultasi bisnis secara online yang sudah
dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman berkerjasama
dengan radio MNC 97.0 FM Trijaya, yaitu konsultasi online yang
dilakukan selama satu bulan sekali.
2) Pendampingan Mentoring Bisnis
Pendampingan mentor bisnis yang disediakan oleh Dinkop Sleman
akan di dampingi 5 konsultan, diantaranya konsultan bidang
kelembagaan, konsultan bidang SDM, konsultan bidang pembiayaan,
konsultan bidang pemasaran, dan konsultan bidang produksi. Peran
konsultan sebagai membantu pelaku UMKM dalam mencari penyebab
dan memberikan solusi sehingga mampu naik kelas (dari mikro-kecil,
kecil-menengah). Selain itu, pelaku usaha diarahkan untuk memiliki
perizinan usaha. Perizinan usaha ini termasuk langkah penting dalam
dunia usaha, seperti IUMK dan NIB. Perizinan usaha dapat dilakukan
secara mandiri melalui website oss.go.id. Pendampingan dalam
mengurus perizinan usaha juga disediakan di kantor PLUT-KUMKM,

26
bagi pelaku usaha yang tidak bisa mendaftar secara mandiri melalui
OSS (One Single Submission) (Lestari et al., 2021).
3) Promosi pemasaran
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman menyediakan akses
pemasaran melalui Sleman Mart. Sleman Mart merupakan aplikasi
yang dibuat oleh Dinas Koperasi dan UKM yang didalamnya terdapat
produk-produk dari para pelaku UMKM di Sleman. Aplikasi tersebut
digunakan untuk transaksi jual beli selayaknya aplikasi jual beli online
pada umumnya. Selain Sleman Mart, upaya yang dilakukan dalam
promosi dan pemasaran yaitu dengan memfasilitasi pameran di daerah
Sleman maupun luar daerah Sleman. Salah satu pameran yang diikuti
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman ialah bertajuk Indonesia
Product Expo 2019 di Manado, Festival UKM Sembada, Pasar
Lebaran, Pasar Srawung, dan Sunday Morning (Lestari et al., 2021).
Promosi produk UMKM juga dilakukan di daerah lain yang sudah
terkoneksi dengan pasar luar negeri dan pemberian bantuan biaya
sertifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atas produk UMKM
(Lestari et al., 2021).
4) Fasilitasi akses pendanaan
Dinas Koperasi dan UKM Sleman telah menyediakan DPM (Dana
Penguatan Lokal) serta sosialisasinya kepada pelaku UMKM. DPM
disediakan dalam rangka memberikan pinjaman lunak bagi pelaku
UMKM di Sleman, dengan kontribusi jasa 6% pertahun atau 0,5% per
bulan dari total DPM untuk pengembangan usaha (Lestari et al., 2021).
Selain penyediaan modal usaha dari Dinkop Sleman, penyediaan modal
dari BUMN dan BUMD terkait dengan CSR (Corporate Social
Responsibility) disediakan pula bagi pelaku UMKM yang
membutuhkan modal untuk keberlanjutan usaha mereka. Beberapa
BUMN dan BUMD yang sudah bekerjasama dengan Dinkop Sleman
yaitu PT. Angkasa Pura I (Persero) dan PT. bank BRI (Persero) (Lestari
et al., 2021).
5) Pelatihan Bisnis
Pelatihan bisnis untuk peningkatan kualitas produk yang
diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman

27
berupa bimtek yang meliputi pelatihan skill manajerial, teknologi tepat
guna pengolahan hasil panen, achievment motivation training (AMT),
optimalisasi marketing digital, excellent service, akuntansi maupun
perpajakan.
6) Jaringan atau sarana networking
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman membuat Kerjasama
kemitraan berbentuk forum, yaitu forum kemitraan dan forum
komunikasi (Forkom). Forum kemitraan dilakukan secara rutin yang
diadakan untuk mempertemukan antar pelaku UMKM untuk saling
bekerjasama untuk pengembangan usaha. Forum komunikasi atau
forkom ini terdiri dari pelaku UMKM tingkat kecamatan untuk
memperoleh kemudahan akses informasi secara up to date,
memperluas jaringan UMKM lain, sharing pengalaman antar pelaku
UMKM atau dengan lembaga tertentu dalam mendorong perkembangan
usaha (Lestari et al., 2021).
7) Layanan Pustaka Entrepreneur
Layanan ini disediakan bagi para pelaku UMKM untuk kemudahan
akses informasi e-business, pengalaman dalam dunia usaha, penyediaan
buku-buku bisnis, ataupun majalah bisnis.
Berdasarkan beberapa kegiatan diatas selaras dengan sasaran PLUT-
KUMKM yaitu guna mendukung upaya peningkatan produktivitas,
peningkatan nilai tambah, peningkatan kualitas kerja, peningkatan daya saing,
serta menguatkan jaringan layanan usaha. Peningkatan produktivitas
diupayakan melalui kegiatan konsultasi bisnis bersama konsultan yang
bersangkutan, penyediaan pelatihan bisnis, dan bantuan pemasaran oleh Dinas
Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman terkait dengan strategi peningkatan
omset maupun profit, serta peningkatan produksi (Anonim, 2015).
Sejumlah kegiatan yang memanfaatkan teknologi dan fasilitasi pelatihan
bisnis yang mendorong untuk penambahan inovasi pada produk, kemudian
adanya fasilitasi perizinan usaha, hal ini termasuk dalam upaya dalam
meningkatkan nilai tambah pada suatu produk yang dimiliki oleh UMKM.
Kegiatan serupa seperti konsultasi bisnis, layanan Pustaka entrepreneurship,
adanya bimbingan teknis dan sosialisasi yang diselenggarakan PLUT-
KUMKM turut mendorong adanya peningkatan kualitas kerja dari pelaku

28
UMKM. Kegiatan tersebut dapat membantu pelaku UMKM dalam penerapan
praktek produksi sesuai standar yang ada, kemudian dapat mengolah limbah
produksinya masing-masing, serta diberikan pengetahuan berupa bahan baku
yang ramah lingkungan (Anonim, 2015).

29
D. Definisi Operasional
Tabel 2. 2 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
1. Modal Sosial Hubungan antar manusia dalam masyarakat 1. Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama
yang saling kerjasama dengan ditopang dengan ditopang nilai pada usaha
oleh nilai, norma, melibatkan diri pada 2. Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama
jaringan sosial, saling percaya, saling tukar dengan ditopang norma pada usaha
kebaikan, dan terdapat tindakan yang 3. Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama
proaktif dengan ditopang perlibatan diri pada jaringan usaha
4. Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama
dengan ditopang saling percaya dalam usaha
5. Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama
dengan ditopang saling tukar kebaikan dalam usaha
6. Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama
dengan ditopang tindakan yang proaktif dalam usaha
2. Respon Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap 1. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
UMKM pada setelah menerima jasa layanan dari PLUT layanan dari PLUT pada yang dikonsultasi bisnis dalam rangka
kegiatan berupa konsultasi bisnis, pendampingan peningkatan kualitas kerja
PLUT bisnis, promosi pemasaran, akses 2. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
pendanaan, pelatihan bisnis, jaringan usaha layanan dari PLUT pada pendampingan bisnis dalam rangka
dalam rangka peningkatan kualitas kerja, peningkatan kualitas kerja
produktivitas, nilai tambah dan daya saing 3. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada akses pendanaan dalam rangka peningkatan
kualitas kerja
4. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan
kualitas kerja
5. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan
produktivitas
6. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan
produktivitas

30
No. Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
7. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan
nilai tambah
8. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada pendampingan bisnis dalam rangka
peningkatan nilai tambah
9. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan
nilai tambah
10. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan
daya saing
11. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan
daya saing
12. Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa
layanan dari PLUT pada jaringan usaha dalam rangka peningkatan
daya saing
3. Ketahanan Kemampuan beradaptasi dengan disrupsi, 1. Kemampuan beradaptasi dengan disrupsi untuk meningkatkan taraf
Usaha mampu tetap mengembangkan usaha, hidup agar mencapai eksistensi usaha
mampu mengelola masalah, serta mampu 2. Kemampuan tetap mengembangkan usaha untuk meningkatkan taraf
memanfaatkan peluang bisnis dalam rangka hidup agar mencapai eksistensi usaha
meningkatkan taraf hidup agar mencapai 3. Kemampuan mengelola masalah untuk meningkatkan taraf hidup agar
eksistensi usaha mencapai eksistensi usaha
4. Kemampuan memanfaatkan peluang bisnis untuk meningkatkan taraf
hidup agar mencapai eksistensi usaha
Sumber: Data diolah penulis (2022)

31
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada penelitian ini sebagai berikut:
Modal Sosial Ketahanan Usaha
(X) (Y)

Respon UMKM pada


Kegiatan PLUT
(Z)

Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran


Modal sosial adalah hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling
kerjasama dengan ditopang oleh nilai, norma, melibatkan diri pada jaringan
sosial, saling percaya, saling tukar kebaikan, dan terdapat tindakan yang
proaktif. Setiap hubungan didalamnya ditujukan untuk memperbaiki kualitas
kehidupan dan melakukan perubahan secara terus menerus, sehingga hal ini
menjadi sebuah stimulus untuk adanya respon (tanggapan) untuk pelaku
UMKM. Kemudian, melalui respon (tanggapan) tersebut digunakan untuk
melihat respon yang diberikan oleh pelaku UMKM pada setiap jasa layanan
yang ada di dalam kegiatan PLUT. Setelah adanya respon yang diberikan,
maka timbulah perubahan sikap pada pelaku UMKM akibat mendapatkan
stimulus tersebut. Tidak hanya berhenti pada adanya perubahan sikap dari
pelaku UMKM, kegiatan PLUT menjadi stimulus pula bagi pelaku UMKM
dalam mempengaruhi keputusannya dalam usaha. Pilihan keputusan yang akan
dipilih oleh pelaku UMKM terkait dengan pilihan untuk mempertahankan
usahanya atau tidak.

32
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka disusun hipotesis sebagai
berikut:
1. Ada hubungan antara modal sosial dengan respon UMKM pada kegiatan
PLUT di Forum Komunikasi Balecatur kecamatan Gamping Kabupaten
Sleman
2. Ada hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha Forum
Komunikasi Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman
3. Ada hubungan antara respon UMKM pada kegiatan PLUT dengan
ketahanan usaha Forum Komunikasi Balecatur Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman
4. Ada hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha melalui
respon UMKM pada kegiatan PLUT di Forum Komunikasi Balecatur
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman
5. Ada hubungan secara bersama-sama antara modal sosial, respon UMKM
pada kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha Forum Komunikasi Balecatur
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman

33
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Jadwal Penulisan Skripsi


Lokasi penelitian ini dilakukan di Kalurahan Balecatur, Kecamatan
Gamping, Sleman, DIY. Subjek penelitian ini adalah forkom Balecatur
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Alasan peneliti memilih subjek
penelitian ini disebabkan forkom Balecatur merupakan salah satu forkom yang
paling banyak anggotanya dalam turut partisipasi kegiatan PLUT.
Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu 14 bulan yang termuat dalam
tabel dibawah ini:
Tabel 3. 1 Jadwal Penulisan Skripsi
Kegiatan 2022
Okt Nov Des- Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Feb
Penyusun
an Proposal
Skripsi
Membuat
kuesioner
Membuat
izin
penelitian
Turun
lapangan
Pengolah
KKN
an data
Menganalisis
data
Membuat
draft laporan
Membuat
draft PPT
presentasi
Membuat
jurnal
Ujian skripsi
Sumber : Data diolah penulis, 2022
B. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei.
Penggunaan metode survei disebabkan penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data kuesioner. Pendekatan kuantitatif dipilih sebagai metode

34
yang berdasarkan pada filsafat positivisme yang dipakai untuk meneliti
populasi atau sampel tertentu (Sugiyono, 2017). Jenis penelitiannya
menggunakan penelitian explanatory research yang dipakai untuk
menunjukkan kedudukan variabel-variabel yang diteliti dan akan melihat
pengaruh antara variabel-variabel satu dengan yang lainnya (Sugiyono, 2017).
Peneliti mengambil jenis penelitian ini guna menguji hipotesis yang diajukan
sehingga diharapkan dapat menjelaskan hubungan serta pengaruh diantara
variabel modal sosial, respon UMKM pada kegiatan PLUT terhadap ketahanan
usaha.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2016) cit (Komala & Nellyaningsih, 2017)
ialah wilayah yang sudah ditetapkan guna penelitian untuk dipelajari serta
ditarik kesimpulannya, yang mencakup obyek/subjek yang memiliki nilai
kualitas dan karakteristik tertentu. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini ialah anggota Forkom Balecatur Kecamatan Gamping,
Kabupaten Sleman. Anggota Forkom Balecatur sebanyak 225 pelaku usaha
yang semuanya sudah pernah mengakses kegiatan PLUT.
2. Sampel
Sampel menurut Sujarweni (2015), sampel ialah bagian yang mewakili
dan valid dari karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian.
Sampel yang ditetapkan dapat mengukur dari hipotesis penelitian. Besar
sampel yang akan diambil diketahui melalui tabel Arkin & Colton yaitu
batas standart error ±10%, interval kepercayaan 95%, reliabilitas = ± 5%
yang terbatas dengan tingkat heterogenitas tertinggi (p : q = 0,5 : 0,5)
(Slamet, 2006 cit Masruroh & Haryono, 2022). Unit analisis penelitian ini
adalah pelaku UMKM.
Tabel 3. 2 Besar Pengambilan Sampel yang Dibutuhkan bagi Populasi Terbatas

Besarnya Populasi Besarnya Sampel


…-500 83
501-1000 91
1001-1500 94
1501-2000 96
2001-3000 97
Sumber : Y. Slamet, 2006

35
Berdasarkan tabel Arkin dan Colton diatas, maka sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah sebanyak 83 pelaku UMKM.
3. Teknik Sampling
Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik random
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang
yang sama untuk dapat dipilih sebagai sampel (Sugiyono, 2001) cit
(Susilana, 2015). Teknik random sampling dipilih dalam penelitian ini
untuk tujuan memperoleh sampel yang representatif pada populasi pelaku
UMKM di Forkom Balecatur. Kriteria sampel dalam penelitian ini berupa
anggota Forkom Balecatur yang pernah mengikuti kegiatan PLUT
Kabupaten Sleman.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Independen
Variabel independen disebut sebagai variabel stimulus atau predictor
yang berfungsi sebagai variabel yang mempengaruhi atau mejadi sebab
perubahan atau menimbulkan variabel dependen (terikat) (Ridha, 2017).
Penelitian ini menggunakan variabel independen modal sosial.
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen disebut variabel output atau konsekuen yang
berfungsi sebagai variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat sebab
terdapat variabel bebas (Ridha, 2017). Penelitian ini menggunakan variabel
dependen ketahanan usaha.
3. Variabel Intervening
Variabel intervening menurut Tuckman (1988) ialah variabel yang
berpengaruh hubungan antara variabel independen dan dependen namun
tidak diamati atau diukur (Ridha, 2017). Variabel ini yang terletak diantara
variabel independen dan dependen, sehingga perannya mempengaruhi
variabel independen tidak langsung mempengaruhi timbulnya atau
perubahan variabel dependen. Variabel intervening yang ditentukan dalam
penelitian ini ialah respon UMKM pada kegiatan PLUT.
Berikut penjelasaan lebih rinci terkait variabel penelitian dan definisi
operasional:

36
Tabel 3. 3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

No. Jenis Nama Definisi Konsep Definisi Operasional Item Skala


Variabel Variabel Pengukuran
1. Variabel Modal Hubungan antar 1. Hubungan antar manusia 1. Nilai dalam usaha:
Independen Sosial manusia dalam dalam masyarakat yang  Kerjasama pelaku UMKM 5 = sangat baik
masyarakat yang saling kerjasama dengan dengan teman forkom 4 = Baik
saling kerjasama ditopang nilai dalam usaha Balecatur yang ditopang 2 = Kurang baik
dengan ditopang nilai dalam usaha 1= Buruk
oleh nilai, norma, 2. Hubungan antar manusia 2. Norma dalam usaha:
melibatkan diri pada dalam masyarakat yang  Kerjasama pelaku UMKM 5= sangat patuh
jaringan sosial, saling kerjasama dengan dengan teman forkom 4= patuh
saling percaya, ditopang norma dalam Balecatur yang ditopang 2= kurang patuh
saling tukar usaha norma dalam usaha 1= tidak patuh
kebaikan, dan
terdapat tindakan 3. Hubungan antar manusia 3. Penambahan jaringan usaha :
yang proaktif dalam masyarakat yang  Kerjasama usaha pelaku 5= sangat luas
saling kerjasama dengan UMKM dengan usaha 4= luas
ditopang perlibatan diri teman forkom Balecatur 2= kurang luas
dalam jaringan usaha yang ditopang perlibatan 1= sempit
diri jaringan usaha
4. Hubungan antar manusia
dalam masyarakat yang 4. Saling percaya dalam usaha:
saling kerjasama dengan 5= sangat percaya
 Kerjasama pelaku UMKM
ditopang saling percaya 4= percaya
dengan teman forkom
dalam usaha 2= kurang percaya
Balecatur yang ditopang
1= tidak percaya
saling percaya dalam usaha
5. Hubungan antar manusia
dalam masyarakat yang
5. Saling tukar kebaikan dalam
saling kerjasama dengan
usaha :
ditopang saling tukar 5= sangat baik
kebaikan dalam usaha  Kerjasama pelaku UMKM 4= baik
dengan teman forkom 2= kurang baik
Balecatur yang ditopang 1= tidak baik
saling tukar kebaikan

37
No. Jenis Nama Definisi Konsep Definisi Operasional Item Skala
Variabel Variabel Pengukuran
6. Hubungan antar manusia dalam usaha
dalam masyarakat yang 6. Tindakan yang proaktif
saling kerjasama dengan dalam usaha :
ditopang terdapat tindakan  Kerjasama pelaku UMKM 5= sangat aktif
yang proaktif dalam usaha dengan teman forkom 4= aktif
Balecatur yang ditopang 2= kurang aktif
tindakan proaktif dalam 1= tidak aktif
usaha
2. Variabel Respon Tanggapan UMKM 1. Tanggapan UMKM 1. Ungkapan sikap UMKM 5= sangat sanggup
Intervening UMKM berupa ungkapan berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 4= sanggup
pada sikap setelah setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 2= kurang sanggup
kegiatan menerima jasa layanan dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam 1= tidak sanggup
PLUT layanan dari PLUT konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan kualitas
berupa konsultasi rangka peningkatan kerja
bisnis, pendampingan kualitas kerja
bisnis, promosi 2. Tanggapan UMKM 2. Ungkapan sikap UMKM 5= sangat sanggup
pemasaran, akses berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 4= sanggup
pendanaan, pelatihan setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 2= kurang sanggup
bisnis, jaringan usaha layanan dari PLUT pada pendampingan bisnis dalam 1= tidak sanggup
dalam rangka pendampingan bisnis rangka peningkatan kualitas
peningkatan kualitas dalam rangka peningkatan kerja
kerja, produktivitas, kualitas kerja
nilai tambah dan daya 3. Tanggapan UMKM 3. Ungkapan sikap UMKM 5= sangat sanggup
saing berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 4= sanggup
setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 2= kurang sanggup
layanan dari PLUT pada akses pendanaan dalam 1= tidak sanggup
akses pendanaan dalam rangka peningkatan kualitas
rangka peningkatan kerja
kualitas kerja
4. Tanggapan UMKM 4. Ungkapan sikap UMKM
berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 5= sangat sanggup
setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 4= sanggup

38
No. Jenis Nama Definisi Konsep Definisi Operasional Item Skala
Variabel Variabel Pengukuran
layanan dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka 2= kurang sanggup
pelatihan bisnis dalam peningkatan kualitas kerja 1= tidak sanggup
rangka peningkatan
kualitas kerja
5. Tanggapan UMKM 5. Ungkapan sikap UMKM
berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 5= sangat sanggup
setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 4= sanggup
layanan dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam 2= kurang sanggup
konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan 1= tidak sanggup
rangka peningkatan produktivitas
produktivitas
6. Tanggapan UMKM 6. Ungkapan sikap UMKM
berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 5= sangat sanggup
setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 4= sanggup
layanan dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka 2= kurang sanggup
pelatihan bisnis dalam peningkatan produktivitas 1= tidak sanggup
rangka peningkatan
produktivitas
7. Tanggapan UMKM 7. Ungkapan sikap UMKM
berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 5= sangat sanggup
setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 4= sanggup
layanan dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam 2= kurang sanggup
konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan nilai 1= tidak sanggup
rangka peningkatan nilai tambah
tambah
8. Tanggapan UMKM 8. Ungkapan sikap UMKM
berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 5= sangat sanggup
setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 4= sanggup
layanan dari PLUT pada pendampingan bisnis dalam 2= kurang sanggup
pendampingan bisnis rangka peningkatan nilai 1= tidak sanggup
dalam rangka peningkatan tambah
nilai tambah

39
No. Jenis Nama Definisi Konsep Definisi Operasional Item Skala
Variabel Variabel Pengukuran
9. Tanggapan UMKM 9. Ungkapan sikap UMKM
berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 5= sangat sanggup
setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 4= sanggup
layanan dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka 2= kurang sanggup
pelatihan bisnis dalam peningkatan nilai tambah 1= tidak sanggup
rangka peningkatan nilai
tambah
10. Tanggapan UMKM 10. Ungkapan sikap UMKM
berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 5= sangat sanggup
setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 4= sanggup
layanan dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam 2= kurang sanggup
konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan daya 1= tidak sanggup
rangka peningkatan daya saing
saing
11. Tanggapan UMKM 11. Ungkapan sikap UMKM
berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa 5= sangat sanggup
setelah menerima jasa layanan dari PLUT pada 4= sanggup
layanan dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka 2= kurang sanggup
pelatihan bisnis dalam peningkatan daya saing 1= tidak sanggup
rangka peningkatan daya
saing
12. Tanggapan UMKM 12. Ungkapan sikap UMKM
berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan 5= sangat sanggup
setelah menerima jasa dari PLUT pada penambahan 4= sanggup
layanan dari PLUT pada jaringan usaha dalam rangka 2= kurang sanggup
penambahan jaringan peningkatan daya saing 1= tidak sanggup
usaha dalam rangka
peningkatan nilai tambah
3. Variable Ketahanan Kemampuan 1. Kemampuan beradaptasi 1. Kemampuan beradaptasi
Dependen Usaha beradaptasi dengan dengan disrupsi untuk dengan disrupsi untuk
disrupsi, mampu meningkatkan taraf hidup meningkatkan taraf hidup agar
tetap agar mencapai eksistensi mencapai eksistensi usaha: 5= sangat mampu

40
No. Jenis Nama Definisi Konsep Definisi Operasional Item Skala
Variabel Variabel Pengukuran
mengembangkan usaha a. Kemampuan pelaku UMKM 4= mampu
usaha, mampu beradaptasi dengan disrupsi 2=kurang mampu
mengelola masalah, kenaikan harga bahan pokok 1= tidak mampu
serta mampu
memanfaatkan b. Kemampuan pelaku UMKM 5= sangat mampu
peluang bisnis dalam beradaptasi dengan disrupsi 4= mampu
rangka bencana alam atau pandemi 2=kurang mampu
meningkatkan taraf 1= tidak mampu
hidup agar mencapai
eksistensi usaha 2. Kemampuan tetap 2. Kemampuan tetap 5= sangat mampu
mengembangkan usaha mengembangkan usaha untuk 4= mampu
untuk meningkatkan taraf mempertahankan usaha 2=kurang mampu
hidup agar mencapai 1= tidak mampu
eksistensi usaha
3. Kemampuan mengelola 3. Kemampuan mengelola 5= sangat mampu
masalah untuk masalah untuk 4= mampu
meningkatkan taraf hidup mempertahankan usaha 2=kurang mampu
agar mencapai eksistensi 1= tidak mampu
usaha
4. Kemampuan memanfaatkan 4. Kemampuan memanfaatkan 5= sangat mampu
peluang bisnis untuk peluang bisnis untuk 4= mampu
meningkatkan taraf hidup mempertahankan usaha 2=kurang mampu
agar mencapai eksistensi 1= tidak mampu
usaha
Sumber : Data diolah penulis (2022)

41
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini ialah teknik kuesioner,
berupa memberikan seperangkat pertanyaan secara tertulis atau tidak tertulis yang
ditujukan kepada responden untuk mendapatkan informasi (Sugiyono, 2004 cit Cahyati,
2018). Menurut Suntoyo (2013), kuesioner ialah sejumlah data peryataan atau pertanyaan
yang berisi data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden yang dianggap
fakta atau kebenaran sesuai dengan jawaban responden (Pramesti et al., 2019).
Pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner penelitian ini menggunakan Skala Likert.
Skala Likert dipilih peneliti guna mempermudah dalam mengukur pendapat dan persepsi
seseorang mengenai fenomena sosial (Cahyati, 2018; Suwandi et al., 2019). Kemudian
variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan skala likert dijabarkan
menjadi indikator variabel (Suwandi et al., 2019). Kategori jawaban didalam skala likert
pada skor ukuran 3 atau netral ditiadakan, untuk menghindari ketidakpastian jawaban dari
responden.
Data primer yang digunakan penelitian ini berupa data yang dikumpulkan melalui
survei dan sebaran kuesioner. Data sekunder ialah data yang diperoleh dari berbagai
sumber yang sudah ada, berupa data dari forkom dan PLUT.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Uji validitas berfungsi untuk melihat apakah suatu alat ukur valid atau tidak valid.
Alat ukur yang diuji ialah pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid ketika mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner
(Janna & Herianto, 2021). Tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan
95%. Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
 Ha diterima apabila r hitung > r tabel, (alat ukur yang dipakai valid atau sahih)
 H0 ditolak apabila r hitung < r tabel, (alat ukur yang dipakai tidak valid atau tidak
sahih)
Untuk menemukan r hitung menggunakan rumus Product Moment oleh Pearson
(Sugiyono, 2011 cit Fanani et al., 2016).
Rumus Product moment, sebagai berikut:

Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
42
N : Jumlah responden
X : Jumlah jawaban item
Y : Jumlah item keseluruhan
Perhitungan Product Moment ini dibantu dengan menggunakan Statistical Package
for the Social Science for Windows atau SPSS for Windows versi 26.0. Berikut adalah
hasil uji validitas dari ketiga variabel yang digunakan pada penelitian ini:
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Butir Pertanyaan untuk Variabel Modal Sosial
Pertanyaan Rhitung Sign (2 Tailed) α Keputusan
1 0,483 0,007 0,05 Valid
2 0,710 0,000 0,05 Valid
3 0,792 0,000 0,05 Valid
4 0,677 0,000 0,05 Valid
5 0,794 0,000 0,05 Valid
6 0,758 0,000 0,05 Valid
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Hasil uji coba instrument penelitian untuk variabel Modal Sosial didapatkan
kesimpulan bahwa 6 item pertanyaan yang diajukan dinyatakan valid pada α = 0,05.
Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Butir Pertanyaan untuk Variabel Respon UMKM pada
Kegiatan PLUT
Pertanyaan Rhitung Sign (2 Tailed) Α Keputusan
1 0,800 0,000 0,05 Valid
2 0,892 0,000 0,05 Valid
3 0,876 0,000 0,05 Valid
4 0,877 0,000 0,05 Valid
5 0,815 0,000 0,05 Valid
6 0,183 0,333 0,05 Tidak Valid
7 0,945 0,000 0,05 Valid
8 0,942 0,000 0,05 Valid
9 0,957 0,000 0,05 Valid
10 0,934 0,000 0,05 Valid
11 0,898 0,000 0,05 Valid
12 0,947 0,000 0,05 Valid
13 0,873 0,000 0,05 Valid
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Hasil uji coba instrument penelitian untuk variabel Respon UMKM pada Kegiatan
PLUT, didapatkan kesimpulan bahwa 12 item pertanyaan yang diajukan dinyatakan
valid pada α = 0,05. Sedangkan 1 pertanyaan pada nomor 6 yang diajukan dinyatakan
tidak valid pada α = 0,05. Dengan demikian item pertanyaan nomor 6 dinyatakan
gugur.
Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Butir Pertanyaan untuk Variabel Ketahanan Usaha

Pertanyaan Rhitung Sign (2 Tailed) Α Keputusan

43
1 0,666 0,000 0,05 Valid
2 0,820 0,000 0,05 Valid
3 0,716 0,000 0,05 Valid
4 0,789 0,000 0,05 Valid
5 0,777 0,000 0,05 Valid
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Hasil uji coba instrument penelitian untuk variabel Ketahanan Usaha dapat
disimpulkan bahwa 5 item pertanyaan yang diajukan dinyatakan valid pada α = 0,05.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas digunakan dalam rangka untuk mengetahui konsistensi alat pengukur
dapat dipercaya atau tidak meskipun terdapat pengulangan sekalipun (Notoatmojdo,
2005 cit Widi, 2011) cit (Janna & Herianto, 2021). Data yang yang diukur dalam uji
reabilitas ini harus valid. Metode uji reabilitas yang dugunakan dalam penelitian ini
ialah metode Cronbach’s Alpha menggunakan Statistical Package for the Social
Science for Windows versi 26.0.
Menurut Arikunto (2010) cit (Janna & Herianto, 2021), metode Cronbach’s Alpha
berfungsi sebagai pencari reabilitas instrument dengan skor bukan 1 atau 0. Rumus
metode ini sebagai berikut:
𝑹 𝚺 𝝈𝒃𝟐
𝑎= ( ) (𝟏 − )
𝑹− 𝟏 𝝈𝟐𝟏
Keterangan :
σ : Cronbach alpha
R : Jumlah butir soal
𝝈𝟐𝒃 : Variasi butir soal
𝝈𝟐𝟏 : Variasi skor total
Apabila hasil dari chronbach alpha menunjukkan nilai > 60 (Ghozali, 2011),
maka kuisioner dapat dikatakan reliabel atau dapat dipercaya.
Kriteria valid dan reliabel untuk pengujian validitas dan realibilitas menggunakan
standar realibilitas dan validitas yang disarankan (Suggested Reliability and Validity
Standards) oleh Braker et.al. (2002), seperti tertera berikut:

Tabel 3. 7 Suggested Reliability and Validity Standards

No. Criteria Reliability Validity


1. Good 0,80 0,50
2. Acceptable 0,70 0,30
3. Marginal 0,60 0,20
4. Poor 0,50 0,10

44
Sumber : Barker et al (2002)
Berikut adalah hasil dari uji reliabilitas dari variabel yang digunakan pada
penelitian ini:
Tabel 3. 8 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian

No. Variabel Cronbach Nilai Keputusan


kritis
1. Modal sosial 0,765 0,7 Reliabel
2. Respon UMKM pada Kegiatan PLUT 0,966 0,7 Reliabel
3. Ketahanan usaha 0,794 0,7 Reliabel
Sumber : Analisis Data Primer, 2022
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha lebih besar dibanding
reability-nya yaitu sebesar 0,70 dan validity sebesar 0,30. Hal ini menunjukkan setiap
variabel terbukti berada pada kategori acceptable.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan analisis korelasi yang bertujuan
untuk melihat keeratan hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Teknik yang dipakai
ialah pearson product moment correlation, diantaranya:
1. Perhitungan Koefisien Korelasi Pearson
Dalam mencari koefisien korelasi pearson menurut Sugiyono (2010) dapat
menggunakan rumus:

Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N : Jumlah responden
X : Jumlah jawaban item
Y : Jumlah item keseluruhan
Dalam mengidentifikasi tinggi rendahnya koefisien korelasi dapat digunakan tabel
kriteria pedoman sebagai berikut:

Tabel 3. 9 Kriteria Pedoman Koefisien Korelasi


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2010)

45
Perhitungan koefisien korelasi pearson ini dibantu dengan menggunakan program
Statistical Package for the Social Science for Windows atau SPSS for Windows versi
26.0.
2. Perhitungan Korelasi Parsial Product Moment
Peneliti memilih perhitungan statistik korelasi parsial product moment untuk
mencari kemurnian hubungan variabel independent dengan variabel dependen, dengan
rumus:

𝑟𝑥𝑦−𝑟𝑥𝑧 𝑟𝑦𝑧
𝑟𝑥𝑦.𝑧 =
√[1−𝑟𝑥 𝑧2] [1−𝑟𝑦 𝑧2]

Keterangan :
rxy.z : Koefisien korelasi parsial antar variabel X terhadap Y dengan
memparsialkan variabel
r : Koefisien korelasi
X : Variabel independen: Modal sosial
Y : Variabel dependen : Ketahanan usaha
Z : Variabel intervening: Respon UMKM pada kegiatan PLUT
Perhitungan korelasi parsial product moment ini dibantu menggunakan program
Statistical Package for the Social Science for Windows atau SPSS for Windows versi
26.0.
Variabel intervening dikatakan ada pengaruh terhadap hubungan variabel
independen dan variabel dependen apabila korelasi 2 variabel tersebut menghilang.
Untuk mengetahui nilai standar error dalam uji signifikansi hasil korelasi parsial maka
digunakan rumus :
𝟏
𝑺𝑬𝒓 =
√𝒏 − 𝒎
Diketahui :
Ser : Standar Error Koefisien Korelasi
n : Jumlah sampel
m : Jumlah variabel
Perhitungan koefisien korelasi pearson ini dibantu dengan menggunakan program
Statistical Package for the Social Science for Windows atau SPSS for Windows versi
26.0.

46
3. Perhitungan Korelasi Ganda
Peneliti menggunakan perhitungan statistik korelasi ganda untuk mengetahui
hubungan gabungan variabel independen dan variabel intervening dengan variabel
dependen menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑟2 + 𝑟2 − (𝑟 𝑟 𝑟 )
𝑅2 = 𝑦𝑥 𝑦𝑧 𝑦𝑥 𝑦𝑧 𝑥𝑧
𝑦𝑥𝑧 2
1 − 𝑟𝑥𝑧
Keterangan :
R2 yx.z : Koefisien korelasi ganda antar variabel Y dan gabungan
antara variabel X dan variabel intervening
r : Koefisien korelasi
X : Variabel independen: Modal sosial
Y : Variabel dependen : Ketahanan usaha
Z : Variabel intervening: Respon UMKM pada kegiatan
PLUT
Uji signifikansi menggunakan tabel signifikansi koefisien korelasi pada taraf 0,05
dan 0,01 pada berbagai derajat kebebasan maka didapatkan derajat kebebasan (df)
adalah n-m. Kemudian diperbandingkan antara R dengan nilai kritis atau R dalam tabel.
Perhitungan korelasi ganda disini dibantu menggunakan program Statistical Package
for the Social Science for Windows atau SPSS for Windows versi 26.0.

47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis Forkom Balecatur
Forkom Balecatur terletak di Kalurahan Balecatur. Lokasi Kalurahan
Balecatur tepatnya berada di jalan wates km 7, Balecatur, Gamping, Sleman.
Kantor Forkom bertempat di Kalurahan Balecatur. Jarak Kalurahan Balecatur ke
Kota Sleman berjarak 15,2 km dan dapat ditempuh dalam waktu ±30 menit,
sedangkan jarak ke kota Jogja berjarak 9,4 km dan dapat ditempuh dalam waktu
±30 menit. Batas-batas wilayah dari Kalurahan Balecatur diantaranya:
Sebelah Utara : Desa Sidomulyo & Sidokarto (Godean, Sleman)
Sebelah Timur : Desa Ambarketawang (Gamping)
Sebelah Selatan : Desa Bangunjiwo (Kasihan, Bantul)
Sebelah Barat : Desa Argomulyo (Sedayu, Bantul)
b. Kondisi Demografi Forkom Balecatur
1) Jumlah Anggota Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data dari Forkom Balecatur, jumlah pelaku UMKM
Balecatur menurut jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Jumlah Anggota Menurut Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-laki 75 33,3
Perempuan 150 66,7
Jumlah 225 100,0

Sumber : Data Forkom Balecatur, 2022


Menurut tabel 4.1 dominasi jenis kelamin yang dimiliki forkom Balecatur
berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa dominan pelaku
UMKM dalam penelitian ini adalah perempuan.
2) Jenis UMKM di Forkom Balecatur
Berdasarkan data dari Forkom Balecatur, jumlah jenis UMKM di forkom
Balecatur sebagai berikut:

48
Tabel 4. 2 Jenis UMKM di Forkom Balecatur

Jenis UMKM Frekuensi Persentase (%)


Kuliner 119 53,0
Fashion 54 24,0
Jasa 21 9,3
Craft (kerajinan) 17 7,5
Lainnya 14 6,2
Jumlah 225 100,0
Sumber : Data Forkom Balecatur, 2022
Menurut tabel 4.2 dominasi jenis UMKM di forkom Balecatur ialah jenis
kuliner. Hal ini menunjukkan responden terbanyak adalah jenis kuliner.
3) Sarana dan Prasarana Forkom Balecatur
Berdasarkan data dari Forkom Balecatur, jumlah sarana dan prasarana di
forkom Balecatur sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Sarana dan Prasarana di Forkom Balecatur
Sarana dan Frekuensi Persentase
Prasarana (%)
Spidol permanent 5 28,0
Taplak meja 4 22,2
Rak 2 11,1
Kain hitam penutup 2 11,1
Meja bongkar pasang 2 11,1
Payung lapak 1 5,5
Keranjang 1 5,5
Papan nama forkom 1 5,5
Jumlah 18 100,0
Sumber : Data Forkom Balecatur, 2022
Menurut tabel 4.3 Forkom Balecatur memiliki sarana dan prasarana
yang mendukung kegiatan usaha seperti pengadaan bazar, festival,
maupun pameran.
4) Kegiatan Forkom Balecatur
Berdasarkan data dari Forkom Balecatur, kegiatan di forkom Balecatur
sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Kegiatan di Forkom Balecatur

Kegiatan Frekuensi Persentase


(%)
Arisan anggota forkom 20 39,2
Balecatur
Transmigrasi SSO RBA 16 31,3
Sekolah kamis 5 9,8

49
Pasar kaget kalurahan 4 7,8
Demo Masak 2 3,9
Sosialisasi Pembuatan kemasan 1 2,0
UMKM
Pelatihan digital marketing 1 2,0
Transmigrasi SSO RBA 1 2,0
Bimtek akses permodalan 1 2,0
Jumlah 51 100,0
Sumber : Data Forkom Balecatur, 2021
Menurut tabel 4.4 kegiatan di forkom Balecatur sudah mencakup
pengembangan usaha di bidang produksi, legalitas, pemasaran, keamanan
pangan, dan akses pendanaan.
2. Deskripsi Forkom Balecatur
Forkom Balecatur dibentuk pada 10 April 2021 yang disahkan oleh Bupati
Kabupaten Sleman Bu Kustini. Forkom ini dibentuk berdasarkan peraturan Bupati
Sleman Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembentukan Forum
Komunikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Dibentuknya forum komunikasi
UMKM ini bertujuan untuk mempermudah pelaku UMKM dalam mengakses
informasi seperti informasi kegiatan dari dinas maupun kebijakan program dan
informasi pengembangan usaha. Forum komunikasi ini terbuka untuk para pelaku
usaha pemula untuk mengembangkan usahanya.
Kantor Forkom Balecatur bertempat di Kalurahan Balecatur. Forkom
Balecatur sudah memiliki sarana perlengkapan penunjang untuk pengadaan adanya
kegiatan festival, pameran atau pasar kaget di kalurahan Balecatur. Sarana ini
diadakan berasal dari dana hibah maupun dana iuran bersama dari para anggota
forkom. Forkom Balecatur memiliki 225 anggota dimana setiap anggota pernah
mengikuti setiap kegiatan PLUT paling sedikit satu kali. Kepengurusan Forkom
Balecatur terdiri dari:
a. Pembina
b. Ketua
c. Wakil Ketua
d. Sekretaris
e. Bendahara
3. Profil Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM Forkom Balecatur di
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman sebanyak 225 pelaku UMKM yang telah
mengikuti kegiatan PLUT. Sampel yang diambil sebanyak 83 responden. Berikut
profil responden menurut jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, dan jenis UMKM. Data

50
disajikan dalam bentuk tabel yang diolah dengan program Statistical Package for the
Social Science atau SPSS For Windows versi 26.0.
1) Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data primer yang diperoleh, maka jenis kelamin responden
disajikan sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-Laki 13 15,7
Perempuan 70 84,3
Jumlah 83 100,0
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 4.5 kategori jenis kelamin perempuan mendominasi sebesar
84,3% responden, Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak bergerak
di bidang UMKM, sebab dominan responden memiliki fleksibilitas waktu dan
bertujuan untuk mendapatkan tambahan penghasilan keluarga.
2) Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data primer yang diperoleh, maka usia responden disajikan sebagai
berikut:
Tabel 4. 6 Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
20-24 tahun 4 4,8
25-29 tahun 7 8,4
30-34 tahun 8 9,6
35-39 tahun 11 13,3
40-44 tahun 21 25,3
45-49 tahun 14 16,9
50-54 tahun 9 10,8
55-59 tahun 9 10,8
Jumlah 83 100,0
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Berdasarkan hasil dari uji statistik usia responden paling banyak pada rentang
umur 35 sampai 49 tahun sebanyak 46 responden dengan persentase 55,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaku UMKM didominasi kelompok usia produktif kerja
yang memiliki kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi (BAPPEDA, 2021).
3) Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan data primer yang diperoleh, maka pendidikan responden disajikan
sebagai berikut:
Tabel 4. 7 Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


SD 1 1,2
SMP 6 7,2

51
SMA/SMK/Sederajat 46 55,4
Diploma 7 8,4
Sarjana 23 27,8
Jumlah 83 100,0
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 4.7 kategori pendidikan responden, didominasi tingkat
SMA/SMK/sederajat yaitu sebanyak 46 responden (55,4%) serta sarjana yaitu
sebanyak 23 responden (27,8%). Hal ini menunjukkan bahwa dominasi pendidikan
responden pada jenjang tersebut mendukung adanya pertumbuhan pelaku UMKM
mengingat mengembangkan usaha memiliki peluang kerja yang tinggi, dan tidak
perlu menggunakan skill yang khusus.
4) Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Utama
Berdasarkan data primer yang diperoleh, maka jenis pekerjaan responden
disajikan sebagai berikut:
Tabel 4. 8 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Wiraswasta 72 51,8
Guru 4 4,8
Karyawan swasta 3 3,6
Buruh 2 2,4
Ojek Online 1 1,2
PLKB 1 1,2
Jumlah 83 100,0
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 4.8 kategori jenis pekerjaan responden, menjelaskan bahwa
buruh, guru, karyawan swasta, ojek online dan PLKB sejumlah 13,2% persen
merupakan responden yang menjadikan UMKM sebagai pekerjaan sampingan.
Selebihnya UMKM menjadi pekerjaan utama. Wiraswasta disini terdiri dari
penjual makanan seperti snack, jajanan pasar, sate, dan warung makan nasi. Pada
bagian jasa terdiri dari pengrajin batik, jasa servis kompor, jasa percetakan, penjual
pulsa, pengrajin kayu. Pada bagian reseller terdiri dari produk argo, penjual obat
herbal, penjual bantal dan kasur.
5) Responden Berdasarkan Pekerjaan yang Berkaitan dengan Usaha
Berdasarkan data primer yang diperoleh, maka jenis pekerjaan yang berkaitan
dengan usaha responden disajikan sebagai berikut
Tabel 4. 9 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
yang Berkaitan dengan Usaha

Kategori Usaha Frekuensi Persentase


(%)
Kuliner 48 57,8

52
Fashion 13 15,6
Jasa 7 8,4
Craft (kerajinan) 4 4,8
Toko kelontong 3 3,6
Tanaman Buah 1 1,2
Percetakan 1 1,2
Penjualan online 1 1,2
Perdagangan 1 1,2
Pulsa 1 1,2
Produk argo 1 1,2
Distributor 1 1,2
Penjual Bantal dan Kasur Busa 1 1,2
Jumlah 83 100,0
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 4.9 kategori jenis pekerjaan yang berkaitan dengan usaha
responden sebagian besar memiliki usaha kuliner sebanyak 57,8%. Sejalan dengan
data dari BPS (2020), bahwa kuliner menempati jenis UMKM terbanyak di
Indonesia sebanyak 36% (https://www.bps.go.id/publication).
4. Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi variabel pada penelitian ini bertujuan untuk memberikan uraian tentang
kondisi variabel yang dipakai dalam penelitian ini. Variabel yang dideskripsikan
adalah variabel independen: modal sosial (X), Variabel dependen: ketahanan usaha
(Y), dan variabel test factor antara: respon UMKM pada kegiatan PLUT (Z). Data
yang diperoleh dari 83 responden diolah dengan bantuan program Statistical Package
for the Social Science atau SPSS For Windows versi 26.0 dan dibuat tabel frekuensi.
a) Variabel Modal Sosial
Variabel modal sosial diukur dengan 6 (enam) indikator dan 6 (enam) item
pertanyaan, yaitu :
1) Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama dengan
ditopang nilai dalam usaha
2) Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama dengan
ditopang norma dalam usaha
3) Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama dengan
ditopang perlibatan diri dalam jaringan usaha
4) Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama dengan
ditopang saling percaya dalam usaha
5) Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama dengan
ditopang saling tukar kebaikan dalam usaha

53
6) Hubungan antar manusia dalam masyarakat yang saling kerjasama dengan
ditopang tindakan yang proaktif dalam usaha
Berikut ini gambaran variabel dan indikator setelah data dikategorikan
dalam tabel frekuensi:

54
Tabel 4. 10 Frekuensi Indikator Variabel Modal Sosial
Kategori Keterangan
Jumlah
Variabel Indikator Item 1 2 4 5
F % F % F % F % F %
Modal 1. Hubungan antar 1. Kerjasama pelaku Kategori 1: Buruk
Sosial manusia dalam UMKM dengan teman Kategori 2: Kurang
masyarakat yang forkom Balecatur yang Baik
saling kerjasama ditopang nilai dalam 22 26,5 20 24,1 10 12,0 31 37,3 83 100,0 Kategori 4: Baik
dengan ditopang usaha Kategori 5: Sangat Baik
nilai dalam usaha

2. Hubungan antar 2. Kerjasama pelaku Kategori 1: Tidak Patuh


manusia dalam UMKM dengan teman Kategori 2: Kurang
masyarakat yang forkom Balecatur yang Patuh
saling kerjasama ditopang norma dalam 0 0 29 34,9 39 47,0 15 18,1 83 100,0 Kategori 4: Patuh
dengan ditopang usaha Kategori 5: Sangat
norma dalam usaha Patuh

3. Hubungan antar 3. Kerjasama pelaku Kategori 1: Sangat


manusia dalam UMKM dengan usaha Sempit
masyarakat yang teman forkom Balecatur Kategori 2: Sempit
saling kerjasama yang ditopang perlibatan 20 24,1 24 28,9 25 30,1 14 16,9 83 100,0 Kategori 4: Luas
dengan ditopang diri jaringan usaha Kategori 5: Sangat Luas
perlibatan diri dalam
jaringan usaha
4. Hubungan antar 4. Kerjasama pelaku Kategori 1: Tidak
manusia dalam UMKM dengan teman Percaya
masyarakat yang forkom Balecatur yang Kategori 2: Kurang
saling kerjasama ditopang saling percaya Percaya
3 3,6 21 25,3 10 12,0 49 59,0 83 100,0
dengan ditopang dalam usaha Kategori 4: Percaya
saling percaya dalam Kategori 5: Sangat
usaha Percaya

5. Hubungan antar 5. Kerjasama pelaku Kategori 1: Tidak Baik


manusia dalam UMKM dengan teman 0 0 15 18,1 49 59,0 19 22.9 83 100,0 Kategori 2: Kurang

55
Kategori Keterangan
1 2 4 5 Jumlah
Variabel Indikator Item
F % F % F % F % F %
masyarakat yang forkom Balecatur yang Baik
saling kerjasama ditopang saling tukar Kategori 4: Baik
dengan ditopang kebaikan dalam usaha Kategori 5: Sangat Baik
saling tukar kebaikan
dalam usaha

6. Hubungan antar 6. Kerjasama pelaku Kategori 1: Tidak Aktif


manusia dalam UMKM dengan teman Kategori 2: Kurang
masyarakat yang forkom Balecatur yang Aktif
saling kerjasama ditopang tindakan Kategori 4: Aktif
dengan ditopang proaktif dalam usaha 4 4,8 25 30,1 26 31,3 28 33,7 83 100,0 Kategori 5: Sangat Aktif
terdapat tindakan
yang proaktif dalam
usaha

Sumber: Analisis Data Primer, 2022

56
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, menunjukkan bahwa modal sosial ditemukan
indikator-indikator yang ada didalam variabel tersebut pada kategori 5 (sangat
baik, sangat percaya, sangat aktif), 4(patuh, baik), 3 (luas).
Indikator 1 pada kerjasama pelaku UMKM yang ditopang nilai dalam usaha
yaitu saling memberikan informasi secara sukarela kepada teman UMKM,
diperoleh 37,3% pada kategori sangat baik. Pilihan responden dominan itulah
yang mau memberikan informasi terkait pelatihan bimtek UMKM, informasi
pameran, informasi pendanaan, informasi fasilitasi sertifikasi produk (NIB,
PIRT, Halal, SNI, ISO), webinar UMKM, dan legalitas produk.
Kerjasama yang dilandasi norma dinyatakan pada kategori patuh sebesar
47,0%, karena dominan ini yang melakukan norma dalam usaha yaitu saling
membantu dalam usaha seperti nglarisi, ngutangi, memberikan diskon, dan
memberikan bonus produk.
Pada indikator ketiga, perlibatan diri dalam jaringan usaha yang dimiliki
pelaku UMKM didapatkan 30,1% pada kategori luas jaringannya. Responden
yang dominan inilah melakukan jaringan usaha berupa menjalin kerjasama
dengan pemasok bahan baku, kerjasama dalam informasi sumber pendanaan,
dan kerjasama pemasaran produk.
Pada indikator keempat, saling percaya dalam usaha oleh pelaku UMKM
didapatkan 59,0% terkategori sangat percaya dengan teman forkom. Pelaku
UMKM inilah yang saling mempercayai satu sama lain untuk melakukan
kerjasama dalam menitipkan produk untuk dijualkan, saling pembagian laba,
saling utang piutang, dan saling mempromosikan produk teman forkom.
Pada indikator lima yaitu saling tukar kebaikan dengan teman forkom
diperoleh 59,0% responden dengan kategori baik. Sebagian besar responden ini
yang melakukan saling tukar kebaikan dengan teman forkom yang berupa saling
mempromosikan produk teman forkom, nglarisi dagangan teman forkom, serta
saling nempil bahan pokok usaha.
Pada indikator enam, kerjasama tindakan proaktif pelaku UMKM dinyatakan
33,7% dengan kategori sangat aktif. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku
UMKM mau mengajak semua teman forkom dalam turut partisipasi kegiatan
pengembangan usaha seperti mengajak teman untuk ikut pelatihan, pameran,
sesi sharing/kopdar, dan mengajak untuk mengutamakan prioritas nglarisi
produk teman UMKM.

57
Berdasarkan pemaparan tabel tentang indikator variabel modal sosial, maka
berikut disajikan tabel frekuensi modal sosial:
Tabel 4. 11 Frekuensi Modal Sosial

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Rendah 16 19,3
Sedang 28 33,7
Tinggi 39 47,0
Total 83 100,0
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Apabila dilihat dari tabel diatas maka modal sosial tergolong dalam kategori
tinggi dengan dinyatakan responden sebesar 47,0%. Hal ini disebabkan pelaku
UMKM ketika melakukan kerjasama dengan ditopang 6 unsur modal sosial,
terdapat satu unsur yang tidak tercapai, yaitu jaringan dalam usaha. Unsur
modal sosial yang lain seperti nilai dalam usaha, norma dalam usaha, saling
percaya, saling tukar kebaikan dalam usaha dan melakukan tindakan proaktif
dalam usaha sudah dijalankan dengan baik.
b) Varibel Respon UMKM pada Kegiatan PLUT
Variabel respon UMKM pada kegiatan PLUT terdiri dari 12 indikator dan 12
item pertanyaan, yaitu:
1) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan kualitas kerja
2) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada pendampingan bisnis dalam rangka peningkatan kualitas
kerja
3) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada akses pendanaan dalam rangka peningkatan kualitas kerja
4) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan kualitas kerja
5) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan produktivitas
6) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan produktivitas
7) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan nilai tambah
8) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada pendampingan bisnis dalam rangka peningkatan nilai
tambah

58
9) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan nilai tambah
10) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan daya saing
11) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan daya saing
12) Tanggapan UMKM berupa ungkapan sikap setelah menerima jasa layanan
dari PLUT pada penambahan jaringan usaha dalam rangka peningkatan
nilai tambah
Berikut ini gambaran variabel dan indikator setelah data dikategorikan
dalam tabel frekuensi:

59
Tabel 4. 12 Frekuensi Indikator Variabel Respon UMKM pada Kegiatan PLUT
Kategori Keterangan
Jumlah
Variabel Indikator Item 1 2 4 5
F % F % F % F % F %
Respon 1. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
UMKM berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
pada sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
Kegiatan menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
PLUT layanan dari PLUT pada konsultasi Kategori 4: sanggup
42 50,6 9 10,8 1 1,2 31 37,3 83 100,0
pada konsultasi bisnis dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan sanggup
peningkatan kualitas kualitas kerja
kerja

2. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak


berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada pendampingan 49 59,0 4 4,8 2 2,4 28 33,7 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada pendampingan bisnis dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan sanggup
peningkatan kualitas kualitas kerja
kerja
3. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada akses 56 67,5 3 3,6 2 2,4 22 26,5 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada akses pendanaan dalam Kategori 5: sangat
pendanaan dalam rangka peningkatan sanggup
rangka peningkatan kualitas kerja
kualitas kerja

60
Kategori Keterangan
Jumlah
Variabel Indikator Item 1 2 4 5
F % F % F % F % F %
4. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada pelatihan 41 49,4 12 14,5 2 2,4 28 33,7 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada pelatihan bisnis dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan sanggup
peningkatan kualitas kualitas kerja
kerja
5. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada konsultasi 42 50,6 10 12,0 4 4,8 27 32,5 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada konsultasi bisnis dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan sanggup
peningkatan produktivitas
produktivitas
6. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada pelatihan 38 45,8 9 10,8 6 7,2 30 36,1 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada pelatihan bisnis dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan sanggup
peningkatan produktivitas
produktivitas

61
Kategori Keterangan
Jumlah
Variabel Indikator Item 1 2 4 5
F % F % F % F % F %
7. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada konsultasi 29 34,9 7 8,4 4 4,8 43 51,8 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada konsultasi bisnsi dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan nilai sanggup
peningkatan nilai tambah
tambah
8. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada pendampingan 45 54,2 2 2,4 5 6,0 31 37,3 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada pendampingan bisnis dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan nilai sanggup
peningkatan nilai tambah
tambah
9. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada pelatihan 36 43,4 4 4,8 3 3,6 40 48,2 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada pelatihan bisnis dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan nilai sanggup
peningkatan nilai tambah
tambah

62
Kategori Keterangan
1 2 4 5 Jumlah
Variabel Indikator Item
F % F % F % F % F %
10. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada konsultasi 49 59,0 6 7,2 4 4,8 24 28,9 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada konsultasi bisnis dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan daya sanggup
peningkatan daya saing
saing
11. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada pelatihan 48 57,8 4 4,8 3 3,6 28 33,7 83 100,0 Kategori 4: sanggup
pada pelatihan bisnis dalam rangka Kategori 5: sangat
bisnis dalam rangka peningkatan daya sanggup
peningkatan daya saing
saing
12. Tanggapan UMKM Ungkapan sikap Kategori 1: tidak
berupa ungkapan UMKM setelah sanggup
sikap setelah menerima jasa Kategori 2: kurang
menerima jasa layanan dari PLUT sanggup
layanan dari PLUT pada penambahan Kategori 4: sanggup
49 59,0 5 6,0 5 6,0 24 28,9 83 100,0
pada penambahan jaringan usaha Kategori 5: sangat
jaringan usaha dalam rangka sanggup
dalam rangka peningkatan daya
peningkatan daya saing
saing
Sumber: Analisis Data Primer, 2022

63
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan respon UMKM berupa ungkapan sikap
terhadap kegiatan PLUT,
Pada indikator 1 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan kualitas
kerja dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 50,6%. Kategori
dominan ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk memenuhi kriteria
yang ditetapkan PLUT dalam peningkatan kualitas kerja berkaitan dengan cara
produksi yang baik, cara menggunakan bahan baku ramah lingkungan,
pengolahan limbah yang tepat, penggunaan energi yang ramah lingkungan dan
cara meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Pada indikator 2 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang pendampingan bisnis dalam rangka peningkatan
kualitas kerja dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 59,0%. Kategori
dominan ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk menerapkan
kriteria yang ditetapkan PLUT dalam peningkatan kualitas kerja berkaitan
dengan cara produksi yang baik, cara menggunakan bahan baku ramah
lingkungan, pengolahan limbah yang tepat, penggunaan energi yang ramah
lingkungan dan cara meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Pada indikator 3 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang akses pendanaan dalam rangka peningkatan kualitas
kerja dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 67,5%. Kategori
dominan ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk mengakses setiap
informasi pendanaan yang diberikan PLUT dalam peningkatan kualitas kerja
berkaitan dengan akses pendanaan cara produksi yang baik, cara menggunakan
bahan baku ramah lingkungan, pengolahan limbah yang tepat, penggunaan
energi yang ramah lingkungan dan cara meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Pada indikator 4 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan kualitas
kerja dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 49,4%. Kategori dominan
ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk menerapkan kriteria yang
ditetapkan PLUT dalam peningkatan kualitas kerja berkaitan dengan cara
produksi yang baik, cara menggunakan bahan baku ramah lingkungan,
pengolahan limbah yang tepat, penggunaan energi yang ramah lingkungan dan
cara meningkatkan kualitas tenaga kerja.

64
Pada indikator 5 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan
produktivitas dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 50,6%. Kategori
dominan ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk memenuhi kriteria
yang ditetapkan PLUT dalam peningkatan produktivitas dalam usaha berkaitan
dengan cara meningkatkan omset penjualan, cara meningkatkan profit, cara
meningkatkan volume produksi, dan cara meningkatkan jumlah tenaga kerja di
ajak oleh pelaku UMKM.
Pada indikator 6 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan
produktivitas dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 45,8%. Kategori
dominan ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk menerapkan
kriteria yang ditetapkan PLUT dalam peningkatan produktivitas dalam usaha
berkaitan dengan cara meningkatkan omset penjualan, cara meningkatkan profit,
cara meningkatkan volume produksi, dan cara meningkatkan jumlah tenaga
kerja diajak oleh pelaku UMKM.
Pada indikator 7 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan nilai
tambah dalam usaha, terkategori sangat sanggup sejumlah 51,8%. Kategori
dominan ini disebabkan pelaku UMKM sangat sanggup untuk memenuhi
kriteria yang ditetapkan PLUT dalam peningkatan nilai tambah dalam usaha,
berkaitan dengan cara mendaftarkan sertifikasi produk, cara mendaftarkan
produk untuk hak paten atau HAKI, cara meningkatkan volume produk-produk
olahan, dan cara menggunakan aplikasi online atau mesin peralatan tertentu
sesuai kebutuhan usaha.
Pada indikator 8 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang pendampingan bisnis dalam rangka peningkatan
nilai tambah dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 54,2%. Kategori
dominan ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk menerapkan
kriteria yang ditetapkan PLUT dalam peningkatan nilai tambah dalam usaha,
yang berkaitan dengan cara mendaftarkan sertifikasi produk, cara mendaftarkan
produk untuk hak paten atau HAKI, cara meningkatkan volume produk-produk
olahan, dan cara menggunakan aplikasi online atau mesin peralatan tertentu
sesuai kebutuhan usaha.

65
Pada indikator 9 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT, tentang pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan nilai
tambah dalam usaha, terkategori sanggup sejumlah 48,2%. Kategori dominan ini
disebabkan pelaku UMKM sangat sanggup untuk menerapkan kriteria yang
ditetapkan PLUT dalam peningkatan nilai tambah dalam usaha, yang berkaitan
dengan cara mendaftarkan sertifikasi produk, cara mendaftarkan produk untuk
hak paten atau HAKI, cara meningkatkan volume produk-produk olahan, dan
cara menggunakan aplikasi online atau mesin peralatan tertentu sesuai
kebutuhan usaha.
Pada indikator 10 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang konsultasi bisnis dalam rangka peningkatan daya
saing dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 59,0%. Kategori dominan
ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk memenuhi kriteria yang
ditetapkan PLUT dalam peningkatan daya saing dalam usaha, yang berkaitan
dengan cara untuk berinvestasi, cara untuk memperluas pasar usaha, dan cara
untuk mengekspor produk.
Pada indikator 11 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang pelatihan bisnis dalam rangka peningkatan daya
saing dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 57,8%. Kategori
dominan ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk menerapkan
kriteria yang ditetapkan PLUT dalam peningkatan daya saing dalam usaha, yang
berkaitan dengan cara untuk berinvestasi, cara untuk memperluas pasar usaha,
dan cara untuk mengekspor produk.
Pada indikator 12 ungkapan sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa
layanan dari PLUT tentang penambahan jaringan bisnis dalam rangka
peningkatan daya saing dalam usaha, terkategori tidak sanggup sejumlah 59,0%.
Kategori dominan ini disebabkan pelaku UMKM tidak sanggup untuk
memperluas jaringan sesuai yang diinformasikan PLUT dalam peningkatan
daya saing dalam usaha, yang berkaitan dengan cara untuk berinvestasi, cara
untuk memperluas pasar usaha, dan cara untuk mengekspor produk.
Berdasarkan pemaparan tabel tentang indikator variabel respon UMKM pada
kegiatan PLUT, maka berikut disajikan tabel frekuensi variabel respon UMKM
pada kegiatan PLUT:

66
Tabel 4. 13 Frekuensi Respon UMKM pada Kegiatan PLUT

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Rendah 48 57,8
Sedang 6 7,2
Tinggi 29 34,9
Total 83 100,0
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Apabila dilihat dari tabel 4.13, maka respon UMKM pada kegiatan PLUT
tergolong dalam kategori rendah dengan dinyatakan responden sebesar 57,8%.
Hal ini disebabkan dominan responden tidak sanggup untuk memenuhi kriteria
yang ditetapkan oleh PLUT, baik dalam konsultasi, pendampingan, pendanaan,
pelatihan dan penambahan jaringan usaha dalam rangka peningkatan kualitas
kerja, produktivitas kerja, nilai tambah dalam usaha, dan daya saing usaha. Pada
konsultasi bisnis dan pelatihan bisnis dalam peningkatan nilai tambah
dinyatakan responden sangat sanggup untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan
PLUT, yaitu menerapkan cara mendaftarkan sertifikasi produk, cara
mendaftarkan produk untuk hak paten atau HAKI, cara meningkatkan volume
produk-produk olahan, dan cara menggunakan aplikasi WhatsApp atau mesin
peralatan tertentu sesuai kebutuhan usaha.
c) Variabel Ketahanan Usaha
Variabel ketahanan usaha diukur dengan 4 (empat) indikator dan 5 (lima)
item pertanyaan, yaitu:
1) Kemampuan beradaptasi dengan disrupsi untuk meningkatkan taraf
hidup agar mencapai eksistensi usaha
2) Kemampuan tetap mengembangkan usaha untuk meningkatkan taraf
hidup agar mencapai eksistensi usaha
3) Kemampuan mengelola masalah untuk meningkatkan taraf hidup agar
mencapai eksistensi usaha
4) Kemampuan memanfaatkan peluang bisnis untuk meningkatkan taraf
hidup agar mencapai eksistensi usaha
Berikut ini gambaran variabel dan indikator setelah data dikategorikan
dalam tabel frekuensi:

67
Tabel 4. 14 Frekuensi Indikator Variabel Ketahanan Usaha
Kategori Keterangan
Jumlah
Variabel Indikator Item 1 2 4 5
F % F % F % F % F %
Ketahanan 1. Kemampuan 1.1 Kemampuan Kategori 1: tidak mampu
Usaha beradaptasi pelaku UMKM Kategori 2: kurang mampu
dengan disrupsi beradaptasi Kategori 4: mampu
1 1,2 21 25,3 50 60,2 11 13,3 83 100,0
untuk dengan disrupsi Kategori 5: sangat mampu
meningkatkan kenaikan harga
taraf hidup agar bahan pokok
mencapai 1.2 Kemampuan Kategori 1: tidak mampu
eksistensi usaha pelaku UMKM Kategori 2: kurang mampu
beradaptasi Kategori 4: mampu
9 10,8 38 45,8 20 24,1 16 19,3 83 100,0
dengan disrupsi Kategori 5: sangat mampu
bencana alam
atau pandemi
2. Kemampuan 2. Kemampuan Kategori 1: tidak mampu
tetap tetap Kategori 2: kurang mampu
mengembangkan mengembangkan Kategori 4: mampu
usaha untuk usaha untuk Kategori 5: sangat mampu
3 3,6 16 19,3 25 30,1 39 47,0 83 100,0
meningkatkan mempertahankan
taraf hidup agar usaha
mencapai
eksistensi usaha
3. Kemampuan 3. Kemampuan Kategori 1: tidak mampu
mengelola mengelola Kategori 2: kurang mampu
masalah untuk masalah untuk Kategori 4: mampu
meningkatkan mempertahankan 4 4,8 16 19,3 31 37,3 32 38,6 83 100,0 Kategori 5: sangat mampu
taraf hidup agar usaha
mencapai
eksistensi usaha
4. Kemampuan 4. Kemampuan Kategori 1: tidak mampu
memanfaatkan memanfaatkan Kategori 2: kurang mampu
39 47,0 23 27,7 7 8,4 13 15,7 83 100,0
peluang bisnis peluang bisnis Kategori 4: mampu
untuk untuk Kategori 5: sangat mampu

68
Kategori Keterangan
1 2 4 5 Jumlah
Variabel Indikator Item
F % F % F % F % F %
meningkatkan mempertahankan
taraf hidup agar usaha
mencapai
eksistensi usaha

Sumber: Analisis Data Primer, 2022

69
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan pelaku UMKM dapat
mempertahankan usaha berdasarkan kemampuan adaptasi terhadap disrupsi,
kemampuan mengelola masalah, kemampuan mengembangkan usaha.
Pada item pertama, responden dominan menjawab mampu untuk
beradaptasi terhadap disrupsi dengan kenaikan harga pokok yang tidak pasti
yaitu sebesar 60,2% responden. Hal ini menunjukkan bahwa dominan pelaku
UMKM mampu beradaptasi dengan disrupsi kenaikan harga yaitu dengan
cara Mengurangi spesifikasi/volume/bentuk produk atau jasa (resize),
menurunkan sedikit keuntungan, menaikkan harga produk, menekan biaya
usaha dengan cari alternatif bahan baku lain, membayar bahan baku dengan
kredit, menggunakan sistem penjualan per paket/bundling (menjual lebih dari
satu produk).
Pada item kedua, mengenai kemampuan dalam beradaptasi dengan
disrupsi bencana alam, dominan responden menjawab kurang mampu sebesar
45,8%. Hal ini disebabkan dominan responden tidak sepenuhnya mampu
melakukan pemasaran melalui platform digital, dan belum mampu
menerapkan mitigasi bencana untuk meminimalisir kerugian akibat bencana,
dan kurang mampu untuk mengikuti setiap bimtek ketahanan usaha untuk
UMKM.
kemampuan mengembangkan usaha untuk mempertahankan usaha
dominan responden menjawab sangat mampu sebanyak 47,0% responden.
Artinya pelaku UMKM mampu meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
loyalitas konsumen, turut partisipasi acara pameran bazar UMKM,
memasarkan produk melalui media sosial dasar seperti WhatsApp, dan
mampu menambah relasi teman sesame pengusaha.
Pelaku UMKM dalam mengelola masalah dalam usahanya menjawab
sangat mampu yaitu sebanyak 38,6%. Hal ini menunjukkan bahwa dominan
pelaku UMKM mampu dalam meminimalisir masalah modal usaha,
melengkapi izin resmi dan legalitas usaha, melakukan inovasi produk,
mengenalkan kelebihan produk secara konsisten, mengikuti pelatihan
UMKM, dan menerapkan pelayanan kepada pembeli dengan menerapkan
diskon, cashback, dan give away.
Kemampuan pelaku UMKM dalam memanfaatkan peluang bisnis
didapatkan tidak mampu sebesar 47,0%. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku
UMKM belum mampu memperluas jaringan usahanya yaitu belum gencar

70
dalam melakukan branding ke pasaran, mengikuti pameran UMKM,
pemasaran dengan cara open house, mengikuti penggalangan dana bencana
alam, mengikuti kompetisi kewirausahaan, menggunakan endorse, dan
mencoba promosi dengan memasukkan produk ke toko ritel atau toko oleh-
oleh.
Berdasarkan pemaparan tabel tentang indikator variabel ketahanan
usaha, maka berikut disajikan tabel frekuensi ketahanan usaha:
Tabel 4. 15 Frekuensi Ketahanan Usaha

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Rendah 14 16,9
Sedang 40 48,2
Tinggi 29 34,9
Total 83 100,0
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Apabila dilihat dari tabel 4.15, maka ketahanan usaha tergolong dalam
kategori sedang dengan dinyatakan responden sebesar 48,2%. Dominan
pelaku UMKM ini sudah mampu beradaptasi dengan disrupsi kenaikan
harga, mampu mengembangkan usaha, dan mampu mengelola masalah
dalam usaha. Namun pelaku UMKM belum mampu dalam beradaptasi
dengan disrupsi bencana dan memanfaatkan peluang bisnis. Hal ini
disebabkan pelaku UMKM hanya sedikit yang sudah menggunakan
pemasaran di media sosial dan marketplace. Pelaku UMKM dalam segi
branding juga masih belum terlihat, sebab hanya sedikit yang pernah
mengikuti pameran, festival atau bazar UMKM, belum mencoba
menawarkan untuk memasukkan produk ke toko ritel atau toko oleh-oleh,
belum melakukan pemasaran dengan open house, mengikuti acara
penggalangan dana bencana alam, dan tidak pernah menggunakan endorse.
5. Hubungan Antar Variabel
Hubungan antar variabel yang berkaitan dengan pengujian hipotesis,
diuji menggunakan statistik. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat.
Pengujian hipotesis ini menggunakan taraf signifikansi = 95%. Koefisien
yang diperoleh dari perhitungan ststistik kemudian diperbandingkan dengan
koefisien tabel. Apabila rhitung > rtabel, maka dikatakan signifikan dan begitu
sebaliknya. Hipotesis pertama, kedua, dan ketiga diuji menggunakan statistik
korelasi product moment, hipotesis keempat diuji menggunakan statistik

71
korelasi parsial product moment, dan hipotesis kelima menggunakan statistik
korelasi ganda.
a. Uji hubungan antara modal sosial (X) dengan respon UMKM pada
kegiatan PLUT (Z)
Uji hubungan modal sosial dengan respon UMKM pada
kegiatan PLUT menggunakan korelasi product moment. Uji statistik
ini dibantu program SPSS.
Hipotesis:
H0 : Tidak ada hubungan antara modal sosial dengan respon
UMKM pada kegiatan PLUT
Ha : Ada hubungan antara modal sosial dengan respon
UMKM pada kegiatan PLUT
Rumus statistik korelasi product moment.
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑧 =
√[𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2] [𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2]

Keterangan :
rxz : Koefisien korelasi antara variabel X dan Z
𝑁 : Jumlah responden
𝑋 : Jumlah jawaban item
𝑌 : Jumlah item keseluruhan
Menggunakan program SPSS, hasil hitung adalah sebagai
berikut:
rxz = 0,611
α error ditentukan sebagai berikut:
α error = 0,05
df = 83 – 2 = 81
rxz (α = 0,05, df = 81) = 0,217
Untuk mengetahui signifikan tidaknya hubungan antar variabel
modal sosial dengan respon UMKM pada kegiatan PLUT maka
rxzhitung diperbandingkan dengan r xztabel.
rxz hitung : r xz tabel
0,611 : 0,217
0,611 > 0,217
Hasil analisis dengan korelasi product moment menunjukkan
bahwa rxzhitung > rxztabel, yaitu sebesar 0,611 > 0,217, sehingga dapat

72
disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu ada hubungan antara modal
sosial dengan respon UMKM pada kegiatan PLUT. H0 ditolak.
Berdasar pada Kriteria Pedoman Koefisien Korelasi, rxzhitung = 0,611
menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut
terkategori kuat.
b. Uji hubungan antara respon UMKM pada kegiatan PLUT (Z)
dengan ketahanan usaha (Y)
Uji hubungan antara respon UMKM pada kegiatan PLUT
dengan ketahanan usaha menggunakan korelasi product moment. Uji
statistik ini dibantu program SPSS.
Hipotesis:
H0 : Tidak ada hubungan antara respon UMKM pada
kegiatan PLUT dengan ketahanan usaha
Ha : Ada hubungan antara respon UMKM pada kegiatan
PLUT dengan ketahanan usaha
Menggunakan program SPSS, hasil hitung adalah sebagai
berikut:
rzy = 0,525

α error ditentukan sebagai berikut:


α error = 0,05
df = 83 – 2 = 81
rzy (α = 0,05, df = 81) = 0,217
Koefisien korelasi hitung diperbandingkan dengan koefisien
korelasi pada taraf 0,05.
rzy hitung : rzy tabel
0,525 : 0,217
0,525 > 0,217
Hasil analisis dengan korelasi product moment menunjukkan
bahwa rzyhitung > rzytabel, yaitu sebesar 0,525 > 0,217, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu ada hubungan antara respon
UMKM pada kegiatan PLUT dengan ketahanan usaha. Berdasar pada
Kriteria Pedoman Koefisien Korelasi, r zyhitung = 0,525 menunjukkan

73
bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan
yang terkategori sedang.
c. Uji hubungan antara modal sosial (X) dengan ketahanan usaha (Y)
Uji hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha
menggunakan korelasi product moment. Uji statistik ini dibantu
program SPSS.
Hipotesis:
H0 : Tidak ada hubungan antara modal sosial dengan
ketahanan usaha
Ha : Ada hubungan antara modal sosial dengan ketahanan
usaha
Menggunakan program SPSS, hasil hitung adalah sebagai
berikut:
rxy = 0,716
α error ditentukan sebagai berikut:
α error = 0,05
df = 83 – 2 = 81
rxy (α = 0,05, df = 81) = 0,217
Koefisien korelasi hitung diperbandingkan dengan koefisien
korelasi pada taraf 0,05.
rxy hitung : rxy tabel
0,716 : 0,217
0,716 > 0,217
Hasil analisis dengan korelasi product moment menunjukkan
bahwa rxyhitung > rxytabel, yaitu sebesar 0,716 > 0,217, sehingga
disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu ada hubungan antara modal
sosial dengan ketahanan usaha. Berdasar pada Kriteria Pedoman
Koefisien Korelasi, r xyhitung = 0,716 menunjukkan bahwa hubungan
antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan yang terkategori
kuat.
d. Hubungan antara modal sosial (X) dengan ketahanan usaha (Y)
melalui respon UMKM pada kegiatan PLUT (Z)

74
Uji hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha
melalui respon UMKM pada kegiatan PLUT menggunakan korelasi
parsial product moment. Uji statistik ini dibantu program SPSS.
Hipotesis:
H0 : Tidak ada pengaruh respon UMKM pada kegiatan
PLUT terhadap hubungan antara modal sosial dan
ketahanan usaha
Ha : Ada pengaruh respon UMKM pada kegiatan PLUT
terhadap hubungan antara modal sosial dan ketahanan
usaha.
𝑟𝑥𝑦.𝑧 = 𝑟𝑥𝑦 - 𝑟𝑥𝑧.𝑟𝑦𝑧
2
√(1 − 𝑟𝑥𝑧 )2 (1 − 𝑟𝑦𝑧 )

Menggunakan program SPSS, hasil hitung adalah sebagai


berikut:
rxy z = 0, 586
Sig hitung = 0,000
α error ditentukan sebagai berikut:
α error = 0,05
Untuk mengetahui nilai standar error dalam uji signifikansi
hasil korelasi parsial maka digunakan rumus :
1
𝑆𝐸𝑟 =
√𝑛 − 𝑚
Diketahui :
SEr : Standar Error Koefisien Korelasi
n : Jumlah sampel
m : Jumlah variabel
1 1 1
𝑆𝐸𝑟 = = = = 0,111
√𝑛 − 𝑚 √83 − 3 √80
α error = 0,01, nilai Z = 2,58
Koefisien korelasi parsial diperbandingkan dengan SEr x Z.
rxy z : SEr x Z
0,586 : (0,111 x 2,58)
0,586 : 0,286 (taraf signifikansi 99%)

75
0,586 > 0,286
Berdasarkan perhitungan diatas maka, rxy.z > SEr x Z, sebesar
0,586 > 0,286, yang berarti hubungan variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y) bersifat murni, yang tidak disebabkan oleh
variabel perantara (Z). Hal itu menunjukkan bahwa hubungan antara
modal sosial dengan ketahanan usaha tidak melalui respon UMKM
pada kegiatan PLUT. Disimpulkan bahwa H 0 diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan Kriteria Pedoman Koefisien Korelasi, rxy.zhitung = 0,586
menunjukkan terkategori tingkat hubungan yang sedang pada
signifikansi 99%. Penyebab variabel respon UMKM pada kegiatan
PLUT tidak ada pengaruh pada variabel modal sosial dan ketahanan
usaha, sebab responden banyak yang tidak sanggup memenuhi setiap
kriteria yang ditetapkan di PLUT.
e. Hubungan secara bersama-sama antara modal sosial (X), respon
UMKM pada kegiatan PLUT (Z), ketahanan usaha (Y)
Uji hubungan secara bersama-sama antara modal sosial, respon
UMKM pada kegiatan PLUT, ketahanan usaha dengan menggunakan
korelasi ganda. Uji statistik ini dibantu dengan program SPSS
Hipotesis:
H0 : Tidak ada hubungan secara bersama-sama antara
modal sosial, respon UMKM pada kegiatan PLUT,
ketahanan usaha
Ha : Ada hubungan secara bersama-sama antara modal
sosial, respon UMKM pada kegiatan PLUT, ketahanan
usaha
𝑟2𝑦𝑥 + 𝑟2𝑦𝑧 − (𝑟𝑦𝑥 𝑟𝑦𝑧 𝑟𝑥𝑦)
𝑅2𝑦𝑥.𝑧 =
1 − 𝑟2𝑥𝑧
Keterangan :
R2yxz : Koefisien korelasi ganda antara variabel Y dengan
gabungan antara variabel X dan variabel intervening
r : Koefisien korelasi
X : Variabel independen: Modal sosial
Y : Variabel dependen: Ketahanan usaha
Z : Variabel intervening: Respon UMKM pada kegiatan
PLUT

76
Hasil penelitian dengan perhitungan dengan bantuan program
Statistikal Package for the Sosial Science atau SPSS For Windows
versi 26.0 adalah sebagai berikut:
R2y.xz = 0,524
Sig = 0,000
Koefisien determinasi ganda R2y.xz sebesar 0,524 dapat
dikatakan bahwa 52,4% dari varians respon UMKM pada kegiatan
PLUT disebabkan oleh modal sosial dan ketahanan usaha. Sisa
persentasi varians, yaitu 47,6% (100%-52,4%) masih dapat
diterangkan oleh variabel lain yang tidak terhipotesiskan.
Untuk mengetahui korelasi bersama antara modal sosial, respon
UMKM pada kegiatan PLUT, ketahanan usaha perlu diketahui R y.xz.

Ry.xz = √0,524
Ry.xz = 0,723
N =83
df = n – 3 = 83 – 3 = 80
Ry.xztabel = 𝛼= 0,05 adalah 0,269
Hasil R y.xzhitung diperbandingkan dengan R y.xztabel
Ry.xzhitung : Ry.xztabel
0,723 : 0,269
0,723 > 0,269
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka, Ry.xzhitung >
Ry.xztabel, yaitu sebesar 0,723 > 0,269. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, yang berarti bahwa terdapat
hubungan secara bersama antara modal sosial, respon UMKM pada
kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha didalam populasi. Berdasarkan
Kriteria Pedoman Koefisien Korelasi, Ry.xzhitung = 0,723 menunjukkan
hubungan antara ketiga variabel didalam populasi terkategori kuat.

B. Pembahasan
1. Kategori derajat pada modal sosial, tingkat respon UMKM pada kegiatan PLUT, dan
tingkat ketahanan usaha
Modal sosial terletak dalam kategori tinggi dengan dinyatakan responden sebesar
47,0%. Hal ini disebabkan pelaku UMKM ketika melakukan kerjasama dengan
ditopang 6 unsur modal sosial, terdapat satu unsur yang tidak tercapai, yaitu jaringan

77
dalam usaha. Unsur modal sosial yang lain seperti nilai dalam usaha, norma dalam
usaha, saling percaya, saling tukar kebaikan dalam usaha dan melakukan tindakan
proaktif dalam usaha sudah dijalankan dengan baik.
Respon UMKM pada kegiatan PLUT terletak dalam kategori rendah dengan
dinyatakan responden sebesar 57,8%. Hal ini disebabkan dominan responden tidak
sanggup untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh PLUT, baik dalam konsultasi,
pendampingan, pendanaan, pelatihan dan penambahan jaringan usaha dalam rangka
peningkatan kualitas kerja, produktivitas kerja, nilai tambah dalam usaha, dan daya
saing usaha. Pada konsultasi bisnis dan pelatihan bisnis dalam peningkatan nilai
tambah dinyatakan responden sangat sanggup untuk memenuhi kriteria yang
ditetapkan PLUT, yaitu menerapkan cara mendaftarkan sertifikasi produk, cara
mendaftarkan produk untuk hak paten atau HAKI, cara meningkatkan volume produk -
produk olahan, dan cara menggunakan aplikasi online atau mesin peralatan tertentu
sesuai kebutuhan usaha.
Ketahanan usaha terletak dalam kategori sedang dengan dinyatakan responden
sebesar 48,2%. Dominan pelaku UMKM ini sudah mampu beradaptasi dengan
disrupsi kenaikan harga, mampu mengembangkan usaha, dan mampu mengelola
masalah dalam usaha. Namun pelaku UMKM belum mampu dalam beradaptasi
dengan disrupsi bencana dan memanfaatkan peluang bisnis. Hal ini disebabkan pelaku
UMKM hanya sedikit yang sudah menggunakan pemasaran di media sosial dan
marketplace. Mereka belum nampak membranding usahanya, terlihat dari sedikitnya
partisipasi kegiatan pameran UMKM, belum mencoba menawarkan ke toko ritel
maupun toko oleh-oleh, belum melakukan pemasaran dengan open house, mengikuti
acara penggalangan dana bencana alam, dan tidak pernah menggunakan endorse.

2. Hubungan antara modal sosial dengan respon UMKM pada kegiatan PLUT
Hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara modal sosial dengan respon UMKM pada kegiatan PLUT. Hal ini
sejalan dengan teori modal sosial dan teori S-O-R. Teori modal sosial menyatakan
bahwa kebersamaan dalam masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas
kehidupan dan melakukan perubahan secara terus menerus, yang ditopang (1) saling
percaya, (2) sikap saling tukar kebaikan (resiprocity), (3) melibatkan diri dalam suatu
jaringan, (4) adanya tindakan yang proaktif, serta berdasarkan (5) nilai dan (6) norma
yang berlaku. Teori S-O-R, menyatakan stimulus yang ditujukan kepada organism
akan menghasilkan sebuah respon, baik secara positif maupun negatif. Stimulus yang

78
dimaksud dalam teori SOR adalah kebersamaan dalam masyarakat untuk mencapai
tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan melakukan perubahan secara terus
menerus. Itulah nanti yang akan menghasilkan respon. Hasil penelitian ini ditemukan
bahwa respon UMKM pada kegiatan PLUT dihasilkan rendah, disebabkan sebagian
besar pelaku UMKM tidak sanggup untuk memenuhi 10 kriteria yang ditetapkan
PLUT, hanya dua layanan PLUT yang sanggup dilakukan oleh pelaku UMKM yaitu
mendaftarkan produknya untuk disertifikasi dan dilegalitas. Stimulus kebersamaan
dalam masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan
melakukan perubahan secara terus menerus didapatkan kategori tinggi, yang
digambarkan dalam unsur-unsur modal sosial. Hal ini disebabkan dorongan dari
adanya kebersamaan untuk memperbaiki kualitas kehidupan dan melakukan
perubahan secara terus menerus ini berhasil untuk membuat pelaku UMKM merespon
untuk mau mengikuti kegiatan PLUT.
Berkaitan dengan unsur modal sosial dari pelaku UMKM yang telah dijalankan
meliputi 5 unsur modal sosial yaitu saling percaya dalam usaha, saling tukar kebaikan
dalam usaha, melakukan tindakan proaktif dalam usaha, menerapkan nilai dalam
usaha dan norma dalam usaha. Satu unsur yang belum dijalankan ialah perlibatan diri
dalam jaringan usaha.

3. Hubungan antara respon UMKM pada kegiatan PLUT dengan ketahanan usaha
Hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara respon UMKM pada kegiatan PLUT dengan ketahanan usaha. Hal
ini sesuai dengan teori pengambilan keputusan strategi yang menyatakan bahwa
pelaku atau aktor sebagai penentu dalam mengambil sebuah pilihan berdasarkan
kesadaran dan pengetahuan yang dimilikinya. Teori ini didalam variabel respon
UMKM pada kegiatan PLUT tercermin dalam indikator ungkapan sikap terhadap
jasa-jasa layanan PLUT (konsultasi bisnis, pelatihan bisnis, penambahan jaringan
usaha dan akses pendanaan). Ungkapan sikap ini sebagai kesadaran dalam mengambil
sebuah pilihan untuk merespon atau tidak, sebab respon merupakan sebuah pilihan.
Sedangkan jasa-jasa layanan dan kegiatan PLUT ini merupakan pengetahuan yang
dimiliki pelaku UMKM. Hasil penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar
responden merespon dengan kategori tidak sanggup, yaitu tidak sanggup untuk
memenuhi kriteria yang ditetapkan PLUT. Selanjutnya kesadaran dan pengetahuan
pelaku UMKM tersebut diletakkan sebagai stimulus untuk memunculkan sebuah
respon dari pelaku UMKM dalam mengambil keputusan.

79
Teori ini juga tercermin dalam variabel ketahanan usaha. Indikator dalam
variabel ini diukur dari kemampuan, jika pelaku UMKM memiliki kesadaran untuk
memilih mempertahankan usahanya atau tidak, maka ia memiliki kemampuan.
Kesadaran ini ditopang berdasarkan pengetahuan pelaku UMKM tentang cara
mempertahankan usahanya, seperti adaptasi dengan disrupsi kenaikan harga bahan
pokok, adaptasi dengan disrupsi bencana alam atau pandemi, mampu untuk tetap
mengembangkan usaha, mampu untuk mengelola masalah usaha, dan mampu
memanfaatkan peluang bisnis.
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa respon pelaku UMKM pada kegiatan
PLUT didapatkan kategori rendah, tetapi ketahanan didapatkan kategori sedang. Hal
ini disebabkan, bahwa responden memutuskan tidak sanggup untuk memenuhi kriteria
PLUT dalam mengembangkan usaha, namun berusaha untuk tetap eksis menjalankan
usahanya dengan beradaptasi dengan keadaan disrupsi kenaikan harga bahan pokok,
tetap berusaha mengelola usahanya dengan baik, dan tetap mengembangkan
usahanya.

4. Hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha


Hubungan ini terbentuk disebabkan modal sosial dapat memperkuat ketahanan
usaha para pelaku UMKM. Pelaku UMKM saling membantu dalam mendapatkan
informasi untuk mengembangkan usaha tetap eksis, nglarisi dagangan teman,
membantu mempromosikan, maupun dapat nempil bahan produk, sehingga membantu
pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya. Saling percaya dalam usaha dapat
membantu pelaku UMKM dalam memasarkan produknya dengan dibantu teman
UMKM seperti kerjasama dalam menitipkan produk untuk dijualkan, saling
pembagian laba, saling utang piutang, dan saling mempromosikan produk teman
forkom. Saling proaktif dalam usaha dapat membantu pelaku UMKM dalam turut
aktif menjaga ketahanan usaha dengan saling mengajak untuk pelatihan UMKM,
pameran, dan memprioritaskan nglarisi dagangan teman. Hal ini sesuai dengan teori
Hasbullah, semua unsur yang dilakukan oleh pelaku UMKM berkaitan dengan
kemampuan mereka untuk mempertahankan usaha.

5. Hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha melalui respon UMKM pada
kegiatan PLUT
Paparan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang murni antara
variabel modal sosial dengan ketahanan usaha, yang tidak disebabkan oleh variabel

80
respon UMKM pada kegiatan PLUT. Hubungan antara modal sosial dengan
ketahanan usaha tidak melalui respon UMKM pada kegiatan PLUT. Berdasarkan teori
S-O-R, ketika pelaku UMKM distimulus dengan kegiatan yang berkaitan dengan
kebersamaan mereka untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan
melakukan perubahan secara terus menerus, sebagian besar pelaku UMKM tidak
merespon kegiatan PLUT. Kebersamaan dari pelaku UMKM inilah yang mampu
membuat usahanya dapat bertahan, tidak perlu merespon kegiatan PLUT, pelaku
UMKM sudah dapat mempertahankan usahanya. Berdasarkan hasil respon yang
rendah dari pelaku UMKM, menyebabkan hubungan antara modal sosial dengan
ketahanan usaha tidak harus melalui variabel respon UMKM pada kegiatan PLUT,
tetapi dapat melalui variabel lain selain yang peneliti gunakan, seperti tingkat
kepentingan usaha, strategi usaha, atau kapasitas manajerial pelaku usaha.

6. Hubungan secara bersama-sama antara modal sosial, respon UMKM pada kegiatan
PLUT, dan ketahanan usaha
Hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas menunjukkan adanya hubungan
secara bersama-sama yang telah dihitung dengan statistik analisis korelasi ganda
antara tiga variabel dalam populasi, yaitu variabel modal sosial, respon UMKM pada
kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha. Oleh karena itu teori modal sosial dan teori
SOR, terbukti mampu menjelaskan hubungan antara modal sosial dengan respon
UMKM pada kegiatan PLUT. Teori pengambilan keputusan strategi mampu
menjelaskan hubungan respon dengan ketahanan usaha. Terbuktinya hubungan-
hubungan tersebut memberikan penjelasan bahwa teori modal sosial, teori SOR, dan
teori pengambilan keputusan strategi juga mampu menghubungkan antara variabel
modal sosial, respon UMKM pada kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha secara
bersama-sama.

81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan hasil analisis serta
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat modal sosial, respon UMKM pada kegiatan PLUT dan ketahanan usaha
terletak pada derajat kategori kuat. Hal ini dikarenakan pelaku UMKM telah
menjalankan 5 unsur modal sosial dengan baik, berupa: nilai, norma, saling
percaya, saling tukar kebaikan, dan saling melakukan tindakan proaktif. Pelaku
UMKM yang memiliki modal sosial yang baik akan memiliki ketahanan usaha
yang baik pula. Modal sosial serta ketahanan usaha yang baik, akan semakin baik
pula jika terdapat respon UMKM pada kegiatan PLUT yang baik, namun pada
penelitian ini respon UMKM pada kegiatan PLUT diperoleh kategori tidak
sanggup. Dominan responden tidak sanggup untuk memenuhi setiap kriteria yang
ditetapkan PLUT dalam pengembangan usaha. Dominan responden hanya
sanggup dalam memenuhi kelengkapan sertifikasi produk dan legalitas produk
yaitu berupa NIB (Nomor Induk Berusaha) dan PIRT.
2. Ada hubungan antara modal sosial dengan respon UMKM pada kegiatan PLUT.
Hubungan ini terbentuk karena modal sosial yang diterapkan oleh pelaku UMKM
dalam menjalin kerjasama dengan teman forkom sudah dijalankan dengan baik,
sehingga respon para pelaku UMKM pada kegiatan PLUT juga baik. Namun
setelah mengakses kegiatan PLUT tersebut, kenyataannya pelaku UMKM tidak
sanggup untuk memenuhi semua kriteria yang ditetapkan PLUT, hanya sanggup
memenuhi pada kriteria mendaftarkan produknya untuk disertifikasi dan
diberikan legalitas berupa NIB dan PIRT.
3. Ada hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha. Hubungan ini
terbentuk karena kerjasama yang terjalin antara pelaku UMKM dengan teman
forkom ini dapat meningkatkan ketahanan usaha dari masing-masing pelaku
UMKM. Ketahanan usaha ini diperkuat dengan adanya saling membantu dalam
usaha mengembangkan usaha berupa saling memberikan informasi
pengembangan usaha (pelatihan UMKM, pameran, informasi pendanaan,
informasi sertifikasi dan legalitas), saling mempromosikan dagangan teman
forkom, saling nglarisi dagangan teman forkom, saling menitipkan produk untuk
dijualkan, saling pembagian laba, saling utang piutang, dan saling mengajak
untuk mengutamakan nglarisi produk teman forkom.

82
4. Ada hubungan antara respon UMKM pada kegiatan PLUT dengan ketahanan
usaha. Hubungan ini terkategori rendah, karena hubungan ini terbentuk dari
rendahnya respon dari pelaku UMKM pada kegiatan PLUT, sehingga diperoleh
ketahanan usahanya sedang. Hal ini menunjukkan bahwa responden menyatakan
tidak sanggup untuk memenuhi kriteria PLUT dalam mengembangkan usaha,
namun berusaha untuk tetap eksis menjalankan usahanya dengan tetap berusaha
mengelolanya dengan baik, mengembangkan usahanya, serta mampu menghadapi
keadaan disrupsi kenaikan harga bahan pokok.
5. Tidak ada hubungan antara modal sosial dengan ketahanan usaha melalui respon
UMKM pada kegiatan PLUT, yang berarti hubungan variabel modal sosial dan
variabel ketahanan usaha bersifat murni, yang tidak disebabkan oleh variabel
respon UMKM pada kegiatan PLUT. Hal itu menunjukkan bahwa hubungan
antara modal sosial dengan ketahanan usaha tidak melalui respon UMKM pada
kegiatan PLUT. Penyebab variabel respon UMKM pada kegiatan PLUT tidak ada
pengaruh pada variabel modal sosial dan ketahanan usaha, sebab responden
banyak yang tidak sanggup untuk memenuhi setiap kriteria yang ditetapkan
PLUT.
6. Ada hubungan secara bersama-sama antara modal sosial, respon UMKM pada
kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha. Hubungan ini terbentuk karena modal
sosial pelaku UMKM yang terjalin dengan baik mengakibatkan respon UMKM
pada kegiatan PLUT dan ketahanan usaha yang baik pula. Perolehan respon disini
dikategorikan rendah, disebabkan ketidaksanggupan pelaku UMKM untuk
memenuhi keseluruhan kriteria yang ditetapkan PLUT, hanya sanggup pada
pemenuhan mendaftarkan produk untuk disertifikasi dan diberikan legalitas
produk.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Teori modal sosial dari Jousairi Hasbullah dan Teori S-O-R dari Hovland, Janis
dan Kally mampu menjelaskan hubungan antara modal sosial dengan respon UMKM
pada kegiatan PLUT. Teori selanjutnya yaitu teori pengambilan keputusan strategi
dari Mintzberg mampu menjelaskan hubungan antara respon UMKM pada kegiatan
PLUT dengan ketahanan usaha. Keseluruhan teori yang digunakan dalam penelitian
ini bertujuan sebagai perantara untuk membuktikan adanya hubungan antara modal
sosial, respon UMKM pada kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha secara bersama-
sama. Tetapi teori modal sosial Hasbullah, teori S-O-R, dan teori pengambilan

83
keputusan strategi tidak bisa menjelaskan modal sosial dan ketahanan usaha melalui
respon UMKM pada kegiatan PLUT, penyebabnya ialah karena stimulus yang berupa
kebersamaan dalam teori modal sosial itu tidak bisa menimbulkan respon.
2. Implikasi Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan kaidah
paradigma kuantitatif, yaitu untuk melihat keluasan data mengenai hubungan modal
sosial, respon UMKM pada kegiatan PLUT, dan ketahanan usaha. Berdasarkan
perhitungan statistik, bahwa variabel test factor yang digunakan peneliti kurang tepat,
yaitu variabel intervening. Seharusnya test factor yang digunakan ialah variabel
anteseden atau pendahulu, yang memberi penjelasan bahwa variabel respon UMKM
pada kegiatan PLUT yang menyebabkan hubungan antara modal sosial dan ketahanan
usaha.
3. Implikasi Empiris
Peneliti memperoleh keterbatasan dalam melakukan penelitian penyebaran
kuesioner secara online maupun offline. Pelaku UMKM ternyata sulit dijangkau
dengan menggunakan Google form. Penggunaan cara tersebut membutuhkan waktu
yang lebih lama, sehingga responden yang ditargetkan belum dapat terpenuhi. Peneliti
selanjutnya melakukan penyebaran secara offline berdasarkan data yang diberikan
sebelumnya, serta menggunakan surat ijin dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten
Sleman, sehingga responden yang diperoleh dapat memenuhi target.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman
Berdasarkan hasil penelitian, rendahnya respon UMKM pada kegiatan PLUT,
diharapkan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman lebih mengutamakan
kualitas daripada kuantitas dari pelaku UMKM, serta lebih tegas dalam memberikan
sistem reward dan punishment dalam pelaksanaan program-programnya. Reward
untuk pelaku UMKM yang memiliki riwayat keaktifan dari setiap jasa layanan PLUT.
Punishment yang diberlakukan dapat berbentuk pemberhentian pelayanan terhadap
pelaku UMKM yang tidak aktif dalam mengikuti jasa layanan PLUT, kalau pelaku
UMKM tidak mengikuti kegiatan konsultasi bisnis, pendampingan bisnis, pelatihan
bisnis, akses pendanaan dan penambahan jaringan usaha, maka pelaku UMKM tidak
bisa untuk akses peminjaman uang ke semua mitra dinas Koperasi dan UKM
Kabupaten Sleman.

84
2. Bagi peneliti lain
Bersandarkan pada hasil penelitian dan analisis, perlu dilakukan penelitian
lanjutan dengan merumuskan indikator maupun variabel lain yang masih terdapat
relevansi dengan modal sosial, respon UMKM pada kegiatan PLUT, dan ketahanan
usaha, sebab masih terdapat variabel lain yang berkaitan dengan variabel-variabel
tersebut.

85
DAFTAR PUSTAKA

Adhiarso, D. S., Utari, P., & Slamet, Y. (2017). Pemberitaan Hoax di Media Online Ditinjau
dari Konstruksi Berita dan Respon Netizen. Jurnal Ilmu Komunikasi, 15(3), 215–225.
https://doi.org/10.31315/jik.v15i3.2173
Aditya, Z. F. (2018). Penerapan Modal Sosial dalam Praktek Peradilan yang Berbasis
Kepekaan Sosial. Jurnal Ilmiah Hukum LEGALITY, 25(2), 200–219.
https://doi.org/DOI:10.22219/jihl.v25i2.6002
Aldianto, L., Anggadwita, G., Permatasari, A., Mirzanti, I. R., & Williamson, I. O. (2021).
Toward a Business Resilience Framework for Startups. Sustainability, 13(3132), 1–19.
Amaliah, D. (2013). Respon Mahasiswa Jurnalistik terhadap Program Wide Shot di Metro
TV dan Hubungannya terhadap preferensi Mahasiswa: Penelitian terhadap Mahasiswa
Jurnalistik Angkatan 2009 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Anonim. (2015). Maju Bersama KUMKM (1 ed.). PLUT KUMKM Provinsi Aceh.
Arifiani, T. A., & Sjaf, S. (2018). Analisis Respon Masyarakat terhadap Pengelolaan Dana
Desa untuk Pembangunan Pedesaan (Desa Pesantren, Kecamatan Ulujami, Kabupaten
Pemalang). Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], 2(3),
317–332. https://doi.org/10.29244/jskpm.2.3.317-332
Ariyanti, S. (2020). Pelestarian Batik Tulis. In Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Kartika Bangsa Yogyakarta.
Aulia, R. N. (2020). Analisis Proses Pengambilan Keputusan di UKM menggunakan Model
Pengambilan Keputusan Strategis. Jurnal Syntax Transformation, 1(6), 285–290.
BAPPEDA. (2021). Analisis Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Penguatan
UMKM. https://bappeda-dev.acehprov.go.id/media/2022.08/analisis_umkm1.pdf
Cahyati, D. N. (2018). Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Image terhadap Loyalitas
Pelanggan dengan Kepuasan Konsumen sebagai Variabel Intervening (Studi pada
Konsumen Produk Bucceri di Kota Kediri). Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Cahyono, B., & Adhiatma, A. (2012). Peran Modal Sosial dalam Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Petani Tembakau di Kabupaten Wonosobo. Conference in Business,
Accounting, and Management (CBAM), 1(1), 131–144.
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/cbam/article/view/128
Devi, R., Utami, T., & Agustinawati, E. (2012). Pendekatan Manajemen Komunitas untuk
Meningkatkan Ketahanan Usaha Pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta. Jurnal

86
Kewirausahaan dan Bisnis, 10, 1–16.
Effendy, J. (2018). Peran Modal Sosial sebagai Upaya Pengembangan UMKM di Desa Batu
Merah Kota Ambon. Cita Ekonomika Jurnal Ekonomi, XII(2), 103–108.
Fadli, M. R. (2020). Peran Modal Sosial dalam Pendidikan Sekolah. Equilibrium: Jurnal
Pendidikan, 8(2), 152–161. https://doi.org/10.26618/equilibrium.v8i2.3363
Fanani, I., Djati, S. P., & Silvanita, K. (2016). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen
Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) (Studi Kasus RSU
UKI). Fundamental: Manajement Journal, 1(1), 40–53.
Faryanti, H. (2016). Respon Siswa terhadap Film Animasi Zat Aditif. In Artikel Penelitian.
Universitas Tanjungpura Pontianak.
Fauziah, A. P. (2020). Pemberdayaan UMKM melalui Program Pendampingan, Pelatihan,
Pembinaan, dalam Meningkatkan Produktivitas di PLUT-KUMKM Kabupaten
Tulungagung (Perspektif Ekonomi Islam). Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
Istiqhfariyah, A. S., & Utami, H. W. (2021). Analisis Ketahanan Usaha Pengolahan Petis
Ikan Sebelum dan Selama Masa Pandemi Covid-19 di Desa Prenduan Kecamatan
Pragaan Kabupaten Sumenep. OECONOMICUS Journal of Economics, 6(1), 49–58.
https://doi.org/10.15642/oje.2021.6.1.49-57
Janna, N. Mi., & Herianto, H. (2021). Konsep Uji Validitas dan Reliabilitas dengan
Menggunakan SPSS. https://doi.org/10.31219/osf.io/v9j52
Karimah, M. (2018). Penerapan Strategi Pusat layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) dalam meningkatkan Kualitas Produk
Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Tulungagung. Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung.
Khairiyah, U. (2019). Respon Siswa Terhadap Media Dakon Matika Materi KPK dan FPB
pada Siswa Kelas IV di SD / MI Lamongan. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan
dan Keislaman, 5(2), 197–204.
Komala, R. D., & Nellyaningsih. (2017). Tinjauan Implementasi Personal Selling pada PT.
Astra Internasional Daihatsu Astra BIZ Center Bandung pada tahun 2017. Jurnal
Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom, 3(2), 330–337.
Lahindah, L. (2015). Proses Pengambilan Keputusan Stratejik pada Usaha Kecil Menengah:
Sebuah Kajian Literatur. Finance & Accounting Journal, 4(1), 153–172.
Lestari, L. A., Spestira, A. D., Herawati, A. R., & Kismartini. (2021). Pemberdayaan UMKM
melalui Penumbuhan Iklim Usaha oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman.
Jurnal Enersia Publika, 5(1), 382–395.
Lia, D., Sudarmiatin, & Fitri, R. (2021). Social Capital : Senjata Ampuh Bagi UMKM Dalam

87
Menghadapi Era New Normal. VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin, 3(1), 30–37.
Marjuni, A., Syukur, A., & Hastuti, K. (2015). Model Pendampingan Pengembangan E-
Commerce bagi UKM. CITEE UGM.
Masruroh, B., & Haryono, B. (2022). Hubungan antara Tingkat Penggunaan Whatsapp,
Tingkat pendapatan, dengan Perilaku Konsumtif Ibu Rumah Tangga Desa Kebonagung
Wonodadi Blitar. Jurnal Analisa Sosiologi, 11(1), 13–29.
Naibaho, M. (2016). Respon Masyarakat terhadap Pesan Komunikasi Survei Sosial Ekonomi
Nasional Pada BPS Kota Pematangsiantar. Jurnal Simbolika, 2(1), 1–12.
Naimah, Z. (2020). Peran Spiritual Quotient dalam Ketahanan Usaha Peternak Ayam
Petelur di Desa Montok Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan. Institut Agama
islam Negeri Madura.
Nurhayati, E. (2014). Respon Remaja Islam Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terhadap Film Cinta Tapi Beda. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Prabowo, P. I. (2020). Pengaruh Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pembinaan PLUT-
KUMKM terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah di
Kabupaten Tulungagung [Universitas Islam Negeri SATU Tulungagung].
http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/16809
Prahsetyo, A., Suriansyah, & Firdaus. (2018). Strategi Pemberdayaan UMKM Berbasis
Inovasi Peningkatan Peran PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu). Jurnal Akuntansi
Manajerial, 3(1), 34–41.
Pramesti, A. A., Djaelani, A. K., & Priyono, A. A. (2019). pengaruh Kompensasi,
Lingkungan Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan PT PG Rajawali 1 Unit PG Krebet Baru Malang. Jurnal Ilmiah Riset
Manajemen, 8(1), 1–14.
Pranata, Y., & Amri, A. (2017). Pengaruh Pesan Meme Pendidikan di Media Sosial
Instagram terhadap Persepsi Mahasiswa tentang Perkuliahan (Penelitian terhadap
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP
Unsyiah, 2(2), 95–107.
Ridha, N. (2017). Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian. Jurnal
Hikmah, 14(1), 62–70.
Riskiananda, S. A. (2019). Tipologi dan Fungsi Modal Sosial dalam Pengelolaan Koperasi
Serba Usaha Buah Ketakasi Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
Skripsi, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Univer.
Rosyad, A. A. (2018). Analisis Keberlangsungan Usaha Mikro Malang Raya (Tinjauan

88
Perspektif Ekonomi Islam). In Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Vol. 564).
Univertas Brawijaya.
Saad, M. H., Hagelaar, G., Velde, G. Van Der, & Omta, S. W. F. (2021). Conceptualization
of SMEs ’ Business Resilience : A Systematic Literature Review. Cogent Business &
Management, 8(1), 0–33. https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1938347
Sagita, W. R. Della. (2018). Peran Modal Sosial dalam Perilaku Berbagi Informasi
Pekerjaan pada Grup Facebook Lowongan Kerja Surabaya Update [Universitas
Airlangga]. http://repository.unair.ac.id/id/eprint/74770
Said, A. (2017). Identifikasi Modal Sosial dan Implikasinya terhadap Pengembangan Usaha
(Studi Kasus pada Kampung Wisata Keramik Dinoyo, Kota Malang) [Universitas
Brawijaya Malang]. http://repository.ub.ac.id/6384/1/Said%2C Ardiansyah.pdf
Saputra, A. A. (2018). RESPON USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
TERHADAP MINAT TRANSAKSI DI BPRS MITRA AGRO USAHA BANDAR
LAMPUNG. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Susilana, R. (2015). Modul Populasi dan Sampel. Modul Praktikum, 9.
Suwandi, E., Imansyah, H. F., & Dasril, H. (2019). Analisis Tingkat Kepuasan Menggunakan
Skala Likert pada Layanan Speedy yang Bermigrasi ke Indihome. Jurnal Teknik Elektro
Universitas Tanjungpura, 1(1).
Syaputra, A. (2021). Respon Masyarakat Kepenghuluan Ujung Tanjung terhadap Program
Keluarga Harapan (PKH) Dinas Sosial Kabupaten Rokan Hilir. Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Tambunan, F. N. (2013). Respon Masyarakat terhadap Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Kota Medan. Welfare
State, 2(1), 1–12.
Umam, K. (2019). Analisis Strategi Pemasaran Produk (Hendycraft) UKM Pada Galeri
PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) Koperasi UMKM Dalam Meningkatkan
Penjualan Produk UKM (Studi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB). Universitas
Islam Negeri Mataram.
Wattiheluw, A. (2019). Pengaruh Pemberdayaan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Binaan Pusat Layanan Usaha Terpadu KUMKM
Provinsi Maluku. Jurnal Manis, 3(1), 42–55.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30598/manis.v3i1.788
Wimba, I. G. A. (2019). Modal Sosial Pembangunan SDM Masyarakat Bali. Jurnal Bali
Membangun Bali, 2(3), 131–136. https://doi.org/10.51172/jbmb.v2i3.19

89
Wulandari, R. (2021). Optimalisasi Pendampingan Pusat layanan Usaha Terpadu (PLUT-
UMKM) Lampung dalam Meningkatkan Produktivitas UMKM Ditinjau dari Perspektif
Ekonomi Islam (Studi pada Sentra Tapis Desa Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran).
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Wulandari, T. (2019). Peran Dinas Koperasi dan UMKM serta Pusat Layanan Usaha Terpadu
Koperasi dan UMKM dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Implikasinya terhadap Kesejahteraan Pengusaha UMKM di Kabupaten Tulungagung.
Skripsi. Studi Ekonomi Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Yazfinedi. (2018). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia: Permasalahan dan
Solusinya. Quantum, XIV(25), 33–41.
Zaenuddin, K. (2021). RESILIENSI PELAKU USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (
UMKM ) BERBASIS DUSUN DI KABUPATEN BANTAENG PADA MASA PANDEMI
COVID-19 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Pemerintahan Disusun dan Diusulkan Oleh : KSATRIAWAN ZAENUDDIN. Universitas
Muhammadiyah Makassar j.
Zahroh, A. (2019). Strategi Pengambilan Keputusan Personal dan Bersama di Pesantren.
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, 12(1), 1–19.

90
LAMPIRAN

91
Lampiran 1. Kuesioner penelitian
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara online dan offline. Kuesioner
online menggunakan Google Formulir, berikut pesan yang dikirim melalui
broadcast yang tertulis sebagai berikut:

[PENELITIAN HUBUNGAN MODAL SOSIAL, RESPON UMKM PADA


KEGIATAN PLUT TERHADAP KETAHANAN USAHA DI FORUM
KOMUNIKASI BALECATUR KABUPATEN SLEMAN]

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Perkenalkan, saya Selfi Khairunnisa mahasiswi S1 prodi Sosiologi Universitas


Sebelas Maret. Dalam rangka penyusunan skripsi saya yang berjudul “Hubungan
Modal Sosial, Respon UMKM pada Kegiatan PLUT terhadap Ketahanan Usaha di
Forum Komunikasi Balecatur Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman”, saya
memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk meluangkan sedikit waktu untuk
mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini bertujuan untuk menjelaskan modal sosial dan
respon UMKM pada kegiatan PLUT dengan ketahanan usaha di Forkom Balecatur.

Berikut link kuesioner:


https://bit.ly/PenelitianUMKMSleman
Dalam pengisian kuesioner ini, peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan setiap
jawaban Bapak/Ibu/Saudara. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara, saya
ucapkan terimakasih☺️.

📲Info lebih lanjut: 081916252705 (Selfi)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

92
KUESIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Responden yang terhormat,


Dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Modal Sosial, Respon UMKM
pada Kegiatan PLUT terhadap Ketahanan Usaha di Forum Komunikasi Balecatur
kecamatan Gamping Kabupaten Sleman” jurusan S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Universitas Sebelas Maret, maka saya:
Nama : Selfi Khairunnisa
NIM : D0318062
Memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk meluangkan sedikit waktu untuk
mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini bertujuan untuk menjelaskan modal sosial dan respon
UMKM pada kegiatan PLUT dengan ketahanan usaha di Forkom Balecatur.
Dalam pengisian kuesioner ini, disarankan untuk membaca petunjuk penelitian yang
terdapat pada awal setiap bagian dengan seksama sebelum menjawab pertanyaan sesuai
dengan pendapat dan keadaan Bapak/Ibu/Saudara. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas
dan setiap jawaban Bapak/Ibu/Saudara.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hormat saya,
Selfi Khairunnisa
(Mahasiswa Universitas Sebelas Maret)

93
PETUNJUK PENGISISAN KUESIONER
Kuesioner ditujukan untuk anggota Forkom Balecatur yang pernah mengakses
kegiatan PLUT Kabupaten Sleman. Bapak/Ibu/Saudara diharapkan dapat memberikan
jawaban yang paling sesuai dengan pendapat dan keadaan bapak/Ibu/Saudara. Mohon kepada
responden untuk menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan. Diharapkan dalam
menjawab pertanyaan tidak ada jawaban yang salah dan diusahakan agar tidak ada jawaban
yang kosong. Terimakasih atas partisipasinya guna kelancaran penelitian ini.
Petunjuk pengisian 1: Isilah data dibawah ini

Ket : *Lingkari jawaban yang sesuai


IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
Usia :
Pendidikan terakhir* :1. Tidak sekolah 4. SMA/SMK/sederajat
2. SD 5. Diploma
3. SMP 6. Sarjana
Alamat :

Pekerjaan utama :
Nomor WA/HP :
Sektor UMKM* :1. Kuliner 4. Jasa
2. Fashion 5. Craft (Kerajinan)
3. Tanaman Hias 6. Lainnya
Tahun berdiri usaha :
Tahun bergabung ke :
PLUT
Skala usaha* : 1. Mikro
2. Kecil
3. Menengah

Keterangan :
Skala Usaha Kekayaan Bersih/Aset Usaha Omset
Usaha Mikro Maksimal Rp50 juta Maksimal Rp300 juta
Usaha Kecil >Rp50 juta-Rp500 juta >Rp300 juta- Rp2,5 milyar
Usaha Menengah >Rp500 juta-Rp10 milyar >Rp2,5 milyar-Rp50 milyar

94
Petunjuk pengisisan 2: Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tanda silang (X).

A. Variabel Modal Sosial


1. Bagaimana hubungan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara dengan pelaku UMKM lain yang
ditopang nilai dalam usaha?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
d. Buruk
2. Bagaimana hubungan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara dengan pelaku UMKM lain yang
ditopang norma dalam usaha
a. Sangat patuh
b. Patuh
c. Kurang patuh
d. Tidak Patuh
3. Bagaimana hubungan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara dengan dengan pelaku UMKM
yang ditopang perlibatan diri dalam jaringan usaha?
a. Sangat luas
b. Luas
c. Kurang luas
d. Tidak luas
4. Bagaimana hubungan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara dengan UMKM lain yang
ditopang saling percaya dalam usaha?
a. Sangat percaya
b. Percaya
c. Kurang percaya
d. Tidak percaya
5. Bagaimana hubungan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara dengan pelaku UMKM lain yang
ditopang saling tukar menukar kebaikan dalam usaha?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang Baik
d. Tidak baik
6. Bagaimana hubungan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara dengan dengan pelaku UMKM
yang ditopang tindakan yang proaktif dalam usaha?
a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Kurang aktif
d. Tidak aktif

B. Variabel respon
1. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan
oleh PLUT berupa konsultasi bisnis untuk peningkatan kualitas kerja?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

95
2. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan
oleh PLUT berupa pendampingan bisnis untuk peningkatan kualitas kerja?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

3. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa akses pendanaan untuk peningkatan kualitas kerja?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

4. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa pelatihan bisnis untuk peningkatan kualitas kerja?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

5. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa konsultasi bisnis untuk peningkatan produktivitas usaha?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

6. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa pelatihan bisnis untuk peningkatan produktivitas usaha?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

7. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa konsultasi bisnis untuk peningkatan nilai tambah dalam usaha?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

8. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa pendampingan bisnis untuk peningkatan nilai tambah dalam
usaha?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup

96
d. Tidak sanggup

9. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa pelatihan bisnis untuk peningkatan nilai tambah dalam usaha?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

10. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa konsultasi bisnis untuk peningkatan daya saing dalam usaha?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

11. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa pelatihan bisnis untuk peningkatan daya saing dalam usaha?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

12. Bagaimana sikap Bapak/Ibu/Saudara dalam menanggapi pelayanan yang diberikan


oleh PLUT berupa penambahan jaringan usaha untuk peningkatan daya saing dalam
usaha?
a. Sangat sanggup
b. Sanggup
c. Kurang sanggup
d. Tidak sanggup

C. Variabel Ketahanan Usaha

1. Bagaimana kemampuan Bapak/Ibu dalam beradaptasi dengan disrupsi kenaikan harga


bahan pokok untuk mempertahankan usaha?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang mampu
d. Tidak mampu

2. Bagaimana kemampuan Bapak/Ibu dalam beradaptasi dengan disrupsi bencana alam


atau pandemic untuk mempertahankan usaha?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang mampu
d. Tidak mampu

97
3. Bagaimana kemampuan Bapak/Ibu dalam mengembangkan usaha atau bisnis untuk
mempertahankan usaha?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang mampu
d. Tidak mampu

4. Bagaimana kemampuan Bapak/Ibu dalam mengelola masalah usaha untuk


mempertahankan usaha?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang mampu
d. Tidak mampu

5. Bagaimana kemampuan Bapak/Ibu dalam memanfaatkan peluang bisnis untuk


mempertahankan usaha?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang mampu
d. Tidak mampu

98
Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas
1. Variabel Modal Sosial
a. Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.765 7

b. Uji Validitas
Correlations

Variabel Modal sosial


Kerjasama pelaku UMKM Pearson Correlation .483**
yang ditopang nilai dalam
usaha
Sig. (2-tailed) 0,007
N 30
Kerjasama pelaku UMKM Pearson Correlation .710**
yang ditopang norma dalam Sig. (2-tailed) 0,000
usaha N 30

Kerjasama pelaku UMKM Pearson Correlation .792**


yang ditopang perlibatan Sig. (2-tailed) 0,000
dalam jaringan usaha N 30
Kerjasama pelaku UMKM Pearson Correlation .677**
yang ditopang saling percaya Sig. (2-tailed) 0,000
dalam usaha N 30
Kerjasama pelaku UMKM Pearson Correlation .794**
yang ditopang saling tukar Sig. (2-tailed) 0,000
kebaikan dalam usaha N 30
Kerjasama pelaku UMKM Pearson Correlation .758**
yang ditopang tindakan Sig. (2-tailed) 0,000
proaktif dalam usaha N 30
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

99
2. Variabel Respon UMKM pada Kegiatan PLUT
a. Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.966 13

b. Uji Validitas
Correlations
Variabel Respon UMKM
pada Kegiatan PLUT
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .800**
menerima jasa layanan dari
PLUT berupa konsultasi
bisnis untuk peningkatan Sig. (2-tailed) 0,000
kualitas kerja dalam usaha N 30
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .892**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa pendampingan N 30
bisnis untuk peningkatan
kualitas kerja dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .876**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa akses N 30
pendanaan untuk
peningkatan kualitas kerja
dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .877**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa pelatihan N 30
bisnis untuk peningkatan
kualitas kerja dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .815**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa konsultasi N 30
bisnis untuk peningkatan
produktivitas dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .183**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,333
PLUT berupa promosi N 30
pemasaran untuk
peningkatan produktivitas
dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .945**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa pelatihan N 30
bisnis untuk peningkatan
produktivitas dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .942**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa konsultasi N 30
bisnis untuk peningkatan
nilai tambah dalam usaha

100
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .957**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa pendampingan N 30
bisnis untuk peningkatan
nilai tambah dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .934**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa pelatihan N 30
bisnis untuk peningkatan
nilai tambah dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .898**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa konsultasi N 30
bisnis untuk peningkatan
daya saing dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .947**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa pelatihan N 30
bisnis untuk peningkatan
daya saing dalam usaha
Sikap pelaku UMKM setelah Pearson Correlation .873**
menerima jasa layanan dari Sig. (2-tailed) 0,000
PLUT berupa penambahan N 30
jaringan usaha untuk
peningkatan daya saing
dalam usaha
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

3. Variabel Ketahanan Usaha


a. Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.794 5

b. Uji Validitas
Correlations

VariabelKetahananUsaha
Kemampuan pelaku UMKM Pearson Correlation .666**
dalam beradaptasi dengan
disrupsi kenaikan harga
bahan pokok untuk Sig. (2-tailed) 0,000
mempertahankan usaha N 30
Kemampuan pelaku UMKM Pearson Correlation .820**
dalam beradaptasi dengan Sig. (2-tailed) 0,000
disrupsi bencana alam atau N 30
pandemi untuk
mempertahankan usaha
Kemampuan pelaku UMKM Pearson Correlation .716**
dalam mengembangkan Sig. (2-tailed) 0,000

101
usaha untuk N 30
mempertahankan usaha
Kemampuan pelaku UMKM Pearson Correlation .789**
dalam mengelola masalah Sig. (2-tailed) 0,000
untuk mempertahankan N 30
usaha
Kemampuan pelaku UMKM Pearson Correlation .777**
dalam memanfaatkan Sig. (2-tailed) 0,000
prluang untuk N 30
mempertahankan usaha
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

102
Lampiran 3. Hasil Komputasi Analisis Deskriptif Variabel
1. Variabel Modal Sosial

Kerjasama pelaku UMKM yang ditopang nilai dalam usaha


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk 22 26.5 26.5 26.5
Kurang 20 24.1 24.1 50.6
Baik 10 12.0 12.0 62.7
Sangat baik 31 37.3 37.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

Kerjasama pelaku UMKM yang ditopang norma dalam usaha


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Patuh 29 34.9 34.9 34.9
patuh 39 47.0 47.0 81.9
Sangat patuh 15 18.1 18.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

Kerjasama pelaku UMKM yang ditopang perlibatan dalam jaringan


usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat sempit 20 24.1 24.1 24.1
Sempit 24 28.9 28.9 53.0
Luas 25 30.1 30.1 83.1
Sangat luas 14 16.9 16.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

Kerjasama pelaku UMKM yang ditopang saling percaya dalam usaha


Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e Percent
Valid Sangat tidak percaya 3 3.6 3.6 3.6
tidak percaya 21 25.3 25.3 28.9
percaya 10 12.0 12.0 41.0
Sangat percaya 49 59.0 59.0 100.0
Total 83 100.0 100.0

Kerjasama pelaku UMKM yang ditopang saling tukar kebaikan


dalam usaha
Cumulati
ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak baik 15 18.1 18.1 18.1
Baik 49 59.0 59.0 77.1
Sangat baik 19 22.9 22.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

103
Kerjasama pelaku UMKM yang ditopang tindakan proaktif dalam
usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak aktif 4 4.8 4.8 4.8
Tidak aktif 25 30.1 30.1 34.9
Aktif 26 31.3 31.3 66.3
Sangat aktif 28 33.7 33.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

2. Variabel Respon UMKM pada Kegiatan PLUT

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
konsultasi bisnis untuk peningkatan kualitas kerja dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 42 50.6 50.6 50.6
Kurang sanggup 9 10.8 10.8 61.4
Sanggup 1 1.2 1.2 62.7
Sangat sanggup 31 37.3 37.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
pendampingan bisnis untuk peningkatan kualitas kerja dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 49 59.0 59.0 59.0
Kurang sanggup 4 4.8 4.8 63.9
Sanggup 2 2.4 2.4 66.3
Sangat sanggup 28 33.7 33.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
akses pendanaan untuk peningkatan kualitas kerja dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 56 67.5 67.5 67.5
Kurang sanggup 3 3.6 3.6 71.1
Sanggup 2 2.4 2.4 73.5
Sangat sanggup 22 26.5 26.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
pelatihan bisnis untuk peningkatan kualitas kerja dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 41 49.4 49.4 49.4
Kurang sanggup 12 14.5 14.5 63.9
Sanggup 2 2.4 2.4 66.3
Sangat sanggup 28 33.7 33.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

104
Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
konsultasi bisnis untuk peningkatan produktivitas dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 42 50.6 50.6 50.6
Kurang sanggup 10 12.0 12.0 62.7
Sanggup 4 4.8 4.8 67.5
Sangat sanggup 27 32.5 32.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
pelatihan bisnis untuk peningkatan produktivitas dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 38 45.8 45.8 45.8
Kurang sanggup 9 10.8 10.8 56.6
Sanggup 6 7.2 7.2 63.9
Sangat sanggup 30 36.1 36.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
konsultasi bisnis untuk peningkatan nilai tambah dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 29 34.9 34.9 34.9
Kurang sanggup 7 8.4 8.4 43.4
Sanggup 4 4.8 4.8 48.2
Sangat sanggup 43 51.8 51.8 100.0
Total 83 100.0 100.0

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
pendampingan bisnis untuk peningkatan nilai tambah dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 45 54.2 54.2 54.2
Kurang sanggup 2 2.4 2.4 56.6
Sanggup 5 6.0 6.0 62.7
Sangat sanggup 31 37.3 37.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
pelatihan bisnis untuk peningkatan nilai tambah dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 36 43.4 43.4 43.4
Kurang sanggup 4 4.8 4.8 48.2
Sanggup 3 3.6 3.6 51.8
Sangat sanggup 40 48.2 48.2 100.0
Total 83 100.0 100.0

105
Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
konsultasi bisnis untuk peningkatan daya saing dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 49 59.0 59.0 59.0
Kurang sanggup 6 7.2 7.2 66.3
Sanggup 4 4.8 4.8 71.1
Sangat sanggup 24 28.9 28.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
pelatihan bisnis untuk peningkatan daya saing dalam usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 48 57.8 57.8 57.8
Kurang sanggup 4 4.8 4.8 62.7
Sanggup 3 3.6 3.6 66.3
Sangat sanggup 28 33.7 33.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

Sikap pelaku UMKM setelah menerima jasa layanan dari PLUT berupa
penambahan jaringan usaha untuk peningkatan daya saing dalam
usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak sanggup 49 59.0 59.0 59.0
Kurang sanggup 5 6.0 6.0 65.1
Sanggup 5 6.0 6.0 71.1
Sangat sanggup 24 28.9 28.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

3. Variabel Ketahanan Usaha

Kemampuan pelaku UMKM dalam beradaptasi dengan disrupsi


kenaikan harga bahan pokok untuk mempertahankan usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mampu 1 1.2 1.2 1.2
Kurang mampu 21 25.3 25.3 26.5
Mampu 50 60.2 60.2 86.7
Sangat mampu 11 13.3 13.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

Kemampuan pelaku UMKM dalam beradaptasi dengan disrupsi


bencana alam atau pandemi untuk mempertahankan usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mampu 9 10.8 10.8 10.8
Kurang mampu 38 45.8 45.8 56.6
Mampu 20 24.1 24.1 80.7
Sangat mampu 16 19.3 19.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

106
Kemampuan pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha untuk
mempertahankan usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mampu 3 3.6 3.6 3.6
Kurang mampu 16 19.3 19.3 22.9
Mampu 25 30.1 30.1 53.0
Sangat mampu 39 47.0 47.0 100.0
Total 83 100.0 100.0

Kemampuan pelaku UMKM dalam mengelola masalah untuk


mempertahankan usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mampu 4 4.8 4.8 4.8
Kurang mampu 16 19.3 19.3 24.1
Mampu 31 37.3 37.3 61.4
Sangat mampu 32 38.6 38.6 100.0
Total 83 100.0 100.0

Kemampuan pelaku UMKM dalam memanfaatkan peluang untuk


mempertahankan usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mampu 39 47.0 47.0 47.0
Kurang mampu 23 27.7 27.7 74.7
Mampu 7 8.4 8.4 83.1
Sangat mampu 13 15.7 15.7 98.8
1 1.2 1.2 100.0
Total 83 100.0 100.0

107
Lampiran 4. Hasil Komputasi Korelasi
1. Korelasi Product Moment

Correlations
Zscore:
RESPON
UMKM PADA Zscore:
Zscore: MODAL KEGIATAN KETAHANAN
SOSIAL PLUT USAHA
Zscore: MODAL SOSIAL Pearson Correlation 1 .611** .716**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 83 83 83
Zscore: RESPON UMKM Pearson Correlation .611** 1 .525**
PADA KEGIATAN PLUT Sig. (2-tailed) .000 .000
N 83 83 83
Zscore: KETAHANAN Pearson Correlation .716** .525** 1
USAHA Sig. (2-tailed) .000 .000
N 83 83 83
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Korelasi Parsial Product Moment

Correlations
Zscore: Zscore:
MODAL KETAHANAN
Control Variables SOSIAL USAHA
Zscore: RESPON UMKM Zscore: MODAL Correlation 1.000 .586
PADA KEGIATAN PLUT SOSIAL Significance (2- . .000
tailed)
df 0 80
Zscore: Correlation .586 1.000
KETAHANAN Significance (2- .000 .
USAHA tailed)
df 80 0

3. Korelasi Ganda

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .724a .524 .513 .69814023
a. Predictors: (Constant), Zscore: RESPON UMKM PADA KEGIATAN
PLUT, Zscore: MODAL SOSIAL

108
Lampiran 5. Peta Daerah Forkom Balecatur

109
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian

110
111
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Kunjungan ke UMKM forkom Balecatur

112

Anda mungkin juga menyukai