id
SKRIPSI
Di susun oleh :
Eko Apriyanto
D 0105065
PERSETUJUAN
Surakarta
Pembimbing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Ujian Skripsi
Surakarta
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji
Mengetahui,
Dekan
Drs. H. Supriyadi
commit SN. SU
to user
NIP 195301281981031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Eko Apriyanto
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan rasa cinta dan ketulusan hati, skripsi ini kupersembahkan untuk :
v Kedua Orang Tua Ku tercinta yang tiada putus asa akan do’a,
v Almamater..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh yang lain dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
(Q. S Alam Nasrah : 6, 7, 8)
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba.
Karena di dalam mencoba itulah, kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk BERHASIL”
(Penulis)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana di
Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, pengarahan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Drs. Supriyadi, SN, SU. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS atas
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan terbuka
untuk perbaikan skripsi ini kedepannya. Semoga skripsi ini berguna untuk
Terima kasih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..... iii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. v
HALAMAN MOTTO…………………………………………….................... vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………..... vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….... ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….... xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………....... xii
ABSTRAK……………………………………….…………………………….. xiii
ABSTRACT....................................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Balakang Masalah……….………………………................... 1
B. Rumusan Masalah………………….……………………................ 10
C. Tujuan Penelitian...…………….……………………...................... 10
D. Manfaat Penelitian...………………….…………………................ 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………........... 12
A. Pengertian Kinerja………..……………………………………….. 12
B. Indikator Kinerja………………………………………………….. 17
C. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Surakarta….… 22
D. Izin Mendirikan Bangunan….…………………………………….. 24
E. Kerangka Pemikiran…………………….................…………......... 29
BAB III. METODE PENELITIAN……………….....………………………... 32
A. Jenis Penelitian………………………………………….............. 32
B. Lokasi Penelitian............................................................................... 32
C. Teknik Pengumpulan Data……………………………................... 33
D. Metode Penarikan Sampel………………………............................ 35
commit to user
E. Teknik Analisis Data ……………………………........................... 35
F. Validitas Data ………………………….......................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat yang sangat luas dan kompleks. Kinerja organisasi yang baik sangat
kondisi prima sesuai dengan harapan masyarakat. Kondisi tersebut merupakan salah
Good Governance itu sendiri mempunyai arti sebagai suatu cara mengatur
memiliki sistem pengadilan yang dapat diandalkan dan memiliki akuntabilitas publik
efektivitas dan efisiensi; (8) visi strategis; (9) akuntabilitas (UNDP,1997:7). Sosok
governance suatu negara dikatakan good atau bad dapat dilihat dari kemampuan suatu
warga negara. Peran organisasi publik sangat sentral dalam sistem pemerintahan yang
dapat berjalan secara efektif, efisien dan responsif dalam memberikan pelayanan
Jay M Shafritz dan E. W Russel (1997) seperti inefisiensi, kaku, prosedural, lamban,
masih dirasa kurang. Peningkatan kinerja menjadi salah satu faktor utama untuk
kinerja suatu organisasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi
organisasi dalam jangka waktu tertentu bahkan penilaian tersebut juga dapat
dijadikan sebagai input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja pada organisasi
selanjutnya.
Terpadu (KPPT) Kota Surakarta. Sama halnya dengan instansi publik yang lain,
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Surakarta juga berusaha untuk
memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat, yang mana didukung oleh faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
unit baru yang dibentuk dengan dilatarbelakangi oleh dua hal, yang pertama adalah
adanya keluhan-keluhan baik dari masyarakat umum maupun dari kalangan dunia
yang terkesan berbelit-belit, tidak transparan, dan membutuhkan waktu yang lama.
Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang telah memberikan kewenangan yang
publik. Penerapan otonomi daerah dan dukungan kuat dari pemerintah pusat, serta
pelayanan publik yang lebih baik dan berkualitas, telah memberi dorongan kepada
Terpadu (KPPT) melalui pola pelayanan satu pintu (one stop service) dengan
dimulai dari tahap permohonan sampai terbitnya dokumen dilakukan dalam satu
tempat, sistem pelayanan cepat, memiliki kepastian waktu dan biaya, kejelasan
informasi atau prosedur dan terbebas dari pungutan liar (pungli) jika berhubungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hal tersebut juga sejalan dengan inisiatif Walikota Surakarta yakni Ir. Joko
Widodo untuk mengoperasikan Pelayanan Satu Pintu (One Stop Service) terhadap
masalah perijinan dan pelayanan publik lewat Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
''Harapan kami, one stop service ini akan meningkatkan iklim usaha di Solo,
terutama masuknya investasi. Dengan demikian, peredaran uang akan tinggi
dan bisa mendukung tumbuh kembangnya iklim berusaha di Solo,'' kata Wali
Kota saat pencanangan one stop service di kompleks Balai Kota.
(http://www.suaramerdeka.com).
sebagai sebuah program saja namun sesuai dengan Perda Kota Surakarta No. 6 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, dengan
Terpadu (KPPT) pada tanggal 31 Desember 2008. Sistem terpadu yang diterapkan
oleh KPPT Surakarta yaitu permohonan ijin yang lebih dari 1 (satu), maka
persyaratan hanya 1 berkas dan akan selesai semua perijinannya secara bersamaan 6
(enam) hari sejak permohonan diajukan lengkap. Program ini mempunyai arti
Terpadu (KPPT) Kota Surakarta sangat beragam, didalamnya terdapat berbagai jenis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari sekian banyak jenis pelayanan bidang perizinan yang ada di Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Surakarta di atas, penulis tertarik untuk
terutama dalam penataan bangunan dan lingkungan, hal ini penting agar sejalan
dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), tetapi dalam kenyataannya
masih banyak juga bangunan di Kota Surakarta ini yang belum memiliki IMB. Hal itu
disebabkan adanya anggapan selama ini dalam masyarakat bahwa untuk mengurus
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) diperlukan banyak sekali persyaratan yang harus
dipenuhi oleh para pemohon serta proses pengurusannya memerlukan waktu yang
lama karena harus melalui beberapa prosedur dan tata cara kepengurusan yang
panjang.
Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Kepala SD Cokroaminoto Pasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(KPPT) Kota Surakarta bahwa dari bulan Januari sampai bulan Mei 2010 ternyata
terdapat perbedaan jumlah pemohon IMB dengan SK IMB yang dikeluarkan oleh
KPPT Kota Surakarta setiap bulannya. Dan dari SK IMB yang diterbitkan itu ternyata
hampir 80% penyelesaian pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di KPPT Kota
Surakarta tidak sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan oleh Walikota
Surakarta yaitu 6 hari. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari data pada tabel 1.1 bisa kita lihat bahwa jumlah pemohon IMB setiap
bulan dengan SK IMB yang diterbitkan ternyata tidak sama. Misalnya saja seperti
yang terjadi pada bulan Februari, jumlah pemohon IMB ada 106 orang, tapi SK IMB
yang terbit hanya 94 SK IMB. Sama halnya dengan bulan-bulan berikutnya terjadi
ketidaksesuaian antara jumlah pemohon dengan SK IMB yang diterbitkan. Hal ini
sesuai seperti yang di ungkapkan oleh Bp. Drs. Toto Amanto, MM, selaku Kepala
“Kalo mas lihat memang angka-angka yang ada pada data tersebut tidak
sesuai, hal ini terjadi karena ada beberapa penumpukan berkas permohonan
disetiap bulannya. Ini disebabkan karena syarat-syarat yang terdapat diberkas
para pemohon IMB tersebut dinyatakan kurang lengkap, sehingga kami
(KPPT) menunda dulu untuk melanjutkan proses pengurusannya sampai
berkas permohonan tersebut dilengkapi syarat-syaratnya gitu mas’.
(wawancara, 15 Januari 2011)
Dari pernyataan diatas terungkap bahwa penumpukan berkas ini terjadi karena
ada sebagian sisa berkas permohonan IMB yang belum dikerjakan oleh KPPT
yang belum sesuai atau bisa dikatakan belum lengkap. Oleh karena itu KPPT
pengurusan IMB tersebut sampai dicetaknya SK IMB. Kemudian data pada tabel 1.1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari jumlah 512 SK IMB yang diterbitkan mulai dari bulan Januari sampai bulan Mei
2010 hanya 101 pemohon yang proses pengurusan IMB-nya sesuai dengan jangka
waktu yang telah ditentukan yakni 6 hari. Sedangkan sisanya yaitu 411 pemohon
yang proses penyelesaian IMB-nya lebih dari 6 hari (terlambat). Ini menunjukkan
bahwa waktu penyelesaian pelayanan IMB di KPPT Kota Surakarta sebagian besar
tidak sesuai dengan standar waktu pelayanan yang telah ditetapkan oleh Walikota
Surakarta.
B. Perumusan Masalah
2. Hambatan apa saja yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini merupakan salah satu bentuk metode ilmiah dalam rangka
pemecahan masalah. Demikian pula dengan penelitian ilmiah ini, pada prinsipnya
adalah usaha untuk menemukan jawaban dari suatu perumusan masalah. Untuk
memberikan suatu arahan maka perlu adanya suatu tujuan dari sebuah penelitian.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
sarjana (strata satu) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah sebuah kata dalam Bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja"
yang menerjemahkan kata dari bahasa asing “prestasi”. Bisa pula berarti “hasil kerja”.
Pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja oleh Lembaga Administrasi Negara
dalam Joko Widodo (2005) diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian
oleh para cendekiawan sebagai “penampilan untuk kerja” atau prestasi (Yeremias
Keban, 2004:191).
bahwa lebih banyak bidang kerja yang diikutsertakan dalam pengukuran kinerja,
sedangkan pengembangan secara eksternal diartikan lebih banyak pihak luar yang
untuk dapat lebih secara valid dan objektif melakukan penilaian kinerja karena lebih
banyak parameter yang dipakai dalam pengukuran dan lebih banyak pihak yang
Bernardin dan Russel dalam Ahmad Ruky (2002) yang memberikan definisi tentang
Yang ditekankan disini adalah pengertian prestasi sebagai “hasil” atau “apa
yang keluar” (outcomes) dari sebuah pekerjaan dan kontribusi pada organisasi.
Sedangkan menurut Yeremias Keban (2004:209) kinerja yaitu : hasil kerja yang
dijanjikan kepada publik pada setiap tahun anggaran termasuk yang dijanjikan dalam
organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja
sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun
kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok
keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai, tanpa
ada tujuan dan target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar
(outcome). Apa yang terjadi dalam sebuah pekerjaan, bila disimak lebih lanjut
merupakan suatu proses yang mengolah input menjadi output (hasil kerja), dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja dari seseorang atau
kelompok orang dalam organisasi berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya dalam
upaya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah dan ditentukan dan disepakati
bersama.
melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan analisis tentang atribut perilaku
Dharma, 2005:101)
dan efektivitas, tetapi harus dilihat juga dari indikator-indikator yang melekat pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting karena birokrasi
publik sering kali memiliki kewenangan monopolis sehingga para pengguna jasa
penggunaan pelayanan oleh publik sering tidak ada hubungannya sama sekali dengan
permintaan akan informasi ditangani dengan segera dan sangat membantu dalam
semangat “can do/ will do” dan disampaikan dalam bentuk yang dikehendaki oleh
kinerja diartikan sebagai strategi untuk menggunakan sumber daya yang seminimal
2006:52).
yang sangat penting. Penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan
suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Selain itu dapat pula dijadikan input
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan
sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi
mana penerapan sistem manajemen kinerja akan membawa dampak positif bagi
baik dari level yang paling rendah maupun yang level yang tertinggi dalam
Hal ini diungkapkan oleh Juhanni Ukko yang ditulis dalam International
Journal of Business Performance Management, Vol 10, No 1, 2008 hal 86-98 (dalam
out positive impact. If the PM system can support the management of the
company in leadership and communication, it can enhance for example the
employees’ commitment, motivation and possibilities to affect the decision
making”.
(ketika merencanakan dan mengimplementasikan sebuah sistem manajemen
kinerja (PM) selalu berdampak pada manajerial, kepemimpinan dan juga
termasuk didalamnya kualitas kehidupan pekerja (QWL) dari para pekerja.
Sehingga keberhasilan dari implementasi sistem manajemen kinerja selalu
membawa dampak positif. Jika dalam sistem manajemen kinerja dapat
mendukung manajemen di perusahaan dalam hal kepemimpinan dan
komunikasi, itu dapat dijadikan contoh sebagai komitmen karyawan, motivasi,
dan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan).
B. Indikator Kinerja
Menurut Mahmudi (2005), indikator kinerja merupakan sarana atau alat untuk
mengukur hasil suatu aktivitas, kegiatan, atau proses, dan bukan hasil atau tujuan itu
sendiri. Indikator berfungsi untuk mengukur kinerja organisasi yang akan digunakan
Indikator penyusun kinerja sangat bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks
penelitian yang dilakukan, seperti indikator yang diungkapkan oleh Lenvinne dalam
seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan dengan tidak
(Ratminto&Winarsih, 2005:174).
Penilaian kinerja adalah hal yang sangat penting karena dengan itu dapat
terhadap kinerja maka upaya untuk memperbaiki kinerja dapat dilakukan dengan
lebih terarah dan sistematis. Sehingga untuk mengukur suatu kinerja organisasi
1. Produktivitas
antara input dan output. Konsep Produktivitas dirasa terlalu sempit dan
publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja
yang penting.
2. Kualitas layanan
terhadap kualitas pelayanan seringkali dapat diperoleh dari media massa atau
terhadap kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa menjadi satu ukuran
3. Responsivitas
4. Responsibilitas
atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit.
Oleh karena itu responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan
5. Akuntabilitas
organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.
Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh
Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat
seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan
dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau
tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan norma yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dalam penelitian ini, untuk mengukur kinerja KPPT Kota Surakarta dalam
untuk mengukur dan mengetahui output atau keluaran yang dihasilkan oleh KPPT
laporan kepada lembaga atau birokrat yang ada di atasnya dalam hal ini Walikota
Surakarta.
Dwiyanto dan Ratminto dkk. Dengan alasan bahwa pertama, teori-teori tersebut
merupakan teori yang dinilai relevan dan kompeten dengan kenyataan dilapangan
atau yang dijumpai penulis di KPPT Surakarta khususnya pada pelayanan IMB.
Artinya, tidak ada unsur paksaan memasukkan teori untuk mengukur kinerja KPPT
Kota Surakarta. Kedua, teori-teori tersebut merupakan teori yang baru, dengan kata
lain tidak ketinggalan jaman. Sehingga dinilai sangat relevan dengan kondisi dan
situasi pada saat sekarang. Ketiga, teori tersebut dinilai menggunakan indikator-
indikator pengukuran yang paling praktis dan sederhana. Namun tepat atau valid dan
Surakarta No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kota Surakarta, merupakan perubahan dari Unit Pelayanan Terpadu (UPT). KPPT
lebih tegas, tugas pokok dan fungsi KPPT dipertegas berdasarkan Peraturan Walikota
Surakarta Nomor 36 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata
5. Penyelenggaraan sosialisasi;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang dapat dicapai secara lebih efisien dan lebih efektif dengan tindakan yang
tujuan dan sangat diperlukan oleh masyarakat, baik dalam bidang profit maupun jasa
(pelayanan). Tujuan organisasi akan tercapai bilamana tiap-tiap individu yang ada
dalam organisasi sadar akan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya sehingga pada
kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah
ataupun kegiatan dalam memaksimalkan peran untuk meraih optimalisasi dan tujuan
mempunyai program pelayanan satu pintu (one stop service). Program ini mempunyai
yang fleksibel, dan proses perijinan yang transparan. Pelaksanaan program telah
dilakukan yaitu dengan penerapan permohonan ijin yang lebih dari 1 (satu), maka
persyaratan hanya 1 berkas dan akan selesai semua perijinannya secara bersamaan 6
(enam) hari sejak permohonan diajukan lengkap. Program tersebut sesuai dengan
meningkatkan citra aparatur negara menjadi semakin positif. Sesuai dengan tujuan
Kota Surakarta sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang bertugas melayani
tujuan yang dimaksud. Kinerja KPPT berarti menunjukkan seberapa jauh kemampuan
pemerintah.
bangunan yang mempunyai nilai sejarah maka setiap kegiatan mendirikan dan
merobohkan bangunan harus berpedoman pada Rencana Umum Tata Ruang Daerah
Surakarta No. 8 Tahun 2009 adalah : perijinan yang diberikan oleh Walikota kepada
atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan teknis yang
sebagian atau seluruhnya berada diatas dan atau didalam dan atau air yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
kegiatan khusus.
Kewajiban memiliki IMB ini adalah sesuai dengan Perda No. 8 Tahun 2009
yang berbunyi : setiap orang yang akan mendirikan bangunan harus terlebih dahulu
mendapatkan IMB dari Pemerintah Daerah. Hanya untuk hal-hal tertentu saja ada
pembebasan seperti tercantum dibawah ini yang sesuai dengan Perda No. 8 Tahun
2009, yaitu :
1. Mendirikan bedeng
2. Memplester
b. Fotocopy KTP
a. Gambar arsitektur
c. Gambar utilitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6 (enam) bulan.
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2009, besaran tarif retribusi IMB
b. Untuk bangunan fungsi keagamaan dan fungsi murni sosial budaya dikenakan
persegi bangunan pemerintah dan Rumah Dinas yang dikeluarkan Oleh Direktur
harus terlebih dahulu mempunyai IMB. Oleh sebab itu apabila peraturan ini
dilanggar, maka akan ada sanksi yang dikenakan. Pelanggaran terhadap peraturan
IMB akan dikenakan sanksi sebagai administratif dan atau sanksi pidana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Peringatan tertulis,
a. Setiap orang atau badan yang melanggar akan diancam dengan kurungan 3 bulan
b. Setiap orang atau badan hukum yang karena kelalainnya melanggar ketentuan
mengakibatkan bangunan tidak layak fungsi dapat dipidana kurungan atau denda
lama 3 bulan atau denda paling banyak 4 kali jumlah retribusi yang terutang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. Kerangka Berpikir
Perda Kota Surakarta No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kota Surakarta, merupakan perubahan dari Unit Pelayanan Terpadu (UPT).
para pelanggan, pemrosesan berkas, hingga penerbitan ijin. Hal tersebut sesuai
dengan sistem pelayanan satu pintu (one stop service) yang berlaku di KPPT sebagai
guna mencapai tujuan dan misi secara optimal. Kinerja ini diharapkan mampu
dan fungsi-fungsi yang diembankan kepadanya secara optimal agar berhasil di dalam
secara luas digunakan untuk mengukur dan mengetahui output atau keluaran yang
apakah KPPT Surakarta telah melaksanakan tugas dan kegiatannya sesuai dengan
dan kegiatannya dalam bentuk laporan kepada lembaga atau birokrat yang ada di
Pertama, dalam melaksanakan pelayanan IMB apakah sudah dilakukan sesuai dengan
prosedur yang berlaku yaitu sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Surakarta No:
KPPT dalam hal ini pemohon IMB sehingga dapat diketahui apa saja keluhan-
keluhan yang dihadapi KPPT Surakarta dan bagaimana para pegawai menyelesaikan
diperoleh dari pembayaran IMB melalui KPPT Surakarta sudah sesuai dengan hasil
KPPT Surakarta dalam bentuk laporan kepada Walikota Surakarta sudah dilakukan
hambatan apa saja yang dihadapi oleh KPPT dalam pelaksanaan pelayanan
penerbitan IMB, sehingga nantinya hambatan-hambatan tersebut bisa diatasi dan pada
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Hambatan-hambatan yang
dihadapi KPPT dalam
melaksanakan pelayanan
perijinan IMB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu
pendekatan yang berusaha untuk memberikan gambaran mengenai berbagai hal yang
ada menjadi bahan penelitian dengan cara menggali, mendalami, menemukan fakta-
penelitian atas dasar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
menggunakan berbagai metode yang ada (Lexy J. Moleong, 2002:5). Jadi penelitian
indikator kinerja dalam memberikan pelayanan penebitan IMB. Sebagian besar data
yang ada berupa kata-kata, namun ada pula data yang berupa angka. Data-data yang
B. Lokasi Penelitian
Kota Surakarta yang beralamatkan di Jl. Jend. Sudirman No.2. Adapun pemilihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Adanya kesempatan dan ijin penelitian yang diberikan pihak KPPT Kota
a) Wawancara
dengan:
2. Ibu. Esti Partiwi, SE selaku Kepala Sub Bagian TU KPPT Kota Surakarta.
b) Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dari sumber data yang berupa tulisan,
angka, gambar atau grafik serta rekaman gambar yang dilakukan melalui pengamatan
dan penglihatan terhadap fenomena sosial yang terjadi di lokasi penelitian. Observasi
difokuskan pada kinerja KPPT dalam pelayanan IMB dan hambatan-hambatan apa
Bagaimana proses serta urut-urutan yang terjadi dalam pelayanan IMB, namun disini
penulis tidak ikut dalam pemantauan di lapangan, jadi hanya sebatas pengamatan
c) Dokumentasi
Pelayanan Perijinan pada KPPT Surakarta, Perda No. 8 Tahun 2009 tentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penelitian. Dalam penelitian ini informasi berasal dari dalam instansi yakni aparat
Informan yang dipilih oleh penulis adalah Kepala KPPT, Kepala Sub Bagian
TU KPPT, Kepala Seksi Evaluasi, Pelaporan dan Pengaduan KPPT Kota Surakarta,
Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data model interaktif, yang terdiri dari tiga komponen analisis data yaitu reduksi data,
a) Reduksi data
1992:15)
b) Penyajian data
kompak. Susunan penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan
sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci
c) Penarikan simpulan
Pada awal pengumpulan data, peneliti harus sudah mengerti apa arti
proposisi. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses
dianalisis dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus
dan interaktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
interaktif dalam proses pengumpulan data dalam suatu proses siklus. Dalam bentuk
Ketiga komponen tersebut diatas, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan simpulan sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama,
dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan
umum yang disebut analisis. Untuk lebih jelasnya, proses analisis data dengan model
Gambar 1.2
Model Analisis Interaktif
Pengumpulan Data
Penarikan
simpulan/Verifikasi
Sumber : HB. Sutopo, 2002 : 96
waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data.
Artinya, data yang berupa catatan lapangan yang terdiri dari bagian deskripsi dan
refleksinya adalah data yang telah digali dan dicatat. Dari dua bagian data tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
temuan yang penting dalam arti pemahaman segala peristiwa yang dikaji yang disebut
reduksi data. Kemudian diikuti penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis
dan logis dengan suntingan penelitinya supaya makna peristiwanya menjadi lebih
jelas dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan (matriks, gambar,
Reduksi dan sajian data ini harus disusun pada waktu peneliti sudah
mendapatkan unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Pada
waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk
menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam
reduksi maupun sajian datanya, maka peneliti wajib kembali melakukan kegiatan
pegumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang ada
F. Validitas Data
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan yang lain untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Ada 4 macam trianggulasi sebagai teknik
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hal ini menurut Lexy J. Moleong (2002) dapat dicapai dengan langkah :
dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara dari berbagai sumber yang berbeda yang tersedia. Dengan demikian data
yang satu akan dikontrol oleh data yang lain dari sumber yang berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Deskripsi Lokasi
yang berbelit dan perlu biaya ekstra. Ada yang harus bolak-balik mengurus surat
perijinan dari satu kantor ke kantor lainnya. Sehingga kinerja pelayanan umum dinilai
Walikota Surakarta No. 04 Tahun 1998 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelayanan Terpadu Kotamadya Surakarta yang pada saat pembentukannya
masih menggunakan pola satu atap. Berselang kemudian karena dipandang sudah
tidak sesuai lagi dengan kebijakan baru di bidang pelayanan umum, Walikota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laksana Pelayanan Perijinan pada Unit Pelayanan Terpadu Surakarta, yang dimana
pelayanan perijinan yang berada pada semua instansi perangkat daerah Kota
Surakarta. Dengan tata laksana yang baru tersebut UPT Surakarta menggunakan pola
pelayanan satu pintu. Dan kemudian untuk memberikan kewenangan kepada UPT
Pembina dan Tim Pertimbangan Perijinan UPT Kota Surakarta dan Peraturan
dalam Perda Kota Surakarta No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kota Surakarta, dengan perubahan Unit Pelayanan Terpadu (UPT)
Balaikota Surakarta, di Jl. Jenderal Sudirman No. 2 Surakarta 57111, telepon (0271)
653693.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pelayanan perijinan satu pintu. KPPT adalah lembaga pelayanan daerah yang
Sesuai dengan Perwali No. 36 Tahun 2008, tentang Penjabaran TUPOKSI dan
Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, dan sesuai dengan SMM ISO 9001
KPPT Kota Surakarta, menguraikan tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Kepala KPPT.
Ø Kewenangan :
2. Merubah :
- Lingkup penerapan
- Pedoman SMM
- Elemen-elemen SMM
- Kebijakan Mutu
- Sasaran Mutu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
prosedur
Ø Kewenangan :
KPPT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang ditemui
c. Pengendali Dokumen.
eksternal
dokumen terkendali
d. Ka Si Pendaftaran.
Pendaftaran
Ø Kewenangan :
yang ditemui
e. Staf Pendaftaran.
Ø Kewenangan :
persyaratan
f. Ka Si Verifikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ø Kewenangan :
yang ditemui
g. Staf Verifikasi.
3. Menyerahkan berkas yang sudah lengkap dan benar kepada Tim Teknis
Kasi Verifikasi,
pemeriksaan lapangan
seksi penerbitan
Ø Kewenangan :
persyaratan
h. Ka Si Penerbitan.
Ø Kewenangan :
persyaratan
i. Ka Subbag TU
penerbitan
Ø Kewenangan :
yang ditemui
j. Staf Kepegawaian.
Kepegawaian
Ø Kewenangan :
yang ditemui
k. Bendahara Barang.
Barang
dengan rutin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ø Kewenangan :
yang ditemui
ditaati
dikomunikasikan
Ø Kewenangan :
yang ditemui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mutu pelayanan
m. Petugas Informasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
apabila pertanyaan yang muncul tidak mampu untuk diberi jawaban seketika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Menerima berkas yang sudah lengkap dan benar serta telah dilakukan
2. Menerima dan menyusun draft/konsep dokumen ijin dari petugas entry data
persetujuannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
unit kerja organisasi Pemerintah Kota Surakarta. Pejabat struktural sebanyak 6 orang,
dan 23 orang pegawai yang bertugas sebagai staf operasional. Mereka direkrut
Pegawai KPPT ini secara sruktural masih bertanggungjawab kepada unit kerja
Kepala KPPT. Koordinator Sub Bagian Tata Usaha dan Seksi Pelayanan diangkat dan
koordinasi, integrasi dan sikronisasi secara vertikal dan horizontal dalam lingkungan
kerja KPPT dan unit kerja terkait sesuai dengan bidang tugasnya.
pelayanan perijinan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu.
Sesuai peraturan Walikota Surakarta No. 2 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Walikota Surakarta No. 13 Tahun 2005 tentang Pelimpahan Sebagian
perijinan yang ditangani oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Jum’at 07.15-11.00
3. Sabtu 07.15-12.00
mempunyai peralatan yang mendukung proses pelayanan yang antara lain dapat
1. Ruang Kepala
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Ruang Staf
Tabel 1.4 Inventaris Ruang Staf
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Ruang Rapat
Tabel 1.5 Inventaris Ruang Rapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah diperoleh
kinerja KPPT Surakarta dalam pelayanan IMB ini terfokus pada kriteria penilaian
apakah kinerja suatu organisasi itu baik atau buruk, dalam hal ini satu ukuran
produktifitas yang lebih luas dengan memasukan seberapa besar pelayanan publik itu
memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.
Indikator produktivitas dalam hal ini digunakan untuk mengukur dan mengetahui
Sasaran atau target yang ingin dicapai oleh KPPT Surakarta dalam pelayanan
IMB tidak hanya dalam hal peningkatan pelayanan administrasi perkantoran saja,
atau peningkatan sarana dan prasarana saja tetapi KPPT Surakarta juga mempunyai
pelayanan secara teknis, yaitu pencapaian jumlah retribusi IMB yang masuk di KPPT
Surakarta. Diantaranya capaian target dari pemasukan retribusi IMB per tahun yang
diperoleh melalui KPPT Surakarta dalam 2 tahun terakhir. Dan berikut ini disajikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 1.6
Rekapitulasi Setoran Retribusi IMB melalui KPPT Surakarta
Periode Tahun 2008 dan 2009
Dari data yang terdapat dalam tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
jumlah retribusi IMB yang berhasil disetor ke kas daerah melalui KPPT tahun 2008
mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebesar 40,32% dan melebihi target
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
retribusi yang ditetapkan. Hal itu dikarenakan ada beberapa ijin IMB yang nilai
retribusinya cukup besar dibayarkan pada tahun 2008, yakni Apartemen Solo
Paragon, Solo Center Point, dan Kusuma Mulia serta Hotel Ibis (hotel bintang 3). Hal
ini sama seperti yang diungkapkan oleh Bp. Drs. Toto Amanto, MM, selaku Kepala
“Di tahun 2008 capaian retribusi yang diperoleh KPPT terjadi peningkatan
yang signifikan yakni pada pertengahan tahun 2008, karena terdapat retribusi
yang masuk kesini cukup besar, mas..Diantaranya retribusi yang dibayarkan
hotel berbintang 3 yaitu hotel Ibis dan Kusuma mulia. Selain itu juga
pemasukan dari Apartemen Solo Paragon dan Solo Center Point”.
(wawancara, 26 Oktober 2010)
perijinan yang lain yang ada di KPPT Surakarta. Sedangkan capaian retribusi di tahun
2009 terjadi sedikit penurunan daripada tahun 2008, pada tahun 2009 persentase
penurunannya sebesar 4,49% karena di tahun 2009 tidak ada pembayaran retribusi
dari bangunan-bangunan yang tergolong besar seperti yang terjadi di tahun 2008.
Tetapi untuk target tahunan KPPT Surakarta pada tahun 2009 sudah tercapai
meskipun tidak sebesar pada tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
produktivitas KPPT Surakarta cukup baik dilihat dari pemasukan yang didapat dari
dengan baik meskipun tidak secara keseluruhan karena adanya beberapa kendala.
sampai diterbitkannya SK IMB oleh KPPT Surakarta. Dan berikut ini disajikan tabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 1.1
Jumlah Pemohon IMB dan SK IMB Yang Diterbitkan KPPT Kota Surakarta Dari
Bulan Januari - Mei 2010
Dari data yang terdapat dalam tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
dari Bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2010 jumlah permohonan IMB yang
telah masuk ke KPPT Surakarta dengan jumlah SK yang diterbitkan tidak seimbang
atau masih terdapat selisih jumlah. Sebagai contoh saja di bulan Januari terdapat
disini SK yang terbit mencapai 94 SK dan terdapat selisih 14 pemohon. Ini bisa
terjadi karena ada sisa berkas dari bulan Desember 2009 sebanyak 14 berkas yang
baru diselesaikan pada bulan Januari 2010. Begitu pula pada bulan Februari 2010
terdapat sejumlah 106 pemohon yang mengajukan berkas permohonan IMB, tapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bulan berikutnya. Hal tersebut juga terjadi pada bulan-bulan berikutnya. Sehingga
Mengenai hal tersebut Bp. Drs. Toto Amanto, MM, selaku Kepala KPPT Kota
Dari wawancara dengan Kepala KPPT di atas, ternyata ada sebagian besar
dari pemohon yang waktu memasukkan berkas permohonan IMB, syarat-syarat sudah
lengkap dan benar semua tetapi sewaktu pemohon akan membayar retribusi mereka
tidak sanggup karena nilai retribusi yang harus di bayar cukup tinggi. Karena alasan
tersebut, sebagian dari mereka tidak mengurus lagi ijinnya, sehingga dari pihak KPPT
pun untuk sementara juga menunda proses pencetakan IMB, sampai si pemohon
melunasi biaya retribusi tersebut. Jika pemohon itu kembali lagi ke KPPT bulan
berikutnya, saat itu juga KPPT melanjutkan proses pencetakan dokumen ijin. Hal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diterbitkan disetiap bulan bukan karena kinerja KPPT Surakarta yang tidak produktif,
justru KPPT Surakarta sudah menjalankan semua proses sesuai dengan prosedur
pelayanan yang berlaku. Selisih antara jumlah pemohon yang masuk dengan SK yang
sanggup membayar retribusi yang telah diberitahukan kepada pemohon lewat Surat
yang sudah masuk ke KPPT Surakarta tidak dapat diproses lebih lanjut sampai pada
diterbitkannya SK. Sebab salah satu syarat SK IMB dapat diterbitkan adalah
Selain itu Ibu Siti Khotimah, S.Sos, selaku Kepala Evaluasi, Pelaporan dan
“Selain faktor pemohon yang tidak mau bayar kesini, ada faktor lainnya yang
jadi sebab adanya selisih jumlah pemohon dan SK yang dicetak itu karena
adanya pemohon yang sudah daftar ngajuin IMB kesini tetapi pas disurvey
ternyata data-data yang ada diberkas permohonan dengan kondisi dilapangan
tidak sesuai seperti misalnya bangunannya menyalahi GSB (Garis Sempadan
Bangunan) lalu kami suruh mereka untuk benerin dulu terus kesini lagi dan
sementara proses lebih lanjut kami tunda. Kalo sudah beres baru kami
lanjutkan. Nah ternyata cukup banyak juga mas, pemohon yang tidak kembali
lagi kesini untuk ngelanjutin proses sampai SK keluar. Akhirnya berkas
permohonannya pun macet nggak bisa dilanjutin cuma numpuk di meja. Itulah
penyebab lain mengapa bisa terjadi perbedaan jumlah tersebut, mas.”
(wawancara, 28 Oktober 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
maka petugas KPPT Surakarta meminta mereka untuk segera kembali lagi ke KPPT
Namun kemudian banyak ditemui pemohon yang tidak kembali lagi untuk
yang menjadi salah satu penyebab terjadinya perbedaan antara jumlah pemohon IMB
yang telah masuk ke KPPT Surakarta dengan jumlah SK IMB yang sudah diterbitkan.
Dalam kesempatan yang berbeda Bp. Drs. Toto Amanto, MM selaku Kepala
“Kendala lain juga datang pada unit teknis (petugas lapangan) dari DTK saat
melakukan survey lapangan, mas. Sebenarnya pihak KPPT dan DTK sudah
berkoordinasi dan membuat persetujuan bahwa waktu yang diberikan untuk
petugas lapangan saat survey sampai menyerahkan Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) adalah 2-4 hari. Namun realitanya sering lebih dari 4
hari. Hal itu dikarenakan Dinas Tata Kota (DTK) hanya punya 2 petugas
survey dalam satu kecamatan. Sehingga banyak berkas permohonan yang
ngantri menunggu untuk disurvey dari pihak DTK. Sehingga berkas yang
belum digarap oleh DTK, ya menumpuk dulu mas di KPPT sampai
dokumen-dokumen tersebut di garap oleh DTK gitu mas. Hal inilah yang
menyebabkan di KPPT sering terjadi penumpukan berkas-berkas
permohonan.” (wawancara, 26 Oktober 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lapangan masih dipegang oleh petugas dari DTK (Dinas Tata Kota). Pelaksanaan
pemeriksaan (survey) lapangan sampai saat ini belum dilaksanakan oleh KPPT
Surakarta sendiri, tetapi masih dipegang oleh petugas dari Dinas Tata Kota.
Meskipun dari pihak KPPT Surakarta sendiri telah bekerja dengan maksimal, tapi
terkadang petugas atau pegawai dari Dinas Tata Kota (DTK) baru menyerahkan
berita acara pemeriksaan (BAP) melebihi dari waktu yang telah ditentukan, yaitu 2-4
hari. Apalagi pegawai dari DTK yang bertugas melakukan survey lapangan hanya
bahwa produktivitas kinerja dari KPPT Surakarta bisa dikatakan cukup baik. Hal ini
dilihat dari capaian target retribusi IMB per tahun yang diperoleh melalui KPPT
Surakarta dalam 2 tahun terakhir yaitu tahun 2008 dan 2009. Meskipun capaian
retribusi di tahun 2009 terjadi sedikit penurunan daripada tahun 2008, karena di tahun
2009 tidak ada pembayaran retribusi dari bangunan-bangunan yang tergolong besar
seperti yang terjadi di tahun 2008. Tetapi untuk target tahunan pada 2009 KPPT
Surakarta sudah tercapai. Selain itu juga bisa dilihat dari proses penyelesaian berkas
faktor yang menyebabkan kinerja KPPT bisa menjadi tidak produktif yang berasal
dari pihak eksternal dalam hal ini Dinas Tata Kota (DTK) sebagai petugas survey
(pemeriksa lapangan). Karena hanya ada dua petugas survey disetiap kecamatan. Ini
sangat kurang sekali jika dibandingkan dengan jumlah berkas permohonan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diterima oleh KPPT Surakarta setiap bulannya, dan ini menyebabkan sering terjadi
menunggu kerja dari Dinas Tata Kota (DTK) sendiri. Hal inilah yang menyebabkan
KPPT “menunggu” untuk melanjutkan proses sampai penerbitan IMB. Faktor lain
juga datang dari pihak pemohon IMB sendiri, seperti tidak lengkapnya berkas
permohonan dan ada juga pemohon yang tidak menyelesaikan pembayaran retribusi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilihat dari bagaimana kualitas layanan yang diberikan oleh KPPT Surakarta kepada
diberikan dan kecocokan pengguna jasa terhadap pelayanan yang diberikan oleh
KPPT Surakarta, oleh karena itu pengukuran kualitas layanan KPPT Surakarta
ditentukan oleh penilaian pengguna jasa. Pengguna jasa dapat menilai pelayanan yang
diberikan, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Pengguna jasa,
dalam hal ini pelanggan atau pemohon ijin KPPT, akan merasa puas jika pelayanan
yang diberikan telah sesuai dengan yang diharapkan, begitu pula sebaliknya, jika
pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan yang diharapkan maka pengguna jasa
Kualitas layanan dapat dilihat dari banyak tidaknya keluhan dari para
informasi yang mereka cari dan mendapatkan pelayanan yang tepat dan cepat. Seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hal yang sama juga dikatakan oleh Bapak Tofik dari CV. Bumi Maju Mapan :
“Kalau disini pegawainya cekatan, cepet banget gitu, yang lama tu ngantrinya
mas, mungkin gara-gara pegawainya cuman sedikit ya.”
(wawancara, 25 November 2010)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hadi Santosa dari Gamatrans :
“Disini pegawainya ramah-ramah mas, kerjanya juga cepet kok, lha wong
ngantrinya kaya gini aja, nyelesaiin ngurusi ijin orang-orang itu ya lumayan
cepat juga.” (wawancara, 25 November 2010)
Pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu. Esti Partiwi, SE selaku Kepala Sub
komplain atau keluhan pelanggan. Hal ini terjadi karena karakteristik pelanggan yang
berbeda-beda. Pelanggan akan merasa senang terhadap sikap petugas pelayanan yang
serius menangani setiap keluhan yang disampaikan serta bersama-sama mencari jalan
keluar. Pegawai dalam situasi seperti ini harus mempunyai kemauan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keluhan oleh pelanggan adalah salah satu ungkapan penilaian akan kualitas
Bagaimanapun keluhan itu datang dan tujuannya tiap petugas pelayanan harus
Drs. Toto Amanto, MM, selaku Kepala KPPT Kota Surakarta mengenai keluhan
pelanggan :
“Selama ini KPPT jarang sekali ada komplain dari pemohon ijin, tetapi bila
pemohon ijin ingin mengajukan komplain, mereka bisa langsung
memasukkan komplain ke kotak saran atau langsung disampaikan kepada
KPPT lewat petugas yang ada di depan, atau bisa langsung SMS ke Walikota
melalui SMS gateway, karena KPPT ini tanggung jawabnya kepada
masyarakat dan Walikota. Langkah kami jika ada komplain ya kami segera
mengatasinya, kadang kami juga mengadakan briefing untuk membahas
permasalahan dalam memberikan pelayanan sehingga pelayanan prima bisa
terwujud.” (wawancara, 29 November 2010)
Tanggapan dari Ibu Siti Khotimah, S.Sos, selaku Kepala Evaluasi, Pelaporan
“Kalau ada pemohon yang komplain lebih sering langsung pada petugas yang
melayani mas, dan kami akan menanggapinya dengan sabar dan ramah,
misalnya kesalahan manusiawi (human error) seperti salah ketik, bisa
langsung kami benarkan, tapi kalau ada yang mendesak sampai butuh
penyelesaian langsung biasanya Kepala KPPT ikut turun langsung juga,
pokoknya ya tetap dengan kepala dingin tapi juga memberikan jalan keluar
terbaik pada pemohon (customer) gitu mas.” (wawancara, 29 November 2010)
menyampaikan langsung kepada petugas KPPT yang bersangkutan, kotak saran atau
SMS ke Walikota. Langkah yang dilakukan untuk mengatasi komplain yang ada yaitu
segera mengatasi permasalahan yang ada jika dinilai urgent dengan mengadakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kepada pelanggan.
Berikut kutipan pendapat Bapak Toufik dari CV. Bumi Maju Mapan
“Saya belum pernah komplain ke KPPT, soalnya sejauh ini saya sudah cukup
puas dengan kerja Petugas KPPT. Saya rasa mereka cukup tanggap juga mas,
ngerjain tugasnya dengan terampil dan cekatan.”
(wawancara, 25 November 2010)
Pendapat senada juga disampaikan oleh Bapak Watijo Warga Jl. Tulang
bawang selatan RT.03/03 Kadipiro Banjarsari dan Bapak Sutrisno Warga Begalon,
“Saya belum pernah komplain, soalnya dari awal petugas sudah menjelaskan
syarat dan bagaimana prosedurnya, jadi ya baik-baik saja menurut saya mas.”
(wawancara, 27 November 2010)
“Saya sih belum pernah komplain, pelayanannya bagus mas, sampai sejauh ini
saya merasa puas, pelayanan yang diberikan disini (KPPT) sangat
professional mas.” (wawancara, 27 November 2010)
KPPT dalam melayani para pelanggan serta penanganan penyelesaian masalah seperti
komplain atau keluhan sudah sesuai dengan harapan para pelanggannya karena sejauh
ini pelanggan merasa puas dengan pekerjaan para pegawai KPPT Surakarta.
Minimnya keluhan atau komplain dari para pengguna jasa akan pelayanan di KPPT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KPPT Surakarta dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya harus jelas dan
atau birokrat yang ada di atasnya dalam hal ini Walikota Surakarta atau kepada pihak
langsung kepada instansi yang ada di atasnya, akan mudah melakukan pengawasan
masyarakat. Berikut ungkapan Bp. Drs. Toto Amanto, MM, selaku Kepala KPPT
Kota Surakarta:
rekapitulasi jumlah pemohon IMB yang masuk dan jumlah SK IMB yang telah
diterbitkan. Selain itu dalam laporan tersebut juga dicantumkan tentang data dan
keterangan dari pemohon seperti : nama dan alamat pemohon, alamat bangunan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bp. Drs. Toto Amanto,
kepada Walikota Surakarta setiap bulan sekali dan tiap tahun, tembusannya ditujukan
kepada unit kerja terkait, dalam hal ini berarti kepada Dinas Tata Kota (DTK)
jelasnya dapat kita lihat dari keterangan yang disampaikan oleh Bp. Drs. Toto
dengan penjelasan yang diberikan oleh Ibu. Esti Partiwi, SE selaku Kepala Sub
“Laporan pertanggung jawaban itu dibuat sebulan sekali paling lambat tanggal
5 awal bulan. Mengenai alurnya seperti ini mas, pada awal bulan yaitu tanggal
1 petugas bagian IMB memberikan print out daftar pemohon IMB yang sudah
masuk dan sudak dicetak SK beserta jumlah retribusinya. Untuk lebih detail
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari keterangan yang telah disampaikan oleh Kepala KPPT dan Kepala Sub
bulan koordinator bagian IMB memberikan materi laporan kepada Kepala Tata Usaha
(TU). Materi laporan tersebut berisi antara lain jumlah pemohon IMB yang masuk
dan jumlah SK IMB yang terbit dalam waktu sebulan beserta keterangan-keterangan
lainnya seperti nama dan alamat pemohon, alamat bangunan, peruntukan dan luas
bangunan, tanggal masuk permohonan dan tanggal diterbitkannya SK, serta tarif
retribusi yang dibayar. Kemudian Kepala Sub Bagian TU akan menghimpun dan
memeriksa kembali materi laporan tersebut. Setelah itu materi laporan tersebut
tersebut akan ditandatangani oleh Kepala KPPT Kota Surakarta untuk kemudian
disampaikan kepada Walikota Surakarta dengan tembusan kepada Dinas Tata Kota
(DTK).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 1.4
Mekanisme Laporan Pertanggungjawaban Pelayanan IMB
KPPT Kota Surakarta
Koordinator
Sumber : KPPT Kota Surakarta bagian IMB
Selain itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Surakarta dalam
administrasi yang benar atau sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. KPPT
di atur prosedur pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang ada, yaitu berdasarkan
Laksana Pelayanan Perijinan pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota
Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Seperti yang diutarakan oleh Bp. Drs. Toto Amanto, MM, selaku Kepala
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Siti Khotimah, S.Sos, selaku
Pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu. Esti Partiwi, SE selaku Kepala Sub
berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 1.5
Tim Pemeriksa
Lapangan
(4)
Rapat Tim
Pertimbangan
(5)
Output :
a. Ditolak
b. Ditunda
Penyerahan c. Diterima
dokumen
(11)
Dikembalikan
Agenda/ berkasnya
administrasi (6a)
(10)
Diberi waktu
melengkapi
Proses tanda syarat (6b)
tangan Pejabat
(9) Dihitung
biayanya
(6c)
Pembayaran di
Cetak
Kas Daerah
dokumen
(7)
(8)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
masing-masing prosesnya :
1) Proses pertama disebut proses masuk. Dalam proses ini kegiatan yang dilakukan
antara lain :
sudah lengkap
4) Proses keempat adalah proses pemeriksa lapangan yaitu Tim Pemeriksa lapangan
yang terdiri dari petugas-petugas dari unit kerja terkait mengadakan pencocokan
proses permohonan.
hari yang sama setelah pemeriksaan lapangan sesuai kebutuhan, rapat diadakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
di KPPT Surakarta.
6) Proses keenam adalah output, dilakukan setelah Rapat Pertimbangan selesai. Tim
1. Petugas menghitung biaya yang harus dibayar serta mencetak SKRD (Surat
ditolak/ditunda.
9) Proses kesembilan adalah proses tanda tangan pejabat, kegiatan yang dlakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yaitu :
Walikota
1. Dokumen ijin yang telah ditandatangani, di agenda oleh Tata Usaha KPPT,
11) Proses kesebelas adalah penyerahan dokumen, kegiatan yang dilakukan adalah :
pengambilan ijin pada hari itu, serta menyerahkan kepada Tata Usaha
KPPT
Bapak Permana dari CV. Jaya Teknik dan Bapak Toufik dari CV. Bumi Maju
lengkap semua juga lancar-lancar saja, akhirnya juga jadi. Nggak ada yang
dipersulit disini tu, mas.” (wawancara, 25 November 2010)
Ibu Siti Khotimah, S.Sos, selaku Kepala Evaluasi, Pelaporan dan Pengaduan
Amanto, MM, selaku Kepala KPPT Kota Surakarta memberi tanggapan seperti
berikut :
pelayanan IMB secara taat prosedur atau tidak, penulis juga menggunakan indikator
durasi waktu penyelesaian dari ijin IMB tersebut. Berikut ini akan disajikan data
statistik waktu penyelesaian IMB sampai diterbitkannya dari bulan Januari - Mei
2010 :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 1.1
Jumlah SK IMB yang diterbitkan dan Waktu Penyelesaiannya
Dari Bulan Januari - Mei 2010
1. Januari 94 27 67
2. Februari 94 14 80
3. Maret 92 17 75
4. April 90 21 69
Kesimpulan yang di dapat pada tabel diatas adalah dari jumlah 512 SK IMB
yang diterbitkan mulai dari bulan Januari sampai bulan Mei 2010 hanya 101
pemohon yang proses pengurusan IMB-nya sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan yakni 6 hari. Sedangkan sisanya yaitu 411 pemohon yang proses
Menanggapi data statistik tersebut, Bp. Drs. Toto Amanto, MM, selaku
“Kalo mas lihat data-data tersebut memang durasi waktu yang dibutuhkan
untuk memproses SK sampai jadi lebih banyak yang molor dari 6 hari
sebagaimana yang sudah ditetapkan Bapak Walikota. Tetapi hal tersebut
bukannya kami (KPPT Surakarta) tidak taat prosedur. Pada dasarnya secara
administratif kami sudah sangat taat pada prosedur tetapi dari segi teknis
dalam hal ini Dinas Tata Kota (DTK) yang berwenang untuk cek lapangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
belum bisa dikatakan taat. Jadi dari pihak KPPT sendiri boleh dikatakan
tepat waktu. Terkadang juga mas, kendala justru ditemukan dari pihak
pemohon sendiri yang terlalu lama melengkapi syarat-syarat yang kurang
sehingga menjadikan waktu pengurusan IMB bisa molor lebih dari 6 hari.”
(wawancara, 26 Oktober 2010)
Tanggapan yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ibu Siti Khotimah,
S.Sos, selaku Kepala Evaluasi, Pelaporan dan Pengaduan KPPT Kota Surakarta
berikut ini :
“Kami akui sampai saat ini kami belum bisa menyelesaikan pengurusan
permohonan IMB yang masuk dalam waktu 6 hari. Tetapi faktor yang
menyebabkan mundurnya kepengurusan IMB ini berasal dari luar KPPT.
Seperti dari pihak Dinas Tata kota (DTK) yang mengembalikan berkas
pemeriksaan lapangan (BAP) yang terlambat dan juga pemohon yang
memang sulit sekali dalam melengkapi persyaratan permohonan, mereka
biasanya membutuhkan waktu yang lama dalam melengkapi kekurangan
persyaratan. Akhinya itu semua membuat penyelesaian IMB bisa molor
menjadi kira-kira 10 hari. (wawancara, 28 Oktober 2010)
Bp. Drs. Toto Amanto, MM, selaku Kepala KPPT Kota Surakarta juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
“Ada juga mas, pemohon yang sudah kami kirimi SPP (surat pemberitahuan
pembayaran) beserta nominal retribusi yang harus dibayar tapi
membayarnya ke KPPT lama sekali. Kadang pemohon yang sudah kami
kirimi SPP itu baru datang dua atau tiga minggu kemudian. Sehingga durasi
waktu yang dibutuhkan dari masuknya berkas permohonan sampai tanggal
ditetapkannya SK menjadi lebih lama.” tambah beliau.
(wawancara, 26 Oktober 2010)
pihak KPPT Kota Surakarta sudah menjalankan prosedur pelayanan IMB secara
administratif dengan benar, hanya saja unit teknis terkait yakni dari Dinas Tata Kota
(DTK) belum bisa melaksanakan tugasnya secara tepat waktu. Jadi yang
menyebabkan banyaknya proses penyelesaian IMB yang melebihi waktu yang telah
ditentukan yaitu 6 hari bukan berasal dari pihak KPPT Surakarta sendiri, melainkan
berasal dari pihak luar yaitu dari tim survey Dinas Tata Kota (DTK) dan dari pihak
pemohon sendiri.
Tim survey lapangan dari Dinas Tata Kota sering kali bekerja lebih dari waktu
yang telah disepakati bersama dengan KPPT Surakarta yaitu 2-4 hari. Hal tersebut
dikarenakan pihak Dinas Tata Kota hanya menempatkan dua petugas survey lapangan
pada setiap kecamatan saja. Sedangkan rata-rata jumlah pemohon yang masuk ke
Dari pihak pemohon sendiri banyak yang terlalu lama dalam melengkapi
tersebut merupakan syarat yang sangat dibutuhkan dalam proses pengurusan IMB
selanjutnya. Selain itu cukup banyak juga pemohon yang sudah mendapat Surat
Pemberitahuan Pembayaran (SPP) beserta nominal retribusi yang harus dibayar tetapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mereka baru datang ke KPPT beberapa hari atau minggu kemudian. Hal tersebut
akhirnya menyebabkan durasi waktu yang dibutuhkan dari tanggal pertama kali
Selain itu KPPT Surakarta dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya sudah
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sudah sesuai
dengan kebijakan atau aturan yang telah ditetapkan. Jadi untuk prosedur pelayanan,
KPPT Surakarta sudah sangat transparan dan sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini akuntabilitas KPPT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Pemeriksaan lapangan masih dipegang oleh petugas dari DTK (Dinas Tata Kota).
oleh KPPT Surakarta sendiri, tetapi masih dipegang oleh petugas dari DTK
(DTK). Walaupun dari pihak KPPT Surakarta sendiri telah bekerja dengan
maksimal, tapi kadang kala petugas/pegawai dari DTK baru menyerahkan berita
acara pemeriksaan (BAP) melebihi dari waktu yang telah ditentukan, yaitu 2-4
hari. Apalagi pegawai dari DTK yang bertugas melakukan survey lapangan
hanya dua orang untuk satu kecamatan. Padahal rata-rata permohonan IMB yang
masuk tiap bulannya di KPPT Surakarta bisa mencapai 70-90 permohonan. Hal
tersebut seperti apa yang dijelaskan oleh Bp. Drs. Toto Amanto, MM selaku
“Kendala ada pada unit teknis (petugas lapangan) dari DTK saat melakukan
survey lapangan. Sebenarnya pihak KPPT dan DTK sudah berkoordinasi dan
membuat persetujuan bahwa waktu yang diberikan untuk petugas lapangan
saat survey sampai menyerahkan BAP adalah 2-4 hari. Namun realitanya
sering lebih dari 4 hari. Hal itu dikarenakan DTK hanya punya 2 petugas
survey dalam satu kecamatan. Padahal tiap bulan KPPT Surakarta rata-rata
menerima 70-90 permohonan.” (wawancara, 26 Oktober 2010)
setiap hari di KPPT Surakarta seringkali dalam jumlah banyak, hal ini tidak
Hal tersebut sama seperti yang diungkapkan oleh Ibu. Esti Partiwi, SE selaku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
“Pegawai KPPT ini hanya 30 orang, jadi rata-rata setiap orang harus bisa
melayani 4 permohonan ijin, padahal setiap ijin itu syarat-syaratnya harus di
teliti kevalidannya, masih berlaku atau tidak, baru kemudian di masukkan ke
dalam data komputer, berkas dari syarat-syarat yang masuk itu pun tidak
sedikit, dan kegiatan ini sebenarnya membutuhkan orang lebih dari satu.”
(wawancara, 29 November 2010)
Hal yang sama pun juga dikatakan oleh Bp. Drs. Toto Amanto, MM selaku
Kepala KPPT Kota Surakarta mengenai kekurangan tenaga di KPPT berikut ini :
“Tenaga disini masih kurang mas, terutama untuk tenaga dari sarjana tehnik
sipil dan tehnik arsitektur, tenaga ini dibutuhkan untuk pelayanan perijinan
seperti IMB yang membutuhkan pengukuran tanah atau bangunan.”
(wawancara, 29 November 2010)
pada saat proses validasi. Pada proses validasi pegawai bagian IMB akan
meneliti berkas permohonan yang telah masuk. Salah satu yang harus diteliti
adalah gambar atau sketsa bangunan yang telah dibuat oleh pemohon. Namun
hanya ada tiga orang saja yang mengerti masalah teknis mengenai bangunan
masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh para pemohon saat mengajukan syarat-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Siti Khotimah, S.Sos selaku
Kepala Evaluasi, Pelaporan dan Pengaduan KPPT Kota Surakarta sebagai berikut
3. Kepala KPPT Surakarta yang terkadang tidak berada ditempat juga dapat
Surakarta sedang melakukan tugas dinas di luar kota atau berhalangan datang
maka untuk sementara waktu SK IMB maupun dokumen ijin lainnya yang
masalah gambar atau sketsa bangunan. Banyak sekali ditemui oleh pegawai
KPPT pemohon yang tidak mengerti secara benar mengenai masalah teknis
mengurusi masalah gambar bangunan. Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Ibu
Siti Khotimah, S.Sos selaku Kepala Evaluasi, Pelaporan dan Pengaduan KPPT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hal tersebut seperti penuturan yang dialami oleh Bapak Watijo seorang pemohon
IMB yang bertempat tinggal di jalan Tulang bawang selatan RT.03/03 Kadipiro
“Saya memang sudah kesini (KPPT) dua kali. Tepatnya sudah dua mingguan
ini. Pada waktu pertama datang kata petugasnya gambar denah bangunan
saya tidak sesuai aturan main. Setelah dijelasin lalu saya perbaiki dirumah.
Eh, ternyata salah lagi. Memang denahnya saya coba-coba gambar sendiri.
Terus tadi dikasih saran untuk pakai jasa konsultan bangunan atau arsitek
juga bisa”. (wawancara, 27 November 2010)
retribusi secara jelas. Akibatnya mereka ada yang tidak mau datang ke KPPT lagi
untuk membayar dan ada pula yang mengajukan protes kepada pihak KPPT
Surakarta. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diterangkan Ibu Siti Khotimah,
S.Sos selaku Kepala Evaluasi, Pelaporan dan Pengaduan KPPT Kota Surakarta
sebagai berikut :
“Kadang saya temui pemohon yang datang kesini ngeyel mas nggak mau
bayar, alasannya terlalu mahal. Padahal sudah diterangkan dengan jelas lho
mas, lagipula mekanisme perhitungannya sudah ada. Pemohon tinggal lihat
sendiri di brosur/leaflet yang ada di depan. Kalo sudah ketemu pemohon
yang kayak gitu ya sudah mau gimana lagi tinggal pilih kalo mau bayar ya
prosesnya dilanjutin tapi kalo tetep tidak mau bayar ya terpaksa berkas
permohonannya kami kembalikan. Selain itu ada juga pemohon yang tidak
datang-datang kesini untuk bayar. Padahal surat pemberitahuan pembayaran
(SPP) nya sudah diterima sejak lama. Kebanyakan yang kaya’ gitu itu
pemohon yang kena biaya sampai puluhan juta mas. Mungkin mereka tidak
siap atau tidak punya cukup uang untuk bayar. Akhirnya berkas permohonan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mereka mandeg dan cuma numpuk di meja nggak bisa diproses dan SK nya
tidak bisa diterbitkan. (wawancara, 29 November 2010)
Selain itu terdapat juga pemohon yang kurang lengkap syarat-syaratnya tetapi
tidak mau melengkapi. Hal tersebut seperti ungkapan yang disampaikan oleh Bp.
Drs. Toto Amanto, MM selaku Kepala KPPT Kota Surakarta dibawah ini :
“Salah satu kendala yang dihadapi oleh KPPT Surakarta saat memberikan
pelayanan adalah dari pihak pemohon sendiri. Banyak juga pemohon yang
sukar sekali untuk melengkapi persyaratan. Padahal pegawai disini (KPPT)
sudah mengingatkan syarat-syarat apa saja yang kurang dan meminta mereka
untuk segera melengkapinya. Jangankan melengkapi mas, pemohonnya
dihubungi saja sulit.” (wawancara, 27 November 2010)
5. Sarana dan prasarana seperti komputer dan printer kurang memadai. Komputer
dan printer tersebut berfungsi untuk menyimpan data pemohon dan juga untuk
komputer dan satu buah printer saja. Hal itu jelas sekali bisa menghambat para
pegawai untuk bekerja dengan optimal. Bila terjadi lonjakan permohonan maka
menjadi terganggu. Hal tersebut sama seperti apa yang disampaikan oleh Ibu.
Esti Partiwi, SE selaku Kepala Sub Bagian TU KPPT Kota Surakarta berikut ini :
“Fasilitas seperti komputer dan printer di bagian IMB saya rasakan masih
perlu penambahan. Agar nanti pegawai tidak kewalahan apabila terdapat
banyak dokumen IMB yang harus dicetak, kalo printernya cuma satu kan
malah repot nanti mas. Apalagi kalo itu rusak, malah pengurusannya bisa
molor lagi waktunya.” (wawancara, 29 November 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Ruang tunggu yang sempit dan terbatasnya kursi tunggu. Terbatasnya ruangan
yang ada di KPPT Surakarta juga menjadi salah satu hambatan yang dihadapi
Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sutrisno Warga Begalon,
“Kalau masalah ruang tunggu pelanggan mas, KPPT masih termasuk kurang,
apalagi ditambah dengan adanya pelayanan PKMS, para pencari PKMS itu
jumlahnya lebih banyak daripada pencari ijin lainnya, sampai-sampai
sebagian pelayanannya dilaksanakan di luar ruangan. Fasilitasnya memang
bagus mas tempatnya juga bersih, tapi sayangnya ruang tunggu kursinya
kurang kalau pas banyak pemohon, umpek-umpekan gitu rasanya, sampe
berdiri nungguin di luar, mas.” (wawancara, 27 November 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB IV tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja Kantor Pelayanan
Bangunan (IMB) di Kota Surakarta dikatakan sudah cukup baik. Hal tersebut
dapat dilihat dari ketiga indikator, yaitu produktivitas, kualitas layanan, dan
akuntabilitas.
KPPT Surakarta bisa dikatakan cukup produktif hal ini bisa dilihat dari
capaian target retribusi IMB per tahun yang diperoleh melalui KPPT Surakarta
dalam 2 tahun terakhir yaitu tahun 2008 dan 2009. Meskipun capaian retribusi di
tahun 2009 terjadi sedikit penurunan daripada tahun 2008, karena di tahun 2009
seperti yang terjadi di tahun 2008. Tapi untuk target tahunan pada 2009 KPPT
Surakarta sudah tercapai. Selain itu produktivitas KPPT Surakarta cukup baik
karena masih ada faktor yang menghambat yang datang dari luar KPPT seperti
dari Dinas Tata Kota dan juga dari pemohonnya sendiri. Kualitas layanan KPPT
Surakarta secara keseluruhan bisa dikatakan baik. Hal itu bisa kita lihat dari
ada keluhan hanya sebatas kesalahan manusiawi seperti salah ketik, tetapi hal itu
bisa langsung dengan cepat diselesaikan oleh pegawai KPPT Surakarta. KPPT
Hal tersebut bisa dilihat dari pelaksanaan kegiatan dan tugas-tugas KPPT
Surakarta sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan menurut peraturan
Walikota Surakarta yaitu setiap bulan dan tiap tahun sekali. Materi laporan
tersebut berisi antara lain jumlah pemohon IMB yang masuk dan jumlah SK IMB
nama dan alamat pemohon, alamat bangunan, peruntukan dan luas bangunan,
tanggal masuk permohonan dan tanggal diterbitkannya SK, serta tarif retribusi
yang dibayar.
1. Pemeriksaan lapangan masih dipegang oleh petugas dari DTK (Dinas Tata
tergantung dari kinerja mereka (Dinas Tata Kota). Walaupun dari pihak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KPPT Surakarta sendiri telah bekerja dengan maksimal, tapi kadang kala
(BAP) melebihi dari waktu yang telah ditentukan, yaitu 2-4 hari. Apalagi
pegawai dari DTK yang bertugas melakukan survey lapangan hanya dua
datang setiap hari di KPPT Surakarta seringkali dalam jumlah banyak, hal
perijinan IMB. Pada proses validasi pegawai bagian IMB akan meneliti
berkas permohonan yang telah masuk. Salah satu yang harus diteliti adalah
gambar atau sketsa bangunan yang telah dibuat oleh pemohon. Namun
hanya ada tiga orang saja yang mengerti masalah teknis mengenai
sebagian besar masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh para pemohon
3. Kepala KPPT Surakarta yang terkadang tidak berada ditempat juga dapat
oleh pegawai KPPT pemohon yang tidak mengerti secara benar mengenai
hanya terdapat dua buah komputer dan satu buah printer saja. Hal itu jelas
sekali bisa menghambat para pegawai untuk bekerja dengan optimal. Bila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. SARAN
Apalagi komputer dan printer tersebut merupakan sarana yang sangat vital
yang berfungsi untuk menyimpan data pemohon IMB dan juga untuk
saat ini hanya terdapat dua unit komputer dan satu printer untuk pelayanan
tiga unit printer lagi. Dengan ditambahnya beberapa unit komputer dan
para pegawai.
2. Selain itu perlu juga dilakukan penambahan kursi tunggu bagi para
pelanggan KPPT Surakarta. Karena kursi tunggu yang ada saat ini dirasa
dengan berdiri bahkan diantaranya juga ada yang sampai menunggu diluar
kantor. Untuk itu penambahan kursi tunggu juga sangat diutamakan demi