id
SKRIPSI
Oleh:
SRI HANUNING
D 0306058
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini bukan hanya untukku seorang, karena mereka juga yang
merupakan motivasiku untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua
kupersembahkan bagi :
terbalas.
v Almamaterku.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
( Q.S. Ath-Thalaaq : 7 )
(Sri Hanuning)
(Sri Hanuning)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
yang semua ini dipersiapkan dan diajukan sebagi prasyarat untuk memperoleh
gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
ini tentu saja tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin menyampaikan rasa
1. Prof. Dr. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
2. Dr. Bagus Haryono, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Terima
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari
penulis miliki. Oleh karena itu penulis membuka diri terhadap segala kritik
maupun saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan laporan skripsi ini.
Sri Hanuning
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Validitas Data.............................................................................. 34
7. Teknik Analisa Data.................................................................... 35
BAB II DESKRIPSI LOKASI .................................................................. 38
A. Gambaran Umum Kota Surakarta..................................................... 38
B. Gambaran Umum Kelurahan jebres ................................................. 41
C. Gambaran Umum Mahasiswa Kost FISIP Angkatan 2010 .............. 42
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 47
A. Profil Informan .............................................................................. 47
B. Perilaku Konsumtif Mahasiswa ........................................................ 51
1. Perilaku Konsumtif Sandang........................................................ 51
2. Perilaku Konsumtif Pangan.......................................................... 57
3. Perilaku Konsumtif Papan............................................................ 61
C. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif................. 67
1. Faktor Keinginan .......................................................................... 67
2. Faktor Ekonomi ........................................................................... 68
3. Faktor Gaya Hidup (Kebiasaan) ................................................... 71
4. Faktor Media Informasi (Iklan) .................................................... 73
D. Pembahasan …………………………………………...................... 79
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 93
A. Kesimpulan...................................................................................... 93
B. Implikasi .......................................................................................... 93
C. Saran ............................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR MATRIKS
MATRIKS HALAMAN
Matriks 3. 1 Pofil Informan ..................................................................... 50
Matriks 3.4 Biaya Konsumsi Pangan Mahasiswa dalam satu bulan ....... 60
Mahasiswa Kost................................................................... 91
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
5. INTERVIEW GUIDE
ANGKATAN 2010
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
_________________________________________________________________
Keywords: Consuming Behavior, Student, Boarding House.
commit to user
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola
yang semakin tinggi, juga menjadi faktor pemicu terjadinya faktor-faktor yang
sibuk dengan jam kerjanya yang lebih panjang, sehingga mendorong mereka
untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis. Selain itu, di saat
turunnya daya beli masyarakat seperti sekarang ini, makanan instan kini banyak
dikonsumtif oleh masyarakat sebagai pengganti lauk dan nasi. Produk mie instan
sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang
hal penyajiannya.
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen
adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Salah satu dari faktor
tersebut dapat memberikan pengaruh lebih besar dari faktor yang lain.
commit to user
2
Mengetahui faktor mana saja yang berpengaruh dan bentuk pengaruh yang
dan kemudian dapat menyusun strategi pemasaran atau strategi promosi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lebih efektif dari sebelumnya (Kotler, 2002: 183)
untuk menyaring semua upaya untuk mempengaruhi, dengan hasil bahwa semua
yang dilakukan oleh perusahaan niaga harus disesuaikan dengan motivasi dan
persuasif yang menanggapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa
dan dengan maksud tertentu; dan (4) Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki
hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan pengamanan hukum, etika, dan
moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi (Engel, et.al.,
2010: 26).
pakaian, dan lain-lain. Padahal keberadaan sumber daya produktif di alam ini
commit to user
3
yang diambil adalah menetapkan satu pilihan dari berbagai kemungkinan pilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang ada (Sunarto dan Setiono, 2007:6-7). Thee Kian Wie mendifinisikan
kebutuhan pokok sebagai suatu paket barang dan jasa yang oleh masyarakat
dianggap perlu tersedia bagi setiap orang, Kebutuhan ini merupakan tingkat
minimum yang dapat dinikmati oleh seseorang. Hal ini berarti bahwa kebutuhan
pokok berbeda-beda dari suatu daerah ke daerah lain, dari satu negeri ke negeri
lain. Jadi suatu kebutuhan pokok itu adalah spesifik (Sumardi dan Everest: 2-3).
dibandingakan saat mereka masih menjadi siswa dan tinggal dengan oran tua.
karena jauh dari orang rumah maka menyewa kost adalah suatu kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa. Jenjang pendidikan yang semakin tinggi
pandangan paradigma perilaku sosial, yaitu terletak pada proses interaksi antara
commit to user
4
(environment) atau asuhan (nurture). Faktor keturunan adalah faktor yang dibawa
sejak lahir dan merupakan transmisi unsur-unsur dari orang tuanya melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
proses genetika, jadi sudah ada sejak awal kehidupan (Soe’oed, 1999: 30-31).
bangunan (Ahmadi, 1999: 79). Faktor lingkungan sangat dominan yaitu faktor
nilai, serta struktur sosial yang berbeda (Ritzer,2010 :72). Diantaranya perubahan
commit to user
5
maupun kegiatan tersier. Akan tetapi dengan seiring berkembangnya zaman telah
membawa implikasi pada perilaku membeli seseorang. Membeli barang atau jasa
tidak lagi didasari oleh kebutuhan pokok, melainkan karena tuntutan gengsi, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kebutuhan untuk diakui oleh kelompok.
dengan teman sebayanya dan adanya pemisahan diri dari orangtua. Sehingga
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari orang tua tidak lagi memiliki kendali
memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, antara lain
karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga
tidak wajar. Membeli dalam hal ini tidak lagi dilakukan karena produk tersebut
seperti sekedar mengikuti arus mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin
commit to user
6
Sekarang ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai
kemanfaatannya namun karena gaya hidup, demi sebuah citra yang diarahkan dan
dibentuk oleh iklan dan mode lewat televisi, tayangan sinetron, acara
intertainment, ajang kompetisi calon bintang, gaya hidup selebriti, dsb. Ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
gaya menjadi segala-galanya dan segalanya adalah gaya, maka perburuhan
penampilan dan citra diri juga masuk dalam permainan konsumtif (Chaney, 2009
: 17).
kanak menuju masa dewasa. Masa dimana seorang manusia sedang mengalami
perkembangan yang begitu pesat, baik secara fisik, psikologis dan sosial. Remaja
juga memasuki tahap dimana sudah lebih bijaksana dan sudah lebih mampu
membuat keputusan sendiri. Seperti halnya mahasiswa kost yang jauh dari orang
apa yang hendak dilakukan dengan uangnya dan menentukan sendiri produk apa
yang ingin ia beli. Jadi, belanja bagi mahasiswa semester satu bisa dianggap
sebagai sebuah perayaan kemandirian dan kebebasan untuk memilih apa yang
dikehendakinya.
commit to user
7
halanya dengan mahasiswa kost yang jauh dari orang tua dan berusaha
Indonesia, salah satunya adalah kota Solo. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa
besar seperti Matahari dan Solo grand Mall. Yaitu, ketika sebagian masyarakat
terutama dalam hal fashion. Mall-mall besar mampu berdiri dan berkembang
ditengah masyarakat kota Solo pada khususnya. Seperti kita ketahui, Mall
semakin berkembang dari waktu ke waktu. Sampai saat ini di Solo sudah banyak
berdiri Mall seperti Matahari Depertement Store, Solo Grand Mall, Luwes-luwes,
Maraknya pendirian Mall di Solo ini tidak terlepas dari keberadaan kota
berlangsung. Hal ini berimplikasi pada banyaknya pelajar dari sekolah dasar
sampai sekolah menengah umum terutama mahasiswa yang datang ke Solo ini
commit to user
8
berperilaku konsumtif. Seperti halnya yang terjadi pada mahasiswa yang baru
konsumtif mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
B. PERUMUSAN MASALAH
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Surakarta?”
commit to user
9
C. TUJUAN PENELITIAN
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta di tempat kost di
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
sosial (behavioral sociology) dari George Ritzer dan teori konsumsi dari Jean
Baudrillard.
2. Manfaat Praktis
b. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dan orang tua dalam
commit to user
10
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Batasan Konsep
a. Perilaku
Umum bahasa Indonesia, perilaku berasal dari kata “laku” yang berarti
966). Definisi lain menurut Soekanto, perilaku adalah cara bertingkah laku
b. Perilaku Konsumtif
c. Mahasiswa
Arti kata mahasiswa adalah orang yang menuntut ilmu atau belajar di
commit to user
11
dari bahasa Latin yang artinya adalah umum dan menyeluruh. Dengan
d. Tempat Kost
Kost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar atau tempat
sebenarnya adalah turunan dari frase bahasa Belanda "In de kost". Definisi
"In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frase tersebut
dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam
2. Landasan Teori
commit to user
12
hubungan antara stimulus (perangsang) dan respon. Oleh karena perilaku ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme tersebut merespon,
untuk makan.
118-119).
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkunan merupakan penentu dari
commit to user
13
sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern dan
sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor
lingkungan.
perilaku sosial terdapat dua teori, yaitu behavioral sociology dan theory
laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor.
Teori ini berusaha menerangkan tingkah laku yang terjadi itu melalui
commit to user
14
Ritzer, 2010 : 73 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa kost yang mengalami perubahan tempat tinggal dari
di masyarakat.
commit to user
15
atau gaya hidup yang dapat berubah, dan tergantung pada persepsi
adalah seluruh tipe aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga dapat di
citra yang diarahkan dan dibentuk oleh iklan dan mode lewat televisi,
pada pemanfaatan nilai guna barang dan jasa oleh individu, namun
commit to user
16
lagi karena semata-mata demi kebutuhan. Hal tersebut sama dengan apa
yang terjadi pada mahasiswa kost yang berusaha menunjukan citra diri
mereka sehingga dapat memiliki nilai yang lebih di mata orang lain.
dan eksternal:
commit to user
17
1. Faktor Eksternal/Lingkungan
a). Kebudayaan
sosial satu dengan yang lain akan berbeda, dalam hubungannya dengan
perilaku konsumtif. Menurut Engel, et.al., (2010: 47), kelas sosial adalah
commit to user
18
perilaku konsumen yang berbeda (misalnya, merek dan model mobil yang
material yang dihadapi anak di dalam keluarga itu lebih luas, dan
yang tidak dapat dikembangkan bila tidak ada prasarananya. Orang tua
c). Keluarga
keputusan utama, tentu saja dengan pola peranan dan fungsi yang
commit to user
19
2. Faktor Internal
Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis
ii. Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik
maka motivasi untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang
iii. Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang
pada penjual yang berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabil
menggunakan uangnya.
commit to user
20
cenderung hemat.
1). Adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan. Hal ini akan
commit to user
21
a. Pemborosan
dari nilai produknya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi
maksimal.
b. Inefisiensi Biaya
semata.
commit to user
22
a. Mengikuti Mode
3. Penelitian Terdahulu
berikut:
sometimes students borrow too much money while in school. Excess loan
commit to user
23
money leads to debt that students must pay back after graduation delaying
other financial goals. With the proper educational support about living
debt from educational loans. Young adults generally learn their skills from
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
parents and teachers as children. However, parents often overlook
children are still living at home. Instead, children are forced to learn how
to handle their money when entering college and sometimes they make
mistakes that will cost them several years of repayment of loans. This
Dewasa muda umumnya belajar ketrampilan mereka dari orang tua dan
commit to user
24
commit to user
25
children and teens themselves. Within such a framework, child and teen
five papers included in this special issue shed light on the complexities of
understand.
dan saham politik. Anak dan remaja yang konsumtif dibentuk dan diubah
sendiri. Dalam kerangka seperti ini, anak dan remaja yang konsumtif
commit to user
26
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Behavior Sosiology yang
terjadi di dalam lingkungan actor dengan tingkah laku actor serta teori
commit to user
27
cenderung tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari persepsi mereka tentang
orang tua, maka uang saku yang diberikan semakin besar dan pola
fashion.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
commit to user
28
sikap mahasiswa terhadap suatu produk dan jasa juga mempengaruhi perilaku
akan suatu produk yang mahal (bermerk) adalah salah satu penyebab perilaku
tempat kost.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPERNGARUHI
PERILAKU:
1. Faktor Keinginan PERILAKU KONSUMTIF
MAHASISWA
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Gaya Hidup
commit to user
29
besarnya uang kiriman dari orang tua untuk biaya hidup di tempat kost. Apabila
jumlah uang kiriman melebihi jumlah kebutuhan yang harus dikeluarkan maka
kost, seperti keinginan, ekonomi, gaya hidup, dan media informasi pada dasarnya
saling terkait satu dengan yang lainnya. Faktor yang satu dapat mempengaruhi
perilaku konsumtif bila ditunjang dengan faktor yang lain. Misalnya, faktor
keinginan tidak dapat menjadi pengaruh perilaku menjadi konsumtif bila tidak
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
cara menggambarkan apa yang sudah diteliti oleh peneliti untuk memperoleh
hasil penelitiannya. Gambaran seperti apa yang didapat dalam penelitian ini,
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
tata cara penelitian yang menghasilkan data deskreptif analisis, yaitu apa
commit to user
30
yang dinyatakan secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata, teliti
dan dipelajari sebagai suasana yang utuh. Jadi penelitian deskriptif kualitatif,
mengenai protet kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
adanya di lapangan studinya (Sutopo, 2002: 110-112).
menggambarkan apa yang sudah diteliti oleh peneliti untuk memperoleh hasil
sosiologi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
2. Lokasi Penelitian
Solo. Ada dua alasan dipilihnya lokasi penelitian, yang pertama adalah
kost bagi mahasiswa. Kedua karena lokasi penelitian dekat dengan peneliti,
commit to user
31
3. Sumber Data
a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari informan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
melalui observasi maupun wawancara. Informan adalah orang yang
atau arsip-arsip yang dapat mendukung data primer ataupun berupa data
commit to user
32
dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali pandangan
subyek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk
2002: 66).
commit to user
33
metode wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id
a. Purposive Sampling digilib.uns.ac.id
sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan
dalam penelitian ini diambil atas dasar asal daerah informan dan uang
saku yang diterima informan. Asal daerah informan dibagi menjadi tiga
yaitu, yang berasal dari sekitar Solo (Wonogiri dan Purworejo), yang
berasal dari luar Solo tetapi masih Provinsi Jawa Tengah (Purbalingga,
Ngawi, dan Pemalang), yang berasal dari luar Solo tetapi di luar Provinsi
Jawa Tengah (Jakarta dan Banten). Berdasarkan uang saku juga dibagi
commit to user
34
Tabel 1.1
Profil Informan
Sekitar Solo A I Y
yang memenuhi syarat sebagai tujuan penelitian yaitu mahasiswa kost yang
disebut oleh informan pertama, kemudian yang ketiga kita dapat menarik
responden yang semakin lama semakin banyak (Y. Slamet, 2006: 29 - 30).
yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Untuk
pembanding terhadap data. Dalam penelitian ini ada dua triangulasi yaitu:
commit to user
35
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal
dengan informan.
commit to user
36
7. Analisis Data
analisa interaktif. Menurut Sugiyono (2005: 92), tahap analisis data adalah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Pengumpulan data
b. Reduksi Data
c. Penyajian Data.
matrik, network, cart atau grafis sehingga peneliti dapat menguasai data.
commit to user
37
Pengumpulan
Data
Sajian
Data
Reduksi
Data
Penarikan Kesimpulan:
Verifikasi
reduksi data, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian
data. Apabila ketiga hal tersebut dilakukan, maka diambil suatu keputusan
atau verifikasi.
commit to user
38
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
umum memang dataran rendah dan berada diantara pertemuan Sungai Pepe,
Solo, yang mempunyai ketinggian kurang lebih 92 meter di atas permukaan air
propinsi Jawa Tengah – Jawa Timur dan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
strategis. Hal ini dikarenakan kota Surakarta sendiri merupakan jalur utama
transportasi ke beberapa kota besar di Pulau Jawa. Kota – kota tersebut antara
lain adalah Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Karena kota Surakarta yang
sudut kota kecil disekitar wilayahnya antara lain Boyolali, Klaten, Sragen,
Boyolali.
commit to user
39
Karanganyar.
Pasar Kliwon 11% dan Kecamatan Serengan 7%. Kelima Kecamatan dan 51
ini
commit to user
40
Tabel 2.1
2 Serengan 3,19
4 Jebres 12,58
5 Banjarsari 14,81
TOTAL 44,04
12.827 jiwa/km2. Dari luasan wilayah kota Surakarta yang hanya 44,04 km2
B. Kelurahan Jebres
Kelurahan Jebres merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan
Jebres, berada di bagian tenggara kota Surakarta. Kelurahan ini terdiri dari 36
commit to user
41
RW dan 128 RT dengan luas wilayah 317 Ha. Batas wilayah kelurahan Jebres
sebanyak 31.149 jiwa yang terdiri dari penduduk berjenis kelamin laki-laki
belum sekolah sebanyak 3.308 jiwa, belum tamat SD sebanyak 1.621 jiwa, tidak
SLTA/sederajat sejumlah 8.774 jiwa, Diploma III 1.135 jiwa, Diploma IV/S1
1.870 jiwa. Strata 2 sebanyak 157 jiwa serta Strata 3 sebanyak 10 jiwa.
Kelurahan Jebres yang belum atau tidak bekerja sebanyak 1.999 jiwa, sebagai
buruh sejumlah 1.705 jiwa, Guru / Dosen 265 jiwa, Karyawan 8.263 jiwa,
Mengurus Rumah tangga 3.706 jiwa, Pelajar / Mahasiswa :2.625 jiwa, Pegawai
Negeri Sipil ( PNS) sejumlah 585 jiwa, TNI 60 jiwa, POLRI 39, Pensiunan/
commit to user
42
Purnawirawan sebanyak 587 jiwa, wiraswasta 2.019 jiwa dan lain – lain
23. 286 jiwa, kemudian Kristen 5.430 jiwa, Katholik 2.338 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id jiwa, Hindu 54
sehingga banyak jasa kost yang disediakan di Kelurahan Jebres ini. Hampir
80% semua lahan digunakan untuk jasa penyewaan kost sehingga kost
yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas A berjumlah 34 untuk mahasiswa
yang memiliki nim ganjil dan kelas B berjumlah 33 untuk mahasiswa yang
memiliki nim genap. Mahasiswa Sosiologi angkatan 2010 berasal dari berbagai
daerah yang berbeda, umumnya bagi yang berasal dari daerah luar Solo mereka
tinggal dengan cara kost. Berikut ini tabel jumlah mahasiswa berdasarkan
tempat tinggalnya:
commit to user
43
Tabel 2.2
Keterangan Jumlah
Tinggal di kost 35
perpustakaan.uns.ac.id Tinggal di rumah 28 digilib.uns.ac.id
Tidak aktif 4
Jumlah 67
angkatan 2010 yang kost cukup tinggi dibandingkan yang tidak. Pada
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, seperti pada
yang berbeda-beda. Persebaran tempat kost yang ditempati oleh para informan
Berikut adalah beberapa gambar kost yang ditempati oleh informan dalam
penelitian ini. Berikut adalah gambar kost Informan Wr yang terlatak di Jalan
Mendung:
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar. 3
Gambar. 4
Surya:
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 5
Tabel 2.3
Alamat Kost Mahasiswa Sosiologi
Nama Informan Alamat Kost
Y Jl. Surya
A Pucang Sawit
Wr Jl. Mendung
I Jl. Kabut
O Kartika
F Pucang Sawit
D Ngoresan
W Jl. Mendung
G Fajar Indah
commit to user
46
BAB III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Profil Informan
perilaku konsumtif mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jebres, Kota Solo. Berikut ini adalah gambaran umum karakteristik informan pada
penelitian yang di ambil dengan purposive sampling yaitu di ambil berdasarkan asal
daerah yang berbeda-beda dan uang saku yang diterima informan. Informan diambil
adalah yang dianggap mengetahui informasi yang dibutuhakan dalam penelitian ini.
Semua informan ini adalah mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tinggal dengan kost di daerah
Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Informan terdiri dari sembilan
informan, yaitu:
Wonogiri, anak kedua dari dua bersaudara dan satu kakaknya laki-laki sudah
bekerja sebagai guru di salah satu SD Negeri di Wonogiri. Ayah dan ibunya bekerja
sebagai guru SD. Y tinggal di Surakarta dengan alamat kost di Jl. Surya, Surakarta,
Wonogiri. Anak nomor tujuh dari sembilan bersaudara, masih mempunyai dua
orang adik yang masih sekolah di SMA dan SMP. Ayahnya seorang petani dan
commit to user
47
3. Informan Wr, Wanita berumur 18 tahun, beragama Islam, kuliah naik sepeda motor.
Lahir di Serang Banten, tuanya pensiun dari PT Telkom. Anak nomor dua dari tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bersaudara, adiknya masih SD kakaknya sudah bekerja. Wr tinggal di Surakarta
dengan alamat kost di Jl. Mendung, Surakarta. Dengan Unag saku rata-rata Rp
4. Informan I, wanita berusia 19 tahun, beragama Islam, berasal dari Purworejo, dan
anak tunggal. Berasal dari keluarga wiraswasta, dulu sekolah di SMA Negeri 1
Purworejo. Organisasi yang diikuti adalah HIMASOS, BEM dan KAMMI. I tinggal
di Surakarta dengan alamat kost Jl. Kabut, Surakarta. Dengan Uang saku rata-rata
5. Informan O, Laki-laki berusia 19 tahun, beragama Islam, berasal dari Ngawi, ayah
bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), organisasi yang diikuti BEM FISIP
UNS dan HIMASOS, dan merupakan anak yang cukup aktif dalam berbicara. Kuliah
dengan kendaraan bermotor. Anak pertama dari dua bersaudara, adiknya laki-laki
duduk di kelas 2 SMA. O tinggal di Surakarta dengan alamat kostt di Jl. Kartika,
Pemalang. Ayahnya adalah mantan DPRD Kabupaten. Anak keempat dari empat
mengikuti organisasi BEM dan juga ikut di salah satu partai di FISIP yaitu Partai
commit to user
48
pertama dari delapan bersaudara dan enam adiknya semua masih sekolah, adiknya
yang paling kecil umur dua tahun. Di kampus aktif mengikuti organisasi BEM,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HIMASOS, KSR. Dani tinggal di Surakarta dengan alamat kost di Ngoresan,
8. Informan W, wanita berusia 19 tahun, beragama Islam, berasal dari keluarga Polisi
di Komplek Selapa, Jakarta Selatan. Anak nomor dua dari dua bersaudara,
kakaknya cowok sudah bekerja tetapi belum menikah. Sekarang organisasi yang
diikuti di BEM FISIP UNS dan HIMASOS. W tinggal di Surakarta dengan alamat
kost di Jl. Mendung, Surakarta. Dengan Uang saku rata-rata Rp 600.000,00 setiap
bulannya.
9. Informan W, laki-laki berusia 19 tahun, beragama Islam, berasal dari Jakarta. anak
Surakarta dengan alamat kost di Perum Fajar Indah. Dengan Uang saku rata-rata
Data profil informan di atas bila dibuat ke dalam bentuk matriks akan tampak
Matriks 3.1
Profil Informan
Informan Kelamin
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
O Laki-laki Rp 600.000,00 Ngawi Ngoresan
konsumsi sandang tentu saja berbeda dengan saat masih SMA, hal itu karena
tinggal. Karena kost sekarang mahasiswa jauh dari orang tua dan harus bisa
adaptasi dengan lingkungan baru, hidup jauh dari orang tua dan harus mengurus
diri sendiri.
cara membelinya sendiri atau bersama teman tidak lagi dengan oran tua mereka.
Uang yang diberikan untuk membeli pakaian ada yang diberikan bersamaan
dengan uang saku dan ada juga yang diberikan jatah tersendiri dalam setiap
commit to user
50
bulannya.. Hal tersebut merupakan bentuk kepercayaan orang tua kepada anak,
karena saat mahasiswa sudah dianggap cukup dewasa dan harus belajar mandiri
sehingga orang tua memberikan kepercayaan penuh baik dari segi keuangan atau
pergaulannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Besarnya uang saku yang diberikan orang tua sangat berpengaruh terhadap
perilaku konsumtif mahasiswa dalam membeli pakaian, ketika uang saku masih
mencukupi dan kebutuhan kuliah tidak banyak saat itu lah mahasiswa dapat
berbelanja pakaian. Namun pada kenyataannya uang jatah untuk membeli pakaian
tidak mencukupi sehingga kebanyakan dari informan mengambil jatah uang saku
mereka yang seharusnya untuk keperluan lain. Hal tersebut seperti yang
disampaikan oleh Y:
” aku dikasih jatah buat beli pakaian dari ortu itu tiap bulan sekitar Rp
250.000,00 tapi seringnya masih kurang jadi aku ambil uang saku buat
belanja”(Wawancara tanggal 12 Mei 2011).
saat mahasiswa begitu tinggi sehingga uang yang diberikan orang tua mereka tidak
berbohong dengan orang tua, seperti wawancara di bawah ini dengan Informan Wr:
” Kalo sekarang misal beli baju ambil dari duit saku yang dikasih nyokap tiap
bulan, kalo duitnya habis ya nanti tinggal minta nyokap lagi. Kadang kalau
lagi gak pegang uang terus pengen banget minta ortu tapi bilangnya buat
bayar apa gitu di kampus hehe...biar dikasih mbak” (wawancara tanggal 13
Mei 2011).
commit to user
51
” ada, pokoknya dalam satu bulan aku nyimpen uang Rp 100.000,00 dari
uang kaget istilahnya hehe. Kadang juga pakai uang saku kalau kepengen
benget entar jatah makan dikurangin mbak” (wawancara tanggal 2 Mei
perpustakaan.uns.ac.id
2011). digilib.uns.ac.id
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui, begitu pentingnya suatu mode
fashion bagi para mahasiswa sehingga mereka melakukan yang seharusnya tidak
mahasiswa yang berasal dari kota kecil misalnya Ngawai an Wonogiri tidak terdapat
mall satu pun dan dengan berpindahnya tempat tinggal sekranag dikota Solo mereka
dapat menikmati pergi ke Solo Grand Mall. Begitu juga mahasiswa yang dulunya
berasal dari kota metropolitan seperti Jakarta bisa menyalurkan hobbynya untuk
berkunjung ke mall tanpa ada yang membatasi karena jauh dari orang tua.
Perguruan tingi untuk memakai baju bebas dalam setiap kuliah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi dari yang dulu memakai seragam sekarang bebas tentu saja akan
tuntutan.
mana tugas dan kuliah belum begitu sulit. Jam untuk belajar juga semakin
menurun, yang dulu harus belajar dari Senin-Sabtu dan dari jam 07.00-13.30
bahkan sampai sore sekarang berubah jam kuliah sehari paling mencapai empat
sampai lima jam saja dan hanya sampai hari Jum’at ini menimbulkan banyaknya
waktu luang yang dimiliki oleh mahasiswa dalam kesehariannya. Waktu luang
commit to user
52
sering dihabiskan oleh mahasiswa untuk bersantai, misalnya maen di kost teman
yang lain, ngrumpi atau pergi berbelanja. Ketika jalan-jalan apalagi ke pusat
terbaru dan diskon pakaian yang ditawarkan toko tersebut. Mahasiswa yang
perpustakaan.uns.ac.id
tadinya tidak membutuhkan pakaian tersebut berubah menjadi digilib.uns.ac.id
membelinya dan
tidak berorientasi pada manfaat akan pakaian yang dibelinya lagi apakah
dibutuhkan atau tidak. Ini membuktikan bahwa ketersediaan waktu yang lebih
”pas waktu luang aku sering gunain untuk nonton tv, maen kost teman,
terus jalan jalan sama Wr ke mall. Liat-liat ada barang diskon atau gak
sama ada model baru gak kalau tertarik terus beli”. (Wawancara tanggal
13 Mei 2010)
dapat beradaptasi dengan cepat pula. Mahasiswa harus melakukan berbagai adaptasi
misalnya dari segi sistem pendidikan yang berbeda, teman dan dari segi lingkungan.
Dengan adanya laju informasi yang cepat maka mahasiswa merupakan sasaran bagi
baju. Pada usia mahasiswa masih bisa disebut remaja namun kepribadiannya lebih
mantang, sehingga jiwa untuk tampil berbeda dari yang lain, tampil cantik, modis
dan menarik masih melekat dalam diri mahasiswa. Adanya informasi yang begitu
capat dan didorong oleh kahidupan mahasiswa yang ingin tampil cantik merupakan
suatu alasan mahasiswa untuk berperilaku konsumtif dalam hal pakaian. Satu hal
commit to user
53
mahasiswa untuk berpakain bebas ini mengakibatkan mahasiswa lebih bisa untuk
mengekspresikan diri mereka sesuai dengan keinginan mereka. Mahasiswa yang kost
tentu lebih bisa bergerak lebih leluasa dan bebas karena jauh dari orang tua, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk berpenampilan seperti apa terserah pada keinginan mahasiswa sendiri.
Kebanyakan dari informan ingin tampil menarik dalam berpakaian tidak ingin
ketinggalan jaman dan selalu mengikuti mode yang berkembang. Seperti halnya
” sekarang kuliah harus punya stok baju banyak secara tiap hari
pakenya baju bebas, terus kalau masalah merk jelas cari yang bermerk
belinya di matahari mbak”. (Wawancara tanggal 20 Mei 2010).
sendiri masih tergantung dari uang saku. Hal ini akan mempengaruhi perilaku
” sekarang malahan lebih jarang, paling beli kalo baju-baju udah jadi
rombengan. Sama misal pas lagi jalan-jalan ke matahari lagi ada diskonan
dan aku suka sama bajunya, nah kalo ada duit lebih aku baru beli mbak.
Dibanding dulu pas SMA banyakan dulu mbak karena dulu bapak belum
pensiun sih jadi beda sama sekarang”(wawancara tanggal 13 Mei 2011).
Tetapi ada juga yang berlaku hemat akibat dari kondisi ekonomi keluarga.
commit to user
54
”sekarang kalau beli baju setiap satu bulan bisa tiga sampai empat kali
mbak, dan itu juga belanja ngajak temen gitu” (wawancara tanggal 14 Mei
2011).
Dari hasil wawancara di atas dapat di lihat intensitas mahasiswa kost untuk
berbelanja pakaian dapat dikatakan sering, dalam satu bulan bisa mencapai tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sampai empat kali. Bila dilihat berdasarkan uang yang dikeluarkan maka dapat
Matriks 3.2
commit to user
55
Informan Wr yang paling kecil sebesar Rp 80.000,00. Angka tersebut termasuk besar
bila dibandingkan dengan uang saku yang mereka terima setiap bulannya, yaitu dari
dibandingkan dengan rata-rata belanja pakaian maka untuk konsumsi pakaian lebih
membeli pakaian untuk sekarang lebih cenderung bersifat konsumtif. Di sini berarti
keinginan dari dalam diri untuk tampil modis dan diperkuat dengan adanya faktor
mahasiswa yang kost, setiap hari mahasiswa harus memenuhi sendiri kebutuhan
makannya. Uang saku yang diberikan oleh orang tua sebagian besar juga untuk
warung atau memasak sendiri. Dari 9 orang informan hanya satu yang memasak
makannanya sendiri itu pun hanya memasak nasi yang lainnya lebih memilih dengan
cara membeli. Dengan alasan lebih praktis tidak membutuhkan waktu yang banyak
commit to user
56
dan biasanya di tempat kost juga tidak terdapat alat alat untuk memasak. Berikut
” Aku belinya di depan SD Bulukantil itu ada ibi-ibu jualan pake gerobak,
buka tiap pagi sampai sore. Beli disitu murah mbak sama deket ma kost aku
kan gak bawa sepeda motor” (wawancara tanggal 20 Mei 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mencari harga yang murah seperti yang terlihat dalam wawancara di atas. Namun
tidak semua mahasiswa kost mencari makanan yang murah, biasanya karena faktor
keterbatasan uang aku saja. Bagi mahasiswa yang memiliki uang saku banyak akan
lebih cenderung makan makanan yang mahal. Seperti wawancara dengan informan F
di bawah ini:
” Sekarang masih hoby maka bakso, tapi ditambah sama hotplat di SGM
mbak enak banget aku pernah nyobain. Hoka-hoka bento aku juga suka”
(wawancara tanggal 20 Mei 2011).
mahasiswa saat di kost, yaitu memasak mie instan dengan cara memakai alat hiter.
Alat ini ada dua bentuk yang berbentuk teko di dalamnya terdapat gumpalan besi
untuk menghantarkan panas dari listrik dan ada yang berbentuk besi saja caranya
adalah mamasukan alat ini ke dalam gelas yang berisi air. Perilaku memasak mie
seperti ini sebenarnya aneh dan kurang sehat tapi demi menghemat uang maka hal
tersebut sering dilakukan oleh mahasiswa yang kostt.Seperti yang disampaikan oleh
A berikut ini:
commit to user
57
” aku biasanya kalau di kost beli mbak, tapi kalau Cuma pengen mi aku
masak sendiri pake hiter mbk tau kan hehe..daripada beli mahal mending
masak sendiri” (Wawancara tanggal 2 Mei 2010).
Bukan suatu rahasia lagi bila mahasiswa kost sering bermasalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id
konsumtif makan, mengingat terbatasnya uang saku sedangkan digilib.uns.ac.id
semua makanan
harus di dapat dengan membeli bahkan air minum. Bahkan ada mahasiswa yang
tergoda untuk membeli pakaian setelah itu baru kekurangan uang, mahasiswa yang
kost biasanya mengambil langkah dengan mengubah pola perilaku makannya yaitu
dengan mengurangi frekuensi makan agar dapat berhemat dan menurunkan level
yang dimakan misalnya, yang biasa makan daging sekarang makan telor. Hidup
sehat dan terpenuhinya sebuah kandungan gizi tidak lagi diperhatikan karena yang
terpenting adalah semboyan murah, enak dan banyak. pada umumnya sehari makan
dalah tiga kali tapi tidak untuk mahasiswa kost yang pada umumnya dua kali dalam
Tabel 3.3
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lebih lanjut akan dilihat besarnya biaya untuk makan mahasiswa sosiologi
di tempat kost dalam satu bulan. Berikut seperti yang terlihat dalam matrik di bawah
ini:
Matrik 3.4
commit to user
59
Dari data di atas dapat dilihat besarnya rata-rata pengeluaran yang dikeluarkan
oleh mahasiswa jurusan sosiologi di tempat kost dalam satu bulan adalah sebesar Rp
429.000,00. Besarnya alokasi dana untuk makan yang paling banyak adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Meski intensitas makan mahasiswa Sosiologi di tempat kost cenderung rendah
bila dibandingkan dengan standar normal orang makan namun mahasiswa cenderung
konsumtif dengan makan makanan fast food seperti steak, hoka-hoka bento, dan
” Sekarang masih sering juga, seminggu mesti ke mall. Biasanya pas weekend di
ajakin temen gitu. Aku hobi makan di foodcourt soalnya” (wawancara tanggal 20
Mei 2011).
merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan perilaku konsumtif. Dari apa yang
dipaparkan di atas dapat dilihat bahwa mahasiswa kost pada dasarnya cenderung
berperilaku konsumtif dalam konsumsi makan. Kebiasaan yang malas memasak dan
Seseorang yang ingin mengapai ilmu tentu saja tidak mengenal tempat di
mana dia harus menggali ilmu tersebut, seperti jaman sekarang ini di mana untuk
Karena tempat yang dituju untuk menimba ilmu tersebut memang jauh dari tempat
tinggal. Perguruam tinggi negeri untuk sekarang ini masih menjadi favorit bagi para
calon mahasiswa, salah satunya Universitas Sebelas Maret masih menjadi incaran
calon mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah. Ada yang luar kota, luar jawa
commit to user
60
bahkan ada mahasiswa yang berasal dari luar negeri. Tempat tinggal yang jauh dari
kampus tersebut yang membuat mahasiswa untuk mencari tempat tinggal sementara
selama menjalani masa studi di Universitas Sebelas Maret ini. Kost adalah jalan
yang paling banyak ditempuh oleh mahasiswa, dengan menyewa sebuah kost
perpustakaan.uns.ac.id
mahasiswa dapat menempati tempat tinggal yang kebanyakan dekatdigilib.uns.ac.id
dengan kampus.
Kost didapatkan dengan cara menyewa ada yang sistem membayarnya perbulan ada
Kehidupan di dalam kost dengan beberapa penghuni kostt yang lain tentu
berbeda-beda hidup dalam satu rumah. Bukan hanya karakteristik namun juga
jurusan pendidikan yang berbeda, hal ini menuntut mahasiswa yang kostt harus bisa
kepentingan antara mahasiswa kost maka rata-rata dibuat sebuah aturan yang harus
ditaati oleh setiap penghuni kost dan aturan itu juga sebagai kontrol perilaku.
dan lingkungnya. Dari hasil penelitian ternyata ada beberapa tingkatan peraturan
kostt mulai dari yang sangat ketat, biasa dan bebas. Kost yang memiliki peraturan
ketat biasanya yang berbau agama dan penghuninya juga rata-rata aktivis organisasi
keagamaan, dengan latar belakang penghuni yang memiliki agama kuat tentu saja
peraturan dalam kostt harus benar-benar ditaati dan tidak boleh dilanggar. Hal
” Kost ku sekarang lebih banyak aturan mbak, pulang aja maksimal jam
21.00, lebih dari itu gak dapet pintu. Selain itu setiap habis maghrib wajib
ikut kajian, sebenernya gak papa ya demi kebaikan tapi kan kadang ada
rasa sedikit terpaksa apalagi kalau ada tugas apa acara gitu kan jadinya
commit to user
61
bingung. Aku nggak betah mbak, tahun depan rencana mau pindah aja
kontrak rumah ma temen-temen”.(Wawancara tanggal 12 Mei 2010).
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa aturan kost tergantung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari penghuninya, sedangkan penghuni kostt yang tidak terbiasa dengan aturan yang
ketat dan tidak dapat beradaptasi maka tidak dapat menerima dan kemudian tidak
betah untuk tinggal. Namun juga terdapat beberapa kostt lain yang sebaliknya yaitu
tidak ada aturan hal tersebut dikarenakan tidak adanya pemilik yang menunggu kostt
kadang membuat penghuni melanggar aturan yang telah dibuat, misalnya yang
seharusnya jam malam sampai jam 21.00 tetapi sering dilanggar mahasiswa sering
pulang malam
Sembilan dari informan, ada delapan mahasiswa yang kost dan satu yang
kerabatnya di daerah Fajar Indah, dia tinggal dengan satu saudaranya saja dan
pemilik rumah tidak berada di rumah tersebut. Mungkin G memang tidak kost tetapi
pada dasarnya sama yang berbeda hanya informan G tidak mengeluarkan uang sewa
besarnya biaya tergantung dari fasilitas yang terdapat di kost tersebut. Misalnya
kost informan F yang termasuk mewah dengan kamar yang luas dan bangunan
yang bagus tentu saja sewanya akan mahal dibandingkan dengan kost informan A
yang begitu sederhana dan kamar kamarnya juga kecil sangat sederhana. Dalam
pemilihan kost setiap informan memiliki alasan tersendiri mengapa meilih kost
yang sekatang mereka tempati, mulai dari fasilitas yang disediakan, aturan kost,
commit to user
62
jumlah penghuni dan harga. Seperti apa yang diutarakan oleh informan F berikut
ini:
”Ya dulu aku sempat nyari-nyari ke belakang kampus, tak pikir sepi mbak.
Ya udah dech pilih di depan kampus aja. Lahian kalo mudik kan gampang
transportnya. Terus yang sekarang aku tempati kostnya gede banget,
perpustakaan.uns.ac.id
fasilitas lengkap free juga hehehe meski harga mahal gakdigilib.uns.ac.id
masalah mbak”
(wawancara tanggal 20 Mei 2011).
Pemilihan kost yang tanpa mementingkan harga tentu saja salah satu
Seharusnya dalam pemilihan tempat kost dilihar dari manfaat yang akan didapat
dari menempati kost tersebut. Misalnya kost yang sederhana namun dekat dengan
Alasan pemilihan kost agar bisa berkumpul dengan teman atau saudara
yang dikenalnya juga salah satu faktor pemilihan kost, seperti yang diutarakan oleh
”Soale ada sepupuku yang kuliah di UNS juga, nah dia kosan nya di
Pravithasari. Kebetulan masih ada yang kosong, jadi enak. Aku ngikut
kost sini gitu, lagian kalau ada temen yang kenal kan enak mbak bias
nyambung gitu apa maen bareng” (wawancara tanggal 13 Mei 2011).
Dari sembilan informan, ada enam yang memilih kost dengan alasan
commit to user
63
Tabel 3. 5
Berikut ini hasil dari penelitian bila diwujudkan ke dalam sebuah matriks:
commit to user
64
Matriks 3.6
Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berperilaku konsumtif.
commit to user
65
mall.
perpustakaan.uns.ac.id
3. Perilaku konsumtif papan Ø Mahasiswa cenderung digilib.uns.ac.id
berperilaku
1. Faktor Keinginan
perilaku seseorang, dalam hal ini keinginan mahasiswa kost untuk mengkonsumsi.
Keinginan berbeda dengan kebutuhan, keinginan pada dasarnya tidak dilandasi atas
dasar adanya suatu kebutuhan tetapi mengarah pada rasa ingin memiliki atau
mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Keinginan sering kali muncul ketika seseorang
mendapat pengaruh dari luar individu sehingga yang tadinya tidak berkeinginan
mahasiswa. Keinginan yang paling kuat pada saat tertentu akan menjadi pendorong atau
Tujuan yang ingin memiliki sesuatu tanpa adanya dasar kebutuhan akan sangat besar
commit to user
66
”Pas waktu luang aku sering gunain untuk nonton v, maen kost teman, terus
jalan-jalan sama Wr ke Mall. Lia-liat ada barang diskon atau gak sama ada
model baru gak kalau tertarik terus beli” (wawancara tanggal 13 Mei 2011).
Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa ketik pertama kali seseorang
bertujuan mengisi waktu luang tetapi karena fakor-faktor dari luar misalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
model baju yang baru mengakibatkan timbulnya keinginan untuk membeli.
Keinginan mahasiswa kost untuk mencapai apa yang diinginkan di sini juga
didukung dengan ekonomi yang mencukupi untuk dapat mencapai apa yang
2. Faktor Ekonomi
a. Uang Saku
konsumtif mereka, saat masih SMA uang saku diberikan secara harian karena dekat
dengan orang tua sehingga semua keuangan mereka mulai dari makan sampai biaya
pendidikan yang mengatur orang tua. Berbeda dengan sekarang mahasiswa kost
diberikan hak sepenuhnya dalam mengatur keuangan mereka dengan memberikan uang
mereka demi kesenangan misalnya belanja pakaian, makan direstoran dan jalan-jalan.
”kalo sekarang misal beli baju ambil dari duit saku yang dikasih nyokap tiap
bulan, kalo duitnya habis ya nanti tinggal minta nyokap lagi. Kadang kalo
lagi gak pegang uang terus pengen banget minta ortu tapi bilangnya buat
bayar apa gitu di kampus hehe..biar dikasih mbak” (wawancara tanggal 13
Mei 2011).
commit to user
67
mengendalikan diri dalam hal mengatur keuangan, sehingga bila mendesak mereka
Uang saku yang di terima oleh para mahasiswa kost dipengaruhi oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pendapatan orang tua mereka, dan karena sebagai mahasiswa kosr rata-rata belum bekerja,
maka pendapatan yang diperoleh berasal dari kiriman orang tua. Besar sedikitnya uang
kiriman tergantung income orang tua di rumah. Berikut wawancara dengan Informan I:
pendapatan terbesar diantara informan yang lain yaitu sebesar Rp. 10.000.000,00 dan
kemudian diikuti oleh pendapatan orang tua informan F sebesar Rp 4.000.000,00 sebagai
wiraswasta dan mantan DPRD. Karena pendapatan orang tua kedua informan termasuk
besar maka uang saku yang diterima anak juga terbesar dari informan lain yaitu sekitar Rp
diterima mahasiswa kost. Semakin banyak tanggungan keluarga maka akan semakin
banyak biaya hidup yang harus dikeluarkan. Berikut wawancara dengan Informan D:
”aku setiap bulan mendapat jatah sekita Rp 300.000,00 itu pun ortu ngasihnya gak
tentu maklum mbak aku anak nomor pertama dari sembilan bersaudara”
(wawancara tanggal Mei 2011).
Besar kecilnya tanggungan anak dalam keluarga mempengaruhi besar
kecilnya uang saku mahasiswa. Informan F adalah anak bungsu yang hanya satu-
keluarga sebanyak delapan anak. Besar kecilnya uang saku yang diterima anak
saku yang diterima mahasiswa kost maka tingkat peubahan konsumtifnya juga
commit to user
68
mahasiswa kost harus mengatur keuangan mereka sendiri. Hal tersebut berbeda
dengan saat masih SMA. Rata-rata uang saku diberikan per hari antara Rp.
15.000,00 hingga Rp. 20.000,00. Karena informan tinggal bersama keluarga (tidak
perpustakaan.uns.ac.id
kostt), sehingga uang saku diberikan harian. digilib.uns.ac.id
b. Bea Siswa
Pendapatan dari sumber lain dari informan, dapat berupa beasiswa bagi
mahasiswa yang berprestasi dan kerja sambilan (sambil kuliah) untuk mencukupi
kebutuhan hidup di temapat kost. Informan yang mendapat beasiswa adalah sebesar
Rp. 6.000.000,00 setahun adalah Wr berikut adalah hasil wawancara dengan Wr:
“ Tiap bulan saya mendapat beasiswa Bidikmisi dari kampus setahun dapat
Rp 6.000.000,00 dipotong Rp 2.400.000,00 buat bayar SPP setahun,
sisanya Rp 3.600.000,00 diberikan tiga bulan sekali, setiap menerima
uang kadang tak berikan sama ortu tapi seringnya juga buat belanja-
belanja lah mbak kan kesempatan pas dapet uang gak tiap hari”.
(Wawancara pada tanggal 13 Mei 2011)
uang saku yang diberikan orang tua mereka. Saat uang bea siswa cair hal tersebut
commit to user
69
Uang yang didapat ari bea siswa yang tidak digunakan sebagaimana
ekonomi adalah merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar dibanding dengan
faktor lain. Karena pada dasarnya semua kebutuhan dan apa yang diinginkan harus
perpustakaan.uns.ac.id
dimulai dengan ketersediaannya uang. digilib.uns.ac.id
barang atau jasa yang dapat membedakan mereka dengan masyarakat kelas bawah.
sesuatu yang mempunyai merek tertentu. Pernyataan ini didukung pernyataan Informan
F:
”Sampai sekarang aku juga masih suka beli bajunya di matahari, nggak suka
sama distro mbak. Soale menurutku distro itu Cuma bagus modelnya saja, tapi
gampang luntur (mbladus gitu mbak bahasa jawanya). Sekarang kuliah harus
harus punya stok baju banyak secara tiap hari pakenya baju bebas, terus kalau
masalah merk jelas cari yang bermerk belinya di Matahari” (wawancara
tanggal 20 Mei 2011).
merek tersebut. Ini juga dapat menunjukan statusnya sebagai seorang kelas atas.
Kebangkitan budaya konsumen dicirikan dengan yaga hidup (life style). Gaya
membawa kesadaran atau kepekaan yang lebih tinggi terhadap konsumtif. Gaya
hidup menjadi suatu pengaruh yang besar bagi perubahan perilaku konsumtif
mahasiswa kost, gaya hidup seorang mahasiswa berbeda dengan gaya hidup saat
commit to user
70
Gaya hidup yang berbeda juga terlihat dari cara seseorang mengisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
waktu luangnya. Seperti dikatakan Informan Y:
” Dulu (SMA) waktu longgar tak pake tidur mbak hehe...pulang sekolah
kan capek. Sekarang (kuliah) nggak mesti, kadang tiduran di kost kadang
tak pake maen ma temen-temen makan atau ke SGM” (wawancara
tanggal 12 Mei 2011).
mengalami perubahan, ini karena lingkungan rumah dengan kost sangatlah jauh
sendiri. Waktu luang saat Informan Y masih SMA digunakan untuk tidur
sekarang saat menginjak kuliah gaya hidupnya juga berubah yaitu jalan-jalan ke
mall. Gaya hidup mahasiswa yang menghabiskan waktu luangnya di mall dan
mahasiswa, tak akan ada yang menetapkan pereturan yang berarti bila sang
kurang sehat, makan tidak teratur, kandang tidur juga semaunya, dan malah
tidak tidur semalaman dengan berbagai alasan yang baik maupun buruk, yaitu
bermain game, ngobrol dengan teman, main kartu dan lain-lain. Mahasiswa kost
commit to user
71
tidak seperti di rumah. Kebebasan ini menimbulkan gaya hdup mahasiswa kost
untuk membeli produk yang sebetulnya tidak perlu untuk di beli keputusan
pembelian yang paling besar karena dipengaruhi oleh iklan. Semakin cepatnya
juga akan cepat mengikuti produk-produk baru. Satu tahun yang lalu ketika
tidak secepat sekarang saat menjadi mahasiswa apalagi yang berasal dari kota
kecil misalnya Wonogiri dan Ngawi yang di mana juga tidak terdapat mall.
”Gak mikir iklan mbak, yang penting sekolah aja, mall aja juga gak ada
yang penting makan dan kebutuhan tercukupi oleh ortu ya udah”
(wawancara tanggal 2 Mei 2011).
Informan A yang berasal dari wonogiri yang merupakan kota kecil dan
tidak terdapat satu mall pun merasa biasa dengan kehadiran iklan-iklan, ini
Informan Y:
commit to user
72
dibangku SMA, tentunya berbeda dengan sekarang saat mahasiswa kost hidup di
perpustakaan.uns.ac.id
Pada penelitian ini sebagian informan terpengaruh iklan produkdigilib.uns.ac.id
pakaian (model
pakaian terbaru), seperti pada hasil wawancara dengan informan W berikut ini:
“ dulu biasa tuh lihat iklan. sekarang kadang tertariknya sama model baju
baru gitu. Tapi kalu pas ngak punya uang kepengennya ya makan ati
deh… Pengen tapi tak bisa beli”. (Wawancara pada tanggal 13 Mei
2011).
‘ .. kalu ada iklan model baju (kemeja) yang keren aku juga kadang
kepengen.. Sedangkan pada waktu dulu di SMA tidak terpengaruh sama
iklan.” (Wawancara pada tanggal 20 Mei 2011).
“ Sekarang sering tertarik sama model Hp, aku juga bisnis Hp jual-beli
selain menghasilkan uang juga bisa gonta-ganti Hp…” (Wawancara
pada tanggal 2 Mei 2011).
commit to user
73
“Biasa saja mbak tergantung iklannya… suka ke Mall lihat -lihat ada
diskonan…”(Wawancara pada tanggal 13 Mei 2011).
juga mencari ber-merk agar kelihatan berkelas (kelas sosialnya biar tambah
namun hal tersebut juga dipengaruhi oleh adanya faktor lainyang mendukung
guna memenuhi kepuasan dalam konsumsi. Jadi antara faktor yang satu dengan
commit to user
74
Pengeluaran konsumtif seseorang tidak sama antara satu dengan yang lainnya,
mendesak dipengaruhi oleh gaya hidup. Gaya hidup adalah suatu cara terpola
yang tidak diketahui namanya (Chaney, 2009: 91). Gaya hidup mahasiswa yang
boros pengeluaran karena membeli barang dengan sifat barang yang bukan
tidak hanya ditandai oleh pertumbuhan yang cepat atas pengeluaran pribadi,
tetapi juga dibarengi oleh pertumbuhan pengeluaran yang dimainkan oleh pihak
commit to user
75
21).
Matriks 3.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Faktor-faktor yang mempengaruhi
2. Faktor keadaan ekonomi Ø Income keluarga, uang saku, bea siswa dan bekerja
konsumtif mahasiswa.
perilaku konsumtif.
commit to user
76
konsumtif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menyimbpang dengan berbohong pada orang tua, yaitu
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
di lingkungan kampus merupakan salah satu fasilitas
D. PEMBAHASAN
tersebut dipengaruhi oleh kurangnya kontrol orang tua dalam mengawasi keuangan
di dunia nyata orang tidak selalu bertindak rasional, dan ia menyatakan bahwa sikap
kontrol orang tua terhadap anaknya yang tinggal di kost, sehingga mahasiswa dapat
commit to user
78
mereka. Perilaku mahasiswa yang semakin konsumtif dipengaruhi oleh banyak hal,
tetapi yang paling berpengaruh adalah adanya faktor kebebasan dalam melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menurut Thomas C O’Guinn dalam Chaney (2009: 7-8), masyarakat abad ke-
bergaya semacam Shopping Mall, industri waktu luang, fashion, berdirinya sekolah
bahwa perilaku saat kuliah intenitasnya lebih sedikit atau rendah. Mahasiswa
cenderung mencari kemudahan dalam memilih makanan dan tidak lagi memntingkan
unsure gizi yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu untuk mendapatkan makanan mereka harus mencari sendiri ini
menekan pengeluaran untuk makan, dan tidak tersedianya peralatan masak di kost.
Makanan cepat saji sering menjadi alternatif mahasiswa kost, seperti steak,
pizza hut dan burger. Menurut Thomas C O’Guinn dalam Chaney (2009: 7-8),
(fast food) dan industri kuliner adalah serbuan gaya hidup lewat industri iklan telah
sampai ke ruang-ruang kita yang paling pribadi dan mungkin ke relung-relung jiwa
commit to user
79
Memilih tempat kost juga bukan berdasarkan manfaat tetapi rata-rata mencari
kost yang bagus meskipun dengan harga yang relatif mahal. Perilaku yang terjadi
dalam hal konsumsi papan mahasiswa kost menunjukan bahwa perilaku saat kuliah
lebih konsumtif. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan untuk menyewa kost
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sedangkan dulu kebutuhan papan tidak membutuhkan sewa karena menempati
rumah sendiri.
Kost berarti tinggal ditempat orang lain dengan atau tanpa makan dengan
membayar setiap bulannya. Bila dilihat dari karakteristik tempat kost maka kost
merupakan usaha jasa. Tempat kost saat ini dipilih sebagai usaha yang mampu
perkembangan tempat kost yang cukup pesat. Keberadaan tempat kost didaerah
Universitas ini pada awalnya karena permintaan dari mahasiswa yang berasal dari
luar pulau atau kota dan tidak memiliki tempat tinggal sehingga memutuskan untuk
kost agar mempermudah kegiatan sekolah. Dalam memilih tempat kost mahasiswa
bergantung pada penghasilan orang tua. Jika orang tuanya kaya maka pemilihan
lokasi kost harus strategis, fasilitas lengkap dan dapat meningkatkan prestise di
ternyata juga didorong karena gaya hidup mahasiswa yang ingin selalu tampil
menarik, modis, dan berbeda dari yang lain sehingga untuk mewujudkan hal tersebut
Hal tersebut didukung oleh pendapat Giddens dalam Chaney (2009: 14), yang
menyatakan bahwa gaya hidup dianggap merupakan proyek yang lebih penting
commit to user
80
daripada aktivitas waktu luang yang khas dan gaya hidup telah dikorupsi oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tujuan mahasiswa kost selain memenuhi kebutuhan pokoknya juga bertujuan
untuk mendapatkan sesuatu dari lingkungannya yaitu dapat tampil modis dan dapat
mahasiswa kost akan diulang kembali selama tujuan dari konsumtif yang mereka
faktor diantaranya adalah keinginan, ekonomi, gaya hidup dan media informasi
1. Fakor Keinginan
seseorang, dalam hal ini mahasiswa kost. Keinginan yang paling kuat pada saat
tertentu akan menjadi pendorong atau motivator yang mengerakkan seseorang untuk
berperilaku kearah tercapainya tujuan. Saa halnya dengan individu pada umumnya,
sandang, pangan, dan papan merupakan kebutuhan mahasiswa kost yang paling
prioritasnya. Jika kebutuhan pokok pertama telah terpenuhi, maka individu akan
yang dikonsumsi tidak berdasarkan kebutuhan lagi namun keinginan dari diri.
commit to user
81
mahasiswa ingin sama dengan mahasiswa lain. Tetapi muaranya adalah keinginan
menciptakan komunitas tertentu yang nantinya bias saja diikuti oleh teman lain,
sehingga kesamaan itu juga muncul. Oleh Karen itu, lingkungan pergaulan tean
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebaya efektif pula dalam menentukan perilaku konsumen. Jika salah satu seorang
remaja berpenampilan keren, maka tidak teman yang lainnya juga akan ikut
Keinginan sering timbul dari diri sendiri mahasiswa kost karena mahasiswa
yang baru beradaptasi masih labil dalam memutuskan sesuatu termasuk mudah
Media adalah pesan. Menurut McLuhan dalam Baudrilland (2009: 152), ini
berarti bahwa kebenaran pesan yang disampaikan TV dan Radio yang didengar
dan dikonsumtif secara tidak sadar dan mendalam, ini bukanlah makna yang
terungkap dari suara dan gambar-gambar, ini adalah skema yang harus
dilaksanakan, dihubungkan dengan esensi teknik media itu sendiri. Makin dalam
hilang.
2. Faktor Ekonomi
Besarnya uang yang diberikan oleh orang tua mereka, karena sebagai
yang diberikan oleh orang tua dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan orang
tua. Semakin besar tingkat pendapatan orang tua maka semakin besar uang saku
yang diberikan kepada anaknya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
commit to user
82
rumah makin baik tingkat pendapatan, tingkat konsumtif makin tinggi. Karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
aneka kebutuhan konsumtif menjadi semakin besar atau mungkin juga pola
yang baik; (2). Kekayaan rumah tangga (Household Wealth). Tercakup dalam
pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan
tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumtif akan
dahulu, misalnya dengan meminjam dari bank atau menggunakan kartu kredit,
Future).
masa depan rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang
commit to user
83
pengeluaran yang besar pula, karena pada dasarnya kebutuhan manusia itu tidak
terbatas sehingga selalu dan selalu berusaha memnuhi kebutuhan mereka. Faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
konsumtif mahasiswa. Uang saku yang diberikan oleh orang tua tergantung dari
penghasilan orang tua itu sendiri. Pemberian uang saku yang berlebihan dan tiak
mahasiswa kost termasuk tinggi, karena tingginya mahasiswa kost tidak dapat
memnuhi kebutuhannya dengan uang saku yang diberikan oleh orang tua, yaitu
akan hilang karena, sebuah citra, gaya hidup yang dianut dan penilaian orang
terhadap diri.
Pengeluaran konsumsi seseorang tidak sama antara satu dengan yang lainnya,
bertambah maka mereka akan keluarkan untuk menambah konsumsi dan untuk
commit to user
84
konsumsi dan pertambahan pendapatan, akan berkisar antara nol dan satu
mendesak dipengaruhi oleh gaya hidup. Gaya hidup adalah suatu cara terpola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dalam penggunaan, pemahaman, atau penghargaan artefak-artefak budaya
Dalam teori gaya hidup tidak ada suatu konsep yang gamblang yang
menjelaskan tantang apa itu teori gaya hidup, tapi lebih pada interpretasi kita
untuk memahami tentang suatu fenomena. Pada teori gaya hidup dicirikan
dikemukakan dan dipahami oleh Chaney, gaya hidup adalah sebagai proyek
pengertian bahwa gaya hidup perlu keterbukaan yang tidak terbatas terhadap
Gaya hidup mahasiswa yang suka mengikuti trend baik pakaian ataupun
dengan sifat barang yang bukan mendesak Akibatnya terjadi pemborosan dan
konsumtif.
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang dimainkan oleh pihak ketiga (terutama oleh administrasi) demi keuntungan
Biasanya jika kita bisa meilhat suatu trend yang sedang baru, bisa dilihat
dari penampilan produk atau dari iklan-iklan disitu akan kita lihat mana yang
trend terbaru dan biasanya iklan akan menarik konsumen untuk mebeli suatu
produk yang dipamerkan. Jadi ari situ produsen akan bisa menarik konsumen
lewat iklan tersebut. Tapi ada konsumen yang tertarik tapi ada juga yang tidak
tertarik lewat iklan. Media dapat berbentuk media cetak atau media elektronik.
bahwa sangat penting saat ini bagi setiap orang menyatakan dirinya melalui apa
sekaligus penyampai pesan yang efektif. Media ini mampu membentuk persepsi
media tersebut. Informasi yang dikirim tersusun dalam kode-kode sosial yang
dapat dipahami oleh penerimannya. Selama ini iklan memang diyakini memiliki
pengaruh yang cukup kuat dalam membujuk para konsumen untuk membeli
suatu produk yang diiklankan. Iklan bahkan sering dianggap sebagai ujung
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mempengaruhi, dan membujuk konsumen gara menggunakan produk yang
ditawarkan. Namun tujuan dari sebuah iklan tidak selalu tercapai. Sebuah Iklan
seringkali tidak sukses dalam membujuk para konsumen untuk membeli suatu
produk.
bujuk rayu dan gempuran iklan mengharapkan para konsumen untuk berbelanja
masyarakat post-industri. Tidak ada definisi yang ketat tentang gadget, akan
secara relatif fungsi obyek (alat rumah tangga) demi fungsi, tandanya bila kita
fungsional (apa yang dipakai, lebih tepatnya sesuatu lain yang berguna), lalu
satu alat seperti Blackbarry, Notebook, Laptop, dan lain-lain. Media adalah
pesan.
commit to user
87
membentuk budaya citra (image culture) dan budaya citra rasa (taste culture)
perpustakaan.uns.ac.id
adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yangdigilib.uns.ac.id
kadang-kadang
menanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di
muka publik. Iklan juga perlahan tetapi pasti mempengaruhi pilihan citra rasa
yang kita buat. Tentu saja tidak semua orang atau konsumen bisa terpengaruh
begitu saja oleh bujuk rayu iklan. Tidak setisap orang akan membeli setiap
barang yang diiklankan dengan menawan sekalipun. Paling banter orang akan
bintang iklannya yang aduhai. Tapi, jelas unsur repetesi, trik, dan manipulasi
dalam periklanan, tidak bisa diabaikan dalam perembesan gaya hidup, terutama
2009: 19).
2001 : 102). Mahasiswa yang jauh dari kota penyerapan informasi juga berbeda
dengan mahasiswa yang berasal dari kota seperti Jakarta. Keterbatasan fasilitas
Misalnya facebook, jejaring sosial ini telah menjangkit masyarakat dari segala
berbeda, yang dari kota metropolitan apa yang disampaikan lewat fb akan cepat
commit to user
88
beredar karena pergaulan yang luas dan adanya fasilitas yang menunjang
berjalan lambat.
Secara umum dari hasil penelitian ini perilaku konsumtif mahasiswa karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
faktor-faktor dari dalam dan luar dari diri individu. Faktor-faktor yang tersebut
suatu citra atau prestise sebagai mahasiswa yang modis, sehingga perulanggan
diulang kembali, hal tersebut sesuai dengan teori perilaku social dari G. Ritzer
yang menyatakan obyek sosiologi yang kongkrit realitas adalah perilaku manusia
Matriks 3.8
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id
A Keinginan untuk Kadang-kadang Waktu luang ntuk digilib.uns.ac.id
Terta.rik dengan
uang saku ngrumpi dan jalan- model-model bar
lebih modis kurang dengan jalan di Mall karena
keperluan yang terpengaruh dengan
ada. ajakan teman.
D Ada keinginan untuk Uang saku Hidup dengan biasa Tidak menganggap
modis namun sangat pas-pasan (pas-pasan) karena iklan itu penting
commit to user
90
W Keinginan untuk Uang saku pas- Waktu luang untuk Tertarik saat ada
memakai produk- pasan, sehingga jalan-jalan ke mall an model pakaian
produknyang berbohong masih terpengaruh terbaru dan ada
bermerk kepada orang dengan kehidupan di diskonan di Mall
perpustakaan.uns.ac.id tua untuk Jakarta digilib.uns.ac.id
mendapatkan
uang tambahan
untuk
bersenang-
senang
commit to user
91
BAB IV
PENUTUP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Di tempat
kost di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo dipengaruhi oleh kurangnya
kontrol orang tua dalam mengawasi keuangan anak (mahasiswa kost) sehingga mereka
kesenangan. Mahasiswa lebih memprioritaskan tampil modis dari pada konsumtif makan
mereka. Memilih tempat kost juga bukan berdasarkan manfaat tetapi rata-rata mencari
kost yang bagus meski dengan harga yang relatif mahal. Hal tersebut juga didorong
karena gaya hidup mahasiswa yang ingin selalu tampil menarik, modis, dan berbeda dari
yang lain sehingga untuk mewujudkan hal tersebut mereka mengkonsumsi barang bukan
berdasarkan manfaat lagi melainkan simbol yang ditimbulkan dari konsumsi tersebut.
B. Implikasi
1. Teoritis
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori perilaku sosial dimana teori
ini berusaha menerangkan tingkah laku yang terjadi itu melalui akibat-akibat yang
mengikutinya kemudian. Dimana akibat dari tingkah laku masa lalu mempengaruhi
commit to user
92
terjadi pada diri individu disebabkan karena adanya pengaruh dari lingkungan sekitar
individu. Mahasiswa kost yang mengalami perubahan tempat tinggal dari rumah ke
kehidupan kost tentu saja akan mengalami faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
hal konsumsinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa cenderung berperilaku konsumtif, faktor-faktor yang
dengan teori Baudrillard, yang pada intinya mengkaji konsumtif sekarang ini adalah
era di mana orang membeli barang bukan karena nilai kemanfaatannya namun
karena gaya hidup, demi sebuah citra yang diarahkan dan dibentuk oleh iklan dan
mode lewat televisi, tayangan sinetron, acara infotainment, ajang kompetisi para
calon bintang, gaya hidup selebriti, dsb. Baudrillard mengemukakan bahwa analisis
sebenarnya tentang logika sosial konsumsi tidak akan terfokus pada pemanfaatan
nilai guna barang dan jasa oleh individu, namun terfokus pada produksi dan
manipulasi sejumlah penanda sosial. Ketika dilihat dari perspektif struktural, yang
kita konsumtif adalah tanda (pesan, citra) ketimbang komoditas. Komoditas tidak
nereka maknai. Apa yang dikemukakan oleh Baudrillard dapat diasumsikan bahwa
dalam konsumsi mahasiswa sehari-hari ada yang tidak murni, maksudnya tujuan dari
citra).
commit to user
93
Perilaku konsumsi yang didasari nilai, tanda, dan citra tampak pada
mahasiswa kost yang mengkonsumsi suatu barang dengan melihat merk (brand)
terlebih dahulu. Ia merasa lebih berkelas dan telah percaya pada merk tersebut.
2. Metodologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Adapun
dengan metode penelitian kualitatif ini, peneliti berperan sebagai instrumen dalam
mahasiswa Sosiologi angkatan 2010 yang bertempat tinggal dengan cara kost dan
langkah kedua adalah mewawancarai orang – orang yang telah disebut oleh
informan pertama, kemudian yang ketiga kita dapat menarik informan yang
observasi. Karena data yang diperoleh penulis berkembang dalam sajian data
yang naratif.
commit to user
94
terdapat dalam pemilihan reduksi data dan sajian data. Secara metodologis,
sebagaimana adanya.
3. Empirik
tempat kost. Di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo, dipengaruhi oleh
a. Faktor keinginan, yang timbul karena didasari rasa ketertarikan terhadap suatu
b. Faktor ekonomi, pendapatan orang tua mempengaruhi uang saku yang diterima
mahasiswa kost. Sehingga mahasiswa yang menerima uang saku lebih juga
c. Gaya hidup, lingkungan kost dan lingkungan kampus yang serba bebas
menampilkan diri sebaik mungkin demi citra dan prestise yang didapat dari
lingkungan sekitar.
d. Media informasi (iklan atau promosi suatu produk tertentu). Iklan yang terus
commit to user
95
informasi tersebut tetapi menjadi sasaran atau target dari pangsa pasar sehingga
C. Saran
berperilaku konsumtif. Hal itu dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk hidup
hemat dan sederhana seperti dengan tidak memaksakan tinggal di kost mewah atau
kompleks perumahan mewah, tidak terlalu sering makan di restaurant mewah, tidak
memaksakan diri untuk selalu membeli barang-barang mewah dan sedang trend apabila
uang yang dimiliki tidak mencukupi dan membuat rencana pengeluaran dari setiap uang
saku yang diterima. Berusaha lebih mandiri dengan memanfaatkan waktu luang dengan
baik dan menghindari mencuci pakaian dengan laundry sehingga dapat menghemat
pengeluaran.
Diharapkan orang tua mendidik anak untuk dapat mengatur keuangan dan
merencanakan pengeluaran keuangan anaknya, meski jauh dari orang tua sehingga
walaupun mahasiswa tinggal di kos masih dapat dikontrol perilakunya seperti saat masih
di bangku sekolah.
Diharap bagi peneliti yang lain, untuk meneliti faktor-faktor lain yang
mempengaruhi prilaku komsumsi yang belum diteliti pada penelitian ini, agar lebih
diperoleh hasil yang lebih baik dan berguna bagi mahasiswa pada khususnya dan
commit to user
96
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Engel, J.F.; Blackwell, R.D.; dan Miniard, P.W., 2010. Perilaku Konsumen: Jilid 1.
Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.
Evers, HD. dan Sumardi, Mulyanto. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta:
Rajawali Press.
Monks, dkk. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
commit to user
97
Purbaningrum, T., 2008. Pola Konsumsi Produks Fasion dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pola Konsumsi Produk Fashion di Kalangan Pelajar Putri di
SMA Negeri 7 Surakarta. Surakarta: Jurusan Soiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Soe’oed, R.D.F., 1999. Proses Sosialisas. dalam Ihromi, T.O., 1999. Bunga Rampai
Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sudiana dan Setiono, 2011. Ekonomi Mikro. Bogor: Pusat Pendidikan dan
Pengawasan Pendidikan - Badan Pengawasan dan Keuangan Pembangunan.
Website:
Jurnal:
Novianty dan Narulita, V., 2004. Jurnal Penelitian (Jurnal Petra): Studi komparasi
variabel harga, lokasi, dan fasilitas dalam memilih tempat kost. S1 - Skripsi
commit to user
98
Jariah, M., Husniyah, A.R. ; Laily, P.; Britt, S., “Financial Behavior And
perpustakaan.uns.ac.id Problems
digilib.uns.ac.id
Among University Students: Need For Financial Education”. Journal of
Personal Finance, Volume 3, Issue 1. ©2004, IARFC
commit to user