Anda di halaman 1dari 99

PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI

TERHADAP PELAYANAN PUBLIK

(Studi Pada Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan


Lalu Lintas Polrtesta Binjai)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara

Disusun Oleh :

DILIA FRIMAYANI
070903034

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik mungkin. Shalawat beriring salam tak lupa pula penulis persembahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga yang senantiasa menjadi

tauladan bagi umat manusia. Semoga kita selalu mendapat syafa’atnya di hari

akhir kelak.

Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai

Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Palayanan Pengurusan Surat Izin

Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai) “. Penulisan skripsi

ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profesionalisme kerja pegawai di

Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai serta untuk mengetahui adakah

pengaruhnya terhadap pelayanan publik. Skripsi ini di susun untuk menyelesaikan

program pendidikan Strata 1 (S-1) di Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua penulis, Papa ku

tercinta Bripka Turiadi dan Mama ku tersayang Julidar Hayati. Penulis

ucapakan banyak terima kasih atas limpahan cinta, kasih dan sayang, baik moril

ataupun materi yang telah diberikan kepada penulis. Kasih sayang yang Papa dan

Mama berikan tidak akan bisa tergantikan oleh apapun dan tidak akan pernah

tergerus oleh zaman. Dukungan dan nasihat dari Papa dan Mama lah yang

membuat penulis selalu semangat untuk terus menyelesaikan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara


Selama proses penyusunan skripsi penulis banyak dibantu oleh beberapa

pihak. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin Rangkuti, M.Si selaku Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku dosen pembimbing

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Staf Pengajar di FISIP USU yang telah berjasa dalam

memberikan ilmu, nasehat serta arahan kepada penulis selama penulis

menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

6. Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administrasi

Negara, khususnya kepada Kak Mega dan Kak Dian yang telah banyak

membantu segala urusan administratif sejak awal penulis memulai studi

hingga saat ini.

7. Kepada Ibu Aiptu Suyersih selaku Banit SIM di Satlantas Polresta Binjai,

yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam melakukan

penelitian dan mengumpulkan data-data di Satlantas Polresta Binjai.

Universitas Sumatera Utara


8. Seluruh Pegawai di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai yang

telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan pengumpulan

data.

9. Kepada kedua adek ku, Dwi dan Rayhan, jangan bandel-bandel ya kalau

dinasehatin, jangan suka berantem juga. Pusing aku lihat kalian gak pernah

akur. Yang penting, kakak selalu sayang kalian....

10. Kepada Kakanda Arief Pratama A.Md, seseorang yang telah lama

mengisi hatiku, menemani hari-hariku, berbagi suka dan duka serta canda

dan tawa. Makasi atas dukungan, motivasi dan semangatnya sehingga Lia

dapat menyelesaikan skripsi ini...

11. Kepada Teman-Teman Genk Guyuh (Sity alias Siteh, makasi ya Siteh

udah mau ngawani aku ke kampus, plus ngasi tumpangan kos nya yang

yassalam bangeeeettt. Hehehe. Maap ya kalau aku sering ngerepotin.

Aisyaturridha alias Ridhok, terus kerjain proposal mu ya dhok, tetap

semangat dan pertahankan gaya autis mu. Ntar kita buat hak patennya.

Hehehehehe... Shima dan Wanda yang suka dandan, makasi atas tips-tips

cara makeup-an yang gak lebay nya. Hihihihi... Zube yang khas dengan

logat Panyabungannya, kangen aku sama ketawa mu bee... Lizva Eliza

alias Liza, cepat siapin proposal mu Za, biar cepat seminar. Novy siy

tukang ketawa dan Mama Liha siy tukang pulsa, makasi yaa mama udah

mau utangin pulsa ke aku). Persahabatan yang udah kita rangkai gak akan

aku lupain woooyyy...

Universitas Sumatera Utara


12. Kepada My best fren ku Ira Ansari Harahap (baholak) dan Ana

Afriani (burek). Missyyuu so much wooyy.... Kangen menggila bareng

kalian lagi...

13. Kepada Teman-Teman Kelompok Magang (Ika, Kiki, Novira, Akbar,

Bobby Ferdian, Husen, Tofiq dan Gunawan). Kapan kita ke Tj.

Beringin Lagi ni...

14. Kepada Teman-Teman AN 07, senang bisa bertemu dengan kalian.

Semoga kita semua sukses kedepannya. Amiiiinnnn....

Penulis menyadari di dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini selanjutnya. Penulis juga berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, November 2011

Penulis

Dilia Frimayani

070903034

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... v

DAFTAR TABEL....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. ix

ABSTRAKSI............................................................................................... iix

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………........... 1

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………….......... 1

1.2 Perumusan Masalah……………………………………………. 5

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………. 5

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………….. 5

1.5 Kerangka Teori………………………………………………… 6

1.5.1 Manajemen Sumber Daya Manusia……………………… 6

1.5.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia….. 6

1.5.1.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia……….8

1.5.1.3 Manfaat Penerapan Manajemen Sumber

Daya Manusia…………………………………... 9

1.5.2 Profesionalisme Kerja Pegawai…………………………… 10

1.5.2.1 Pengertian Profesionalisme Kerja…………………. 10

1.5.2.2 Ciri-Ciri Sikap Profesionalisme…………………… 12

1.5.2.3 Karakteristik Profesionalisme……………………… 13

1.5.2.4 Faktor-Faktor yang Mendukung Sikap

Profesionalisme Pegawai…………………….......... 14

Universitas Sumatera Utara


1.5.2.5 Usaha-Usaha Pengembangan

Profesionalisme Kerja………………...................... 15

1.5.3 Pelayanan Publik…………………………………………… 16

1.5.3.1 Pengertian Pelayanan Publik………………………… 16

1.5.3.2 Standar Pelayanan Publik…………………………… 17

1.5.3.3 Asas dan Prinsip Pelayanan Publik…………………. 20

1.5.3.4 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik…………………… 22

1.5.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Publik.. 23

1.5.3.6 Surat Izin Mengemudi……………………………..... 24

1.5.3.7 Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai

Terhadap Pelayanan Publik…………………………....... 25

1.6 Hipotesis…………………………………………………….... 26

1.7 Defenisi Konsep……………………………………………… 27

1.8 Defenisi Operasional………………………………………… 27

1.9 Sistematika Penulisan………………………………………… 30

BAB II METODE PENELITIAN…………………………………….. 31

2.1 Bentuk Penelitian…………………………………………… 31

2.2 Lokasi Penelitian…………………………………………… 31

2.3 Populasi dan Sampel…………………………………………. 31

2.3.1 Populasi………………………………………………… 31

2.3.2 Sampel…………………………………………………. 32

2.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 33

2.5 Teknik Penentuan Skor………………………………………. 34

2.6 Teknik Analisa Data……………………………………......... 35

Universitas Sumatera Utara


BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN...................................... 38

3.1 Sejarah Polresta Binjai............................................................ 38

3.1.1 Kilas Balik Pemekaran Polres Langkat.......................... 38

3.2 Visi dan Misi Satlantas Polresta Binjai................................... 41

3.2.1 Visi................................................................................. 41

3.2.2 Misi................................................................................ 41

3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Satlantas Polresta Binjai................. 41

3.3.1 Tugas Pokok.................................................................. 41

3.3.2 Fungsi Satlantas............................................................ 42

3.4 Prosedur dan Tata Cara Penerbitan Surat

Izin Mengemudi.................................................................... 42

BAB IV PENYAJIAN DATA.................................................................. 44

4.1 Karakteristik Responden........................................................ 44

4.2 Penyajian Data......................................................................... 48

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA................................. 68

5.1 Analisa Data............................................................................. 68

5.2 Interpretasi Data....................................................................... 74

BAB VI PENUTUP..................................................................................... 83

6.1 Kesimpulan............................................................................... 83

6.2 Saran....................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………........ 85

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Identitas Responden Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin... 45


Tabel 4.2 Identitas Responden Pegawai Berdasarkan Usia................. 45

Tabel 4.3 Identitas Responden Pegawai Berdasarkan


Pendidikan Terakhir............................................................. 46
Tabel 4.4 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan
Jenis Kelamin....................................................................... 46
Tabel 4.5 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Usia........... 47
Tabel 4.6 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan... 47

Tabel 4.7a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai


perlakuan yang sama dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat............................................................... 48
Tabel 4.7b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
perlakuan yang sama dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat............................................................... 49

Tabel 4.8a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai


konsistensi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat................................................................ 49
Tabel 4.8b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
konsistensi pegawai dalam memberikan pelayanan............. 50
Tabel 4.9a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai

pengaruh jabatan/pangkat dalam mengeluarkan


pendapat di Satlantas Polresta Binjai.................................... 50
Tabel 4.9b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
kebebasan dalam menanyakan apapun
tanpa ada diskriminasi……………....................................... 51

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
pengaruh gender dalam penempatan posisi kerja.................. 51
Tabel 4.10b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
perbedaan pelayanan berdasarkan umur, gender, atau suku...52

Tabel 4.11 Distribusi jawaban responden pegawai mengenai


ketaatan dalam melaksanakan perintah atasan...................... 52
Tabel 4.12 Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
hubungan baik sesama rekan kerja....................................... 53
Tabel 4.13a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai integritas
pegawai dalam menjalankan tugas dan pekerjaan................ 53

Tabel 4.13b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai integritas


pegawai dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya.......... 54
Tabel 4.14a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan............................ 54
Tabel 4.14b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
ketelitian pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan.............. 55

Tabel 4.15 Distribusi jawaban responden pegawai mengenai


pemberlakuan sanksi apabila terlambat hadir
pada jam kerja....................................................................... 56
Tabel 4.16a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
pemungutan biaya pengurusan SIM di luar
ketentuan yang ada.............................................................. 56

Tabel 4.16b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai biaya


pengurusan SIM yang dikenakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.......................................................................... 57
Tabel 4.17 Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai produk
layanan yang diberikan telah memenuhi aturan/pedoman
yang ditetapkan..................................................................... 57

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.18a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
fasilitas sarana dan prasarana yang terdapat
di Satlantas Polresta Binjai.................................................... 58
Tabel 4.18b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai

fasilitas sarana dan prasarana yang terdapat


di Satlantas Polresta Binjai………………………………... 58
Tabel 4.19a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
pemakaian seragam pada saat jam kerja............................... 59
Tabel 4.19b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
kepatuhan pegawai dalam memakai seragam pada
saat jam kerja....................................................................... 60
Tabel 4.20 Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
kepedulian pegawai dalam mengatasi berbagai
permasalahan yang terdapat di Satlantas Polresta Binjai...... 60
Tabel 4.21a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
kemudahan dalam mengakses berbagai informasi

dari Satlantas Polresta Binjai................................................ 61


Tabel 4.21b Distibusi jawanban responden masyarakat mengenai
kemudahan dalam mengakses berbagai informasi dari
Satlantas Polresta Binjai....................................................... 61
Tabel 4.22a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
menghadapi tuntutan pelayanan yang maksimal

dari masyarakat..................................................................... 62
Tabel 4.22b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai daya
tanggap pegawai Satlantas Polresta Binjai dalam mengatasi
berbagai permintaan dari masyarakat.................................... 62
Tabel 4.23a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai ketepatan
waktu dalam penyelesaian pengurusan SIM........................ 63

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.23b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
ketepatan waktu dalam penyelesaian
pengurusan SIM................................................................... 63
Tabel 4.24 Distribusi jawaban responden pegawai mengenai

keberadaan pegawai di kantor pada saat jam kerja............... 64


Tabel 4.25 Distribusi jawaban responden pegawai mengenai
menyelesaikan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
prosedur di Satlantas Polresta Binjai.................................... 64
Tabel 4.26 Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
pelayanan pengurusan SIM dilakukan dengan baik, cepat,

dan tanpa berbelit-belit......................................................... 65


Tabel 4.27a Distribusi jawaban responden pegawai mengenai sikap ramah
pegawai dalam memberikan pelayanankepada masyarakat... 65
Tabel 4.27b Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
sikap ramah pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat............................................................... 66

Tabel 4.28 Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai


kompetensi pegawai di Kantor Satlantas Polresta Binjai..... 66
Tabel 4.29 Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai
komunikasi pegawai kepada masyarakat yang melakukan
pengurusan SIM................................................................... 67
Tabel 5.1 Rekapitulasi klasifikasi jawaban responden

berdasarkan profesionalisme kerja pegawai.......................... 69


Tabel 5.2 Rekapitulasi klasifikasi jawaban responden
berdasarkan pelayanan publik............................................... 71
Tabel 5.3 Tabel interpretasi koefisien korelasi.................................... 73

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi

Lampiran 2 : Daftar Kuesioner

Lampiran 3 : Tabulasi Data Variabel X

Lampiran 4 : Tabulasi Data Variabel Y

Lampiran 5 : Koefisien Korelasi antara Profesionalisme Kerja Pegawai


Terhadap Pelayanan Publik

Lampiran 6 : Tabel Nilai-Nilai r product moment

Lampiran 7 : Surat Rencana Skripsi

Lampiran 8 : Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi

Lampiran 9 : Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 10 : Undangan Seminar Proposal Rancangan Usulan Skripsi

Lampiran 11 : Jadwal Seminar Proposal Penelitian

Lampiran 12 : Daftar Hadir Peserta Seminar

Lampiran 13 : Berita Acara Seminar

Lampiran 14 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 15 : Surat Persetujuan Penelitian dari Satlantas Polresta Binjai

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAKSI
PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP
PELAYANAN PUBLIK
(Studi Pada Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan
Lalu Lintas Polresta Binjai)

Nama : Dilia Frimayani


NIM : 070903034
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A

Profesionalisme kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan


pegawai yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari di dalam organisasi.
Kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan publik mengarah kepada
pencapaian tujuan organisasi yang telah direncanakan sebelumnya. Menilik dari
fungsi utama pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik, sudah
seharusnya pemerintah melakukan perbaikan di dalam pelayanan publik tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah umtuk mengetahui bagaimana
profesionalisme kerja pegawai di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai, untuk
mengetahui bagaimana pelayanan publik yang diberikan di Kantor Satuan Lalu
Lintas Polresta Binjai serta untuk mengetahui adakah Pengaruh Profesionalisme
Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Publik di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta
Binjai.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional
dengan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian
yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Metode korelasional
bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab
akibat dengan variabel yang lain. Data yang diperoleh dengan menyebarkan
angket kepada responden sebnayak 60 orang yang terpilih menjadi sampel.
Selanjutnya data diolah dengan menggunakan koefisien korelasi product moment
yang dilanjutkan dengan uji determinasi.
Berdasarkan hasil analisa Korelasi Produt Moment terdapat pengaruh yang
positif antara profesionalisme kerja pegawai terhadap pelayanan publik pada
Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai dengan korelasi 0,71. Berdasarkan
interpretasi tersebut maka pengaruh profesionalisme kerja pegawai dengan
pelayanan publik berada pada kategori tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa
koefisien korelasi signifikan dan hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini
dapat diterima. Selanjutnya dengan perhitungan koefisien determinasi diperoleh
bahwa terdapat pengaruh pencapaian kualitas pelayanan publik adalah sebesar
50,41 %, sedangkan 49,59 % lagi dipengaruhi oleh faktor yang tidak dibahas
dalam penelitian ini.

Kata Kunci (keyword) : Profesionalisme Kerja Pegawai, Pelayanan Publik, Surat


Izin Mengemudi

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAKSI
PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP
PELAYANAN PUBLIK
(Studi Pada Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan
Lalu Lintas Polresta Binjai)

Nama : Dilia Frimayani


NIM : 070903034
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A

Profesionalisme kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan


pegawai yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari di dalam organisasi.
Kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan publik mengarah kepada
pencapaian tujuan organisasi yang telah direncanakan sebelumnya. Menilik dari
fungsi utama pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik, sudah
seharusnya pemerintah melakukan perbaikan di dalam pelayanan publik tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah umtuk mengetahui bagaimana
profesionalisme kerja pegawai di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai, untuk
mengetahui bagaimana pelayanan publik yang diberikan di Kantor Satuan Lalu
Lintas Polresta Binjai serta untuk mengetahui adakah Pengaruh Profesionalisme
Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Publik di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta
Binjai.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional
dengan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian
yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Metode korelasional
bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab
akibat dengan variabel yang lain. Data yang diperoleh dengan menyebarkan
angket kepada responden sebnayak 60 orang yang terpilih menjadi sampel.
Selanjutnya data diolah dengan menggunakan koefisien korelasi product moment
yang dilanjutkan dengan uji determinasi.
Berdasarkan hasil analisa Korelasi Produt Moment terdapat pengaruh yang
positif antara profesionalisme kerja pegawai terhadap pelayanan publik pada
Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai dengan korelasi 0,71. Berdasarkan
interpretasi tersebut maka pengaruh profesionalisme kerja pegawai dengan
pelayanan publik berada pada kategori tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa
koefisien korelasi signifikan dan hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini
dapat diterima. Selanjutnya dengan perhitungan koefisien determinasi diperoleh
bahwa terdapat pengaruh pencapaian kualitas pelayanan publik adalah sebesar
50,41 %, sedangkan 49,59 % lagi dipengaruhi oleh faktor yang tidak dibahas
dalam penelitian ini.

Kata Kunci (keyword) : Profesionalisme Kerja Pegawai, Pelayanan Publik, Surat


Izin Mengemudi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Reformasi dan globalisasi yang terjadi di Indonesia telah banyak

membawa perubahan bagi kehidupan bermasyarakat. Semenjak di keluarkannya

UU Pemerintah Daerah No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi dengan UU

No. 32 Tahun 2004 pemerintah daerah secara terus menerus berusaha

meningkatkan pelayanan publik. Seiring dengan hal itu tuntutan masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu.

Tuntutan tersebut semakin berkembang seirama dengan tumbuhnya kesadaran

bahwa warga negara memiliki hak untuk dilayani dan kewajiban pemerintah

daerah untuk dapat memberikan pelayanan.

Namun, berbagai tuntutan dari masyarakat tersebut tidaklah akan

terbentuk secara otomatis. Banyak langkah yang harus direncanakan, dilakukan,

dan di nilai secara sistematis dan konsisten. Penataan sumber daya aparatur yang

profesional harus diprioritaskan, karena reformasi di bidang administrasi

pemerintahan mengharapkan hadirnya pemerintah yang lebih berkualitas dan

mampu mengemban fungsi-fungsi pelayanan publik.

Tumpuan dan harapan tersebut tertuju kepada aparatur pemerintah, karena

aparatur pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan bagi masyarakat sekaligus

sebagai penanggung jawab fungsi pelayanan umum di Indonesia yang

mengarahkan tujuannya kepada public service, memikirkan dan mengupayakan

tercapainya sasaran pelayanan kepada seluruh masyarakat dalam berbagai lapisan.

Hal ini mengharuskan pihak pemerintah senantiasa mengadakan pembenahan

Universitas Sumatera Utara


menyangkut mutu dan kualitas dari pelayanan yang dihasilkan. Tantangan yang

dihadapi dalam pelayanan publik adalah bukan hanya menciptakan sebuah

pelayanan yang efisien, namun juga bagaimana pelayanan dapat dilakukan dengan

profesional tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang dilayani, atau

dengan kata lain bagaimana menciptakan pelayanan yang adil dan demokratis.

Tantangan tersebut merupakan hal yang beralasan karena secara empiris

masyarakat di daerah menginginkan agar aparatur pemerintah dalam menjalankan

tugas-tugasnya dapat bekerja secara optimal yang akhirnya dapat memberikan

pelayanan yang baik bagi masyarakat. Untuk dapat menciptakan pelayanan yang

baik bagi masyarakat, diperlukan aparatur yang profesional dalam mengemban

tugasnya, hal ini merupakan prasyarat dalam meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat.

Istilah profesional dapat diartikan berupa pandangan untuk selalu berfikir,

kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh

dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid, dkk dalam

http://ardikurniawan2005.wordpress.com). Sehingga aparatur yang profesional

dapat dilihat dari adanya sikap perjuangan, pengabdian, kemampuan dan disiplin

guna memiliki prestasi kerja dalam melaksanakan tugas dan menjadi lebih

berdaya guna dan berhasil guna. Oleh karena itu, setiap aparatur dituntut untuk

dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional yaitu dengan

memberikan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat.

Pelayanan publik merupakan tanggung jawab pemerintah atas kegiatan

yang ditujukan untuk kepentingan publik atau masyarakat. Kegiatan tersebut

mengandung adanya unsur-unsur perhatian dan kesediaan serta kesiapan dari

Universitas Sumatera Utara


pegawai pemerintah dalam menghadapi perubahan sosial (social change) dan

dinamika masyarakat sebagai sasaran pelayanannya. Rasa puas masyarakat dalam

pelayanan publik akan terpenuhi jika apa yang diberikan oleh pegawai sesuai

dengan apa yang mereka harapkan selama ini, dimana dalam pelayanan tersebut

terdapat tiga unsur pokok yaitu biaya yang relatif lebih murah, waktu untuk

mengerjakan relatif lebih cepat dan mutu yang diberikan relatif lebih bagus.

Tugas pokok aparatur pemerintah pada hakikatnya adalah memberikan

pelayanan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Demikian pula dengan aparatur/pegawai Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai khususnya bidang pelayanan pengurusan Surat Izin Mengenudi

(SIM). Dalam melayani masyarakat, Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai

tidak terlepas dari permasalahan mengenai kondisi pelayanan yang relatif belum

memuaskan. Hal ini berkaitan dengan baik buruknya sumber daya aparatur yang

profesional.

Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai mempunyai tugas dan

kewenangan di bidang pelayanan publik antara lain : memberikan pelayanan

sekaligus pengawasan terhadap prosedur pembuatan SIM. SIM merupakan salah

satu syarat kelengkapan yang wajib dimiliki seseorang untuk mengemudikan

kendaraan bermotor sesuai dengan kendaraan yang digunakannya.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian sementara yang

dilakukan penulis dilapangan, syarat-syarat seseorang telah berhak memiliki SIM

adalah berusia 17 tahun untuk SIM golongan A, C dan D, bisa baca tulis, lulus

ujian teori dan praktek, serta memiliki pengetahuan peraturan lalu lintas jalan dan

teknik dasar kendaraan bermotor.

Universitas Sumatera Utara


Namun kenyataannya, banyak masyarakat yang telah memenuhi syarat

tetapi belum memiliki SIM tetapi bebas menggunakan kendaraan bermotor di

jalan raya. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh lambannya aparatur serta

mekanisme pelayanan yang berbelit-belit, sehingga terkadang masyarakat sering

menggunakan jasa calo, tidak transparan, serta kurangnya sosialisasi dan

informasi kepada masyarakat mengenai prosedur dan biaya dalam pengurusan

pembuatan SIM (http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=29470).

Profesionalisme kerja adalah hal dasar dalam meningkatkan pelayanan

publik, maka setiap aparatur pemerintah dituntut untuk senantiasa meningkatkan

profesionalismenya. Namun kenyataannya berdasarkan pengamatan penulis pada

pra penelitian terlihat bahwa profesionalisme kerja pegawai belum sesuai dengan

kondisi yang diharapkan, yaitu profesionalisme kerja yang dapat mendukung

terciptanya pelayanan publik yang baik.

Berdasarkan keterangan dan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “PENGARUH PROFESIONALISME

KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada

Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai)”.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian telah dikemukakan pada latar belakang di atas maka

perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : “Apakah ada Pengaruh

Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Publik di Kantor

Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai?”

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak

dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui

sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umunya

bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu

pengetahuan itu sendiri.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai di

Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai.

2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan publik yang diberikan di

Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Secara Subjektif. Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berfikir dalam menulis karya ilmiah tentang profesionalisme

kerja pegawai dan pelayanan publik.

Universitas Sumatera Utara


2. Secara Praktis. Sebagai masukan atau sumbangan pemikiran bagi Satuan Lalu

Lintas Polresta Binjai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

profesional.

3. Secara Akademis. Sebagai bahan masukan bagi pelengkap referensi maupun

bahan perbandingan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian di

bidang yang sama.

1.5 Kerangka Teori

Untuk memudahkan penulis dalam rangka menyusun penelitian ini, maka

dibutuhkan teori-teori sebagai pedoman kerangka berpikir untuk menggambarkan

dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Pedoman tersebut

disebut kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk

melakukan penelitian dan teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena

sosial yang menjadi objek penelitian. Sugiono (2005 : 55) menyebutkan landasan

teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan

bukan sekedar perbuatan coba-coba.

1.5.1 Profesionalisme Kerja Pegawai

1.5.1.1 Pengertian Profesionalisme Kerja

Berbicara mengenai profesionalisme mencerminkan sikap seseorang

terhadap profesinya. Secara sederhana profesionalisme dapat diartikan sebagai

perilaku, cara, dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dapat

dikatakan profesional apabila pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika

suatu profesi. Istilah profesional itu berlaku untuk semua pegawai mulai dari

tingkat atas sampai tingkat bawah.

Universitas Sumatera Utara


Profesionalisme dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dan

keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan

tingkatan masing-masing. Profesionalisme menyangkut kecocokan (fitness) antar

kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi (bureaucratic competence) dengan

kebutuhan tugas (task requirement). Terpenuhinya kecocokan antara kemampuan

dengan kebutuhan tugas merupakan salah satu syarat terbentuknya pegawai-

pegawai yang profesional. Artinya, keahlian dan kemampuan aparat

merefleksikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi

(Kurniawan, 2005:73).

Seorang yang profesional adalah seorang pegawai yang memiliki

keterampilan, kemampuan atau keahlian untuk melaksanakan pekerjaan dengan

baik menurut bidangnya masing-masing sehingga memperoleh pengakuan atau

penghargaan. Seorang pegawai yang profesional hendaknya juga mampu memikul

dan melaksanakan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Apa yang dikemukakan Oemar Hamalik (2000:7-8) dapat menambah

pemahaman mengenai profesionalisme kerja pegawai atau tenaga kerja.

Ia mengemukakan bahwa tenaga kerja pada hakikatnya mengandung aspek-aspek

sebagai berikut :

1. Aspek Potensial, bahwa setiap tenaga kerja memiliki potensi-potensi

herediter yang bersifat dinamis, yang terus berkembang dan dapat

dikembangkan. Potensi-potensi itu antara lain : daya mengingat, daya

berpikir, daya berkehendak, daya perasaan, bakat, minat, motivasi dan

potensi-potensi lainnya.

Universitas Sumatera Utara


2. Aspek Profesionalisme atau Vokasional, bahwa setiap tenaga kerja

memiliki kemampuan dan keterampilan kerja atau kejujuran dalam bidang

tertentu dengan kemampuan dan keterampilan itu dia dapat mengabdikan

dirinya dalam lapangan kerja tertentu dan menciptakan hasil yang baik

secara optimal.

3. Aspek Fungsional, bahwa setiap tenaga kerja melaksanakan

pekerjaannyasecara tepat guna, artinya dia bekerja sesuai dengan tugas dan

fungsinya dalam bidang yang sesuai pula. Misalnya tenaga kerja yang

memiliki keterampilan dalam bidang elektronik seharusnya bekerja dalam

bidang pekerjaan elektronik bukan bekerja sebagai tukang kayu untuk

bangunan.

4. Aspek Operasional, bahwa setiap tenaga kerja dapat mendayagunakan

kemampuan dan keterampilannya dalam proses dan prosedur pelaksanaan

kegiatan kerja yang sedang ditekuninya.

5. Aspek Personal, bahwa setiap tenaga kerja harus memiliki sifat-sifat

kepribadian yang menunjang pekerjaannya, misalnya : sikap mandiri dan

tangguh, bertanggungjawab, tekun dan rajin, mencintai pekerjaannya,

berdisiplin dan berdedikasi tinggi.

6. Aspek Produktivitas, bahwa setiap tenaga kerja harus memiliki motif

berprestasi, berupaya agar berhasil dan memberikan hasil dari

pekerjaannya, baik kualitas maupun kuantitas.

Dari beberapa defenisi diatas, dapat dikatakan bahwa Profesionalisme

Kerja adalah kemampuan dan keterampilan pegawai dalam melaksanakan proses

dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang dipercayakan kepada seorang

Universitas Sumatera Utara


pegawai sesuai dengan bidang, maupun tingkatan masing-masing sehingga

menciptakan hasil yang baik dan maksimal.

1.5.1.2 Ciri-Ciri Sikap Profesionalisme Kerja

Seorang pegawai perlu memiliki ciri atau karakteristik untuk mendukung

sikap profesionalisme. Ciri-ciri tersebut antara lain :

1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam

menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas

yang bersangkutan dengan bidang tadi.

2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu

masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat

dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.

3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan

mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.

4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi

serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun

cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan

pribadinya. (http://ariardi.multiply.com/journal/item/11) diakses pada

tanggal 11 Februari 2011 pukul 22:45)

1.5.1.3 Karakteristik Profesionalisme

Menurut Martin Jr (dalam Kurniawan, 2005 : 75) karakteristik

profesionalisme aparatur sesuai dengan tuntutan good governance, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Equality

Perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan. Hal ini didasarkan

atas tipe perilaku birokrasi rasional yang secara konsisten memberikan

pelayanan yang berkualitas kepada semua pihak tanpa memandang afiliasi

politik, status sosial dan sebagainya.

2. Equity

Kesetaraan adalah adanaya peluang dan kesempatan yang sama bagi setiap

orang untuk meningkatkan dan menjaga kesejahteraan mereka. Prasetya

dalam (http://www.goodgovernance.or.id/) menyatakan bahwa kesetaraan

adalah perlakuan yang ada kepada semua unsur tanpa memandang atribut

yang menempel pada subjek tersebut.

3. Loyality

Kesetiaan kepada konstitusi hukum, pimpinanbawahan dan rekan kerja.

Berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain dan tidak ada

kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu

dengan mengabaikan yang lainnya.

4. Accountability

Menurut Kumorotomo (2005 : 3) akuntabilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan apakah aktivitas birokrasi publik atau pelayanan yang

dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang

dianut oleh masyarakat dan apakah pelayanan publik tersebut mampu

mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya.

Universitas Sumatera Utara


1.5.1.4 Faktor-Faktor yang mendukung Sikap Profesionalisme Pegawai

Faktor-faktor yang mendukung sikap profesionalisme kerja pegawai yaitu :

1. Keterampilan

Menurut Nugroho (dalam Kurniawan 2005 : 85) lebih cenderung

menggunakan istilah kemampuan untuk keterampilan dalam diri pegawai

yaitu tersedianya modal kecakapan, ketangkasan atau modal lainnya yang

memungkinkan anggota itu dapat berbuat banyak bagi organisasinya.

2. Kompetensi

Atmosuprapto (dalam Kurniawan 2005 : 74) menyebutkan bahwa

profesionalisme merupakan cermin kemampuan (competency), yang

memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan bisa melakukan (ability),

ditunjang dengan pengalaman (experience) yang tidak mungkin muncul

tiba-tiba tanpa perjalanan waktu.

3. Loyalitas

Menurut Hasibuan (dalam Kurniawan : 75), secara teoritik loyalitas

berhubungan dengan tingkat kedisiplinan, terutama dalam hal ketaatan

terhadap peraturan yang berlaku. Kedisiplinan akan terwujud dengan baik

jika pegawai atau aparatur mampu menaati peraturan-peraturan yang ada.

Loyalitas juga berkaitan erat dengan kemampuan pertanggungjawaban

tugas, pekerjaan dan daya tanggap.

4. Performansi (performance) dapat diartikan menjadi prestasi kerja,

pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/penampilan kerja

(LAN, 1992). Sedangkan menurut Gibson (dalam Kurniawan 2005 : 75)

Universitas Sumatera Utara


bahwa performance atau prestasi (kehandalan dan kecakapan) adalah hasil

yang diinginkan dari perilaku.

5. Budaya Organisasi. Menurut Moeljono (2003 :9) budaya organisasi yang

pada umumnya merupakan pernyataan filosofis, dapat difungsikan sebagai

tuntutan yang mengikat para karyawan karena dapat diformulasikan secara

formal kedalam berbagai peraturan dan ketentuan perusahaan.

1.5.1.5 Usaha-Usaha Pengembangan Profesionalisme Kerja

Pengembangan profesionalisme kerja dapat dicapai dengan

mengembangkan:

1. Strength of Knowledge, yaitu pengembangan profesionalisme melalui

proses belajar secara berkesinambungan. Semua orang tahu bahwa

kekuatan pengetahuan adalah suatu kekuatan dasar yang penting untuk

dapat bekerja secara profesional. Oleh karena itu dengan semakin

meningkatnya pengetahuan ktia maka semakin meningkat pula

profesionalisme yang dapat kita perlihatkan.

2. Strength of Attitude, yaitu kekuatan yang dibutuhkan dalam rangka

pengembangan profesionalisme melalui analisis diri dan pengembangan

sikap kerja positif. Kekuatan ini dapat mendorong kita untuk selalu

memperhatikan penampilan diri dalam pekerjaan sehari-hari, mempunyai

sikap terbuka, terus terang dan penuh antusiasme.

3. Strength of Action, yaitu suatu kekuatan yang dibutuhkan dalam rangka

pengembangan profesionalisme kerja melalui sistem kerja yang lebih

terpola, sesuai dengan etika yang berlaku dan memberikan hasil nyata.

Universitas Sumatera Utara


4. Strength of Relationship, yaitu pengembangan profesionalisme kerja yang

ditempuh melalui pembentukan jalinan kordinasi dan komunikasi vertikal

dan horizontal secara bijaksana.

5. Strength of Trust and Understanding. Kekuatan ini dapt dipergunakan

dalam pengembangan profesionalisme kerja melalui pembentukan trust

dan understanding secara vertikal, horizontal dan lateral, sehingga dengan

demikian kita dapat memiliki kemampuan “memahami” perasaan orang

lain dan memiliki perhatian mendalam terhadap lingkungan sekitar kita.

(http://www.tulungagung.go.id/index.php/berita/item/323-pengembangan-

profesionalisme-kerja diakses pada tanggal 28 Maret 2011 pukul 17:45

1.5.2 Pelayanan Publik

1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Boediono (2003 : 60) pelayanan merupakan suatu proses bantuan

kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan

hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Sedangkan

menurut Ahmad Ainur (2008 : 3) pelayanan publik (public service) adalah suatu

pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-

fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa yang dilakukan oleh organisasi publik.

Menurut Kurniawan (dalam Sinambela 2006 : 5) pelayanan publik dapat

diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat

yang mempunyai kepentingan pada suatu organisasi sesuai dengan aturan pokok

dan tata cara yang telah ditetapkan.

Pengertian pelayanan publik secara lengkap yang dikutip dari Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik menyatakan bahwa

Universitas Sumatera Utara


pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang dan jasa, dan /atau pelayanan

administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Sedangkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pelayanan publik adalah segala

bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemerintah pusat, daerah dalam bentuk

barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pelayanan publik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh organisasi

publik yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik berupa barang

atau jasa yang dilakukan sesuai dengan standar dan peraturan yang telah

ditetapkan.

1.5.2.2 Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus mempunyai standar

pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima

pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau

penerima pelayanan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik menyebutkan, standar pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi :

Universitas Sumatera Utara


1. Dasar Hukum

Setiap bentuk kebijakan pelayanan publik yang dikeluarkan oleh instansi

pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan, harus memiliki dasar hukum

yang disahkan oleh Peraturan Perundangan untuk menandakan bahwa

pelayanan yang diberikan merupakan pelayanan publik yang sah menurut

hukum dan perundangan.

2. Sistem, Mekanisme dan Prosedur

Bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintahan

harus memiliki sistem yang jelas, mekanisme pelaksanaan yang mudah

diimplementasikan oleh seluruh masyarakat serta memiliki prosedur atau

tata laksana yang jelas dan diketahui oleh pengguna layanan publik.

3. Jangka Waktu Penyelesaian

Pelayanan publik yang diberikan oleh instansi pemerintah dalam

pelaksanaannya harus memiliki batas waktu penyelesaian kegiatan yang

efisien. Pelayanan publik yang diberikankepada masyarakat dilakukan

dalam standar waktu yang singkat.

4. Biaya/Tarif

Pelayanan publik pada hakekatnya adalah bentuk pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, biaya ataua tarif yang

diberikan harus memiliki standar harga yang dapat dijangkau oleh

masyarakat secara keseluruhan. Dengan kata lain haraga untuk pelayanan

publik adalah harga yang murah.

Universitas Sumatera Utara


5. Produk Pelayanan

Pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi dapat dikatakan sebagai

pelayanan publik apabila produk yang dihasilkan dapat berupa public

good, public service dan administration service.

6. Sarana, Prasarana dan Fasilitas

Keefektifan pelayanan publik yang diberikan oleh organisasi dapat dilihat

dari ketersediaan sarana dan prasarana dalam proses pemberian pelayanan

serta terdapat fasilitas yang memadai demi kenyamanan pelanggan atau

masyarakat.

7. Kompetensi Pelaksana

Petugas pemberi pelayanan publik harus memiliki keahlian, kreativitas

serta kemampuan yang menyangkut sikap dan perilaku dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

Setiap organisasi pemerintah harus memiliki sarana yang menampung

aspirasi masyarakat yang berisi kritik, saran dan juga pengaduan. Hal ini

bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemberian pelayanan publik

kepada masyarakat.

9. Jumlah Pelaksana

Organisasi pemerintahan memiliki pelaksanan pelayanan yang memadai

agar dalam pemberian pelayanan dapat berjalan efektif.

Universitas Sumatera Utara


1.5.2.3 Asas dan Prinsip Pelayanan Publik

Menurut Riawan Tjandra (2005 : 12-13) untuk dapat memberikan

pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan

harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai berikut :

a. Transparan, bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak

yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti.

b. Akuntabilitas, dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional, sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektifitas.

d. Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

e. Kesamaan Hak, tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku,

agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, pemberi dan penerima pelayanan

publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur negara No. 63

Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, berikut

ini adalah prinsip-prinsip pelayanan publik :

a. Kesederhanaan, prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan.

Universitas Sumatera Utara


b. Kejelasan

1. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

2. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik.

c. Kepastian Waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan.

d. Akurasi, produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan, proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman

dan kepastian hukum.

f. Tanggung Jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan penyelesaian

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

h. Kemudahan Akses, tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan

teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

i. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan, pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan

dengan ikhlas.

j. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang

tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

Universitas Sumatera Utara


dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet,

tempat ibadah dan lain-lain.

1.5.2.4 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik

Menurut Moenir (2002 : 190) bentuk pelayanan ada tiga macam, yaitu :

1. Pelayanan dengan lisan

Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang

Hubungan Masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang-

bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada

masyarakat mengenai berbagai fasilitas layanan yang tersedia. Agar

layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat

yang harus dipenuhi oleh pelaku pelayanan, yaitu :

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang

tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa saja yang perlu dengan lancar,

singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang

ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.

2. Pelayanan melalui tulisan

Dalam bentuk tulisan, layanan yang diberikan dapat berupa pemberian

penjelasan kepada masyarakat dengan berupa tulisan suatu informasi

mengenai hal atau masalah yang sering terjadi.

Pelayanan dengan tulisan terdiri dari :

Universitas Sumatera Utara


a. Pelayanan berupa petunjuk, yaitu informasi dan yang sejenis ditujukan

pada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka

dalam berurusan dengan instansi atau lembaga.

b. Pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan,

pemberian atau penyerahan, pemberitahuan dan sebagainya.

3. Pelayanan bentuk perbuatan

Pelayanan dalam bentuk perbuatan adalah pelayanan yang diberikan dalam

bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar kesanggupan dan

penjelasan secara lisan. Oleh sebab itu, faktor keahlian dan keterampilan

petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau

pekerjaan tersebut.

1.5.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Publik

Menurut Moenir (2002 : 88) dalam pelayanan publik terdapat beberapa

faktor pendukung yanng penting, yaitu :

1. Faktor Kesadaran

Yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam

kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada segala tingkatan

terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya dapat membawa dampak

yang sangat positif terhadap organisasi.

2. Faktor Aturan

Yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan.

Aturan ini mutlak kebenarannya agar organisasi dan pekerja dapat berjalan

teratur dan terarah.

Universitas Sumatera Utara


3. Faktor Organisasi

Yaitu mengorganisir fungsi baik dalam bentuk struktur maupun

mekanismenya yang akan berperan dalam mutu dan kelancaran pelayanan.

Sarana pendukung mekanisme dalam organisasi adalah sistem, prosedur

dan metode yang berfungsi sebagai tata cara atau tata kerja agar

pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar.

4. Faktor Pendapatan

Yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan

pelayanan. Pendapatan yang cukup akan memotivasi pegawai dalam

melaksanakan pekerjaan yang baik.

5. Faktor Keterampilan Tugas

Yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan

pekerjaan. Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki, yaitu : kemampuan

manajerial, kemampuan teknis, dan kemampuan untuk membuat konsep.

6. Faktor Sarana

Yaitu sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan

layanan. Sarana ini meliputi peralatan, perlengkapan, alat bantu dan

fasilitas lain yang melengkapi serta fasilitas komunikasi.

1.5.2.6 Surat Izin Mengemudi

Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang

diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan

administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan

terampil menggunakan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan

kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara


jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan (Pasal 77 ayat (1) UU No. 22 Tahun

2009).

Fungsi SIM adalah :

1. Sebagai bukti kompetensi mengemudi.

2. Sebagai registrasi pengemudi Kendaraan Bermotor yang memuat

keterangan identitas lengkap pengemudi.

3. Sebagai sarana mendukung kegiatan penyelidikan, penyidikan dan

identifikasi forensik kepolisian.

Dalam hal pelayanan pengurusan SIM, masyarakat menginginkan

pelayanan yang benar-benar berkualitas, misalnya dalam hal prosedur yang

diterapkan aparatur pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan

serta sikap aparatur yang bertugas yang bersahabat dan ramah kepada masyarakat

yang memerlukan bantuan.

1.5.2.7 Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai terhadap Pelayanan Publik

Profesionalisme kerja pegawai adalah kemampuan dan keterampilan

pegawai dalam melaksanakan proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja

yang dipercayakan kepada seorang pegawai sesuai dengan bidang, maupun

tingkatan masing-masing sehingga menciptakan hasil yang baik dan maksimal.

Pelayanan publik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

organisasi publik yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik

berupa barang atau jasa yang dilakukan sesuai dengan standar dan peraturan yang

telah ditetapkan.

Agar pelayanan yang diberikan dapat berjalan dengan efektif dan efisien

serta memuaskan masyarakat, perlu adanya peningkatan kerja pegawai sebagai

Universitas Sumatera Utara


penyelenggara pelayanan publik. Dalam hal ini keprofesionalan pegawai

diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik yang akan membawa

masyarakat agar tidak jenuh dan bosan untuk berurusan dengan pegawai

pemerintah. Dengan terciptanya profesionalisme kerja pegawai diharapkan

terciptanya pula hasil pelayanan yang berkualitas dimana kesejahteraan

masyarakat menjadi prioritas utama penyelenggara pelayanan publik.

Sebagaimana dengan apa yang dikemukakan oleh Korten dan Alfonso

(dalam Tangklison, 2005 : 231) bahwa profesionalisme kerja diukur melalui

keahlian yang dimiliki seorang pegawai yang sesuai dengan kebutuhan tugas yang

dibebankan oleh organisasi kepada pegawai. Aparat yang bertugas harus

menguasai secara tepat mekanisme kerja dan metode kerja yang ada, sehingga

tujuan organisasi dapat tercapai melalui peningkatan kualitas pelayanan kepada

para pengguna jasa atau masyarakat ketika mereka berhubungan dengan birokrasi.

Dengan adanya profesionalisme, kinerja individu secara langsung akan

berpengaruh terhadap pemberian pelayanan kepada para pengguna jasa.

1.6 Hipotesis

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2005 : 70). Adapun hipotesa yang

dirumuskan peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesa Alternatif (Ha), yaitu terdapat pengaruh yang positif antara

profesionalisme kerja terhadap pelayanan publik.

Universitas Sumatera Utara


2. Hipotesa Nol (Ho), yaitu tidak terdapat pengaruh yang positif antara

profesionalisme kerja terhadap pelayanan publik.

1.7 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (2006 : 33) konsep merupakan istilah dan defenisi

yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan,

kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya

adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari variabel yang akan diteliti.

Maka yang menjadi konsep dari penelitian ini adalah :

Profesionalisme Kerja Pegawai adalah kemampuan dan keterampilan

pegawai dalam melaksanakan proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja

yang dipercayakan kepada seorang pegawai sesuai dengan bidang, maupun

tingkatan masing-masing sehingga menciptakan hasil yang baik dan maksimal.

Pelayanan Publik adalah Pelayanan publik adalah serangkaian kegiatan

yang dilakukan oleh organisasi publik yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat baik berupa barang atau jasa yang dilakukan sesuai dengan standar

dan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini yang menjadi pelayanan publik

adalah mengenai pengurusan Surat Izin Mengemudi (SIM).

Surat Izin Mengemudi adalah (SIM) adalah bukti atau identifikasi yang

wajib dimiliki seseorang yang telah memenuhi pesyaratan apabila ingin

menggunakan kendaraan bermotor sesuai dengan jenis kendaraan bermotor yang

digunakan.

1.8 Defenisi Operasional

Operasionalisasi secara sederhana mengacu pada langkah-langkah,

prosedur-prosedur atau operasi-operasi yang akan melalui pengukuran dan

Universitas Sumatera Utara


identifikasi variabel-variabel yang akan diobservasi. Defenisi operasional menurut

Singarimbun (2006 : 46) adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengatur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi

operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur

suatu variabel.

Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu :

1. Variabel Bebas atau Independent Variabel (X) yaitu Profesionalisme Kerja

Pegawai diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

a. Equality yang dimiliki pegawai yang dilihat dari :

1) Konsistensi dalam memberikan pelayanan

2) Perlakuan yang sama atas pelayanan publik yang diberikan

b. Equity yang dimiliki pegawai yang dilihat dari :

1) Tidak adanya pengaruh pangkat/jabatan terhadap kebebasan pegawai

jika ingin menyampaikan pendapat.

2) Tidak adanya pengaruh perbedaan jenis kelamin dalam penempatan

posisi kerja.

c. Loyality yang dimiliki pegawai yang dilihat dari :

1) Kesetiaan pada institusi

2) Kesetiaan pada pimpinan

3) Kesetiaan pada sesama pegawai

d. Akuntabilitas Pegawai yang dilihat dari :

1) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik : integritas (selalu memegang

teguh kode etik dan prinsip-prinsip yang ditetapkan), tingkat ketelitian,

Universitas Sumatera Utara


kelengkapan sarana dan prasarana, kejelasan peraturan dan

kedisiplinan.

2) Akuntabilitas biaya pelayanan publik harus sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan.

3) Akuntabilitas produk pelayanan publik.

2. Variabel Terikat atau Dependent Variabel (Y) yaitu Pelayanan Publik di

ukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

a. Bukti Langsung : meliputi tersedianya ruang tunggu, seragam,

perlengkapan, dan sarana komunikasi.

b. Daya Tanggap : meliputi dapat diakses, tidak lama menunggu, respon

terhadap permintaan.

c. Keandalan : meliputi penyelesaian pelayanan dengan cepat dan selesai

pada waktu yang dijanjikan.

d. Jaminan : meliputi terpercaya, reputasi yang baik dalam hal pelayanan,

pegawai yang kompeten.

e. Empati : meliputi pengenalan pelanggan, pendengar yang baik dan sabar.

Universitas Sumatera Utara


1.9 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis,

defenisi konsep, defenisi operasional,dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik penetuan skor

dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi

penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi dan struktur

organisasi.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini menguraikan hasil data dari penelitian yang diperoleh dari

lapangan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang uraian atau pembahasan data-data yang

diperoleh setelah melakukan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang

telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah korelasional

dengan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian

yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Metode korelasional

bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab

akibat dengan variabel yang lain.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai

yang beralamat di Jalan Sultan Hasanuddin No. 1 Binjai.

2.3 Populasi dan Sampel

2.3.1 Populasi

Menurut Sugiono (2005 : 90), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini sebanyak 60 orang. Yaitu seluruh pegawai di Kantor Satuan Lalu

Lintas Polresta Binjai Bagian Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi (SIM)

yang berjumlah 10 orang dan masyarakat yang telah terdata telah menerima

pelayanan pengurusan SIM di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai dalam

tenggang waktu Januari – Maret 2011 yaitu sebanyak 50 orang.

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan sebagai sumber

data. Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan adalah

sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau penelitian yang ingin membuat

generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2005 : 96).

Mengutip pendapat Arikunto (1998 : 120), apabila populasi kurang dari

100 orang, maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang,

maka sampel diambil sebesar 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Berdasarkan

pendapat tersebut yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh pegawai

Satlantas Polresta Binjai Bagian Pelayanan Pengurusan SIM sebanyak 10 orang

dan masyarakat yang mengurus Surat Izin Mengemudi dalam tenggang waktu

Januari – Maret tahun 2011 yaitu sebanyak 50 orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian (field research).

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan instrument

sebagai berikut :

a. Kuesioner atau angket, yaitu suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti,

Universitas Sumatera Utara


yang bertujuan memperoleh informasi yang relevan, serta informasi

yang dibutuhkan dapat dibutuhkan serentak (Narbuko dan Ahmadi,

2004 : 76-77). Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi alternatif jawaban.

b. Observasi atau pengamatan, yaitu metode pengumpulan data dengan

cara mengamati secara langsung objek penelitian kemudian mencatat

gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data

yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan permasalahan

penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari :

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data

yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang

memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi

penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek

penelitian.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini

menggunakan teknik penetuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan

adalah skala ordinal untuk menilai jawaban responden.

Universitas Sumatera Utara


Adapun format jawaban dari kuesioner menurut skala ordinal dengan lima

alternatif jawaban. Tiap alternatif itu diberikan skor dengan penilaian nilai skala

sebagai berikut :

a. Untuk alternatif jawaban A diberi skor 5

b. Untuk alternatif jawaban B diberi skor 4

c. Untuk alternatif jawaban C diberi skor 3

d. Untuk alternatif jawaban D diberi skor 2

e. Untuk alternatif jawaban E diberi skor 1

Untuk menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing

variabel, maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai

berikut :

Interval =

= = 0,8

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-

masing variabel, yaitu :

Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,24 – 5,00

Skor untuk kategori tinggi = 3,43 – 4,23

Skor untuk kategori sedang = 2,62 – 3,42

Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,61

Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80

Universitas Sumatera Utara


2.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kuantitatif, yakni dengan menguji pegaruh antara variabel

Profesionalisme Kerja Pegawai (X) dengan variabel Pelayanan Publik (Y).

Adapun metode statistik yang digunakan adalah :

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui adalah pengaruh variabel

Profesionalisme Kerja Pegawai (X) dengan variabel Pelayanan Publik (Y), maka

digunakan rumus Product Moment untuk mencari koefisien antara kedua variabel

tersebut (Sugiono, 2005 : 212). Perhitungannya dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = angka indeks korelasi r product moment

N = sampel

∑x = jumlah skor x

∑y = jumlah skor y

xy = jumlah hasil kali antara x dan y

Universitas Sumatera Utara


Untuk melihat hubungan antara kedua variabel maka dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Nilai rxy positif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan positif

dimana kenaikan nilai variabel yang satu diikuti dengan variabel yang lain.

2. Nilai rxy negatif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan negatif

dimana kenaikan variabel pertama di ikuti oleh turunnya nilai variabel

keduanya.

3. Nilai r sama dengan nol artinya kedua variabel tidak menunjukkan

hubungan dimana variabel yang satu tetap meskipun variabel yang lain

berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua

variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau

interpretasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono, (2005 : 149) yaitu :

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,00 – 0,19 Sangat Rendah

Antara 0,20 – 0,39 Rendah

Antara 0,40 – 0,59 Sedang

Antara 0,60 – 0,79 Tinggi

Antara 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

Dari nilai rxy yang diperoleh dapat dilihat secara langsung melalui tabel

korelasi untuk mengetahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak. Tabel

korelasi ini mencantunkan batas-batas r yang signifikan. Ketentuannya adalah bila

r dihitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < r tabel) maka Ho diterima dan Ha

Universitas Sumatera Utara


ditolak. Sebaliknya apabila r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel)

maka Ha diterima.

Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r signifikan tertentu, dalam

hal ini yang signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan, berarti hipotesa

kerja/hipotesa alternatif dapat diterima.

2. Koefisien Determinasi

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh

variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y). Perhitungan dilakukan dengan

mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment (rxy)2 dikalikan dengan

100%. Cara perhitungannya menggunakan rumus “D” (Sugiyono, 2005 : 212)

yaitu :

2
D = (rxy) x 100%

Keterangan :

D = Koefisien Determinant

rxy = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y

Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistik dengan

rumus “t” (Sugiyono, 2005 : 212) yaitu :

Kriteria pengujian adalah :

- Jika harga thitung < ttabel maka hipotesis alternatif ditolak.

- Jika harga thitung > ttabel maka hipotesi alternatis diterima.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Polresta Binjai

3.1.1 Kilas Balik Pemekaran Polres Langkat

Jalan panjang menapak cita-cita menuju Polri yang mandiri, bersama

bergulirnya reformasi di negara ini telah membawa berbagai perubahan dalam

sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, tuntutan dan aspirasi masyarakat

semakin besar terhadap demokrasi, supremasi hukum dan perlindungan hak-hak

azasi manusia. Polri sebagai lembaga negara yang dinamis, senantiasa

menyesuaikan diri dengan perkembangan kehidupan masyarakat dan

mengaplikasikan makna dari keberadaannya ditengah-tengah masyarakat.

Polri Daerah Sumatera Utara, khususnya Polres Langkat dengan kemauan

dan kemampuannya mengambil langkah-langkah upaya melakukan pemekaran

Polres Langkat menjadi dua wilayah, yakni : Polres Langkat yang berkedudukan

di Stabat Kaupaten Langkat dan Polresta Binjai yang berkedudukan di kota Binjai.

Kesemua ini bertujuan untuk memelihara stabilitas kamtibmas yang menjadi

prasarat mutlak berlangsungnya proses pemuihan ekonomi dan pembangunan,

guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta suksesnya otonomi daerah di

Kabupaten Langkat dan Polresta Binjai yang berkedudukan di kota Binjai.

Polres Langkat sebelumnya mempunyai luas wilayah hukum dua

pemerintahan Kabupaten Langkat dan Kota Binjai. Mempunyai luas wilayah

67.091,73 km2 dengan jumlah penduduk 1.034.356 jiwa dan membawahi 15

Polsek. Wilayah pemerintahan Kabupaten Langkat mempunyai 20 kecamatan dan

Universitas Sumatera Utara


215 desa, sedangkan Pemerintah Kota Binjai mempunyai 5 kecamatan dan 37

kelurahan.

Wilayah hukum Polres Langkat dan sekitarnya terletak pada koordinat

3.25’52’’ Lintang Utara dan 4.18’3’’ Bujur Timur, dengan batas wilayah :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Aceh Timur dan Selat Malaka

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Polres Tanah Karo

Sebelah Timur : berbatsan dengan Polres Deli Serdang dan Poltabes

Medan

Sebelah Barat : berbatsan dengan Polres Aceh Tenggara/Tanah Alas.

Posisi geografis wilayah Polres Langkat yang berbatasan langsung dengan

Provinsi Aceh, yang pada saat itu bergejolak sosial politikyang memberikan

dampak terhadap daerah Kabupaten Langkat. Disamping itu gejolak sosial budaya

dan pengaruh yang ditimbulkan oleh era globalisasi dan reformasi serta

meningkatnya perkembangan jumlah penduduk dan intensitas kegiatan

pemerintah daerah serta masyarakat dan gangguan kamtibas yang apabila tidak di

tanggulangi akan berdampak negatif pada pembangunan nasional. Sehingga untuk

menghadapi hal tersebut diperlukan penanganan secara terencana dan terpadu

yang disesuaikan dengan jumlah dan pengembangan Personil dan pemenuhan

sarana dan prasarana, pengembangan piranti lunak, demi terwujudnya pemberian

pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, sejalan dengan pemisahan Polri dan

mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri serta sikap mental dan perilaku

yang dapat di teladani agar dicintai masyarakat.

Mengacu pada hal tersebut, pada tanggal 22 Oktober 2001 Kapolres

Langkat AKBP Drs. H.M Mulya Karnama membuat laporan telahaan staf kepada

Universitas Sumatera Utara


Kapolda Sumut tentang langkah-langkah upaya dalam pemekaran Polres Langkat

dan jajarannya. Pada tanggal 26 April 2002 dari hasil pertemuan Team Supervisi

Sekjen Mabes Polri dengan Pemerintahan Kabupaten Langkat dan Pemko Binjai,

diperoleh kesimpulan bahwa kedua daerah mendukung pelaksanaan pemekaran

Polres Langkat.

Pada tanggal 1 Juni 2002 Kapolda Sumut mengeluarkan Surat Keputusan

No. Pol. : Skep/238/VI/2002 tentang pemekaran Polres Langkat menjadi 2 (dua)

wilayah, yakni : Polresta Binjai dan Polres Langkat. Pada tanggal 13 Juni 2002

Walikota Binjai H. M. Ali Umri, S.H, M.Kn mendukung sepenuhnya rencana

pembangunan Mapolsek di kecamatan yang ada di kota Binjai.

Rencana itu diwujudkan dengan selesainya pembangunan lima Mapolsek

di lima kecamatandi wilayah kota Binjai, yang pada tanggal 9 September 2002

peresmian kelima Mapolsek tersebut dilakukan Kapolda Sumut Irjen Pol. Drs.

Ansyaad, MBAI dengan melakukan penandatanganan prasasti dihadapan unsur

Muspida dan masyarakat kota Binjai di Gedung Olah Raga kota Binjai.

Demikian pula Pemerintah Kabupaten Langkat untuk mendukung

percepatan pembangunan Mako Polres Langkat di Stabat, telah menyediakan

bantuan pembangunan sebesar Rp. 200 juta dan menunggu proses pelaksanaan

pembangunan Mako Polres Langkat, guna mendukung Operasional sehari-hari

Polres Langkat, Pemkab Langkat menyediakan Gedung ex Kantor cabang Depsos

sebagai Mako Polres sementara serta rumah Kapolres dan Waka Polres dan

Personil di Stabat.

Dengan adanya pemekaran Polres Langkjat ini, maka Polresta Binjai yang

berkedudukan di Binjai membawahi 8 (delapan) Polsek, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


Polsek Selesai, Tandam Hilir, Sei Bingai, Polsek Binjai Kota, Binjai Utara, Binjai

Timur, Binjai Selatan, Polsek Binjai Barat. Sedangkan Polres Langkat mempunyai

16 Polsek, yaitu : Polsek Bahorok, Salapian, Kuala, Stabat, Secanggang, Pd.

Tualang, Hinai, Gebang, Pangkalan Brandan, Tanjung Pura, Pangkalan Susu,

Besitang dan ditambah 4 (empat) Polsek Pemekaran Polsek-Polsek di kecamatan

Babalan, Polsek di Kecamatan Batang Serangan, Polsek di Kecamatan Sei

Wampu dan Polsek di Kecamatan Binjai, Kuala Begumit.

3.2 Visi dan Misi Satlantas Polresta Binjai

3.2.1 Visi

“Terciptanya pelayanan penerbitan SIM yang transparan guna

menghasilkan pengemudi yang sadar dan taat hukumserta selalu menjaga

kamseltibcarlantas (keamanan, keselamatan, ketertiban kelancaran lalu lintas).”

3.2.2 Misi

1. Memberikan pelayanan penerbitan SIM yang transparan.

2. Meningkatkan pemahaman calon pengemudi tentang UU LaluLintas angkutan

jalan untuk mewujudkan kamseltibcar lantas.

3. Menguji calon pengemudi untuk menghasilkan pengemudi yang tertib dan taat

hukum.

3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Satlantas Polresta Binjai

3.3.1 Tugas Pokok

Satlantas bertugas melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan

patroli (Turjawali), lalu lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmaslantas),

Universitas Sumatera Utara


pelayanan registrasi dan identifikasi (regident) kendaraan bermotor dan

pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum di bidang

lalu lintas.

3.3.2 Fungsi Satlantas

Dalam melaksanakan tugasnya, Satlantas menyelenggarakan fungsi :

a. Pembinaan lalu lintas kepolisian

b. Pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerja sama lintas sektoral,

Dikmaslantas, dan pengkajian masalah di bidang lalu lintas.

c. Pelaksanaan operasi kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum dan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas

(Kamseltibcarlantas).

d. Pelayanan administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta

pengemudi.

e. Pelaksanaan patroli jalan raya dan penindakan pelanggaran serta penanganan

kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum, serta menjamin

Kamseltibcarlantas di jalan raya.

f. Pengamanan dan penyelamatan masyarakat pengguna jalan.

g. Perawatan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan.

3.4 Prosedur dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Mengemudi

a. Persyaratan Untuk Memperoleh Surat Izin Mengemudi menurut Pasal 81 UU

No. 22 Tahun 2009 adalah :

1. Permohonan tertulis

2. Bisa baca tulis

Universitas Sumatera Utara


3. Memiliki pengetahuan peraturan lalu lintas jalan dan teknik dasar kendaraan

bermotor.

4. Batas usia :

- 17 tahun untuk SIM golongan A, C dan D

- 20 tahun untuk SIM golongan B I

- 21 tahun untuk SIM golongan B II

5. Syarat administratif

6. Sehat jasmani dan rohani

7. Lulus ujian teori dan praktek

8. SIM dilengkapi hasil uji simulator

b. Penggunaan Golongan SIM (Pasal 80 UU No. 22 Tahun 2009)

1. Golongan SIM A

Untuk Ranmor dengan berat yang diperbolehkan tidak lebih dari 3.500 kg.

2. Golongan SIM B I

Untuk Ranmor dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.

3. Golongan SIM B II

Untuk Ranmor yang menggunakan kereta tempelan dengan berat yang

diperbolehkan lebih dari 1000 kg.

4. Golongan SIM C

Untuk mengemudikan sepeda motor.

5. Golongan SIM D

Untuk Ranmor khusus bagi penyandang cacat.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan data yang diperoleh selama masa

penelitian yang telah dilakukan pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai

berdasarkan angket (quesioner) yang telah disebarkan kepada pegawai dan

masyarakat yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yang berjumlah 60 orang.

Penyajian data sebagai tahap awal dalam rangka analisa data dari

questioner yang telah disebarkan akan diuraikan dalam bentuk tabel frekuensi.

Data yang disajikan meliputi data tentang identitas responden dan variabel-

variabel penelitian. Untuk pertanyaan yang menyangkut identitas responden tidak

diberikan skor dan tidak dianalisa secara kuantitatif sedangkan untuk pernyataan

mengenai variabel penelitian yaitu profesionalisme kerja pegawai dan pelayanan

publik akan diberi skor. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

4.1 Identitas Responden

a. Data Identitas Pegawai

Data identitas responden mencakup distribusi data responden menurut

jenis kelamin, usia, dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,

maka identitas responden dapat diuraikan seperti berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1
Distribusi Identitas Responden Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

1 Laki-Laki 8 80
2 Perempuan 2 20
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari seluruh responden yang

berjumlah 10 orang, 8 orang (80 %) adalah laki-laki dan sisanya 2 orang (20 %)

adalah perempuan. Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa jumlah pegawai yang

ada di bagian pelayanan publik khususnya bagian pelayanan SIM di Kantor

Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai lebih di dominasi oleh pegawai yang berjenis

kelamin laki-laki.

Tabel 4.2
Distribusi Identitas Responden Pegawai Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Persentase (%)
1 17 - 26 - -
2 27 – 36 5 50
3 37 – 46 3 30
4 47 - 56 2 20
5 >56 - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pegawai Kantor Satuan Lalu Lintas

bagian Pelayanan SIM lebih di dominasi oleh pegawai yang berusia 27-36 tahun

yakni sebanyak 5 orang (50 %), kemudian di ikuti dengan usia 37-46 tahun

sebanyak 3 orang (%), dan usia 47-56 tahun sebanyak 2 orang (20 %).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3
Distribusi Identitas Responden Pegawai Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SD - -
2 SMP/Sederajat - -
3 SMA/Sederajat 9 90
4 Diploma - -
5 Sarjana 1 10
6 Pasca Sarjana - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pegawai lebih banyak yang

berpendidikan terakhir SMA/Sederajat yakni sebanyak 9 orang (90 %) dan yang

berasal dari Sarjana sebanyak 1 orang (10 %).

b. Data Identitas Masyarakat

Data mengenai identitas responden masyarakat yang mengurus SIM yang

akan disajikan mencakup distribusi data responden menurut jenis kelamin, usia,

pendidikan, dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka

identitas responden dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 4.4
Distribusi Responden Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 27 54
2 Perempuan 23 46
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari seluruh responden yang

berjumlah 50 orang, 27 orang (54 %) adalah laki-laki dan sisanya 23 orang (46 %)

adalah perempuan. Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa jumlah masyarakat

yang berurusan dengan pelayanan SIM lebih didominasi oleh masyarakat yang

berjenis kelamin laki-laki.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5
Distribusi Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Persentase (%)
1 17-26 27 54
2 27-36 10 20
3 37-46 8 16
4 47-56 3 6
5 >56 2 4
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa masyarakat yang berurusan

dengan Pelayanan SIM di Kantor Satuan Lalu Lintas Kota Binjai lebih didominasi

oleh masyarakat yang berusia antara 17-26 tahun yaitu sebanyak 27 orang (54 %),

kemudian masyarakat yang berusia 27-36 tahun sebanyak 10 orang (20 %), usia

37-46 tahun sebanyak 8 orang (16 %), usia 47-56 sebanyak 3 orang (6 %) dan usia

>56 tahun sebanyak 2 orang (4 %).

Tabel 4.6
Distribusi Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 Pelajar/Mahasiswa 10 20
2 PNS 3 6
3 Pegawai Swasta 18 36
4 Pegawai BUMN 2 4
5 Wiraswasta 15 30
6 Guru Honor 1 2
7 Ibu Rumah Tangga 1 2
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa masyarakat yang berurusan

dengan pelayanan SIM di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai didominasi

oleh masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta yakni sebanyak

18 orang (26 %), kemudian diikuti oleh wiraswasta sebanyak 15 orang (30 %),

pelajar/mahasiswa sebanyak 10 orang (20 %), PNS sebanyak 3 orang (6 %),

Universitas Sumatera Utara


pegawai BUMN sebanyak 2 orang (4 %) serta guru honor dan ibu rumah tangga

masing-masing sebanyak 1 orang (2 %).

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Variabel Bebas (X) Profesionalisme Kerja Pegawai

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu

dengan teknik penyebaran kuesioner kepada responden. Pada setiap pertanyaan

terdapat 5 pilihan jawaban, dimana responden diharuskan untuk memilih salah

satu pilihan jawaban yang disediakan.

Pada beberapa jawaban pegawai yang disajikan bersamaan dengan

jawaban masyarakat untuk melihat perbandingannya. Berdasarkan jawaban

responden dari kuesioner yang telah disebarkan kepada pegawai dan masyarakat,

maka diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.7 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai perlakuan yang sama
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 10 100
2 Jarang - -
3 Kadang-kadang - -
4 Pernah - -
5 Tidak Pernah - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua responden pegawai

memberikan perlakuan yang sama dalam hal pelayanan pengurusan SIM kepada

masyarakat terbukti dengan jawaban responden pegawai yang menjawab selalu

sebanyak 10 orang (100 %).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai perlakuan yang sama
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 21 42
2 Jarang 2 4
3 Kadang-kadang 17 34
4 Pernah 6 12
4 Tidak Pernah 4 8
Jumlah 50 100
Sumber : Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada 21 orang (42 %)

masyarakat menilai pegawai selalu memberikan perlakuan yang sama dalam

memberikan pelayanan. Kemudian 17 orang (34 %) mengatakan kadang-kadang,

6 orang mengatakan pernah, 4 orang (8 %) mengatakan tidak pernah dan 2 orang

(4 %) mengatakan jarang.

Tabel 4.8 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai konsistensi dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat konsisten 4 40
2 Konsisten 6 60
3 Kurang konsisten - -
4 Tidak konsisten - -
5 Sangat tidak konsisten - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 6 orang (60 %) pegawai

konsisten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian 4 orang

(40 %) sangat konsisten dalam memberikan pelayanan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai konsistensi pegawai
dalam memberikan pelayanan
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Konsisten 7 14
2 Konsisten 35 70
3 Kurang Konsisten 6 12
4 Tidak Konsisten 1 2
5 Sangat Tidak Konsisten 1 2
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 35 orang (70 %) masyarakat

menilai pegawai konsisten dalam memberikan pelayanan. Kemudian ada 7 orang

(14 %) yang menilai pegawai sangat konsisten. Namun ada juga 6 orang (12 %)

yang menilai bahwa pegawai kurang konsisten, sedangkan untuk jawaban tidak

konsisten dan sangat tidak konsisten masing-masing sebanyak 1 orang (2 %) yang

memberikan penilaian.

Tabel 4.9 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai pengaruh jabatan/pangkat
dalam mengeluarkan pendapat di Satlantas Polresta Binjai
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Mempengaruhi - -
2 Mempengaruhi - -
3 Kurang Mempengaruhi - -
4 Tidak Mempengaruhi 10 100
5 Sangat Tidak Mempengaruhi - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa seluruh pegawai yaitu sebanyak

10 orang (100 %) berpendapat bahwa jabatan/pangkat tidak mempengaruhi

mereka dalam mengeluarkan pendapat di Satlantas Polresta Binjai.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.9 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai kebebasan dalam
menanyakan apapun tanpa ada diskriminasi
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Bebas 2 4
2 Bebas 36 72
3 Kurang Bebas 10 20
4 Tidak Bebas 2 4
5 Sangat Tidak Bebas - -
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa masyarakat beranggapan

mereka bebas dalam menanyakan informasi apapun yang ada di Satlantas Polresta

Binjai. Hal ini terlihat dari 36 orang (72 %) mereka bebas bertanya tanpa adanya

diskriminasi. Kemudian 10 orang (20 %) mengatakan kurang bebas, dan untuk

jawaban sangat bebas dan tidak bebas masing-masing sebanyak 2 orang (4 %).

Tabel 4.10 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai pengaruh gender dalam
penempatan posisi kerja
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Mempengaruhi - -
2 Mempengaruhi - -
3 Kurang Mempengaruhi - -
4 Tidak Mempengaruhi 10 100
5 Sangat Tidak Mempengaruhi - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa seluruh pegawai 10 orang (100

%) berpendapat bahwa gender tidak mempengaruhi dalam penempatan posisi

kerja mereka. Penempatan posisi kerja tergantung dari skill atau pun kemampuan

para pegawai.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai perbedaan pelayanan
berdasarkan umur, gender, atau suku
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 3 6
2 Jarang 9 18
3 Kadang-kadang 10 20
4 Pernah 5 10
5 Tidak Pernah 23 46
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 23 orang (46 %)

responden masyarakat berpendapat bahwa umur, gender atau suku tidak pernah

mempengaruhi pelayanan yang diberikan oleh pegawai. Kemudian sebanyak 10

orang (20 %) mengatakan kadang-kadang, 9 orang (18 %) mengatakan jarang, 5

orang (10 %) mengatakan pernah dan 3 orang (6 %) mengatakan selalu.

Tabel 4.11
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai ketaatan dalam
melaksanakan perintah atasan
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 10 10
2 Jarang - -
3 Kadang-kadang - -
4 Pernah - -
5 Tidak Pernah - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam melaksanakan

perintah yang diberikan oleh atasan, seluruh pegawai yaitu 10 orang (100 %)

pegawai berpendapat mereka selalu melaksanakan perintah dari atasannya.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.12
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai hubungan baik dengan
sesama rekan kerja
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Memiliki 2 20
2 Memiliki 8 80
3 Kurang Memiliki - -
4 Tidak Memiliki - -
5 Sangat Tidak Memiliki - -
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai di

Satlantas Polresta Binjai memiliki hubungan baik dengan sesama rekan kerjanya.

Hal ini terbukti dari 8 orang (80 %) memilih jawaban memiliki hubungan baik

dengan sesama rekan kerjanya dan 2 orang (2 %) berpendapat sangat memiliki

hubungan baik dengan sesama rekan kerjanya.

Tabel 4.13 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai integritas pegawai dalam
menjalankan tugas dan pekerjaan
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 10 100
2 Jarang - -
3 Kadang-kadang - -
4 Pernah - -
5 Tidak Pernah - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh pegawai 10 orang (100 %)

mengatakan mereka selalu memiliki integritas dalam menjalankan tugas dan

pekerjaannya.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.13 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai integritas pegawai
dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 31 62
2 Jarang 8 16
3 Kadang-kadang 4 8
4 Pernah 5 10
5 Tidak Pernah 2 4
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Beradsarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 31 orang (62 %) responden

masyarakat berpendapat bahwa pegawai selalu menjaga integritas mereka dalam

bekerja. Kemudian sebanyak 8 orang (16 %) mengatakan jarang, 5 orang (10 %)

mengatakan pernah, 4 orang (8 %) mengatakan kadang-kadang dan 2 orang (4 %)

mengatakan tidak pernah.

Tabel 4.14 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai ketelitian dalam
menyelesaikan pekerjaan
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 7 70
2 Jarang - -
3 Kadang-kadang 3 30
4 Pernah - -
5 Tidak Pernah - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam hal ketelitian menyelesaikan

pekerjaan, pegawai selalu teliti dengan perhitungan sebanyak 7 orang (70 %),

sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 3 orang (30 %).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai ketelitian pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaan
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 33 66
2 Jarang 8 16
3 Kadang-kadang 5 10
4 Pernah 3 6
5 Tidak Pernah 1 2
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 33 orang (66 %)

responden masyarakat berpendapat pegawai di Satlantas Polresta Binjai selalu

teliti dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian sebanyak 8 orang (16 %)

menjawab jarang, 5 orang (10 %) menjawab kadang-kadang, 3 orang (6 %)

menjawab pernah dan 1 orang (2 %) menjawab tidak pernah.

Tabel 4.15
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai pemberlakuan sanksi
apabila terlambat hadir pada jam kerja
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu diberlakukan 10 100
2 Jarang diberlakukan - -
3 Kadang-kadang diberlakukan - -
4 Pernah diberlakukan - -
5 Tidak Pernah diberlakukan - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas seluruh pegawai Satlantas Polresta Binjai yaitu sebanyak

10 orang (100 %) mengatakan sanksi selalu diberlakukan apabila mereka

terlambat hadir pada jam kerja.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.16 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai pemungutan biaya
pengurusan SIM di luar ketentuan yang ada
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu - -
2 Jarang - -
3 Kadang-kadang - -
4 Pernah - -
5 Tidak Pernah 10 100
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas seluruh pegawai Satlantas Polresta Binjai yaitu

sebanyak 10 orang (100 %) mengatakan bahwa tidak pernah dipungut biaya

pengurusan SIM di luar ketentuan yang ada. Artinya, biaya pengurusan SIM di

Satlantas Polresta Binjai sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Tabel 4.16 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai biaya pengurusan SIM
yang dikenakan sesuai dengan peraturan yang berlaku
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Sesuai 4 8
2 Sesuai 35 70
3 Kurang Sesuai 7 14
4 Tidak Sesuai 4 8
5 Sangat Tidak Sesuai - -
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 35 orang (70 %) responden

masyarakat berpendapat biaya pengurusan SIM yang dikenakan sudah sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Kemudian 7 orang (14 %) mengatakan biaya

pengurusan SIM kurang sesuai dengan peraturan yang berlaku dan untuk jawaban

sangat sesuai dan tidak sesuai masing-masing sebanyak 4 orang (8 %).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.17
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai produk layanan yang
diberikan telah memenuhi aturan/pedoman yang ditetapkan
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Memenuhi 5 10
2 Memenuhi Aturan 37 74
3 Kurang Memenuhi Aturan 5 10
4 Tidak Memenuhi Aturan 2 4
5 Sangat Tidak Memenuhi Aturan 1 2
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 37 orang (74 %)

responden masyarakat mengatakan bahwa produk layanan yang diberikan sudah

memenuhi aturan/pedoman yang telah ditetapkan. Kemudian untuk jawaban

sangat memenuhi dan kurang memenuhi masing-masing sebanyak 5 orang (10

%), 2 orang (4 %) menjawab tidak memenuhi aturan dan hanya 1 orang (2 %)

yang menjawab sangat tidak memenuhi aturan.

4.2.2 Variabel Y (Pelayanan Publik)

Untuk mengukur variabel pelayanan publik digunakan 5 indikator yang

kemudian diubah menjadi 10 pertanyaan. Pada setiap pertanyaan terdapat 5

pilihan jawaban, dimana responden diharuskan untuk memilih salah satu dari

pilhan jawaban yang telah disediakan.

Ada beberapa jawaban pegawai yang disajikan bersamaan dengan jawaban

masyarakat untuk melihat perbandingannya. Berdasarkan jawaban responden dari

kuesioner yang disebarkan kepada pegawai dan masyarakat, maka diperoleh

jawaban sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.18 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai fasilitas sarana &
prasarana yang terdapat di Satlantas Polresta Binjai
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Memenuhi - -
2 Memenuhi 10 100
3 Kurang Memenuhi - -
4 Tidak Memenuhi - -
5 Sangat Tidak Memenuhi - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden pegawai yaitu

sebanyak 10 orang (100 %) berpendapat fasilitas sarana dan prasarana di Satlantas

Polresta Binjai sudah memenuhi untuk mendukung proses penyelenggaraan

publik yang baik. Hal ini sesuai dengan yang penulis lihat ketika melakukan

penelitian, bahwa sarana dan prasarana yang tersedia memang sudah cukup baik.

Seperti tersedianya ruang tunggu yang memadai, seragam yang selalu dikenakan

oleh pegawai, perlengkapan seperti komputer untuk memudahkan pegawai dalam

melayani masyarakat yang ingin mengurus SIM serta telepon untuk memudahkan

pegawai agar dapat berkomunikasi dengan pimpinan maupun rekan kerja yang

lain.

Tabel 4.18 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai fasilitas sarana &
prasarana yang terdapat di Satlantas Polresta Binjai
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Baik 2 4
2 Baik 39 78
3 Kurang Baik 7 14
4 Tidak Baik 2 4
5 Sangat Tidak Baik - -
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masyarakat menilai fasilitas sarana

dan prasarana yang ada di Satlantas Polresta Binjai sudah baik. Hal ini sesuai

dengan jawaban responden masyarakat sebanyak 39 orang (78 %). Selain itu 7

orang (14 %) mengatakan kurang baik. Sedangkan untuk jawaban sangat baik dan

tidak baik masing-masing menjawab sebanyak 2 orang (4 %).

Tabel 4.19 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai pemakaian seragam pada
saat jam kerja
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 10 100
2 Jarang - -
3 Kadang-kadang - -
4 Pernah - -
5 Tidak Pernah - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden pegawai

yaitu 10 orang (100 %) mengatakan selalu menggunakan seragam pada saat jam

kerja. Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan pegawai dalam mematuhi

peraturan kantor juga sudah baik. Kedisiplinan pegawai juga dapat dilihat pada

tabel 4.24 bahwa pegawai mengatakan selalu berada di kantor pada saat jam

bekerja dan akan mendapat sanksi apabila pegawai tersebut terlambat hadir pada

jam kerja (tabel 4.15).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.19 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai kepatuhan pegawai
dalam memakai seragam pada saat jam bekerja
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Patuh 8 16
2 Patuh 36 72
3 Kurang Patuh 3 6
4 Tidak Patuh 3 6
5 Sangat Tidak Patuh - -
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 36 orang (72 %) responden

masyarakat mengatakan bahwa pegawai Satlantas Polresta Binjai sudah patuh

dalam hal pemakaian seragam pada saat jam kerja. Kemudian 8 orang (16 %)

mengatakan sangat patuh. Untuk jawaban kurang patuh dan tidak patuh masing-

masing sebanyak 3 orang (6 %). Jawaban yang diberikan responden masyarakat

sesuai dengan jawaban dari responden pegawai Satlantas Polresta Binjai sendiri

yang selalu menggunakan seragam pada saat jam kerja.

Tabel 4.20
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai kepedulian pegawai dalam
mengatasi berbagai permasalahan yang terdapat di Satlantas Polresta Binjai
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Peduli - -
2 Peduli 10 100
3 Kurang Peduli - -
4 Tidak Peduli - -
5 Sangat Tidak Peduli - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh pegawai yaitu 10 orang (100 %)

peduli dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada di Satlantas Polresta

Binjai. Hal ini sesuai dengan tanya jawab yang penulis lakukan dengan Ibu Aiptu

Suyersih selaku Banit SIM, beliau mengatakan “Setiap pemasalahan yang ada

Universitas Sumatera Utara


disini, kami selaku pegawai wajib menyelesaikannya dengan baik. Karena itu

merupakan tanggung jawab kami sebagai aparatur pemerintah”.

Tabel 4.21 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai kemudahan dalam
mengakses berbagai informasi dari Satlantas Polresta Binjai
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Mudah - -
2 Mudah 10 100
3 Kurang Mudah - -
4 Tidak Mudah - -
5 Sangat Tidak Mudah - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden pegawai 10 orang

(100 %) mengatakan bahwa mudah untuk mengakses berbagai informasi dari

Satlantas Polresta Binjai. Yaitu dengan bertanya langsung dengan pegawai di

Satlantas Polresta Binjai maupun dengan sarana komunikasi seperti telepon, yang

telah disediakan oleh pegawai Satlantas Polresta Binjai.

Tabel 4.21 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai kemudahan dalam
mengakses berbagai informasi dari Satlantas Polresta Binjai
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Mudah - -
2 Mudah 31 62
3 Kurang Mudah 14 28
4 Tidak Mudah 5 10
5 Sangat Tidak Mudah - -
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 31 orang (62 %) responden

masyarakat berpendapat bahwa mereka mudah mengakses berbagai informasi dari

Satlantas Polresta Binjai. Kemudian 14 orang (28 %) mengatakan kurang mudah

dan 5 oranng (10 %) mengatakan tidak mudah.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.22 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai menghadapi tuntutan
pelayanan yang maksimal dari masyarakat
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Baik - -
2 Baik 10 100
3 Kurang Baik - -
4 Tidak Baik - -
5 Sangat Tidak Baik - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden pegawai yaitu 10

orang (100 %) berpendapat bahwa mereka baik dalam menghadapi tuntutan

pelayanan yang maksimal dari masyarakat.

Tabel 4.22 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai daya tanggap pegawai
Satlantas Polresta Binjai dalam mengatasi berbagai permintaan dari
masyarakat
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Baik 2 4
2 Baik 43 86
3 Kurang Baik 3 6
4 Tidak Baik 2 4
5 Sangat Tidak Baik - -
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 43 orang (86 %) responden

masyarakat mengatakan bahwa daya tanggap pegawai Satlantas Polresta Binjai

dalam mengatasi berbagai permintaan dari masyarakat sudah baik. Kemudian

sebanyak 3 orang (6 %) mengatakan kurang baik. Dan untuk jawaban sangat baik

dan tidak baik masing-masing sebanyak 2 orang (4 %).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.23 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai ketepatan waktu dalam
penyelesaian pengurusan SIM
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Tepat waktu - -
2 Tepat waktu 10 100
3 Kurang Tepat waktu - -
4 Tidak Tepat waktu - -
5 Sangat Tidak Tepat waktu - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam penyelesaian

pengurusan SIM di Satlantas Polresta Binjai adalah tepat waktu. Hal ini didukung

dari jawaban seluruh responden pegawai sebanyak 10 orang (100 %).

Tabel 4.23 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai ketepatan waktu dalam
penyelesaian pengurusan SIM
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu tepat waktu 17 34
2 Jarang waktu 17 34
3 Jarang sekali tepat waktu - -
4 Pernah tepat waktu 11 22
5 Tidak Pernah tepat waktu 5 10
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk jawaban selalu tepat waktu

dan jarang tepat waktu responden masyarakat masing-masing menjawab sebanyak

17 orang (34 %). Kemudian untuk jawaban pernah tepat waktu sebanyak 11 orang

(22 %), dan 5 orang (10 %) menjawab tidak pernah tepat waktu.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.24
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai keberadaan pegawai di
kantor pada saat jam kerja
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 10 100
2 Jarang - -
3 Kadang-kadang - -
4 Pernah - -
5 Tidak Pernah - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa seluruh responden pegawai yaitu 10

orang (100 %) mengatakan selalu berada di kantor pada saat jam kerja. Hal ini

menunjukkan kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan kantor. Karena

apabila pegawai tersebut tidak disiplin akan dikenakan sanksi (tabel 4.15).

Tabel 4.25
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai menyelesaikan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan prosedur di Satlantas Polresta Binjai
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Baik - -
2 Baik 10 100
3 Kurang Baik - -
4 Tidak Baik - -
5 Sangat Tidak Baik - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden pegawai yang

berjumlah 10 orang (100 %) mengatakan bahwa mereka sudah menyelesaikan

pekerjaan dengan baik, sesuai dengan prosedur yang ada di Satlantas Polresta

Binjai.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.26
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai pelayanan pengurusan
SIM dilakukan dengan baik, cepat dan tanpa berbelit-belit
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Baik 2 4
2 Baik 37 74
3 Kurang Baik 6 12
4 Tidak Baik 4 8
5 Sangat Tidak Baik 1 2
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas sebanyak 37 orang (74 %) responden masyarakat

mengatakan bahwa pelayanan pengurusan SIM sudah baik, cepat dan tanpa

berbelit-belit. Kemudian sebanyak 6 orang (12 %) menjawab kurang baik, 4 orang

(8 %) menjawab tidak baik, 2 orang (4 %) menjawab sangat baik dan hanya 1

orang (2 %) yang menjawab sangat tidak baik.

Tabel 4.27 a
Distribusi jawaban responden pegawai mengenai sikap ramah pegawai
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 10 100
2 Jarang - -
3 Kadang-kadang - -
4 Pernah - -
5 Tidak Pernah - -
Jumlah 10 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh pegawai yaitu

sebanyak 10 orang (100 %) selalu ramah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Yakni dengan memberikan senyum dan sapa kepada masyarakat yang

melakukan pengurusan SIM di Satlantas Polresta Binjai.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.27 b
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai sikap ramah pegawai
dalam memberikan pelayanan
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Selalu 22 44
2 Jarang 7 14
3 Kadang-kadang 16 32
4 Pernah 3 6
5 Tidak Pernah 2 4
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 22 orang (44 %) responden

masyarakat mengatakan bahwa pegawai di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta

selalu bersikap ramah kepada masyarakat. Kemudian 16 orang (32 %) menjawab

kadang-kadang, 7 orang (14 %) menjawab jarang, 3 orang (6 %) menjawab

pernah dan 2 orang (4 %) menjawab tidak pernah. Ini sesuai dengan jawaban

responden pegawai pada tabel 4.27a.

Tabel 4.28
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai kompetensi pegawai di
Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Berkompeten 2 4
2 Berkompeten 37 74
3 Kurang Berkompeten 8 16
4 Tidak Berkompeten 3 6
5 Sangat Tidak Berkompeten - -
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 37 orang (74 %)

responden masyarakat mengatakan bahwa para pegawai di Kantor Satuan Lalu

Lintas Polresta Binjai sudah berkompeten dalam menjalankan pekerjaannya.

Kemudian 8 orang (16 %) mengatakan kurang berkompeten, 3 orang (6 %)

Universitas Sumatera Utara


mengatakan tidak berkompeten dan 2 orang (4 %) mengatakan sangat

berkompeten.

Tabel 4.29
Distribusi jawaban responden masyarakat mengenai komunikasi pegawai
kepada masyarakat yang melakukan pengurusan SIM
No. Jawaban Jumlah Persentase (%)
1 Sangat Baik 2 4
2 Baik 38 76
3 Kurang Baik - -
4 Tidak Baik 10 20
5 Sangat Tidak Baik - -
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 38 orang (76 %)

responden masyarakat mengatakan bahwa komunikasi pegawai kepada

masyarakat yang melakukan pengurusan SIM sudah baik. Kemudian sebanyak 10

orang (20 %) mengatakan tidak baik dan 2 orang (4 %) mengatakan sangat baik.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

5.1 Analisa Data

Penelitian tentang Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap

Pelayanan Publik pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai yang beralamat

di Jalan Sultan Hasanuddin No. 1 Kota Binjai. Adapun yang dijadikan responden

dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang menangani pelayanan

pengurusan SIM yaitu berjumlah 10 orang dan masyarakat yang digunakan

sebagai pembanding jawaban dari pegawai Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta

Binjai yaitu berjumlah 50 orang.

5.1.1 Profesionalisme Kerja Pegawai

Profesionalisme kerja pegawai adalah keseluruhan karakteristik

profesional pegawai dalam melaksanakan proses dan prosedur pelaksanaan

kegiatan kerja yang dipercayakan kepada setiap pegawai sesuai dengan bidang,

tingkatan masing-masing sehingga menciptakan hasil yang baik secara optimal.

Karakteristik professional tersebut telah sesuai dengan tuntutan good governance,

diantaranya equality, equity, loyalty dan accountability yang harus dimiliki dan

diterapkan oleh pegawai yang berada pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta

Binjai.

Setelah keseluruhan data diperoleh dalam penelitian diuraikan, maka tahap

selanjutnya dilakukan analisa data tentang variabel profesionalisme kerja pegawai

berdasarkan empat karakteristik yang meliputi equality, equity, loyalty dan

accountability. Dalam penelitian ini karakteristik profesionalisme kerja pegawai

Universitas Sumatera Utara


dibagi menjadi 10 pertanyaan. Setelah menganalisis data yang didapat dari

penelitian, maka diperoleh nilai tertinggi adalah 46 dan nilai terendah adalah 15,

untuk menetukan jarak intervalnya maka digunakan rumus (Sugiyono 2005: 212)

I=

I=

I = 6,2

Interval tersebut dapat digunakan untuk menyusun kategori sebagai

berikut:

Untuk kategori sangat tinggi : 40,2 – 46

Untuk kategori tinggi : 33,9 – 40,1

Untuk kategori sedang : 27,6 – 33,8

Untuk kategori rendah : 21,3 – 27,5

Untuk kategori sangat rendah : 15 – 21,2

Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme kerja pegawai pada Kantor

Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai, dapat dilihat dari rekapitulasi jawaban

responden dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.1
Rekapitulasi Klasifikasi jawaban responden berdasarkan profesionalisme
kerja pegawai
Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)
Sangat Tinggi 40,2 – 46 19 31,7
Tinggi 33,9 – 40,1 31 51,7
Sedang 27,6 – 33,8 8 13,3
Rendah 21,3 – 27,5 - -
Sangat Rendah 15 – 21,2 2 3,3
Jumlah 60 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa profesionalisme kerja

pegawai Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai, berada pada kategori tinggi,

yang ditunjukkan dari 31 responden (51,7 %), kategori sangat tinggi sebanyak 19

responden (31,7 %), kategori sedang 8 responden (13,3 %) dan kategori sangat

rendah sebanyak 1 responden (3,3 %).

5.1.2 Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah totalitas pemberian pelayanan melalui penerapan

bukti langsung, daya tanggap, keandalan, jaminan, dan empati yang dilaksanakan

oleh pegawai Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai kepada masyarakat dalam

rangka upaya pemenuhan kebutuhan pengurusan Surat Izin Mengemudi. Setelah

keseluruhan data diperoleh dari penelitian diuraikan, maka tahap selanjutnya

dilakukan tentang pelayanan publik, dalam penelitian ini variabel dibagi kedalam

10 pertanyaan. Setelah menganalisis data yang di dapat dari penelitian ini, maka

diperoleh nilai tertinggi adalah 44 dan nilai terendah adalah 18. Untuk

menentukan jarak intervalnya maka digunakan rumus (Sugiyono, 2005: 212).

I=

I=

I = 5,2

Interval tersebut dapat digunakan untuk menyusun kategori sebagai

berikut:

Untuk kategori sangat tinggi : 39,2 - 44

Untuk kategori tinggi : 33,9 – 39,1

Untuk kategori sedang : 28,6 – 33,8

Universitas Sumatera Utara


Untuk kategori rendah : 23,3 – 28,5

Untuk kategori sangat rendah : 18 – 23,2

Untuk mengetahui pengaruh pelayanan publik pada Kantor Satuan Lalu

Lintas Polresta Binjai, dapat dilihat dari rekapitulasi jawaban responden dalam

tabel berikut ini :

Tabel 5.2
Rekapitulasi klasifikasi jawaban responden berdasarkan Pelayanan Publik
Kategori Interval Frekuensi (F) Persentase
(%)
Sangat Tinggi 39,2 – 44 23 38,4
Tinggi 33,9 – 39,1 30 50
Sedang 28,6 – 33,8 3 5
Rendah 23,3 – 28,5 2 3,3
Sangat Rendah 18 – 23,2 2 3,3
Jumlah 60 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelayanan publik di Kantor

Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai berada pada kategori tinggi, yang ditunjukkan

dari 30 responden (50 %), kategori sangat tinggi sebanyak 23 responden (38,4 %),

kategori sedang sebanyak 3 responden (6 %), dan untuk kategori rendah dan

sangat rendah masing-masing sebanyak 2 responden (3,3 %).

5.1.3 Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai terhadap Pelayanan Publik

Untuk melihat apakah ada pengaruh antara profesionalisme kerja pegawai

(X) terhadap pelayanan publik (Y), maka dapat dilihat denga menggunakan rumus

Korelasi Product Moment. Untuk melihat sejauh mana atau seberapa besar

pengaruh yang diberikan profesionalisme kerja pegawai (X) terhadap pelayanan

publik (Y), maka digunakan rumus Koefisien Determinan.

Universitas Sumatera Utara


5.1.3.1 Product Moment

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara profesionalisme kerja

pegawai (X) terhadap pelayanan publik (Y), maka dapat dilihat dengan

menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Sugiyono, 2005: 212).

N = 60

∑x = 2249

∑y = 2280

∑x2 = 86.173

∑y2 = 88.366

∑xy = 86.740

rxy =

rxy =

rxy =

rxy =

rxy =

rxy =

rxy = 0,71

Universitas Sumatera Utara


Hasil perhitungan korelasi tersebut yaitu 0,71 bernilai positif, berarti ada

hubungan antara profesionalisme kerja pegawai terhadap pelayanan publik pada

Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai. Maka hasil dari perhitungan korelasi

sebelumnya perlu disesuaikan dengan nilai tabel. Dari perhitungan korelasi di atas

diperoleh nilai rhitung adalah 0,71, bila dikonsultasikan dengan nilai rtabel untuk n =

60 dan kesalahan 5 % maka rtabel adalah 0,254. Dengan demikian korelasi itu

signifikan dan hipotesa yang diajukan dapat diterima karena rxy adalah lebih besar

dari nila rtabel N = 60 yaitu 0,71 > 0,254. Untuk mengetahui kadar tinggi

rendahnya koefisien korelasi, maka diperlukan interpretasi sebagai berikut

(Sugiyono, 2005:212).

Tabel 5.3
Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,99 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus koefisien korelasi

Product Moment maka diperoleh hasil 0,71. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya profesionalisme kerja pegawai member pengaruh positif terhadap

pelayanan publik di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai. Dengan kata lain

apabila salah satu variabel terjadi peningkatan maka akan diikuti dengan

peningkatan variabel yang berkorelasi. Selain itu, dengan mengkonsultasikan r

yang diperoleh dengan tabel pedoman interpretasi Sugiyono, maka dapat dilihat

Universitas Sumatera Utara


bahwa r = 0,71 berada pada interval koefisien 0,60 – 0,79. Jadi tingkat pengaruh

antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori tinggi berarti pengaruh

antara profesionalisme kerja pegawai terhadap pelayanan publik berada pada

tingkat tinggi.

5.1.3.2 Koefisien Determinan

Tujuan koefisien determinan ini adalah untuk mengetahui persentase

besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, yang dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus :

D = (rxy)2 x 100 %

= (0,71)2 x 100 %

= 50,41 %

Dengan persamaan determinasi maka diperoleh hasil sebesar 50,41 %. Ini

berarti pencapaian kualitas pelayanan publik pada Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai dipengaruhi oleh adanya profesionalisme kerja pegawai sebesar

50,41 %. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak

dibahas dalam penelitian ini yakni sebesar 49,59 %.

5.2 Interpretasi Data

5.2.1 Profesionalisme Kerja Pegawai

Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden (lihat tabel 5.1)

diketahui bahwa profesionalisme kerja pegawai pada Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai berada pada kategori tinggi. Ini berarti pegawai pada Kantor

Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai menerapkan profesionalisme kerja yang baik.

Adapun yang menjadi kriteria profesionalisme kerja pegawai adalah equality,

equity, loyalty dan accountability. Apabila dilihat dari equality yang terdapat pada

Universitas Sumatera Utara


Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai dinilai sudah baik yaitu meliputi aspek

perlakuan yang sama atas pelayanan publik yang diberikan oleh Kantor Satuan

Lalu Lintas Polresta Binjai. Dalam memberikan pelayanan, dapat dilihat dari

perlakuan yang sama atas pelayanan publik yang diberikan, misalnya pegawai

tidak membeda-bedakan masyarakat dari segi status sosial dalam melakukan

pengurusan Surat Izin Mengemudi. Dari hasil kuesioner (tabel 4.7a) dapat dilihat

jawaban responden pegawai mengenai perlakuan yang sama dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat sebanyak 10 orang (100 %) yang mnjawaba selalu

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan jwaban

responden masyarakat (dapat dilihat pada tabel 4.7b) bahwa masyarakat juga

merasakan adanya perlakuan yang sama dari pegawai Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai pada saat pengurusan SIM atau pun perpanjangan SIM.

Aspek kedua adalah konsistensi pegawai Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Konsistensi

yang diberikan meliputi pemberian pelayanan secara rutin dan berkelanjutan

maksudnya adalah dalam memberikan pelayanan, para pegawai selalu

menyelesaikan segala urusan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan berusaha

menyelesaikan urusan tersebut hingga selesai. Berdasarkan tabel 4.8a dapat dilihat

jawaban responden pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

mayoritas pegawai menjawab konsisten sebanyak 6 orang (60 %). Ini juga sesuai

dengan jawaban responden masyarakat (dapat dilihat pada tabel 4.8b) yang

menjawab konsisten sebanyak 35 orang (70 %) yang berarti bahwa masyarakat

juga merasakan pegawai sudah konsisten dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


Equity yang diterapkan pegawai pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta

Binjai sudah baik yaitu meliputi aspek tidak adanya pengaruh pangkat/jabatan

terhadap kebebasan pegawai jika ingin mengeluarkan pendapat. Maksudnya yaitu

tidak hanya pegawai yang berpangkat tinggi saja yang dapat mengeluarkan

pendapat, namun para pegawai lain juga bebas dalam mengeluarkan pendapat,

baik ketika rapat ataupun pada pertemuan tertentu. Hal ini sesuai dengan jawaban

responden pegawai mengenai pengaruh jabatan/pangkat dalam mengeluarkan

pendapat pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai seluruh pegawai

menjawab tidak mempengaruhi sebanyak 10 orang (100 %). Aspek kedua yaitu

tidak adanya pengaruh perbedaan gender dalam penempatan fungsi kerja. Dari

tabel 4.10a dapat dilihat bahwa jawaban responden pegawai yaitu 10 orang (100

%) berpendapat bahwa gender tidak mempengaruhi fungsi jabatan.

Loyality yang diterapkan pegawai Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai

sudah baik yaitu meliputi aspek kesetiaan pada institusi. Pada tabel 4.11 dapat

dilihat jawaban responden pegawai mengenai ketaatan dalam melaksanakan

perintah dari atasan seluruh responden pegawai yaitu 10 orang (100 %) menjawab

selalu. Ini menunjukkan bahwa pegawai pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta

Binjai sudah taat kepada institusi tempat mereka bekerja, dengan kata lain para

pegawai di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai tetap menjaga nama baik

institusi tempat mereka bekerja.

Aspek kedua meliputi kesetiaan pada rekan kerja. Berdasarkan tabel 4.12

sebanyak 8 orang (80 %) responden pegawai menjawab sangat memiliki

hubungan baik kepada sesama rekan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai

Universitas Sumatera Utara


di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai sangat setia pada sesama rekan kerja

mereka.

Akuntabilitas yang diterapkan pegawai di Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai sudah sangat baik yaitu meliputi aspek integritas yaitu selalu

memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral yang telah ditetapkan.

Berdasarkan tabel 4.13a dapat diketahui bahwa 10 orang (100 %) responden

pegawai menjawab selalu memiliki integritas dalam melaksanakan tugas dan

pekerjaan. Jawaban ini juga didukung oleh jawaban responden masyarakat yang

dapat dilihat pada tabel 4.13b, sebanyak 31 orang (62 %) menilai bahwa para

pegawai memiliki integritas yang cukup tinggi karena para pegawai selalu

memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral yang ditetapkan pada

KantorSatuan Lalu Lintas Polresta Binjai.

Aspek kedua mengenai tingkat ketelitian para pegawai Kantor Satuan Lalu

Lintas Polresta Binjai sudah dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel

4.14a mengenai ketelitian pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan sebanyak 7

orang (70 %) mereka selalu teliti dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini

didukung oleh jawaban responden masyarakat (dapat dilihat pada tabel 4.14b)

yaitu sebanyak 33 orang (66 %) menilai para pegawai selalu teliti dalam

menyelesaikan tugas dan pekerjaannya.

Aspek ketiga mengenai kejelasan peraturan pada Kantor Satuan Lalu

Lintas Polresta Binjai dinilai sudah baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15

bahwa seluruh pegawai yang berjumlah 10 orang (100 %) menjawab Kantor

Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai sudah memberlakukan sanksi kepada pegawai

Universitas Sumatera Utara


yang terlambat hadir pada saat jam bekerja. Sanksi yang diberikan merupakan

teguran yang dilakukan langsung oleh atasan.

Aspek lain yaitu mengenai akuntabilitas biaya sudah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.16a

bahwa seluruh responden pegawai yaitu 10 orang (100 %) menjawab tidak pernah

dipungut biaya lain di luar ketentuan yang ada. Hal ini sesuai dengan jawaban

responden masyarakat pada tabel 4.16b yaitu 35 orang (70 %) responden

masyarakat menilai biaya pengurusan SIM yang dikenakan sudah sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Aspek terakhir dari akuntabilitas ini adalah produk pelayanan publik.

Produk pelayanan publik pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai sudah

sesuai diberikan kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.17 bahwa

sebanyak 37 orang (74 %) responden masyarakat menilai bahwa produk yang

diberikan telah memenuhi dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Produk yang diberikan oleh Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai

kepada masyarakat berupa Surat Izin Mengemudi. Dalam memberikan produk

pelayanan ini pegawai di Kantor Saruan Lalu Lintas Polresta Binjai telah

menjalankan tugasnya dengan baik.

5.2.2 Pelayanan Publik

Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden pada tabel 5.2 diketahui

bahwa pelayanan publik pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai berada

pada kategori tinggi. Ini berarti pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor

Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai kepada masyarakat telah telah menunjukkan

suatu kualitas yang baik dimana seluruh aktivitas pelayanan yang dilakukan dapat

Universitas Sumatera Utara


dinilai sudah baik oleh masyarakat secara keseluruhan. Adapun pelayanan public

ini meliputi bukti langsung (tangible), daya tanggap (responsiveness), keandalan

(reability), jaminan (assurance), dan empati (empathy).

Apabila dilihat dari bukti langsung (tangible), yang terdapat pada Kantor

Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai dinilai sudah cukup baik meliputi aspek

tersedianya ruang tunggu, seragam, perlengkapan dan sarana komunikasi. Hal ini

dapat dilihat pada tabel 4.18a mengenai fasilitas sarana dan prasarana yang

terdapat pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai bahwa responden

pegawai yang berjumlah 10 orang (100 %) menjawab fasilitas sarana dan

prasarana sudah memenuhi. Hal ini didukung oleh jawaban responden masyarakat

sebanyak 39 orang (78 %) menilai bahwa fasilitas sarana dan prasarana di Kantor

Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai baik dan sudah memenuhi.

Sedangkan pendapat responden pegawai mengenai pemakaian seragam

pada saat jam bekerja dapat dilihat pada tabel 4.19a seluruh pegawai yaitu 10

orang (100 %) menjawab selalu memakai seragam pada saat jam bekerja. Hal ini

didukung oleh jawaban responden masyarakat yang dapat dilihat pada tabel 4.19b

yakni mayoritas responden masyarakat sebanyak 36 orang (72 %) menilai

kepatuhan para pegawai sudah patuh dalam memakai seragam pada saat jam

bekerja.

Dari segi daya tanggap (responsiveness) yang terdapat di Kantor Satuan

Lalu Lintas Polresta Binjai dinilai sudah baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel

4.22a yakni seluruh pegawai menjawab mereka sudah baik dalam merespon

tuntutan pelayanan yang maksimal dari masyarakat. Hal ini juga didukung oleh

jawaban responden masyarakat pada tabel 4.22b yakni sebanyak 43 orang (86 %)

Universitas Sumatera Utara


menilai daya tanggap pegawai di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai dalam

mengatasi berbagai permintaan yang dating dari masyarakat sudah baik. Selain itu

hal ini juga didukung oleh aspek-aspek yang terdapat dari indikator daya tanggap

lainnya seperti aspek dapat mengakses berbagai informasi. Seperti yang tercantum

pada tabel 4.21a yakni seluruh responden pegawai berpendapat bahwa masyarakat

dapat dengan mudah dalam mengakses berbagai informasi dari Kantor Satuan

Lalu Lintas Polresta Binjai. Hal ini juga didukung dari hasil jawaban responden

masyarakat yaitu sebanyak 31 orang (62 %) menilai bahwa mereka mudah

mengakses berbagai informasi yang ada di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta

Binjai.

Keandalan (tangible) pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai

dinilai sudah baik, antara lain meliputi aspek ketelitian pegawai dalam

melaksanakan pelayanan dengan cepat dan selesai sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan.berdasarkan pada tabel 4.23a dapat dilihat bahwa seluruh responden

pegawai (100 %) mengatakan bahwa dalam hal pelayanan pengurusan SIM sudah

tepat waktu. Hal ini juga didukung oleh jawaban responden masyarakat yakni

sebanyak 17 orang (34 %) menilai sudah tepat waktu dalam hal pelayanan

pengurursan SIM.

Jaminan (assurance) yang terdapat pada Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai dinilai sudah baik, yakni meliputi aspek terpercaya, reputasi yang

baik dalam hal pelayanan, dan pegawai yang kompeten. Hal ini dapat dilihat pada

tabel 4.27a bahwa seluruh pegawai (100 %) mengatakan bahwa mereka selalu

bersikap ramah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini juga

didukung oleh jawaban responden masyarakat (lihat tabel 4.27b) yakni sebanyak

Universitas Sumatera Utara


22 orang (44 %) yang berpendapat bahwa para pegawai selalu bersikap ramah

dalam memberikan pelayanan. Kemudian aspek lain meliputi pegawai yang

berkompeten dapat dilihat pada tabel 4.28 yakni sebanyak 37 orang (74 %)

responden masyarakat menilai bahwa para pegawai di Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai sudah berkompeten dalam menjalankan tugasnya.

Dari segi empati (empathy) yang terdapat pada Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai dinilai sudah baik, yakni meliputi aspek pengenalan pelanggan,

pendengar yang baik dan sabar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.29 yaitu ada

sebanyak 38 orang (76 %) responden masyarakat menjawab komunikasi antara

pegawai dan masyarakat sudah terjalin dengan baik dan para pegawai mau

mendengar berbagai keluhan dari masyarakat.

5.2.3 Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Publik

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan (lihat tabel 5.3) dapat diketahui

bahwa profesionalisme kerja pegawai memiliki pengaruh yang tinggi terhadap

pelayanan publik di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai. Hal ini berarti

karakteristik profesionalisme dapat dilaksanakan dengan baik dan pelaksanaannya

berpengaruh positif terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Karakteristik profesionalisme dijadikan sebagai aturan sehingga membuat kinerja

pegawai menjadi lebih baik khususnya dalam melayani masyarakat.

Dari adanya tingkat pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap

pelayanan publik yaitu 50,41% maka dapat dilihat bahwa semakin baik

profesionalisme kerja pegawai maka akan semakin berkualitas pelayanan publik

yang diberikan kepada masyarakat di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai.

Universitas Sumatera Utara


Begitu juga sebaliknya, jika profesionalisme kerja pegawai tidak dilaksanakan

dengan baik di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai, maka akan berpengaruh

pada kualitas pelayanan publik yang semakin tidak baik pula.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tjokrowinoto

(dalam Tangklison, 2005:231) yang menyatakan bahwa profesionalisme berkaitan

dengan kemampuan aparat yang bekerja dengan memiliki inovasi dan memiliki

etos kerja tinggi. Hal ini tentu akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap

kualitas layanan kepada para pengguna jasa. Dengan adanya profesionalisme,

maka kinerja individu secara langsung akan berpengaruh terhadap pemberian

pelayanan kepada para pengguna jasa.

Oleh karena itu dengan adanya tingkat pengaruh antara profesionalisme

kerja pegawai terhadap pelayanan publik perlu menjadi perhatian khusus bagi

Knator Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai karena pada dasarnya Kantor Satuan

Lalu Lintas Polresta Binjai didirikan untuk melayani publik dalam hal pelayanan

pengurusan Surat Izin Mengemudi. Dan untuk meningkatkan pelayanan tersebut

diperlukan profesionalisme kerja pegawai pada Kantor Satuan Lalu Lintas

Polresta Binjai. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kualitas sumber daya

manusia (pegawai), saat ini diterapkan dispilin kerja yang sangat ketat, yaitu

penetapan jam masuk dan pulang yang diberlakukan bagi pegawai. Dan jika

melanggar ketetapan yang berlaku maka akan diberikan sanksi sesuai dengan

yang telah ditetapkan.

Pelayanan di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai saat ini

dilaksanakan secara lebih sederhana karena dilaksanakan secara terpadu dan

mengutamakan efisiensi waktu serta berdasarkan undang-undang yang berlaku. Di

Universitas Sumatera Utara


dalam melayani, pegawai memberikan senyum, sapa, dan salam. Selain itu,

apabila ada permasalahan yang ingin didiskusikan ataupun keluhan yang ingin

disampaikan maka masyarakat dapat menjumpai Kepala Pimpinan Satuan Lalu

Lintas Polresta Binjai atau langsung mendatangi pos penjagaan yang berada di

depan pintu masuk Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Pengaruh

Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Publik pada Kantor Satuan

Lalu Lintas Polresta Binjai, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Profesionalisme kerja pegawai yang ada di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta

Binjai sudah dapat dikatakan baik. Hal ini dibuktikan oleh jawaban responden

(lihat tabel 5.1) yang terbanyak adalah pada kategori tinggi yaitu sebanyak 31

orang (51,7 %), kemudian disusul denga jawaban responden yang berada pada

kategori sangat tinggi yaitu 19 orang (31,7 %).

2. Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian bahwa kualitas pelayanan

publik di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai sudah dapat dikatakan

baik. Hal ini juga dapat dibuktikan dari jawaban responden (lihat tabel 5.2)

yang terbanyak pada kategori tinggi yaitu sebanyak 30 orang (50 %) dan

disusul oleh jawaban responden yang termasuk pada kategori sangat tinggi

yaitu sebanyak 23 orang (38,4 %).

3. Berdasarkan hasil analisa Korelasi Produt Moment terdapat pengaruh yang

positif antara profesionalisme kerja pegawai terhadap pelayanan publik pada

Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Binjai dengan korelasi 0,71. Berdasarkan

interpretasi tersebut maka pengaruh profesionalisme kerja pegawai dengan

pelayanan publik berada pada kategori tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa

koefisien korelasi signifikan dan hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini

dapat diterima.

Universitas Sumatera Utara


4. Hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh bahwa terdapat pengaruh

profesionalisme kerja pegawai terhadap pelayanan publik adalah sebesar

50,41 %, sedangkan 49,59 % lagi dipengaruhi oleh faktor yang tidak dibahas

dalam penelitian ini.

6.2 Saran

1. Dari segi profesionalisme kerja pegawai sudah dapat dikatakan baik. Namun

hal tersebut harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan, yakni dengan tidak

membeda-bedakan pelayanan berdasarkan gender, umur atau pun suku. Hal

ini demi tertap terjaganya profesionalisme kerja yang baik di Kantor Satuan

Lalu Lintas Polresta Binjai.

2. Dari segi pelayanan publik hal yang perlu ditingkatkan adalah kualitas yang

sudah dibangun untuk menciptakan kepuasan masyarakat dipertahankan

dengan sikap ramah pegawai serta mengerti kebutuhan masyarakat dan

menindaklanjuti keluhan yang disampaikan oleh masyarakat. Selain itu,

pelayanan hendaknya dilakukan dengan cepat dan sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Edisi


Revisi IV). Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Handoko. T. Hani. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : BPFE.
Kumorotomo, Wahyudi. 2005. Etika Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan.
Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Moenir, H. A. S. 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Narbuko, Cholid & Abu Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nawawi, H. Hadari. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Yogyakarta : Gajah Mada University.
Rohman, Ahmad Ainur, dkk. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Malang:
Averroes.
Sinambela, Lijan Poltak. dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Singarimbun, Masri & Sofyan Efendi. 2006. Metode Penelitian Survai (edisi
revisi). Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Tangklison, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT. Grasindo.
Tjandra, W. Riawan. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam
Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan.

Universitas Sumatera Utara


Peraturan Perundang-Undangan :
Keputusan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas.

Situs Internet :
http://ardikurniawan2005.wordpress.com diakses pada tanggal 10 Februari 2011
pukul 20:10 WIB.
http://ariardi.multiply.com/journal/item/11 diakses pada tanggal 11 Februari 2011
pukul 22:45 WIB.
http://www.goodgovernance.or.id/ diakses pada tanggal 12 Februari 2011 pukul
15:45 WIB.
http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=29470 diakses pada tanggal 12 Februari
2011 pukul 16:00 WIB.
http://www.tulungagung.go.id/index.php/berita/item/323-pengembangan-
profesionalisme-kerja diakses pada tanggal 28 Maret 2011 pukul 17:45
WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki, Tujuan MSDM di akses pada tanggal 20 Mei 2011
pukul 16.00 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai