SKRIPSI
Diajukan Oleh:
SAHAT
SIREGAR
040903065
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan)
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota
Medan)”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S-1 di
Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakulas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dukungan dan dorongan semangat dari berbagai pihak penulis tak akan sanggup
menyelesaikan skripsi ini. Baik dukungan secara moril, dukungan doa dan
dukungan materiil.
1 Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas ilmu Sosial
3 Ibu Dra. Nurlela Ketaren, MSP selaku dosen pembimbing yang telah
5 Orang tua Penulis yang sangat disayangi Pdt. Dj. Siregar/D.Br. Pardede,
yang telah memberikan perhatian yang besar dan kasih sayang yang tiada
skripsi ini.
penyelesaian Skripsi ini. Untuk bang Rico, S.Sos terima kasih atas segala
Penulis mengakui, tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis berharap ada ada saran dan kritikan yang membangun. Sekian danterima
kasih.
Medan, 2009
Penulis
(Sahat Siregar)
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah...........................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................6
1.5. Kerangka Teori...................................................................................6
1.5.1. Pengembangan...........................................................................6
1.5.2. Sumber Daya Manusia..............................................................8
1.5.3. Pengembangan Sumber Daya Manusia....................................9
1.5.3.1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)................................11
1.5.3.2. Kegiatan Non-Diklat.....................................................17
1.5.3.3. Tugas Belajar................................................................18
1.5.3.4. Promosi.........................................................................19
1.5.4. Pengertian Kinerja....................................................................20
1.5.5. Pegawai.....................................................................................21
1.5.6. Kinerja Pegawai........................................................................21
1.5.7.Hubungan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dengan Kinerja Pegawai............................................................23
1.6. Hipotesis Penelitian............................................................................24
1.7. Defenisi Konsep.................................................................................25
1.8. Defenisi Operasional..........................................................................25
1.9. Sistematika Penulisan.........................................................................27
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian...............................................................................29
2.2. Lokasi Penelitian................................................................................29
2.3. Populasi dan Sampel........................................................................29
1. Populasi...........................................................................................29
2. Sampel............................................................................................29
2.4. Teknik Pengumpulan Data.................................................................30
2.5. Teknik Pengumpulan Skor..............................................................31
2.6. Teknik Analisa Data...........................................................................32
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Profil Dinas Perhubungan Kota Medan.............................................35
3.2. Struktur Dinas Perhubungan Kota Medan...................................36
3.3. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan................................45
3.4. Arah Kebijakan..................................................................................47
BAB IV PENYAJIAN DATA
4.1 Data Dari Responden Pejabat Struktural............................................49
4.2 Data Dari Responden Staff Pegawai...................................................63
4.3 Klasifikasi Data...................................................................................78
4.3.1. Pengembangan Sumber Manusia (Variabel X)........................79
4.3.2. Kinerja Pegawai (Variabel Y)...................................................80
4.3.3. Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap
Kinerja Pegawai.........................................................................81
BAB V ANALISA DATA....................................................................................86
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan........................................................................................98
6.2. Saran...................................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................101
DAFTAR TABEL
Pegawai...........................................................................................24
PENDAHULUAN
untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai
peran utama dalam setiap kegiatan organisasi. Walaupun didukung dengan sarana
dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber
daya manusia yang andal, kegiatan organisasi tidak akan terselesaikan dengan
baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok
1
tujuan bersama. Dalam wadah kegiatan ini, setiap orang atau pegawai harus
mendayagunakan sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu lembaga secara
1
Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, 2003, Pengembangan sumber Daya Manusia, Rineka Cipta,
Jakarta, hal: v.
optimal, sehingga sumber daya manusia dapat bekerja secara maksimal untuk
jam kerja. Hal ini akan berakibat tidak baik bagi organisasi, karena pekerjaan
menjadi sering tidak dapat selesai pada waktu yang ditentukan, banyak waktu
tidak terpakai dengan baik. Mereka beranggapan bekerja di pemerintahan itu tidak
perlu bekerja maksimal, karena gaji sudah ditetapkan jumlahnya, tunjangan sudah
diberikan. Selain itu fenomena masih adanya pegawai yang tidak bekerja pada
saat jam kerja atau memanfaatkan waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain di
luar pekerjaannya. Hal ini berakibat pada rendahnya kinerja pegawai, karena
oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
2
B. Prihatminingtyas, 2005, Pengaruh Kemampuan Terhadap kinreja dan Dampaknya pada
Kepuasan Kerja, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, FISIP Press, Malang,, hal: 119.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Untuk menyempurnakan tugas pemerintah tersebut melalui Keputusan
Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
urusan rumah tangga daerah dalam bidang perhubungan dan melaksanakan tugas
politik, sosial budaya serta mampu berperan sebagai penunjang, penggerak dan
berhasil guna.
udara, teknik sarana dan prasarana serta pos dan telekomunikasi. Adapun yang
menjadi tugas dan tujuan dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah menangani
3
pemkomedan.go.id/dis_phb.php.htm
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Medan. Dan merekalah yang paling berkompeten dalam segala urusan mengenai
perhubungan.
ijin kelayakan kendaraan (speksi), surat pajak kendaraan bermotor, tarif angkutan,
berupa terminal Amplas; terminal Pinang Baris; terminal Sambu; terminal Aksara
pegawai tugas belajar untuk mengikuti pendidikan formal, dan kegiatan lainnya.
Selama ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pegawai yang sudah
mengikuti Diklat (alumni peserta Diklat). Evaluasi Diklat hanya dalam bentuk
output berupa sertifikat dan dilakukan sesaat setelah pegawai selesai mengikuti
Diklat, tetapi tidak setelah pegawai kembali ke instansinya. Outcome dari Diklat
alumni peserta Diklat belum termonitor dan terevaluasi, sementara pegawai tetap
harus bekerja.4
beban kerja dan malah menimbulkan masalah dalam kantor misalnya bermalas-
4
Miftah Thoha, 2005, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Penerbit Kencana, Jakarta,
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat :
lapangan.
1.5.1. Pengembangan
Hal: 91.
5
DR. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2003, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Penerbit Reflika Diatama, Bandung, hal :50.
pengertian pengetahuan umum termasuk peningkatan penguasaan teori,
manajerialnya (tingkat atas dan menengah). Jadi dalam hal ini pengembangan
ditujukan pada para manajer atau staf agar mereka lebih mampu untuk mengelola
manusia.
1. Tujuan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur, maksudnya adalah
kemana arahnya dan dapat dikerjakan, dan harus disesuaikan dengan kondisi,
mampu dalam melatih dan itu merupakan bidangnya agar hasil yang
diperolehnya baik.
6
John Suprihanto, 2001, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPFE, Yogyakarta,
hal : 88.
3. Materi pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai,
maksudnya agar materi yang diberikan itu tidak lari dari jalur atau tujuan yang
e. Mengimplementasikan dan
pengembangan ialah :
h. Menghindarkan keusangan
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
7
H. Hadari Nawawi, 1992, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, hal: 46.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu
organisasi (sering disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan).
3. Sumber daya manusia adalah potensi dan merupakan aset dan berfungsi
diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam
adalah orang-orang yang siap pakai dan memiliki kemampuan dalam pencapaian
selalu melibatkan proses perubahan perilaku (dari suatu keadaan ke keadaan lain
yang lebih baik). Di samping itu, harus pula ditegaskan bahwa "pengalaman
8
Sama dengan catatan kaki No. 1.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
belajar" di dalam proses itu harus dilakukan secara sadar, yakni direncanakan
merupakan proses merubah sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dari
suatu keadaan ke keadaan lain yang lebih baik untuk mempersiapkan suatu
pegawai. Tujuan berdimensi institusional mengacu kepada apa yang dapat dicapai
Gambar 1
OUTPUT OUTCOME
INDIVIDUAL INSTITUSIONAL
Dari gambar diatas, hasil paling langsung dapat diamati dari suatu program
sumber daya manusia. Bila output ini telah kembali bekerja ke tempat masing-
masing dan mereka terbukti mampu memberi sumbangan yang berarti bagi
dalam konteks ini adalah cara yang mesti dilalui untuk mencapai suatu
pelatihan. Pengembangan ini dapat berjalan secara optimal bila dilakukan melalui
9
LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 2 Pengembangan Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri
Sipil, Diklat Teknis Manajemen Sumber Daya Manusia,.Jakarta, hal: 15.
10
ibid. hal: 8.
11
Komaruddin Sastradipoera, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia : suatu pendekatan fungsi
operatif. Bandung, Kappa-Sigma, hal: 51.
lingkungan keseluruhan maupun pelatihan yang menambah keterampilan dalam
Sedangkan pelatihan (training) adalah salah satu jenis proses belajar untuk
berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih
tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang dalam organisasi. Pelatihan yang
12
Sama dengan catatan kaki No. 5, hal :85.
para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga peserta menerima dan melakukan
dan latihan harus diarahkan pada perubahan perilaku yang telah diidentifikasikan.
Pelatihan juga harus mempelajari keterampilan atau teknik khusus yang dapat
dan Pelatihan (Diklat) Jabatan Pegawai Negeri Sipil tujuan Diklat adalah :
13
Moekijat, 1991, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Mandar Maju, Bandung,
hal: 38.
14
Abdurrahman Fathoni, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 98.
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, dan sikap untuk dapat
yang baik.
menjadi PNS terlebih dahulu harus mengikuti pendidikan dan pelatihan Pra
Jabatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam PP No. 101 Tahun 2000 dan
Keppres No. 5 Tahun 1996 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pra Jabatan Pegawai
Negeri Sipil.
15
Sama dengan catatan kaki No. 9.
tugas dan budaya organisasi, agar mampu melaksanakan tugas dan perannya
c. Diklat Pra Jabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III.
jabatan masing-masing.
c. Kurikulum dan Metode
kebutuhan kompetensi untuk suatu jabatan. Setiap jenis dan jenjang Diklat
pelajaran-mata pelajaran diklat, dan ringkasan materi dari setiap mata Diklat yang
Instruksional Khusus (TIK), pokok bahasan, waktu (sesi dan jam pelajaran), dan
metode.
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Praktik/latihan
4. Studi banding
5. Studi kasus
6. Simulasi
7. Bermain peran
d. Evaluasi
Pendidikan apapun bentuk dan tingkatnya pada akhirnya menuju kepada
mekanisme.16 Alat pengukur sering disebut tes, evaluasi, serta pengukuran dan
Untuk memperoleh informasi ini orang melakukan tes. Sedangkan evaluasi adalah
yang diperoleh dari pengukuran. Sedangkan untuk pengukuran ini dilakukan tes.
tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan bagi
baik secara mandiri maupun secara organisasi oleh instansinya atau pihak luar
instansinya.
16
Sama dengan catatan kaki No. 1, hal: 81.
a. Membaca buku teks, referensi, dan media cetak lainnya.
a. Lokakarya/workshop.
b. Seminar
d. Simposium
e. Pameran (Ekspose)
f. Studi Banding
prestasi kerjanya.
Universitas.
1.5.3.4 Promosi
17
Sama dengan catatan kaki No.9, hal.11.
Pentingnya promosi bagi pegawai adalah sebagai salah satu “reward” dan
susunan kepangkatan atau jabatan yang lebih tinggi dari keadaan semula baik dari
tinggi baik dalam arti kepangkatan (kenaikan pangkat) maupun jabatan. Pangkat
seseorang PNS dalam suatu susunan organisasi negara. Jabatan dalam lingkungan
setiap pegawai dimanapun ia berada, oleh karena dengan promosi itu pegawai
bangga.
tinggi nilai atau derajatnya dari pekerjaan atau tugas lama. Kesempatan promosi
dalam suatu organisasi dapat terjadi karena lowongan, baik lowongan dari segi
18
Soekidjo Notoadmodjo, 1992, Manajemen Personalia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 29.
19
A.S. Moenir, 1993, Manajemen Personalia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 173.
20
LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 1 Manajemen Sumber Daya Manusia, Diklat Teknis
Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,.Jakarta, hal : 22.
pengurutan kepangkatan, misalnya di lingkungan PNS. Sedangkan lowongan dari
tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kinerja
suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja
Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa kinerja itu merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya yang diperoleh selama periode waktu tertentu dan meliputi elemen-
elemen seperti kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, kehadiran dan kemampuan
bekerja sama.
1.5.5. Pegawai
Dalam bahasa Indonesia kata pegawai berasal dari kata pe- dan –gawai.
Pe- adalah sebuah awalan yang menunjukkan arti orang yang mengerjakan atau
mempunyai pekerjaan seperti yang disebutkan oleh kata dasar, sedangkan –gawai
berarti kerja23.
adalah orang-orang yang bekerja pada suatu tempat yang resmi, memiliki data-
data pribadi dan mempunyai kekuatan hukum. Tempat pekerjaan yang dimaksud
adalah organisasi, lembaga, atau badan dan lainnya yang berhubungan dengan
pegawai.
anggota organisasi, dimana tujuan aktual yang ingin dicapai adalah dengan adanya
yang menghasilkan barang dan berbagai jasa, penilaian kinerjanya menjadi lebih
dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang
dilakukan.
21
Bilson Simamora, 2003, Penilaian Kinerja dalam Manajemen Perusahaan, Gramedia Pustaka,
22
Jakarta, hal: 45.
Hasan Shadily, 1993, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 425.
23
Tim Dosen Administrasi IKIP Malang, 1990, Pegawai dan Administrasi, Malang, hal: 179.
Menurut Sulistiyani2 4 ada lima hal yang dapat dijadikan indikator kinerja
1) Kualitas
2) Kuantitas
Yaitu jumlah yang dihasilkan baik dalam nilai uang, jumlah unit atau jumlah
lingkaran aktifitas.
3) Ketepatan waktu
4) Kehadiran
5) Dampak interpersonal
Menyangkut peningkatan harga diri, hubungan baik dan kerja sama di antara
Pegawai
bekerja dengan baik dan suksesi posisi yang ditemui selama karirnya,25 maka
24
Ambar T Sulistiyani & Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, teori dan
Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal: 228.
untuk merubah sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dari suatu keadaan
ke keadaan lain yang lebih baik melalui pendidikan jangka panjang dan
masa mendatang.
sumber daya manusia organisasi yang andal dan memiliki kompetensi yang sesuai
akhirnya adalah untuk menciptakan pegawai yang memiliki kinerja yang baik
dengan cara meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat berkinerja lebih baik.
proses menapaki jenjang karir. Sedangkan bila kinerja sebelumnya negatif, maka
Feed back
kalimat pertanyaan.27
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
26
27
Sama dengan catatan kaki No. 23.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, hal: 70.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
28
Masri Singarimbun, dkk, 1995, Metode Penelitian Survei, Penerbit LP3ES, Jakarta, Hal.33.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka
2. Pegawai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil
operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk
indikator-indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu
penelitian.29
3. Tugas belajar
jabatan
29
Sama dengan catatan kaki No.28, hal.46.
4. Promosi
Kinerja pegawai adalah serangkaian prestasi atau hasil yang diperoleh dari
Kinerja pegawai sebagai variabel terikat diukur melalui indikator sebagai berikut:
1. Kualitas
2. Kuantitas
Jumlah yang dihasilkan baik dalam nilai uang, jumlah unit atau jumlah
lingkaran aktifitas
3. Ketepatan waktu
4. Kehadiran
5. Dampak interpersonal
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
melaksanakan penelitian.
BAB VI PENUTUP
yang dilakukan.
BAB II
METODE PENELITIAN
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih. 30
2.3.1. Populasi
30
Sama dengan catatan kaki No. 26, hal: 11
nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
pusat Dinas Perhubungan Kota Medan yang berjumlah 127 orang yang terdiri dari
2.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai objek dan
sumber data serta informasi dalam penelitian yang dianggap mewakili dari suatu
menggunakan pendapat Arikunto yaitu bila jumlah populasi kurang dari 100,
maka semuanya dijadikan sampel dan jika lebih dari seratus maka diambil sampel
sebanyak 10-15% atau 20-25%.32 Maka sampel yang diambil sebanyak 32 orang
(25% x127= 31,75 dibulatkan menjadi 32). Rincian sampelnya terdiri dari :
2.Staff Pegawai, 25% x 95 orang = 24 orang, dengan keterwakilan dari setiap sub
31
Burhan Bungin, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif: komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, Kencana, Jakarta, hal: 99.
32
Suharsimi Arikunto, 1993, Prosedur Penelititan, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 104.
Untuk memperoleh data/keterangan/informasi yang diperlukan,
yang terkumpul dari responden serta guna memudahkan analisa data, khususnya
data-data yang diperoleh melalui angket (kuesioner), maka data tersebut terlebih
jalan memberikan skor pada setiap jawaban dari setiap item pertanyaan yang
diajukan dalam daftar pertanyaan yang disebarkan kepada responden. Data akan
disusun dalam tabel frekuensi dan persentase untuk semua jawaban responden
rendah maka dari jumlah skor dari variabel akan ditentukan rata-ratanya dengan
membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat
yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat.
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya
moment N = Populasi
artinya kenaikan variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.
lainnya berubah.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua
Dari nilai rxy yang diperoleh dapat dilihat secara langsung melalui tabel
korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak.
Tabel korelasi ini menentukan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini
signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan, berarti hipotesis diterima.
2. Uji Signifikan
“Tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho ditolak apabila
nilai t-hitung lebih besar dari harga t-tabel (t-hitung > t-tabel), dan diterima bila t-hitung
nilainya lebih kecil dari t-tabel (t-hitung < t-tabel). Rumus yang digunakan adalah :
thitung = r n2
1r2
34
Sama dengan catatan kaki No.26, hal: 149.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
3. Koefisien Determinant
100%.
D = (rxy)2 x 100%
Keterangan :
D = Koefisien Determinant
BAB III
Keputusan Walikota Medan No.21 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam daerah propinsi, daerah kabupaten dan
daerah kota yang bersifat otonom. Daerah otonom memiliki hak untuk mengatur
bidang-bidang di atas diperlukan adanya perangkat daerah, maka untuk itu perlu
dibentuk organisasi dan tata kerja dari dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Kota
Medan dan menetapkannya dalam Peraturan Daerah. Hal ini didukung oleh
daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 50 tahun 2000 tentang Pedoman
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan sebagai turunan dari
Perda Nomor 4 Tahun 2001, susunan Organisasi Dinas Perhubungan kota Medan
sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
b. Seksi Angkutan
b. Seksi Kepelabuhan
a. Seksi Kebandarudaraan
a. Seksi Pos
b. Seksi Telekomunikasi
WALIKOTA
KEPALA DINAS
SEKSI TEKNIK PERBENGKELAN & KAROSERI SEKSI LALU LINTAS SEKSI LALU LINTAS ANGKUTAN
SEKSI KEBANDARUDARAAN SEKSI POS
SEKSI TELEKOMUNIKASI
SEKSI PENGUJIAN SEKSI ANGKUTAN SUNGAI, SEKSI PENUNJANG KESELAMATAN
DANAU,M 2 PELAYARAN
Siregar
Sahat Dinas P: Pengaruh embang edan),
Peng
PENYEBERANGA an Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
USU Reposito
Pada erhubungan Kota 009.
ry © 2009
UPTD TERMINAL PENUMPANG TIPE A AMPLASUPTD TERMINAL PENUMPANG TIPE A PINANG BARIS
Adapun tugas-tugas dan fungsi dari Dinas Perhubungan Kota Medan,
seperti yang tertera dalam Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 21 Tahun
bidang perhubungan.
bidang tugasnya.
umum lainnya.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
f) Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta penyusunan
sebagian tugas Dinas di bidang teknis sarana dan prasarana, fungsinya ialah :
dan karoseri.
pengembangan terminal.
sebagian tugas Dinas di bidang lalu lintas dan angkutan, fungsinya ialah :
barang.
angkutan.
berlaku.
musibah di laut.
menyusun pelaporannya.
(IKR/G).
telekomunikasi.
g) Melaksanakan pamantauan dan penerbitan pelanggaran atas ketentuan
radio untuk televise dan radio lokal, dengan tetap mengacu alokasi
Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah turunan dari Visi
dan Misi Pemerintah Kota Medan, dan lahir dari mandat dan nilai serta ideologi
budaya daerah.
dan bernegara.
Walikota Medan Nomor 21 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
bidang perhubungan.
tugasnya.
mengucapkan 5 Citra Manusia Perhubungan. Karena itu dengan melihat jiwa dari
pelosok propinsi, kabupaten, atau kota. Kedua, gambaran organisasi masa depan
perhubungan.
yang terkandung dalam mandat serta ideologi yang terkandung dalam pelayanan
yang dilakukan, maka Visi Dinas Perhubungan Kota Medan 2008-2010 adalah :
sebagai berikut :
pembentuk daya tarik, daya kesan, daya saing, daya fikir dan daya layan
yang handal yang menjadikan Kota Medan aman, tertib dan lancar.
dan kelancaran arus lalu lintas, peningkatan disiplin berlalu lintas dan
minimal.
AU ke Kuala Namu.
BAB IV
PENYAJIAN DATA
penelitian di Dinas Perhubungan Kota Medan. Data akan disajikan dalam bentuk
analisa data dengan menggunakan tabel frekuensi dan skoring yang kemudian
mengetahui spesifikasi (ciri-ciri khusus) yang dimiliki oleh responden, yaitu jenis
penelitian.
jenis kelamin, bahwa laki-laki sebanyak 6 orang (75%) orang dan perempuan 2
orang (25%).
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat usia responden dari usia 31-40
tahun sebanyak 1 orang (12,5%), usia dari 41-50 tahun sebanyak 5 orang (62,5%),
berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 5 orang (62,5 %), dan yang berpendidikan
III/A – III/D sebanyak 6 orang (75%) dan yang memiliki golongan IV/A – IV/D
sebanyak 2 orang (25%). Maka dalam hal ini mayoritas responden pegawai
masa kerjanya 11-15 tahun sebanyak 2 orang (25%), yang masa kerjanya 16-20
tahun sebanyak 2 orang (25%), dan yang masa kerja lebih dari 21 tahun sebanyak
4 orang (50%). Dilihat dari lamanya pegawai struktural bekerja, terlihat bahwa
diklat lebih dari 3 kali sebanyak 4 orang (50%), sedangkan yang mengikuti diklat
antara 1-3 kali sebanyak 4 orang (50%). Pegawai yang mengikuti diklat lebih
banyak akan cukup berbeda kemampuannya daripada yang lebih sedikit mendapat
diklat.
B.2. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Jenis dan Jenjang Diklat yang
Pernah Diikuti
Tabel 7. Jawaban Responden Mengenai Jenis dan Jenjang Diklat yang Pernah
Diikuti
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Persentase
Diklat dalam Jabatan dan
1 3 8 24 100
Diklat Pra Jabatan
2 Diklat Pra Jabatan 2 0 0 0
3 Tidak tahu 1 0 0 0
Jumlah 8 24 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
struktural telah mengikuti diklat dalam jabatan dan diklat pra jabatan.
B.3. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Peningkatan Pengetahuan,
responden setelah mengikuti diklat, namun masih ada yang tidak terjadi
Diklat
bahwa tenaga pelatih diklat berkualifikasi. Hal tersebut dapat dilihat bahwa
Dihadapi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa materi diklat umumnya telah
kurikulum diklat sesuai dengan kompetensi jabatan sebanyak 6 orang (75%), yang
metode diklat sesuai dengan kebutuhan praktis dan pengembangan diri sebanyak 6
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya evaluasi diklat masih
jarang sekali ada evaluasi sebanyak 1 orang (12,5%), dan yang mengatakan tidak
sangat berpengaruh pada kinerja pegawai sebanyak 7 orang (87,5%), dan sedikit
Suatu Organisasi
Belajar
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak semua pegawai pejabat
orang (25%) menjawab belum pernah mendapat tugas belajar, sementara yang
pernah mendapat tugas belajar hanya sekali sebanyak 1 orang (12,5%), dan yang
mendapat tugas belajar lebih dari satu kali sebanyak 5 orang (62,5%).
Kinerja
iv. Promosi
Promosi
telah mendapat promosi yang merata. Dari jawaban responden yang menjawab
pernah mendapat promosi lebih dari 1 kali sebanyak 5 orang (62,5%), dan yang
(75%) dan yang menjawab bahwa promosi diberikan tidak berdasarkan kinerja
Kinerja
banyak pengaruh dalam kinerja pegawai. Dari 8 responden yang menjawab bahwa
promosi berpengaruh pada kinerja sebanyak 6 orang (75%), yang menjawab
i. Kualitas
Kerja
Tabel 23. Jawaban Responden Mengenai Perasaan Senang pada Hasil Kerja
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya senang 3 2 6 25
2 Sedikit senang 2 6 12 75
3 Kurang senang 1 0 0 0
Jumlah 8 18 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008
hanya sebanyak 2 orang (25%) yang mengatakan merasa senang dengan hasil
sebanyak 6 orang(75%).
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kendala kerja masih dialami
para responden. Dari 8 orang responden yang menjawab tidak pernah mengalami
kendala kerja sebanyak 4 orang (50%), yang menjawab jarang sekali mengalami
ii. Kuantitas
kepercayaan diri untuk memperoleh tanggung jawab yang lebih besar. Dari
Tugas
tugas.
C.5. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Kepatuhan pada Jam Kerja
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan pada jam-
jam kerja belum seratus persen diikuti. Dari 8 responden yang menjawab ya selalu
patuh sebanyak 6 orang (75%) dan responden yang menjawab kadang patuh
iv. Kehadiran
Tabel 28. Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Prosedur Kerja Dalam Hal
Kehadiran
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu patuh 3 8 24 100
2 Kadang patuh 2 0 0 0
3 Kurang patuh 1 0 0 0
Jumlah 8 24 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008
struktural.
v. Dampak Interpersonal
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ada rasa kebanggan bekerja
pada Dinas perhubungan ini. Dengan adanya perasaan bangga maka semangat
orang (87,50%) dan responden yang menjawab sedikit bangga sebanyak 1 orang
(12,50%).
terbangun antara atasan dengan atasan dan atasan kepada bawahan sudah terjalin
cukup erat. Namun masih menciptakan suasana yang sedikit kurang formalitas
jenis kelamin, bahwa laki-laki sebanyak 14 orang (58,33%) orang dan perempuan
10 orang (41,67%).
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat usia responden dari usia 21-30
tahun sebanyak 1 orang (4,17%), usia dari 31-40 tahun sebanyak 9 orang
(37,50%), dan usia 41-50 tahun 14 orang (58,33%).. Dari hal ini dapat diketahui
berpendidikan tinggi.
golongan II/A – II/D sebanyak 4 orang (16,67%) dan yang memiliki golongan
III/A – III/D sebanyak 20 orang (83,33%). Maka dalam hal ini mayoritas
masa kerjanya 5-10 tahun sebanyak 6 orang (25%), responden dengan masa kerja
11-15 tahun sebanyak 2 orang (8,33%), responden dengan masa kerja 16-20 tahun
sebanyak 7 orang (29,17%), dan responden yang masa kerjanya lebih dari 21
tahun sebanyak 9 orang (37,50%). Dilihat dari lamanya bekerja, bahwa responden
diklat. Dari jawaban responden yang menjawab pernah mengikuti diklat lebih dari
B.2. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Jenis dan Jenjang Diklat yang
Pernah Diikuti
Tabel 37.Jawaban Responden Mengenai Jenis dan Jenjang Diklat yang Pernah
Diikuti
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Persentase
Diklat dalam Jabatan dan
1 3 7 21 29,17
Diklat Pra Jabatan
2 Diklat Pra Jabatan 2 17 34 70,83
3 Tidak tahu 1 0 0 0
Jumlah 24 55 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
Berdasarkan tabel di atas bahwa jenis dan jenjang diklat yang pernah
diikuti responden sebagian besar hanya pernah mengikuti diklat prajabatan. Dari
24 responden yang menjawab jenis dan jenjang diklat yang telah diikuti adalah
diklat pra jabatan sebanyak 17 orang (70,83%), dan responden yang menjawab
mengikuti diklat dalam jabatan dan diklat pra jabatan 7 orang (29,17%).
yang menjawab sedikit meningkat sebanyak 11 orang (45,83%), namun ada juga
bahwa tenaga pelatih diklat berkualifikasi. Hal tersebut dapat dilihat bahwa
orang (4,17%).
Tabel 40. Jawaban Responden Mengenai Materi sesuai dengan Kebutuhan Dinas
dan Kebutuhan Pegawai tentang Permasalahan yang Dihadapi
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sesuai 3 15 45 62,50
2 Sedikit sesuai 2 8 16 33,33
3 Tidak sesuai 1 1 1 4,17
Jumlah 24 62 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa materi diklat umumnya telah
Kompetensi Jabatan
belum cukup disesuaikan dengan kompetensi jabatan yang diperlukan oleh para
staff pegawai. Dari Jawaban responden yang menjawab sesuai sebanyak 10 orang
(41,66%), yang menjawab sedikit sesuai sebanyak 12 orang (50%), dan yang
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa metode diklat yang mereka
dapatkan pada waktu megikuti diklat masih belum sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan praktis untuk pengembangan diri staff pegawai tersebut. Dari jawaban
responden yang menjawab metode diklat sesuai dengan kebutuhan praktis dan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya evaluasi diklat masih
yang menjawab jarang sekali ada evaluasi sebanyak 10 orang (41,66%), dan yang
(4,17%).
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak semua responden yang
orang (33,33%), dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 2 orang (8,34%).
Suatu Organisasi
suatu organisasi sudah ada. Karena dari jawaban responden yang menjawab selalu
diberi kesempatan sebanyak 13 orang (54,16%), yang menjawab jarang sekali ada
mandiri maupun melalui suatu organisasi cukup mempengaruhi sikap dan kinerja
mendapat tugas belajar hanya sekali sebanyak 5 orang (20,83%), dan yang
mendapat tugas belajar lebih dari satu kali sebanyak 2 orang (8,34%).
Kinerja
(70,83%), dan yang menjawab sedikit meningkat sebanyak 6 orang (25,00%), dan
iv. Promosi
belum pernah mendapatkan promosi. Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian
i. Kualitas
C.1. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Perasaan senang pada hasil Kerja
Tabel 53. Jawaban Responden Mengenai Perasaan Senang pada Hasil Kerja
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya senang 3 10 30 41,67
2 Sedikit senang 2 13 26 54,16
3 Kurang senang 1 1 1 4,17
Jumlah 24 57 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008
hanya sebanyak 10 orang (41,67%) yang mengatakan merasa senang dengan hasil
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kendala kerja masih dialami
para responden. Dari 24 orang responden yang menjawab tidak pernah mengalami
kendala kerja sebanyak 6 orang (25%), yang menjawab jarang sekali mengalami
ii. Kuantitas
para responden belum cukup mampu untuk memperoleh tanggung jawab yang
orang (37,50%), yang menjawab sedikit mampu sebanyak 10 orang (41,66%), dan
pekerjaan masih terjadi. Dari 24 orang responden yang menjawab tidak pernah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan pada jam-
jam kerja belum seratus persen diikuti. Dari 24 responden yang menjawab ya
selalu patuh sebanyak 11 orang (45,84%) dan responden yang menjawab kadang
iv. Kehadiran
Hal Kehadiran
Tabel 58. Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Prosedur Kerja Dalam Hal
Kehadiran
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu patuh 3 16 48 66,66
2 Kadang patuh 2 8 16 33,34
3 Kurang patuh 1 0 0 0
Jumlah 24 64 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008
karena sesuatu hal yang beralasan bisa dikarenakan sakit atau hal yang lain.
v. Dampak Interpersonal
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ada rasa kebanggaan bekerja
pada Dinas perhubungan ini. Dengan adanya perasaan bangga maka semangat
terbangun antara sesama rekan kerja dan antara mereka kepada atasannya masing-
masing ada saling menjaga hubungan personal. Namun masih ada terkadang
menciptakan suasana yang kurang menjaga hubungan yang baik. Dari jawaban
(4,17%).
telah dipaparkan pada BAB II. Namun sebelum masuk ke dalam analisa lebih
lanjut, nilai jawaban yang diberikan oleh responden akan diklasifikasikan terlebih
Dalam penelitian ini etiap butir pertanyaan trdiri atas 3 alternatif jawaban
yaitu A, B, C. Maka untuk menentukan jarak interval dari kategori setiap variabel
= 3–1
3
= 0,66
dan tinggi maka dari jumlah skor dari variabel akan ditentukan rata-ratanya
dengan membagi jumalah pertanyaan. dari hasil pembagian tersebut, maka akan
dalam penelitian ini dapat mempengaruhi kinerja pegawai namun tidak mutlak
tugas belajar, serta pemberian promosi belum tercapai dengan maksimal untuk
pegawainya.
4.3.2. Kinerja Pegawai (Variabel Y)
Jika dilihat dari tabel kategori di atas, dapat diketahui bahwa kinerja
pegawai (variabel Y) berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari
Pegawai
adanya hubungan atau pengaruh antar dua variabel maka digunkan analisa
kuantitatif. Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan terdiri dari dua
tahap, yaitu :
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari responden, maka jika
N = 32 ∑XY = 26465
[N. X 2 X 2 ][N. Y 2 Y
2 ]
rxy =
(32).(26465) – (1299).(644)
[32 54113 1299 ][32 13154
2
6442
rxy = 846880 – 836550
[1731616 1687401][420928 414736]
rxy
= 10324
442156192
rxy = 10324
273779280
rxy = 10324
16546,2769
rxy = 0,624
antara variabel X dan variabel Y, dimana kenaikan variabel yang satu akan diikuti
akan semakin baik tingkat kinerja pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan.
interpretasi di atas, maka dapat dilihat bahwa r = 0,624 berada pada interval
yang diterapkan di Dinas Perhubungan Kota Medan tidak cukup kuat (sedang)
Dari nilai rxy yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel
korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak.
dari tabel nilai ”r” product moment, untuk n = 32, taraf kesalahan 5%, maka
harga r-tabel = 0,349. Ketentuannya bila r-hitung lebih kecil dari r-tabel (r-
hitung < r-tabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaiknya bila r-
hitung lebih besar dari r-tabel (r-hitung > r-tabel), maka Ha diterima. Ternyata
r-hitung lebih besar dari r-tabel (0,624 > 0,309). Dengan demikian koefisien
korelasi 0,624 tersebut signifikan. Artinya hasilnya akan sama bila diuji dengan
itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 32 orang, maka perlu diuji
signifikansinya. Untuk itu digunakan rumus uji signifikansi korelasi product
thitung = r n2
1r2
thitung = 0,624 32 2
1 0,6242
thitung = 0,624 30
1 0,389376
thitung (0,624)(5,477)
=
0,610624
thitung 3,417648
0,7814
=
thitung = 4,374
tabel.Untuk kesalahan 5%uji dua fihak dan dk = n-2 = 30, maka diperoleh t-tabel
Daerah Penerimaan Ho
Ha :μ = 0 (ada hubungan)
dinyatakan bahwa t-hitung jatuh pada daerah penerimaan Ha. maka dapat
dinyatakan hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang positif
sebesar 4,374 adalah signifikan, artinya koefisien korelasi tersebut dapat diterima
dan dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi dimana sampel yang
32 orang diambil.
3. Koefisien Determinan
pengaruh antara variabel X dan variabel Y. dari hasil r (koefisien korelasi) di atas,
= (0,624)2 x 100%
= 0,3897 x 100%
= 38,97%
BAB V
ANALISA DATA
Perhubungan Kota Medan, berada pada kategori Tinggi yaitu sebesar 59,37%,
pegawai dalam mengikuti diklat belum maksimal. Jenis dan jenjang diklat yang
diikuti masih berkisar pada diklat prajabatan, dengan frekuensi 1-3 kali. Tentunya
dan sikap mereka dalam bekerja sangat meningkat. Namun tabel 38 responden
staff pegawai masih merasakan sedikit peningkatan. Berarti harapan itu belum
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Moekijat36 bahwa tujuan diadakannya
memadai. Sesuai dengan pendapat responden pada tabel 9 dan 39. Hal ini
35
Sulistiyani, Ambar T, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, teori dan Pengembangan
dalam Konteks Organisasi Publik, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003, Hal.228
36
Moekijat, 1991, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Mandar Maju, Bandung,
hal: 38.
didukung oleh Notoadmodjo37 bahwa tenaga pelatih atau instruktur harus
profesional dalam keguruannya, oleh sebab itu seorang guru dituntut lebih kreatif
agar dapat menciptakan pengalaman belajar yang sesuai dengan tuntutan peserta
bahwa materi diklat telah sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini didukung oleh
disesuaikan dengan kebutuhan teknis pegawai yang telah tercermin pada analisis
menyelenggarakan programnya.
tujuan diklat. Pada tabel 11 dan 12 responden pejabat struktural 75% mengatakan
bahwa kurikulum telah sesuai dengan kompetensi jabatan dan metode sesuai
sedangkan untuk metode diklat sebesar 58,33%. Berarti kurikulum dan metode
diklat yang diterima oleh responden staff pegawai belum sesuai dengan apa yang
didasarkan LAN dan DEPDAGRI 39, bahwa kurikulum diklat mengacu pada
37
Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, 2003, Pengembangan sumber Daya Manusia, Rineka Cipta,
Jakarta, hal: 107
38
Sulistiyani, Ambar T, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, teori dan Pengembangan
dalam Konteks Organisasi Publik, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003, hal: 180.
39
LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 2 Pengembangan Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri
Sipil, Diklat Teknis Manajemen Sumber Daya Manusia,.Jakarta, hal: 18
standar kompetensi jabatan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum Diklat
dan alumni Diklat, serta unsur lain. Kurikulum Diklat Prajabatan dan Diklatpim
program Diklat bagi orang dewasa. Tapi kenyataannya kurikulum dan metode
diklat belum cukup sesuai dengan apa yang diperoleh oleh responden sataff
pegawai.
mengatakan bahwa selalu ada evaluasi setiap diklat selesai dilaksanakan. Namun
pada tabel 43 responden staff pegawai hanya 29,17% yang mengatakan evaluasi
diklat selalu dilakukan. Kenyataan yang terjadi pada responden staff pegawai
dan tingkatnya pada akhirnya menuju kepada suatu perubahan perilaku baik
sangat berpengaruh pada kinerja mereka dengan persentase 87,5%. Pada tabel 44
sedikit banyak membawa pengaruh dan perubahan pada diri pegawai tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Thoha41, bahwa para pegawai yang mengikuti
diklat akan mengalami perubahan dalam kegiatan kerja (berkinerja) karena pada
dengan cara belajar sendiri secara mandiri mapun melalui suatu instansi di luar
melalui suatu instansi, pada tabel 16 responden pejabat struktural sebesar 62,5%
mengatakan hal yang sama. Belum semua pegawai mempunyai kesadaran sendiri
untuk mencari usaha mengembangkan dirinya. Tidak seperti motto yang terdapat
42
pada LAN dan DEPDAGRI bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan
kesuksesan akan senantiasa belajar agar kegagalannya pada masa lalu berubah
sukses di masa depan, dan kesuksesan yang telah diraih dapat lebih ditingkatkan
40
Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, 2003, Pengembangan sumber Daya Manusia, Rineka Cipta,
41
Jakarta, hal: 81
Thoha, Miftah, 2005, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Kencana, Jakarta, hal: 70.
lagi di masa yang akan datang. Dalam hal ini tidak semua pegawai pernah
instansi lain di luar Dinas Perhubungan. Kegiatan non-diklat ini penting untuk
yang terbaik. Belajar dari pengalaman sendiri maupun dari pengalaman orang lain
pada tabel 48 terdapat 70,83% responden staff pegawai yang mengatakan belum
pernah ikut tugas belajar dari Dinas perhubungan ini. Berarti sebagian besar
responden staf pegawai belum memenuhi syarat untuk diikutsertakan dalam tugas
tugas belajar ditunjuk oleh Kepala Dinas dengan memperhatikan persyaratan yang
belakang pendidikan formal dan diklat yang diikuti; batas usia pensiun minimal 5
yang akan diikutinya; serta kesiapan mental dan fisik. Namun pegawai sering
terkendala mengikuti tugas belajar karena pembiayaannya ada dua yaitu dari
pemerintah (ikatan dinas) dan biaya pribadi. Tugas belajar dari biaya pemerintah
sedikit yang akan mendapat kesempatan. Sedangkan dari biaya sendiri ditujukan
bagi pegawai dengan tingkat pendidikan minimal Pasca Sarjana (S2) dan
42
Sama dengan catatan kaki No.39, hal: 26
golongan III/C. Pengaruhnya pada kinerja dilihat pada tabel 19 responden pejabat
struktural, 87,5% mengatakan bahwa dengan adanya tugas belajar tentu akan
70,83% juga sependapat. Dalam hal ini baik responden pejabat maupun staff
belajar juga akan menambah pengalaman belajar pegawai tersebut dan mampu
belum pernah mendapat promosi. Hal ini terjadi karena proses seorang pegawai
pegawai yang telah dianggap punya kompetensi, yang kemudian akan diajukan ke
dipromosikan, bukan kepala dinas. Kepala dinas hanya menunjuk siapa yang
dianggap mampu dari kantornya. Untuk itu belum tentu seseorang itu
didukung oleh pendapat Thoha44 bahwa dasar promosi bagi pengangkatan pejabat
antara lain adalah prestasi kerja. Namun kenyataan pada hasil penelitian,
responden staff pegawai ada yang belum mengetahui dasar pemberian promosi.
Pengaruh promosi pada kinerja dapat dilihat pada tabel 22 responden pejabat
struktural 75%, dan tabel 52 responden staff pegawai 58,33% mengatakan bahwa
pada tingkat dan kedudukan yang lebih tinggi dan lebih baik dalam arti
43
Sama dengan catatan kaki No.39, hal: 11.
44
Thoha, Miftah, 2005, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Kencana, Jakarta, hal: 57.
kepangkatan (kenaikan pangkat) maupun jabatan.45 Belum seluruhnya pegawai
Indikator pertama yaitu kualitas. Pada tabel 23 dan 53 terlihat bahwa hasil
pekerjaan yang ditunjukkan oleh para pegawai belum cukup maksimal. Karena
mereka merasa belum cukup senang pada hasil pekerjaan mereka. Ketika hasil
kerja yang telah dicapai telah cukup baik, maka pada akhirnya akan
mendatangkan rasa puas dalam diri pegawai bahkan semakin bergiat untuk
mencapai hasil yang lebih baik lagi. Sebaliknya jika pegawai hanya merasa sedikit
senang dengan kualitas kerjanya, maka akan membawa pengaruh buruk pada
bekerja mencapai hasil terbaik. Pada tabel 24 terlihat bahwa responden pejabat
responden staff pegawai sebesar 20,84% bahkan mengalami kendala kerja dengan
frekuensi seringkali terkendala. Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
sebagai manusia biasa para pegawai dapat dimaklumi akan berhadapan dengan
kendala-kendala dalam bekerja. Namun tidak bisa juga terlalu pasrah pada
kenyataan itu. Karena pada saat pendidikan dan pelatihan diadakan, pegawai
yang dihadapi. Di situlah para pegawai ditempa menjadi orang-orang yang siap
45
LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 1 Manajemen Sumber Daya Manusia, Diklat Teknis
Indikator kinerja yang kedua adalah kuantitas. Pada saat pegawai telah
merasa cukup mampu dengan kualitas yang dimilikinya, maka akan muncul
keinginan untuk mendapatkan porsi tanggung jawab yang lebih besar dari
mendapat tangung jawab lebih besar. Sedangkan pada tabel 55 responden staff
pegawai sadar akan kekurangmampuan mereka. Maka dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa responden saff pegawai masih merasa belum cukup dengan
yang lebih besar. Karena kompetensi pada suatu tanggung jawab berbeda-beda
Indikator kinerja yang ketiga adalah ketepatan waktu. Pada tabel 26 dapat
responden staff pegawai yang beberapa kali menunda waktu. Penundaan akan
tertunda, kemudian datang lagi pekerjaan yang baru, maka dapat dipastikan
pegawai itu akan menjadi kewalahan. Maka kerja lembur menjadi pilihan sebagai
sebuah pekerjaan adalah bakti pada organisasi dan masyarakat yang dilayaninya.
Kepatuhan pegawai pada jam-jam kerja dapat dilihat pada tabel 27 bahwa pejabat
struktural sudah patuh. Sementara pada tabel 57 ada sebesar 45,84% yang selalu
Peraturan Disiplin PNS, Pasal 2 (k) yang berbunyi : ”Mentaati ketentuan jam
kerja”. Dan hukuman bagi yang tidak patuh adalah sanksi teguran secara lisan
maupun tertulis. Jam-jam kerja yang harus dipatuhi sudah jelas yaitu hadir di
kantor dari pukul 08.00 WIB sampai berakhirnya pukul 16.00 setiap hari kerja,
Senin sampai Sabtu, tapi khusus di hari Sabtu kantor tetap dibuka namun tidak
memberikan pelayanan masyarakat. Dan jam istirahat siang adalah pukul 12.00
WIB hingga 13.00 WIB. Meskipun jam-jam kerja telah diatur dengan jelas,
namun ada juga beberapa pegawai yang tidak berada di tempatnya pada saat jam
kerja dalam hal kehadiran setiap hari kerja. Pada tabel 28 semua responden
pejabat struktural patuh pada prosedur dengan selalu hadir setiap harinya.
Sementara pada tabel 58 rsponden staff pegawai terdapat 66,66% yang selalu
hadir, dan 33,34% kadang mematuhi dengan ketentuan beberapa kali pernah tidak
masuk kerja. Apabila pegawai selalu menghadiri setiap hari kerja, maka paling
tidak dalam laporan daftar kehadiran yang tertulis dalam DP3 (Daftar Penilaian
Pelaksanaan PNS) akan tercatat bahwa pegawai tersebut aktif. DP3 merupakan
laporan penilaian kinerja pegawai yang dibuat setiap bulannya oleh atasan
langsung masing-masing pegawai. Bila yang dinilai adalah staff , maka atasan
langsung yang menilainya adalah Kepala Seksi, bila yang dinilai itu Kepala Seksi
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
atasan langsung penilainya adalah Kepala Sub Dinas, dan bila yang dinilai adalah
Kepala Sub Dinas, maka atasan langsung penilainya adalah Kepala Dinas.
melaksanakan pekerjaan takkan terlepas dari kerja sama yang mungkin dilakukan.
Dan untuk itu diperlukan adanya hubungan komunikasi yang baik di antara
sesama pegawai. Pada tabel 29 dan 59 dapat dilihat bahwa baik responden pejabat
struktural maupun staff pegawai telah memiliki rasa kebanggaan untuk bekerja di
Dinas Perhubungan ini. Dengan adanya rasa bangga maka perasaan saling
memiliki dan perasaan menjadi satu keluarga yang saling membutuhkan akan
terjalin dengan kompak. Maka kerja sama yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi akan lebih mudah dilakukan. Kemudian pada tabel 30 dan 50 dapat
dilihat bahwa baik menurut responden pejabat struktural maupun responden staff
pegawai sudah menjaga hubungan personal yang baik di antara sesama pegawai,
baik antara sesama bawahan, bawahan kepada atasan, maupun antara atasan
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
1. Secara keseluruhan dari tabel-tabel data yang didapatkan dari penyebaran
manusia pada Dinas Perhubungan Kota Medan yang terdiri dari indikator
promosi berada pada kategori tinggi dengan persentase 59,37% (tabel 61)
pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan juga berada pada kategori tinggi
dengan persentase 78,12% (tabel 62). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan sudah berada pada kategori yang
46
DR. A.A. Anwar Prabu mangkunegara, 2003, Perencanaan &Pengembangan SDM, Refika
4. Berdasarkan hasil uji ”t”, diperoleh t-hitung sebesar 4,374. Selanjutnya
demikian dapat dilihat bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,374 >
6.2. Saran
untuk regenerasi bagi pegawai yang akan memasuki masa purna tugas.
lebih baik, dengan demikian kepuasan pegawai akan tercapai dan tidak
DAFTAR PUSTAKA
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Bungin, Burhan, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif: komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya,
Jakarta :Kencana.
Alfabeta.
Peraturan-Peraturan
Keputusan Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2002, tentang Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Perhubungan
PP No. 101 Tahun 2000 dan Keppres No. 5 Tahun 1996, tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan
Jurnal
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2005, Malang : FISIP Press.
Web Site
http://www.pemkomedan.go.id/dis_phb.php.htm
Kepada Yth,
Medan Di
Medan
Dengan hormat,
dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat mengisi angket tersebut
Penulis,
Sahat Siregar
NIM 040903065
DAFTAR PERTANYAAN
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan ini dengan baik
2. Berilah tanda (X) pada salah satu alternative jawaban yang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
A. Identitas Responden
1. No Responden : (diisi oleh peneliti)
2. Jenis Kelamin : a. Pria
b. Wanita
3. Usia : tahun
4. Pendidikan Terakhir : a. SLTA/ SMA
b. Diploma I (D1)
c. Sarjana Muda (D3)
d. Sarjana (S1)
e. Pasca Sarjana (S2)
f. Tingkat Doktor (S3)
5. Golongan :
6. Jabatan :
7. Lama Bekerja : tahun
B. Variabel X: Pengembangan
(Diklat)
1. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikut i diklat ?
a. Pernah lebih dari 3 kali
b. Pernah antara 1 sampai 3 kali
c. Belum pernah
Kegiatan non-Diklat
10. Apakah Bapak/Ibu selalu berusaha untuk mengembangkan diri sendiri dengan
belajar secara mandiri berupa membaca buku teks, referensi, menonton acara
pendidikan dan pelatihan melalui TV, dan menulis artikel ?
a. Ya, selalu berusaha
b. Jarang sekali
c. Tidak pernah
Tugas Belajar
13. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti tugas belajar untuk peningkatan kualitas
kompetensi sesuai dengan persyaratan jabatan ?
a. Pernah lebih dari 1 kali
b. Pernah hanya 1 kali
c. Belum pernah
Promosi
15. Apakah Bapak/ibu pernah mendapatkan promosi jabatan ?
a. Pernah lebih dari 1 kali
b. Pernah hanya 1 kali
c. Belum pernah
C. Variabel Y : Kinerja
Pegawai Kualitas
18. Apakah Bapak/Ibu merasa senang dan selalu puas dengan hasil kerja yang
telah dicapai ?
a. Ya senang
b. Sedikit senang
c. Kurang senang
Ketepatan Waktu
21. Apakah Bapak/Ibu pernah menunda menyelesaikan tugas ?
a. Tidak pernah
b. Pernah beberapa kali
c. Seringkali
Kehadiran
23. Apakah Bapak/Ibu selalu mematuhi prosedur kerja yang ditetapkan dengan
menghadiri setiap pekerjaan ?
a. Ya selalu patuh
b. Kadang patuh
c. Kurang patuh
Dampak Interpersonal
24. Apakah Bapak/Ibu merasa bangga bekerja di dinas perhubungan ini ?
a. Ya bangga
b. Sedikit bangga
c. Kurang bangga
25. Apakah diantara rekan kerja, bawahan dengan atasan maupun atasan kepada
bawahan selalu menjaga hubungan personal dengan baik di kantor maupun di
luar kantor?
a. Ya selalu menjaga
b. Kadang menjaga
c. Kurang menjaga
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
KOEFISIEN KORELASI X DAN Y
No. X Y X2 Y2 X.Y
1 44 22 1936 484 968
2 38 19 1444 361 722
3 51 21 2601 441 1071
4 47 23 2209 529 1081
5 49 22 2401 484 1078
6 43 22 1849 484 946
7 51 22 2601 484 1122
8 50 24 2500 576 1200
9 38 22 1444 484 836
10 31 19 961 361 589
11 31 22 961 484 682
12 31 16 961 256 496
13 41 19 1681 361 779
14 40 22 1600 484 880
15 41 21 1681 441 861
16 48 22 2304 484 1056
17 29 18 841 324 522
18 36 15 1296 225 540
19 46 20 2116 400 920
20 41 21 1681 441 861
21 39 18 1521 324 702
22 44 24 1936 576 1056
23 31 19 961 361 589
24 39 16 1521 256 624
25 29 19 841 361 551
26 41 19 1681 361 779
27 33 16 1089 256 528
28 38 17 1444 289 646
29 42 19 1764 361 798
30 48 22 2304 484 1056
31 47 24 2209 576 1128
32 42 19 1764 361 798
TOTAL 1299 644 54113 13154 26465
TABEL NILAI-NILAI r “PRODUCT MOMENT”
Taraf Taraf Taraf
N Signifikan N Signifikan N Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317
29 0,367 0,470 70 0,235 0,306
30 0,361 0,463 75 0,227 0,296