Anda di halaman 1dari 133

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK MEDAN

PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Oleh:
SAHAT
SIREGAR
040903065
ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MEDAN
2009

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

Nama : Sahat Siregar


NIM 040903065
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Departemen : Ilmu Administrasi
Negara Pembimbing : Dra. Nurlela
Ketaren, M.SP

Penelitian ini berjudul ” Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia


Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan).
Latar belakang penelitian ini adalah adanya kenyataan bahwa suatu
organisasi dalam menjalankan aktivitasnya selalu dilakukan oleh manusia sebagai
Sumber Daya Manusia atau pegawai yang dinamis dan memiliki pengetahuan,
kemampuan, sikap dan perilaku yang terus berkembang. Dengan perkembangan
pada pegawai akan mempengaruhi perkembangan organisasi dengan kinerja yang
diwujudnyatakan dalam setiap aktifitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengembangan
sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai di Dinas Perhubungan Kota
Medan. Pengembangan sumber daya manusia adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memperbaiki, meningkatkan pengetahuan pegawai baik dari segi
kemampuan pengetahuan secara teori maupun praktek melalui pendidikan dan
pelatihan, kegiatan non-diklat, tugas belajar serta promosi. Kemudian kinerja
pegawai adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas, kehadiran, ketepatan waktu
dan dampak interpersonal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
assosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan teknik analisa
data yang digunakan adalah teknik korelasi antar variabel untuk membuktikan
pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai. Data
diperoleh dari pegawai yang bertugas pada kantor pusat Dinas Perhubungan
dengan populasi 127 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik
proposional random sampling, sehingga diperoleh 32 orang responden.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan
menganalisa data yang didapat maka hasilnya yaitu terdapat hubungan yang
sedang antara pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai
sebesar 0,624. Hal ini berarti koefisien korelasi positif dengan signifikansi sebesar
38,97%. Pengembangan sumber daya manusia pada Dinas Perhubungan sudah
tinggi dan kinerja pegawai pun berada pada kategori tinggi. Sebagai proses yang
berkesinambungan pengembangan sumber daya manusia harus mengedepankan
kebutuhan kekinian pegawai agar semakin memperbaiki kualitas kinerjanya.

Kata Kunci : Pengembangan SDM, Pendidikan dan pelatihan, Kinerja pegawai


negeri
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

karena atas berkah dan rahmat-Nya sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pengembangan Sumber Daya

Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota

Medan)”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S-1 di

Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakulas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa

dukungan dan dorongan semangat dari berbagai pihak penulis tak akan sanggup

menyelesaikan skripsi ini. Baik dukungan secara moril, dukungan doa dan

dukungan materiil.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan

terima kasih yang terdalam kepada pihak-pihak yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini. Khusus kepada :

1 Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2 Bapak Dr. marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik.

3 Ibu Dra. Nurlela Ketaren, MSP selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan tenaga, pikiran dan waktu untuk membimbing dan

mengarahkan Penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.


4 Bapak Dearmando Purba, SH selaku kepala Dinas Perhubungan Kota

Medan yang telah memberikan ijin kepada Penulis untuk melakukan

penelitian di kantor Dinas Perhubungan Kota Medan. Khususnya kepada

Kasubbag Kepegawaian Ibu Nisma Darma Siregar, SH yang telah

memberikan bantuan informasi yang berharga dalam penulisan skripsi ini.

Juga kepada Kasitel Ibu Legayanti Situmorang,SE, yang memberi

masukan-masukan kepada penulis, dan kepada Ibu Sundari,SE.

5 Orang tua Penulis yang sangat disayangi Pdt. Dj. Siregar/D.Br. Pardede,

yang telah memberikan perhatian yang besar dan kasih sayang yang tiada

terukur buat semangat dan motivasi pada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

6 Saudara-saudara penulis yang telah membantu dan mendukung

penyelesaian Skripsi ini. Untuk bang Rico, S.Sos terima kasih atas segala

dukungan semangat dan saran-sarannya, bang Jerry, dan bang Ricky.

7 Saudara Philip Siregar, SE yang telah menyediakan fasilitas kepada

penulis untuk menyelesaikan pengetikan skripsi ini.

Penulis mengakui, tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

penulis berharap ada ada saran dan kritikan yang membangun. Sekian danterima

kasih.

Medan, 2009

Penulis

(Sahat Siregar)
DAFTAR ISI

ABSTRAK.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah...........................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................6
1.5. Kerangka Teori...................................................................................6
1.5.1. Pengembangan...........................................................................6
1.5.2. Sumber Daya Manusia..............................................................8
1.5.3. Pengembangan Sumber Daya Manusia....................................9
1.5.3.1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)................................11
1.5.3.2. Kegiatan Non-Diklat.....................................................17
1.5.3.3. Tugas Belajar................................................................18
1.5.3.4. Promosi.........................................................................19
1.5.4. Pengertian Kinerja....................................................................20
1.5.5. Pegawai.....................................................................................21
1.5.6. Kinerja Pegawai........................................................................21
1.5.7.Hubungan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dengan Kinerja Pegawai............................................................23
1.6. Hipotesis Penelitian............................................................................24
1.7. Defenisi Konsep.................................................................................25
1.8. Defenisi Operasional..........................................................................25
1.9. Sistematika Penulisan.........................................................................27
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian...............................................................................29
2.2. Lokasi Penelitian................................................................................29
2.3. Populasi dan Sampel........................................................................29
1. Populasi...........................................................................................29
2. Sampel............................................................................................29
2.4. Teknik Pengumpulan Data.................................................................30
2.5. Teknik Pengumpulan Skor..............................................................31
2.6. Teknik Analisa Data...........................................................................32
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Profil Dinas Perhubungan Kota Medan.............................................35
3.2. Struktur Dinas Perhubungan Kota Medan...................................36
3.3. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan................................45
3.4. Arah Kebijakan..................................................................................47
BAB IV PENYAJIAN DATA
4.1 Data Dari Responden Pejabat Struktural............................................49
4.2 Data Dari Responden Staff Pegawai...................................................63
4.3 Klasifikasi Data...................................................................................78
4.3.1. Pengembangan Sumber Manusia (Variabel X)........................79
4.3.2. Kinerja Pegawai (Variabel Y)...................................................80
4.3.3. Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap
Kinerja Pegawai.........................................................................81
BAB V ANALISA DATA....................................................................................86
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan........................................................................................98
6.2. Saran...................................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................101
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Jenis Kelamin …… 49


Tabel 2 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Usia...........................50
Tabel 3 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Pendidikan Terakhir. .50
Tabel 4 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Golongan...................50
Tabel 5 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Lama Bekerja............51
Tabel 6 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Frekuensi
Mengikuti Diklat..................................................................................51
Tabel 7 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Jenis dan
Jenjang Diklat yang Pernah Diikuti....................................................52
Tabel 8 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai
Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan, dan Sikap Setelah
Mengikuti Diklat..................................................................................52
Tabel 9 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Kualifikasi
Tenaga Pelatih Diklat ………………………………………….…. 52
Tabel 10 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Materi
Sesuai dengan Kebutuhan Dinas dan Kebutuhan Pegawai ………. 53
Tabel 11 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Kurikulum
Diklat Sesuai dengan Kompetensi Jabatan ….................................. 54
Tabel 12 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Metode Diklat
Sesuai dengan Kebutuhan Praktis dan Pengembangan Diri…......... 54
Tabel 13 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Adanya
Evaluasi Diklat ……………………………………......................... 55
Tabel 14 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah
Diklat BerpengaruhPada Kinerja…………………………………. 55
Tabel 15 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai
Usaha Mengembangkan Diri Sendiri Dengan Belajar Mandiri ....... 56
Tabel 16 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Usaha
Dinas Perhubungan Memberi Kesempatan pada
Pegawai Mengembangkan Diri Melalui suatu
Organisasi ........................................................................................ 56
Tabel 17 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah
Mempengaruhi KinerjaMengembangkan Diri secara Mandiri
Maupun Melalui suatu Organisasi ………………………...………. 57
Tabel 18 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah Pernah
Mengikuti Tugas Belajar ……………………………………….…. 57
Tabel 19 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah Tugas
Belajar Meningkatkan Kinerja ………………………………...…. 58
Tabel 20 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah Pernah
Mendapat Promosi …...…………………………………………… 58
Tabel 21 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai
Promosi Berdasarkan Kinerja…………………………………….... 58
tabel 22 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai
Promosi Mempengaruhi Kinerja …………………………………... 59
Tabel 23 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Perasaan
Senang Pada Hasil Kerja ………………………............................. 60
Tabel 24 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah Pernah
Mengalami Kendala Kerja ……………………………………….. 60
Tabel 25 : Jawaban Responden Pejabat Struktural tentang
Kemampuan Memperoleh Tanggung Jawab yang Lebih Besar ...... 60
Tabel 26 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Tentang
Penundaan Menyelesaikan Tugas …………………………….….. 61
Tabel 27 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Kepatuhan
Peraturan Jam Kerja ………………………………………………. 61
Tabel 28 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Kepatuhan
Prosedur Kerja dalam Hal Kehadiran .............................................. 62
Tabel 29 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Rasa Bangga
dalam Bekerja …………………………………………………….. 62
Tabel 30 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Menjaga
Hubungan Personal ……………………………………………….. 63
Tabel 31 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Jenis Kelamin ……….. 63
Tabel 32 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Usia.…………..........… 63
Tabel 33 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Pendidikan Terakhir…… 64
Tabel 34 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Golongan.........................64
Tabel 35 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Lama Bekerja..................65
Tabel 36 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Frekuensi
Mengikuti Diklat..................................................................................66
Tabel 37 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai jenis dan Jenjang
Diklat yang Pernah Diikuti..................................................................66
Tabel 38 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai
Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan, dan Sikap Setelah
Mengikuti Diklat…………………………................................…... 67
Tabel 39 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Kualifikasi
Tenaga Pelatih Diklat ……………………………………..……… 67
Tabel 40 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Materi Sesuai
dengan Kebutuhan Dinas dan Kebutuhan Pegawai …………..….... 68
Tabel 41 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Kurikulum Diklat
Sesuai dengan Kompetensi Jabatan ….............................................. 68
Tabel 42 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Metode Diklat
Sesuai dengan Kebutuhan Praktis dan Pengembangan Diri ...…...... 69
Tabel 43 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Adanya Evaluasi
Diklat …………………………….……………………..………… 69
Tabel 44 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Diklat Berpengaruh
Pada Kinerja……………………….…………………………........ 70
Tabel 45 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Usaha
Mengembangkan Diri Sendiri Dengan Belajar Mandiri .................. 70
Tabel 46 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Usaha
Dinas Perhubungan Memberi Kesempatan pada
Pegawai Mengembangkan Diri Melalui suatu Organisasi ............... 71
Tabel 47 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Mempengaruhi
Kinerja Mengembangkan Diri secara Mandiri Maupun Melalui
suatu Organisasi ………………………………………………...…. 71
Tabel 48 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Pernah Mengikuti
Tugas Belajar ………………………………...………………….… 72
Tabel 49 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Tugas
Belajar Meningkatkan Kinerja ………………………………...…. 72
Tabel 50 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Pernah Mendapat
Promosi …………………………………………………………… 73
Tabel 51 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Promosi
Berdasarkan Kinerja……………………………………………….. 73
Tabel 52 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Promosi
Mempengaruhi Kinerja ……………...……………………………. 74
Tabel 53 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Perasaan Senang
Pada Hasil Kerja ………………………………………………...... 74
Tabel 54 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Pernah
Mengalami Kendala Kerja ……………………………………….. 75
Tabel 55 : Jawaban Responden Staff Pegawai tentang Kemampuan
Memperoleh Tanggung Jawab yang Lebih Besar ………..…......... 75
Tabel 56 : Jawaban Responden Staff Pegawai Tentang Penundaan
Menyelesaikan Tugas …………………………………………….. 76
Tabel 57 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Kepatuhan
Peraturan Jam Kerja ………………………………………………. 76
Tabel 58 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Kepatuhan
Prosedur Kerja dalam hal Kehadiran ............................................... 77
Tabel 59 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Rasa Bangga
dalam Bekerja ……………………………………………….……. 78
Tabel 60 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Menjaga
Hubungan Personal ……………………………..………………… 78
Tabel 61 : Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk
Variabel X ........................................................................................ 80
Tabel 62 : Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk
Variabel Y.............................................................................................81
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia..............................10

Gambar 2 : Hubungan Pengembangan Sumber Daya terhadap Kinerja

Pegawai...........................................................................................24

Gambar 3 : Struktur Dinas Perhubungan Kota Medan......................................38

Gambar 4 : Uji Signifikansi koefisien korelasi dengan uji dua fihak................85


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Tabulasi Variabel X (Pengembangan Sumber Daya Manusia)

Lampiran 3 : Tabulasi variabel Y (Kinerja Pegawai)

Lampiran 4 : Tabel Tabulasi Koefisien Korelasi X dan Y

Lampiran 5 : Tabel Nilai-nilai r Product Moment

Lampiran 6 : Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi organisasi

untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai

peran utama dalam setiap kegiatan organisasi. Walaupun didukung dengan sarana

dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber

daya manusia yang andal, kegiatan organisasi tidak akan terselesaikan dengan

baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok
1

yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok,

sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan

organisasi. Tuntutan organisasi untuk memperoleh, mengembangkan dan

mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak

sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah. Perubahan perlu

mendapat dukungan pimpinan puncak sebagai langkah pertama yang penting

untuk dilakukan bukan hanya sekedar lip service saja.

Organisasi merupakan sarana kegiatan orang-orang dalam usaha mencapai

tujuan bersama. Dalam wadah kegiatan ini, setiap orang atau pegawai harus

memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas, wewenang dan

tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan jabatannya.

Pengembangan sumber daya manusia mengandung tugas untuk

mendayagunakan sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu lembaga secara

1
Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, 2003, Pengembangan sumber Daya Manusia, Rineka Cipta,
Jakarta, hal: v.
optimal, sehingga sumber daya manusia dapat bekerja secara maksimal untuk

bersama-sama mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi organisasi. 2

Dalam organisasi pemerintahan, kinerja pegawai dalam melakukan

tugasnya atau pekerjaannya sering tidak sesuai dengan yang diharapkan

masyarakat. Mereka sering melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi

misalnya sering tidak masuk kerja, tidak sungguh-sungguh mematuhi peraturan

jam kerja. Hal ini akan berakibat tidak baik bagi organisasi, karena pekerjaan

menjadi sering tidak dapat selesai pada waktu yang ditentukan, banyak waktu

tidak terpakai dengan baik. Mereka beranggapan bekerja di pemerintahan itu tidak

perlu bekerja maksimal, karena gaji sudah ditetapkan jumlahnya, tunjangan sudah

diberikan. Selain itu fenomena masih adanya pegawai yang tidak bekerja pada

saat jam kerja atau memanfaatkan waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain di

luar pekerjaannya. Hal ini berakibat pada rendahnya kinerja pegawai, karena

perhatiannya terbagi dengan aktifitasnya di luar dari kewajibannya sebagai

pelayan publik. Sehingga pegawai tersebut tidak secara total memberikan

pengabdian diri pada organisasi..

Melalui Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah di Lingkungan

Pemerintah Kota Medan, maka berdirilah Dinas Perhubungan sebagai unsur

pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang perhubungan yang dipimpin

oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

2
B. Prihatminingtyas, 2005, Pengaruh Kemampuan Terhadap kinreja dan Dampaknya pada
Kepuasan Kerja, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, FISIP Press, Malang,, hal: 119.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Untuk menyempurnakan tugas pemerintah tersebut melalui Keputusan

Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas

Perhubungan, Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian

urusan rumah tangga daerah dalam bidang perhubungan dan melaksanakan tugas

pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

Dinas Perhubungan Kota Medan sebagai sebuah organisasi pemerintah

daerah mempunyai visi sebagai penentu arah jalannya organisasi yaitu :

“ Untuk menciptakan sistem gerakan/aktifitas perhubungan yang handal dan

berkemampuan tinggi yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi,

politik, sosial budaya serta mampu berperan sebagai penunjang, penggerak dan

pendorong pembangunan Kota Medan”.3

Untuk merealisasikan visi tersebut maka Dinas Perhubungan Kota Medan

perlu diberikan pengembangan sumber daya manusia, karena pegawai yang

bekerja disana adalah orang-orang yang diangkat oleh pemerintah untuk

menduduki suatu jabatan tertentu yang diarahkan untuk menjamin

penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan secara berdaya guna dan

berhasil guna.

Dinas Perhubungan Kota Medan menangani masalah-masalah

perhubungan baik di bidang perhubungan darat, perhubungan laut, perhubungan

udara, teknik sarana dan prasarana serta pos dan telekomunikasi. Adapun yang

menjadi tugas dan tujuan dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah menangani

dan sekaligus mengawasi kelancaran jalannya arus perhubungan di wilayah Kota

3
pemkomedan.go.id/dis_phb.php.htm
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Medan. Dan merekalah yang paling berkompeten dalam segala urusan mengenai

perhubungan.

Pegawai Dinas Perhubungan terbagi menjadi dua bagian yaitu pegawai

yang bertugas di kantor yaitu mengurusi layanan masyarakat berupa surat-surat

ijin kelayakan kendaraan (speksi), surat pajak kendaraan bermotor, tarif angkutan,

dan urusan lainnya. Sedangkan pegawai lapangan berada di pos-pos terminal

berupa terminal Amplas; terminal Pinang Baris; terminal Sambu; terminal Aksara

dan terminal Belawan serta sebelas wilayah tugas.

Di dalam melaksanakan tugasnya tersebut tentu harus memiliki sumber

daya manusia yang berkualitas baik. Pengembangan dapat dilakukan dengan

berbagai cara misalnya pendidikan dan pelatihan (diklat), mengikutsertakan

pegawai tugas belajar untuk mengikuti pendidikan formal, dan kegiatan lainnya.

Selama ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pegawai yang sudah

mengikuti Diklat (alumni peserta Diklat). Evaluasi Diklat hanya dalam bentuk

output berupa sertifikat dan dilakukan sesaat setelah pegawai selesai mengikuti

Diklat, tetapi tidak setelah pegawai kembali ke instansinya. Outcome dari Diklat

yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada pengetahuan, sikap dan perilaku

alumni peserta Diklat belum termonitor dan terevaluasi, sementara pegawai tetap

harus bekerja.4

Banyaknya peserta diklat yang tidak disesuaikan dengan rencana

pengembangan karier mengakibatkan peserta diklat setelah kembali tidak

memperoleh penempatan promosi maupun pengembangan potensinya. Hal ini

menimbulkan frustasi dan kekecewaan bagi para pegawai. Kecenderungan yang


terjadi dalam organisasi pemerintahan bahwa ada pegawai yang tidak punya

beban kerja dan malah menimbulkan masalah dalam kantor misalnya bermalas-

malasan maka untuk memberikan jalan keluarnya pegawai tersebut didiklatkan.

Bertolak dari latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : PENGARUH ANTARA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KINERJA

PEGAWAI (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

permasalahan yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah :” Apakah

Terdapat Pengaruh antara Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan

Kinerja Pegawai di Dinas Perhubungan Kota Medan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan sumber daya

manusia terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara pengembangan sumber daya manusia dengan kinerja pegawai di

Dinas Perhubungan Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

4
Miftah Thoha, 2005, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Penerbit Kencana, Jakarta,
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat :

1. Bagi Dinas Perhubungan Kota Medan untuk memberi gambaran tentang

pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap peningkatan

Kinerja sehingga dapat ditentukan kebijakan yang tepat dalam

pemberdayaan sumber daya manusia.

2. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir dalam

menganalisa masalah-masalah Sumber Daya Manusia serta menerapkan

teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah terhadap praktek di

lapangan.

3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan sebagai tambahan acuan atau

rujukan terhadap penelitian yang relevan.

1.5. Kerangka Teori

1.5.1. Pengembangan

Menurut Andrew E. Sikula pengembangan adalah merupakan satu proses

pendidikan jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan

terorganisasi yang pegawai manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual

dan teoritis untuk mencapai tujuan umum.5

Pengembangan menurut Suprihanto adalah suatu kegiatan untuk

memperbaiki kemampuan pegawai dengan cara meningkatkan pengetahuan dan

Hal: 91.
5
DR. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2003, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Penerbit Reflika Diatama, Bandung, hal :50.
pengertian pengetahuan umum termasuk peningkatan penguasaan teori,

pengambilan keputusan dalm menghadapi persoalan organisasi.6

Dari pengertian pengembangan yang dikemukakan oleh para ahli di atas,

maka pengembangan tersebut dapat dikatakan sebagai suatu proses peningkatan

kemampuan atau pendidikan jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan

konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas

hubungan manusia (human relation) untuk mencapai tujuan umum yang

dilakukan secara sistematis dan terorganisasi dan dilakukan oleh pegawai

manajerialnya (tingkat atas dan menengah). Jadi dalam hal ini pengembangan

ditujukan pada para manajer atau staf agar mereka lebih mampu untuk mengelola

suatu organisasi melalui pengambilan keputusan dan memperluas hubungan

manusia.

Komponen-komponen pengembangan antara lain :

1. Tujuan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur, maksudnya adalah

bahwa setiap kegiatan yang dilakukan untuk pengembangan harus jelas

kemana arahnya dan dapat dikerjakan, dan harus disesuaikan dengan kondisi,

jangan mengada-ada dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Para pelatih harus ahlinya yang berkualifikasi memadai (profesional),

maksudnya orang-orang yang dijadikan pelatih adalah orang yang memang

mampu dalam melatih dan itu merupakan bidangnya agar hasil yang

diperolehnya baik.

6
John Suprihanto, 2001, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPFE, Yogyakarta,
hal : 88.
3. Materi pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai,

maksudnya agar materi yang diberikan itu tidak lari dari jalur atau tujuan yang

hendak dicapai karena akan mengakibatkan kerugian.

Tahapan-tahapan penyusunan pengembangan :

a. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan

b. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya

c. Menetapkan metode pengembangan

d. Mengadakan percobaan revisi

e. Mengimplementasikan dan

mengevaluasi Tujuan dari

pengembangan ialah :

a. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi

b. Meningkatkan produktifitas kerja

c. Meningkatkan kualitas kerja

d. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia

e. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja

f. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja

g. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi maksimal

h. Menghindarkan keusangan

i. Meningkatkan kepribadian pegawai

1.5.2. Sumber Daya Manusia

Nawawi7 menjelaskan tiga pengertian dari sumber daya manusia,yakni :

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
7
H. Hadari Nawawi, 1992, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, hal: 46.

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu

organisasi (sering disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan).

2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi

dalam mewujudkan eksistensinya.

3. Sumber daya manusia adalah potensi dan merupakan aset dan berfungsi

sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi, yang

diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam

mewujudkan eksistensi organisasi.

Dengan demikian sumber daya manusia merupakan faktor vital dari

keberlangsungan sebuah organisasi dan yang paling menentukan dalam mengukur

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia yang dimaksud

adalah orang-orang yang siap pakai dan memiliki kemampuan dalam pencapaian

tujuan organisasi tersebut.

1.5.3. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk

mengembangkan kualitas atau kemampuan sumber daya manusia melalui proses

perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau pegawai untuk

mencapai suatu hasil optimal..8

Pengembangan sumber daya manusia melibatkan proses pengubahan

perilaku (behavior engineering). Kata "belajar" menurut para pakar memang

selalu melibatkan proses perubahan perilaku (dari suatu keadaan ke keadaan lain

yang lebih baik). Di samping itu, harus pula ditegaskan bahwa "pengalaman

8
Sama dengan catatan kaki No. 1.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
belajar" di dalam proses itu harus dilakukan secara sadar, yakni direncanakan

dengan baik, dilaksanakan secara cermat, dan diukur tingkat efektifitasnya.

Dari pengertian diatas maka pengembangan sumber daya manusia

merupakan proses merubah sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dari

suatu keadaan ke keadaan lain yang lebih baik untuk mempersiapkan suatu

tanggung jawab di masa mendatang dalam mencapai tujuan organisasi.

Tujuan pengembangan sumber daya manusia mempunyai dua dimensi

yaitu dimensi individual dan dimensi institusional/organisasional. Tujuan yang

berdimensi individual mengacu kepada sesuatu yang dicapai oleh seorang

pegawai. Tujuan berdimensi institusional mengacu kepada apa yang dapat dicapai

oleh institusi/organisasi sebagai hasil dari program-program pengembangan

sumber daya manusia.9

Gambar 1

Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengemba- ngan sumber daya manusia

OUTPUT OUTCOME

INDIVIDUAL INSTITUSIONAL

Dari gambar diatas, hasil paling langsung dapat diamati dari suatu program

pengembangan sumber daya manusia adalah disebut “Output”, yakni keluaran


dalam bentuk Sumber Daya Manusia yang memperbaiki kualitasnya. Bila output

ini telah dikembalikan ke tempat kerjanya masing-masing, maka diharapkan dapat

menghasilkan ”Outcome”, yakni keluaran yang berdimensi organisasional.

Sebagai contoh, sekelompok pegawai dilatih dalam hal keterampilan

mengoperasikan komputer. Jika program pelatihan ini selesai diadakan, maka

diharapkan sekelompok pegawai ini telah dapat mengoperasikan komputer.

Sekelompok pegawai dengan keterampilan ini disebut output pengembangan

sumber daya manusia. Bila output ini telah kembali bekerja ke tempat masing-

masing dan mereka terbukti mampu memberi sumbangan yang berarti bagi

organisasi, misalnya urusan pengelolaan informasi menjadi efektif dan efisien,

maka manfaat ini disebut sebagai outcome.

Proses pengembangan (development) SDM berhubungan erat dengan

konsep pendidikan (education) dan pelatihan (training). Pendidikan dan pelatihan

dalam konteks ini adalah cara yang mesti dilalui untuk mencapai suatu

pengembangan. Pengembangan tidak bisa dipisahkan dari pendidikan dan

pelatihan. Pengembangan ini dapat berjalan secara optimal bila dilakukan melalui

cara-cara yang terencana dan secara mendasar dan sistematik.10

1.5.3.1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Menurut Sastradipoera,11 pengembangan sumber daya manusia mencakup

baik pendidikan yang meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman

9
LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 2 Pengembangan Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri
Sipil, Diklat Teknis Manajemen Sumber Daya Manusia,.Jakarta, hal: 15.
10
ibid. hal: 8.
11
Komaruddin Sastradipoera, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia : suatu pendekatan fungsi
operatif. Bandung, Kappa-Sigma, hal: 51.
lingkungan keseluruhan maupun pelatihan yang menambah keterampilan dalam

melaksanakan tugas yang spesifik. Pendidikan (education) sumber daya manusia

merupakan proses pengembangan jangka panjang yang mencakup pengajaran dan

praktek sistematik yang menekankan pada konsep-konsep teoritis dan abstrak.

Sedangkan pelatihan (training) adalah salah satu jenis proses belajar untuk

memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang

berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih

mengutamakan praktek daripada teori.

Soeprihanto12 mengemukakan pendidikan adalah suatu kegiatan untuk

memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan

pengertian tentang pengetahuan umum dan pengetahuan ekonomi pada umumnya,

termasuk peningkatan penguasaan teori pengambilan keputusan dalam

menghadapi persoalan-persoalan organisasi. Sedangkan latihan adalah kegiatan

untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan operasional dalam menjalankan suatu pekerjaan.

Pendidikan dan pelatihan adalah upaya mengembangkan sumber daya

manusia terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian

manusia. Pendidikan dan pelatihan adalah proses belajar dalam rangka

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan tugas adalah menunjukkan kedudukan,

tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang dalam organisasi. Pelatihan yang

dimaksud adalah upaya untuk mentransfer keterampilan dan pengetahuan kepada

12
Sama dengan catatan kaki No. 5, hal :85.
para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga peserta menerima dan melakukan

pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.

Pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan haruslah yang spesifik

dan latihan harus diarahkan pada perubahan perilaku yang telah diidentifikasikan.

Pelatihan juga harus mempelajari keterampilan atau teknik khusus yang dapat

diobservasi pada tempat tugasnya.

Tujuan pendidikan menurut Moekijat13 :


1. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih cepat
2. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara lebih rasional
3. Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemauan kerja sama
antara rekan-rekan pegawai dengan manajemen pendidikan.

Tujuan pendidikan dan pelatihan pada umumnya dalam rangka pembinaan


terhadap para pegawai agar dapat :14
1. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada organisasi
dan masyarakat
2. meningkatkan mutu dan kemampuan, serta keterampilan baik dalam
melaksanakan tugasnya maupun kepemimpinannya.
3. Melatih dan meningkatkan mekanisme kerja dan kepekaan dalam
melaksanakan tugas
4. Melatih dan meningkatkan kerja dalam merencanakan
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja.

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) no 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

dan Pelatihan (Diklat) Jabatan Pegawai Negeri Sipil tujuan Diklat adalah :

13
Moekijat, 1991, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Mandar Maju, Bandung,
hal: 38.
14
Abdurrahman Fathoni, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 98.
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, dan sikap untuk dapat

melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi

kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;

b. Menciptakan Pegawai yang mampu berperan sebagai pembaharu dan

perekat persatuan dan kesatuan bangsa;

c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada

pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;

d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan

tugas pemerintah dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan

yang baik.

Sasaran Diklat adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang

sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.

a. Jenis dan Jenjang Diklat15

1. Diklat Pra Jabatan

CPNS baik Golongan I dan II maupun Golongan III sebelum diangkat

menjadi PNS terlebih dahulu harus mengikuti pendidikan dan pelatihan Pra

Jabatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam PP No. 101 Tahun 2000 dan

Keppres No. 5 Tahun 1996 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pra Jabatan Pegawai

Negeri Sipil.

Diklat Pra Jabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam

rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, selain

pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara, bidang

15
Sama dengan catatan kaki No. 9.
tugas dan budaya organisasi, agar mampu melaksanakan tugas dan perannya

sebagai pelayan masyarakat. Diklat Pra Jabatan ini terdiri atas:

a. Diklat Pra Jabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I;

b. Diklat Pra Jabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II;

c. Diklat Pra Jabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III.

2.Diklat Dalam Jabatan

Diklat dalam Jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan,

ketrampilan dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan

dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Terdiri dari Diklat kepemimpinan,

Diklat fungsional, dan diklat teknis.

Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) dilaksanakan persyaratan kompetensi

kepemimpinan Pegawai Pemerintah jenjang Jabatan Struktural, tersusun atas :

1) Diklatpim Tingkat IV, untuk Jabatan Struktural Eselon IV;

2) Diklatpim Tingkat III, untuk Jabatan StrukturaI Eselon III;

3) Diklatpim Tingkat II, untuk Jabatan Struktural Eselon II;

4) Diklatpim Tingkat I, untuk Jabatan Struktural Eselon I.

Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi

yang sesuai dengan jenis dan jenjang Jabatan Fungsional masing-masing.

Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis

yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Kompetensi teknis adalah

kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas

masing-masing. Bagi PNS yang belum memenuhi persyatatan kompetensi jabatan

perlu mengikuti Diklat Teknis yang berkaitan dengan persyaratan kompetensi

jabatan masing-masing.
c. Kurikulum dan Metode

Kurikulum pendidikan dan pelatihan pegawai disusun berdasarkan

kebutuhan kompetensi untuk suatu jabatan. Setiap jenis dan jenjang Diklat

mempunyai Tujuan Kurikuler Umum (TKU) dan Tujuan Kurikuler Khusus(TKU).

Kurikulum Diklat sebagaimana dimaksud memuat struktur kurikulum, mata

pelajaran-mata pelajaran diklat, dan ringkasan materi dari setiap mata Diklat yang

terdiri dari deskripsi singkat, Tujuan Instruksional Umum (TIU), Tujuan

Instruksional Khusus (TIK), pokok bahasan, waktu (sesi dan jam pelajaran), dan

metode.

Metode Diklat menggunakan cara pembelajaran bagi orang dewasa, serta

disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang menggambarkan

kebutuhan praktis dan pengembangan diri peserta.

Metode Diklat diterapkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran antara lain:

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Praktik/latihan

4. Studi banding

5. Studi kasus

6. Simulasi

7. Bermain peran

8. Belajar dengan menggunakan media

Metode diklat sebagaimana disebutkan di atas dipilih dan ditetapkan

seimbang pada setiap proses diklat.

d. Evaluasi
Pendidikan apapun bentuk dan tingkatnya pada akhirnya menuju kepada

suatu perubahan perilaku baik individu, kelompok maupun masyarakat. Seberapa

jauh perubahan atau peningkatan kemampuan itu terjadi diperlukan suatu

mekanisme.16 Alat pengukur sering disebut tes, evaluasi, serta pengukuran dan

dipergunakan secara bersama-sama namun pengertiannya berbeda-beda. Tes

mempunyai pengertian sebagai tugas-tugas yang telah dibakukan yang diberikan

kepada sasaran belajar untuk diselesaikannya pengukuran meliputi segala cara.

Untuk memperoleh informasi ini orang melakukan tes. Sedangkan evaluasi adalah

penggunaan informasi yang diperoleh dengan pengukuran maupun dengan cara-

cara lain untuk memperoleh dan membuat keputusan pendidikan. Dengan

sendirinya keputusan-keputusan ini akan bersifat subjektif, tergantung pada

pertimbangan pribadi. Untuk melakukan evaluasi pendidikan diperlukan informasi

yang diperoleh dari pengukuran. Sedangkan untuk pengukuran ini dilakukan tes.

Melakukan penilaian atau evaluasi terhadap program diklat yang telah

dilaksanakan adalah penting untuk mengukur seberapa jauh program diklat

tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan bagi

pegawai secara khusus maupun organisasi secara umum.

1.5.3.2. Kegiatan Non-Diklat

Ada banyak kegiatan pengembangan yang dapat dilakukan atau diikuti

baik secara mandiri maupun secara organisasi oleh instansinya atau pihak luar

instansinya.

Kegiatan pengembangan sumber daya manusia secara mandiri antara lain:

16
Sama dengan catatan kaki No. 1, hal: 81.
a. Membaca buku teks, referensi, dan media cetak lainnya.

b. Menonton program pendidikan dan pelatihan melalui TV, Video,

dan media proyeksi lainnya.

c. Mendengar siaran radio, kaset dan media terekam lainnya.

d. Melalui komputer atau internet.

e. Menulis buku, referensi, artikel dan sebagainya.

f. Mengajar atau melatih (menurut Covey ”Belajar dengan cara

mengajar dan melakukannya”)

Kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang diorganisasi oleh

suatu instansi berupa:

a. Lokakarya/workshop.

b. Seminar

c. Semiloka (Seminar dan Lokakarya)

d. Simposium

e. Pameran (Ekspose)

f. Studi Banding

g. Wisata karya (Field Trip)

1.5.3.3 Tugas Belajar

Untuk menciptakan pegawai yang memiliki kompetensi jabatan diperlukan

peningkatan kualitas kemampuan profesional sesuai dengan persyaratan

jabatannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan professional


tersebut adalah melalui tugas belajar guna mengikuti pendidikan formal di

Perguruan Tinggi dan Institut yang terakreditasi.17

Tugas belajar dari suatu instansi dengan biaya APBN/APBD umumnya ke

pendididkan formal kedinasan seperti Institut Ilmu Kepemerintahan (IIP)

Departemen Dalam Negeri. Kepala Dinas/Instansi Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota dalam merekrut atau menyeleksi pegawainya yang akan

mengikuti tugas belajar dapat berpedoman pada syarat-syarat berikut:

a. Menunjukkan semangat, minat dan potensi untuk pengembangan

prestasi kerjanya.

b. Latar belakang pendidikan formal dan diklat yang telah diikuti.

c. Batas usia pensiun (BUP) minimal 5 (lima) tahun.

d. Pengetahuan Akademik yang telah dimiliki sesuai atau ada

relevansinya dengan kurikulum pendidikan yang akan diikutinya.

e. Kesiapan fisik dan mental untuk mengikuti tugas belajar.

f. Kesiapan berbahasa Inggris atau bahasa yang dipersyaratkan oleh

Perguruan Tinggi tempat tugas belajar.

Penyelenggaraan Pendidikan Formal untuk tugas belajar PNS adalah

Perguruan Tinggi berupa Akademi, Politeknik, Institute, Sekolah Tinggi maupun

Universitas.

Program Pendidikan di Perguruan Tinggi yang dapat dipilih adalah

Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, dan Doktor.

1.5.3.4 Promosi

17
Sama dengan catatan kaki No.9, hal.11.
Pentingnya promosi bagi pegawai adalah sebagai salah satu “reward” dan

“incentive” (ganjaran perangsang), adanya ganjaran perangsang ini berupa

promosi dapat meningkatkan produktifitas kerja seorang pegawai.18

Promosi adalah perubahan kedudukan seseorang pegawai dalam rangkaian

susunan kepangkatan atau jabatan yang lebih tinggi dari keadaan semula baik dari

segi tanggung jawab, syarat-syarat kerja atau penghasilannya.19

Promosi adalah pengangkatan PNS pada tingkat kedudukan yang lebih

tinggi baik dalam arti kepangkatan (kenaikan pangkat) maupun jabatan. Pangkat

adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang PNS dalam rangkaian

susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Adapun jabatan

adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak

seseorang PNS dalam suatu susunan organisasi negara. Jabatan dalam lingkungan

PNS terdiri dari jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional. 20

Sebagai salah satu upaya pengembangan, promosi sangat diharapkan oleh

setiap pegawai dimanapun ia berada, oleh karena dengan promosi itu pegawai

akan mendapatkan hak-hak yang bersifat material misalnya kenaikan pendapatan,

perbaikan fasilitas, sedangkan hak nonmaterial misalnya status sosial, rasa

bangga.

Promosi pada hakekatnya adalah kenaikan ke sesuatu jenjang yang lebih

tinggi nilai atau derajatnya dari pekerjaan atau tugas lama. Kesempatan promosi

dalam suatu organisasi dapat terjadi karena lowongan, baik lowongan dari segi

kepangkatan yang timbul dalam sistem kepegawaian yang menggunakan sistem

18
Soekidjo Notoadmodjo, 1992, Manajemen Personalia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 29.
19
A.S. Moenir, 1993, Manajemen Personalia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 173.
20
LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 1 Manajemen Sumber Daya Manusia, Diklat Teknis
Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,.Jakarta, hal : 22.
pengurutan kepangkatan, misalnya di lingkungan PNS. Sedangkan lowongan dari

segi jabatan timbul dalam sistem kepegawaian yang menggunakan sistem

klasifikasi pekerjaan , dan ini banyak dianut di lingkungan perusahaan. Namun

demikian di lingkungan organisasi pemerintahan juga terdapat lowongan dari segi

jabatan baik struktural maupun nonstruktural.

1.5.4. Pengertian Kinerja

Menurut Simamora kinerja adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam

mencapai misinya21. Sedangkan Shadily, mengatakan kinerja atau performance

adalah berdaya guna prestasi atau hasil22.

Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai

tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kinerja

suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja

fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan.

Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa kinerja itu merupakan

kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil

kerjanya yang diperoleh selama periode waktu tertentu dan meliputi elemen-

elemen seperti kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, kehadiran dan kemampuan

bekerja sama.

1.5.5. Pegawai

Dalam bahasa Indonesia kata pegawai berasal dari kata pe- dan –gawai.

Pe- adalah sebuah awalan yang menunjukkan arti orang yang mengerjakan atau
mempunyai pekerjaan seperti yang disebutkan oleh kata dasar, sedangkan –gawai

berarti kerja23.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pegawai

adalah orang-orang yang bekerja pada suatu tempat yang resmi, memiliki data-

data pribadi dan mempunyai kekuatan hukum. Tempat pekerjaan yang dimaksud

adalah organisasi, lembaga, atau badan dan lainnya yang berhubungan dengan

pegawai.

1.5.6. Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai (employee performance) adalah hasil dari perilaku

anggota organisasi, dimana tujuan aktual yang ingin dicapai adalah dengan adanya

perilaku. Untuk mengetahui ukuran kinerja organisasi maka dilakukan penilaian

kinerja. Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik pegawai

melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan standard dan kemudian

mengomunikasikan informasi tersebut kepada pegawai. Pengukuran kinerja di

sektor publik lebih sulit dilakukan dibandingkan di sektor swasta. Di sektor

swasta, indikator kinerja utamanya adalah keuntungan, sedangkan di sektor publik

yang menghasilkan barang dan berbagai jasa, penilaian kinerjanya menjadi lebih

kompleks dan multi-dimensional. Kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama

dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang

dilakukan.

21
Bilson Simamora, 2003, Penilaian Kinerja dalam Manajemen Perusahaan, Gramedia Pustaka,
22
Jakarta, hal: 45.
Hasan Shadily, 1993, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 425.
23
Tim Dosen Administrasi IKIP Malang, 1990, Pegawai dan Administrasi, Malang, hal: 179.
Menurut Sulistiyani2 4 ada lima hal yang dapat dijadikan indikator kinerja

pegawai antara lain:

1) Kualitas

Menyangkut kesesuaian hasil dengan yang diinginkan.

2) Kuantitas

Yaitu jumlah yang dihasilkan baik dalam nilai uang, jumlah unit atau jumlah

lingkaran aktifitas.

3) Ketepatan waktu

Sesuai dengan standar yang ditetapkan organisasi pelaksanaan kerja dapat

diselesaikan dalam waktu yang ditentukan

4) Kehadiran

Jumlah kegiatan yang dihadiri pegawai dalam masa kerja organisasi

5) Dampak interpersonal

Menyangkut peningkatan harga diri, hubungan baik dan kerja sama di antara

teman kerja, maupun kepada bawahan dan atasan.

1.5.7. Hubungan Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan Kinerja

Pegawai

Didasarkan pada kenyataan bahwa seorang pegawai akan membutuhkan

serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang untuk

bekerja dengan baik dan suksesi posisi yang ditemui selama karirnya,25 maka

pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang penting dilakukan

24
Ambar T Sulistiyani & Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, teori dan
Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal: 228.
untuk merubah sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dari suatu keadaan

ke keadaan lain yang lebih baik melalui pendidikan jangka panjang dan

pengalaman belajar dalam mempersiapkan pegawai untuk tanggung jawab di

masa mendatang.

Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas, ketepatan

waktu, kehadiran dan mempunyai dampak interpersonal dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.26

Pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk menghasilkan

sumber daya manusia organisasi yang andal dan memiliki kompetensi yang sesuai

dengan kebutuhan organisasi. Tujuan pengembangan sumber daya manusia pada

akhirnya adalah untuk menciptakan pegawai yang memiliki kinerja yang baik

dengan cara meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat berkinerja lebih baik.

Jika kinerja pegawai sebelumnya adalah positif, maka pengembangan yang

diberikan bertujuan untuk semakin meningkatkan prestasi pegawai tersebut dalam

proses menapaki jenjang karir. Sedangkan bila kinerja sebelumnya negatif, maka

tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk memperbaikinya agar

menjadi baik dan positif.

Untuk menerangkan hubungan pengembangan sumber daya manusia

dengan kinerja pegawai dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 2. Hubungan Pengembangan Sumber Daya Manusia

terhadap Kinerja Pegawai

Feed back

25 Pengembangan Sumber Kinerja Pegawai


Sim amora 1995, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Penerbi t FISIP Press, Malang, 2005,
hal: 120. Daya Manusia
 Kualitas
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumbe r Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
1. Pendidikan dan Pelatihan
USU Repository © 2009
 Kuantitas
 Ketepatan
2. Kegiatan non-Diklat
waktu
3. Tugas Belajar  Kehadiran
 Hubungan
4. Promosi Interpersonal
Feed back

1.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan.27

Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :

“Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

pengembangan sumber daya manusia dengan kinerja pegawai di Dinas

Perhubungan Kota Medan”.

1.7. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan


28

menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Untuk

26
27
Sama dengan catatan kaki No. 23.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, hal: 70.
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
28
Masri Singarimbun, dkk, 1995, Metode Penelitian Survei, Penerbit LP3ES, Jakarta, Hal.33.

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka

penulis mengemukakan defenisi konsep yaitu :

1. Pengembangan sumber daya manusia yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan

pengetahuan pegawai baik dari segi kemampuan pengetahuan secara teori

maupun praktek melalui pendidikan dan pelatihan, kegiatan non-Diklat,

tugas belajar serta promosi.

2. Pegawai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil

yang telah terdaftar dalam registrasi pegawai, memakai seragam dengan

atribut dan simbol-simbol Dinas Perhubungan dan sehari-hari aktifitasnya

berada di lingkungan kerja Dinas Perhubungan Kota Medan.

3. Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas, kehadiran,

ketepatan waktu dan dampak interpersonal

4. Pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai

adalah untuk memperbaiki, meningkatkan pegetahuan pegawai dari segi

kemampuan pengetahuan secara teori maupun praktek melalui pendidikan

dan pelatihan, kegiatan non-Diklat, tugas belajar serta promosi akan

meningkatkan hasil kerja pegawai secara kualitas, kuantitas, kehadiran,

ketepatan waktu dan dampak interpersonalnya.

1.8. Defenisi Operasional

Berdasarkan pendapat Singarimbun defenisi operasional adalah semacam

petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Defenisi

operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk
indikator-indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu

penelitian.29

Defenisi operasional dari penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (X) : Pengembangan sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia adalah kegiatan yang dilakukan

untuk memperbaiki, meningkatkan pengetahuan pegawai baik dari segi

kemampuan pengetahuan secara teori maupun praktek.

Pengembangan sumber daya manusia sebagai variabel bebas, diukur melalui

indikator sebagai berikut :

1. Pendidikan dan pelatihan

 Partisipasi pegawai mengikuti perjenjangan diklat


 Adanya perubahan pada pengetahuan, kemampuan dan sikap dalam
bekerja
 Tenaga pelatih diklat berkualifikasi memadai dan berpengalaman
 Materi disesuaikan dengan kebutuhan teknis pegawai
 Kurikulum sesuai dengan kompetensi jabatan
 Metode diklat sesuai dengan kebutuhan praktis dan pengembangan diri
pegawai
 Adanya evaluasi outcomes diklat untuk mengetahui dampaknya pada
kemajuan pegawai.
2. Kegiatan non-Diklat

 Mengembangkan diri dengan belajar secara mandiri

 Mengembangakan diri dengan belajar melalui suatu organisasi

3. Tugas belajar

 Meningkatkan kemampuan kompetensi jabatan sesuai dengan persyaratan

jabatan

29
Sama dengan catatan kaki No.28, hal.46.
4. Promosi

 Perubahan jabatan yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya

 Diberikan berdasarkan pada kinerja pegawai

2. Variabel Terikat (Y) : Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai adalah serangkaian prestasi atau hasil yang diperoleh dari

kegiatan atau pekerjaan selama beberapa waktu tertentu.

Kinerja pegawai sebagai variabel terikat diukur melalui indikator sebagai berikut:

1. Kualitas

menyangkut kesesuaian hasil dengan yang diinginkan

2. Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan baik dalam nilai uang, jumlah unit atau jumlah

lingkaran aktifitas

3. Ketepatan waktu

Pelaksanaan kerja dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan

4. Kehadiran

Jumlah kegiatan yang dihadiri pegawai dalam masa kerja organisasi

5. Dampak interpersonal

Menyangkut peningkatan harga diri, hubungan baik dan kerja sama di

antara teman kerja maupun bawahan.

1.9. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi


konsep, defenisi operasional, operasionalisasi variabel dan

sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian,

populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian dimana

peneliti melakukan penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisi hasil penelitian yang diperoleh dan

dokumentasi hasil yang akan dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisi uraian data-data yang diperoleh setelah

melaksanakan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas hasil penelitian

yang dilakukan.
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode

asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih. 30

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dinas Perhubungan Kota Medan Jalan KL Yos

Sudarso No.13 P Brayan Medan.

2.3. Populasi dan Sampel Penelitian

2.3.1. Populasi

Menurut Bungin populasi penelitian merupakan keseluruhan dari

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala,

30
Sama dengan catatan kaki No. 26, hal: 11
nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat

menjadi sumber data penelitian.31

Populasi penelitian ini adalah adalah pegawai yang bertugas di kantor

pusat Dinas Perhubungan Kota Medan yang berjumlah 127 orang yang terdiri dari

pejabat struktural sebanyak 32 orang dan staff pegawai 95 orang.

2.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai objek dan

sumber data serta informasi dalam penelitian yang dianggap mewakili dari suatu

penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendapat Arikunto yaitu bila jumlah populasi kurang dari 100,

maka semuanya dijadikan sampel dan jika lebih dari seratus maka diambil sampel

sebanyak 10-15% atau 20-25%.32 Maka sampel yang diambil sebanyak 32 orang

(25% x127= 31,75 dibulatkan menjadi 32). Rincian sampelnya terdiri dari :

1. Pejabat Struktural, 25% x 32 orang = 8 orang, di antaranya adalah :

a. Kepala Sub Bagian : 3 orang

b. Kepala Sub Dinas : 1 orang

c. Kepala Seksi : 4 orang

2.Staff Pegawai, 25% x 95 orang = 24 orang, dengan keterwakilan dari setiap sub

bagian dan seksi-seksi yang ada.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

31
Burhan Bungin, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif: komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, Kencana, Jakarta, hal: 99.
32
Suharsimi Arikunto, 1993, Prosedur Penelititan, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 104.
Untuk memperoleh data/keterangan/informasi yang diperlukan,

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data Primer yaitu :

a. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada pihak-pihak terkait.

b. Observasi yaitu suatu teknik dengan mengamati langsung serta

mencatat hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder yaitu :

a. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta

sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, dan

laporan penelitian serta lainnya.

2.5. Teknik Pengukuran Skor

Untuk menganalisa ataupun membuktikan kebenaran hubungan dari data

yang terkumpul dari responden serta guna memudahkan analisa data, khususnya

data-data yang diperoleh melalui angket (kuesioner), maka data tersebut terlebih

dahulu dengan mentransformasikannya ke dalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan

jalan memberikan skor pada setiap jawaban dari setiap item pertanyaan yang

diajukan dalam daftar pertanyaan yang disebarkan kepada responden. Data akan

disusun dalam tabel frekuensi dan persentase untuk semua jawaban responden

untuk setiap variabel penelitian.


Penentuan ini dihitung berdasarkan alternatif jawaban yang akan diberikan

skor sebagai berikut :

- Alternatif Jawaban a diberi skor 3

- Alternatif Jawaban b diberi skor 2

- Alternatif Jawaban c diberi skor 1

Untuk menentukan jawaban apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah

terlebih dahulu ditentukan intervalnya. Berdasarkan alternatif jawaban responden,

maka dapat ditentukan interval kelas sebagai berikut :

Skor Tertinggi – Skor Terendah


———————————————
Banyaknya Bilangan

Maka diperoleh : (3 – 1) / 3 = 0,66. Sehingga dengan demikian dapat

diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel yaitu :

- Skor untuk kategori tinggi = 2,34 - 3,00

- Skor untuk kategori sedang = 1,67 – 2,33

- Skor untuk kategori rendah = 1,00 – 1,66

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong tinggi, sedang,

rendah maka dari jumlah skor dari variabel akan ditentukan rata-ratanya dengan

membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat

diketahui jawaban responden termasuk ke dalam kategori yang mana.

2.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif

yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat.

Adapun metode statistik yang digunakan adalah :


1. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya

hubungan antara varabel bebas dan variabel terikat.33

Perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini :

N. ∑xy – (∑x) (∑y)


rxy =
N. x 2

  x 2 N. y 2   y 2 
Keterangan :

rxy = Angka indeks korelasi ”r” product

moment N = Populasi

∑x = Jumlah seluruh skor x

∑y = Jumlah seluruh skor y

∑xy = Jumlah hasil kali antara skor x dan skor y

Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut maka dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Nilai rxy yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif,

artinya kenaikan variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.

b. Nilai rxy yang negatif menunjukkan kedua variabel negatif, artinya

menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai

varabel yang lain.

33 Sama dengan catatan kaki No. 26, hal:


Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
c. Nilai rxy yang sama dengan nol (0) menunjukkan kedua variabel tidak

mempunyai hubungan artinya variabel yang satu tetap meskipun yang

lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua

variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau

interpretasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono34 yaitu :

Tabel Interpretasi Korelasi Product Moment

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 - 0,339 Rendah
0,34 - 0,679 Sedang
0,68 - 1,000 Tinggi

Dari nilai rxy yang diperoleh dapat dilihat secara langsung melalui tabel

korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak.

Tabel korelasi ini menentukan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini

signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan, berarti hipotesis diterima.

2. Uji Signifikan

Uji signifikan digunakan untuk menetukan apakah hipotesis diterima atau

ditolak. uji signifikan yang dilakukan terhadap hipotesis nihil mengatakan :

“Tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho ditolak apabila

nilai t-hitung lebih besar dari harga t-tabel (t-hitung > t-tabel), dan diterima bila t-hitung

nilainya lebih kecil dari t-tabel (t-hitung < t-tabel). Rumus yang digunakan adalah :

thitung = r n2
1r2

34
Sama dengan catatan kaki No.26, hal: 149.

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
3. Koefisien Determinant

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan

mengkuadratkan koefisien korelasi product moment (rxy) dan dikalikan dengan

100%.

D = (rxy)2 x 100%

Keterangan :

D = Koefisien Determinant

rxy = Koefisien Korelasi Product Moment

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Profil Dinas Perhubungan Kota Medan

Dinas Perhubungan Kota Medan, secara de facto telah lahir sejak

diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Namun

secara de jure Dinas Perhubungan Kota Medan lahir setelah ditetapkannya

Keputusan Walikota Medan No.21 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Perhubungan Kota Medan.

Dengan adanya UU otonomi daerah mengatur bahwa wilayah Negara

kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam daerah propinsi, daerah kabupaten dan

daerah kota yang bersifat otonom. Daerah otonom memiliki hak untuk mengatur

dan mengelola daerahnya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan


masyarakatnya. Daerah otonom melaksanakan tugas-tugas, fungsi dan

kewenangan bidang pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan.

Untuk dapat melakukan tugas-tugas, fungsi dan kewenangan dalam

bidang-bidang di atas diperlukan adanya perangkat daerah, maka untuk itu perlu

dibentuk organisasi dan tata kerja dari dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Kota

Medan dan menetapkannya dalam Peraturan Daerah. Hal ini didukung oleh

Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2000 tentang pedoman organisasi perangkat

daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 50 tahun 2000 tentang Pedoman

Susunan Organisasi dan Tata Kerja.

Berdasarkan peraturan tersebut dibentuklah organisasi dan tata kerja dinas-

dinas daerah di lingkungan Pemerintah Kota Medan yang terdiri dari :

1. Dinas Pekerjaan Kota Medan

2. Dinas Kesehatan Kota Medan

3. Dinas Pendidikan kota Medan

4. Dinas Pertahanan Kota Medan

5. Dinas Perhubungan Kota Medan

6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

7. Dinas Tenaga Kerja Kota Medan

8. Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan

9. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota medan

10. Dinas Kpendudukan Kota Medan

11. Dinas Pencegah Pemadam Kota Medan

12. Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan

13. Dinas Kebersihan Kota Medan


14. Dinas Pertamanan Kota Medan

15. Dinas Pendapatan Kota Medan

16. Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan

17. Dinas Pertanahan Kota Medan

3.2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

Berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan sebagai turunan dari

Perda Nomor 4 Tahun 2001, susunan Organisasi Dinas Perhubungan kota Medan

sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Bagian Tata Usaha terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Kepegawaian

c. Sub Bagian Keuangan

d. Sub Bagian Program

3. Sub Dinas Teknik dan Prasarana terdiri dari :

a. Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri

b. Seksi Teknik Perparkiran Terminal

c. Seksi Teknik Pengujian

4. Sub Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terdiri dari :

a. Seksi Lalu Lintas

b. Seksi Angkutan

c. Seksi Angkutan Sungai, Danau, Penyeberangan (ASDP) dan Rel


5. Sub Dinas Perhubungan Laut terdiri dari :

a. Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut

b. Seksi Kepelabuhan

c. Seksi Penunjang Keselamatan Pelayaran

6. Sub Dinas Perhubungan Udara terdiri dari :

a. Seksi Kebandarudaraan

b. Seksi Penunjang Keselamatan Penerbangan

7. Sub Dinas Pos dan Telekomunikasi terdiri dari :

a. Seksi Pos

b. Seksi Telekomunikasi

8. Unit Pelaksanan Teknis Dinas

9. Kelompok Pejabat Fungsional

Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

WALIKOTA

KEPALA DINAS

BAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAG UMUM SUBBAG KEPEGAWAIA SUBBAG KEUANGAN SUBBAG PROGRAM

SUBDIS TEKNIK SARANA DAN PRASARANA


SUBDIS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN SUBDIS PERHUBUNGAN LAUT SUBDIS PERHUBUNGAN UDARA SUBDIS POS DAN TELEKOMUNIKASI

SEKSI TEKNIK PERBENGKELAN & KAROSERI SEKSI LALU LINTAS SEKSI LALU LINTAS ANGKUTAN
SEKSI KEBANDARUDARAAN SEKSI POS

SEKSI TEKNIK PERPARKIRAN & TERMINAL SEKSI ANGKUTAN SEKSI KEPELABUHAN

SEKSI PENUNJANG KESELAMATAN PENERBANGAN

SEKSI TELEKOMUNIKASI
SEKSI PENGUJIAN SEKSI ANGKUTAN SUNGAI, SEKSI PENUNJANG KESELAMATAN
DANAU,M 2 PELAYARAN
Siregar
Sahat Dinas P: Pengaruh embang edan),
Peng
PENYEBERANGA an Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
USU Reposito
Pada erhubungan Kota 009.
ry © 2009

UPTD TERMINAL PENUMPANG TIPE A AMPLASUPTD TERMINAL PENUMPANG TIPE A PINANG BARIS
Adapun tugas-tugas dan fungsi dari Dinas Perhubungan Kota Medan,

seperti yang tertera dalam Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 21 Tahun

2004, antara lain :

1. Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah

tangga dalam bidang perhubungan dan melaksanakan tugas pembantuan

sesuai dengan bidang tugasnya, selain itu fungsinya antara lain :

a) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang perhubungan.

b) Mengumpulkan dan mengolah data, menyusun rencana dan program

bidang perhubungan.

c) Melaksanakan koordinasi, pengendalian dan pengawasan serta

mengevaluasi pelaksanaan tugas di bidang perhubungan darat, laut, dan

udara serta pos dan telekomunikasi.

d) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan

bidang tugasnya.

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

2. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok

Dinas di bidang Ketatausahaan dan urusan umum lainnya, fungsinya ialah :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Menyusun program dan rencana kerja.

c) Mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggaan dan pengadaan barang.

d) Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan

umum lainnya.

e) Mengelola urusan administrasi kepegawaian.

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
f) Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta penyusunan

rencana laporan keuangan.

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

3. Sub Dinas Teknis Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Dinas di bidang teknis sarana dan prasarana, fungsinya ialah :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Melaksanakan pengawasandan pembinaan terhadap kegiatan perbengkelan

dan karoseri.

c) Menyelenggarakan proses pemberian ijin bengkel umum dan karoseri.

d) Mengkoordinasikan kegiatan perparkiran.

e) Menyusun rencana penunjukan lokasi dan pembangunan serta

pengembangan terminal.

f) Melaksanakan kegiatan pengelolaan terminal yang meliputi kegiatan

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional terminal yang

bukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

g) Menyusun rencana dan program pngujian kendaraan bermotor serta

mengkoordinasikannya kepada instansi terkait.

h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

4. Sub Dinas Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Dinas di bidang lalu lintas dan angkutan, fungsinya ialah :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.


b) Menyusun rencana dan program keselamatan lalu lintas dan angkutan di

dalam daerah kota.

c) Melaksanakan kegiatan pelayanan di bidang lalu lintas dan angkutan.

d) Melaksanakan penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas.

e) Menyelenggarakan kegiatan yang berkenaan dengan rambu-rambu lalu

lintas termasuk perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan.

f) Melaksanakan bimbingan dan analisis atas keselamatan dan daerah rawan

kecelakaan lalu lintas serta penanggulangan kecelakaan.

g) Melaksanakan kegiatan pengendalian terhadapa kelebihan muatan atau

penetapan batas maksimum muatan dan berat kendaraan pengangkutan

barang.

h) Melaksanakan penetapan tariff angkutan kota dengan berpedoman pada

ketentuan dan peraturan yang berlaku.

i) Menyusun program di bidang penyelenggaraan Angkutan Sungai, danau,

Penyeberangan dan Rel sesuai kewenangan dan ketentuan yang berlaku.

j) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan di bidang Angkutan Sungai,

Danau, Penyeberangan dan Rel termasuk penunjukan lokasi, perencanaan,

pemasangan dan pemeliharaan rambu, pemberian ijin serta penetapan tarif.

k) Menyelenggarakan proses pemberian ijin di bidang lalu lintas dan

angkutan.

l) Melaksanakan pengendalian, pengawasan, dan penertiban di bidang lalu

lintas dan angkutan.

m) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.


5. Sub Dinas Perhubungan Laut mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas

Dinas di bidang perhubungan laut, fungsinya ialah :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Melaksanakan kegiatan di bidang perhubungan laut sesuai dengan

kewenangan dan ketentuan yang berlaku.

c) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan di bidang perhubungan laut

termasuk angkutan laut, pemberian ijin ekspedisi, bongkar muat, tally,

depo peti kemas/container sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang

berlaku.

d) Melaksanakan pengawasan jasa kepelabuhan dan pemberian rekomendasi

tatanan kepelabuhan serta pengusulan penetapan besaran tarif.

e) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan di bidang perhubungan laut

sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku.

f) Melaksanakan kegiatan penunjang keselamtan pelayaran termasuk

pemberian ijin kerja keruk sesuai dengan ketentuan.

g) Melaksanakan pelayanan penerbitan surat tanda kebangsaan kapal

berukuran isi kotor lebih kecil dari GT 7.

h) Pelaksanaan pembangunan sarana Bantu navigasi pelayaran.

i) Pelaksanaan penanggulangan pencemaran dan bantuan pertolongan

musibah di laut.

j) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

6. Sub Dinas Perhubungan Udara mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Dinas di bidang perhubungan udara, fungsinya ialah :


a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Memproses penerbitan rekomendasi IMB bagi bangunan-bangunan dalam

Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) setelah mendapat

rekomendasi dari penyelenggara bandar udara.

c) Memproses penerbitan rekomendasi pembangunan di dalam bandara udara

setelah berkoordinasi dengan instansi terkait.

d) Melaksanakan pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat

sekitar bandara udara.

e) Melaksanakan pemberian ijin lokasi Bandar udara dengan kapasitas daya

dukung landasan sampai dengan 13.600 LBS.

f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

7. Sub Dinas Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Dinas di bidang pos dan telekomunikasi, fungsinya antara lain :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Melaksanakan pemantauan dan mengevaluasi kegiatan filateli serta

menyusun pelaporannya.

c) Memproses penerbitan ijin penyelenggaraan instalasi kabel rumah

(IKR/G).

d) Menyelenggarakan jasa telekomunikasi yang bersifat lokal.

e) Menyelenggarakan jaringan komunikasi yang bersifat lokal.

f) Menyelenggarakan pengujian terhadap alat/perangkat pos dan

telekomunikasi.
g) Melaksanakan pamantauan dan penerbitan pelanggaran atas ketentuan

sertifikasi dan penandaan alat/perangkat postel.

h) Melaksanakan proses pemberian ijin penggunaan spektrum frekwensi

radio untuk televise dan radio lokal, dengan tetap mengacu alokasi

spektrum frekwensi nasional.

i) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

pokok Dinas di bidang pengelolaan terminal penumpang yang meliputi

kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional terminal.

9. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Dinas Perhubungan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

3.3. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan

Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah turunan dari Visi

dan Misi Pemerintah Kota Medan, dan lahir dari mandat dan nilai serta ideologi

yang tekandung dalam pelayanan yang dilakukan.

Visi pembangunan Kota Medan 2005-2010 adalah : ” Medan Kota

Metropolitan yang Modern, Madani dan Religius”,

Sedangkan Misi Pembangunan Kota Medan 2005-2010 adalah :

1. Mewujudkan percepatan pembangunan wilayah lingkar luar, dengan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, melalui pengembangan usaha kecil

menengah dan koperasi (UKM), untuk kemajuan dan kemakmuran yang

berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota.


2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, dengan birokrasi yagn lebih

efisien, efektif, kreatif, inovatif dan responsif.

3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan sosial,

ekonomi, membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan serta

budaya daerah.

4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Mandat Dinas Perhubungan Kota Medan diterima berdasarkan Keputusan

Walikota Medan Nomor 21 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas

Perhubungan Kota Medan. Dalam pasal 3 dinyatakan bahwa Dinas Perhubungan

mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam

bidang perhubungan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang

tugasnya. Sedangkan dalam Pasal 4 dinyatakan bahwa untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi :

1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang perhubungan.

2) Mengumpulkan dan mengolah data, menyusun rencana dan program di

bidang perhubungan.

3) Melaksanakan koordinasi, pengendalian dan pengawasan serta

mengevaluasi pelaksanaan tugas di bidang perhubungan darat, dan udara

serta pos dan telekomunikasi.

4) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang

tugasnya.

5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.


Ideologi inti penyelenggaraan jalan di daerah dapat dilihat melalui nilai-

nilai yang terkandung dalam 5 Citra Manusia Perhubungan dan Hymne

Perhubungan. Dalam setiap upacara, apel bendera, kegiatan pendidikan dan

latihan yang dilakukan di jajaran departemen Perhubungan diwajibkan untuk

mengucapkan 5 Citra Manusia Perhubungan. Karena itu dengan melihat jiwa dari

5 Citra Manusia Perhubungan dan Hymne Perhubungan dapat digali visi

penyelenggaraan perhubungan di daerah yang mengandung dua unsur utama yaitu

: Pertama, Ideologi inti yaitu usaha untuk mempersatukan yang tersebar di

pelosok propinsi, kabupaten, atau kota. Kedua, gambaran organisasi masa depan

untuk menunjang kemajuan adalah :

1) Tanggap terhadap kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa yang

tertib, teratur, tepat waktu, bersih dan nyaman.

2) Tangguh menghadapi tantangan.

3) Terampil dan berperilaku gesit, ramah, sopan dan lugas.

4) Tanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan jasa

perhubungan.

Dengan melihat Visi Pembangunan Kota Medan 2005-2010, dan nilai-nilai

yang terkandung dalam mandat serta ideologi yang terkandung dalam pelayanan

yang dilakukan, maka Visi Dinas Perhubungan Kota Medan 2008-2010 adalah :

"Untuk menciptakan sistem gerakan / aktifitas perhubungan yang

handal dan berkemampuan tinggi yang berperan sebagai urat nadi

kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya serta mampu berperan sebagai

penunjang, penggerak dan pendorong pembangunan Kota Medan".


Untuk mencapai visi tersebut Dinas Perhubungan merumuskan Misi

sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas pengelolaan dan pelayanan sebagai pilar

pembentuk citra dalam pengelolaan perhubungan di Kota Medan.

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (pemerintah, masyarakat dan

swasta) sebagai pilar pelaku utama pembentuk kesuksesan

penyelenggaraan perhubungan di Kota Medan.

3. Peningkatan kualitas sistem gerakan/aktifitas perhubungan sebagai pilar

pembentuk daya tarik, daya kesan, daya saing, daya fikir dan daya layan

yang handal yang menjadikan Kota Medan aman, tertib dan lancar.

3.4. Arah Kebijakan

Arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dinas

Perhubungan Kota Medan untuk tahun 2006-2010, adalah :

1. Pengembangan kelembagaan, diarahkan untuk mengefektifkan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kelembagaan perhubungan,

menyediakan pelayanan dasar pengembangan bidang unggulan.

2. Mewujudkan pelayanan dasar, melalui peningkatan keamanan, ketertiban,

dan kelancaran arus lalu lintas, peningkatan disiplin berlalu lintas dan

pelayanan angkutan umum, dengan mengacu pada standar pelayanan

minimal.

3. Penataan personil diarahkan untuk menentukan standar kompetensi setiap

jabatan, pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan


berbasis need assesment, menentukan standar minimal kinerja yang harus

dicapai oleh pegawai.

4. Meningkatkan kinerja terminal melalui penataan sistem perwilayahan

terminal, pembangunan terminal baru, peningkatan kualitas fisik bangunan

dan fasilitas penunjang terminal. penataan areal/lajur kedatangan dan

keberangkatan angkutan umum, penyediaan fasilitas akses untuk

pertukaran antar dan intra moda angkutan umum.

5. Pengoptimalan kapasitas jalan melalui pembatasan parkir di badan jalan

(onstreet parking), khususnya pada lokasi rawan kemacetan dan side

frictio, pengaturan traffic light setting/cycle time yang disesuaikan dengan

besar kedatangan kendaraan, pengurangan titik konflik persimpangan

dengan adanya fly-over, under pass dan pulau jalan.

6. Meningkatkan fungsi trotoar untuk akses pejalan kaki dan efek-efek

gangguan samping (side friction) jalan yang semakin rendah.

7. Pengembangan dan penataan sistem angkutan massal kota.

8. Penataan sistem jaringan transportasi dan sarana pendukungnya.

9. Mendorong percepatan pemindahan Bandara Polonia dan Pangkalan TNI

AU ke Kuala Namu.
BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama

penelitian di Dinas Perhubungan Kota Medan. Data akan disajikan dalam bentuk

analisa data dengan menggunakan tabel frekuensi dan skoring yang kemudian

akan penulis interpretasikan.

Adapun penyajian data berisikan data identitas responden beserta data

variabel penelitian. Penyajian data mengenai identitas responden adalah untuk

mengetahui spesifikasi (ciri-ciri khusus) yang dimiliki oleh responden, yaitu jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, golongan, dan lama bekerja. Sedangkan

penyajian data variabel penelitian adalah untuk menjawab permasalahan

penelitian.

4.1. Data Dari Responden Pejabat Struktural

A. Identitas Responden Pejabat Struktural

A.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin


Tabel 1. Data Responden Mengenai Jenis Kelamin
No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-Laki 6 75
2 Perempuan 2 25
Jumlah 8 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui identitas responden dalam hal

jenis kelamin, bahwa laki-laki sebanyak 6 orang (75%) orang dan perempuan 2

orang (25%).

A.2. Identitas Responden Menurut Usia

Tabel 2. Data Responden Mengenai Usia


No. Usia Frekuensi Persentase
1 21 – 30 tahun 0 0
2 31 – 40 tahun 1 12,5
3 41 – 50 tahun 5 62,5
4 > 51 tahun 2 25
Jumlah 8 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat usia responden dari usia 31-40

tahun sebanyak 1 orang (12,5%), usia dari 41-50 tahun sebanyak 5 orang (62,5%),

dan usia 51 tahun ke atas 2 orang (25%).

A.3. Identitas Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Tabel 3. Data Responden Mengenai Pendidikan Terakhir


No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
1 SLTA 0 0
2 Diploma I (D1) 0 0
3 Sarjana Muda (D3) 0 0
4 Sarjana (S1) 5 62,5
5 Pasca Sarjana (S2) 3 37,5
6 Tingkat Doktor (S3) 0 0
Jumlah 8 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
Berdasarkan tabael tersebut terlihat bahwa jumlah responden yang

berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 5 orang (62,5 %), dan yang berpendidikan

Pasca Sarjana(S2) 3 orang (37,5%). Maka pegawai struktural Dinas Perhubungan

memiliki sumber daya yang berpendidikan tinggi.

A.4. Identitas Responden Menurut Golongan

Tabel 4. Data Responden Mengenai Golongan


No. Golongan Frekuensi Persentase
1 I/A – I/D 0 0
2 II/A – II/D 0 0
3 III/A – III/D 6 75
4 IV/A – IV/D 2 25
Jumlah 8 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa yang memiliki golongan

III/A – III/D sebanyak 6 orang (75%) dan yang memiliki golongan IV/A – IV/D

sebanyak 2 orang (25%). Maka dalam hal ini mayoritas responden pegawai

struktural sebanyak 75% merupakan golongan antara III/A – III/D.

A.5. Identitas Responden Menurut Lama Bekerja

Tabel 5. Data Responden Mengenai Lama Bekerja


No. Lama Bekerja Frekuensi Persentase
1 5 – 10 tahun 0 0
2 11 – 15 tahun 2 25
3 16 – 20 tahun 2 25
4 > 21 tahun 4 50
Jumlah 8 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden yang

masa kerjanya 11-15 tahun sebanyak 2 orang (25%), yang masa kerjanya 16-20

tahun sebanyak 2 orang (25%), dan yang masa kerja lebih dari 21 tahun sebanyak
4 orang (50%). Dilihat dari lamanya pegawai struktural bekerja, terlihat bahwa

mereka sudah cukup berpengalaman dalam menjalankan tugasnya.

B. Tabulasi Jawaban Responden Pejabat Struktural Untuk Variabel X

i. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

B.1. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Frekuensi Mengikuti Diklat

Tabel 6. Jawaban Responden Mengenai Frekuensi Mengikuti Diklat


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Persentase
1 Pernah lebih dari 3 kali 3 4 12 50
2 Pernah antara 1-3 kali 2 4 8 50
3 Belum pernah 1 0 0 0
Jumlah 8 20 100%
Sumber : Kuesioner Penelititan 2008
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa responden yang pernah mengikuti

diklat lebih dari 3 kali sebanyak 4 orang (50%), sedangkan yang mengikuti diklat

antara 1-3 kali sebanyak 4 orang (50%). Pegawai yang mengikuti diklat lebih

banyak akan cukup berbeda kemampuannya daripada yang lebih sedikit mendapat

diklat.

B.2. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Jenis dan Jenjang Diklat yang

Pernah Diikuti

Tabel 7. Jawaban Responden Mengenai Jenis dan Jenjang Diklat yang Pernah
Diikuti
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Persentase
Diklat dalam Jabatan dan
1 3 8 24 100
Diklat Pra Jabatan
2 Diklat Pra Jabatan 2 0 0 0
3 Tidak tahu 1 0 0 0
Jumlah 8 24 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua responden pegawai

struktural telah mengikuti diklat dalam jabatan dan diklat pra jabatan.
B.3. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Peningkatan Pengetahuan,

Kemampuan dan Sikap Setelah Mengikuti Diklat

Tabel 8. Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan,


dan Sikap Setelah Mengikuti Diklat
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sangat meningkat 3 7 21 87,5
2 Sedikit meningkat 2 1 2 12,5
3 Tidak meningkat 1 0 0 0
Jumlah 8 23 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang

menjawab peningkatan pengetahuan, kemampuan dan sikap setelah mengikuti

diklat sangat meningkat sebanyak 16 orang (50%), yang menjawab sedikit

meningkat 12 orang (37,5%), dan yang menjawab tidak meningkat 4 orang

(12,5%). Berarti terjadi peningkatan pegetahuan, kemampuan dan sikap pada

responden setelah mengikuti diklat, namun masih ada yang tidak terjadi

peningkatan sebesar 12,5%.

B.4. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Kualifikasi Tenaga Pelatih

Diklat

Tabel 9. Jawaban Responden Mengenai Kualifikasi Tenaga Pelatih Diklat


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya berkualifikasi 3 7 21 87,5
2 Kurang berkualifikasi 2 1 2 12,5
3 Tidak berkualifikasi 1 0 0 0
Jumlah 8 23 100%
Sumber : kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden mengatakan

bahwa tenaga pelatih diklat berkualifikasi. Hal tersebut dapat dilihat bahwa

sebanyak 7 orang (87,5%) menjawab tenaga pelatih ya berkualifikasi, sedangkan

yang menjawab kurang berkualifikasi sebanyak 1 orang (12,5%).


B.5. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Materi Sesuai dengan

Kebutuhan Dinas dan Kebutuhan Pegawai tentang Permasalahan yang

Dihadapi

Tabel 10.Jawaban Responden Mengenai Materi sesuai dengan Kebutuhan Dinas


dan Kebutuhan Pegawai tentang Permasalahan yang Dihadapi
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sesuai 3 6 18 75
2 Sedikit sesuai 2 2 4 25
3 Tidak sesuai 1 0 0 0
Jumlah 8 22 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa materi diklat umumnya telah

sesuai dengan kebutuhan dinas dan kebutuhan pegawai tentang permasalahan

yang dihadapi. Jawaban responden sebanyak 6 orang (75%) mengatakan sesuai,

yang menjawab sedikit sesuai sebanyak 2 orang (25%).

B.6. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Kurikulum Diklat Sesuai

dengan Kompetensi Jabatan

Tabel 11. Jawaban Responden Mengenai Kurikulum Diklat sesuai dengan


Kompetensi Jabatan
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sesuai 3 6 18 75
2 Sedikit sesuai 2 2 4 25
3 Kurang sesuai 1 0 0 0
Jumlah 8 22 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas responden kurikulum diklat umumnya telah

sesuai dengan kompetensi jabatan. Jawaban responden yang mengatakan bahwa

kurikulum diklat sesuai dengan kompetensi jabatan sebanyak 6 orang (75%), yang

menjawab sedikit sesuai sebanyak 2 orang (25%).


B.7. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Metode Diklat Sesuai dengan

Kebutuhan Praktis dan Pengembangan Diri

Tabel 12. Jawaban Responden Mengenai Metode Diklat Sesuai dengan


Kebutuhan Praktis dan Pengembangan Diri
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sesuai 3 6 18 75
2 Sedikit sesuai 2 2 4 25
3 Kurang sesuai 1 0 0 0
Jumlah 8 22 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas metode diklat cukup sesuai dengan kebutuhan

praktis dan pengembangan diri pegawai. Jawaban responden yang menjawab

metode diklat sesuai dengan kebutuhan praktis dan pengembangan diri sebanyak 6

orang (75%) dan sedikit sesuai sebanyak 2 orang (25%).

B.8. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Adanya Evaluasi Diklat

Tabel 13. Jawaban Responden Mengenai Adanya Evaluasi Diklat


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu 3 5 15 62,5
2 Jarang sekali 2 1 2 12,5
3 Tidak pernah 1 2 2 25
Jumlah 8 19 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya evaluasi diklat masih

belum diketahui oleh keseluruhan responden. Dari jawaban responden yang

menjawab ya selalu hanya sebanyak 5 orang (62,5%), sedangkan yang menjawab

jarang sekali ada evaluasi sebanyak 1 orang (12,5%), dan yang mengatakan tidak

pernah ada evaluasi diklat sebanyak 2 orang (25%).

B.9. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Pengaruh Diklar pada Kinerja

Tabel 14. Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Diklat pada Kinerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sangat berpengaruh 3 7 21 87,5
2 Sedikit berpengaruh 2 1 2 12,5
3 Kurang berpengaruh 1 0 0 0
Jumlah 8 23 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pendidikan dan pelatihan

berpengaruh pada kinerja. Jawaban responden yang menjawab bahwa diklat

sangat berpengaruh pada kinerja pegawai sebanyak 7 orang (87,5%), dan sedikit

berpengaruh sebanyak 1 orang (12,5%),

ii. Kegiatan Non-Diklat

B.10. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Usaha Mengembangkan Diri

Sendiri Dengan Belajar Mandiri

Tabel 15. Jawaban Responden Mengenai Usaha Mengembangkan Diri Sendiri


Dengan Belajar Mandiri
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya, selalu berusaha 3 8 24 100
2 Jarang sekali 2 0 0 0
3 Tidak pernah 1 0 0 0
Jumlah 8 24 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua responden selalu

berusaha untuk mengembangkan dirinya sendiri dengan belajar secara mandiri.

B.11. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Usaha Dinas Perhubungan

Memeberi Kesempatan pada pegawai Mengembangkan Diri Melalui

Suatu Organisasi

Tabel 16. Jawaban Responden Mengenai Adanya Usaha Dinas Perhubungan


Memberi Kesempatan pada Pegawai Mengembangkan Diri Melalui
Suatu Organisasi
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Selalu 3 5 15 62,5
2 Jarang sekali 2 3 6 37,5
3 Tidak pernah 1 0 0 0
Jumlah 8 21 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa usaha dinas perhubungan

memberi kesempatan pada pegawai mengembangkan dirinya melalui suatu

organisasi belum tercapai maksimal. Karena dari jawaban responden yang

menjawab selalu diberi kesempatan sebanyak 5 orang (62,5%), yang menjawab

jarang sekali ada kesempatan sebanyak 3 orang (37,5%).

B.12. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Mengembangkan Diri Secara

Mandiri Maupun melalui Organisasi Dapat Mempengaruhi Kinerja

Tabel 17. Jawaban Responden Mengenai Mengembangkan Diri Secara Mandiri


Maupun Melalui suatu Organisasi dapat Mempengaruhi Kinerja
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya mempengaruhi 3 7 21 87,5
2 Sedikit mempengaruhi 2 1 2 12,5
3 Kurang mempengaruhi 1 0 0 0
Jumlah 8 23 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mengembangkan diri secara

mandiri maupun melalui suatu organisasi mempengaruhi sikap dan kinerja

pegawai. Responden yang menjawab Ya mempengaruhi sebanyak 7 orang

(87,5%), sementara 1 orang (12,5%) menjawab sedikit mempengaruhi.

iii. Tugas Belajar

B.13. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Frekuensi mengikuti Tugas

Belajar

Tabel 18. Jawaban Responden Frekuensi Mengenai Mengikuti Tugas Belajar


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Pernah lebih dari 1 kali 3 5 15 62,5
2 Pernah hanya 1 kali 2 1 2 12,5
3 Belum pernah 1 2 2 25
Jumlah 8 19 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak semua pegawai pejabat

struktural memperoleh tugas belajar. Karena dari jawaban responden sebanyak 2

orang (25%) menjawab belum pernah mendapat tugas belajar, sementara yang

pernah mendapat tugas belajar hanya sekali sebanyak 1 orang (12,5%), dan yang

mendapat tugas belajar lebih dari satu kali sebanyak 5 orang (62,5%).

B.14. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Tugas Belajar Meningkatkan

Kinerja

Tabel 19. Jawaban Responden Mengenai Tugas Belajar Meningkatkan Kinerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya meningkat 3 7 21 87,5
2 Sedikit meningkat 2 1 2 12,5
3 Kurang meningkat 1 0 0 0
Jumlah 8 23 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas bahwa dengan mengikuti tugas belajar akn

meningkatkna kinerja Dari jawaban responden yang menjawab bahwa dengan

mengikuti tugas belajar akan meningkatkan kinerjanya sebanyak 7 orang (87,5%),

dan yang menjawab sedikit meningkat sebanyak 1 orang (12,5%).

iv. Promosi

B.15. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Frekuensi Mendapatkan

Promosi

Tabel 20. Jawaban Responden Mengenai Frekuensi Mendapatkan Promosi


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Pernah lebih dari 1 kali 3 5 15 62,5
2 Pernah hanya 1 kali 2 3 6 37,5
3 Belum pernah 1 0 0 0
Jumlah 8 21 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pegawai jabatan struktural

telah mendapat promosi yang merata. Dari jawaban responden yang menjawab

pernah mendapat promosi lebih dari 1 kali sebanyak 5 orang (62,5%), dan yang

menjawab pernah mendapat promosi hanya 1 kali sebanyak 3 orang (37,5%).

B.16. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Promosi Berdasarkan Kinerja

Tabel 21. Jawaban Responden Mengenai Promosi Berdasarkan Kinerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya 3 6 18 75
2 Tidak 2 2 4 25
3 Kurang tahu 1 0 0 0
Jumlah 8 22 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan pendapat dari

responden tentang pemberian promosi berdasarkan kinerja. Jawaban responden

yang menjawab bahwa promosi diberikan berdasarkan kinerja sebanyak 6 orang

(75%) dan yang menjawab bahwa promosi diberikan tidak berdasarkan kinerja

sebanyak 2 orang (25%).

B.17. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Promosi Mempengaruhi

Kinerja

Tabel 22. Jawaban Responden Promosi Mempengaruhi Kinerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Berpengaruh 3 6 18 75
2 Sedikit berpengaruh 2 2 4 25
3 Kurang berpengaruh 1 0 0 0
Jumlah 8 22 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa promosi memiliki sedikit

banyak pengaruh dalam kinerja pegawai. Dari 8 responden yang menjawab bahwa
promosi berpengaruh pada kinerja sebanyak 6 orang (75%), yang menjawab

sedikit berpengaruh sebanyak 2 orang (25%).

C. Tabulasi Jawaban Responden Pejabat Struktural Untuk Variabel Y

i. Kualitas

C.1. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Perasaan senang pada hasil

Kerja

Tabel 23. Jawaban Responden Mengenai Perasaan Senang pada Hasil Kerja
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya senang 3 2 6 25
2 Sedikit senang 2 6 12 75
3 Kurang senang 1 0 0 0
Jumlah 8 18 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kepuasan para responden

dalam menyelesaikan pekerjaannya belum maksimal. Dari jawaban responden

hanya sebanyak 2 orang (25%) yang mengatakan merasa senang dengan hasil

kerjanya. Sedangkan yang menjawab sedikit senang dengan hasil kerjanya

sebanyak 6 orang(75%).

C.2. Pendapat Pejabat Struktural Tentang Mengalami Kendala dalam Kerja

Tabel 24. Jawaban Responden Tentang Mengalami Kendala dalam Kerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Tidak pernah 3 4 12 50
2 Jarang sekali 2 4 8 50
3 Seringkali 1 0 0 0
Jumlah 8 20 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kendala kerja masih dialami

para responden. Dari 8 orang responden yang menjawab tidak pernah mengalami
kendala kerja sebanyak 4 orang (50%), yang menjawab jarang sekali mengalami

kendala kerja sebanyak 4 orang (50%).

ii. Kuantitas

C.3. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Kemampuan Memperoleh

Tanggung Jawab yang Lebih Besar

Tabel 25. Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Memperoleh Tanggung


Jawab yang Lebih Besar
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya mampu 3 7 21 87,50
2 Sedikit mampu 2 1 2 12,50
3 Belum mampu 1 0 0 0
Jumlah 8 23 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa para responden punya

kepercayaan diri untuk memperoleh tanggung jawab yang lebih besar. Dari

jawaban responden yang menjawab Ya mampu sebanyak 7 orang (87,50%), yang

menjawab sedikit mampu sebanyak 1 orang (12,50%).

iii. Ketepatan Waktu

C.4. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Penundaan Menyelesaikan

Tugas

Tabel 26. Jawaban Responden tentang Penundaan Menyelesaikan Tugas


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Tidak pernah 3 8 24 100
2 Pernah beberapa kali 2 0 0 0
3 Seringkali 1 0 0 0
Jumlah 8 24 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua responden pegawai

jabatan sruktural menjawab tidak pernah melakukan penundaan menyelesaikan

tugas.
C.5. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Kepatuhan pada Jam Kerja

Tabel 27. Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Peraturan Jam Kerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu patuh 3 6 18 75
2 Kadang patuh 2 2 4 25
3 Kurang patuh 1 0 0 0
Jumlah 8 22 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan pada jam-

jam kerja belum seratus persen diikuti. Dari 8 responden yang menjawab ya selalu

patuh sebanyak 6 orang (75%) dan responden yang menjawab kadang patuh

sebanyak 2 orang (25%).

iv. Kehadiran

C.6. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai kepatuhan prosedur Kerja

dalam Hal Kehadiran

Tabel 28. Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Prosedur Kerja Dalam Hal
Kehadiran
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu patuh 3 8 24 100
2 Kadang patuh 2 0 0 0
3 Kurang patuh 1 0 0 0
Jumlah 8 24 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan pada

kehadiran sudah seratus persen dipatuhi oleh responden pegawai jabatan

struktural.

v. Dampak Interpersonal

C.7. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Rasa Bangga dalam Bekerja

Tabel 29. Jawaban Responden Mengenai Rasa Bangga dalam Bekerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya bangga 3 7 21 87,50
2 Sedikit bangga 2 1 2 12,50
3 Kurang bangga 1 0 0 0
Jumlah 8 23 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ada rasa kebanggan bekerja

pada Dinas perhubungan ini. Dengan adanya perasaan bangga maka semangat

bekerja pun meningkat. Dari 8 responden yang menjawab ya bangga sebanyak 7

orang (87,50%) dan responden yang menjawab sedikit bangga sebanyak 1 orang

(12,50%).

C.8. Pendapat Pejabat Struktural Mengenai Menjaga Hubungan Personal

Tabel 30. Jawaban Responden Mengenai Menjaga Hubungan Personal


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu menjaga 3 5 15 62,5
2 Kadang menjaga 2 3 6 37,5
3 Kurang menjaga 1 0 0 0
Jumlah 8 21 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hubungan personal yang

terbangun antara atasan dengan atasan dan atasan kepada bawahan sudah terjalin

cukup erat. Namun masih menciptakan suasana yang sedikit kurang formalitas

Dari jawaban responden yang menjawab ya selalu menjaga sebanyak 5 orang

(62,5%), dan yang menjawab kadang menjaga sebanyak 3 orang (37,5%).

4.2. Data Dari Responden Staff Pegawai

A. Identitas Responden Staff Pegawai

A.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

Tabel 31. Data Responden Mengenai Jenis Kelamin


No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-Laki 14 58,33
2 Perempuan 10 41,67
Jumlah 24 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui identitas responden dalam hal

jenis kelamin, bahwa laki-laki sebanyak 14 orang (58,33%) orang dan perempuan

10 orang (41,67%).

A.2 Identitas Responden Menurut Usia

Tabel 32. Data Responden Mengenai Usia


No. Usia Frekuensi Persentase
1 21 – 30 tahun 1 4,17
2 31 – 40 tahun 9 37,50
3 41 – 50 tahun 14 58,33
4 > 51 tahun 0 0
Jumlah 24 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat usia responden dari usia 21-30

tahun sebanyak 1 orang (4,17%), usia dari 31-40 tahun sebanyak 9 orang

(37,50%), dan usia 41-50 tahun 14 orang (58,33%).. Dari hal ini dapat diketahui

bahwa usia responden masih sangat produktif untuk mendapatkan pengembangan.

A.3 Identitas Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Tabel 33. Data Responden Mengenai Pendidikan Terakhir


No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
1 SLTA 9 37,50
2 Diploma I (D1) 0 0
3 Sarjana Muda (D3) 0 0
4 Sarjana (S1) 11 45,83
5 Pasca Sarjana (S2) 4 16,67
6 Tingkat Doktor (S3) 0 0
Jumlah 24 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
Berdasarkan tabael tersebut terlihat bahwa jumlah responden yang

berpendidikan SLTA sebanyak 9 orang (37,50%), Sarjana (S1) sebanyak 11 orang

(45,83%), dan yang berpendidikan Pasca Sarjana(S2) 4 orang (16,67%). Maka

tingkat pendidikan para responden staff pegawai lebih dari setengahnya

berpendidikan tinggi.

A.4 Identitas Responden Menurut Golongan

Tabel 34. Data Responden Mengenai Golongan


No. Golongan Frekuensi Persentase
1 I/A – I/D 0 0
2 II/A – II/D 4 16,67
3 III/A – III/D 20 83,33
4 IV/A – IV/D 0 0
Jumlah 24 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

golongan II/A – II/D sebanyak 4 orang (16,67%) dan yang memiliki golongan

III/A – III/D sebanyak 20 orang (83,33%). Maka dalam hal ini mayoritas

responden pegawai sebanyak 83,33% merupakan golongan antara III/A – III/D.

A.5 Identitas Responden Menurut Lama Bekerja

Tabel 35. Data Responden Mengenai Lama Bekerja


No. Lama Bekerja Frekuensi Persentase
1 5 – 10 tahun 6 25
2 11 – 15 tahun 2 8,33
3 16 – 20 tahun 7 29,17
4 > 21 tahun 9 37,50
Jumlah 24 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden yang

masa kerjanya 5-10 tahun sebanyak 6 orang (25%), responden dengan masa kerja

11-15 tahun sebanyak 2 orang (8,33%), responden dengan masa kerja 16-20 tahun
sebanyak 7 orang (29,17%), dan responden yang masa kerjanya lebih dari 21

tahun sebanyak 9 orang (37,50%). Dilihat dari lamanya bekerja, bahwa responden

yang sudah cukup berpengalaman dalam menjalankan tugasnya sebanyak 37,50%.

Sedangkan 25% masih baru memulai karir. Sehingga kesempatan untuk

mendapatkan pengembangan sangat terbuka.

B. Tabulasi Jawaban Responden Staff Pegawai Untuk Variabel X

i. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

B.1. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Frekuensi Mengikuti Diklat

Tabel 36. Jawaban Responden Mengenai Frekuensi Mengikut i Diklat


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Persentase
1 Pernah lebih dari 3 kali 3 7 21 29,17
Pernah antara 1 sampai 3
2 2 17 34 70,83
kali
3 Belum pernah 1 0 0 0
Jumlah 24 55 100%
Sumber : Kuesioner Penelititan 2008

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua responden sudah pernah

mengikuti pendidikan dan pelatihan. Namun belum sering mengikuti program

diklat. Dari jawaban responden yang menjawab pernah mengikuti diklat lebih dari

3 kali sebanyak 7 orang responden (29,17%), responden yang mengikuti

pendidikan dan pelatihan antara 1 sampai 3 kali sebanyak 17 orang (70,83%),

B.2. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Jenis dan Jenjang Diklat yang

Pernah Diikuti

Tabel 37.Jawaban Responden Mengenai Jenis dan Jenjang Diklat yang Pernah
Diikuti
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Persentase
Diklat dalam Jabatan dan
1 3 7 21 29,17
Diklat Pra Jabatan
2 Diklat Pra Jabatan 2 17 34 70,83
3 Tidak tahu 1 0 0 0
Jumlah 24 55 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas bahwa jenis dan jenjang diklat yang pernah

diikuti responden sebagian besar hanya pernah mengikuti diklat prajabatan. Dari

24 responden yang menjawab jenis dan jenjang diklat yang telah diikuti adalah

diklat pra jabatan sebanyak 17 orang (70,83%), dan responden yang menjawab

mengikuti diklat dalam jabatan dan diklat pra jabatan 7 orang (29,17%).

B.3. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Peningkatan Pengetahuan,

Kemampuan dan Sikap Setelah Mengikuti Diklat

Tabel 38. Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan,


dan Sikap Setelah Mengikuti Diklat
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sangat meningkat 3 9 27 37,50
2 Sedikit meningkat 2 11 22 45,83
3 Tidak meningkat 1 4 4 16,67
Jumlah 24 53 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah mengikuti diklat

ada perubahan peningkatan pada pengetahuan, kemampuan dan sikap pegawai.

Dari 24 responden yang menjawab sangat meningkat sebanyak 9 orang (37,5%),

yang menjawab sedikit meningkat sebanyak 11 orang (45,83%), namun ada juga

responden yang menjawab tidak meningkat sebanyak 4 orang (16,67%).

B.4. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Kualifikasi Tenaga Pelatih Diklat

Tabel 39. Jawaban Responden Mengenai Kualifikasi Tenaga Pelatih Diklat


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya berkualifikasi 3 20 60 83,33
2 Kurang berkualifikasi 2 3 6 12,50
3 Tidak berkualifikasi 1 1 1 4,17
Jumlah 24 67 100%
Sumber : kuesioner Penelitian 2008
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden mengatakan

bahwa tenaga pelatih diklat berkualifikasi. Hal tersebut dapat dilihat bahwa

sebanyak 20 orang (83,33%) responden menjawab kualifikasi tenaga pelatih diklat

ya berkualifikasi, sedangkan yang menjawab kurang berkualifikasi sebanyak 3

orang (12,50%), dan responden yang menjawab tidak berkualifikasi sebanyak 1

orang (4,17%).

B.5. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Materi Sesuai dengan Kebutuhan

Dinas dan Kebutuhan Pegawai tentang Permasalahan yang Dihadapi

Tabel 40. Jawaban Responden Mengenai Materi sesuai dengan Kebutuhan Dinas
dan Kebutuhan Pegawai tentang Permasalahan yang Dihadapi
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sesuai 3 15 45 62,50
2 Sedikit sesuai 2 8 16 33,33
3 Tidak sesuai 1 1 1 4,17
Jumlah 24 62 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa materi diklat umumnya telah

sesuai dengan kebutuhan dinas dan kebutuhan pegawai tentang permasalahan

yang dihadapi. Dari 24 responden yang menjawab sesuai sebanyak 15 orang

(62,50%), yang menjawab sedikit sesuai sebanyak 8 orang (33,33%), sedangkan

yang menjawab tidak sesuai sebanyak 1 orang (4,17%).

B.6. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Kurikulum Diklat Sesuai dengan

Kompetensi Jabatan

Tabel 41. Jawaban Responden Mengenai Kurikulum Diklat sesuai dengan


Kompetensi Jabatan
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sesuai 3 10 30 41,66
2 Sedikit sesuai 2 12 24 50,00
3 Kurang sesuai 1 2 2 8,34
Jumlah 24 56 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas telihat bahwa kurikulum diklat yang diberikan

belum cukup disesuaikan dengan kompetensi jabatan yang diperlukan oleh para

staff pegawai. Dari Jawaban responden yang menjawab sesuai sebanyak 10 orang

(41,66%), yang menjawab sedikit sesuai sebanyak 12 orang (50%), dan yang

menjawab kurang sesuai sebanyak 2 orang (8,34%).

B.7. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Metode Diklat Sesuai dengan

Kebutuhan Praktis dan Pengembangan Diri

Tabel 42. Jawaban Responden Mengenai Metode Diklat Sesuai dengan


Kebutuhan Praktis dan Pengembangan Diri
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sesuai 3 14 42 58,33
2 Sedikit sesuai 2 8 16 33,33
3 Kurang sesuai 1 2 2 8,34
Jumlah 24 60 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa metode diklat yang mereka

dapatkan pada waktu megikuti diklat masih belum sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan praktis untuk pengembangan diri staff pegawai tersebut. Dari jawaban

responden yang menjawab metode diklat sesuai dengan kebutuhan praktis dan

pengembangan diri sebanyak 14 orang (58,33%), sedikit sesuai sebanyak 8 orang

(33,33%), dan kurang sesuai sebanyak 2 orang (8,33%).

B.8. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Adanya Evaluasi Diklat

Tabel 43. Jawaban Responden Mengenai Adanya Evaluasi Diklat


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu 3 7 21 29,17
2 Jarang sekali 2 10 20 41,66
3 Tidak pernah 1 7 7 29,17
Jumlah 24 48 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya evaluasi diklat masih

belum diketahui secara keseluruhan responden. Dari jawaban responden yang

menjawab ya selalu ada evaluasi hanya sebanyak 7 orang (29,17%), responden

yang menjawab jarang sekali ada evaluasi sebanyak 10 orang (41,66%), dan yang

mengatakan tidak pernah ada evaluasi diklat sebanyak 7 orang (29,17%).

B.9. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Pengaruh Diklar pada Kinerja

Tabel 44. Jawaban Responden Apakah Diklat Berpengaruh pada Kinerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Sangat berpengaruh 3 13 39 54,17
2 Sedikit berpengaruh 2 10 20 41,66
3 Kurang berpengaruh 1 1 1 4,17
Jumlah 24 60 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa diklat yang diperoleh para

staff pegawai tidak mutlak mempengaruhi kinerja mereka. Dari jawaban

responden responden yang menjawab bahwa diklat sangat berpengaruh pada

kinerja sebanyak 13 orang (54,17%), sedikit berpengaruh sebanyak 10 orang

(41,66%), dan responden yang menjawab kurang berpengaruh sebanyak 1 orang

(4,17%).

ii. Kegiatan Non-Diklat

B.10. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Usaha Mengembangkan Diri

Sendiri Dengan Belajar Mandiri

Tabel 45. Jawaban Responden Mengenai Usaha Mengembangkan Diri Sendiri


Dengan Belajar Mandiri
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya, selalu berusaha 3 14 42 58,33
2 Jarang sekali 2 8 16 33,33
3 Tidak pernah 1 2 2 8,34
Jumlah 24 60 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak semua responden yang

memiliki kemauan melakukan usaha terus-menerus untuk mengembangkan diri

sendiri secara mandiri. Dari 24 responden yang menjawab ya selalu berusaha

sebanyak 14 orang (58,33%), resonden yang menjawab jarang sekali sebanyak 8

orang (33,33%), dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 2 orang (8,34%).

B.11. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Usaha Dinas Perhubungan

Memberi Kesempatan pada pegawai Mengembangkan Diri Melalui

Suatu Organisasi

Tabel 46. Jawaban Responden Mengenai Adanya Usaha Dinas Perhubungan


Memberi Kesempatan pada Pegawai Mengembangkan Diri Melalui
Suatu Organisasi
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Selalu 3 13 39 54,16
2 Jarang sekali 2 9 18 37,50
3 Tidak pernah 1 2 2 8,34
Jumlah 24 59 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa usaha dinas perhubungan

memberi kesempatan pada staff pegawai untuk mengembangkan dirinya melalui

suatu organisasi sudah ada. Karena dari jawaban responden yang menjawab selalu

diberi kesempatan sebanyak 13 orang (54,16%), yang menjawab jarang sekali ada

kesempatan sebanyak 9 orang (37,50%), dan responden yang mengatakan tidak

pernah ada kesempatan sebanyak 2 orang (8,34%).

B.12. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Mengembangkan Diri Secara

Mandiri Maupun melalui Organisasi Dapat Mempengaruhi Kinerja

Tabel 47. Jawaban Responden Apakah Mempengaruhi Kinerja Mengembangkan


Diri Secara Mandiri Maupun Melalui suatu Organisasi
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya mempengaruhi 3 16 48 66,66
2 Sedikit mempengaruhi 2 7 14 29,17
3 Kurang mempengaruhi 1 1 1 4,17
Jumlah 24 63 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mengembangkan diri secara

mandiri maupun melalui suatu organisasi cukup mempengaruhi sikap dan kinerja

para staff pegawai. Dari jawaban responden yang menjawab Ya mempengaruhi

sebanyak 16 orang (66,66%), responden yang menjawab sedikit mempengaruhi

sebanyak 7 orang (29,17%), dan responden yang menjawab tidak mempengaruhi

sebanyak 1 orang (4,17%).

iii. Tugas Belajar

B.13. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Frekuensi mengikuti Tugas Belajar

Tabel 48. Jawaban Responden Apakah Pernah Mengikuti Tugas Belajar


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Pernah lebih dari 1 kali 3 2 6 8,34
2 Pernah hanya 1 kali 2 5 10 20,83
3 Belum pernah 1 17 17 70,83
Jumlah 24 33 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar resonden

belum pernah mendapat tugas belajar. Karena sebanyak 17 orang (70,83%)

menjawab belum pernah mendapat tugas belajar, sementara yang pernah

mendapat tugas belajar hanya sekali sebanyak 5 orang (20,83%), dan yang

mendapat tugas belajar lebih dari satu kali sebanyak 2 orang (8,34%).

B.14. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Tugas Belajar Meningkatkan

Kinerja

Tabel 49. Jawaban Responden Apakah Mengikuti Tugas Belajar Meningkatkan


Kinerja
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya meningkat 3 17 51 70,83
2 Sedikit meningkat 2 6 12 25,00
3 Kurang meningkat 1 1 1 4,17
Jumlah 24 64 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tugas belajar dapat meningkatkan

kinerja responden. Dari jawaban responden yang menjawab bahwa dengan

mengikuti tugas belajar akan meningkatkan kinerjanya sebanyak 17 orang

(70,83%), dan yang menjawab sedikit meningkat sebanyak 6 orang (25,00%), dan

yang menjawab kurang meningkat sebanyak 1 orang (4,17%). Berarti dengan

adanya tugas belajar membantu meningkatkan kinerja pegawai.

iv. Promosi

B.15. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Frekuensi Mendapatkan Promosi

Tabel 50. Jawaban Responden Apakah Pernah Mendapatkan Promosi


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Pernah lebih dari 1 kali 3 0 0 0
2 Pernah hanya 1 kali 2 2 4 8,34
3 Belum pernah 1 22 22 91,66
Jumlah 24 26 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas dari responden

belum pernah mendapatkan promosi. Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian

besar resonden belum pernah mendapat promosi. Karena sebanyak 22 orang

(91,66%) menjawab belum pernah mendapat promosi, sementara yang pernah

mendapat promosi hanya sekali sebanyak 2 orang (8,34%).

B.16. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Promosi Berdasarkan Kinerja

Tabel 51. Jawaban Responden Mengenai Promosi Berdasarkan Kinerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya 3 10 30 41,67
2 Tidak 2 4 8 16,66
3 Kurang tahu 1 10 10 41,67
Jumlah 24 48 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa responden belum mengetahui

sepenuhnya dasar pemberian promosi. Dari jawaban responden yang menjawab

bahwa promosi diberikan berdasarkan kinerja sebanyak 10 orang(41,67%),

responden yang menjawab bahwa promosi diberikan tidak berdasarkan kinerja

sebanyak 4 orang (16,66%), dan responden yang mengatakan tidak mengetahui

promosi diberikan berdasarkan kinerja sebanyak 10 orang (41,67%).

B.17. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Promosi Mempengaruhi Kinerja

Tabel 52. Jawaban Responden Promosi Mempengaruhi Kinerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Berpengaruh 3 14 42 58,33
2 Sedikit berpengaruh 2 7 14 29,17
3 Kurang berpengaruh 1 3 3 12,50
Jumlah 24 59 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa promosi memiliki sedikit

banyak pengaruh dalam kinerja pegawai. Dari 24 responden yang menjawab

bahwa promosi berpengaruh pada kinerja sebanyak 14 orang (58,33%), yang

menjawab sedikit berpengaruh sebanyak 7 orang (29,17%), dan yang menjawab

kurang berpengaruh sebanya 3 orang (12,50%).

C. Tabulasi Jawaban Responden Staff Pegawai Untuk Variabel Y

i. Kualitas

C.1. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Perasaan senang pada hasil Kerja

Tabel 53. Jawaban Responden Mengenai Perasaan Senang pada Hasil Kerja
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya senang 3 10 30 41,67
2 Sedikit senang 2 13 26 54,16
3 Kurang senang 1 1 1 4,17
Jumlah 24 57 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kepuasan para responden

dalam melihat hasil pekerjaannya belum maksimal. Dari jawaban responden

hanya sebanyak 10 orang (41,67%) yang mengatakan merasa senang dengan hasil

kerjanya. Sedangkan yang menjawab sedikit senang dengan hasil kerjanya

sebanyak 13 orang (59,37%). dan responden yang menjawab kurang senang

dengan hasil kerjanya sebanyak 1 orang (4,17%).

C.2. Pendapat Staff Pegawai Tentang Mengalami Kendala dalam Kerja

Tabel 54. Jawaban Responden Apakah Pernah Mengalami Kendala Kerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Tidak pernah 3 6 18 25,00
2 Jarang sekali 2 13 26 54,16
3 Seringkali 1 5 5 20,84
Jumlah 24 51 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kendala kerja masih dialami

para responden. Dari 24 orang responden yang menjawab tidak pernah mengalami

kendala kerja sebanyak 6 orang (25%), yang menjawab jarang sekali mengalami

kendala kerja sebanyak 13 orang (54,16%), dan yang menjawab seringkali

mengalami kendala kerja sebanyak 5 orang (20,84%).

ii. Kuantitas

C.3. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Kemampuan Memperoleh Tanggung

Jawab yang Lebih Besar


Tabel 55. Jawaban Responden tentang Kemampuan Memperoleh Tanggung
Jawab yang Lebih Besar
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya mampu 3 9 27 37,50
2 Sedikit mampu 2 10 20 41,66
3 Belum mampu 1 5 5 20,84
Jumlah 24 52 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan keadaan sekarang

para responden belum cukup mampu untuk memperoleh tanggung jawab yang

lebih besar. Dari 24 orang responden yang menjawab Ya mampu sebanyak 9

orang (37,50%), yang menjawab sedikit mampu sebanyak 10 orang (41,66%), dan

yang menjawab kurang mampu sebanyak 5 orang (20,84%).

iii. Ketepatan Waktu

C.4. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Penundaan Menyelesaikan Tugas

Tabel 56. Jawaban Responden tentang Penundaan Menyelesaikan Tugas


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Tidak pernah 3 10 30 41,67
2 Pernah beberapa kali 2 13 26 54,16
3 Seringkali 1 1 1 4,17
Jumlah 24 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penundaan penyelesaian

pekerjaan masih terjadi. Dari 24 orang responden yang menjawab tidak pernah

menunda menyelesaikan pekerjaan sebanyak 10 orang (41,67%), sedangkan yang

menjawab pernah menunda beberapa kali sebanyak 13 orang (54,16%), dan

responden yang menjawab seringkali menunda pekerjaan 1 orang (4,17%).

C.5. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Kepatuhan pada Jam Kerja

Tabel 57. Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Peraturan Jam Kerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu patuh 3 11 33 45,84
2 Kadang patuh 2 13 26 54,16
3 Kurang patuh 1 0 0 0
Jumlah 24 59 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan pada jam-

jam kerja belum seratus persen diikuti. Dari 24 responden yang menjawab ya

selalu patuh sebanyak 11 orang (45,84%) dan responden yang menjawab kadang

patuh sebanyak 13 orang (54,16%).

iv. Kehadiran

C.6. Pendapat Staff Pegawai Mengenai kepatuhan Prosedur Kerja dalam

Hal Kehadiran

Tabel 58. Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Prosedur Kerja Dalam Hal
Kehadiran
No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu patuh 3 16 48 66,66
2 Kadang patuh 2 8 16 33,34
3 Kurang patuh 1 0 0 0
Jumlah 24 64 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan pada

kehadiran belum seratus persen dilaksanakan. Dari 24 responden yang menjawab

ya selalu patuh sebanyak 16 orang (66,66%) dan responden yang menjawab

kadang patuh sebanyak 8 orang (33,34%). Ketidakhadiran pegawai dapat terjadi

karena sesuatu hal yang beralasan bisa dikarenakan sakit atau hal yang lain.

v. Dampak Interpersonal

C.7. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Rasa Bangga dalam Bekerja

Tabel 59. Jawaban Responden Mengenai Rasa Bangga dalam Bekerja


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya bangga 3 19 57 79,17
2 Sedikit bangga 2 4 8 16,66
3 Kurang bangga 1 1 1 4,17
Jumlah 24 65 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ada rasa kebanggaan bekerja

pada Dinas perhubungan ini. Dengan adanya perasaan bangga maka semangat

bekerja pun meningkat. Dari 24 responden yang menjawab ya bangga dalam

bekerja sebanyak 19 orang (79,17%), dan responden yang menjawab sedikit

bangga sebanyak 4 orang (16,66%), sementara responden yang menjawab kurang

bangga sebanyak 1 orang (4,17%).

C.8. Pendapat Staff Pegawai Mengenai Menjaga Hubungan Personal

Tabel 60. Jawaban Responden Mengenai Menjaga Hubungan Personal


No. Keterangan Nilai Frekuensi Score Presentase
1 Ya selalu menjaga 3 17 51 70,83
2 Kadang menjaga 2 6 12 25,00
3 Kurang menjaga 1 1 1 4,17
Jumlah 24 64 100%
Sumber :Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hubungan personal yang

terbangun antara sesama rekan kerja dan antara mereka kepada atasannya masing-

masing ada saling menjaga hubungan personal. Namun masih ada terkadang

menciptakan suasana yang kurang menjaga hubungan yang baik. Dari jawaban

responden yang menjawab ya selalu menjaga sebanyak 17 orang (70,83%), dan

yang menjawab kadang menjaga sebanyak 6 orang (25,00%), sementara

responden yang mengatakan kurang menjaga hubungan sebanyak 1 orang

(4,17%).

4.3. Klasifikasi Data


Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pengembangan sumber daya

manusia terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan, terlebih

dahulu harus dilihat apakah ada pengaruh antara variabel X (pengembangan

sumber daya manusia) terhadap variabel Y ( kinerja pegawai).

Pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan

menggunakan rumus korelasi product moment, uji hipotesa dan perhitungan

koefisien determinasi. Kemudian untuk menguji hipotesis dilakukan uji

signifikansi. Selanjutnya untuk mengetahui besar pengaruh variabel X terhadap

variabel Y digunakan perhitungan koefisien determinasi. Beberapa rumus tersebut

telah dipaparkan pada BAB II. Namun sebelum masuk ke dalam analisa lebih

lanjut, nilai jawaban yang diberikan oleh responden akan diklasifikasikan terlebih

dahulu ke dalam kategori alternatif jawaban yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam penelitian ini etiap butir pertanyaan trdiri atas 3 alternatif jawaban

yaitu A, B, C. Maka untuk menentukan jarak interval dari kategori setiap variabel

digunakan rumus sebagai berikut :

I = Skor tertinggi – Skor terendah


Banyak Bilangan

= 3–1
3

= 0,66

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden

masing-masing variabel yaitu :

- Skor untuk kategori rendah = 1,00 – 1,66

- Skor untuk kategori sedang = 1,67 – 2,33

- Skor untuk kategori tinggi = 2,34 – 3,00


Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong rendah, sedang,

dan tinggi maka dari jumlah skor dari variabel akan ditentukan rata-ratanya

dengan membagi jumalah pertanyaan. dari hasil pembagian tersebut, maka akan

dapat diketahui jawaban responden termasuk dalam kategori yang mana.

4.3.1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (Variabel X)

Untuk mengetahui termasuk dalam kategori manakah variabel X dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 61. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk


Variabel X
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Tinggi 2,34 - 3,00 19 59,37
Sedang 1,67 - 2,33 13 40,63
Rendah 1,00 - 1,66 0 0
Jumlah 32 100%

Berdasarkan tabel kategori di atas maka dapat dilihat bahwa

pengembangan sumber daya manusia (variabel X) berada pada kategori tinggi,

karena jawaban 19 responden (59,37%) berada pada kategori tinggi, sedangkan

13 responden (40,63%) berada pada kategori sedang..

Pengembangan sumber daya manusia tergolong tinggi. Namun

persentasenya masih berada di level dasar kategori tinggi. Unsur-unsur yang

terdapat dalam pengembangan sumber daya manusia yang menjadi indikator

dalam penelitian ini dapat mempengaruhi kinerja pegawai namun tidak mutlak

mempengaruhinya. Pendidikan dan pelatihan, kegiatan non-diklat melalui belajar

secara mandiri maupun lewat suatu organisasi, pengikutsertaan pegawai dalam

tugas belajar, serta pemberian promosi belum tercapai dengan maksimal untuk

mengembangkan sumber daya manusia dinas perhubungan ini yaitu para

pegawainya.
4.3.2. Kinerja Pegawai (Variabel Y)

Tabel 62. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk


Variabel Y
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Tinggi 2,34 - 3,00 25 78,12
Sedang 1,67 - 2,33 7 21,88
Rendah 1,00 - 1,66 0 0
Jumlah 32 100%

Jika dilihat dari tabel kategori di atas, dapat diketahui bahwa kinerja

pegawai (variabel Y) berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari

jawaban 25 responden (78,12%) menjawab pada kategori tinggi. Sedangkan 7

responden (21,88%) menjawab pada kategori sedang. Hal tersebut membuktikan

di dalam Dinas Perhubungan Kota Medan dapat dikatakan bahwa para

pegawainya telah memperlihatkan kinerja yang tinggi.

4.3.3. Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja

Pegawai

Untuk membukt ikan kebenaran Hipotesa Alternatif dan mengetahui

adanya hubungan atau pengaruh antar dua variabel maka digunkan analisa

kuantitatif. Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan terdiri dari dua

tahap, yaitu :

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari responden, maka jika

diterapkan dalam rumus akan diperoleh hasil sebagai berikut :

N = 32 ∑XY = 26465

∑X = 1299 ∑X2 = 54113


∑Y = 644 ∑Y2 = 13154

Keseluruhan hasil tersebut dimasukkan ke dalam rumus korelasi product

moment, maka dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :

rxy = N. XY   X .Y 

[N. X 2   X 2 ][N. Y 2   Y

2 ]
rxy =
(32).(26465) – (1299).(644)
[32 54113  1299  ][32 13154 
2

6442
rxy = 846880 – 836550
[1731616 1687401][420928  414736]

rxy
= 10324
442156192

rxy = 10324
273779280

rxy = 10324
16546,2769

rxy = 0,624

Dengan hasil perhitungan diperoleh korelasi yang positif sebesar 0,624

antara variabel X dan variabel Y, dimana kenaikan variabel yang satu akan diikuti

dengan kenaikan variabel yang lainnya. Hubungan yang positif tersebut

mengartikan bahwa semakin baik pengembangan sumber daya manusia maka

akan semakin baik tingkat kinerja pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan.

untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel X dan Variabel Y, maka


tabel korelasi ditampilkan kembali sebagai berikut :

Tabel Interpretasi Korelasi Product Moment


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,339 Rendah
0,34 - 0,679 Sedang
0,68 - 1,000 Tinggi
Sumber : Sugiyono (2005 :149)

Dengan mengkonsultasikan r yang diperoleh dengan tabel pedoman

interpretasi di atas, maka dapat dilihat bahwa r = 0,624 berada pada interval

koefisien 0,34 – 0,679 Jadi tingkat hubungan/pengaruh antara variabel X dan

variabel Y berada pada kategori sedang. Berarti pengaruh antara pengembangan

sumber daya manusia (variabel X) dengan kinerja pegawai (variabel Y) berada

pada tingkat sedang. Maksudnya bahwa pengembangan sumber daya manusia

yang diterapkan di Dinas Perhubungan Kota Medan tidak cukup kuat (sedang)

pengaruhnya pada kinerja pegawai.

Dari nilai rxy yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel
korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak.

dari tabel nilai ”r” product moment, untuk n = 32, taraf kesalahan 5%, maka

harga r-tabel = 0,349. Ketentuannya bila r-hitung lebih kecil dari r-tabel (r-

hitung < r-tabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaiknya bila r-

hitung lebih besar dari r-tabel (r-hitung > r-tabel), maka Ha diterima. Ternyata

r-hitung lebih besar dari r-tabel (0,624 > 0,309). Dengan demikian koefisien

korelasi 0,624 tersebut signifikan. Artinya hasilnya akan sama bila diuji dengan

menggunakan cara lain yaitu dengan ”t” Test.

2. Uji Signifikansi/”t” Test

Untuk menguji signifikansi pengaruh/hubungan, apakah yang ditemukan

itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 32 orang, maka perlu diuji
signifikansinya. Untuk itu digunakan rumus uji signifikansi korelasi product

moment dengan menggunakan rumus ”t” Test, sebagai berikut :

thitung = r n2
1r2

thitung = 0,624 32  2

1 0,6242

thitung = 0,624 30
1 0,389376

thitung (0,624)(5,477)

=
0,610624

thitung 3,417648
0,7814
=

thitung = 4,374

Harga t-hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t-

tabel.Untuk kesalahan 5%uji dua fihak dan dk = n-2 = 30, maka diperoleh t-tabel

= 2,042. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :


Daerah Penerimaan Ha Daerah Penerimaan Ha

Daerah Penerimaan Ho

-4,374 -2,042 2,042 4,374

Gambar 4. Uji Signifikansi koefisien korelasi dengan uji dua fihak

Dari gambar di atas berlaku hipotesis statistik sebagai berikut :

Ho :μ = 0 (tidak ada hubungan)

Ha :μ = 0 (ada hubungan)

Berdasarkan perhitungan dan yang ditunjukkan pada gambar, maka

dinyatakan bahwa t-hitung jatuh pada daerah penerimaan Ha. maka dapat

dinyatakan hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan antara pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja

pegawai ditolak, dan hipotesis alternatif diterima. Jadi kesimpulannya koefisien

korelasi antara pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai

sebesar 4,374 adalah signifikan, artinya koefisien korelasi tersebut dapat diterima

dan dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi dimana sampel yang

32 orang diambil.

3. Koefisien Determinan

Penggunaan teknik analisa ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar

pengaruh antara variabel X dan variabel Y. dari hasil r (koefisien korelasi) di atas,

maka besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berikut :


D = (rxy)2 x 100%

= (0,624)2 x 100%

= 0,3897 x 100%

= 38,97%

Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh

antara variabel X (pengembangan sumber daya manusia) terhadap variabel Y

(kinerja pegawai) adalah sebesar 38,97%, sedangkan sisanya 61,03% dipengaruhi

oleh faktor lain diluar dari penelitian ini.

BAB V

ANALISA DATA

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari variabel bebas pada

tabel 61 menunjukkan bahwa pengembangan sumber daya manusia di Dinas

Perhubungan Kota Medan, berada pada kategori Tinggi yaitu sebesar 59,37%,

namun belum menggembirakan karena sisanya yaitu sebesar 40,63% menyatakan

bahwa pengembangan sumber daya manusia di Dinas Perhubungan masih Sedang.


Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator.

Pertama dari indikator pendidikan dan pelatihan (diklat), partisipasi

pegawai dalam mengikuti diklat belum maksimal. Jenis dan jenjang diklat yang

diikuti masih berkisar pada diklat prajabatan, dengan frekuensi 1-3 kali. Tentunya

dengan mendapat diklat lebih banyak akan berbeda kemampuan dan

pengetahuannya daripada pegawai yang sedikit mendapat diklat. Sesuai dengan

pendapat Sulistiyani35 bahwa semakin sering seorang pegawai mengikuti diklat

maka dia mempunyai kesempatan dan peluang untuk mencapai pengembangan

diri yang lebih tinggi dalam mempersiapkan pengembangan karirnya.

Dengan adanya diklat ini diharapkan terjadi perubahan pengetahuan,

kemampuan dan sikap dalam bekerja. Tabel 8 menunjukkan bahwa responden

pejabat struktural telah terjadi perubahan positif yaitu pengetahuan, kemampuan

dan sikap mereka dalam bekerja sangat meningkat. Namun tabel 38 responden

staff pegawai masih merasakan sedikit peningkatan. Berarti harapan itu belum

sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Moekijat36 bahwa tujuan diadakannya

diklat adalah untuk mengembangkan keahlian agar pekerjaan dapat diselesaikan

dengan cepat, mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan diselesaikan

secara rasional, dan mengembangkan sikap untuk menimbulkan kemauan kerja

sama antara rekan-rekan pegawai dengan manajemen (pimpinan).

Tenaga pelatih dalam pendidikan dan pelatihan telah berkualifikasi

memadai. Sesuai dengan pendapat responden pada tabel 9 dan 39. Hal ini

35
Sulistiyani, Ambar T, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, teori dan Pengembangan
dalam Konteks Organisasi Publik, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003, Hal.228
36
Moekijat, 1991, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Mandar Maju, Bandung,
hal: 38.
didukung oleh Notoadmodjo37 bahwa tenaga pelatih atau instruktur harus

profesional dalam keguruannya, oleh sebab itu seorang guru dituntut lebih kreatif

agar dapat menciptakan pengalaman belajar yang sesuai dengan tuntutan peserta

pendidikan dan pelatihan.

Materi pendidikan dan pelatihan harus sesuai dengan kebutuhan pegawai

khususnya tentang permasalahan yang dihadapi. Dari tabel 10 dan 40 terlihat

bahwa baik responden pejabat struktural maupun staff pegawai mengatakan

bahwa materi diklat telah sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini didukung oleh

Sulistiyani38 bahwa materi diklat yang diberikan pada pegawai seharusnya

disesuaikan dengan kebutuhan teknis pegawai yang telah tercermin pada analisis

kebutuhan pegawai. Organisasi yang menerapkan program diklat tanpa melakukan

penilaian kebutuhan kemungkinan akan banyak melakukan kesalahan dan gagal

menyelenggarakan programnya.

Kurikulum dan metode diklat merupakan hal penting dalam mencapai

tujuan diklat. Pada tabel 11 dan 12 responden pejabat struktural 75% mengatakan

bahwa kurikulum telah sesuai dengan kompetensi jabatan dan metode sesuai

dengan kebutuhan praktis dan pengembangan diri mereka. Tabel 41 dan 42

responden staff pegawai untuk kurikulum diklat 41,66% mengatakan sesuai,

sedangkan untuk metode diklat sebesar 58,33%. Berarti kurikulum dan metode

diklat yang diterima oleh responden staff pegawai belum sesuai dengan apa yang

didasarkan LAN dan DEPDAGRI 39, bahwa kurikulum diklat mengacu pada

37
Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, 2003, Pengembangan sumber Daya Manusia, Rineka Cipta,
Jakarta, hal: 107
38
Sulistiyani, Ambar T, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, teori dan Pengembangan
dalam Konteks Organisasi Publik, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003, hal: 180.
39
LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 2 Pengembangan Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri
Sipil, Diklat Teknis Manajemen Sumber Daya Manusia,.Jakarta, hal: 18
standar kompetensi jabatan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum Diklat

dilakukan dengan melibatkan pengguna lulusan, penyelenggara Diklat, peserta

dan alumni Diklat, serta unsur lain. Kurikulum Diklat Prajabatan dan Diklatpim

ditetapkan oleh LAN (Lembaga Administrasi Negara). Metode diklat yang

dipergunakan dalam proses belajar-mengajar disusun sesuai dengan tujuan

program Diklat bagi orang dewasa. Tapi kenyataannya kurikulum dan metode

diklat belum cukup sesuai dengan apa yang diperoleh oleh responden sataff

pegawai.

Ukuran untuk mengetahui seberapa pentingnya diklat adalah dengan

melakukan evaluasi. Pada tabel 13 responden pejabat struktural sebanyak 62,5%

mengatakan bahwa selalu ada evaluasi setiap diklat selesai dilaksanakan. Namun

pada tabel 43 responden staff pegawai hanya 29,17% yang mengatakan evaluasi

diklat selalu dilakukan. Kenyataan yang terjadi pada responden staff pegawai

kurang sesuai dengan pendapat Notoadmodjo40 bahwa pendidikan apapun bentuk

dan tingkatnya pada akhirnya menuju kepada suatu perubahan perilaku baik

individu, kelompok maupun masyarakat. Seberapa jauh perubahan atau

peningkatan kemampuan itu terjadi diperlukan suatu mekanisme pengukuran.

Pengukuran itulah yang dinamakan evaluasi.

Pendidikan dan pelatihan adalah upaya mengembangkan sumber daya

manusia terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian

manusia. Pada tabel 14 responden pejabat struktural mengatakan bahwa diklat

sangat berpengaruh pada kinerja mereka dengan persentase 87,5%. Pada tabel 44

responden staff pegawai mengatakan diklat sangat berpengaruh pada kinerja


sebesar 54,17%. Sesuai dengan tujuan awal dari dilksanakannya Diklat yaitu

untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan sikap pegawai dalam

mengatasi segala permasalahan dalam tugasnya, maka dengan mengikuti diklat

sedikit banyak membawa pengaruh dan perubahan pada diri pegawai tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Thoha41, bahwa para pegawai yang mengikuti

diklat akan mengalami perubahan dalam kegiatan kerja (berkinerja) karena pada

umumnya wawasan dan pengetahuan mereka bertambah serta sudah memiliki

kerangka kerja di masa mendatang.

Indikator kedua ialah kegiatan non-Diklat. Kegiatan ini dapat ditempuh

dengan cara belajar sendiri secara mandiri mapun melalui suatu instansi di luar

organisasi. Pada tabel 15 semua responden pejabat struktural selalu berusaha

untuk mengembangkan diri dengan usaha sendiri. Tabel 45 responden staff

pegawai hanya sebesar 58,33% yang berusaha sendiri. Sedangkan pengembangan

melalui suatu instansi, pada tabel 16 responden pejabat struktural sebesar 62,5%

mengatakan bahwa Dinas Perhubungan selalu berusaha memberikan kesempatan

kepada pegawai. Pada tabel 46 responden staff pegawai sebesar 54,16%

mengatakan hal yang sama. Belum semua pegawai mempunyai kesadaran sendiri

untuk mencari usaha mengembangkan dirinya. Tidak seperti motto yang terdapat
42
pada LAN dan DEPDAGRI bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan

terus-menerus selama hidup. Ketika seseorang mengalami kegagalan maupun

kesuksesan akan senantiasa belajar agar kegagalannya pada masa lalu berubah

sukses di masa depan, dan kesuksesan yang telah diraih dapat lebih ditingkatkan

40
Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, 2003, Pengembangan sumber Daya Manusia, Rineka Cipta,
41
Jakarta, hal: 81
Thoha, Miftah, 2005, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Kencana, Jakarta, hal: 70.
lagi di masa yang akan datang. Dalam hal ini tidak semua pegawai pernah

mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang diorganisasir oleh

instansi lain di luar Dinas Perhubungan. Kegiatan non-diklat ini penting untuk

menambah pengalaman belajar kepada pegawai. Karena pengalaman adalah guru

yang terbaik. Belajar dari pengalaman sendiri maupun dari pengalaman orang lain

yang telah sukses.

Indikator ketiga adalah tugas belajar. Pada tabel 18 bahwa ada 25 %

responden pejabat struktural belum pernah mengikuti tugas belajar. Sedangkan

pada tabel 48 terdapat 70,83% responden staff pegawai yang mengatakan belum

pernah ikut tugas belajar dari Dinas perhubungan ini. Berarti sebagian besar

responden staf pegawai belum memenuhi syarat untuk diikutsertakan dalam tugas

belajar. Di dalam LAN dan DEPDAGRI43 seleksi pegawai yang mendapatkan

tugas belajar ditunjuk oleh Kepala Dinas dengan memperhatikan persyaratan yang

diperlukan untuk mengikuti tugas belajar yaitu pegawai yang menunjukkan

semangat; minat dan potensi untuk pengembangan prestasi kerjanya; latar

belakang pendidikan formal dan diklat yang diikuti; batas usia pensiun minimal 5

tahun; pengetahuan akademik yang dimiliki sesuai dengan kurikulum pendidikan

yang akan diikutinya; serta kesiapan mental dan fisik. Namun pegawai sering

terkendala mengikuti tugas belajar karena pembiayaannya ada dua yaitu dari

pemerintah (ikatan dinas) dan biaya pribadi. Tugas belajar dari biaya pemerintah

(ikatan dinas) diserahkan penunjukannya kepada Kepala Dinas, sehingga hanya

sedikit yang akan mendapat kesempatan. Sedangkan dari biaya sendiri ditujukan

bagi pegawai dengan tingkat pendidikan minimal Pasca Sarjana (S2) dan

42
Sama dengan catatan kaki No.39, hal: 26
golongan III/C. Pengaruhnya pada kinerja dilihat pada tabel 19 responden pejabat

struktural, 87,5% mengatakan bahwa dengan adanya tugas belajar tentu akan

meningkatkan kinerja pegawai. Sedangkan pada tabel 49 responden staff pegawai,

70,83% juga sependapat. Dalam hal ini baik responden pejabat maupun staff

pegawai telah sependapat bahwa dengan keikutsertaan pegawai dalam tugas

belajar juga akan menambah pengalaman belajar pegawai tersebut dan mampu

meningkatkan kinerja mereka.

Indikator keempat adalah promosi. Sebagian besar resonden staff pegawai

belum pernah mendapat promosi. Hal ini terjadi karena proses seorang pegawai

mendapat promosi jabatan ialah pertama-tama Kepala Dinas memilih pegawai-

pegawai yang telah dianggap punya kompetensi, yang kemudian akan diajukan ke

pemerintah kota, dan pemerintah kota yang menentukan seseorang itu

dipromosikan, bukan kepala dinas. Kepala dinas hanya menunjuk siapa yang

dianggap mampu dari kantornya. Untuk itu belum tentu seseorang itu

mendapatkan jabatan langsung. Promosi diberikan berdasarkan kinerja. Hal ini

didukung oleh pendapat Thoha44 bahwa dasar promosi bagi pengangkatan pejabat

antara lain adalah prestasi kerja. Namun kenyataan pada hasil penelitian,

responden staff pegawai ada yang belum mengetahui dasar pemberian promosi.

Pengaruh promosi pada kinerja dapat dilihat pada tabel 22 responden pejabat

struktural 75%, dan tabel 52 responden staff pegawai 58,33% mengatakan bahwa

promosi mempengaruhi kinerja mereka. Promosi adalah pengangkatan pegawai

pada tingkat dan kedudukan yang lebih tinggi dan lebih baik dalam arti

43
Sama dengan catatan kaki No.39, hal: 11.
44
Thoha, Miftah, 2005, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Kencana, Jakarta, hal: 57.
kepangkatan (kenaikan pangkat) maupun jabatan.45 Belum seluruhnya pegawai

meyakini bahwa kinerja mereka merupakan dasar pemberian promosi, namun

kenyataannya dengan adanya promosi dapat mempengaruhi kinerja mereka.

Pada hasil penelitian terhadap variabel terikat menunjukkan bahwa Kinerja

pegawai berada pada kategori tinggi yaitu 78,12% (tabel 62).

Indikator pertama yaitu kualitas. Pada tabel 23 dan 53 terlihat bahwa hasil

pekerjaan yang ditunjukkan oleh para pegawai belum cukup maksimal. Karena

mereka merasa belum cukup senang pada hasil pekerjaan mereka. Ketika hasil

kerja yang telah dicapai telah cukup baik, maka pada akhirnya akan

mendatangkan rasa puas dalam diri pegawai bahkan semakin bergiat untuk

mencapai hasil yang lebih baik lagi. Sebaliknya jika pegawai hanya merasa sedikit

senang dengan kualitas kerjanya, maka akan membawa pengaruh buruk pada

tugas selanjutnya. Karena tidak merasa cukup bahagia untuk sungguh-sungguh

bekerja mencapai hasil terbaik. Pada tabel 24 terlihat bahwa responden pejabat

struktural tekadang masih mengalami kendala dalam bekerja. Pada tabel 54

responden staff pegawai sebesar 20,84% bahkan mengalami kendala kerja dengan

frekuensi seringkali terkendala. Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa

sebagai manusia biasa para pegawai dapat dimaklumi akan berhadapan dengan

kendala-kendala dalam bekerja. Namun tidak bisa juga terlalu pasrah pada

kenyataan itu. Karena pada saat pendidikan dan pelatihan diadakan, pegawai

diberikan kesempatan belajar dengan praktek-praktek usaha mengatasi persoalan

yang dihadapi. Di situlah para pegawai ditempa menjadi orang-orang yang siap

bertugas dalam keadaan apapun.

45
LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 1 Manajemen Sumber Daya Manusia, Diklat Teknis
Indikator kinerja yang kedua adalah kuantitas. Pada saat pegawai telah

merasa cukup mampu dengan kualitas yang dimilikinya, maka akan muncul

keinginan untuk mendapatkan porsi tanggung jawab yang lebih besar dari

sebelumnya. Pada tabel 25 responden pejabat struktural sudah merasa mampu

mendapat tangung jawab lebih besar. Sedangkan pada tabel 55 responden staff

pegawai sadar akan kekurangmampuan mereka. Maka dalam hal ini dapat

dikatakan bahwa responden saff pegawai masih merasa belum cukup dengan

bekal pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimilikinya. Di satu sisi

pengenalan diri diperlukan sebelum menyatakan diri sanggup mengemban tugas

yang lebih besar. Karena kompetensi pada suatu tanggung jawab berbeda-beda

kapasitasnya dengan berbagai resiko yang mengikutinya.

Indikator kinerja yang ketiga adalah ketepatan waktu. Pada tabel 26 dapat

dilihat bahwa semua responden pejabat struktural tidak pernah melakukan

penundaan untuk menyelesaikan pekerjaan. Pada tabel 56 ada sebanyak 54,16%

responden staff pegawai yang beberapa kali menunda waktu. Penundaan akan

membuat pekerjaan bertumpuk. Akibatnya waktu untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan menjadi bertambah. Pada waktu menyelesaikan pekerjaan yang

tertunda, kemudian datang lagi pekerjaan yang baru, maka dapat dipastikan

pegawai itu akan menjadi kewalahan. Maka kerja lembur menjadi pilihan sebagai

jalan keluarnya. Pemakaian waktu dengan baik tanpa menunda penyelesaian

sebuah pekerjaan adalah bakti pada organisasi dan masyarakat yang dilayaninya.

Kepatuhan pegawai pada jam-jam kerja dapat dilihat pada tabel 27 bahwa pejabat

struktural sudah patuh. Sementara pada tabel 57 ada sebesar 45,84% yang selalu

Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,.Jakarta, hal : 22


patuh, dan 55,16% yang kadang patuh. Peraturan tentang kepatuhan pegawai pada

jam-jam kerja telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah No.30/1980 tentang

Peraturan Disiplin PNS, Pasal 2 (k) yang berbunyi : ”Mentaati ketentuan jam

kerja”. Dan hukuman bagi yang tidak patuh adalah sanksi teguran secara lisan

maupun tertulis. Jam-jam kerja yang harus dipatuhi sudah jelas yaitu hadir di

kantor dari pukul 08.00 WIB sampai berakhirnya pukul 16.00 setiap hari kerja,

Senin sampai Sabtu, tapi khusus di hari Sabtu kantor tetap dibuka namun tidak

memberikan pelayanan masyarakat. Dan jam istirahat siang adalah pukul 12.00

WIB hingga 13.00 WIB. Meskipun jam-jam kerja telah diatur dengan jelas,

namun ada juga beberapa pegawai yang tidak berada di tempatnya pada saat jam

kerja sesuai dengan observasi peneliti selama melakukan penelitian.

Indikator kinerja yang keempat adalah kepatuhan pegawai pada prosedur

kerja dalam hal kehadiran setiap hari kerja. Pada tabel 28 semua responden

pejabat struktural patuh pada prosedur dengan selalu hadir setiap harinya.

Sementara pada tabel 58 rsponden staff pegawai terdapat 66,66% yang selalu

hadir, dan 33,34% kadang mematuhi dengan ketentuan beberapa kali pernah tidak

masuk kerja. Apabila pegawai selalu menghadiri setiap hari kerja, maka paling

tidak dalam laporan daftar kehadiran yang tertulis dalam DP3 (Daftar Penilaian

Pelaksanaan PNS) akan tercatat bahwa pegawai tersebut aktif. DP3 merupakan

laporan penilaian kinerja pegawai yang dibuat setiap bulannya oleh atasan

langsung masing-masing pegawai. Bila yang dinilai adalah staff , maka atasan

langsung yang menilainya adalah Kepala Seksi, bila yang dinilai itu Kepala Seksi

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
atasan langsung penilainya adalah Kepala Sub Dinas, dan bila yang dinilai adalah

Kepala Sub Dinas, maka atasan langsung penilainya adalah Kepala Dinas.

Indikator kinerja yang kelima adalah hubungan interpersonal. Dalam

melaksanakan pekerjaan takkan terlepas dari kerja sama yang mungkin dilakukan.

Dan untuk itu diperlukan adanya hubungan komunikasi yang baik di antara

sesama pegawai. Pada tabel 29 dan 59 dapat dilihat bahwa baik responden pejabat

struktural maupun staff pegawai telah memiliki rasa kebanggaan untuk bekerja di

Dinas Perhubungan ini. Dengan adanya rasa bangga maka perasaan saling

memiliki dan perasaan menjadi satu keluarga yang saling membutuhkan akan

terjalin dengan kompak. Maka kerja sama yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

organisasi akan lebih mudah dilakukan. Kemudian pada tabel 30 dan 50 dapat

dilihat bahwa baik menurut responden pejabat struktural maupun responden staff

pegawai sudah menjaga hubungan personal yang baik di antara sesama pegawai,

baik antara sesama bawahan, bawahan kepada atasan, maupun antara atasan

dengan atasan. Sesuai dengan pendapat Mangkunegara46 dengan membangun

saling percaya, saling mendukung, saling bersedia dengan komitmen tinggi

merupakan kunci keberhasilan organisasi.

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Dinas Perhubungan

Kota Medan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
1. Secara keseluruhan dari tabel-tabel data yang didapatkan dari penyebaran

kuesioner kepada pejabat struktural maupun kepada staff pegawai Dinas

Perhubungan Kota Medan dikategorikan tinggi. Berdasarkan tabel

rekapitulasi variabel X menunjukkan bahwa pengembangan sumber daya

manusia pada Dinas Perhubungan Kota Medan yang terdiri dari indikator

pendidikan dan pelatihan (diklat), kegiatan non-diklat, tugas belajar dan

promosi berada pada kategori tinggi dengan persentase 59,37% (tabel 61)

yang berarti bahwa pengembangan sumber daya manusia pada Dinas

Perhubungan sudah tinggi.

2. Berdasarkan tabel rekapitulasi variabel Y menunjukkan bahwa kinerja

pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan juga berada pada kategori tinggi

dengan persentase 78,12% (tabel 62). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja

pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan sudah berada pada kategori yang

baik dan memuaskan.

3. Berdasarkan analisa korelasi product moment diketahui bahwa terdapat

pengaruh positif antara Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap

Kinerja Pegawai dengan korelasi sebesar 0.624. Berdasarkan interpretasi

tersebut maka Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap

Kinerja Pegawai pada kategori sedang. Dari r-hitung yang diperoleh

sebesar 0.624 bila dibandingkan dengna r-tabel sebesar 0.349, maka

didapat r-hitung lebih besar dari r-tabel (0,624>0,349). Dengan demikian

hal ini memperlihatkan bahwa koefisien korelasi adalah signifikan dan

hipotesa alternatif yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.

46
DR. A.A. Anwar Prabu mangkunegara, 2003, Perencanaan &Pengembangan SDM, Refika
4. Berdasarkan hasil uji ”t”, diperoleh t-hitung sebesar 4,374. Selanjutnya

harga t-hitung tersebut dibandingkan dengna harga t-tabel dengan tingkat

kesalahan 5% dan dk=30, maka diperoleh t-tabel sebesar 2,042. Dengan

demikian dapat dilihat bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,374 >

2,042) dan t-hitung berada pada daerah Ha (Hipotesa Alternatif). Jadi

kesimpulannya koefisien korelasi antara pengembangan sumber daya

manusia terhadap kinerja pegawai sebesar 4,374 adalah signifikan dan

Hipotesa Alternatif diterima, artinya koefisien tersebut dapat diterima dan

dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi dimana sampel

yang 32 orang diambil.

5. Dan berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh bahwa

terdapat pengaruh Pengembangan Sumber Daya manusia terhadap Kinerja

Pegawai yakni sebesar 38,97%. Dan sisanya sebesar 61,03% dipengaruhi

oleh faktor lain di luar dari penelitian ini.

6.2. Saran

1. Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu corong

pembangunan manusia bagi tersedianya sumber daya aparatur pemerintah

yang bermutu. Untuk itu perlu adanya perencanaan peningkatan

pengetahuan, kemampuan dan sikap pegawai secara berkala terus-menerus

dan berkesinambungan, disesuaikan kebutuhan kekinian pegawai sehingga

para pegawai akan dapat menguasai bidang pekerjaannya. Di samping

untuk regenerasi bagi pegawai yang akan memasuki masa purna tugas.

Aditama, Bandung, hal : 169


Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2. Perlu penempatan pegawai pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan

bidang kemampuannya untuk mendorong pegawai mencapai kinerjanya

lebih baik, dengan demikian kepuasan pegawai akan tercapai dan tidak

menunda penyelesaian tugas dan dapat meningkatkan kinerjanya sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki.

3. Bagi peneliti yang akan meneliti pada permasalahan yang sejenis

diharapkan memasukkan variabel lain diluar variabel yang sudah ada

dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur Penelititan, Jakarta : Kencana.

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Bungin, Burhan, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif: komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya,
Jakarta :Kencana.

Fathoni, Abdurrahman, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :


Rineka Cipta.

LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 1 Manajemen Sumber Daya Manusia,


Diklat Teknis Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia,.Jakarta

, 2007, Modul 2 Pengembangan Sumber Daya Manusia


Pegawai Negeri Sipil, Diklat Teknis Manajemen Sumber Daya
Manusia,.Jakarta

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2003, Perencanaan dan Pengembangan Sumber


Daya Manusia, Bandung : Reflika Diatama.

Moekijat, 1991, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung:


Mandar Maju.

Moenir, A.S., 1993, Manajemen Personalia, Jakarta : Rineka Cipta.

Nawawi, H. Hadari, 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta :


Gadjah Mada University Press.

Notoatmodjo, Prof.Dr. Soekidjo, 2003. Pengembangan sumber Daya Manusia,


Jakarta : Rineka Cipta.

Sastradipoera, Komaruddin, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia : suatu


pendekatan fungsi operatif. Bandung : Kappa-Sigma.

Shadily, Hasan, 1993, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta : Rineka


Cipta.

Simamora, Bilson, 2003, Penilaian Kinerja dalam Manajemen Perusahaan,


Jakarta : Gramedia Pustaka.

Singarimbun, Masri, dkk, 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta :

LP3ES. Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: PT

Alfabeta.

Sulistiyani, Ambar T & Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia:


Konsep, teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi
Publik, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suprihanto, John, 2001, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan,
Yogyakarta : BPFE.
Thoha, Miftah, 2005, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Jakarta :
Kencana.

Tim Dosen Administrasi IKIP Malang,1990, Pegawai dan Administrasi, Malang.

Peraturan-Peraturan

Keputusan Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2002, tentang Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Perhubungan

PP No. 101 Tahun 2000 dan Keppres No. 5 Tahun 1996, tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan

Jurnal

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2005, Malang : FISIP Press.

Web Site

http://www.pemkomedan.go.id/dis_phb.php.htm
Kepada Yth,

Kegiatan Tugas Rata-


No. Pendidikan dan Pelatihan Promosi
Non-Diklat Belajar Jumlah Rata
Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 44 2,58
2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 38 2,23
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 3
4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 47 2,76
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 49 2,88
6 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 43 2,53
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 3
8 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 2,94
9 2 2 2 3 2 2 3 1 3 3 3 3 1 3 1 1 3 38 2,23
10 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 2 1 3 3 31 1,82
11 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 3 3 1 3 1 1 3 31 1,82
12 3 2 1 3 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 31 1,82
13 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 41 2,41
14 2 3 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 1 3 1 2 3 40 2,35
15 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 1 3 3 41 2,41
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 48 2,82
17 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 29 1,70
18 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 1 2 2 36 2,11
19 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 46 2,70
20 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 1 3 2 41 2,41
21 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 1 1 2 39 2,29
22 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 44 2,58
23 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 1 2 31 1,82
24 3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 2 1 1 3 1 3 3 39 2,29
25 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 29 1,70
26 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 1 3 3 41 2,41
27 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 3 33 1,94
28 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 38 2,23
29 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 1 3 3 42 2,47
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 48 2,82
31 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 47 2,76
32 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 2 42 2,47
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan STumObTerADLaya Manusia Terhadap Kinerja i K1as2u9s 76,32
Pegawai (Stud 9

Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.


USU Repository © 2009
Bapak/Ibu Pegawai Dinas Perhubungan Kota

Medan Di

Medan

Dengan hormat,

Sehubungan dengn penelitian yang saya lakukan di Dinas Perhubungan

Kota Medan dan mengambil judul “ Pengaruh Pengembangan Sumber Daya

Manusia terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan”, maka

dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat mengisi angket tersebut

di bawah ini. Semua pertanyaan yang diajukan bukan merupakan penilaian

terhadap kinerja Bapak/Ibu sekalian.

Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Penulis,

Sahat Siregar
NIM 040903065

DAFTAR PERTANYAAN

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan ini dengan baik
2. Berilah tanda (X) pada salah satu alternative jawaban yang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.

A. Identitas Responden
1. No Responden : (diisi oleh peneliti)
2. Jenis Kelamin : a. Pria
b. Wanita
3. Usia : tahun
4. Pendidikan Terakhir : a. SLTA/ SMA
b. Diploma I (D1)
c. Sarjana Muda (D3)
d. Sarjana (S1)
e. Pasca Sarjana (S2)
f. Tingkat Doktor (S3)

5. Golongan :
6. Jabatan :
7. Lama Bekerja : tahun

B. Variabel X: Pengembangan

SDM Pendidikan dan Pelatihan

(Diklat)
1. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikut i diklat ?
a. Pernah lebih dari 3 kali
b. Pernah antara 1 sampai 3 kali
c. Belum pernah

2. Jenis dan jenjang diklat apa yang pernah Bapak/Ibu ikuti ?


a. Diklat dalam Jabatan dan Diklat pra Jabatan
b. Diklat Pra Jabatan
c. Tidak tahu

3. Dengan mengikuti diklat, apakah pengetahuan, kemampuan, dan sikap


Bapak/Ibu dalam bekerja meningkat ?
a. Sangat meningkat
b. Sedikit meningkat
c. Tidak meningkat

4. Apakah tenaga pelatih diklat berkualifikasi memadai dan berpengalaman


sehingga mampu memberikan materi yang dengan mudah dipahami oleh
peserta diklat ?
a. Ya berkualifikasi
b. Kurang berkualifikasi
c. Tidak berkualifikasi
5. Apakah materi diklat disesuaikan dengan kebutuhan dinas dan kebutuhan
pegawai dari segi latar belakang teknis tentang permasalahan yang dihadapi ?
a. Sesuai
b. Sedikit sesuai
c. Tidak sesuai

6. Apakah kurikulum diklat sesuai dengan kompetensi jabatan Bapak/Ibu ?


a. Sesuai
b. Sedikit sesuai
c. Kurang sesuai

7. Menurut Bapak/ibu, apakah metode diklat yang diberikan sesuai kebutuhan


praktis dan pengembangan diri Bapak/Ibu ?
a. Sesuai
b. Sedikit sesuai
c. Kurang sesuai

8. Apakah perubahan-perubahan pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang


Bapak/Ibu dapatkan selama diklat pernah dievaluasi dalam rangka
pengembangan potensi Bapak/Ibu maupun penempatan promosi ?
a. Ya selalu
b. Jarang sekali
c. Tidak pernah

9. Menurut Bapak/ibu, apakah diklat mempengaruhi kinerja pegawai ?


a. Sangat berpengaruh
b. Sedikit berpengaruh
c. Kurang berpengaruh

Kegiatan non-Diklat
10. Apakah Bapak/Ibu selalu berusaha untuk mengembangkan diri sendiri dengan
belajar secara mandiri berupa membaca buku teks, referensi, menonton acara
pendidikan dan pelatihan melalui TV, dan menulis artikel ?
a. Ya, selalu berusaha
b. Jarang sekali
c. Tidak pernah

11. Apakah Dinas perhubungan selalu memberikan kesempatan pada pegawainya


mengembangkan diri melalui suatu organisasi berupa acara seminar,
lokakarya, pameran, semiloka dan juga studi banding ?
a. Selalu
b. Jarang sekali
c. Tidak pernah

12. Menurut Bapak/Ibu, apakah mengembangkan diri dengan belajar mandiri


maupun belajar melalui suatu organisasi dapat mempengaruhi sikap dan
kinerja pegawai ?
a. Ya mempengaruhi
b. Sedikit mempengaruhi
c. Kurang mempengaruhi

Tugas Belajar
13. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti tugas belajar untuk peningkatan kualitas
kompetensi sesuai dengan persyaratan jabatan ?
a. Pernah lebih dari 1 kali
b. Pernah hanya 1 kali
c. Belum pernah

14. Menurut Bapak/Ibu, apakah dengan mengikuti tugas belajar dapat


meningkatkan kinerja pegawai ?
a. Ya meningkat
b. Sedikit meningkat
c. Kurang meningkat

Promosi
15. Apakah Bapak/ibu pernah mendapatkan promosi jabatan ?
a. Pernah lebih dari 1 kali
b. Pernah hanya 1 kali
c. Belum pernah

16. Apakah promosi diberikan berdasarkan kinerja ?


a. Ya
b. Tidak
c. Kurang tahu

17. Apakah promosi mempengaruhi kinerja Bapak/Ibu ?


a. Berpengaruh
b. Sedikit berpengaruh
c. Kurang berpengaruh

C. Variabel Y : Kinerja

Pegawai Kualitas
18. Apakah Bapak/Ibu merasa senang dan selalu puas dengan hasil kerja yang
telah dicapai ?
a. Ya senang
b. Sedikit senang
c. Kurang senang

19. Apakah Bapak/Ibu pernah mengalami kendala dalam mengerjakan tugas


pelayanan publik ?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Seringkali
Kuantitas
20. Apakah dengan keadaan sekarang ini, Bapak/Ibu merasa mampu memperoleh
tanggung jawab yang lebih besar dengan jumlah tugas yang lebih banyak ?
a. Ya mampu
b. Sedikit mampu
c. Belum mampu

Ketepatan Waktu
21. Apakah Bapak/Ibu pernah menunda menyelesaikan tugas ?
a. Tidak pernah
b. Pernah beberapa kali
c. Seringkali

22. Apakah Bapak/Ibu selalu mematuhi peraturan jam-jam kerja ?


a. Ya selalu patuh
b. Kadang patuh
c. Kurang patuh

Kehadiran
23. Apakah Bapak/Ibu selalu mematuhi prosedur kerja yang ditetapkan dengan
menghadiri setiap pekerjaan ?
a. Ya selalu patuh
b. Kadang patuh
c. Kurang patuh

Dampak Interpersonal
24. Apakah Bapak/Ibu merasa bangga bekerja di dinas perhubungan ini ?
a. Ya bangga
b. Sedikit bangga
c. Kurang bangga

25. Apakah diantara rekan kerja, bawahan dengan atasan maupun atasan kepada
bawahan selalu menjaga hubungan personal dengan baik di kantor maupun di
luar kantor?
a. Ya selalu menjaga
b. Kadang menjaga
c. Kurang menjaga

***TERIMA KASIH ***


VARIABEL X (PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSI

Kegiatan Tugas Rata-


No. Pendidikan dan Pelatihan Promosi
Non-Diklat Belajar Jumlah Rata
Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 44 2,58
2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 38 2,23
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 3
4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 47 2,76
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 49 2,88
6 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 43 2,53
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 3
8 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 2,94
9 2 2 2 3 2 2 3 1 3 3 3 3 1 3 1 1 3 38 2,23
10 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 2 1 3 3 31 1,82
11 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 3 3 1 3 1 1 3 31 1,82
12 3 2 1 3 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 31 1,82
13 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 41 2,41
14 2 3 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 1 3 1 2 3 40 2,35
15 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 1 3 3 41 2,41
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 48 2,82
17 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 29 1,70
18 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 1 2 2 36 2,11
19 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 46 2,70
20 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 1 3 2 41 2,41
21 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 1 1 2 39 2,29
22 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 44 2,58
23 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 1 2 31 1,82
24 3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 2 1 1 3 1 3 3 39 2,29
25 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 29 1,70
26 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 1 3 3 41 2,41
27 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 3 33 1,94
28 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 38 2,23
29 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 1 3 3 42 2,47
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 48 2,82
31 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 47 2,76
32 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 2 42 2,47
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan STumObTerADLaya Manusia Terhadap Kinerja i K1as2u9s 76,32
Pegawai (Stud 9

Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.


USU Repository © 2009
VARIABEL Y (KINERJA PEGAWAI)

No. Kualitas Kuan- Ketepatan Kehadiran Dampak


Jumlah Rata-
Resp. titas Waktu Interpersonal rata
18 19 20 21 22 23 24 25
1 2 2 3 3 3 3 3 3 22 2,75
2 2 2 2 3 2 3 3 2 19 2,37
3 2 2 3 3 3 3 3 2 21 2,62
4 2 3 3 3 3 3 3 3 23 2,87
5 2 2 3 3 3 3 3 3 22 2,75
6 2 3 3 3 3 3 3 2 22 2,75
7 3 3 3 3 2 3 2 3 22 2,75
8 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3,00
9 3 3 1 3 3 3 3 3 22 2,75
10 2 3 1 2 2 3 3 3 19 2,37
11 2 2 3 3 3 3 3 3 22 2,75
12 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2,00
13 2 3 1 3 2 2 3 3 19 2,37
14 3 2 3 2 3 3 3 3 22 2,75
15 3 1 3 2 3 3 3 3 21 2,62
16 2 2 3 3 3 3 3 3 22 2,75
17 2 2 2 2 3 3 3 1 18 2,25
18 1 2 2 3 2 2 1 2 15 1,87
19 3 1 3 2 2 3 3 3 20 2,50
20 2 3 3 2 3 2 3 3 21 2,62
21 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2,25
22 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3,00
23 2 1 2 3 3 2 3 3 19 2,37
24 3 1 2 2 2 2 2 2 16 2,00
25 3 2 1 2 2 3 3 3 19 2,37
26 2 2 2 2 2 3 3 3 19 2,37
27 2 2 1 2 2 3 2 2 16 2,00
28 2 2 2 1 2 2 3 3 17 2,12
29 2 2 2 2 2 3 3 3 19 2,37
30 3 3 3 2 3 3 3 2 22 2,75
31 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3,00
32 3 2 2 2 2 2 3 3 19 2,37
TOTAL 644 80,41

Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009.
USU Repository © 2009
KOEFISIEN KORELASI X DAN Y

No. X Y X2 Y2 X.Y
1 44 22 1936 484 968
2 38 19 1444 361 722
3 51 21 2601 441 1071
4 47 23 2209 529 1081
5 49 22 2401 484 1078
6 43 22 1849 484 946
7 51 22 2601 484 1122
8 50 24 2500 576 1200
9 38 22 1444 484 836
10 31 19 961 361 589
11 31 22 961 484 682
12 31 16 961 256 496
13 41 19 1681 361 779
14 40 22 1600 484 880
15 41 21 1681 441 861
16 48 22 2304 484 1056
17 29 18 841 324 522
18 36 15 1296 225 540
19 46 20 2116 400 920
20 41 21 1681 441 861
21 39 18 1521 324 702
22 44 24 1936 576 1056
23 31 19 961 361 589
24 39 16 1521 256 624
25 29 19 841 361 551
26 41 19 1681 361 779
27 33 16 1089 256 528
28 38 17 1444 289 646
29 42 19 1764 361 798
30 48 22 2304 484 1056
31 47 24 2209 576 1128
32 42 19 1764 361 798
TOTAL 1299 644 54113 13154 26465
TABEL NILAI-NILAI r “PRODUCT MOMENT”
Taraf Taraf Taraf
N Signifikan N Signifikan N Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317
29 0,367 0,470 70 0,235 0,306
30 0,361 0,463 75 0,227 0,296

6 0,811 0,917 31 0,355 0,456 80 0,220 0,286


7 0,754 0,874 32 0,349 0,449 85 0,213 0,278
8 0,707 0,834 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270
9 0,666 0,798 34 0,339 0,436 95 0,202 0,263
10 0,632 0,765 35 0,334 0,430 100 0,195 0,256

11 0,602 0,735 36 0,329 0,424 125 0,176 0,230


12 0,576 0,708 37 0,325 0,418 150 0,159 0,210
13 0,553 0,684 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194
14 0,532 0,661 39 0,316 0,408 200 0,138 0,181
15 0,514 0,641 40 0,312 0,403 300 0,113 0,148

16 0,497 0,623 41 0,308 0,398 400 0,098 0,128


17 0,482 0,606 42 0,304 0,393 500 0,088 0,115
18 0,468 0,590 43 0,301 0,389 `
19 0,456 0,575 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
20 0,444 0,561 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097

21 0,433 0,549 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091


22 0,423 0,537 47 0,288 0,372
23 0,413 0,526 48 0,284 0,368 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 49 0,281 0,364
25 0,396 0,505 50 0,279 0,361 1000 0,062 0,081
TABEL NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t

α untuk uji dua fihak (two tail lest)


0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
α untuk uji satu fihak (one tail lest)
d.k. 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
1 1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657
2 0,816 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925
3 0,765 1,368 2,353 3,182 4,541 5,841
4 0,741 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604
5 0,727 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032

6 0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707


7 0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499
8 0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355
9 0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250
10 0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169

11 0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106


12 0,695 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055
13 0,692 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012
14 0,691 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977
15 0,690 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947

16 0,689 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921


17 0,688 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898
18 0,688 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878
19 0,687 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861
20 0,687 1,325 1,725 2,080 2,528 2,845

21 0,686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831


22 0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819
23 0,685 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807
24 0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797
25 0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787

26 0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779


27 0,684 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771
28 0,683 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763
29 0,683 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756
30 0,683 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750

40 0,681 1,303 1,84 2,021 2,423 2,704

60 0,679 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660


120 0,677 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617

∞ 0,674 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576

Anda mungkin juga menyukai