SKRIPSI
Oleh :
Nama : Rahmat Galih
Nrp : 084010024
SKRIPSI
Mengetahui.
Pembimbing,
SABISA BISA
KUDU BISA
SABISA BISA
KUDU BISA
Kinerja pegawai pemerintah yang tinggi dapat dicapai jika seluruh elemen-
elemen yang ada dalam instansi terintegrasi dengan baik, dan mampu
menjalankan peranannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan publik dan
pegawai.Oleh sebab itu diperlukan dukungan motivasi dan disiplin kerja guna
meningkatkan kinerja pegawai tersebut.Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis dan mengetahui pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai.
Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh motivasi dan disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai baik secara parsial maupun simultan pada Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan jumlah
sampel 79 responden.Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner
dan analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi, disiplin kerja dan kinerja
pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, sudah dapat
dikatakan cukup tinggi. Motivasi dan disiplin kerja memberikan pengaruh yang
kecil terhadap peningkatan kinerja pegawai yaitu sebesar 49,8%. Secara parsial
disiplin kerja memberikan pengaruh yang lebih dominan dibandingkan motivasi
dalam meningkatkan kinerja pegawai.
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia dan segala nikmat yang
berjudul
JAWA BARAT “
Tak lupa penulis haturkan shalawat dan salam ke hadirat junjungan Nabi
Besar kita Muhammad SAW, yang telah membawa kita keluar dari jaman
Tujuan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat sidang skripsi guna
dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
penulis dan pihak lain untuk menambah ilmu pengetahuan dibidang manajemen
yang telah memberikan bantuan dorongan baik moril, doa maupun material.
Terima kasih atas jasamu yang tak ternilai dengan apapun, jasamu tak akan pernah
Skripsi ini dapat diselesaikan juga tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan berbagai pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu dalam
kepada bapak Sadikun Citra Rusmana, SE., MM. selaku dosen pembimbing yang
1. Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf, Sp., M.Si. M. Kom Selaku Rektor Universitas
Pasundan.
Pasundan.
Universitas Pasundan.
4. Dr. Atang Hermawan, SE., MSIE., AK. Selaku wakil Dekan II Fakultas
5. Bapak Sadikun Citra Rusmana, SE., MM. Selaku wakil Dekan III Fakultas
6. Bapak Wasito, SE., MSIE. Selaku Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen
8. Dr. Atty Tri Juniarti, SE., MSi Selaku Penguji II dan Dosen Wali yang selalu
penulis.
11. Seluruh pegawai yang ada di Diskominfo Provinsi Jawa Barat yang telah
12. Seluruh Dosen dan Staf di Universitas Pasundan. Khusus nya dosen program
studi manajemen yang telah mendidik penulis selama penulis menuntut ilmu
di Universitas Pasundan.
13. Kakak saya, Henhen Hendriyanti, SE., Agus Herdiawan, Amd. Kep dan Desi
Nurbani Sarisandi, Amd. Ked. Tak lupa keponakan saya Mahesa, Rapi,
Cantika dan Estiana dan Jahwan yang tersayang ( terima kasih untuk doa,
14. Terima kasih kepada Yusi Lusiyana, SE yang begitu spesial yang telah
15. Terima kasih kepada sahabat MJ A 08, Zhulviana Mbuinga, SE., Erlina
Rahmat, SE., Ida Nurmala, SE., Diana Yusup, SE., Siti Hardiyanti, SE.,
Melly Nurfransisca, SE., Duta Algafiri, SE., Ayi Sudarman, Thio Razkha,
Eko Bono, Dani Acong dan Fahmi Afas yang memberikan motivasi dan
dukungannya
16. Terima kasih kepada ADDAH Tofan Hasan Maulana, SE., Oyim Andrian,
SE., Sandi Faisyal, SE., Isa Nugraha, SE., Suhendi Rahmat, SE., Teguh
Setiaji, SE., Sarah Fauzia Balqis, SE., Reqi Rahman Nur Alam, SE., Anggini
Tresnaresmi Gunawan, SE., Desi Ratnasari, SE., Ryandi Dwika Putra, SE.,
17. Terima kasih kepada Keluarga Besar SAPMA PP Kab. Garut dan CARAZIA
18. Terima kasih kepada sahabat tercinta Mayang Gumilang, SE., Agnes Eka
Adam., SH dan Yulia, SE, yang telah memberikan motivasi dan dukungan.
Untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Rahmat Galih, SE
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO ………………………………………………………………….. i
ABSTRAK ………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ………………………………………….............. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………1
1.1 Latar Belakang Penelitian …………………………………… 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ………………… 9
1.2.1 Identifikasi Masalah …………………………………… 9
2.1.2 Rumusan Masalah …………………………………….. 9
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………. 10
1.4 Kegunaan Penelitian ………………………………………… 10
1.4.1 Kegunaan Akademis …………………………………… 11
1.4.2 Kegunaan Praktis ……………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
No Judul
No Judul
PENDAHULUAN
Sipil (PNS). Karena itu, dalam rangka pencapai tujuan pembangunan nasional
demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi, diperlukan Pegawai Negeri Sipil
yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdinegara dan abdi
masayarakat.
jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah dan
sumber daya manusia agar memiliki sikap dan perilaku yang berintikan
perundang-undangan.
adalah dengan cara memperhatikan motivasi pegawai yang merupakan salah satu
faktor penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Kinerja berkaitan
suatu instansi, tanpa mereka betapa sulitnya instansi mencapai tujuan, merekalah
kerja yang terampil dengan motivasi tinggi instansi telah mempunyai asset yang
sangat mahal, sebab pada dasarnya manusia merupakan subyek dan obyek
kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas yang utama. Kinerja merupakan
hal penting yang harus dicapai oleh setiap instansi termasuk pada Diskominfo,
untuk wilayah Jawa Barat, dimana keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab dalam instansi tergantung pada kinerja para pegawai yang ada di instansi
Berikut ini adalah urutan daftar nama instansi di lingkungan Provinsi Jawa
Tabel 1.1
Daftar Nama OPD Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
No Nama OPD Persentase
1 Biro Hukum dan Ham 100,00%
2 Biro Keuangan 100,00%
3 Seketariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 99,56%
4 Biro Administrasi Perekonomian 99,34%
…
20 Seketariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah 95,63%
21 Dinas Komunikasi dan Informatika 95,62%
22 Rumah Sakit Jiwa 94,73%
23 Dinas Peternakan 94,72%
…
58 Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I 82,03%
59 Rumah Sakit Umum Daerah AL Ihsan 80,03%
60 Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV 75,89%
61 Dinas Permukiman dan Perumahan 75,05%
(Sumber : Rekapitulasi capaian kinerja OPD Provinsi Jawa Barat 2011)
Secara umum Diskominfo mencapai capaian kinerja 95,62%, berdasarkan
tabel 1.1 Diskominfoberada pada urutan ke 21 dari 61 Dinas atau badan yang ada
di Provinsi Jawa Barat. Angka capaian kinerja 95,62% masih dikatakan belum
mencapai kriteria ideal, hal ini dikarenakan untuk mencapai kinerja ideal
Tabel 1.2
Hasil Penilaian Kinerja Pegawai Pada Diskominfo Provinsi Jawa Barat
Bulan (orang)
Kriteria
Mei Juni Juli Agustus
Sangat tinggi 67 65 68 65
Tinggi 20 20 16 23
Sedang 3 6 4 7
Rendah 0 0 0 0
Sangat rendah 1 1 1 0
(Sumber : Rekapitulasi penilaian Kinerja Pada Bulan Mei-Agustus 2012)
Keterangan :
1. Sangat tinggi 86% - 100%
2. Tinggi 71% - 85%
3. Cukup 57% - 70%
4. Rendah 31% - 56%
5. Sangat rendah ≤ 27%
pegawai selama empat bulan priode Mei – Agustus tahun 2012.Unsur penilaian
mengalami penurunan pada bulan Juli.Kinerja tinggi terjadi pada bulan Agustus
dan terendah pada bulan Juli, hal tersebut mengindikasikan adanya permasalahan
meninggalkan tugas pada jam kerja tanpa ijin, tanggung jawab juga belum
dilaksanakan dengan baik oleh pegawai dan pegawai yang bersikap pasif terhadap
masing-masing pegawai belum optimal, hal ini berdampak pada kuantitas kerja
menyelesaikan tugas pun berdampak pada hasil kerja. Masih adanya pegawai
yang tidak memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugas diindikasikan sebagai
jawab pegawai belum dilaksankan dengan baik sehingga tidak menaati peraturan
instansi dan motivasi kerja belum optimal dengan baik, kurangnya komunikasi
antara atasan dan bawahan, rendah kedisiplinan sebagian pegawai tidak menaati
peraturan yang tetapkan instansi, masih ada pegawai yang masuk kerja terlambat
setiap pegawai, sebaliknya bukan atas paksaan atau tuntutan semata tetapi
disiplin kerja yang baik, pegawai harus taat terhadap aturan waktu, taat terhadap
peraturan perusahaan, taat terhadap aturan perilaku dalam bekerja dan taat
Gambar 1.1
Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Diskominfo Jabar
(Sumber: Diskominfo Jabar 2012)
empat bulan priode Mei-Agustus tahun 2012. Pegawai yang tidak masuk kerja
dengan tanpa alasan tertinggi berada pada bulan Juli sedangkan yang terendah
adalah pada bulan Juni.Tidak adanya sanksi tegas dari instansi menyebabkan
pegawai merasa hal yang wajar apabila tidak masuk kerja tanpa memberitahu
alasannya.Adannya peningkatan yang besar angka ketidakhadiran dari bulan Mei
Diskominfo.
pegawai tidak menaati peraturan yang ditetapkan instansi. Hal itu terlihat dengan
masih adanya pegawai yang masuk terlambat kerja, pulang tidak sesuai waktu,
selain itu pegawai sering mengulur waktu istirahat, masih adanya perilaku
pegawai yang tidak menaati peraturan instansi seperti berpakaian tidak rapih dan
tidak memakai alas kaki yang sesuai dengan ketetapatan instansi.Apabila hal ini
dari Malayu S.P Hasibuan (2000:193) “Semakin baik disiplin kerja seseorang,
maka semakin tinggi hasil prestasi kerja (kinerja) yang akan dicapai.
mencapai suatu tujuan. Seorang pegawai akan melakukan tugasnya dengan baik
jika ada dorongan dari dalam dirinya. Dorongan itu akan timbul jika seseorang
Tidak seluruh pegawai merasa termotivasi hanya karena materi, selain uang
dan barang pemberian perhatian dari atasan ke bawahan dan penghargaan kepada
Tetapi dalam hal ini instansi belum maksimal memberikan dorongan atau
terhadap bawahan, hal ini diduga penyebab dari pegawai tidak memiliki keinginan
ataupun dorongan untuk mencapai kinerja yang melebihi standar yang telah
ketidak samaan persepsi antara bawahan dan atasan, hal tersebut diduga berakibat
dapat memiliki pengaruh terhadap pegawai lainnya. Masalah yang timbul dari hal
tersebut adalah pegawai tidak mengetahui secara jelas apa yang seharusnya
menjadi tugas dan tanggung jawabnya sehingga pegawai tidak terdorong untuk
memanfaatkan waktu yang diberikan instansi untuk bekerja sebagai waktu untuk
3. Masih adanya sebagian pegawai yang meninggalkan tugas pada jam kerja
tanpa ijin.
4. Masih adanya pegawai yang masuk terlambat kerja, pulang tidak sesuai
1.3Tujuan Penelitian
Barat.
Penulis memiliki harapan semoga penelitian ini dapat memberikan hasil yang
perkuliahan.
1. Bagi Penulis
BAB II
HIPOTESIS
dan hubungan antar variabel yang menjadi permasalahan yang ada dalam
penelitian.
2.1.1 Motivasi
dibutuhkan oleh pegawai juga berbeda-beda.Tetapi jika sudah berada pada satu
instansi, pasti ada satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh instansi kepada
pegawainya.
suatu keadaan yang ada dalam diri setiap orang yang memiliki keinginan untuk
1. Prinsip partisipasi
2. Prinsip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih
pemimpin.
pemimpin.
tinggi.
Teori ini lebih menekankan pada faktor apa yang membuat pegawai
Teori ini tidak hanya menekankan pada faktor yang membuat pegawai
melakukan suatu tindakan, akan tetapi teori ini juga lebih menekankan
Teori ini lebih menekankan pada faktor yang dapat meningkatkan suatu
pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada
Kita tidak akan bisa memotivasi pegawai jika kebutuhan pegawai belum bisa
yang diinginkan oleh pegawai.A.H Maslow melihat adanya kebutuhan yang harus
terpenuhi.
dicintai.
d. Kebutuhan akan harga diri, adalah kebutuhan untuk dihormati dan dihargai
terhadap sesuatu.
isi untuk menentukan mana faktor yang memberikan kepuasan atau yang tidak
memberikan kepuasan.
Siagian (2011:290), yang dikutip dari Herzberg, teori dua faktor itu yaitu faktor
berprestasi yang bersifat intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri
dalam kehidupannya.
lainnya.
kesalahan.
ditentukan oleh “virus mental” yang ada pada dirinya.Virus mental adalah
kemampuan, yaitu:
tujuan.
dilakukan.
f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
sebagai berikut:
b. Melakukan pekerjaan lebih efektif apabila bekerja sama dengan orang lain
d. Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari kelompok atau
organisasi.
karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat
dicapainya.Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan
manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin kerja pegawai, semakin
baik kinerja yang dapat dicapai.Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi
yang diperlukan sebagai alat peringatan terhadap pegawai yang tidak mau berubah
sifat dan perilakunya. Sehingga seorang pegawai dikatakan memiliki disiplin yang
baik jika pegawai tersebut memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan kepadanya
diantaranya yaitu :
ahli dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap kesadaran,kerelaan dan
mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya yang
bersama.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.
Bila ada seseorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada
ditetapkan.
Disiplin menunjukan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri
perusahaan.
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam
melakukan pekerjaan.
karyawan.
Disini tindakan disiplin berlaku bagi semua, tidak memilih, memilah dan
yang sama termasuk bagi manajer atau pimpinan, karena pimpinan harus memberi
kerja yaitu
1. Disiplin preventif
perusahaan.
2. Disiplin korektif
Merupakan suatu upaya untuk menggerakan pegawai dalam suatu peraturan
3. Disiplin progresif
progresif, dan tindakan disiplin positif. Pendekatan tungku panas dan tindakan
progresif terfokus pada perilaku masa lalu, sedangkan pendekatan disiplin positif
berorientasi ke masa yang akan datang dalam bekerja sama dengan karyawan
terdahulu.
c. Memberi peringatan
hukuman akan mengikuti perilaku yang tidak dapat diterima. Pada saat
yang sama akan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Seperti pada
yang sama, dan pada periode waktu yang sam akan terbakar pada tingkat
terminasi :
perilaku mereka sendiri dan memikul tanggung jawab atas konsekuensi dari
tindakan mereka.Disiplin positif bertumpukan pada konsep bahwa karyawan
harus memikul tanggung jawab atas tingkah laku pribadi mereka, dan
pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan
oleh pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang
beberapa tingkatan dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang umumnya berlaku
a. Sanksi pelanggaran ringan dengan jenis seperti teguran lisan, teguran tertulis,
membuktikan bahwa karyawan yang terlibat dalam kelakuan yang tidak patut
dihukum. Para penyelia perlu berlatih bagaimana cara mengelola disiplin yang
baik. Menurut Veithzal Rivai (2011:833), Adanya standar disiplin yang digunakan
a. Standar disiplin
Beberapa standar dasar disiplin berlaku bagi semua pelanggaran aturan apakah
3. Kedua hal diatas akan berakibat pemutusan hubungan kerja dan karyawan
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam
melakukan pekerjaan.
dengan sebaik-baiknya.
karyawan.
Disiplin dibuat untuk mengatur tata hubungan yang berlaku tidak saja
dalam perusahaan-perusahaan besar atau kecil, tetapi juga pada seluruh organisasi
2. Sering terlambatnya karyawan masuk kantor atau pulang lebih cepat darijam
terus menerus
dengan adanya disiplin kerja maka instansi akan dapat melaksanakan kegiatan-
berikut :
pekerjaan.
dengan jabatan, tugas dan tanggung jawab serta cara berhubungan dengan
Aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh
2.1.3 Kinerja
perusahaan, semakin baik kinerja yang ditunjukan oleh para pegawai akan sangat
diantaranya yaitu :
bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh kemampuan dari individu
berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal yang siap secara psikofik (siap
maksimal.
Motivasi diartikan sebagai suatu sikap yang yang dimiliki pemimpin dan
menunjukan nilai positif atau negatif terhadap situasi kerjanya, dan semua itu
kerajinan, disiplin, hubungankerja atau hal –hal khusus sesuai dengan bidang dan
menjadi baik.
selanjutnya.
Secara umum tujuan dari penelitian kinerja adalah memberikan timbal balik
manajerial lainnya.
hasil kerja mereka tidak terlepas dari penilaian atasan baik secara langsung
seorang pegawai.
a) Meningkatkan motivasi
b) Meningkatkan kepuasan kerja
karyawan.
pribadi.
sendiri.
3. Penilaian oleh kelompok staf : atasan meminta satu atau lebih individu
akhir.
lain.
penilaian yang berorientasi masa lalu dan masa depan. Mengevaluasi kinerja
dimasa lalu, karyawan dapat memperoleh umpan balik dari usaha-usaha mereka.
Umpan balik ini selanjutnya akan mengarah kepada perbaikan prestasi. Menurut
2. Daftar pertanyaan.
Ratting Scale).
karyawan tidak lagi sebagai objek penelitian yang tunduk dan tergantung kepada
peningkatan kinerja paling tidak terdapat dua langkah yang harus dilakukan
sebagai berikut :
harus dibayar apabila tidak ada kegiatan dan harga yang hars dibayar bila
tersebut.
2. Kenali manfaat.
3. Kelola kerja.
dinilai dari :
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
perusahaan.
3. Tanggung jawab
Menunjukkan seberapa besar karyawan dalam menerima dan melaksanakan
4. Kerja sama
vertikal dan horizontal baik didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil
5. Inisiatif
dari atasan atau menunjukan tanggung jawab dalam pekerjaan yang sudah
yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. Kajian yang
kinerja pegawai. Berikut ini adalah tabel perbandingan penelitian terdahulu yang
Amran (2009)
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyanto dan Sutapa Hardaya (2009) yang
kinerja pegawai pada dinas tenaga kerja dan transmigrasi provinsi daerah
kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel bebas dan kinerja pegawai
variabel lainnya.
berjudul pengaruh strategi organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
organisasi, dan motivasi, sebagai variabel bebas dan kinerja pegawai sebagai
gorontalo secara positif dan signifikan. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan
antara variabel kedisiplinan dengan kinerja pegawai pada dinas sosial kabupaten
terhadap kierja (Y) termasuk kategori tinggi. Sebesar 51,5% pengaruh yang ada
terhadap kinerja sedangkan sisanya 48,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak di teliti.
Penelitian yang dilakukan oleh Hernowo Narmodo dan M. Farid Wajdi (2011),
variabel bebas dan kinerja sebagai variabel terikat, menyimpulkan motivasi dan
pengaruh disiplin kerja, lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja
disiplin kerja, lingkungan kerja dan motivasi kerja sebagai variabel bebas dan
kinerja sebagai variabel terikat, menyimpulkan bahwa diduga ada pengaruh positif
dan signifikan disiplin kerja, lingkungan kerja dan motivasi kerja secara bersama-
sama terhadap kinerja pegawai sub dinas kebersihan dan tata kota DPU-LLAJ
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ida Iraini (2010) yang berjudul
pengaruh motivasi intrinsic, motivasi ekstrinsik dan disiplin kerja terhadap kinerja
Perkembangan suatu instansi baik dilihat dari sudut pandang beban tugas,
perkembangan teknologi, dan metode kerja yang baru, perlu mendapat perhatian
dan respon dari instansi. Oleh sebab itu pemberdayaan pegawai yang akan diberi
kerja yang tepat untuk tercapainya tujuan utama instansi, serta meningkatkan
Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan kinerja
para pegawai yaitu para pegawai membutuhkan motivasi yang baik agar dalam
mengerjakan dengan kepercayaan diri yang tinggi, disertai dengan semangat kerja
yang tinggi pula. Semakin mereka termotivasi maka akan membuat totalitas
mereka dalam bekerja akan semakin meningkat dan akan berdampak positif bagi
meningkatkan kinerja para peagawai yaitu melalui penetapan disiplin kerja yang
tepat kepada para pegawai yang sesuai dengan peraturan instansi, agar setiap
pegawai yang ada di isntansi dapat menjalankan tugas mereka dengan baik, dapat
mentaati apa yang diperintahkan oleh atasan mereka. Tujuannya agar seluruh
pegawai dapat mematuhi setiap tata tertib yang berlaku di instansi, semua hal itu
dilakukan agar setiap pegawai bisa menunjukan kinerja terbaik mereka bagi Dinas
tinggi, memilki tingkat kedisiplinan yang tinggi dan totalitas dalam mengerjakan
setiap pekerjaan yang diberikan guna tercapainya tujuan Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat, diperlukan usaha yang keras dari pihak instansi
kerja yang baik kepada pegawai dan penetapan disiplin kerja yang tepat di Dinas
bersedia melakukan upaya yang lebih besar apabila diyakini bahwa upaya itu akan
berakibat pada penilaian kinerja yang baik dan bahwa penilaian kinerja yang baik
akan berakibat pada imbalan yang lebih besar dari organisasi, seperti bonus yang
lebih besar, kenaikan gaji, serta promosi dan kesemuanya itu memungkinkan yang
hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja”. Motif
berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu
kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja
pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal yang siap secara
Dari penelitian Nur Ida Iriani (2010) yang berjudul ‘Motivasi Intrinsik,
penelitian ini yaitu: variable bebas (X) yang terdiri dari motivasi intrinsik (X 1),
motivasi ektrinsik (X2) dan disiplin kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap
Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Badan
signifikan antar motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Badan
Motivasi
Keith Davis dalam Mangkunegara(2011)
McClelland dalam Anwar
Prabu Mangkunegara (2011:67)
Kinerja
Hernowo Narmodo (2011)
Anwar Prabu Mangkunegara
(2009:67)
Disiplin Kerja
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
2.3.1 Simultan
2.3.2 Parsial
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu bagaimana motivasi kerja pegawai, bagaimana disiplin kerja pegawai serta
secara sistematis.”
seberapa pengaruhkah motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai
pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat. Menurut Sugiyono
atau ditolak.”
Menurut Sugiyono (2006:2), “Variabel adalah suatu atribut, sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Variabel bebas adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.Variabel terikat pada penelitian ini
koneksi antar rekan kerja. Konsep mecClelland juga telah banyak digunakan
dalam Sutrisno 2009 :94). Konsep indikator dalam mengukur disiplin kerja
indikator disiplin kerja dari singodimejo dalam buku Edy Sutrisno (2011:94).
Kabupaten Cianjur.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
melihat pelaksanaan tugas pokok dan tugas tambahan. Sejalan dengan teori
dari Anwar Prabu yang mengukur kinerja dengan membagi dua dimensi
dilihat pula dari tingkat tanggung jawab, kerja sama dan inisiatif. Seperti
yang ada, maka penulis menetapkan definisi dan indikator yang sesuai dengan
kondisi dan situasi dengan motivasi, disiplin kerja dan kinerja pegawai pada
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No
Item
(X1) Kebutuhan untuk Target kerja Tingkat dorongan Ordinal 1
berprestasi. untuk melebihi
Motivasi target kerja yang
dicapai.
kondisi jiwa yang Kualitas Tingkat dorongan Ordinal 2
mendorong seseorang Kerja untuk meningkatkan
dalam mencapai kualitas kerja yang
lebih baik.
prestasinya secara Tanggung Tingkat dorongan Ordinal 3
maksimal. jawab untuk bertanggung
(McClelland, dalam jawab terhadap
pekerjaan
Anwar Prabu, Resiko Tingkat dorongan Ordinal 4
2009:67) untuk mengambil
resiko dalam
pekerjaan
Kebutuhan untuk Komunikasi Tingkat dorongan Ordinal 5
memperlus untuk berinteraksi
pergaulan. dengan atasan dan
rekan kerja
Tingkat dorongan Ordinal 6
untuk berinteraksi
dengan pihak
instansi lain
Persahabatan Tingkat dorongan Ordinal 7
untuk menjalin
persahabatan
dengan atasan dan
rekan kerja
Kebutuhan untuk Pemimpin Tingkat dorongan Ordinal 8
menguasai untuk menjadi
sesuatu pemimpin dalam
tim kerja.
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya
populasi karena jumlah populasi dibawah 100 orang responden yaitu 94 orang.
sampling yang memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dengan metode sampling jenuh.
Sampling jenuh atau istilah lain dari sensus adalah dimana semua anggota
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2009:69). Dilihat dari segi cara
atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data yang akan
1. Data primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan survei langsung ke
a. Wawancara
b. Observasi
c. Kuisioner
langsung sehingga hasil pengisiannya akan lebih jelas dan akurat. Daftar
2. Data Sekunder
diperoleh dari :
a. Sejarah, literatur dan profil Diskominfo Jabar.
Barat
dengan menganalisis data yang digunakan dalam kegiatan penelitian, serta diikuti
untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diselidiki. Alat yang
likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan
Tabel 3.2
Alternatif Jawaban Dengan Skala Likert
Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Bila Positif Bila Negatif
1. SS (Sangat Setuju) 5 1
2. S (Setuju) 4 2
3. R (Ragu-ragu) 3 3
4. TS (TidaK Setuju) 2 4
5. STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5
Sumber : Sugiyono (2010)
berikut:
Keterangan:
n = jumlah sampel
jawaban yang selanjutnya akan dikategorikan pada rentang skor berikut ini :
Skor minimum = 1
Skor maksimum = 5
Tabel 3.3
Kategori skala
Skala Kategori
1,00 1,80 Sangat Rendah
1,81 2,60 Rendah
2,61 3,40 Sedang
3,41 4,20 Tinggi
4,21 5,00 Sangat Tinggi
(Arikunto, 23: 2005)
3.5.1 Merubah Data dari Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
asalnya ordinal dirubah menjadi skala interval, karena dalam penggunaan analisis
linier berganda data yang diperoleh harus merupakan data dengan skala
yang berskala ordinal perlu diubah menjadi interval dengan teknik Succesive
Y = SV + IK I
K = 1 + (SV min)
Untuk memudahkan dan mempercepat proses perubahan data dari skala ordinal ke
menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek
dengan dat yang dikumpulkan oleh peneliti.” Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas
1. Buka file korelasi validitas dan reliabilitas di folder uji validitas dan
reliabilitas.
2. Klik Transform, Compute pada menu sehingga akan muncul kotak dialog
Compute Variable.
3. Pada kotak Target Variable, masukkan nama variabel yang akan kita buat.
Setelah itu klik total. Pada kotak Numeric expression, jumlahkan semua nilai
Setelah variabel total terbentuk, kita dapat melakukan uji validitas berikut ini :
Coefficients.
3. Klik OK.
tersebut menunjukkan nilai korelasi butir pertanyaan terhadap skor totalnya. Nilai
hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan r tabel (lihat tabel dengan terlebih
dahulu mencari df-nya (derajat kebebasan) sesuai dengan data dan asumsi SPSS
hitung> dari nilai r-tabel maka butir tersebut dinyatakan valid atau menggunakan
cut off point 0,3 jika nilainya lebih besar dari 0,3 dianggap valid.
alat ukur dalam menghasilkan data, disebut konstan apabila data hasil pengukuran
dengan alat yang sama dan berulang-ulang akan menghasilkan data yang relatif
sama. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan uji reliabilitas dengan
dialog Reliability Analysis. Setelah itu terdapat opsi model yang menunjukkan
adanya pilihan penggunaan metode analisis yang terdiri dari 5 metode, dua
semua pernyataan variabel yang akan dianalisis yaitu disiplin kerja lingkungan
Alpha.
Menentukan reliabilitas yang menggunakan split half hasilnya bisa dilihat dari
nilai Correlation Between Forms. Jika nilainya lebih besar dari nilai rtabel, maka
bisa dikatakan reliabel atau membandingkannya dengan nilai cut off point 0,3
maka reliabel jika nilai r > 0,30. Pengujian reliabilitas dengan Alpha Cronbach
bisa dilihat dari nilai Alpha, jika nilai Alpha> dari nilai r tabel yaitu 0,7 maka
Analisis regresi yang digunakan adalah analisa regresi ganda, karena variabel
bebasnya lebih dari satu.Analisa ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
(kinerja).
1. Buka data yang sudah masuk dalam data editor, pilih menu analyze kemudian
pilih sub menu regression dan klik linier. Sehingga akan muncul linear
regression.
pegawai (Y) untuk dependent. Blok variabel Motivasi (X1), Disiplin Kerja
kemudian klik estimates, model fit dan part and partial correlationselanjutnya
klik continue. Setelah semua variabel masuk klik OK, maka tampilan output
dapat dilihat.
sama. Jika satu variabel lain naik, variabel yang lain akan naik demikian pula
Correlationsakan muncul.
Kuat atau tidaknya hubungan antar variabel dapat dilihat dari beberapa
R = -1, artinya terdapat hubungan linier antara variabel X1, X2dan Y sempurna
negatif.
R =0, artinya tidak terdapat hubungan linier antara variabel X1, X2dan Y.
R =1, artinya terdapat hubungan linier antara variabel X1, X2dan Y sempurna
positif.
apabila nilai koefisien korelasi negatif, berarti kedua variabel tersebut saling
Tabel 3.3
Tingkat Keeratan Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sumber : Sugiyono 2011:231).
Koefisien Determinasi (R²) dapat dilihat pada hasil pengolahan data bagian
model summary Hasilnya dapat dinyatakan dalam rumus dan batasan sebagai
berikut : 0 <r²< 1.Biasanya dinyatakan dalam bentuk persen (%). Adapun rumus
KD =R² x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
R² = Koefisien Korelasi
Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :
Motivasi (X1), Disiplin Kerja (X2) terhadap dependen atau variabel Kinerja
Motivasi (X1), Disiplin Kerja (X2) terhadap dependen atau variabel Kinerja
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis
akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika benar. Penolakan dan
sebagai berikut :
bebas secara serempak terhadap variabel terikat. Uji Dilakukan dengan langkah
membandingkan nilai dari Fhitung dengan Ftabel.Nilai Fhitung dapat dilihat dari hasil
menggunakan uji F :
a. Merumuskan hipotesis
H0:b1= b2 = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel
pegawai (Y).
(Y).
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Thitung dengan nilai Ttabel. Nilai Thitungdapat dilihat dari
a. Merumuskan hipotesis, Uji Hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) :
kinerja (Y).
kinerja (Y).
H0 :b2= 0, Tidak terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja (X 2)
b. Menentukan taraf nyata, taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,05 Nilai
Daerah penerimaan dan penolakan terhadap sebuah hipotesis dapat dilihat dari
Gambar 3.2
Uji Dua Pihak Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
3.6 Rancangan Kuesioner
Kuesioner ini berisi pernyataan mengenai variabel motivasi, disiplin kerja dan
dibatasi atau sudah ditentukan oleh penulis. Berikut ini adalah rambu kuesioner
Objek penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh
motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jl. Taman Sari No. 55
Bandung.
BAB IV
kemudian dilanjutkan dengan analisis deskripsi dari setiap variabel yaitu motivasi,
disiplin kerja dan kinerja pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Jawa Barat.
Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di
lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat
selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Bandung.
perundang-undangan.
fungsi :
mempunyai fungsi :
elektronik.
4.1.1.2Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Visi :
Misi :
barat.
program kerja yang telah ditetapkan oleh masing-masing divisi, sehingga dapat
lembaga.
Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat :
1. Kepala
2. Sekretariat, membawahkan :
b. Subbagian Keuangan;
7. Balai LPSE
a. Tata Usaha LPSE
mengenai responden berdasarkan jenis kelamin, usia, masa kerja dan pendidikan
terakhir.
Tabel 4.1
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1. Pria 49 orang 62.0%
2. Wanita 30 orang 38.0%
Jumlah 79 orang 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Tabel 4.2
Data responden berdasarkan usia
No. Usia Frekuensi Persentase
1. < 20 tahun 1 1,3%
2. 20-29 tahun 16 20,3%
3. 30-39 tahun 29 36,7%
4. 40-49 tahun 22 27,8%
5 > 50 tahun 11 13,9%
Jumlah 79 orang 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar pegawai di
Diskominfo berusia antara 30-39 tahun sebanyak 29 orang atau 36.7% dari 79
responden . Pegawai yang berusia 40-49 orang berjumlah 22 orang atau 27.8%
pegawai yang berusia 20-29 tahun berjumlah 16 orang atau 20.3%. Usia diatas 50
tahun berjumlah 11 orang atau 13.9% dan di bawah 20 tahun 1orang atau 1,3%
dari jumlah responden keseluruhan.Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa rata-
Tabel 4.3
Data responden berdasarkan pendidikan
No. Pendidikan Frekuensi Persentase
1. SMP 4 orang 5,1%
2. SMA 27 orang 34.2%
3. D3 7 orang 8.9%
4. S1 32 orang 40.5%
5. S2 9 orang 11.4%
Jumlah 79 orang 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan sebagian besar
pegawai diikuti dengan pendidikan SMA 27 atau 34,2%, S2 9 orang atau 11,4%.
D3 7 0rang atau 8,9% dan SMP 4 0rang atau 5,1% dari keseluruhan
diharapkan menjadi salah satu modal dari pegawai untuk bekerja secara optimal
Tabel 4.4
Data responden berdasarkan masa kerja
No. Masa kerja Frekuensi Persentase
1. <1 tahun 3 orang 3.8%
2. 1 tahun 4 orang 5.1%
3. 2 tahun 7 orang 8.9%
4. 3 tahun 14 orang 17.7%
5. > 3 tahun 51 orang 64.6%
Jumlah 79 orang 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa masa kerja pegawai Diskominfo yang
menjadi responden dalam penelitian ini adalah 51 orang atau sebesar 64,6% telah
bekerja > 3 tahun. Pegawai yang bekerja antara 3 tahun sebanyak 14 orang atau
17.7%.Pegawai dengan masa kerja 2 tahun sebesar 8.9% atau 7 orang. Masa kerja
1 tahun sebanyak 4 orang pegawai atau 5.1% dan pegawai dengan masa kerja
lebih dari < 1 tahun sebanyak 3 orang atau 3.8% dari keseluruhan jumlah
responden. Dengan pegawai yang mayoritas memiliki masa kerja yang lama
diharapkan mampu bekerja yang inovatif dan kretaif, karena dengan masa kerja
yang lama pegawai umumnya lebih memahami bagaimana manajemen pola kerja
Barat
yang memberi manfaat kepada institusi.Ini juga berarti bahwa setiap pegawai
bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya.
dari memotivasi pegawai untuk berpretasi yang dilihat dari kebutuhan untuk
menguasai sesuatu.
Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk
dilapangan. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah menggunakan
teknik statistik deskripsi. Adapun dalam deskripsi data ini disajikan dalam bentuk
Tabel 4.5
Tanggapan Responden Mengenai melebihi target kerja yang dicapai
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 11 13,9
2 Setuju 44 55,7%
3 Ragu-ragu 18 22,8%
4 Tidak Setuju 6 7,6%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
bekerja melebihi target pekerjaan. Hal ini menunjukan, pegawai akan memiliki
perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian
besar menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu yang berjumlah 44 orang
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Meningkatkan Kualitas Kerja Yang Baik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 22 27,8%
2 Setuju 49 62,0%
3 Ragu-ragu 7 8,9%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
kualitas kerjanya yang terbaik. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden
yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu yang
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Bertanggung Jawab Terhadap Pekerjaan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 24 30,4%
2 Setuju 48 60,8%
3 Ragu-ragu 6 7,6%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
yang tinggi dari pekerjaannya.Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden
yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu yang
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Mengambil Resiko Dalam Pekejaan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 9 11,4%
2 Setuju 45 57,0%
3 Ragu-ragu 19 24,1%
4 Tidak Setuju 6 7,6%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
apa yang dilakukan. Melalui pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pegawai
telah menunjukkan keberanian yang baik untuk mengambil risiko dari apa yang
telah mereka kerjakaan. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang
sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu yang berjumlah 45
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Berinteraksi atasan dan rekan kerja
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 21 2,6%
2 Setuju 43 54,4%
3 Ragu-ragu 14 17,7%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pegawai selalu mendapatkan dorongan
untuk berinteraksi dengan atasan atau rekan kerja. Sehingga mereka tidak akan
merasa canggung dalam berinteraksi dengan pihak instansi. Hal ini dibuktikan
dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju dengan
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Mengenai berinteraksi dengan pihak instansi lain
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 8 10,1%
2 Setuju 48 60,8%
3 Ragu-ragu 19 24,1%
4 Tidak Setuju 4 5,1%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
instansi. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar
menjawab setuju dengan pernyataan ini yaitu yang berjumlah 48 orang (60,8%)
dari 79 responden.
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Persahabatan Dengan Pimpinan dan
Rekan Kerja lainnya.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 27 34,2%
2 Setuju 42 53,2%
3 Ragu-ragu 7 8,9%
4 Tidak Setujup 3 3,8%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa kemauan menjaga persahabatan
persahabatan yang dilakukan oleh pegawai dengan sesama pegawai lainnya telah
berjalan dengan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden
yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini yaitu yang berjumlah
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan Dalam Tim Kerja
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 3 3,8%
2 Setuju 38 48,1%
3 Ragu-ragu 27 34,2%
4 Tidak Setuju 10 12,7%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
menjadi pemimpin dalam tim kerja yang dibentuk. Dalam hal ini, pegawai akan
dalam melakukan pekerjaan. Namun masih ada pegawai yang menyatakan ragu 27
orang untuk menjadi pemimpin dalam tim kerja. Hal ini dibuktikan dengan hasil
jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini,
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Mengenai Lebih Terdepan Dari Pegawai Lain
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 1 1,3%
2 Setuju 35 44,3%
3 Ragu-ragu 33 41,8%
4 Tidak Setuju 10 12,7%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
menjadi yang lebih terdepan dari orang lain atau rekan kerjanya. Dengan
diberikan dorongan seperti ini pegawai akan mendapat apresiasi oleh rekan
kerjanya karena prestasi yang diperoleh melebihi prestasi dari rekan kerjanya,
sehingga pegawai akan merasa lebih dihargai, namun masih banyak pegawai yang
menyatakan ragu 33 orang untuk menjadi terdepan dari pegawai lain. Hal ini
dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju
dengan pernyataan ini yaitu yang berjumlah 35 orang (44,3%) dari 79 responden.
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Mengenai Contoh Pegawai Yang Teladan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 5 6,3%
2 Setuju 33 41,8%
3 Ragu-ragu 35 44,3%
4 Tidak Setuju 6 7,6%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
panutan untuk menjadi contoh pegawai teladan di Instansi. Dalam hal ini, pegawai
harus menajdi contoh hal-hal yang baik dan dapat menjadi contoh bagi pegawai
lain. Namun masih adanya pegawai yang menyatakan ragu 35 orang untuk
menjadi contoh pegawai yang teladan bagi pegawai lain. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab ragu-ragu dengan
Tabel 4.15
Rata-rata Penilaian Pegawai Terhadap Motivasi
No Frekuensi Jawaban Jumlah
Mean Penilaian
Item SS S RR TS STS N = 79 Skor
1 11 44 18 6 0 79 297 3,75 Tinggi
2 22 49 7 1 0 79 329 4,16 Tinggi
3 24 48 6 1 0 79 332 4,20 Tinggi
4 9 45 19 6 0 79 294 3,71 Tinggi
5 21 43 14 1 0 79 321 4,06 Tinggi
6 8 48 19 4 0 79 297 3,75 Tinggi
7 27 42 7 3 0 79 330 4,17 Tinggi
8 3 38 27 10 1 79 269 3,40 Sedang
9 1 35 33 10 0 79 264 3.34 Sedang
10 5 33 35 6 0 79 274 3,46 Tinggi
Rata-rata Motivasi Pegawai 3,80 Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012
kriteria tinggi, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,80
dan berdasarkan rentang skor rata-rata berada pada interval 3,41 – 4,20 yang
berarti masuk dalam klasifikasi penilaian tinggi. Akan tetapi jika melihat beberapa
indikator motivasi di atas, maka masih ditemukan beberapa aspek yang masih
belum optimal, yaitu pegawai yang masih rendah untuk menjadi pimpinan dalam
tim kerja (8), masih belum tingginya kemauan untuk menjadi lebih terdepan dari
Jawa Barat
ada dasarnya mencerminkan prestasi kerja seorang pegawai itu sendiri. Begitu
mewakili kebenaran (karena dalam organisasi tentu ada upaya koordinasi dan
salah.Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit PNS yang tidak disiplin pada
saat jam kerja. Berkaitan dengan disiplin kerja pegawai pada Dinas Komunikasi
melaksanakan tugas dengan baik adalah dengan ketepatan waktu datang dan
ditempat kerja telah menunjukkan ketaatannya pada aturan yang ditetapkan yakni
masuk pukul 7.30 dan pulang jam 16.00 WIB.Tingkat disiplin pegawai dilihat dari
Tabel 4.16
Tanggapan Responden Mengenai Datang Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 19 24,1%
2 Setuju 50 63,3%
3 Ragu-ragu 10 12,7%
4 Tidak Setuju 0 0,0%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Tabel 1.16 di atas menunjukkan bahwa mereka selalu datang tepat waktu.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawai memiliki tingkat disiplin
kerja yang cukup tinggi dilihat dari tingkat ketepatan mereka datang ke kantor.Hal
ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab
setuju dengan pernyataan ini, yaitu yang berjumlah 50 orang (63,3%) dari 79
responden.
Tabel 4.17
Tanggapan Responden Mengenai Jam Istirahat
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 15 19,0%
2 Setuju 51 64,6%
3 Ragu-ragu 12 15,2%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
istirahat sebaik baiknya sesuai dengan aturan instansi. Hal ini mengindikasikan
bahwa sebagian besar pegawai memiliki tingkat disiplin kerja yang cukup tinggi
dilihat dari tingkat ketepatan jam istirahat. Hal ini dibuktikan dengan hasil
jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini,
Tabel 4.18
Tanggapan Responden Mengenai Pulang Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 19 24,1%
2 Setuju 39 49,4%
3 Ragu-ragu 19 24,1%
4 Tidak Setuju 2 2,5%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Tabel 4,18 di atas menunjukkan bahwa mereka selalu pulang tepat waktu.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawai memiliki tingkat disiplin
kerja yang cukup tinggi dilihat dari tingkat ketepatan mereka pulang dari
pulang tepat waktu.Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang
sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu yang berjumlah 39
Tabel 4.19
Tanggapan Responden Mengenai Menggunakan Pakaian
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 22 27,8%
2 Setuju 48 60,8%
3 Ragu-ragu 9 11,4%
4 Tidak Setuju 0 0,0%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
sesuai aturan instansi. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besarpegawai dapat
menepati aturan yang diberikan instansi. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban
responden yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu
Tabel 4.20
Tanggapan Responden Mengenai Sopan dan Menghormati Sesama
Rekan Kerja
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 29 36,7%
2 Setuju 49 62,0%
3 Ragu-ragu 1 1,3%
4 Tidak Setuju 0 0,0%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
dapat dikatakan bahwa sebagian besar pegawai telah menunjukkan kesopanan dan
hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan
Tabel 4.21
Tanggapan Responden Mengenai Patuh Dalam Melaksanakan Tugas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 26 3,2%
2 Setuju 50 63,3%
3 Ragu-ragu 3 3,8%
4 Tidak Setuju 0 0,0%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
berlaku.Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar
menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu yang berjumlah 50 orang (63,3%)
dari 79 responden.
Tabel 4.22
Tanggapan Responden Mengenai Pekerjaan Sesuai aturan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 21 26,6%
2 Setuju 57 72,2%
3 Ragu-ragu 1 1,3%
4 Tidak Setuju 0 0,0%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
mengerjakan pekerjaan sudah sesuai dengan aturan instansi baik yang tertulis
tugas sesuai dengan aturan yang berlaku.Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban
responden yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu
Tabel 4.23
Tanggapan Responden Mengenai Bertanggung Jawab Terhadap Pekerjaan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 29 36,7%
2 Setuju 44 55,7%
3 Ragu-ragu 6 7,6%
4 Tidak Setuju 0 0,0%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Tabel 4.23 di atas menunjukkan bahwa Saya bertanggung jawab penuh
besar pegawai telah menunjukkan rasa tanggungjawab yang cukup tinggi terhadap
besar menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu yang berjumlah 44 orang
Tabel 4.24
Tanggapan Responden Mengenai Mengerjakan Pekerjaan Sesuai Dengan
Jabatan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 24 30,4%
2 Setuju 50 63,3%
3 Ragu-ragu 4 5,1%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
bahwa sebagian besar pegawai telah menaati pekerjaan sesuai jabatan.Hal ini
dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju
dengan pernyataan ini, yaitu yang berjumlah 50 orang (63,3%) dari 79 responden.
Tabel 4.25
Tanggapan Responden Mengenai Menjaga Sikap dan Perilaku
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 21 26,6%
2 Setuju 55 69,6%
3 Ragu-ragu 3 3,8%
4 Tidak Setuju 0 0,0%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Tabel 4.25 di atas menunjukkan bahwa Saya selalu menjaga sikap dan
bahwa sebagian besar pegawai telah dapat menunjukkan tindakan baik khususnya
jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini,
Tabel 4.26
Rata-rata Penilaian Pegawai Terhadap Disiplin Kerja
No Frekuensi Jawaban Jumlah
Mean Penilaian
Item SS S RR TS STS N = 79 Skor
1 19 50 10 0 0 79 325 4,11 Tinggi
2 15 51 12 1 0 79 317 4,01 Tinggi
3 19 39 19 2 0 79 312 3,94 Tinggi
4 22 48 9 0 0 79 329 4,16 Tinggi
5 29 49 1 0 0 79 344 4,35 Tinggi
6 26 50 3 0 0 79 339 4,29 Tinggi
7 21 57 1 0 0 79 336 4,25 Tinggi
8 29 44 6 0 1 79 339 4,29 Tinggi
9 24 50 4 1 0 79 334 4,22 Tinggi
10 21 55 3 0 0 79 334 4,22 Tinggi
Rata-rata Disiplin Kerja 4,18 Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
kedalam kriteria tinggi, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang dihasilkan
sebesar 4,18 dan berdasarkan rentang skor rata-rata berada pada interval 3,41-4,20
yang berarti masuk dalam klasifikasi penilaian tinggi.Namun masih ada beberapa
pegawai yang menjawab ragu-ragu pada item kuesioner, seperti, tidak tepat waktu
dalam masuk dan pulang kerja, dan waktu istirahat kerja pegawai sering mengulur
waktu.
Barat
kinerja pegawai dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja,
kerja PNS adalah pejabat penilai, yaitu atasan langsung dari PNS yang
bersangkutan dengan ketentuan paling rendah pejabat eselon V atau pejabat lain
yang ditentukan.
pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem
karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian kinerja pegawai
penyusunan perencanaan prestasi kerja , penetapan tolok ukur yang meliputi aspek
kualitas dan kuantitas pekerjaan, kecepatan, prakarsa, kemampuan dan
digunakan parameter penilaian berupa hasil kerja yang nyata dan terukur yang
yang telah ditentukan.Hasil dari kuisioner ini dapat digunakan sebagai gambaran
Tabel 4.27
Tanggapan Responden Mengenai Mengerjakan Tugas Sampai Selesai
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 19 24,1%
2 Setuju 49 62,0%
3 Ragu-ragu 10 12,7%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
pegawai sudah menunjukkan upaya yang optimal agar hasil pekerjaannya selalu
mencapai hasil yang terbaik bagi instansi untuk mencapai tujuan.Hal ini
dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju
dengan pernyataan ini, yaitu yang berjumlah 49 orang (62,0%) dari 79 responden.
Tabel 4.28
Tanggapan Responden Mengenai Mampu Mengerjakan Tugas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 7 8,9%
2 Setuju 47 59,5%
3 Ragu-ragu 24 30,4%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
tugas sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa
kerja yang telah ditetapkan., namun demikian masih ada pegawai yang
yang tersedia terbatas tentunya dapat mengurangi optimalisasi hasil kerja yang
tinggi.Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar
menjawab setuju dengan pernyataan ini, yaitu yang berjumlah 47 orang (59,5%)
dari 79 responden.
Tabel 4.29
Tanggapan Responden Mengenai Mengerjakan Tugas Secara Rapih
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 7 8,9%
2 Setuju 59 74,7%
3 Ragu-ragu 12 15,2%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini yaitu berjumlah 59 orang
Tabel 4.30
Tanggapan Responden Mengenai Teliti Dalam Mengerjakan Tugas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 5 6,3%
2 Setuju 51 64,6%
3 Ragu-ragu 21 26,6%
4 Tidak Setuju 2 2,5%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
kerjanya dengan tingkat kesalahan yang rendah. Namun sebagian pegawai masih
ada yang menyatakan ragu 21 orang dalam mengerjakan tugas secara teliti. Hal ini
dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju
Tabel 4.31
Tanggapan Responden Mengenai Mengerjakan Tugas Sesuai Dengan
Perintah Pimpinan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 13 16,5%
2 Setuju 59 74,7%
3 Ragu-ragu 6 7,6%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini yatitu berjumlah 59 orang
Tabel 4.32
Tanggapan Responden Mengenai Menjalin Kerja Sama Pimpinan Dan
Rekan Kerja
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 13 16,5%
2 Setuju 48 60,8%
3 Ragu-ragu 12 15,2%
4 Tidak Setuju 6 7,6%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
sama dan berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja maupun pimpinan. Hasil
dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju
Tabel 4.33
Tanggapan Responden Mengenai Kompak Dalam Bekerja Sama
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 11 13,9%
2 Setuju 53 67,1%
3 Ragu-ragu 12 15,2%
4 Tidak Setuju 3 3,8%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
sama dengan tim ataupun rekan kerja. Hal ini menunjukan bahwa, pegawai
memiliki rasa solidaritas yang tinggi dengan rekan kerjanya dan dapat bekerja
dengan kompak. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang
Tabel 4.34
Tanggapan Responden Mengenai Bertanggung Jawab Pada Hasil Kerja
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 15 19,0%
2 Setuju 57 72,2%
3 Ragu-ragu 6 7,6%
4 Tidak Setuju 1 1,3%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
hasil kerja yang sesuai dengan standar instansi yang telah ditetapkan.Hal ini
menunjukan bahwa, pegawai selalu melakukan pekerjaan dengan baik dan benar,
ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab
setuju dengan pernyataan ini yaitu berjumlah 57 orang (72,2%) dari 79 responden.
Tabel 4.35
Tanggapan Responden Mengenai Pengambilan Keputusan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 6 7,6%
2 Setuju 59 74,7%
3 Ragu-ragu 11 13,9%
4 Tidak Setuju 3 3,38%
5 Sangat Tidak setuju 0 0,0%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
pada hasil kerja yang telah dikerjakannya.Hal ini menunjukan bahwa, pegawai
selalu melakukan pekerjaan dengan baik dan benar, sehingga pegawai dapat
memenuhi standar pekerjaan yang diinginkan instansi. Hal ini dibuktikan dengan
hasil jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan
Tabel 4.36
Tanggapan Responden Mengenai Memiliki Inisiatif Pribadi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 5 6,3%
2 Setuju 42 53,2%
3 Ragu-ragu 29 36,7%
4 Tidak Setuju 2 2,5%
5 Sangat Tidak setuju 1 1,3%
Jumlah 79 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
jabatannya. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya sebagian besar pegawai
telah cukup baik dalam memanfaatkan waktu luang untuk melakukan pekerjaan
lain selain tugas pokok, namun sebagian pegawai ada yang menyatakan ragu
dalam memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan pekerjaan diluar pekerjaan lain
selain tugas pokok. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang
sebagian besar menjawab setuju dengan pernyataan ini yaitu berjumlah 59 orang
sebagai berikut :
Tabel 4.37
Rata-rata Penilaian Pegawai Terhadap
No Frekuensi Jawaban Jumlah
Mean Penilaian
Item SS S RR TS STS N = 79 Skor
1 19 49 10 1 0 79 323 4,08 Tinggi
2 7 47 24 1 0 79 297 3,75 Tinggi
3 7 59 12 1 0 79 309 3,91 Tinggi
4 5 51 21 2 0 79 296 3,74 Tinggi
5 13 59 6 1 0 79 321 4,06 Tinggi
6 13 48 12 6 0 79 305 3,86 Tinggi
7 11 53 12 3 0 79 309 3,91 Tinggi
8 15 57 6 1 0 79 323 4,08 Tinggi
9 6 59 11 3 0 79 305 3,86 Tinggi
10 5 42 29 2 1 79 285 3,60 Tinggi
Rata-rata Motivasi Pegawai 3,88 Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
kedalam kriteria tinggi, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang dihasilkan
sebesar 3,88 dan berdasarkan rentang skor rata-rata berada pada interval 3,41-4,20
yang berarti masuk dalam klasifikasi penilaian tinggi. Namun masih ada beberapa
pegawai yang menjawab ragu-ragu pada item kuesioner, seperti, belum mampu
valid adalah nilai r 0,30. Dimana semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat
Tabel 4.41
Tabel Validitas Variabel Motivasi
Variabel
No Item Standar Deviasi Nilai Validitas Keterangan
1 0,3 0,383 valid
2 0,3 0,568 valid
3 0,3 0,557 valid
4 0,3 0,540 valid
5 0,3 0,599 valid
6 0,3 0,533 valid
7 0,3 0,564 valid
8 0,3 0,452 valid
9 0,3 0,316 valid
10 0,3 0,320 valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
menunjukkan hasil yang baik, karena syarat minimum yang harus dipenuhi agar
angket dikatakan valid adalah lebih besar dari 0,30 dapat terpenuhi, sehingga
Tabel 4.42
Tabel Validitas Variabel Disiplin Kerja
Variabel
No Item Standar Deviasi Nilai Validitas Keterangan
1 0,3 0,334 valid
2 0,3 0,404 valid
3 0,3 0,442 valid
4 0,3 0,506 valid
5 0,3 0,668 valid
6 0,3 0,445 valid
7 0,3 0,581 valid
8 0,3 0,649 valid
9 0,3 0,398 valid
10 0,3 0,603 valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
menunjukkan hasil yang baik, karena syarat minimum yang harus dipenuhi agar
angket dikatakan valid adalah lebih besar dari 0,30 dapat terpenuhi, sehingga
Tabel 4.43
Tabel Validitas Variabel Kinerja Pegawai
Variabel
No Item Standar Deviasi Nilai Validitas Keterangan
1 0,3 0,484 valid
2 0,3 0,717 valid
3 0,3 0,617 valid
4 0,3 0,464 valid
5 0,3 0,606 valid
6 0,3 0,602 valid
7 0,3 0,649 valid
8 0,3 0,633 valid
9 0,3 0,591 valid
10 0,3 0,544 valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
menunjukkan hasil yang baik, karena syarat minimum yang harus dipenuhi agar
angket dikatakan valid adalah lebih besar dari 0,30 dapat terpenuhi, sehingga
dapat disimpulkan bahwa angket dikatakan valid. Dengan demikian, maka proses
merupakan variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Untuk mengetahui uji ini menggunakan nilai Cronbach Alpa, kuesioner dikatakan
Tabel 4.44
Nilai Reliabilitas
Variabel Standar Deviasi Nilai Reliabilitas Keterangan
Motivasi 0,7 0,803 Reliabel
Disiplin Kerja 0,7 0,812 Reliabel
Kinerja Pegawai 0,7 0,869 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan program statistik SPSS
didapat bahwa hasil koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,7 untuk dua
variable penelitian yaitu variabel motivasi , disiplin kerja dan kinerja pegawai
masing hasil uji signifikansi adalah untuk motivasi kerja 0,024< 0,050 atau hasil
uji t dengan t hitung 2,308> dari t tabel 1,980 menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 14,5% merupakan hasil
dari perkalian nilai Beta dan Zero-order yaitu 0,248 x 0,587 = 0,14557 (14,5%).
Hasil uji signifikansi untuk disiplin kerja terhadap kinerja pegawai adalah
0.000 < 0,050 dan hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung 4,837> dari t tabel
sebesar 35,3% merupakan hasil dari perkalian nilai Beta dan Zero-order yaitu
Tabel 4.45
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Motivasi
.243 .105 .248 2.308 .024 .587 .256 .188
Disiplin Kerja
.608 .126 .519 4.837 .000 .681 .485 .393
menunjukkan bahwa:
dipengaruhi motivasi kerja dan disiplin adalah sebesar 4,189 satuan. Rumus
tersebut menunjukkan pula apabila motivasi dan disiplin kerja dinaikkan satu
satuan akan meningkatkan kinerja 24,3% (0,243) di motivasi dan 60,8% (0,608)
di disiplin kerja.
variabel bebas dan variabel terikat. Berikut disajikan tabel hasil olah data
Tabel 4.46
Correlations
Motivasi Disiplin Kerja Kinerja Pegawai
**
Motivasi Pearson Correlation 1 .653 .587**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 79 79 79
**
Disiplin Kerja Pearson Correlation .653 1 .681**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 79 79 79
** **
Kinerja Pegawai Pearson Correlation .587 .681 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 79 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
hubungan Motivasi Kerja dan Kinerja adalah sedang dengan nilai korelasi 0,587
dengan jumlah sampel 79 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,050 ini dapat diartikan
analisis data menunjukkan hubungan yang kuat dengan nilai korelasi 0,681 atau
dengan sampel 79 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,050 dapat diartikan bahwa
hubunannya signifikan.
Nilai koefisien korelasi dapat dilihat dari tabel hasil olah data menggunakan
Tabel 4.47
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .706a .498 .485 3.06041
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Motivasi
Dari analisis diatas nilai R atau korelasi berganda sebesar 0,706 yang
dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi atau
R2 dapat dilihat pada hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17 pada tabel
Kd = R2 x 100%
Dimana:
Kd = (0,706)2 x 100%
Kd = 0,498 x 100%
Kd = 49%
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai R 2 sebesar 0,498 atau 49%,
terhadap naik atau turunnya kinerja pegawai adalah 49% dan sisanya sebesar 51%
kompensasi, kepuasan kerja, pelatihan, yang tidak dimasukkan dalam model yang
motivasi dan disiplin kerja mempunyai pengaruh atau tidak. Hasil uji hipotesis
Nilai F hitung dapat dilihat dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS
Tabel 4.48
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 707.367 2 353.683 37.762 .000a
Residual 711.823 76 9.366
Total 1419.190 78
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
dengan nilai F tabel.Nilai F hitung dapat dilihat dari hasil pengolahan data bagian
ANOVA. Nilai F tabel dengan tingkat signifikan 5% dan degrees of freedom (df)
data diketahui bahwa nila F hitung sebesar 37,762 dan nilai F hitung tersebut lebih
besar dari F tabel. Dari hasil uji hipotesis tersebut maka keputusan yang diambil
sama motivasi dan disiplin kerja secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang
tabel.Nilai t hitung dapat dilihat pada hasil pengolahan data bagian Coefficient.
Untuk memperoleh nilai t tabel, dapat dilihat dari tabel T Student, yaitu pada
degrees of freedom (df) sebesar 76 (jumlah data dikurangi jumlah variabel) dan
a. Variabel motivasi dengan t hitung > dari t tabel atau 2,308 > 1,980 maka
b. Variabel Disiplin kerja dengan t hitung > dari t tabel atau 4,837 > 1,980
pegawai.
4.2. Pembahasan
responden dari masing-masing indikator variabel, yaitu jumlah yang terkecil dan
jumlah yang terbesar. Sehingga dapat diketahui, mana indikator yang memiliki
jumlah nilai responden yang terendah, dan mencari apa yang menjadi penyebab
lebih terdepan dari pegawai lain yaitu berjumlah 264 dan indikator mengenai
dorongan untuk menjadi pimpinan dalam tim kerja yaitu berjumlah 269. Nilai
yang terkecil yang didapat pada jumlah responden mengenai dorongan pegawai
mampu menjadi yang lebih terdepan dari pegawai lain , hal ini dapat disebabkan
karena kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki oleh pegawai. Sehingga,
pegawai tidak mempunyai rasa percaya diri untuk yang lebih terdepan dari
pegawai lain. Kemudian indikator lain yang memiliki jumlah nilai tanggapan
dalam tim kerja, dapat disebabkan karena kurang adanya dorongan dari rekan
kerja dan pegawai kurang dipercayai untuk mengemban tugas untuk mengarahkan
responden yang terkecil adalah indikator mengenai selalu pulang tepat waktu
sesuai dengan aturan instansi yaitu berjumlah 312 dan indikator mengenai
mengenai selalu pulang tepat waktu sesuai dengan aturan instansi, dapat
disebabkan karena tidak adanya sanksi yang tegas dari pimpinan menyebabkan
pegawai merasa hal yang wajar apabila terlambat masuk kerja. Kemudian
indikator lain yang memiliki jumlah nilai tanggapan responden terkecil, terdapat
instansi, hal ini disebabkan karena pegawai sering mengulur waktu jam istirahat
yang sudah di tentukan instansi. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
285, disebabkan pegawai menunggu dulu perintah dari pimpinan, hal ini
Dan indikator mengenai mampu mengerjakan tugas sesuai target yang ditentukan
yaitu berjumlah 297, disebabkan pegawai dalam bekerja kurang optimal sehingga
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan setelah melakukan penelitian
dan pembahasan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja
sudah dapat dikatakan cukup tinggi,Hal ini terlihat dari skor total penilaian
pegawai yang berada pada interval tinggi. Namun masih ada yang belum
optimal, yaitu pegawai yang masih rendah untuk menjadi pimpinan dalam tim
kerja, masih belum tingginya kemauan untuk menjadi lebih terdepan dari
pegawai lain.
Namun masih ada beberapa pegawai yang belum optimal, seperti tidak tepat
waktu dalam masuk dan pulang kerja, dan waktu istirahat kerja pegawai
masuk dalam katagori tinggi, artinya pegawai telah memiliki kinerja yang
cukup tinggi dalam pekerjaannya. Hal ini terlihat dari skor total penilaian
pegawai yang berada pada interval tinggi. Namun masih ada beberapa
pegawai yang belum optimal, seperti belum mampu mengerjakan tugas sesuai
peningkatan kinerja pegawai yaitu sebesar 49,8%. Secara parsial disiplin kerja
5.2 Saran
pimpinan untuk tim kerja yang menjalin kerjasama diantara rekan kerja untuk
2. Pimpinan instansi harus lebih menekankan sanksi yang tegas bagi para
tugas dengan lebih baik lagi dan ketelitian dalam mengerjakan tugas sehingga
akan tercapai tujuan instansi dan pimpinan instansi harus dapat mendorong
4. Bagi peneliti selanjutnya, perlu menambah variabel lain dan tidak hanya
Edy Sutrisno, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
Hernowo Narmodo dan M. farid Wajdi, 2011, Pengaruh Motivasi dan Disiplin
Terhadap Pegawai Badan Kepegawaian Daerah KabupatenWonogiri,
Jurnal Sumber daya Manusia, Vol 1, No 2
Mulyanto dan Sutapa Hardaya, 2009, Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan
komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta, Vol 1, No
2.
Nur Ida Iriani, 2010, pengaruh Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Sambas, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol 8, No 2.
Oei, Istijanto, 2010, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit PT. Gramedia
Riduwan, 2007, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Pegawai dan Peneliti
Pemula, Cetakan Keenam, Bandung, Alfabeta.
Rivai, Veithzal. 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari
Suprayanto dan Sukir, 2007, Pengaruh Disiplin, Lingkungan Kerja dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai DPU-LLAJ karanganyar, Jurnal
Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol 2, No 1.