SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
TINI PRASETIWI
NIM. 15.52.2.1.117
banyak mengalami berbagai rasa disetiap perjalananmu, itu keren. Hidup tidak
melulu tentang senang, bahagia, cinta, tapi hidup perlu merasakan perjuangan,
terpuruk, jenuh, duka, patah hati, gagal, yang akan membuat kamu bangkit dan
“Keluar dari zona nyaman, itu keren. Jika untuk hal yang positif dan membuat
(Tini Prasetiwi)
PERSEMBAHAN
Paket komplit yang sampai aku tidak bisa mengkategorikan Eko Prasetyo
Terimakasih…..
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Iklim Etis dan Komitemen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi, Studi Pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
Surakarta.
2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Datien Eriska Utami, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Bisnis
Akademik.
4. Dr. Fitri Wulandari, S.E., M.Si., selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
skripsi.
5. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam
menyelesaikan skripsi.
menyelesaikan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta
8. Ibu dan bapakku, terimakasih atas dukungan baik moral maupun materil dan
Syariah 2015 C dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa, puji
semuanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tini Prasetiwi
ABSTRACT
The results of this study indicate that ethical leadership has a significant
positive effect on ethical climate, ethical leadership has a significant positive
effect on organizational commitment, ethical climate has a significant positive
effect on organizational commitment, organizational commitment has a
significant positive effect on employee performance, ethical leadership has a
significant positive effect on employee performance with mediating organizational
commitment, ethical leadership has a significant positive effect on organizational
commitment with mediating ethical climate.
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR………………………………………………………… x
ABSTRACT…………………………………………………………………….. xii
ABSTRAK……………………………………………………………….……. xiii
3.3.1 Populasi……………………………………………………… 32
1. Uji Validitas…………………………………………….. 46
2. Uji Reliabilitas…………………………………………... 47
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………….. 59
5.3 Saran……………………………………………………………… 61
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 62
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 67
DAFTAR TABEL
Dalam era global, dunia persaingan yang sulit menuntut dan mewajibkan
sebuah perusahaan untuk berkembang dan bekerja dengan efektif dan efisien.
daya saing, dengan maksud agar perusahaan tidak terseleksi oleh alam.
prosedur dan tujuan organisasi yang telah ditentukan. Adapun faktor yang
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia. Sedangkan menurut Sule dan Saefullah (2005) menyatakan sumber daya
tingginya, hubungan kerja yang serasi di antara para karyawan dan penyatu
paduan sumber daya manusia secara efektif atau tujuan efisiensi dan kerja sama,
seorang pemimpin etis lebih menekankan pada nilai-nilai moral seperti ahlak, rasa
Senada dengan Toor dan Ofori (2009) bahwa kepemimpinan etis dapat
memainkan peran mediasi antara hubungan budaya organisasi dan hasil kerja
karyawan. Hasil kerja karyawan yang optimal dapat dilihat dari kinerjanya.
merupakan demonstrasi perilaku normatif yang tepat melalui tindakan pribadi dan
yang dibangun dengan rasa hormat dan percaya adalah faktor penentu berhasilnya
suatu organisasi.
menetapkan standar etika dan meminta pengikut untuk bertanggung jawab atas
perilaku etis. Pendapat dari (Hosmer, 1994; Jones, 1995 dikutip dalam Berrone
dkk, 2007) menyatakan didalam kepemimpinan etis ada dua variabel masalah
komitmen organisasi.
Penelitian oleh Mamik (2007), Riyadi (2011), Nazir et al (2012), dan Dewi
(2012) serta Tampubolo (2007) menyebutkan gaya kepemimpinan yang baik dari
seorang pemimpin pada suatu organisasi, maka akan memliki pengaruh besar
sesuai dengan kriteria perusahaan, dan juga harus mampu menjalankan tugas-
tugas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sehingga kinerja karyawan adalah
selesai, hal ini merupakan salah satu tingkat pencapaian setiap pekerjaan dan telah
kinerja karyawan merupakan sesuatu yang dihasilkan dari pekerjaan baik secara
kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan oleh seorang karyawan atau perilaku.
kinerja karyawan yang dapat dilihat melalui jumlah pekerjaan, kualitas pekerjaan,
ketepatan waktu, kehadiran, serta kemampuan kerjasama. Banyak hal yang dapat
mendukung sumber daya manusia untuk memiliki kualitas dan kinerja yang baik,
bekerjanya.
Banyak faktor dapat mempengaruhi kinerja karyawan dimana berefek
baik dan buruk terhadap kinerja. Jadi seseorang yang menunjukan kinerja yang
tidak baik, maka harus dilihat lingkungan luarnya apakah sudah cukup membantu,
seperti apakah memiliki kelengkapan peralatan dan bahan. Menurut Harlie (2012),
Murty dan Hudiwinarsih (2012), Taurisa dan Ratnawati (2012), Rudianto, dkk
(2014), Shodiqin dan Mindarti (2015), Pradana, dkk (2016) serta Saputra, dkk
psikologis dan fisik pegawai dengan organisasi tempatnya bekerja atau organisasi
yang telah ditetapkan. Karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap
perusahaan cenderung akan menunjukkan kualitas yang baik, lebih totalitas dalam
komitmen organisasi, dan kinerja karyawan. Sependapat dengan Luria dan Yagil
(2008) bahwa dalam iklim etika, karyawan mengikuti aturan organisasi dan
etika sebagai suatu persepsi atau pendangan yang berlaku dalam praktek dan
prosedur organisasi yang memiliki konten etika. Penelitian yang dilakukan oleh
Victor dan Cullen (1987) mengenai iklim etika organisasi menemukan bahwa
permasalahan etis yang timbul. Pada sebuah masyarakat kolektif seperti Indonesia
contoh bagi bawahannya. Dalam hal ini, persepsi karyawan pada pemimpin
syariah dimana tidak hanya bergerak pada bisnis keuangan syariah dan
TUMANG juga hadir sebagai penggerak ekonomi umat lewat Baitul Maalnya.
Bermula dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi warga setempat yaitu
atau istilah masyarakat setempat adalah bank plecit, maka pada bulan Februari
untuk pendirian BMT di Desa Tumang. Hingga saat ini ada 21 cabang KPPS
BMT TUMANG dengan jumlah seluruh karyawan ada 195 terhitung mulai
September 2018.
instansi atau lembaga yaitu termasuk dalam 100 (seratus) besar koperasi
Standart ( IMS) adalah standar keuangan mikro islam berupa sertifikat yang
karyawan sehingga tujuan organisasi tercapai dengan optimal. Dapat dilihat pada
Gambar 1.2.
Data masuk karyawan Semester 1 KSPPS BMT TUMANG tahun 2016-
2018
60
2016
50 2017
40 2018
30
20
10
0
Rekriutmen
BMT TUMANG dapat dilihat bahwa data keluar masuk karyawan tidak stabil
pada tahun 2015-2018, pada tahun 2015-2018 masih dijumpai jumlah karyawan
kepemimpinan etis, iklim etis, komitmen organisasi, dan kinerja karyawan pada
etis, iklim etis, komitmen organisasi dan kinerja karyawan yang menjadi latar
penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang telah diterapkan.
Maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini akan dibatasi pada
kepemimpinan etis, iklim etis dan komitmen organisasi. Subyek dalam penelitian
ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di KPPS BMT TUMANG di Boyolali.
1.4 Rumusan Masalah
sebagai berikut:
1. Bagi Penelitian
Terlampir
BAB I : PENDAHULUAN
skripsi.
(pembuktian hipotesis).
BAB V : PENUTUP
Istilah etika mengacu pada bagian atau standar perilaku antar individu-
individu dalam situasi tertentu (Fraedrich, 1993). Adapun arti standar dapat
melibatkan hubungan manusia yang mendasar antar beberapa pihak seperti para
pesaing, pelanggan dan masyarakat umum dan dalam organisasi yang meliputi
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti kebiasaan (custom)
atau karakter (character). Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan
etika diartikan sebagai ilmu atau pemahaman dan asas atau dasar terkait dengan
sikap dan perilaku baik atau buruk. Dengan demikian, etika dapat diartikan
sebagai ilmu yang berhubungan dengan upaya untuk menentukan baik buruknya
para pemimpin akan mempengaruhi perilaku etis dari orang lain (Brown dkk,
2005). Sependapat dengan Northouse (2007) bahwa kepemimpinan merupakan
pemimpin yang memiliki nilai benar dan berkarakter kuat. (Freeman dan Stewart,
2006).
Kepemimpinan etis harus berfokus pada nilai-nilai moral dan adil dalam
keseluruhan organisasi (Eubanks dkk, 2012; Kuntz dkk, 2013). Moral menurut
Zainuddin adalah suatu tendensi rhani untuk melakukan seperangkat standar dan
norma yang mengatur perilaku seseorang dan masyarakat. Nilai moral diantaranya
kepercayaan serta memiliki sikap reseptif dan sifat terbuka. Seorang pemimpin
dengan contoh; mereka memiliki tanggung jawab untuk menentukan norma dan
nilai organisasi.
Menurut Connell dan Bligh (2009) menyebutkan ada beberapa
merupakan pemimpin yang peka terhadap kepentingan semua karyawan tanpa ada
seperti menetapkan standar etika dan meminta pengikut bertanggung jawab atas
perilaku etis. Namun demikian, kualitas unik ini yang mencirikan para pemimpin
etis membuat mereka berbeda dari para pemimpin organisasi perusahaan lainnya.
Pemimpin etis adalah para pemimpin yang peka terhadap kepentingan semua
menyatakan apakah suatu perilaku sesuai dengan moral atau tidak (Wirawan,
2007). Iklim etika adalah prosedur organisasi yang khas dimana ada konten etis
dan persepsi yang berlaku dalam praktiknya (Victor dan Cullen, 1988). Victor dan
Cullen menjelaskan iklim etika juga dipandang sebagai salah satu komponen
Iklim etika lebih mengarah pada persepsi karyawan yang stabil, bermakna
secara psikologis, serta ada kebijakan etika didalam suatu organisasi tempat
secara tidak langsung iklim etika ini mempengaruhi sikap seorang individu
Martin dan Cullen (2006) mendefinisikan iklim etis sebagai persepsi yang
berlaku dalam organisasi, dan prosedur yang memiliki konten etis. Hal ini juga
perilaku etis dan untuk memberi sanksi yang tidak melakukan perilaku etis.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
dan tidak etis yang nantinya berdampak pada iklim etika organisasi.
merupakan hukuman atau ancaman yang dilakukan untuk membuat pelaku lebih
etis.
Iklim etis menggambarkan karakter suatu organisasi yang etis dan dapat
memandu perilaku karyawan. Sehingga iklim etis ini secara tidak langsung
Bagan yang disusun oleh Victor dan Cullen (1988) terdapat beberapa
kemungkinan iklim etis yang didasarkan dari teori filosofis, sosiologis, dan
psikologis. Iklim etika juga mempengaruhi perilaku pekerja dan sikap pekerja
kualitas. Victor dan Cullen (1988) menemukan tiga bentuk kategori etika yaitu
egoisme, kebajikan, dan prinsip. Individu yang masuk dalam kategori egoism
Sedangkan individu yang masuk kotegori prinsip yaitu apapun aktivitas indivisu
dan keputusannya berdasar pada standar pribadi atau profesional. Dari tiga bentuk
etika tersebut Victor dan Cullen (1988) menyebutkan dimensi dalam mengukur
1. Kepedulian (Caring), dimensi iklim ini berfokus pada etika kebijakan yang
berdasar pada kepedulian terhadap orang lain. Dalam dimensi ini, individu
memiliki minat yang tulus terhadap kesejahteraan orang lain baik itu di dalam
2. Hukum dan Undang-Undang (Law and Code), dimensi ini terkait dengan
berdasarkan mandat dari beberapa sistem eksternal seperti hukum atau kode
etik profesional.
3. Aturan (Rules), dimensi aturan juga dikaitkan dengan etika prinsip, karena
didasarkan pada perhatian utama bagi para anggota organisasi dan masyarakat
didasarkan pada kepentingan sendiri. Iklim hukum dan kode didasar pada
dimensi aturan berhubungan dengan prinsip yang diatur oleh aturan dan peraturan
didefinisikan sebagai keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota dalam
McDade, 1979).
yang rendah dapat berpengaruh negatif baik dalam organisasi maupun individu,
kinerja yang tinggi, kepuasan yang lebih besar, turnover yang lebih rendah.
adanya keyakinan kuat dalam penerimaan, tujuan dan nilai organisasi; adanya
yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. Sependapat dengan Meyer
(1993) ada lima indikator dari komitmen afektif, yaitu: loyalitas; rasa bangga;
peran serta seorang karyawan; menganggap organisasi yang terbaik; terikat secara
tetap pada suatu organisasi karena adanya tekanan atau daya tarik.
semakin rendah.
diri pekerja. Faktor ini membentuk komitmen inisial, yaitu komitmen awal
yang timbul pada saat pekerja baru saja mulai masuk sebagai anggota
organisasi.
dimana karyawan merasa nyaman dan tidak ada keinginan untuk pindah atau
meninggalkan organisasinya, ada keterikatan dan rasa loyal dalam diri karyawan
untuk organisasinya.
dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku.
Menurut Hasibuan (2007) kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh
pegawai atau perilaku yang nyata sesuai dengan perannya dalam organisasi. Jadi,
kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia
merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja yang dilihat
yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
dapat mempengaruhi kinerja karyawan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berhubungan dengan sifat seseorang, meliputi
sikap, kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin,
disimpulkan, kinerja karyawan adalah suatu prestasi kerja atau hasil kerja yang
individu lainnya.
Tabel 2.1
Penelitian Yang Relevan
N Judul, Peneliti, Hasil Penelitian Kesimpulan, Saran, dan Implikasi
o Tahun Penelitian
Penelitian,
Jumlah Sampel
1 The Effects of Dari hasil uji yang Kesimpulan terdapat pengaruh
Ethical dilakukan menunjukkan positif dan signifikan antara
Leadership bahwa kepemimpinan kepemimpinan etis terhadap iklim
and Ethical etis berpengaruh positif etis dan perilaku etis, ada
Climate on terhadap iklim etis, pengaruh positif dan signifikan
Employee kepemimpinan etis iklim etis terhadap perilaku etis.
Ethical berpengaruh positif Saran perusahaan dapat lebih
Behavior in the terhadap perilaku etis fokus pada pengembangan iklim
International iklim etis berpengaruh etika yang menekankan perilaku
Port Context, positif terhadap etis yang baik dari karyawan
Chin-Shan Lu perilaku etis. dengan berfokus pada kepatuhan
dan Chi-Chang terhadap hukum dan standar
Lin, 2014, 128 profesional, dan publik daripada
reponden. mementingkan kepentingan diri
sendiri.
2 The Effect of Ada pengaruh positif Kesimpulan kepemimpinan etis
Ethical dan signifikan antara memengaruhi komitmen afektif
Leadership kepemimpinan etis dan intensi turnover secara
Behavior on terhadap persepsi iklim langsung dan tidak langsung
Ethical etis,ada hubungan melalui pembentukan iklim etika.
Climate, positif dan signifikan Saran penelitian yang akan datang
Turnover antara kepemimpinan untuk menggunakan pendekatan
Intention, and etis dengan iklim etis multi-level untuk berteori dan
Affective dan Iklim etis terhadap menganalisis efek dari
Commitment, komitmen affektif kepemimpinan etis, dan
Ozgur dimana iklim etis memperluas hasil yang diberikan
Demirtas dan sebagai variabel dengan memasukkan variabel
A. Asuman mediasi, ada hubungan hasil tambahan seperti perilaku
Akdogan, positif dan signifikan politik, kontraproduktif, atau
2015, 500 iklim etis terhadap menyimpang.
karyawan. turnover invention.
3 Ethical Hasil uji ini Kesimpulan iklim etis
climate’s menunjukan iklim etis mempengaruhi komitmen
relationship to berpengaruh positif organisasi, sedangkan iklim etis
job terhadap kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan
satisfaction, dan komitmen negatif pada turnover invention.
organizational organisasi, kepuasan Saran penelitian selanjutnya
commitment, kerja berpengaruh meneliti elemen lain dari iklim
and turnover positif terhadap etika, seperti menentukan sejauh
intention in the komitmen organisasi, mana pelatihan dan taktik
salesforce, iklim etis berpengaruh sosialisasi mungkin bertanggung
H.Charles dan negatif dengan turnover jawab atas pengaruh iklim etis.
Jr.Schwepker, invention, komitmen
2001. organisasi berpengaruh
negatif dengan turnover
invention.
4 Impact of Kepemimpinan etis CEO harus menjadi petugas etik
Ethical dikaitkan dengan utama di organisasinya, pemimpin
Leadership on pengaruh positif pada harus memastikan budaya etika
Employee Job kinerja karyawan. yang kuat (manajemen kualitas
Performance, Seorang pemimpin total etika) di tempat kerja,
Shukurat dalam pengambilan organisasi harus berusaha untuk
Moronke keputusan memikirkan mempekerjakan orang yang
Bello, 2012. jangka panjang dan beretika, organisasi harus
berperilaku secara etis memastikan bahwa semua
membuat karyawan karyawan berpartisipasi dalam
merasa dipedulikan program pelatihan etika, para
sehingga mampu pemimpin perusahaan harus
meningkatkan kuantitas menghargai perilaku etis dan
dan kualitas kinerja. mendisiplinkan perilaku yang
tidak etis.
5 Pengaruh H1 yang menyatakan Kesimpulan kepemimpinan etis
kepemimpinan bahwa terdapat terbukti berpengaruh positif dan
etis dan iklim hubungan positif dan signifikan terhadap komitmen
etis terhadap signifikan antara afektif dan iklim etis; iklim etis
komitmen kepemimpinan etis dan berpengaruh positif dan signifikan
afektif, Anwar komitmen afektif, H2 terhadap komitmen afektif; iklim
Munajah dan terdapat hubungan etis terbukti sebagai variabel
Debora E. positif dan signifikan mediator antara kepemimpinan
Purba, 2018, antara kepemimpinan etis dan komitmen afektif.
100 responden. etis dan iklim etis, H3 Saran persepsi karyawan atas
terdapat hubungan kepemimpinan etis menjadi hal
positif dan signifikan yang cukup penting untuk
antara iklim etis dan membentuk iklim etis dalam
komitmen afektif. H4 organisasi yang pada akhirnya
menyatakan bahwa diharapkan meningkatkan
iklim etis sebagai komitmen afektif karyawan
mediator antara terhadap organisasinya.
kepemimpinan etis
dengan komitmen
afektif.
independen pada penelitian ini adala Kepemimpinan etis. Variabel mediasi yaitu
iklim etis dan komitmen organisasi. Variabel dependen dalam penelitian ini
Komitmen
Organisasi
H2
H5 H4
Kepemimpinan Kinerja
H3 Karyawan
Etis
H1 Iklim Etis
Sumber: W.G. kim (2011), Jajuk (2015), Ming-Tien (2007), Schwepker (2001),
Chin-Shan Lu (2014).
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesi. Hupo berarti
lemah, kurang, atau di bawah. Thesis berarti teori, proporsi, atau pernyataan yang
(2014) dengan judul “The Effects of Ethical Leadership and Ethical Climate on
Ethical Climate hal ini ditunjukkan hasil perhitungan atau pengolahan data yang
< 0.01.
H1: Kepemimpinan etis memiliki pengaruh terhadap iklim etis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Woo Gon Kim dan Robert A Brymer
perhitungan atau pengolahan data yang dilakukan dimana β = 0.76, p < 0.001.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jajuk Herawati dan Prayekti (2017)
Organizational Commitment.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jajuk Herawati dan Prayekti
Karyawan.
Etis
penelitian. Waktu yang digunakan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini dari
tahap awal hingga penulis mendapatkan kesimpulan dari hasil yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Oktober 2018 hingga bulan Januari
pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti suatu populasi atau
analisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik, yang bertujuan untuk menguji
3.3.1 Populasi
subjek yang memiliki kuantitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
yang berupa suatu peristiwa, yang menjadi pusat perhatian peneliti terhadap orang
yang memiliki karakteristik serupa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.
sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
memberikan kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
sampling jenuh yaitu suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi
menggunakan data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri
oleh pihak yang melakukan penelitian, yang diperoleh langsung dari sumber
utama (Suliyanto, 2009). Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui
Kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas. Setiap variabel tersebut akan diukur dengan
menggunakan skala Interval, yang mana nilai jawaban dari responden pada
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diukur
(Sugiyono, 2012). Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah iklim etis dan
komitmen organisasi.
3.7. Definisi Operasional Variabel
Menurut Arikunto (2002), variabel adalah objek penelitian atau apa yang
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator
Kepemimpin Kepemimpinan etis sebagai 1. Dimensi orang
an Etis demonstrasi perilaku normatif yang bermoral, seperti:
tepat melalui tindakan pribadi dan integritas, kepedulian
hubungan interpersonal. terhadap orang lain,
(Brown dkk, 2005) keadilan, dan
kepercayaan.
2. Dimensi manajer
moral, seperti:
Berkomunikasi,
memberi penghargaan,
sanksi bagi pelanggar,
dan lebih menekan
pada standar etika.
(Brown dkk, 2005)
Iklim Etis Iklim etis adalah persepsi yang 1. Kepedulian
berlaku diorganisasi dan 2. Hukum dan Undang-
terdapat prosedur organisasi yang Undang
memiliki konten etis. 3. Aturan
(Victor dan Cullen, 1988) 4. Instrumental
5. Kemandirian
(Victor dan Cullen, 1988)
Komitmen Komitmen organisasi mengacu 1. Komitmen
Organisasi pada suatu keadaan dimana seorang berkelanjutan
karyawan memihak terhadap 2. Komitmen afektif
tujuan-tujuan organisasi, dan 3. Komitmen normatif
memiliki keinginan untuk (Allen dan Meyer,
mempertahankan keanggotaannya 1991)
dalam organisasi tersebut (Robbins,
2008).
Kinerja Kinerja adalah hasil kerja baik 1. Kualitas.
Karyawan kualitas maupun kuantitas yang 2. Kuantitas.
dicapai sumber daya manusia 3. Ketepatan waktu.
persatuan periode waktu dalam 4. Efektivitas.
melaksanakan tugas kerjanya sesuai 5. Kemandirian.
dengan tanggung jawab yang (Robbins, 2006)
diberikan (Mangkunegara, 2010).
3.8. Instrumen Penelitian
mengumpulkan data. Tanpa alat tersebut, tidak mungkin data dapat diambil. Gray
scale. Skala interval adalah alat pengukur data yang dapat menghasilkan data
yang memiliki rentang nilai yang mempunyai makna, meskipun nilai absolute
2014:206).
nilai atau disebut teknik agree-disagree scale dalam skala interval dengan
diminta untuk memberikan suatu jawaban dalam berbagai rentang nilai antara 1
sampai dengan 10. Keterangan dalam memasukan dan mengolah data: sangat
atau suatu pengaruh antara variabel bebas, variabel mediasi, dan variabel terikat.
Dalam penelitian ini menggunakan metode PLS (Partial Least Squares). Analisis
data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang, dan
Model spesifikasi PLS dalam analisis jalur terdiri atas tiga tipe hubungan,
yaitu: inner moder, outer model, dan weight relation. Inner model
diasumsikan memiliki nilai mean sama dengan nol (0) dan varian sama dengan
2015:187-189).
ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat digunakan untuk mnegukur
instrument penelitian.
Uji validitas terdiri atas validitas eksternal dan validitas internal. Adapun
validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid
yang dapat digeneralisir ke semua obyek, situasi, dan waktu yang berbeda.
Sedangkan validitas internal menunjukkan kemampuan dari instrument penelitian
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep (Hartono, 2008a).
Validitas konruk sendiri terdiri dari validitas konvergen dan validitas diskriminan.
konvergen terjadi jika skor yang diperoleh dari dua instrument yang berbeda yang
mengukur konstruk yang sama mempunyai korelasi tinggi (Hartono, 2008b: 63).
dimana validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen yang berbeda yang
mengukur dua konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang
Tabel 3.2.
Parameter Uji Validitas Dalam Model Pengukuran PLS
Uji Validitas Parameter Rule Of Thumbs
Konvergen Faktor loading Lebih dari 0,7
Average Variance Extracted Lebih dari 0,5
(AVE)
Communality Lebih dari 0,5
Diskriminan Akar AVE dan korelasi Akar AVE > Korelasi
variabel laten variabel laten
Cross loading Lebih dari 0,7 dalam
satu variabel
alat ukur. Reabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi, dan ketetapan suatu alat
ukur dalam melakukan pengukuran (Hartono, 2008a). Uji reabilitas dalam PLS
reliabilitas suatu konstruk. Rule of thumb nilai alpha atau composite reliability
harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima. (Jogiyanto,
2015: 196-197)
konstruk depeden, nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji
dependen. Semakin tinggi nilai R² berarti semakin baik model prediksi dari model
ketetapan model prediksi karena dasar hubungan teoritis adalah parameter yang
dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi
(tidak terkontrol). Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini ada 2, yaitu:
hipotesis. Dalam pengujian hipotesis nilai koefisien path atau inner model
menunjukkan tingkat signifikansi. Skor koefisien path atau inner model yang
ditunjukkan oleh nilai T-statistic, harus diatas 1,96 untuk hipotesis satu ekor dan
diatas 1,64 untuk hipotesis satu ekor (one-tailed). (Jogiyanto, 2015: 197)
yang dihasilkan pada analisis jalur nanti akan signifikan atau tidak. Sobel test
sendiri menghendaki asumsi jumah sampel besar dan nilai koefisien mediasi
Dimana:
rumus:
t=
Dimana:
Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,5%
orde baru ternyata tidak bisa memberikan jawaban terwujudnya masyarakat adil
dan makmur. Berangkat dari keprihatinan nasib masyarakat desa yang mayoritas
September 1998 oleh Kakandep Koperasi Kab. Boyolali; alamat kantor pusat : Jl.
ditandai dengan tidak stabilnya jumlah karyawan keluar masuk di KSPPS BMT
TUMANG di Boyolali.
4.1.2. Hasil Analisis Deskripsi Responden
berdasarkan jenis kelamin, usia responden, lama bekerja dan pendidikan akhir.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1
dibawah ini:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Laki-laki 39 41%
2. Perempuan 55 59%
Total 94 100%
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Pada tabel 4.1 diatas diketahui bahwa jumlah karyawan 100 orang. Sebagian
karyawan yang sebagian besar berjenis kelamin perempuan karena pekerjaan yang
2. Usia responden
Pada tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa karakteristik responden paling
banyak pada usia 25-30 tahun, dimana usia-usia ini dinilai lebih produktif dalam
bekerja responden yang akan digambarkan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Beradasarkan Lama Bekerja
No Keterangan Jumlah Persentase
1. < 1 tahun 23 25%
2. 1-3 tahun 37 39%
3. > 3 tahun 34 36%
Jumlah 94 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
pengalaman kerja kurang dari atau sama dengan 1 tahun (≤ 1), 40 responden
pengalaman > 3 tahun. Rentang lama karyawan dalam bekerja ini sebenarnya
bekerja.
4. Pendidikan terakhir
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Beradasarkan Pendidikan Terakhir
No Keterangan Jumlah Persentase
1. SMA/SMK/MA 4 4%
2. Diploma II/Diploma III 17 18%
3. Sarjana (S1) 71 76%
4. Sarjana (S2) 2 2%
Jumlah 94 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
responden, lulusan Diploma II/III 17 responden, dan untuk lulusan sarjana (S2)
sebanyak 2 responden, sehingga dengan tingkat pendidikan yang tinggi skill yang
Suatu model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu model prediksi
hubungan relasional dan kausal jika belum melewati tahap purifikasi dalam model
dan reliabilitas instrument. Adapun dalam model pengukuran terdiri dari uji
loading factor dapat dilihat pada tabel 4.5, untuk pengujian validitas dengan
parameter Average Variance Extracted (AVE) dapat dilihat pada tabel 4.6
dibawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Parameter : Rule Of
Variabel Pernyataan Kesimpulan
Loading Factor Thumb
KE1 0,821 Valid
KE2 0,741 Valid
Kepemimpinan
Etis KE3 0,824 Valid
KE4 0,788 Valid
KE5 0,844 Valid
IE1 0,702 Valid
IE2 0,856 Valid
Iklim Etis IE3 0,831 Valid
IE4 0,852 Valid
IE5 0,794 Valid
KO1 0,777 > 0,7 Valid
KO2 0,794 Valid
Komitmen KO3 0,795 Valid
Organisasi KO4 0,788 Valid
KO5 0,744 Valid
KO6 0,725 Valid
K1 0,879 Valid
K2 0,902 Valid
Kinerja
K3 0,738 Valid
Karyawan
K4 0,808 Valid
K5 0,725 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
bahwa ukuran refleksif individual tinggi karena berkorelasi > 0,70 dengan
konstruk yang diukur. Dilihat dari hasil tabel 4.4 diatas menunjukkan skor butir
kinerja karyawan nilai loading factor > 0,70 yang berarti mempunyai korelasi
(Ghozali, 2014:43)
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas
Parameter :
Rule Of
Variabel Average Variance Kesimpulan
Thumb
Extracted (AVE)
Kepemimpinan Etis 0,654 Valid
Iklim Etis 0,647 Valid
> 0,5
Komitmen Organisasi 0,662 Valid
Kinerja Karyawan 0,569 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
variabel memiliki nilai Average Variance Extracted yang lebih dari Rule Of
Thumb yang berarti memiliki nilai discriminant validity yang baik. Nilai AVE
2. Uji Reliabilitas
Nilai Cronbach's Alpha dan Composite Reliability harus lebih besar dari
nilai Rule Of Thumb, meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima. (Jogiyanto, 2015:
196). Dari hasil uji relabilitas tabel 4.7 menunjukkan nilai Cronbach's Alpha dan
untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji
dependen. Pengujian R-Square dan f-Square dapat dilihat pada tabel 4.8 dan tabel
Tabel 4.8
Hasil Uji R-Square
Variabel Penelitian R-Square
Iklim Etis 0,315
Kinerja Karyawan 0,182
Komitmen Organisasi 0,334
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Hasil Uji R-Square dengan nilai 0,67, 0,33, dan 0,19 untuk variabel laten
variabel dan komitmen organisasi dengan nilai R-Square 0,334 yang berarti model
moderat karena > 0,33, variabel iklim etis kinerja karyawan dengan nilai R-
Square 0,315 dan 0,182 yang berarti model lemah, Sedangkan untuk arti nilai R-
sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang diajukan. Namun R-
Tabel 4.9
Hasil Uji f-Square
Komitmen Kinerja
Variabel Iklim Etis
Organisasi Karyawan
Kepemimpinan Etis 0,460 0,053
Iklim Etis 0,180
Komitmen Organisasi 0,223
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Nilai uji f-Square sebesar 0,02, 0,15, dan 0,35 dapat diinterpretasikan
apakah prediktor variabel laten mempunyai pengaruh lemah, medium, atau besar
pada tingkat struktural. (Ghozali, 2014: 42). Dilihat dari tabel 4.9 hasil uji f-
hipotesis. Nilai skor koefisien path pada t-statistic harus diatas 1,96. (Jogiyanto,
2015: 197).
Tabel 5.0
Hasil Uji Koefisien Path
Original Sample
Standart
Variabel Penelitian Sample Mean T-Statistics P Values
Deviation
(O) (M)
Kepemimpinan Etis ke
0,561 0,578 0,078 7,186 0,000
Iklim Etis
Kepemimpinan Etis ke
0,228 0,224 0,096 2,376 0,018
Komitmen Organisasi
Iklim Etis ke Komitmen
0,419 0,429 0,084 5,003 0,000
Organisasi
Komitmen Organisasi ke
0,427 0,445 0,094 4,561 0,000
Kinerja Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji koefisien path pada tabel 5.0 menunjukkan tingkat
etis dengan iklim etis, dimana nilai t hitung sebesar 7,186. Nilai t hitung tersebut
lebih besar dari t tabel (1,96) sehingga kepemimpinan etis memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap iklim etis. Hasil ini berarti sesuai dengan hipotesis
sehingga H1 diterima.
2. Pengujian Hipotesis 2 (Pengaruh kepemimpinan etis terhadap komitmen
organisasi)
dengan iklim etis, dimana nilai t hitung sebesar 2,376. Nilai t hitung tersebut lebih
besar dari t tabel (1,96) sehingga kepemimpinan etis memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap komitmen organisasi. Hasil ini berarti sesuai dengan hipotesis
sehingga H2 diterima.
organisasi)
Pengujian hipotesis ketiga yakni hubungan antara variabel iklim etis etis
dengan komitmen organisasi, dimana nilai t hitung sebesar 5,003. Nilai t hitung
tersebut lebih besar dari t tabel (1,96) sehingga iklim etis memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap komitmen organisasi. Hasil ini berarti sesuai dengan hipotesis
sehingga H3 diterima.
karyawan)
etis dengan kinerja karyawan, dimana nilai t hitung sebesar 4,561. Nilai t hitung
tersebut lebih besar dari t tabel (1,96) sehingga komitmen organisasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Hasil ini berarti sesuai
dengan hipotesis keempat yakni komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap
kinerja karyawan terhadap komitmen organisasi dengan iklim etis sebagai variabel
mediasi dilakukan dengan menggunakan rumus sobel. Untuk melakukan uji sobel
tes, diperlukan nilai koefisien dan juga nilai standar eror untuk hubungan variabel
variabel iklim etis terhadap komitmen organisasi. Adapun nilainya adalah sebagai
berikut:
terhadap iklim etis dengan iklim etis terhadap komitmen organisasi, sehingga
P12 = P1.P2
P12 = (0,561)(0,419)
P12 = 0,235
berikut:
0,057723
t=
t=
t = 4,072
Berdasarkan hasil uji sobel nilai t hitung sebesar 4,072, dimana nilai tersebut
lebih besar dari 1,96 yang artinya mediasi tersebut signifikan. Dengan demikian
terhadap komitmen organisasi. Hasil ini sesuai dengan dengan hipotesis kelima
iklim etis sebagai variabel mediasi, sehingga H5 dalam penelitian ini diterima.
4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data
TUMANG di Boyolali.
memperoleh nilai t-statistic sebesar 7,186. Karena nilai t-statistic 7,186 > 1,96
signifikan terhadap iklim etis. Adapun hasil penelitian ini mendukung penelitian
persepsi etis dari karyawan akan mampu membantu organisasi untuk mengatur
dan membangun suatu kerangka iklim etis dalam lingkungan kerja, hasil ini
etis berpengaruh signifikan dengan iklim etis, dalam penelitian ini dijelaskan
pemimpin yang bertindak dengan jujur dan dapat dipercaya, dimana perilaku ini
Jadi ketika di KSPPS BMT TUMANG di Boyolali seorang pemimpin yang etis
keterbukaan, bertanggung jawab, murah hati, menepati janji maka akan tercipta
beretika.
2. Pengaruh kepemimpinan etis terhadap komitmen organisasi pada KSPPS
sebesar 2,376. Karena nilai t-statistic 2,376 yang mana lebih besar dari 1,96
Hasil analisis penelitian ini mendukung penelitian Jayuk dan Prayekti (2015);
oganisasi dan terlibat dengan perilaku sukarela dalam membantu organisasi. Jadi
penghargaan secara merata untuk karyawan yang berprestasi maka karyawan akan
Boyolali.
3. Pengaruh iklim etis terhadap komitmen organisasi pada KSPPS BMT
TUMANG di Boyolali
sebesar 5,003. Karena nilai t-statistic 5,003 yang mana lebih besar dari 1,96
mengidentifikasikan bahwa H3 diterima. Hasil ini memiliki arti bahwa iklim etis
staf penjualan, Anwar Munajah dan Debora E (2018) menunjukkan hasil ada
komitmen karyawan akan tinggi apabila persepsi karyawan terhadap paktek dan
Boyolali memberlakukan kode etik seperti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan secara tegas, dan ada
TUMANG di Boyolali.
Berdasarkan hasil analisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja
karyawan diperoleh nilai t-statistic sebesar 4,561. Karena nilai t-statistic 4,561
yang mana lebih besar dari 1,96 mengidentifikasikan bahwa H4 diterima. Adapun
hasil penelitian ini mendukung penelitian Amirul Akbar (2017) dalam hasil
dengan hasil kinerja yang dihasilkan baik itu kualitas, kuantitas yang tinggi,
organisasi dengan mediasi iklim etis, adapun nilai t hitung sebesar 4,702. Karena
nilai t hitung 4,702 yang mana lebih besar dari 1,96 mengidentifikasikan bahwa
H5 diterima. Artinya iklim etis memediasi hubungan antara kepemimpinan etis
Hasil analisis ini mendukung penelitian Ozgur Demirtas (2015) dan Anwar
menciptakan suatu ikatan emosional yang kuat antara karyawan dengan tempatnya
Boyolali.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
terhadap Iklim Etis” terbukti kebenarannya. Hal ini berdasarkan hasil analisis
yang ditunjukkan pada koefisien jalur yakni nilai t-statistik sebesar 7,186
mengingat nilai tersebut lebih besar dari 1,96. Dengan demikian dapat
hasil analisis yang ditunjukkan pada koefisien jalur yakni nilai t-statistik
sebesar 2,376 mengingat nilai tersebut lebih besar dari 1,96. Dengan
analisis yang ditunjukkan pada koefisien jalur yakni nilai t-statistik sebesar
5,003 mengingat nilai tersebut lebih besar dari 1,96. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi Iklim Etis yang tersedia maka akan
semakin tinggi Komitmen Organisasi pada karyawan di KSPPS BMT
TUMANG di Boyolali.
berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan pada koefisien jalur yakni nilai t-
statistik sebesar 4,561 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,96. Dengan
Hal ini berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan pada total pengaruh yakni
nilai t-statistik sebesar 4,072 mengingat nilai tersebut lebih besar dari 1,96.
Etis yang tersedia maka akan semakin tinggi pula Komitmen Organisasi pada
Beberapa hal yang menjadi adanya keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
mediasi, menunjukkan masih ada model yang digunakan lemah dan pengaruh
antar variabel yang masih rendah, dengan kata lain penelitian ini belum bisa
5.3 Saran
etis dengan nilai t-statistik 7,186, yang berarti seorang pemimpin etis sangat
Boyolali untuk bersedia membangun suasana kerja yang kondusif bagi karyawan
John B. Cullen, K. Praveen Parboteeah, Bart Victor. (2003). The Effects of Ethical
Climates on Organizational Commitment: A Two-Study Analysis. Journal
of Business Ethics 46: 127–141, 2003.
Long-Zeng Wu, dkk. (2017). CEO Ethical Leadership and Corporate Social
Responsibility: A Moderated Mediation Model. J Bus Ethics, DOI
10.1007/s10551-014-2108-9.
Hyoung Koo Moon, Byoung Kwon Choi. (2014). How An Organization's Ethical
Climate Contributes To Customer Satisfaction And Financial
Performance. European Journal of Innovation Management, Vol. 17 Iss 1
pp. 85 – 106.
Yuen Lam Bavika, dkk. (2017). Ethical leadership and employee knowledge
sharing: Exploring dual-mediation paths. The Leadership Quarterly
(2017), http://dx.doi.org/10.1016/j.leaqua.2017.05.006.
Faisal Badroen, dkk. 2005. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup
LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
JADWAL PENELITIAN
Bulan Agustus September Oktober
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal X X X X X
2 Konsultasi X X X X X X X
3 Revisi Proposal X X X X X
4 Seminar Proposal
5 Pengumpulan Data X X
6 Analisis Data
7 Penulisan Akhir Naskah Skripsi
8 Pendaftaran Munaqosah
9 Munaqosah
10 Revisi Skripsi
JADWAL PENELITIAN
Bulan November Desember Januari Februari
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
1 Proposal X X X
2 Konsultasi X X X X
Revisi
3 Proposal X X X X X
Seminar
4 Proposal X
Pengumpulan
5 Data X
6 Analisis Data X X
Penulisan X
Akhir Naskah
7 Skripsi
Pendaftaran
8 Munaqosah X
9 Munaqosah X
10 Revisi Skripsi X X
Lampiran 2
Surat Keterangan Penelitian Dari Perusahaan
Lampiran 3
Kuesioner Penelitian
PENGARUH KEPEMIMPINAN ETIS TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DENGAN IKLIM ETIS DAN KOMITMEN ORGANISASI
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA KARYAWAN KSPPS BMT
TUMANG
Saya Tini Prasetiwi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Surakarta yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi saya. Segala informasi
yang diberikan dalam kuisoner ini hanya untuk kepentingan penelitian semata dan
untuk dapat mengisinya. Pernyataan dalam daftar ini berkaitan dengan tanggapan
iklim etis dan komitmen organisasi sebagai variabel mediasi. Atas perhatian dan
Hormat Saya
Tini Pasetiwi
155211117
KUESIONER PENELITIAN
1. Berilah tanda cheklis (ⱱ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia sesuai
2. Dimohon Bapak/Ibu/Sdr/i untuk dapat mengisi semua jawaban yang ada dan
3. Tidak ada yang dinilai salah dalam survei ini, semua jawaban adalah benar
4. Setiap pernyataan ada rentang penilaian dari 1 (Sangat Tidak Setuju) sampai
DATA RESPONDEN
Nama (boleh diisi boleh tidak) :
Diatas 3 tahun
A. Kinerja Karyawan
Sangat Alternatif Jawaban
Tidak Sangat
No Pernyataan Setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Setuju
Saya mampu bekerja sama
1
dengan rekan kerja.
Saya hadir tepat waktu sesuai
2 aturan yang telah ditetapkan
perusahaan.
Saya dapat menyelesaikan
3 pekerjaan sesuai yang
ditargetkan perusahaan.
Saya mampu memenuhi
4 standar pekerjaan yang
ditentukan oleh perusahaan
Saya mampu menyelesaikana
5
pekerjaan dengan tepat waktu
Lampiran 6
Model Hasil Perhitungan Bootstrapping
Lampiran 7
Hasil Uji Outer Loadings
Lampiran 8
Hasil Uji Construct Reliability and Validity
Lampiran 9
Hasil Uji R-Square
Lampiran 10
Hasil Uji F-square
Lampiran 11
Hasil Uji Path Coefficients
Lampiran 12
Hasil Uji Total Effects
Lampiran 13
Daftar Riwayat Hidup
DATA PRIBADI
Golongan Darah :O
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : ISLAM
Status : Lajang
No Telepon : 082337312881
E-mail : tiniprase@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL