Anda di halaman 1dari 78

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP

KEBERLANGSUNGAN USAHA DENGAN KOMPETENSI


WIRAUSAHA SEBAGAI VARIABEL MODERASI STUDI PADA
UMKM DI KOTA PONTIANAK

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam


Untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Islam

RUSMIATI
NIM.1142110148

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
2022

1
2

ABSTRAK
RUSMIATI (2014), Pengaruh Etika Bisnis terhadap Keberlangsungan Usaha dengan
Kompetensi Wirausaha Sebagai Variabel Moderasi Studi pada UKM Kota Pontianak.
Skripsi, Pontianak: Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2022
Penelitian ini dilatar belakangi dari banyaknya pelaku usaha kecil dan menengah di
kota Pontianak dan semangkin ketatnya kompetensi dalam usaha. Kompetensi usaha yang
sehat sangat dibutuhkan dalam etika bisnis yang baik sehingga semua usaha dapat
berlangsung dengan baik. Dalam hal ini juga kompetensi wirausaha sangat diperlukan untuk
keberlangsungan usaha.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) pengaruh etika bisnis terhadap
keberlangsungan usaha , 2) kompetensi wirausaha memoderasi pengaruh etika bisnis
terhadapkeberlangsunganusaha .
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan metode Korelasional. populasi dalam penelitian ini berjumlah 81 responden
pelaku usaha UMKM di Kota Pontianak.teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
ada 2 yaitu : 1) teknik komunikasi tidak langsung dan 2) teknik dokumentasi.Sedangkan
untuk keabsahan data maka dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Analisis data yang
digunakan untuk penelitian ini yaitu analsis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) etika bisnis berpengeruh
signifikan terhadap keberlangsungan usaha hal ini dapat dilihat dari hasil Thitung sebesar
2.011 sedangkan T tabel sebesar 1.990, 2) kompetensi wirausaha memoderasi pengaruh etika
bisnin terhadap keberlangsungan usaha hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan F hitung
sebesar 145,733 sedangkan F tabel 2,720.
Kata Kunci : Etika Bisnis, Kompetensi Wirausaha, Keberlangsungan Usaha
3

KATA PENGHANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

dengan judul “PENGARUH ETIKA BISNIS TERHADAP

KEBERLANGSUNGAN USAHA DENGAN KOMPETENSI WIRAUSAHA

SEBAGAI VARIABEL MODERASI STUDI PADA UKM DIKOTA

PONTIANAK”. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Strata-1 pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah

dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri Pontianak.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi yang berjudul

“PENGARUH ETIKA BISNIS TERHADAP KEBERLANGSUNGAN USAHA

DENGAN KOMPETENSI WIRAUSAHA SEBAGAI VARIABEL MODERASI

STUDI PADA UKM DIKOTA PONTIANAK” ini banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih

kepada:

1. Allah SWT dengan segala rahmat serta karunia-Nya yang memberikan

kekuatan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Syarif, S.Ag, MA. selaku Rektor IAIN Pontianak yang

selalu memotifasi pengalaman serta ilmu yang bermanfaat kepada

peneliti.

3. Ibu Dr. Cucu, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam

IAIN Pontianak yang selalu memotifasi pengalaman serta ilmu yang

bermanfaat kepada peneliti.


4

4. Anggatia Ariza, ME. Selaku Ketua Jurusan Ekonomi syariah fakultas

Ekonomi Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

5. Verdianti, S.E., M.Sc.Ak dan Nia Zulinda,MA selaku pembimbing yang

telah memberikan masukan, bimbingan dan koreksi serta dorongan untuk

meyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua, yang tidak pernah lelah dengan tulus, sabar,

membimbing, mendoakan,dan mengajarkanku untuk menyelesaikan

skripsi ini

7. Seluruh teman-teman Serta semua pihak yang telah banyak membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebut satu

persatu.

Pontianak, 22 Oktober 2021

RUSMIATI
5

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………….i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………….iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………………….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….……….v
ABSTRAK………………………………………………………………………………...vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..…..vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…….ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………..……………………...1
A. Latar Belakang Masalah ……………….………......................................1
B. Rumusan Masalah ……………………………….…................................5
C. Tujuan Penelitian ……………………………………..............................5
D. Manfaat Penelitian ………………............................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………….....7
A. Penelitian terdahulu yang relevan …………….........................................7
B. Landasan Teori ……………………….............. .......................................8
1. Pengertian Etika Bisnis…………………...............................................10
a. Tujuan Bisnis…………………………………….............................12
b. Perilaku Bisnis…………..…………….………………....................12

2. Keberlangsungan Usaha……………………………………………….14
a. Permodalan ………………...........................………………………14
b. Sumber Daya Manusia……………………………...………………15

c. Produksi……………………………..................…………….……..15

d. Pemasaran……….………………………………........................…15
3. Kompetensi Wirausaha……………….............……………………….16

a. Pengertian Kompetensi Wirausaha………....................…………...16

b. Ciri-ciri kewirausahaan …………………………….………..........17


BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………...
……25
6

A. Metode dan Pendekatan Penelitian……………….............................….25


B. Lokasi dan waktu penelitian ……………………….....................….25
C. Variabel penelitian dan definisi operasional..…....................………27
D. Teknik Pengumpulan data …………....................………………… 29
E. Jenis pengumpulan data………………..........………………………30
F. Teknik dan alat pengumpulan data…....................……………….....32
G. Teknik Analisis data ………………………..................................... 32
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN...39
A. Gambaran umum Lokasi penelitian ……....………………………. 39
B. Analisis Data dan pengolahan data ..................................……..….. 42
BAB V PENUTUP…………………………………………………………….62
A. Kesimpulan ……….....................................................……………. 62
B. Saran ……………………………......................……...…………... 63
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….……………………. 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………..………………………66
7

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Semakin terbukanya pasar nasional sebagai dampak dari proses globalisasi

ekonomi dan semakin menumbukan minat untuk melakukan kegiatan bisnis. Kegiatan

bisnis yang tengah berkembang di Indonesia akan memicu terjadi persaingan yang

sangat ketat dan kadang kala akibat dari ketatnya persaingan dapat menyebabkan

pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, akibatnya akan

terjadi persaingan yang tidak sehat dalam bisnis.

Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan orang banyak, selain itu juga

dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri. Bisnis merupakan

aktivitas yang selalu ada di sekitar kehidupan manusia dan dikenal oleh banyak

kalangan.

Dalam kehidupan sehari-hari bisnis sangat bermanfaat bagi kehidupan

masyarakat karena pada dasarnya hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi

kebutuhan manusia, organisasi ataupun masyarakat luas.

Aktivitas bisnis bukan hanya kegiatan dalam rangka penghasilan barang dan

jasa, tetapi juga termasuk kegiatan mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepihak-

pihak lain yang memerlukan serta aktivitas lain yang mendukung kegiatan produksi

dan distribusi tersebut. Kegiatan bisnis juga juga menjadi sumber penghasilan dan

lapangan pekerjaan setiap orang.

Permasalahan etika ini hanya ada pada bisnis skala kecil, namun tidak jarang

bisnis dalam skala besarpun menghadapi permasalahan yang sama yaitu permasalahan

etika dalam bisnis. Menurut Tina Dacin, 2011: 1 mengatakan bahwa penipuan tetap

merupakan masqalah yang sulit dipecahkan.


8

Bisnis dengan segala macam bentuknya terjadi dalam kehidupan setiap hari,

sejak bangun pagi hingga tidur kembali alram jam weker yang membangunkan orang

dini hari dengan lantunan merdunya adzan, sajadah alas sholat. Susu instan yang

dikonsumsi,mobil atau sepeda motor sebagai alat trasportasi serta semua kebutuhan

rumah tangga,seluruhnya adalah produk yang dihasilkan, didistribusian dan dijual

oleh para pelaku bisnis (M. Ismail dan Karabot Widjakusuma, 2002:15)

Dalam bisnis aspek dan aspek etika bisnis sangat mempengaruhi terwujudnya

persaingan yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat mewujudkan bahwa

peranan hukum dan etika bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan

sebagaimana semestinya. Dengan munculnya berbagai masalah pelanggaran etika

dalam bisnis menyebabkan banyaknya tuntutan untuk menerapkan etika kegiatan

bisnis, dengan diterapkannya etika dalam bisnis akan meminimalisir hal-hal negatif

yang tidak diinginkan, dan secara tidak langsung dapat membantutatanan

perekonomian. ketentuan syariat sendiri adalah aturan – aturan dan ketentuan Allah

yang telah ditetapkan kepada hamba – hambaNya tentang segala sesuatu yang benar

dan salah tentang suatu perbuatan. Dengan kata lain syariat merupakan nilai utama

yang menjadi payung strategis maupun taktis organisasi bisnis. Dengan kendali

syariat, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama yang pertama target hasil;

profit-materi dan benefit-non materi. Kedua Pertumbuhan artinya terus meningkat.

ketigakeberlangsungan dalam kurun waktu selama mungkin dan ke empat

keberkahan atau keridhaan Allah.

Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal

yang bertentangan, sebab bisnis yang merupakan simbol dari urusan duniawi juga

dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akhirat. Artinya,
9

jika orientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan

merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus

sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat.

Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi

mencakup pula seluruh kegiatan kita di dunia yang “dibisniskan” (diniatkan sebagi

ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat (Abdul Aziz, 2013:94).

Menurut etika bisnis Islam, setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya, akan

tetapi yang paling penting adalah mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas

rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Profit bukanlah semata-mata tujuan yang

harus selalu diutamakan. Dunia bisnis juga harus berfungsi sebagai sosial dan harus

dioperasikan dengan mengindahkan etika-etika yang berlaku di masyarakat. Para

pengusaha juga harus menghindar dari upaya yang menyalahgunakan segala cara

untuk mengejar keuntungan pribadi semata tanpa peduli berbagai akibat yang

merugikan pihak lain, masyarakat luas (http://ernindo.blogspot.com/2016/03/etika-

bisnis-islam-perspektif-islam.html).Khususnya para pengusaha atau para Pelaku

UMKM mementingkan Etika Bisnis dalam menjalankan Usaha mereka. UMKM

merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian di Indonesia yang mempunyai

peran dalam meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat. Tidak hanya di Indonesia,

di Kalimantan Barat Khususnya di Kota Pontianak terdapat pelaku UMKM.Dengan

adanya pelaku UMKM menunjukkan bahwa UMKM terbukti bisa mengurangi

pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.Oleh karena itu, pemerintah

sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Kota Pontianak agar

dapat meningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat.DalamPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17


10

TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN

2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH dalam BAB 1 tentang

ketentuan umun pasal 1 ayat 2 yang membahas tentang Izin Usaha adalah bukti

tertulis yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan sebagai bukti legalitas yang menyatakan sah bahwa Usaha

Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah telah memenuhi persyaratan dan

diperbolehkan untuk menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu.

Pertumbuhan jumlah UMKM dalam lima tahun terakhir menunjukkan

peningkatan .selama kurun waktu 2014-2021 . Data jumalah UMKM kota Pontianak

pada Tabel 1.1

Tabel 1.1
Data Jumlah UMKM Kota Pontianak Tahun 2014-2021
(Rupiah)
Tahu
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun rata-
NO KECAMATAN JENIS n
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2021 rata
2020
1 - Pontianak Barat Unit 683 689 1096 1129 1255 5138 6052 6172 1125
- Pontianak
2 Unit 1373 1378 1581 1614 2838 7205 7541 7825 1614
Selatan
3 - Pontianak Utara Unit 283 293 562 605 1713 3366 3631 3912 605
- Pontianak
4 Unit 767 767 1068 1102 907 2804 2343 2578 2804
Timur
5 - Pontianak Kota Unit 2481 2481 2717 2752 1203 8361 8782 8813 2481
- Pontianak
6 Unit 588 588 788 809 668 1832 2157 2505 588
Tenggara
Sumber : dinas koperasi usaha mikro dan perdagangan kota Pontianak

Berdasarkan data tabel 1.1 diatas dapat kita lihat dengan nilai rata-rata bahwa

peningkatan pelaku Jumlah UMKM kota setiap tahunnya mengalami

peningkatan.Dilihat pada Kecamatan Pontianak Barat rata-rata jumlah UMKM adalah

1.125 unit. Kecamatan Pontianak Selatan dengan rata-ata sebesar 1.614

unit .kecamatan Pontianak Utara sebesar 605 unit. Kecamatan Pontianak Timur

sebesar 2.804 Kecamatan Pontianak Kota rata-rata sebesar 2,481 unit dan pada

Kecamatan Pontianak Tenggara dengan Nilai Rata-rata 588 unit.


11

Dilihat dari jumlah pelaku UMKM diatas Dengan adanya pelaku UMKM

menunjukkan bahwa UMKM terbukti bisa mengurangi pengangguran dan

meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan meningkatan pendapatan para pelaku

UMKM dalam menjalankan usaha mereka harus menerapkan etika bisnis supaya

usaha tersebut berjalan dengan baik. Menurut hasil penelitian Mohd Zulkifli & Che

Omar Ana Siti Sarpina Saripuddin mengungkapkan bahwa etika bisnis dalam Islam

dapat membuat pengusaha sadar. Pengusaha yang takut akan selalu teguh dalam

rangka mewujudkan kewirausahaan secara komprehensif dan sesuai dengan hukum

Islam. Oleh karena itu, setiap pengusaha harus terus berlatih Islam berdasarkan Al-

Qur'an dan Sunnah dan selalu adil, jujur, dapat dipercaya dan tulus dalam setiap

pendirian usaha dilakukan untuk nilai-nilai etika yang tinggi diantara pengusaha.

Keberhasilan kegiatan kewirausahaan Islam tergantung pada kombinasi persepsi dan

kerjasama yang kuat antara tiga pihak yaitu para ulama, umarak dan juga pengusaha

sendiri.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka penelitian tertarik

untuk melakukan research tentang “Pengaruh etika bisnis islam terhadap

berlangsungan usaha dengan kompetensi wirausaha sebagai variabel moderasi studi

pada UMKM di Kota Pontianak” Dari uraian latar belakang di atas, masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh etika bisnis Islam terhadap keberlangsungan usaha ?

2. Apakah terdapat pengaruh kompetensi wirausaha sebagai variabel memoderasi

etika bisnis terhadap keberlangsungan usaha?


12

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui etika bisnis islam berpengaruh signifikan terhadap

keberlangsungan usaha.

2. Untuk mengetahui kompetensi wirausaha sebagai variabel memoderasi etika

bisnis terhadap keberlangsungan usaha.

D. Manfaat Penelitian

Melalui Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, baik bersifat teoritis

maupun praktis, yaitu :

1. Manfaat Teoritis :

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan memberikan sumbangan

pemikiran dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya

berhubungan dengan tingkat upah dan nilai produksi pada penyerapan tenaga

kerja di industri kecil Kota Pontianak.

2. Manfaat Praktis

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas

wawasan serta menjadi khasanah ilmu pengetahuan tentang dampak pertumbuhan

ekonomi, inflasi dankinerja bisnis Umkm.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan, referensi, dan inpirasi bagi

peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variabel penelitian yang terkait

dengan topik etika bisnis, keberlangsungan usaha dan kompetensi wirausaha Bagi

Civitas Akademik dan IAIN Pontianak


13

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang Pengaruh etika bisnis

islam terhadap berlangsungan usaha dengan kompetensi wirausaha sebagai

variabel moderasi studi pada UMKM di Kota Pontianak Selain itu juga

penelitian ini dapat menjadi bahan masukan serta rujukan bagi para peneliti

yang memiliki kepentingan pada kajian ini.

c. Bagi Pedagang UMKM

Penelitian ini memberikan rujukan bagi para pelaku Umkm bagaimana

etika bisnis islam terhadap berlangsungan usaha yang mereka jalani.

Sebagai suatu hasil karya dan sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai

bahan wacana dan pustaka bagi mahasiswa untuk pihak yang memilki keterkaitan

meneliti dibidang yang sama.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Sebagai salah satu acuan dari penelitian ini adalah penelitian yang

telah dilaksanakan sebelumnya. Dengan harapan agar tidak terjadi

pengulangan atau kesamaan penelitian yang telah ada serta untuk

mengetahui dan membandingkan penelitian ini dengan yang sebelumnya.

Adapun penelitian yang menjadi referensi peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Variabel
No Judul dan nama Metode
Independen Dependen
penelitian dan
pendekatan
penelitian
1. Pengaruh etika bisnis islam Kuantitatif - Etika binis -kinerja
dan orientasi pasar terhadap deskriptif - orientasi pasar pemasaran
kinerja pemasaran.
Siti Fatimah 2019

14
Hasil
Hasil :
1. Etika bisnis islam tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran pada

pelaku usaha Kampoeng Katik Laweyan. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung -

1.981 ttabel 0,2441 dan nilai signifikans 0,052.

2. Orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran

pada pelaku usaha Kampoeng Batik Laweyan Solo. Hal ini ditunjukan dengan

nilai thitung 2.136> ttabel 0,2441 dan nilai signifikansi 0,037.

Kompetensi
2 kewirausahaan suatu Kuantitatif --kompetensi -keberhasilan
keberhasilan usaha deskriptif wirausaha usaha
peternak sapi perah
pujon , Malang.
Pamela, dkk 2016
Hasil :
- Keberhasilan kewirausahaan (y5) direfleksikan oleh salah satu variabel indikator

yaitu jumlah kepemilikan sapi laktasi (X13). Berdasarkan tabel 5nilai muatan

faktor pada variabel jumlah kepemilikan sapi laktasi bertana positif.

kinerja
3 Pengaruh literasi Kuantitatif literasi keuangan keberlangsungan
keuangan terhadap UMKM
kinerja dan
keberlangsungan usaha
UMKM DI Jawa
Tengah.
Dwitya Aribawa 2016
Hasil
Secara umun diketahui terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dan

keberlangsungan usaha pada UMKM kreatif di Jawa Tengah. Dengan kecendrungan

untuk mengatasi keterbatan yang dimiliki, UMKM memiliki karakteristik kooperatif

dalam menjalankan bisnisnya untuk saling melengkapi keterbatasan.


Tabel 2.2
Perbedaan dan persamaan

No Persamaan Perbedaan

1 Siti Fatimah (2019) -orientasi terhadap pasar terhadap


Meneliti tentang pengaruh etika kinerja
bisnis. Menggunakan pendekatan - lokasi penelitian kampoeng Batik
kuantitatif deskriptif. Laweyan

2 Pamela, dkk (2016) -keberhasiln peternak sapi


Kompetensi wirausaha. -lokasi malang
Menggunakan pendekatan -kompetensi kewirausahaan baik
kuantitatif deskriftif dibidang strategik, teknis dan
kepemimpinan.

3 Dwitiya Ariwibawa (2016) - literasi keuangan


Menggunakan pendekatan -lokasi Jawa Tengah
kuantitatif Kinerja keberlanjutan UMKM
-Metodo pengumpulan data primer
menggunakan online.

B. Kajian Teoretis

1. Etika bisnis

a. Definisi etika bisnis

Etika bisnis pemikiran atau refleksi tentang moralitasdalam ekonomi dan

bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya

perilaku manusia tersebut di perbolehkan atau tidak. Moralitas selalu berkaitan

dengan apa yang dilakuan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu

bidang perilaku suatu manusia yang penting. Sutarno, (2012:14).

Dalam journal Aswand Hasoloan menurut Wahyu dan Ostaria 2006 tika

(Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan")adalah cabang utama

filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas. Etika mencakup analisis dan

penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

16
Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang terkadang

diupayakan banyak orang, karena melalui etika bisnis seseorang dapat memahami

suatu bisnis persaingan yang sulit seperti bersikap manis, sopan santun,

berpakaian yang baik sampai bertutur kata, semua itu ada”meaning”nya.(Irham

Fahmi, 2014).

Seorang pelaku bisnis harus memperhatikan beberapa prinsip etika yang

telah digariskan yaitu:

1)Jujur dan transaparan.

2)Menjual barang yang baik mutunya (quality).

3)Dilarang menggunakan sumpah (al-qasm).

4)Longgar dan bermurah hati (tatsamuh dan taraahum).

5)Membangun hubungan baik (interrelation ship/silat al-rahym)

6)Tertib administrasi.

7)Menetapkan harga dengan transparan

8)Menepati janji

2. Bisnis

a. Pengertian bisnis

Menurut issakh Mimi (2014:04)beberapa orang memberi pengertian

bisnis adalah tentang pekerjaan yang harus mereka lakukan untuk

mendapatkan laba, sementara yang lain beranggapan bisnis adalah untuk

memenuhi barang-barang konsumsi. Istilah bisnis juga ada yang mengatakan

dalam pengertian luas adalah kegiatan untuk memenuhi kehidupan manusia

yang diterapkan oleh banyak perusahaan dalam dunia bisnis dalam

menyediakan banyak peluang pekerjaan maupun produk yang disukai orang.

17
Pengertian bisnis sebenarnya adalah terdiri dari semua aktivitas yang

bertujuan untuk mencari laba dan perusahaan yang menghasilkan barang serta

jasa yang dibutuhkan oleh individu tidak terbatas karena, kodrat manusia,

faktor alam dan lingkungannya, kedudukan masyarakat dan perilaku hidupnya,

demonstration effect dan sifatbarang itu sendiri untuk memuaskan kehidupan

individu itu sendiri.

Menurut Griffin Ebert (2007:04) bisnis adalah sebuah organisasi yang

menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud mendapatkan laba.

Sedangkan Amirullah (2005:02) bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah

umum yang menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang memproduksi

barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis itu sendiri dapat

dipandang sebagai satu sistem menyeluruh yang menggambungkan subsistem

yang lebih kecil yang di sebut industri.

Dari beberapa pengertian bisnis diatas dapat disimpulkan bahwa bisnis

adalah semua aktivitas dari organisasi atau individu yang menghasilkan

barang dan jasa yang bertujuan untuk menghasilkan laba.

b. Tujuan bisnis

Tujuan bisnis merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh para

pelaku bisnis yang mereka lakukan dan merupakan cerminan dari berbagai

hasil yang diharapkan bisa dilakukan oleh bagian-bagian organisasi

perusahaan.Menurut Heru Satyanugraha (2006:21) tujuaan bisnis utamanya

seharusnya tidak untuk mencari keutungan, walaupun keuntungan tersebut

perlu didapatkan sebagai imbalan wajarbagi pemilik usaha dan agar bisnis

dapat terus berlangsung.

18
Muhammad Ismail Yusmanto, dkk (2002:18) mengatakan bahwa

bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama yaitu: target hasil,

pertumbuhan, keberlangsungan dalam kurun waktu selama mungkin dan

keberkahan dalam keridoan Allah.

Dari beberapa pendapat diatas tentang tujuan bisnis secara umum,

dapat disimpulkan bahwa bisnis pertama-tama bertujuan mendapatkan laba,

dimana dalam hal laba ini seseorang mempunyai target untuk

keberlangsungan pertumbuhan bisnisnya.

c. Prilaku bisnis

Prilaku bisnis merupakan setiap perbuatan, gerakan-gerakan yang

dilakukan secara sadar setiap pelaku bisnis yang dampak atas kehendaknya

yang bebas guna untuk mencapai tujuan yang dikehendakinya tidak melapaui

batas.

Bukhari Alma (2010:16). Bisnis merupakan suatu kegiatan usaha

individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa

guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka

disimpulkan prilaku bisnis adalah setiap yang dilakukan secara standar oleh

seorang pembisnis terorganisasi untuk menjual suatu barang dan jasanya

dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

Ali Hasan SE,MM (2009:187) bisnis yang di bangun berdasarkan

kaidah-kaidah Al-Quran dan Hadist akan mengantarkan para pelakunya

mencapai sukses dunia dan akhirat. Standar etika prilaku bisnis mendidik agar

prilaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya dengan:

1) Taqwa

19
Sekalipun islam menyatakan bahwasannya berbisnis merupakan

pekerjaan halal, pada tataran yang sama ia mengingatkan secara eksplisit

bahwa semua kegiatan bisnis tidak boleh menghalangi mereka untuk selalu

ingat pada allah dan melanggar rambu-rambu perintahnya. seorang muslim

di perintahkan untuk selalu memiliki kesadaran tentang allah meskipun ia

sibuk mengurusi kekayaan dan anak-anaknya, dengan bertaqwa Allah akan

melipat gandakan pahalanya sebagai mana firman Allah dalam surah Al-

Baqarah Ayat :103

ٰ ‫ولَ ۡواَنَّهُمۡ ٰامنُ ۡواواتَّقَ ۡوالَمثُ ۡوبةٌم ۡنع ۡند‬


‫اللّ ِه َخ ۡي ٌر ‌ؕ لَ ۡو َكانُ ۡوايَ ۡعلَ ُم ۡو َن‬ ِ ِ ِّ َ َ َ َ َ
Artinya: Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya
mereka akan mendapat pahala), dan Sesungguhnya pahala dari sisi Allah
adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui

2) Aqssyid
Aqsyid adalah sederhana, rendah hati,lemah lembut, santun dalam

berbahasa konseling, memberi pertolongan nonmateri disebut simpatik.

3) Khimad

Khimad adalah melayani dengan baik. Sikap melayani merupakan

sikap utama dari pembisnis, tanpa sikap melayani jangan jadi pembisnis

dan bagian penting dari sikap melayani ini adalah sopan santun.

4) Amanah

Islam menginginkan agar pembisnis mempunyai hati yang hidup


sehingga bisa menjadi hak Allah, hak orang lain dan haknya sendiri, dapat
memproteksi perilaku yang merusak amanah yang diberikannya, mampu
menjaga dan mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah.
ٓ ‫َؤ ُّدوا ااۡل َمٰ ٰن‬z ُ‫ام ُر ُكمۡ اَ ۡن ت‬zۡ z‫ا َّن هّٰللا ي‬
ِ َّ‫ا ۙ َواِ َذا َح َكمۡ تُمۡ بَ ۡي َن الن‬zzَ‫ت اِ ٰلى اَ ۡهلِه‬
‫اس اَ ۡن‬ ِ ُ َ َ ِ
‫ص ۡيرًا‬ ۢ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫ل ؕ اِ َّن َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكمۡ بِ ٖ‌ه ؕ اِ َّن َ َك‬ ۡ
‌ِ ‫تَ ۡح ُك ُم ۡوا بِال َع ۡد‬
ِ َ‫ان َس ِم ۡي ًعا ب‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum
di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

20
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.(QS. An-Nissa’: 58)”

3. Keberlangsungan Usaha

Keberlangsungan usaha (business sustainability) pada UMKM menurut

(Hudson et al, 2001) dilihat dari keberhasilan perusahaan dalam melakukan inovasi,

pengelolaan karyawan dan pelanggan serta pengembalian terhadap modal awalnya,

hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki orientasi untuk berkembang dan

melihat peluang untuk inovasi secara berkesinambungan. Selanjutnya Muraga dan

John, (2015) menyatakan bahwa dengan literasi keuangan yang baik pengusaha

mampu untuk menggunakan kemampuan di bidang keuangan dalam pengambilan

berbagai keputusan yang tepat untuk perusahaan, karena menurut (Draxler, et al.,

2014), pemilik atau pengelola bisnis sangat terkait dengan pengambilan keputusan

keuangan yang kompleks dan strategis terkait dengan keberhasilan mencapai tujuan

dan keberlanjutan usaha. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fatoki (2014),

literasi keuangan berpengaruh secara positif terhadap kemampuan dalam pengambilan

keputusan keuangan dan kesejahteraan rumah tangga perusahaan serta

keberlangsungan perusahaan.

Keberlangsungan usaha adalah suatu keadaan atau kondisi usaha, dimana

didalamnya terdapat cara-cara untuk mempertahankan, mengembangkan dan

melindungi sumber daya serta memenuhi kebutuhan yang ada didalam suatu usaha

( industri ).

Cara-cara yang dipergunakan bersumber dari pengalaman sendiri dari orang

lain, serta berlandasan pada kondisi atau keadaan ekonomi yang sedang terjadi

didalam dunia usaha atau business( Disarikan dan dianalogkan dari Fajri dkk, 2003

www.oregan.gov )

21
Keberlangsungan Usaha dikaji dengan mengadaptasi beberapa aspek-aspek

penting dalam usaha, yang antara lain yaitu :

a. Pemodalan

Adalah segala sesuatu (uang, barang, harta ) yang sifatnya pokok yang

dipergunakan untuk menjalankan suatu usaha ( Fajri dkk, 2003: ).

b. Sumber Daya Manusia

Adalah sumber daya yang berasal dari manusia yang dimilikinya, dimana

sumber daya ini merajuk pada indiviuu-individu yang ada dalam sebuah organisasi

( Ruky, 2003 ). Sumber daya manusia atau lebih sering disebut tenaga kerja

merupakan suatu potensi ( yang berasal dan dimiliki dalam diri manusia ) daripada

manusia itu sendiri yang dapat dikembangkan dan dijaga kelangsungannya untuk

proses-proses yang terjadi dalam usahanya baik produksi ataupun pemasaran.

c. Produksi

Adalah proses penciptaan atau pengeluaran hasil, disini berarti suatu proses

koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan ( input ) dalam pembuatan suatu

barang atau jasa ( output ),dalam Beatte dan Taylor ( 1994 ).Dalam keberlangsungan

produksi antara lain mencakup faktor-faktor atau aspek-aspek yang berhubungan

dengan bahan baku, teknologi dan kualitas serta kuantitas barang hasil produksi.

d. Pemasaran

Adalah proses perencanaan dan penerapan konsepsi, penetapan harga, dan

distributor barang, jasa, dan ide untuk mewujudkan pertukaran yang memenuhi tujuan

individu atau organisasi. Pengembangan produk ( desain produk, penganekaragaman

hasil ), riset komunikasi, distributor, penetapan harga dan pelayanan merupakan inti

aktivitas pemasaran ( dalam Suryana, 2003 ).Dalam pengkajian keberlangsungan

uasaha ada beberapa jenis yaitu keberlangsungan permodalan, keberlangsungan

22
sumber daya, keberlangsungan produksi dan keberlangsungan pemasaran, yang

menitik beratkan dan bersumber pada tiga kunci yang tersirat dalam definisi

keberlangsungan usaha yaitu memenuhi kebutuhan, mengembangkan sumber daya

dan melindungi sumber daya.

Keberlangsungan usaha harus secara total dipertahankan operasi usahanya

supaya dapat bersaing dipasar. Kondisi persaingan yang dinamis dan fluktuatif bisa

menjadikanpara pelaku UKM yang sensitif dengan perubahan tersebut, sehingga para

pelaku UKM bisa membangun keunggulan yang kompetitif sehingga bisa

memilikikeunggulan dalam persaingan dan berkelanjutan di pasar (Dalimunthe,

2017). Menurut Hudson dkk, 2001 dalam jornal Fitri Yani Panggabean, dkk 2018

keberlangsunga dipengaruhi beberapa faktor penyebab bisnis menjadi kuat dan bertahan,

diantaranya adanya kompilasi rencana bisnis, pembaharuan umum rencana bisnis,

menganalisis pesaing, kemudahan memasuki bisnis, dan kemampuan perhitungan resiko

pengelolaan karyawan dan pelanggan. Dari hasil beberapa faktor kekuatan (strenght) tersebut

yaitu : Memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi, Kualitas produk yang terjamin, Mengkonsep

program sedekah, Mengusai bidang pelayanan terhadap konsumen, Motivasi kerja yang

tinggi.

4. Kompetensi Wirausaha

a. Pengertian kompetensi wirausaha

Kewirausahaaan merupakan suatu profesi yang timbul karena interaksi antara

ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya

dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang didapat dalam praktek. Oleh karen itu,

seorang wirausaha melakukan kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor produksi

sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan keuntungan yang

merupakan balas jasaataskesediannya mengambil resiko. Anaroga (2011:28).

23
Menurut Reniati (2013:60) kompetensi kewirausahaan adalah kesatuan dari

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kemampuan (ability) yang bersifat

dinamis yang diperagakan oleh seorang wirausaha/organisasi sehingga terpancarkan

dari prilakunya untuk mencapai kesuksesan dalam bisnisnya secara

berkesinambungan. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang

karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang yang

digelutinya ( tertentu ), keterampilan merupakan suatu uapaya untuk melaksanakan

tugas dan tanggung jawab yang diberi perusahaan kepada seorang karyawan dengan

baik dan maksimal, sedangkan kemampuan merupakan kapasitas seseorang individu

untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

Kompetensi kewirausahaan merupakan pengetahuan, skip dan keterampilan

terhubung satu dengan lainnya, yang diperlukan usaha untuk dilatih dan

dikembangkan agar mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam mengelola usahanya.

b. Ciri-cirikewirausahaan

Sukamdani S. Gitosardjono menyatakan bahwa sifat-sifat pribadi seorang

wirausaha berikut ini yang diperlukan supaya bisnisnya berhasil yaitu: harus tekun,

ulet, tahan banting, peka, bekerja keras, harus bijaksana, dan harus berpikir mandiri.

Beberapa ciri-ciri wirausaha sebagai berikut:

1) Percaya diri

Seorang wirausaha haruslah memiliki keyakinan diri yang tinggi untuk

memasuki bisnisnya. Percaya diri ini dapat dibangun dri pola pikir yang positif

bahwa bisnis yang dikerjakannya kan sukses.

2) Memiliki daya intuisi yang tajam

Ada kalanya berbisnis, intuisi yang tajam jauhdari berperan dari pada

rasio (proses nalar).

24
3) Berorientasi pada tugas dan hasil

Wirausaha lebih mengutamakan prestasi usahanya terlebih dahulu

dibanding prestise, karena prestise sesungguhnya merupakan dampak dari

prestasi usaha.

4) Berani mengambil resiko

Dunia usaha selalu penuh dengan resiko dan tenaga seperti persaingan

usaha, harga bahan baku turun naik, barang tidak laku, perubahan selera

pasar, produk cacat atau rusak, dan sebagainya. Namun semua resiko dan

tantangan ini harus dihadapi dan diantisipasi jalan keluarnya agar usaha atau

bisnis kita tidak mudah ambruk.

5) Memiliki kemampuan memimpin

Kemampuan kepemimpinan merupakan faktor kunci bagi seorang

wirausaha, karena dalam menjalankan bisnisnya ia harus bekerjasama dengan

orang lain atau mengorganisasi orang lain untuk melakukan pekerjaannya agar

tujuan bisnis dapat tercapai.

6) Berorientasi ke masa depan

Seorang wirausaha harus perspektif, mempunyai visi kedepan. Ia harus

dapat menentukan apa yang dilakukan, apa yang dicapainya dan bagaimana

cara mencapainya.

7) Sikap tanggap terhadap perubahan

25
Perubahan merupakan hal yang bersifat abadi. Oleh karena itu, seorang

wirausaha dituntut memiliki sikap tanggap terhadap perubahan yang relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain.

8) Kreativitas yang tinggi

Tingkat kreativitas merupakan faktor penting yang sangat menunjang

kemajuan bisnisnya.

9) Keorisinilan

Yang dimaksud orisinal adalah ia tidak hanya mengekor padaorang lain,

tetapi memiliki pendapat sendiri, memiliki ide yang orisinal, dan kemampuan

untuk melaksanakan sesuatu.

5. UMKM

a. Pengertian UMKM

Menurut Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah ( UMKM ) didefenisikan sebagai berikut :

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangdan / atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang.

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan

oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari Usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan

dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai , atau menjadi bagian

26
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai diatur dalam

undang-undang.

Sementara itu ciri-ciri UMKM menurut ketentuan Undang-Undang Nomor

20 tahun 2008 adalah sebagai berikut :

Ciri-ciri usaha mikro adalah sebagai berikut:

a) Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap,sewaktu-waktu dapat

berganti.

b) Tempat usahanya tidak selalu menetap.

c) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak

memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

d) Sumber daya manusia ( perusahaannya ) belum memiliki jiwa wirausaha yang

memadai.

e) Tigkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.

f) Umumnya belum akses kepada perbankan namun sebagian dari mereka sudah

akses kelembaga keuangan non bank.

g) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya

termasuk MPWP.

Ciri – ciri usaha kecil adalah sebagai berikut :

a) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap dan tidak

gampang berubah.

b) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah.

27
c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walaupun masih

sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan

keluarga, sudah membuat neraca usaha.

d) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk MPWP.

e) Sumber daya manusia ( pengusaha ) memiliki pengalaman dan berwirausaha.

f) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal.

Ciri-ciri usaha menengah adalah sebagai berikut :

a) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,

lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara

lain, bagian keuangan, bagian paemasaran, dan bagian produksi.

b) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan system akuntasi

dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau

pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

c) Telah melakukan aturan dan pengaelolaan dan organisasi perburuhan, telah

ada jamsostek, pemeliharaan kesehatan dan lain-lain.

d) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin usaha, izin tempat,

NPWP, upaya pengelolaan dan lain-lain.

e) Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.

b Kriteria UMKM

Pada undang-undang nomer 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan

Menengah ( UMKM ), pengertian UMKM dibagi 3 kriteria, antra usaha Mikro, usaha

kecil dan usaha menengah dengan penjelasan terlihat pada tabel dibawah:

Tabel 2.3
kriteria UMKM berdasarkan UU no 20 tahun 2008 tentang UMKM

28
No Usaha Kriteria Aset Kriteria Omset

1 Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300 juta

2 Usaha Kecil >50 Juta – 500 Juta


>300 Juta- 2,5
Miliar
3 Usaha > 500 Juta – 10 >2,5 Miliar-50
Menengah Miliar Miliar
Sumber: bumn.go.id

C. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran adalah untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu

adanya pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan

menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian ( Harun Rasyid

2000: 35 ).

Menurut M. Iqbal Hasan (2000: 48) kerangka pemikiran adalah bagian dari

penelitian yang menggambarkan alur prmikiran peneliti, dalam memberikan penjelasan

kepada orang lain. Dalam penelitian ini untuk mempermudah peneliti dalam

merumuskan arah penelitian maka dibuat kerangka penelitian seperti berikut:

Tabel 2.4

Gambar Konsep Kerangka pikir

Keberlangsungan Etika Bisnis X1


Usaha Y

Kompetensi
Wirausaha X2

29
D. Hipotesis

Menurut Sugiono (201:63) bahwa “Hipotesis merupakan jawaban sementara yang

sifatnya sementara terhadap rumusan masalah penelitian.” Sedangkan menurut Sutrisno

Hadi (1986:63), hipotesis adalah praduga atau dugaan tentang pemecahan masalah

penelitian. Praduga atau dugaan itu mengandung dua kemungkinan yaitu mungkin benar

atau mungkin salah, dalam artian hipotesis akan ditolak apabila ipotesis salah dan

hipotesis akan diterima jika ada teori yang membenarkan.

Maka dari beberapa pengertian diatas, Hipotesis adalah jawaban sementara untuk

masalah yang terdapat dalam penelitian dan jawaban tersebut harus diuji terlebih dahulu

dengan fakta-fakta dan teori-teori yang membenarkan jawaban sementara tersebut dapat

diterima, sebaliknya apabila tidak terdapat fakta-fakta atau teori-teori yang dapat

membuktikan kebenaran dari jawaban sementara tersebut, maka jawaban akan ditolak.

Adapun hipotesis yang akan di uji pada penelitian ini adalah:

1. Pengaruh etika Bisnis Islam Terhadap Keberlangsungan Usaha dengan Kompetensi

Wirausaha Sebagai Variabel Moderasi.

Hipotesis penelitian adalah simpulan teoritis dan sementara dalam penelitian

Atau biasa dikatakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara

teoritis yang di anggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Dari

suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya melalui jalan riset. Dengan kata lain

hipotesisi merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah yang

membutuhkan pembuktian atau diuji kebenarannya. Dari gambaran diatas dapat

diajukan hipotesisnya sebagai berikut :

H1= Penerapan etika bisnis islam berpengaruh positif terhadap

keberlangsungan usaha dengan Kompetensi Wirausaha sebagai Variabel Moderasi

studi pada UMKM

30
H0= Penerapan etika bisnis islam tidak berpengaruh terhadap keberlangsungan

usaha dengan Kompetensi Wirausaha sebagai Variabel Moderasi studi pada UMKM

2. pengaruh kompetensi wirausaha sebagai variabel memoderasi etika bisnis terhadap

keberlangsungan usaha.

Kewirausahaaan merupakan suatu profesi yang timbul karena interaksi antara

ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya

dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang didapat dalam praktek. Oleh karen

itu, seorang wirausaha melakukan kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor

produksi sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan keuntungan

yang merupakan balas jasa atas kesediannya mengambil resiko.

Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki

kompetensi. Menurut (Suryana & Burhanuddin, 2021) kompetensi diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh

pada kinerja, kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang ingin dicapainya.

H0 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi wirausaha sebagai variabel

memoderasi etika bisnis terhadap keberlangsungan usaha.

H2 : Terdapat pengaruh kompetensi wirausaha sebagai variabel memoderasi

etika bisnis terhadap keberlangsungan usaha.

31
BAB III

METODOIOGI PENELITAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitan yang digunakan dalam penulisan ini alah gabungan antara

metode deskriptif dan korelasonal (asosatif). Menurut Nana Syaodih Sukmadinata

(2012 : 72) penelitian deskriptif suatu bentuk penelitian yang paling dasar ditunjukkan

untuk mendiskripskan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, bak

fenomena yang bersifat alamiyah atau rekaya manusia. Sedangkan korelasional adalah

suatu penelitian untuk mengetahui dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih

tanpa ada upaya yang mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak dapat

memanipulasi variabel.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatf adalah membandingkan dua hal atau dua variabel untuk mengetahui selisih

atau resiko, kemudian menyimpulkan yang dibandingkan rata-rata propors dan berbagai

nilai kofisien.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penulis melakukan penelitian pada laporan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pontianak pada

tahun 2014 sampai tahun 2019.

C. Variabel Peneitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga mendapatkan informasi penting

tentang hal tersebut, dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:31).
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi penelitian, jadi variabel

penelitian ini meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang

akan diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variabel penelitian yaitu

variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variabel).

a) Variabel Bebas (Independent Variable)

Adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab besar kecilnya

nilai variabel yang lain. Variabel ini sering disebut dengan variabel predicator.

Variasi perubahan independent akan berakibat terhadap variasi perubahan variabel

dependent (Suliyanto, 2011:7). Berdasarkan pengertian diatas yang menjadi

variabel penelitian adalah etika bisnis.

b) Variabel Terikat (Dependent Variable)

Adalah variabel yang variasinya dipengaruhi oleh variasi variabel

dependent. Variabel ini sering disebut dengan variabel kriteria, variasi perubahan

variabel dependent ditentukan oleh variasi perubahan independent

(Suliyanto,2011:8). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah

keberlangsungan usaha.

Variabel penelitian yang digunakan dalam peneltian adalah etika bisnis

sebagai variabel bebas sedangkan keberlangsungan usaha sebagai variabel terikat.

c) Variabel Moderasi

Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah variabel motivasi. Variabel

motivasi lebih menekankan pada proses yang bermula dari kekuatan dalam hal

fisiologis dan psikologis atau kebutuhan yang mengakibatkan perilaku atau

dorongan yang ditujukan pada sebuah tujuan atau insentif . Variabel motivasi

diukur dengan jenis skala pengukuran data berupa skala interval. Semua butir

pertanyaan kuisioner dinilai dengan 5-poin skala Likert. Variabel motivasi diukur

33
dengan menggunakan 6 butir pertanyaan yang diadaptasi dari. Indikator untuk

mengukur motivasi dilihat adanya kesejahteraan yang baik, pemberian pelatihan,

melakukan motivasi secara berkala.

2. Pengertian definisi operasional

(Sarwono, 2006:68) menyatakan bahwa, definisi operasional adalah suatu definisi

yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang didefinisikan

atau mengubah konsep-konsep serupa yang berupa konstruk dengan kata-kata yang

menggambaarkan prilaku atau gejala yang amat diamati dan dapat diuji dan dapat

ditemukan kebenarannya oleh orang lain. Adapun definisi operasional setiap variabel

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Definisi Opersional Variabel
N Variabel Definisi Dimensi Indikator skala Krite
o Ukur ria

1 Etika Merupakan a. Prinsip 1. Kejujuran Ordinal SS


Bisnis sejumlah prilaku Etika 2. Menjual barang yang S
etis bisnis Bisnis bermutu (quality) CS
3. Dilarang menggunakan
( aqhlak al TS
sumpah (Al-Qasm)
islamiyah) yang 4. Longgar dan bermurah STS
dibungkus dengan hati (tatsamuh dan
nilai-nilai syariah tarahum)
yang 5. Membangun hubungan
mengedepankan baik
halal dan haram. 6. Menepati janji

2 Keberlan Suatu keadaan a.Manage 1. Rencana bisnis Ordinal SS


gsungan atau kondisi mentkeuan 2. Pesaing S
Usaha usaha yang gan 3. Resiko CS
pribadi 4. Inovasi
didalamnya TS
5. Pengelolaan
terdapatcara 6. karyawan STS
untuk 7. pelanggan
mempertahankan
dan
mengembangkann
ya.

34
N Variabel Definisi Dimensi Indikator skala Krite
o Ukur ria

b. Faktor 1. Memiliki jiwa Ordinal SS


Kekuat enterepreneur yang S
an tinggi CS
Bisnis 2. Kualitas produk yang
TS
terjamin
3. Mengkonsep program STS
sedekah
4. Menguasai bidang
pelayanan terhadap
konsumen
5. Motivasi kerja yang
tinggi
3 Kompete Merupakan a. Pengu 1. Strategi Ordinal SS
nsi pengetahuan, kuran 2. Manejement teknis S
Wirausa sikap dan kempe 3. Kepemimpnan CS
tensi
ha keterampilan TS
wiraus
yang terhubung aha STS
satu dengan yang
lainnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk memperoleh

sampel dari populasi yang telah ditentukan agar diperoleh data yang yang baik maka

dilakukan dengan metode:

1. Populasi

Salah satu konsep yang berhubungan dengan sampel populasi adalah keseluruhan

objek/subjek yang berada pada satu masalah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian, atau syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah

penelitian, atau keseluruhan unit/individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti

(Martono, 2017:74)

2. Sampel

35
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktristik yang dimiliki populasi Adapun

definisi sampel menurutSarwono (2006:111) sub dari seperangkat elemen yang dipilih

untuk dipelajari. menurut(sangadiji dan Sopiah, 2010: 186) menyatakanbahwa ada

dua tenik untuk penarikan sampel dari populasi, yaitu probability sampling dan non

prability sampling.

1) Probability Sampling

Adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampling) yang memberikan

peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilh untuk menjadi anggota

sampling. Menurut sarwono (2006 : 111) teknik probability sampling meliputi

sampel random sampling.

Berdasarkan analisis teori teknis sampling diatas, maka penelitian ini

mengguakan teknik purposive sampling.Tingkat kesalahan (eror) yang digunakan

5% dan diambil sampel dengan menggunakan rumus slovin ( sangadji dan sopiah,

2010: 189 ) sebagai berikut:

N 450 450
n= 1+Ne2 = = = 80,8 = 81
1+450
+ (0,1)2 1+4,5

Di mana:

n: jumlah elemen/anggota sampel

N: jumlah elemen /anggota populasi

e: eror level (tingkat kesalahan), umumnya dilakukan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05,

dan 10% atau 0,01( dengan catatan dapat dipilih oleh peneliti).

36
E. Jenis Pengumpulan Data

1. Jenis Data Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan data kuantitatif

a. Kuantitatif

Menurut juliansta Noor (2011: 13) penelitian kuantitatif merupakan metode

untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.

Variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang

terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.

Laporan akhir untuk penelitian umumnya memiliki struktur yang ketat dan

konsisten dari mulai pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil

penelitian dan membahas kesimpulan serta saran. Dalam hal ini data kuantitatif

yang diperlukan adalah:

2. Sumber Data Penelitian

Sengadji dan Sopiah (2010: 169) menyatakan sumber data penelitian adalah

subyek asal data dapat diperoleh. Berdasarkan sumber data yang dibedakan atas

dua macam yaitu data primer dan data skunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh penelitian

langsung dari sumber pertama. Adapun data primer yang digunakan peneliti

ini adalah kuesioner dan dibuat beberapa pertanyaan dan hasil jawaban

tersebut diubah menjadi angka-angka menggunakan skala likert yang

digolongkan kedalam lima tingkat sebagai berikut.

Tabel 3.2

37
Skala likert
No Jawaban Score

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Cukup Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat TidakSetuju 1

b. Data Skunder
Sarwono (2006: 125) menyatakan bahwa data sekunder adalah data

yang sudah tersedia sehingga tinggal dicari dan dikumpulkan. Data ini biasa di

peroleh dari perpustakaan atau penelitian-penelitian terdahulu. Menurut Husin

Umar ( 2014: 12) data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut

dan disajikan lebih baik oleh pihak pengumpulan data primer atau pihak lain

misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.

Data skunder biasanya digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut.

Data skunder biasanya berhubungan dengan data perusahaan mengenai profil

perusahaan uasaha kecil menengah di Kota Pontianak.

F. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Noor (Novika, 2017: 59) mengemukakan bahwa, teknik pengumpulan data

merupakan cara pengumpuan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan

masalah penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Komukasi tidak langsung

Teknik komunikasi tidak langsung ini mengunakan alat pengumpulan data

berupa angket (kuesioner) penelitian. Menurut Sugiono (2014: 142) kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

38
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

2. Dokumentasi

Domentasi adalah teknik pengambilan data dengan melakukan study

literatur dengan alat berupa buku yang terkait dengan penelitian ini peneliti

mengambil data dengan alat berupa buku dan jurnal yang terkait dengan

pengaruh etika bisnis dalam keberlangsungan usha dengan kompetensi

wirausaha.

G. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data merupakan cara menganalisis data penelitian, seperti alat-alat

statistik yang relavan digunakan untuk penelitian. (Noor, 2011:164) teknik analisa

data yang digunakan penelitian sebagai berikut:

1. Uji intrumen kusioner

Umar 2019:165 kusioner yang disusun hendaknya melakukan dengan uji

kuesioner. Uji kuesioner secara kuantitatif dapat dilakukan melalui uji validasi

dan relialibilitas.

a. Uji Reliabilitas

Darmadi Durianto (2004: 73) Reliabilitas menunjukkan pada suatu

instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang

diinginkan sebagai alat pengumpul data serta mampu mengungkap informasi

yang sebenarnya dilapangan. Menerut Noor (2016:165) uji reliabilitas

pengukuran dengan menggunakan Alfa Cronbach yang artianya koefisien

keandalan yang menunjukkan seberapa baiknya item atau butir dalam suatu

kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Uji reliabilitas dilakukan

39
secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan jika nilai Alpa>0.60 disebut

reliabel.

[ ][
1−∑ sb
]
2
k
Rumus : a=
k −1 st
2

Keterangan:

α : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan

Sb2 : Jumlah varians butir

St2 : Varians total

b. Uji Validitas

Validitas data digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya kuesioner.

Kuesioner di katakan valid jika pertanyaannya mampu untuk mengungkap

suatu yang akan diukur pada kusioner tersebut (Gazali, 2006:45).

Metode Uji Validitas dengan metode korelai person ini dengan cara

mengkorelasi dengan cara masing-masing skor total item dengan skor total

item. Skor total item adalah hasil dari penjumlahan dari semua total, jika nilai

korelasi (r hitung) lebih besar dari (r tabel) kusioner tersebut dinyatakan valid

sebaliknya jika (r hitung) lebih kecil dari tabel atau nilai korelasi negatif maka

item tidak valid (priyanto, 2011:51).

n . ∑ xy−∑ x . ∑ y
rxy=
√{n .∑ x −(∑ x ) }{n . ∑ y −(∑ y ) }
2 2 2 2

Keterangan:

rxy : Angka korelasi “r” product moment

x : Jumlah seluruh skor x

40
y : Jumlah seluruh skor y

xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

n : Jumlah responden

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi linear

berganda maka terlebih dahulu melakukan asumsi klasik. Uji asumsi klasik

terdiri:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model

regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal,

pengujian ini di perlukan untuk menguji t dan uji f mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti normal. Jika asumsi dilanggar atau tidak dipenuhi

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

(Erlina,2015:54).

Untuk melakukan uji penulis mendasarkan uji statistik, uji statistik

yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji

statistik non-paramentrik koomogorov. Jika nilai Asymp sig > nilai

signifikan 0,05 maka berdistibusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji ini dilakukan dengan pendekatan tabel Anova, ketentuan untuk

menilai kelinearan modal regresi dilihat dari signifikansi “Devation From

Lenearty”. Jika signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi linear.

c. Uji Autokorelasi

41
Menurut sontoso (2015:192) alat uji autokorelasi ini digunakan untuk

mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1

(sebelumnya). Secara praktis, bisa dikatakan bahwa nilai residu yang ada

tidak berkorelasi satu dengan yang lain, jika terjadi dikorelasi,maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Menurut santoso (2015:194) secara umum untuk mendeteksi

autokorelasi bisa diambil patokan:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W di antara -2 sampai + 2, berarti tidak ada autokorelasi

3) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

d. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya

pengaruh heteroskedastisitas yaitu varian eror terhubung dengan

sequarederrortermpada priode sebelumya. Pengujian dilakukan dengan uji

lagrange multiplier, dimana dengan melihat nilai Prob. F statistik (F

hitung). Apabila nilai Prob. F hitung > 0,05 (5%) maka HO diterima yang

artinya tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai Prob. F

hitung <0,05 maka HO ditolak yang artinya terjadi diheteroskedasititas.

e. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas untuk mengetahui apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi,

terhadap masalah multikolinearitas yang harus diatasi (Umar,2009:177).

42
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar varibel independen. Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan terdapat problem multikolineritas. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Pengujian ini dilakukan dengan mengukur besar korelasi antar variabel

independen, jika dua variabel independen terbukti berkorelasi secara kuat

maka dikatakan terdapat multikolinearitas pada kedua variabel tersebut

(santoso, 2015:183-184).

Menurut Frish apabila terjadi multikolinear apalagi multikolinear

sempurna (koefisien korelasi antar variabel bebas = 1) maka koefisien

regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan dan standar errornya

tidak terhingga.

Salah satu ukuran yang paling populer untuk melihat adanya

multikolinearitas antar variabel independen adalah dengan menggunakan

variance inflation factor (VIF) atau tolerance (I/VIF) regresi yang bebas

multikolinearitas memiliki VIF disekitar 1 atau torelance mendekati 1.

Jika untuk suatu variabel independen nilai VIF > 10 dikatakan terjadi

multikolinearitas yang kuat antar variabel independen.

3. Uji Koefisien

Untuk menguji apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang

signifikan atau tidak terhadap dependen, maka diperlukan uji koefisien.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Derterminasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti

43
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan variasi variabel dependen, Ghozali (2012:97).

b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik T)

Menurut Ghozali (2012:98) Uji beda t-test digunakan untuk menguji

seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini secara individual dalam menerangkan variabel dependen secara

parsial. Dasar pengambilan keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai

berikut :

1) Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak.

Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai probabilitas siginifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima.

Hipotesis tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2012:98) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan

statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu:Membandingkan

nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai F Hitung lebih

besar dari pada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha

44
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Letak Geografis

Kota Pontianak merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Barat. Luas wilayah

Kota Pontianak mencapai 107,82 km² yang terdiri atas 6 Kecamatan dan 29

kelurahan. Kota Pontianak terletak pada 0° 02’ 24” Lintang Utara sampai dengan 0°

05’ 37” Lintang Selatan, dan 109° 16’ 25” Bujur Timur sampai dengan 109° 23’ 01”

Bujur Timur. Berdasarkan garis lintang, maka Kota Pontianak dilalui garis

katulistiwa. Ketinggian Kota Pontianak berkisar antara 0,10 meter sampai 1,50 meter

diatas permukaan laut.

Wilayah kota Pontianak secara keseluruhan berbatasan dengan kabupaten

mempawah dan kabupaten kubu raya yaitu: bagian utara berbatasan dengan

kecamatan siantan kabupaten mempawah, bagian selatan berbatasan dengan

kecamatan sungai raya dan kecamatan sungai kakap kabupaten kubu raya, bagian

timur berbatasan dengan kecamatan sungai raya dan kecamatan sungai ambawang

kabupaten kubu raya dan bagian barat berbatasan dengan sungai kakap kabupaten

kubu raya.
Gambar 4.1
Peta wilayah kota Pontianak

Kecamatan di Kota Pontianak yang mempunyai wilayah terluas adalah

Kecamatan Pontianak Utara (34,52 %), diikuti oleh Kecamatan Pontianak Barat

(15,25 %), Kecamatan Pontianak Kota (14,39 %), Kecamatan Pontianak Tenggara

(13,75 %), Kecamatan Pontianak Selatan (13,49 persen) dan Kecamatan Pontianak

Timur (8,14 persen). Di dalam wilayah Kota Pontianak banyak terdapat sungai dan

parit yang keseluruhannya berjumlah 55 sungai/parit. Sungai/parit tersebut

dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk keperluan sehari-hari dan sebagai

penunjang sarana transportasi. Kondisi tanah di Kota Pontianak terdiri dari jenis

tanah Organosol, Gley, Humus dan Aluvial yang masing-masing mempunyai

karekteristik yang berbeda.

46
Gambar 4.2
Persentase luas kecamatan kota Pontianak

Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa persentase kecamatan

yang ada di kota Pontianak persentase terbesar di duduki oleh Pontianak utara yaitu

35% di susul oleh Pontianak barat sebesar 16% dan Pontianak kota sebesar 14% dan

Pontianak tenggara sebesar 14%, Pontianak selatan sebesar 13% dan persentase

kecamatan terkecil berada di Pontianak timur yaitu 8%.

6. Hasil Penyebaran Kuisioner

Beriku merupakan total hasil perolehan kuisioner dari respondenyang

diperoleh dari penyebaran kuisioner yang kembali dan akan diolahmenggunakan

metode selanjutnya dan dipaparkan dalam tabel berikut :

47
Tabel 4.3
Hasil Penyebaran Kuisioner
KETERANGAN JUMLAH
Total Penyebaran 81
Total Pengembalian 81
Presentase Tingkat 100%
Pengembalian
Total Kuisioner yang Bisa 81
Diolah
Persentase Tingkat Pengelolaan 100%
(81/81) x 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa terdapat 81 kuisioner yangdisebarkan, dan 81

kuisioner yang kembali dan dapat diolah, sehinggarespon rate value sebesar 100%.

7. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini jumlah responden sebanyak 81 pelaku UMKM di

Pontianak. Berikut adalah gambaran umum subjek penelitian berdasarkan

beberapa karakteristik :

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia yaitu berusia 30 ke atas

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usaha batasan usia 45 tahun

Pada data usia usaha pelaku UMKM di Pontianak yang menjadi responden

dalam penelitian ini yaitu terbagi menjadi 6 kategori dapat di lihat di tabel

48
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usaha

Usia Usaha Frekuensi Persentase (%)


1-5 tahun 35 35%
6-10 tahun 44 44%
11-15 tahun 16 16%
16-20 tahun 3 3%
21-25 tahun 1 1%
26-30 tahun 1 1%
Jumlah 100%
sumber:
Disperindagkop kota Pontianak, 2021

Dari Tabel 4.4 dapat menjelaskan bahwa usia UMKM antara

1-5 tahun berjumlah 35 unit (35%), antara 6-10 tahun berjumlah 44

unit, selanjutnya antara 11-15 tahun berjumlah 16 unit, 16-20 tahun

3 unit, selanjutnya antara tahun 21-25 tahun berjumlah 1 unit dan

antara 26-30 tahun berjumlah 1 unit. Maka dapat disimpulkan

jumlah UMKM di Pontianak didominasi oleh usia usaha yang sudah

berjalan antara 6-10 tahun.

3) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Di bawah ini merupakan jenis usaha yang dilakukan oleh pelaku UMKM

Perempuan. Pada penelitian ini jenis usaha bagi menjadi 2 jenis usaha, yaitu :

49
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Jenis Usaha Frekuensi Persentase (%)
Jasa 26 26%
Produk 74 74%
Jumlah 100%
Dari Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa dari 81 responden

terdapat 26 unit (26%) UMKM yang usahanya bergerak dibidang

jasa, dan terdapat 74 unit (74) UMKM Peremuan yang bergerak

dibidang produk (barang). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas

pelaku UMKM di Pontianak bergerak dibidang produk (barang).

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Usaha


Di bawah ini merupakan kategori usaha dari pelaku UMKM di

Pontianak. Dalam penelitian ini kategori usaha di kelompokan

menjadi 2 kategori, yaitu :

Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Usaha

Kategori Usaha Frekuensi Persentase (%)


Usaha Mikro dan Kecil 92 92%
Usaha Menengah 8 8%

Jumlah 100%

50
Dari Tabel 4.6 dijelaskan bahwa berdasarkan kategori

usaha, dari 51 responden terdapat 92 unit (26%) UMKM yang

termasuk dalam kategori Usaha mikro dan Kecil, sedangkan untuk

kategori menengah berjumlah 8 unit (8%) UMKM.

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Di bawah ini merupakan tingkat pendidikan pada pelaku

UMKM yang mnjadi responden dalam penelitian ini, adapun

jenjang pendidikan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3, yaitu :

Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SMA/SMK 72 72%

D1-D3 8 8%

S1 20 20%

Jumlah 100%

Dari Tabel 4.7 berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dijelaskan bahwa pelaku UMKM di Pontianak didominasi oleh

pelaku usaha yang berpendidikan SMA/SMK yaitu berjumlah 72

orang (72%), selanjutnya dengan jenjang pendidikan Diploma

berjumlah 8 orang (8%), dan jenjang pendidikan Strata 1 berjumlah

20 orang (20%).

51
B. Analisis dan Pengolahan Data
1. Uji Keabsahan Data

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2010:124) “Uji Validitas adalah alat uji yang

digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur (instrumen penelitian) yang

telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur

secara tepat.” Uji validitas dilakukan pada tiap item kuesioner dengan

metode Korelasi Product Moment Pearson. Hasil korelasi tersebut harus

signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Koefisien korelasi yang

tinggi menunjukkan kesesuaian antara fungsi item dengan fungsi ukur

secara keseluruhan atau dengan kata lain instrumen tersebut valid.

Pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila di

lakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Untuk melihat

validitas instrumen yang di pergunakan, terlebih dahulu diujicobakan pada

responden yang mewakili karakteristik yang sama dengan subjek

penelitian. Dimana syarat minimum suatu instrumen penelitian dianggap

valid jika nilai p<0,05 atau jika rhitung>rtabel maka item kuesioner valid. Dan

sebaliknya jika rhitung<rtabel maka item kuesioner tidak valid

(sugiyono,2010:124). Untuk mengetahui hasil uji validitas instrumen

penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut:

1) Uji validitas variabel Etika Bisnis

Uji validitas terhadap item kuesioner untuk variabel Motivasi,

hasil uji validitas mengguanakan Program SPSS 21 di ringkas pada

Tabel berikut

52
Tabel 4.9
Uji Validitas Variabel Etika Bisnis
Item EB.1 samapai EB.7

Item r hitung r table Kondisi Keterangan


EB.1 0.649 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.2 0.579 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.3 0.754 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.4 0.642 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.5 0.655 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.6 0.625 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.7 0.759 0,213 Thitung>ttabel Valid
Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2021

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.9 dapat diketahui

bahwa variabel (EB.1, EB.2. EB.3, EB.4, EB.5, EB.6, EB.7) semua

item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel Motivasi

semunya valid, karena memiliki nilai r hitung >r . maka H0 ditolak,


tabel

Artinya item kuesioner valid.

2) Uji Validitas Variabel Keberlangsungan usaha

Uji validitas terhadap item kusioner untuk variabel

Keberlangsungan usaha, Hasil uji validitas menggunakan program

SPSS 21 diringkas pada tabel berikut:

Tabel 4.10
Uji Validitas Variabel keberlangsungan usaha
Item KU.1 sampai KU.11

Item r hitung r table Kondisi Keterangan


KU.1 0.686 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.2 0.778 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.3 0.752 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.4 0.737 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.5 0.782 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.6 0.684 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.7 0.714 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.8 0.615 0,213 thitung>ttabel Valid

53
KU.9 0.578 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.10 0.671 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.11 0.685 0,213 thitung>ttabel Valid
Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2021

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa

variabel (KU.1, KU.2, KU.3, KU.4, KU.5, KU.6, KU.7, KU.8, KU.9, KU.10,

KU.11) semua item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel

Motivasi semunya valid, karena memiliki nilai r hitung >r tabel. Maka H0 ditolak.

Artinya, item kuesioner valid.

3) Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan

Uji Validitas terhadap item kuesioner untuk variabel Kinerja Karyawan,

hasil uji validitas menggunakan program komputer software SPSS 18.00,

diringkas pada tabel berikut:

Tabel 4.11
Uji Validitas Variabel Kompetensi Wirausaha
Item KW.1 sampai KW.3

Item r hitung r table Kondisi Keterangan

KW.1 0.465 0,213 thitung>ttabel Valid

KW.2 0.599 0,213 thitung>ttabel Valid

KW.3 0.705 0,213 thitung>ttabel Valid

Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2020

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa

variabel (KW.1, KW.2 dan KW.3) semua item pertanyaan yang digunakan untuk

mengukur variabel Motivasi semunya valid, karena memiliki nilai r hitung >r .
tabel

Maka H0 ditolak. Artinya, item kuesioner valid.

54
b. Uji Reliabilitas

Menurut Sudarmanto (2004:89),”Suatu alat ukur atau instrumen penelitian

(kuesioner) dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur atau

instrumen tersebut selalu memberikan hasil yang sama meskipun digunakan

berkali-kali oleh peneliti yang sama maupun oleh peneliti yang berbeda.”

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi

hasil pengukuran yang dilakukan, alat ukur yang reliabel berarti akan

memberikan hasil pengukuran yang relatif sama apabila dilakukan pengulangan

atas penggunaan alat ukur tersebut. Reliabilitas menunjukkan pada suatu

pengertian bahwa, suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data yang bersifat tendensius atau mengarahkan

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu, instrumen (kuesioner) yang

reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya.

Pengujian reliabilitas dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach, suatu

instrumen penelitian diketahui reliabel apabila memiliki nilai koefisien

kehandalan atau alpha (α) sebesar 0,6 atau lebih (Sudarmanto,2004:99).

Untuk mengetahui hasil uji reliabilitas instrumen penelitian, dapat dilihat

pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.12
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Cronbach’s Alpha (α) Keterangan
Etika Bisnis 0.807 Reliabel
Kompetensi 0.918 Reliabel
Wirausaha
Keberlangsungan 0.893 Reliabel
usaha
Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2020

55
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan

SPSS 21 diperoleh nilai Koefisien Cronbach Alpha> 0.6. nilai koefisien

Cronbach’s Alpha yang diperoleh pada tabel 4.12 merupakan hasil purifikasi

(pemurnian/penseleksian) beberapa tahap menggunakan bantuan software SPSS

21 (sumber: lampiran Uji Reliabilitas).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis

parametrik yaitu uji Normalitas data. Menurut Iqbal Hasan (2004:105), “Suatu

penelitian yang dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan atau

uji F, menuntut suatu Asumsi yang harus diuji yaitu data harus berdistribusi

normal.” Uji normalitas bisa dilakukan dengan menggunakan Statistik Kolmogrov

Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji K-S yang tersedia di dalam program

SPSS.

Uji normalitas merupakan alat untuk mengetahui apakah populasi data

tersebut normal atau tidak, maka populasi perlu diuji, pengujian tersebut

digunakan metode uji Kolmogov-smirnov dengan taraf kepercayaan 0,05.

Sehingga dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikannya lebih dari 5%

atau 0,05 (Muhammad,2008:45).

Analisis regresi tidak mengharuskan variabel/data berdistribusi normal

namun mengharuskan nilai sisaan atau standardized residual (error) berdistribusi

normal. Asumsi normalitas harus terpenuhi untuk mengetahui apakah

residual/error dari data berdistribusi normal atau untuk mengetahui apakah data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Cara pengujian normalitas

56
dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik dengan menggunakan uji

andersong-darling normality test, kolmogrov-smirnov test,w-test, liliesfors.

Apabila pengujian normalitas tidak dapat dipenuhi maka solusinya dapat

dilakukan dengan:

1) Transformasi Data

2) Pendeteksian data outlier (pencilan)

3) Regresi bootstrap.

Ketentuan untuk menyatakan normal tidaknya suatu data dapat dilihat dari

tingkat alpha (α) atau signifikansi, apabila Asymp. Sig>alpha maka residual

regresi berdistribusi normal. Hasil pemeriksaan asumsi normalitas menggunakan

Kolmogrov-smirnov dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.13
Pengujian Normalitas
Kolmogrov Smirnov test
Statistik Uji Standardized Residual
Kolmogrov Smirnov Z 2,440
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,750
Sumber: Data Olahan SPSS 21 Tahun 2021

Berdasarkan hasil pengujian normalitas diperoleh nilai K-S sebesar 2,440

dengan signifikansi 0,750. Karena Asymp.Sig>alpha (0,05) artinya: Residual

regresi berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Secara statistik, analisis regresi merupakan fungsi linier, di mana besar

kecilnya nilai Y dipengaruhi oleh X. Y merupakan fungsi x (y = f(x)), karena itu

analisis regresi linier sederhana mensyaratkan uji linieritas, guna mengetahui

apakah variabel y merupakan fungsi dari variabel x, jika tidak maka analisis regresi

linier sederhana tidak dapat dilanjutkan, sebagai alternatif digunakan uji regresi

non linier.

57
Menurut Sudarmanto (2004:124), “uji linieritas garis regresi digunakan untuk

mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang akan digunakan.” Uji

linieritas garis merupakan kunci yang digunakan untuk memilih model regresi

linier. Apabila persyaratan linieritas tidak terpenuhi artinya model regresi linier

tidak dapat digunakan dalam menganalisis data, oleh karena itu untuk melanjutkan

proses analisis data harus dipilih model regresi selain linier.

Uji asumsi linieritas garis regresi berkaitan dengan suatu pembuktian apakah

model garis linier yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya atau

tidak. Pengujian ini perlu dilakukan sehingga hasil analisis yang diperoleh dapat

dipertanggung jawabkan dalam pengambilan beberapa kesimpulan penelitian yang

diperlukan.

Pengujian linieritas garis di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

tabel Anova melalui menu Compare Means, pada software SPSS 18.00. ketentuan

penerimaan dan Penolakan H0 adalah: jika signifikansi Deviation from

Linearity>alpha (0,05) maka terima hipotesis nol (H0). Hasil pemeriksaan

Linearitas melalui menu Compare means pada SPSS 18.00 di ringkas pada tabel

4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14
Uji Linieritas Model Regresi
Hubungan antara Variabel Ftest Sig. Keterangan
Etika bisnis – Keberlangsungan Usaha 3.785 0.59 Linier
5

Sumber: Data Olahan SPSS 18.00, Tahun 2016

Berdasarkan hasil pemeriksaan asumsi linearitas di atas dapat diketahui bahwa

hubungan Motivasi kerja, Etos Kerja dan Kinerja Karyawan adalah Linier, karena

nilai signifikansi deviation from linearity lebih besar dari nilai alpha (0,05), maka

dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja Karyawan memiliki hubungan linier

58
dengan Motivasi dan Etos Kerja. Dengan terpenuhinya asumsi linearitas, maka

analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda.

c. Uji Heteroskedastisitas (Homoskedastisitas)

Uji asumsi heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi

residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan, apabila asumsi ini

tidak terpenuhi maka penaksir menjadi tidak efisien baik dalam sampel kecil

maupun dalam sampel besar dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi

kurang akurat. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut sebagai homoskedastisitas dan jika berbeda disebut sebagai

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2002:206).

Asumsi persyaratan heteroskedastisitas diperlukan untuk mengetahui variansi

ɛikonstan yaitu var (ɛi) = σ 2 identik atau sama untuk setiap i. Cara pengujian

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan:

1) Plot residualε 2dengan Ŷ

2) Uji Glesjer

Apabila pengujian heteroskedastisitas tidak dapat dipenuhi maka solusinya

dapat dilakukan dengan

1) Transformasi data

2) Metode Weighted Least-Squares

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas, diantaranya dilakukan dengan memploting antara nilai prediksi

variabel terikat yaitu Zpred dengan residualnya (Sresid). Jika Plot Zpred dengan

SResid membentuk pola tertentu seperti bergelombang atau menyempit berarti ada

indikasi terjadi heterskedastisitas. Sebaliknya jika plot antara Zpred dengan SResid

59
tidak membentuk pola tertentu (plot menyebar secara acak di awah angka nol pada

sumbu Y) artinya tidak ada indikasi heteroskedastisitas residual (varians

homogen). Selanjutnya diberikan hasil output SPSS sebagai berikut:

Gambar 4.15
Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan plot Zpred dengan SResid di atas dapat diketahui bahwa

standardized residual (varians) menyebar. Sehingga dapa disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas pada nilai sisaan regresi (standardized Residual). Sehingga

pengujian asumsi klasik dapat dilanjutkan.

d. Uji Autokorelasi

Uji Independen atau uji autokorelasi residual (error) merupakan salah satu

asumsi utama di dalam model regresi linear berganda yang harus dipenuhi.

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara anggota seri observasi (pengamatan)

yang disusun menurut urutan waktu (time series) atau urutan tempat/ruang (cross

section), atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri. Beradasarkan konsep

tersebut, maka uji asumsi tentang autokorelasi sangat penting untuk dilakukan

tidak hanya pada data yang bersifat time series saja, akan tetapi semua data

(independent variable) yang diperoleh perlu diuji terlebih dahulu autokorelasinya

apabila akan dianalisis dengan regresi linier berganda.

60
Asumsi persyaratan independen yaitu covarians (ɛi , ɛj) = 0, untuk setiap i ≠

j atau tidak terdapat autokorelasi. Cara pengujian independen dilakukan dengan:

1) Plot Autocorrelation Function (ACF) dari residual

2) Uji durbin-watson

Apabila –du< dw< 4-du maka H0 ditolak yang berarti tidak terdapat autorelasi

antara residual atau dengan cara membandingkan antara DW statistik dengan DW

tabel, jika DW hitung/statistik > DW tabel artinya tidak terjadi autokorelasi antar

pengamatan. Untuk mendeteksi autokorelasi di dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan uji durbin-watson, karena nilai dari perhitungan Durbin Watson

dapat diperoleh pada saat melakukan uji regresi berganda menggunakan program

SPSS 18.00 for windows.

Hasil perhitungan melalui program SPSS 18.00, maka diperoleh nilai

Durbin Watson hitung/statistik sebagai berikut:

Tabel 4.16
Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Model Adjusted R Std. Error of the


R R Square Square Estimate Durbin-Watson

dimens

1 ,883a ,780 ,775 3,43273 1,750

Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2021

Hasil perhitungan pengujian autokorelasi di atas, diperoleh nilai DW

statistik sebesar 1.750 , dengan jumlah sampel sebesar 85 (n = 85) sementara

besarnya k (jumlah variabel bebas) sebanyak 2 variabel dengan alpha sebesar

0,05. Dapat dilihat dalam tabel perbandingan DW statistik dan DW tabel sebagai

berikut:

diperoleh DW tabel sebesar DL = 1.575 dan DU = 1.721. dari hasil

perhitungan nilai DW statistik sebesar 1.750 lebih besar dari DL dan DU ( du< d <

61
(4-dL) ). Dengan demikian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi autokorelasi

e. Uji Multikolinearitas

Menurut Sudarmanto (2004:136), “Uji asumsi tentang multikolinearitas

dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang

signifikan diantara sesama variabel bebas (independent variable) yang satu dengan

variabel bebas yang lainnya.” di dalam analisis regresi berganda terdapat dua atau

lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel terikat (dependent

variable). Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggung jawabkan apabila tidak

terjadi adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara variabel-variabel

independennya. Adanya hubungan yang linear antara variabel independen akan

menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependennya.

Multikolinearitas sering terjadi pada regresi linear ganda, sehingga harus

dideteksi adanya korelasi linear antar variabel bebas. Untuk melihat hal ini dapat

dideteksi dari VIF (Varians Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih dari 10 maka

diduga adanya multikolinearitas.

Tabel 4.17
Pengujian Multikolinearitas Regresi
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Etika bisnis (X1) 0.610 1.639 Tidak terjadi
multikolinearitas
Keberlangsunan 0.610 1.639 Tidak terjadi multi
usaha (X2) kolinearitas
Sumber: Data Olahan SPSS 18.00, Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai VIF untuk variabel Motivasi dan

Etos Kerja memiliki nilai VIF sekitaran angka 1 dan memiliki angka tolerance

mendekati 1. Dengan syarat jika VIF < 10 maka tidak terjadi Multikolinearitas. jadi

62
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi,

kesimpulannya adalah tidak ada terjadi multikolinearitas, maka analisis regresi

telah memenuhi syarat multikolinearitas maka analisis regresi dapat dilanjutkan.

3. Uji Koefisien

a. Koefisien determinasi (R2)

Tabel 4.18
Model Summaryb

Model Change Statistics

R Adjusted R R Square F
R Square Square Change Change df1 df2 Sig. F Change

dimen
sion0 1 ,883a ,780 ,775 ,780 145,733 2 82 ,000

Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2021

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa koefisien regresi (R) yang diperoleh adalah 0,883.

Besarnya sumbangan atau pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen ditujukkan melalui koefisien determinasi (R

square/R2) sebesar 0,780. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya sumbangan

variabel etika bisnis terhadap Keberlangsungan Usaha adalah 0,780 x 100% = 0,78

atau 78%. Sisanya sebesar 0,22 atau 22% dipengaruhi oleh variabel atau faktor-

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Uji Signifikan Parameter Individual (uji statistik T)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak pengaruh semua

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara parsial (individu). Oleh

karena itu, uji t ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) yang

terdiri etika bisnis islam berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan usaha.

Hasil uji parsial (Uji t) dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut:

63
Tabel 4.19
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficients Correlations

Zero-
B Std. Error Beta T Sig. order Partial Part

1 (Constant) 10,441 2,835 3,683 ,000

Etika ,186 ,092 ,133 2,011 ,048 ,629 ,217 ,104


Bisnis

Keberlang ,803 ,067 ,794 11,988 ,000 ,877 ,798 ,620


sungan
Usaha

Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2021

Uji dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengaruh Parsial variabel Etika Bisnis terhadap Keberlangsungan Usaha

dilihat dari tingkat signifikan. Jika Sig>0,05 maka H0 di terima dan Ha

di tolak dan begitu juga sebaliknya jika Sig<0,05 maka H 0 ditolak dan Ha

diterima. Pada penelitian ini pengaruh variabel Etika Bisnis (X) terhadap

Keberlangsungan Usaha (Y) diperoleh Nilai Thitung sebesar 2,011 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,048. jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,990 dan

thitung sebesar 2,011. maka thitung>ttabel(2,011>1,990) sehingga H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya secara parsial variabel Etika Bisnis Berpengaruh signifikan

terhadap Keberlangsungan Usaha Pelaku UMKM di Pontianak.

c. Uji Signifikan Parameter Simultan (uji statistik F)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel kompetensi wirausaha

memoderasi pengaruh etika bisnis terhadap keberlangsungan wirausaha pada

UMKM di Pontianak. Oleh karena itu, uji F ini dilakukan untuk mengetahui

64
apakah variabel kompetensi wirausaha memoderasi pengaruh etika bisnis terhadap

keberlangsungan usaha. Hasil uji F dapat di lihat pada tabel 4.19 sebagai berikut:

Tabel 4.20
Hasil uji Simultan (Uji F)
ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

11 Regression 3434,519 2 1717,259 145,733 ,000a

Residual 966,258 82 11,784

Total 4400,776 84

Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.18 di atas, nilai Fhitung yang diperoleh berdasarkan hasil

pengolahan data menunjukkan angka 145,733. Sedangkan nilai Ftabel dapat dicari

dengan derajat kebebasan (dk) penyebut (denumerator)= n-k-1 (n= jumlah data, k=

jumlah variabel bebas+terikat), serta tingkat signifikansi (α) = 0,05. Jadi, dk

pembilang (numerator) = 3, dan dk penyebut (denumerator)=81-3-1 = 79 dengan

tingkat signifikansi (α) = 0,05. Maka Ftabel yang diperoleh sebesar 2,720. Hal ini

menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (145,733>2,720) yang berarti H0

ditolak dan Ha diterima, Berdasarkan Uji F tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Fhitung>Ftabel yaitu 145,733>2,720 dan mengandung pengertian bahwa Kompetensi

Wirausaha memoderasi pengaruh etika bisnis islam terhadap keberlangsungan

usaha pada UMKM di Pontianak.

a. Pembahasan hasil penelitian

Etika bisnis islam berpengaruh signifikan terhadao keberlangsungan usaha

hal ini dapat diketahui dari hasil analisis statistik uji parsial yaituNilai t hitung

variabel Etika bisnis yang diperoleh adalah sebesar 2,011 dengan nilai

65
signifikansi sebesar 0,048. jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,990 dan thitung

sebesar 2,011. maka thitung>ttabel(2,011>1,990) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Kompetensi Wirausaha memoderasi pengaruh etika bisnis islam terhadap

keberlangsungan usaha pada UMKM di Pontianak hal ini dapat dilihat dari hasil

analisi uji F yaitu nilai Fhitung yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data

menunjukkan angka 145,733. Sedangkan nilai Ftabel dapat dicari dengan derajat

kebebasan (dk) penyebut (denumerator)= n-k-1 (n= jumlah data, k= jumlah

variabel bebas+terikat), serta tingkat signifikansi (α) = 0,05. Jadi, dk pembilang

(numerator) = 3, dan dk penyebut (denumerator)=81-3-1 = 79 dengan tingkat

signifikansi (α) = 0,05. Maka Ftabel yang diperoleh sebesar 2,720. Hal ini

menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (145,733>2,720) yang berarti H0

ditolak dan Ha diterima,Berdasarkan Uji F tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Fhitung>Ftabel yaitu 145,733>2,720 dan mengandung pengertian bahwa Kompetensi

Wirausaha memoderasi pengaruh etika bisnis islam terhadap keberlangsungan

usaha pada UMKM di Pontianak

66
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa

Etika Bisnis islam berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha serta kompetensi usaha

memoderasi pengaruh bisnis islam terhadap keberlangsungan usaha pada UMKM di

Pontianak. Secara khusus penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut:

1. Etika bisnis islam berpengaruh signifikan terhadap Keberlangsungan Usaha pada

UMKM di Pontianak hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji statistic T yaitu Nilai

thitung variabel Etika bisnis yang diperoleh adalah sebesar 2,011 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,048. jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,990 dan thitung

sebesar 2,011. maka thitung>ttabel (2,011>1,990) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Kompetensi Wirausaha memoderasi pengaruh Etika bisnis islam terhadap

keberlangsungan usaha pada UMKM di Pontianak hal ini dapat dilihat dari hasil

analisis yaitu yaitu nilai Fhitung yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data

menunjukkan angka 145,733 dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh sebesar

2,720 maka Fhitung lebih besar dari Ftabel (145,733>2,720) yang berarti H0 ditolak dan

Ha diterima.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas terdapat beberapa saran atau rekomendasi bagi guru, yaitu

agar:

1. Merebaknya usaha mikro, kecil dan Menengah khusus nya di kota Pontianak,

menjadi perhatian penting untuk pemerintah untuk segera diberi pembinaan dan

pelatihan agar tujuan kemandirian ekonomi sejalan dengan visi dan misi

pemerintah.

2. Penelitian ini banyak terdapat kekurangan dan masih terdapat kelemahan, peneliti

merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya meneruskan penelitian tentang

etika bisnis islam agar pemahaman para entrepreneur muslim terasah.

69
DAFTAR PUSTAKA

Pamela dkk, KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DENGAN KEBERHASILAN USAHA


PETERNAK SAPI PERAH PUJON, MALANG, Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4
No 1, Juni 2016); halaman 57-66,
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jagbi/article/view/15734

Dwitya Aribawa, PENGARUH LITERASI KEUANGAN TERHADAP KINERJA DAN


KEBERLANGSUNGAN UMKM DI JAWA TENGAH, Vol 20 No. 1Januari 2016 Hal:
1-13, https://journal.uii.ac.id/JSB/article/view/4424
Aswand Hasoloan (2018), PERANAN ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN BISNIS, Jurnal
Warta Edisi : 57 Juli 2018, https://media.neliti.com/media/publications/290707-
peranan-etika-bisnis-dalam-perusahaan-bi-06f5409c.pdf

Griffin Ebert (2020), DASAR DASAR MANAGEMENT DAN BISNIS , Yayasan Kita Menulis
2020.
Ali Akbar Rosyad, ANALISIS KEBERLANGSUNGAN USAHA MIKRO MALANG RAYA
(Tinjauan Perspektif Ekonomi Islam), volume 2
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/4933/0

Moeheriono, ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAAN 2019 halaman 292.


Reniati (2012) , KEUNGGULAN BERSAING MELALUI INOVASI BISNIS SEBUAH DESAIN : KREATIVITAS
ORGANISASI, KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN ORIENTASI PASAR, volume 2 no 2 2012,
http://jurnal.unpad.ac.id/ijeb/issue/view/175

Dhamayantie, E., & Fauzan, R. (2017). Penguatan Karakteristik dan Kompetensi


kewirausahaan untuk meningkatkan kinerja UMKM. Matrik : Jurnal Manajemen
Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 1, Februari 2017.
Isa, M. (2013). Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi Kewirausahaan, dan Kinerja
Industri Mebel. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 17, No 1, Juni, 89-98
Eka Ludiya, Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap
Kinerja Usaha Pada UMKM Bidang Fashion di Kota Cimahi, Vol 11, No 2 (2020),
https://doi.org/10.17509/jimb.v11i2

Fitri Yani Panggabean, Analisis Literasi Keuangan terhadap Keberlangsungan Usaha


Kuliner Kota Medan,JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.7, NO.2,
NOVEMBER 2018, https://ejurnalunsam.id/index.php/jmk/article/download/872/832
Rochmi Widayanti dkk, Pengaruh Financial Literacy Terhadap Keberlangsungan Usaha
(Business Sustainability) Pada UMKM Desa Jatisari. Jurnal Ilmiah Manajemen &
Bisnis Vol. 18 No. 2, 2017,
PuguhKurniawan,EtikaBisnisIslamTerhadapPenimbunBarangAkibatCovid-
19(StudiKasusKepadaMasyarakatPenimbunBarangDiKecamatanTayuKabupatenPa
tiProvinsiJawaTengah,JurnalIlmiahMEA(Manajemen,Ekonomi,danAkuntansi),
Vol.4No.3,2020
Indria Hangga Rani dkk, Pengaruh Penilaian Terhadap Kinerja karyawan Dengan Motivasi
sebagai Variabel Moderasi,Jurnal Akutansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 3
no 2 2015.
Dinas koperasi usaha mikro dan perdagangan kota Pontianak.

71
Lampiran

1. Peta wilayah kota Pontianak

2. Persentase luas kecamatan kota Pontianak

72
3. Hasil Penyebaran Kuisioner

KETERANGAN JUMLAH
Total Penyebaran 81
Total Pengembalian 81
Presentase Tingkat 100%
Pengembalian
Total Kuisioner yang Bisa 81
Diolah
Persentase Tingkat Pengelolaan 100%
(81/81) x 100%

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Usia Frekuensi Persentase (%)

20-30 tahun 12 12%


31-40 tahun 50 50%
41-50 tahun 31 31%
51-60 tahun 7 7%
JUMLAH 100%

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usaha


Usia Usaha Frekuensi Persentase (%)
1-5 tahun 35 35%
6-10 tahun 44 44%
11-15 tahun 16 16%
16-20 tahun 3 3%
21-25 tahun 1 1%
26-30 tahun 1 1%
Jumlah 100%

73
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Jenis Usaha Frekuensi Persentase (%)


Jasa 26 26%
Produk 74 74%

Jumlah 100%

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Usaha

Kategori Usaha Frekuensi Persentase (%)


Usaha Mikro dan Kecil 92 92%
Usaha Menengah 8 8%

Jumlah 100%

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SMA/SMK 72 72%

D1-D3 8 8%

S1 20 20%

Jumlah 100%
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Akun Rekening

Kepemilikan Akun Rekening Frekuensi Persentase (%)

Tidak Ada 49 49%

Ada 51 51%

Jumlah 100%

10. Uji Validitas Variabel Etika Bisnis


Item r hitung r table Kondisi Keterangan
EB.1 0.649 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.2 0.579 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.3 0.754 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.4 0.642 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.5 0.655 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.6 0.625 0,213 Thitung>ttabel Valid
EB.7 0.759 0,213 Thitung>ttabel Valid

74
11. Uji Validitas Variabel keberlangsungan usaha
Item r hitung r table Kondisi Keterangan
KU.1 0.686 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.2 0.778 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.3 0.752 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.4 0.737 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.5 0.782 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.6 0.684 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.7 0.714 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.8 0.615 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.9 0.578 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.10 0.671 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.11 0.685 0,213 thitung>ttabel Valid

12. Uji Validitas Variabel Kompetensi Wirausaha


Item r hitung r table Kondisi Keterangan

KW.1 0.465 0,213 thitung>ttabel Valid

KW.2 0.599 0,213 thitung>ttabel Valid

KW.3 0.705 0,213 thitung>ttabel Valid

13. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian


Variabel Cronbach’s Alpha (α) Keterangan
Etika Bisnis 0.807 Reliabel
Kompetensi 0.918 Reliabel
Wirausaha
Keberlangsungan 0.893 Reliabel
usaha

14. Pengujian Normalitas


Statistik Uji Standardized Residual
Kolmogrov Smirnov Z 2,440
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,750

15. Uji Linieritas Model Regresi


Hubungan antara Variabel Ftest Sig. Keterangan
Etika bisnis – Keberlangsungan Usaha 3.785 0.59 Linier
5

75
16. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

17. Uji Autokorelasi


Model Summaryb

Model Adjusted R Std. Error of the


R R Square Square Estimate Durbin-Watson

dimens

1 ,883a ,780 ,775 3,43273 1,750

18. Pengujian Multikolinearitas Regresi


Variabel Tolerance VIF Keterangan
Etika bisnis (X1) 0.610 1.639 Tidak terjadi
multikolinearitas
Keberlangsunan 0.610 1.639 Tidak terjadi multi
usaha (X2) kolinearitas

19. Koefisien determinasi (R2)


Model Summaryb

Model Change Statistics

R Adjusted R R Square F
R Square Square Change Change df1 df2 Sig. F Change

dimen
sion0 1 ,883a ,780 ,775 ,780 145,733 2 82 ,000

76
20. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficients Correlations

Zero-
B Std. Error Beta T Sig. order Partial Part

1 (Constant) 10,441 2,835 3,683 ,000

Etika ,186 ,092 ,133 2,011 ,048 ,629 ,217 ,104


Bisnis

Keberlang ,803 ,067 ,794 11,988 ,000 ,877 ,798 ,620


sungan
Usaha

21. Hasil uji Simultan (Uji F)


ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

11 Regression 3434,519 2 1717,259 145,733 ,000a

Residual 966,258 82 11,784

Total 4400,776 84

77
78

Anda mungkin juga menyukai