SKRIPSI
RUSMIATI
NIM.1142110148
1
2
ABSTRAK
RUSMIATI (2014), Pengaruh Etika Bisnis terhadap Keberlangsungan Usaha dengan
Kompetensi Wirausaha Sebagai Variabel Moderasi Studi pada UKM Kota Pontianak.
Skripsi, Pontianak: Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2022
Penelitian ini dilatar belakangi dari banyaknya pelaku usaha kecil dan menengah di
kota Pontianak dan semangkin ketatnya kompetensi dalam usaha. Kompetensi usaha yang
sehat sangat dibutuhkan dalam etika bisnis yang baik sehingga semua usaha dapat
berlangsung dengan baik. Dalam hal ini juga kompetensi wirausaha sangat diperlukan untuk
keberlangsungan usaha.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) pengaruh etika bisnis terhadap
keberlangsungan usaha , 2) kompetensi wirausaha memoderasi pengaruh etika bisnis
terhadapkeberlangsunganusaha .
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan metode Korelasional. populasi dalam penelitian ini berjumlah 81 responden
pelaku usaha UMKM di Kota Pontianak.teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
ada 2 yaitu : 1) teknik komunikasi tidak langsung dan 2) teknik dokumentasi.Sedangkan
untuk keabsahan data maka dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Analisis data yang
digunakan untuk penelitian ini yaitu analsis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) etika bisnis berpengeruh
signifikan terhadap keberlangsungan usaha hal ini dapat dilihat dari hasil Thitung sebesar
2.011 sedangkan T tabel sebesar 1.990, 2) kompetensi wirausaha memoderasi pengaruh etika
bisnin terhadap keberlangsungan usaha hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan F hitung
sebesar 145,733 sedangkan F tabel 2,720.
Kata Kunci : Etika Bisnis, Kompetensi Wirausaha, Keberlangsungan Usaha
3
KATA PENGHANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi
PONTIANAK”. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Strata-1 pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah
dan bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kepada:
2. Bapak Dr. H. Syarif, S.Ag, MA. selaku Rektor IAIN Pontianak yang
peneliti.
3. Ibu Dr. Cucu, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
6. Kedua orang tua, yang tidak pernah lelah dengan tulus, sabar,
skripsi ini
dalam proses penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebut satu
persatu.
RUSMIATI
5
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………….i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………….iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………………….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….……….v
ABSTRAK………………………………………………………………………………...vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..…..vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…….ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………..……………………...1
A. Latar Belakang Masalah ……………….………......................................1
B. Rumusan Masalah ……………………………….…................................5
C. Tujuan Penelitian ……………………………………..............................5
D. Manfaat Penelitian ………………............................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………….....7
A. Penelitian terdahulu yang relevan …………….........................................7
B. Landasan Teori ……………………….............. .......................................8
1. Pengertian Etika Bisnis…………………...............................................10
a. Tujuan Bisnis…………………………………….............................12
b. Perilaku Bisnis…………..…………….………………....................12
2. Keberlangsungan Usaha……………………………………………….14
a. Permodalan ………………...........................………………………14
b. Sumber Daya Manusia……………………………...………………15
c. Produksi……………………………..................…………….……..15
d. Pemasaran……….………………………………........................…15
3. Kompetensi Wirausaha……………….............……………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ekonomi dan semakin menumbukan minat untuk melakukan kegiatan bisnis. Kegiatan
bisnis yang tengah berkembang di Indonesia akan memicu terjadi persaingan yang
sangat ketat dan kadang kala akibat dari ketatnya persaingan dapat menyebabkan
pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, akibatnya akan
Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan orang banyak, selain itu juga
dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri. Bisnis merupakan
aktivitas yang selalu ada di sekitar kehidupan manusia dan dikenal oleh banyak
kalangan.
masyarakat karena pada dasarnya hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi
Aktivitas bisnis bukan hanya kegiatan dalam rangka penghasilan barang dan
jasa, tetapi juga termasuk kegiatan mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepihak-
pihak lain yang memerlukan serta aktivitas lain yang mendukung kegiatan produksi
dan distribusi tersebut. Kegiatan bisnis juga juga menjadi sumber penghasilan dan
Permasalahan etika ini hanya ada pada bisnis skala kecil, namun tidak jarang
bisnis dalam skala besarpun menghadapi permasalahan yang sama yaitu permasalahan
etika dalam bisnis. Menurut Tina Dacin, 2011: 1 mengatakan bahwa penipuan tetap
Bisnis dengan segala macam bentuknya terjadi dalam kehidupan setiap hari,
sejak bangun pagi hingga tidur kembali alram jam weker yang membangunkan orang
dini hari dengan lantunan merdunya adzan, sajadah alas sholat. Susu instan yang
dikonsumsi,mobil atau sepeda motor sebagai alat trasportasi serta semua kebutuhan
oleh para pelaku bisnis (M. Ismail dan Karabot Widjakusuma, 2002:15)
Dalam bisnis aspek dan aspek etika bisnis sangat mempengaruhi terwujudnya
persaingan yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat mewujudkan bahwa
peranan hukum dan etika bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan
bisnis, dengan diterapkannya etika dalam bisnis akan meminimalisir hal-hal negatif
perekonomian. ketentuan syariat sendiri adalah aturan – aturan dan ketentuan Allah
yang telah ditetapkan kepada hamba – hambaNya tentang segala sesuatu yang benar
dan salah tentang suatu perbuatan. Dengan kata lain syariat merupakan nilai utama
yang menjadi payung strategis maupun taktis organisasi bisnis. Dengan kendali
syariat, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama yang pertama target hasil;
Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal
yang bertentangan, sebab bisnis yang merupakan simbol dari urusan duniawi juga
dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akhirat. Artinya,
9
jika orientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan
merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus
Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi
mencakup pula seluruh kegiatan kita di dunia yang “dibisniskan” (diniatkan sebagi
ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat (Abdul Aziz, 2013:94).
Menurut etika bisnis Islam, setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang
tetapi yang paling penting adalah mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas
rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Profit bukanlah semata-mata tujuan yang
harus selalu diutamakan. Dunia bisnis juga harus berfungsi sebagai sosial dan harus
pengusaha juga harus menghindar dari upaya yang menyalahgunakan segala cara
untuk mengejar keuntungan pribadi semata tanpa peduli berbagai akibat yang
2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH dalam BAB 1 tentang
ketentuan umun pasal 1 ayat 2 yang membahas tentang Izin Usaha adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan peraturan
Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah telah memenuhi persyaratan dan
peningkatan .selama kurun waktu 2014-2021 . Data jumalah UMKM kota Pontianak
Tabel 1.1
Data Jumlah UMKM Kota Pontianak Tahun 2014-2021
(Rupiah)
Tahu
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun rata-
NO KECAMATAN JENIS n
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2021 rata
2020
1 - Pontianak Barat Unit 683 689 1096 1129 1255 5138 6052 6172 1125
- Pontianak
2 Unit 1373 1378 1581 1614 2838 7205 7541 7825 1614
Selatan
3 - Pontianak Utara Unit 283 293 562 605 1713 3366 3631 3912 605
- Pontianak
4 Unit 767 767 1068 1102 907 2804 2343 2578 2804
Timur
5 - Pontianak Kota Unit 2481 2481 2717 2752 1203 8361 8782 8813 2481
- Pontianak
6 Unit 588 588 788 809 668 1832 2157 2505 588
Tenggara
Sumber : dinas koperasi usaha mikro dan perdagangan kota Pontianak
Berdasarkan data tabel 1.1 diatas dapat kita lihat dengan nilai rata-rata bahwa
unit .kecamatan Pontianak Utara sebesar 605 unit. Kecamatan Pontianak Timur
sebesar 2.804 Kecamatan Pontianak Kota rata-rata sebesar 2,481 unit dan pada
Dilihat dari jumlah pelaku UMKM diatas Dengan adanya pelaku UMKM
UMKM dalam menjalankan usaha mereka harus menerapkan etika bisnis supaya
usaha tersebut berjalan dengan baik. Menurut hasil penelitian Mohd Zulkifli & Che
Omar Ana Siti Sarpina Saripuddin mengungkapkan bahwa etika bisnis dalam Islam
dapat membuat pengusaha sadar. Pengusaha yang takut akan selalu teguh dalam
Islam. Oleh karena itu, setiap pengusaha harus terus berlatih Islam berdasarkan Al-
Qur'an dan Sunnah dan selalu adil, jujur, dapat dipercaya dan tulus dalam setiap
pendirian usaha dilakukan untuk nilai-nilai etika yang tinggi diantara pengusaha.
kerjasama yang kuat antara tiga pihak yaitu para ulama, umarak dan juga pengusaha
sendiri.
B. Masalah Penelitian
pada UMKM di Kota Pontianak” Dari uraian latar belakang di atas, masalah dalam
C. Tujuan Penelitian
keberlangsungan usaha.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
berhubungan dengan tingkat upah dan nilai produksi pada penyerapan tenaga
2. Manfaat Praktis
1. Secara Teoritis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan, referensi, dan inpirasi bagi
dengan topik etika bisnis, keberlangsungan usaha dan kompetensi wirausaha Bagi
b. Bagi Akademisi
variabel moderasi studi pada UMKM di Kota Pontianak Selain itu juga
penelitian ini dapat menjadi bahan masukan serta rujukan bagi para peneliti
Sebagai suatu hasil karya dan sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai
bahan wacana dan pustaka bagi mahasiswa untuk pihak yang memilki keterkaitan
A. Penelitian Terdahulu
Sebagai salah satu acuan dari penelitian ini adalah penelitian yang
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Variabel
No Judul dan nama Metode
Independen Dependen
penelitian dan
pendekatan
penelitian
1. Pengaruh etika bisnis islam Kuantitatif - Etika binis -kinerja
dan orientasi pasar terhadap deskriptif - orientasi pasar pemasaran
kinerja pemasaran.
Siti Fatimah 2019
14
Hasil
Hasil :
1. Etika bisnis islam tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran pada
pelaku usaha Kampoeng Katik Laweyan. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung -
pada pelaku usaha Kampoeng Batik Laweyan Solo. Hal ini ditunjukan dengan
Kompetensi
2 kewirausahaan suatu Kuantitatif --kompetensi -keberhasilan
keberhasilan usaha deskriptif wirausaha usaha
peternak sapi perah
pujon , Malang.
Pamela, dkk 2016
Hasil :
- Keberhasilan kewirausahaan (y5) direfleksikan oleh salah satu variabel indikator
yaitu jumlah kepemilikan sapi laktasi (X13). Berdasarkan tabel 5nilai muatan
kinerja
3 Pengaruh literasi Kuantitatif literasi keuangan keberlangsungan
keuangan terhadap UMKM
kinerja dan
keberlangsungan usaha
UMKM DI Jawa
Tengah.
Dwitya Aribawa 2016
Hasil
Secara umun diketahui terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dan
No Persamaan Perbedaan
B. Kajian Teoretis
1. Etika bisnis
bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya
dengan apa yang dilakuan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu
Dalam journal Aswand Hasoloan menurut Wahyu dan Ostaria 2006 tika
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
16
Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang terkadang
diupayakan banyak orang, karena melalui etika bisnis seseorang dapat memahami
suatu bisnis persaingan yang sulit seperti bersikap manis, sopan santun,
Fahmi, 2014).
6)Tertib administrasi.
8)Menepati janji
2. Bisnis
a. Pengertian bisnis
17
Pengertian bisnis sebenarnya adalah terdiri dari semua aktivitas yang
bertujuan untuk mencari laba dan perusahaan yang menghasilkan barang serta
jasa yang dibutuhkan oleh individu tidak terbatas karena, kodrat manusia,
menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud mendapatkan laba.
Sedangkan Amirullah (2005:02) bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah
barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis itu sendiri dapat
b. Tujuan bisnis
Tujuan bisnis merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh para
pelaku bisnis yang mereka lakukan dan merupakan cerminan dari berbagai
perlu didapatkan sebagai imbalan wajarbagi pemilik usaha dan agar bisnis
18
Muhammad Ismail Yusmanto, dkk (2002:18) mengatakan bahwa
bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama yaitu: target hasil,
c. Prilaku bisnis
dilakukan secara sadar setiap pelaku bisnis yang dampak atas kehendaknya
yang bebas guna untuk mencapai tujuan yang dikehendakinya tidak melapaui
batas.
individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa
disimpulkan prilaku bisnis adalah setiap yang dilakukan secara standar oleh
mencapai sukses dunia dan akhirat. Standar etika prilaku bisnis mendidik agar
1) Taqwa
19
Sekalipun islam menyatakan bahwasannya berbisnis merupakan
bahwa semua kegiatan bisnis tidak boleh menghalangi mereka untuk selalu
melipat gandakan pahalanya sebagai mana firman Allah dalam surah Al-
2) Aqssyid
Aqsyid adalah sederhana, rendah hati,lemah lembut, santun dalam
3) Khimad
sikap utama dari pembisnis, tanpa sikap melayani jangan jadi pembisnis
dan bagian penting dari sikap melayani ini adalah sopan santun.
4) Amanah
20
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.(QS. An-Nissa’: 58)”
3. Keberlangsungan Usaha
(Hudson et al, 2001) dilihat dari keberhasilan perusahaan dalam melakukan inovasi,
hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki orientasi untuk berkembang dan
John, (2015) menyatakan bahwa dengan literasi keuangan yang baik pengusaha
berbagai keputusan yang tepat untuk perusahaan, karena menurut (Draxler, et al.,
2014), pemilik atau pengelola bisnis sangat terkait dengan pengambilan keputusan
keuangan yang kompleks dan strategis terkait dengan keberhasilan mencapai tujuan
dan keberlanjutan usaha. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fatoki (2014),
keberlangsungan perusahaan.
melindungi sumber daya serta memenuhi kebutuhan yang ada didalam suatu usaha
( industri ).
lain, serta berlandasan pada kondisi atau keadaan ekonomi yang sedang terjadi
didalam dunia usaha atau business( Disarikan dan dianalogkan dari Fajri dkk, 2003
www.oregan.gov )
21
Keberlangsungan Usaha dikaji dengan mengadaptasi beberapa aspek-aspek
a. Pemodalan
Adalah segala sesuatu (uang, barang, harta ) yang sifatnya pokok yang
Adalah sumber daya yang berasal dari manusia yang dimilikinya, dimana
sumber daya ini merajuk pada indiviuu-individu yang ada dalam sebuah organisasi
( Ruky, 2003 ). Sumber daya manusia atau lebih sering disebut tenaga kerja
merupakan suatu potensi ( yang berasal dan dimiliki dalam diri manusia ) daripada
manusia itu sendiri yang dapat dikembangkan dan dijaga kelangsungannya untuk
c. Produksi
Adalah proses penciptaan atau pengeluaran hasil, disini berarti suatu proses
barang atau jasa ( output ),dalam Beatte dan Taylor ( 1994 ).Dalam keberlangsungan
dengan bahan baku, teknologi dan kualitas serta kuantitas barang hasil produksi.
d. Pemasaran
distributor barang, jasa, dan ide untuk mewujudkan pertukaran yang memenuhi tujuan
hasil ), riset komunikasi, distributor, penetapan harga dan pelayanan merupakan inti
22
sumber daya, keberlangsungan produksi dan keberlangsungan pemasaran, yang
menitik beratkan dan bersumber pada tiga kunci yang tersirat dalam definisi
supaya dapat bersaing dipasar. Kondisi persaingan yang dinamis dan fluktuatif bisa
menjadikanpara pelaku UKM yang sensitif dengan perubahan tersebut, sehingga para
2017). Menurut Hudson dkk, 2001 dalam jornal Fitri Yani Panggabean, dkk 2018
keberlangsunga dipengaruhi beberapa faktor penyebab bisnis menjadi kuat dan bertahan,
pengelolaan karyawan dan pelanggan. Dari hasil beberapa faktor kekuatan (strenght) tersebut
yaitu : Memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi, Kualitas produk yang terjamin, Mengkonsep
program sedekah, Mengusai bidang pelayanan terhadap konsumen, Motivasi kerja yang
tinggi.
4. Kompetensi Wirausaha
ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya
dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang didapat dalam praktek. Oleh karen itu,
23
Menurut Reniati (2013:60) kompetensi kewirausahaan adalah kesatuan dari
karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang yang
tugas dan tanggung jawab yang diberi perusahaan kepada seorang karyawan dengan
terhubung satu dengan lainnya, yang diperlukan usaha untuk dilatih dan
b. Ciri-cirikewirausahaan
wirausaha berikut ini yang diperlukan supaya bisnisnya berhasil yaitu: harus tekun,
ulet, tahan banting, peka, bekerja keras, harus bijaksana, dan harus berpikir mandiri.
1) Percaya diri
memasuki bisnisnya. Percaya diri ini dapat dibangun dri pola pikir yang positif
Ada kalanya berbisnis, intuisi yang tajam jauhdari berperan dari pada
24
3) Berorientasi pada tugas dan hasil
prestasi usaha.
Dunia usaha selalu penuh dengan resiko dan tenaga seperti persaingan
usaha, harga bahan baku turun naik, barang tidak laku, perubahan selera
pasar, produk cacat atau rusak, dan sebagainya. Namun semua resiko dan
tantangan ini harus dihadapi dan diantisipasi jalan keluarnya agar usaha atau
orang lain atau mengorganisasi orang lain untuk melakukan pekerjaannya agar
dapat menentukan apa yang dilakukan, apa yang dicapainya dan bagaimana
cara mencapainya.
25
Perubahan merupakan hal yang bersifat abadi. Oleh karena itu, seorang
kemajuan bisnisnya.
9) Keorisinilan
tetapi memiliki pendapat sendiri, memiliki ide yang orisinal, dan kemampuan
5. UMKM
a. Pengertian UMKM
Menurut Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangdan / atau badan usaha
Undang-Undang.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan
oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha menengah atau usaha besar yang
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai , atau menjadi bagian
26
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai diatur dalam
undang-undang.
berganti.
memadai.
f) Umumnya belum akses kepada perbankan namun sebagian dari mereka sudah
termasuk MPWP.
gampang berubah.
27
c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walaupun masih
d) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk MPWP.
a) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara
d) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin usaha, izin tempat,
b Kriteria UMKM
Pada undang-undang nomer 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah ( UMKM ), pengertian UMKM dibagi 3 kriteria, antra usaha Mikro, usaha
kecil dan usaha menengah dengan penjelasan terlihat pada tabel dibawah:
Tabel 2.3
kriteria UMKM berdasarkan UU no 20 tahun 2008 tentang UMKM
28
No Usaha Kriteria Aset Kriteria Omset
C. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran adalah untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu
adanya pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan
2000: 35 ).
Menurut M. Iqbal Hasan (2000: 48) kerangka pemikiran adalah bagian dari
kepada orang lain. Dalam penelitian ini untuk mempermudah peneliti dalam
Tabel 2.4
Kompetensi
Wirausaha X2
29
D. Hipotesis
Hadi (1986:63), hipotesis adalah praduga atau dugaan tentang pemecahan masalah
penelitian. Praduga atau dugaan itu mengandung dua kemungkinan yaitu mungkin benar
atau mungkin salah, dalam artian hipotesis akan ditolak apabila ipotesis salah dan
Maka dari beberapa pengertian diatas, Hipotesis adalah jawaban sementara untuk
masalah yang terdapat dalam penelitian dan jawaban tersebut harus diuji terlebih dahulu
dengan fakta-fakta dan teori-teori yang membenarkan jawaban sementara tersebut dapat
diterima, sebaliknya apabila tidak terdapat fakta-fakta atau teori-teori yang dapat
membuktikan kebenaran dari jawaban sementara tersebut, maka jawaban akan ditolak.
Atau biasa dikatakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis yang di anggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Dari
suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya melalui jalan riset. Dengan kata lain
hipotesisi merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah yang
30
H0= Penerapan etika bisnis islam tidak berpengaruh terhadap keberlangsungan
usaha dengan Kompetensi Wirausaha sebagai Variabel Moderasi studi pada UMKM
keberlangsungan usaha.
ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya
dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang didapat dalam praktek. Oleh karen
pada kinerja, kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang ingin dicapainya.
31
BAB III
METODOIOGI PENELITAN
Metode penelitan yang digunakan dalam penulisan ini alah gabungan antara
(2012 : 72) penelitian deskriptif suatu bentuk penelitian yang paling dasar ditunjukkan
fenomena yang bersifat alamiyah atau rekaya manusia. Sedangkan korelasional adalah
suatu penelitian untuk mengetahui dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih
tanpa ada upaya yang mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak dapat
memanipulasi variabel.
kuantitatf adalah membandingkan dua hal atau dua variabel untuk mengetahui selisih
atau resiko, kemudian menyimpulkan yang dibandingkan rata-rata propors dan berbagai
nilai kofisien.
Penulis melakukan penelitian pada laporan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan
Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pontianak pada
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
tentang hal tersebut, dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:31).
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi penelitian, jadi variabel
penelitian ini meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variabel penelitian yaitu
nilai variabel yang lain. Variabel ini sering disebut dengan variabel predicator.
dependent. Variabel ini sering disebut dengan variabel kriteria, variasi perubahan
keberlangsungan usaha.
c) Variabel Moderasi
motivasi lebih menekankan pada proses yang bermula dari kekuatan dalam hal
dorongan yang ditujukan pada sebuah tujuan atau insentif . Variabel motivasi
diukur dengan jenis skala pengukuran data berupa skala interval. Semua butir
pertanyaan kuisioner dinilai dengan 5-poin skala Likert. Variabel motivasi diukur
33
dengan menggunakan 6 butir pertanyaan yang diadaptasi dari. Indikator untuk
yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang didefinisikan
atau mengubah konsep-konsep serupa yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambaarkan prilaku atau gejala yang amat diamati dan dapat diuji dan dapat
ditemukan kebenarannya oleh orang lain. Adapun definisi operasional setiap variabel
Tabel 3.1
Definisi Opersional Variabel
N Variabel Definisi Dimensi Indikator skala Krite
o Ukur ria
34
N Variabel Definisi Dimensi Indikator skala Krite
o Ukur ria
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk memperoleh
sampel dari populasi yang telah ditentukan agar diperoleh data yang yang baik maka
1. Populasi
Salah satu konsep yang berhubungan dengan sampel populasi adalah keseluruhan
objek/subjek yang berada pada satu masalah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian, atau syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah
penelitian, atau keseluruhan unit/individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti
(Martono, 2017:74)
2. Sampel
35
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktristik yang dimiliki populasi Adapun
definisi sampel menurutSarwono (2006:111) sub dari seperangkat elemen yang dipilih
dua tenik untuk penarikan sampel dari populasi, yaitu probability sampling dan non
prability sampling.
1) Probability Sampling
peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilh untuk menjadi anggota
5% dan diambil sampel dengan menggunakan rumus slovin ( sangadji dan sopiah,
N 450 450
n= 1+Ne2 = = = 80,8 = 81
1+450
+ (0,1)2 1+4,5
Di mana:
e: eror level (tingkat kesalahan), umumnya dilakukan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05,
dan 10% atau 0,01( dengan catatan dapat dipilih oleh peneliti).
36
E. Jenis Pengumpulan Data
a. Kuantitatif
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.
Variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang
Laporan akhir untuk penelitian umumnya memiliki struktur yang ketat dan
penelitian dan membahas kesimpulan serta saran. Dalam hal ini data kuantitatif
Sengadji dan Sopiah (2010: 169) menyatakan sumber data penelitian adalah
subyek asal data dapat diperoleh. Berdasarkan sumber data yang dibedakan atas
a. Data Primer
langsung dari sumber pertama. Adapun data primer yang digunakan peneliti
ini adalah kuesioner dan dibuat beberapa pertanyaan dan hasil jawaban
Tabel 3.2
37
Skala likert
No Jawaban Score
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Cukup Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat TidakSetuju 1
b. Data Skunder
Sarwono (2006: 125) menyatakan bahwa data sekunder adalah data
yang sudah tersedia sehingga tinggal dicari dan dikumpulkan. Data ini biasa di
Umar ( 2014: 12) data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan lebih baik oleh pihak pengumpulan data primer atau pihak lain
Data skunder biasanya digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut.
masalah penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
38
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
2. Dokumentasi
literatur dengan alat berupa buku yang terkait dengan penelitian ini peneliti
mengambil data dengan alat berupa buku dan jurnal yang terkait dengan
wirausaha.
Teknik analisa data merupakan cara menganalisis data penelitian, seperti alat-alat
statistik yang relavan digunakan untuk penelitian. (Noor, 2011:164) teknik analisa
kuesioner. Uji kuesioner secara kuantitatif dapat dilakukan melalui uji validasi
dan relialibilitas.
a. Uji Reliabilitas
keandalan yang menunjukkan seberapa baiknya item atau butir dalam suatu
kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Uji reliabilitas dilakukan
39
secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan jika nilai Alpa>0.60 disebut
reliabel.
[ ][
1−∑ sb
]
2
k
Rumus : a=
k −1 st
2
Keterangan:
α : Reliabilitas instrumen
b. Uji Validitas
Metode Uji Validitas dengan metode korelai person ini dengan cara
mengkorelasi dengan cara masing-masing skor total item dengan skor total
item. Skor total item adalah hasil dari penjumlahan dari semua total, jika nilai
korelasi (r hitung) lebih besar dari (r tabel) kusioner tersebut dinyatakan valid
sebaliknya jika (r hitung) lebih kecil dari tabel atau nilai korelasi negatif maka
n . ∑ xy−∑ x . ∑ y
rxy=
√{n .∑ x −(∑ x ) }{n . ∑ y −(∑ y ) }
2 2 2 2
Keterangan:
40
y : Jumlah seluruh skor y
n : Jumlah responden
berganda maka terlebih dahulu melakukan asumsi klasik. Uji asumsi klasik
terdiri:
a. Uji Normalitas
nilai residual mengikuti normal. Jika asumsi dilanggar atau tidak dipenuhi
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
(Erlina,2015:54).
b. Uji Linearitas
Lenearty”. Jika signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi linear.
c. Uji Autokorelasi
41
Menurut sontoso (2015:192) alat uji autokorelasi ini digunakan untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara
(sebelumnya). Secara praktis, bisa dikatakan bahwa nilai residu yang ada
dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik
d. Uji Heteroskedastisitas
hitung). Apabila nilai Prob. F hitung > 0,05 (5%) maka HO diterima yang
e. Uji Multikolinearitas
42
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi
(santoso, 2015:183-184).
regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan dan standar errornya
tidak terhingga.
variance inflation factor (VIF) atau tolerance (I/VIF) regresi yang bebas
Jika untuk suatu variabel independen nilai VIF > 10 dikatakan terjadi
3. Uji Koefisien
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti
43
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
berikut :
nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai F Hitung lebih
44
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Letak Geografis
Kota Pontianak mencapai 107,82 km² yang terdiri atas 6 Kecamatan dan 29
kelurahan. Kota Pontianak terletak pada 0° 02’ 24” Lintang Utara sampai dengan 0°
05’ 37” Lintang Selatan, dan 109° 16’ 25” Bujur Timur sampai dengan 109° 23’ 01”
Bujur Timur. Berdasarkan garis lintang, maka Kota Pontianak dilalui garis
katulistiwa. Ketinggian Kota Pontianak berkisar antara 0,10 meter sampai 1,50 meter
mempawah dan kabupaten kubu raya yaitu: bagian utara berbatasan dengan
kecamatan sungai raya dan kecamatan sungai kakap kabupaten kubu raya, bagian
timur berbatasan dengan kecamatan sungai raya dan kecamatan sungai ambawang
kabupaten kubu raya dan bagian barat berbatasan dengan sungai kakap kabupaten
kubu raya.
Gambar 4.1
Peta wilayah kota Pontianak
Kecamatan Pontianak Utara (34,52 %), diikuti oleh Kecamatan Pontianak Barat
(15,25 %), Kecamatan Pontianak Kota (14,39 %), Kecamatan Pontianak Tenggara
(13,75 %), Kecamatan Pontianak Selatan (13,49 persen) dan Kecamatan Pontianak
Timur (8,14 persen). Di dalam wilayah Kota Pontianak banyak terdapat sungai dan
penunjang sarana transportasi. Kondisi tanah di Kota Pontianak terdiri dari jenis
46
Gambar 4.2
Persentase luas kecamatan kota Pontianak
yang ada di kota Pontianak persentase terbesar di duduki oleh Pontianak utara yaitu
35% di susul oleh Pontianak barat sebesar 16% dan Pontianak kota sebesar 14% dan
Pontianak tenggara sebesar 14%, Pontianak selatan sebesar 13% dan persentase
47
Tabel 4.3
Hasil Penyebaran Kuisioner
KETERANGAN JUMLAH
Total Penyebaran 81
Total Pengembalian 81
Presentase Tingkat 100%
Pengembalian
Total Kuisioner yang Bisa 81
Diolah
Persentase Tingkat Pengelolaan 100%
(81/81) x 100%
kuisioner yang kembali dan dapat diolah, sehinggarespon rate value sebesar 100%.
beberapa karakteristik :
Pada data usia usaha pelaku UMKM di Pontianak yang menjadi responden
dalam penelitian ini yaitu terbagi menjadi 6 kategori dapat di lihat di tabel
48
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usaha
Di bawah ini merupakan jenis usaha yang dilakukan oleh pelaku UMKM
Perempuan. Pada penelitian ini jenis usaha bagi menjadi 2 jenis usaha, yaitu :
49
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Jenis Usaha Frekuensi Persentase (%)
Jasa 26 26%
Produk 74 74%
Jumlah 100%
Dari Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa dari 81 responden
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Usaha
Jumlah 100%
50
Dari Tabel 4.6 dijelaskan bahwa berdasarkan kategori
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
SMA/SMK 72 72%
D1-D3 8 8%
S1 20 20%
Jumlah 100%
20 orang (20%).
51
B. Analisis dan Pengolahan Data
1. Uji Keabsahan Data
a. Uji Validitas
telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
secara tepat.” Uji validitas dilakukan pada tiap item kuesioner dengan
valid jika nilai p<0,05 atau jika rhitung>rtabel maka item kuesioner valid. Dan
Tabel berikut
52
Tabel 4.9
Uji Validitas Variabel Etika Bisnis
Item EB.1 samapai EB.7
bahwa variabel (EB.1, EB.2. EB.3, EB.4, EB.5, EB.6, EB.7) semua
Tabel 4.10
Uji Validitas Variabel keberlangsungan usaha
Item KU.1 sampai KU.11
53
KU.9 0.578 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.10 0.671 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.11 0.685 0,213 thitung>ttabel Valid
Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2021
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa
variabel (KU.1, KU.2, KU.3, KU.4, KU.5, KU.6, KU.7, KU.8, KU.9, KU.10,
Motivasi semunya valid, karena memiliki nilai r hitung >r tabel. Maka H0 ditolak.
Tabel 4.11
Uji Validitas Variabel Kompetensi Wirausaha
Item KW.1 sampai KW.3
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa
variabel (KW.1, KW.2 dan KW.3) semua item pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur variabel Motivasi semunya valid, karena memiliki nilai r hitung >r .
tabel
54
b. Uji Reliabilitas
(kuesioner) dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur atau
berkali-kali oleh peneliti yang sama maupun oleh peneliti yang berbeda.”
hasil pengukuran yang dilakukan, alat ukur yang reliabel berarti akan
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Cronbach’s Alpha (α) Keterangan
Etika Bisnis 0.807 Reliabel
Kompetensi 0.918 Reliabel
Wirausaha
Keberlangsungan 0.893 Reliabel
usaha
Sumber: Data Olahan SPSS 21, Tahun 2020
55
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan
Cronbach’s Alpha yang diperoleh pada tabel 4.12 merupakan hasil purifikasi
a. Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis
parametrik yaitu uji Normalitas data. Menurut Iqbal Hasan (2004:105), “Suatu
penelitian yang dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan atau
uji F, menuntut suatu Asumsi yang harus diuji yaitu data harus berdistribusi
Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji K-S yang tersedia di dalam program
SPSS.
tersebut normal atau tidak, maka populasi perlu diuji, pengujian tersebut
residual/error dari data berdistribusi normal atau untuk mengetahui apakah data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Cara pengujian normalitas
56
dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik dengan menggunakan uji
dilakukan dengan:
1) Transformasi Data
3) Regresi bootstrap.
Ketentuan untuk menyatakan normal tidaknya suatu data dapat dilihat dari
tingkat alpha (α) atau signifikansi, apabila Asymp. Sig>alpha maka residual
Tabel 4.13
Pengujian Normalitas
Kolmogrov Smirnov test
Statistik Uji Standardized Residual
Kolmogrov Smirnov Z 2,440
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,750
Sumber: Data Olahan SPSS 21 Tahun 2021
b. Uji Linieritas
apakah variabel y merupakan fungsi dari variabel x, jika tidak maka analisis regresi
linier sederhana tidak dapat dilanjutkan, sebagai alternatif digunakan uji regresi
non linier.
57
Menurut Sudarmanto (2004:124), “uji linieritas garis regresi digunakan untuk
mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang akan digunakan.” Uji
linieritas garis merupakan kunci yang digunakan untuk memilih model regresi
linier. Apabila persyaratan linieritas tidak terpenuhi artinya model regresi linier
tidak dapat digunakan dalam menganalisis data, oleh karena itu untuk melanjutkan
Uji asumsi linieritas garis regresi berkaitan dengan suatu pembuktian apakah
model garis linier yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya atau
tidak. Pengujian ini perlu dilakukan sehingga hasil analisis yang diperoleh dapat
diperlukan.
tabel Anova melalui menu Compare Means, pada software SPSS 18.00. ketentuan
Linearitas melalui menu Compare means pada SPSS 18.00 di ringkas pada tabel
Tabel 4.14
Uji Linieritas Model Regresi
Hubungan antara Variabel Ftest Sig. Keterangan
Etika bisnis – Keberlangsungan Usaha 3.785 0.59 Linier
5
hubungan Motivasi kerja, Etos Kerja dan Kinerja Karyawan adalah Linier, karena
nilai signifikansi deviation from linearity lebih besar dari nilai alpha (0,05), maka
58
dengan Motivasi dan Etos Kerja. Dengan terpenuhinya asumsi linearitas, maka
analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda.
residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan, apabila asumsi ini
tidak terpenuhi maka penaksir menjadi tidak efisien baik dalam sampel kecil
maupun dalam sampel besar dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi
kurang akurat. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut sebagai homoskedastisitas dan jika berbeda disebut sebagai
ɛikonstan yaitu var (ɛi) = σ 2 identik atau sama untuk setiap i. Cara pengujian
2) Uji Glesjer
1) Transformasi data
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
variabel terikat yaitu Zpred dengan residualnya (Sresid). Jika Plot Zpred dengan
SResid membentuk pola tertentu seperti bergelombang atau menyempit berarti ada
indikasi terjadi heterskedastisitas. Sebaliknya jika plot antara Zpred dengan SResid
59
tidak membentuk pola tertentu (plot menyebar secara acak di awah angka nol pada
Gambar 4.15
Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Uji Independen atau uji autokorelasi residual (error) merupakan salah satu
asumsi utama di dalam model regresi linear berganda yang harus dipenuhi.
yang disusun menurut urutan waktu (time series) atau urutan tempat/ruang (cross
section), atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri. Beradasarkan konsep
tersebut, maka uji asumsi tentang autokorelasi sangat penting untuk dilakukan
tidak hanya pada data yang bersifat time series saja, akan tetapi semua data
60
Asumsi persyaratan independen yaitu covarians (ɛi , ɛj) = 0, untuk setiap i ≠
2) Uji durbin-watson
Apabila –du< dw< 4-du maka H0 ditolak yang berarti tidak terdapat autorelasi
tabel, jika DW hitung/statistik > DW tabel artinya tidak terjadi autokorelasi antar
dapat diperoleh pada saat melakukan uji regresi berganda menggunakan program
Tabel 4.16
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
dimens
0,05. Dapat dilihat dalam tabel perbandingan DW statistik dan DW tabel sebagai
berikut:
perhitungan nilai DW statistik sebesar 1.750 lebih besar dari DL dan DU ( du< d <
61
(4-dL) ). Dengan demikian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi
e. Uji Multikolinearitas
signifikan diantara sesama variabel bebas (independent variable) yang satu dengan
variabel bebas yang lainnya.” di dalam analisis regresi berganda terdapat dua atau
lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel terikat (dependent
dideteksi adanya korelasi linear antar variabel bebas. Untuk melihat hal ini dapat
dideteksi dari VIF (Varians Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih dari 10 maka
Tabel 4.17
Pengujian Multikolinearitas Regresi
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Etika bisnis (X1) 0.610 1.639 Tidak terjadi
multikolinearitas
Keberlangsunan 0.610 1.639 Tidak terjadi multi
usaha (X2) kolinearitas
Sumber: Data Olahan SPSS 18.00, Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai VIF untuk variabel Motivasi dan
Etos Kerja memiliki nilai VIF sekitaran angka 1 dan memiliki angka tolerance
mendekati 1. Dengan syarat jika VIF < 10 maka tidak terjadi Multikolinearitas. jadi
62
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi,
3. Uji Koefisien
Tabel 4.18
Model Summaryb
R Adjusted R R Square F
R Square Square Change Change df1 df2 Sig. F Change
dimen
sion0 1 ,883a ,780 ,775 ,780 145,733 2 82 ,000
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa koefisien regresi (R) yang diperoleh adalah 0,883.
variabel etika bisnis terhadap Keberlangsungan Usaha adalah 0,780 x 100% = 0,78
atau 78%. Sisanya sebesar 0,22 atau 22% dipengaruhi oleh variabel atau faktor-
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak pengaruh semua
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara parsial (individu). Oleh
karena itu, uji t ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) yang
Hasil uji parsial (Uji t) dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut:
63
Tabel 4.19
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Zero-
B Std. Error Beta T Sig. order Partial Part
di tolak dan begitu juga sebaliknya jika Sig<0,05 maka H 0 ditolak dan Ha
diterima. Pada penelitian ini pengaruh variabel Etika Bisnis (X) terhadap
Keberlangsungan Usaha (Y) diperoleh Nilai Thitung sebesar 2,011 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,048. jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,990 dan
UMKM di Pontianak. Oleh karena itu, uji F ini dilakukan untuk mengetahui
64
apakah variabel kompetensi wirausaha memoderasi pengaruh etika bisnis terhadap
keberlangsungan usaha. Hasil uji F dapat di lihat pada tabel 4.19 sebagai berikut:
Tabel 4.20
Hasil uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Total 4400,776 84
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, nilai Fhitung yang diperoleh berdasarkan hasil
pengolahan data menunjukkan angka 145,733. Sedangkan nilai Ftabel dapat dicari
dengan derajat kebebasan (dk) penyebut (denumerator)= n-k-1 (n= jumlah data, k=
tingkat signifikansi (α) = 0,05. Maka Ftabel yang diperoleh sebesar 2,720. Hal ini
menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (145,733>2,720) yang berarti H0
hal ini dapat diketahui dari hasil analisis statistik uji parsial yaituNilai t hitung
variabel Etika bisnis yang diperoleh adalah sebesar 2,011 dengan nilai
65
signifikansi sebesar 0,048. jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,990 dan thitung
keberlangsungan usaha pada UMKM di Pontianak hal ini dapat dilihat dari hasil
analisi uji F yaitu nilai Fhitung yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data
menunjukkan angka 145,733. Sedangkan nilai Ftabel dapat dicari dengan derajat
signifikansi (α) = 0,05. Maka Ftabel yang diperoleh sebesar 2,720. Hal ini
menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (145,733>2,720) yang berarti H0
66
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa
Etika Bisnis islam berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha serta kompetensi usaha
UMKM di Pontianak hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji statistic T yaitu Nilai
thitung variabel Etika bisnis yang diperoleh adalah sebesar 2,011 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,048. jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,990 dan thitung
keberlangsungan usaha pada UMKM di Pontianak hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis yaitu yaitu nilai Fhitung yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data
2,720 maka Fhitung lebih besar dari Ftabel (145,733>2,720) yang berarti H0 ditolak dan
Ha diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas terdapat beberapa saran atau rekomendasi bagi guru, yaitu
agar:
1. Merebaknya usaha mikro, kecil dan Menengah khusus nya di kota Pontianak,
menjadi perhatian penting untuk pemerintah untuk segera diberi pembinaan dan
pelatihan agar tujuan kemandirian ekonomi sejalan dengan visi dan misi
pemerintah.
2. Penelitian ini banyak terdapat kekurangan dan masih terdapat kelemahan, peneliti
69
DAFTAR PUSTAKA
Griffin Ebert (2020), DASAR DASAR MANAGEMENT DAN BISNIS , Yayasan Kita Menulis
2020.
Ali Akbar Rosyad, ANALISIS KEBERLANGSUNGAN USAHA MIKRO MALANG RAYA
(Tinjauan Perspektif Ekonomi Islam), volume 2
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/4933/0
71
Lampiran
72
3. Hasil Penyebaran Kuisioner
KETERANGAN JUMLAH
Total Penyebaran 81
Total Pengembalian 81
Presentase Tingkat 100%
Pengembalian
Total Kuisioner yang Bisa 81
Diolah
Persentase Tingkat Pengelolaan 100%
(81/81) x 100%
73
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Jumlah 100%
Jumlah 100%
SMA/SMK 72 72%
D1-D3 8 8%
S1 20 20%
Jumlah 100%
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Akun Rekening
Ada 51 51%
Jumlah 100%
74
11. Uji Validitas Variabel keberlangsungan usaha
Item r hitung r table Kondisi Keterangan
KU.1 0.686 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.2 0.778 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.3 0.752 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.4 0.737 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.5 0.782 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.6 0.684 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.7 0.714 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.8 0.615 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.9 0.578 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.10 0.671 0,213 thitung>ttabel Valid
KU.11 0.685 0,213 thitung>ttabel Valid
75
16. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
dimens
R Adjusted R R Square F
R Square Square Change Change df1 df2 Sig. F Change
dimen
sion0 1 ,883a ,780 ,775 ,780 145,733 2 82 ,000
76
20. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Zero-
B Std. Error Beta T Sig. order Partial Part
Total 4400,776 84
77
78