SKRIPSI
Oleh :
ADE HERIYANTO
NIM. 2016.2.5.1.00487
i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
1. Dra. Hj. Lina Marliani, M.A ketua Yayasan Pendididkan Bunga Bangsa
Cirebon
2. Dr.H. Oman Fathurohman, M.A Rektor Institut Agama Islam Bunga
Bangsa Cirebon yang memberikan kesempatan untuk dapat menuntut ilmu
di IAIBBC
3. Dr.Muhammadun,M.S.I Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
Ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
4. H. Ahmad Munajim,MM KaProdi Fakultas Ekonomi yang telah
memberikan Ijin dan kesempatan serta bimbingan untuk mengadakan
penelitian.
5. H. Ahmad Munajim,MM dan Mohammad Ridwan,M.E.Sy pembimbing I
dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan membimbing
penyusunan skripsi ini dengan sabar dan penuh perhatian.
6. Pimpinan TB. Muara Aman Cirebon yang telah bersedia memberikan ijin
melakukan penelitian.
7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
viii
D. Fasilitas Pendukung Kerja .................................................................. 35
1. Fasilitas Umum ................................................................................. 35
2. Fasilitas Operasional ......................................................................... 35
E. Hasil Penelitian ................................................................................... 35
F. Pembahasan ......................................................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 51
A. Kesimpulan .................................................................................... 51
B. Saran .............................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 54
LAMPIRAN ......................................................................................... 57
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
ِ ِ ِ ۟ ِ َّ
ُس ِّمى فَٱ ْكتُ بُوهمُّ
َ َ ٍ
ل َج
أ ل
أ
ٓ َ إ ٍ
ن ي د
َ
ْ َُب م نت ايدَ ت
َ اَذإ ا َ َٓأَيَيُّ َها ٱلذ
ين َء َامنُأو
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya.” (Kementerian Agama RI, 2016 : 16-17)
5
Salah satu nilai plus yang dimiliki Tb. Muara Aman ialah menyediakan
barang yang komplit dan harga yang terjangkau sehingga sampai saat ini Tb.
Muara Aman sudah memiliki banyak pelanggan. (Sumber dari TB. Muara
Aman, wawancara dengan pemimpin TB. Muara Aman Cirebon Bapak
Handy, tanggal 15 Januari 2020).
Penelitian ini dilakukan dengan alasan untuk meneliti sejauh mana
strategi pelayanan di TB. Muara Aman Cirebon dalam meningkatkan
kepuasan pelanggan untuk menjamin kemajuan bisnis yang dilakukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian berjudul“ Strategi Pelayanan Dalam Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan Perspektif Etika Bisnis Islam Di TB. Muara Aman
Cirebon”
B. Fokus Penelitian
Untuk menghindari meluasnya masalah yang diteliti berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka dikemukakan pembatasan masalah sebagai
berikut:
1. Ada beberapa Strategi pelayanan dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan di TB. Muara Aman Cirebon
2. Ada beberapa metode Indikator kepuasan pelanggan dalam mengukur
kepuasan pelanggan di TB. Muara Aman Cirebon
3. Ada beberapa Strategi pelayanan dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan perspektif etika bisnis Islam di TB. Muara Aman Cirebon.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui strategi pelayanan TB. Muara Aman Cirebon dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap strategi pelayanan
TB.Muara Aman Cirebon.
3. Mengetahui strategi pelayanan TB. Muara Aman Cirebon dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan perspektif etika bisnis Islam.
7
E. Manfaat Penelitian
Sebagaimana yang diuraikan penulis mengenai tujuan penelitian yang
telah ditulis sebelumnya, maka penelitian ini memiliki manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat teoritis
Bagi pengembang ilmu pengetahuan diharapkan hasil dari penelitian ini
dapat memberikan sumbang pemikiran dalam pengembangan ilmu ekonomi
dalam bidang wirausaha khususnya pada strategi pelayanan dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan di TB. Muara Aman Cirebon.
2. Manfaat praktis
a. Bagi perusahaan
Dengan analisis yang dilakukan, diharapkan pelaku bisnis dapat
mengetahui bagaimana strategi pelayanan perusahaan yang baik dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu dapat juga sebagai masukan
dalam mengelola dan meningkatkan usaha serta mengatur agar berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan.
b. Bagi karyawan
Dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja, khususnya
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
c. Bagi masyarakat
Pada umumnya dan mahasiswa prodi ekonomi syariah pada khususnya,
dapat di gunakan sebagai acuan atau referensi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya khususnya di bidang wirausaha di Toko Bangunan Muara Aman
Cirebon.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan suatu bahan landasan yang mendukung
ataupun referensi dari tema penelitian ini. Sehingga dalam penelitian ini
menjadikan literatur untuk mencuatkan tema dalam judul skripsi ini.
Penyusun mendapati sejumlah buku yang dijadikan sebagai referensi,
diantaranya :
Zulian Yamit dalam bukunya Manajemen Kualitas Jasa dan Produk,
pelayanan terbaik pada pelanggan (excellent) dan tingkat kualitas pelayanan
merupakan cara terbaik yang konsisten untuk dapat mempertemukan harapan
konsumen (standar pelayanan eksternal dan biaya) dan sistem kinerja cara
pelayanan (standar pelayanan internal, biaya dan keuntungan). (Yamit, 2010 :
10)
Selanjutnya Fandy Tjiptono dalam bukunya Strategi Pemasaran
mengungkapkan bahwa terdapat dua pendekatan pelayanan berkualitas yang
populer digunakan kalangan bisnis Amerika dan kini telah menyebar ke
berbagai negara di dunia. Pendekatan pertama dikemukakan oleh Karl
Albrcht yang mendasarkan pendekatan pada dua konsep pelayanan
berkualitas, yaitu 1) service triangle dan 2) total quality service. (Tjiptono,
2008 : 25
Kemudian, Nursya’bani Purnama dalam bukunya Manajemen Kualitas
Perspektif Global mengutip dari Parasuraman bahwa terdapat lima dimensi
kualitas pelayanan, yaitu: Tangibles (bukti fisik), Reliability (keandalan),
Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), Empathy (empati).
(Purnama, 2006 : 22). Sementara itu, penyusun juga menemukan sejumlah
karya yang meneliti tentang kualitas pelayanan dalam meningkatkan
kepuasan pelanggan.
Penelitian Partua Pramana Hamongan Sinaga dalam skripsinya yang
berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan dan
Lokasi terhadap Loyalitas Pelanggan”, menjelaskan mengenai pengaruh
faktor kepuasan, kualitas dan lokasi terhadap loyalitas pelanggan dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur
seberapa pengaruh ketiga variabel tersebut. Adapun yang membedakan
penelitian Partua Pramana Hamongan Sinaga dengan penelitian ini adalah
pada metode penelitian dan variabelnya. Pada penelitian Partua Pramana
Hamongan Sinaga menggunakan metode penelitian campuran yaitu kualitatif
dan kuantitatif dan terdapat tiga variabel yaitu kepuasan, kualitas dan lokasi.
Sedangkan pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
kualitatif dan terdiri dari tiga variabel yaitu variabel strategi pelayanan dan
kepuasan pelanggan dan etika bisnis islam. Selain itu dalam penelitian ini
8
9
B. Kerangka teoretik
tuntutan gaya hidup (life style) yang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal
itu sangat penting untuk menjaga loyalitas konsumen.
Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti
terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatnya reputasi perusahaan,
berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya biaya transaksi masa depan, dan
meningkatnya efisiensi dan produktivitas karyawan. Kepuasan dan
ketidakpuasan pelanggan merupakan bagian dari pengalaman pelanggan
terhadap produk yang ditawarkan.Berdasarkan pengalaman yang diperoleh
pelanggan memiliki kecenderungan untuk membangun nilai ekspektasi
tertentu. Nilai ekspektasi tersebut akan memberikan dampak bagi pelanggan
untuk melakukan perbandingan terhadap kompetitor dari produk yang pernah
dirasakannya.
Kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk dan layanan akan
berpengaruh terhadap pola perilaku selanjutnya. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan perilaku pelanggan sebelum membeli atau mengkonsumsi, saat
membeli atau mengkonsumsi, atau setelah proses pembelian dan
mengkonsumsi produk. Apabila pelanggan merasa puas, maka ia akan
menunjukkan besarnya kemungkinan melakukan pembelian ulang produk
tersebut dan cenderung akan memberikan referensi produk kepada orang lain.
Pelanggan yang tidak puas biasanya akan melakukan pengembalian produk,
atau bahkan mengajukan komplain kepada perusahaan.
Tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan mempunyai konsekuensi
berupa komplain atau loyalitas pelanggan terhadap produk. Dengan
terciptanya kepuasan pelanggan yang optimal maka akan mendorong
terciptanya loyalitas pelanggan yang merasa puas terhadap produk atau jasa
tersebut.
sebagai perilaku yang bermoral atau tidak bermoral. (Solihin, 2006 : 103)
Etika didefinisikan secara umum adalah sebagai suatu usaha yang sistematis
dengan menggunakan rasio atau ukuran untuk menafsirkan pengalaman moral
individual dan sosial sehingga dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan
perilaku manusia serta nilai-nilai yang dapat dijadikan acuan.
Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa etika ialah
suatu hal yang dilakukan secara benar dan baik, tidak melakukan suatu
keburukan, melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan norma-norma, dan
melakukan segala sesuatu dengan penuh rasa tanggung jawab. Sedangkan
dalam Islam etika adalah akhlak seorang muslim dalam melakukan semua
kegiatan termasuk dalam bidang bisnis. Oleh karena itu, apabila ingin selamat
dunia dan akhirat diharuskan menggunakan etika dalam keseluruhan aktivitas
dalam berbisnis.
Dalam Islam, istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah
etika dalam Al Quran adalah khuluq. Al Quran juga menggunakan istilah lain
untuk menggambarkan konsep tentang kebaikan: khair (kebaikan), birr
(kebenaran), qist (persamaan), „adl (kesetaraan dan keadilan), haqq
(kebenaran dan kebaikan), ma‟ruf (mengetahui dan menyetujui), dan takwa
(ketakwaan). Tindakan terpuji disebut sebagai tindakan yang tercela disebut
sebagai sayyi‟at. (Rivai, 2012 : 3)
Untuk istilah bisnis yang digunakan disini mencakup dari beberapa
pengertian diantaranya, menurut Skinner, Bisnis adalah pertukaran barang,
jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat.
Sedangkan menurut arti dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai the buying
and selling of goods and services (Anoraga, 2004 : 3) yaitu bisnis adalah
pembelian dan penjualan barang dan jasa. Barang yang dimaksud adalah
suatu produk yang secara fisik memiliki wujud sedangkan jasa adalah
aktivitas yag memberi manfaat kepada konsumen atau pelaku bisnis lainnya.
Elemen manusia merupakan inti dari bisnis. Suatu bisnis memerlukan orang
sebagai pemilik perusahaan, manajer, pekerja dan konsumen.
Bisnis mencakup setiap dan semua transaksi ekonomi antara
perorangan, organisasi, dan lembaga yang didalamnya ada kegiatan untuk
memproduksi, menjual, membeli barang-barang dan jasa demi memperoleh
(laba) keuntungan. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu
organisasi bisnis akan melakukan aktivitas bisnis dalam bentuk: (1)
memproduksi atau mendistribusikan barang dan jasa, (2) mencari profit, dan
(3) mencoba memuaskan konsumen. Memproduksi barang dan jasa yang
tidak merusak bagi diri sendiri dan orang banyak, mencari profit dengan cara
yang benar dan tidak menyalahi aturan yang telah ditentukan (halal dan
haram), memuaskan konsumen dengan pelayanan yang sebaik-baiknya.
Sedangkan menurut bahasa Islam berasal dari bahasa Arab yang diambil dari
kata salima yang berarti selamat.
16
”Kedua telapak kaki anak Adam dihari kiamat masih belum beranjak
sebelum ditanya kepadanya lima perkara; tentang umurnya; apa yang
dilakukannya, tentang masa mudanya, apa yang dilakukannya, tentang
hartanya, darimana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya dan tentng
ilmunya; apa yang dia kerjakan dengan ilmunya.” (HR. Ahmad) (Rivai, 2012
: 13)
Bisnis Islam merupakan serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai
bentuknya (yang tidak dibatasi), namun dibatasi dalam cara perolehan dan
pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram). Dalam arti,
pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan syariat (aturan-
aturan dalam Al Quran dan al-Hadist). Dengan kendali syariat, bisnis dalam
Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama, yaitu : Target hasil,
Pertumbuhan, Keberlangsungan, dan Keberkahan.
Sehingga dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
etika bisnis Islam merupakan seperangkat nilai, aturan maupun tata cara yang
dijadikan pedoman dalam melakukan bisnis sehingga aktivitas bisnis yang
dilakukan sesuai dengan ajaran Islam. Jadi antara etika dan bisnis merupakan
dua hal yang saling berkaitan sehingga menghasilkan suatu tatanan bisnis
yang saling menguntungkan antara kedua pihak. Untuk memahami etika
usaha yang Islami, perlu diketahui melalui peran dan tugas manusia di dunia.
Allah swt. telah berfirman dalam surat Adz-Dzariat ayat 56 :
17
Dalam Ayat ini menegaskan bahwa Allah swt. Tidaklah menjadikan jin
dan manusia melainkan untuk mengenal-Nya dan supaya menyembah-Nya.
Oleh karena itu semua tindakan manusia di dunia ini adalah semata-mata
ibadah untuk mengabdi kepada Allah swt. Semua tindakan manusia harus
mengikuti perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Semua tindakan
tersebut juga termasuk tindakan dalam berwirausaha.
Untuk melihat apakah suatu bisnis suatu perusahaan berupaya
meningkatkan etika bisnisnya tergantung pada 3 unsur pokok, yaitu :
Pertama, tujuan dan nilai yang dianut pimpinan perusahaan (khususnya
ditingkat puncak). Dalam kaitan ini manajer eksekutif adalah ujung tombak
untuk menentukan apakah perilaku bisnis berwawasan etika atau tidak, dalam
arti berbagai keputusan penting berada ditangannya. Selain itu, manajer
puncak ini berpeluang besar untuk menciptakan suasana bernuansa etika di
perusahaannya.
Kedua, karakter pribadi dan manajer dan karyawan. Dalam hal ini berkaitan
dengan kekuatan karakter pribadi merupakan salah satu kunci untuk mencapai
standar etika bisnis yang tinggi. Sumber daya manusia yang memiliki
integritas akan menghasilkan organisasi yang menghasilkan integritas pula.
Ketiga, tradisi, prilaku, praktik bisnis, dan iklim etika yang diserap kedalam
budaya perusahaan. Adanya budaya perusahaan dan iklim etika akan dapat
membawa kearah dua kutub yang berlawanan, yakni menghasilkan bisnis
yang baik atau malah sebaliknya. (Afif dan Wiadi, 2011 : 103)
۟ ۟
ٱّلل ْ َض َوٱبْ تَ غُوا ِمن ف
َِّ ض ِل ِ ٱلصلَ ٓوةُ فَٱنتَ ِش ُروا ِِف ْٱْل َْر
َّ ت ِ
ِ ضي
َ ُفَِإذَا ق
:“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi
dan carilah karunia Allah.” (Kementrian Agama RI, 2016 : 788)
Berdasarkan prinsip tauhid ini para pelaku bisnis dapat mewujudkan paling
tidak pada tiga hal, diantaranya :
19
b. Jujur
Jika seorang pemasar memiliki sifat yang benar dan jujur hendaknya
menjiwai seluruh perilakunya dalam melakukan pemasaran dan berhubungan
dengan pelanggan, dalam bertraksaksi dengan pelanggan, dan dalam
membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya. (Karta Jaya dan Syakir Sula,
2006 : 121)
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :”Hendaknya jujur (benar)
karena kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan
mengantarkan ke dalam Surga. Seseorang yang berusaha untuk jujur akan
dicatat oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kamu dusta
(kidzib), karena dusta itu akan mengantarkan kepada kejahatan, dan
kejahatan akan mengantarkan ke dalam neraka. Seseorang yang selalu
berdusta akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta” (HR Al-Bukhari).
Dalam dunia bisnis, kejujuran juga bisa ditampilkan dalam bentuk
kesungguhan dan ketepatan, baik ketepatan waktu, janji, pelayanan,
pelaporan, yang kemudian diperbaiki secara terus-menerus, serta menjauhkan
diri dari perbuatan bohong dan menipu (baik kepada diri sendiri, teman
sejawat, perusahaan, maupun mitra kerja).
c. Mengakui kelemahan serta kelebihan produk
Islam mengajarkan agar seorang pebisnis selalu menghidupkan mata
hati untuk berlaku jujur. Sekarang ini banyak pedagang yang enggan berterus
terang untuk mengakui kelemahan produknya. Sampai-sampai mereka
menggunakan suatu hal yang bersifat kebohongan untuk meyakinkan pembeli
bahwa produk yang dijualnya memiliki kualitas yang baik.
Penjual yang jujur tidak pernah merasa khawatir barangnya tidak
terjual karena kecacatannya diketahui konsumen, justru hal tersebut dapat
menimbukan kepercayaan terhadap konsumen.
4) Tanggung jawab
Pertanggungjawaban berarti, bahwa manusia sebagai pelaku bisnis
mempunyai tanggung jawab moral kepada Tuhan atas perilaku bisnis yang
dilakukan. Harta sebagai komoditi bisnis dalam Islam, adalah amanah Tuhan
yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Setiap perbuatan pasti
menuntut adanya tanggung jawab di belakangnya. Prinsip tanggung jawab
yang baik adalah didasarkan atas cakupan kebebasan yang luas, yang dimulai
dari kebebasan memilih keyakinan dan berakhir dengan pemilihan keputusan
yang paling tegas untuk diambilnya. Tanggung jawab sangat diperlukan
dalam dalam dunia bisnis. Sifat tanggung jawab ini dapat diwujudkan dalam
beberapa hal, diantaranya :
a. Akuntabilitas
Suatu organisasi bisnis sangat memerlukan laporan keuangan untuk
mengetahui tingkat keuntungan atau kerugian serta posisi asset, hutang dan
modal yang dimilikinya. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses
akuntansi. Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan, dan penganalisisan data keuangan pada suatu organisasi bisnis.
(Jusup, 2005 : 5)
23
C. Kerangka Pemikiran
Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Business Research
mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik
akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti.
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. (Sugiyono, 2015 : 93).
Sejalan dengan tujuan penelitian dan kajian pustaka yang sudah dibahas
diatas selanjutnya akan diuraikan kerangka berfikir mengenai strategi
perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan ditinjau dari etika
bisnis Islam Toko Bangunan Muara Aman Cirebon. Dalam penelitian ini
diketahui ada variabel yaitu kepuasan pelanggan dan etika bisnis Islam.
Strategi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan yang terdiri
dari empat indikator yaitu Sistem keluhan dan saran, Ghost Shopping, Last
Customer analysis, dan Survey Kepuasan pelangggan akan dianalisis
penggunaannya berdasarkan etika bisnis dalam Islam. Sehingga dalam
penelitian ini model konseptual dapat dijelaskan menggunakan kerangka
berpikir teoritis pada gambar dibawah ini :
24
Bukti Fisik
1. Kesatuan/ 1. Kesatuan/
Tauhid Keandalan Tauhid
2. Keadilan 2. Keadilan
(al’adl) (al’adl)
Daya Tanggap
3. Kebebasan 3. Kebebasan
(al Hurriyah) (al Hurriyah)
4. Tanggung Jaminan 4. Tanggung
jawab jawab
Empati
Kepuasan Pelanggan
Jadi dapat dikatakan bahwa dalam setiap usaha dagang baik dalam
industri apapun sudah tentu dibutuhkan adanya strategi yang digunakan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan. Terlebih jika strategi tersebut sesuai
dengan etika berbisnis dalam Islam maka tidak hanya mendapat ridha Alllah
di dunia tetapi juga di akhirat nantinya. Selain itu dengan adanya strategi
pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan yang sesuai dengan etika
bisnis Islam maka tujuan perusahaan akan mudah untuk dicapai.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Bogdan
dan Taylor mendefinisikan penelitian kuaitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut David dan
William dalam buku Lexy J. Moleong menyebutkan penelitian kualitatif
adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan
metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara
alamiah. (Meleong, 2013 : 4)
Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal
itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk
menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu,
atau sekelompok orang. Jadi dari beberapa definisi- definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode.
Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Data yang dikumpulkan dengan pendekatan deskriptif ini adalah
berupa gambar, kata-kata dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi,
catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. (Meleong, 2013 : 11)
Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. (Darmin, 2002 : 55) Penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif, dimana penelitian ini akan mendeskripsikan tentang
objek dengan mencatat apa yang ada dalam objek penelitian kemudian
memasukkannya dengan sumber data yang ada dalam objek penelitian.
(Arikunto, 2006 : 12).
Dalam metode kualitatif ini penelitian dilakukan dengan penelitian
lapangan. Penelitian lapangan merupakan studi mendalam mengenai unit
sosial tertentu, dimana hasil penelitian ini memberikan gambaran yang luas
dan mendalam mengenai unit sosial tertentu. Jenis penelitian lapangan (Field
Research) dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam pendekatan
kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Hal
terpentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke „lapangan‟ untuk
mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan
alamiah. Peneliti lapangan biasanya membuat catatalapangan secara ekstensif
yang kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis dalam berbagai cara.
25
26
a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan disini dimaksudkan agar peneliti benar-benar
mendapatkan data yang kredibel untuk dijadikan bahan penelitian.
Oleh sebab itu, terlebih dahulu peneliti menyerahkan surat permohonan
penelitian agar peneliti mendapat sambutan yang baik dari awal hingga akhir
penelitian.
b. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu. Pengujian keabsahan data dalam penelitian dilakukan dengan :
1) Triangulasi sumber
Dilakukan peneliti dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui
beberapa sumber.
2) Triangulasi teknik atau cara
Dilakukan peneliti untuk mengecek data kepada sumber yang sama
namun dengan cara berbeda.
3) Triangulasi waktu
Dilakukan peneliti dengan cara mengecek data dengan wawancara,
observasi, atau cara lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
jenis. Kemudian data-data tersebut diuraikan antara satu data dengan data
yang lainnya dihubungkan sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran
yang utuh tentang masalah yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis dengan
model Miles & Huberman. Menurut Huberman (1984), mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis datanya yakni pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Proses analisis penelitian ini dilakukan dengan empat tahap antara lain yaitu:
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara mendalam, dan
dokumentasi atau gabungan ketiganya (trianggulasi) dalam pengumpulannya
dilakukan berhari hari, sehingga data yang diperoleh akan banyak. Pada tahap
pengumpulan data peneliti melakukan penjelajahan secara umum terhadap
situasi obyek yang diteliti, semua yang dilihat dan didengar akan direkam
semua sebagai bukti dalam penulisan penelitian.
2. Reduksi Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis reduksi data
yang bertujuan memilih data yang relevan dan bermakna. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih dan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya.
31
32
33
b. Misi
1. Menyediakan produk berkualitas yang ramah lingkungan.
2. Memberikan pelayanan terbaik terhadap konsumen/service excellent.
3. Mengoptimalkan sumber daya manusia.
4. Menjadi mitra sejati yang akan memberikan nilai tinggi kepada
supllier, konsumen dan karyawan.
SARKIM
KEPALA TOKO
1. Deskripsi Tugas
Berdasarkan struktur organisasi diatas terdapat deskripsi tugas harus
dikerjakan, sesuai dengan jabatan masing-masing, diantaranya sebagai
berikut:
a. Kepala Toko
Pegawai pria bagian dalam toko merupakan salah satu pegawai yang
bertugas mengatur dan membantu semua kegiatan yang berada di toko ini.
Kepala toko secara langsung membawahi :
d. Sales (Penjual)
Sales merupakan salah satu pegawai yang bertugas mencari orderan
(pemesanan) konsumen kemudian di olah oleh pegawai bagian dalam toko
untuk di siapkan barangnya yang kemudian di packing (dikemas) lalu dikirim
melalui bagian jasa pengiriman untuk diantarkan ke konsumen yang dituju.
e. Driver (Supir)
Supir merupakan salah satu pegawai yang membawa suatu kendaraan
mobil yang didalamnya terdapat berupa barang yang ingin dikirimkan ke
konsumen.
2. Fasilitas Operasional
Adapun fasilitas operasional di TB. Muara Aman Cirebon antara lain :
a. Telepon
b. Televisi
c. Kipas Angin
d. Komputer
e. Printer
f. Kulkas
g. AC
E. Hasil Penelitian
Hasil penelitian disini akan memberikan beberapa gambaran data yang
diperoleh dilapangan mengenai strategi pelayanan dalam meningkatkan
kepuasan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang
dilakukan oleh TB. Muara Aman Cirebon yang dilihat dari perspektif etika
bisnis dalam Islam. Pada penelitian yang dilakukan pada TB. Muara Aman ini
memperoleh beberapa jawaban dari kepala toko, karyawan dan pelanggan
pada usaha dagang ini.
“Kalau untuk bukti fisik seperti produk kemudian perlengkapan alat dan
bahan bangunan selalu kami utamakan, karena hal tersebut menjadi bagian
yang penting untuk kelangsungan usaha toko bangunan ini.”
Pada wawancara dengan salah satu pelanggan yang ada di TB. Muara
Aman, dikatakan bahwa pada usaha ini menyediakan alat dan bahan
bangunan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Eno, salah satu pelanggan TB.
Muara Aman bahwa :
“Disini kualitas produknya juga tidak kalah kok mas, dengan toko-toko
bangunan yang lain, dan jenis-jenis produk pun juga selalu terbaru. Jadi
kami sebagai pembeli juga tidak bosan untuk berkunjung ke toko ini”
Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa TB. Muara Aman telah
melakukan strategi pelayanan berupa bukti fisik yang ditunjukkan melalui
kualitas produk yang diutamakan.
b. Keandalan (Reliability)
Keandalan merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan cepat, akurat dan memuaskan. Sudah merupakan suatu hal
yang tidak asing di dengar ketika suatu toko bangunan selalu berhubungan
dengan waktu, janji dan pemesanan dalam kegiatan usahanya. Ketiganya
saling berkaitan karena dengan ketepatan waktu dan janji dalam melayani
pesanan harusnya akan membuat pelanggan merasa puas dan terlayani dengan
baik. Dalam hal ini Bapak Sarkim mengatakan bahwa :
“Ya kalau untuk pesanan kami selalu berusaha tepat waktu, dan menurut
saya itu kalau bicara tentang waktu, janji dan pesanan ketiganya sangat
penting. Ketika mendapat pesanan kami harus benar-benar menepati janji
yaitu dengan tepat waktu agar tidak mengecewakan pelanggan”
Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa TB. Muara Aman telah
melakukan strategi pelayanan berupa ketepatan waktu dalam melayani
pesanan pelanggannya.
d. Jaminan (Assurance)
Jaminan yang dimaksud dalam hal ini ialah mencakup kemampuan,
pengetahuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pihak
perusahaan, bebas dari bahaya, dan resiko keragu-raguan. Seperti yang
dikatakan oleh Bapak Sarkim bahwa :
Melihat jawaban dari Bapak Gemi dapat diketahui bahwa TB. Muara
Aman Cirebon selalu memberikan pelayanan dan barang dengan kualitas
terbaik agar dapat menarik perhatian pelanggan dan juga dapat
mempertahankan kepercayaan kepada masyarakat.
38
e. Empati
Empati merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan. Dalam
strategi ini dapat ditunjukkan melalui komunikasi yang baik antara karyawan
dengan konsumen. Dimana komunikasi merupakan hubungan timbal balik
antar sesama pebisnis. Ketika komunikasi yang terjalin lancar maka akan
mudah diketahui seperti apa harapan konsumen dan inovasi yang diinginkan.
Seperti yang ungkapkan oleh Bapak Sarkim bahwa :
“Setau saya setiap membeli alat dan bahan bangunan disini itu ada saja
jenis barang yang baru dan berbeda dengan jenis sebelumnya itupun juga
ditunjukkan oleh karyawannya mana jenis-jenis barang terbaru.”
Menanggapi ungkapan dari Bapak Sarkim, bahwa Ibu Lina salah satu
pelanggan toko bangunan juga mengungkapkan :
“ Saya itu sering mas beli barang bangunan disini, ya kalau tidak sesuai
dengan keinginan saya juga memberi saran, beliau sendiri juga menanyakan
langsung seperti apa model barang yang diinginkan.”
Dari wawancara diatas, maka dapat diketahui bahwa TB. Muara Aman
telah menjalankan sistem keluhan dan saran untuk para pelanggannya. Hal ini
penting untuk dilakukan karena dengan mengetahui keluhan ataupun saran
dari pelanggan tentunya memberikan dampak positif bagi kemajuan
perusahaan.
b. Ghost Shopping
Perusahaan dapat menggunakan orang lain untuk mengamati
temuannya tentang kekuatan dan kelemahan yang mereka alami dalam
membeli barang perusahaan. Tentunya hal ini tidak boleh diketahui oleh
orang karyawannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya ada beberapa
strategi pengukuran kepuasan pelanggan. Maka Bapak Sakim menegaskan
bahwa :
“Kalau untuk pengamatan dari orang lain belum pernah melakukan, karena
masih belum begitu paham ketika melakukan hal tersebut untuk
kelanjutannya nanti.”
“ Ya setau saya selama ini belum pernah ada pelanggan yang beralih pada
toko bangunan lain, karena kami selalu melakukan komunikasi yang baik
dan itu menjadi suatu hal yang harus diutamakan ketika melakukan bisnis.”
Melihat dari yang diungkapkan oleh kepala toko TB. Muara Aman, maka Ibu
Eno juga mengatakan bahwa :
“Saya itu sudah berlangganan di TB. Muara Aman ini mbak saya juga sering
berkomunikasi dengan pemilik toko ini kadang ya lewat telepon, jadi ya saya
belum pernah ke toko bangunan lain.”
“Saya kalau beli barang bangunan disini senang juga mas, dengan
keramahan karyawannya saya juga tidak segan mengatakan kalau ada
kekurangan ya saya katakan kurang kalaupun ada kelebihan ya saya juga
katakan.”
a. Kesatuan (Tauhid)
Kesatuan merupakan suatu prinsip dimana menjalankan suatu bisnis
tidak lepas dari pengawasan Allah Swt. Dimana prinsip kesatuan dalam
berbisnis akan menjadikan pentingnya perbedaan hingga tercipta suatu
penyatuan yang baik. Seperti yang diungkapkan Bapak Sarkim selaku kepala
toko bahwa :
“Kalau para pekerja disini itu kami tidak menetapkan syarat-syarat khusus
untuk mereka yang mau bekerja disini, asalkan mereka mau bekerja dengan
baikm, sungguh-sungguh dan tanggung jawab saya sudah mengizinkan
mereka untuk bekerja disini.”
“ Ya untuk para pekerja disini kami memang membagi tugas pada masing-
masing pekerja, seperti pada bagian pembuat nota, bagian menyiapkan
barang konsumen sekaligus mempacking barang, bagian bongkaran toko ,
kemudian hingga bagian merapihkan barang di rak yang berantakan”.
“Saya ini seorang ibu rumah tangga mas, ya senang-senang saja bekerja
disini itu tidak sulit tidak pake ketentuan khusus, selain itu bagian pekerjaan
yang dikerjakan juga dibagi dengan jelas ada yang bagian membuat nota,
bagian mempacking, dan bagian yang lainnya”.
“ Kalau dari produk kami ini memiliki banyak merek yang bervariasi seperti
merek Bison dari Jakarta dan merek Mollar dari Semarang, kedua merek itu
merupakan merek yang terbaik di kotanya meskipun juga ada merek barang
lain yang juga terlihat menarik.”
“Saya itu sering beli barang bangunan disini mas, selain barangnya bagus-
bagus, barang nya berkualitas sesuai dengan harga yang dipatok.”
c. Kehendak bebas
Kehendak bebas dalam Islam berarti kebebasan yang dilakukan oleh
seseorang yang terbatas, terkendali dan terikat dengan keadilan yang
diwajibkan Allah swt. Dalam praktiknya pelaku bisnis memiliki kebebasan
untuk berinovasi dan berkomunikasi.
“ Kami selalu melakukan inovasi dengan mengikuti trend merek barang diera
modern seperti sekarang. Jadi merek-merek yang kami punya selalu terbaru
dengan tidak meninggalkan informasi-informasi agar kita tidak tertinggal
berita dengan merek yang terbaru di era modern ini.”
43
d. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah suatu sikap yang harus ditunjukkan atas apa
yang telah dilakukan. Manusia sebagai pelaku bisnis mempunyai tanggung
jawab moral kepada Tuhan atas perilaku yang dilakukan. Bisnis adalah suatu
hal yang erat kaitannya dengan harta, sedangkan harta merupakan komoditi
(barang dagang) dalam Islam sebagai amanah dari Allah swt yang harus
dipertanggungjawabkan dihadapanNya. Syariat Islam juga menegaskan
mengenai pentingnya suatu janji yang termasuk suatu bentuk tanggung jawab
moral kepada Allah swt atas perilaku bisnis yang dilakukan.
“Kalau untuk tepat waktu kami selalu berusaha untuk menepatinya mas, ya
meskipun terkadang para pekerja kami ketika sedang ada urusan
keluarganya juga harus membagi waktu bekerja mereka..”
“Ya kalau setiap beli barang bangunan disini saya diberi nota pembelian kok
mas, jadi ya cukup jelas pencatatan harganya.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa TB. Muara Aman
Cirebon telah melaksanakan prinsip tanggung jawab yang termasuk salah satu
prinsip dalam etika bisnis Islam. Hal terlihat dari proses pelayanan pesanan
dan juga pencatatan dalam transaksi. Meskipun sepenuhnya belum terlihat
maksimal tapi perusahaan telah berusaha melakukannya dengan baik. Setelah
mendapatkan beberapa informasi dari pihak internal perusahaan TB. Muara
Aman, peneliti juga mengumpulkan beberapa informasi dari pihak eksternal
yaitu beberapa pelanggan yang pernah datang dan berbelanja pada TB. Muara
Aman guna melengkapi informasi yang dibutuhkan.
44
“ Ya itu pasti mas, kalau saya sudah cocok dengan barang tersebut pasti
saya selalu membeli lagi, Kalau untuk rekomendasi itupun dengan senang
hati pasti saya beritahukan pada teman-teman saya.”
“Lalu bagaimana jika Ibu mempunyai usulan untuk perbaikan usaha toko
bangunan ini.? Dan bagaimana cara penyampaiannya.?”
“Usulan perbaikan ya mungkin toko nya lebih di perluas lagi, agar lebih
banyak merek-merek barang pilihan masyarakat yang berminat untuk
membeli barang (alat dan bahan) bangunan disini. Kalau untuk cara
penyampaian ya secara langsung misalnya saat membeli barang bangunan
disini sekalian bercakap-cakap”.
“Disini itu lumayan bagus mas barang-barangnya yang saya tau toko ini
menyediakan barang berkualitas bagus dan komplit sehingga bisa
memudahkan kita untuk mencari perlengkapan alat-alat dan bahan-bahan
bangunan.”
“Lalu apakah kemajuan TB. Muara Aman ini karena etika dari perusahaan
yang baik.?”
“Bisa dikatakan seperti itu mas, karena pemiliknya pun juga ramah dan baik
terhadap masyarakat sekitarnya.”
45
Penerapan strategi yang baik tentu akan mendapatkan hasil yang baik
bagi usaha yang ditekuninya. Dengan menerapkan strategi yang baik maka
para pelanggan juga akan memberikan tanggapan yang baik pula. Demikian
dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan bagi para pelanggan.
F. Pembahasan
Jika pelanggan merasa puas akan suatu produk maka permintaan akan
meningkat dan omset penjualan pun ikut naik, sebaliknya jika pelanggan
tidak merasa puas maka permintaan akan menurun begitu juga dengan omset
penjualannya. Hal penting lainnya yang harus diperhatikan yaitu, pelanggan
yang kurang puas terhadap suatu barang tidak akan membeli ataupun
menggunakan lagi barang yang ditawarkan. Selain itu pelanggan yang kurang
puas juga dapat menceritakan kepada konsumen lain tentang keburukan
barang yang mereka dapatkan, sehingga dapat menimbulkan citra buruk
dikalangan konsumen. Dalam meningkatkan kepuasan pelanggannya, TB.
Muara Aman telah melakukan beberapa strategi agar tujuan yang inginkan
dapat tercapai dengan baik. Strategi tersebut diantaranya :
2. Keandalan (reliability)
Keandalan merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, tepat, akurat, dan memuaskan. Hal ini berarti
perusahaan memberikan jasanya tepat semenjak saat pertama konsumen
datang. Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan
memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai jadwal yang
disepakati. Seperti yang dilakukan oleh TB. Muara Aman bahwa perusahaan
selalu berusaha menepati janji ketika mendapat pesanan dari pelanggan yaitu
dengan tepat waktu.
dengan cepat tanggap dan siap membantu apa yang dibutuhkan oleh
pelanggan.
4. Jaminan (assurance)
Jaminan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban yang mencakup
pengetahuan, kesopanan, kemampuan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
pihak perusahaan, bebas dari bahaya, risiko atau sifat keragu-raguan. Seperti
yang dilakukan TB. Muara Aman yang berusaha memberikan barang dengan
kualitas terbaik dan bersedia memberi jaminan berupa mengganti barang jika
diketahui kesalahan dari pihak perusahaan.
5. Empati (empaty)
Empati merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kaebutuhan para
konsumen. setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu agar
mudah dihubungi, baik melalui telepon atau bertemu secara langsung. Seperti
yang dilakukan TB. Muara Aman yang selalu menjaga komunikasi yang baik
dengan pelanggannya, karena dengan komunikasi dapat diketahui seperti apa
keinginan dari pihak komsumen.
TB. Muara Aman telah melakukan strategi pelayanan yang sesuai untuk
meningkatkan kepuasan pelanggannya meskipun terlihat belum sepenuhnya
berjalan maksimal. Terbukti dengan strategi yang dilakukan mampu membuat
para pelanggan bertahan dengan barang bangunan yang diberikan dan
merekomendasikannya kepada orang-orang terdekat mereka. Selain itu sikap
kehati-hatian dan ketelitian dalam menyiapkan barang pesanan sangat dijaga
oleh TB. Muara Aman demi mendapatkan kepuasan para pelanggannya.
4. Tanggung Jawab
Manusia sebagai pelaku bisnis mempunyai tanggung jawab moral
kepada Allah swt atas perilaku bisnis yang telah dilakukan. Dalam proses
bisnis pengusaha harus melakukan pembukuan dalam setiap transaksi karena
setiap orang tidak selamanya mempunyai ingatan yang kuat, dengan begitu
maka pengusaha akan mengetahui setiap pengeluaran dan pemasukan
disamping itu juga dapat menghindari kesalahpahaman antara penjual dan
pembeli. Berdasarkan hasil penelitian di TB. Muara Aman dalam tinjauan
etika bisnis Islam terhadap strategi yang dilakukan bahwa pencatatan sudah
dilakukan meskipun belum maksimal penjual hanya memberikan nota
pembelian bagi setiap konsumennya. Akan tetapi untuk pelayanan yang
optimal selalu diberikan melalui ketepatan waktu dan janji dalam melayani
pesanan pelanggan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan mengenai strategi pelayanan dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan perspektif etika bisnis Islam pada perusahaan TB. Muara Aman
Cirebon adalah sebagai berikut :
a. Bukti Fisik (tangible) yang diberikan oleh pihak perusahaan berupa jenis
produk-produk dengan kualitas terbaik serta perlengkapan dalam merek
produk yang terkenal.
a. Sistem keluhan dan saran merupakan strategi yang dilakukan TB. Muara
Aman Cirebon dengan memberikan pelayanan yang baik serta
menanggapi dan menanyakan keluhan pelanggan seperti apa jenis barang
yang diinginkan dan menerima saran-saran dari pelanggan itu sendiri.
51
52
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka disampaikan saran-saran
yang bertujuan memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain atas penelitian ini.
Afif, Faisal., dan Iyus Wiadi. 2011. Meretas Pemikiran Strategik Pemecahan
Masalah di Indonesia Melalui Teropong Ekonomi Politik Psikologi.
Bandung : Refika Aditama.
Alma, Buchari., & Donni, Junni Priansa. 2009. Manajemen Bisnis Syariah.
Bandung : Alfabeta.
54
55
Rivai, Veitzhal. 2012. Islamic Business And Economic Ethics. Jakarta : Bumi
Aksara.
Solihin, Ismail. 2006. Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus.
Jakarta : Kencana.
“Setau saya setiap membeli alat dan bahan bangunan disini itu
ada saja jenis barang yang baru dan berbeda dengan jenis
sebelumnya itupun juga ditunjukkan oleh karyawannya mana
jenis-jenis barang terbaru.”
2 Bagaimana tingkat 1. Menurut Bapak Sarkim dilihat keluhan dan saran
kepuasan terhadap strategi (Kepala Toko TB. Muara Aman)
pelayanan TB. Muara
“Kalau untuk meningkatkan kepuasan pelanggan ya kami
Aman Cirebon.? (dilihat selalu memberikan pelayanan yang baik kalaupun ada saran
dari sistem keluhan dan yang diberikan adalah saran yang sifatnya membangun dan
saran, ghost shopping, disampaikan secara langsung dari pelanggan toko bangunan
ini.”
last customer analysis
dan survey kepuasan 2. Menurut Ibu Lina (Pelanggan Toko TB. Muara
pelanggan) Aman)
“Ya kalau setiap beli barang bangunan disini saya diberi nota
pembelian kok mas, jadi ya cukup jelas pencatatan harganya.
LAMPIRAN DOKUMENTASI