NUR FITRIANI
105730169310
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah metode CAMEL (Capital, Asset
Quality, Management, Earning, Liquidity) dapat dijadikan alat dalam menilai
tingkat kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi
Makassar. Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui
tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL yang meliputi
aspek permodalan, aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.
CAMEL adalah faktor yang menentukan predikat sehat suatu bank. Aspek ini
dengan aspek yang lainnya saling bersangkutan dan tidak dapat dipisahkan.
Sampel dalam penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
KCP Slamet Riyadi Makassar selama tahun 2011- 2013. Data laporan keuangan
yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis CAMEL, kemudian dari hasil
perhitungan tersebut menentukan tingkat kesehatan bank.
Dari hasil penelitian menunjukkan tingkat kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar selama 3 tahun yaitu selama periode
2011 sampai 2013 termasuk dalam kategori sehat. Penilaian pada tahun 2011
termasuk dalam kategori sehat dengan total nilai kredit sebesar 98,14, ditahun
2012 termasuk dalam kategori sehat dengan total nilai kredit sebesar 98,16 dan
ditahun 2013 termasuk dalam kategori sehat dengan total nilai kredit sebesar
98,29.
The problem on this research is whether or not the CAMEL method ( Capital,
Assets Quality, Earning , Liquidity ) can be a device to value the health level of
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar.
Therefore, the purpose which want to be achieved is to know the health level of
the bank by using CAMEL method that invalue capital, assets quality,
management, earning and liquidity. CAMEL is the factor that decides the bank
health predicate. On this aspect with the other aspect is have connection each
other and can not be separated.
The sample on this research is PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP
Slamet Riyadi Makassar during 2011 – 2013. The finance data report is obtained.
Then, the calculation result determines the health level of the bank.
From the result of research shows the health level of PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar for three years during in 2011 until
2013 includes the health category. The research in 2011 includes in the health
category with 98,14 total credit, in 2012 includes in the health category with
98,16 total credit, and in 2013 includes in the health category with 98,29 total
credit.
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji kehadirat ilahi Rabbi duhai Engkau yang Maha Agung.
Dengan namaMu yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang dan dengan izinMu-
Rasulullah SAW, karena perjuangan dan komitmen Beliau yang dilandasi dengan
cinta, sehingga kita berada dalam sebuah zaman Islamiyah, dan semoga orang-
penerapan pada perusahaan dengan teori- teori yang diperoleh dibangku kuliah
ini tidaklah terlepas dari berbagai kendala, namun dengan semangat dan tekad
Ucapan rasa hormat dan terima kasih yang tiada tara untuk ibunda dan
selalu menghembuskan Do’a penuh cinta untuk Ananda dan dengan segenap hati
mampu menyelesaikan studi. Terima kasih kepada ibu dan bapak pembimbing Hj.
Lily Ibrahim, SE., M.Si dan Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak yang dengan
terlepas pula dari peran serta dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada
ucapan ini tiada artinya bila dibandingkan dengan bantuan dan pengorbannanya.
2. Bapak pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak selaku ketua jurusan akuntansi FEB-
Unismuh.
4. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf FEB- Unismuh yang telah
5. Pak Asdar, Pak Cahyo & seluruh staf di kantor BRI KCP Slamet Riyadi
saudaraku K’Zul & K’Nani, K’Ita & K’Dana, K’Pian & K’Nurul, K’Ika
Sani. Terima kasih atas setiap semangat dan dukungan yang telah diberikan
karunia dan memberkati kita semua disetiap langkah yang kita tempuh. Penulis
menyadari, dalam skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan itu disebabkan
kemampuan dan daya nalar penulis yang amat terbatas, oleh karena itu saran dan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..……………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………. ii
ABSTRAKSI……………………………………………………………………... iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………… 7
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………. 7
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………... 7
A. Pengertian Bank………………………………………………………….. 9
C. Laporan Keuangan……………………………………………………….. 13
H. Hipotesis………………………………………………………………….. 31
D. Metode Analisis…………………………………………………………... 33
E. Defenisi Operasional……………………………………………………… 38
C. Struktur Organisasi……………………………………………………….. 43
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….. 64
A. Kesimpulan………………………………………………………………… 64
B. Saran………………………………………………………………………. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Operasional (BOPO)………………………………………………………… 38
9. Tabel Penilaian Aspek Permodalan (Capital) & Besarnya Nilai Kredit CAR 51
10. Tabel Penilaian Aspek Kualitas Aktiva Produktif (Assets) & Besarnya Nilai
Kredit………………………………………………………………………… 53
12. Tabel Penilaian Aspek Rentabilitas (Earning) & Besarnya Nilai Kredit……. 57
13. Tabel Penilaian Aspek Likuiditas (Liquidity) & Besarnya Nilai Kredit…….. 59
Halaman
1. Kerangka Pikir.………………………………………………………........ 31
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pihak yang kelebihan dana ( surplus ) dengan pihak yang kekurangan dana (
bagian dari suatu sistem yang lebih besar yang disebut dengan sistem perbankan.
usaha, serta cara dan proses pelaksanaan kegiatan usaha yang memungkinkan
perbankan juga dapat dikatakan sebagai bagian dari suatu sistem yang lebih luas,
yaitu sistem keuangan. Selain sebagai bagian dari sistem, sistem perbankan juga
merupakan bagian dari sistem moneter karena bank selain menjadi sarana dalam
tersebut adalah bukan terletak pada peningkatan jumlah bank, namun lebih kepada
kurangnya sumber daya yang memenuhi persyaratan untuk mengelola bank dan
semakin besar. Perhatian tersebut antara lain karena semakin disadari arti penting
dan peran strategis sector perbankan dalam suatu perekonomian. Kegagalan suatu
krisis yang dapat mengganggu kegiatan suatu perekonomian. Banyak negara yang
Dalam kondisi demikian, apabila lembaga perbankan tidak sehat dan tidak dapat
Indonesia 2004:141)
Dalam menjalankan perannya bank menerapkan dua asas yang wajib untuk
kedua prinsip tersebut diharapkan bisa menjamin bank untuk bertahan dalam
fungsinya tersebut, maka keberadaan bank yang sehat , baik secara individu
maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem, merupakan prasyarat bagi suatu
perekonomian yang sehat. Bank juga merupakan unit usaha yang khusus karena
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tergantung pada sumber dana dari
masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah
bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik dan kesehatan bank
yang merupakan cerminan kondisi dan kinerja. Bank merupakan sarana bagi
bank, melihat peran perbankan yang sangat strategis tersebut. Selain itu,
kesehatan bank juga menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik,
Bank Indonesia selaku bank sentral memiliki peran yang penting, untuk
moneter, dan lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi
serta pemerataan. Agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem
dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank harus diatur kembali
agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang.
penilaian (kualitatif dan kuantitatif) dan penambahan faktor penilaian. Hasil akhir
penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam
menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang. Sedangkan bagi Bank
strategi pengawasan bank. Agar pada waktu yang ditetapkan bank dapat
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi.
Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi
yang sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Bagi bank yang sehat agar
tersebut harus dijalankan atau bahkan kalau perlu dihentikan kegiatan operasinya.
Standar untuk melakukan penilain tingkat kesehatan bank telah ditentukan oleh
laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh
aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Dari laporan ini dipelajari dan
dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi suatu bank. Dengan diketahui kondisi
kesehatannya.
memelihara kesehatan bank. Dan Penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and
proper test).
menetapkan suatu ketentuan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh lembaga
tanggal 12 April 2004 perihal sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dan
sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal
Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Umum kepada semua Bank Umum Di
Indonesia tentang penilaian kesehatan bank yang bisa dilihat atau diketahui dari
Indonesia merupakan salah satu bank yang telah berperan penting karena
seluruh wilayah Indonesia khususnya pada Kota Makassar dan satu- satunya bank
Rakyat Indoneisa juga turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
Maka perlu untuk mengetahui tingkat kesehatan bank tersebut, agar masyarakat
Pada tahun 2011 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet
peningkatan 98,16%. Dan ditahun 2013 tingkat kesehatan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar juga mengalami sedikit
peningkatan tingkat kesehatan menjadi 98,29%, hal ini masih dapat dikatakan
bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar
dan membahas mengenai tingkat kesehatan Bank Rakyat Indonesia. Oleh karena
itu penulis mengangkat judul penelitian “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Menggunakan Metode CAMEL Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
B. Rumusan Masalah
masalah pokok dalam penelitian ini adalah : Apakah metode CAMEL (Capital,
menilai tingkat kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet
Riyadi Makassar.
C. Tujuan Penelitian
rentabilitas dan likuiditas pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat yang diperoleh atau diharapkan dari hasil penelitian ini
menjadi sumber atau rujukan yang relevan pada masa yang akan
2. Manfaat Praktis
3. Manfaat Kebijakan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank
badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial
Pengertian bank yang dikutip ini pada dasarnya berbeda satu sama dengan
yang lainnya. Kalaupun ada perbedaan hanya nampak pada tugas atau usaha bank.
Ada yang mengartikan bank sebagai suatu badan yang tugas utamanya
menghimpun dana dari pihak ketiga. Sedangkan pengertian lain mengatakan, bank
adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan
penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan dan ada pula yang
menyatakan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya
menciptakan kredit. Secara umum bank adalah suatu badan usaha yang memiliki
tantang Perbankan yang telah diubah dengan Undang- undang No.10 Tahun 1998:
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
Oleh karena saat ini dan di masa yang akan datang, kita tidak akan lepas dari
maupun lembaga.
Dari defenisi para ahli maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Bank
adalah sebuah badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga intermediasi
keuangan, yang menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan melaksanakan berbagai macam jasa,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
bertahap pada sektor keuangan dan perekonomian. Salah satu maksud dari
sistem perbankan yang sehat, efisien, dan tangguh. Dampak dari over regulated
terhadap perbankan adalah kondisi stagnan dan hilangnya inisiatif perbankan. Hal
fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank
tersebut tidak terlepas dari daya tahan permintaan domestik yang kuat, sektor
perbankan yang tetap sehat dan stabil, ekspektasi pemulihan ekonomi global yang
semakin optimis, serta respon kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif
rumah tangga masih tumbuh pada level tinggi, didorong oleh stabilnya daya beli
IV-2009, investasi diperkirakan tumbuh lebih tinggi yang tercermin antara lain
meski tekanan krisis keuangan global semakin terasa. Hal tersebut terlihat dari
perbankan.
C. Laporan Keuangan
aktifitas perusahaan, jika informasi ini disajikan secara benar maka informasi
perusahaan pada saat atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan dibuat
dengan maksud untuk menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan
kondisi terkini.
Menurut Kasmir (2012:7) Laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.
tersebut.
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
meliputi : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan
catatan atas laporan keuangan dan laporan kas. Neraca dan laporan laba rugi
untuk memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat itu, memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini, memberikan
informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode
tertentu, memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
tentang perubahan- perubahan yang terjadi terhadap aktiva, passiva dan modal
suatu periode, dan memberikan informasi tentang catatan- catatan atas laporan
keuangan.
keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga
membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada
Statement).
antara yang satu dengan yang lainnya namun saling berkaitan karena
digunakan dan juga merupakan indikator tingkat kesehatan bank yang dapat
terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan
titik akhir. Rasio yang diinterprestasikan dengan tepat mengindikasikan area yang
dengan kebutuhan penganalisis, namun angka-angka rasio yang ada pada dasarnya
berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka
angka yang hanya bersumber dari neraca, misalnya current ratio, acid test
ratio, current assets to total assets ratio, current liabilities to total asset
angka- angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca
sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt ratio,
Times Interest Earned, fixed Charge Coverage dan Cash Flow Coverage).
Sales, Return on total assets, Return on Total Equity dan Basic Earning
Power).
Secara umum rasio keuangan yang digunakan oleh bank dapat diklasifikasikan
menjadi 4 jenis kelompok rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku
antara lain:
1. Rasio Likuiditas
a. Cash Ratio
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta
berikut:(Kasmir,2012 :226)
2. Rasio Leverge
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
3. Rasio Aktivitas x 100%
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rasio aktivitas sering juga disebut sebagai rasio efisiensi atau rasio
(fixed assets turnover), dan perputaran total aktiva (total assets turnover).
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
4. Rasio Profitabilitas
berikut:
suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (Lukman, 2009 : 118)
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐴 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
b. Return on Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri.
Rasio ini merupakan indikator bagi para pemegang saham dan calon
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐸 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 x 100%
Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis
Earning, and Liquidity). Kelima faktor tersebut berkaitan dan memang merupakan
faktor yang menentukan kondisi suatu bank. Pada dasarnya tingkat kesehatan
bank dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas kelima faktor yang berpengaruh
terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Kelima faktor tersebut dapat
bersumber dari dua hal, yang pertama adalah karena modal yang
itu para pemegang saham maupun pengurus bank harus benar- benar
risiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
CAR = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅) x 100%
kredit sebesar 81, dan untuk setiap kenaikan sebesar 0,1% dari pemenuhan
sebesar 8% ditambah satu sampai sebesar maksimum 100. Sementara itu,
“Kurang Sehat” dengan nilai kredit 65, dan untuk kenaikan sebesar 0,1%
dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit dikurangi satu dengan
25%.
Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri dari
kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber
implisit akan menghapus modal bank. Hal ini antara lain terkait dengan
produktif sebesar 15,5% atau lebih nilai kredit 0 dan untuk setiap
penurunan 0,15% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Bobot
risko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan
pengurus.
Profit Margin (NPM) juga erat kaitannya dengan aspek- aspek manajemen
mengeliminir risiko.
efektifitas yang dapat dicapai oleh usaha operasional bank, yang terkait
dengan hasil akhir dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan yang telah
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
NPM = x 100%
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat
suatu bank yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
BOPO = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 x 100%
rata volume usaha dalam periode yang sama apabila besarnya 0 atau
negatif diberi nilai kredit sebesar 0 dan untuk setiap kenaikan sebesar
0,015% nilai kredit ditambah satu dengan nilai maksimal 100. Sementara
itu, untuk rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-
rata volume usaha dalam periode yang sama apabila nilainya 100 atau
lebih diberi nilai kredit sebesar 0, dan untuk setiap penurunan sebesar
0,08% nilai kredit ditambah satu dengan nilai kredit maksimal sebesar 100.
giro, deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua
likuiditas yang baik sangat menentukan bagi suatu bank, dan masalah
likuiditas ini harus dipantau secara terus- menerus oleh pengawas bank.
bank.
a) Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti giro,
bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, deposito dan pinjaman
dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, dan surat
berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga
bulan.
115% atau lebih akan diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan 1%
mulai dari 115% nilai kredit ditambah 4 dengan maksimum 100. Bobot
normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-
penilaian kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau
kinerja suatu bank melalui penilaian terhadap faktor- faktor permodalan, kualitas
kesehatan bank, baik secara individu maupun perbankan sebagai suatu sistem.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank
yang dapat menjalankan fungsi- fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank
yang sehat adalah bank yanga dapat menjaga dan memelihara kepercayaan
masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran
keseluruhan.
modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, mengelola dengan baik
Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan
yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998, serta UU No.3 Tahun
solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib
G. Kerangka Pikir
sebagai lembaga intermidasi yang menjembatani pihak kelebihan dana dan dan
pihak yang membutuhkan dana dalam bentuk usaha lainnya dan sebagai lembaga
laporan keuangan pada bank harus selalu berada dalam pengawasan. Pengawasan
laporan keuangan harus dilakukan secara rutin. Untuk mengetahui keadaan bank
tersebut dan menjaga agar bank selalu dalam keadaan sehat. Kesehatan bank dapat
melihat faktor permodalan bank, faktor kualitas asset bank, faktor manajemen
dalam suatu bank, faktor rentabilitas bank yaitu kemampuan memperoleh laba dan
dilihat dari faktor likuiditas, yaitu kemampuan membayar utangnya setiap saat.
CAMEL
Dari uraian diatas maka yang menjadi hipotesis dari penulisan ini adalah:
tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP
METODE PENELITIAN
Indonesia KCP Slamet Riayadi Makassar. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam
penelitian ini ialah, dari tanggal 1 April 2014 sampai 7 Mei 2014.
melalui:
bahannya meliputi buku- buku literatur serta yang erat kaitannya dengan
1. Data primer, adalah data yang bersumber dari hasil penelitian berdasarkan
observasi dan hasil wawancara dengan pimpinan dan karyawan PT. Bank
D. Metode Analisis
CAMEL pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi
1. Capital ( Permodalan)
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Capital Adequency Ratio (CAR)
Nilai Kredit Predikat
>8% Sehat
7,9 – 8 % Cukup Sehat
6,5 - < 7,9 % Kurang Sehat
< 6,5 % Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 31 Mei 2004
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
2. Asset Quality (Kualitas Aset)
produktif.
produktif, yaitu:
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Rasio Aktiva Produktif
Nilai Kredit Predikat
< 10,35 % Sehat
10,35–12,60 % Cukup Sehat
12,61 – 14,85 % Kurang Sehat
>14,86 % Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 31 Mei 2004
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
3. Management (Manajemen)
suatu bank, tidak cukup hanya mendasarkan pada analisis terhadap laporan
Indonesia hanya Bank Indonesia dan bank yang bersangkutan saja yang
dapat mengetahuinya.
tetapi sesuai dengan data yang tersedia diproyeksikan dengan Net Profit
Margin.
4. Earning (Rentabilitas)
Tabel 3.3
Kreteria Penilaian Return on Asset (ROA)
1. NK Rasio BOPO =
Tabel 3.4
Kreteria Penilaian Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Nilai Kredit Predikat
< 93,52 % Sehat
93,52 % – 94,73 % Cukup Sehat
94,73 % – 95,92 % Kurang Sehat
> 95,92 % Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 31 Mei 2004
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
5. Liquidity (Likuiditas)
1. NK LDR = x4
Tabel 3.5
Kreteria Penilaian Loan to Deposito Ratio (LDR)
Dalam penelitian ini menggunakan Rasio CAR (Capital Adequancy Ratio) dan
Resiko (ATMR). Rasio ini digunakan untuk menilai keamanan dan kesehatan
bank dari sisi modal pemiliknya. Semakin tinggi resiko CAR, maka semakin baik
kinerja banktersebut.
Faktor Asset Quality menggambarkan kualitas aktiva dalam perusahaan
ditanamkan ratio asset, yaitu Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang
rasio KAP, maka semakin besar tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana
yang ditanamkan.
untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti
total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas bank didalam
maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
Semakin kecil rasio BOPO, maka semakin efisien suatu bank dalam
melakukan kegiatan operasionalnya, karena biaya yang dikeluarkan lebih
yaitu LDR (Loan to Deposit Ratio), merupakan perbandingan antara jumlah kredit
yang diberikan terhadap dana yang diterima. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh
nasabah. Semakin tinggi rasio ini, maka menunjukkan tingkat kemampuan bank
Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der
Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum
Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Bank ini berdiri pada tanggal 16
adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Pada tahun 1948
kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu karena situasi perang dan
baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan
berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Berdasarkan PERPU No.
41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965
tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam
ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks
BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor
(Exim).
Undang Pokok Perbankan dan Undang- Undang No. 13 tahun 1968 tentang
Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular
dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank, yaitu Bank
Undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas- tugas pokok BRI sebagai
Bank Umum.
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
ditangan Pemerintah.
pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus
pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain
tercermin pada perkembangan penyaluran Kredit Usaha Kecil (KUK) pada tahun
1994 sebesar Rp. 6.419.800.000 yang meningkat menjadi Rp. 8.231.100.000 pada
tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp.
20.466.000.000.
sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah
4.447 buah, yang terdiri dari 1 kantor pusat BRI, 12 kantor wilayah, 12 kantor
Inspeksi / SPI, 170 kantor cabang (dalam negeri), 145 kantor cabang pembantu, 1
kantor cabang khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor
Perwakilan Hongkong, 40 kantor kas bayar, 6 kantor mobil bank, 193 P.Point,
1. Visi BRI
2. Misi BRI
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
a. Menjadi bank sehat dan salah satu dari lima bank terbesar dalam asset
dan keuntungan.
b. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan usaha mikro,
konsisten.
f. Menjadikan budaya kerja BRI sebagai sikap dan perilaku semua insan
BRI.
C. STRUKTUR ORGANISASI
adanya pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenag secara jelas di dalam
pekrerjaan, tanggung jawab, dan wewenang setiap jabatan dan dapat diatasi
PIMPINAN
CABANG
PEMBANTU
TELLER
PRAMUBAKTI
PENJAGA
MALAM
berikut :
unit komputer.
6. Mengambil uang tunai dari berangkas pada awal hari dan pada saat
7. Menyimpan kelebihan kas setiap saat dan sisa kas pada akhir hari.
11. Dalam program aplikasi komputer BRI unit, Ka. Unit bertugas
b. Supervisor
kesibukan.
telah ditetapkan.
5. Menjamin bahwa semua transaksi yang difiat adalah sah dan sesuai
dengan kewenangannya.
yang sama dengan hari terima aplikasi dari nasabah kecuali ijin
khusus.
simpanan potensial.
penyelesaian/penanganan pinjaman.
6. Menyampaikan laporan kepada pimpinan cabang atas hasil
BRI.
pengetahuannya.
d. Costumer Service
bainya.
laba/rugi.
pembukuannya.
pembukuan,
dimata masyarakat.
e. Teller
cabang.
3. Membayar uang kepada yang berhak setelah ada fiat bayar dari yang
setoran.
pengawasannya,
Penggunaan rasio CAMEL sebagai alat ukur tingkat kesehatan bank telah
diatur oleh peraturan Bank Indonesia. Penilaian tingkat kesehatan bank ini
dalam kategori yang mana. Adapun data- data laporan keuangan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi. Untuk melengkapi
berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Perhitungan Data CAMEL
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Uraian 2011 2012 2013
1 Modal
- Ekuitas 29.243.732 29.243.732 30.513.869
2 ATMR
- Kredit yang diberikan 86.864.411 96.717.423 122.517.828
- Jumlah pinjaman yang diberikan & sekuritas 88.732.118 99.598.256 123.234.054
Total ATMR 175.596.529 196.315.679 245.751.882
3 Aktiva Produktif
- Penempatan pada bank lain 80.000 195.100 113.099
- Surat berharga kepada pihak ke3 & BI 61.502.245 62.884.154 46.076.905
- Kredit kepada pihak ke3 86.864.411 96.717.423 122.517.828
- Penyertaan kepada pihak ketiga 2.607.626 198.848 2.966.690
- Tagihan lain kepada pihak ketiga 2.851.248 2.868.274 4.651.833
- komitmen & kontenjensi kepada pihak ke3 - - -
Total aktiva produktif 153.905.530 162.863.799 176.326.355
4 Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan 2.200.895 2.310.560 2.160.298
5 Laba Bersih 8.904.837 9.804.738 13.179.144
6 Laba Operasional 6.175.711 6.212.917 7.752.840
7 Laba Sebelum Pajak 6.198.858 6.333.383 7.927.316
8 Total aktiva 303.435.870 319.085.590 338.404.265
9 Biaya Operasional
- Beban bunga 10.446.275 11.142.628 11.021.765
- Beban Penyisihan penghapusan aktiva 1.867.235 2.113.994 2.661.993
- B. Estimasi kerugian komitmen & kontenjensi (61.307) (61.409) (222.189)
- Beban operasional lainnya 7.458.829 8.224.522 8.399.116
Total Biaya Operasional 19.711.032 21.419.735 21.860.685
10 Pendapatan Operasional
- Pendapatan bunga bersih 22.333.111 23.928.549 25.084.623
- Pendapatan operasional lainnya 3.240.468 3.391.088 4.334.463
Total Pendapatan Operasional 25.573.579 27.319.637 29.419.086
11 Tagihan & kredit yang diberikan
- Obligasi rekening pemerintah 89.329.712 64.901.317 87.771.938
- Tagihan lainnya 2.851.248 2.868.274 4.651.833
- Kredit yang diberikan 86.864.411 96.717.423 122.517.828
Total Tagihan & Kredit yang Diberikan 179.045.371 164.487.014 214.941.599
12 Dana Pihak Ketiga
- Giro 50.425.720 52.048.475 51.814.577
- Tabungan 86.239.443 90.063.557 89.610.718
- Deposito berjangka 73.425.445 78.535.764 95.693.235
- Kewajiban segera lainnya 1.003.590 1.049.493 824.961
- Simpanan dari bank lain - 5.410.341 -
- Pinjaman yang diterima 1.004.015 1.624.015 673.386
Total dana Pihak Ketiga 212.098.213 228.731.645 238.616.877
Sumber : Neraca & Laporan Laba Rugi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Makassar
B. Perhitungan Rasio CAMEL dan Nilai Kredit
1. Faktor Permodalan
Adequancy Ratio). Rasio ini merupakan salah satu cara yang digunakan
Sehingga rasio CAR dapat dihitung dengan membagi antara modal yang
Tabel 4.2
PT Bank Rakyat Indonesia
Penilaian Aspek Permodalan (Capital) & Besarnya Nilai Kredit CAR
Tahun 2011 s/d 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
No KETERANGAN TAHUN
2011 2012 2013
1 Jumlah Modal 29.243.732 29.243.732 30.513.869
2 Jumlah ATMR 175.596.529 196.315.679 245.751.882
3 Rasio CAR ( no 1 / no 2 x 100%) 16,65 14,9 12,42
4 Nilai Kredit [( no 3 / 0,1%) + 1] 167,5 150 125,2
Nilai Kredit Maksimal (Maksimal
5 100 100 100
100)
6 Bobot Penilaian 25% 25% 25%
7 Nilai Kredit Faktor CAR ( no 4 x no 6) 41,88 37,5 31,3
8 Kriteria SEHAT SEHAT SEHAT
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Makassar KCP Slamet Riyadi, data diolah
Berdasarkan tabel 4.2, yakni hasil perhitungan CAR untuk 3 tahun
terakhir yang menunjukkan bahwa CAR untuk tahun 2012 dan 2013
mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena adanya penenurunan
CAR dari setiap tahun dan penilaian tingkat kesehatan pada aspek
permodalan .
penurunan pada nilai kredit rasio CAR- nya pada nilai maksimal, yaitu
100. Tetapi masih dapat dikategorikan bank yang sehat karena CAR- nya
masih berada >8% dari kreteria penilaian tingkat kesehatan. Ini berarti
aktiva yang dimiliki oleh bank dengan cara membandingkan antara aktiva
dan total aktiva produktif selama tahun 2011 sampai dengan 2013, maka
dapat diketahui rasio KAP yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar yaitu dengan cara membagi
Tabel 4.3
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi
Makassar
Penilaian Aspek Kualitas Aktiva Produktif (Assets) & Besarnya Nilai
Kredit
Tahun 2011 s/d 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAHUN
No KETERANGAN
2011 2012 2013
Total Aktiva Produktif yang
1
Diklasifikasikan 2.200.895 2.310.560 2.360.298
2 Total Aktiva Produktif 153.905.530 162.863.799 176.326.355
3 Rasio KAP ( no 1 / no 2 x 100%) 1,43% 1,42% 1,34%
4 Nilai Kredit ( 15,5% - No 3 /0,15%) 93,80% 93,87% 94,40%
Nilai Kredit Maksimal (Maksimal
100 100 100
5 100)
6 Bobot Penilaian 30% 30% 30%
7 Nilai Kredit Faktor ( no 4 x no 6) 0,28% 0,28% 0,28%
8 Kriteria SEHAT SEHAT SEHAT
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Makassar KCP Slamet Riyadi, data diolah
(Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar selama tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013 memiliki nilai rasio KAP yang baik dimana batasan
kategori bank dengan kategori sehat. Hal ini berarti bahwa selama periode
mempertahankan nilai kredit rasio KAP- nya pada kategori sehat, dimana
nilai maksimal yang dapat diperoleh suatu bank untuk tetap dikategorikan
bank yang sehat adalah 94,40. Ini berarti bahwa dalam kurun waktu
cukup untuk dapat meminimalkan risiko bila terjadi masalah pada aktiva
3. Faktor Manajemen
bank, akan tetapi pengisian tersebut sulit dilakukan karena akan terkait
dengan unsur kerahasian bank. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini aspek
manajemen diproksikan dengan rasio Net Profit Margin (NPM). Rasio ini
dapat diketahui dengan cara membagi laba bersih dengan laba operasional
yang dimiliki.
(Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar untuk rasio NPM, terlebih
dahulu harus diketahui nilai kredit yang dihasilkan dari rasio NPM ini.
Dari nilai kredit yang diperoleh dapat dilihat kondisi suatu bvank secara
umum bila telah digabungkan dengan komponen yang lainnya dalam rasio
efesien, sehingga nilai rasio yang diperoleh langsung menjadi nilai kredit
dari rasio NPM ini. Berikut adalah perhitungan NPM yang dimiliki oleh
PT BRI (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar dan besarnya nilai
kredit rasio NMP selama periode tahun 2011 sampai dengan 2013:
Tabel 4.4
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi
Makassar
Penilaian Aspek Manajemen & Besarnya Nilai Kredit
Tahun 2011 s/d 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAHUN
No KETERANGAN
2011 2012 2013
1 Laba Bersih 8.904.837 9.804.738 13.179.144
2 Laba Operasional 6.175.711 6.212.917 7.752.840
3 Rasio NPM ( no.1 / No.2 x 100%) 144,19 157,81 167
4 Nilai Kredit (sama dengan nilai rasio) 144,19 157,81 167
Nilai Kredit Maksimal (Maksimal
100 100 100
5 100)
6 Bobot Penilaian 25% 25% 25%
7 Nilai Kredit Akhir 25 25 25
8 Kriteria SEHAT SEHAT SEHAT
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar, data diolah
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa selama tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013, nilai kredit dari rasio NPM terus mengalami
peningkatan yang berbanding lurus dengan nilai rasio NPM- nya. Nilai
kredit rasio NPM ini mencerminkan tingkat efektifitas yang dapat dicapai
oleh usaha operasional bank, yang terkait dengan hasil akhir dari berbagai
periode berjalan. Meningkatnya nilai kredit rasio yang diraih selama kurun
besar.
4. Faktor Rentabilitas
tersedia. Selain itu, rentabilitas juga mengukur tingkat efesiensi usaha dan
didasarkan pada dua rasio yaitu laba sebelum pajak terhadap rata- rata
operasional (BOPO).
perusahaan bila diukur dari nilai aktivanya, rasio ROA diperoleh dengan
cara membagi laba sebelum pajak dengan total asset yang dimiliki.
operasional.
dan BOPO pada PT BRI (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar,
terlebih dahulu harus diketahui nilai kredit yang dihasilkan dari rasio ROA
dan BOPO ini. Dari nilai kredit ini kemudian dapat diketahui kondisi suatu
bank secara umum bila telah digabungkan dengan komponen yang lainnya
dalam rasio CAMEL. Bobot nilai kredit untuk rasio ROA ini diperoleh
dari nilai rasio ROA yang dibagi dengan bobot CAMEL untuk rasio ROA
Sedangkan bobot nilai kredit untuk rasio BOPO ini diperoleh dari
BRI (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar dan besarnya nilai kredit
rasio ROA dan BOPO selama periode tahun 2011 sampai dengan 2013:
Tabel 4.5
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi
Makassar
Penilaian Aspek Rentabilitas (Earning) & Besarnya Nilai Kredit
Tahun 2011 s/d 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAHUN
No KETERANGAN
2011 2012 2013
A ROA
Laba Sebelum Pajak 6.198.858 6.333.383 7.927.316
Total Aset 303.435.870 319.085.590 338.404.265
Rasio ROA (no.1 / no.2 x 100%) 2,04 1,98 2,34
Nilai Kredit ( no 3/0,015%) 136 132 156
Nilai Kredit Maksimal (Maksimal 100) 100 100 100
Bobot Penilaian 5% 5% 5%
Nilai Kredit Faktor ( no 4 x no 6) 6,80% 6,60% 7,80%
Kriteria SEHAT SEHAT SEHAT
B BOPO
Biaya Operasional 19.711.032 21.419.735 21.860.685
Pendapatan Operasional 25.573.579 27.319.637 29.419.086
Rasio BOPO ( 1:2 x 100%) 77,08 78,4 74,31
Nilai Kredit (100% - Rasio BOPO :
286,5 270 321,13
0,08%)
Nilai Kredit Maksimal (Maksimal 100) 100 100 100
Bobot Penilaian 5% 5% 5%
Nilai Kredit Faktor ( no 4 x no 6) 14,33% 13,50% 16,06%
Kriteria SEHAT SEHAT SEHAT
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar, data diolah
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa selama kurun waktu 2011 sampai
dengan 2013, PT BRI (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar dapat
mempertahankan nilai kredit rasio ROA dan BOPO- nya pada nilai
maksimal, yaitu 100, untuk tetap dikategorikan bank yang sehat. Ini berarti
5. Faktor Likuiditas
(LDR). Rasio LDR diperoleh dengan cara membagi tagihan dan kredit
(Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar untuk rasio LDR, terlebih
dahulu harus diketahui nilai kredit yang diperoleh dapat dilihat kondisi
suatu bank secara umum bila telah digabungkan dengan komponen yang
lainnya dalam rasio CAMEL. Bobot nilai kredit untuk rasio LDR ini
diperoleh. Bobot nilai kredit rasio LDR untuk dapat dikategorikan sebagai
(Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar selama tahun 2011 sampai
dengan 2013:
Tabel 4.6
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi
Makassar
Penilaian Aspek Likuiditas (Liquidity) & Besarnya Nilai Kredit
Tahun 2011 s/d 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAHUN
No KETERANGAN
2011 2012 2013
1 Jumlah kredit yang diberikan 179.045.371 164.487.014 214.941.599
2 Jumlah dana pihak ketiga 212.098.213 228.731.645 238.616.877
3 Rasio LDR ( no.1 / No.2 x 100%) 84,42 71,91 90,08
Nilai Kredit (115%- Rasio LDR : 1% x
122,32 172,36 99,68
4 4)
5 Nilai Kredit Maksimal (Maksimal 100) 100 100 100
6 Bobot Penilaian 10% 10% 10%
7 Nilai Kredit Faktor (no 4 x no 6) 12,23% 17,23% 9,97%
8 Kriteria SEHAT SEHAT SEHAT
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar, data diolah
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa selama kurun waktu 2011
sampai dengan 2013, PT BRI (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar
masih dapat mempertahankan nilai kredit rasio LDR- nya pada nilai
maksimal 100, untuk tetap dikategorikan bank yang sehat. Ini berarti
bahwa dalam kurun waktu tersebut, PT BRI (Persero) Tbk, KCP Slamet
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar maka selanjutnya
CAMEL. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menilai apakah kinerja keuangan PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar dapat
dapat dikelompokkan dalam empat kelompok yang dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.7
TINGKAT KESEHATAN BANK MENURUT CAMEL
Nilai Kredit CAMEL Predikat
81% - 100% Sehat
66% - < 81% Cukup Sehat
51% - < 66% Kurang Sehat
0% - < 51% Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 31
Mei 2004 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
bobot dengan menggunakan metode CAMEL untuk tahun 2011 s/d tahun 2013
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat kita tentukan tingkat kesehatan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar selama
tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang disajikan dalam bentuk tabel berikut
ini:
Tabel 4.9
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar
Tingkat Kesehatan Bank
Tahun 2011 s/d 2013
Nilai Tingkat
Tahun CAMEL Kesehatan Bank
2011 98,14 SEHAT
2012 98,16 SEHAT
2013 98,29 SEHAT
Sumber : Tabel 4.8
Dari tabel 13 nampak bahwa hasil perhitungan kesehatan keuangan nutuk
3 tahun terakhir (tahun 2011 s/d 2013) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
Tbk,KCP Slamet Riyadi Makassar berada pada predikat sehat, yaitu bernilai
98,14%. Pada tahun 2012, tingkat kesehatan bank cenderung stabil dan hanya
sedikit mengalami peningkatan yaitu bernilai 98,16%. Dan pada tahun 2013,
Pada rasio CAR terjadi penurunan dari sebesar 16,65% ditahun 2011
menjadi 12,42% pada tahun 2013 disebabkan karena pertumbuhan yang begitu
Pada rasio KAP juga mengalami penurunan dari 1,43% menjadi 1,34%
perusahaan. Ini bagus karena semakin kecil nilai rasio KAP maka semakin besar
NPM mengalami peningkatan ditahun 2011 nilai rasionya 144,19% menjadi 167%
Pada rasio ROA sempat mengalami penurunan ditahun 2012 yaitu sebesar
Dikarenakan laba sebelum pajak meningkat, ini bagus karena semakin besar ROA
suatu bank maka semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan asset.
Sedangkan pada rasio BOPO pada tahun 2011 nilai rasionya sebesar 77,08%
,kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2012 dengan nilai rasionya sebesar
78,40% dan pada tahun 2013 mengalami penurunan dengan nilai rasionya sebesar
74,31% hal ini disebakan karena biaya operasional dan laba operasional yang juga
mengalami kenaikan.
Pada rasio LDR sempat mengalami penurunan pada tahun 2012 yaitu
sebesar 71,91% kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebesar
90,08%, ini dikarenakan jumlah kredit yang diberikan meningkat tidak diimbangi
metode CAMEL menunjukkan selama tahun 2011 sampai dengan 2013 pada PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar berpredikat
sehat. Hal ini juga menunjukkan bahwa selama periode tersebut bank memiliki
kinerja yang baik dalam pengelolaan segala sumber daya yang dimilikinya bila
PENUTUP
A. Kesimpulan
(Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar selama 3 tahun periode 2011- 2013,
KCP Slamet Riyadi Makassar tahun 2011 termasuk dalam kategori sehat
KCP Slamet Riyadi Makassar tahun 2012 termasuk dalam kategori sehat
KCP Slamet Riyadi Makassar tahun 2013 termasuk dalam kategori sehat
Jadi, selama kurun waktu 3 tahun (2011- 2013) tingkat kesehatan PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, KCP Slamet Riyadi Makassar berada dalam
predikat sehat.
B. Saran
ketat khususnya dalam hal pemberian kredit, hal ini dimaksudkan untuk
Ascarya, Sugiono F.X, 2004, “Bank Indonesia, Bank Sentral Republik Indonesia
Sebuah Pengantar (Kelembagaan Bank Indonesia)”,Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan, Edisi 1, Jakarta.
Ascarya, Sugiono F.X, 2003, “Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia
Tinjauan Kelembagaan, Kebijakan, dan Organisasi”, Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan, Edisi 1, Jakarta.
Jakarta.
Jakarta.
Triandaru, Sigit dan Totok Budi Santoso, 2006, “Bank dan Lembaga Keuangan
Lain”, Salemba Empat, Edisi 2, Jakarta.
,http://fanyfebriany.wordpress.com/kertas/pbi-tentang-kesehatan-bank
umum/.Diakses pada tanggal 4 Maret 2014.
,http://fara-rizaini.blogspot.com/2012/03/perkembangan-perbankan.
html?m=1.Diakses pada tanggal 26 Februari2014.
,http://mkurdilatif.wordpress.com/2013/10/02/arsitektur-perbankan-
indonesia/.Diakses pada tanggal 26 Februari2014.
,http://m.kompasiana.com/post/read/479727/2/ythdirektur-utama-
bankrakyat-indonesia.Diakses pada tanggal 26 Februaru 2014