Skripsi
Untuk memenuhi sebagian
Persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan Oleh:
Nama : WIDIARNI
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan izin
Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Adapun skripsi ini
Penulis membuat laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan bantuan, perhatian serta dorongan yang tulus dari berbagai pihak baik
dukungan moral maupun spiritual, oleh karenanya dengan segala kerendahan hati
kapada:
1. Ibu Prof. Dr. Kemala Motik Abdul Gafur, SE, selaku Rektor Universitas Indonusa
Esa Unggul.
2. Bapak Dr. Erman Munzir, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonusa
Esa Unggul.
iii
3. Bapak Abubakar Azhary, SE, Ak, Macc, selaku Kepala Jurusan Akuntansi dan
selaku dosen pembimbing dua yang bersedia memberikan waktu dan perhatiannya
kepada penulis.
4. Bapak, Drs. Daulat Freddy, Ak, MM, selaku dosen pembimbing satu yang
bersedia memberikan waktu dan perhatiannya kepada penulis serta bimbingan dan
pengarahan yang sangat berharga bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Asep Mochamad S.A selaku bagian piutang dan tagihan KPRI RS DR.
9. Seluruh staf dan karyawan KPRI RS DR.Cipto Mangunkusumo, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, yang telah bekerja sama dan memberikan bantuan baik
iv
10. Kepada yang tercinta Bapak, Ibu, dan Adik-adikku Yati, Leli, Teh Amel, dan
keluarga besarku terima kasih atas semua dukungan, nasehat, semangat dan
doanya yang tidak terhingga kepada penulis dalam membuat laporan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku, Eni, Era, Hani, Ipul, Adit, Firman, Izul, Ida, Ita, Rani, Dewi,
Melaning, Yayuk, Erna, Lia, Indah, Dina, Desi, lili, dan Wiwik, Novilasari dan
kompak.
12. Dan Teman-teman Mahasiswa Fakultas Ekonomi Akuntansi Angkatan 2003 yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan
Sebagai bagian dari proses belajar, penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan
dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
masukan berupa saran dan kritik dari bapak ibu serta teman-teman sebagai pembaca.
Terlepas dari hal tersebut penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Widiarni
v
ABSTRAKSI
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Abstraksi ……………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN
vii
C. Prinsip-Prinsip Koperasi ………………………………. 14
D. Jenis-Jenis Koperasi……………………………………. 16
E. Ekuitas Koperasi…….……………………………......... 18
D. Pembagian Tugas…………..………………………….. 51
viii
B. Perhitungan Pembagian SHU yang digunakan KPRI
RSCM . ……………………………………………….. 72
A. Kesimpulan …………………………………………… 93
B. Saran …………………………………………………… 96
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
investasi. Dana tersebut diperoleh dari pemasukan pemilik usaha dan sumber-
sumber lain seperti pinjaman dari pihak ketiga atau bank-bank. Bagi koperasi
segi kepemilikan saham, tetapi dari keikutsertaan sebagai anggota yang tercatat.
dari jumlah saham yang dimiliki, sedangkan dalam usaha koperasi pembagian
“keuntungan” yang disebut Sisa Hasil Usaha atas dasar besarnya jasa anggota
kontribusi modal kepada koperasi, yang sistemnya diatur dalam Anggaran Dasar
koperasi bagi pemenuhan biaya-biaya koperasi. Oleh karena itu, pada akhir tahun
variasi aktivitas kerja koperasi, maka dapat saja pendapatan tersebut dari sumber-
sumber lain diluar kontribusi anggota dan dimasukan pula sebagai pendapatan
Atas dasar latar belakang pemikiran tersebut di atas maka penulis tertarik
untuk membahas tentang pengaruh kontribusi anggota terhadap jumlah SHU yang
semua anggota koperasi aktif terhadap jasa transaksi yang dilakukan dengan
koperasi, dari hal tersebut penulis ingin sekali mengetahui bagaimana koperasi
yang diterima masing-masing anggota koperasi tersebut telah sesuai dengan salah
Mangunkusumo”
jasa transaksi anggota koperasi terhadap jumlah SHU yang diterima anggota
tujuannya adalah agar pembahasan dalam skripsi ini tidak terlalu luas. Masalah
yang dibahas dalam penulisan skripsi ini terbatas hanya pada jasa transaksi atau
Mangunkusumo.
C. Perumusan Masalah
yang diterima?
4
1. Tujuan Penelitian
Usaha.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
b. Bagi Perusahaan
dengan koperasi.
5
Mangunkusumo.
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
penulisan.
Dalam bab ini diuraikan penelitian yang telah penulis lakukan, yaitu
diterapkan perusahaan.
anggota koperasi.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Koperasi
firma, yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal yang cukup untuk
modal lemah. Karena itu, di dalam koperasi selalu terdapat unsur sosial sekaligus
unsur ekonomi. Koperasi memiliki unsur ekonomi, karena sebagai sebuah badan
Dimana setiap koperasi harus memiliki produk untuk dijual kepada masyarakat
sebagai sumber penghasilan koperasi dan biaya untuk memperoleh dan menjual
produk tersebut harus dikelola secara efisien. Kemudian koperasi juga memiliki
kesejahteraan anggotanya. 1
ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara
demokratis.
1
Rudianto, Akuntansi Koperasi, Grasindo,2006,Hal.1
8
Indonesia adalah suatu badan usaha yang lebih memiliki dasar asas kekeluargaan.
sebagai berikut:
merupakan elemen kunci dalam suatu sistem usaha bisnis, di mana sistem itu
koperasi.
Ini berarti bahwa, koperasi Indonesia bukan kumpulan modal. Dalam hal ini,
koperasi primer dan tiga Badan Hukum Koperasi untuk koperasi sekunder.
koperasi”
2
Ibid, Hal. 2
9
Menurut UU No. 25 Tahun 1992, ada tujuh prinsip koperasi Indonesia. Secara
singkat prinsip koperasi ini pada dasarnya merupakan jati diri koperasi.
umum.
Dengan azas ini, putusan yang berkaitan dengan usaha dan organisasi
kekeluargaan yang dimaksud adalah adanya rasa keadilan dan cinta kasih
koperasi adalah: 3
3
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Paragraf 1, 2004
10
Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari
5. Risiko dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.
1. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu
dan karakteristik sendiri, koperasi di Indonesia juga dipandang sebagai alat untuk
4
Rudianto, op.cit. Hal.3
12
B. Undang-Undang Koperasi
Indonesia juga mengadopsi sebagian prinsip Rochdale dan atau prinsip ICA.
perkoperasian.
a. Sifat keanggotaannya suka rela dan terbuka untuk setiap warga negara
Indonesia.
umumnya.
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota.
e. Kemandirian
14
f. Pendidikan perkoperasian
essensi dasar kerja koperasi sebagai badan usaha tidaklah berbeda secara
nyata. Hanya saja dalam UU No. 25 tahun 1992 ada penambahan mengenai
prinsip kerja sama antara koperasi. Ini dapat dipahami bahwa, untuk
antar koperasi.
C. Prinsip-Prinsip Koperasi
keanggotaan.
Karena itu tidak seorang pun yang boleh dipaksa oleh orang lain untuk
koperasi.
15
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan
koperasi ini disebut dengan Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU imi setelah
5. Kemandirian
Agar koperasi dapat mandiri maka koperasi harus mengakar kuat dalam
kehidupan masyarakat dan agar dapat mengakar kuat koperasi harus dapat
D. Jenis-jenis Koperasi
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak
2. Koperasi Konsumen
atau pemakai barang atau jasa. Kegiatan utama koperasi konsumen adalah
melakukan pembelian bersama. Jenis barang atau jasa yang dilayani suatu
5
Ikatan Akuntan Indonesia, op.cit.,No.27
17
3. Koperasi Pemasaran
pemilik barang atau penyedia jasa. Koperasi pemasaran adalah koperasi yang
4. Koperasi Produsen
usaha sendiri, tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan
dan memasarkan barang atau jasa. Kegiatan utama koperasi produsen adalah
E. Ekuitas Koperasi
simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan
1. Modal Anggota
Istilah modal dalam pengertian ini lebih memiliki arti sebagai sumber
tertentu memiliki, jenis setoran lain yang berbeda. Berkaitan dengan modal
koperasi karena sifatnya yang tidak permanen, di mana simpanan jenis ini
a. Simpanan Pokok
adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya setiap anggota
yang harus disetorkan pada waktu masuk menjadi anggota. Jenis simpanan
pokok ini tidak dapat diambil kembali selama orang tersebut masih
b. Simpanan Wajib
simpanan wajib ini dapat diambil kembali dengan cara-cara yang diatur
lebih lanjut dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan keputusan-
c. Simpanan Sukarela
adalah suatu jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggota atau bukan
d. Modal Sumbangan
adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang
yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak mengikat.
belum dibubarkan.
e. Modal Penyertaan
adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang
f. Cadangan
adalah bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai dengan
Modal SHU
Koperasi Modal Luar:
1.Anggota.
2.Koperasi.
3.Bank
4.LembagaKeuangan
non Bank.
Investasi
5.Penerbitan
Obligasi.
Gambar 2.1
mekanisme permodalan koperasi di Indonesia
21
25/1992 tidak lagi diatur secara rinci dalam pasal 45 UU No. 25/1992 dirumuskan
dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban
b. Sisa Hasil Usaha setelah dikursngi dana cadangan, dibagi kepada anggota
dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan lain dari koperasi sesuai
Menurut ayat 1 (satu) tersebut, ada tiga komponen utama yaitu SHU,
pendapatan, dan biaya koperasi. Dari tiga komponen ini SHU hanyalah
Komponen utama dalam ayat 2 (dua) adalah mengenai cadangan dan jasa usaha
anggota koperasi dan dalam ayat 3 (tiga) menyangkut tentang pemupukan dana
cadangan. SHU ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan
perusahaan koperasi melayani mereka. Hal semacam ini tidak mungkin terjadi
6
Rudianto, 2006, loc. Cit., hal. 61
23
perusahaannya sendiri.
mencapai tujuannya.
menjadi:
SHU = TR – TC
pendapatan total koperasi dalam satu tahun TC (Total Cost) adalah biaya total
koperasi dalam satu tahun yang sama. Berdasarkan persamaan tersebut akan ada
7
Tiktik Sartika partomo, Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi,
Ghalia Indonesia 2002, hal. 84
24
sehingga terdapat selisih yang Disebut SHU negatif atau SHU minus.
koperasi bagi pengeluaran biaya-biaya koperasi, maka apabila SHU positif berarti
biaya riil koperasi. Kelebihan tersebut dikembalikan oleh koperasi kepada para
menyisihkan sebagian dari SHU untuk dana cadangan, dana pendidikan, dan
dana-dana untuk keperluan lain serta sisanya dibagikan kepada anggota menurut
cadangan diperoleh dari penyisihan SHU yang digunakan untuk memupuk modal
sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan (Pasal 41 ayat 2c
pelayanan sehari-hari atau pada saat pembubaran. Kasus distribusi SHU negatif
25
kepada anggota koperasi dapat diterima sejauh telah diyakini bahwa kerugian
yang timbul bukan karena adanya kesengajaan atau kelalaian pengurus sehingga
kebutuhan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, setiap usaha dari koperasi baik yang
kebutuhan ekonomi anggota. Hal itu dapat dipahami, karena perusahaan koperasi
8
Ibid. Hal.85
26
Kelompok Koperasi
(RAPAT ANGGOTA)
K
E
B Sebagai
U Pemilik
T
U
S H Seba
Anggota A A gai Perusahaan
koperasi M N Pem koperasi
A
akai
E
K
O Pasar
N
M
I
Gambar 2.2
Status ganda anggota koperasi
Dari diagram status ganda anggota tersebut, dapat dilihat bahwa anggota-
ekonomi yang sama hal itulah faktor utama yang mendasari mereka untuk
sifatnya strategis ditetapkan dalam rapat anggota, yang dalam diagram disebut
itu sendiri.
anggota. Kegiatan pelayanan ini tentu sekaligus diharapkan dapat menjadi sumber
mengembangkan usaha lain dengan pihak ketiga yang nonanggota, dimana usaha
kapasitas dana dan daya yang dimiliki oleh koperasi untuk melayani
scale) dalam arti memperbesar volume usaha dan menekan biaya perunit yang
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara dua data
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan
berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
10
Drs. Munawir, Akt, Analisis Laporan keuangan, 2004, Hal.2
11
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, 2004
12
Harnanto, Analisis Laporan Keuangan, 2000, Hal.9
29
netto atau kekayaan bersih yang timbul dari aktifitas usaha perusahaan
menhasilkan laba.
pos-pos laporan keuangan, baik judul dan kelompok yang ada dalam laporan
atau menyajikan informasi yang tidak dapat dituangkan dalam nilai uang,
koperasi adalah :
b. Pejabat Koperasi
d. Bank
e. Kreditur, dan
f. Kantor pajak
31
koperasi, adalah:
b. Menilaiprestasi pengurus
solvabilitas)
pemilik koperasi itu sendiri daripada untuk pihak eksternal (non anggota).
Sedangkan butir kelima selain untuk anggota, juga perlu bagi pihak eksternal
seperti perbankan.
informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa
hal yang dapat diinformasikan oleh laporan keuangan adalah sebagai berikut:
solvanilitas koperasi.
c. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri
d. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang
koperasi.
berikut:
keuangan, laporan sisa hasil usaha, dan laporan ars kas yang penyajiannya
semua anggota pengurus koperasi (UU N0.25/ 1992, pasal 36, ayat1)
33
d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha
untuk anggota dan bukan anggota. SHU yang dibagikan kepada anggota
harus berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota. Pada saat
RAT, SHU ini diputuskan untuk dibagi sesuai dengan ketentuan yang
No.25/1992)
telah diatur dalam AD atau ART koperasi. SHU yang ber sumber dari
1) Dana cadangan
2) Dana anggota
3) Dana pengurus
5) Dana sosial
SHU yang berasal dari transaksi bukan anggota terdiri dari komponen-
2) Dana pengurus
merupakan bagian sisa hasil usaha yang tidak dibagi dan dapat digunakan
manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba, tetapi
lebih ditekankan pada manfaat bagi anggota. Oleh karena itu koperasi
dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota,
disamping yang berasal dari bukan anggota. Hal ini dilakukan oleh karena
35
diterima oleh anggota dan bukan anggota. Jika hal demikian sulit
1) Simpanan-simpanan
2) Pinjaman-pinjaman
sumber lain.
koperasi, sisa hasil usaha berasal dari hasil usaha yang diselenggarakan
untuk anggota dan juga bukan anggota. Sisa hasil usaha pada koperasi
dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri, yang berasal dari transaksi,
kerugian yang diderita koperasi baik yang timbul pada penutupan tahun
buku maupun pada saat pembubaran dapat ditetapkan terbatas atau tidak
2004 (PSAK No.27 tahun 2004), laporan keuangan koperasi terdiri dari
perhitungan hasil usaha, neraca, laporan arus kas, dan laporan promosi
ekonomi anggota.
37
Laporan hasil usaha harus merinci mengenai hasil ussaha yang berasal
dari anggota dan profit yang diperoleh dari aktivitas koperasi yang berasal
b. Neraca
adalah suatu daftar yang menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki
adalah suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas didalam suatu
periode tertentu, yang mencakup saldo awal kas, sumber penerimaan kas,
serta pengeluaran kas ddan saldo akhir kas pada suatu periode.
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
1. Pendapatan/penerimaan
2. Beban
a). Beban pokok penjualan produk kepada anggota dan bukan anggota
14
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, Erlangga, 2001, Hal.112
39
b. Aktiva
sebagai berikut:
a) Kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
a). Kas dan bank milik koperasi yang penggunaannnya tidak dibatasi.
batasi
c). Kas dan bank atas nama koperasi (titipan) dan oleh karena itu
titipan.
40
2. piutang
a). Piutang yang timbul karena penjualan produk atau jasa kepada
b). Piutang yang timbul karena penjualan produk atau jasa kepada
bukan anggota.
disepakati realisasinya.
3. Persediaan
4. Aktiva penyertaan
pernyertaan.
5. Aktiva tetap
c. Kewajiban
kepada anggota dan bukan anggota. Kewajiban yang timbul dari transaksi
d. Kekayaan Bersih
1. Simpanan pokok
2. Simpanan wajib
3. Cadangan koperasi
5. Donasi
Koperasi RSCM
SHU Total
Dibandingkan
Analisis
Hasil
Gambar 2.3
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Mangunkusumo
2. Waktu Penelitian
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
b. Data Kuantitatif
lain daftar anggota koperasi dan laporan Sisa Hasil Usaha dan lain-
lain.
45
2. Sumber Data
Sumber data yang dipakai penulis dalam laporan skripsi ini adalah data
sehingga dapat diproses lebih lanjut oleh penulis sesuai dengan kebutuhan
dan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh jasa transaksi anggota
sosial dan kultur melalui usaha bersama saling membantu dan mengontrol
3. Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
BAB IV
fungsional yang didirikan sejak tahun 1967 dengan badan hukum No.
Tahun1983 serta AD/ART KPN RSCM, sifat keanggotaan koperasi adalah wajib
dan aktif yaitu pegawai negeri yang bekerja dan mendapat gaji dari RSCM. Saat
ini anggota KPN RSCM berjumlah 3.035 orang, Koperasi dikelola atau
dilaksanakan oleh pengurus yang dipilih anggota melalui Rapat Anggota Tahunan
biasanya disebut dengan visi perusahaan. Adapun visi dari Koperasi Pegawai
demokrasi.
Selain visi, koperasi tidak terlepas dari suatu misi. Adapun misi dari
C. Stuktur Organisasi
1. Terdapat sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok, atas dasar
para anggota kelompok koperasi, dengan cara menyediakan barqang dan jasa
maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, organisasi koperasi terdiri dari
2. Badan usaha koperasi, sebagai satu kessatuan dari anggota, pengelola, dan
anggota koperasi, oleh karena itu dalam setiap koperasi diperlukan suatu struktur
organisasi agar setiap pekerja dalam koperasi mengetahui apa saja fungsi,
seberapa jauh hubungan antar fungsi dengan fungsi yang lainnya dalam
yang cukup pesat. Oleh karena itu sejalan dengan perkembangan tersebut
menuntut adanya suatu struktur organisasi koperasi yang tepat dan baik. Adapun
Penasehat
Pengurus Pengawas
Manager
Anggota
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Koperasi
D. Pembagian Tugas
sebagai berikut :
52
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang
dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Rapat anggota dalam
rapat. Rapat Anggota adalah salah satu perangkat organisasi koperasi dan
dari suara terbanyak pemilik koperasi. Disamping itu, setiap anggota koperasi
mempunyai hak suara yang sama sesuai dengan prinsip koperasi yang
setiap anggota. Hal dimaksud juga ditegaskan pasal 22 UU. 25 Tahun 1992
koperasi.
Anggaran Dasar.
53
wewenang, aturan main, dan tata tertib, yang ketentuannya bersifat mengikat
sumber dari segala keputusan atau tindakan yang dilaksanakan oleh perangkat
organisasi koperasi dan para pengelola ussaha koperasi. Segala sesuatu yang
telah diputuskan oleh rapat anggota harus ditaati dan sifatnya mengikat bagi
semua anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi. oleh karena itu,
dan akibat hukum, yang dilakukan oleh para pengelola sebagai pemegang
mandat dari anggota dalam hubungannya dengan anggota dan pihak lain
maupun badan usaha lain. Fungsi dan wewenang yang dimiliki Rapat
semacam lembaga legislatif pada koperasi. Hal itu ditegaskan pada pasal 23
Anggota menetapkan:
a. Anggaran Dasar
koperasi.
54
tugasnya.
dihilangkan.
pendapatan dan belanja koperasi, yang akan dipakai sebagai dasar bagi
pengawas atas pelaksanaan tugas dalam tahun buku yang lalu, silakukan
selambat-lambatnya enam bulan setelah tutup tahun buku dalam forum Rapat
Rapat Anggota harus dilaksanakan oleh pengurus koperasi. Oleh karena itu,
keputusan yang dihasilkan oleh Rapat Anggota. Keputusan yang telah jelas
55
dan operasional dalam arti telah dijabarkan secara rinci dapat langsung
Anggota. Dengan kata lain, pemberian mandate oleh Rapat Anggota kepada
pengurus harus tegas dijelaskan, apakah bersifat penuh atau terbatas. Hal ini
kebutuhan.
tahun berjalan.
2. Penasehat
Tugasnya adalah:
Untuk kepentingan kegiatan KPRI RSCM, promatur yang dikirim dalam rapat
3. Pengurus
Pasal 29 ayat (2) UU. Koperasi No. 25 Tahun 1992 menyebutkan, bahwa
belanja koperasi.
tugas.
57
Pengurus berwewenang:
dengan koperasi yang lain, tergantung besar kecilnya koperasi dan keinginan
jabatan ketua, bisa berkembang menjadi ketua umum, ketua I, dan ketua II,
58
sekretaris dipecah menjadi sekretaris I dan sekretaris II, demikian juga halnya
yang lebih banyak orang dan bukan didasarkan atas efektivitas pelaksanaan
sesuai dengan pasal 32 ayat (1) UU. Koperasi No. 25 Tahun 1992 yang
2005, dan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga KPRI RSCM, susunan
b. Pengawas
c. Pengurus
Bendahara II : Emwarnis, SE
4. Pengawas
meneliti segala catatan yang ada pada koperasi, dan mendapatkan segala
Pengawas bertugas:
Pengawas berwenang:
Manajer
Bendahara
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Koperasi secara Operasional
1. Kasir
hak koperasi dan mengeluarkan uang yang menjadi kewajiban koperasi serta
secara harian.
Tugas :
koperasi.
62
bagian piutang.
pengurus koperasi.
e. Menyetorkan sisa kas yang dimiliki kasir, setiap juma’at sore jam 16.00.
f. Mengambil kas yang dijadikan modal awal mingguan setiap hari senin
jam 08.30.
Wewenang :
Menerima dan mengeluarkan kas dalam lingkup dan batas yang dimilikinya.
2. Akuntansi
menyusun laporan keuangan bulanan dan tahunan dalam bentuk : laporan laba
Tugas :
harian.
63
buku besar.
Wewenang :
3. Piutang
penambahan dan pengurangan serta saldo piutang dari setiap anggota satu per
satu maupun totalnya. Staf piutang juga bertugas membuat tagihan piutang
setiap bulannya kepada pihak bank, berupa perintah pemotongan gaji setiap
Tugas :
Wewenang :
4. Persetujuan Pinjaman
Persetujuan atau penolakan pinjaman anggota dilakukan pada hari yang sama
Tugas :
a. Melihat data gaji dan sisa gaji yang dimiliki anggota koperasi untuk
anggota koperasi pada saat itu juga (pada waktu dan hari yang sama).
65
mendatang.
Wewenang :
5. Penjualan
mencakup :
Tugas :
Wewenang :
6. Pembelian
Tugas :
pembayarannya.
67
Wewenang :
kebutuhan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, setiap usaha dari koperasi baik yang
bersifat bisnis tunggal (single-purpose cooperatives) atau pun yang bersifat serba
kebutuhan ekonomi anggota. Hal itu dapat dipahami, karena perusahaan koperasi
yang mereka miliki merupakan alat untuk memperbaiki atau pun mengurusi
rumah tangga mempunyai kebutuhan ekonomi yang sama dan hal itulah faktor
rapat anggota.
anggota. Kegiatan pelayanan ini tentu sekaligus diharapkan dapat menjadi sumber
yang layak.
menguntungkan.
adalah kelebihan kapasitas dana dan daya yang dimiliki oleh koperasi untuk
69
maupun umum.
3. Usaha dalam bidang jasa dan pelayanan kesehatan, yaitu usaha yang bergerak
2. Jasa wartel
3. Jasa apotek
4. Sewa tempat
6. Bunga bank
7. Jasa kolektor
lingkungan RSCM.
demikian, dalam laporan ini tidak diperhatikan perubahan dalam nilai uang
maupun nilai sekarang dari aktiva-aktiva tidak lancar dan kebijakan akuntansi
basic). Dengan demikian pendapatan dan biaya diakui pada saat terjadinya
pinjam. Laba kotor yang diperoleh atas penjualan barang kepada anggota
transaksi penjualan langsung dicatat Harga pokok penjualan dari barang yang
dijual tersebut.
71
B. Perhitungan Pembagian SHU yang di gunakan Koperasi KPRI RSCM
Anggota Pasif :
Simpanan Anggota
x SHU ( 35 % )
Simpanan Seluruh Anggota
Anggota Aktif :
Simpanan Anggota
x SHU ( 35 % )
Simpanan Seluruh Anggota
Transaksi Anggota
x SHU ( 25 % )
Total Transaksi Seluruh Anggota
Dana Cadangan : 25 %
Dana Anggota : 60 %
Dana Pengurus : 5%
Dana Pegawai : 5%
sejak awal tahun telah mencatat dan memisahkan aktivitas ekonominya, antara
transaksi dengan anggota dan transaksi dengan non anggota. Karena metode yang
digunakan didalam pembagian SHU, idealnya harus dipisahkan antara kedua jenis
transaksi dengan anggota dan transaksi dengan non anggota maka dalam proses
Dari SHU tahun buku 2006 SHU setelah pajak yang diterima koperasi
RSCM adalah sebesar Rp 3,504,829,064 yang didapat dari anggota dan bukan
bukan anggota. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka kemungkinan koperasi
tidak dapat melakukan pembagian SHU secara Transparan, demokratis dan adil.
Rapat anggota telah menetapkan bahwa SHU bagian anggota dibagi
sebagai berikut:
25 %
Jasa usaha = x Rp 1.675.255.154,- = Rp 698.022.981
60 %
35 %
Jasa modal = x Rp 1.675.255.154,- = Rp 977.232.173
60 %
A. Muchlis Rasjid, salah satu anggota koperasi tersebut memiliki saldo simpanan
Maka jumlah SHU yang akan diterima oleh A. Muchlis Rasjid dihitung dengan
dikalikan dengan bagian SHU total anggota untuk anggota, yaitu sebagai berikut;
1,771,951
Jasa modal anggota = x 977.232.173
4,795,599,462
= 361.083
Selama tahun 2006 A. Muchlis Rasjid telah melakukan pembelian kepada
koperasi sebesar Rp 263,898 selama tahun 2006, berasal dari transaksi yang
dilakukan oleh Muchlis selama satu tahun yaitu Rp 8.200.000 jadi menurut
Karena itu, bagian SHU A. Muchlis Rasjid dihitung dengan membagi total
Penjualan anggota
Jasa penjualan anggota = x Total jasa penjualan
penjualan anggota total
8.200.000
= x 698.022.981
21.689.392.370
= 263.898
Sehingga bagian SHU yang akan diterima oleh A. Muchlis Rasjid sebesar
624,981 yang terdiri dari jasa modal sebesar Rp 361.083 dan jasa penjualan
sebesar Rp 263.898 dan jika SHU untuk anggota ini langsung dibagikan maka staf
Kas 624.981
Jika A. Muchlis Rasjid tidak mau menerima tunai SHU yang menjadi bagiannya,
tetapi menyimpan SHU bagiannya dalam simpanan suka rela maka jurnal yang
Tabel 5.2
Kompilasi data simpanan, transaksi usaha, dan SHU per anggota
3.035
anggota dan jenis serta jumlahnya untuk keperluan lain, ditetapkan oleh Rapat
Anggota sesuai dengan AD/ART koperasi. Dalam hal ini, jasa usaha mencakup
Dengan mengacu pada pengertian diatas, maka besarnya SHU yang akan
diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal
pengertian ini, juga dijelaskan bahwa ada hubungan linier antara transaksi usaha
anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi
( usaha dan modal ) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang
akan diterima. Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta, di mana dividen yang
diperoleh pemilik saham adalah proporsional, sesuai dengan besarnya modal yang
dimiliki. Hal ini merupakan adalah satu pembeda koperasi dengan badan usaha
lainnya.
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari
anggota.
5. Jumlah simpanan per anggota.
yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil dan sebanding
dari 2 (dua) kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
yang bersangkutan.
15
Arifin Setio, Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik,Erlangga, 2001, Hal.8
b. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai
Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah
berikut.
Contoh :
1. Cadangan : 25 %
2. Jasa anggota : 60 %
3. Dana pengurus : 5%
4. Dana karyawan : 5%
Di mana :
Va Sa
SHUpa = x JUA + x JMA
VUK TMS
Di mana :
koperasi)
60% dari total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota
tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan
pembagian jasa usaha anggota sebesar 25 % dan pembagian jasa jasa modal 35 %,
Kedua, SHU bagian anggota (60%) dijadikan menjadi 100 %, sehingga dalam
hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai
sebagai investor anggota berhak menerima hasil investasinya. Di sisi lain, sebagai
Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber
dari anggota sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dari hasil transaksi
yang bersumber dari nonanggota cukup besar, maka rapat anggota dapat
baik, biasanya terdapat pemisahan sumber SHU yang berasal dari anggota
dengan yang berasal dari nonanggota. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam
b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan
anggota sendiri.
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari
dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa
modal dan jasa transaksi usaha yang dibagikan kepada anggota. Dari SHU
bagian anggota, Harus ditetapkan persentase untuk jasa modal, misalkan 30%
belum ada formula yang baku mengenai penentuan proporsi jasa modal dan
jasa transaksi usaha, tetapi hal ini dapat dilihat dari struktur permodalan
koperasi itu sendiri. Apabila total modal sendiri koperasi sebagian besar
bagian anggota diperbesar, tetapi tidak akan melebihi dari 50 %. Hal ini perlu
diperhatikan untuk tetap menjaga karakter koperasi itu sendiri, di mana
Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada
koperasi. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses
demokrasi.
SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian
Sumber SHU
Sumber SHU:
3.035
Sumber : Data yang diolah berdasarkan data Koperasi RS Dr. Cipto Mangunkusumo
Va Sa
SHUpa = x JUA x JMA
VUK TMS
SHU Usaha Anggota = Va / VUK (JUA)
Di mana :
koperasi)
= Rp 380.014
= Rp 247.599
= Rp 332.767
= Rp 89.327
= Rp 213.549
= Rp 230.045
= Rp 214.105
= Rp 245.290
= Rp 462.504
= Rp 235.293
= Rp 635.342
= Rp 237.876
= Rp 505.679
= Rp 235.521
= Rp 1.427.936
SHU Modal Anggota = Sa / TMS (JMA)
= Rp 245.878
= Rp 540.406
= Rp 235.635
= Rp 310.962
= Rp 243.590
memperoleh hasil yang cukup berbeda. Dimana setiap anggota mendapatkan SHU
peranggota dengan jumlah yang lebih besar daripada yang didapat dengan
menjadi 100 %, sehingga dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut,
didasarkan atas modal koperasi itu sendiri, karena modal koperasi sebagian besar
persentase jasa transaksi anggota dan persentase jasa modal anggota lebih besar
jumlah persentase jasa transaksi anggota, ini bertujuan agar anggota koperasi aktif
anggota koperasi diperbesar. Jika jasa transaksi anggota meningkat maka SHU
Dari hasil analisis dan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti, anggota
SHU yang diperoleh anggota sebanding dengan jasa transaksi yang telah anggota
koperasi lakukan kepada koperasi RSCM. Dari hasil analisis dan perhitungan
seluruh anggota koperasi melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dalam RAT
lebih baik lagi untuk anggota koperasi yang pada dasarnya anggota koperasi
A. Kesimpulan
pengaruh jasa transaksi anggota terhadap jumlah SHU yang diterima anggota
pada KPRI Rs. Dr. Cipto Mangunkusumo, maka penulis mencoba untuk
Laporan keuangan koperasi terdiri dari laporan sisa hasil usaha dan neraca
Antara lain:
a. Cadangan : 25 %
b. jasa anggota : 60 %
c. dana pengurus : 5%
93
d. dana karyawan : 5%
3. Hasil analisis pengaruh jasa transaksi anggota terhadap jumlah SHU yang
yang bukan berasal dari anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota
anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.
terdapat pemisahan sumber SHU yang berasal dari anggota dengan yang
94
berasal dari nonanggota. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam pembagian
SHU adalah memilah yang bersumber dari hasil transaksi usaha dengan
koperasi dengan peneliti cukup berbeda, hasil yang diperoleh peneliti lebih
melakukan pembagian SHU yang transparan, demokratis, dan adil. Dan itu
dilakukan oleh koperasi sebagai badan usaha yang dibatasi dengan prinsip-
prinsip koperasi.
maka SHU yang diperoleh positif itu berarti kontribusi anggota koperasi
sebagian dari SHU untuk cadangan, dana pendidikan, dan dana-dana untuk
keperluan lain serta sisanya dibagikan kepada anggota menurut jasa masing-
masing anggota.
95
B. Saran
hanya menambah dari kerja yang sudah ada. Adapun saran yang dapat penulis
pembukuan transaksi anggota dan bukan anggota, koperasi sejak awal tahun
dengan anggota dan transaksi dengan non anggota. Karena dalam pembagian
dalam perhitungan SHU peranggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada
anggota harus diumumkan secara jelas didalam RAT, sehingga setiap anggota
kepada koperasi. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses
demokrasi.
96
DAFTAR PUSTAKA
S.S, Harahap, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta,
2002
Partomo Titik Sartika, Abdul Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah
Dan Koperasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002
Sitio Arifin, Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2001
Skousen, F.K., Stice, E.K., Akuntansi Keuangan Menengah, Salemba Empat, Jakarta,
2001
S.R, Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Kedua, Edisi Kelima, Salemba
Empat, Jakarta, 2005