Anda di halaman 1dari 129

TINJAUAN PENERAPAN SAK ETAP PADA PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN KOPERASI YANG TERDAFTAR DI


DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA BOGOR

TUGAS AKHIR
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS - TUGAS DAN
MEMENUHI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH
GELAR AHLI MADYA AKUNTANSI

OLEH:
NURUL AENI
D3-0317038

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM DIPLOMA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINANIAGA INDONESIA
BOGOR
20
PROGRAM STUDI DIPLOMA III (D-3) AKUNTANSI
UNIVERSITAS BINANIAGA INDONESIA
PENGESAHAN TUGAS AKHIR

JUDUL : TINJAUAN PENERAPAN SAK ETAP [ADA PENYAJIAN


LAPORAN KEUANGAN KOPERASI YANG TERDAFTAR
DI DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA BOGOR
OLEH : NURUL AENI
NPM : D3-0317038

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

(Rizki Ahmad Fauzi, SE., Ak., MM) (Ina Sultani, SE.,MM)

PENGUJI I PENGUJI II

(Drs. Priyo Wismantoro, MM) (Rima Auliyamartha Agustina, SE., M. Ak)

BOGOR, SEPTEMBER 2020


REKTOR
UNIVERSITAS BINANIAGA INDONESIA

(Dr. Ismulyana Djan, SE., MM)

i
LEMBAR PERSEMBAHAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan

hidayahnya kepada hamba-Nya ini, Shalawat serta slaam kepada nabi

Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia kepadada jalan yang

diridhoi Allah SWT.

Tugas akhir ini dipersembahkan untuk pihak-pihak yang telah memberikan

dukungan sehingga tugas akhir ini selesai. Mereka adalah

1. Ibu, almarhum bapak saya dan kakak-kakak saya yang telah memberikan

dukungan dan doa nya.

2. Teman dan sahabat saya yang selalu memberikan dukungan agar tugas

akhir ini bisa selesai

3. Pa Rizki Ahmad Fauzi selaku dosen pembimbing yang telah membantu

saya dan memberikan tugas akhir ini

4. Menuju Jannah yang selalu memberikan mungkin komentar-komentar

motivasi agar bisa menyelesaikan tugas akhir bersama-sama

5. Teh Dina dan A Ismat yang sangat membantu sekali dalam meyelesaikan

tugas akhir ini

6. Semua pihak yang saya tidak bisa saya sebutkan diatas.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya semoga

kebaikan anda semua mendapatkan balasan dari Allah SWT

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi. Adapun judul dari tugas akhir ini

adalah ‘’ TINJAUAN PENERAPAN SAK ETAP PADA PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN KOPERASI YANG TERDAFTAR DI KOTA

BOGOR’’.

Penulis berharap tugas akhir ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis

mohon maaf apabila terdapat kekurangan di dalam penulisan ini. Dengan segenap

kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini dari

sentuhan dan iringan doa dari berbagai pihak yang senantiasa menuntun dan

membantu penulis dalam menyelesaikannya. Dalam kesempatan ini izinkan

penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Rizki Ahmad Fauzi, SE., AK., MM selaku dosen pembimbing yang

telah membantu memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan tugas

akhir ini.

3. Keluarga saya yang telah membantu memberikan semangat dan doanya

dalam penulisan tugas akhir ini.

4. Sahabat- sahabat saya yang telah membantu saya memberikan motivsi dan

semangat dalam penulisan tugas akhir ini

iii
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas bantuannya. Penulis

menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan dalam

penelitian. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata

penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pengembanagn

ilmu pengetahuan khususnya bidann ekonomi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, September 2020


Penulis

( Nurul Aeni)
D3-0317038

iv
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................

LEMBAR PERSEMBAHAN...........................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

DAFTAR TABEL............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................

C. Batasan Masalah............................................................................

D. Tujuan Penelitian...........................................................................

E. Kegunaan Penelitian......................................................................

F. Metode Penelitian..........................................................................

G. Lokasi Penelitian............................................................................

H. Sistematika Penulisan....................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi

1. Pengertian koperasi..............................................................

2. Ciri-ciri Koperasi..................................................................

3. Karakteristik Koperasi..........................................................

4. Tujuan Koperasi...................................................................

v
5. Fungsi dan Peran Koperasi...................................................

6. Penggolongan Koperasi........................................................

7. Alat Kelengkapan Koperasi..................................................

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan.............................................

2. Tujuan Laporan Keuangan...................................................

3. Pengukuran Unsur-unsur Laporan Keuangan......................

4. Karakteristik kualitatif Laporan keuangan ..........................

5. Penyajian Laporan Keuangan...............................................

C. SAK ETAP

1. Pengertian SAK ETAP.........................................................

2. Karakteristik SAK ETAP.....................................................

3. Tujuan penyusunan SAK ETAP...........................................

4. Elemen Laporan keuangan menurut SAK ETAP.................

5. Unsur-Unsur Laporan keuagan Menurut SAK

ETAP....................................................................................

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor

1. Sejarah Dinas Koperasi dan UMKM........................................ 64

2. Visi dan Misi............................................................................. 65

3. Struktur Organisasi, tugas, dan wewenang............................... 66

B. Deskripsi dan Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Berjenis KPRI

yang Terdaftar di Kota Bogor

1. KPRI Nabati Lestari.................................................................. 77

2. KPRI Wiyata Sejahtera............................................................. 87

vi
3. KPRI Adhyaksa........................................................................ 89

4. KPRI Bhakti Lestari.................................................................. 95

5. KPRI Kopmanda....................................................................... 98

C. Tinjauan Kesesuaian Penyajian Laporan Keuangan Koperasi berjenis

KPRI Berdasarkan SAK ETAP

1. Kesesuaian Dan Kelengkapan Elemen Laporan ......................

Keuangan Koperasi Berdasarkan SAK ETAP.......................... 102

2. Kesesuaian Penyajian Laporan ................................................

Keuangan Koperasi Berdasarkan SAK ETAP.......................... 102

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................... 112

B. Saran .................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

HALAMAN

TABEL 2.1 Perbandingan antara koperasi dan................................................


Badan Usaha Milik Negara.............................................................................. 19
TABEL 3.1 Neraca komparatif KPRI Nabati lestari........................................ 78
TABEL 3.2 Laporan laba/rugi KPRI Nabati Lestari...................................... 85
TABEL 3.3 Neraca KPRI Wiyata Sejahtera..................................................... 88
TABEL 3.4 Neraca sie usaha KPRI Wiyata Sejahtera..................................... 89
TABEL 3.5 LABA RUGI WIYATA SEJAHTERA........................................

vii
TABEL 3.5 Neraca komparatif KPRI Adhyaksa............................................. 90
TABEL 3.6 Laporan Laba Rugi KPRI Adhyaksa............................................ 92
TABEL 3.7 Perkembangan Modal KPRI Adhyaksa........................................ 94
TABEL 3.8 Neraca Komparatif KPRI Bhakti Lestari...................................... 96
TABEL 3.9 Laba Rugi KPRI Bhakti Lestari.................................................... 97
TABEL 3.10 Neraca KOPMANDA................................................................. 98
TABEL 3.11 Sisa Hasil Usaha Kopmanda....................................................... 99
TABEL 3.12 Perubahan modal Kopmanda...................................................... 100
TABEL 3.13 Kesesuaian elemen laporan Keuangan SAK ETAP................... 103
TABEL 3.14 Cheklist pos-pos neraca pada KPRI Nabati Lestari....................
TABEL 3.15 Cheklist pos-pos laporan Laba rugi pada ...................................
KPRI Nabati Lestari......................................................................................... 103
TABEL 3.16 Cheklist pos-pos neraca pada KPRI Wiyata Sejahtera............... 105
TABEL 3.17 Checklist pos-pos Laporan laba rugi pada KPRI........................
Wiyata Sejahtera.............................................................................................. 105
TABEL 3.18 Cheklist pos-pos neraca pada KPRI Adhyaksa........................... 106
TABEL 3.19 Checklist pos-pos Laporan laba rugi pada KPRI Adhyaksa....... 107

TABEL 3.20 Chekclist pos-pos laporan perubahan ekuitas ............................


pada KPRI Adhyaksa........................................................................................ 107
TABEL 3.21 Cheklist pos-pos neraca pada KPRI Bhakti lestari..................... 108
TABEL 3.22 Checklist pos-pos Laporan laba rugi pada..................................
KPRI Bhakti Lestari........................................................................................ 108
TABEL 3.23 Cheklist pos-pos neraca pada......................................................
KPRI Kopmanda.............................................................................................. 109
TABEL 3.24 Checklist pos-pos Laporan laba rugi pada..................................
KPRI Kopmanda.............................................................................................. 110
TABEL 3.25 Chekclist pos-pos laporan perubahan ekuitas pada ...................
KPRI Kopmanda............................................................................................... 110

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang

ekonomi, koperasi itu sendiri dioperasikan oleh para anggotanya untuk

memenuhi kepentingan dan mencapai tujuan bersama di bidang ekonomi,

adapun menurut Undang Undang Nomor 25 tentang Perkoperasian disebutkan

bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

badan hukum koperasi sekaligus sebagai gerakan rakyat berdasarkan atas asas

kekeluargaan. Dalam Undang Undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992

pasal 3 koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur

berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 adapun fungsi dan

peran koperasi yang tercantum dalam pasal 4 adalah membangun dan

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi

dan sosial, berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat, memperkokoh perekonomian rakyat sbagai

dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

soko gurunya, berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan


2

perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan

dan demokrasi ekonomi. Jenis koperasi menurut UU NO 25 Tahun 1992 pasal

16 jenis koperasi di dasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan

ekonomi anggotanya, di Indonesia ini sendiri kita mengetahui beberapa jenis

koperasi berdasarkan usahanya, diantaranya koperasi simpan pinjam, koperasi

produksi, koperasi konsumsi dan koperasi serba usaha.

Sekarang ini kita mengetahui bahwa koperasi merupakaan suata badan

usaha ataupun organisasi yang bergerak di bidang ekonomi maka koperasi

membutuhkan pedoman yang dapat mewujudkan koperasi yang dikelola secara

profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan

akuntanbilitas yang dapat diakui, diterima dan dipercaya, khususnya untuk para

anggotanya dan umumnya untuk masyarakat luas seperti yang terlampir dalam

PERMEN KUKM No. 04/Per/M.KUKM/VII/2012 TENTANG PEDOMAN

UMUM AKUNTANSI KOPERASI, salah satu cara agar dapat terlaksananya

prinsip tersebut adalah melalui penerapan akuntansi secara benar dan tertib.

koperasi sendiri memiliki identitas, maka penerapan penyelenggaraan akuntansi

dan penyajian laporan keuangannya juga harus menunjukan ciri sendiri

dibanding dengan akuntansi dan laporan keuangan badan usaha lainnya.

Laporan keuangan koperasi menyajikan informasi mengenai, keadaan, kinerja

dan perubahan posisi keuangan koperasi yang dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan strategis untuk kemajuan koperasi.


3

Pada awalnya koperasi memiliki PSAK No. 27 sebagai pedoman untuk

mengatur akuntansi perkoperasian bagi badan usaha koperasi, akan tetapi

PSAK No. 27 tentang perkoperasian ini telah dicabut pada tanggal 8 April 2011

oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dengan disahkannya PPSAK 8

Tentang Pencabutan PSAK No. 27, dasar pertimbangan pencabutan PSAK 27

menurut Ikatan Akuntansi Indonesia adalah dampak dari konvergensi ke

standar akuntansi internasional (International Financial Reporting Standard atau

IFRS) yang mengakibatkan perlunya pencabuatan SAK untuk suatu industri

tertentu. Hal ini dikarenakan pengaturan akuntansi secara prinsip sudah ada

dalam SAK yang mengacu ke IFRS. Dalam Pedoman Umum Akuntansi

Koperasi dijelaskan bahwa Standar Akuntansi keuangan yang mengacu pada

IFRS dibagi menjadi 2 (dua) yaitu STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTINITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) DAN

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN UMUM (SAK UMUM). Koperasi

sendiri termasuk dalam entitas tanpa akuntabilitas publik maka memberlakukan

akuntansi koperasi dengan SAK ETAP. Dengan begitu maka koperasi memiliki

kewajiban yang sama untuk meyusun laporan keuangan.

Di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor terdapat 868 koperasi yang

terdaftar, dengan rincian 558 koperasi aktif dan 310 yang tidak aktif diantara

558 koperasi aktif baru 210 koperasi yang menyelenggarakan RAT per tanggal

17 juni 2020 jadi baru sekitar 38% koperasi aktif yang menyelenggarakan
4

RAT. Di dalam RAT tersebut terdapat laporan keuangan koperasi yang telah

disusun oleh masing-masing koperasi yang menyelenggarakan RAT.

Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah sudah SAK ETAP diterapkan

dengan efektif di Koperasi yang berada di Kota Bogor. Maka berdasarkan

kebutuhan penyusunan Tugas Akhir untuk melengkapi studi D3-AKUNTANSI

dilakukan penelitian mengenai ‘’ Tinjauan Penerapan SAK ETAP Pada

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan

UMKM Kota BOGOR

B. Batasan Masalah

Dalam penyusunan tugas akhir ini terdapat batasan-batasan dalam

penyusunannya yaitu sebagai berikut:

1. Laporan keuangan yang akan diteliti adalah laporan keuangan koperasi

yang telah menjalankan RAT pada tahun 2020 dengan laporan keuangan

tahun buku 2019 dan di laporkan kepada Dinas Koperasi Kota Bogor;

2. Laporan keuangan yang akan diteliti adalah laporan keuangan koperasi

yang usaha utama nya adalah usaha simpan pinjam;

3. Laporan-laporan keuangan yang akan diteliti akan difokuskan pada

pembahasan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan

SAK ETAP.
5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan penulis sebelumnya,

maka dapat dirumuskan permasalahnnya sebagai berikut:

1. Bagaimana penyajian laporan keuangan pada koperasi yang terdaftar di

Dinas Koperasi Kota Bogor?

2. Apakah penyajian laporan keuangan pada koperasi yang terdaftar di

Dinas Koperasi Kota Bogor sudah sesuai dengan SAK ETAP?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkam rumusan masalah yang akan dibahas, maka tujuan

penulis melakukan penelitian ini adalah untuk:

1. Agar mengetahui bagaimana penyajian laporan keuangn kopereasi-

koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi Kota Bogor;

2. Agar mengetahui apakah koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi dan

UMKM Kota Bogor sudah menyajikan laporan keuangannnya sesuai

dengan ketentuan-ketentuan SAK ETAP.

E. Kegunaan Penelitian

Dengan tercapainnya tujuan penelitian ini diharapkan memberikan

manfaat dan informasi bagi pihak berkepentingan, antara lain:


6

1. Bagi penulis

a. Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan

b. Dapat menambah pengetahuan dan informasi dalam penyusunan

laporan keuangan

c. Sebagai salah satu sayarat akademik kelulusan guna mencapai gelar

Ahli Madya akuntansi

2. Bagi Dinas Koperasi Kota Bogor

a. Menjadikan hasil penelitian sebagai informasi baru tentang

penyajian laporan koperasi yang sesuai dengan SAK ETAP

b. Dapat menjadi saran atau masukan untuk bahan pertimbangan

menerapkan peraturan penyajian laporan keuangan pada RAT setiap

koperasi sesuai dengan SAK ETAP

3. Bagi Koperasi

Sebagai saran atau masukan para koperasi di Kota Bogor untuk

menyajikan laporan keuangan yang sesuai denga SAK ETAP

4. Bagi Pihak lain

a. Dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya

b. Dapat menambah wawasan tetang ketentuan SAK ETAP pada

laporan keuangan koperasi


7

E. Metodologi Penelitiansis

Metode penulisan yang digunakan ileh penulis untuk melakukan

pengumpulan data adalah:

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriftif

kualitatif yaitu pengamatan atau penelitian yang bertujuan untuk

gambaran tentang keadaan suatu perusahaan.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Lapangan

Studi lapangan merupakan suatu metode teknik pengumpulan data

dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek

penelitian, dalam penelitian ini penulis melakukan pengambilan

data di Dinas Koperasi dan UMKM kota Bogor lebih tepatnya di

bidang koperasinya.

b. Wawancara

Yaitu teknik pengambilan data primer dengan cara mengajukan

pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait di Dinas Koperasi Kota

Bogor.

c. Studi pustaka

Yaitu penelitian yang dilakukam dengan cara mencari data yang

diperlukan dari literatur-literatur ataupun membaca data


8

kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas

dalam penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian

ini adalah menggunakan metode dokumentasi. Pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis dokumen sumber yang

berupa laporan Rapat Angota Tahunan (RAT) koperasi yang terdaftar di

Dinas Koperasi Kota Bogor.

4. Jenis dan Sumber data

1. Jenis data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah:

Data kualitatif yaitu dalam bentuk dokumen- dokumen, data

kualitatif menurut Sugiyono(2015) adalah data yang berbentuk kata,

skema, dan gambar.

2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, dalam penelitian ini data primer yang digunakan

adalah: jumlah koperasi yang aktif di Kota Bogor pada tahun

2019.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber

terpercaya, sumber terpercaya yang dimaksud adalah laporan


9

keuangan pada laporan pertanggung jawaban Rapat Anggota

Tahunan yang terdaftar di Dinas Koperasi Kota Bogor tahun

buku 2019.

5. Populasi dan Teknik Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

koperasi di Kota BOGOR

2. Teknik Sampel

Pemilihan sampel dilakukann dengan menggunakan metode

purposive sampling, purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu

Adapun pertimbangan yang digunakan oleh penulis yaitu:

a. Seluruh koperasi di kota bogor yang terdaftar di Dinas

koperasi dan telah melakukan RAT tahun buku 2019.

b. Koperasi yang sudah berdiri minimal 5 tahun

c. Koperasi berjenis KPRI dan mempunyai usaha utama simpan

pinjam.

G. Lokasi Penelitian

Dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini

penulis melakukan penelitian di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor yang

berlokasi di jl. Dadali No. 02 RT 01/RW 05 Kec. Tanah Sareal.


10

H. Sistematika Penulisan

Untuk menjelaskan dan menggambarkan isi dari pembahasan penelitian

tugas akhir ini, maka penulis akan menjelaskan secara singkat isi dari tugas

akhir ini, yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, lokasasi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis memaparkan landasan teori yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini seperti pengertian

laporan keuangan, pengertian koperasi dan SAK ETAP.

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan data dan fakta yang diperoleh dari hasil penelitian beserta

analisisnya yang ditulis oleh peneliti. Isi dari sub bab ini adalah, koperasi-

koperasi di Kota Bogor, unit usaha koperasi.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan tentang pokok permasalahan yang dibahas oleh penulis

secara singkat dan jelas dan memuat mengenai saran atau masukan yang dapat

diberikan kepada pihak-pihak yang terkait.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Hampir di seluruh dunia orang mengenal koperasi, sama halnya

dengan di Indonesia banyak orang mengenal istilah koperasi. Di kalangan

masyarakat tani ada Koperasi Unit Desa (KUD) dan sebagainnya.

Pada dasarnya banyak pengertian dan definisi tentang koperasi.

Dari akar katanya koperasi berasal dari Bahasa Latin coopore atau co-

operation dalam Bahasa Inggris yang artinya kerja sama atau bekerja

bersama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan dan tujuan

bersama.

Menurut Sattar (2018) dalam Buku Ajar Ekonomi Koperasi,

pengertian koperasi lebih detail dan berdampak internasional diberikan

oleh ILO (International Labour Organization) sebagai berikut:

‘’cooperative defined as an association of persons usually of


limited means, who have voluntarily joined together to achieve a common
economic and through the formation of a democratically controlled
business organization, making equitable contribution to the capital
required and acceptiang affair share of the risk and benefits of the
undertaking.’’

Dalam definisi yang diberikan oleh ILO tersebut, terdapat 6 elemen

yang dikandung koperasi, sebagai berikut:


12

a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (association of persons).

b. Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan

(voluntarily joined together).

c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common

economic end).

d. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha)

yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis (formation of a

democratically controlled business organization).

e. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan

(making equitable contribution to the capital required)

f. Anggota koperasi menerima risiko dan manfaat secara seimbang

(accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking).

Adapun pengertian koperasi menurut Undang-Undang No. 25

Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang perkoperasian adalah sebagai berikut:

‘’Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang


atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.’’

Adapun Pengertian koperasi menurut Rudianto (2015:3), adalah

sebagai berikut:

‘’koperasi adalah sekumpulan orang yang secara sukarela


mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi
13

mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara


demokratis.’’

Sedangkan berdasarkan UU Nomor, 17 Tahun 2012 Pasal 1 ayat (1)

tentang perkoperasian yaitu:

“Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang


perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan
para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang
memenuhi dengan nilai dan prinsip koperasi’’

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas

mulai dari pengertian internasional sampai pengertian dari para ahli

Indonesia, penulis dapat menyimpulkan bahwa koperasi adalah suatu

kumpulan orang-orang yang bergabung secara sukarela membentuk suatu

badan usaha yang berasaskan kekeluargaan dan demokrasi untuk

mencapai tujuan bersama dalam hal kesejahteraana ekonomi.

2. Ciri-ciri Koperasi

Pada dasarnya, ciri khas koperasi/ jati diri koperasi merupakan

prinsip-prinsip yang digunakan koperasi tersebut. Adanya prinsip

koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda

dengan badan usaha lain karena koperasi mempunyai tujuan utama yaitu

untuk mensejahterakan anggotanya. Berikut ini disajikan beberapa prinsip

/ciri khas koperasi sebagai berikut:


14

Dalam Buku Ajar Ekonomi (2017) terdapat prinsip Hans Munker

yang menyarikan 12 prinsip koperasi sebagai berikut:

a. Keanggotaan bersifat sukarela (voluntarily membership)

b. Keanggotaan terbuka (open membership)

c. Pengembangan anggota (member promotion)

d. Identitas sebagai pemilik dan pelanggan (identity of co-owner and

customers)

e. Manajemen dan pengawasan dilaksanakan secara demokratis

(democratic management and control)

f. Koperasi sebagai kumpulan orang-orang (personal cooperation)

g. Modal yang berkaitan dengan aspek social tidak dibagi (indivisible

social capital)

h. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi (economic efficiency of the

cooperative enterprise)

i. Perkumpulan dengan sukarela (voluntarily association)

j. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan

(autonomy in goal setting and decision making)

k. Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi (fair

and just distribution of economic result)

l. Pendidikan anggota (member education)


15

Prinsip-prinsip koperasi yang diidentifikasi Munker tersebut

merupakan perpaduan dari aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi

social dan kehidupan bermasyarakat.

Adapun prinsip yang dikemukakan oleh ICA (International

Cooperative Alliance) yang merupakan organisasi gerakan koperasi yang

tertinggi di dunia merumuskan bahwa ciri khas/ prinsip koperasi adalah

sebagi berikut:

a. Keanggotaan koperasi secara terbuka tanda adanya pembatasan

yang dibuat-buat (open and voluntarily membership)

b. Kepemimpinan yang demokrasi atas dasar satu orang satu suara

(democratic control one member one vote)

c. Modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada (limited

interest of capital)

d. SHU dibagi 3:

1) Sebagian untuk cadangan;

2) Sebagian untuk masyarakat;

3) Sebagaian untuk dibagikan kembali kepada anggota sesuai

dengan jasa masing-masing.

e. Semua koperasi harus melaksanakan Pendidikan secara terus

menerus (promotion of education)


16

f. Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik di

tingkat regional, nasional, maupun internasional (interco-perative

network).

Sedangkan ciri-ciri koperasi menurut Subandi (2013:25) yaitu

sebagai berikut:

a. Dilihat dari Segi Pelakunya

Koperasi ialah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang

yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas,

yang secara sukarela menyatukan dirinya di dalam koperasi.

b. Dilihat dari Tujuan Usahanya

Tujuan usaha koperasi pada dasarnya ialah untuk memperjuangkan

kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para

anggotanya.

Sedangkan menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 tahun

1992,Koperasi memiliki ciri-ciri yaitu :

a. Koperasi adalah badan usaha yang pada dasarnya untuk mencapai

suatu tujuan memperoleh keuntungan ekonomis;

b. Tujuan harus berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk

meningkatkan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif


17

dan efisien sehingga mampu mewujudkan pelayanan usaha yang dapat

meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar besarnya pada

anggota;

c. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka serta tidak boleh

dipaksakan oleh siapapun, yang berarti tidak ada pembatasan atau

diskrimasi dalam bentuk apapun;

d. Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para

anggota yang memegang serta melaksanakan kekuasaan tertinggi

dalam koperasi;

e. Pembagian pendapat atas sisa hasil usaha dalam koperasi ditentukan

berasarkan pertimbangan jasa usaha anggota kepada koperasi dan balas

jasa terhadap modal yang diberikan kepada anggotanya adalah terbatas

artinya tidak memiliki suku bunga yang berlaku di pasar dan tidak

berdasarkan atas besarnya modal yang diberikan;.

f. Koperasi berprinsip mandiri, ini mengandung arti bahwa koperasi

dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain.

Dari beberapa penjelasan tentang ciri-ciri koperasi yang telah

dikemukakan di atas maka penulis dapat menyimpulkan ciri-ciri koperasi

secara garis besar adalah memiliki tujuan untuk mensejahterakan para

anggotanya dari segi ekonomi dan dalam mengikuti keanggotaannya

dilakukan secara sukarela tidak ada paksaan serta kegiatannya dilakukan

secara demokratis.
18

3. Karakteristik Koperasi

Koperasi juga merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sama

dengan badan usaha lain yang memiliki hak dan kewajiban sebagai badan

usaha dan juga berbadan hukum seperti badan usaha CV, Firma,

Perseroan Terbatas. Namun dari kesamaan itu terdapat perbedaan

koperasi dengan bentuk usaha lain. Dalam buku modul manajemen

koperasi terdapat karakteristik koperasi, yang terbagi menjadi 7 dimensi

yang perlu diketahui, sebagai berikut:

a. Siapa pemilik koperasi;

b. Siapa pengguna jasa koperasi

c. Siapa pemilik suara pada koperasi;

d. Bagaimana pelaksanaan voting pada koperasi;

e. Siapa yang menentukan kebijakan koperasi;

f. Siapa yang menerima sisa hasil usaha koperasi;

g. Siapa yang bertanggung jawab atas kerugian koperasi;

h. Siapa pemegang kekuasaan tertinggi pada koperasi

Untuk mengetahui jawaban daari karakteristik koperasi dapat

me;ihat pada table dibawah ini dan bandingkan dengan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN).


19

Tabel 1

Perbandingan antara koperasi dan Badan Usaha Milik Negara

No. Segi-segi yang Koperasi Badan Usaha Milik

dibandingkan Negara

1 Siapa pemilik usaha Anggota Umum/ anggota


msayarakat
2 Siapa pengguna jasa Anggota Pemegang saham

3 Siapa pemilik suara Para anggota Pemegang saham

4 Bagaiman voting itu Satu anggota Berdasarkan


dilakukan satu suara pada jumlah saham yang
rapat anggota dimilikinya
dan tidak boleh
diwakilkan
5 Siapa yang menentukan Pengurus, dalam Direksi
kebijakan perusahaan hal-hal tertentu
memerlukan
pengesahan dari
rapat anggota
6 Siapa yang menerima Anggota, sesuai Pemegang saham
sisa hasil usaha(SHU) dengan jasa/
atas keuntungan partisipasinya
7 Siapa yang bertanggung Anggota, sesuai Pemegang saham
jawab terhadap dengan jasa/
kerugian perusahaan partisipasinya
20

8 Siapa pemegang Rapat anggota Rapat pemegang


kekuasaan tertinggi saham

Adapun dalam jurnal yang ditulis Warno dan Sri Wiranti Setiyanti

(2014), karakteristik utama koperasi adalah posisi utama anggota

koperasi sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Sedangkan

karakteristik koperasi yang lain adalah sebagai berikut:

a. Koperasi dibentuk oleh anggota atas dasar ekonomi yang sama;

b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai

kemandirian, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi,

tanggung jawab sosial serta kepedulian terhadap orang lain;

c. Koperasi didirikan, diatur, dikelola, diawasi serta dimanfaatkan oleh

anggotanya;

d. Tugas pokok koperasi adalah melayani kebutuhan ekonomi

anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota;

e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada

anggotanya, maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya.

Dari penjelasan karakteristik koperasi di atas, penulis dapat

menyimpulkan karakteristik utama kopearsi secara garis besar yaitu

pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi adalah pada saat rapat


21

anggota, dan koperasi menjadikan prioritas utamanya adalah anggota nya

sendiri.

4. Tujuan Koperasi

Tujuan koperasi sebagai badan usaha tidaklah semata-mata hanya

pada orientasi laba (profit oriented), tetapi juga dalam orientasi manfaat

(benefit oriented. Karena itu, dalam banyak kasus koperasi manajemen

koperasi tidak mengejar keuntungan sebagai tujuan utama koperasi

karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan.

Dalam UU No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3

disebutkan bahwa tujuan utama koperasi adalah mewujudkan

keejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

serta mewujudkan tatanan perekonomian yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.

Tetapi tujuan koperasi tersebut masih bersifat umum, maka dari itu

setiap koperasi harus memiliki tujuan yang lebih jelas, tujuan yang jelas

dapat dapat memudahkan manajemen dalam mengelola koperasi.

Adapun penjelasan tujuan koperasi tersebut dijabarkan oleh Sattar

dalam Buku Ajar Ekonomi Koperasi (2018) sebagai berikut:

Dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa koperasi memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Pernyataan ini mengandung makna bahwa meningkatkan kesejahteraan


22

anggota adalah prioritas utama koperasi dibandingkan dengan masyarakat

umum. Keberhasilan koperasi untuk mensejahterakan anggotanya dapat

dengan mudah diukur apabila aktivitas ekonomi para anggotanya

dilakukan melalui koperasi. Dalam pengertian ekonomi, tingkat

kesejahteraan dapat diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan rill,

apabila pendapatan rill seseorang meningkat maka kesejahteraan ekonomi

orang tersebut juga meningkat.

5. Fungsi dan Peran Koperasi

Fungsi dan peran strategis koperasi sebagai perpanjangan tangan

pemerintah untuk kesejahteraan perekonomian masyarakat. Koperasi

sebagai gerakan ekonomi ekonomi rakyat tentu memiliki fungsi dan

perannya sendiri. Koperasi diharapkan dapat berperan aktif sesuai peran

dan fungsinya, Dalam BAB III Pasal 4 UU RI No. 25 Tahun 1992, fungsi

dan peran koperasi adalah:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat;

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya
23

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

6. Penggolongan Koperasi

Penggolongan koperasi adalah pengelompokan koperasi ke dalam

kelompok-kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik

tertentu. Keragaman koperasi sangat dipengarui oleh latar belakang

pembentukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing koperasi

yang bersangkutan. Berdasarkan keragaman latar belakang dan tujuannya

itu.

Menurut Nuraini Dwi (2017) koperasi dapat digolongkan kedalam

beberapa kelompok besar berdasarkan beberapa pendekatan yaitu:

a. Koperasi Menurut Fungsinya

1) Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berfungsi untuk membeli

atau pengadaan barang-barang konsumsi dan jasa yang dibutuhkan

oleh para anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu

koperasi konsumsi sangat tergantung pada latar belakang kebutuhan

anggota yang hendak dipenuhi melalui pendirian koperasi yang

bersangkutan. Selain itu koperasi konsumsi juga boleh melayani

untuk umum. Contoh dari koperasi jenis ini adalah KPRI (Koperasi

Pegawai Republik Indonesia)


24

2) Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang berfungsi menghasilkan

barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau

karyawan yang akan menghasilkan sebuah produk tertentu yang

akan diserahkan kepada distributor untuk dijual kepada konsumen.

Contoh barang yang disediakan di koperasi produkasi adalah tempe

dan tahu, hasil kerajinan. Dengan demikian, contoh dari koperasi

produksi misalnya koperasi susu atau koperasi hasil kerajinan.

3) Koperasi Distribusi (Pemasaran)

Koperasi distribusi adalah koperasi yang berfungsi untuk

mendistribusikan barang, dimana anggotanya berperan sebagai

penjual barang dan jasa kepada konsumen. Dalam kasus produsen

kecil misalnya, maka masing-masing produsen kecil itu tetap

melakukan produksi secara individual. Keikutsertaan mereka dalam

koperasi hanyalah sebatas memasarkan produk yang dibuatnya

4) Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam

bidang pemupukan simpanan dari anggotanya untuk kemuadian

dipinjamkan Kembali kepada para anggota yang memerlukan

bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya agar

bersikap hemat serta gemar menabung, koperasi kredit biasanya


25

juga bertujuan untuk membebaskan para anggotanya dari jeratan

para rentenir.

5) Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berfungsi untuk

menyelenggarakan atau menyediakan pelayanan jasa yang

dibutuhkan oleh para anggotanya. Anggota koperasi jasa sendiri

berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.

6) Koperasi Menurut Tingkat dan Luas Daerah Kerjanya

a) Koperasi Primer

Koperasi primer adalah koperasi yang anggota minimal

berjumlah 20 individu.

b) Koperasi Sekunder

Koperasi sekunder adalah koperasi yang terbentuk dari gabungan

badan-badn koperasi sehingga memiliki cakupan wilayah yang

luas dan anggota yang banyak jika dibandingkan koperasi

primer. Koperasi sekunder dapat dibagi lagi menjadi:

1. Koperasi pusat, yaitu koperasi yang memiliki anggota

minimal 5 koperasi primer;

2. Koperasi gabungan, yaitu koperasi yang memiliki anggota

paling sedikit 5 koperasi primer;


26

3. Koperasi induk, yaitu koperasi yang memiliki anggota

minimal 3 koperasi gabungan

7) Koperasi Menurut Status Keanggotaanya

a) Koperasi Produsen

Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya berperan

sepagai produsen( menghasilkan suatu barang atau jasa tertentu)

b) Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya berperan

sebagai konsumen yang menggunakan atau membeli barang dan

jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

7. Alat kelengkapan Koperasi

Seperti organisasi pada badan usaha lainnya koperasi juga

mempunyai alat kelengkapan organisasinya. Namun tentu berbeda dengan

alat kelengkapan organisasi lainnya karena konsepnya pun berbeda.

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 alat kelengkapan organisasi terdiri dari

tiga unsur yaitu, Rapat Anggota Tahunan, Pengurus Koperasi dan

Pengawas koperasi. Dan apabila memungkinkan dapat mengangkat


27

manajer koperasi yang bertugas melaksanakan kegiatan usaha koperasi.

Pengurus dan pengawas koperasi adalah anggota yang dipilih melalui

RAT. Sedangkan manajer koperasi adalah tenaga operasional non

anggota.

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 BAB VI Pasal 21 tentang

perangkat organisai Koperasi terdiri atas:

a. Rapat anggota

b. Pengurus

c. Pengawas

Rapat anggota koperasi merupakan pemegang kekuasaan tertinggi

dalam koperasi, Rapat anggota koperasi minimal dilaksanakan satu kali

dalam setahun, dalam UU No. 25 tahun 1992 BAB VI Pasal 23 rapat

anggota menetapkan:

a. Anggaran dasar,

b. Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;

c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas

d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi,

serta pengesahan laporan keuangan;

e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan

tugasnya;

f. Pembagian sisa hasil usaha;

g. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi.


28

B. Laporan keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bahasa bisnis. Di dalam laporan

keuangan berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan yang

disajikan untuk pihak pengguna. Laporan keuangan diibaratkan sebuah

peta yang berguna bagi pihak-pihak yang sedang melakukan perjalanan.

Para pengguna dapat melihat peta tersebut agar tidak tersesat di jalan

dengan kata lain para pengguna informasi laporan keuangan dapat

mengambil kebijakan dan keputusan yang tepat untuk perusahaanya.

Adapun pengertian menurut PSAK No. 1 (2015:1) ‘’Laporan

keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu

periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

perusahaan tersebut.’’

Adapun menurut (V. Wiratna Sujarweni 2017:1) dalam bukunya

yang berjudul analisi laporan keuangan pengertian laporan keuangan

adalah sebagai berikut ‘’Secara umum laporan keuangan adalah catatan

informasi keuaangan suatu perusahaan yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.’

Maka dari beberapa uraian pengertian laporan keuangan diatas

maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian laporan keuangan


29

adalah catatan-catatan atau laporan keuangan yang berisi kondisi

keuangan perusahaan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Seperti yang telah dibahas sebelumnya laporan keugan merupakan

suatu penyajian terstruktur mengenai posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas. Laporan keuangan dibuat dengan tujuan

memenuhi kebutuhan informasi dari pihak yang berkepentingan.

Menurut Murhadi (2013) tujuan laporan keuangan yaitu:‘’tujuan

utama dari laporan keuangan yaitu menyediakan informasi mengenai

posisi keuangan, kinerja dan perubahan dalam kondisi keuangan.’’

Adapun tujuan laporan keuangan menurut IAI (2016) adalah:

‘’Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi


keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam
posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi
kebutuhan informasi tertentu.’’

Tujuan laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 1 (2015:3) adalah memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi.


30

Dari penjelasan diatas, Penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan

laporan keuangan adalah agar dapat membantu berbagai pihak untuk

pertimbangan dalam mengambil keputusan dari segi ekonomi.

3. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Pengukuran merupakan proses dalam penetapan jumlah uang yang

digunakan entitas untuk mengukur asset, kewajiban, penghasilan dan

beban dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang umum digunakan

adalah biaya historis dan nilai wajar.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam SAK ETAP (2016) Biaya

historis dan nilai wajar adalah:

a. Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan

atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh

aset pada saat perolehen. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas

yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset nonkas yang diterima

sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.

b. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu

aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak

yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu

trsansaksi yang wajar.

4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


31

Laporan keuagan memberikan dan mengungkapan informasi yang

penting bagi pihak yang berkepentingan. Agar laporan keuangan dapat

memberikan manfaat bagi para pemakainya maka laporan keuangan

tersebut harus mempunyai informasi yang berkualitas dan berguna dalam

pengambilan keputusan.

Dalam buku akuntanasi keuangan berbasis PSAK (2016), terdapat

kerangka dasar IFRS mengenai karakteristik kualitatif laporan keuangan,

yang harus dipenuhi sehingga dapat berguna untuk pengambilan

keputusan.

Berdasarkan karakteristik tersebut, laporan keuangan harus disusun

dengan menggunakan asumsi keberlangsungan hidup atau going concern.

SAK ETAP dalam paragraph 2.1 hingga 2.11 menyebutkan bahwa

karakteristik dalam dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pengguna. Untuk

maksud ini, pengguna diasumsikan memiiki pengetahuan yang

memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta

kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan

yang wajar.

b. Relevan
32

Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna

untuk proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

relevan jika dapat mepengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan

cra membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masakini

atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka

di masa lalu.

c. Materealitas

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau

kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan

keuangan. Materealitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan

yang dimiliki sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian dalam

mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat. Namun demikian,

tidak tepat membuat atau membiarkan kesalahan untuk menyimpang

secara tidak material dari SAK ETAP agar mencapai penyajian

tertentu dari posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas suatu

entitas.

d. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

harus andal. Informsai memiliki kualitas andal jika bebas dari

kesalahan material dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang

seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat


33

disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari bias (melalui pemilihan

atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk mempengaruhi

pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai

suatu hasil tertentu.

e. Substansi Mengungguli Bentuk

Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai

dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk

hukumnya. Hal ini meningkatkan keandalan laporan keuangan.

f. Pertimbangan Sehat

Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi peristiwa dan

keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan

penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan

pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan.

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat

melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi

ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih

tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun

demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan

pembentukan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan

kewajiban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak

mengizinkan bias.

g. Kelengkapan
34

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus

lengkap dalam batasan materialitas dan biaya kesengajaan untuk tidak

mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau

menyesatkan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi

ditinjau dari segi relevansi.

h. Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas

antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan

keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan secara relative.

i. Tepat Waktu

Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat

mempengaruhi keputuasan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu

meliputi penyedaiaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu

pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak

semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan

kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan

secara relative antara pelaporan tepat waktu dan penyediaaan informasi

yang andal. Untuk mencapai keseimbangan antara relevansi dan

keandalan, maka pertimbangan utama adalah bagaimana yang terbaik


35

untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi.

j. Keseimbangan Antara Biaya Dan Manfaat

Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya. Namun

demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan

yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh

pengguna yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan

biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin

juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.

5. Penyajian Laporan Keuangan

Dalam buku SAK ETAP (2016) dijelaskan bahwa penyajian

laporan keuangan menjelaskan penyajian wajar dari laporan keuangan

yang mematuhi peraturan SAK ETAP, serta menjelaskan pengertian

laporan keuangan yang lengkap.

Dalam SAK ETAP (2106) dijelaskam beberapa poin dari penyajian

laporan keuangan, yaitu:

a. Penyajian Wajar

Pengertian penyajian wajar adalah laporan keuangan yang menyajikan

dengan wajar posisi keuangan kinerja keuangan, dan arus kas suatu
36

entitas. Penyajian wajar juga menyaratkan penyajian jujur atas

pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan

definisi dan kriteria pengakuan aset.

b. Kepatuhan Terhadap SAK ETAP

Kepatuhan terhadap SAK ETAP, Entitas harus membuat pernyataan

eksplisit dan secara penuh dalam catatan atas laporan keuangan atas

laporan keuangannya apabila entitas tersebut mematuhi SAK ETAP

dan hanya boleh dibuat apabila laporan keuanga tersebut mematuhi

seluruh persyaratan SAK ETAP.

c. Kelangsungan Usaha

Kelangsungan usaha, pada saat menyusun laporan keuangan,

manajemen entitas yang menggunakan SAK ETAP membuat

penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan usaha.

d. Frekuensi Pelaporan Keuangan

Frekuensi pelaporan maksudnya adalah entitas harus menyajikan

laporan keuangan secara lengkap minimal satu tahun sekali. Apabila

pada akhir periode laporan keuangan tahunan berubah dan laporan

keuangan telah disajikan untuk periode yang lebih panjang ataupun

menjadi lebih pendek, maka entitas harus mengungkapkan:


37

1) Fakta tersebut:

2) Alasan penggunaan periode lebih pendek atau lebih panjang;

3) Fakta bahwa jumlah komporatif untuk laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus

kas, dan catatan atas laporan keuangan yang terkait adalah tidak

dapat seluruhnya diperbandingkan.

e. Penyajian Yang Konsisten

Penyajian klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode

harus konsisten, kecuali :

1) Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau

perubahan penyajian atau pengklasifikasian bertujuana

menghasilkan penyajian lebih baik sesuai kritetia pemilihan dan

penerapan kebijakan akuntansi dalam bab 9 kebijakan akuntansi,

estimasi, dan kesalahan; atau

2) SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan penyajian jika penyajian

atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan diubah,

maka entitas harus mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali jika

reklasifikasi tidak praktis. Entitas harus mengungkapkan hal-hal

berikut jika jumlah komparatif direklafikasi:

a) Sifat reklasifikasi;

b) Jumlah setiap pos atau kelompok dari pos yang direlaksifikasi;

dan
38

c) Alasan reklafikasi.

Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis, maka entitas

harus mengungkapkan:

1. Alasan reklasifikasi jumlah komparatif tidak dilakukan; dan

2. Sifat penyesuaian yang telah dibuat jika jumlah komparatif

direflesifikasi.

f. Informasi Komporatif,

Informasi komparatif informasi harus diungkapkan secara komparatif

(dibandingkan) dengan periode sebelumnya, entitas memasukan

informasi komparatif untuk informasi naratif dan deskriptif jika

relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

g. Materealitas dan Agreasi

1. Pos-pos yang material disajikan secara terpisah sedangkan yang

tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki fungsi

atau sifat yang sejenis dalam laporan keuangan,

2. kelalaian atau kesalahan dalam mencatat pos-pos dianggap material

jika, secara individual maupun bersama-sama dapat mempengaruhi

pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan yang

menjadi faktor penentunya adalah besaran dan sifat unsur tersebut.

h. Laporan keuangan lengkap

Laporan keuangan entitas lengkap meliputi:


39

1) Neraca;

2) Laporan laba rugi;

3) Laporan perubahan ekuitas juga menunjukkan:

a) Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau

b) Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi

dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;

4) Laporan arus kas; dan

5) Catatan atas laporan keuangan yang beriasi ringkasan kebijakan

akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Identifikasi laporan keuangan, entitas harus mengidentifikasi secara

jelas setiap komponen laporan keuangan termasuk catatan laporan

keuangan.

Dalam suatu laporan keuangan lengkap, suatu entitas menyajikan

setiap laporan keunggulan yang sama

C. SAK ETAP

1. Pengertian SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu kerangka dalam prosedur

pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian

laporan keuangan. SAK ETAP merupakan pilar kedua standar akuntansi

keuangan di Indonesia setelah SAK umum berbasis IFRS. SAK ETAP

diperuntukan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik. SAK ETAP


40

mengatur pencatatan akuntansi yang lebih sederhana dibandingkan SAK

umum dalam hal pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi

pada laporan keuangan.

Adapun Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menyatakan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik adalah entitas yang:

a. Tidak memiliki akuntanbilitas publik signifikan

b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan utama (general purpose

financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna

eksternal adalah kreditur dan Lembaga pemeringkat kredit.

2. Karakteristik SAK ETAP

a. Stand alone accounting standard ( tidak mengacu ke SAK UMUM)

b. Mayoritas menggunakan historical cost concepts

c. Hanya mengatur transaksi yang umum terjadi pada ETAP,

d. Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK UMUM

e. Tidak berubah dalam beberapa tahun kedepan

3. Tujuan penyusunan SAK ETAP

Dalam SAK ETAP (2016), IAI menjelaskan penyusunan SAK

ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha termasuk UMKM ataupun

entitas tanpa akuntanbilitas publik lainnya menyusun laporan keuangan

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Keterbatasan sumber daya

manusia dalam menyusun laporan keuangan menggunakan SAK yang

berbasis International Financial Reporting Standards (IFRS) telah


41

menjadi kendala utama yang dihadapi UMKM dan Entitas Tanpa

Akuntanbilitas Publik lainnya.

Akhirnya untuk mengatasi kendala tersebut Dewan Standar

Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 2009,

menyusun dan mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP ).

Dengan kata lain tujuan penyusunan SAK ETAP adalah agar

UMKM ataupun entitas tanpa akuntanbilitas publik lainnya dapat lebih

berkembang. Karena Prinsip going concern yakni menginginkan

usahanya terus berkembang. Untuk mengembangkan usaha perlu banyak

upaya yang harus dilakukan. Salah satu upaya itu adalah meyakinkan

masyarakat/ publik bahwa usaha tersebut dapat dipertanggungjawabkan,

dalam akuntansi wujud pertanggungjawaban tersebut dilakukan dengan

menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar

yang telah ditentukan. Penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan

standar akan membantu manajemen perusahaan untuk memperoleh

berbagai kemudahan, misalnya: untuk menentukan kebijakan perusahaan

di masa yang akan datang.

SAK ETAP ini disususun cukup sederhana sehingga tidak akan

meyulitkan bagi para penggunanya yang merupakan entitas tanpa

akuntabilitas publik yang mayoritas adalah perusahaan yang tergolong

usaha kecil dan menengah.


42

4. Elemen laporan Keuangan menurut SAK ETAP

SAK ETAP 2016 menjelaskan bahwa laporan keuangan suatu

entitas terdiri dari:

a. Neraca

Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada

suatu tanggal akhir pelaporan dan minimal mencakup pos-pos sebagai

berikut:

1) Kas dan setara kas;

2) Piutang usaha dan piutang lainnya;

3) Persediaan

4) Properti investasi

5) Aset tetap;

6) Aset tidak berwujud

7) Utang usaha dan utang lainnya;

8) Aset dan kewajiban pajak

9) Kewajiban diestimasi

10) Ekuitas

Dalam SAK ETAP bagian neraca terdapat beberapa penjelasan yaitu:

a) Klasifikasi Aset dan Kewajiban

Entitas harus menyajikan aset lancer dan aset tidak lancar,

kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai

suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian


43

berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih

relevan, jika pengecualian tersebut di terapkan, mala semua aset dan

kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.

Dalam SAK ETAP (2016) menyatakan bahwa entitas

mengklasifikasikan aset sebagai aset lancer jika:

1) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau

digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;

2) Dimiliki untuk diperdagangkan

3) Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah

akhir peride pelaporan; atau

4) Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaanya

dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban

setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

Dalam SAK ETAP (2016) mengklasifikasikan Kewajiban

sebagai kewajiban jangka pendek, jika:

1) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus

normal operasi entitas:

2) Dimiliki untuk diperdagangkan;

3) Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan

setelah akhir periode pelaporan; atau


44

4) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda

penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir

periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai

kewajiban jangka panjang. Contoh neraca yang sesuai SAK ETAP

b. Urutan dan Format Pos dalam Neraca

SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap

pos- pos yang akan disajikan,, urutan dalam minimal pos-pos yang

tercakup dalam neraca hanya menyediakan daftar pos-pos yang

berbeda baik sifat atau fungsinya untuk menjamin penyajian yang

terpisah dalam neraca. Sebagai tambahan :

1) Pos yang terpisah akan dibentuk jika ukuran, sifat, atau fungsi

dari pos atau agregasi terhadap pos-pos yang serupa membuat

penyajian terpisah menjadi relevan untuk memahami posisi

keuangan entitas; dan

2) Uraian yang digunakan dan urutan pos-pos atau agresi terhadap

pos-pos yang sejenis mungkin diubah sesuai dengan sifat entitas

dan transaksinya, untuk menyediakan informs yang relevan

dalam rangka memahami posisi keuangan entitas.


45

Pertimbangan atas pos-pos tambahan yang disajikan secara

terpisah berdasarkan pada penilaian:

1) Sifat dan likuiditas aset;

2) Fungsi aset dalam entitas; dan

3) Jumlah, sifat dan waktu kewajiban.

c. Informasi disajikan di Neraca atau Catatan atas Laporan Keuangan

Entitas mengungkapkan di neraca atau catatan atas laporan

keuangan, subklasifikasi berikut atas pos yang disajikan:

1) Kelompok aset tetap;

2) Jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki

hubungan istimewa, pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya;

3) Persediaan yang menunjukkan secara terpisah jumlah dari:

a) Persediaan yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha

normal;

b) Persediaan dalam proses produksi untuk penjualan tersebut;

c) Bahan baku dan barang habis pakai yang digunakan dalam

proses produksi atau pemberian jasa;

4) Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya;

5) Kelompok ekuitas, seperti modal disetor, tambahan modal

disetor, agio saham, saldo laba, dan pendapatan dan beban yang

diakui langsung ke ekuitas


46

Contoh Neraca yang sesuai SAK ETAP:


47

Gambar 1
Sumber: Jurnal Ilmiah Akuntansi Kestauan 4(2),075-083,2016

b. Laporan laba rugi

Dalam SAK ETAP(2016) paragraph 5.2 menjelaskan bahawa

laporan laba rugi memasukan semua pos penghasilan dan beban yang

diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain.

SAK ETAP mengatur perlakuan berberda terhadap dampak koreksi

atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan

sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai

bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan.

SAK ETAP paraghrap 5.3 Laporan laba rugi minimal mencakup

pos-pos sebagai berikut.

1) Pendapatan;

2) Beban keuangan;

3) Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode

ekuitas;

4) Beban pajak;

5) Laba atau rugi netto..


48

SAK ETAP (2016) paragraph 5.4 Entitas harus menyajikan pos,

judul dan sub bab jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian

tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas.

Dalam laporan laba rugi menurut SAK ETAP 2016 , terdapat

analisis beban yaitu, entitas menyajikan suatu analisis beban dalam

suatu klasifikasi berdasarkan sifat atu fungsi beban dalam entitas,

mana yang memberikan informasi yang lebih andal dan relevan.

Terdapat dua metode analisis yang disebutkan, yaitu:

1) Analisis menggunakan sifat beban

Beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi berdasarkan sifatnya

(contoh; penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi,

imbalan kerja dan biaya iklan), dan tidak dialokasikan kembali

antara berbagai fungsi dalam entitas

Misalnya:

Pendapatan xx

Pendapatan operasu lain xx

Perubahan persedian barang xx

Jadi dan dalam barang proses

Beban bahan baku yang digunakan xx

Beban pegawai xx

Beban penyusutan dan amorisasi xx


49

Beban operasi lainnya _xx_

Jumlah beban operasi _(xx)_

Laba operasi _xx_

2) Analisis menggunakan fungsi beban

Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan sesuai dengan

fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau sebagai contoh,

biaya aktivitas distribusi atau aktivitas administrasi, sesuai metode

ini, minimal entitas harus mengungkapkan biaya penjualannya

terpisah dari beban lainnya.

Misalnya:

Pendapatan xx

Beban pokok penjualan _(xx)_

Laba bruto xx

Pendapatan operasi lainnya (xx)

Beban umum dan administrasi (xx)

Beban operasi lain _(xx)_

Laba operasi _xx_

Menurut SAK ETAP (2016) entitas dianjurkan untuk

menyajikan analisis diatas pada laporan laba rugi.

Contoh Laba Rugi yang sesuai SAK ETAP:


50

Gambar 2
Sumber: Jurnal Ilmiah Akuntansi Kestauan 4(2),075-083,2016
c. Laporan Perubahan Ekuitas Dan Laporan Laba Rugi Dan Saldo Laba

Dalam SAK ETAP (2016) mengatur persayaratan untuk

penyajian perubahan dalam ekuitas entitas selama suatu periode, baik

dalam laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan saldo laba.

Adapun penjelasnya sebagai berikut:

1) Laporan perubahan ekuitas

Tujuan laporan perubahan ekuitas adalah menyajikan laba

atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban

yang diakui secara langsung dalam ekuitas periode tersebut.

SAK ETAP (2016) paragraph 6.3 Entitas menyajikan laporan

perubahan ekuitas yang menunjukan:

a) Laba atau rugi untuk periode

b) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam

ekuitas ;

c) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan

kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui

sesuai bab 9 kebijakan akuntansi, estimasi dan kesalahan


51

d) Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara

jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara

terpisah perubahan yang berasal dari:

1. Laba atau rugi;

2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam

ekuitas

3. Jumlah Investasi, dividen dan distribusi lainnya ke

pemilik ekuitas, yang menunjukan secara terpisah

modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen

serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan

4. Perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak

mengakibatkan kehilangan pengendalin.

2) Laporan laba rugi dan saldo laba

Laporan laba rugi dan saldi laba menyajikan laba atau rugi

entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan.

Dalam SAK ETAP paragraph 6.5 entitas menyajikan di

laporan laba rugi dan saldo laba pos-pos berikut sebagai tambahan

atas informasi yang di syaratkan dalam laporan laba rugi:

a) Saldo laba pada awal periode pelaporan;


52

b) Dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau terutang

selama periode;

c) Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan

periode lalu;

d) Pemyajian kembali saldo laba setelah perubahan

kebijakan akuntansi; dan

e) Saldo laba pada akhir periode pelaporan.

contoh laporan perubahan ekuitas sesuai SAK ETAP


53

Gambar 3

Sumber: Jurnal Ilmiah Akuntansi Kestauan 4(2),075-083,2016

d. Laporan Arus Kas

Dalam SAK ETAP (2016) paragraph 7.1 laporan arus kas

menyajikan informasi perubahan historis atau kas dan setara kas

sntinitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi

selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

SAK ETAP (2016) paragraph 7.2 setara kas adalah investasi

jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi

komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau

lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai

setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan

atau kurang sejak tanggal perolehan.

SAK ETAP (2016) Informasi yang disajikan dalam laporan arus

kas, entitas menyajikan laporan arus kas dalam satu periode dan

mengklasifikasikannya menurut :

1) aktivitas operasi

SAK ETAP (2016) paragraph 7.4 arus kas dari aktivitas operasi

diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas, arus kas

tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa dan


54

kondisi lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi. Adapun

contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

a) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

b) penerimaan kas dari royalti, fee, komisi, dan pendapatan lain;

c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

d) pembayaran kepada dan atas nama karyawan;

e) pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat

diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas

pendanaan dan investasi;

f) penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan

kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang

sejenis dengan persediaaan yang dimaksudkan untuk dijual

Kembali.

Transaksi seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan

keuntungan atau kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba

atau rigi. Tetapi arus kas yang menyangkut transaksi tersebut

merupakan arus kas dari aktivitas investasi.

2) Aktivitas Investasi

SAK ETAP (2016) paragraph 7.5 arus kas dari aktivitas

investasi mencerminkan pengeluaran kas yang sehubungan dengan

sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan


55

arus kas mas depan. Adapun contoh arus kas yang berasal dari

aktivitas invetasi adalah:

a) pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap ( termasuk aset

yang dibangun sendiri), aset tidak berwujud, dan set jangka

panjang lainnya:

b) penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud,

dan aset jangka panjang lainnya;

c) pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang

entitas lain dan bunga dalm join venture ( selain pembayaran

untuk efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas yang

dimiliki untuk diperdagangkan);

d) penerimaan kas dari penjulan efek ekuitas atau efek utang dari

entitas lain dan bunga dari joint venture ( selain penerimaan dari

efek yang diklsaifikasikan sebgai setra kas aatau dimiliki untuk

diperdagangkan);

e) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain

f) penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan

pinjamana yang diberikan kepada pihak lain.

3) Aktivitas pendanaan

SAK ETAP (2016) paragraph 7.6 Adapun contoh arus kas yang

berasaal dari transaksi pendanaan:

a) Penerimaan kas adari penerbitan saham atau efek ekuitas lain;


56

b) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau

menebus saham entitas;

c) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman

jangka pendek atau jangka panjang lainnya;

d) Pelunasan pinjaman;

e) Pembayaran kas oleh lesse untuk mengurangi saldo kewajiban yang

berkaitan dengan sewa pembiayaan.

Pelaporan arus kas dalam SAK ETAP (2016) juga dibagi

menjadi dua, yaitu:

1) pelaporan arus kas dari aktivitas pendanaan

SAK ETAP (2016) paragraph 7.7 entitas melaporkas arus kas dari

aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak langsung.

Dalam metode ini laba atau rugi disesuaikan dengan mengoreksi

dampak dari transaksi non kas, penangguhan atau akrual dari

penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan

masa depan, dan unsur penghasilan atau unsur beban yang berkaitan

dengan arus kas investasi atau pendanaan.

SAK ETAP paragraph 7.8 dalam metode tidak langsung, arus

kas neto dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba

atau rugi dari dampak:

a) Perubahan persediaaan dan piutang usaha serta utang usaha selama

periode berjalan;
57

b) Pos non kas seperti penyusutan, penyisihan, dan keuntungan atau

kerugian valuta asing yang belum di realisasi; dan

c) Semua pos lain yang bersangkutan dengan arus kas dan investasi

Contoh Laporan Arus Kas yang sesuai dengan SAK ETAP:


58

Gambar 4

Sumber: Jurnal Ilmiah Akuntansi Kestauan 4(2),075-083,2016


59

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

SAK ETAP (2016) 8.1 Catatan atas laporan keuangan berisi

informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi naratif atau

rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi

pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan

keuangan.

Adapun struktur catatan atas laporan keuangan menurut SAK

ETAP (2016) harus :

1) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan

dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan

paragraph 8.5 dan 8.6;

2) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP

tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan

3) Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam

laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan

keuangan.

Adapun secara normal urutan penyajian catatan atas laporan

keuangan adalah sebagai berikut:


60

1) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuasi

dengan SAK ETAP;

2) Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan;

3) Informsai yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai

dengan urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan

dan urutan penyajian pos-pos tersebut;

4) Pengungkapan lain.

SAK ETAP (2016) catatan atas laporan keuangan tentang

Pengungkapan kebijakan akuntansi, yang signifikan harus

diungkapkan;

1) Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan

2) Kebijakan akuntansi lain yang digunakna yang relevan untuk

memahami laporan keuangan

SAK ETAP (2016) paraghraph 8.6 membahas informasi

tentang pertimbangan, yaitu :

Entintas harus mengungkapkan pertimbangan secara terpisah

dari hal-hal yang melibatkan estimasi dalam ringkasan kebijakan

akuntansi yang signifikan atau catatan atas laporan keuangan

lainnya yang dugunakan manajemen dalam proses penerapan


61

kebijakan akuntansi dan mempunyai pengaruh paling signifikan

terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

SAK ETAP (2016) paraghraph 8.7 membahas Informasi

tentang sumber utama ketidakpastian estimasi., yaitu:

Entitas harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan tentang informasi mengenai asumsi pokok tentang masa

depan dan sumber-sumber pokok laim untuk mengestimasi

ketidakpastian pada akhir periode pelaporan yang mempunyai

resikio signifikan yang menyebabkan adanya suatu penyesuain yang

material terhadap jumlah tercatat aset dan kewajiban dalam laporan

keuangan tahun berikutnya. Terkait aset dan kewajiban tersebut,

catatan atas laporan keuangan harus memasukkan rincian tentang:

1) Sifat; dan

2) Jumlah tercatat dan akhir periode pelaporan

5. Unsur- Unsur Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP

SAK ETAP 2.33 dalam dasar akrual yang termasuak ke dalam

unsur-unsur laporan keuangan adalah pos-pos yang diakui sebagai aset,

kewajiban, ekuitas, penghasilan , dan beban Ketika memenuhi kriteria

pengakuan untuk pos-pos tersebut.


62

Selanjutnya SAK ETAP menjelaskan unsur laporan keuangan

yanag dijelaskan sebagai berikut:

a. Aset

Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas.

b. Kewajiban

Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa yang lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan

arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat

ekonomi .

c. Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan

aktivitas entitas yang biasa dan mengacu pada beberapa istilah seperti

penjualan, imbalan, bungan, dividen, royalti dan sewa.

d. Beban
63

Beban ( expenses ) adalah penurunan manfaat ekonomi selama

suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset,

atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas

yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal.

e. Ekuitas

Ekuitas adalah hak sisa pada aset suatu entitas setelah dikurangi

seluruh kewajibannya. Ekuitas meliputi investasi pemilik entitas,

ditambah dengan hasil atas inveastai yang diperoleh melalui operasi

yang menguntungkan dan hasil yang ditahan kembali untuk digunakan

dalam operasi entitas tersebut, dikurangi dengan penurunan aset atas

investasi pemilik sebagai akibat dari operasi yang tidak

menguntungkan dan alokasi kepada pemilik.


64
BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor

1. Sejarah Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor

Sebelum tahun 2011 dinas koperasi dan UMKM masih bergabung

dengan Dinas Perindustian dan Perdagangan, namun pada tahun 2011

Dinas perindustrian , perdagangan dan Koperasi dipisah menjadi dua

instansi yaitu Dinas perindustrian, perdagangan dan kantor Koperasi dan

UMKM Kota Bogor. Pada Januari 2011 kantor Koperasi dan UMKM

mulai berdiri dan pada saat itu kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor

dipimpin oleh Drs. Adang Rahmat, SIP sampai tahun 2012, setelah itu

dilanjutkan oleh bapak Taufiqurrohman,BA periode 2013-2014.

Tahun 2014 kantor koperasi dan UMKM berubah menjadi Dinas

Koperasi dan UMKM Kota Bogor dan dipimpin oleh bapak Hidayat Yuda

Priyatna, SH beliau menjabat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015.

Selanjutnya Dinas Koperasi dan UMKM KOTA Bogor dipimpin oleh

bapak Eko Prabowo, AP.M.Si. periode 2016-2017, lalu dari tahun 2018-

2019 dipimpin oleh Drs. Anas S Rasmana, MM. selanjutnya dinas

koperasi dan UMKM kota bogor dipimpin oleh bapak Samson Purba,
66

SE,MM. dari 1 januari 2020 sampai dengan sekarang tertanggal 24 juli

2020.

2. Visi dan Misi Dinas Koperasi Kota Bogor

Visi dan misi dinas koperasi dan UMKM Kota Bogor mengacu pada visi

dan misi kota Bogor sebagaimana diatur dalam peraturan daerah Kota

Bogor nomor 10 tahun 2014 tentang rencana strategis Kota bogor tahun

2015-2019, maka visi dan misi dinas koperasi dan umkm Kota Bogor

adalah sebagai berikut:

a. Visi dinas koperasi dan umkm

Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Pedagang Kaki Lima

(PKL) dan pasar sebagai penyangga ekonomi Kota Bogor dalam

menghadapi pasar bebas asean.

b. Misi Dinas Koperasi dan UMKM

1. Mewujudkan kelembagaan koperasi yang sehat, kuat dan

berkualitas,

2. Mewujudkan UMKM yang aktif, sehat dan berdaya saing

3. Menata dan memberdayakan Pedagang Kaki Lima (PKL).


67

3. Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang

a. Struktur organisasi

kepala dinas koperasi dan


umkm
SAMSON PURBA, SE,MM.

Sekretaris
Ir. Dinar Dahlia Nalan,
MM.

KA SUBAG UMUM DAN KASUBAG PERENCANAAN


KEPEGAWAIAN dan Pelaporan keuangan
Lina Siregar, SE. Ratna Wulandari, SIP.

Kepala Bidang Koperasi Kepala Bidang UKM Kepala Bidang Kaki Lima
HJ. Enong Maesaroh, R. Medi Junenti Kolbert Nadeak,
S.PD,MM. Sandora,S.Pt.Msc.M.SE. ST.ME

Kasie Pengembangan dan Kasie Penataan dan PKL


Kasie Lembaga Koperasi Penguatan UKM Enditya Luhur Raharja,
Ina Sultani,SE. Nana Supriatna, S.AP.M.Si.
S.Sos.MM.

Kasie pemberdayaan PKL


Kasie Usaha Koperasi Kasie Kemitraan dan Tedy Sumarsono,
Pembiayaan UKM S.Sos.Msi.
Faisal, sS.IP,M,Si.
Mai Hasanah,SE.

Kasie Penataan PKL


Kasie pengawasan Kasie produksi dan
Koperasi Pemasaran UKM SYAMSUL Bahri
Hurahap,SE.
Ali susanto,Spt,Msi. Herawati Hasan, SH.MH.

b. Tugas dan Wewenang

Tugas pokok, fungsi, tata kerja dan uraian tugas jabatan structural di

lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Bogor,


68

terdapat dalam lampiran peraturan walikota Bogor No. 60 tahun 2014,

yang berisiikan uraian tugas jabatan sebagai berikut:

1) Kepala Dinas

a) Memimpin melaksanakan tugas dinas yang meliputi,

sekretariat, bidang koperasi, bidang usaha mikro kecil dan

menengah, bidang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki

lima

b) Merumuskan rencana kerja dinas

c) Mendistribusikan pekerjaan dan memeberi petunjuk

pelakasaaan tugas kepada bawahan

d) Menkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan

e) Membimbing kerja bawahan dan mengevaluasi hasil kerja

bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja

f) Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang

meliputi kebijakan kesektariatam, koperasi, UMKM, PKL, dan

pasar

g) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

di bidang koperasi dan UMKM

h) Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendaliaan dan

evaluasi dalam pelaksanaan teknis operasional di bidang


69

koperasi, bidang usaha mikro kecil menengah, dan bidang

penataan dan pemberdayaan PKL.

i) Melaksanakan Kerjasama dengan daerah lain dan pihak ketiga

yang berkaitan dengan bidang Koperasi dan UMKM seizin

walikota

j) Menyelenggarakan perancangan dan pengembangan system

informasi dan dokumentasi teknis pelaksanaan program

pembangunan bidang Koperasi, UMKM dan PKL di daerah

k) Menyelenggarakan pembinaan tenaga kerja fungsional bidang

koperasi, UMKM dan PKL

l) Memaraf dan menandatangani naskah dinas sesuai dengan

kewenangannya

m) Mengarahkan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) serta mengendalikan DPA

n) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait

o) Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan

p) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

kegiatan dinas

q) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

2) Sekretaris
70

a) Memimpin pelaksanaan tugas kesektariaatan yang meliputi Sub

Bagian Umum Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan Sub

Bagian Perencanaan dan pelaporan

b) Menyusun rencana kerja secretariat

c) Mengkoordinasikan penyusunan RPJMD, Rencana strategis,

rencana kerja serta penyusunan laporan dinas

d) Menyelenggarakan kegiatan kesektariatan di lingkungan dinas

yang meliputi perencanaan dan pengeloaan administrasi umum,

kepegawaian, perlengkapan, keuangan, kearsipan, aset serta

kerumahtanggan

e) Memfasilitasi pelayanan di bidang kesekretariatan lingkup

dinas

f) Menghimpun data, informasi dan dokumentasi sebagai bahan

pelaksanaan evaluasi dan laporan

g) Mengoreksi surat atau naskah dinas dan mengendalikan

pelaksanaan administrasi umum baik surat masuk/ keluar

maupun naskah dinas

h) Mempersiapkan dan menyusun naskah rancangan produk

hukum daerah di bidang kopearsi dan UMKM

i) Mengkoordinasikan penyusunan laporan kegiatan dinas secara

periodik dan insidentil


71

j) Melaksanakan fungsi sebagai pejabat penatausahaan keuangan

SKPD (PPK-SKPD)

k) Mengkoordinasikan penyusunan Standar Operasioan Prosedur

(SOP) dan Standar Pelayanan (SP) dinas

l) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

3) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

a) Memimpin dan melaksanakan tugas sub bagian umum dan

kepegawaian

b) Menyusun rencana kerja sub bagian umum dan kepegawaian

c) Melaksanakan perencanaan SDM meliputi usulan kebutuhan,

pemanfaatan dan pendayagunaan pegawai

d) Melaksanakan usulan pengembangan SDM melalui diklat atau

pelatihan teknis, tugas belajar, izin belajar dan lainnya.

e) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaiana

meliputi penyusunan DUK, Nominatif pegawai, menyiapkan

Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), pembuatan surat keterangan

untuk mendapatkan Tunjangan Keluarga (SKUM PTK),

pengusulan kenaikan pangkat, gaji berkla, pengusulan

pembuatan karis/kasru, karpeg, asuransi Kesehatan dan

administrasi kepegawaian lainnya.


72

f) Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan

kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian

g) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

4) Kepala Sub Bagian Keuangan

a) Memimpin pelaksanaan tugas sub bagian keuangan

b) Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan anggaran

c) Melaksankan pengelolaan administrasu keuangan yang

meliputi penerimaan, pembukuan, penyimpanan, pembayaran

dan penyetoran pendapatan

d) Memproses dan menghimpun laporan keuangan dan dana-dana

yang bersumber dari bantuan pemerintah, pemerintah provinsi,

dan bantuan lainnya

e) Mengelola gaji dan tunjangan pegawai

f) Membantu pelaksanaan penatausahaan keuangan SKPD

g) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya

5) Kepala Sub Bagian Perencanaan Dan Pelaporan

a) Memimpin pelaksanaan tugas sub bagian perencanaan dan

pelaporan

b) Menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ),

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) dan

laporan lainnya lingkup dinas


73

c) Melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas

sector dalam perencananan kegiatan

d) Membuat laporan kegiatan bulanan, triwulan, tahunan dan

insidential kepada atasan langsung

e) Melaksanakan tugas keginasan lainnya.

6) Kepala Bidang Koperasi

a) Melaksanakan pelaksanaan tugas bidang koperasi yang

meliputi seksi kelembagaan koperasi, seksi usaha koperasi

b) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan

c) Melaksanakan koordinasi dengan pihak perbankan, BUMN,

BUMD Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dan

swasta ( CSR) dan Lembaga Pembiayaan Dana Pemerintah

(LPDP) sebagai upaya fasilitasi penguatan permodalan

koperasi

d) Pelaksanaan bimbingan koperasi dalam pembuatan laporan

koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam (USP)

e) Mengoreksi konsep naskah dinas sesuai kewenangannya

f) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya

7) Kepala seksi kelembagaan Koperasi

a) Memimpin pelaksanaan tugas seksi kelembagaan koperasi

b) Menyusun rencana kerja seksi kelembagaan koperasi


74

c) Melksanakan penyuluhan dan bimbingan dalam rangka

pelayanan pendirian koperasi, perubahan anggaran dasar

koperasi dan pembubaran koperasi

d) Menyiapkan konsep pengesahan badan hukum Akta pendirian

koperasi

e) Menyeleggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian

terhadap sumber daya manusia koperasi

f) Melaksanakan penilaian koperasi berprestasi tingkat kota

Bogor dan mengusulkan ke tingkat Provinsi Jawa Barat

g) Melaksanakan kegiatan peringatan hari ulang tahun koperasi

h) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

8) Kepala Seksi Usaha Koperasi

a) Memimpin pelaksanaan tugas seksi usaha koperasi

b) Menyusun rencana kerja seksi usaha koperasi

c) Menyelenggarakan pelayanan bagi fasilitas permodalan

koperasi dan kemitraan koperasi

d) Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar

Pelayanan (SP) seksi usaha koperasi

e) Melaksanakan fasilitas kemitraan antara koperasi dengan

koperasi dan usha mikro kecil menengah, serta pelaku usaha

skala besar

f) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya


75

9) Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

a) Memimpin pelaksanaan tugas Bidang Usaha Mikro Kecil dan

Menengah yang meliputi seksi penataan usaha mikro kecil dan

menengah dan seksi pembiayaan dan kemitraan usaha, serta

seksi sarana dan prasarana pasar.

b) Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja Bidang Usaha

Mikro Kecil dan Menengah.

c) Melaksanakan pengawasan, monitoring, dan evaluasi upaya

pemberdayaan UMKM dan pasar.

d) Menyelenggarakan pengembanagn produksi dan pemasaran

hasil usaha masyarakat.

e) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

10) Kepala Seksi Penataan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

a) Memimpin pelksanaan tugas seksi penataan UMKM

b) Menyusun rencana kerja sekni penataan UMKM

c) Melaksakanakan pengawasan dan pengendalian di bidang

UMKM

d) Melaksankan promosi produk UMKM

e) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya

11) Kepala Seksi Pembiayaan Dan Kemitraan Usaha

a) Memimpin pelkasanaan tugas seksi pembiyaan dan kemitraan

usaha
76

b) Penciptaan iklim usaha yang kondusif dalam rangka

pengembangan UMKM

c) Melaksanakan dan menyiapkan bahan bimbingan dalam rangka

penyelenggaraan di bidang UMKM

d) Menyusun RKA dan DPA serta melksanakan DPA

e) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

12) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pasar

a) Memimpin pelaksanaan tugas seksi sarana dan prasarana pasar

b) Menyusun rencana kerja seksi srana dan prasarana pasar

c) Melaksanakan pengelolaan pasar di luar pasar yang telah

menjadi penyertaan modal kepada PD pasar

d) Melakukan pungutan biaya pengelolaan pasar sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan

e) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

13) Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

(PKL)

a) Memimpin pelaksanaan tugas bidang penataan dan

perberdayaan PKL yang meliputi seksi penataan pkl dan seksi

pemberdayaan pkl

b) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan

c) Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan di

bidang penataan dan PKL


77

d) Mengoreksi konsep naskah dinas sesuai kewenangannya

e) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

kegiatan bidang penataan dan pemberdayaan pkl

f) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

14) Kepala Seksi Penataan PKL

a) Memimpin pelaksanaan tugas seksi penataan PKL

b) Menyusun rencana kerja seksi penataan PKL

c) Melaksanakan peremajaan lokasi PKL

d) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait

e) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

15) Kepala Seksi Pemberdayaan PKL

a) Memimpin pelaksanaan tugas seksi pemberdayaan PKL

b) Menyusun rencana kerja seksi pemberdayaan PKL

c) Melaksanakan kebijakan teknis Pemberdayaan PKL, berupa:

i. Penyuluhan dan/atau bimbingan social;

ii. Peningkatan kemampuan berusaha;

iii. Penguatan kelompok usaha bersama ditingkatkan

menjadi Lembaga koperasi;

iv. Pemberian bantuan sarana dan prasarana;

v. Fasilitas peningkatan produksi;

vi. Pengolahan, pengembangan jaringan dan promosi;

vii. Fasilitas Kerjasama antar daerah;


78

viii. Meningkatkan status pedagang kaki lima menjadi usaha

mikro kecil dan menengah.

B. Deskripsi dan Penyajian Laporan Keuangan Berjenis KPRI Yang

Terdaftar Di Dinas Koperasi Kota BOGOR

1. KPRI Nabati Lestari

Koperasi Pegawai Republik Indonesia Nabati Lestari, merupakan

koperasi yang beranggotakan para pegawai pusat penelitian konservasi

tumbuhan dan kebun raya- LIPI, koperasi ini berkecimpung dalam usaha

dagang dan jasa. KPRI Nabati Lestari beralamat di Jalan Ir. H. Juanda no.

13. Adapun penyusunan laporan keuangan yang disajikan oleh Kpri

Nabati neraca dan sisa hasil usaha/laporan laba rugi yang diberikan

catatan tambahan, Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut.


79

TABEL 1
Neraca komparatif KPRI Nabati lestari
Per 31 Desember 2019
KPRI NABATI LESTARI
NERACA PERBANDINGAN
PER 31 DESEMBER 2019

AKTIVA 2019 2018 passiva 2019 2018


AKTIVA LANCAR hutang lancar
1. KAS 1.083.590.976 1.064.075.227 21. simpanan sukarela 1.930.418.711 2.874.095.099
2. Bank BNI (Giro) 45.856.443 296.784.959 22. dana pembangunan 3.710.625 4.568.104
3. Bank BJB (Giro) 174.550.481 0 23. dana pendidikan 2.538.963 13.327.922
4. Piutang barang dagangan 21.738.590 57.872.900 24. dana pegawai 3.17 3.17
5. piutang modal mobil wisata 801.380.701 0 25. dana sosial 461.494 72.973
6. Piutang resto koompasia 83.710.734 183.972.900 26. hutang pajak 18.367.450 17.359.037
7. piutang resti café astrid 18.500.000 0 27. hutang biaya 180.069.697 192.070.546
8. piutang simpan pinjam 1.985.696.845 2.127.435.155 28. hutang jasa khusus 355.937.781 333.836.454
9. persediaan barang dagang 0 108.213.199 29. hutang jasa partisipas sp & bankop 33.328.367 39.601.600
10. pajak dibayar dimuka 14.900.000 14.550.000 30. hutang premi asuransi 7.090.570
jumlah aktiva lancar 4.229.924.762 3.852.903.340 jumlah hutang lancar 2.524.836.258 3.484.026.175
investasi jangka panjang hutang jangka panjang
11. piutang barang khusus 162.173.544 166.821.965 31. dana perlaya 171.440.317 132.600.475
12. piutang motor 219.648.940 154.639.580 32. dana simpanan yayasan flora 1.925.071.200 1.686.900.000
13. piutang tanah 475.219.955 166.388.935 33. hutang bank jabar 1.509.648.839 0
14. piutang jk. Panjang anggota 4.469.256.092 3.881.269.997 34. simpanan khusus anggota 1.935.173.980 1.873.763.775
jumlah investasi jk. Panjang 5.326.298.531 4.369.120.477 jumlah hutang jk. Panjang 5.541.334.335 3.693.264.250
aktiva tetap kekayaan bersih:
15. peralatan kantor 50.649.000 33.499.000 35. simpanan pokok 45.600.000 46.400.000
16. akum. Peny.perl. Kantor (23.023.500) (21.075.250) 36. simpanan wajib 862.749.500 867.155.500
17. peralatan usaha 867.955.000 867.955.000 37. cadangan 551.309.411 504.402.446
18. akum. Peny. Peralt. Usaha (704.795.000) (297.720.000) 38. shu yang belum dibagikan 233.235.538 227700.821
19. kendaraan 16.075.000 16.075.000 jumlah kekayaan bersih 1.692.894.449 1.643.458.767
20. akum. Peny. Kendaraan (4.018.750) (2.009.375)
nilai buku aktiva tetap 202.841.750 596.724.375

jumlah aktiva 9.759.065.043 8.818.749.192 jumlah pasiva 9.756.065.043 8.818.749.192


80

Sumber: data hasil olahan

Penjelasan neraca:

1) Kas sebesar Rp. 1.083.590.967 adalah saldo uang kas per 31

desember 2019 dengan perincian sebagai berikut:

Saldo awal tahun 2019 + Penerimaan pada tahun 2019 – pengeluaran

pada tahun 2019= saldo akhir tahun 2019

Rp. 1.064.075.227 + 15.970.421- 15.950.906.159= Rp. 1.083.590.967

2) Piutsng resto/ café astrid adalah saldo piutang per 31 desember 2019

dengan perincian sebagai berikut:

Saldo awal 2019 + penambahan piutang paa tahun 2019 – penerimaan

angsuran pada tahun 2019= saldo akhir tahun 2019

32.500.00-14.000.000 = Rp. 18.500.000

3) Piutang USP sebesar Rp. 1.985.696.846 adalah saldo tagihan kepada

anggota atas uang pinjaman per 31 desember 2019 dengan

perhitungan sebagai berikut :

Saldo awal 2019 + penambahan piutang paa tahun 2019 – penerimaan

angsuran pada tahun 2019= saldo akhir tahun 2019


81

2.127.435.155 + 1.553.873.778-1.695.612.087= Rp. 1.985.696.846

4) Pajak dibayar dimuka sebesar Rp. 14.900.000 adalah PPH final tahun

buku 2019 yang sudah dibayar per 31 desember 2019

5) Piutang khusus sebesar Rp. 162.173.544 adalah saldo tagihan kepada

anggota atau pengambilan barang khusus per 31 desember 2019,

dengan perincian sebagai berikut:

Saldo awal 2019 + penambahan piutang paa tahun 2019 – penerimaan

angsuran pada tahun 2019= saldo akhir tahun 2019

Rp. 166.821.865 + Rp. 277.119.000 -RP. 281.764.421= Rp.

162.153.544

6) Piutang motor sebesar Rp. 219.648.940 adalah saldo tagihan kepada

anggota atas pengambilan motor per 31 desember 2019 denagn

perincian sebagai berikut:

Saldo awal 2019 + penambahan piutang paa tahun 2019 – penerimaan

angsuran pada tahun 2019= saldo akhir tahun 2019

Rp. 154.639.58 + Rp. 165.908.725 – Rp. 100.899.365 = Rp.

219.648.940

7) Piutang tanah sebesar Rp. 472.219.995 adalah saldo tagihan kepada

anggota per 31 desember 2019 dengan perincian sebagai berikut

Saldo awal 2019 + penambahan piutang paa tahun 2019 – penerimaan

angsuran pada tahun 2019= saldo akhir tahun 2019


82

Rp. 166.388.935 + rp. 345.000.000 – Rp. 36.168.980= Rp.

475.219.955

8) Piutang jangka panjang angota sebesar Rp. 4.469.256.092 adalah

saldo tagihan kepadaa anggota atas pinjaman jangka panjang per 31

desember 2019 dengan perincian sebagai berikut:

Saldo awal 2019 + penambahan piutang pada tahun 2019 –

penerimaan angsuran pada tahun 2019= saldo akhir tahun 2019

Rp. 3.881.269.997 + Rp. 2.468.910.000 - Rp. 1.880.923.905= Rp.

4.469.256.092

9) Peralatan kantor sebesar Rp. 50. 649.000 adalah niali perolehan

peralatan kantor per 31 desember 2019 dengan perincian sebagai

berikut:

Saldo awal 2019 + penambahan piutang paa tahun 2019 –

penghapusan peralatan pada tahun 2019= saldo akhir tahun 2019

Rp. 33.499.000 + Rp. 28.384.000 – Rp. 11.234.000 = Rp. 50.649.000

10) Akumulasi penyusutan peralatan kantor sebesar rp. 23.023.500 adalah

akumulasi penyusutan peralatan kantor sampai tahun buku 2019

dengan perincian sebagai berikut:

Saldo awal tahun 2019 + beban penyusutan pada tahun 2019 –

penghapusan akm. Penyusutan pada tahun 2109 = saldo akhir tahun

2109

Rp. 21.075.250 + Rp. 13.182.250 – Rp. 11.234.000 = Rp. 23.023.500


83

11) Peralatan usaha nilai perolehan sebesar Rp. 867.955.000 adalah nilai

pembelian peralatan usaha per 31 desember 2019

12) Akumulasi penyusautan peralatan usaha sebesar Rp. 705.795.000

adalah saldo akumulasi penyusuatan per 31 desember 2019 dengan

perincian sebagai berikut:

Saldo awal tahun 2109 + beban penyusutan peralatan tahun 2019 =

jumlah

Rp. 297.720.000 + Rp. 407.705.000 = Rp. 704.795.000

13) Invesntaris kendaraan nilai perolehan Rp. 16.075.000 adalah nilai

perolehan inventaris kendaraan per 31 desember 2019

14) Akumulasi penyusutan inventaris kendaraan sebesar Rp. 4.018.750

adalah akumulasi penyusuatn inventaris kendaraan tahun buku 2109

dengan perincian sebagai berikut:

Saldo awal tahun 2109 + beban penyusutan 2109 = jumlah

Rp. 2.009.375 + Rp. 2.009.375 = Rp. 4.018.750

15) Simpanan suakrela sebesar Rp. 1.930.418.711 adalah saldo simpanan

sukarela anggota per 31 desember 2019 dengan perincian sebagai

berikut:

Saldo awal tahun 2019 + penerimaan setoran simpanan pada tahun

2019 – penarikan simpanan oleh anggota pada tahun 2109 = saldo

akhir tahun 2019


84

Rp. 2.874.095.799 + Rp. 1.941.117.637 – Rp. 2.884.794.725 = Rp.

1.930.418.711

16) Dana pembangunan daerah kerja sebesar Rp. 3.710.625 adalah dana

yang dihimpun dari penyisihan SHU setiap tahun sbesar 2.5% sesuai

AD/ART , 25% disetor ke dewan koperasi pimpinan daerah

17) Dana Pendidikan sebesar Rp. 2. 538.963 adalah dana yang dihimpun

dari penyisihan SHU setiap tahun sesuai AD/ART sebesar 5%

18) Dana pegawai sebesar Rp. 3.170 adalah dana yang dihimpun dari

penyisihan SHU setiap tahun sebesar 7% sesuai AD/ART yang

kegunaaanya untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai koperasi

yang pembagiaanya sesuai kebijakan pengurus

19) Dana sosial sebesar Rp. 461.494 adalah dana yang dihimpun dari

penyisihan SHU setiap tahun sesuai AD/ART sebesar 2.5% yang

kegunaanya untuk membantu kegiatan social di lingkunagn koperasi

khususnya dan di kota bogor pada umumnya

20) Pajak terutang sebsesar Rp. 18.367.450 adalah PPH final tahun buku

2019

21) Biaya terhutang sebesar Rp. 180.069.697 adalah biaya tahun buku

2019 yang dikeluarkan apda tahun 2019

22) Hutang jasa simpanan khusus sebesar Rp. 355.937.781 adalah jasa

simpanan khusus anggota yang terutang per 31 desember 2019


85

23) Hutang bank jabar sebesar Rp. 1.509.648.839 adalah saldo hutang

koperasi ke bank jabaar per tanggal 31 desember 2019

24) Simpanan khusus sebesarRp. 1.935.173.980 adalah simpanan khusus

anggota per tanggal 31desember dengan perincian sebagai berikut:

Saldo awal taun 2019 + penerimaan setoran simpanan pada tahun

2019 – penarikan simpanan ileh anggota pada tahun 2019 = saldo

akhir tahun 2019

Rp. 1.873.763.775 + Rp. 186.372.291 – Rp. 124. 962.086 = Rp.

1.935.173.980

25) Simpanan pokok sebesar Rp. 45.600.000 adalah saldo simpanan

anggota per 31 desember 2019 dengan perincian sebagai berikut:

Saldo awal taun 2019 + penerimaan setoran simpanan pada tahun

2019 – penarikan simpanan ileh anggota pada tahun 2019 = saldo

akhir tahun 2019

Rp. 46.400.000 + Rp. 1500.000 -Rp. 2.300.000 = Rp. 45.600.000

26) Simpanan wajib sebesar Rp. 867.749.500 adalah saldo pinjaman

wajib anggota per 31 desember 2019 dengan perincian sebagai berikut

Saldo awal taun 2019 + penerimaan setoran simpanan pada tahun

2019 – penarikan simpanan oleh anggota pada tahun 2019 = saldo

akhir tahun 2019

Rp. 867.155.500 + Rp. 52.400.000 – Rp. 56.806.000 = Rp.

862.749.500
86

27) Cadangan sebesar Rp. 551.309.411 adalah saldo cadangan per 31

desember 2019 dengan perincian sebagai berikut

Saldo awal tahun 2019 + penambahan dari cadanagn shu tahun 2108 –

penggunaan cadangan pada athun 2019 = saldo akhor tahun 2019

Rp. 504.202.446 + Rp. 67.710.246 – Rp. 20.603.281 = Rp.

551.309.411

28) SHU yang belum dibagikan sebesar Rp. 233.235.538 adalah sisa hasil

SHU tahun buku 2019 yang akan dijelaskan pada perhitungan hasil

usaha tahun buku 2019

Tabel 2

Laporan laba/rugi KPRI Nabati Lestari


87

Per 31 Desember 2019

Laporan perhitungan hasil usaha


Koperasi Pegawai Republik Indonesia Nabati Lestari
Periode 1 januari S/D 32 Desember 2019

Penjualan dan Pendapatan:


1. penjualan barang dagangan RP. 1.726.986.221
2. pendapatan jasa RP. 1.946.503.975(+)
jumlah peredaran usaha RP. 3.673.490.016
Harga Pokok Penjualan
3. Persediaan awal barang dagangan RP. 108.213.199
4. Pembelian barang dagangan barang RP. 852.683.238(+)
tersedia untuk dijual RP. 960.896.437
5. persediaan akhir barang dagangan RP. 0 (-_)
HPP Barang Dagangan RP. 960.896.437(-)
6. Laba Kotor Penjualan Barang dan jasa RP. 2.712.593.579
Biaya Operasional:
7. Biaya USAHA RP. 1.398.971.381
8. Biaya Organisasi RP. 565.243.324
9. Biaya Administrasi dan umum RP. 496.775.886(+)
Jumlah Biaya operasional RP. 2.460.990.591(-)
SHU Sebelum Kena Pajak RP. 251.602.988
10. PPH FUNAL PP 23/2018 = 0,5%XPerbruto RP. 18.367.450
SHU Kena Pajak

Sumber: data hasil olahan

Penjelasan Perhitungan Hasil usaha Tahun buku 2019

1) Penjualan barang dagangan sebesar Rp. 1. 726.986.221 adalah

penjualan bersih dari barang dagangan dalam tahun 2019 dengan

perincian sebagai berikut:


88

Penjualan barang cafetaria + penjualan barang warung sembako +

balon, resto kompasiana, payung, sosis dan daging = jumlah

Rp. 1.083.879.000 + Rp. 296.780.145 + Rp. 346.327.076 = Rp.

1.726.986.221

2) Pendapatan jasa sebesar Rp. 1.946.503.795 adalah pendapatan

bersih dari usaha jasa pada tahun buku 2019

3) Persediaan awal barang dagangan sebesar Rp. 108.213.199 adalah

persediaaan pada awal tahun 2019 dengan perincian sebagai

berikut:

Persediaan balon + persediaan warung sembako + persediaan

barang cafetaria = jumlah

Rp. 26.214.000 + Rp. 15.511.633 + 66.487.566= Rp. 108.213.190

4) Pembelian barang dagangan sebesar Rp. 852.683.238 adalah

pembelian barang dagangan pada tahun buku 2019

5) Persediaan akhir barang dagangan nihil

6) Laba kotor penjualan barang dan jas sebesar Rp. 2.712.593.579

adalah laba kotor diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa

pada tahun buku 2019

7) Biaya usaha sebesar Rp. 1.398.971.381 adalah biaya-biaya kegiatan

usaha yang dibebankan untuk tahun 2019 dengan perincian sebagai

berikut:
89

Biaya pemasaran/promosi + biaya pemeliharaan temoat usaha dan

café + biaya jasa simpanana sukarela + biaya jasa kebersihan

lingkungan + biaya jasa saimpanan khusus + biaya penggunaan

fasilitas dinas + biaya jasa Yayasan + biaya jasa partisipasi piutang

+ biaya lain-lain = jumlah

8) Biaya organisasi dan pembinaan sebesar Rp. 565.243.324 adalah

biaya untuk organisasi dan pembinaan koperasi yang dibebankan

untuk tahun buku 2019

9) Biaya administrasi umum sebesar Rp. 496.775.886 adalah biaya

administrasi yang dibebankan untuk tahun 2019

10) Pajak penghasilan sebesar Rp. 18.367.450 adalah pajak final PP no

23

sebesar 0.5% X peredaran usaha Rp. 3.673.490.016

2. KPRI Wiyata Sejahtera

Koperasi Pegawai Republik Indonesia Wiyata Sejahtera adalah koperasi

yang beranggotakan para guru dan staf pegawai di SMP Negeri 8 Kota

Bogor. yang beralamat di JL. Jenderal A. Yani no 140. Koperasi Wiyata

sejahtera ini bergerak dalam usaha simpan pinjam dan usaha barang

dagangan, serta usaha jasa lainnya. Laporan keuangan koperasi wiyata

sejahtera ini berupa neraca, neraca nya pun terpisah antara usaha jasa dan
90

usaha koperasi lainnya serta laporan keuangan laba rugi. Adapun bentuk

laporan keuangannya sebagai berikut.:

TABEL 3
Neraca KPRI Wiyata Sejahtera
Per 31 Desember 2019

Neraca Koperasi Wiyata Sejahtera


Per 31 DESEMBER 2019
AKTIVA
PERKIRAAN Jumlah PASSIVA
1. Kas RP. 170.349.271 PERKIRAAN
2. Piutang RP. 446.033.000 1. Simpanan Pokok RP. 4.000.000
3. Investasi PKPRI RP. 34.438.402 2. Simpanan Wajib RP. 322.380.000
4. Saham SPBU RP. 100.000 3. Simpanan Sukarela RP. 381.650.000
5. Investasi Usaha RP. 26.067.125 4. dana -dana RP. 13. 462. 495
6. Piutang sementara RP. 88.500.000 5. cadangan RP. 17. 274.687
6. SHU RP. 26.720.616

JUMLAH RP. 765.487.789 JUMLAH RP. 765.487.798

Sumber: data hasil olahan


91

Tabel 4

Neraca sie usaha KPRI Wiyata Sejahtera

Per 31 Desember 2019


Neraca SIE Usaha Koperasi Wiyata Sejahtera
PER 31 DESEMBER 2019

AKTIVA PASIVA
1. Kas RP. 15.889.502 1. Modal RP. 20.000.000
2. Piutang RP. 18.110.000 2. Cadangan RP. 4.586.790
3. Pendapatan RP. 9.417.712
JUMLAH RP. 33.999.502 JUMLAH RP. 33.999.502

Sumber: data hasil olahan

Tabel 5

Laba Rugi KPRI Wiyata Sejahtera

Per 31 Desember 2019


Laporan Laba Rugi
PER 31 DESEM BER 2019

I. PENDAPATAN
Jasa pinjaman RP. 53.379.500
jasa lain-lainn RP. 32.854.000
Jasa Provisi RP. 130.000
Pendapatan sie usaha RP. 4.706.356
dividen SPBU RP. 35.500 (+)
JUM LAH RP. 91.105.306

II. Biaya-biaya
Biaya administrasi/organisasi RP. 1.300.000
Biaya operasional RP. 125.000
Honor pengurus 1 tahun RP. 3.023.160
Honor BP 1 tahun RP. 1.511.580
Biaya RAT RP. 35.425.000
THR untuk tahun2020 RP. 22.000.000
Dorprize RP 1.000.000 (+)
JUM LAH RP. 64.384.740

III. Sisa Hasil Usaha Tahun 2019


Jumlah pendapatan RP. 91.105.356
jumlah biaya- biaya RP. 64.384.740 (-)
SHU RP. 26. 720.616
92

Sumber: data hasil olahan

3. KPRI ADHYAKSA

Koperasi Pegawai Republik Indonesia Adhyaksa adalah koperasi yang

beranggotakan pegawai dan staf di kejaksaan negeri kota bogor. KPRI

Adhyaksa ini beralamat di JL. Ir. H. Djuanda no 6 Kota bogor. Bidang usaha

yang dijalankan koperasi adhyaksa ini per tahun 2019 adalah usaha simpan

pinjam bagi anggota koperasi dan pengadaan barang atau kredit barang bagi

anggota koperasi. Laporan keuangan yang disusun oleh KPRI Adhyaks ini

berupa neraca, laba rugi dan perkembangan modal. Adapun penyajiannya

sebagai berikut
93

Tabel 6
Neraca komparatif KPRI Adhyaksa
Per 31 Desember 2019

NERACA KOMPARATIF
KPRI ADHYAKSA KEJAKSAAN NEGERI KOTA BOGOR
PER 31 DESEMBER 2019
AKTIVA 2019 2018 PASIVA 2019 2018
AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR
1. Kas RP. 46.016.594 RP. 167.374.444 6. Dana Pendidikan RP. 9.606.968 RP. 8.510.643
2. Piutang Uang RP. 372.450.000 RP. 156.600.000 7. Dana Pembangunan daerah kerja RP. 10.489.968 RP. 8.510.643
3. Piutang Barang RP 8. Dana Sosial RP. 4.789.968 RP. 4.810.643
9. Dana kesra pegawai RP. 15.143.824 RP.11.185.174
10. Simpanan Sukarela RP. 14.107.000 RP. 7.300.000
Jumlah Aktiva Lancar RP. 418.466.594 RP. 327.237.444 JUMLAH HUTANG LANCAR RP. 54.140.728 RP. 40. 317.103
Penyertaan MODAL SENDIRI
4. Inventaris 11. Simpanan pokok RP. 6.500.000 RP. 6.500.000
5. Penyusutan 12. Simpanan Wajib RP. 255.195.000 RP. 195.797.500
13. Cadangan RP. 52.432. 196 RP. 42.535.571
jumlah penertaan 14. Hibah RP. 2.500.770 RP. 2.500.770
JUMLAH MODAL SENDIRI RP. 316.627.966 RP. 243.333.841
SHU
SHU Tahun berjalan RP. 47.697.900 RP. 39.586.500
JUMLAH AKTIVA RP. 418.466.594 RP. 327.237.444 JUMLAH PASIVA RP. 418.466.594 RP. 327.237.444

Sumber: data hasil olahan

Penjelasan Neraca

1) Kas sebesar Rp. 46.016.594 adalah uang tunai yang ada di kas

bendahara koperasi pada tanggal 31 Desember 2019 denagn rincian :

Kas koperasi Rp. 46.016.594


94

2) Piutang sebesar Rp. 372.450.000 adalah piutang anggota per 31

desember 2019 dengan perincian sebagai berikut:

Piutang simpan pinjam Rp. 372.450.000

3) Dana -dana SHU anggota sebesar Rp. 54.140.728 adalah saldo dari

dana-dana per 31 desember 2019 terdiri dari:

Dana Pendidikan + dana pemekaran daerah kerja + dana social + dana

kesejahteraan karyawan + simpanan sukarela

Rp. 9.609.968 + Rp. 10.489.968 + Rp. 4.789.968 + Rp. 15.143.824 +

Rp. 14.107.000

4) Simpanan pokok sebesar Rp. 6.500.000 adalah jumlah simpanan

pokok anggota per 31 desember 2019

5) Simpanan wajib sebesar Rp. 255.195.000 adalah jumlah simpanan

wajib anggota per 31 Desember 2019

6) Cadangan sebesar Rp. 52.432.196 jumlah cadangan per 31 Desember

2019

7) Hibah sebesar Rp. 2.500.770 adalah hibah yang diberikan secara

sukarela dari anggota untuk KPRI ADHYAKSA

8) SISA HASIL USAHA (SHU) Tahun berjalan sebesar Rp. 47.697.900

adalah SHU yang diperoleh tahun 2019


95

Tabel 7
Laporan Laba/rugi KPRI Adhyaksa
Per 31 desember 2019
Perhitungan Laba rugi
KPRI ADHYAKSA
KEJAKSAAAN NEGERI KOTA BOGOR
PER 31 DESEMBER 2019

I. PENDAPATAN
1. Jasa simpan pinjam RP. 64.980.000
2. Keuntungan Usaha Barang RP. 205.400 (+)
RP. 65. 185. 400

II. BIAYA-BIAYA
1. Biaya organisasi RP. 400.000
2. Pembayaran Pajak dan transportasi RP. 850.000
3. Biaya RAT 2019 RP. 5.000.000
4. Pembelian 1 buku kas harian RP. 35.500
5. THR lebaran 2019 RP. 5.000.000
6. Pembelian 1 buah map plastik RP. 32.000
7. Pembelian isi tinta stempel RP. 10.000
8. Biaya rapat pengurus RP. 350.000
9. Biaya rapat pengurus lengkap RP. 350.000
10. Honor Pengurus tahun 2019 RP. 3.900.000
11. Honor pengawas tahun 2019 RP. 1.560.000
jumlah RP. 17.487.500

III. SISA HASIL USAHA (SHU) RP. 47.697.900

Sumber: data hasil olahan

Penjelasan laba rugi


96

1) Pendapatan jasa simpan pinjam sebesar Rp. 65.185.400 adalah jumlah

pendapatan jasa simpan pinjam dan keuntungan usaha barang dalam

tahun 2019 dengan perincian sebagai berikut:

Pendapatan jasa simpan pinjam Rp. 64.980.000 adalah keuntungan

usaha simpan pinjam dan Rp. 205.400 adalah keuntungan usaha

barang dalam tahun 2019

2) Biaya organisasi koperasi sebesar Rp. 400.000 adalah biaya organisasi

kopearasi yang dibebankan pada tahun 2019

3) Biaya Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2019 sebesar Rp. 5.000.000

adalah biaya pelaksanaan RAT tahun buku 2019 yang diselenggarakan

pada tahun 2019

4) Biaya Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2019 Rp. 5.000.000 adalah

biaya yang dikeluarkan untuk bingkisan lebaran bagi anggota KPRI

Adhyaksa yang dilaksanakan pada tahun 2019

5) Biaya rapat koperasi sebesar Rp. 700.000 adalah biaya rapat pengurus

dan pengawas KPRI Adhyaksa yang dibebankan pada tahun 2019

6) Honor pengurus koperasi sebesar Rp. 3.900.000 adalah honor

pengurus KPRI Adhyaksa selama 12 bulan yang dibebankan pada

tahun 2019

7) Honor pengawas koperasi sebesar Rp. 1.560.000 adalah honor

pengawas KPRI Adhyaksa selama 12 bulan yang dibebankan pada

tahun 2019
97

8) Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi sebesar Rp. 47.697.900 adalah SHU

koperasi yang diperoleh dalam kegiatan koperasi selama tahun 2019,

dengan perincian sebagai berikut:

Penerimaan koperasi tahun 2019 sebesar RP. 65.185.400, Beban biaya

koperasi Rp. 17.487.500 dan laba koperasi sebesar Rp. 47.697.900

TABEL 8
Perkembangan modal
KPRI Adhyaksa
Perkembanagn modal luar san modal sendiri menurut sumbernya dalam 2 tahun terakhir

MODAL LUAR
MODAL LUAR TAHUN 2018 TAHUN 2019
1. Simpanan sukarela Rp. 7.300.000 Rp. 14.107.000
2. Dana Pendidikan Rp. 8.510.643 Rp. 9.609.968
3. Dana pembangunan Rp. 8.510.643 Rp. 10.489.968
daerah kerja
4. Dana Sosial Rp. 4.810.643 Rp. 4.789.968
5. Dana kesejahteraan Rp. 11.185.174 Rp. 15.143.824
karyawan
jumlah Rp. 40.317.103 Rp. 54.140.728

MODAL SENDIRI
MODAL SENDIRI TAHUN 2018 TAHUN 2019
1. Simpanan pokok Rp. 6.500.000 Rp. 6.500.000
2. Simpanan wajib Rp.195.797.500 Rp. 255.195.000
3. Hibah Rp. 2.500.770 Rp. 2.500.770
4. Cadangan Rp. 42.535.571 Rp. 52.432.196
JUMLAH Rp. 247.331.841 Rp. 316.627.966
SHU TAHUN BERJALAN Rp. 39.586.500 Rp. 47.697.900
TOTAL MODAL Rp. 286.920.341 Rp. 364.325.866

Sumber: data hasil olahan

Catatan perkembangan modal

Dari tabel di atas terjadi kenaikan jumlah modal luar (hutang lancar) dari
98

Rp. 40.317.103 menjadi Rp. 54.140.728 hal ini disebabkan adanya alokasi dana

untuk dana Pendidikan, dana pembangunan daerah kerja , dana social dan dana

kesejahteraan karyawan. Terjadi juga kenaikan pada jumlah modal sendiri dari

Rp. 286.920.341 menjadi Rp. 364.325.866 hal ini disebabakan karena adanya

penambahan dari simpanan pokok, simpanana wajib dan simpanana sukarela

dari angota KPRI Adhyaksa.

4. KPRI Bhakti Lestari

Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bhakti Lestari merupakan koperasi

yang beranggotakan guru dan staf pegawai di lingkungan SMP Negeri 6

Kota Bogor. KPRI ini beralamat di JL. Dr. Semeru Gang Kelor No.4. usaha

yang dijalankan oleh koperasi bhakti lestari dantaranya, jasa usaha simpan

pinjam, jasa sewa warung koperasi, jasa barang dan penjualan seragam serta

penjualat lat penunjang kegiatan belajar mengajar. Laporan keuangan

koperasi bhakti lestari menyajikan neraca dan laporan laba rugi, Adapun

penyajiannya sebagai berikut:


99

Tabel 9
Neraca Komparatif
KPRI Bhakti Lestari
Per 31 Desember 2019
KPRI BHAKTI LESTARI SMP NEGERI 6 KOTA BOGOR
NERACA KOMPERATIF PER 31 DESEMBER 2019

URAIAN AKTIVA
31 Desember 2019 AKHIR 2018 31 Desember 2019 2018
A.AKTIVA LANCAR C. HUTANG LANCAR
1. Kas RP. 275.083.282 RP. 145.505.465 1. Dana Pendidikan RP. 11.376.550 RP. 11.020.528
2. Piutang USP RP. 1.158.105.000 RP. 963.344.000 2. Dana daerah kerja RP. 660.678 RP. 582.647
3. Piutang barang RP. 76.280.800 RP. 36.317.800 3. Dana Sosial RP. 1.700.057 RP. 1.472.046
4. Pajak dibayar dimuka RP. 2.017.610 RP. 1.951.770 4. Simpanan manasuka RP. 737.807.962 RP. 436.399.927
5. Piutang warung koperasi (b) 5. Simpanan khusus RP. 474.130.190 RP. 421.116.744
JUMLAH AKTIVA LANCAR RP. 1.511.486.692 RP. 1.147.119.035 JUMLAH HUTANG LANCAR RP. 1.225.675.447 RP. 870.591.891
B. AKTIVA TETAP D. MODAL TETAP
1. Simpanan Pokok RP. 16.500.000 RP. 16.700.000
2. Simpanan Wajib RP. 216.494.000 RP. 211.890.000
3. Cadangan RP. 43.040.295 RP. 38. 260.183
4. Donasi coca cola RP. 9.520.000 RP. 9.520.000
5. Pajak Terutang RP. 256.950 RP. 156.960
JUMLAH AKTIVA TETAP JUMLAH MODAL TETAP RP. 258.811.245 RP. 276.527.143
JUMLAH A dan B RP. 1.511.486.692 RP. 1.147.119.035 JUMLAH C DAN D RP. 1.511.486.692 RP. 1.147.119.035
100

Sumber: data hasil olahan

Tabel 10
Laba/rugi
Per 31 Desember 2019
KPRI Bhakti Lestari SMP NEGERI 6 Kota Bogor
RUGI/LABA
TAHUN BUKU 2019
PENERIMAAN
URAIAN 2018 2019
1. Sewa warung koperasi RP. 10.000.000 RP. 15.000.000
2. Jasa USP RP. 168.367.000 RP. 188.962.000
3. Provisi RP. 6.005.000 RP. 7.418.000
4. Jasa barang RP. 5.793.000 RP. 6.943.000
5. Keuntungan pakaian seragam siswa RP. 12.400.000 RP. 14.230.000
6. keuntungan alat penunjang KBM RP. 692.000
JUMLAH PENERIMAAN RP. 202.565.000 RP. 233.245.000
PENGELUARAN
URAIAN 2018 2019
1. Biaya jasa simpan pinjam khusus RP. 44.953.908 RP. 45.516.499
2. biaya simpan pinjam manasuka RP. 44.287.538 RP. 54.247.093
3. Bingkisan hari raya RP. 22.670.000 RP. 24.180.600
4. Biaya insentif untuk anggota peminjam aktif RP. 40. 105.560 RP. 45.167.400
5. Biaya ATK, Foto Copy dan RP. 497.500 RP. 434.400
pemeliharaan barang inventaris
6. Honor pengurus RP. 2.700.000 RP. 2.700.000
7. Honor Pengawas RP. 300.000 RP. 300.000
8. Transport RP. 565.000 RP. 425.000
9. Biaya partisipasi kegiatan ultah koperasi RP. 300.000 RP. 1.735.000
10. Biaya kekurangan pembuatan RP. 800.000
plang nama koperasi
11. Biaya proses pembuatan NIK Koperasi RP.900.000
12. Pajak dibayar dimuka RP. 1.951.770 RP. 2.017.61O
13. Biaya RAT RP. 26.900.960 RP. 36..500.950
JUMLAH PENGELUARAN RP. 184.032.636 RP. 214. 124.552
RUGI/LABA RP. 18.532.364 RP. 19.120.448
101

Sumber: data hasil olahan

5. KPRI KOPMANDA

Koperasi Pegawai Republik Indonesia KOPMANDA merupakan KPRI

yang beranggotakan para guru dan pegawai MAN 2 kota bogor. KPRI ini

beralamat di JL. Raya Pajajaran no 6 BOGOR. KPRI kopmanda

berkecimpung dalam usaha simpan pinjam dan usaha perdagangan. Laporan

keuangan yang dibuat Kopmanda menyajikan neraca, laporan laba rugi dan

laporan perubahan modal. Adapun bentuk penyajiannya sebagai berikut.

Tabel 11
Neraca KOPMANDA
PER 31 Desember 2019
KOPMANDA
NERACA
PER 31 DEMEBER 2019

KETERANGAN 2019 2018 KETERANGAN 2019 2018


HARTA KEWAJIBAN DAN MODAL
HARTA LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
1. Kas RP. 81.665.968 RP. 8.035.065 4. Simpanan sukarela RP. 493.871.627 RP. 504.119.734
2. Piutang uang RP. 3.109.460 RP. 6.400.00 5. Titipan rekreasi/THR
3. Piutang Barang RP. 1.313.730.952 RP. 1. 283.629.534 Jumlah kewajiban jangka pendek RP. 493.871.627 RP. 504.119.734
Kewajiban jangka pandang/dana-dana
6. Dana Sosial RP. 13.328.061 RP. 10.886.274
7. Dana Pendidikan RP.13.938.845 RP. 12.862.131
8. Dana Pengembangan daerah kerja RP. 10.646.835 RP. 10.160.131
jumlah kewajiban jangka panjang RP. 37.903.751 RP. 33.908.535
TOTAL KEWAJIBAN RP. 531.775.378 RP. 538.028.269
MODAL
9. Dana cadangan RP. 213.769.926 RP. 181.116.301
10. Simpanan pokok RP. 4.600.000 RP. 4.750.000
11. Simpanan Wajib RP. 440.832.998 RP. 416. 498.560
12. SHU tahun berjalan RP. 207.508.077 RP. 157.671.469
JUMLAH MODAL RP. 866.731.002 RP. 760.036.330
JUMLAH HARTA RP. 1.398.506.380 RP. 1.298.064.599 JUMLAH KEWAJIBAN DAN MODAL RP. 1.398.506.380 1.298.064.599
102

Sumber: data hasil olahan

Tabel 12
Sisa Hasil Usaha Kopmanda
Per 31 Desember 2019
KOPMANDA
SISA HASIL USAHA
31 DESEMBER 2019

PENERIMAAN 2019
1. Penjualan barang RP. 1.685.941.400
2. RABAT LKS RP. 31.472.010
3. Penjualan seragam RP. 46.832.900
4. Pendapatan lain-lain
SHU GTC
JUMLAH PENERIMAAN RP. 1.764.246.310

PENGELUARAN
1. Pembelian barang RP. 1.505.292.000
2. Biaya Administrasi RP. 274.000
3. Insentif pengurus RP. 4.800.000
4. Insentif BP RP. 1.200.000
5. Transportasi RP. 265.000
6. Biaya RAT RP. 12.000.000
7. Biaya Bank RP. 111.000
8. Biaya saku gtc
9. Pembelian sejadah
10. Tunjangan hari raya RP. 7.455.000
11. Biaya tambahan RAT RP. 20.000.000
JUMLAH PENGELUARAN RP. 1.551.397.000
SHU sebelum zakat RP. 212.849.310
Zakat usaha RP. 5.321.233
Sisa Hasil Usaha RP. 207.528.077

Sumber: data hasil olahan


103

Tabel 13
Perubahan Modal
Per 31 Desember 2019
KOPMANDA
PERUBAHAN MODAL
31 DESEMBER 2019

MODAL AWAL DEBIT KREDIT


1. Dana cadangan 2018 RP. 181.116.300,71
2. Simpanan Pokok 2018 RP. 4.750.000
3. Simpanan wajib 2018 RP. 416.498.560
4. Sisa Hasil Usaha 2018 RP. 157.671.469
jumlah RP. 760.036.329,70
Penambahan modal
1. Dana cadangan RP. 32.653.625,56
2. Simpanan Pokok RP. (150.000)
3. Simpanan wajib RP. 24.334.438
4. Penambahan SHU 2016 RP. 49.856.608.25
JUMLAH RP. 106.694.671,81
MODAL AKHIR RP. 866.731.001,52

Sumber: data hasil olahan

Catatan koperasi
a) Bidang usaha simpan pinjam

1) Simapanan pokok, dengan adanya anggta yang keluar maka

simapanan pokok pada tahun buku 2019 mengalami penurunan

sebeesar 3%
104

2) Simpanan wajib merupakan kewajiban anggota koperasi untuk

membayarnya setiap bulan

3) Simapanan sukarela pada tahun buku 2019 terjadi penurunan

sebesar 2% (Rp. 504.119.734) menjadi Rp. 493.871.627

4) Pinjaman koperasi pada tahun buku 2019 masih meminjamkan uang

kepada anggotanya yang mendadak memerlukakn biaya.

Peminjaman ini dilakukan sebagai bentuk sosial tanpa dikenakan

jasa pinjaman . Namun pengembaliaanya dalam waktu yang cepat.

Dan pinjaman ini diberikan apabila koperasi sudah memenuhi

kebutuhannya. Pada tahun buku 2019 piutang uang mengalami

penurunann sebesar 51% dari tahun 2018 sebesar Rp. 6.400.000

menjadi Rp. 3.109.460

b) Bidang usaha dan perdagangan

Koperasi menyediakan pembelian barang ini dengan cara kredit.

Selain barang sembako koperasi menjual barang non

sembakoyang ,mana keuntungan pada barang tersebut sebesar 12%

dari modal dengan pembayaran selama maksimal 10 bulan dari

jumlaj modal yang diberikan. Jumlah pembelian barang meningkat

dari hasil penjulan barang pada tahun buku 2018. Pada tahun buku

2019 SHU meningkat 32% dari Rp.157.671.468 tahun buku 2019

menjadi Rp. 207.528.077 tahun buku 2019.


105

C. Tinjauan Kesesuaian Penyajian Laporan Keuangan Koperasi berjenis

KPRI Berdasarkan SAK ETAP

1. Kesesuaian dan kelengkapan elemen laporan keuanga koperasi

berdasarkan SAK ETAP

TABEL 14

Elemen laporan keuangan SAK ETAP


NO NAMA KOPERASI NERACA L.LABA/RUGI L.PERUBAHAN L. ARUS KAS CATATAN ATAS
(SHU) MODAL LAPORAN KEUANGAN
1 KPRI NABATI LESTARI ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA ADA
2 KPRI WIYATA SEJAHTERA ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
3 KPRI ADHYAKSA ADA ADA ADA TIDAK ADA ADA
4 KPRI BHAKTI LESTARI ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
5 KPRI KOPMANSA ADA ADA ADA TIDAK ADA ADA

Sumber: data hasil olahan

Dari tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa dari 5 KPRI yang disebutkan

tidak ada yang memenuhi kesesuaian elemen laporan keuangan SAK ETAP.

2. Kesesuaian penyajian laporan keuangan koperasi berdasarkan SAK

ETAP

Adapun pembahasan dan kesesusain tiap pos elemen laporan

keuangan masing masing koperasi akan disajikan sebagai berikut:


106

a) KPRI NABATI LESTARI

1) Cheklist pos-pos neraca pada KPRI NABATI LESTARI

Tabel 15
NO. POS PADA NERACA ADA/TIDAK
1 Kas dan setara kas ADA
2 piutang usaha dan piutang lainnya ADA
3 persediaan ADA
4 properti investasi ADA
5 Aset tetap ADA
6 Aset tidak berwujud TIDAK
7 Utang usaha dan lainnya ADA
8 Aset dan kewajiban pajak TIDAK
9 kewajiban diestimasi TIDAK
10 Ekuitas ADA

Sumber: data hasil olahan

2) Checklist pos-pos Laporan laba rugi pada KPRI Nabati Lestari

Tabel 16
POS PADA LABA RUGI ADA/TIDAK
1. Pendapatan ADA
2. Beban keuangan ADA
3. Bagian laba atau rugi investasi yang
TIDAK
menggunakan metode ekuitas
4. Beban pajak ADA
5. Laba atau rugi neto ADA
Sumb

er: data hasil olahan


107

Dari tabel 15 dan 16 diatas maka, pada laporan keuangan neraca

KPRI Bhakti Lestari sudah mencantukan 7 dari 10 pos-pos minimal yang

harus ada dalam neraca berdasarkan syarat yang berlaku pada SAK

ETAP. Sedangkan pada laporan laba rugi KPRI Bhakti Lestari sudah

mencantumkan 4 dari 5 pos-pos minimal yang ada di neraca.

KPRI Bhakti Lestari juga sudah mencantumkan catatan atas laporan

keuangan berupa penjelasan untuk neraca dan untuk laba rugi.

Sedangkan untuk laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas KPRI

Bhakti Lestari tidak memiliki keduanya. Suatu laporan keuangan yang

lengkap berdasarkan SAK ETAP harus memiliki laporan arus kas dan

laporan perubahan modal. Laporan perubahan ekuitas sendiri berfungsi

untuk memberitahu kan perubahan ekuitas atau modal yang terjadi

sdalam satu periode dan lapoaran arus kas sendiri berfungsi untuk

mengetahui darimana kas masuk dan kemana kas keluar dalam satu

periode.

Berdasarkan penyajian tersebut maka KPRI Bhakti Lestari belum

sesuai dengan SAK ETAP karena belum menyajikan laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, dan dalam penyajian neraca dan laba rugi ada

beberapa pos yang tidak diungkapkan.


108

b) KPRI Wiyata Sejahtera

1) Cheklist pos-pos neraca pada KPRI Wiyata Sejahtera

Tabel 17

NO. POS PADA NERACA ADA/TIDAK


1 Kas dan setara kas ADA
2 piutang usaha dan piutang lainnya ADA
3 persediaan TIDAK
4 properti investasi TIDAK
5 Aset tetap TIDAK
6 Aset tidak berwujud ADA
7 Utang usaha dan lainnya ADA
8 Aset dan kewajiban pajak TIDAK
9 kewajiban diestimasi TIDAK
10 Ekuitas ADA

Sumber : data hasil olahan

2) Checklist pos-pos Laporan laba rugi pada KPRI Wiyata Sejahtera

Tabel 18
109

POS PADA LABA RUGI ADA/TIDAK


1. Pendapatan ADA
2. Beban keuangan ADA
3. Bagian laba atau rugi investasi yang
TIDAK
menggunakan metode ekuitas
4. Beban pajak TIDAK
5. Laba atau rugi neto ADA

Sumber: data hasil olahan

Berdasarkan tabel 17 dan 18 diatas KPRI Wiyata Sejahtera telah

mencantumkan 5 dari 10 pos-pos minimal yang harus ada dalam neraca

dan 3 dari 5 pos-pos minimal yang harus ada dalam laba/rugi berdasarkan

SAK ETAP. KPRI Wiyata Sejahtera ini tidak memiliki laporan perubahan

ekuitas. Laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan sehingga

laporan keuangan KPRI Wiyata Sejahtera belum sesuai dengan SAK

ETAP. Selain belum melengkapi elemen laporan keuangan yang sesuai

standar SAK ETAP pada neraca dan laporan laba rugi masih banyak pos-

pos yang belum dicantumkan sehingga laporan keuangan KPRI Sejahtera

masih jauh dari memenuhi syarat ketentuan SAK ETAP.

c) KPRI ADHYAKSA

1) Cheklist pos-pos neraca pada KPRI Adhyaksa

Tabel 19
NO. POS PADA NERACA ADA/TIDAK
1 Kas dan setara kas ADA
2 piutang usaha dan piutang lainnya ADA
3 persediaan ADA
4 properti investasi TIDAK
5 Aset tetap TIDAK
6 Aset tidak berwujud ADA
7 Utang usaha dan lainnya ADA
8 Aset dan kewajiban pajak TIDAK
9 kewajiban diestimasi TIDAK
10 Ekuitas ADA
110

Sumber: data hasil olahan

2) Checklist pos-pos Laporan laba rugi pada KPRI Adhyaksa

Tabel 20
POS PADA LABA RUGI ADA/TIDAK
1. Pendapatan ADA
2. Beban keuangan ADA
3. Bagian laba atau rugi investasi yang
TIDAK
menggunakan metode ekuitas
4. Beban pajak TIDAK
5. Laba atau rugi neto ADA

Sumber: data hasil olahan

3) Chekclist pos-pos laporan perubahan ekuitas pada KPRI Adhyaksa

Tabel 21
Informasi laporan perubahan ekuitas ADA/TIDAK
Laba/rugi untul periode ADA
pendapatan atau beban yang diakui
ADA
langsung dalam ekuitas
pengaruh kebijakan akuntansi
TIDAK
dan koreksi kesalahan yang diakui
rekonsiliasi antara jumlah tercatat
ADA
awal dan akhir periode

Sumber: data hasil olahan


111

Pada tabel 19 laporan neraca KPRI Adhyaksa telah mencamtumkan 6

dari 10 pos-pos minimal yang harus ada dalam neraca menurut SAK

ETAP, pada tebel 20 laporan labarugi telah mencantumkan 4 dari 5

minimal pos-pos yang harus ada dalam laporan laba rugi. Kemudian pada

tabel 21 laporan perubahan ekuitas telah mencantumkan 3 dari 4 pos-pos

minimal yang ada dalam laporan perubahan ekuitas menurut SAK ETAP.

KPRI Adhyaksaa juga menyajikan catatan atas laporan keuangan berupa

penjelasan neraca, laporan laba rugi dan perubahan modal sedangkan

laporan arus kas tidak disajikan oleh KPRI Adhyaksa dengan demikian

KPRI Adhyaksa telah menyajikan 4 dari 5 elemen laporan keuangan

menurut SAK ETAP.

d) KPRI Bhakti Lestari

1) Cheklist pos-pos neraca pada KPRI Bhakti lesttari

Tabel 22
NO. POS PADA NERACA ADA/TIDAK
1 Kas dan setara kas ADA
2 piutang usaha dan piutang lainnya ADA
3 persediaan TIDAK
4 properti investasi TIDAK
5 Aset tetap TIDAK
6 Aset tidak berwujud TIDAK
7 Utang usaha dan lainnya ADA
8 Aset dan kewajiban pajak ADA
9 kewajiban diestimasi ADA
10 Ekuitas ADA
112

Sumber: data hasil olahan

2) Checklist pos-pos Laporan laba rugi pada KPRI Bhakti Lestari

Tabel 23

POS PADA LABA RUGI ADA/TIDAK


1. Pendapatan ADA
2. Beban keuangan ADA
3. Bagian laba atau rugi investasi yang
TIDAK
menggunakan metode ekuitas
4. Beban pajak ADA
5. Laba atau rugi neto ADA

Sumber: data hasil olahan

Berdasarkan tabel 22 dan 23 diatas KPRI Bhakti Lestari telah

mencantumkan 6 dari 10 pos-pos minimal yang harus ada dalam neraca

dan 4 dari 5 pos-pos minimal yang harus ada dalam laba/rugi berdasarkan

SAK ETAP. KPRI Bhakti Lestari ini tidak memiliki laporan perubahan

ekuitas. Laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan sehingga

laporan keuangan KPRI Bhakti Lestari ini belum sesuai dengan SAK

ETAP. Selain belum melengkapi elemen laporan keuangan yang sesuai

standar SAK ETAP pada neraca dan laporan laba rugi masih banyak pos-

pos yang belum dicantumkan sehingga laporan keuangan KPRI Bhakti

Lestari masih jauh dari memenuhi syarat ketentuan SAK ETAP.

e) KPRI Kopmanda
113

1) Cheklist pos-pos neraca pada KPRI Kopmanda

Tabel 24
NO. POS PADA NERACA ADA/TIDAK
1 Kas dan setara kas ADA
2 piutang usaha dan piutang lainnya ADA
3 persediaan TIDAK
4 properti investasi TIDAK
5 Aset tetap TIDAK
6 Aset tidak berwujud TIDAK
7 Utang usaha dan lainnya ADA
8 Aset dan kewajiban pajak TIDAK
9 kewajiban diestimasi ADA
10 Ekuitas ADA

Sumber: data hasil olahan

2) Checklist pos-pos Laporan laba rugi pada KPRI Kopmanda

Tabel 25
POS PADA LABA RUGI ADA/TIDAK
1. Pendapatan ADA
2. Beban keuangan ADA
3. Bagian laba atau rugi investasi yang
TIDAK
menggunakan metode ekuitas
4. Beban pajak TIDAK
5. Laba atau rugi neto ADA

Sumber: data hasil olahan

3) Chekclist pos-pos laporan perubahan ekuitas pada KPRI Kopmanda


114

Tabel 26

Informasi laporan perubahan ekuitas ADA/TIDAK


Laba/rugi untul periode ADA
pendapatan atau beban yang diakui
ADA
langsung dalam ekuitas
pengaruh kebijakan akuntansi
TIDAK
dan koreksi kesalahan yang diakui
rekonsiliasi antara jumlah tercatat
ADA
awal dan akhir periode

Sumber: data hasil olahan

Pada tabel 24 laporan neraca KPRI Kopmanda telah mencamtumkan 5

dari 10 pos-pos minimal yang harus ada dalam neraca menurut SAK

ETAP, pada tabel 25 laporan laba rugi telah mencantumkan 3 dari 5

minimal pos-pos yang harus ada dalam laporan laba rugi. Kemudian pada

tabel 26 laporan perubahan ekuitas telah mencantumkan 3 dari 4 pos-pos

minimal yang ada dalam laporan perubahan ekuitas menurut SAK ETAP.

KPRI Kopmanda juga menyajikan catatan atas laporan keuangan berupa

penjelasan bidang usaha yang dilakukan oeleh koperasi Kopmanda

sedangkan laporan arus kas tidak disajikan oleh KPRI Kopmanda dengan

demikian KPRI Kopmanda telah menyajikan 4 dari 5 elemen laporan

keuangan menurut SAK ETAP. Meskipun dalam penyajiannya masih

banyak pos-pos yang belum tersajikan dengan lengkap.


115
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang yang termasuk ke dalam entitas

tanpa akuntanbilitas publik yang harus menyusun dan menyajikan laporan

keuangannya untuk disampaikan kepada yang berkepentingan dalam hal ini

yaitu anggota koperasi kreditur dan yang lainnya dan untuk membantu serta

menyajikan informasi laporan keuangan yang dapat berguna untuk

perkembangan dan kemajuan koperasi itu sendiri. Dalam hal ini penyusunan

laporan keuangan koperasi yang baik telah diatur sesuai dengan Standar

akuntansi keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Adapun

berdasarkan hasil tinjauan yang telah dilakukan oleh penulis terhadap 5

koperasi berjenis KPRI yang ada di Bogor, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penyajian laporan keuangan koperasi yang berjenis KPRI di Kota Bogor

yaitu KPRI Nabati Lestari, KPRI Wiyata Sejahtera, KPRI Adhyaksa ,

KPRI Bhakti Lestari dan KPRI Kopmanda menyajikan laporan keungan

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, catatan atas laporan

keuangan. Tapi tidak semua diantara 5 koperasi yang tealh disebutkan

menyajikan dengan lengkap elemen laporan keuangan yang telah

disebutkan, 5 dari 5 koperasi menyajikan neraca dan laba rugi, 2 dari 5


117

koperasi menyajikan laporan perubahan modal/ekuitas dan 3 dari 5

koperasi menyajikan catatan atas laporan keuangan.

2. Penyajian laporan keuangan pada 5 koperasi berjenis KPRI yang terdaftar

di Dinas Koperasi Kota Bogor dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa kelima koperasi tersebut belum menyajikan laporan keuangannya

sesuai SAK ETAP dikarenakan tidak semua elemen laporan keuangan

yang sesuai SAK ETAP disajikan di laporan keuangan koperasi dan

adanya ketidaksesuaian pelaporan keuangan dengan kaidah penyajian

yang sesuai dengan SAK ETAP diantaranya yaitu tidak lengkapnya pos-

pos yang disajikan di dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas dan kurang lengkapnya catatan atas laporan keuangan

B. Saran

Saran- saran yang akan disampaikan oleh penulis setelah melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Koperasi di Kota Bogor dalam menyusun laporan keuangan sebaiknya

berpedoman pada SAK ETAP yang berlaku, agar informasi yang

disajikan menjadi lebih lengkap dan lebih mudah dipahami apabila semua

koperasi menerapkan sesuai SAK ETAP

2. Dinas koperasi Kota Bogor dapat berperan untuk memberikan pelatihan

kepada Koperasi di Kota Bogor agar menyusun laporan keuangannya

sesuai dengan SAK ETAP adanya pelatihan agar sumber daya kopearsi

dapat menyusun laporan keuangan yang sesuai


DAFTAR PUSTAKA

Baswir. Revrisod. 2010. Koperasi Indonesia Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Buku RAT KPRI Nabati Lestari Tahun Buku 2019

Buku RAT KPRI Wiyata Sejahtera Tahun Buku 2019

Buku RAT KPRI Adhyaksa Tahun Buku 2019

Buku RAT KPRI Bhakti Lestari Tahun Buku 2019

Buku RAT KPRI Kopmanda Tahun Buku 2019

Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Pemerintah Entinitas Tanpa


Akuntanbilitas Publik . Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Tentang


Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.
Jakarta: Salemba Empat.
119

Nurhadiansya, Hendra Setiawan. 2016. Analisis Penerapan SAK ETAP dalam


Penyususnan Laporan Keuangan Koperasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan
Vol 4 No 2.
Peraturan Menteri Koperasai Usah Kecil Menengah Nomor 12 Tahun 12 Tentang
Akuntansi Koperasi Sektor Rill.

Rudianto. 2015. Akuntansi Koperasi Edisi ke 2. Jakarta: Erlangga.

Sattar. 2017. Buku Ajar Ekonomi Koperasi. Yogyakarta: Deepublish.

Subandi. 2015. Ekonomi Koperasi Teori Dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni V. Wiratna. 2017. Analisis Laporan Keuangan: Teori, Aplikasi dan Hasil
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang


Perkoperasian.

Warno, Sri wiranti. 2014. Konsistensi Penerapaan SAK Syariah Pada Koperasi
Syariah. Jurnal STIE Semarang, vol 6,No 2.

Anda mungkin juga menyukai