Anda di halaman 1dari 53

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ROA PADA BPRS

RAHMAH HIJRAH AGUNG LHOKSEUMAWE PERIODE 2016-2020

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

SRI ANANDA
NIM. 201842034

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


JURUSAN PERBANKAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
LHOKSEUMAWE
2021 M / 1442 H
KATA PENGANTAR

    

Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT. Dialah Tuhan yang

telah menurunkan agama melalui wahyu yang disampaikan kepada Rasul

pilihannya, Nabi Muhammad SAW. Melalui agama ini terbentang luas jalan lurus

yang dapat mengantarkan manusia kepada kehidupan bahagia di dunia dan

akhirat.

Selanjutnya shalawat beserta salam selalu kita sampaikan kepada baginda

Rasulullah SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan

hingga ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Proposal ini berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Periode 2016-2019. Alhamdulillah telah dapat

penulis selesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah ikut terlibat dalam penyelesaian proposal ini.

Akhirnya penulis mendo’akan semoga piha-pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini mendapat balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat kiranya.

Lhokseumawe, 15 April 2021


Penulis,

( Sri Ananda)
Nim: 201842034

i
DARTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Teori Sinyal (Signaling Theory)................................................ 10
B. Kinerja Keuangan...................................................................... 11
C. Pengukuran Kinerja Keuangan ................................................. 12
D. Analisis Kinerja Keuangan ....................................................... 13
1. Persentase Perkomponen....................................................... 15
2. Rasio Keuangan .................................................................... 15
E. Return On Asset (ROA) ............................................................ 26
F. Penelitian Terdahulu ................................................................. 27
G. Kerangka Pemikiran.................................................................. 32
H. Hipotesis.................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian....................................................................... 35
B. Populasi dan Sampel ................................................................. 35
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ........................... 36
D. Operasional Variabel................................................................. 37
E. Metode Analisis Data................................................................ 40
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 40
2. Pengujian Hipotesis............................................................. 44

KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga perbankan merupakan lembaga perantara (intermediary) antara

pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana, dimana bank

berfungsi sebagai agent of trust, agent of services, dan agent of development.1

Mengingat peranan bank dalam perkonomian sangat penting, maka wajar bila

disebutkan bahwa bank adalah sendi kemajuan masyarakat. Apabila bank dapat

bekembang baik maka akan dapat menopang perekonomian, karena bank yang

sehat akan memperlancar lalu lintas perekonomian suatu negara. Peranan yang

sangat krusial tersebut juga berlaku bagi lingkup yang lebih kecil, yaitu di daerah

tingkat I.

Terdapat dua jenis lembaga keuangan pada saat ini yaitu lembaga

keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.2 Bank merupakan salah satu

bentuk lembaga keuangan yang melakukan tugas penghimpunan dana dari

berbagai masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian disalurkan kepada

masyarakat lainnya dalam berbagai bentuk pembiayaan dengan akad dan

ketentuan yang berbeda-beda, sehingga memberikan taraf hidup yang lebih baik

bagi rakyat indonesia, sedangkan lembaga non bank ialah lembaga yang

melakukan penghimpunan dana dari berbagai masyarakat dalam bentuak

penjualan surat-surat yang penting.

1
Sri Y, dkk, Bank dan Lembaga keuangan Lainnya, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), 4
2
Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 134

1
2

Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang

bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke

masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan.

Negara indonesia sendiri lembaga keuangan bank terdapat dalam dua bentuk yaitu

bank konvensional dna juga bank syariah. Bank konvensional merupakan bank

yang dijalankan atas aturan sistem bunga sedangkan bank syariah dijalankan

dengan sistem bagi hasil dengan menggunakan segala jenis akad yang dibolehkan

dalam Islam dengan kata lain menggunakan prinsip syariah.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS secara khusus

dijabarkan dalam bentuk Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.

32/34/Kep/Dir, tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan Prinsip

Syariah, dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/Kep/Dir,

tertanggal 12 Mei 1999 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 32/4/KPPB tanggal

12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Prinsip Syariah.3

Mengingat pentingnya sebuah lembaga perbankan dalam perekonomian,

maka diperlukan penilaian kinerja perbankan. Penilaian kinerja ini berpengaruh

terhadap kepercayaan masyarakat, dimana dengan penilaian kinerja masyarakat

akan mengetahui kondisi perusahaan. Menurut Zainuddin dan Hartono penilaian

kinerja dalam dunia perbankan dapat menggunakan lima aspek penilaian, yaitu

CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity) yang diproksikan

3
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid. Lembaga Keuangan Syariah. (Jakarta: Zikrul Hakim,
2008), 56.
3

dengan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat

dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan. Bahkan lebih dari itu,

rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan. Salah satu

sumber utama yang dijadikan dasar penilaian adalah bank yang bersangkutan.

Berdasarkan laporan, maka akan dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai

potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang.4

ROA merupakan rasio rentabilitas yang menunjukkan kemampuan dari

modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan bersih atau laba selama periode tertentu. Rasio ini erat kaitannya

dengan profitabilitas bank, dimana rasio profitabilitas akan memberikan jawaban

akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan.

ROA merupakan indikator penting dari yang memiliki berbagai kegunaan.

Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu

bank semakin besar pula tingkat keutungan yang dicapai bank tersebut dan

semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva. Dilihat dari

struktur aset bank, kredit atau pinjaman merupakan aktiva produktif terbesar

sehingga pendapatan bunga yang diperoleh bank dari penyaluran kredit ini

merupakan pendapatan terbesar yang diperoleh bank. Tapi karena sumber dana

utama yang digunakan untuk membiayai penyaluran kredit tersebut berasal dari

dana pihak ketiga maka besarnya pendapatan bunga tersebut akan diikuti pula

dengan besarnya beban bunga yang harus dibayar kepada nasabah. Oleh karena

4
Zainuddin dan Hartono. Manfaat Rasio Keungan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba.
Jurnal Riset Akuntansi Indoensia. 2015.
4

itu, pihak bank harus dapat menentukan besarnya tingkat bunga yang paling

efektif sehingga kredit yang disalurkan dapat menghasilkan laba yang sebesar-

besarnya. Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (2004), kriteria yang

dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank bisa menjadi bank jangkar

(anchor bank) memiliki rasio Return On Asset (ROA) minimal 1,5%.

Alasan dipilihnya ROA sebagai variabel terikat karena ROA merupakan

rasio antara laba sebelum pajak terhadap total assets. ROA yang semakin besar,

menunjukkan kinerja perusahaan/bank semakin baik, karena tingkat pengembalian

(return) semakin besar. Oleh karena itu ROA merupakan rasio yang tepat

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan/bank dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Prediksi terhadap Return On Asset (ROA) dapat dilakukan dengan melihat

rasio keuangan perusahaan.5 Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Return on equity capital (ROE), Non Performing Financing

(NPF), Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dan Financing to

Deposit Ratio (FDR).

Menurut Lestari dan Sugiharto ROE adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang

diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE merupakan pengukuran yang

membandingkan keuntungan bersih dengan jumlah modal keseluruhan.6

Sedangkan Non Performing Financing (NPF), yaitu rasio antara pembiayaan yang

bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.


5
Irham Fahmi, Analisa Laporan Keuangan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 5.
6
Lestari, M.I., dan Sugiharto, T. Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhinya.PESAT Vol. 2, 2007, h. 196.
5

Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang dikategorikan kolektabilitasnya

masuk dalam kriteria pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan, dan

macet. Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat timbulnya pembiayaan

bermasalah atau fluktuasi nilai NPF yaitu Return On Assets (ROA) mengalami

penurunan.7

Salah satu rasio yang menunjukkan efisiensi bank adalah Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Rivai dan Arifin mengungkapkan bahwa

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur proporsi modal sendiri dibandingkan dengan dana

dari luar di dalam kegiatan usaha perbankan. Rasio sangatlah penting dalam

sebuah perbankan untuk menilai tungkat kesehatan dan keamanan dari sisi

pemilik modal yang sudah ada. Semakin tinggi rasio KPMM, maka semakin baik

kinerja bank tersebut dan dapat meningkatkan laba.8

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan salah satu bentuk rasio yang

digunakan untuk sebuah perbandingan dari pihak ketiga yang ditunjuk dan pilih

bank dalam melakukan pemberdayaan ekonomi.9 Rasio FDR dipergunakan untuk

mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari dana pihak

ketiga. Peningkatan FDR terjadi karena penyaluran dana ke pinjaman semakin

besar sehingga laba akan meningkat.

Adapun dinamika pergerakan rasio-rasio keuangan BPRS Rahma Hijrah

Agung Kota Lhokseumawe yang kurun waktu tahun 2016 sampai dengan 2019

7
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 83.
8
Rivai, Veithzal dkk. Bank and Financial Institution Management, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 86.
9
Muhamad. Manajemen Bank Syari’ah. (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h. 55.
6

dengan periode triwulan yaitu triwulan I (Januari sampai dengan Maret), triwulan

II (April sampai dengan Juni), Triwulan III ( Juli sampai dengan September) dan

Triwulan IV ( Oktober sampai dengan Desember) terlihat dalam Tabel 1.2 berikut

ini:

Tabel 1.1
Nilai ROE, NPF, KPMM, FDR dan ROA per Triwulan

Tahun NPF KPMM FDR ROA


Triwulan
(%) (%) (%) (%)
I 6.42 17.97 91.82 0.88
II 6.45 16.49 89.21 1.61
2016
III 9.10 16.50 85.75 2.00
IV 5.63 15.92 89.19 2.84
I 13.20 14.20 82.98 0.41
II 15.31 13.06 82.07 0.50
2017
III 22.77 13.41 70.95 0.60
IV 11.84 15.05 67.30 1.08
I 13.74 16.47 72.21 0.12
II 16.81 16.32 71.84 0.23
2018
III 15.97 15.95 78.79 0.01
IV 7.70 13.41 84.40 0.58
I 15.41 12.79 90.87 0.02
II 19.66 15.94 95.64 2.36
2019
III 9.73 16.67 96.37 0.20
IV 6.96 19.24 100.26 0.50
I 10.88 17.52 92.10 0.14
II 8.27 20.86 99.84 0.52
2020
III 5.47 28.10 104.72 0.48
IV 4.99 30.87 103.94 1.16
Sumber: BPRS Rahmah Hijrah Agung Kota Lhokseumawe Tahun 2021

Menilik dari apa yang terjadi secara empiris tanpak bahwa rasio-rasio

keuangan dari tahun ke tahun mengalami perubahan dan terdapat penyimpangan

dengan teori yang menyatakan hubungan ROE, NPF, KPMM dan FDR terhadap

ROA. Pada tahun 2017 dan 2018 nilai ROA untuk triwulan empat mengalami

penurunan dari 1.08% menjadi 0,58%, FDR justru mengalami penaikan dari
7

67.30% menjadi 84.40% sehingga ada kesan bahwa FDR berpengaruh negatif

terhadap ROA.

Rasio NPF pada tahun 2018 dan 2019 untuk triwulan empat dapat dilihat

7.70% dan turun menjadi 6.96%, rasio ROA ikut turun dari 0,58% menjadi

0,50%. Hal ini bersimpangan dengan teori yang menyatakan NPF berpengaruh

negatif terhadap ROA yaitu berdasarkan teori rasio keuangan rasio kualitas aktiva

produktif salah satunya Net Perfoming Financing (NPF) memiliki hubungan

negatif terhadap Return on Asset yang mana ketika NPF tinggi maka ROA rendah,

jika NPF rendah maka ROA tinggi maka kinerja bank baik.

Berdasarkan data dan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik

untuk meneliti pada bank Aceh dengan judul “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe

Periode 2016-2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang di kemukakan sebelumnya,

maka dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Apakah NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020?

2. Apakah KPMM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020?

3. Apakah FDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020?


8

4. Apakah NPF, KPMM dan FDR secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe

Periode 2016-2020?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di

atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-

2020.

2. Untuk mengetahui KPMM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-

2020.

3. Untuk mengetahui FDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-

2020.

4. Untuk mengetahui NPF, KPMM dan FDR secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung

Lhokseumawe Periode 2016-2020

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang

telah diuraikan di atas, manfaat dari penelitianini adalah:


9

1. Manfaat praktis

a. Diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan informasi,

perbandingan, bahan acuan, dan peningkatan nilai bank.

b. Diharapkan menjadi informasi bagi manajemen keuangan bagi

perusahaan Bank Syariah yang beroperasi di Indonesia Khususnya

mengenai keuangan Bank Perkreditan Rakyat Syariah Rahmah Hijrah

Agung Kota Lhokseumawe.

2. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

b. Bagi peneliti sebagai bahan kajian untuk mengaplikasikan pengetahuan

serta gambaran yang jelas tentang Bagi Hasil Bank Syariah.


BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Menurut Brigham dan Houston isyarat atau signal adalah suatutindakan

yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentangbagaimana

manajemen memandang prospek perusahaan. 1 Signaling theory menurut Brigham

dan Houston menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk

memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara

perusahaan dan pihak luarkarena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai

perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan

kreditur).

Menurut Brigham dan Houston data akuntansi yang terkandung dalam

laporan keuangan dapat mempengaruhi harga saham. Brigham dan Houston juga

menambahkan bahwa analisis terhadap data akuntansi tersebut dapat digunakan

untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Para pemegang saham

memerlukan informasi yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui

kondisi keuangan perusahaan saat itu. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai

gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Semakin baik kondisi keuangan

suatu perusahaan, maka semakin baik kinerja keuangannya. 2

1
Eugene. F Brigham dan Joel F. Houston. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan Buku 2,
(Jakarta: Erlangga, 2001), h. 36.
2
Ibid…, h. 103.

10
11

Beradsarkan kutipan bahwa analisis laporan keuangan dapat memberikan

pemahaman bagi investor mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hal itu

dapat membantu meramalkan kinerja keuangan perusahaan dimasa depan.

Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disajikan, maka pihak- pihak

eksternal seperti investor akan semakin yakin terhadap kinerja keuangan

perusahaan tersebut.

B. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-

aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan

merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang

dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai

baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi

kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan

secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. 3

Menurut Jumingan kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan

dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan

modal, likuiditas, dan profitabilitas.4 Sutrisno menyatakan bahwa kinerja

3
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 2
4
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 239.
12

keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu

periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.5

Berdasarkan apa yang dinyatakan diatas, kinerja keuangan merupakan

suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis

dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas yang dapat

melihat prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang

mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.

C. Pengukuran Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan

penilaian kinerja. Pengukuran kinerja (performing measurement) adalah

kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas perusahaan dalam pengoperasian bisnis

selama periode akuntansi. Adapun penilaian kinerja menurut Srimindarti adalah

penentuan efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran,

standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.6

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di

atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis

kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data,

menghitung, mengukur menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu.

5
Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori, Konsep Dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ekonisia,
2009), h. 53.
6
Srimindarti, Balanced Screcard Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja. (Semarang:
STIE Stikubank, 2006), h. 34.
13

Menurut Munawir menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja

keuangan perusahaan adalah: 7

a. Mengetahui tingkat likuiditas, Likuiditas menunjukkan kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus

segera diselesaikan pada saat ditagih.

b. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya

apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek

maupun jangka panjang.

c. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut

dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.

d. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur

dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya

tepat pada waktunya.

D. Analisis Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan

tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi. 8

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis

dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih

7
Munawir, Analisis Informasi keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2012), h. 31
8
Jumingan, Analisis Laporan keuangan…h. 242.
14

dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun

dalam persentase (relatif).

2. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk

mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan

atau penurunan

3. Analisis Persentase perkomponen (commonsize), merupakan teknik

analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing

aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik

analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal

kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis

untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan pada

suatu periode waktu tertentu

6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk

mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun

laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan

7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba

8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui

tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami

kerugian.
15

Berdasarkan analisis kinerja keuangan yang dapat dilakukan dengan

laporan keuangan, tren, Common Size, sumber dan penggunaan modal kerja,

sumber dan penggunaan kas, rasio keuangan, perubahan laba kotor.

1. Persentase Perkomponen (Commonsize)

Analisa Common Size adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara

membuat perbandingan antara suatu elemen (laporan keuangan) tententu sebagai

komponen dari elemen yang lain pada laporan keuangan yang sama. Analisis

Common Size disusun dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan

laba-rugi dan neraca yang menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan

laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Dalam laporan keuangan Common

Size, total jumlah akun-akun dalam kelompok yang bersangkutan adalah 100%. 9

Prosedur dalam analisis Common Size disebut sebagai analisis vertikal karena

melakukan evaluasi akun dari atas ke bawah (atau dari bawah ke atas). Laporan

keuangan Common Size berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena

laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format persentase

perkomponen atau format Common Size.

2. Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interprestasi dana

analysis laporan finansial suatu perusahaan. 10 Rasio dalam arti standar laporan

keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan

unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rasio keuangan digunakan untuk

mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Hasil rasio keuangan

9
Jumingan, Analisis Laporan keuangan…h. 249
10
Lemiyana, Aanalisis Laporan keuangan Berbasis Komputer, (Palembang: Noerfikri
Offset, 2015), h. 104.
16

menunjukkan kondisi kesehataan perusahaan yang bersangkutan. Kinerja

keuangan suatu perusahaan dapat dinilai berdasarkan analisis laporan keuangan

maupun analisis rasio keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Analisis rasio merupakan bagian dari analisis laporan keuangan. Analisis

rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan

yang ada dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio

keuangan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan suatu

perusahaan.11

Selain itu, analisis rasio keuangan dapat digunakan pada setiap model

analisis, baik model yang digunakan oleh manajemen untuk pengambilan

keputusan jangka pendek maupun jangka panjang, peningkatan efisiensi

danefektifitas operasi, serta untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja

(corporate financial management model), begitu pula penggunaan analisis rasio

keuangan dalam memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang termasuk

fenomena kebangkrutan (bankruptcy) suatu entitas yang telah banyak dilakukan

oleh banyak peneliti. 12

Untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dengan menggunakan

rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap

rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap

hasil dari rasio yang diukur diinterprestasikan.13 Rasio keuangan bank terdiri dari:

11
Hery, Analisis Lpaoran keuangan, (Yogyakarta: Caps, 2015), h. 163
12
Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan pervankan Syariah, 9Yogyakarta: Pustaka
pelajar, 2010), h. 62.
13
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: raja Grafindo Persada, 2014), h. 106.
17

Rasio Likuiditas (liquidity ratio), Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (profitability

ratio) dan rasion Efisiensi. 14

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar

perusahaan yang relatif terhadap hutang lancarnya atau kewajiban yang

dimiliki oleh bank.Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank yang

bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar

kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang

diajukan tanpa terjadi penangguhan. 15 Oleh karena itu, bank dapat dikatakan

likuid apabila:

1) Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang

digunakan untuk memenuhi likuiditasnya

2) Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari kebutuhan

likuiditasnya, tetapi mempunyai aset atau aktiva lainya (misalnya

surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu

3) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash

assets baru melalui berbagai bentuk hutang.

Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio

likuiditas antara lain:

1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya,

14
Lemiyana, Aanalisis Laporan keuangan Berbasis Komputer, … h. 49
15
Ibid…, h. 50.
18

kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya

dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal

dan bulan tertentu).

2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya,

jumlah kewajiban yang berumur dibawah 1 tahun atau sama dengan

1 tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan

persediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi

persediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.

4) Untuk mengukur dan membandingkan antara jumlah persediaan

yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk

membayar utang.

6) Sebagai alat perencanaan ke depan terutama yang berkaitan

denganperencanaan kas dan utang.

7) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu

ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8) Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-

masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.


19

9) Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki

kinerjanya dengan melihat rasio likuiditas yang ada sampai saat

ini. 16

Dalam rasio likuiditas atau liquidity ratio, jenis-jenis rasio likuiditas

yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bank yaitu:

a. Quick ratio

Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para

deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan

harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank.17

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡

b. Banking ratio

Banking ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang

disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi

rasio ini, maka tingkat likuiditas semakin rendah karena jumlah

dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil,

demikian pula sebaliknya.18

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

16
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan… h. 132
17
Ibid…, h. 221
18
Ibid.., h. 222
20

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑛𝑠
𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑛𝑠
𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡

c. Financing to deposit ratio

Financingto Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara

pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang

berhasil dikerahkan oleh bank (Muhamad, 2015:6). Rasio FDR

digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan

kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan

menggunakan total aset yang dimiliki bank (Dendawijaya, 2013:32).

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
FDR =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥 100%

Tabel 2. 1 Matrik Kriteria Penetapan peringkat Profit Risiko FDR

Kriteria Keterangan
Peringkat 1 : FDR < 75% Sangat Sehat
Peringkat 2: 75% ≤ FDR< 85% Sehat
Peringkat 3: 85% ≤ FDR≤100% Cukup Sehat
Peringkat 4: 100% ≤ FDR≤120% Kurang Sehat
Peringkat 5: FDR≤120% Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indoensia No. 6/23/DPNP Tahun 2004

d. Loan to assets ratio

Loan to assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan

aset bank yang tersedia. Semakin tinggi rasionya semakin rendah

tingkat likuiditasnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


21

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑛𝑠
𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

b. Rasio Profitabilitas (Profitability Ration)

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan, dalam hal ini

perusahaan perbankan, untuk menghasilkan laba. Profitabilitas biasanya diukur

menggunakan rasio perbandingan. Menurut Hery Rasio profitabilitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. 19 Van Horne dan

Wachowicz mengemukakan rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis rasio yang

menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang

menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. 20

Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan adalah margin laba

bruto dan margin laba neto. Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi

terdiri atas imbal hasil atas investasi (return on investment) atau imbal hasil

atas aset (return on asset) dan imbal hasil atas ekuitas (return on equity). Rasio

profitabilitas dikenal juga sebagai rasio rentabilitas. Disamping bertujuan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode

tertentu, rasio ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen

dalam menjalankan operasional perusahaan.

Dalam praktiknya, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari rasio

profitabilitas, baik bagi pihak perusahaan, manajemen perusahaan, maupun

19
Hery, Analisis Kinerja Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2015), h. 192.
20
Van Home dan Wachowich, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, (Jakarta: Salemba 4,
2012), h. 102.
22

para pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan perusahaan. Berikut

adalah tujuan dan manfaat rasio secara keseluruhan, 21

1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

selama periode tertentu

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang.

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4) Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset

5) Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dala total ekuitas

6) Untuk mengukur marjin laba kotor atas penjualan bersih

7) Untuk mengukur marjin laba operasional atas penjualan bersih

8) Untuk mengukur marjin laba bersih atas penjualan bersih.

Pencapaian laba merupakan indikator yang dominan karena hasil akhir

kinerja operasi usaha selalu mengarah pada laba sebelum pajak. Karena laba

sebelum pajak merupakan nilai rupiah dan masing-masing perusahaan berbeda

dalam jumlah modal maka besar laba sebelum pajak tidak bisa menunjukkan

kinerja laba sehingga perlu dipakai indikator lain.

Dalam rasio profitabilitas atau profitability ratio, jenis-jenis rasio

profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bank antara

lain: Gross profit margin, Net profit margin, Return on equity capital, Return

21
Hery, Analisis Kinerja Manajemen… h. 192.
23

on total assets, Interest Margin on Loan, Rate of return on loan, Net Interest

margin (NIm) dan Interest margin on earning assets.

Dalam rasio profitabilitas atau profitability ratio, jenis-jenis rasio

profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bank antara lain:

a. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

Kewajiban Menyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio yang

memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang

mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank di samping

memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank seperti dana

masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain.

. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑛𝑘
𝐾𝑃𝑀𝑀 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑇𝑀𝑅

b. Return on equity capital (ROE)

Menurut Harahap ROE digunakan untuk mengukur besarnya

pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka

tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan

investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen.

Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham,

sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena

besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan

diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk


24

membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham

cendrung naik. 22

Menurut Lestari dan Sugiharto ROE adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan

modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur

dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka

ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang

saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi. 23

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐸 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑥 100%

c. Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) yaitu merupakan suatu kondisi

pembiayaan yang ada penyimpangan (deviasi) atas term of lending

yang disepakati dalam pembayaran kembali pembiayaan itu

sehingga terjadi keterlambatan, diperlukan tindakan yuridis, atau

diduga ada kemungkinan potential loss. Implikasi bagi pihak bank

sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah berupa hilangnya

kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang

diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh

buruk bagi rentabilitas bank.

22
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grasindo
Persada, 2007), h. 156.
23
Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. (2007). Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non
Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi,
Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, h. 196.
25

𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 (𝐾𝐿,𝐷,𝑀)
NPF = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

Tabel 2. 3 Matrik Kriteria Penetapan peringkat Profit Risiko NPF

Kriteria Keterangan
Peringkat 1 : NPF < 2% Sangat Sehat
Peringkat 2: 2% ≤ NPF<5% Sehat
Peringkat 3: 5% ≤ NPF≤8% Cukup Sehat
Peringkat 4: 8% ≤ NPF≤12% Kurang Sehat
Peringkat 5: NPF≤12% Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indoensia No. 13/24/DPNP Tahun 2011

c. Rasio Efisiensi

Efisiensi menurut Iswardono dalam Ivan Gumilar dan Siti Komariah

Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan

masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. 24

Endri mendefinisikan efisiensi sebagai berikut: Efisiensi merupakan salah

satu parameter kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah

perusahaan dengan mengacu pada filosofi (kemampuan menghasilkan output yang

optimal dengan inputnya yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang

diharapkan).25

Sedangkan menurut Atmawardhana dalam Ivan Gumilar dan Siti

Komariah terdapat 3 faktor yang menyebabkan efisiensi: (1) apabila dengan input

yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar; (2) input yang lebih kecil

24
Ivan Gumilar., & Siti Komariah. Pengukuran Efisiensi Kinerja Dengan Metode
Stochastic Frontier Approach Pada Perbankan Syariah. Bisnis & Manajemen, ( Jakarta: Fakultas
Ekonomi, 2011), h. 101
25
Endri, Evaluasi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data
Envelopment Analysis. (Jakarta: STEI Tazkia, 2011), h. 123.
26

mendapatkan hasil output yang sama; dan (3) dengan input yang lebih besar dapat

menghasilkan output yang lebih besar lagi. 26

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi merupakan

kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk memperoleh hasil

tertentu dengan menggunakan masukan (input yang serendah-rendahnya) untuk

menghasilkan suatu keluaran (output), dan juga merupakan kemampuan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar.

E. Return on total assets (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu

rasio yang menunjukkan beberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga

menghasilkan keuntungan/laba bagi perusahaan. Pengukuran tingkat efektifitas

manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari

pendapatkan investasi, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa basar rasio

profitabilitas Return On Asset (ROA) yang dimiliki. 27 Menurut Bambang Riyanto

besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑥 100%

Return on Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan

perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank, rasio ini

26
Ivan Gumilar., & Siti Komariah. Pengukuran Efisiensi Kinerja Dengan Metode
Stochastic …. h. 101
27
Bambang Riyanto. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. (Yogyakarta: BPFE, 2001),
h. 36
27

menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang

bersangkutan. 28

Pengertian dari laba sebelum pajak adalah laba atau keuntungan bersih dari

kegiatan operasional bank sebelum pajak. Return on Asset (ROA) dipilih sebagai

indikator untuk mengukur kinerja keuangan perbankan, karena Return on Asset

(ROA) digunakan untuk pengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.

Menurut Kasmir nilai ROA yang semakin mendekati nilai 1, berarti

semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat

menghasilkan laba. Standar yang harus dicapai untuk ROA yaitu dengan nilai 5,98%,

jika rasio tersebut mencapai ada nilai 5,98% berarti nilai ROA tersebut dapat

dikatakan baik. Berikut adalah tabel kriteria penilaian ROA: 29

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ROA

Kriteria Keterangan
Peringkat 1 : ROA > 1,5% Sangat Baik
Peringkat 2: 1,25% < ROA≤1,5% Baik
Peringkat 3: 0,5% < ROA≤1,25% Cukup Baik
Peringkat 4: 0% < ROA≤0,5% Kurang Baik
Peringkat 5: ROA≤0% Lemah
Sumber: Farianto (2014:7)

F. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian ini akan mengarah kepada penelitian yang dilakukan

sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa uraian singkat hasil penelitian

sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini:

28
Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Akasra, 2002), h. 109.
29
Kasmir. Analisis laporan keuangan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 197.
28

Pegarang dan Variabel X


No Metode Hasil Penelitian
Judul dan Y
1 Azhar dengan ROE, CAR, Kuantitatif Adanya pengaruh ROE,
judul “Analisis NPF, Bopo CAR, NPF, BoPo dan
Pengaruh ROE, dan FDR (X) FDR terhadap Return On
CAR, NPF, Bopo Return on Aset Perbankan Syariah
dan FDR terhadap Aset Di Indonesia periode
Return on Aset (ROA)(Y) 20132018, secara
(ROA) perbankan simultan. Secara parsial,
Syariah di ROE berpengaruh, secara
Indonesia positip dan signifikan
terhadap Return On Aset
Perbankan Syariah Di
Indonesia periode 2013-
2018. Adanya pengaruh
CAR, BoPo dan FDR
secara negatif dan
signifikan terhadap
Return On Aset
Perbankan Syariah Di
Indonesia periode 2013-
2018.Terdapat pengaruh
NPF negatif dan tidak
signifikan terhadap
Return On Aset
Perbankan Syariah.
2 Wisnu Mawardi NIM, BOPO Kuantitatif Hasil penelitian
dengan judul dan NPL (X) menunjukkan bahwa ada
“Aanlsisi Faktor- Return on pengaruh negative dan
Faktor yang Aset signifikan NPL terhadap
Mmepengaruhi (ROA)(Y) kinerja keuangan (ROA),
Kinerja Keuangan pengaruh positif dan
Bank Umum di singnifikan resiko pasar
Indoensia (Studi (NIM) terhadap ROA,
Kasus pada bank BOPO dan NPL
Umum dengan berpengaruh negative
Total Assets terhadap ROA.
Kurang dari 1
Triliun).
3 Ervina dan DPK, NPF, Kuantitatif ROA berpengaruh
Anindya CAR dan negatif signifikan, NPF
Ardiansari dengan ROA (X) berpengaruh negatif tidak
judul “Pengaruh Likuiditas signifikan, kemudian
Dana PIhak (Y) CAR berpengaruh positif
ketiga, Non signifikan terhadap
Performing tingkat likuiditas (FDR).
29

Finacing, Capital Sehingga dapat


Adequacy Ratio, disimpulkan, bahwa
dan Return on variabel Pertumbuhan
Asset, terhadap DPK, ROAdan CAR
tingkat likuiditas” berpengaruh signifikan
terhadap tingkat
likuiditas (FDR),
sedangakan variabel NPF
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
tingkat likuiditas.

4 Ahmad Buyung NPL, CAR, Kuantitatif Dari hasil analisis


Nusantara dengan IDR dan menunjukkan bahwa data
judul “ Analisis BOPO (X) NPL, CAR, LDR, dan
pengaruh NPL, Profotabilitas BOPO secara parsial
Car, lDR dan bank (Y) signifikan terhadap ROA
BOPO terhadap bank go publik pada
Profitabilitas level of signifikan kurang
Bank dari 5%. Hal ini berarti
(Perbandingan terdapat perbedaan
Bank Umum Go pengaruh yang signifikan
Publik dan Bank dari pengaruh 4 variabel
Umum Non Go bebas tersebut terhadap
Publik di ROA pada bank go
Indonesia Periode publik dan bank non go
Tahun 2005-2007 publik.

5 Budi Ponco CAR, NPL, Kuantitatif variabel Capital


dengan judul ‘ BOPO, NIM Adequacy Ratio (CAR),
Analisis pengaruh dan LDR (X) BOPO, Net Interest
CAR, NPL, ROA (Y) Margin (NIM) dan Loan
BOPO, NIM dan to Deposit Ratio (LDR)
LDR terhadap dapat dijadikan pedoman,
ROA. baik oleh pihak
manajemen perusahaan
dalam pengelolaan
perusahaan, maupun oleh
para investor dalam
menentukan strategi
investasi.

6 Kadek Ayu CAR, LDR, Kuantitatif Hasil penelitian


Krisma Dewi dkk BOPO (X) menunjukkan (1) CAR
dengan judul ROA (Y) tidak mempunyai
“Pengaruh pengaruh yang signifikan
30

Capital Adequacy terhadap ROA. (2) LDR


Ratio (CAR), Loan tidak mempunyai
To Deposit Ratio pengaruh yang signifikan
(LDR), dan terhadap ROA, (3)
Perbandingan BOPO mempunyai
Biaya Operasional pengaruh yang signifikan
dengan terhadap ROA, dan (4)
pendapatan CAR, LDR, dan BOPO
Operasional secara bersama-sama
(BOPO) terhadap berpengaruh signifikan
Return On Assets terhadap ROA.
(ROA) pada Bank
Umum yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2008-
2012”.
7 Khairunnisa LDR, Kuantitatif Hasil penelitian yang
Almadany dengan BOPO, NIM diperoleh menunjukkan
judul “Pengaruh (X) bahwa secara parsial
Loan To Deposit Profitabilitas Loan To Deposit Ratio
Ratio, Biaya (Y) (LDR) tidak mempunyai
Operasional pengaruh signifikan,
Perpendatan untuk Biaya Operasional
Operasional dan perPendapatan
Net Interst Margin Operasional (BOPO)
Terhadap mempunyai pengaruh
Profitabilitas secara parsial dan Net
Perusahaan Interest Margin (NIM)
Perbankan yang tidak berpengaruh secara
Terdaftar di Bursa parsial. Secara simultan
Efek Indonesia Loan To Deposit Ratio
(LDR), Biaya
Operasional
perPendapatan
Operasional (BOPO),
dan Net Interest Margin
(NIM) secara
berpengaruh terhadap
profitabilitas dan sisanya
dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain
yang tidak termasuk
dalam penelitian ini.

8 Muhammad Yusuf Car, NPF, Kuantitaif Hasil penelitian adalah


31

Wibowo dengan BOPO, FDR Variabel CAR, NPF ,


judul “Pengaruh (X) BOPO, FDR, dan NOM
Cara, NPF, ROA (Y) berpengaruh terhadap
BOPO, FDR, ROA secara parsial.
terhadap ROA Variabel CAR dan NPF
yang Dimediasi tidak berpengaruh
oleh NOM” signifikan terhadap
ROA, sedangkan variabel
FDR, BOPO
berpengaruh signifikan
negatif terhadap ROA,
demikian juga NOM
berpengaruh signfikan
positif terhadap ROA.
Variabel NOM
memediasi pengaruh
antara CAR, NPF, BOPO
dan FDR terhadap ROA.

9 Edhi Satriyo Suku Kuantitatif Berdasar hasil analisis


Wibowo dan Bungan, datayang telah dilakukan
Muhammad Inflasi, CAR, maka dapat ditarik
Syaichu dengan BOPO, NPF kesimpulan bahwa BOPO
judul “Analisis (X) berpengaruh signifikan
negative terhadap ROA
Pengaruh Suku Profitabilitas
sedangkan variable CAR,
Bungan, Inflasi, Bank NPF, Inflasi dan Suku
CAR, BOPO, NPF Syariah (Y) Bunga tidak berpengaruh
terhadap
Profitabilitas
Bank Syariah”.
10 Amalia Nur KPMM, Kuantitatif Kewajiban Penyediaan
Zubaidah dan Toni NPF, FDR, Modal Minimum
Hartono dengan BOPO (X) (KPMM), Non
judul “Analisis ROA (Y) Performing Finamcing
Pengaruh (NPF), Financing to
Kewajiban Deposit Ratio (FDR),
Penyediaan Modal dan Biaya Operasional
Minimum terhadap Pendapatan
(KPMM), Non Operasional (BOPO)
Performing secara simultan
Financing (NPF), berpengaruh signifikan
Financing To terhadap Return On
Deposit Ratio Assets (ROA) pada Bank
(FDR), Dan Biaya Umum Syariah di
Operasional Indonesia Periode 2016-
Terhadap 2018. Kewajiban
32

Pendapatan Penyediaan Modal


Operasional Minimum (KPMM)
(BOPO)Terhadap secara parsial
Return On Assets berpengaruh signifikan
(ROA) Pada Bank terhadap Return On
Umum Syariah Di Assets (ROA) pada Bank
Indonesia Periode Umum Syariah di
2016-2018 Indonesia Periode 2016-
2018. Non Performing
Finamcing (NPF) secara
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
Return On Assets (ROA)
pada Bank Umum
Syariah di Indonesia
Periode 2016-2018.
Financing to Deposit
Ratio (FDR) secara
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
Return On Assets (ROA)
pada Bank Umum
Syariah di Indonesia
Periode 2016-2018.
BOPO Pendapatan
Operasional (BOPO)
secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap Return On
Assets (ROA) pada Bank
Umum Syariah di
Indonesia Periode 2016-
2018

G. Kerangka Konseptual

Dari uraian di atas dan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu maka yang

menjadi variabel-variabel didalam penelitian ini adalah NPF, KPMM dan FDR

sebagai variabel independent (bebas) dan Return On Asset (ROA) sebagai variabel

dependent (variabel terikat). Sehingga kerangka pikir tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :
33

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

NPF(X1)

KPMM(X2) ROA (Y)

FDR (X3)

Keterangan:
Simultan
Parsial
Sumber :Azhar (2019), Wisnu Mawardi (2005), Ervina (2016), Ahmad Buyung (2009),
Ponco (2008), Kadek (2014), Almadany (2012), Yusuf (2017), Wibowo (2013)

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, hipotesis yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ha1 : NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA pada BPRS

Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

H01 : NPF secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

Ha2 : KPMM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA pada BPRS

Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

H02 : KPMM secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.


34

Ha3 : FDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA pada BPRS

Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

H03 : FDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

Ha4 : NPF, KPMM dan FDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode

2016-2020.

H04 : NPF, KPMM dan FDR secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode

2016-2020.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung

Periode 2016-2019. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu NPF, KPMM, dan

FDR yang menjadi variabel independen. Sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini yaitu ROA.

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data deskriptif

kuantitatIf yang terdiri dari data keuangan yang berhubungan dengan NPF,

KPMM, FDR dan ROA

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya

sekedar jumlah pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik yang dimiliki subjek/objek itu. Sedangkan sampel adalah bagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. 1

1
Gozhali, Aplikasi Analisi Multivarial Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit
Universita Diponegoro, 2005), h. 54

35
36

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh nilai NPF, KPMM, dan FDR

dan ROA pada periode 2016 s.d 2020 berupa data triwulan, karena penelitian ini

adalah penelitian yang menggunakan metode sensus, dimana keseluruhan populasi

menjadi sampel. Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen

populasi diselidiki satu persatu. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil

pengolahan sensus disebut sebagai data yang sebenarnya (true value), atau sering

juga disebut parameter.

C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

merupakan data yang diperoleh dalam bentuk data sudah jadi, yang berupa data

publikasi statistik laporan keuangan. Data tersebut diperoleh dari: statistik laporan

keuangan BPRS Rahmah Hijrah Agung Kota Lhokseumawe yang terkait dengan

NPF, KPMM, dan FDR dan ROA periode 2016 s.d 2020 yang disediakan oleh

situs www.ojk.go.id.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

mengumpulkan data sekunder. Data sekunder biasanya menggunakan metode

dokumentasi berupa bukti laporan atau catatan yang telah disusun oleh pihak

pengumpul data dan dipublikasikan dalam bentuk laporan, jurnal, artikel dan

literatur-literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.


37

D. Operasional Variabel

Operasional variabel ini diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator

dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Selain itu proses ini juga

dimaksudkan untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel

sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat digunakan secara

benar.

Tabel 3.1
Definisi Variabel Penelitian
NO Variabel Definisi Pengukuran Skala
Independen
2. NPF (X1) Non Performing ( , , ) Rasio
NPF = 100%
Financing
(NPF) yaitu
merupakan
suatu kondisi
pembiayaan
yang ada
penyimpangan
(deviasi) atas
term of lending
yang disepakati
dalam
pembayaran
kembali
pembiayaan itu
sehingga terjadi
keterlambatan,
diperlukan
tindakan yuridis,
atau diduga ada
kemungkinan
potential loss
(Rivai dan
Arifin,
2010:476).
38

3 KPMM (X2) Kewajiban Rasio


= 100%
Menyediaan
Modal
Minimum
(KPMM) adalah
rasio yang
memperlihatkan
seberapa besar
jumlah seluruh
aktiva bank
yang
mengandung
unsur risiko
(kredit,
penyertaan,
surat berharga,
tagihan pada
bank lain) yang
ikut dibiayai
dari modal
sendiri bank di
samping
memperoleh
dana-dana dari
sumber-sumber
di luar bank
seperti dana
masyarakat,
pinjaman
(utang), dan
lain-lain
(Dendawijaya,
2009:121).
4 FDR (X3) Financingto FDR = 100% Rasio
Deposit Ratio
(FDR) adalah
perbandingan
antara
pembiayaan
yang diberikan
oleh bank
dengan dana
pihak ketiga
yang berhasil
39

dikerahkan oleh
bank
(Muhamad,
2015:6).
5 ROA (Y) Return on Asset ROA = 100% Rasio
(ROA) adalah
rasio
profitabilitas
yang
menunjukkan
perbandingan
antara laba
sebelum pajak
dengan total
aset bank, rasio
ini
menunjukkan
tingkat efisiensi
pengelolaan
aset yang
dilakukan oleh
bank yang
bersangkutan
(hasibuan,
2012:109).

1. Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel dependen adalah ROA pada periode 2016 s.d 2020 berupa

data triwulan.

2. Variabel Independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi terikat,

baik secara positif atau negatif. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
40

independen adalan NPF, KPMM, dan FDR pada periode 2016 s.d 2019 berupa

data triwulan.

E. Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu kegiatan penelitian

dalam usaha mencapai kesimpulan atas hipotesis yang diajukan dengan

melakukan analisis data-data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data-data yang

disajikan dalam data time series untuk melihat pengaruh hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan, maka model yang digunakan adalah model analisis regresi linear

berganda. Adapun model persamaan dalam penelitian ini dapat diformulasikan

sebagai berikut:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b2X3 + e

Dimana:

Y = ROA

a = Konstanta

b1 = Koefisien X1

X1 = NPF

b2 = Koefisien X2

X2 = KPMM

b3 = Koefisien X3

X3 = FDR

e = Error Term
41

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS).

Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model

tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik

statistik, baik itu multikolinearitas, autokolerasi dan heteroskedastisitas. 2

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakan

untuk mengetahui populasi suatu data dapat dilakukan dengan analisis grafik.

Salah satu cara termudah untuk melihat residual adalah dengan melihat grafik

histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif

dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Data normalitas dan tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
“Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) bertujuan untuk mengetahui data sampel
pada variabel terdistribusi secara normal, dengan menggunakan level of
significant (a) 5%. Hipotesis yang diusulkan sebagai berikut:
H0 = Data residual terdistribusi normal
Ha = Data residual terdistribusi tidak normal.”. 3

2
https://mardanijournal.wordpress.com/2017/03/05/asumsi-klasik-regresi-linear-berganda/,
agustus, 2018
3
Ghozali,Imam.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), h. 259
42

Besar pengambilan keputusan dalam uji Kolmogorov-Smirnov adalah

sebagai berikut:

1) Jika Signifikansi > 5% maka, H0 diterima dan Ha ditolak

2) Jika Signifikansi < 5% maka, H0 ditolak dan Ha diterima.

b. Uji Heteroskedasitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi

persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah jika tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Konsekuensi adanya heteroskedastisitasdalam model regresi ini adalah

estimator yang digunakan dalam penelitian ini adalah grafik Scatterplot. Grafik

Scatterplot dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot, jika data tidak membentuk pola tertentu maka mengindikasi model

regresi tidak terjadi heteroskedastisitas,

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dengan pola gambar scatterplot, regresi yang tidak terjadi

heteroskedastisitas jika:

1) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.


43

c. Uji Autokarelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamkan ada masalah

autokorelasi. Karena model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi.

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, dapat dilihat dari nilai Durbin-

Watson test. Apabila nilai Durbin-Watson test mendekati nilai 2, maka dapat

dikatakan bahwa tidak terjadi utokorelasi pada variabel bebas.

Nugroho (2005:42) menyatakan aturan untuk menarik kesimpulan uji

Autokorelasi dapat dilihat dengan kriteria sebagai berikut:

1) 0 < d < dl : tidak ada korelasi diri positif atau terdapat masalah

autokorelasi

2) dl < d < du : tidak ada korelasi diri positif atau tidak ada masalah

autokorelasi

3) 4 – du < d < 4 : tidak ada korelasi diri negatif atau terdapat masalah

autokorelasi

4) 4 – du < d < 4 – dl : tidak ada korelasi diri negatif atau tidak ada masalah

autokorelasi

5) du – d < 4 – du : tidak ada korelasi diri positif atau negatif atau tidak ada

masalah autokorelasi.

d. Uji Multikolinearitas

Uji ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel dependen yang

memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan


44

antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain

itu uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan

mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel terhadap variabel

dependen (Sujarweni, 2014:185).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

bebas. Model regresi yang baik adalah bebas dari gejala multikolinearitas. Untuk

mendeteksi ada tidaknya korelasi antar sesama variabel bebas dapat dilihat dari

nilai Tolerance Value (TOL) dan nilai Variance Inflaion Factor (VIF). Jika nila

TOL tidak kurang dari 10% dan nilai VIF tidak lebih dari 10, maka dikatakan

tidak ada multikolinearitas.4

Maka yang menjadi kriterianya adalah :

TOL < 10% atau VIF > 10 terjadi multikolinearitas

TOL > 10% atau VIF < 10 tidak terjadi multikolinearitas.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Kebenaran dari hipotesis harus dibuktikan melalui data yang

terkumpul. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji determinan (R 2), uji

signifikasi simultan (uji F) dan uji signifikasi parsial (uji t).

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai

berikut:

H01 : NPF secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

4
Sujarweni, V. Wiratna. Metode Penelitian: lengkap, Praktis dan Mudah dipahami.
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h. 9
45

Ha2 : KPMM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA pada BPRS

Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

H02 : KPMM secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

Ha3 : FDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA pada BPRS

Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

H03 : FDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode 2016-2020.

Ha4 : NPF, KPMM dan FDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode

2016-2020.

H04 : NPF, KPMM dan FDR secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA pada BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe Periode

2016-2020.

a. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yang

dimaksukkan dalam model mempunyai pengaruh secar simultan (bersama-sama)

terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan

membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Uji ini dilakukan dengan syarat sebagai

berikut:
46

1) Bila Fhiting< Ftabel maka H0 diterima Ha ditolak, artinya bahwa secara

bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

2) Bila Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa secara

bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Pengujian ini dilakukan pada tingkat signifikansi a(5%). Analisis ini

berdasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi F dengan nilai

signifikansi 0,05 dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1) Jika signifikansi F < 0,05 maka H0 ditolak, artinya bahwa variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima, artinya bahwa variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian koefisien regresi secara parsial merupakan kelanjutan dari

pengujian hipotesis secara simultan. Pada dasarnya, uji t dilakukan untuk

mengetahui apakah semua variabel independen secara parsial berpengaruh

terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan syarat sebagai berikut:

1) Bila thitung< ttabel H0 diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa secara parsial

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Bila thitung> ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa secara

parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.


47

Pengujian ini juga dilakukan pada tingkat signifikansi a (5%). Analisis ini

didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai signifikansi

0,05 dengan syarat-syarat sevagai berikut:

1) Jika signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak, artinya bahwa variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima, artinya bahwa variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Buyung Nusantara dengan judul “ Analisis pengaruh NPL, Car, lDR dan
BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go
Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun
2005-200. Tesis. Prodi magister manejmen Universitas Diponogoro
Seamrang 2009.

Azhar, Analisis Pengaruh ROE, CAR, NPF, Bopo dan FDR terhadap Return on
Aset (ROA) perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal. Politeknik Negeri
Medan. 2019.

Bambang Riyanto. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE,


2001.

Budi Ponco dengan judul ‘ Analisis pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR
terhadap ROA. Tesis. Prodi Magister manejmen Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. 2008.

Dendawijaya, manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.

Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan pervankan Syariah, Yogyakarta:


Pustaka pelajar, 2010.

Dwi Prastowo, Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta:


YKPN, 2002.

Ervina dan Anindya Ardiansari, “Pengaruh Dana PIhak ketiga, NonPerforming


Finacing, Capital Adequacy Ratio, dan Return on Asset, terhadap
tingkat likuiditas, Jurnal . ISSN 2252-6552. Maanagement Analisis
Journal, 2016.

Endri, Evaluasi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data


Envelopment Analysis. Jakarta: STEI Tazkia, 2011.

Gozhali, Aplikasi Analisi Multivarial Dengan Program SPSS, Semarang: Badan


Penerbit Universita Diponegoro, 2005.

Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

https://mardanijournal.wordpress.com/2017/03/05/asumsi-klasik-regresi-linear-
berganda/, agustus, 2018.

Hery, Analisis Lpaoran keuangan, Yogyakarta: Caps, 2015.

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Bandung: Alfabeta, 2011.


Ivan Gumilar., & Siti Komariah. Pengukuran Efisiensi Kinerja Dengan Metode
Stochastic Frontier Approach Pada Perbankan Syariah. Bisnis &
Manajemen, Jakarta: Fakultas Ekonomi, 2011.

Januarti Indra. Variabel Proksi CAMEL dan Karanteristik Bank Lainnya untuk
Memprediksi Kebangkrutan Bank di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi.
2002. Vol. 10. Desember

Jopie Jusuf, Analisis Kredit untuk Account Officer, Jakarta: Gramedia, 2014.

Jurnal Wisnu Mawardi, Aanlsisi Faktor-Faktor yang Mmepengaruhi Kinerja


Keuangan Bank Umum di Indoensia (Studi Kasus pada bank Umum
dengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun)..Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro, 2005, Vol. 14. No. 1.

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: raja Grafindo Persada, 2014.

Lemiyana, Aanalisis Laporan keuangan Berbasis Komputer, Palembang:


Noerfikri Offset, 2015.

Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. (2007). Kinerja Bank Devisa Dan Bank
Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding
PESAT Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus,
Vol.2. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Lukman Dendawijaya. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia


Indonesia, 2009.

Munawir, Analisis Informasi keuangan, Yogyakarta: Liberty, 2012.

Ningkusuma Hakiim dan Haqiqi Rafsanjani, pengaruh Internal Capital


Adequency Ratio (CAR), FDR, BOPO dalam Peningkatan
Profitabilitas Industru Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Aplikasi
Manejmen, Vol. 14. No. 1, 2016.

Simamora Henry, Akuntansi Basis pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta:


Salemba Empat, 2008.

Slamet Riyadi. Banking Assets and Liability Management, edisi ketiga.Jakarta:


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.

Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: Raja
Grasindo Persada, 2007.

Surat Edaran Bank Indonesia No 9/24/DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat


Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
Srimindarti, Balanced Screcard Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja.
Semarang: STIE Stikubank, 2006.

Sri Y, dkk, Bank dan Lembaga keuangan Lainnya, Jakarta: Salemba Empat, 2000.

Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori, Konsep Dan Aplikasi, Yogyakarta:


Ekonisia, 2009.

Tarmizi Achmad dan Willyanto Kartiko Kusuno. Analisis Rasio-Rasio Keuangan


sebagai Indikator dalam Memprediksi Potensi Kondisi bermasalah
Perbankan di Indonesia. Media Ekonomi & BisnisVol. XV No. 1 Juni
2003.

Taswan. Manajemen Lembaga Keuangan Mikro BPR. Semarang: Badan Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank, 2009.

Van Home dan Wachowich, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Jakarta:


Salemba 4, 2012.

Veithzal Rivai dan Andria Permata. Credit Management Handbook : Teori,


Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir,
dan Nasabah.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Veithzal Riva’i dkk, Bank and Financial Institution Management, Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada, 2007.

www. PT Bank Aceh Syariah, diakses pada 20 Juni 2019.

Zaenal Abidin dan Endri. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:
Pendekatan Data Envelopment Analysys (DEA)”. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol.11 No.1, 2009.

Zainuddin dan Hartono, Manfaat Rasio Keungan dalam Memprediksi


Pertumbuhan Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indoensia.

Anda mungkin juga menyukai