Anda di halaman 1dari 80

ANALISIS TINGKAT RESIKO KREDIT PADA PT.

BANK
MANDIRI (PERSERO) Tbk CABANG MAKASSAR
SAM RATULANGI

PATIMA
105720402012

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
ANALISIS TINGKAT RESIKO KREDIT PADA PT. BANK
MANDIRI (PERSERO) Tbk CABANG MAKASSAR SAM
RATULANGI

PATIMA
10572 04020 12

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Ekonomi (SE) pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016

i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul skripsi : Analisi Tingkat Resiko Kredit Pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi
Nama : Patima

Stambuk : 105720402012

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, 2016

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sultan Sarda, MM Faidhul Adziem, SE.,M.Si

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Ketua Jurusan Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar

Drs.H.Mahmud Nuhung, MA Moh. Aris Pasigai, SE.,MM


KTAM. 497 794 KTAM. 10 934 85

ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Sebagai insan yang mempercayai keesaan-NYA, penulis mengucapkan

puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kesehatan, nikmat

berakal nikmat lain yang tak terhitung banyaknya. Sehingga proses tahapan

penyusunan Skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Resiko Kredit Pada PT.

Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi”. Dapat berjalan

sebagaimana yang di harapkan, dan tak lupa pula Salawat dan Salam selalu di

salurkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini banyak mengalami

kesulitan namun berkat adanya arahan, dorongan, bantuan baik moril maupun

materil serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih yang sebesar

besarnya kepada:

1. Ayahanda Ronta dan Ibunda Mari. Untuk kedua orang tua tercinta yang selalu

memberi limpahan kasih sayang, dukungan moril maupun materi dan doa

kepada penulis. Tidak lupa pula seluruh keluarga besar penulis.

2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

iv
4. Bapak Moh Aris pasigai, SE, MM, selaku Ketua Prodi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Drs.H.Sultan Sarda,MM dan Bapak Faidhul Adziem, SE.,Msi. selaku

dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing

penulis.

6. Bapak Koid Mashudi, selaku selaku HC & GA Officer pada Bank Mandiri

(Persero) Tbk Cabang Makassar.

7. Segenap Dosen, Pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu penulis selama ini.

8. Serta seluruh sahabat-sahabat Manajemen 9-12 Marwah, Rini, Hasni, Inha,

Erna, Riskah, Fitri, ayha’, Renshe, Didin, Narti Dan yang tidak sempat

disebutkan satu persatu. yang telah membantu memberikan inspirasinya

dalam skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermamfaat bagi kita

semua, penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini jauh dari

kesempurnaan yang diharapkan oleh berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan

hati penulis menharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaannya. Terimah

kasih.

Wassalam...

Makassar, 2016

Penulis

v
ABSTRAK

PATIMA, 2016 Analisis Tingkat Resiko Kredit Pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi Dibimbing oleh
Sultan Sarda dan Faidhul Adziem.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio resiko kredituntuk


mengetahui apakah bank tersebut termasuk dalam kategori tidak sehat menurut
Bank Indonesia (BI). Selain itu dengan menganalisis resiko kredit dapat diketahui
prestasi keuangan perusahaan dari tahun ketahun.Tujuan dari penyusunan skripsi
ini adalah Untuk mengetahui tingkat resiko kredit ditinjau dari Non Performing
Loan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatifkolektibilitas, Non Performing
Loan (NPL)di Bank tersebut. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan
bahwa Kredit Non Performing Loan (NPL) pada PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk.
Cabang Makassar selama tiga tahun (2013-2015) mengalami Penurunan tiap
tahunnya. Dilihat dari rata-rata persentase tingkat resiko kredit PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk Cabang Makassar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu
5%di bawah persentase untuk kredit kategori rendahdengan jumlah rata-rata
1,39%.Artinya Non Performing Loan(NPL) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Makassar selama tiga tahun periode (2013-2015) tergolong rendah.

Kata kunci :Rasio resiko kredit, Non performing loan, Kolektibilitas.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................. 1
B. Rumusan masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. manfaat penelitian....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5


A. Pengertian bank dan jenis-jenis bank.......................................... 5
B. Pengertian kredit dan jenis-jenis kredit ...................................... 9
C. Pengertian dan jenis resiko ......................................................... 18
D. Kredit Bermasalah atau non performing loan (NPL).................. 23
E. Tinjauan Empiris......................................................................... 29
F. Kerangka pikir ............................................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31


A. Lokasi dan waktu penelitian ....................................................... 31
B. Metode pengumpulan data.......................................................... 31
C. Jenis dan sumber data ................................................................. 32

vii
D. Definisi Operasional ................................................................... 32
E. Populasi dan sampel.................................................................... 33
F. Metode analisis ........................................................................... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ........................... 35


A. Gambaran Umum Bank Mandiri(Persero)
Tbk Cab. Makassar .................................................................... 35
B. Visi Dan Misi Organisasi............................................................ 40
C. Struktur Organisasi Dan Job Description ................................... 41
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 43
A. Analisis Penyaluran Kredit ......................................................... 43
B. Analisis Jenis Resiko Kredit ....................................................... 45
C. Pembahasan ................................................................................ 49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 56
A. Kesimpulan ................................................................................. 56
B. Saran-Saran ................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kolektibilitas Kredit PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang

Makassar Tahun 2013..................................................................... 47

Tabel 2 Kolektibilitas Kredit PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang

Makassar tahun 2014 ....................................................................... 48

Tabel 3 Kolektibilitas Kredit PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang

Makassar tahun 2015 ....................................................................... 49

Tabel 4 Rata-rata persentase rasio kredit Tahun 2013-2015......................... 53

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Nomor

1. Fungsi Utama Bank................................................................................... 6

2. Skema Kerangka Fikir ............................................................................. 30

3. Struktur Organisasi Kelembagaan ............................................................ 41

x
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan memegang peranan penting dalam perekonomian sebab

perbankan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan khususnya

dibidang ekonomi. Pada dasarnya bank merupakan lembaga yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk simpanan.

Merupakan salah satu bagian pembentukan modal yang dilakukan

oleh lembaga keuangan dalam hal ini pihak perbankan ke masyarakat dalam

upaya mendorong kinerja usaha sehingga dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan produktivitas usaha sektor riil yang dilakukan oleh masyarakat

secara individu maupun kelompok.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi,bank

seyogyanya mengoptimalkan penyaluran kredit kepada para nasabah.Namun

kredit yang diberikan oleh bank tidak menutup kemungkinan mengandung

risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas

perkreditan yang sehat serta memiliki fundamental yang lebih kuat.Agar

pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan berdasarkan asas-

asas perkreditan yang sehat. Dalam SK Direksi Indonesia No.

27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 ditetapkan bahwa pedoman

pemberian kredit tersebut sekurang-kurangnya memuat dan mengatur hal-

hal pokok antara lain : Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan, organisasi

1
2

dan manajemen perkreditan, kebijakan persetujuan

pemberiankredit,dokumentasi pemberian kredit, pengawasan kredit,

penyelesaian kredit bermasalah.

Salah satu indikasi yang terkadang menjadi suatu masalah dalam

perbankan adalah bahwa tidak hanya sekedar menyalurkan kredit saja

melainkan bagaimana kredit tersebut dapat kembali sesuai dengan jangka

waktu dan imbalan bunga yang telah disepakati kedua belah pihak karena hal

itu yang menggolongkan suatu bank dikatakan sehat apabila dalam

penyaluran dan pengembalian kredit, keduanya dapat berjalan lancar dan

terus mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Kecenderungan kerugian yang timbul dalam usaha perkreditan akibat

tingginya jumlah kredit macet karena kurangnya perhatian bank secara serius

setelah kredit tersebut berjalan. Faktor lain yang cukup penting adalah sangat

minimnya analisis yang dilakukan bank pada saat terjadi perubahan siklus

usaha. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama suatu bank yang

mengandung resiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan

kelangsungan bank, sehingga dalam pengamanannya diperlukan tindakan-

tindakan yang tepat, tertib dan teratur terutama bagi kredit yang dikategorikan

bermasalah, karena itu setiap bank harus ekstra hati-hati dan bekerja optimal

agar kesehatan dan kelangsungan kepercayaan masyarakat kepada bank

tersebut tetap terpelihara.

Di satu sisi, kredit merupakan bisnis utama bank, namun di sisi lain

kredit juga menjadi penyebab utama bangkrutnya bank. Berdasarkan survey


3

atas 200BankInternasional yang bangkrut pada tahun 1987 ternyata masalah

perkreditan menduduki rengking pertama penyebab kegagalan bank.

Dengan adanya analisis kredit ini dapat mencegah kemungkinan

terjadinya default oleh calon debitur.Default dalam hal ini merupakan

kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit

yang diterimanyabeserta bunga yang telah disepakati bersama.

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi

merupakan salah satu lembaga keuangan yang memperoleh pendapatan

berupa bunga yang diterima dari debitur. Dengan adanya kegiatan pemberian

kredit, maka bank sekaligus memasarkan produk-produk bank lainnya seperti

giro, tabungan, deposito, kiriman uang (Transfer) dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui tingkat resiko yang terjadi dilakukan analisis kredit

atau penilaian kredit terhadap kredit bermasalah atau Non Performing Loan

diantaranya kredit kurang lancar, diragukan dan kredit macet.

Berdasarkan latarbelakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk

mengangkat judul "Analisis Tingkat Resiko Kredit Pada PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah "Bagaimana tingkat

resiko kredit ditinjau dari Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi?"


4

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan

pelaksanaan penelitian ini adalah "Untuk mengetahui tingkat risiko kredit

ditinjau dari Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Cabang Makassar Sam Ratulangi".

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Pihak bank, sebagai bahan masukan dan informasi akan pentingnya risiko

kredit untuk dianalisis.

2. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuan

khususnya mengenai tingkat risiko kredit suatu bank.

3. Para pembaca atau peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak

lain yang akanmalakukan penelitian pada objek yang sama.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank dan Jenis-jenis Bank

1. Pengertian Bank

Menurut Kasmir; (2014:24) Bank dikenal sebagailembaga

keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagi tempat untuk meminjam

uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Dismping itu, bank

juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau

menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti

pembayaran listrik, telepon, air dan pembayaran lainnya.

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak.

Menurut Martono (2002:20) bahwa Bank merupakan salah satu

usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit baik dengan

alat pembayaran sendiri dengan uang yang diperolehnya dari orang lain

dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.

Menurut suhardjono dan Kuncoro(2002: 68), definisi dari bank

adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun

5
6

danadan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk

kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang.

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 bahwa Bank

merupakan lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lain.

Adapun fungsi utama bank menurut Ismail (2010:4) yaitu

menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat,

dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan.

BANK

Menghimpu Menyalurkan Pelayanan


Danan Dana Jasa

Bunga Bunga Kredit Fee Based


Simpanan (Harga jual) Income
(Harga Beli)

Spead
Positif/Negatif

Gambar 2.1 Fungsi Utama Bank


7

2. Jenis-Jenis Bank

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998, Bank dibedakan

menjadi dua jenis yaitu:

a. Bank Umum

Adalah bank yang melaksanakan kegiatana usaha secara konvensional

dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan bank umum

secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga fungsi utama yaitu:

1) Menghimpun dana dari masyarakat

Bank umum menghimpun dana dari masyarakat dengan cara

menawaran berbagai jenis produk pendanaan antara lain giro,

tabungan, deposito, dan produk-produk pendapatan lainnya yang

diperbolehkan.

2) Penyaluran dana kepada masyarakat

Bank umum perlu menyalurkan dananya ke pihak yang

membutuhkan dana, agar tidak terjadi idle fund. Bank dapat

menyalurkan dananya dalam bentuk kredit dan atau pembiayaan

serta dalam bentuk penempatan lainnya.

3) Pelayanan jasa dan lalu lintas pembayaran

Bank umum juga menawarkan produk pelayanan jasa untuk

membantu transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa bank.


8

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.BPR tidak dapat

memberikan pelayanan dalam lalu lintas pembayaran atau giral. fungsi

BPR pada umumnya terbatas hanya memberikan pelayanan jasa dalam

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada

masyarakat.Kegiatan bank penkreditan rakyat (BPR) yaitu:

1) Menghimpun dana masyarakat

2) BPR menghimpun dana masyarakat dengan penawaran produk

tabungan, deposito dan produk menghimpun dana lainnya yang

diperbolehkan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

3) Penyaluran dana kepada masyarakat

BPR menyalurkan dananya dalam bentuk kredit dan penempatan

pada bank lain. Dari aktivitas penyaluran dana ini BPR memperoleh

pendapatan bunga kredit.

4) Tidak memberikan lalu lintas pembayaran

BPR dilarang menawarkan giro karena BPR tidak boleh melakukan

transaksi lalu lintas pembayaran. Hal inilah yang membedakan

antara bank umum dan BPR.


9

B. Pengertian Kredit dan Jenis-jenis Kredit

1. Pengertian Kredit

Menurut Yohanes (2004 :7) kata "kredit" berasal dari bahasa

Romawi "credere" yang berarti percaya atau credo atau creditumyang

berarti saya percaya. Seseorang yang mendapatkan kredit adalah seseorang

yang telah mendapat kepercayaan dari kreditur.

Undang-undang perbankan Nomor 10 tahun 1998Kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Adapun menurut Hasibuan (2007:87) mengemukakan pengertian

kredit yang lebih jelas bahwa: " Kredit adalah semua jenis pinjaman yang

harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati".

Latumerissa (1999:45) kredit adalah : "Penyerahan sesuatu yang

mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan,

sebagai pengganti sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis yang sepadan

dihari kemudian. Sedangkan menurut Suyatni, (2002:12) Kredit dapat pula

berarti bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang

atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontra prestasi akan diterima

kemudian dalam jangka waktu tertentu.


10

unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu

fasilitas kredit menurut Kasmir (2014 : 86) adalah sebagai berikut :

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan

(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali

dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank

dimana sebelumnya sudah diadakan penelitian penyelidikan tentang

nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan

penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan masa sekarang terhadap

nasabah pemohon kredit.

b. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara si pemberi kredit dan si penerima kredit.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-

masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka

waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah,

atau jangka panjang.


11

d. Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu

resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu

kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.

e. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut

yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga

dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya

ditentukan dengan bagi hasil.

2. Jenis-jenis Kredit

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat

untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis

kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain. (Kasmir 2014:90)

a. Dilihat dari segi kegunaan

1) Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keprluan perluasan usaha atau

membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

2) Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam

operasionalnya.
12

b. Dilihat dari segi tujuan kredit

1) Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

2) Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam

kredit ini tidak ada tidak ada pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh

seseorang atau badan usaha.

3) Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil

penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan

kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli

barang dalam jumlah besar.

c. Dilihat dari segi jangka waktu

1) Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun

atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan

modal kerja.

2) Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya sekitar antara 1 tahun sampai dengan 3

tahun, biasanya untuk investasi.


13

3) Kredit jangka panjang

yaitu kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit

jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun.

d. Dilihat Dari segi jaminan

1) Kredit Dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat

berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.

Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai

jaminan yang diberikan si calon debitur.

2) Kredit Tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang

tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha,

karakter serta loyalitas sicalon debitur selama ini.

e. Dilihat dari segi sektor usaha

1) Kredit pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau

pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek

atau jangka panjang.

2) Kredit peternakan

Dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan

jangka panjang kambing atau sapi.

3) Kredit industri

Yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.


14

4) Kredit pertambangan

Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka

panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

5) Kredit pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan

prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para

mahasiswa.

6) Kredit profesi

Diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter, direktur,

atau pengacara dan profesi lainnya.

7) Kredit perumahan

Yaitukredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.

8) Dan sektor-sektor lainnya.

3. Analisis Kredit

Menurut Dendawijaya (2005 : 88) Analisis kredit adalah suatu

proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu

permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat

memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan

dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible).

Pelaksanaan analisis kredit berpedoman pada UU No. 10 Tahun

1998 tentang perubahan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

khususnya pasal 1 ayat (11), pasal 8, dan pasal 29 ayat (3). Dengan adanya
15

analisis kredit ini, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya

default oleh calon debitur.

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek

penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang

ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria

penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah

yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C,7P dan 3R

Penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut:

a. Character (Watak)

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan

diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar

belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun

yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang

dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya.

b. Capacity (Kemampuan)

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang

dihubungkan dengan pendidikanny, kemampuan bisnis juga diukur

dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan

pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan

usaha selama ini.

c. Capital (modal) untuk melihat penggunaaan modal apakah efektif,

dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan


16

melakukan pengukuran seperti dari segilikuiditas, solvabilitas,

rentabilitas dan ukuran lainnya.

d. Colleteral(Jaminan)

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat

fisik, maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit

yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika

terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat

dipergunakan secepat mungkin.

e. Condition (Kondisi)

Dalam penilaian kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik

sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta

prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.

Penilaian kredit dengan analisis 7 P adalah sebagai berikut.

1) Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya

sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,

emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah.

2) Party

YaituMengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya. sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu

dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.


17

3) Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan

kredit dapat bermacam-macam.

4) Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan

datangmenguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas

kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang

rugi, tetapi juga nasabah.

5) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk

mengembalikan kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur,

akan semakin baik. Dengan demikian, jika salah satuh usahanya

merugikan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6) Profitabilitas

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari

laba. Profitabilitas diukur dari periode ke periode apakah akan tetap

sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit

yang akan diperolehnya.


18

7) Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapatkan perlindungan.Perlindungan dapat berupa jaminan barang

atau maupun jaminan asuransi.

Penilaian kredit dengan analisis 3R adalah sebagai berikut:

1) Returns

Berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang

diminta, apakah kredit tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan)

yang memadai untuk melunasi hutang dan bunganya.

2) Repayment capacity

Berkaitan dengan kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman

dan bunganya pada saat pembayaran tersebut jatuh tempo.

3) Risk-Bearing Ability

Berkaitan dengan kemampuan perusahaan menanggung resiko

kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan

kredit tersebut. Jaminan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan

oleh kreditor dalam kaitannya dengan risk-bearing ability.

C. Pengertian dan jenis Resiko

1. Pengertian Resiko

Resiko kredit adalah resiko yang timbul sebagai akibat kegagalan

pihak lawan memenuhi kewajibannya (Tampubolon, 2004;24), resiko ini

dapat timbul karena kinerja satu atau lebih debitur yang buruk. Kinerja

debitur yang buruk ini dapat berupa ketidak mampuan debitur untuk
19

memenuhi sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit yang telah disepakati

bersama sebelumnya. Sementara itu defenisi lain menjelaskan resiko kredit

merupakan resiko yang timbul akibat tidak terpenuhinya kewajiban

nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit,

yang berakibat hilangnya asset serta turunnya laba bank.

Menurut Taswan dalam bukunya manajemen perbankan

(2006:298), ResikoKredit adalah resiko yang timbul dari kegagalan salah

satu pihak untuk memenuhi kontrak pembayaran.Dalam bisnis perbankan

resiko kredit timbul karena kegagalan debitur untuk memenuhi

kewajibannya.

Dalam konteks yang lebih luas, resiko kredit sedikitnya

mengandung tiga komponen yaitu :

b. Peluang Gagal Bayar (Probability Of Default), Yaitu debitur tidak

mampu memenuhi kewajibannya kepada bank.

c. Tingkat Pemulihan (Recovery Rate), Yaitu proporsi klaim atau tuntunan

berkaitan dengan upaya pemulihan kinerja bank.

d. Eksposure kredit yaitu berkaitan dengan jumlah potensi kerugian bila

debitur gagal bayar. Eksposure berhubungan dengan peluang terlibat

pada suatu beberapa kejadian.

Sedangkan menurut Tedy dalam bukunya refleksi dan strategi

penerapan manajemenresiko perbankan Indonesia (2006:35), yang

menyebutnya bahwa risiko kredit diartikan sebagai risiko perubahan

kualitas debitur sehingga berpotensi menambah kredit macet (Non


20

Performing Loan) yang disebabkan oleh ketidakmampuan atau

ketidakmauan debitur untuk melunasi kewajiban-kewajibannya.

e. Jenis resiko yang biasa diterima oleh bank

Untuk mengidentifikasi resiko yang sedang dan akan diambil dengan

adanya penawaran produk dan jasa perbankan kepada masyarakat oleh

bank, manajemen harus mengetahui jenis-jenis resiko yang biasa diserap

dan telah digariskan dalam rencana strategi bank.

a. Resiko kredit

Resiko kredit yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak lawan

memenuhi kewajibannya. Disatu sisi resiko ini dapat bersumber dari

berbagai aktifitas fungsional bank seperti penyaluran kredit, kegiatan

investasi dan kegiatan pembiayaan perdagangan.

b. Resiko pasar

Resiko pasar timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (suku

bunga dan nilai tukar) dari portopolio dimiliki oleh bank, yang berbalik

arah dari apa yang diharapkan sehingga dapat menimbulkan kerugian.

c. Resiko operasional

Resiko ini timbul karena adanya ketidak cukupan atau tidak

berfungsinya proses internal, juga adanya kesalahan sistem dalam

mencatat pembukuan dalam melaporkan transaksi secara lengkap dan

tepat waktu.
21

d. Resiko likuiditas

Resiko likuiditas adalah resiko yang timbul antara lain karena bank

yang tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Hal ini

disebabkan karna resiko likuiditas pada aktivitas fungsional

pengkreditan ( penyediaan dana) investasi dan penanaman lainnya, serta

kegiatan pendanaan penerbitan surat utang.

e. Resiko kepatuhan

Resiko kepatuhan yang muncul karena bank yang tidak mematuhi atau

tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain

yang berlaku. Pengelolaan resiko dilakukan melalui penerapan sistem

pengendalian intern secara konsisten.

f. Resiko hukum

Resiko hukum adalah resiko yang timbul karena adanya kelemahan

aspek yuridis antara lain disebabkan karna adanya tuntutan hukum,

ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung.

g. Resiko srategik

Resiko strategik adalah resiko yang muncul karena penetapan dan

pelaksanaan strategik bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan

bisnis yang tidak atau kurang respontif bank terhadap perubahan

eksternal.
22

Penyebab risiko kredit secara spesifik bisa berupa :

1) Tidak adanya kebijakan kredit standar

2) Pelanggaran terhadap batas maksimum pemberian kredit bagi satu

debitur.

3) Konsentrasi kredit pada kredit yang tergolong berisiko tinggi dan

spekulatif, misalnya kredit properti.

4) Ketidaklengkapan dokumen kredit.

5) Hanya terfokus kepada fee kredit dan pada kredit worthiness.

6) Tidak ada standar formal tentang pricing procedure.

7) Tidak ada analisis, review dan pengawasan kredit yang efesien.

Sementara itu risiko kredit yang bersifat umum dapat berupa:

a) Risiko Dari Sifat Usaha

Setiap bentuk usaha memiliki risiko yang berbeda.Perbedaan ini harus

dipahami bank. Ciri-ciri usaha yang berisiko tinggi adalah Turn

Overusaha relatif tinggi, tingkat spesifikasi usaha semakin tinggi,

investasinya semakin besar pada modal kerja daripada investasi pada

barang-barang modal, usaha dijalankan dengan padat modal,

ketergantungan pada alam sangat tinggi.

b) Risiko Geografis

Risiko ini berkaitan dengan rentannya bentuk usaha terhadap bencana

alam, gempa, banjir, penolakan masyarakat terhadap lokasi usaha.


23

c) Risiko Politik.

Risiko ini disebabkan oleh fluktuasi politik suatu Negara.Kredit

semakin berisiko bila di suatu Negara terjadi gejolak politik.Oleh

karena itu sudah menjadi syarat mutlak bagi terhindari kegagalan kredit.

d) Risiko Persaingan.

Risiko ini bisa berupa persaingan antar bank, antar bank dengan

perusahaan keuangan lainnya atau persaingan antar badan usaha yang

dibiayai oleh bank. Semakin tinggi daya saingnya berarti semakin kecil

risiko kredit dari faktor ini, dan sebaliknya bila semakin lemah dalam

persaingan maka risiko kredit akan terjadi.

D. Kredit Bermasalah Atau Non Performing Loan (NPL)

Istilah kredit bermasalah sering juga dipakai untuk kredit macet yang

sudah dihapus dari pembukuan bank.Agar tidak terjadi kerancuan untuk

selanjutnya dipakai istilah yang lebih teknis yaitu Non Performing Loan

(NPL).yang termasuk dengan NPL adalah debitur atau kelompok debitur

golongan kurang lancar, dan Macet. Karena itu harus diusahakan

dicegah.Early warning system, serta pemantauan yang efektif akan

memudahkan bank dalam mengambil langkah yang diperlukan apabila suatu

nasabah akan mengalami penurunan kualitas atau peningkatan risiko kredit.

Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

Nomor31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 memberikan

penggolongan mengenai kualitas kredit apakah kredit yang diberikan bank

termasuk Kredit Performing Loan (kredit tidak bermasalah) atau Non


24

Performing Loan (kredit bermasalah). berdasarkan Peraturan Bank Indonesia,

PBI No.7/2/PBI/2006 tanggal 20 Januari 2005 klasifikasi kolektibilitas kredit

dapat digolongakan sebagai berikut :

1. Lancar(pas)

Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila:

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu.

b. Memiliki mutasi rekening yang aktif.

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).

2. Dalam perhatian khusus(special mention)

Dikatakan perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang

belum melampaui 90 hari.

b. Kadang-kadang terjadi cerukan.

c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.

d. Mutasi rekening relatif aktif.

e. Didukung dengan pinjaman baru.

3. Kurang lancar(subsstandard)

Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria diantaranya:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang.

telah melampaui 90 hari.

b. Sering terjadi cerukan.

c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90

hari.
25

d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.

e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.

f. Dokumen pinjaman yang lemah.

4. Diragukan(doubtful)

Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria yang diantanya:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang

telah melampaui 180 hari

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen.

c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.

d. Terjadi kapitalisasi bung.

e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun

pengikatan jaminan.

5. Macet(loss)

Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang

telah melampaui 270 hari.

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada

nilai yang wajar.

Sutarno dalam bukunya Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank

(2009: 264) kredit yang termasuk dalam kategori lancar dan dalam perhatian

khusus dinilai sebagai kredit yang Performing Loan, sedangkan kredit yang

termasuk kategori kurang lancar, diragukan dan macet dinilai sebagai kredit
26

Non Performing Loan. Untuk menetukan suatu kualitas kredit masuk lancar,

dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet, dapat dinilai

dari tiga aspek yaitu :

a. Prospek usaha.

b. Kondisi keuangan dengan penekanan arus kas.

c. Kemampuan membayar.

Terhadap kredit yang mengarah menjadi NPL bahkan kredit NPL

sendiri dapat diterapkan beberapa teknik penyehatan.Upaya yang dilakukan

bank untuk penyelamatan terhadap kredit NPL (Ismail 2010: 128) antara lain:

1. Rescheduling

Merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit

bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Penjadwalan kembali

dapat dilakukan kepada debitur yang mempunyai itikad baik akan tetapi

tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok maupun

angsuran bunga dengan jadwal yang telah diperjanjikan.

2. Recondition

Upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau

sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah.

Perubahan kondisi dan persyaratan tersebut harus disesuaikan dengan

permasalahan yang dihadapi oleh debitur dalam menjalankan usahanya.


27

Beberapa alternatif reconditioning yang dapat diberikan bank antara lain:

a. Penurunan suku bunga

Misalnya bunga kredit pada perjanjian awal sebesar 20% diturunkan

menjadi 18%. Penurunan suku bunga tersebut akan menyebabkan

penurunan biaya bunga yang harus dibayar oleh nasabah, sehingga

secara total angsuran nasabah menjadi lebih rendah.

b. Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak, sehingga

nasabah pada periode berikutnya hanya membayar pokok pinjaman

beserta bunga berjalan.

c. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga yang tertunggak dijadikan satu dengan

pokok pinjaman.

d. Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayaran kredit oleh nasabah

dibebankan sebagai pembayaran pokok pinjaman sampai dengan jangka

waktu tertentu, kemudian pembayaran bunga dilakukan pada saat

nasabah sudah mampu.

3. Restructuring

Merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit

bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari

pemberian kredit.

4. Kombinasi

Upaya penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh bank dengan

cara kombinasi antara lain:


28

a. Rescheduling dan restructuring

Upaya gabungan antara recheduling dan restructuring dilakukan.

misalnya, bank memperpanjang jangka waktu kredit dan menambah

jumlah kredit. Hal ini dilakukan karena bank melihat bahwa debitur

dapat diselamatkan dengan memberikan tambahan kredit untuk

menambah modal kerja, serta diberikan tambahan waktu agar total

angsuran perbulan menurun, sehingga debitur mampu membayar.

b. Rescheduling dan reconditioning

Bank dapat melakukan kombinasi dua cara yaitu dengan

memperpanjang jangka waktu dan meringankan bunga. Dengan

perpanjangan dan keringan bunga, maka total angsuran akan menurun,

sehingga nasabah diharapkan dapat membayar kewajibannya.

c. Restructuring dan reconditioning

Upaya penambahan kredit diikuti dengan keringanan bunga atau

pembebasan tunggakan bunga akan dapat mendorong pertumbuhan

usaha nasabah.

d. Rescheduling, Restructuring, dan Reconditioning

Upaya gabungan ketiga cara tersebut merupakan upaya maksimal yang

dilakukan oleh bank misalnya jangka waktu diperpanjang, kredit

ditambah, dan tunggakan bunga dibebaskan.

e. Eksekusi

Merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh bank untuk

menyelamatkan kredit bermasalah.


29

E. Tinjauan Empiris

Erniati (2014) dalam Penelitian mengenai “faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadi Non Performing Loan” Penelitian tersebut dilakukan

terhadap BankSulselbar Cabang Utama Makassar. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) mempunyai pengaruh

paling kuat.Kondisi ini menunjukkan bahwa baik buruknya kualitas kredit

sangat kuat pengaruhnya terhadap terjadinya NPL.

Herman (2011) Analisis tingkat resiko kredit pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Sinjai selama empat tahun (2007 -2010)

mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal ini terlihat dari besarnya rata-rata

persentase tingkat risiko PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang

Sinjai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia di bawah persentase untuk kredit

kategori rendah Artinya Non - Performing Loans (NPL) PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk selama empat periode (2007 - 2010) tergolong

rendah.

F. Kerangka Pikir

Secara umum, penyaluran kredit menggambarkan proses pengelolaan

kredit yang sistematis mulai dari akurasi data atau informasi sampai dengan

monitoring yang dapat mencegah tejadinya kredit Non Perfoming Loan

(NPL) yang dapat mengganggu kelangsungan usaha bank. Proses pengelolaan

kredit telah diatur dalam menajemen perkreditan sebagai prosedur pelaksaan

dari pemberian kredit. PT. Bank Sulselbar Cabang Ratulangi Makassar telah
30

rnelakukan proses analisa terhadap kriteria usaha yang dijadikan dasar

penilaian terhadap kolektebilitas calon debitur.

Untuk dapat menganalisa berbagai pos dan laporan keuangan yang berkaitan

dengan tingkat risiko kredit digunakan analisis Credit Risk Ratio.dengan

adanya analisis ratio tersebut diharapkan dapat diketahui apakah tingkat risiko

kredit bank tersebut rendah atau tidak berdasarkan ketetapan bank indonesia.

Berikut skema kerangka fikir pada gambar halaman berikut:

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk


Cabang Makassar Sam Ratulangi

Proses Penyaluran Kredit

Kolektibilitas Kredit

Analisis resiko
kredit

Hasil rasio
kredit

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir


31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Makassar Propinsi Sulawesi Selatan yaitu

pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi, yang

berlokasi di Jl. Sam Ratulangi No.24 Lt.2 Makassar 90125

Waktu penelitian dan penulisan diperkirakan kurang lebih 2 (dua) bulan

lamanya, mulai dari bulanMei sampai dengan bulan juni 2016

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk mempermudah pengumpulan data, penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu teknik mengimpulkan data melalui pengamatan langsung

terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data yang akurat.

2. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data berupa laporan data kredit yang

bersumber dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar sam

Ratulangi

3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data melalui Tanya jawab

(Interview) langsung dengan pimpinan, karyawan dan nasabah sesuai

dengan data yang diperlukan obyek yang dibahas.

4. Penelitian pustaka (library research), yaitu pengumpulan data teoritis

dengan caramenelah berbagai buku literatur, pustaka yang lainnya yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas.

31
32

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi baik dalam bentuk

informasi secara lisan maupun secara tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka

berupa jumlah penyaluran kredit usaha kecil.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung

dengan pimpinan dan karyawan perusahaan.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber

perusahaan berupa laporan keuangan, literaturedan buku-buku yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas.

D. Definisi Operasional

Untuk menjaga kesalah pahaman dan untuk menyamakan persepsi, maka

perlu dikemukakan definisi operasional variabel penelitian ini sebagai

berikut:

1. Resiko adalah suatu bentuk ketidak pastian peristiwa yang mempunyai

pengaruh terhadap tujuan yang ingin dicapai.

2. Kredit adalah penyerahan sejumlah uang atau barang yang dipersamakan

dan wajib dikembalikan atas dasar kepercayaan sesuai dengan syarat-

syarat yang telah disepakati antara kreditur dan debitur.


33

3. Resiko Kredit adalah resiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan

atau default debitur yang tidak dapat diperkirakan atau karena debitur tidak

dapat memenuhi kewajibannya.

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan

kolektibilitas kredit dari 2013-2015 pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Cabang Makassar Sam Ratulangi

2. Sampel

Yang menjadi sampel dalam laporan ini adalah laporan keuangan

kolektibilitas kredit dari 2013-2015pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Cabang Makassar Sam Ratulangi

F. Metode Analisis

Berdasarkan pada masalah pokok, tujuan yang telah dikemukakan

maka metode analisis yang digunakan adalah :

Metode kuantitatif menurut Bank Indonesia (BI) Melalui peraturan Bank

Indonesi (PBI) menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah 5%.

Rumus Perhitungan NPL adalah :

Kredit Bermasalah
NPL = ———————— X 100%
Total Kredit

Menurut Taswan dalam paket kebijaksanaan 28 Februari 1991

KlasiflkasiColektibilitas credit sebagai Tool of management perkreditan

bank oleh Bank Indonesia (2006:114):


34

a. Rendah apabila tidak ada penyimpangan atau pelanggaran terhadap

perkreditan yang sehat atau terjadi penyimpangan tetapi persentase

jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah debitur yang

diperiksa Bank Indonesia tidak lebih dari 2%

b. Sedang apabila % jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah

debitur yang diperiksa Bank Indonesia antara 2% hingga 5%

c. Tinggi apabila % jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah

debitur yang diperiksa Bank Indonesia antara 5% hingga 10%

d. Sangat tinggi apabila % jumlah debitur yang melanggar terhadap

jumlah debitur yang diperiksa Bank Indonesia lebih dari 10%


35

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar

1. Sejarah Bank Mandiri

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari

program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah

Indonesia. Pada bulan Juli 1999, tiga bank pemerintah : 1) Bank Bumi

Daya 2) Bank Dagang Negara, 3) Bank Exim and Bapindo dilebur menjadi

Bank Mandiri. Masing – masing dari ketiga legacy banks memainkan

peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia.

Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih

dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan

perekonomian Indonesia.

Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo)

tersebut sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih

dari 140 tahun yang lalu.Keempat bank nasional tersebut telah turut

membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan

masing – masing telah memainkan peranan yang penting dalam

pembangunan ekonomi di Indonesia.

Bank Bumi daya didirikan melalui suatu proses panjang yang

bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De

NationaleHandelsbank NV, menjadi Bank umum Negara pada tahun 1959.

Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah bank milik Inggris)

35
36

juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada

tahun 1965, Bank Umum Negara Indonesia dan berganti nama menjadi

Bank Negara Indonesia unit IV beralih menjadi Bank Bumi daya.

Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari

perusahaan dagang Belanda N.V. NederlanscheHandelsMaatschappij yang

didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sector

perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi

perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965

perusahaan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank

Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Indonesia unit II dipecah

menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II

Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, Bank

Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan Impor.

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank

Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun

1951. Misi bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan

sector-sector ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industry, dan

pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik Negara pada tahun

1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo.Pada tahun

1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional

melalui pembiyaan jangka menengah dan jangka panjang pada sector

manufaktur, transportasi dan pariwisata.


37

2. Program Transformasi Tahap I (2005-2009)

Ambisi Bank Mandiri yang ditetapkan untuk 4 Tahun kedepannya

hanya dapat dicapai dengan mengubah organisasi kami untuk dapat

beradaptasi dengan dinamika dan pergerakan pasar.Di tahun 2005, kami

berkomimen untuk menjalankan program transformasi selama 5 tahun

tuntuk membentuk Bank mandiri menjadi Bank Multispesialis yang

dominan. Kami menetapkan 4 tema transformasi sebagai syarat utama :

budaya, Penjualan, Aliansi, dan control NPL. Bank Mandiri melakukan

Program Transformasi dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap 1 ( 2006-2007)

Back On Track :dalam tahapan ini, focuks utama kami adalah

merekonstruksi ulang fondasi Bank Mandiri untuk pertumbuhan masa

depan nantinya.

Tahap 2 (2008-2009)

Outperform the Market :dalam priode ini , Bank Mandii lebih menekankan

ekspansi bisnis untuk menjamin pertumbuhan yang signifikan di berbagai

segmen dan mencapai level profit yang mampu melampaui rataa – rata

pasar.

Tahap 3 ( 2010)

Shaping the End Game :di tahap ini, Bank Mandiri menargetkan diri untuk

menjadi Bank Regional terdepan melalui konsolidasi dari bisnis jasa

keuangan dan lebih mengutamakan peluang strategi pertumbungan Non-

organik, termasuk memperkuat kinerja anak perusahaan dan akuisisi bank


38

atau perusahaan keuangan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah

bagi Bank Mandiri.

Proses transformasi yang telah dijalankan sejak tahun 2005 hingga

tahun 2010 ini secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja Bank

Mandiri. Hal ini tercermin dari peningkatan berbagai parameter financial,

diantaranya :

a. Kredit bermasalah turun signifikan, tercermin dari rasio NPL net

konsolidasi yang turun dari 15,34 % di tahun 2005 menjadi 0,62% di

tahun 2010.

b. Laba bersih Bank Mandiri juga tumbuh sangat signifikan dari 0,6

Triliun di tahun 2005 menjadi 9,2 Triliun di tahun 2010

Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan

transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai – nilai budaya

untuk menjadi pedoman kerja pegawai. Bank Mandiri juga berhasil

mencatat sejarah dalam peningkatan kualitas layanan, yaitu menjadi

service leader perbankan nasional dengan menempati urutan pertama

pelayanan prima selama empat tahun berturut-turut (2007,2008,2009, dan

2010) berdasarkan survey Marketing Research Indonesia ( MRI). Selain

itu, Bank Mandiri juga mendaptkan Apresiasi dari berbagai pihak dalam

penerapan Good Corporate Governance.

Penignkatan kinerja Bank Mandiri mendaptkan respon positif oleh

insvestor, tercermin dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri secara

signifikan dari posisi terendah Rp. 1.110 per lembar saham pada 16
39

September 2005, menjadi Rp 6.300,- per lembar saham pada 30 September

2011, atau meningkat 33,6% per tahun, nilai kapitalisasi pasar Bank

Mandiri meningkat sekitar 7 kali lipat, dari Rp. 21,8 Triliun menjadi Rp.

146, 9 Triliun.

3. Program Transformasi Tahap II ( 2010-2014)

Saat ini bank Mandiri tengah melaksanakan tahap transformasi

lnjutan tahun 2010-2014, dimana kami telah melakukan revitalisasi visi

yaitu : “ Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikgumi dan

Selalu Progresif” sejalan dengan visi tersebut, Bank Mandiri juga

ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi psar terbesar di Indonesia,

yaitu di atas rp. 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan mendekati

16% RAO mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%, namun tetap

menjaga kualitas asset yang direflesikan dari rasio NPL gross di bawah

4%. Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran top 5

ASEAN pada tahun 2014.

Selanjutnya di tahun 2010, bank Mandiri menargetkan untuk

masuk dalam jajaran Top 3 bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi

pasar dan menjadi pemain utama di regional. Untuk mewujudkan visi

tersebut, transformasi bisnis di Bank mandiri tahun 2010 – 2014 akan

difokuskan pada 3 (tiga) area Bisnis yaitu :

a. Wholesale transaction

Bank Mandiri akan memperkuat leaderhip-nya dengan menawarkan

solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan membangun


40

hubungan yang holistic melayani institusi corporate & commercial di

Indonesia.

b. Retail Deposit &Pyment

Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk menjadi bank pilihan nasabah di

bidang retail deposit dengan menyediakan pengalaman perbankan yang

unik dan unggul bagi para nasabahnya.

c. Retail Financing

Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk meraih posisi nomor 1 atau 2

delam segmen pembiyaanritel, terutama untuk memenagkan persaingan

di bisnis kredit perumahan, personal Loan , dan kartu kredit serta

menjadi salah satu pemain utama di micro banking.

Ketiga area focus tersebut didukung dengan penguatan organisasi dan

penungkatan infrastruktur (cabang, IT, operation dan risk managemen)

untuk memberikan solusi layanan terpadu. Disamping itu Bank Mandiri

didukung oleh Sumber Daya Manusia yang handal, teknologi yang selalu

update, penerapan manajemen resiko dalam menjalankan bisnis secara

saksama dan penuh pertimbangan, serta penerapan Good Corporate

governance yang telah teruji.

B. Visi dan Misi Organisasi

1. Visi

Menjadi lembaga keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu

progresif
41

2. Misi

a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar

b. Mengembangkan sumber daya manusia professional

c. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder

d. Melaksanakan manajemen terbuka

e. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

C. Struktur Organisasi dan Job Description

1. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PT.BANK MANDIRI (PERSERO)

Tbk CABANG MAKASSAR SAM RATULANGI

Sumber Data : PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi
42

2. Description

a. Kepala Cabang Micro/ MMM (Micro Mandiri Manager) :Kepala Unit

MMU (Mandiri Mitra Usaha ) yang memiliki kewenangan untuk

memutus kredit micro .

b. MKA (Micro Kredit Analisis) : Pihak yang melakukan analisi kredit,

membuta nota analisa, melakukan Complience review sebelum aktivasi

rekening pinjaman, serta melakukan verifikasi ulang atas laporan

kunjungan Nasabah (LKN) dan On The Spot (OTS) bila diperlukan.

c. MMC ( Micro Mandiri Collection) : Pihak yang menerima setoran

kredit debitur usaha micro yang dilakukan pada lokasi debitur usaha

micro, misalnya di pasar – pasar.

d. Teller :merupakan seorang ptugas dari pihak bank yang berfungsi untuk

melayani nasabah dalam hal transaksi keuangan perbankan kepada

semua nasabahnya.

e. CSR/ Customer Service : bertugas memberikan informasi produk bank,

melayani pembukaan dan penutupan rekening nasabah, handling

Complaint, melayani segala bentuk komplain dari nasabah, melayani

nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa produk bank seperti transfer,

inkaso, pemindahbukuan antar rekening nasabah, melaksanakan tugas

lainnya yang ditujukan atasannya.

f. MKS ( Micro Kredit Sales ) : pihak yang melakukan pemasaran produk

kredit mikro, mengumpulkan dokumen, syarat pengajuan kredit dan

mencocokkan dengan yang asli serta menerima setoran kredit.


43

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisi Penyaluran Kredit

Dalam kegiatan pengkreditan Bank, khususnya PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk Cabang Makassar terdapat pengembalian kredit yang

bermasalah baik disengaja atau tidak. Pengembalian ini sering disebut Non

Performing Loan (NPL) atau pengembalian kredit bermasalah yang terdiri

dari kurang lancar, diragukan dan macet. Setiap Pemberian kredit diawali

prosesnya dengan adanya pengajuan kredit dengan cara mengajukan surat

permohonan kredit ataupun mengisi formulir permohonan kredit yang telah

disediakan oleh bank, dengan tujuan untuk menggali informasi-informasi

yang dibutuhkan oleh pihak bank. Formulir permohonan kredit umumnya

berisi antara lain:

1. Data yang berhubungan kredit yang diajukan: besarnya kredit, tujuan

kredit, jenis kredit, jangka waktu yang diajukan

2. Data pemohonan: nama pemohon, pendidikan, alamat, tanggal lahir,

status, nama suami/istri, jumlah tanggungan, nama dan alamat tempat

kerja/usaha.

3. Data yang berhungan dengan sumber penghasilan dan biaya: lama

usaha/kerja, omset, gaji, pendapaan sampingan, biaya-biaya yang

ditanggung, pihak-pihak dengan siapa calon debitur berhubungan.

4. Data yang berhubungan dengan hutang yang telah dimiliki beserta

angsurannya.

43
44

Dokumen – dokumen standar yang diminta oleh bank seperti yang tampak

dibawah ini:

Nasabah

No Jenis jaminan pegawai wiraswasta

1 Asli formulir aplikasi diisi lengkap


dan benar
2 Fotocopy KTP calon nasabah dan
suami/istri
3 Fotocopy kartu keluarga

4 Fotocopy surat menikah

5 Fotocopy surat izin usaha (SIUP,


TDP, ijin praktek)
6 Fotocopy NPWP pribadi, SPT pribadi

7 Fotocopy rekening tabungan/giro


(R/K) 3 bulan terakhir
8 Laporan keuangan perusahaan (neraca
dan L/R) dan/atau fotocopy
bukti/catatan transaksi bisnis
9 Asli slip gaji atau keterangan gaji

10 Fotocopy kartu kredit

Sumber: Dokumentasi Bank tahun 2016

Tanpa adanya agunan, menjadikan kredit tanpa agunan (KTA)

memiliki resiko yang tinggi. Pihak bank hanya dapat memperkecil resiko

kerugian dengan melakuka upaya yang dengan tetap menjalankan prinsip

kehati-hatian. Salah satunya dengan cara memperketat penilaian terhadap

calon debitur, membatasi jumlah pinjaman yang diberikan sesuai dengan

jumlah pendapatan yang diterima debitur perbulannya, dengan


45

memperhatikan kewajiban-kewajiban debitur yang lain serta melakukan

monitoring terhadap pembayaran secara rutin. Jika secara prefentif dilakukan,

namun masih juga mengalami kredit bermasalah maka selanjutnya

dipergunakan cara mengatasi kredit bermasalah dengan melakukan

penjadwalan kembali (reschedulling), persyaratan kembali (reconditioning),

dan penataan kembali (restructuring).Namun tekhnik yang digunakan oleh PT.

Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar yaitu dengan cara Reschedulling

dengan memperpanjang jangka waktu kredit terhadap debitur, jangka waktu

kredit yang di tentukan mengalami penambahan dari 6 bulan menjadi satu tahun

sehingga debitur memiliki waktu lebih lama untuk mengembalikannya

kemudian dengan cara Reconditioning yaitu dengan cara mengubah berbagai

persyaratan yang ada dengan penundaan pembayaran bunga sampai waktu

tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan

pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa. Sedangkan Kredit Agunan

memberikan keringanan resiko terhadap pihak bank, karna agunan/jaminan yang

diajukan oleh debitur senilai dengan jumlah kredit yang diterima debitur,

sehingga apabila debitur tidak mampu untuk membayar angsuran pokok dan

bunga maka pihak bank berhak menerima jaminan tersebut sesuai dengan

perjanjian yang telah ditentukan.

B. Analisis Jenis Resiko Kredit

Pemahaman tentang resiko akan memudahkan bank dalam

mengidentiflkasi resiko maupun yang mungkin terjadi dan kemudian

membangun sistem untuk mengelola resiko tersebut secara efektif. Adapun

jenis resiko yang biasa diterima oleh bank yaitu resiko kredit, jenis resiko
46

kredit terjadi akibat kegagalan pihak lawan memenuhi kewajibannya dalam

melakukan penyaluran kredit. Resiko pasar, resiko pasar timbul akibat Risiko

harga (price risk) resiko kerugian dari pergerakan atau volalitas suku bunga,

nilai tukar, harga ekuitas, dan harga komoditas dan akibat terhadap

Discountinuity yaitu risiko kerugian yang timbul dari kesenjangan harga

pasar (market price gapping). Resiko operasional, timbul akibat tidak

berfungsinya Proses Internal: Pelanggaran prosedur dan ketentuan,

pelanggaran control (proses review produk baru, berkaitan dengan desain dan

implementasi produk baru, kontrol terhadap pelaksanaan produk jasa yang

sudah ada; Kesalahan manusia: Hubungan antar pegawai, kesalahan pegawai,

penyimpangan pegawai, tidak terpenuhinya jumlah pegawai; Kegagalan

Sistem: Kegagalan hardware, kegagalan software, konfigurasi lemah (tanpa

perlindungan virus), komunikasi (saluran telepon tidak berfungsi, kapasitas

jaringan tidak mendukung); Problem Eksternal: Kejahatan eksternal

(pencurian, penipuan, pemalsuan), Bencana faktor alam (gempa Bumi, banjir,

topan, tsunami) Faktor manusia (perang, terorisme, perampokan),

penerobasan sistem teknologi (hacker, penembusan user id). Resiko likuiditas

timbul akibat bank yang tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh

tempo. Hal ini disebabkan karena risiko likuiditas dapat melekat pada

aktivitas fungsional perkreditan (penyediaan dana), investasi dan penanaman

lainnya, serta kegiatan pendanaan penerbitan surat utang. Resiko kepatuhan,

timbul akibat bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan

perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti resiko kredit


47

yang terkait dengan ketentuan kewajiban pemenuhan modal minimum(

KPMM), batas minimum pemberian kredit (BMPK). Resiko hukum, terjadi

akibat pelanggaran terhadap kontak, hukum atau peraturan. Resiko strategik,

terjadi akibat pelaksanaan strategik yang tidak tepat.

Berikut ini rincian NonPerfoming(kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan

macet) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar selama Tiga tahun

terakhir pada tabel halaman berikut:

Tabel 5.1

Rincian KreditNon Performing PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Cabang Makassar Per 31 Desember 2013.

Kolektibilitas Jumlah (Rp)

Kurang Lancar 132.027.600

Diragukan 97.804.059

Macet 178.320.000

Jumlah kredit Non-perfoming 408.151.659

Jumlah kredit yang diberikan 21.298.780.345

% Kredit Non perfoming 1,92

Sumber :PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk.Cabang Makassar Diolah Dari Data

Tabel 5 Lampiran Tahun 2016

Komposisi kredit Non Perfomingper 31 Desember 2013 dilihat dari

jumlahkredit pada kriteria kurang lancardan macet hampir sama. Sehingga

persentase kredit bermasalah dengan jumlah kredit yang diberikan sebesar

1,92 %
48

Tabel 5.2

Rincian Kredit Non Performing PT. Bank Mandiri (persero) Tbk.

Cabang makassarPer 31 Desember 2014.

Kolektibilitas Jumlah (Rp)

Kurang Lancar 73.886.700

Diragukan 125.445.600

Macet 153.658.664

Jumlah kredit Non-perfoming 352.990.964

Jumlah kredit yang diberikan 29.442.755.914

% Kredit Non perfoming 1,19

Sumber :PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk Cabang Makassar Diolah Dari Data

Tabel 6 Lampiran Tahun 2016

Komposisi kredit Non Perfomingper 31 Desernber 2014 dilihat dari jumlah

kredit pada kriteria kurang lancar dan macet menurun jika dibandingkan pada

tahun 2013. Sehingga persentase kredit bermasalah dengan jumlah kredit

yang diberikan sebesar 1,19 %.


49

Tabel 5.3

Rincian Kredit Non PerformingPT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Cabang Makassar Per 31 Desember 2015.

Kolektibilitas Jumlah (Rp)

Kurang Lancar 109.848.874

Diragukan 245.241.200

Macet 97.699.655

Jumlah kredit Non-perfoming 452.789.729

Jumlah kredit yang diberikan 43.324.328.486

% Kredit Non perfoming 1,05

Sumber :PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk Cabang MakassarDiolah Dari Data

Tabel 7 Lampiran Tahun 2016

Komposisi kredit Non Perfomingper 31 Desember 2015 pada kriteria

diragukan meningkat dan macet menurun jika dibandingkan pada tahun 2014

sehingga persentase kredit bermasalahdengan jumlah kredit yang diberikan

menurun hingga 1,05 %.

C. Pembahasan

Suatu usaha yang bergerak dibidang jasa, khususnya dibidang

perbankan harus memperlihatkan dan menjaga dengan baik masalah

kepercayaan nasabahnya.Bank mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba

agar kelangsungan perusahaan tetap berjalan dengan baik. Salah satu bank

untuk mendapatkan laba tersebut adalah dengan cara memberikan pinjaman


50

dalam bentuk kredit kepada nasabahnya, karena kredit merupakan produksi

utama dalam memperoleh penghasilan.

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar mengalokasikan

dananya untuk Non Earning Asset yaitu dalam bentuk uang tunai di kas dan

penanaman dana dalam bentuk aktiva serta inventaris. Sedangkan dana untuk

Earning Asset terdiri atas giro pada bank lain, penempatan pada Bank

Indonesia dan bank lain, efek - efek, obligasi rekapitulasi pemerintah

transaksi derifatif, tagihan wesel eksport, kredit yang diberikan, pembiayaan

syariah, tagihan akseptasi dan penyertaan saham serta komitmen dan

kontijensi yang mempunyai resiko kredit.

Berikut grafik persentase kredit Non Performing Loan (NPL) adalah

sebagai berikut:

% Kredit Non performing loan


2,5
2
1,5
% Kredit Non performing
1 1,92 loan
0,5 1,19 1,05
0
2013 2014 2015

Dari grafik diatas dapat disimpulkan persentase dari tahun ke tahun

mengalami penurunan pada tahun 2013 adalah 1,92% menurun menjadi 1,19 % pada

tahun 2014 dan kembali mengalami menurunpada tahun 2015 adalah 1,05 %. Maka

Non Performing Loan (NPL) tahun 2013-2015 dapat dirata-ratakan menjadi :

1,92 % + 1,19 % + 1,05 % =1,39%


51

4,16 %
Jadi rata rataNPL =
3

= 1,39%

Berdasarkan rincian Non Performing Loan (NPL) pada tabel 1,2,dan 3

Dimana rata - rata Non Performing Loan (NPL) PT. Bank Mandiri (Persero)

Tbk Cabang Makassaryaitu sebesar 1,39 %. Artinya tingkat resiko kredit PT.

Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar berada pada kategori rendah.

Berikut perhitungan tingkat resiko kredit dengan menggunakan

Rumus Non Performing Loan (NPL)berdasarkan kolektibilitas kredit dari

neraca PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar maka akan

diperoleh sebagai berikut:

Kredit Bermasalah
NPL= X 100%
Total Kredit

a. Kredit Non Performing Loan 2013

1) Kredit Bermasalah

a) Kuranglancar = 132.027.600

b) Diragukan = 97.804.059

c) Macet = 178.320.000

2) Total Kredit = 21.298.780.345

408.151.659
Non Performing Loantahun 2013 = ——————— x 100%
21.298.780.345

= 1,92%
52

Diketahui tingkat resiko pada tahun 2013 yang ada sebesar 408.151.659 atau

sebesar 1,92 %. ini menunjukkan bahwa resiko kredit tersebut berada di

bawah resiko kredit yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) dengan persentase

kelebihan sebagai berikut:

= 5%-1,92%

=3,08%

Nilai 3,08% merupakan nilai dari 5% (kredit kategori sedang) dikurang

dengan nilai 1,92% ( hasil kredit NPL pada tahun 2013).

b. Kredit Non Performing Loan 2014

1) Kredit Bermasalah

a) Kurang lancar = 73.886.700

b) Diragukan = 125.445.600

c) Macet = 153.658.664

2) Total Kredit = 29.442.755.914

352.990.964
Non Performing Loan Tahun 2014 = ———————— x 100 %
29.442.755.914

= 1,19%

Diketahui tingkat resikokredit pada tahun 2014 yang ada sebesar 352.990.964

atau sebesar 1,19 %.ini menunjukkan bahwa resiko kredit tersebut berada di

bawah resiko kredit yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) dengan persentase

kelebihan sebagai berikut:


53

= 5% - 1,19%

= 3,81%

Nilai 3,81% merupakan nilai dari 5% (kredit kategori sedang) dikurang

dengan nilai 1,19% ( hasil kredit NPL pada tahun 2014).

c. Kredit Non Performing Loan 2015

1) Kredit Bermasalah

a) Kurang lancar = 109.848.874

b) Diragukan = 245.241.200

c) Macet = 97.699.655

2) Total Kredit = 43.324.328.486

452.789.729
Non Performing LoanTahun 2015 = ———————— X 100 %
43.324.328.486

= 1,05 %

Diketahui tingkat resiko kredit pada tahun 2015 yang ada sebesar

452.789.729 atau sebesar 1,05%. ini menunjukkan bahwa resiko kredit

tersebut berada di bawah resiko kredit yang ditetapkan Bank Indonesia (BI)

dengan persentase kelebihan sebagai berikut:

= 5%-1,05%

= 3,95%

Nilai 3,95% merupakan nilai dari 5% (kredit kategori sedang) dikurang

dengan nilai 1,05% ( hasil kredit NPL pada tahun 2015).


54

Tabel 5.4

Nilai Rata-Rata Persentase Rasio Resiko Kredit Pada PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Tahun 2013-2015

Tahun Non performing loan (NPL) Total Kredit %

2013 408.151.659 21.298.780.345 1,92

2014 352.990.964 29.442.755.914 1,19

2015 452.789.729 43.324.328.486 1,05

Total 1.213.789.352 94.065.864.745 4,16

Rata-rata 1,39%

Dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek Non Performing Loan

(NPL) (kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet) persentase dari

tahun ke tahun mengalami penurunan dengan rata - rata persentase sebesar

1,39% atau tidak lebih dari 2% dilihat dari tolak ukur tingkat kesehatan Bank,

Maka tingkat resiko kredit PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar

berada pada kategori rendah.


55

Berikut grafik rincian Non Performing Loan (kolektibilitas kurang lancar,

diragukan dan macet) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar

selama Tiga tahun terakhir pada tabel halaman berikut:

1.000.000.000
900.000.000
800.000.000
700.000.000
408.151.659 452.789.729
600.000.000 Total Loan
500.000.000 352.990.964
macet
400.000.000
97.699.655 diragukan
300.000.000 178.320.000
153.658.664 kurang lancar
200.000.000 97.804.059 245.241.200
100.000.000 125.445.600
132.027.600
0 73.886.700109.848.874
2013
2014
2015

Berdasarkan grafik diatas jumlah kolektibilitas kredit pada tahun 2013 Rp.

408.151.659,- pada tahun 2014 menurun menjadi Rp. 352.990.964,- dan jumlah

kolektibilitas yang diberikan pada tahun 2015 adalah Rp. 452.789.729,- dari tahun

2013 – 2015 terjadi fluktuasi. Sedangkan kategori kurang lancar pada tahun 2013

adalah Rp. 132.027.600,- pada tahun 2014 menurun menjadi Rp. 73.886.700,-

kemudian pada tahun 2015 kembali meningkat menjadi Rp. 109.848.874,- hal ini

disebabkan kegiatan usaha sebagian debitur belum begitu banyak membawa

keuntungan sehingga mengalami penunggakan hampir lewat dari tiga bulan.

Selanjutnya kredit pada kategori diragukan dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan pada tahun 2013 adalah Rp. 97.804.059,- pada tahun meningkat

menjadi Rp. 125.445.600,- dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2015
56

adalah Rp. 245.241.200,- hal ini disebabkan usaha yang dijalankan debitur belum

banyak membawa keuntungan yang mempengaruhi kemampuan sebagian debitur

dalam melunasi kewajibannya.

Pada kategori macet mengalami penurunan dari tahun ke tahun pada tahun

2013 adalah Rp. 178.320.000,- Dan menurun pada tahun 2014 menjadi Rp.

153.658.664,- pada tahun 2015 adalah Rp. 97.699.655,- hal ini disebabkan kegiatan

usaha debitur sudah mulai mengalami peningkatan sehingga tidak terjadi

penunggakan.
57

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa:

Kredit Non Performing Loan (NPL) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Cabang Makassar selama Tiga tahun (2013 -2015) Mengalami penurunan

Pada tahun 2013 sebesar 1,92% dibandingkan pada tahun 2014 sebesar

1,19%dan pada tahun 2015 kembali menurun menjadi 1,05% dengan

persentase rata-rata sebesar 1,39% maka dapat dikatakan bahwa tingkat

resiko PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia (BI) di bawah persentase untuk kredit kategori rendah

Artinya Non Performing Loan (NPL) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Cabang Makassar selama tiga periode (2013 - 2015) tergolong rendah.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis

mengajukanbeberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk dapat mempertahankan kegiatan pengkreditan yang sehat PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar,Maka terhadap kredit pada

kategori lancar agar tetap lancar dengan melakukan monitoring yang ketat

dan melaksanakan transaksi ulang terhadap jaminan secara periodik. serta

membina dan mempertahankan hubungan yang harmonis kepada nasabah,

lebih mempermudah proses pencairan dan penyaluran dana

56
58

2. Untuk mengatasi tingkat resiko kredit PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Cabang Makassar dalam menyalurkan kredit kepada debitur agar betul-

betul memperhatikan dan melaksanakan faktor - faktor serta metode

analisis dalam pemberian kredit yakni kemauan, kemampuan dan

keandalan agunan calon debitur yang memuat unsur 5C dan 7P sehingga

tingkat resiko dapat ditekan atau sedapat mungkin diminimalkan.


59

DAFTAR PUSTAKA

Dendawijaya, Lukman.2005. Manajemen PerbankanEdisikedu.Jakarta:Ghalia


Indonesia.

Erniati. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadi Non Performing Loan


Pada Bank Sulselbar Cabang Utama Makassar. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar.

Fardiansyah, Tedy. 2006. Refleksi Dan Strategi Penerapan Manajemen Resiko


Perbankan Indonesia. Jakarta: Elex Media Computindo.

Hasibuan, Melayu SP. 2007. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta:Bumi Aksara.

Herman. 2011. Analisis Tingkat Resiko Kredit Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Cabang Sinjai. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin Makassar.

Ismail. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ibrahim, Yohanes,Dr.SH. 2004. Mengupas Tuntas Kredit Komersil dan Konsumtif


dalam perjanjian kredit Bank (perspektif hukum dan ekonomi).
Bandung: mandar Maju.

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

-----,2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Latumerissa, Julius R. 1999.Mengenal Aspek-Aspek Bank Umum. Jakarta: Bumi


Aksara.

Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta: Ekonisia


Kampus Fakultas Ekonomi.

Suhardjono Dan Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan Teori Dan Apliksi.


Yogyakarta: BPEE.

Sutarno.2009. Aspek-Aspek Perkreditan Pada Bank. Bandung: Alfabeta.

Suyatni, Thomas. 2002.Kelembagaan Perbankan. Jakarta:LPFE.

Tampubolon, Robert. 2004.Manajemen Risiko (Pendekatan Kualitatif untuk Bank


Komersil). Yogyakarta: Elex Media Komputindo.

Taswan, SE. M.Si. 2006. Manajemen Perbankan (Konsep Teknik dan


Aplikasi).Yogyakatra:UPP STIM YKPN.

58
60

Undang-Undang No. 14 Tahun 1967. Bank Indonesia.

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Tentang Perbankan

Http//: Pandusamamaya. Wordpress.Com.


Tabel 5. Laporan Kolektibilitas Kredit PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar (Dalam Ribuan Rupiah) Per 31 Desember 2013
kolektibilitas Jumlah Kredit
Kredit Usaha Mikro (KUM) Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet
Kredit Bermasalah Total Kredit
Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah
Eksp. Pertanian 5.236.556.101 59.900.300 73.979.100 39.868.659 69.936.100 - -
EKSP. Perindustrian 197.320.555 5.495.600 4.415.700 - 1.247.000 - -
Eksp. Perdagangan 6.076.185.250 64.094.000 31.186.500 36.943.600 72.705.700 - -
Eksp. Jasa lainnya 887.933.000 5.654.400 5.578.300 7.559.300 34.431.200 - -
Eksp. Inv. GBT Produktif 589.034.700 - - - - - -
Eksp. Inv.GBT konsumtif 19.816.700 - - - - - -
Total KUM Eskploitasi 13.006.846.306 135.144.300 115.159.600 84.371.559 178.320.000 - -
Inv. Pertanian 433.213.600 - 7.498.000 13.432.500 - - -
Inv. Perindustrian 30.000.000 - - - - - -
Inv. Perdagangan 2.498.000 - - - - - -
Inv. Jasa lainnya 145.867.750 5.822.000 9.370.000 - - - -
Inv. GBT Produktif 3.847.027.900 - - - - - -
Inv. GBT konsumtif 3.284.208.830 - - - - - -
Total KUM investasi 7.742.816.080 5.822.000 16.868.000 13.432.500 - - -
Total Ekspl + Total Investasi 20.749.662.386 140.966.300 132.027.600 97.804.059 178.320.000 408.151.659 21.298.780.345
Sumber : Kantor Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar 2016
Tabel 6. Laporan Kolektibilitas Kredit PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar (Dalam Ribuan Rupiah) Per 31 Desember 2014
Kolektibilitas Jumlah Kredit
Kredit Usaha Mikro (KUM) Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Kredit
Total Kredit
Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Bermasalah

Eksp. Pertanian 12.572.394.450 59.900.300 21.820.500 66.372.600 35.309.000 - -


EKSP. Perindustrian 313.418.700 5.495.600 - - 4.613.400 - -
Eksp. Perdagangan 9.752.833.200 64.094.000 42.951.300 42.878.400 94.483.800 - -
Eksp. Jasa lainnya 1.051.758.400 5.654.400 9.114.900 9.353.700 888 - -
Eksp. Inv. GBT Produktif 386.846.300 - - - - - -
Eksp. Inv.GBT konsumtif 101.474.700 - - - - - -
Total KUM Eskploitasi 24.178.725.750 135.144.300 73.886.700 118.604.700 134.407.088 - -
Inv. Pertanian 852.415.700 47.368.500 - 6.840.900 2.276 - -
Inv. Perindustrian 9.998.400 - - - - - -
Inv. Perdagangan 2.442.200 15.284.300 - - - - -
Inv. Jasa lainnya 357.601.900 12.958.000 - - - - -
Inv. GBT Produktif 3.121.469.100 34.588.500 - - - - -
Inv. GBT konsumtif 70.432.800 251.335.500 - - 19.249.300 - -
Total KUM Investasi 4.414.360.100 361.534.800 - 6.840.900 19.251.576 - -
Total Ekspl + Total Investasi 28.593.085.850 496.679.100 73.886.700 125.445.600 153.658.664 352.990.964 29.442.755.914
Sumber : Kantor Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar 2016
Tabel 7. Laporan Kolektibilitas Kredit PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar (Dalam Ribuan Rupiah) Per 31 Desember 2015
Kolektibilitas Jumlah Kredit
Kredit Usaha Mikro (KUM) Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Kredit
Total Kredit
Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Bermasalah

Eksp. Pertanian 10.050.934.228 205.346.910 61.434.200 37.182.200 43.689.400 - -


EKSP. Perindustrian 325.883.300 6.686.400 13.500.200 - - - -
Eksp. Perdagangan 11.131.712.228 462.490.949 22.688.400 107.527.000 36.693.500 - -
Eksp. Jasa lainnya 1.708.793.143 88.283.471 7.333.500 36.999.600 8.155 - -
Eksp. Inv. GBT Produktif 226.289.300 - - - - - -
Eksp. Inv.GBT konsumtif 84.580.400 - - - - - -
Total KUM Eskploitasi 23.528.192.599 762.807.730 104.956.300 181.708.800 80.391.055 - -
Inv. Pertanian 378.508.800 20.319.900 4.174 - 17.308.600 - -
Inv. Perindustrian - - - - - - -
Inv. Perdagangan 87.489.600 - - - - - -
Inv. Jasa lainnya 310.902.800 19.582.800 - 19.444.400 - - -
Inv. GBT Produktif 12.647.907.302 230.433.120 4.888.400 44.088.000 - - -
Inv. GBT konsumtif 4.846.304.006 39.090.100 - - - - -
Total KUM investasi 18.271.112.508 309.425.920 4.892.574 63.532.400 17.308.600 - -
Total Ekspl + Total Investasi 41.799.305.107 1.072.233.650 109.848.874 245.241.200 97.699.655 452.789.729 43.324.328.486
Sumber : Kantor Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar 2016
RIWAYAT HIDUP

PATIMA, Lahir pada tanggal 21 Januari

1993 di Lajoro, Desa pakeng, Kecamatan

lembang, kabupaten pinrang, provinsi Sulawesi

Selatan. Merupakan anak ke-4 (empat) dari 4

bersaudara dari pasangan Ronta dan Mari

Penulis mengawali jenjang pendidikan di

SD Negeri 149 Sepang pada Tahun 2000 sampai 2006, kemudian melanjutkan

Sekolah Menengah Pertama (SMP), di SMP Negeri 3 Lembang pada Tahun 2006

sampai 2009, kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) di SMK Negeri 1 Pinrang jurusan Adm.Perkantoran pada Tahun

2009 samapai 2012

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikannya di salah satu

perguruan tinggi swasta di Makassar tepatnya di Universitasitas Muhammadiyah

Makassar (UNISMUH) Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen dan

menyelesaikan studi pada tahun 2016.

Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur yang sebesar-besarnya atas

terselesaikannya skripsi yang berjudul “ Analisis Tingkat Resiko Kredit Pada

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi.”

Anda mungkin juga menyukai