Anda di halaman 1dari 145

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN DALAM MENDUKUNG PENGADAAN KTP-EL

( Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten


Simalungun)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh :

JOSEFA MERDIKASARI LINGGA

130903164

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Dalam Mendukung Pengadaan
KTP-El

(Studi Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten


Simalungun)

Nama : Josefa Merdikasari Lingga


NIM : 130903164
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Dosen Pembimbing : Drs.M.Ridwan Rangkuti,MS

Abstrak
Dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diharapkan
dapat meningkatkan kualitas data kependudukan pemerintah. Data kependudukan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menyelenggarakan berbagai
program-program pemerintah, baik dalam proses perencanaan hingga tahap
implementasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan mendeskripsikan
pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) kepada
masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi pelayanan yang
diberikan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Metodologi
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif
dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun, informan
utama yaitu Kepala Bidang Informasi Kependudukan dan Kepala Seksi Identitas
Kependudukan. Sedangkan Informan Tambahan adalah pegawai operasional di
dinas dan operator, serta masyarakat yang datang ke dinas. Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan kepada masyarakat terlaksana secara baik yang
sesuai dengan indikator-indikator implementasi yang ditetapkan peneliti melalui
model implementasi kebijakan.

Kata kunci : Implementasi Kebijakan, SIAK

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus dan
Bunda Maria atas berkat, kasih, dan pertolongan, serta segala kebaikan-Nya
atas segala perjuangan saya dalam menyelesaikan skipsi ini sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata-1 (S-1) Ilmu Administrasi
Negara. Skripsi ini berjudul “Implementasi Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan Dalam Mendukung Pengadaan Ktp-El ( Studi Pada
Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun)”.

Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis banyak


menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan, serta doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tulus saya ajukan kepada :

1. Kedua orangtuaku tercinta dan terkasih, J.Lingga dan


N.Situmorang atas segala cinta, arahan, dan doa yang tiada
hentinya serta pengorbanan yang sangat berharga untukku.
Segalanya ini kupersembahkan kepada Ayah dan Ibu, semua ini
tidak akan kulupakan dan semoga Tuhan memberi berkat
senantiasa untuk keluarga kita.
2. Kedua adikku tersayang, Joseph Genaro Lingga dan Josepindo Pio
Stevent Lingga yang telah banyak memberi dukungan dan
semangat, serta doa.
3. Bapak Drs. Tunggul Sihombing,MA selaku Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. M.Ridwan Rangkuti,MS selaku dosen pembimbing
yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan,
penyusunan skripsi, hingga penyelesaian skripsi. Terima kasih
banyak Pak atas ilmu yang begitu hebat dan bermanfaat.
5. Bapak Bontor Manullang,S.Sos,M.Si selaku Kepala Penelitian dan
Pengembangan Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah

Universitas Sumatera Utara


(BAPPEDA) Kabupaten Simalungun yang telah memberikan izin
penelitian kepada saya.
6. Bapak Jonrismantuah Damanik,SH,M.Si selaku Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun yang
telah memberikan saya izin untuk penelitian di Disdukcapil,
arahan dan nasihat, serta memberikan informasi terkait skripsi.
7. Bapak Fiker Silalahi,S.AP selaku Kepala Bidang Informasi dan
Pengembangan Kependudukan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun yang selalu memberikan
arahan, bimbingan, dan informasi penting selama penelitian
dikantor.
8. Staf/pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun, terkhusus untuk bang Robby Habibie
Hutabarat,SE, Meinson Hermanto Sinaga,ST , Bayu Aminullah,
Okto Christ Sinaga,S.Kom, Rahmat Harahap,SH, dan Roy Ivan
Siringo-ringo, SE. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
9. Kak Mega dan Kak Dian selaku staf departemen Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara yang selalu membantu dan
memberikan dukungannya.
10. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah
mendidik dan memberikan ilmu kepada peneliti selama mengikuti
perkuliahan.
11. Kepada Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
yang dimana sebagai wadah internal mahasiswa Ilmu Administrasi
Negara untuk belajar dan berlatih mengasah ilmu dan kemampuan
masing-masing, terutama di kepengurusan periode 2015-2016.
12. Kepada UKM-KMK Santo Albertus Magnus Universitas Sumatera
Utara sebagai wadah untuk mahasiswa Katolik dalam berkumpul,

Universitas Sumatera Utara


bertumbuh, dan berkembang dalam iman ke-Katolikan, serta
mempererat persaudaraan antar Fakultas.
13. Kepada UKM-KMK Santo Yohanes Don Bosco Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Utara sebagai
wadah untuk mahasiswa Katolik dalam berkumpul, bertumbuh,
dan berkembang dalam iman ke-Katolikan, serta mempererat
persaudaraan antar Jurusan.
14. Kepada Sahabatku tersayang Mipa Sere Sumantri Sihotang yang
selalu ada disetiap keluh kesah, memberi motivasi dan doa serta
sudah seperti kakak kandung dan sahabat seperjuangan di Medan
dan di kmk juga. Tuhan memberkatimu sayang.
15. Kepada keluarga kecilku “Small Family” yang sudah menjadi
salah satu keluarga seiman dan seperjuangan di Medan Kak Lilis
Cahyani, S.AB, Glori Simbolon, S.Sos, Debora Yuliana Gultom,
dan Dicky Munthe yang memberikan dukungan dan motivasi
selalu. Semoga Tuhan selalu memberkati.
16. Kepada sahabatku seperjuangan di Ilmu Administrasi Negara, Iga
Belinda Larasati Sinaga, S.Sos, Elysa Minarni Pakpahan,S.Sos.
dan Vivi Adilla Ramadhani,S.Sos yang selalu memberikan
semangat,dukungan dan doa selama perkuliahan.
17. Kepada teman-teman Kelompok PKL Tanjung Barus,tetap
semangat kita dan terima kasih atas pengalaman hidup yang sangat
berharga selama pkl, terutama dalam mendewasakan diri.
18. Kepada seluruh mahasiswa Ilmu Administrasi Negara stambuk
2013, terima kasih atas kebersamaan kita selama kurang lebih 4
tahun berproses di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera, semangat dan sukses untuk kita semua.
Kemudian untuk stambuk 2014-2016 tetap semangat adik-adik
dalam menjalani masa perkuliahan, nikmati prosesnya dan
percayalah proses tidak akan mengkhianati hasil.
19. Untuk Abang, Kakak, dan teman-teman Alumni Indonesian Youth
Day II Manado Keuskupan Agung Medan terima kasih atas

Universitas Sumatera Utara


semangat dan pengalaman berharga, serta doanya. Semoga selalu
menjadi sukacita injil ditengah masyarakat.
20. Semua pihak yang berpartisipasi dalam proses penyelesaian skripsi
ini yang tidak dapat disebut secara satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum


sempurna dalam penyajiannya. Penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menjadikan penelitian ini lebih sempurna dan lebih
baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.

Medan, Maret 2017

Penulis

Josefa Merdikasari Lingga

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak .......................................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... v
Daftar Tabel .................................................................................................................. vi
Daftar Gambar ............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
1.5 Kerangka Teori ........................................................................................ 8
1.5.1 Kebijakan Publik ( Public Policy) ................................................. 8
1.5.2 Implementasi Kebijakan Publik .................................................... 9
1.5.2.1 Model Implementasi Publik .............................................. 19
1.5.2.2 Model Implementasi Publik yang digunakan .................... 20
1.5.3 Kebijakan Administrasi Kependudukan ........................................ 21
1.5.3.1 UU No. 24 Tahun 2013 ..................................................... 21
1.5.3.2 KEPPRES RI No.88 Tahun 2004 ...................................... 22
1.5.3.3 Peraturan Daerah No.3 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Kabupaten
Simalungun ........................................................................ 23
1.5.4 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ............................ 24
1.5.4.1 Definisi Sistem .................................................................. 24
1.5.4.2 Definisi Informasi .............................................................. 24
1.5.4.3 Administrasi Kependudukan ............................................. 25
1.5.4.4 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ................. 26
1.5.4.5 Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) ............................................................................... 28
1.5.4.6 Manfaat Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) ............................................................................... 29
1.5.4.7 Peranan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) ............................................................................... 30
1.5.5 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam Pengadaan
KTP-el ........................................................................................... 30
1.6 Definisi Konsep ...................................................................................... 35
1.7 Sistematika Penulisan .............................................................................. 36

Universitas Sumatera Utara


BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian .................................................................................... 38
2.2 Lokasi Penelitian .................................................................................... 38
2.3 Informan Penelitian ................................................................................ 39
2.4 Teknik Pengumulan Data ....................................................................... 39
2.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 40

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN


3.1 Deskripsi Kabupaten Simalungun .......................................................... 48
3.1.1 Kondisi Geografis dan Iklim ......................................................... 52
3.1.2 Wilayah Administrasi .................................................................... 59
3.1.3 Aparatur Pemerintah Daerah ......................................................... 60
3.2 Deskripsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun ............................................................................................. 63
3.2.1 Visi dan Misi ................................................................................. 63
3.2.2 Struktur Organisasi ....................................................................... 66
3.2.3 Keadaan Pegawai .......................................................................... 82
3.2.4 Aspek Strategis Organisasi............................................................ 83

BAB IV PENYAJIAN DATA


4.1 Data Primer ............................................................................................. 85
4.1.1 Pelaksanaan Wawancara ............................................................... 85
4.1.2 Karakteristik Informan................................................................... 86
4.1.2.1 Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 86
4.1.2.2 Data Informan Berdasarkan Usia ...................................... 86
4.1.2.3 Data Informan Berdasarkan Pendidikan ........................... 87
4.1.3 Deskripsi Hasil Wawancara .......................................................... 87
4.2 Data Sekunder ......................................................................................... 112
4.2.1 Jumlah penduduk yang belum melakukan perekaman KTP-El ..... 113
4.2.2 Data perekaman KTP-El ................................................................ 115
4.2.3 Data Penduduk yang berstatus print ready record untuk KTP-El .. 117
4.2.4 Daftar Kecamatan dan kode kecamatan pada Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan ......................................................... 118
4.2.5 Data kondisi peralatan setiap kecamatan di Kabupaten
Simalungun.................................................................................... 120

BAB V ANALISIS DATA


5.1. Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun ............................................................................................. 121
5.1.1 Komunikasi .................................................................................... 122
5.1.2 Sumber Daya ................................................................................. 123
5.1.3 Disposisi ........................................................................................ 125
5.1.4 Struktur Birokasi ........................................................................... 126

Universitas Sumatera Utara


BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 127
6.2 Saran ....................................................................................................... 128

DAFTAR PUSTAKA… ............................................................................................... 129

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR BAGAN DAN TABEL

Halaman
1.1 Proyeksi Penduduk menurut provinsi, 2010-2025 (Ribuan) .............................. 2
1.2 Jumlah Penduduk kecamatan-kecamatan di Kabupaten Simalungun 2014-
2015 .................................................................................................................... 3
3.1 Pembagian wilayah Simalungun pada masa Kolonial ....................................... 49
3.2 Jarak Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan .............................................. 54
3.3 Suhu Udara Menurut Bulan, Jam, Rata-rata, Maksimum, dan Minimum, 2015
(oC) ..................................................................................................................... 55
3.4 Kelembaban Nisbi Menurut Bulan, Jam, dan Rata-rata, 2015 (%) .................... 56
3.5 Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan, dan Terpanjang Tidak Hujan Menurut
Bulan .................................................................................................................. 58
3.6 Banyaknya Nagori dan Kelurahan ..................................................................... 59
3.7 Jumlah PNS pada Sekretariat/Kantor/Badan/Dinas Menurut Golongan ............ 61
3.8 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Simalungun .................................... 65
3.9 Pegawai Negeri Sipil berdasarakan golongan .................................................... 82
3.9.1 a. Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan ................................................. 82

b. Pegawai Negeri Sipil berdasarkan eselon ...................................................... 82


c. Pegawai Negeri Sipil berdasarkan non PNS................................................... 82
4.1 Daftar Jumlah penduduk yang belum perekaman KTP-El ................................. 114
4.2 Data perekaman KTP-El per tanggal 31 Agustus 2016 ..................................... 115
4.3 Data penduduk yang berstatus print ready record untuk KTP-El ...................... 117
4.4 Daftar kode kecamatan .................................................................................................. 118

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman
1.1 Gambar Model Implementasi Kebijakan Publik Menurut Van Metter dan
Van Horn ............................................................................................................ 11

1.2 Gambar Model Implementasi Kebijakan Publik Menurut Daniel Mazmanian


dan Paul A.Sabatier ............................................................................................ 14

1.3 Gambar Model Implementasi Kebijakan Publik Menurut George C. Edwards


III ........................................................................................................................ 17

1.4 Model Implementasi Kebijakan Publik Menurut Grindle .................................. 19

1.5 Definisi Sistem ................................................................................................... 26


3.1 Peta Kabupaten Simalungun .............................................................................. 52
3.2 Persebaran Wilayah Kabupaten Simalungun ..................................................... 53
3.3 Persentase PNS Laki-laki dan Perempuan ......................................................... 55
3.4 Persentase PNS Menurut Pendidikan ................................................................. 61
3.5 Struktur Organsisasi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ............. 58
4.1 Sosialisasi Kebijakan Kependudukan tahun 2016 di Panombeian Panei ........... 93
4.2 Sosialisasi Kebijakan Kependudukan tahun 2016 di Pamatang Sidamanik....... 93
4.3 Perekaman KTP-EL dilapangan daerah Pamatang Sidamanik .......................... 96
4.4 Peralatan Admnistrator Database ....................................................................... 99
4.5 Peralatan untuk Administrator Database (Server) .............................................. 100
4.6 Peralatan perekaman KTP-E .............................................................................. 101
4.7 SOP Pelayanan dokumen kependudukan ........................................................... 111
4.8 Format Resi KTP-EL ..................................................................................................... 116

4.9 Data keterangan peralatan SIAK ................................................................................... 120

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara kita Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam
namun potensi sumber daya manusia yang tergolong rendah akan sulit dalam
menghadapi arus globalisasi yang semakin lama semakin mendesak setiap orang
untuk mengalami perubahan. Tidak hanya itu Indonesia juga sekarang dihadapkan
dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang tergolong tinggi, seperti yang dimuat
oleh Badan Pusat Statistika ada sekitar 305 juta jiwa penduduk Indonesia untuk
jangka waktu yang akan datang.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak


237.641.326 jiwa, yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah
perkotaan sebanyak 118 320 256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan
sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21 persen).Penyebaran penduduk menurut pulau-
pulau besar adalah: pulau Sumatera yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh
wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3 persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8
persen dihuni oleh 57,5 persen penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen
dihuni oleh 5,8 persen penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh
7,3 persen penduduk, Maluku yang luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen
penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk.
Diantara negara-negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia
menempati posisi keempat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
(www.bps.go.id). Berarti Indonesia tergolong negara yang cukup besar dalam
pertumbuhan pendudukan. Seperti proyeksi penduduk berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.1 Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035 (Ribuan)

Tahun
Provinsi
2010 2015 2020 2025 2030 2035
4523.1 5002.0 5459.9 5870.0 6227.6
Aceh
0 0 0 0 0 6541.40
13028. 13937. 14703. 15311. 15763. 16073.4
Sumatera Utara
70 80 50 20 70 0
4865.3 5196.3 5498.8 5757.8 5968.3
Sumatera Barat
0 0 0 0 0 6130.40
5574.9 6344.4 7128.3 7898.5 8643.3
Riau
0 0 0 0 0 9363.00
3107.6 3402.1 3677.9 3926.6 4142.3
Jambi
0 0 0 0 0 4322.90
7481.6 8052.3 8567.9 9000.4 9345.2
Sumatera Selatan
0 0 0 0 0 9610.70
1722.1 1874.9 2019.8 2150.5 2264.3
Bengkulu
0 0 0 0 0 2360.60
7634.0 8117.3 8521.2 8824.6 9026.2
Lampung
0 0 0 0 0 9136.10
KepulauanBangk 1230.2 1372.8 1517.6 1657.5 1788.9
a Belitung 0 0 0 0 0 1911.00
1692.8 1973.0 2242.2 2501.5 2768.5
Kepulauan Riau
0 0 0 0 0 3050.50
Pulau 50860. 55272. 59337. 62898. 65938. 68500.0
Sumatera 30 90 10 60 30 0
Sumber : www.bps.go.id

Universitas Sumatera Utara


i data ini dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhannya penduduk dari
berbagai provinsi di Pulau Sumatera mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dimana setiap per lima tahun yang akan dating ±500 jiwa yang
bertambah. Artinya kedepannya sangat tinggi pertumbuhan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.

Sebagai negara yang sedang berkembang tentunya hal ini memberi


pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan proses
berjalannya roda rumah tangga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi
tantangan yang besar bagi Pemerintah untuk bekerja keras mengatur segala urusan
rumah tangga negara.

Kemudian, kita bisa melihat jumlah penduduk salah satu Kabupaten di


Sumatera Utara yaitu Simalungun sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1. 2 Jumlah Penduduk kecamatan-kecamatan di Kabupaten Simalungun
tahun 2014-2015

2014 2015
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kecamatan
Laki- Laki-laki + Laki- Laki-laki +
Perempuan Perempuan
laki Perempuan laki Perempuan
Silimakuta 7658 7456 15114 7828 7624 15452
Pamatang
5361 5331 10692 5397 5369 10765
Silimahuta
Purba 11780 11593 23373 11946 11761 23708
Haranggaol
2547 2511 5058 2553 2517 5070
Horison
Dolok
8171 7986 16157 8181 7999 16180
Pardamean
Sidamanik 13540 13972 27512 13579 14018 27597
Pamatang
8204 8356 16560 8228 8383 16611
Sidamanik
Girsang
Sipangan 7292 7438 14730 7330 7479 14810
Bolon
Tanah Jawa 23186 24176 47362 23254 24255 47508
Hatonduhan 10757 10559 21316 10768 10573 21342
Dolok
8961 9292 18253 8987 9322 18309
Panribuan
Jorlang
7723 7851 15574 7746 7877 15623
Hataran
Panei 10755 11229 21984 10807 11288 22095
Panombeian
9823 9633 19456 9845 9658 19503
Panei
Raya 16044 15825 31869 16142 15928 32070
Dolok Silou 7178 7035 14213 7228 7087 14314
Silou
8752 8651 17403 8790 8692 17482
Kahean
Raya
8953 8762 17715 8982 8793 17775
Kahean
Tapian
20381 19856 40237 20616 20091 40708
Dolok
Dolok Batu
20375 19931 40306 20465 20025 40490
Nanggar
Siantar 32490 32845 65335 32733 33100 65833
Gunung
16945 17217 34162 17097 17376 34473
Malela
Gunung 13732 13683 27415 13860 13815 27675

Universitas Sumatera Utara


Maligas
Hutabayu
14545 15085 29630 14588 15134 29722
Raja
Jawa Maraja
10497 10906 21403 10651 11069 21719
Bah Jambi
Pamatang
15545 16053 31598 15563 16077 31640
Bandar
Bandar
13165 13109 26274 13214 13163 26377
Huluan
Bandar 33271 34105 67376 33666 34521 68187
Bandar
12252 12476 24728 12288 12516 24804
Masilam
Bosar
20095 20041 40136 20209 20161 40371
Maligas
Ujung
20613 20479 41092 20661 20533 41193
Padang
Kabupaten
420591 423442 844033 423202 426203 849405
Simalungun

Sumber : www.simalungunkab.bps.go.id

Pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi menimbulkan dampak


terhadap kemerataan persebaran penduduk Indonesia dan disertai dengan tingkat
kualitas sumber daya manusia yang rendah. Hal inilah yang menjadi sumber
permasalahan terkait dengan kependudukan di Indonesia seperti kepemilikan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) terutama kepemilikian Kartu Tanda Penduduk
Elektronik.

Jika kita lihat melihat berita dibawah dapat kita lihat persentase sementara
jumlah penduduk Indonesia yang sudah memiliki KTP-el menurut Litbang
Kemendagri sebagai berikut :

Jakarta – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus mendorong


masyarakat Indonesia mengganti data kependudukan dari manual ke elektronik.
Penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik ini dilakukan untuk
mencegah pemalsuan dan penggandaan data penduduk termasuk juga investor di
pasar modal.

Universitas Sumatera Utara


Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Irman
menyebutkan, saat ini dari potensi jumlah penduduk yang sudah berstatus
memiliki KTP sebanyak 190 juta, setidaknya sudah 175 juta orang atau sekitar
95% sudah berpindah memakai e-KTP.

“Jumlah penduduk 253 juta, yang harus lakukan perekaman kan nggak
semua penduduk, yang sudah umur 17 tahun ke atas atau yang sudah menikah.
Potensinya yang seperti itu ada 190 juta, tapi yang baru lakukan perekaman 175
juta atau 95-an persen. Dengan kerjasama ini diharapkan ada peningkatan, dan
data yang sudah dibangun dimanfaatkan oleh lembaga, termasuk KSEI,” jelas
dia saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Senin (25/8/2014).

Dia menjelaskan, pembentukan e-KTP juga merujuk pada banyaknya


masyarakat yang memiliki identitas ganda bahkan tidak tanggung-tanggung, satu
orang bisa memiliki 10-15 KTP.

“Ada yang punya KTP ganda bahkan lebih dari 10-15 karena
penggunaan identitas nggak efektif, jadi kita gunakan e-KTP,” katanya.

Melalui e-KTP, Irman menjelaskan, kemungkinan penyalahgunaan


identitas tidak bisa dilakukan lagi. Pasalnya, dalam e-KTP ini setiap orang wajib
merekam sidik jari dan iris mata sehingga data tidak bisa dipalsukan dan tidak
bisa digunakan yang bukan pemiliknya.

“Kita pakai sidik jari dan iris mata, didukung juga elektronik yang
canggih, maka mendukung ketunggalan data, saat ini belum 100 persen. Baru 90-
95 persen sudah merekam, sekitar 5 persen belum melakukan rekaman,” katanya.

Irman menyebutkan, penggunaan e-KTP ini juga perlu terus didorong


untuk keakuratan data. Sistem ini tengah berkembang di negara maju namun
belum begitu banyak.

Universitas Sumatera Utara


“KTP-el ada perubahan mendasar, perekaman sidik jari dan iris mata.
Sama dengan negara maju di dunia belum banyak lakukan perekaman sidik jari
dan iris mata. Kita bersamaan dengan Jerman mulai 2010, dan programnya
sampai 2016,” ucap dia.

Irman meminta kepada pihak termasuk KSEI untuk mendorong


penggunaan e-KTP kepada setiap nasabahnya.

“Kami meminta dukungan termasuk KSEI dan BEI agar 5 persen ini kita
dorong melakukan perekaman sehingga ketunggalan data menjadi 100 persen.
Saat ini yang mendukung Kemenpan, salah satu persyaratan mendaftar CPNS
untuk testing harus punya e-KTP. Saya ingin BEI dan KSEI melalui broker agar
persyaratan menjadi nasabah salah satu syaratnya harus punya e-KTP,”
tandasnya.

Sumber : www.detik.com

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah yang turut


melaksanakan program nasional dalam pengadaan KTP-el demi menjamin data
penduduk dalam sistem informasi administrasi kependudukan. Namun pada
kenyataannya KTP-el belum merata di Kabupaten Simalungun. Dapat dilihat dari
kutipan berita dalam Sumut Berita,dibawah terkait jumlah penduduk Simalungun
yang belum memiliki KTP-el.

SIMALUNGUN– (Agustus 2016) Masih sekitar 98.000 warga Kabupaten


Simalungun yang belum terlayani perekaman program kartu tanda penduduk
elektronik (e-KTP). Padahal batas waktu perekaman e-KTP sudah
mendekati deadline.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pemkab Simalungun,


Albert Sinaga, melalui Kabag Humasy,M Andreas Simamora mengatakan, warga
yang belum terlayani adalah warga yang sakit atau tinggal di desa-desa
terpencil. Bahkan bisa jadi sudah pindah alamat dan meninggal dunia.

Universitas Sumatera Utara


Namun,menurut Simamora dari persentase realisasi pencapaian, warga yang
memiliki KTP yang sudah menjalani proses perekaman e-KTP mencapai 82%
atau sekitar 449.000 jiwa dari target 547.000 jiwa lebih. ”Pemkab Simalungun
tetap optimistis pencapaian wajib e- KTP akan terealisasi mendekati 100%
hingga April nanti,karena saat ini pencapaiannya sudah 82%,”ujar Simamora,
kemarin.

Dia menambahkan pencapaian target wajib e-KTP tidak mungkin terealisasi


100%, karena banyak juga warga yang pindah atau meninggal dunia, sehingga
realisasinya kemungkinan mendekati 100%.Untuk melakukan perekaman e-KTP
bagi warga yang jauh dari kantor kecamatan atau sedang sakit, Dinas Dukcapil
akan melakukan jemput bola dengan mengerahkan mobil operasional yang
dilengkapi fasilitas perekaman dan internet. .

Sebelumnya Bupati Simalungun JR Saragih menyatakan akan menindak tegas


camat yang tidak mendukung upaya jemput bola Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil (Dinas Dukcapil) Pemkab Simalungun dalam menyukseskan
program nasional e-KTP melalui pengoperasian mobil keliling.
Kemudian Berita terbaru pada 9 September 2016,

80 Persen dari 1.276.000 Warga Simalungun Sudah Rekam Data E-KTP,


Dukcapil ‘Diserbu’ Masyarakat
BeritaSimalungun.com, Raya-Masyarakat 'menyerbu' kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil di Pamatangraya Kabupaten Simalungun, guna
pengurusan administrasi kependudukan, Kamis (8/9/2016).

Hal ini menyusul intruksi Mendagri soal batas mengurus E-KTP hingga
akhir September 2016. Ratusan warga datang dari berbagai kecamatan dan
memadati ruangan kantor tersebut, bahkan tidak sedikit yang mengantri di luar
gedung. Nora, seorang warga asal Sondiraya mengaku tetap bersabar menunggu
giliran hingga berharap dapat selesai pengurusan administrasinya. Para
pegawai Dinas Dukcapil Simalungun juga terlihat sibuk memberikan pelayanan.
Perekaman e-KTP paling banyak didatangi warga.

Kepala Dinas Dukcapil Simalungun, Jon R Damanik MSi mengapresiasi


kesabaran masyarakat mengingat banyaknya pengurusan administrasi

Universitas Sumatera Utara


kependudukan terutama KTP. Jon sendiri turun langsung melayani masyarakat.
Ia mengatakan, tidak ada kendala soal ketersediaan blanko KTP. Stok blanko
masih mencukupi, namun bila sudah menipis, cepat berkordinasi dengan
pemerintah pusat agar tidak sempat terjadi kekosongan blanko.

Dapat kita lihat perbandingan antara jumlah penduduk Simalungun yang


belum memiliki e-KTP dengan yang jumlah total penduduk Simalungun 2 tahun
terakhir.

Jika dilihat dari presentase jumlah penduduk secara menyeluruh dari


berbagai kecamatan yang menyebar sangatlah minim warga yang memiliki e-Ktp.
Sekitar 98000 lagi yang harus dilayani oleh pemerintah kabupaten Simalungun.

Maka dari itu, sehubungan dengan Program Nasional dalam pengadaan e-


KTP terhadap pembangunan administrasi kependudukan maka pemerintah
membuat kebijakan untuk memberikan jaminan kepastian hukum dan
perlindungan terhadap hak-hak individu penduduk. Perlindungan tersebut berupa
pelayanan publik melalui penerbitan dokumen kependudukan seperti Nomor
Induk Kependudukan (NIK), Kartu Tanda Penduduk(KTP), Kartu Keluarga(KK),
dan akta-akta catatan sipil, termasuk Akta Kelahiran.

Untuk itu Pemerintah Pusat telah menyiapkan suatu sistem yang diberi
nama ”Sistem Informasi Administrasi Kependudukan”(SIAK) yang telah
dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2004 tentang
Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (Insani, 2006).

Melihat sudah adanya program yang diadakan pemerintah tersebut makan


penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai implementasinya oleh Dinas
Catatan Sipil dan Kependukan, apakah benar telah menerapkannya dengan baik
dan benar. Oleh sebab itu peneliti mengambil judul penelitian “Implementasi
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam pengadaan KTP-el oleh
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun”.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
dalam pengadaan e-KTP oleh Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap
perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yakni untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami dalam Implementasi Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Simalungun.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan wawasan yang lebih luas tentang pelaksanaan program
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam pengadaan e-KTP
oleh Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan.
2. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan sebagai masukan bagi Pemerintah terkait program Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam pengadaan e-KTP oleh
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

3. Bagi Akademis

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi pustakawan dan sebagai referensi
bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara


Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan factor- faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu. Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu
karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang
diteliti.
1.5.1 Kebijakan Publik ( Public Policy)
Kebijakan public adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam
kehidupan bernegara baik pemerintahan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat banyak.
Menurut H. Hugh Heglo dalam Abidin (2004:21) kebijakan adalah suatu
tindakan yang bermaksud untuk mencapai suatu tujuan tujuan tertentu. Sedangkan
Anderson dalam Abidin (2004:21) mendefenisikan kebijakan sebagai serangkaian
tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh
seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah
tertentu. Sedangkan menurut Woll dalam Tangkilisan (2003:2) kebijakan publik
adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah dimasyarakat,
baik secara langsung maupun melalui lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh
sebagai implikasi dari tindakan pemerintah yaitu:
a. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi,
pegawai pemerintah atau yang lainnya yang bertujuan menggunakan
kekuatan publik untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat.
b. Adanya output kebijakan, dimana kebijakan yang diterapkan pada level
ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran,
pembentukan personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang
akan mempengaruhi kehidupan masyarakat.
c. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Konsep kebijakan publik ternyata juga dimaknai dan dirumuskan secara
beragam. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar defenisi yang

Universitas Sumatera Utara


dikemukakan dipengaruhi oleh masalah-masalah tertentu yang ingin dilihat.
Pandangan pertama, ialah pendapat para ahli yang mengidentikkan kebijakan
publik dengan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah. Beranggapan bahwa
semua tindakan yang dilakukan oleh pemerintah pada dasarnya disebut sebagai
kebijakan publik.
R.S Parker dalam Wahab (2008:51), menyatakan bahwa kebijakan publik
adalah suatu tujuan tertentu, atau serangkaian asas tertentu, atau tindakan yang
dilaksanakan oleh pemerintah pada suatu waktu tertentu dalam kaitannya dengan
suatu subjek atau sebagai respon terhadap keadaan yang kritis.

1.5.2 Implementasi Kebijakan Publik ( Policy Adaption)


Implementasi kebijakan adalah tahap ketiga dalam proses kebijakan
public, dimana pada tahapan ini terjadi penerapan kebijakan yang sudah ditentukan
sejak awal sesuai dengan kebutuhan masyrakat.
1.5.2.1 Model Implementasi Kebijakan Publik
a. Model Van Metter dan Van Horn
Dalam Wayne Parson ( 2001:465) model inilah yang muncul
pertama kali. Pengabaian terhadap politik mulai berakhir setelah terbitnya studi oleh
Martha Derthick tentang kebijakan urban, New Towns in Town : Why a federak
Program Failed (1972) dan Implementation oleh Pressman dan Wildavsky (1973).
Meskipun studi Derthick merupakan terobosan penting dalam perkembangan kajian
implementasi, namun karya Pressman dan Wildavsky jauh lebih berpengaruh.
Model pendekatan Top - Down yang dirumuskan oleh Donald Van Metter dan Carl
Van Horn yaitu disebut dengan “A Model of The Policy Implementation”. Proses
implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu implementasi
kebijakan yang secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi
kebijakan publik yang tinggi.

Gambar 1.1 Model Kebijakan Implementasi Kebijakan Publik menurut Van


Metter dan Van Horn

Universitas Sumatera Utara


Ada 6 (enam) variabel menurut Van Metter dan Van Horn dalam
Solahuddin Kusumanegara (2010 :112) yang mempengaruhi kinerja kebijakan
publik yaitu:

1) Ukuran dan Tujuan Kebijakan Kinerja implementasi kebijakan dapat


diukur tingkat keberhasilannya jika kebijakan tersebut realistis dengan
sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran
kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan di
tingkat masyarakat, maka sulit merealisasikan kebijakan publik hingga
dapat dikatakan sukses ataupun berhasil.
2) Sumber Daya Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat
tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan
keberhasilan proses implementasi. Sumber daya lain yang perlu
diperhitungkan yaitu sumber daya finansial dan sumber daya
waktu.Ketika SDM yang berkompeten dan capable telah tersedia
sedangkan anggaran dana tidak tersedia, maka akan sulit untuk
merealisasikan tujuan kebijakan publik. Begitu juga saat SDM giat
bekerja dan kucuran dana berjalan dengan baik tetapi terbentur dengan

Universitas Sumatera Utara


persoalan waktu yang terlalu ketat, maka hal ini pun dapat menjadi faktor
ketidakberhasilan implementasi kebijakan.
3) Karakteristik Agen Pelaksana Pusat perhatian pada agen pelaksana
meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat
dalam pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting
sekali karena kinerja implementasi kebijakan publik sangat dipengaruhi
oleh ciri-ciri yang tepat dengan para agen pelaksananya. Jadi keduanya
saling mendukung dan selaras.
4) Sikap / Kecenderungan (Disposition) Pelaksana Sikap penerimaan atau
penolakan dari agen pelaksana sangat mempengaruhi keberhasilan
kinerja implementasi kebijakan publik. Hal ini terjadi karena kebijakan
yang dilaksanakan bukan hasil dari formulasi warga setempat yang
mengenal betul persoalan dan permasalahan yang sedang mereka
rasakan, tetapi kebijakan yang akan implementor laksanakan adalah
kebijakan “dari atas” (topdown) yang sangat mungkin para pengambil
keputusan tidak pernah mengetahui kebutuhan, keinginan, atau
permasalahan yang warga ingin selesaikan.
5) Komunikasi Antar organisasi dan Aktivitas Pelaksana Koordinasi
merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan
publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proses implementasi, maka sangat kecil
kemungkinan akan terjadi kesalahan, begitu pula sebaliknya.
6) Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik Lingkungan sosial, ekonomi
dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi faktor kegagalan kinerja
implementasi kebijakan, karena itu upaya untuk mengimplementasikan
suatu kebijakan harus memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan
eksternal.

b. Model Mazmanian dan Sabatier

Universitas Sumatera Utara


Model implementasi kebijakan publik menurut Daniel Mazmanian dan
Paul Sabatier disebut dengan “A Framework for Policy Implementation Analysis”.
Mereka berpendapat bahwa peran penting dari implementasi kebijakan publik
adalah kemampuannya dalam mengidentifikasikan variabel-variabel yang
mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal dari keseluruhan proses
implementasi. Kemudian untuk lebih menjelaskan bagaimana indicator
keberhasilan implementasi kebijakan, mereka mengidentifikasi kedalam 16
variabel. Namun digolongkan menjadi 3 kategori besar.( Solahuddin, 2010:115)

Gambar 1.2 Model Mazmanian dan Sabatier

Variabel-variabel tersebut diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori besar yaitu:

1) Mudah atau Tidaknya Masalah yang akan Digarap

a) Kesukaran-kesukaran Teknis Tercapai atau tidaknya tujuan suatu


kebijakan tergantung pada sejumlah persyaratan teknis seperti kemampuan untuk
dapat mengembangkan indikator-indikator pengukur prestasi kerja yang tidak

Universitas Sumatera Utara


terlalu mahal serta pemahaman mengenai prinsip-prinsip hubungan kausal yang
mempengaruhi masalah. Disamping itu, tingkat keberhasilan suatu kebijakan juga
dipengaruhi oleh tersedianya atau telah dikembangkannya teknik-teknik tertentu.

b) Keberagaman Perilaku yang Diatur Semakin beragam perilaku yang


diatur maka semakin beragam pula pelayanan yang diberikan, sehingga semakin
sulit membuat peraturan yang tegas dan jelas. Jadi, semakin besar kebebasan
bertindak yang harus dikontrol oleh para pejabat pelaksana (administratur atau
birokrat) di lapangan.

c) Persentase Totalitas Penduduk yang Tercakup dalam Kelompok Sasaran


Semakin kecil dan semakin jelas kelompok sasaran yang perilakunya akan diubah
melalui implementasi kebijakan maka semakin besar peluang untuk
memobilisasikan dukungan politik terhadap sebuah kebijakan dan akan lebih
terbuka lagi peluang bagi pencapaian tujuan kebijakan.

d) Tingkat dan Ruang Lingkup Perubahan Perilaku yang Dikehendaki

Semakin besar jumlah perubahan perilaku yang dikehendaki oleh


kebijakan maka semakin sulit para pelaksana memperoleh implementasi yang
berhasil. Artinya, ada sejumlah masalah yang lebih dapat dikendalikan apabila
tingkat dan ruang lingkup perubahan yang dikehendaki tidak terlalu besar.

2) Kemampuan Kebijakan Menstruktur Proses Implementasi Secara Tepat Para


pembuat kebijakan dapat mendayagunakan wewenang yang dimilikinya untuk
menstruktur proses implementasi secara tepat melalui beberapa cara yaitu:

a) Kecermatan dan Kejelasan Penjenjangan Tujuan Resmi yang Akan


Dicapai Semakin mampu suatu peraturan memberikan petunjukpetunjuk yang
cermat dan disusun secara jelas skala prioritas kepentingan bagi para pejabat
pelaksana dan aktor lainnya, maka semakin besar pula kemungkinan output
kebijakan dari badan-badan pelaksana sejalan dengan petunjuk tersebut.

Universitas Sumatera Utara


b) Keterandalan Teori Kausalitas yang Diperlukan

Memuat teori kausalitas yang di dalamnya menjelaskan bagaimana tujuan usaha


pembaharuan yang akan dicapai melalui implementasi kebijakan.

c) Ketetapan Alokasi Sumber Dana Tersedianya dana pada tingkat


tertentu agar terbuka peluang untuk mencapai tujuan-tujuan formal.
d) Keterpaduan Hierarki di Lingkungan dan Diantara Lembagalembaga
atau Instansi-instansi Pelaksana Yang perlu dimiliki oleh setiap peraturan
perundangan yang baik ialah kemampuannya untuk memadukan hierarki badan-
badan pelaksananya.
e) Aturan-aturan Pembuat Keputusan dari Badan-badan Pelaksana Selain
dapat memberikan kejelasan dan konsistensi tujuan, memperkecil jumlah titik-titik
veto, dan intensif yang memadai bagi kepatuhan kelompok sasaran, suatu undang-
undang juga harus dapat mempengaruhi proses implementasi kebijakan dengan
menggariskan secara formal aturan-aturan pembuat keputusan dari badan-badan
pelaksana.
f) Kesepakatan Para Pejabat Terhadap Tujuan yang Termaktub dalam
Undang-undang Para pejabat pelaksana memiliki kesepakatan yang diisyaratkan
demi tercapainya tujuan. Hal ini sangat signifikan karena top-down policy bukanlah
perkara yang mudah untuk dapat diimplementasikan kepada para pejabat pelaksana
di level lokal.
g) Akses Formal Pihak-pihak Luar Peluang-peluang yang terbuka bagi
partisipasi para aktor di luar badan pelaksana dapat mendukung tujuan resmi yang
dimaksudkan agar kontrol kepada para pejabat pelaksana yang ditunjuk,pemerintah
pusat dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.

3) Variabel di Luar Undang-undang yang Mempengaruhi Implementasi


a) Kondisi Sosial - Ekonomi dan Teknologi Perbedaan waktu dan wilayah-
wilayah hukum pemerintah dalam hal kondisi sosial, ekonomi dan teknologi sangat
signifikan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang digariskan dalam suatu

Universitas Sumatera Utara


undang-undang. Untuk itu factor eksternal menjadi hal penting untuk diperhatikan
guna keberhasilan suatu upaya implementasi kebijakan publik.
b) Dukungan Publik Hakekat perhatian publik yang bersifat sesaat
menimbulkan kesukaran-kesukaran tertentu, karena untuk dapat mendorong tingkat
keberhasilan suatu implementasi kebijakan sangat dibutuhkan adanya sentuhan
dukungan dari warga. Untuk itu, mekanisme partisipasi publik sangat penting
artinya dalam proses pelaksanaan kebijakan publik di lapangan.
c) Sikap dan Sumber-sumber Kelompok Masyarakat Perubahan-
perubahan yang hendak dicapai oleh suatu kebijakan publik akan sangat berhasil di
tingkat masyarakat yang memiliki sumber-sumber dan sikap-sikap yang kondusif
terhadap kebijakan yang ditawarkan kepada mereka. Ada semacam local genius
(kearifan lokal) yang dimiliki oleh warga yang mempengaruhi keberhasilan atau
ketidakberhasilan implementasi kebijakan publik. Hal tersebut sangat dipengaruhi
oleh sikap dan sumber yang dimiliki oleh warga masyarakat setempat.
d) Kesepakatan dan Kemampuan Kepemimpinan Para Pejabat Pelaksana
Kesepakatan para pejabat instansi merupakan suatu fungsi dari kemampuan
undang-undang untuk melembagakan pengaruhnya pada badan-badan pelaksana
melalui penyeleksian institusi-institusi dan pejabat-pejabat terasnya. Kemampuan
berinteraksi antar lembaga atau individu di dalam lembaga untuk menyukseskan
implementasi kebijakan menjadi indikasi penting dalam keberhasilan kinerja
kebijakan publik.

c. Model George Charles Edward III


Edward III menamakan model implementasi kebijakan publik dengan
“Direct and Indirect Impact on Implementation”. Menurut Edward (dalam
Subarsono 2005:90) ada 4 (empat) variabel yang sangat menentukan keberhasilan
implementasi suatu kebijakan yaitu:
Gambar 1.3 Model George Charles Edward III

Universitas Sumatera Utara


1) Komunikasi Kebijakan yang dikomunikasikan harus tepat, akurat dan
konsisten. Komunikasi atau disebut dengan pentransmisian informasi diperlukan
agar para pembuat keputusan / implementor semakin konsisten dalam
melaksanakan setiap kebijakan yang akan diterapkan dalam masyarakat.
2) Sumber Daya Indikator sumber daya terdiri dari beberapa elemen yaitu:
a) Staf
b) Informasi
c) Wewenang
d) Fasilitas
3) Disposisi Disposisi yaitu sikap dari pelaksana kebijakan. Jika
pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif maka para pelaksana kebijakan harus
mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga memiliki kemampuan untuk
melaksanakannya, sehingga dalam praktiknya tidak terjadi bias.
4) Struktur Birokrasi Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya
kerja sama dari banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada
kebijakan yang tersedia maka sumber-sumber daya yang ada juga menjadi tidak
efektif dan menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah
kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik
dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik.

Universitas Sumatera Utara


Ada 2 (dua) karakteristik menurut Edward III yang dapat mendongkrak
kinerja struktur birokrasi / organisasi ke arah yang lebih baik yaitu dengan
melakukan Standar Operating Prosedures (SOPs) dan melaksanakan Fragmentasi.
SOPs adalah suatu kegiatan rutin yang memungkinkan bagi para pegawai atau
pelaksana kebijakan/administratur/birokrat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
pada tiap harinya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sedangkan
pelaksanaan fragmentasi adalah upaya penyebaran tanggung jawab kegiatan-
kegiatan atau aktivitas-aktivitas pegawai yang ada diantara beberapa unit kerja.

d. Model Merilee S. Grindle

Pendekatan implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh


Grindle dikenal dengan “Implementation as a Political and Administrative
Process”. Menurut Grindle dalam Tangkilisan (2003:19), keberhasilan
implementasi suatu kebijakan publik dapat diukur dari proses pencapaian hasil
akhirnya (outcomes) yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin diraih.

Gambar1.4 Model Grindle

Pengukuran keberhasilan tersebut dapat dilihat dari 2 (dua) hal yaitu:

Universitas Sumatera Utara


1) Prosesnya Apakah pelaksanaan kebijakan telah sesuai dengan yang
ditentukan dengan merujuk pada aksi kebijakannya.

2) Pencapaian Tujuan Kebijakan

a) Impact atau efeknya pada masyarakat secara individu dan


kelompok.

b) Tingkat perubahan yang terjadi dan juga penerimaan kelompok


sasaran. Selain itu, keberhasilan suatu implementasi kebijakan
publik juga sangat ditentukan oleh tingkat implementability
kebijakan itu sendiri yang terdiri atas Content of Policy dan
Context of Policy.

1) Content of Policy, meliputi:

a) Interest Affected Yaitu kepentingan yang dapat mempengaruhi


implementasi kebijakan, karena implementasi kebijakan melibatkan
banyak kepentingan dan sejauhmana kepentingan tersebut membawa
pengaruh terhadap implementasi kebijakan.

b) Type of Benefits Yaitu dalam implementasi kebijakan terdapat beberapa


jenis manfaat yang menunjukkan dampak positif yang dihasilkan.

c) Extent of Change Envision Yaitu seberapa besar perubahan yang


hendak atau ingin dicapai melalui suatu implementasi sehingga harus
mempunyai skala yang jelas.

d) Site of Decision Making Yaitu letak pengambilan keputusan dari suatu


kebijakan yang akan diimplementasikan.

e) Program Implementer Yaitu implementasi kebijakan atau program yang


harus didukung oleh adanya pelaksana yang berkompeten dan capable.

Universitas Sumatera Utara


f) Resources Commited Yaitu sumber daya yang harus mendukung agar
implementasi kebijakan dapat berjalan dengan baik.

2) Context of Policy, meliputi:

a) Power, Interest and Strategy of Actor Involved yaitu kekuasaan,


kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat.

b) Institution and Regime Characteristic yaitu karakteristik lembaga dan


rezim yang sedang berkuasa sebagai lingkungan dimana implementasi
kebijakan dijalankan.

c) Compliance and Responsiveness yaitu sejauh mana tingkat kepatuhan


dan respon dari para pelaksana dalam menanggapi implementasi kebijakan
yang dilakukan. Pendekatan Bottom-Up menurut Grindle yaitu
memandang bahwa implementasi kebijakan tidak dirumuskan oleh
lembaga yang tersentralisir dari pusat saja, namun berpangkal dari
keputusan- keputusan yang ditetapkan di level warga atau masyarakat
yang merasakan sendiri persoalan / permasalahan yang mereka alami.
Pada intinya, pendekatan Bottom-Up adalah model implementasi
kebijakan dimana formulasi kebijakan berada di tingkat warga, sehingga
mereka dapat lebih memahami dan mampu menganalisis kebijakan-
kebijakan apa yang cocok dengan sumber daya yang tersedia di daerahnya
dengan sistem sosio-kultur yang ada agar kebijakan tersebut tidak
kontraproduktif dan dapat menunjang keberhasilan dalam implementasi
kebijakan itu sendiri.

1.5.2.2 Model Implementasi Kebijakan yang digunakan


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model George Edwards III
yang dianggap mempengaruhi, antara lain:
1. Komunikasi

Universitas Sumatera Utara


Komunikasi merupakan salah satu urat nadi dari sebuah organisasi agar
program-programnya tersebut dapat direalisasikan dengan tujuan serta
sasarannya. Komunikasi ialah sarana untuk menyebarluaskan informasi,
baik dari atas ke bawah maupun sebaliknya. Komunikasi dilakukan untuk
menghidari distorsi implementasi. Sementara itu, koordinasi menyangkut
persoalan bagaimana praktik pelaksanaan kekuasaan. Koordinasi berarti
adanya kerjasama yang saling terkait dan saling mendukung antar
pelaksana kebijakan dalam guna pencapaian tujuan implementasi
kebijakan.

2. Sumber Daya
Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak memadai (jumlah dan
kemampuan) berakibat tidak dapat dilaksanakannya program secara
sempurna karena mereka tidak bisa melakukan pengawasan dengan baik.
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari
kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya
menunjukkan setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang
memadai, baik sumber daya manusia, fasilitas dan finansial. Ketersediaan
sumber daya mempengaruhi efektivitas implementasi suatu program
kebijakan. Oleh karena itu, dinas-dinas yang memiliki tugas dalam
mempertimbangkan sumber daya yang sudah tersedia sebelumnya.
3. Disposisi

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan


adalah sikap implementor. Jika implementor setuju dengan bagian-bagian
isi dari kebijakan, maka mereka akan melaksanakan dengan senang hati
tetapi jika pandangan mereka berbeda dengan pembuat kebijakan maka
proses implementasi akan mengalami banyak masalah. Ada tiga bentuk
sikap atau respon implementor terhadap kebijakan, yaitu:
1. Kesadaran pelaksana

Universitas Sumatera Utara


2. Petunjuk/arahan pelaksana untuk merespon program kearah
penerimaan atau penolakan

3. Intensitas dari respon tersebut

4. Struktur Birokrasi

1.5.3.1 Kebijakan Administrasi Kependudukan


1.5.3.1.1.1 UU No. 24 Tahun 2013 perbaharuan dari UU No. 23 Tahun
2006

Dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara


nasional, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya
berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan
status pribadi dan status hukum atas setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa
Penting yang dialami oleh Penduduk dan/atau Warga Negara Indonesia yang
berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Kemudian dalam
rangka peningkatan pelayanan Administrasi Kependudukan sejalan dengan
tuntutan pelayanan Administrasi Kependudukan yang profesional, memenuhi
standar teknologi informasi, dinamis, tertib, dan tidak diskriminatif dalam
pencapaian standar pelayanan minimal menuju pelayanan prima yang menyeluruh
untuk mengatasi permasalahan kependudukan, perlu dilakukan penyesuaian
terhadap beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan; bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut
sebagaimana membentuk Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

1.5.3.1.2 Peraturan Presiden No. 112 tahun 2013 tentang


Penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk
Kependudukan secara Nasional

Universitas Sumatera Utara


Informasi administrasi kependudukan memiliki nilai strategis bagi
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat,
sehingga perlu pengelolaan informasi administrasi kependudukan secara
terkoordinasi dan berkesinambungan; untuk menjamin akuntabilitas pelayanan
kepada masyarakat di bidang kependudukan, perlu menetapkan kebijakan dan
sistem informasi administrasi kependudukan secara nasional oleh Presiden.

Pengelolaan informasi administrasi kependudukan adalah pengumpulan,


perekaman, pengolahan dan pemutakhiran data hasil pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil untuk penerbitan dokumen penduduk, pertukaran data penduduk
dalam rangka menunjang pelayanan publik, serta penyajian informasi
kependudaukan guna perumusan kebijakan dan pembangunan. Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat SIAK adalah sistem
informasi nasional yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di setiap
tingkatan wilayah administrasi pemerintahan..
Peraturan Presiden ini adalah Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis
Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional, termuat dalam Pasal berikut:
Pasal I

Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda


Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional yang telah
beberapa kali diubah dengan Peraturan Presiden:
a. Nomor 35 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis
Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional;
b. Nomor 67 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk
Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional; dan

Universitas Sumatera Utara


c. Nomor 126 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk
Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 293);
diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 angka 3 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

3. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTP-el,


adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi cip yang merupakan identitas
resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana.
2. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 10
KTP Non Elektronik tetap berlaku bagi Penduduk yang belum
mendapatkan KTP-el sampai dengan paling lambat tanggal 31 Desember 2014.
3. Ketentuan ayat (3) Pasal 10 B diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 10 B
(1) KTP-el sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 A merupakan:
a. Identitas resmi bukti domisili penduduk;
b. Bukti diri penduduk untuk pengurusan kepentingan yang berkaitan dengan
administrasi pemerintahan;
c. Bukti diri penduduk untuk pengurusan kepentingan pelayanan publik di
Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Lembaga Perbankan, dan Swasta yang
berkaitan dengan dan tidak terbatas pada Perizinan, Usaha, Perdagangan, Jasa
Perbankan, Asuransi, Perpajakan dan Pertanahan.
(2) Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Lembaga Perbankan, dan Swasta
wajib memberikan pelayanan bagi penduduk dengan dasar KTP-el dengan tidak
mempertimbangkan tempat penerbitan KTP-el.
(3) Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Lembaga Perbankan, dan Swasta
tetap memberikan pelayanan kepada penduduk yang memiliki KTP Non
Elektronik dengan lingkup kabupaten/kota tempat penerbitan KTP Non

Universitas Sumatera Utara


Elektronik sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.
4. Ketentuan ayat (1) Pasal 10 E diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 10 E
(1) Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Lembaga Perbankan wajib
melaporkan penyeleng-garaan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
B ayat (2) kepada Presiden melalui Menteri setiap 6 (enam) bulan sekali sampai
dengan tanggal 31 Desember 2014.
(2) Menteri berhak meminta laporan penyelenggaraan pelayanan dengan
menggunakan KTP-el yang dilaksanakan oleh swasta.
(3) Ketentuan mengenai pelaporan atas penyelenggaraan pelayanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal II
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

1.5.3.2 Peraturan Daerah No.3 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan


Administrasi Kependudukan Kabupaten Simalungun
Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil dibuat dalam rangka tertib
administrasi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, tujuannya untuk
penataan dokumen kependudukan secara terpadu, terarah, dan terkoordinasi dan
berkesinambungan. Dalam Perda ini diatur bagaimana ketentuan pendaftaran
penduduk dan catatan sipil, Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Mutasi
Kependudukan,Pengelolaan Data dan Pelaporan Kependudukan, Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan, Retribusi, Pengawasan, Pembatalan,
Ketentuan Pidana, Ketentuan Pendidikan, dan Ketentuan Peralihan, serta
Ketentuan Penutup.

Universitas Sumatera Utara


Pada Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, pengelolaannya
dilakukan oleh Menteri melalui pembangunan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan. Data yang sudah ada akan disimpan dalam database
kependudukan. Dimana data yang ada dapat dimanfaatkan sesuai izin dan hak
akses dari Menteri Dalam Negeri.

1.5.4 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)


1.5.4.1 Definisi Sistem
Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan
menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Kumorotomo (1994:8),
sistem dapat diartikan sebagi suatu kumpulan atau himpun dari unsur, komponen
atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain dan terpadu. Secara umum sebuah sistem yang ideal memiliki
unsur-unsur (Odgers, 2005 dalam Sukoco, 2007:32) sebagai berikut: masukan
(input), pengolahan (processing), keluaran (output), umpan balik (feedback), dan
pengawasan. Keberadaan tiap unsur tersebut di atas sangatlah penting, karena
masing-masing memainkan peranan yang penting dalam menjalankan sistem.
Berikut ini adalah gambar siklus sistem.

Gambar 1.5Definisi Sistem

1.5.4.2 Definisi Informasi

Universitas Sumatera Utara


Dalam kehidupan sehari-hari, informasi sering diartikan sebagai data.
Dalam ruang lingkup ilmiah hal ini berbeda walaupun hubungannya sangat erat.
Burch dan Grudnitski (dalam Kumorotomo, 1994, 11) menyebutkan adanya tiga
pilar utama yang menentukan kualtas informasi, yaitu: akurasi, ketepatan waktu
dan relevansi. Syarat-syarat tentang informasi yang lebih baik yang lebih lengkap
diuraikan oleh Parker (dalam Kumorotomo, 1994, 11). Berikut ini adalah syarat-
syarat yang dimaksud:
a. Ketersediaan
b. Mudah dipahami
c. Relevansi
d. Bermanfaat
e. Ketepatan waktu
f. Keandalan
g. Akurasi
h. Konsisten
Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi
itu sendiri. Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak
memanfaatkannya.
1.5.4.3 Administrasi Kependudukan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya
berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan
status pribadi dan status hukum atas setiap penduduk. Untuk memberikan
perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap
Penduduk Indonesia, perlu dilakukan pengaturan tentang Administrasi
Kependudukan (UU No. 23 Tahun 2006).
Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui
Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi
Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

Universitas Sumatera Utara


pembangunan sektor lain (UU No. 23 Tahun 2006 pasal 1). Dengan demikian,
administrasi kependudukan merupakan hal yang sangat penting untuk
dilaksanakan mulai dari satuan pemerintahan terkecil seperti desa/ kelurahan
hingga pada skala nasional. Pengelolaan Administrasi kependudukan memiliki
fungsi strategis sebagai dukungan informasi tentang kependudukan bagi
pembuatan kebijakan dalam rangka pelayanan publik serta kepentingan warga
untuk mengakses informasi hasil administrasi Kependudukan tersebut.
I.5.4.4 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
Informasi terkait administrasi kependudukan sangatlah penting dalam
penyelenggaraan kinerja pemerintah baik dalam pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat umum,sehingga perlu pengelolaan informasi administrasi
kependudukan secara terkoordinasi dan berkesinambungan. Untuk menjamin
akuntabilitas pelayanan kepada masyarakat di bidang kependudukan, perlu
menetapkan kebijakan dan sistem informasi administrasi kependudukan secara
nasional. Pengelolaan informasi administrasi kependudukan dilakukan dengan
menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) (Keppres
No. 88 Tahun 2004 Pasal 3). Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
adalah software Pemerintahan yang berguna untuk menunjang kinerja Pemerintah
dalam mendata data-data kependudukan pada setiap tingkatan wilayah
pemerintahan mulai dari tingkatan yang tertinggi sampai tingkatan yang paling
rendah.
Di dalam KEPRES RI No. 88 Tahun 2004 dikemukakan bahwa Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan adalah sistem informasi nasional yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi
pengelolaan informasi administrasi kependudukan di setiap tingkatan wilayah
administrasi pemerintahan (pasal 1 ayat 3). Adapun tujuan diselenggarkannya
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ( SIAK ) adalah sebagai berikut:
1. peningkatan kualitas pelayanan kualitas penduduk dan pencatatan sipil.

2. penyediaan data untuk perencanaan pembangunan dan pemerintahan;

Universitas Sumatera Utara


3.penyelenggaraan pertukaran data secara tersistem dalam rangka
verifikasi data individu dalam pelayanan publik.

Penyelenggaraan pengumpulan dan pengolahan data kependudukan


dilaksanakan mulai dari tingkatan propinsi, kabupaten/kota, kecamatan atau
kelurahan. Dalam rangka penyelenggaraan pengumpulan dan pengolahan data
kependudukan tersebut maka dibangun fasilitas pada kabupaten/kota, kecamatan
atau kelurahan untuk melakukan pengumpulan, pengolahan dan pemutakhiran
data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil untuk penerbitan dokumen
penduduk, serta penyajian informasi kependudukan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah sistem informasi yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi administrasi
kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu
kesatuan. Dalam hal meliputi:
1. Penduduk, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.

2. Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh


Instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti
autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil.

3. Data kependudukan adalah data perseorangan atau data agregat yang


terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan catatan
sipil.

4. Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata, pencatatan atas


laporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk tentang

Universitas Sumatera Utara


administrasi kependudukan serta penertiban dokumen kependudukan
berupa kartu identitas atau surat keterangan penduduk.
5. Pencatatan sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh
seseorang dalam register pencatatan sipil pada instansi pelaksana.
Dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) terdapat tiga
komponen, diantaranya yaitu:
1. Pendaftaran Penduduk
Sarana untuk membangun basis data dan menerbitkan identitas bagi setiap
penduduk dewasa dengan mencantumkan nomor penduduk sebagai identitas
tunggal. Dari kegiatan pendaftaran penduduk ini kemudian diterbitkan tiga
dokumen, yaitu Biodata Penduduk, Kartu Keluarg a (KK) dan Kartu Tanda
Penduduk (KTP). Beberapa tahap akan dilalui terutama pembuatan KTP-el yaitu
perekaman biometrik sebagai berikut :

Proses Pembuatan KTP-el


Tahap pertama masyrakat harus mengambil form F1.01 yang sudah
disediakan. Setelah mengisi form tersebut, masyarakat akan melalui pengambilan
sidik jari, pemotretan, dan juga verifikasi data. Setelah proses pengambilan sidik
jari selesai maka akan ditampung di database sidik jari, dan juga apabila verifikasi
biodata sudah selesai, data akan dimasukan di database kependudukan berbasis
NIK. Setelah proses itu dijalani maka KTP elektronik sudah bisa di ambil, dan
proses pembuatannya sangat cepat dibandingkan dengan proses pembuatan KTP
biasa.
Kelebihan Kartu Tanda Penduduk Elektronik
Dilengkapi Biometrik dan Chip, berbasis Nomor Induk
Kependudukan(NIK) nasional, chip data KTP-el memuat biodata, photo, sidik
jari dan tanda tangan digital.
Kegunaan Biometrik
a. Sebagai identifikasi Jati diri, yaitu data yang termuat dalam dokumen
menunjukkan identitas diri penduduk bersangkutan secara akurat dan cepat.

Universitas Sumatera Utara


b. Sebagai autentifikasi diri, yaitu sebagai alat memastikan dokumen sebagai
milik orang tsb (mencegah pemalsuan dokumen sekaligus mencegah dokumen
ganda, dan mempunyai sistem pengamanan data yang independen) dan sebagai
password bagi individu penduduk.
Kegunaan Chip
1. Sebagai alat penyimpanan data elektronik penduduk yang diperlukan, termasuk
data biometrik.
2. Data yang termuat dalam Chip dapat dibaca secara elektronik dengan alat baca
(card reader) dimana saja.
3. Dilengkapi dengan pengaman data di dalam chip itu sendiri.
4. Dapat berfungsi untuk berbagai kebutuhan dengan chip dimaksud (ID Card,
ATM Card, Access Card) dan relatif mudah diintegrasikan dengan sistem lain.
Nomor Induk Kependudukan (NIK)
1. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK adalah nomor
identitas penduduk yang bersifat unik dan khas, tunggal dan melekat pada
seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.
2. NIK berlaku seumur hidup dan selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan
diterbitkan oleh Instansi pelaksana kepada setiap penduduk setelah dilakukan
pencatatan biodata.
3. NIK terdiri dari 16 digit, 6 digit pertama memuat kode wilayah (kode provinsi,
kabupaten).
4. 6 digit kedua memuat tanggal lahir, khusus untuk perempuan tanggal lahir
ditambah 40.
5. 4 digit terakhir memuat nomor urut.
Fungsi Dasar KTP-el

- Sebagai identitas jati diri, berlaku Nasional, sehingga tidak perlu


lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening
Bank, dan sebagainya.
- Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP

Universitas Sumatera Utara


- Dapat digunakan sebagai ID Card untu ATM, Asuransi atau
sebagai kartu pemilih pada pemilu legislatif/Presiden/wakil
presiden/pemilukada. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk
mendukung program Pembangunan.

Proses Pembuatan KTP-el


Proses Pembuatan KTP-el, Kurang Lebih Sama dengan Pembuatan SIM
dan Passport (tata cara, prosedur).
Proses pembuatan KTP-el (Secara Umum)

- Ambil nomor antrean


- Tunggu pemanggilan nomor antrean
- Menuju ke loket yang ditentukan
- Entry data dan foto
- Pembuatan KTP selesai :
- Penduduk datang ke tempat pelayanan membawa surat
panggilan
- Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan
database
- Foto (digital)
- Tandatangan (pada alat perekam tandatangan)
- Perekaman sidik jari (pada alat perekam sidik jari) & scan
retina mata
- Petugas membubuhkan TTD dan stempel pada surat
panggilan yang sekaligus sebagai tanda bukti bahwa
penduduk telah melakukan perekaman foto tandatangan
sidikjari.
- Penduduk dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil
proses pencetakan 2 minggu setelah permohonan
pembuatan.

Universitas Sumatera Utara


Syarat pengurusan KTP

1. Berusia 17 tahun
2. Menunjukkan surat pengantar dari kelurahan
3. Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah
mengisi/belum ada data di sistem informasi administrasi
kependudukan) ditanda tangani oleh keuchik.
4. Foto copy Kartu Keluarga (KK)

2. Pencatatan Sipil
Merupakan sarana untuk mencatat peristiwa penting yang dialami
penduduk dan perlu dilegalisir oleh negara melalui penerbitan dokumen yang sah
menurut hukum dalam bentuk akta catatan sipil. Beberapa peristiwa penting yang
harus dilaporkan, diantaranya:

1. Kelahiran
2. Kematian
3. Perkawinan
4. Perceraian
5. Pengesahan Anak

3. Pengelolaan Informasi Kependudukan


Pengelolaan data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil melalui
suatu media atau alat yang akan menjadikannya sebagai informasi tentang
perkembangan penduduk dari waktu ke waktu. Karena outputnya informasi,
maka komponen ini sering disebut juga sebagai pengelolaan informasi.
Dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), database
antara kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan Departemen Dalam Negeri
(Depdagri) akan terhubung dan terintegrasi. Seseorang tidak bisa memiliki
identitas ganda dengan adanya Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Sebab,

Universitas Sumatera Utara


nomor bersifat unik dan akan keluar secara otomatis ketika instansi pelaksana
memasukkannya ke database kependudukan.
1.5.4.5 Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) bertujuan:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

2. Menyediakan data dan informasi skala nasional dan daerah mengenai hasil
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang akurat, lengkap, mutakhir dan
mudah di akses.

3. Mewujudkan pertukaran data secara sistematik melalui sistem pengenal tunggal


dengan tetap menjamin kerahasiaan.
1.5.4.6 Manfaat Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK)
Menurut Wahab, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
memilki beberapa manfaat antara lain:

1. Tercapainya tertib administratif kependudukan, karena dengan adanya


Nomor Induk Kependudukan (NIK), maka permasalahan seperti Kartu
Tanda Penduduk (KTP) ganda tidak akan terjadi.
2. Tercapainya efisiensi dan efektivitas dalam layanan publik (short
timeresponse), sehingga masyarakat tidak perlu repot harus bolak-
balik untuk mengurus kepentingan mereka.
3. Terbangunnya landasan bagi pengembangan sistem di masa yang akan
datang menuju integrasi secara menyeluruh yang diharapkan dapat
diterapkan di semua provinsi di Indonesia secepatnya.

1.5.4.7 Peranan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan


(SIAK)

Universitas Sumatera Utara


Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) mempunyai
peranan, antara lain:

1. Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil pendaftaran


penduduk dan pencatatan sipil.
2. Penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK) nasional.
3. Memfasilitasi validasi dan verifikasi individu penduduk untuk
pelayanan publik lainnya.
4. Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait
dalam rangka perencanaan pembangunan dan pelaksanaan program
pemerintah.

1.5.4 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam Mendukung


Pengadaan KTP-el

Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 menjadi Undang


Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan yang telah
disahkan oleh DPR-RI pada tanggal 26 November 2013 merupakan perubahan
yang mendasar di bidang administrasi kependudukan.

Tujuan utama perubahan UU dimaksud adalah untuk meningkatkan


efektivitas pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat, menjamin
akurasi data kependudukan dan ketunggalan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
serta ketunggalan dokumen kependudukan.
Dalam website http://dukcapil.kemendagri.go.id perubahan mendasar di
UU No. 24 Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Satu, Masa Berlaku KTP Elektronik (KTP-el)


Semula 5 (lima) tahun diubah menjadi berlaku seumur hidup sepanjang tidak ada
perubahan elemen data dalam KTP (Pasal 64 ayat 7 huruf a UU No. 24 Tahun
2013).

Universitas Sumatera Utara


KTP-el yang sudah diterbitkan sebelum berlakunya Undang-Undang No. 24
Tahun 2013 ini, ditetapkan berlaku seumur hidup (Pasal 101 point c UU No. 24
Tahun 2013).
Dua, Penggunaan Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri
Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri yang bersumber dari data
kependudukan kabupaten/kota, merupakan satu-satunya data kependudukan yang
digunakan untuk semua keperluan: alokasi anggaran (termasuk untuk perhitungan
DAU), pelayanan publik, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi,
penegakan hukum, dan pencegahan kriminal (Pasal 58 UU No. 24 Tahun 2013).
Tiga, Pencetakan Dokumen/Personalisasi KTP-elektronik
Pencetakan dokumen/personalisasi KTP-el yang selama ini dilaksanakan terpusat
di Jakarta akan diserahkan kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota pada Tahun 2014 (Pasal 8 ayat 1 huruf c UU No. 24 Tahun
2013).
Empat, Penerbitan Akta Kelahiran yang Pelaporannya melebihi Batas
Waktu 1 (satu) Tahun
Semula penerbitan tersebut memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, diubah
cukup dengan Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 30
April 2013.
Lima, Penerbitan Akta Pencatatan Sipil
Semula dilaksanakan di tempat terjadinya Peristiwa Penting, diubah menjadi
penerbitannya di tempat domisili penduduk.
Enam, Pengakuan dan Pengesahan Anak
Dibatasi hanya untuk anak yang dilahirkan dari perkawinan yang telah sah
menurut hukum agama tetapi belum sah menurut hukum negara (Pasal 49 ayat 2).
Pengesahan anak yang selama ini hanya dengan catatan pinggir diubah menjadi
Akta Pengesahan Anak (Pasal 49 ayat 3 UU No. 24 Tahun 2013).
Tujuh, Pengurusan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan Tidak
Dipungut Biaya (Gratis)

Universitas Sumatera Utara


Larangan untuk tidak dipungut biaya semula hanya untuk penerbitan KTP-el,
diubah menjadi untuk semua dokumen kependudukan seperti KK, KTP-el, Akta
Kelahiran, Akta Perkawinan, Akta Kematian, Akta Perceraian, Akta Pengakuan
Anak, dan lain-lain (Pasal 79A UU No. 24 Tahun 2013).
Delapan, Pencatatan Kematian
Pelaporan pencatatan kematian yang semula menjadi kewajiban penduduk, diubah
menjadi kewajiban RT atau nama lain untuk melaporkan setiap kematian
warganya kepada Instansi Pelaksana (Pasal 44 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013).
Pelaporan tersebut dilakukan secara berjenjang melalui RW atau nama lain,
Desa/Kelurahan dan Kecamatan. Dengan kebijakan ini diharapkan cakupan
pencatatan kematian akan meningkat secara signifikan.
Sembilan, Stelsel Aktif
Semula stelsel aktif diwajibkan kepada penduduk, diubah menjadi stelsel aktif
diwajibkan kepada pemerintah melalui petugas.
Sepuluh, Petugas Registrasi
Petugas Registrasi membantu Kepala Desa atau Lurah dan Instansi Pelaksana
dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil (Pasal 12 ayat 1 UU No. 24
Tahun 2013). Petugas Registrasi diangkat dan diberhentikan oleh
Bupati/Walikota. Petugas Registrasi harus PNS, diubah diutamakan PNS (Pasal
12 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013).
Sebelas, Pengangkatan Pejabat Struktural pada Unit Kerja Administrasi
Kependudukan
Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi kependudukan di
Provinsi, diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri atas usulan
Gubernur (Pasal 83A ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013).
Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi kependudukan di
Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri atas
usulan Bupati/Walikota melalui Gubernur (Pasal 83A ayat 2 UU No. 24 Tahun
2013).

Universitas Sumatera Utara


Penilaian kinerja Pejabat Struktural tersebut dilakukan secara periodik oleh
Menteri Dalam Negeri (Pasal 83A ayat 2 UU No. 24 Tahun 2013).
Dua Belas, Pendanaan Program dan Kegiatan Adminduk dibebankan pada
APBN
Pendanaan untuk penyelenggaraan program dan kegiatan administrasi
kependudukan, baik di provinsi maupun kabupaten/kota dianggarkan dalam
APBN (Pasal 87A UU No. 24 Tahun 2013) dan dimulai pada APBN-P Tahun
Anggaran 2014 (Pasal 87B UU No. 24 Tahun 2013), dengan demikian berarti
sebelum tersedia APBN-P tahun 2014, pendanaannya masih tetap menggunakan
APBD.
Tiga Belas, Penambahan Sanksi
Setiap orang yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi dan/atau melakukan
manipulasi data kependudukan dan/atau elemen data penduduk dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
75.000.000 (Pasal 94 UU No. 24 Tahun 2013).
Setiap pejabat dan petugas pada Desa/Kelurahan, Kecamatan, UPTD, Instansi
Pelaksana yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi pungutan biaya kepada
penduduk dalam pengurusan dan penerbitan dokumen kependudukan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 75.000.000 (Pasal 95B UU No. 24 Tahun 2013).
Setiap orang atau Badan Hukum yang tanpa hak mencetak, menerbitkan,
dan/atau mendistribusikan dokumen kependudukan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
1.000.000.000 (Pasal 95B UU No. 24 Tahun 2013).

1.5.6 Hasil PenelitianTerdahulu


1. Penelitian di Kota Binjai oleh Henny Justriana N (Ilmu Administrasi
Negara FISIP USU ) tahun 2015
Di Kota Binjai kebijakan tersebut telah diatur dalam Peraturan Daerah
Nomor 7 tahun 2011 tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Universitas Sumatera Utara


(SIAK). Masalah yang sering terjadi dalam implementasi sistem tersebut adalah
sumberdaya, sarana dan prasarana, serta sosialisasinya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Implementasi Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) di Kota Binjai. Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) di Kota Binjai baik namun belum maksimal. Hal ini terlihat dari
bertambahnya penduduk yang mengurus dokumen kependudukan setiap tahun,
namun masih terdapat beberapa kekurangan seperti kekurangan sumber daya
manusia dan upaya sosialisasi yang kurang maksimal. Oleh karena itu, perlu
adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya yang mendukung.
2. Penelitian di Siantar oleh Astria Dewi Sartika(Ilmu Administrasi Negara
eksetensi FISIP USU) tahun 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui peran Aparatur


pemerintah di unit pelaksana teknis dinas kependudukan dan catatan sipil di
Kecamatan Siantar Timur dalam memberikan pelayanan pengurusan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik kepada masyarakat dan Mendeskripsikan kendala-kendala
dalam standart pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP)
di Kecamatan Siantar Timur.
` Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskripif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan untuk mendeskripsikan
bagaimana tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) dan
peranan aparatur pemerintah yang berkecimpung dalam pelayanan pengurusan E-
KTP tersebut.
Disini kita akan melihat sejauh mana Kantor Kecamatan Siantar Timur
memberikan pelayanan kepada masyarakat, apakah terdapat kelambatan dari
aparatur pemerintah itu sendiri ataukah berbelit-belitnya proses yang dilalui
dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk (E-KTP) tersebut. Kurangnya
informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai besarnya biaya dalam
pengurusan E-KTP juga dapat berpengaruh, atau kalaupun biaya dalam

Universitas Sumatera Utara


pembuatan E-KTP tadi sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) namun
dalam realisasinya biaya pembuatan E-KTP sering berbeda dengan apa yang
tercantum dalam peraturan. Hal ini bisa saja disebabakan karena kesalahan pada
faktor sumber daya pemerintahnya dan bisa juga karena faktor minimnya
dukungan fasilitas pengadaan atas fasilitas kerja pemerintah, yang masih dominan
manual dalam pengerjaan tugas. Akibat hal hal tersebut di atas harus diakui secara
perlahan-lahan akan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
kemampuan dan kinerja pemerintah, bahwa kendala yang dihadapi sekarang
dikantor kecamatan tersebut adalah dimana EKTP masyarakat sampai sekarang
masih ada yang belum keluar. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pemerintah
harus lebih responsif dan akuntabel guna memberikan pelayanan yang prima dan
dapat memuaskan masyarakat.
3. Penelitian di Pakpak oleh Alqindy Selisco Tarigan (Ilmu Administrasi
Negara FISIP USU ) tahun 2016

Penelitian ini bertujaun untuk mengetahui implementasi Sistem Informasi


Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak
Bharat sudah berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013 dan model implementasi kebijakan yang digunakan dalam
penelitian ini dapat diukur dari komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur
birokrasi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan pengumpulan
data primer berupa wawancara dan observasi dilapangan, dan pengumpulan data
sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan. Penentuan informan dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yang mana informan
dalam penelitian ini sebanyak 8 orang yang terdiri dari Camat Salak, Sekretaris
Camat, Kepala Seksi Tata Pemerintahan, dan masyarakat Kecamatan Salak,
Kabupaten Pakpak Bharat.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Aparatur Pemerintah Kecamatan
Salak, Kabupaten Pakpak Bharat secara umum dapat berjalan dengan baik dan

Universitas Sumatera Utara


menjalankan tugak pokok dan fungsinya masing-masing serta ditemukan
beberapa hambatan dan hal-hal yang tidak dilakukan secara maksimal oleh
Aparatur Pemerintah Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat, seperti sumber
daya manusia yang belum memadai dan sarana dan prasarana yang belum
memadai.
4. Penelitian di Deli Serdang oleh Selamat Tampubolon (Ilmu Administrasi
Negara FISIP USU) tahun 2013
Melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diharapkan
dapat meningkatkan kualitas data kependudukan pemerintah. Data kependudukan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menyelenggarakan berbagai
program-program pemerintah, baik dalam proses perencanaan hingga tahap
implementasi dan evaluasinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan
menggambarkan pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) kepada masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi
pelayanan yang diberikan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
pemerintah. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode bentuk deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri
dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Deli Serdang, informan utama yaitu Kepala Bidang Pencatatan Sipil,
Kepala Bidang Informasi Kependudukan dan Kepala Seksi Registrasi
Kependudukan. Sedangkan Informan Tambahan adalah pegawai operasional di
dinas dan masyarakat yang berkunjung di lokasi dinas. Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan kepada masyarakat terlaksana secara baik yang
sesuai dengan indikator-indikator yang ditetapkan peneliti melalui pendekatan
model implementasi kebijakan.
5. Penelitian di Samosir oleh Andreas Marti Oscar Hutauruk ( Ilmu
Administrasi Negara FISIP USU) tahun 2013

Melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diharapkan


dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai dalam memberikan

Universitas Sumatera Utara


pelayanan kepada masyarakat, seperti dimana telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Samosir yang telah
mengalami otonomi daerah dan mengurus sendiri mengenai tatapemerintahannya
juga telah menerapkan sistem ini dalam mengatur administrasi kependudukannya.
Ini terlihat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 2 Tahun 2009
tentang pelaksanaan SIAK. Metodologi penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit
analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Samosir, informan utama yaitu Kepala Bidang
Pencatatan Sipil, Kepala Bidang Informasi Kependudukan dan Kepala Bidang
Kebijakan dan Pendaftaran Kependudukan. Sedangkan Informan Tambahan
adalah Kasi pencatatan Perkawinanan, Perceraian, Pengakuan, dan Pengesahan
Anak, Kasubbag Keuangan dan Kepegawaian, serta Kasubbag Umum dan
Perlengkapan.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pelaksanaan
pelayanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan kepada masyarakat
terlaksana secara baik yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang. Dimana dapat dilihat bahwa pelayanan dan fasilitas yang
diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah dapat dikatakan baik,
walaupun perlu dimaksimalkan lagi untuk pencapaian yang lebih baik lagi

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu ini yang dimana semua


didaerah Sumatera Utara kita dapat melihat bahwa Pelayanan Publik yang masih
kurang maksimal dan memuaskan masyarakat banyak. Kemudian perlunya
ditetapkan target pencapaian yang lebih jelas demi progress yang baik.
Hasil Penelitian terdahulu ini adalah sebagai pedoman juga dalam penelitian
selanjutnya untuk melihat sejauh mana keberhasilan implementasi di Simalungun.

1.6. Definisi Konsep

Universitas Sumatera Utara


Dalam Singarimbun (2008:34), konsep diartikan sebagai generalisasi dari
sekelompok fenomena tertentu sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan
berbagai fenomena yang sama. Tujuan diperlukannya konsep adalah untuk
mendapatkan pembatasan yang jelas dari variabel yang akan diteliti. Adapun
definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Implementasi adalah suatu proses yang dinamis yang melibatkan


upaya pembuat kebijakan untuk mempengaruhi perilaku pelaksanaan
kebijakan, dimana pelaksana kebijakan melakukan aktifitas atau
kegiatan sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang
sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.
2. Implementasi kebijakan menurut George C. Edwards III merupakan
sebuah proses pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan oleh
pemerintah untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan sesuai
dengan sasaran kebijakan. Model implementasi kebijakan yang
digunakan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh empat variabel, yaitu:

1. Komunikasi

2. Sumber Daya

3. Disposisi

4. Struktur Birokrasi

3. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan


sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk memfasilitasi administrasi kependudukan di tingkat
penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.
4. Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
adalah pelaksanaan sistem informasi atau aplikasi yang ditujukan

Universitas Sumatera Utara


untuk memfasilitasi pelayanan kependudukan, seperti pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil (kelahiran, kematian, perkawinan,
perceraian, dan pengesahan anak), dan pengelolaan informasi
kependudukan.
5.

1.7. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN


Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai karakteristik lokasi
penelitian yang ditemukan di lapangan.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian di lapangan dan
dokumentasi yang akan dianalisis.
BAB V ANALISIS DATA
Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dan memberikan
interpretasi atas permasalahan yang diteliti.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran, bagian kesimpulan berisi jawaban atas
masalah yang dikemukakan dan pemecahan masalah yang dikemukakan dalam
bentuk saran.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian


Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu kegiatan
secara objektif. Penelitian yang dimaksudkan untuk mengukur suatu fenomena
sosial tertentu dengan mengembangkan konsep dan menghimpun data tetapi tidak
melakukan pengujian hipotesa (Singarimbun, 1995:17).
Menurut Bogdan dan Taylor (Moeleong, 2006), penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.
Dalam penelitian ini, bentuk penelitian yang digunakan, yaitu pendekatan
kualitatif dengan melakukan wawancara secara mendalam. Peneliti memilih
penelitian ini karena penelitian kualitatif bersifat menyeluruh (holistic), dinamis
dan menggeneralisasi. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian yang melihat
bagaimana Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
yang merupakan sebuah fenomena sosial dimana memerlukan informasi secara
mendalam dan menyeluruh dari masing-masing informan kunci maupun utama
agar terlihat jelas apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Universitas Sumatera Utara


2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Simalungun, Raya.
2.3. Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari
penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya
populasi dan sampel. Informan penelitian adalah implementor dari kebijakan yang
memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang
memahami objek penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan yang terdiri dari:
1. Informan Kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang
mengetahui secara mendalam permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian
ini yang menjadi informan kunci adalah Kepala Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Simalungun.

2. Informan Utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi


sosial yang diteliti. Adapun informan utama dalam penelitian ini adalah
Sekretaris Dinas dan Kepala Seksi Bagian Administrasi.

3. Informan Tambahan adalah orang-orang yang tidak terlibat secara


langsung dalam persoalan penelitian namun mengetahui tentang masalah
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk
itu, penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang


diperoleh secara langsung pada saat melakukan penelitian di lapangan.
Teknik pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan
menggunakan instrumen sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


a. Wawancara : yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara peneliti
dengan informan yang telah dijadikan sumber data. Sehingga akan
diperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian.

b. Observasi : yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan


pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian, kemudian
mencatat gejala-gejala yang terjadi di lapangan untuk melengkapi
data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder


Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang
dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk
mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan
dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan : Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari
buku-buku, karya ilmiah dan pendapat para ahli yang berkompetensi serta
memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi : Yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan catatan-catatan atau dokumentasi-dokumentasi yang ada di
lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan objek
penelitian.
2.5. Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu
urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat
suatu deskripsi dari gejala yang diteliti. Adapun teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa kualitatif, yaitu dengan
menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

Universitas Sumatera Utara


berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data yang tersedia, menelaah,
menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap
berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis
sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan
penelitian (Moeleong, 2006:247). Terdapat beberapa langkah dalam melakukan
analisis data, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal
yang penting tentang penelitian dengan mencari tema dengan pola hingga
memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan.
Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif,
bagan dan dalam bentuk tabel.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Namun, apabila kesimpulan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Kabupaten Simalungun

Kabupaten Simalungun merupakan kabupaten terluas ke – 4 di Provinsi Sumatera


Utara setelah Kabupaten Langkat, Kabupaten Mandailing Natal, dan Kabupaten Tapanuli
Selatan. Kabupaten Simalungun merupakan satu dari tujuh kabupaten yang mengelilingi
Danau Toba. Sampai saat ini belum ada sumber yang menyebutkan kapan terbentuknya
Kabupaten Simalungun. Sejak awal abad ke 20, nama Simalungun digunakan oleh
Pemerintah Hindia Belanda untuk wilayah pemerintahan bawahan dari wilayah
Karesidenan Timur, yang disebut Simeloengoen en Karolanden

Pra Kolonial

Universitas Sumatera Utara


Pembagian wilayah pemerintahan pada masa sebelum masuknya penjajahan
Belanda didasarkan pada wilayah-wilayah kerajaan yang berdiri di Simalungun. Pada
periode tahun 500 – 1295 diketahui terdapat bentuk sistem pemerintahan bersama yang
terdiri dari 4 kerajaan yaitu Kerajaan Nagur, Silou, Batangiou, dan Harau. Sistem
pemerintahan bersama ini dikenal dengan nama sistem Raja Maropat atau Raja Nan
Empat. Sedangkan pemerintahannya dikenal dengan nama Purba Deisa Naualuh atau
Batak Timur Raya.

Perpecahan diantara kerajaan tersebut akibat masih seringnya perang antar


kerajaan tidak dapat dihindarkan. Berdirinya kerajaan-kerajaan baru yaitu kerajaan Dolok
Silou oleh marga Purba Tambak, Tanah Jawa oleh marga Sinaga, Sinatar oleh marga
Damanik dan Panei oleh marga Purba Dasuha tetap menghidupkan sistem pemerintahan
Raja Maropat sampai tahun 1865 walaupun pemerintahannya sendiri sudah berganti.

Pada tahun 1865 kembali kerajaan-kerajaan tersebut pecah menjadi Kerajaan


yaitu Kerajaan Dolok Silou, Tanah Jawa, Siantar, Panei, Purba, dan Silimakuta, dan tidak
lagi menggunakan sistem pemerintahan bersama. Perpecahan ini tidak dapat dilepaskan
dari politik devide at impera kolonila Belanda. Masa perpecahan ini terjadi pada tahun
1865 – 1907 dimana Belanda mulai mendirikan perkebunan-perkebunan besar.

Universitas Sumatera Utara


Kolonial

Masuknya Belanda secara bertahap ke Simalungun telah membawa perubahan


sistem pemerintahan menjadi sistem pemerintahan colonial. Perubahan ini berdampak
dibatasinya peran harajaon (kerajaan) yang berkuasa. Melalui Besluit Gubernement
Nomor 22 (Staatsblad Nomor 531) tanggal 12 Desember 1906 dibentuklah
afdelingSimalungun en de Karo landen yang dikepalai oleh asisten residen V.C.J.
Westenberg diSeribu Dolok.

Wilayah administrasi pemerintahan dibagi ke dalam 7 landschapskassen


(penguasa setempat) yang terdiri dari 16 distrik dan (huta) kampung yang dibuat
berdasarkan kekuasaan raja-raja yang masih berkuasa di Simalungun pada masa itu
sebagaimana berikut:

Tabel 3.1 Pembagian Wilayah Simalungun pada Masa Kolonial

PROFIL KABUPATEN SINGUN 2016

Universitas Sumatera Utara


7

Raja-raja yang berkuasa memberi persetujuan kepada Belanda untuk mengakses


wilayahnya untuk dijadikan perkebunan-perkebunan besar seperti perkebunan sawit, karet,
dan lain-lain yang sampai saat ini masih berdiri. Saat pembukaan perkebunan tersebut
hampir tidak ada perlawanan, karena pada masa itu tanah tidak dimiliki oleh rakyat, tapi
dimiliki dan dikuasai oleh partuanon (penguasa lokal setingkat desa) yang tunduk kepada
raja di wilayahnya.

Keberadaan perkebunan tersebut membawa dampak pada tatanan sosial yang


terjadi di Simalungun. Sebagai contoh migrasi penduduk ke wilayah Simalungun, baik
yang memang ingin mengadu nasib maupun yang didatangkan Belanda sebagai melting
pot dari berbagai kebudayaan dan agama yang dibawa oleh para pendatang.

Post Kolonial

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia maka berdasarkan Undang-Undang


Darurat (Drt) Nomor 7 Tahun 1956 dibentuklah kabupaten Simalungun dengan 16
kecamatan yang berasal dari 16 distrik pada masa pemerintah Belanda dan berkebang
menjadi 17 kecamatan, yaitu Kecamatan Dolok Pardamean. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 1991 dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1992
dilaksanakan pemekaran kecamatan dari 17 kecamatan menjadi 21 kecamatan, yaitu
Kecamatan Pematang Bandar, Hutabayu Raja, Ujung Padang, dan Tapian Dolok.

Satu hal penting dalam sejarah pemerintah di Kabupaten Simalungun adalah


ditetapkannya Kabupaten Daerah Tingkat II Simalungun pada tanggal 25 April 1995
sebagai salah satu dari 25 Daerah Tingkat II Percontohan Otonomi Daerah. Pada
pelaksanaannya, penyerahan urusan, baik yang berasal dari Pusat maupun Daerah Tingkat
I Provinsi Sumatera Utara meliputi 22 bidang, 108 sub bidang, dan 475 urusan yang
ditangani oleh 24 dinas daerah.

Setelah jatuhnya pemerintah Orde Baru oleh gerakan reformasi yang dimotori oleh
mahasiswa, pemerintah pusat melakukan desentralisasi sebagian kewenangannya kepada
daerah kabupaten/kota melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Dampak
pemberlakuan undang-undang ini yang paling nyata adalah munculnya wilayah-wilayah
pemekaran mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.
Kabupaten Simalungun mengalami pemekaran wilayah desa/kelurahan dan kecamatan
dimana sebelumnya terdiri dari 21 kecamatan dimekarkan menjadi 30 kecamatan.

Sejalan dengan perkembangan dan perjalanan Kabupaten Simalungun sampai


dengan saat ini, Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 (tiga puluh satu) kecamatan, 386

Universitas Sumatera Utara


(tiga ratus delapan puluh enam) nagori/desa, dan 27 (dua puluh tujuh) kelurahan. Ketiga
puluh satu kecamatan tersebut adalah:

1. Kecamatan Silimakuta
2. Kecamatan Pamatang Silimahuta
3. Kecamatan Purba
4. Kecamatan Haranggaol Horisan
5. Kecamatan Dolok Pardamean
6. Kecamatan Sidamanik
7. Kecamatan Pamatang Sidamanik
8. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
9. Kecamatan Tanah Jawa
10. Kecamatan Hatonduhan
11. Kecamatan Dolok Panribuan
12. Kecamatan Jorlang Hataran
13. Kecamatan Panei
14. Kecamatan Panombean Panei
15. Kecamatan Raya
16. Kecamatan Dolok Silou
17. Kecamatan Silou Kahean
18. Kecamatan Raya Kahean
19. Kecamatan Tapian Dolok
20. Kecamatan Dolok Batu Nanggar
21. Kecamatan Siantar
22. Kecamatan Gunung Malela
23. Kecamatan Gunung Maligas
24. Kecamatan Hutabayu Raja
25. Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi
26. Kecamatan Pamatang Bandar
27. Kecamatan Bandar Huluan
28. Kecamatan Bandar
29. Kecamatan Bandar Masilam
30. Kecamatan Bosar Maligas
31. Kecamatan Ujung Padang

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.1 Peta Daerah Kabupaten Simalungun

PROFIL KABUPATEN

Sumber : BAPPEDA Simalungun

3.2.5 Kondisi Geografis dan Iklim


Kabupaten Simalungun merupakan kabupaten terluas ketiga setelah Kabupaten
Mandailing Natal dan Kabupaten Langkat, dengan luas wilayah sebesar 4.372,50 km2 atau
sekitar 6,12 persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Sebelah utara Kabupaten
Simalungun berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai,
sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Samosir,
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karo, dan sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batubara. Secara astronomis Kabupaten Simalungun
terletak diantara 02036’- 03018’ Lintang Utara dan 98032’ – 99035’ Bujur Timur dan
berada pada ketinggian 0 – 1400 meter.

Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 kecamatan. Ibukota Kabupaten Simalungun


terletak di Kecamatan Raya, dimana pusat pemerintahan berada di Kecamatan tersebut.
Jarak kecamatan terjauh dari Raya adalah Kecamatan Silou Kahean, yaitu sejauh 127 km
dan berikutnya adalah Kecamatan Ujung Padang sejauh 113 km.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.2 Persebaran Wilayah Simalungun

Universitas Sumatera Utara


TaTabel 3.2 Jarak Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan

Sumber : Dinas P. U. Bina Marga Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara


Pada tahun 2015, suhu udara rata-rata di Kabupaten Simalungun mencapai
25,7oC, dengan suhu paling rendah sepanjang tahun 2015 terjadi di bulan Maret yaitu
20,7oC, sedangkan suhu tertinggi sepanjang tahun 2015 mencapai 31,3oC yang terjadi
pada bulan Juni.

Tabel 3.3 Suhu Udara Menurut Bulan, Jam, Rata-rata, Maksimum, dan
Minimum, 2015 (oC)

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Pusat Penelitian Marihat


(MRS) Pematangsiantar

Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara


atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Kelembaban nisbi atau yang
sering juga disebut dengan kelembaban relatif adalah perbandingan antara jumlah uap
air yang terkandung dalam udara, pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air

Universitas Sumatera Utara


maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur
yang sama. Udara panas menyimpan lebih banyak uap air dibanding udara dingin,
sehingga jika suhu naik maka persentase uap air di udara akan turun. Jika kelembaban
melebihi 100 persen, maka uap air berkondensasi dalam bentuk air hujan.

Kelembaban nisbi rata-rata di Kabupaten Simalungun pada tahun 2015


mencapai 84,59 persen, yang artinya pada suatu suhu tertentu jumlah uap air yang
terkandung di dalam udara adalah sebesar 84,59 persen. Kelembaban nisbi tertinggi
terjadi di bulan November pada jam 07.00, yaitu mencapai 96 persen dan kelembaban
nisbi rata-rata terendah terjadi di bulan Juni sebesar 61 persen pada jam 13.00.

Rata-rata penyinaran matahari sepanjang tahun 2015 selama 5,2 jam atau
sekitar 61 persen. Penyinaran matahari terlama terjadi pada bulan Juni yaitu selama
6,9 jam dan paling sebentar pada bulan Oktober yaitu selama 2,9 jam.

Tabel 3.4 Kelembaban Nisbi Menurut Bulan, Jam, dan Rata-rata, 2015 (%)

Bulan/Month Jam/Hour Rata-rata/Average


0700 1300 1800
Januari 94 69 83 84,94
Februari 93 64 78 81,63
Maret 94 64 78 82,58
April 94 68 82 84,27
Mei 94 69 82 85,10
Juni 93 64 75 81,28
Juli 93 64 80 82,80
Agustus 94 70 85 85,84
September 95 72 85 87,03
Oktober 94 71 87 86,66
November 96 72 87 88,00
Desember 95 68 813 85,00
Rata-rata 94,08 67,9 81,98 84,59
Minimum 93 64 75 81,28
Maksimum 96 72 87 88
Sumber : Bappeda Simalungun :

Hari hujan terlama sepanjang tahun 2015 terjadi di bulan Nopember


sepanjang 16 hari, dan pada bulan ini tercatat terjadi curah hujan paling tinggi
yaitu sebesar 403 mm. Hari terpanjang tidak hujan terjadi di bulan Juni selama 15

Universitas Sumatera Utara


hari. Rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2015 adalah sebesar 198 mm dengan
11 hari hujan.

Tabel 3.5 Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan, dan Terpanjang Tidak Hujan
Menurut Bulan

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Pusat Penelitian Marihat


(MRS)Pematangsiantar

Universitas Sumatera Utara


3.1.2 Wilayah Administrasi

Wilayah administrasi Kabupaten Simalungun pada tahun 2015 terdiri dari 31


kecamatan dengan 27 kelurahan dan 386 nagori (desa). Kelurahan terbanyak
terdapat di ibukota Kabupaten, yaitu di Kecamatan Raya sebanyak 5 kelurahan. Sebanyak
13 kecamatan di Kabupaten Simalungun tidak mempunyai wilayah administrasi
kelurahan.

Penyebaran nagori dan kelurahan yang ada di Kabupaten Simalungun, Raya


merupakan kecamatan yang memiliki jumlah nagori dan kelurahan terbanyak, yaitu 22,
kemudian Kecamatan Tanah Jawa dan Kecamatan Ujung Padang dengan jumlah nagori
dan kelurahan masing-masing sebanyak 20. Sedangkan Kecamatan Girsang Sipangan
Bolon merupakan kecamatan dengan jumlah nagori dan kelurahan paling sedikit, yaitu
sebanyak 6 nagori/kelurahan.

Tabel 3.6 Banyaknya Nagori dan Kelurahan

Sumber : BPMPN Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara


3.1.3 Aparatur Pemerintah Daerah
Penyelenggaraan pembangunan nasional sangat bergantung pada tugas
pemerintah dan mekanisme kerja aparatur negara, terutama Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Tugas dan tanggung jawab PNS bukan saja sebagai unsur aparatur negara, tetapi juga
abdi masyarakat yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan bekerja untuk kepentingan
masyarakat.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Simalungun pada tahun 2015


berjumlah 12.541 orang, yang terdiri dari 4.635 (36,96%) laki-laki dan 7.906 (63,04%)
perempuan.

Gambar 3.3 Persentase PNS Laki-laki dan Perempuan

Dari gambar 3.3 terlihat bahwa aparatur negara di Kabupaten Simalungunn lebih
banyak berjenis kelamin perempuan, hal ini mengartikan peran perempuan semakin
tinggi dalam struktur pemerintahan di Kabupaten Simalungun.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3. 7 Jumlah PNS pada Sekretariat/Kantor/Badan/Dinas Menurut Golongan

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara


Sebaran Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Simalungun menurut golongan,
sebagian besar (lebih dari 80 persen) menduduki golongan III dan golongan IV. Paling
banyak menduduki golongan IV sebesar 42,03 persen, kemudian golongan III sebesar
40,63 persen, dan selebihnya yaitu 17,34 persen menduduki golongan I dan golongan II.
Sebagian besar PNS di Kabupaten Simalungun bekerja di bawah tanggung jawab Dinas
Pendidikan, yaitu sebesar 75 persen. Hal ini bisa menunjukkan bahwa pemerintah
Kabupaten Simalungun memberikan perhatian lebih bagi pembangunan di bidang
pendidika, karena pendidikan yang baik merupakan salah satu modal dalam
pembangunan daerah secara keseluruhan.

Kualitas Aparatur Negara, dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil merupakan salah
satu faktor dalam menunjang pembangunan daerah. PNS di Kabupaten Simalungun
sebagian besar telah mengenyam pendidikan tinggi, yaitu kurang lebih 69 persen PNS di
Kabupaten Simalungun telah tamat perguruan tinggi dan masih ada 2 persen lagi yang
hanya tamat SD dan SMP. Tingkat S1 atau Sarjana merupakan tingkat pendidikan yang
terbanyak yang dimiliki oleh PNS di Kabupaten Simalungun, yaitu sebesar 49 persen.
Persentase PNS di Kabupaten Simalungun yang menamatkan S2 dan S3 masih sangat
minim, yaitu sekitar 2 persen. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi Pemerintah Kabupaten
Simalungun untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan
pemerintah daerah.

Gambar 3. 4 Persentase PNS Menurut Pendidikan

Universitas Sumatera Utara


3.2 Deskripsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun adalah salah


satu instansi di jajaran Pemerintahan Kabupaten Simalungun yang memiliki tugas dan
tanggungjawab membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi


Kependudukan dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 470/327/SJ tanggal 17
Januari 2014 tentang Perubahan Kebijakan dalam Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan disebutkan salah satu yang diamanatkan Undang-Undang tersebut adalah
Stelsel Aktif (Jemput Bola). Untuk menindak lanjuti hal tersebut, Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil melakukan pelayanan aktif kepada masyarakat dengan melakukan
pelayanan keliling ke kecamatan.

3.2.1 Visi dan Misi

Visi merupakan suatu keadaan atau harapan yang harus diwujudkan pada masa
yang akan datang. Dengan memiliki visi,arah kegiatan yang harus dilaksanakan menjadi
jelas dan terfokus. Adapun visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun, yaitu:“Terwujudnya Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
yang modern melalui Pelayanan Prima yang berbasiskan Sistem Informasi dan
Administrasi Kependudukan (SIAK)”.

Untuk mencapai Visi tersebut diatas, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun mengemban Misi yaitu:“Mewujudkan Pelayanan Prima kepada
Masyarakat dalam bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil”.

Untuk mencapai Misi tersebut, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Kabupaten Simalungun memiliki Motto yang berasal dari Bahasa Daerah Simalungun
“HOBAS” dan “PODAS” dan selalu memberikan pelayanan dengan “PASTI”. HOBAS
berarti cekatan dalam pelaksanaan tugas, artinya Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Simalungun dalam melayani masyarakat Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara


dibidang dokumen kependudukan dan Pencatatan Sipil bersikap ramah, teliti memeriksa
persyaratan pemohon. PODAS berarti cepat dan tepat waktu, artinya Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun dalam memproses semua
permohonan dokumen kependudukan dan Pencatatan Sipil yang telah memenuhi syarat
diselesaikan dengan cepat atau selesai tepat pada waktu. PASTI berarti memberikan
pelayanan yang Profesional, Akurat, Santun, Terbuka dan Iklhas.

Universitas Sumatera Utara


Tabel. 3.8 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Visi : Terwujudnya Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil yang modern melalui Pelayanan Prima yang berbasiskan Sistem Informasi dan
Administrasi Kependudukan (SIAK)
Misi Tujuan Sasaran
1 Mewujudkan Pelayanan Prima kepada 1.1 Terwujudnya tertib administrasi dalam 1.1.1 Meningkatkan tertib administrasi dalam hal kepemilikan
Masyarakat dalam bidang Administrasi bidang Dokumen Pencatatan Sipil dan dokumen Kependudukan bagi masyarakat
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dokumen Kependudukan
1.1.2 Meningkatkan tertib administrasi dalam hal kepemilikan
dokumen Pencatatan Sipil bagi masyarakat

1.2 Terwujudnya pelaksanaan Undang- 1.2.1 Meningkatkan pengetahuan dan pehamanan


Undang / Peraturan tentang Administrasi masyarakat tentang Undang-Undang/Peraturan
Kependudukan dengan baik Administrasi Kependudukan

1.3 Terwujudnya ketersediaan data penduduk 1.3.1Mewujudkan peningkatan akuntabiltas Laporan


yang akurat yang dapat disajikan setiap Informasi Perkembangan Kependudukan
waktu 1.3.2
Mewujudkan ketersediaan Database Kependudukan
Meningkatkan Pengawasan, monitoring dan evaluasi
1.3.3
pengembangan database adminduk
1.4 Terwujudnya pemeliharaan 1.4.1 Mewujudkan Peningkatan Pemanfaatan Server
sarana/prasarana dan sumber daya yang Database Kependudukan
mendukung pelayanan prima 1.4.2 Mewujudkan peningkatan kesejahteraan Petugas
Registrasi Kependudukan

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun telah menyusun Rencana Kinerja Tahun 2016,
yang disusun dengan memperhatikan sasaran yang telah ditetapkan, seperti yang
dijelaskan pada Lampiran Perjanjian Kinerja.

Universitas Sumatera Utara


3.2.2 Struktur Organisasi

Kedudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur


pelaksanaPemerintah Daerah di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil
yangdipimpin olehKepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah..

Tugas Pokok Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipiladalah melaksanakan


urusan rumah tangga Pemerintah daerah dan tugas pembantuan di bidang Kependudukan
dan Pencatatan Sipil.

Adapun Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;


2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
4. Melaksanakan kesekretariatan Dinas;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
danfungsinya.

Susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten


Simalungun terdiri atas:

1) Kepala Dinas

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas membantu


Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Kependudukan dan
Pencatatan Sipil. (terdapat pada Pasal 42 Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2009 Ayat
1).

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana pada ayat (1) Pasal ini, Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
b. Menyelenggarakan pelayanan umum dibidang kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
c. Membina dan melaksanakan tugas-tugas dibidang kependudukan
dan Pencatatan Sipil;
d. Melaksanakan pengawasan dibidang kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai rincian tugas
(sesuai dengan Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 42 ayat 3) sebagai berikut:
a. Memimpin, mengkoordinir, mengelola kegiatan dinas kependudukan
dan Pencatatan Sipil sehingga tercapai visi dan misi dinas
kependudukan dan Pencatatan Sipil;
b. Merumuskan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang
pendaftaran penduduk dan Pencatatan Sipil;
c. Menyiapkan konsep kebijakan pendaftaran penduduk, Pencatatan
Sipil, pengelolaan administrasi kependudukan dan perkembangan
penduduk skala kabupaten;
d. Penyelenggaraan pelanyanan pendaftaran penduduk dalam sistem
Administrasi Kependuduk meliputi pencatatan dan pemutakhiran
biodata penduduk serta penerbitan Nomor Induk Kependudukan(NIK),
pendaftaran perubahan alamat, pendaftaran pindah datang penduduk
dalam wilayah Republik Indonesia pendaftaran warga negara
Indonesia tinggal sementara, pendaftaran pindah datang antar Negara
rentan administrasi kependudukan, penerbitan dokumen
kependudukan hasil pendaftar penduduk penatausahaan pendaftaran
penduduk
e. Penyelenggaraan pelayanan Pencatatan Sipil dalam sistem administrasi
kependudukan meliputi, pencatatan kelahiran, lahir mati, perkawinan,
perceraian, kematian, pengangkatan anak, pengakuan anak dan
pengesahan anak, perubahan nama, perubahan status

Universitas Sumatera Utara


kewarganegaraan, pencatatan peristiwa penting lainnya, perubahan,
dan pembatalan akta, penerbitan dokumen kependudukan hasil
Pencatatan Sipil, penatausahaan dokumen Pencatatan Sipil;
f. Penetapan norma, standar, produser, kriteria penyelenggaraan
pengendalian kwantitas, pengembangan kwalitas, pengarahan
mobilitas dan persebaran penduduk serta perlindungan penduduk skala
kabupaten;
g. Pelaksanaan kebijakan dan penganalisaan pengendalian kwantitas,
pengembangan kwalitas, pengarahan mobilitas dan persebaran
penduduk serta perlindungan penduduk dalam konteks kependudukan;
h. Koordinasi dan kerjasama antar daerah dalam pelaksanaan kebijakan
pengendalian kwantitas, pengembangan kwalitas, pengarahan
mobilitas/penataan persebaran penduduk serta pembangunan
berwawasan kependudukan;
i. Pemantauan, evaluasi dan pengawasan pengendalian kwantitas,
pengembangan kwalitas, pengarahan mobilitas dan persebaran
penduduk serta perlindungan penduduk skala kabupaten;
j. Perencanaan, penyelenggaraan, pendayagunaan informasi
kependudukan meliputi indicator kependudukan, proyeksi penduduk
dan analisis dampak kependudukan;
k. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak
terkait untuk pengembangan kapasitas kependudukan dan Pencatatan
Sipil sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
l. Pengelolaan informasi, administrasi kependudukan;
m. Pembinaan/pengawasan pelaksana unit pelaksana teknis (UPT) dinas;
n. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, penyusunan program dan organisasi dinas;
o. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara


2) Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam tugas ketatausahaan


dan umum, pengelolaan keuangan, dan penyusunan program. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud sekretaris menyelenggarakan fungsi(sesuai dengan Perbup No. 2
Tahun 2009, pasal 43 ayat1-2)sebagai berikut:

a. Perencanaan, penyusunan, perumusan standar penyelenggaraan tatausaha


dan umum, pengelolaan keuangan, penyusunan program;
b. Pelaksanaan tatausaha dan umum, pengelolaan keuangan,penyusunan
program;
c. Membina dan mengevaluasi tugas-tugas kesekretariatan.

Sekretaris mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengelola dan mengurus pertanggungjawaban keuangan


dinas, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan;
b. Melakukan pemantauan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, standart, standart operating procedure (SOP), kebijakan,
regulasi, perda/ranperda, norma, criteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan kesekretariatan diinternal organisasi dan tingkat
kabupaten:
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
d. Melaksanakan penyusunan RKA dan DPA;
e. Melaksanakan pengelolaan adminstrasi perlengkapan;
f. Merencanakan penyusunan kebutuhan barang dan alat kelengkapan
kantor;
g. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum;
h. Melaksanakan pengelolaan surat-menyurat, arsip dan dokumen,
membubuh paraf pada surat-surat dinas;
i. Melaksanakan pengelolaan tata laksana;

Universitas Sumatera Utara


j. Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan meliputi urusan
perbendaharaan, akuntansi, verifikasi;
k. Menyelenggarakan ganti rugi dan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan
(LHP);
l. Penyusunan,penyempurnaan dan pengendalian penerapan/pelaksanaan
standar teknis rincian tugas jabatan dan fungsi jabatan strktural dan
staf,standar teknis tata huburungan kerja organisasi dan indikator kerja;
m. Menyelenggarakan perumusan kebijakan dan menejerial urusan-urusan
kesekretariatan;
n. Mendorong, mendukung, meningkatkan dan mengevaluasi pengetahuan,
kapasitas, kompetensi dan kemandirian unit pelaksana teknis dinas dalam
penanganan urusan kesekretariatan;
o. Mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaran tugas–tugas
bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif;
p. Penyediaan data dan informasi kependudukan dan Pencatatan Sipil
kabupaten;
q. Melaksaakan kebersihan lingkungan kantor dan bertanggung jawab atas
keamanan kantor;
r. Mengevaluasi tugas-tugas kesekretariatan;
s. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2.1. Kepala Sub Bagian TU dan Umum

Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Umum mempunyai rincian tugas (sesuai
denganPerbup No. 2 Tahun 2009, pasal 44 ayat 1) sebagai berikut:

a. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi


umum;
b. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan kepegawaian;
c. Menggandakan,menomori dan mendistribusikan surat masuk dan
surat keluar;

Universitas Sumatera Utara


d. Memeriksa ,meneliti dan mengarsipkan surat masuk dan surat
keluar;
e. Melaksanakan kebersihan lingkungan kantor dan
bertanggungjawab atas keamanan kantor;
f. Memeriksa,mengecek, mengoreksi,mengontrol dan merencanakan
kegiatan pelaksanaan tugas;
g. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2.2. Kepala Sub Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas (sesuai dengan Perbup
No. 2 Tahun 2009, pasal 44 ayat 2) sebagai berikut:

a. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan penyusunan


administrasi keuangan;
b. Menyusun,memeriksa dan meneliti rencana anggaran;
c. Melakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan anggaran;
d. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan
perbendaharaan ;
e. Meneliti dokumen dan tanda bukti penerimaan dan pengeluaran
keuangan;
f. tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2.3. Kepala Sub BagianPenyusunan Program

Kepala Sub BagianPenyusunan Program mempunyai rincian tugas(sesuai dengan


Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 44 ayat 3) sebagai berikut:

a. Menyusun rencana strategis serta profil dinas kependudukan dan


Pencatatan Sipil;
b. Menyusun rencana kerja kegiatan rutin dan pembangunan;

Universitas Sumatera Utara


c. Mengumpul dan menganalisa data kependudukan dan Pencatatan
Sipil dan data lain yang terkait sebagai bahan penyusunan informasi
profil kependudukan dan Pencatatan Sipil;
d. Melaksanakan pengawasan,pengendalian,evaluasi dan pelaporan
program kegiatan dinas;
e. Melaksanakan penyusunan system informasi kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
f. Menyusun rencana kelembagaan dibidang kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk

Kepala bidang Pendaftaran Penduduk mempunyai tugas membantu kepala dinas


dibidang pendaftaran penduduk(sesuai dengan Perbup No 2 Tahun 2009, pasal 45 ayat
1). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, kepala
bidang pendaftaran penduduk menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Merencanakan pendaftaran penduduk ;


b. Melaksanakan pendaftaran penduduk;
c. Mengevaluasi pendaftaran penduduk.
Kepala bidang pendaftaran penduduk mempunyai rincian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kerja bidang pendaftaran penduduk untuk jangka


pendek dan jangka panjang;
b. Merumuskan penetapan kebijakan pendaftaran penduduk;
c. Melaksanakan sosialisasi penduduk;
d. Melaksanakan Penyelenggaraan pelayanan pendaftaran penduduk dalam
sisten administrasi kependudukan dalam sistem administrasi kependudukan
meliputi :

Universitas Sumatera Utara


- Pencatatan dan pemutakhiran biodata penduduk serta penerbitan
Nomor Induk Kependudukan (NIK);
- Pendaftaran perubahan alamat;
- Pendaftaran pindah datang penduduk dalam wilayah Repubik
Indonesia;
- Pendaftaran warga Negara Indonesia tinggal sementara;
- Pendaftaran pindah datang antara Negara;
- Pendaftaran penduduk rentan adminstrasi kependudukan;
- Penerbitan dokumen kependudukan hasil pendaftaran penduduk;
e. Melaksanakan Penatausahaan pendaftaran penduduk;
f. Melaksanakan Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaran
penduduk skala kabupaten;
g. Melaksanakan Pengawasan atas penyelenggaraan pendaftaran penduduk
skala kabupaten;
h. Melaksanakan Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
pengelola pendaftaran penduduk skala kabupaten ;
i. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk skala
kabupaten;
j. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3.1 Kepala Seksi Registrasi NIK dan Perubahan Data Kependudukan

Kepala Seksi Registrasi NIK dan Perubahan Data Kependudukan


mempunyai rincian tugas (sesuai dengan Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 46 ayat
1) sebagai berikut:

a. Menyiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi


pelaksanaan pelayanan biodata dan Nomor Induk
Kependudukan;
b. Penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan
pemutakhiran data / perubahan alamat;

Universitas Sumatera Utara


c. Pelaksanaan pendaftaran pindah datang penduduk dalam
wilayah Republik Indonesia;
d. Penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan
hubungan antara lembaga dalam rangka penerbitan
identitas penduduk;
e. Melaksanakan entry dan pengiriman data penduduk ke
Data Base Nasional;
f. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3.2 Kepala Seksi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk

Kepala Seksi Kartu Tanda Penduduk mempunyai rincian tugas (sesuai dengan
Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 46 ayat 2) sebagai berikut:

a. Menyiapkan perumusankebijakan dan fasilitasi penerbitan Kartu


Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk;
b. Pelaksanaan penelitian persyaratan kelengkapan perolehan
Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk;
c. Melaksanakan tugas lainya yang oleh atasan sesuia dengan tugas
dan fungsiya.
3.3 Kepala Seksi Mutasi Perpindahan Penduduk

Kepala Seksi Mutasi Perpindahan Penduduk mempunyai rincian tugas (sesuai


dengan Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 46 ayat 3) sebagai berikut:

a. Menyiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanan


perpindahan penduduk, pendaftaran penduduk rentan administrasi
kependudukan;
b. Menyiapkan perumusan kebijakan perpindahan penduduk
musiman;
c. Menyiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi
pelaksanaan pendaftaran penduduk orangasing tetap;

Universitas Sumatera Utara


d. Menyiapkan pelaksanaan hubungan antara lembaga dalam
rangka perpindahan penduduk;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
4) Kepala Bidang Pencatatan Sipil

Kepala Bidang Pencatatan Sipil mempunyai tugas membantu kepala Dinas di


bidang Pencatatan Sipil(sesuai dengan Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 47ayat 1).

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini,
Kepala Bidang Pencatatan Sipil menyeleggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Merencanakan pelaksanaan tugas-tugas di bidang Pencatatan Sipil;


b. Melaksanakan tugas-tugas di bidang Pencatatan Sipil;
c. Mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas dibidang Pencatatan Sipil.
Kepala Bidang Pencatatan Sipil mempunyai rincian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kerja bidang Pencatatan Sipil untuk jangka


pendek dan panjang;
b. Penetapan menyiapkan perumusan kebijakan Pencatatan Sipil;
c. Fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervise, dan
konsultasi pelaksanaan Pencatatan Sipil skala kabupaten;
d. Koordinasi penyelenggaraan Pencatatan Sipil ;
e. Penyelenggaraan pelayanan Pencatatan Sipil dalam system
administrasi kedendudukan meliputi pencatatan kelahiran, lahir
mati, perkawinan, perceraian, kematian, pengangkatan anak,
pengakuan anak dan pengesahan anak, perubahan nama, perubahan
status kewarganegaraan, peristiwa penting lainnya, perubahan dan
pembatalan akta penerbitan dokumen kependudukan hasil
Pencatatan Sipil dan penatausahaan dokumen Pencatatan Sipil;
f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelengaraan Pencatatan
Sipil skala kabupaten;

Universitas Sumatera Utara


g. Pengawasan atasan penyelenggaraan Pencatatan Sipil skala
kabupaten;
h. Pembinaan dan penggembangan sumberdaya manusia pengelola
Pencatatan Sipil skala kabupaten;
i. Melaksanakan tugas lainya yang diberikan oleh atasan sesuia
dengan tugas dan fungsinya.
4.1 Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian

Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian mempunyai rincian tugas (sesuai


dengan Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 48 ayat 1) sebagai berikut:

a. Penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitas pelaksanan


pencatatan dan penerbitan kelahiran;
b. Penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan
pencatatan dan penerbitan kelahiran;
c. Penyiapan Advokasi dan sosialisasi pencatatan kelahiran
dan kematian;
d. Penyiapan pelaksanaan hubungan antar lembaga dalam
rangka pencatatan kelahiran dan kematian;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.2 Kepala Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengangkatan, Pengakuan
dan Pengesahan Anak
Kepala Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengangkatan, Pengakuan dan
Pengesahan Anakmempunyai rincian tugas (sesuai dengan Perbup No. 2 Tahun
2009, pasal 48 ayat 2) sebagai berikut:

a. Penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan


pelayanan pencatatan dan penerbitan perkawinan dan perceraian;
b. Penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan
pelayanan pencatatan dan pengakuan dan pengesahan anak;

Universitas Sumatera Utara


c. Penyiapan advokasi dan sosialisasi pencatatan perkawinan dan
perceraian serta pencatatan pengakuan dan pengesahan anak;
d. Penyiapan pelaksanaan hubungan antar lembaga dalam rangka
pencatatan perkawinan dan perceraian serta pencatatan pengakuan
dan pengesahan anak;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
4.3 Kepala Seksi Perubahan Nama, Status dan Kewarganegaraan
Kepala seksi perubahan nama, status dan kewarganegaraan mempunyai
rincian tugas (sesuai dengan Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 48 ayat 3) sebagai
berikut:

a. Penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan


pelayanan perubahan nama;
b. Penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan
perubahan status kewarganegaraan:
c. Penyiapan advokasi dan sosialisasi perubahan nama, status dan
kewarganegaraan;
d. Penyiapan pelaksanaan hubungan antar lembaga dalam rangka
penerbitan perubahan nama dan status kewarganegaraan;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
5) Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Kependudukan
Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Kependudukan mempunyai tugas
membantu kepala dinas dibidang informasi dan perkembangan kependudukan(sesuai
dengan Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 49).

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, kepala
bidang informasi dan perkembangan kependudukan menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:

a. Merencanakan informasi dan perkembangan kependudukan;

Universitas Sumatera Utara


b.Melaksanakan informasi dan perkembangan kependudukan
c. Mengevaluasi informasi dan perkembangan kependudukan.
Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Kependudukan mempunyai rincian
tugas sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kerja bidang informasi dan perkembangan
kependudukan untuk jangka pendek dan jangka panjang;
b. Melaksanakan Penetapan penyiapan perumusan kebijakan informasi dan
perkembangan kependudukan ;
c. Melaksanakan Fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,advokasi,supervise,
dan konsultasi pelaksanaan informasi dan perkembangan kependudukan
skala kabupaten;
d. Melaksanakan Koordinasi penyelenggaraan informasi dan perkembangan
kependudukan;
e. Melaksanakan Pengelolaan informasi administrasi kependudukan
meliputi koordinasi,pembangunan dan perkembangan
jaringan,komunikasi data sampai dengan tingkat kecamatan atau
kelurahan sebagai tempat pelayanan dokumen penduduk;
f. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
4.1 Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi
Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi mempunyai rincian tugas (sesuai
dengan Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 50 ayat 1) sebagai berikut:

a. Mempersiapkan,merumuskan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan


dokumentasi kependudukan;
b. Mempersiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi pengembangan
perangkat keras;
c. Mempersiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi pengembangan
jaringan komunikasi data;
d. Mempersiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi pembangunan sarana
tempat perekaman data kependudukan (TPDK);

Universitas Sumatera Utara


e. Mempersiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi sumber daya
informatika;
f. Mempersiapkan pelaksanaan hubungan antar lembaga dalam rangka
system dan teknologi informasi;
g. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
4.2 Kepala Seksi Data dan Penyuluhan

Kepala seksi data dan penyuluhan mempunyai rincian tugas (sesuai dengan
Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 50 ayat 2) sebagai berikut:

a. Mempersiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan


pengolahan data dan petunjuk teknis penyuluhan;
b. Mempersiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan
pengolahan data dan penyuluhan kepada masyarakat;
c. Mempersiapkan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelayanan
informasi kependudukan melalui media massa baik cetak maupun elektronik
dan pembuatan leaflet bidang Pencatatan Sipil;
d. Mempersiapkan pelaksanaan hubungan antar lembaga dalam rangka
penyuluhan terpadu dan pendayagunaan outlet informasi kependudukan;
e. Mempersiapkan pelaksanaan hubungan antar lembaga dalam rangka
pelayanan informasi kependudukan;
f. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
4.3 Kepala Seksi Perkembangan dan Penertiban Identitas Kependudukan

Kepala seksi perkembangan dan penertiban identitas kependudukan mempunyai


rincian tugas sesuai dengan Perbup No. 2 Tahun 2009, pasal 50 ayat 3) sebagai berikut:

a. Mempersiapkan bahan guna perumusan kebijakan perkembangan


kependuduk skala kabupaten;

Universitas Sumatera Utara


b. Mempersiapkan dan melaksanakan penetapan norma, standar prosedur
dan kriteria melaksanakan, penyelenggaraan pengendalian kwantitas,
pengembangan kwalitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk
serta perlindungan penduduk skala kabupaten;
c. Mempersiapkan bahan untuk pembuatan analisis pengendalian kwantitas
penduduk, pengembangan kwalitas penduduk, pengarahan mobilitas /
penataan persebaran dan perlindungan penduduk serta pembangunan
berwawasan kependudukan;
d. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama antar dalam pelaksanaan
kebijakan pengendalian mobilitas penduduk dan
pengarahaan/mobilitas/persebaran dan perlindungan penduduk serta
pembangunan berwawasan kependudukan;
e. Melaporkan pelaksanaan pengendalian kwantitas
penduduk,pengembangan kwalitas penduduk pengarahan mobilitas /
penataan persebaran penduduk, dan perlindungan penduduk dalam konteks
pembangunan berwawasan kependudukan berskala kabupaten;
f. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.5 Bagan Struktur Organsisasi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Simalungun

Universitas Sumatera Utara


3.2.3 Keadaan Pegawai
Dalam pelaksanaan tugas-tugas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun terdapat 52 Personil yang terdiri dari :

Tabel 3.9.1 a Pegawai Negeri Sipil berdasarakan golongan ;

No. Jenis Golongan Jumlah Ket


1 IV/b 1
2. IV/a 2
3. III/d 6
4. III/c 5
5. III/b 3
6. III/a 7
7. II/d 1
8. II/c 4
9. II/b 4
10. II/a 0
Tabel 3.9.1 b PegawaiNegeri Sipil berdasarakan eselon ;
No. Jenis Eselon Jumlah Ket
1 II/b 0
2 III/a 1
3 III/b 3
4 IV/a 11
Tabel 3.9.1 c Non Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Honorer Tidak Tetap
No. Jenis Jumlah Ket
1 Tenaga Operator 15
2 Jaga Malam 2
3 Petugas Kebersiha 1
4 Supir 1

Universitas Sumatera Utara


3.2.4Aspek Strategis Organisasi

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun memiliki


beberapa aspek strategis antara lain :

1. Meningkatkan tertib administrasi dalam hal kepemilikan dokumen


Kependudukan bagi masyarakat :
a. Jumlah KTP-el
b. Jumlah Kartu Keluarga
c. Jumlah Pindah Penduduk WNI dalam wilayah Indonesia;
d. Jumlah Pindah Datang Penduduk WNI dalam wilayah Indonesia;
e. Jumlah Pindah Penduduk Orang Asing dalam wilayah Indonesia;
f. Jumlah Pindah Datang Penduduk Orang Asing dalam wilayah Indonesia.
2. Meningkatkan tertib administrasi dalam hal kepemilikan dokumen
Pencatatan Sipil bagi masyarakat :
a. Jumlah Akte Kelahiran
b. Jumlah Akte Kematian
c. Jumlah Akte Perkawinan
d. Jumlah Akte Perceraian
e. Jumlah Pengesahan Anak
f. Jumlah Pengakuan Anak
g. Jumlah Pengangkatan Anak
h. Jumlah Kutipan Akte Perubahan Nama
i. Jumlah Kutipan Akte Perubahan Nama, Status dan Kewarganegaraan
3. Meningkatkan pengetahuan dan pehamanan masyarakat tentang Undang-
Undang/Peraturan Administrasi Kependudukan.
4. Mewujudkan peningkatan akuntabiltas Laporan Informasi Perkembangan
Kependudukan.
5. Mewujudkan ketersediaan Database Kependudukan.
6. Mewujudkan Peningkatan Pemanfaatan Server Database Kependudukan.
7. Meningkatkan Pengawasan, monitoring dan evaluasi pengembangan database
adminduk.

Universitas Sumatera Utara


8. Mewujudkan peningkatan kesejahteraan Petugas Registrasi Kependudukan

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data dari hasil pengamatan dan
penelitian yang diperoleh melalui proses wawancara tentang Implementasi Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Simalungun Kabupaten. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer
yang diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan informan, data-data
tersebut berupa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan informan mengenai permasalahan
yang diteliti. Data-data yang diperoleh dari wawancara tersebut akan disajikan dalam
bentuk kutipan dari tanggapan informan. Sedangkan data sekunder ialah data yang
diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Penyajian data
identitas informan bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki
informan, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis penelitian.
Informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga kategori, yaitu 1 orang informan kunci, 2
orang informan utama dan 2 orang informan tambahan.

4.1. Data Primer


4.1.1 Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan wawancara dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Simalungun yang merupakan tempat penelitian ini berlangsung.
Adapun informan kunci dari penelitian ini adalah Kepala Dinas serta sebagai informan
utama adalah Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk, Kepala Seksi
Identitas Kependuudukan yang diperoleh juga didukung dengan keterangan dari pihak
Administrator Database dan Operator sebagai informan tambahan dalam penelitian ini.
Dalam melakukan wawancara ini ada beberapa tahap yang dilakukan oleh
peneliti, yaitu pertama membuat perjanjian dengan informan untuk melakukan
observasi dan wawancara. Kedua, peneliti melakukan pengumpulan data sekunder
berupa profil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Simalungun. Dalam melakukan
wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum
memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang akan
diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun disesuaikan dengan variabel-variabel
dalam penelitian ini. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan

Universitas Sumatera Utara


munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi yang lebih
dalam dari para informan.

4.1.2 Karakteristik Informan


Dalam karakteristik informan ini akan di jelaskan data mengenai identitas
informan yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan
lamanya bermukim di lokasi penelitian.

4.1.2.1 Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin


Pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa partisipan dengan jenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari pada partisipan dengan jenis kelamin perempuan. Untuk
sebaran partisipan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 5 100%
2 Perempuan 0 0%
Total 5 100%

4.1.2.2 Data Informan Berdasarkan Usia


Usia yang menjadi informan dalam penelitian ini berkisar antara 20 tahun
sampai usia 50 tahun keatas. Di bawah ini adalah tabel yang menjelaskan tentang usia
partisipan.
Tabel 4.2 Data Informan Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Persentase
1 20-30 tahun 2 35%
2 31-40 tahun 2 35%
3 41-50 tahun 1 30%
Total 5 100%

4.1.2.3 Data Informan Berdasarkan Pendidikan

Universitas Sumatera Utara


Berikut rincian informan berdasarkan pendidikan dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 4.3 Data Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 0 0%
2 Tamat SD 0 0%
3 Tamat SMP/Sederajat 0 0%
4 Tamat SMA/Sederajat 0 0%
5 Diploma/D3 0 %
6 Sarjana (S1) 4 80%
7 Magister (S2) 1 20%
Total 5 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa informan yang jumlah atau persentasenya paling besar
adalah penduduk yang tamat Sarjana (S1), yaitu sebanyak 4 orang (80%). Dan yang
tamat S2 yaitu sebanyak 1 orang (20%). Hal ini dapat dilihat bahwasanya yang
menjadi informan dalam penelitian ini memiliki jumlah yang berbeda dan memang
sesuai dengan jabatannya.

4.1.3 Deskripsi Hasil Wawancara

Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara


berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun
daftar pertanyaan yang diajukan. Namun di dalam prosesnya sendiri tidak menutup
kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali
informasi lebih dalam dari para informan.
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah salah satu sistem
dalam kepengurusan administrasi kependudukan yang dilaksanakan oleh aparatur
pemerintahan, seperti dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga
(KK), Akta Kelahiran, Akta Kematian dan administrasi kependudukan lainnya sesuai
dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Atas Perubahan Undang-Undang No. 24

Universitas Sumatera Utara


Tahun 2013 tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Dalam hal
ini peneliti meneliti dalam pembuatan KTP-El.

1. Komunikasi
Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa
mereka yang melasanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus lakukan.
Keputusan-keputusan kebijakan dan perintah-perintah harus diteruskan kepada staf
atau pegawai yang tepat sebelum keputusan dan perintah-perintah tersebut dapat
diikuti. Berikut adalah hasil wawancara pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Simalungun :
1) Menurut Bapak Komunikasi yang seperti apa yang digunakan dalam
Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
dalam mendukung Pengadaan KTP-El di Kabupaten Simalungun?
Jawaban :
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun ( Jonrismantuah Damanik,SH,M.Si )
Komunikasi yang pertama seputar Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan adalah peraturan dimana peraturan itu berlaku sama diseluruh
Indonesia yang dikeluarkan oleh Dirjen Dukcapil Kementrian Dalam Negeri
Republik Indonesia. Oleh Disdukcapil Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
tinggal mempedomani peraturan itu sampai keseluruh nagori/desa bahkan
sampai ke pelosok-pelosok daerah.
Komunikasi yang kedua adalah komunikasi lewat jaringan. Apa yang
dikerjakan oleh Disdukcapil di Kabupaten ini langsung terbaca melalui SIAK
di Dirjen Dukcapil Pusat itu merupakan penghematan anggaran. Misalnya,
Laporan untuk pusat tidak perlu jauh-jauh datang ke Jakarta karena setiap
hari sudah terrecord langsung ke pusat. Kedua hal inilah komunikasi yang
sedang berlangsung. (Hasil wawancara pada 17 Februari 2017)
b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk ( Fiker
Silalahi, S.AP)
Komunikasi yang kita butuhkan terutama dikantor adalah kita melakukan
pembagian tugas dan memantau setiap hari pekerjaan yang dikerjakan oleh
staf yang ada disini yaitu operator yang berjumlah 15 orang. Dan kita terus
memberikan perintah kepada mereka agar secepatnya menyelesaikan apa yang

Universitas Sumatera Utara


menjadi kebutuhan masyarakat yang datang ke Kantor ini. (Hasil wawancara
pada 13 Februari 2017)
c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan ( Roy Ivan Mangasi Siringo-
ringo, SE)
Komunikasi dikantor berjalan dengan baik dan saling berhubungan
antara bidang yang satu dengan bidang yang lainnya.(Hasil wawancara 1
Maret 2017)
d. Administrator Database ( Okto Christ Sinaga, S.Kom)
Menurut saya komunikasi yang digunakan dalam implementasi kebijakan
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan(SIAK) sangat bagus terjalin
komunikasi antara pimpinan dengan bawahan,dan terkhusus untuk saya
sebagai ADB melakukan segala kegiatan yang berhubungan dengan SIAK
saya setiap berkas yang masuk selalu dikoordinasikan kepada pimpinan
saya. Komunikasi yang terjalin antara bawahan dengan atasan sangat
baik.(Hasil wawancara 28 Februari 2017)
e. Operator (Bayu Aminullah, S.Kom)
Dari sudut pandang operator komunikasi kami adalah teknik yang
intens tentang bagaimana cara mengolah SIAK (aplikasi admin induk
SIAK)dalam entry data dan olah database. Kami selalu berkomunikasi
denga pihak operator Disdukcapil pusat dan daerah lain terkait SIAK.
(Hasil wawancara 28 Februari 2017)

2) Bagaimana komunikasi yang terjalin antara Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun dengan pihak luar Dinas?
Jawaban:
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun:
Ini dalam lingkungan Pemerintahan Kabupaten, kita dituntut bekerja sama
dengan Dinas vertikal. Contoh, untuk pencatatan Akta Kelahiran
Disdukcapil bekerjasama dengan Dinas Kesehatan melalui Bidan Desanya
karena mereka biasanya yang menolong persalinan warga setempat.
Kemudian bidan langsung mengeluarkan surat kenal lahir kemudian
melalui mereka kita bantu membuat akte kelahiran.

Universitas Sumatera Utara


Yang kedua, kita bekerjasama dengan Dinas Pendidikan. Anak SD
diwajibkan untuk melengkapi Akta Kelahiran, jika belum memiliki Akta
Kelahiran maka dibantu oleh Kepala Sekolahnya untuk mengurus ke Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Yang ketiga, kita juga bekerjasama dengan Pengurus PRAMUKA
kabupaten Simalungun ini khusus diperekaman KTP-El. Contohnya,
berkumpulah anggota PRAMUKA se-kabupaten Simalungun, kemudian kita
akan turun langsung kelapangan dan melakukan perekaman untuk anggota
yang berusia 17 tahun ke atas ditempat mereka berkemah.
Berikutnya kita tetap komunikasi dan bekerjasama dengan seluruh
Camat se-Kabupaten Simalungun bahkan kekelurahan dan nagori.
Disdukcapil turun langsung ke nagori-nagori atau desa-desa dengan
sepengetahuan dan persetujuan dari Camat.
Kemudian perlu diketahui juga bahwa, Disdukcapil Simalungun ini
aktif juga dalam melakukan pencatatan perkawinan, karena masyarakat
Simalungun lebih dari 40% adalah Kristen, maka pencatatan perkawinan
langsung ke gereja-gereja sebelum pemberkatan Pernikahan. Ini dilakukan
untuk mempersingkat jarak antara warga dengan Dinas Kependudukan
dan Pencatan Sipil Kabupaten Simalungun.
Terakhir, dikahir tahun 2016 kita sudah sosialisasi ke 13 kecamatan
kita fokus pada pencatatan Akta Kematian untuk mengejar data yang
akurat supaya tidak tumpang tindih data. Tujuannya adalah untuk
pengakurasian data dokumen Kabupaten Simalungun. (Hasil wawancara
pada 17 Februari 2017)
b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk
Komunikasinya terjalin baik. Kita berkoordinasi dengan pihak lain.
Kita berkoordinasi dengan Dinas lain terkait Akta Kelahiran dengan Dinas
Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun. Untuk Dinas
Pendidikan kita membuat rapat-rapat dengan KUPTD dan Kepala Sekolah
agar disosialisasikan kepada siswa-siswinya terkait Akta Kelahiran. Untuk
Dinas Kesehatan koordinasinya dalam bentuk pembuatan Akta Kelahiran
dan Kartu Keluarga yang digunakan warga dalam pengurusan BPJS.
(Hasil wawancara 13 Februari 2017)
c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan

Universitas Sumatera Utara


Komunikasi dengan pihak luar Dinas terjalin seperti biasanya.kita
kerjasama dengan pihak Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan termasuk
dalam hal Akta Kelahiran. Kemudian komunikasi kita dengan masyarakat
juga baik, kita menyapa dengan baik. Dimana pelayanan dalam hal ini
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melayani dengan 3S( Senyum,
salam, sapa). (Hasil wawancara 1 Maret 2017)
d. Administrator Database
Dalam hal ini antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota lain juga saling berkomunikasi apakah ada sewaktu
pendaftaran penduduk yang penduduknya sudah terdaftar di
Kabupaten/Kota lain dan ingin mendaftar di Kabupaten Simalungun kami
tetap menjaga komunikasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten/Kota lain itu secara eksternal.
Dan secara internal dalam lingkungan Pemerintahan Kabupaten
Simalungun koordinasi dengan Dinas atau SKPD yang dilingkungan
Kabupaten Simalungun. Contoh, Dinas Pendidikan kerjasama dengan kita
dalam membuat pencatatan akta kelahiran ke sekolaj-sekolah.Kemudian
Dinas Kesehatan dalam pengurusan BPJS. Kita juga koordinasi dengan
pihak Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Simalungun mengenai
daftar pemilih tetap untuk kegunaan pemilihan legislatif dan pemilihan
Kepala Daerah. Selain itu, kita juga koordinasi dengan Dinas BPNM
terkait pemilihan Pangulu atau Kepala Desa (PILKADES). (Hasil
wawancara 28 Februari2017)
e. Operator
Kita bekerjasama dengan pihak kecamatan. Prosedurnya adalah Kepala
seksi menyurati tim kita dikecamatan. Jadi tim ini dibentuk sebagai media
komunikasi dan koordinasi kita dalam aplikasi SIAK. (Hasil wawancara 28
Februari 2017)

3) Bagaimana bentuk-bentuk sosialisasi yang dilakukan Dinas Kependudukan


dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun kepada masyarakat tentang
Kebijakan Sisem Informasi Administrasi Kependudukan terutama KTP-El?
Jawaban :

Universitas Sumatera Utara


a. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun :
Pertama, kita sudah menyurati seluruh warga melalui Camat, Camat
menginformasikan kepada Pangulu-pangulu atau Kepala Desa, kemudian
Pangulu menginformasikannya kepada Gamot. Gamot ini sosialisasi
kepada perkumpulan-perkumpulan seperti periwiritan, arisan, doa
lingkungan, ke gereja-gereja dan bahkan menempel pemberitahuannya di
warung atau warung kopi yang ada didesa tersebut. Tujuannya adalah
agar warga tahu bahwa KTP-El itu penting. Nah, setelah itu warga boleh
langsung datang ke Kantor Kecamatan melakukan perekaman dan boleh
juga langsung datang ke Kantor Disdukcapil. Disamping itu kita lah yang
turun tangan langsung dan ternyata masih juga banyak warga yang belum
sadar dan peduli walaupun sudah difasilitasi dikantor kecamatan, masih
juga kita rajin datang kelapangan. Hal ini bertujuan untuk memenuhi
target pusat yakni Juli 2017 seluruhnhya harus sudah memiliki KTP-El dan
minimal sudah perekaman. (Hasil wawancara pada 17 Februari 2017)
b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk
Sosialisasi kita pasti lakukan. Beberapa akhir- akhir ini kita terus
rolling ke kecamatan-kecamatan dan bahkan ke nagori-nagori di Kabupaten
Simalungun. Kita tetap mensosialisasikan kepada masyarakat agar
pengurusan KTP-El itu datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Simalungun. Dengan KTP itu keberadaan mereka di
Simalungun menjadi legal secara undang-undang, jika sebaliknya mereka
tidak memiliki KTP-El maka bukan warga Simalungun yang sah/legal.
Berikut ini adalah salah satu bentuk sosialisasi pada tahun 2016

Gambar 4. 1 Gambar 4. 2 Sosialisasi Kebijakan Kependudukan tahun


2016 di Panombeian Panei

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Dokumentasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun pada saat sosialisasi Kebijakan Kependudukan
tahun 2016 di Kec. Panombeian Panei

Gambar 4. 2 Sosialisasi Kebijakan Kependudukan tahun 2016 di


Pamatang Sidamanik

Sumber : Dokumentasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Kabupaten Simalungun pada saat sosialisasi Kebijakan Kependudukan
tahun 2016 di Kec. Pamatang Sidamanik.
(Hasil wawancara pada 13 Februari 2017)

c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan

Universitas Sumatera Utara


Dinas bersosialisasi ke masyarakat melalui kecamatan dan perekaman
KTP-El bisa dilakukan di kecamatan dan Kantor Dinas. Dalam hal ini
Dinas pun melakukan jemput bola ke lapangan atau turun langsung
kelapangan untuk merekam masyarakat yang belum pernah melakukan
perekaman KTP-El. (Hasil wawancara 1 Maret 2017)
d. Administrator Database
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun
bersosialisasi ke masyarakat melalui kecamatan dan perekaman KTP-El
bisa dilakukan di kecamatan dan Kantor Dinas. Kemudian Dinas pun
melakukan jemput bola ke lapangan atau turun langsung kelapangan untuk
merekam masyarakat yang belum pernah melakukan perekaman KTP-
El.(Hasil wawancara 28 Februari 2017)
e. Operator
Khusus untuk operator kita mendapatkan pelatihan. Pada saat pelatihan
kita disosialisasikan terkait Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
penggunaan aplikasi server dan langsung dipraktekkan. Kemudian untuk di
kecamatan kita juga sosialisasi dan praktek langsung untuk operator yang
ada di kecamatan. Biasanya pada pelatihan semuanya disosialisasikan
termasuk upgrade SIAK “admin induk”. Kalau dulu versi 2.0 sekarang
sudah 2.5 jadi kita praktekkan langsung semuanya. .(Hasil wawancara 28
Februari 2017)

4) Apakah terdapat hambatan komunikasi yang dilaksanakan terhadap


masyarakat?
Jawaban :
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun :
Hambatan itu pasti ada. Karena masih banyak warga yang kurang peduli
dengan dokumen. Kemudian hambatan yang paling utama adalah adalah
medan/jarak tempuh. Letak geografis kabupaten Simalungun yang terdiri dari
31 kecamatan. Kalau kita turun ke Negeri Dolok kecamatan terjauh tidak ada
signal disana maka kita offline. Ketika status jaringan offline ternyata tidak
membutuhkan proses yang lama maka kita inject disini supaya online. Itulah

Universitas Sumatera Utara


terkait jarak tempuh. Dan masih banyak warga yang belum peduli contoh
dalam pembuatan akta kematian, masih banyak warga yang mengabaikannya.
Nah KT-El,kalau mereka tidak butuh tidak akan datang perkemana dan masih
banyak yang tidak mau juga. Ketika butuh untuk berobat atau pengurusan
BPJS maka mereka akan datang membuat KTP-El. Warga cenderung datang
disaat ada hal yang mendesak,padahalkita sudah sosialisasi dan
dimusrenbangdes pun disosialisasikan agar informasinya menyeluruh. (Hasil
wawancara pada 17 Februari 2017)

Pertanyaan tambahan :
Jadi sudah berapa kali Pak pihak Dinas turun ke lapangan untuk
melakukan perekaman dan pengurusan dokumen lainnya?
Tidak terhitung. Di 2016 kita turun per minggu di 4 nagori minimal, dan
menurut program Bapak Bupati Simalungun di 2017 ini mulai awal Maret kita
akan turun 3 kali dalam seminggu. Tujuannya adalah untuk menertibkan
penerbitan dokumen kependudukan. Selama turun ke lapangan, jadwalnya
tidak selalu dari Dinas melainkan disesuaikan dengan permohonan atau
permintaan dari Nagori-nagori, tetapi tetap dengan persetujuan dari Camat.
Sehubungan dengan permohonan itu Disdukcapil akan turun ke lapangan,
isitilahnya “jemput bola” bukan hanya pengurusan KTP-El melainkan seluruh
pengurusan dokumen kependudukan seperti akte lahir, Kartu keluarga, dan
yang lain kita akan terbitkan sesuai kebutuhan warga.

Gambar 4.3 Perekaman KTP-EL dilapangan daerah Pamatang Sidamanik

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Dokumentasi Disdukcapil Kabupaten Simlaungun pada 7 Oktober
2016 di desa Pamatang Damanik

b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk


Hambatan itu jelas ada. Tapi pada dasarnya hambatan itu ada pada
masyarakatnya. Masyarakat masih banyak yang belum sadar dan
peduli betapa pentingnya kelengkapan administrasi kependudukan itu,
seperti KTP-El, Kartu Keluarga, dan sebagainya. Kalau mereka sedang
butuh barulah mereka datang. Sementara kita sudah ingatkan lagi
bahwa pengurusan administrasi kependudukan itu harus seger selesai
di selesaikan.
Hambatan yang lain adalah, terkait peralatan SIAK. Peralatannya
sudah tua, terutama di server dan dipencetakan namun masih bisa kita
atasi hingga sekarang. (Hasil wawancara 13 Februari 2017)

c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan


Hambatan itu selalu ada, karena komunikasi dengan masyarakat ada yang
susah dan ada yang mudah. Pertama, masyarakat masih kurang peduli
dengan dokumen kependudukan. Kedua, jarak tempuh yang sangat jauh.
Simalungun merupakan kabupaten yang sangat luas dan sangat sulit
menjangkau kepelosok desa. Namun begitupun, kita tetap turun kelapangan
karena masyarakat membutuhkan kita.(Hasil wawancara 1 Maret 2017)

Universitas Sumatera Utara


d. Administrator Database
Hambatannya pasti ada. Yang kita hadapi sekarang adalah masih
banyaknya masyarakat yang belum peduli terhadap dokumen
kependudukan, pengurusannya pun dilakukan karena ada kepentingan
yang sangat mendesak. Kemudian hambatan lainnya adalah medan atay
jarak tempuh kita pada saat turun ke lapangan. .(Hasil wawancara 28
Februari 2017)
e. Operator
Banyak hambatan yang terjadi termasuk dalam menghadapi masyarakat
yang masih sulit untuk mengerti dan kurang paham akan pentingkan
dokumen kependudukan. Bisa dibilang sumber daya manusianya masih
kurang. Selain itu jarak tempuh juga menjadi hambatan terutama ketika
kita turun ke lapangan. .(Hasil wawancara 28 Februari 2017)

2. Sumber Daya
1) Bagaimana bentuk sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pelaksanaan kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
dalam pengadaan KTP-El?
Jawaban :
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun
Pengadaannya dan pemeliharaanya dari pusat semuanya memenuhi
standard. Kita didaerah boleh dibilang sebagai user atau pengguna.
Apabila terjadi kerusakan kita tinggal langsung melaporkan ke pusat
untuk segera diperbaiki. Karena Anggaran untuk pemeliharaannya
adalah oleh pusat. Koordinasi nya dari Disdukcapil Pusat ke daerah itu
vertical tanpa melalui Pemerintah Daerah terkait dengan anggaran,
termasuk juga SK Pejabat itu langsung dari Kementrian Dalam Negeri.
Jadi mulai dari laporan dan perkembangan kinerja kita karena sudah
berbasis online langsung ke pusat,khusus Disdukcapil. Namun laporan
tertulis kita tetap berikan kepada Kabupaten.
- Prasarana :

Universitas Sumatera Utara


Peralatan perekaman KTP-El : computer, camera ,signature pad, irish
cam ,dan fingerprint capture. Kemudian, peralatan pencetakan KTP-El
: printer, scanner, card reader dan server.
Semua peralatan ini dikelola oleh Administrator Data Base dan
Operator.
Terkait dengan mobil online Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun belum ada. Selama ini kita memakai mobil
pelayanan keliling milik Kominfo Pemkab Simalungun. Namun dalam
tahun ini sedang diproses untuk pengadaan mobil online demi
kelancaran pelayanan publik. (Hasil wawancara pada 17 Februari
2017)
b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk
Sarana : Sumber Daya Manusia
Prasarana :
Peralatan perekaman KTP-El : computer, camera ,signature pad, irish
cam ,dan fingerprint capture. Kemudian, peralatan pencetakan KTP-El
: printer, scanner, card reader dan server.
Semua peralatan ini dikelola oleh Administrator Data Base dan
Operator.
Terkait mobil online kita belum ada.(Hasil wawancara 13 Februari
2017)
c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan
Dalam hal ini kita menggunakan computer dan beberapa alat yang
mendukung dalam perekaman KTP-El seperti camera ,signature pad,
irish cam ,dan fingerprint capture. Kemudian, peralatan pencetakan
KTP-El : printer, scanner, card reader dan server.(Hasil wawancara 1
Maret 2017)
d. Administrator Database
Untuk menunjang program Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan sarana dan prasaran yang tersedia adalah bisa kita
lihat mulai dari gedung/ tempat yang strategis dan prasananya cukup
baik. Untuk perekaman pelayanan computer client juga cukup baik dan
untuk pencetakan KTP juga cukup baik, serta perlengkapan untuk
operator-operator juga cukup baik . operator pendaftaran penduduk

Universitas Sumatera Utara


dipisahkan ruangannya dengan operator lain dan memiliki peralatan
yang berbeda. Untuk operator pencatatan sipil mereka juga ruangan
dan peralatan sendiri.
Kita juga memiliki server di Dinas ini. Servernya ada 2 yaitu : 1 untuk
serverKTP-El dan 1 lagi untuk server SIAK. Kondisi 2 server ini masih
bagus. Disetiap kecamatan perlengkapan perekaman juga ada untuk
pelayanan perekaman KTP-El serta pelayanan pencetakan Kartu
Keluarga (untuk tanda tangan dibawa ke Dinas). Hal ini juga untuk
mempersingkat dan mempermudah pengurusan dokumen kependudukan
melihat kondisi geografis Simalungun yang sangat luas masyarakat
akan terbantu.
Gambar ini merupakan peralatan yang dipakai ADB dalam mengolah
aplikasi SIAK admin induk.
Gambar 4.4 Peralatan Admnistrator Database

Gambar 4.5 Peralatan untuk AdministratorDatabase (Server)

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Dokumentasi diambil di Kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun pada tanggal 6 Februari
2017.
Untuk mobil pelayanan keliling belum ada atau masih diupayakan
untuk tahun ini, meskipun dulu kita memakai mobil keliling Kominfo
namun sudah kita kembalikan. .(Hasil wawancara 28 Februari 2017)

e. Operator
Untuk peralatannya kurang memadai jumlahnya masih perlu
diperbanyak dan diperbaiki. Berikut adalah peralatan untuk operator.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.6 Peralatan perekaman KTP-EL

Gambar 1 : adalah Komputer- keyboard beserta dengan cpu dan


servernya untuk menginput data dan membuka aplikasi SIAK.
Gambar 2 : ada camera untuk mengambil foto wajah warga saat
perekaman
Gambar 3 : ada fingerprints untuk perekaman sidik jari dan
signature pad untuk menangkap dan merekam tanda tangan.
Gambar 4 : irish cam capture untuk merekam bentuk bola mata
Setelah perekaman data yang sudah diinput akan terkirim ke pusat
melalui server.(Hasil wawancara 28 Februari 2017)

2) Bagaimana Kompetensi yang dimiliki pegawai pada Dinas


Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun dalam
Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan terutama dalam KTP-El? Kemudian untuk
mendukung hal tersebut apakah pegawai mendapatkan pelatihan
khusus?
Jawaban :
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun

Universitas Sumatera Utara


Ya. Semua operator itu sudah mendapatkan pelatihan. Seperti
Administrator Data Base itu ada pelatihan khusus dari pusat dan
daerah. Dan kompetensi mereka sangat baik. Mereka terdidik dan
terlatih, ini dibuktikan sampai sekarang mereka tidak ada kendala.
Bukti lainnya juga ada beberapa yang dipindahkan dari server ke
operator dan sebaliknya juga, namun tetap juga menguasai. Mereka
semua menguasai dan saya tidak ragu dengan kompetensi mereka.Kita
mengirim mereka sebagai utusan. Pelatihan khusus ini ada yang dari
Kementrian Dalam Negeri RI dan ada pelatihan pendukung yang di
provinsi melalui Biro Pemerintahan umum. Pelaksanaannya juga
dilakukan sesuai kebutuhan. Jika ada perkembangan sistem maka
mereka akan memberitahukan kepada kita bilamana ada perubahan
atas tuntuntan peraturan maka kita akan kirimkan utusan kesana.
Dari anggaran/ pembiayaan itu dibebankan kepada Pemerintah
Kabupaten/kota, jadi segala pengeluaran akan diakumulasikan ke kita.
b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk
Dari kuantitas kita sudah mencukupi, tapi kalau dari kualitas hampir
mencukupi. Sekali 3 bulan kita mengirimkan pelatihan khusus untuk
operator ke pusat dan ke provinsi 2 sampai 3 orang untuk mendapatkan
pelatihan.
c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan
Pegawai memiliki kompetensi yang baik dalam hal kebijakan ini.
Apabila pegawai tidak sanggup dalam melakukan tugasnya maka akan
terjadi pergantian terhadap tugas atau jabatan tersebut. Kemudian
operator kita juga mendapatkan pelatihan khusus untuk pelatihan SIAK
dari pusat dan daerah.
d. Administrator Database
Kompetensinya sangat baik. Untuk pelatihan khusus kita juga ada.
Pelatihan untuk operator KTP-El pernah diadakan yaitu dengan
mengirimkan perwakilan/utusan melalui Pemerintah Provinsi yang
nantinya akan dikirim ke pusat. Pelatihan ini diadakan oleh
Kementrian Dalam Negeri bergantung pada kebuthan dan pernah juga
mengundang Disdukcapil seluruh Indonesia biasanya berlangsung
selama 5 hari agar permasalahan yang ada diaerah bisa diselesaikan.

Universitas Sumatera Utara


Pada dasarnya pelatihan ini situasional disesuaikan dengan kebutuhan
dan perubahan peraturan serta prasarana pendukung yang perlu
ditingkatkan.(Hasil wawancara 17Februari 2017)
e. Operator
Kompetensi cukup baik.
Pelatihan ada dan saya pernah mendapatkan pelatihannya. Saya
pernah mengikuti pelatihan di provinsi dan dipusat sebagai perwakilan
provinsi. Lampiran 1. (Bukti sertifikat pelatihannya terlampir) (Hasil
wawancara 28 Februari 2017)

3) Bagaimana tentang anggaran/pembiayaan untuk implementasi Sistem


Informasi Administrasi Kependudukan ini?
Jawaban :
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun
Dalam pengadaan dan pemeliharaan peralatan SIAK semua bersumber
dari pusat dimana biaya seluruhnya termasuk dalam APBN oleh
Dirjen Disdukcapil Pusat. Kemudian, untuk gaji pegawai dan honorer
itu dari APBD. Jadi untuk tenaga kerja/sumber daya manusia
anggarannya dari APBD. Terkait honorer atau tenaga honorer
musiman kita ada 19 orang terdiri dari 15 operator, 1 petugas jaga
malam, 1 petugas kebersihan, 1 supir, dan 1 ajudan gaji mereka dari
APBD. Setiap tahun mereka mengajukan permohonan untuk diangkat
kembali menjadi THM, dan apabila APBD tidak mencukupi untuk
pembiayaan THM maka terpaksa diberhentikan sebaliknya mencukupi
maka tetap dipertahankan. Hal ini tidak melihat kualitas kinerja
mereka tetapi melihat kecukupan anggaran.(Hasil wawancara 17
Februari 2017)
b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk
Anggaran untuk SIAK khusus KTP-El pure dari APBN. Untuk peralatan
sekarang sudah tergolong tua dan tidak maksimal pengunannya karena
pangadaannya sudah cukup lama. Untuk perbaikan peralatan tidak
diperbolehkan memasukkan anggarannya ke APBD.

Universitas Sumatera Utara


Koordinasinya langsung ke Pusat. Anggarannya ini sangat besar.
Segala bentuk pengadaan dan pemeliharaannya ditampung dalam
APBN.(Hasil wawancara 13 Februari 2017)
c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan
Anggaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ini sebagian ada
dari APBN dan APD. Untuk pengadaan dan pemeliharaan peralatan
itu dari APBN dan untuk gaji serta pendukung kebutuhan kantor itu
dari APBD.(Hasil wawancara 1 Maret 2017)
d. Administrator Database
Anggaran dari APBN ada meliputi logistik dan peralatan seperti
perangkat dikecamatan,blanko KTP-El, kartu keluarga, akta-akta.
Pendsitribusiannya oleh Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil
pusat kedaerah-daerah di Indonesia.
Anggaran dari APBD juga ada yaitu seperti untuk operasional kantor,
perlengkapan ATK, dan gaji honorer musiman. (Hasil wawancara 28
Februari 2017)
e. Operator
Mengenai anggaran saya kurang tahu tapi pastinya dari APBN itu pasti
ada untuk pengadaan perlatan dan APBD juga ada untuk gaji pegawai
daerah.(Hasil wawancara 28 Februari 2017)

3. Disposisi
1) Bagaimana komitmen atasan dalam memimpin bawahan terutama
dalam implementasi Kebijakan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan ini ?
Jawaban :
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun :
Saya tegas, because our commitment is the most important than that all.
Kami mengutamakan pelayanan KTP-El karena itu adalah identitas
penting yang setiap saat dibutuhkan dan dibawa kemana saja, kita
komitmen. Tidak pernah kami menghalangi, bahkan ke lapangan pun
kami siap untuk turun demi tercapainya pelayanan publik yang baik.
Bapak Bupati Simalungun juga lebih komitmen. Bupati selalu

Universitas Sumatera Utara


menginstruksikan bahwa Disdukcapil itu harus memberikan pelayanan
terdepan. Kita disini juga sedang mencoba untuk membangun”one day
service”. Saya paling marah kalau warga antri menunggu.
Nah,bedanya dengan KTP-El ini kita tahu Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan inikan pusat mereka pelayanan satu pintu
disana sehingga banyak yang menunggu. Simalungun itu nomor 1 dan
lihat lah bahwa warga menyadari bahwa kita benar-benar pelayan
publik. Saya selalu memantau setiap pegawai dan pekerjaannya, saya
tegas dan disiplin. Yang pasti kita komitmen!Kita pelayan. (Hasil
wawancara pada 17 Februari 2017)
Pertanyaan tambahan:
Terkait dengan kedisiplinan dan ketegasan Bapak bagaimana
tanggapan bapak dengan adanya pungli?
Kita sudah tegaskan bahwa segala pengurusan dokumen
Kependudukan tidak dipungut biaya apapun atau Rp.0-,. Di kantor
juga kita adakan banner dan spanduk untuk stop pungli.
b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk
100% Komitmen. Pimpinan selalu memperhatikan, memantau dan
menanyakan bagaiman progress pekerjaan kita serta mengarahkan
bawahannya. Kita berkomitmen penuh semenjak kepemimpinan Kepala
Dinas yang baru, kita dimonitoring dan selalu ditanyakan apa
hambatan dalam pekerjaan.
c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan
Atasan selalu member perintah kepada bawahan supaya selalu bekerja
dengan baik dan segera menyelesaikan pekerjaannya dan tidak ada
pekerjaan yang ditunda-tunda.dalam hal ini komitmen atasan sangat
tegas dalam pekerjaan.
d. Administrator Database
Atasan sangat peduli dan selalu memberi perhatian kepada bawahan
sesuai dengan ketentuan untuk menunjang kinerja. Kemudian sebagai
Administrator Database tentunya saya juga berkomitmen dalam tugas-
data yang diinput supaya valid. Data valid tersebut merupakan data
kependudukan yang lebih baik.(Hasil wawancara 28 Februari 2017)

Universitas Sumatera Utara


e. Operator
Atasan sangat disiplin dan tegas serta tetap fokus pada visi dan misi
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Simalungun.(Hasil wawancara
28 Februari 2017)

2) Apakah ada reward atau punishment terhadap pegawai yang


memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat?
Jawaban :
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun
Berbicara untuk pejabatnya reward tidak ada yang ada hanya
punishment. Ada aturan yang menyatakan bahwa Pejabat di Disdukcapil
itu pendidikan harus Sarjana - S1atau minimal D4 kependudukan. Banyak
pejabat disini tidak memenuhi itu ya diberi punishment dengan dikeluarkan
dari dinas- pindah dan tidak boleh non-job, mereka pindah ke SKPD lain.
Kemudian, dari segi pelayanan kami tidak ada memberikan reward.
Begitupun untuk pegawai tetap dan honorer tidak ada reward. Ini
merupakan kelemahan kita. Sebenarnya reward itu adalah dukungan
anggaran, dan selama ini belum ada tertampung dianggaran. Jadi kami
bekerja hanya sesuai dengan aturan yang ada. Bilamana kerja mencapai
target ya sudah that’s all tidak ada yang lain.(Hasil wawancara 17
Februari 2017)
b.Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk
untuk reward : perputaran pegawai, bonus diakhir tahun namun tidak
terdapat didalam APBD itu kebijakan pimpinan.
untuk punishment :tidak ada. Apabila masih terdapat kekurangan kita akan
berikan diklat kepada yang bersangkutan.(Hasil wawancara 13 Februari
2017)
c.Kepala Seksi Identitas Kependudukan
Untuk reward dan penghargaan tidak ada.(Hasil wawancara 1 Maret
2017)
d. Administrator Database
Untuk reward bentuknya berupa promosi jabatan pada Dinas terkait,
tapi untuk saya sendiri belum mendapat reward. Kemudian untuk

Universitas Sumatera Utara


punishment ada berupa teguran secara lisan, tertulis, surat peringatan dan
mutasi ke Dinas lain. (Hasil wawancara 28 Februari 2017)
e. Operator
Reward ada terbagi dua:
- Non formal: ada tapi sekedar makan dan minum
- Formasl : tidak ada
Punishmentnya ya paling dipindahkan ruangan atau mutasi
jabatan.(Hasil wawancara 28 Februari 2017)

4. Struktur Birokrasi
1) Apakah ada perincian tugas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil terkait implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan?
Bagaimana rinciannya?
Jawaban:
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun:
Pasti ada. Untuk Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ada
Administrator Data Base - kemudian ada operatornya. Di kecamatan juga
ada masing-masing operator yang mereka bertanggungjawab langsung ke
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Simalungun melalui Kepala Seksi
Pemerintahan kecamatan dan Camat.
Kemudian ada pembagian bidang-bidang sesuai dengan tugas,pokok, dan
fungsinya. (Hasil wawancara pada 17 Februari 2017)
b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk
Pada dasarnya kita semua memiliki tugas dan fungsi masing-masing,
namun untuk perincian tugas saya sebagai berikut :
Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Kependudukan
mempunyai tugas membantu kepala dinas dibidang informasi dan
perkembangan kependudukan(sesuai dengan Perbup No. 2 Tahun 2009,
pasal 49).
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, kepala bidang informasi dan perkembangan kependudukan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: Merencanakan informasi dan

Universitas Sumatera Utara


perkembangan kependudukan;Melaksanakan informasi dan perkembangan
kependudukan; Mengevaluasi informasi dan perkembangan kependudukan.

Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Kependudukan


mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

g. Menyusun rencana kerja bidang informasi dan perkembangan


kependudukan untuk jangka pendek dan jangka panjang;
h. Melaksanakan Penetapan penyiapan perumusan kebijakan informasi
dan perkembangan kependudukan ;
i. Melaksanakan Fasilitasi, sosialisasi, bimbingan
teknis,advokasi,supervise, dan konsultasi pelaksanaan informasi dan
perkembangan kependudukan skala kabupaten;
j. Melaksanakan Koordinasi penyelenggaraan informasi dan
perkembangan kependudukan;
k. Melaksanakan Pengelolaan informasi administrasi kependudukan
meliputi koordinasi,pembangunan dan perkembangan jaringan,komunikasi
data sampai dengan tingkat kecamatan atau kelurahan sebagai tempat
pelayanan dokumen penduduk;
l. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai tugas
dan fungsinya.(Hasil wawancara13 Februari 2017)
c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan
Perincian tugas ada. Masing-masing bidang memiliki tugas pokok dan
fungsinya masing-masing.(Hasil wawancara 1 Maret 2017)

d. Administrator Database

Untuk setiap bidang masing-masing pasti ada pembagian tugas pokok dan
fungsinya. Rincian tugas dan fungsi di Dinas ini ada menurut bidang
masing-masing. Ada dibidang kesekretariatan, pendaftaran penduduk
(dafduk)dengan produk-produknya kartu keluarga, KTP,surat
pindah,bidang pencatatan sipil yaitu terkait akta kelahiran, akta kematian,
pengesahan anak, bidang informasi dan perkembangan penduduk yang
membawahi semua operator termasuk ADB. Sebagai Administrator
Database saya memiliki tugas sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


- Membuat laporan bulanan, mingguan, dan harian. Untuk laporan
harian dan mingguan serta bulanan diserahkan kepada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan laporan bulanan juga
diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten kemudian ke Provinsi
hingga ke pusat. Bukan hanya itu saja kita juga berikan laporan
bulanan kepada SKPD terkait untuk mengetahui perkembangan
penduduk Simalungun.
- Menangani permasalahan jaringan SIAK. Kita selalu koordinasi
dengan pihak kecamatan terakit jaringan dan peralatan.
- Back up data server setiap hari untuk meminimalisir kehilangan
database.(Hasil wawancara 28 Februari 2017)
e. Operator
Perincian tugasnya ada di masing-masing bidang. Untuk tugas saya
sebagai operator ada yaitu :
- Back up and recovery data
- Memastikan aplikasi berjalan
- Monitoring kinerja server
- Dan penyajian laporan (tugas tambahan)
Saya juga tetap berkoordinasi kepada setiap bidang terkait data
penduduk yang tersimpan pada admin induk. (Hasil wawancara 28
Februari 2017)

2) Bagaimana prosedur/alur, atau struktur birokrasi dalam pengadaan KTP-


El?
Jawaban :
a. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun:
- Penerbitan baru: ada surat pengantar dari Pangulu dan pengantar
dari Camat. Selanjutnya datang ke Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil dengan membawa surat pengantar dan fotokopi Kartu
Keluarga. Boleh juga Pangulu/Lurah langsung ke kantor kecamatan
apabila warga tersebut perekaman di kantor kecamatan. Kemudian
mengisi data pada formulir yang disediakan oleh kecamatan sesuai
dengan Kartu Keluarga. Segala sesuatunya berurusan dengan Kartu

Universitas Sumatera Utara


Keluarga dan warga tersebut harus terdaftar di Kartu Keluarganya
sendiri.

- Penerbitan Perbaikan /Pergantian : baik karena rusak, hilang dan


perubahan status surat edaran dari Dirjen Disdukcapil itu ada - tanpa
surat pengantar dari Pangulu/Lurah dan Camat langsung datang ke
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil hanya dengan membawa
fotokopi Kartu Keluarga. Warga juga harus datang ke Disdukcapil
karena sampai saat ini di Simalungun itu printer pencetak KTP dan
card reader hanya ada di Disdukcapil Simalungun. (Hasil wawancara
17 Februari 2017)
b. Kepala Bidang Informasi dan Perkembangan Penduduk

Masyarakat datang mendaftar dengan membawa Kartu Keluarga dan


surat pengantar dari Pangulu kemudian melakukan perekaman dan
kalau jaringan bagus datanya akan terkirim ke Jakarta dalam beberapa
menit atau jam kalau kurang bagus 2-3 hari. Selanjutnya pusat akan
mengembalikan data yang kita kirim baru kita bisa menerbitkan
KTPnya. Selama 2016 kita juga turun ke lapangan hamper setiap
minggu. Kita turun ke lapangan disesuaikan juga dengan kebutuhan
dan permohonan masyarakat. (Hasil wawancara 13 Februari 2017)

c. Kepala Seksi Identitas Kependudukan

Gambar 4.7 SOP Pelayanan dokumen kependudukan

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun.

Berikut ini adalah gambar untuk alur pengadaan dokumen


kependudukan, hanya saja dalam pembuatan KTP-El ada beberapa
tahap tambahan seperti perekaman pada opertator dan pencetakan
KTP-El.(Hasil Wawancara 1 Maret 2017)
d. Administrator Database
- Warga yang perekaman KTP-El adalah yang usianya 17 tahun keatas
atau dibawah 17 tahun tetapi sudah menikah.
- Sudah memiliki Kartu Keluarga dan ada pengantar dari kecamatan dan
pangulu
- Kemudian akan kita proses di kantor dengan perekaman denga terlebih
dahulu memberikan berkas kepada Kasi KTP- operator, lalu operator
mencetak KTP dan diserahkan lagi ke Kasi KTP.
- Setelah itu pemohon akan mengaktivasi KTP agar dapat dipergunakan
sebaik-baiknya. (Hasil wawancara 28 Februari 2017)
e. Operator
Pemohon membawa surat pengantar dari Pangulu dan dari Camat.
Kemudian datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan
membawa surat pengantar dan fotokopi Kartu Keluarga. Bisa juga
Pangulu/Lurah langsung ke kantor kecamatan apabila warga tersebut

Universitas Sumatera Utara


perekaman di kantor kecamatan. Kemudian mengisi data pada formulir
yang disediakan oleh kecamatan sesuai dengan Kartu Keluarga.
Kemudian berikut adalah status untuk KTP-El :
1. Processing : proses perekaman biometrik data wajib ktp
2. Bio capture adalah data wajib KTP yang sudah direkam melalui
perekaman biometrik
3. Print Ready Record adalah data wajib KTP yang sudah perekaman
dan status tunggal tetapi belum dicetak. Diharapkan data ini
ditindaklanjuti dengan melakukan Pencetakan dan diserahkan
kepada penduduk yang bersangkutan.
4. Adjudicate record adalah data biometrik yang memiliki kesalahan
seperti NIK sama tetapi dengan orang yang berbeda
5. Card issued adalah status dimana KTP-El sudah siap cetak
6. Card shipped adalah KTP yang sudah dicetak dan diaktivasi
pemilik KTP
7. Card re-issued localy adalah pencetakan KTP kembali seperti
hilang dan rusak
8. Card printed adalah KTP yang sudah di cetak tp belum
diencode.(Hasil wawancara 28 Februari 2017)

4.2 Data Sekunder


Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data yang
menunjang atau terkait dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) yang sedang diteliti. Dalam pengumpulan data sekunder ini, peneliti
secara bertahap mengumpulkannya. Diawali dengan pengumpulan berkas akan
gambaran umum dan profil Kabupaten Simalungun, profil Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun, serta tugas pokok dan fungsi
aparatur pemerintahan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun. Setelah mendapatkan beberapa data kepustakaan yang disebutkan
diatas, maka peneliti melakukan wawancara dan observasi di lokasi penelitian.
Seiring dengan proses pengumpulan data tersebut, peneliti diberikan izin
oleh pihak kantor untuk dapat melihat, mempraktekkan dan memperoleh data
pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas

Universitas Sumatera Utara


Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun dalam bentuk
petunjuk pelaksanaan atau standar operasionalnya.
Setelah penelitian selama beberapa minggu peneliti melakukan observasi
langsung ketika masyarakat datang ke kantor untuk mengurus dokumen
kependudukan terkait dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK). Pada saat itu peneliti menjumpai masyarakat yang bersedia peneliti
wawancarai. Di dalam wawancara respon dari masyarakat sangat kooperatif,
sehingga memudahkan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
Selain berkas-berkas dan juga observasi yang telah diuraikan diatas,
peneliti juga memperoleh profil, peraturan dan perincian tugas yang menjadi
pedoman Pemerintah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melakukan
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Perincian tersebut dalam
bentuk hardcopy dan softcopy.
Pada saat penelitian, peneliti juga turut melakukan praktek kerja
dibagian KTP-El untuk melihat langsung proses implementasinya dan melihat
bagaimana pelayanan yang diberikan kepada penduduk, apakah sesuai dengan
harapan atau tidak. Dan setelah diteliti bahwa pelayanan yang diberikan oleh
pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun sangat
baik dan memuaskan. Upaya pemimpin dalam menerapkan “One Day Service”
bisa terlihat penerapan dan komitmennya pada saat jam pelayanan. Masyarakat
dapat member penilaian tersendiri atas pelayanan tersebut dan mungkin bisa
dipertahankan lagi dan ditingatkan.

4.2.1 Jumlah penduduk yang belum melakukan perekaman KTP-El


Pada saat peneliti melakukan observasi dilokasi penelitian, peneliti
memperoleh data terkait penduduk yang belum melakukan perekaman KTP-El di
Kabupaten Simalungun melalui pegawai yang ada di Kantor Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun. Maka berikut ini penyajian datanya.

Tabel 4.1 Daftar Jumlah penduduk yang belum perekaman KTP-El

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR JUMLAH PENDUDUK YANG BELUM PEREKAMAN KTP- EL KABUPATEN
SIMALUNGUN TAHUN 2016

JUMLAH PENDUDUK
KODE JUMLAH
NO NAMA KECAMATAN YANG BELUM
KECAMATAN DESA
PEREKAMAN
1 120801 SIANTAR 17 8824
2 120802 GUNUNG MALELA 16 5052
3 120803 GUNUNG MALIGAS 9 3419
4 120804 PANEI 17 4350
5 120805 PANOMBEIAN PANEI 11 3388
6 120806 JORLANG HATARAN 13 2879
7 120807 RAYA KAHEAN 13 3253
8 120808 BOSAR MALIGAS 17 5672
9 120809 SIDAMANIK 15 4767
10 120810 PAMATANG SIDAMANIK 10 3486
11 120811 TANAH JAWA 20 15223
12 120812 HATONDUHAN 9 7349
13 120813 DOLOK PANRIBUAN 15 7008
14 120814 PURBA 14 7906
15 120815 HARANGGAOL HORISON 4 2582
GIRSANG SIPANGAN
16 120816
BOLON 6 5530
17 120817 DOLOK BATU NANGGAR 14 10075
18 120818 HUTA BAYU RAJA 16 10995
19 120819 JAWA MARAJA BAH JAMBI 8 6540
20 120820 DOLOK PARDAMAEAN 16 5775
21 120821 PEMATANG BANDAR 13 11618
22 120822 BANDAR HULUAN 10 6637
23 120823 BANDAR 16 23972
24 120824 BANDAR MASILAM 10 9589
25 120825 SILIMAHUTA 7 4311
26 120826 DOLOK SILAU 14 3363
27 120827 SILAU KAHEAN 16 6440
28 120828 TAPIAN DOLOK 11 10701
29 120829 RAYA 22 7395
30 120830 UJUNG PADANG 20 10933
31 120831 PAMATANG SILIMAHUTA 11 3944
JUMLAH TOTAL 410 222976
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Simalungun

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa masih banyak penduduk yang
belum melakukan perekaman KTP-El. Ini terlihat pada setiap kecamatan masih
banyaknya jumlah penduduk yang belum perekaman, terutama daerah Kecamatan
Tanah Jawa jika dilihat dari jumlah desa dan jumlah penduduk yang belum perekaman

Universitas Sumatera Utara


sangat tinggi. Apabila kita tinjau dari tiap Kecamatan maka bisa di perkirakan bahwa
setiap desa masih banyak penduduk yang belum perekaman. Hal ini tentunya menjadi
perhatian pemerintah setempat dan pihak Dinas terkait melihat Kebijakan ini harus
direalisasikan dan segera dituntaskan dengan baik demi pelayanan publik yang terbaik
dan sesuai visi dan misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun.

4.2.2 Data perekaman KTP-El per tanggal 31 Agustus 2016


Tabel 4.2 Data perekaman KTP-El per tanggal 31 Agustus 2016

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Simalungun


Pada tabel diatas dapat kita lihat data perekaman per tanggal 31 Agustus 2016.
Ada sekitar 75% yang sudah perekaman, 25% belum perekaman KTP-El. Bisa
disimpulkan bahwa targt 100% perekaman sebenarnya sudah hampir mencapai tingkat
tertinggi namun dihambat dengan sisa blanko yang sangat sedikit.
Pada saat penelitian pun peneliti melihat bahwa blanko memang sudah tidak
ada lagi, maka dari pada itu sesuai dengan kebijakan pemerintah mengeluarlan surat
edaran nomor 471.13/10231/DUKCAPIL 29 September 2016 untuk mengeluarkan
surat resi KTP sebagai ganti KTP-El sementara. Dan berikut ini adalah contoh format
resi KTP.

Gambar 4.8 Format Resi KTP-EL

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Dukcapil Kemendagri-wwwk.dukcapil.go.id
4.2.3 Data penduduk yang berstatus print ready record untuk KTP-El
Tabel 4.3 Data penduduk yang berstatus print ready record untuk KTP-El

Universitas Sumatera Utara


KODE
NO KECAMATAN NAMA KECAMATAN JUMLAH
1 1 SIANTAR 525
2 2 GUNUNG MALELA 228
3 3 GUNUNG MALIGAS 246
4 4 PANEI 195
5 5 PANOMBEIAN PANEI 202
6 6 JORLANG HATARAN 191
7 7 RAYA KAHEAN 100
8 8 BOSAR MALIGAS 883
9 9 SIDAMANIK 242
10 10 PAMATANG SIDAMANIK 93
11 11 TANAH JAWA 455
12 12 HATONDUHAN 184
13 13 DOLOK PANRIBUAN 237
14 14 PURBA 282
15 15 HARANGGAOL HORISON 46
GIRSANG SIPANGAN
16 16 BOLON 136
17 17 DOLOK BATU NANGGAR 151
18 18 HUTA BAYU RAJA 287
19 19 JAWA MARAJA BAH JAMBI 200
20 20 DOLOK PARDAMEAN 136
21 21 PAMATANG BANDAR 153
22 22 BANDAR HULUAN 127
23 23 BANDAR 842
24 24 BANDAR MASILAM 282
25 25 SILIMAKUTA 124
26 26 DOLOK SILAU 111
27 27 SILOU KAHEAN 1309
28 28 TAPIAN DOLOK 428
29 29 RAYA KAHEAN 383
30 30 UJUNG PANDANG 440
31 31 PAMATANG SILIMAHUTA 118
JUMLAH TOTAL 9336
Sumber : Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun tahun 2016

Berikut adalah data sebaran yang ada disetiap kecamatan untuk status KTP-EL yang
print ready record. Sejauh ini sudah cukup baik, terbukti jumlahnya cukup merata
disesuaikan dengan jumlah penduduk per kecamatan.
4.2.4 Daftar Kecamatan dan kode kecamatan pada Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan di Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara


Fungsi dari kode kecamatan ini adalah untuk kegunaan pada dokumen
kependudukan yang skala nasional seperti Nomor Induk Kependudukan yang dipakai
pada Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk. Maka dari itu dibuatlah kode disetiap
provinsi, kabupaten, bahkan hingga ke kecamatan diseluruh Indonesia.
Jadi berikut ini adalah kode kecamatan yang digunakan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun :
untuk kode kabupaten adalah 08
untuk kode Provinsi Sumatera Utara adalah 12

Tabel 4.4
DAFTAR KODE KECAMATAN
KABUPATEN SIMALUNGUN

KODE
NO NAMA KECAMATAN
KECAMATAN
1 120801 SIANTAR
2 120802 GUNUNG MALELA
3 120803 GUNUNG MLIGAS
4 120804 PANEI
5 120805 PANOMBEIAN PANEI
6 120806 JORLANG HATARAN
7 120807 RAYA KEAHEAN
8 120808 BOSAR MALIGAS
9 120809 SIDAMANIK
10 120810 PAMATANG SIDAMANIK
11 120811 TANAH JAWA
12 120812 HATONDUHAN
13 120813 DOLOK PANRIBUAN
14 120814 PURBA
15 120815 HARANGGAOL HORISON
GIRSANG SIPANGAN
16 120816
BOLON
17 120817 DOLOK BATU NANGGAR
18 120818 HUTA BAYU RAJA
JAWA MARAJA BAH
19 120819
JAMBI

Universitas Sumatera Utara


20 120820 DOLOK PARDAMAEAN
21 120821 PEMATANG BANDAR
22 120822 BANDAR HULUAN
23 120823 BANDAR
24 120824 BANDAR MASILAM
25 120825 SILIMAHUTA
26 120826 DOLOK SILAU
27 120827 SILAU KAHEAN
28 120828 TAPIAN DOLOK
29 120829 RAYA KEAHEAN
30 120830 UJUNG PADANG
31 120831 PAMATANG SILIMAHUTA

Sumber : Hasil Penelitian, 2017

4.2.5 Data kondisi peralatan setiap kecamatan di Kabupaten Simalungun


Gambar 4. 9

Universitas Sumatera Utara


Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun

BAB V
ANALISA DATA

Universitas Sumatera Utara


Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap semua data yang
diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. Adapun
analisis yang dilakukan adalah teknik analisis kualitatif dengan metode deskriptif
dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai rumusan
masalah dalam penelitian ini.
Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi
pustaka, wawancara dengan informan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun sebagai pihak yang melaksanakan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK). Data yang telah diperoleh oleh penulis telah
disusun secara sistematis pada bab sebelumnya, baik melalui wawancara, observasi di
lokasi penelitian, dan juga data sekunder berupa berkas maupun catatan-catatan yang
diperoleh penulis dilapangan sebagai data pendukung dari penelitian ini. Selanjutnya
data tersebut akan diberikan analisis tentang Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) di Kabupaten Simalungun. Dalam melakukan analisis, data
yang telah disajikan pada bab selanjutnya akan disesuaikan dengan menggunakan teori
dalam melihat Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) maupun
peraturan perundang-undangan melalui variabel-variabel yang telah dirumuskan oleh
penulis sebelumnya sehingga analisis data yang akan dilakukan oleh penulis dapat
disajikan secara sistematis.

5.1. Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas


Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun

Implementasi kebijakan publik merupakan usaha untuk mengetahui tingkat


keberhasilan pelaksanaan kebijakan publik serta variabel-variabel yang
mempengaruhinya.
Adanya perubahan perundang-undangangan mengenai Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 membuat aparatur pemerintahan
mengalami adaptasi sesuai dengan yang telah diinginkan dan ditetapkan.
Dalam bab ini akan dipaparkan tentang penganalisaan dari seluruh data yang
diperoleh selama penelitian, baik melalui studi kepustakaan wawancara maupun
melihat dengan langsung fenomena yang ada kaitannya dengan Implementasi Sistem

Universitas Sumatera Utara


Informasi Administrasi Kependudukan di lapangan, maka akan dilakukan analisa
terhadap setiap data yang ada dan fakta yang didapat berdasarkan indikator penelitian
implementasi kebijakan model George C. Edward III, yakni sebagai berikut:

5.1.1 Komunikasi
Sebelum sebuah kebijakan diimplementasikan/diterapkan, aktor kebijakan
harus menyadari bahwa suatu keputusan yang telah dibuat dan perintah untuk
melaksanakannya telah dikeluarkan secara resmi, sehingga mereka bekerja dengan
memiliki tugas, fungsi dan wewenang masing-masing. Dala hal ini peran komunikasi
sangat penting untuk mensinergikan setiap aktivitas yang ada. Komunikasi merupakan
proses penyampaian informasi yang akurat, jelas, konsisten, menyeluruh serta
koordinasi antara instansi-instansi terkait dalam proses implementasi dan bentuk
koordinasi yang dilakukan apakah koordinasi horizontal, vertikal, maupun diagonal.

Kemudian agar implementasi menjadi efektif, maka mereka yang memiliki


tanggung jawabnya adalah untuk mengimplementasikan sebuah program harus jelas
tahu apa yang seharusnya mereka kerjakan. Komunikasi dalam implementasi Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan meliputi bagaimana suatu informasi
ditransmisikan, bagaimana tingkat kejelasan dan konsistensi dari informasi tersebut.
Komunikasi yang berjalan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Simalungun berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti,
ditransmisikan secara formal dan non-formal dalam bentuk tulisan maupun lisan. Arah
komunikasi berlangsung dua arah, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah
ke atas (bottom-up) meski arus komunikasi dari bawah ke atas masih terkesan
canggung. Kondisi transmisi komunikasi seperti ini merupakan hal yang baik karena
menunjukkan adanya pilihan dalam menyalurkan informasi di internal organisasi
sendiri. Hal ini didukung oleh koordinasi yang baik pula, bagaimana mereka tetap
saling berkoordinasi antar bidang melihat masyarakat yang setiap waktu membutuhkan
pelayanan publik.
Komunikasi yang baik tidak cukup bila informasi yang disampaikan tidak
dapat dipahami dengan baik oleh si penerima informasi. Kejelasan dan konsistensi
informasi juga merupakan faktor penting dalam menciptakan komunikasi yang baik.
Siklus komunikasi yang baik dapat meningkatkan koordinasi antar fungsi dan
antar bidang dalam organisasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik di Dinas

Universitas Sumatera Utara


Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun berhasil menciptakan
koordinasi serupa di dalam pelaksanaan tugas dan aktifitasnya. Koordinasi yang
terbangun oleh pihak dinas bahkan tidak hanya berlangsung secara intern organisasi,
tetapi dengan pihak-pihak di luar organisasi, lembaga tertentu dan masyarakat.
Komunikasi yang dibangun oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun dapat dinyatakan baik dan sangat mendukung keberhasilan implementasi
kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini. Dan hal yang paling baik
adalah komitmen dari atasan hingga bawahan, mereka benar-benar komitmen dalam
pelayanan publik, mereka selalu jalin koordinasi yang baik dan terarah demi
kelancaran tugas dan tanggung jawab mereka.

5.1.2 Sumber Daya


Di samping standar pelaksanaan dan sasaran implementasi SIAK, yang perlu
mendapat perhatian dalam proses implementasi adalah masalah sumber daya. Sumber
daya merupakan faktor utama dalam melaksanakan dan merealisasikan jalannya suatu
program, tidak terkecuali dengan dana yang dibutuhkan, peralatan yang akan
digunakan selama proses implementasi hingga sumber daya manusia yang tergolong
mampu dan cakap dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya tahapan
pelaksanaan, manfaat apa yang diterima oleh masyarakat serta apa yang menjadi
hambatan pelaksanaan implementasi ini.
Ketersediaan sumber daya manusia sebagai para pelaksana kebijakan yaitu
seluruh staf dalam implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) dibutuhkan kapasitas atau jumlah yang memadai agar dapat berjalan dengan
baik. Kurangnya staf pelaksana hanya akan menghambat jalannya suatu program
sehingga implementasi yang akan dilakukan tidak maksimal. Namun jumlah atau
kuantitas sumber daya manusia juga harus dibarengi dengan adanya kemampuan yang
dimiliki oleh setiap staf dalam melaksanakan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) dengan benar agar pelayanan dalam administrasi
kependudukan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan
observasi dan hasil wawancara yang penulis lakukan dilapangan dapat diketahui
bahwa sumber daya manusia aparat pelaksana Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) di Kabupaten Simalungun sudah ada. Demikian juga
keterampilan atau kemampuan yang dimiliki, rata – rata operator telah memiliki
keterampilan dalam menggunakan komputer, mengentri data, dan khusus bagian server

Universitas Sumatera Utara


telah memiliki kemampuan dalam menggunakan database Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK). Ini dapat terlihat dari jenjang pendidikan yang
ditempuh dan keahlian yang dimiliki para aparat pelaksana di Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun. Kondisi ketersediaan sumber daya
manusia yang sudah cukup baik terutama dalam hal kuantitas.
Kemudian, berdasarkan hasil observasi dan pengamatan penulis di lapangan,
fasilitas – fasilitas pendukung Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
sebagian sudah tersedia, namun ada beberapa fasilitas yang belum sepenuhnya
tersedia. Misalnya saja ruangan kantor yang hanya cukup untuk dua atau tiga orang
sumber daya manusia namun untuk mengatasinya ruangan tersebut diberikan fasilitas
pendingin (AC) agar para pelaksana tetap nyaman dalam bekerja. Fasilitas untuk
masyarakat seperti kursi dan meja untuk menunggu pelayanan dalam administrasi
kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun
juga masih kurang ketersediaannya.Ini terlihat masih adanya masyarakat yang
menunggu dengan berdiri. Fasilitas informasi untuk masyarakat seperti proses dan tata
cara pengurusan akta – akta sipil dan kependudukan sudah tersedia, namun
penempatannya salah sehingga masyarakat tidak membacanya dan langsung bertanya
kepada petugas – petugas di loket administrasi, seharusnya penempatan proses dan tata
cara pengurusan akta – akta sipil dan kependudukan yang berbentuk seperti mading ini
diletakkan menghadap ke dalam ruangan sehingga masyarakat dapat membaca dengan
nyaman tidak terkena sinar matahari dan tidak terhalangi oleh adanya tanaman -
tanaman bunga. Loket – loket juga sudah tersedia namun masyarakat dan nyaman.
Ruangan tempat perekaman KTP (Kartu Tanda Penduduk) kurang strategis karena
masyarakat harus ke belakang untuk proses perekaman lalu kembali ke depan lagi
namun kursi sudah tersedia.

5.1.3 Disposisi
Disposisi implementor memiliki pengaruh yang cukup besar dari terlaksananya
suatu program. Disposisi dapat dilihat dari proses rekrutmen dan insentif yang
diadakan oleh organisasi pelaksana. Disposisi yang baik dapat mewujudkan proses
implementasi yang baik, dan sebaliknya, disposisi yang buruk dapat menjadi hambatan
terealisasinya suatu kebijakan.

Universitas Sumatera Utara


Disposisi atau sikap para pelaksana Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakan dalam
implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Jika para
pelaksana setuju dengan isi sebuah kebijakan dalam hal ini berarti ada dukungan.
Demikian sebaliknya, para pelaksana mungkin memahami maksud dan sasaran
kebijakan namun mereka menolak peraturan yang ada di dalamnya, maka mereka
mengalihkan atau menghindari implementasi kebijakan tersebut bahkan membuat
kebijakan sendiri dalam pelaksanaannya.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa para
pelaksana Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yaitu seluruh staf di
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun pada dasarnya
setuju dan mendukung,serta sangat komitmen dengan kebijakan tersebut. Hal ini
terlihat dari adanya komitmen para staf di dinas tersebut untuk melaksanakan
implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor
3 tahun 2008. Dalam Perda ini diatur bagaimana ketentuan pendaftaran dan pencatatan
sipil penduduk dan dokumen kependudukan lainnya, dan ini merupakan pedoman
untuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun pada
implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan instansi pelaksana
administrasi kependudukan. Seluruh staf di dinas tersebut melaksanakan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) sesuai dengan peraturan teknis dan
pelaksanaan yang telah ditetapkan artinya tidak bertentangan dengan kebijakan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang dapat dilihat dari proses
kerjasama dan sikap koordinasi antar staf di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Simalungun yang menjalin suatu kebersamaan untuk melayani pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat sesuai dengan prinsip dan visi serta misi yang telah
mereka tetapkan bersama. Tentunya harus dapat mempertanggungjawabkan hal
tersebut.

5.1.4 Struktur Birokasi


Dilihat dari aspek strukturnya penting untuk setiap organisasi adanya rincian
tugas dan prosedur pelayanan yang telah disusun oleh organisasi tersebut. Rincian

Universitas Sumatera Utara


tugas dan prosedur pelayanan menjadi pedoman bagi implementor dalam bertindak,
sehingga para implementor dapat melakukan fungsinya dengan efektif.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah mempersiapkan rincian-rincian
tugas pelayanan. Rincian tugas yang disusun mencakup seluruh fungsi struktural
organisasi. Dengan perincian seperti ini, aktifitas pegawai di Dinas Kependudukan
dapat diarahkan dan dimonitor seturut tugasnya masing-masing. Di samping itu, dinas
tersebut pun telah menyusun prosedur-prosedur pelayanan yang jelas dan tepat yang
dapat menjadi pedoman bagi aktivitas rutin pegawai. Berdasarkan hasil wawancara
sebelumnya, keberadaan dari Kabupaten Simalungun sudah terbukti memberi
pengaruh yang cukup baik dalam mensukseskan implementasi kebijakan SIAK,
walaupun tidak semuanya berjalan dengan baik mengingat adanya kendala-kendala
teknis tak terduga baik di kantor dan di lapangan.
Edward III mengatakan bahwa kecenderungan struktur birokrasi pelaksana
kebijakan adalah lemahnya fleksibilitas organisasi dalam menghadapi hal-hal yang
diluar perencanaan awal. Penetapan rincian tugas dan prosedur dimulai dari
menetapkan masalah atau tujuan dasar organisasi. Hal ini menyebabkan organisasi
pemerintah cenderung kaku menghadapi masalah-masalah tak terduga. Namun tidak
untuk Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan peneliti tidak menghadapi masalah tersebut, karena
dalam bekerja mereka saling membantu terutama dibagian operator dan administrator
database. Mereka bisa saling membantu dan berkoordinas apabila salah satu dari
mereka yang kurang paham. Tapi sejauh ini segala masalah masih bisa dikendalikan
karena didukung oleh pelatihan khusus yang mereka terima baik operator dan
administrator database.

BAB VI
PENUTUP

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab
sebelumnya maka pada bagian ini penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan
dari penelitian di lapangan yang penulis amati selama ini serta menberikan saran atau
masukan sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian ini.

6.1. Kesimpulan

a. Kebijakan tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)


merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah pusat dalam
meningkatkan dan menjaga ketepatan dan ketersediaan data-data tentang
penduduk yang lengkap, untuk dilaksanakan oleh segenap perangkat
pemerintah di tingkat daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah melalui
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil diharapkan mampu
mengimplementasikan kebijakan tersebut di masing-masing daerahnya.
b. Pelaksanaan SIAK di sudah secara umum telah mampu meningkatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat walaupun masih terdapat kurang efisien di
beberapa hal.
c. Dampak kehadiran SIAK yang paling dirasakan oleh aparat sebagai
pemberi layanan dan masyarakat sebagai penerima layanan adalah unsur
kecepatan dan kesederhanaan pelayanannya.
d. Fasilitas SIAK yang dimiliki khususnya pada Kabupaten Simalungun masih
dirasakan kurang cukup dari segi jumlahnya.
e. Permasalahan yang ada dalam pelaksanaan SIAK ini, yang menjadi
hambatan dalam pelaksanaan pelayanan yang baik adalah dikarenakan
masih minimnya minimnya tingkat kesadaran masyarakat dalam hal tertib
kependudukan dan jarak tempuh yang sangat jauh,melihat letak geografis
Kabupaten Simalungun yang sangat luas.

6.2 Saran

Universitas Sumatera Utara


a. Sebaiknya upaya untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun hendaknya
dilaksanakan secara terus menerus sehingga dapat mencapai hasil yang optimal
dan terwujud pelayanan prima termasuk dalam prinsip one day service. Prinsip
pelayanan ini wajib dipertahankan mempercepat pelayanan kebutuhan warga,
sehingga warga dalam pengurusan dokumen kependudukan tidak
membutuhkan waktu yang lama sampai berhari-hari.

b. Perlu adanya kejelasan serta informasi yang dapat diketahui oleh seluruh
warga masyarakat sebagai acuan tentang prosedur dan jenis-jenis pelayanan di
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun

c. Harus diadakan bimbingan teknis fungsional tentang pelayanan prima di


bidang pengelolaan Administrasi Kependudukan kepada aparatur pemerintah
yang langsung menangani masalah pelayanan tersebut seperti pelatihan khusus
yang sudah berlangsung selama ini namun harus tetap lebih dimaksimalkan lagi
sesuai kebutuhan.

d. Jikalau memungkinkan perlu adanya dibuat semacam penghargaan (reward)


dan hukuman (punishment) bagi pegawai yang memenuhi dan tidak memenuhi
syarat-syarat kerja di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Simalungun. Hal ini dapat dipertimbangkan sebenarnya demi menunjang
semangat kerja pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


Abidin, Said Zainal.2004. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Kumorotomo, Wahyudi. 1994. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press

Kusumanegara,Solahuddin.2010.Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik.


PenerbitGava Media : Yogyakarta

Moeloeng, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.


Bandung

Parson,Wayne.2001.Public Policy-Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan


Publik.Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES

Subarsono, AG.2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep,Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukoco, Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta:


Erlangga

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Lukman


Offset YPAPI.

Wahab, Solichin A. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang : UMM Press.

Perundang-undangan:
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Universitas Sumatera Utara


Keputusan Presiden No. 88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan

Peraturan Presiden No.112 Tahun 2013 tentang Penereapan Kartu Tanda Penduduk
berbasis Nomor Induk secara Nasional

Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2008 Tentang Peyelenggaraan Administrasi


Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Simalungun

Sumber ReferensiJurnal/penelitian terdahulu :

Penelitian di Kota Binjai oleh Henny Justriana N (Ilmu Administrasi Negara FISIP
USU ) tahun 2015
Penelitian di Siantar oleh Astria Dewi Sartika(Ilmu Administrasi Negara eksetensi
FISIP USU) tahun 2015
Penelitian di Pakpak oleh Alqindy Selisco Tarigan (Ilmu Administrasi Negara FISIP
USU ) tahun 2016
Penelitian di Deli Serdang oleh Selamat Tampubolon (Ilmu Administrasi Negara
FISIP USU) tahun 2013
Penelitian di Samosir oleh Andreas Marti Oscar Hutauruk ( Ilmu Administrasi Negara
FISIP USU) tahun 2013

Sumber internet :

www. bps.go.id, diakses pada 2 November 2016 pukul 12.00 wib

http://dukcapil.kemendagri.go.id/detail/sekilas-info-proses-pembuatan-e-ktp diakses
pada 10 januari 2017 pukul 13.00 wib

Litbang.kemendagri.go.id/, diakses pada 12 januari 2017 pukul 20.40

www.simalungunkab.go.id diakses pada 10 November 2016 pukul 12.40 wib

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai