Anda di halaman 1dari 100

PERAN DINAS TENAGA KERJA DALAM

MENGATASI TINGKAT PENGANGGURAN PADA


MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA BATAM

SKRIPSI

Oleh:

Junita Marlina Manurung

171010051

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
TAHUN 2021
PERAN DINAS TENAGA KERJA DALAM
MENGATASI TINGKAT PENGANGGURAN PADA
MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA BATAM
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:

Junita Marlina Manurung

171010051

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
TAHUN 2021

ii
SURAT PERNYATAAN ORSINILITAS

iii
PERAN DINAS TENAGA KERJA DALAM
MENGATASI TINGKAT PENGANGGURAN PADA
MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA BATAM

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:

Junita Marlina Manurung

171010051

Telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal


seperti tertera di bawah ini :

Batam, 24 Agustus 2021

Timbul Dompak, S.E., M.Si.


Pembimbing

iv
5
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan dampak yang ditimbulkan sejak
adanya Pandemi Covid-19, yang mulai ada di Indonesia sejak awal Maret tahun
2019. Pandemi Covid-19 ini berdampak besar bagi sektor Ketenagakerjaan. Peneliti
mendeskripsikan Peran Dinas Tenaga Kerja Kota Batam upaya dalam mengatasi
tingkat pengangguran yang ada di Kota Batam. Hal-hal yang menjadi Peran Dinas
Tenaga Kerja Kota Batam adalah membuat dan melaksanakan program-program
dalam meningkatkan Kompetensi Tenaga Kerja sesuai yang dimandatkan dari
Pemerintah Kota Batam, mempermudah akses masyarakat dalam informasi
lapangan pekerjaan, membuat pelatihan-pelatiahan bagi masyarakat menjadi
wirausaha muda. Selain itu, memetakan faktor-faktor yang mempengaruhi Dinas
Tenaga Kerja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Jenis pendekatan
penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan
metode pengumpulan data melalui wawancara, obpservasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa Dinas Tenaga Kerja Kota Batam telah berusaha
untuk mengatasi pengangguran pada masa Pandemi Covid-19 melalui program-
program kebijakan meskipun dalam pelaksanaanya mengalami beberapa kendala
seperti terbatasnya sumber daya manusia maupun dengan terbatasnya anggaran.
Dinas Tenaga Kerja Kota Batam memiliki tanggung jawab untuk menjalankan
program-program pelatihan dengan baik guna menghasilkan tenaga kerja yang
berkualitas, produktif, efektif dan efisien sehingga mampu bersaing dengan industri
dan usaha.

Kata Kunci : Dinas Tenaga Kerja, Peran, Tenaga Kerja, Covid-19.

v
ABSTRACT
The purpose of this study is to describe the impact that has been caused since the
Covid-19 Pandemic, which began in Indonesia since early March 2019. The Covid-
19 pandemic has had a major impact on the Employment sector. Researchers
describe the role of the Batam City Manpower Office in efforts to overcome the
unemployment rate in Batam City. The things that become the role of the Batam
City Manpower Office are to create and implement programs to improve the
Competency of the Workforce as mandated by the Batam City Government,
facilitate public access to job information, and provide training for the community
to become young entrepreneurs. In addition, mapping the factors that affect the
Department of Manpower in carrying out its main tasks and functions. The type of
research approach used by the researcher is a qualitative descriptive approach
with data collection methods through interviews, observations and documentation.
The results of this study indicate that the Batam City Manpower Office has tried to
overcome unemployment during the Covid-19 pandemic through policy programs,
although in its implementation it has encountered several obstacles such as limited
human resources and limited budget. The Batam City Manpower Office has the
responsibility to carry out training programs properly in order to produce a
qualified, productive, effective and efficient workforce so that they can compete
with industry and business.

Keywords: Batam City Manpower Office, Role, Manpower, Covid-19.

vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
masih setia menyertai dan memberi Rahmat dan Karunia-nya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program studi strata satu (S1) pada program studi Administrasi
Negara di Universitas Putera Batam.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Karena
itu, penulis bersedia menerima segala bentuk kritik dan saran. Dengan segala
kekurangan, penulis juga menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan, pendapat serta dorongan kata semangat dan motivasi dari berbagai pihak.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasi
kepada :

1. Ibu Dr. Nur Elfi Husda, S.Kom, M.SI., selaku Rektor Universitas

Putera Batam;

2. Bapak Dr. Hendri Herman, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Humaniora Universitas Putera Batam;

3. Bapak Padrisan Jamba, S.H., M.H., selaku Ketua Program Studi

Administrasi Negara;

4. Bapak Timbul Dompak, S.E., M.Si., selaku pembimbing skripsi saya

pada Program Studi Administrasi Negara Universitas Putera Batam;

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen khususnya pada Program Studi

Administrasi Negara yang sudah memberikan bekal ilmu pengetahuan

selama masa perkuliahan;

6. Orang tua, Mami Hesti, Kakak , Adik-adik, Irwan Tampubolon, serta

seluruh Keluarga Besar yang telah mendoakan dan mendukung saya

hingga saat ini;

vii
7. Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Batam yang telah mengizinkan dan

membantu penulis untuk melakukan penelitian;

8. Teman-teman Pengurus Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara

(HIMAGARA) atas doa, dukungan, dan motivasinya;

9. Teman-teman selama perkuliahan Widya Astuti, Sonty, dan Kristina

yang mewarnai dan menambah semangat dimasa perkuliahan saya;

10. Kakak dan Abang senior Destri Pardede, Khairul Umam, Indah

Yusnawati, dan Atwiyah yang telah memberikan semangat dan selalu

membantu berbagi pengalaman skripsi kepada penulis;

11. Partner saya Benget Manahan Situmorang yang selalu mendoakan,

dukungan dan semangat kepada penulis;

12. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan Terimakasih untuk setiap doa dan


dukungan, semoga Tuhan senantiasa melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya bagi
kita semua. Amin.

Batam, 27 Juli 2021

Junita Marlina Manurung

viii
9
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................... 8
1.3. Batasan Masalah ..................................................................................... 8
1.4. Rumusan Masalah .................................................................................. 8
1.5. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 10
2.1. Pengertian Peran ................................................................................... 10
2.2. Indikator Peran Pemerintah .................................................................. 13
1. Peran Kebijakan Sosial ......................................................................... 14
2. Peran Strategi ........................................................................................ 14
3. Peran Komunikasi ................................................................................ 15
4. Peran Mediator (Penyelesaian Sengketa) ............................................. 15
5. Peran Terapi (Penyembuhan Sosial)..................................................... 16
2.3. Dinas Tenaga Kerja .............................................................................. 16
2.4. Pengangguran (Unemployment) ........................................................... 17
2.5. Pandemi Covid-19 ................................................................................ 19

ix
2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Dinas Tenaga Kerja .......... 20
1. Komunikasi........................................................................................... 20
2. Sumber Daya ........................................................................................ 22
3. Disposisi ............................................................................................... 22
4. Struktur Organisasi ............................................................................... 23
2.7. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 24
2.8. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29
3.1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 29
3.2. Fokus Penelitian ................................................................................... 29
3.3. Sumber Data ......................................................................................... 29
3.3.1. Data Primer ........................................................................................... 29
3.3.2. Data Sekunder ...................................................................................... 30
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30
3.4.1. Wawancara ........................................................................................... 30
3.4.2. Observasi .............................................................................................. 31
3.4.3. Dokumentasi ......................................................................................... 31
3.5. Metode Analisis Data ........................................................................... 31
3.5.1. Data Reduction (Reduksi Data)............................................................ 32
3.5.2. Data Display (Penyajian Data) ............................................................. 32
3.5.3. Conclusion Drawing/ Verafication (Penarikan Kesimpulan / Verifikasi)
32
3.6. Keabsahan Data .................................................................................... 33
3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................... 33
3.7.1. Lokasi Penelitian .................................................................................. 33
3.7.2. Jadwal Penelitian .................................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 35
4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 35
4.1.1. Gambaran Umum Dinas Tenaga Kerja Kota Batam ............................ 35
A. Visi Dan Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Batam .................................. 35
B. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Batam ................ 35

x
C. Struktur Dinas Tenaga Kerja Kota Batam ............................................ 37
D. Sumber Daya Manusia Dinas Tenaga Kerja Kota Batam .................... 38
4.1.2. Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam Mengatasi Pengangguran Pada Masa
Covid-19 Di Kota Batam ...................................................................... 39
4.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam
Mengatasi Pengangguran Pada Masa Covid-19 Di Kota Batam .......... 49
4.2. Pembahasan .......................................................................................... 55
4.2.1. Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam Mengatasi Pengangguran Pada Masa
Covid-19 Di Kota Batam ...................................................................... 55
4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam
Mengatasi Tingkat Pengangguran Pada Masa Covid-19 Di Kota Batam ......... 57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 60
5.1. Simpulan ............................................................................................... 60
5.2. Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62
LAMPIRAN ......................................................................................................... 66
LAMPIRAN 1 Pendukung Penelitian ............................................................... 66
LAMPIRAN 2 Dokumen Wawancara .............................................................. 71
LAMPIRAN 3 Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 76
LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 77

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis Kelamin Per


2019-2020 ........................................................................................................................... 6

Gambar 2 1 Kerangka Berpikir .................................................................................... 28

Gambar 3 1 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) ............................. 32

Gambar 4 1Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Batam ........................... 37


Gambar 4 2 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan .................................. 38
Gambar 4 3 Data Pegawai Menurut Golongan ............................................................ 39

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 1 Data Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan ................. 2
Tabel 1 2Dampak Covid-19 Terhadap Penduduk Usia Kerja ...................................... 5

Tabel 3 1 Daftar Informan ............................................................................................. 31


Tabel 3 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 34

xiii
12
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Indonesia yakni salah satu negara berkembang dengan jumlah pertumbuhan
penduduk yang sangat pesat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang
kurun waktu 2010 – 2020 pertumbuhan penduduk Indonesia lagunya mencapai
1,25% per tahun. Jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia menurut data tersebut
sebanyak 270, 20 juta jiwa di tahun 2019-2020, sebanyak 91,32% atau sekira
246,74 juta penduduk punya domisili yang selaras dengan Kartu Keluarga (KK),
dan sisanya yakni 8,68% atau kira-kira 23,407 juta penduduk domisilinya tidak
sesuai dengan Kartu Keluarga (KK). (BPS, 2021)
Dengan adanya kepadatan penduduk di Indonesia tidak bisa dihindari bahwa
negara Indonesia memiliki berbagai persoalan yang dihadapi, mulai dari
pengangguran, krisis ekonomi, meningkatnya persaingan dalam menghadapi dunia
usaha dan industri, hingga persoalan-persoalan yang lainnya. Saat memasuki usia
kerja penduduk di Indonesia membutuhkan lapangan pekerjaan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya setiap hari. Dengan jumlah penduduk yang besar, lapangan
pekerjaan yang besar juga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan
bagi masyarakat Indonesia, Peran Pemerintah punya keharusan menjamin lapangan
pekerjaan bagi setiap warga negaranya. Sesuai dengan konstitusi Negara Indonesia
yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat
2 yang berbunyi “bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dengan demikian Pemerintah
bertanggung jawab dalam menangani masalah sehubungan dengan pengangguran.
Orang yang tak bekerja dan tengah yang berupaya memperoleh pekerjaan
iyalah yang disebut pengangguran. Pengangguran yang saat ini terjadi di Indonesia
merupakan persoalan Ketenagakerjaan yang secara terus-menerus menjadi masalah
yang sangat panjang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan ekonomi serta
minimnya pengetahuan keahlian untuk mampu bersaing dan menyerap
pertambahan tenaga kerja. Sehingga persoalan Ketenagakerjaan khususnya

1
2

pengangguran ini meningkat secara terus-menerus setiap tahunnya. Dilansir dari


data BPS, pada Agustus 2019 sejumlah 128,75 juta orang merupakan penduduk
bekerja dan sebanyak 9,76 juta orang merupakan pengangguran. (BPS, 2019)
Berdasarkan data Survei Angkatam Kerja Data penduduk yang umurnya
diatas 15 tahun berdasarkan jenis kegiatan sebagai berikut : (Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas), 2020)
Tabel 1 1 Data Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan
Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan
Jenis Kegiatan 2019 2020
Februari Agustus Februari Agustus
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 199.785.195 201.185.014 202.597.063 203.972.460
Angkatan Kerja 138.591.388 135.859.695 140.218.352 138.221.938
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,37 67,53 69,21 67,77
b. Bekerja 131.692.592 128.755.271 133.292.866 128.454.184
c. Pengangguran Terbuka *) 6.898.796 7.104.424 6.925.486 9.767.754
d. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,98 5,23 4,94 7,07
Sumber : Survey Angkatan Keera Nasional (Sakernas)
Dari Tabel 1.1 diatas menjelaskan bahwa tingkat penduduk dari tahun 2019-
2020 terus meningkat, akan tetapi jumlah angkatan kerja periode bulan Februari ke
Agustus di tahun 2019 dan 2020 terus menerus mengalami penurunan. Begitu juga
dengan jumlah penduduk yang bekerja juga mengalami penurunan. Akibatnya
tingkat pengangguran terbuka di Indonesia terus mengalami pertambahan hingga
per Agustus 2020 naik di angka 7,07% dari sebelumnya Februari hanya 4,94%.
Salah satu indikator penting guna melakukan pengukuran kesejahteraan
masyarakat pada suatu wilayah ialah tingkat pengangguran. Sebab jika
pengangguran masih tinggi maka kesejahteraannya rendah. Bagi negara yang punya
jumlah penduduk banyak seperti Indonesia, indikator ini kemudian menjadi begitu
penting. Karena, penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak ialah sasaran utama
dalam pembangunan daerah supaya sifatnya sangat strategis. (Sjafrizal, 2017, hal.
176–177)
Melalui UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pemerintah punya
kewajiban guna menyelesaikan permasalahan pengangguran yang ada hingga saat
3

ini. Dalam pasal 4 Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUK) menjelaskan (1)


tenaga kerja yang diberdayakan dan digunakan secara optimal menjadi tujuan dari
pembangunan ketenagakerjaan, (2) pembangunan nasional serta daerah agar
terwujudmaka dibutuhkan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang
merata, (3) kesejahteraan diwujudkan ke dalam bentuk pemberian perlindungan
kepada Tenaga Kerja dan (4) kesejahteraan keluarga pekerja dan dirinya sendiri
harus ditingkatkan.
Meskipun Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomer 13 Tahun 2003 telah
mengalami perubahan menjadi UU CIPTAKER tertuang dalam undang-undang
Cipta kerja Nomer 11 Tahun 2020, kewajiban pemerintah akan Ketenagakerjaan
dalam mengatasi permasalahan pengangguran tetap menjadi fokus pemerintah.
Undang-Undang ini dibentuk bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
dalam pasal 3 UU CIPTAKER Nomer 11 Tahun 2020 menjelaskan : (UU
CIPTAKER, 2020)
a. Dalam upaya penyerapan tenaga kerja perlu adanya
pemberdayaan, penciptaan dan peningkatan lapangan kerja yang
mudah serta perlindungan terhadap UMK-M, koperasi serta
industri dan perdagangan nasional;
b. Perlakuan adil serta layak dalam hubungan kerja, mendapatkan
imbalan serta memperoleh pekerjaan merupakan hak yang harus
dijamin bagi setiap warga negara.
Hal diatas merupakan 2 poin penting tujuan dibentuknya UU CIPTAKER.
Permasalahan Ketenagakerjaan masih terus berlanjut di awal tahun 2020,
penyebaran virus baru terjadi di seluruh penjuru dunia yakni virus desease-19.
Negara Indonesia juga mendapatkan serangan virus desease-19 yang muncul dari
wilayah Wuhan, China. Virus desease-19 ini telah menjalar ke seluruh daerah-
daerah yang ada di Indonesia. Virus desease-19 ini disebut Pandemi Covid-19.
Akibat dari pandemi Covid -19 Indonesia mengalami dampak negatif yang muncul
yakni meningkatnya angka pengangguran di Indonesia (kompas.com, 2020). Ada
empat kelompok yang terdampak Covid-19 yakni ;
1. Pengangguran karena Covid-19
4

2. Penduduk yang pernah berhenti kerja saat Februari – Agustus 2020


disebut Bukan Angkatan Kerja (BAK)
3. Dirumahkan ialah istilah bagi pekerja yang diberhentikan sementara,
dan
4. Pengurangan jam kerja terhadap pekerja.
Pada bulan Agustus 2020 angka pengangguran di Indonesia sebanyak
29,12 juta orang yang tercatat oleh BPS. Data terbagi atas beberapa kategori secara
beragam yang terbagi dalam beberapa kategori seperti, pengangguran disebabkan
Covid -19 sejumlah 2,56 juta orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) atau penduduk
usia kerja sebanyak 0,76 juta orang, sedangkan tidak bekerja karena Covid-19
sejumlah 1,77 juta orang, dan yang terakhir kerja namun dikurangin jam kerjanya
(shorter hours) disebabkan Covid -19 sejumlah 24,03 juta orang. (BPS, 2020).
Angka pengangguran per Agustus 2020 meningkat secara signifikan yang
disebabkan oleh pandemi Covid -19 yang kita hadapi hingga saat ini. (BPS, 2020).
5

Perhatikan Tabel 1.2

Tabel 1 2Dampak Covid-19 Terhadap Penduduk Usia Kerja


(Sumber : Data BPS 2020)
Berdasarkan data BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ialah indikator
yang dipakai guna melakukan pengukuran tenaga kerja yang tidak terserap oleh
pasar kerja serta menunjukkan serapan tenaga kerja. Menurut hasil Sakernas
Agustus 2020 TPT sebesar 7,07 persen. Ini artinya, dari 100 orang angkatan kerja
akan ada sekitar tujuh orang pengangguran. Serta, di Agustus 2020, peningkatan
yang cukup besar terjadi pada TPT yakni sejumlah 1,84 persen poin dibandingkan
dengan Agustus 2019. Jika dilihat dari TPT menurut jenis kelamin, TPT laki-laki
sejumlah 7,46 persen, TPT perempuan berjumlah 6,46 persen. Persentase yang
mengalami kenaikan selama Agustus yaitu 2,22 persen, serta perempuan 1,24
persen.
6

Perhatikan Gambar 1.1

Gambar 1 1Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis Kelamin Per


2019-2020
Sumber: Data BPS
Provinsi Kepulauan Riau Kota Batam juga merasakan akibat pandemi Covid-
19. Merupakan kota yang dikenal dengan kota industri, bentuk Kota Batam juga
merasakan dampak negatif dari adanya serangan Covid 19 ini. Berdasarkan data
BPS Kota Batam per Agustus 2020 jumlah pengangguran tercatat sebanyak 87.903
orang, berbeda dengan tahun sebelumnya jumlah pengangguran sebanyak 57.602
orang. Angka pengangguran di masa Covid-19 meningkat secara signifikan. (BPS
Batam, 2020). Dengan adanya kebijakan dari pemerintah pusat yaitu melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) dan Work From Home (WFH). Hal ini akan mempengaruhi
produktivitas, keuangan atau kinerja perusahaan, mempersulit perusahaan dalam
memberi kewajiban pengusaha kepada hak-hak normatif dari pekerja diantaranya
adalah upah. berdampak buruk bagi sektor formal maupun informal. (Peraturan
Pemerintah (PP), 2020)
Sektor formal dan informal adalah suatu penggerak pertumbuhan
perekonomian di Kota Batam yang mencakup dari sektor pariwisata, sektor
7

perdagangan dan jasa, sektor industri dan alih kapal, sektor komunikasi, sektor
listrik, air dan gas, sektor perbankan, dan masih banyak sektor-sektor lainnya.
Kesemuanya merupakan sumber pendapatan daerah khususnya di Kota Batam.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dari beberapa sektor tersebut selain sebagai
sumber pendapatan daerah juga membantu adanya penyerapan tenaga kerja dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi sejak pandemi Covid-19 ada
Kota Batam mengalami dampak negatif pada lapisan masyarakat khususnya di
bidang Ketenagakerjaan.
Menurut Kepala Seksi Informasi Pasar Kerja Dan Penempatan Dalam Negeri
Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Bapak Hendri,S.H., beberapa hal yang menjadi
hambatan dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19. Pertama, kurang
maksimalnya upaya guna menyelesaikan masalah pengangguran dikarenakan
anggaran yang terbatas. Selain itu, anggaran yang terbatas juga menyebabkan
penyebaran informasi terkait pasar kerja menjadi terbatas pula. Kedua, Sumber
Daya Manusia (SDM) di bidang penempatan yang terbatas terutama pengantar
kerja tidak ada mengakibatkan pelayanan kurang maksimal. Ketiga, pengusaha juga
memiliki kesadaran yang kurang dalam melakukan wajib lapor ke Dinas Tenaga
Kerja Kota Batam. Dan keempat, terbatasnya petugas Dinas Tenaga Kerja untuk
turun ke lapangan terkait dampak dari Covid-19.
Menurut data Dinas Tenaga Kerja Kota Batam dampak selama masa pandemi
Covid-19 ada beberapa kategori yaitu;
1. Jumlah tenaga kerja yang dirumahkan tercatat sebanyak 4.033
pekerja
2. Di sektor pariwisata 6 perusahaan gulung tikar.
3. Di sektor umum 84 perusahaan gulung tikar, dan
4. 900 tenaga kerja yang terkena PHK.
Dengan melihat besaran perusahaan yang mem-PHK dan merumahkan
pekerja semakin banyak menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menghimbau kepada
perusahaan-perusahaan guna mengatasi pandemi Covid-19. (Khikmatul Fikriyah,
2020)
8

Menurut latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka judul penelitian
yang akan dilakukan ialah Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam Mengatasi Tingkat
Pengangguran Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kota Batam.

1.2. Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dalam riset ini bisa dirumuskan sebagai berikut :
1. Peningkatan jumlah penduduk kota Batam setiap tahunnya;
2. Jumlah pengangguran yang terdampak Covid-19 dengan adanya
pemutusan hubungan kerja (PHK);
3. Jumlah pekerja/ karyawan yang dirumahkan;
4. Jumlah perusahaan gulung tikar seperti perseroan terbatas (PT),
hotel-hotel, Mall, dan tempat hiburan;
5. Peranan dinas tenaga kerja Kota Batam guna menyelesaikan tingkat
pengangguran di masa Covid-19.

1.3. Batasan Masalah


Studi ini berfokus pada bagaimana cara mengatasi tingkat pengangguran di
masa Covid-19 di Kota Batam oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Batam yang
bekerjasama dengan pemerintah Kota Batam.

1.4. Rumusan Masalah


Menurut uraian batasan masalah di atas, rumusan masalah pada riset ini
sebagaimana berikut :
1. Bagaimana Peran Dinas Tenaga Kerja Kota Batam dalam
mengatasi tingkat Pengangguran dimasa Pandemi Covid-19 di Kota
Batam?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Peran Dinas Tenaga
Kerja Kota Batam dalam mengatasi tingkat Pengangguran dimasa
Pandemi Covid-19 di Kota Batam?
9

1.5. Tujuan Penelitian


Studi ini memiliki beberapa tujuan di antaranya ialah :
1. Guna melakukan analisis Peran Dinas Tenaga Kerja Kota Batam
dalam mengatasi tingkat pengangguran di masa Covid 19 di Kota
Batam.
2. Guna melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Peran
Dinas Tenaga Kerja Kota Batam dalam mengatasi tingkat
pengangguran dimasa pandemi Covid 19 di Kota Batam

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan pelaksanaan studi tentang Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam

Mengatasi Tingkat Pengangguran Pada Masa Covid-19 Di Kota Batam yang

diharapkan penulis adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari studi ini diharap bisa bermanfaat bagi bidang ilmu

Administrasi Negara utamanya ilmu Kebijakan Publik dan

Administrasi Pemerintahan.

2. Manfaat Praktis

Studi ini juga memiliki manfaat praktis di samping manfaat teoritisnya,

yakni memberi sumbangan pemikiran tentang hal-hal yang menjadi

Peranan Dinas Tenaga Kerja dalam hal mengatasi tingkat

pengangguran di Kota Batam.

3. Manfaat Metodologis

Manfaat metodologis yang reset ini memiliki yakni menjadi acuan

peneliti lain yang melakukan pengkajian di topik yang sama sehingga

riset ini diharap bisa menjadi bahan perbandingan.


10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Peran


Peranan dikenal dalam bahasa Inggris “Role” tentang terminologi “peranan”
antara lain dapat ditemui penggunaannya sebagai berikut (Domai, 2010, hal. 20) :
1. Figur atau tokoh
2. Keaktifan atau partisipasi
3. Kedudukan atau posisi
4. Role atau peranan diartikan juga sebagai cara-cara bertindak, tingkah
laku, serangkaian sikap yang oleh suatu fungsi atau jabatan tertentu
diharapkan dari sekarang.
Menurut Soerjono Soekanto (Soerjono Soekanto, 2017, hal. 220–211)
pengertian peran ialah suatu aspek dinamis dengan status. Bila satu orang dengan
memiliki jabatan atau kedudukan dalam suatu organisasi saat melakukan kewajiban
serta hak selaras dengan peraturan yang telah ditetapkan dalam melakukan sebuah
peranan. Perbedaan antara peranan dan kedudukan merupakan hal penting dalam
suatu ilmu pengetahuan. Dua hal ini tidak bisa di sendirikan karena kedudukan dan
peranan memiliki keterkaitan satu sama lain. Jika tidak ada kedudukan maka tidak
akan ada peranan, begitu juga sebaliknya. Perilaku seseorang sendiri bisa diatur
oleh peranan yang dimiliki, karena itu peranan jadi demikian penting. Peranan dapat
mengakibatkan individu punya batasan tertentu ketika punya kedudukan, sehingga
ia bisa melakukan penyesuaian.
Norma telah mengatur peranan. Contohnya norma kesopanan yang mengatur
Bagaimana anak muda harus berbicara kepada orang yang lebih tua. Norma ini
bersumber dari tradisi, budaya, serta adat istiadat suatu daerah (Guru, 2021). Posisi
dengan peranan memiliki perbedaan dalam masyarakat. Arti posisi lebih kepada
unsur tetap yang menggambarkan tempat seseorang dalam organisasi masyarakat.
Arah peranan lebih kepada proses, penyesuaian diri, dan fungsi.

10
11

Setiap orang memiliki ciri khasnya masing-masing dalam menyelesaikan


tanggung jawab, kewajiban, dan tugas yang dibebankan oleh organisasi. Peran
sendiri dijalankan terkait dengan konsep pemilihan perilaku. Pengertian umum dari
sebuah peran ialah perangkat patokan yang memberi batasan tentang perilaku Apa
yang mesti dilakukan dan tidak ketika menduduki posisi tertentu. Maka, karena itu
peran punya pengertian sebagai pengaruh yang langsung berkaitan dengan individu
serta antar relasi sosial tertentu, kelangsungan peran juga bila hak dan kewajiban
seseorang dijalankan sesuai jabatan.
Menurut Levinson dalam buku (Soerjono Soekanto, 2017, hal. 211) syarat
peran mencakup 3 hal :
1. Cangkupan peran ialah norma yang berkaitan dengan posisi individu
dalam masyarakat. Peran ialah rangkaian aturan yang memberi
seseorang bimbingan pada kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan ialah sebuah konsep mengenai apa yang bisa dilaksanakan
antara masyarakat dengan individu suatu organisasi.
3. Peranan ialah hal penting sebagai tingkah laku individu untuk struktur
sosial masyarakat.
Menurut Zaenal Mukarom (Zaenal Mukarom, 2018, hal. 192) peran posisi
public relations ialah menjaga serta membangun relasi yang tak hanya baik namun
juga memberi manfaat antara organisasi dengan publik yang berpengaruh pada
tujuan organisasi. Setiap peranan punya tujuan supaya individu dalam menjalankan
peranannya dengan orang di sekitarnya agar bisa diterima individu lain sehingga
relasi yang harmonis bisa tercipta. Melalui uraian di atas kita bisa menyimpulkan
jika peran ialah sebuah tindakan yang bisa memberi batasan pada organisasi atau
individu guna melaksanakan sebuah aktivitas menurut ketentuan yang bersama-
sama disepakati.
Dalam menjalankan suatu peranan dibutuhkan pemimpin yang menduduki
posisi atau jabatan kepemimpinan di dalam suatu organisasi baik formal maupun
informal. Menurut hasil penelitian Mintzberg dalam Robbins dan Judge (Yustinus
Budi Hermanto, 2020) peranan pemimpin ialah :
12

1. Peranan yang sifatnya interpersonal


Setiap pimpinan harus melaksanakan tanggung jawab yang bersifat
seremonial dan simbolis. Peranan yang sifatnya interpersonal memiliki
peran seperti ;
a. Figurhead, yaitu pemimpin sebagai sosok kepala harus datang
dan mewakili momen penting, semisal upacara pelantikan.
b. Menjadi penggerak atau leader, yaitu pemimpin harus bisa
membimbing bawahan sehingga kemampuannya bisa
dikembangkan selama bertugas.
c. Menjadi Liason atau penghubung, dimana seseorang Pemimpin
harus mengembangkan relasi kerjasama, bukan hanya dengan
bawahan namun juga luar lingkarannya guna melakukan
pertukaran informasi.
2. Peranan yang bersifat informasional
Seorang pimpinan dalam menyampaikan serta menerima informasi ialah
peran penting, sebab informasi selalu dibutuhkan saat mengambil
keputusan. Peranan yang sifatnya informasional ada tiga macam yakni :
a. Peranan sebagai pemonitor, yakni informasi mengenai aktivitas
di satuan kerjanya harus selalu dipunyai oleh seorang pemimpin.
b. Peranan sebagai Dessiminator, yakni pemimpin yang wajib
memberikan informasi ke bawahan sehubungan dengan segala
hal yang berkaitan dengan satuan kerjanya.
c. Peranan sebagai Juru Bicara, ialah informasi yang berkaitan
dengan satuan kerja yang ia kepala dan dibutuhkan pihak luar
serta harus disampaikan pemimpin.
3. Peranan guna pengambilan keputusan
Terdiri dari empat peranan :
a. Entrepreneur, pemimpin wajib melakukan perbaikan satuan kerja
yang dipimpinnya.
13

b. Pemimpin yang senantiasa bisa menyelesaikan aneka macam


kesulitan dan hambatan (disturbance handler) yang ada di satuan
kerjanya.
c. Pengaturan aneka sumber yang ada, merupakan sumber pimpinan
yang punya tanggung jawab melakukan pengaturan prasarana,
waktu, dana, sumber daya manusia, karena itu pemanfaatan setiap
SDM bisa dilaksanakan dengan efisien dan efektif.
d. Pemimpin yang peranannya menjadi wakil pada setiap relasi
kerja dengan satuan kerja luarnya.

2.2. Indikator Peran Pemerintah


Menurut Osborne peran pemerintah dalam reformasi birokrasi adalah
(Anggara, 2012, hal. 54) sebagai berikut ;
1. Menjadi katalisator pembangunan;
2. Menjadi fasilitator;
3. Menghasilkan (entrepreneur);
4. Alokator, distributor, dan stabilitas for public goods (public
governance)
Menurut musgrave terdapat 3 (tiga) peran/ fungsi pemerintahan (Domai,
2010, hal. 25–26) sebagai berikut :
1. Alokasi, merupakan sebagai fungsi untuk menyediakan pemenuhan
terhadap kebutuhan publik.
2. Distribusi, merupakan upaya pemerintah dalam skripsi kan produk-
produk yang dihasilkan oleh konsumen.
3. Stabilisasi, merupakan upaya pemerintah dalam memastikan
perekonomian ada dalam full employment (kesempatan kerja) dan
mengupayakan keseimbangan harga-harga perekonomian agar tetap
stabil.
Dalam hal ini peran merupakan suatu pengaruh yang berhubungan dengan
individu saat melaksanakan kewajiban serta hak sesuai jabatan yang diemban.
Adapun menurut Soeharto (Suharto, 2014, hal. 110) yang mengemukakan 5 (lima)
14

dimensi peran dan dapat dijadikan sebagai indikator dalam peran Dinas Tenaga
Kerja ialah :
1. Peran Kebijakan Sosial
Kebijakan sosial ialah seperangkat aturan, sistem dan mekanisme yang bisa
memberi arahan pada berbagai tujuan pembangunan. Kebijakan sosial merupakan
kebijakan yang orientasinya pada tujuan publik. Masalah sosial serta kebutuhan
sosial bisa dipecahkan dengan tujuan publik. Misalnya masalah kemiskinan
maupun pengangguran yang terjadi di masyarakat. Kebijakan sosial ini nantinya
akan mampu meningkatkan situasi lingkungan ekonomi-sosial yang kondusif
sebagai upaya dalam pelaksanaan peranan-peranan sosial Pencapaian kebutuhan
masyarakat sesuai dengan hak, harkat, dan martabat kemanusiaan. Selain itu,
kebijakan publik bertujuan untuk menggali, mengalokasikan dan mengembangkan
sumber daya manusia demi terciptanya kesejahteraan sosial dan keadilan sosial.
Tercapainya tujuan dari kebijakan sosial diperlukan sebuah mekanisme dan
aturan yang diubah terkait pengalokasian status, pengembangan sumber daya
tersedia dan pemenuhan hak (Suharto, 2014, hal. 111–112). Pemikiran tersebut
telah menjadi sebuah dasar teoritik dalam penentuan kebijakan sosial. Tidak hanya
hal tersebut, namun setiap warga negara harus dijamin dalam pelayanan,
kesempatan, dan kekuasaan yang adil dan merata, itu juga disebut sebagai tujuan
kebijakan sosial. Dalam pembuatan keputusan yang menjadi sumber penentu dalam
pemilihan tindakan yakni jenis, kualitas dan kuantitas. Pengalokasian status, hal ini
merupakan penentuan kebijakan dengan cara memperluas dan meningkatkan akses
serta keterbukaan. Dan pendistribusian hak merupakan suatu kesempatan yang
diperluas bagi individual maupun kelompok guna mengelola sumber daya yang
tersedia.
2. Peran Strategi
Mengacu data di lapangan strategi utama perihal kegiatan sosial ialah
advokasi dan pelatihan masyarakat. Peningkatan sebuah keahlian, pengetahuan,
kesadaran dan kapabilitas masyarakat akan hak serta kewajiban guna peningkatan
keterampilan serta daya juang dalam pemenuhan kebutuhan hariannya, hal itu
disebut pelatihan. Sedangkan advokasi yakni wujud pendampingan bagi
15

masyarakat melalui serangkaian tindakan politik yang dilakukan secara


terorganisir. Tujuannya ialah terciptanya suatu perubahan kebijakan yang berguna
untuk setiap masyarakat yang ikut andil di dalamnya.
Perumusan strategi untuk program-program pemberdayaan masyarakat dapat
menggunakan prinsip SMART. Prinsip ini bermakna “cerdas” secara harafiah.
SMART adalah singkatannya :
1. Specifik, ialah prinsip yang terfokus dan khusus.
2. Measurable, yakni prinsip yang terukur.
3. Achievable, ialah prinsip yang dapat dicapai.
4. Realistic, yakni prinsip yang nyata dan sesuai dengan yang ada.
5. Time-bound ialah prinsip yang memiliki batasan waktu yang jelas.

3. Peran Komunikasi
Saat merumuskan keputusan maupun kebijakan, alat yang dapat
dipergunakan agar informasi didapatkan ialah sebuah komunikasi. Alat ini
dirancang sedemikian baik untuk proses pelayanan masyarakat, sehingga
masyarakat dapat lebih mengetahui informasi terbaru dari bagian pelayanan
pemerintahan. Pemerintah juga menggunakan komunikasi dengan pihak-pihak
yang memiliki peluang dalam kesejahteraan masyarakat. Komunikasi dibuat dalam
bentuk formal dandan nonverbal sehingga preferensi masyarakat dapat bernilai
guna mewujudkan keputusan yang responsif dan responsible.
Komunikasi juga sangat berguna perihal informasi lowongan kerja sebab
komunikasi yang ada akan memudahkan dalam mencari informasi informasi yang
dibutuhkan bagi masyarakat bagi para pencari lapangan pekerjaan dan peluang
mensejahterakan hidup sehingga tingkat pengangguran dapat berkurang.

4. Peran Mediator (Penyelesaian Sengketa)


Fungsi peran mediator dalam hal ini adalah membantu pihak-pihak yang
sedang berkonflik dan melakukan diagnosa permasalahan yang sedang terjadi
hingga diagnosis permasalahan tersebut dapat mencapai penyelesaian masalah.
Selain itu, fungsi peran mediator adalah mengurangi masalah dan meredam konflik
16

melalui pendapat dari masing-masing pihak. Mediator melakukan kegiatan seperti


negosiasi, perjanjian perilaku, sebagai pihak ketiga, serta memberikan pandangan
terhadap konflik.
Menurut Compton dan Galaway dalam (Suharto, 2014, hal. 101–102)
kapabilitas dan teknik dipergunakan dalam memerankan pihak mediator yaitu ;
a. Pencarian kemiripan yang ada dari pihak berkonflik.
b. Mengarahkan pihak yang berseberangan untuk pengakuan atas
kepentingan pihak lain.
c. Melakukan identifikasi kepentingan bersama.
d. Menghindari sikap yang berkeinginan kondisi menang atau kalah.
e. Membangun komunikasi yang harmonis dengan setiap pihak.

5. Peran Terapi (Penyembuhan Sosial)


Dalam mengemban sebagai peran pemerintah para Aparatur Negara dibekali
ilmu serta metode penyembuhan sosial (social treatment). Terapi sosial ini antara
lain terapi kelompok (group work), terapi individu (case work), manajemen
pelayanan kemanusiaan ( human sercive manajeement), analisis kebijakan sosial
(social policy analysis), serta terapi masyarakat ( community development). Terapi-
terapi tersebut tersusun dengan sistematis dalam metode terapi sosial.

2.3. Dinas Tenaga Kerja


Membina, mengontrol, mengawasi serta melatih calon pekerja merupakan
tugas dan fungsi dari Dinas Tenaga Kerja sebagai lembaga pemerintahan daerah.
Tugas tersebut bertujuan agar calon pekerja mempunyai kapabilitas spesifik,
sehingga memperluas kesempatan kerja di dunia kerja yang kompetitif ini. Dinas
Tenaga Kerja juga menyebarkan informasi dari pasar kerja serta bursa kerja.
Pimpinan di Dinas Tenaga Kerja yakni seorang Kepala Dinas, dia bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Atas dasar Perda Kota Batam
Nomor 12 Tahun 2017 perihal Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Tenaga
Kerja Kota Batam (Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, 2019).
17

Tugas pokok, fungsi dan uraian tugas Dinas Tenaga Kerja termasuk ke dalam
aturan Walikota Batam Nomor 46 tahun 2016. Kepemimpinan, kontrol, perumusan,
pembinaan, pengendalian, koordinasi serta pertanggungjawaban atas pelaksanaan
teknis merupakan tugas pokok yang tercantum pada pasal 3 ayat 2. Sedangkan
Dinas Tenaga Kerja Kota Batam berfungsi sebagai (Dinas Tenaga Kerja Kota
Batam, 2021) :
1. Merumuskan kebijakan teknis,
2. Menyelenggarakan pelayanan umum dan urusan pemerintahan,
3. Pelaksanaan dan pembinaan, serta
4. Melaksanakan, monitoring, mengevaluasi, serta melaporkan kegiatan
dinas.

2.4. Pengangguran (Unemployment)


Permasalahan utama setiap negara yakni pengangguran. Menurut Mariani
dalam (Mariani, 2013) keadaan angkatan kerja (labor force) yang tidak punya
pekerjaan serta tidak aktif mencari kerja dikatakan sebagai pengangguran. Kondisi
pengangguran (unemployment) tidak melihat dari status perekonomian negara,
semua negara mengalaminya. Menurut Andespa dalam (Andespa, 2019) golongan
angkatan kerja yang aktif mencari kerja dalam tingkat upah tertentu Namun tidak
mendapatkannya. Pengangguran menyebabkan permasalahan bagi negara sebab
ada dana untuk pemberian kompensasi dan kesejahteraan yang berarti (lost output),
pemborosan bagi sumber daya ekonomi negara. Disisi lain juga orang yang tidak
bekerja mengalami kesengsaraan (human misery).
Sedangkan kesempatan kerja menjadi harapan untuk pengangguran.
Kesempatan kerja yakni perusahaan membuka lowongan kerja untuk dapat
menampung seluruh tenaga kerja yang tersedia (Andini Fitria Putri, 2020). Menurut
Iskandar Putong dalam buku Ekonomi Makro (Putong, 2015), kesenjangan yang
tercipta antara penyedia pekerjaan dengan seluruh tenaga kerja aktif inilah yang
menyebabkan pengangguran. Namun walaupun kesempatan kerja telah tinggi,
pengangguran masih terus terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan
informasi, ketimpangan keahlian serta unsur kesenjangan menganggur. Apabila
18

lowongan pekerjaan telah terisi semua, hal ini disebut “full employment” Namun
bukan berarti tidak ada pengangguran. Sebab pengangguran seyoginya hanya ada
di suatu perekonomian negara. Akan tetapi negara sepatunya dapat mengelola
dengan baik kondisi pengangguran tersebut.
Kewajiban pemerintah tersebut telah tertuang dalam UU Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 1 yakni :
1. Proses menyusun rencana sistematis perihal ketenagakerjaan yang
dapat menjadi dasar acuan Dalam strategi, penyusunan kebijakan,
serta pelaksanaan program merupakan sebuah perencanaan tentang
tenaga kerja.
2. Kompetensi kerja yakni kapabilitas seseorang mengenai kecakapan,
ilmu dan etika kerja sesuai dengan Standar Operational Production
(SOP).
3. Pelayanan penempatan tenaga kerja ialah aktivitas pertemuan pemberi
kerja memperoleh tenaga kerja yang diinginkan dengan tenaga kerja
guna mendapatkan pekerjaan sesuai keahlian.
UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 telah mengalami perubahan menjadi
UU Cipta kerja (UU CIPTAKER) No. 11 pada Tahun 2020, kewajiban pemerintah
akan Ketenagakerjaan dalam mengatasi permasalahan pengangguran tetap menjadi
fokus pemerintah. Undang-undang ini dibentuk bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, dalam pasal 3 UU CIPTAKERJ Nomor 11 Tahun 2020
menjelaskan (UU CIPTAKER, 2020) sebagai berikut :
a. Dalam upaya penyerapan tenaga kerja perlu adanya pemberdayaan,
penciptaan dan peningkatan lapangan kerja yang mudah serta
perlindungan terhadap UMK-M koperasi serta industri dan
perdagangan nasional.
b. Perlakuan adil serta layak dalam hubungan kerja, mendapatkan
imbalan serta memperoleh pekerjaan merupakan hak yang harus
dijamin bagi setiap warga negara.
Pada bulan Agustus 2020 angka pengangguran di Indonesia sebanyak 29,12
juta orang yang tercatat oleh BPS. Data terbagi secara beragam yang terbagi dalam
19

beberapa kategori seperti, pengangguran disebabkan oleh pandemi Covid-19


sejumlah 2,56 juta orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) atau penduduk usia kerja
sejumlah 0,76 juta orang, sedangkan yang tak bekerja sejumlah 1,77 juta orang, dan
yang terakhir kerja namun dikurangi jam kerjanya (shorter hours) disebabkan oleh
pandemi Covid-19 sejumlah 24,03 juta orang. Angka pengangguran per Agustus
2020 meningkat secara signifikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang
kita hadapi sampai kini (BPS, 2020).
Menurut Ali Ibrahim dalam buku Ekonomi Makro (Hasyim, 2017)
pengangguran dibagi menjadi 4 golongan yakni :
1. Total angkatan kerja lebih tinggi daripada penyerapan tenaga kerja,
hal ini disebut Pengangguran Terbuka.
2. Total pekerja dalam aktivitas ekonomi lebih tinggi daripada yang
dibutuhkan diistilahkan Pengangguran Tersembunyi. Hal tersebut
terjadi oleh sebab dalam menjalankan kegiatan pekerjaan dengan
efisien terciptalah pengangguran. Pekerja yang rendah
produktivitasnya bisa dipindahkan, sehingga tidak menimbulkan
penurunan produksi.
3. Pengangguran Musiman. Jenis pengangguran tersebut biasanya
terjadi pada bagian pertanian dan Perikanan. Perubahan cuaca/ musim
hujan dan musim panas, musim angin kencang atau waktu terang
bulan akan menyulitkan para petani dan nelayan sulit melakukan
pekerjaan.
4. Setengah menganggur. Jenis pengangguran ini merupakan para
pekerja yang mempunyai masa kerja perpindahan tempat bekerja dari
kota ke desa begitu juga sebaliknya dari desa ke kota.

2.5. Pandemi Covid-19

Indonesia yakni negara yang sangat terdampak oleh pandemi Covid-19.


Indonesia mengalami tingkat kematian akibat adanya pandemi tersebut. Kota
Wuhan, China merupakan asal dari penyakit pandemi Covid-19 ini pada Desember
20

2019 akhir. Demam, batuk kering, dispnea, serta malaise menjadi tanda gejala yang
dialami pasien yang didiagnosis sebagai infeksi penyakit corona. Corona ini
dinamai secara resmi sebagai coronavirus 2019 menjadi Covid-19 pada 12 Februari
2020 oleh WHO. Identifikasi virus Corona ini dikarenakan oleh virus SARS-Cov-
2 yang memiliki kemiripan dengan SARS (Severe Auto Respiratory Syndrome)
serta MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Dari ketiga virus ini Corona
merupakan virus yang tercepat dan menyebarkan ke manusia. (Genecraft Laps,
2020).

Angka kematian case fatality rate (CFR) yang diakibatkan oleh virus ini terus
meningkat. Mulai periode awal yaitu 2,3% menjadi 8% pada pasien usia 70 sampai
79 tahun dan 14,8 % pada pasien usia dari 80 tahun. Pada masa meningkatnya
bahaya dari kasus Corona semakin kontekstual karena CFR pada pasien dengan
penyakit tidak menular cukup tinggi yakni diabetes 7,3%, penyakit pernapasan
kronis 6,3%, hipertensi 6%, penyakit kardiovaskuler 10,5%, angka tersebut
melonjak drastis karena alasan ini ditetapkan sebagai pandemi.

2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Dinas Tenaga Kerja


Saat mengatasi permasalahan pengangguran di masa pandemi Covid-19,
Pemerintah Kota Batam khususnya bagian Dinas Tenaga Kerja Kota Batam
melakukan pelaksanaan program yang telah ada mengalami beberapa faktor. Ada 4
(empat) faktor berdampak bagi implementasi kebijakan publik menurut George C.
Edwards III dalam Nugroho yakni komunikasi, sumber daya manusia, disposisi,
dan struktur organisasi (Rusdin Nawi, 2017, hal. 60–70). Implementasi kebijakan
ini merupakan bagian dari pelaksanaan Peran Dinas Tenaga Kerja. Adapun uraian
4 (empat) faktor adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi
Komunikasi yakni menyampaikan sebuah informasi pengirim ke penerima
informasi yang kemudian dapat dimaknai (Knootz 2006). Sejalan dengan hal ini
Robbins (2005) berpandangan menyampaikan dan memahami suatu maksud
21

disebut komunikasi. Lebih terang lagi Yudith (2005) memaparkan komunikasi


merupakan pemindahan gagasan, informasi, pengertian, atau perasaan antar
manusia.
Komunikasi dikatakan efektif jika dipengaruhi oleh berbagai faktor Moekijat
(2000). Faktor tersebut yakni kapabilitas dari manusia dalam penyampaian
informasi, memilah maksud yang disampaikan, unsur kejelasan dan langsung dalam
saluran komunikasinya, terdapat media penyampai pesan dengan waktu dan
penggunaan yang tepat, distribusi informasi yang memadai agar tetap mendapatkan
informasi asli, tidak diubah, tidak dikurangi, serta arah yang tepat. Sedangkan
pendapat Dayer (2005) perihal faktor yang perlu diperhatikan saat komunikasi
yakni kecermatan, kecepatan, kerahasiaan, keamanan, kesan, catatan, senang
memakainya biaya, penyusunan tenaga kerja, serta adanya jarak. Ada 4 tipe
komunikasi itu dari bawah ke atas, komunikasi dari atas, komunikasi diagonal, serta
komunikasi horizontal.
Kebijakan peran pemerintah dapat efektif, seseorang telah ditugaskan untuk
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus mengetahui
benar-benar apa yang akan dikerjakan dengan baik dan benar. Menurut Abidin
dalam (Rusdin Nawi, 2017, hal. 62) mengatakan yakni diperlukan komunikasi yang
transparan dengan tujuan yang jelas dan kreatif serta konsistensi komunikasi dalam
mendukung penerapan kebijakan. Sebab komunikasi yang telah disampaikan oleh
implementator tidak cukup hanya informasinya mengenai pembangunan.
Berdasarkan uraian di atas penghantar kita memaknai ialah pelaksanaan
kebijakan harus memiliki sifat konkrit dan spesifik dalam suatu keputusan sesuai
dengan intruksi agar terhindar dari diskomunikasi. Jenis komunikasi berpengaruh
atas kesalahpahaman (misunderstanding), hal ini beresiko terhadap kebijakan
menjadi kurang efektif. Komunikasi juga menjadi faktor penentu bagi suatu
kebijakan. Serta menjadi penyebarluasan informasi baik dari komunikasi bawah ke
atas, dari atas ke bawah, maupun secara horizontal. Hal ini merupakan acuan
penentu keberhasilan dalam suatu lembaga organisasi.
22

2. Sumber Daya
Faktor lain yang mempengaruhi suatu kebijakan pemerintah dari kegiatan
kebijakan pembangunan setiap kegiatan sumberdaya perlu transparansi,
mempertanggungjawabkan dalam mengembangkan suatu aktivitas sumber daya,
baik sumber daya manusia, sumber daya aset, dan sumber daya keuangan harus
dipertanggungjawabkan. Kegiatan organisasi akan terganggu jika sumber daya tak
mencukupi, karena kebijakan dalam melakukan pengelolaan kebijakan amat
diperlukan guna keberhasilan kebijakan yang sesuai dengan tujuan yang ingin
diraih.
Sumber daya juga ialah faktor penghambat dan pendukung kebijakan akan
berdampak positif seandainya sumber daya dikelola dengan terarah dan terencana,
sebaliknya jika tidak dipakai, maka masalah akan timbul. Sumber daya tidak bisa
diabaikan dalam kebijakan. Sumber daya bisa dijadikan faktor pendukung dengan
ketersediaan sumber daya mandiri, sumber daya penciptaan lapangan kerja, dan
sumber daya penggerak.

3. Disposisi
Bentuk kesiapan dari semua elemen organisasi guna menggelar kebijakan
disebut dengan disposisi. Menurut Soebarsono (2005) berpendapat jika pengertian
disposisi yakni karakteristik serta watak yang aparatur punyai guna persiapan untuk
melaksanakan kebijakan sesuai harapan pembuat kebijakan. Jika perspektif serta
sikap yang berbeda dipunyai oleh aparatur, maka kebijakan tidak akan bisa berjalan
dengan baik. Menurut Abidin (2005) disposisi ialah sebuah sikap yang elemen
kebijakan ditunjukkan guna melakukan penyelarasan penumbuhan sikap yang
pengembang kebijakan pada objek dan subjek kebijakan. Hal ini juga mencakup
tindak lanjut serta program dari sebuah aktivitas pembangunan.
Kebijakan begitu dipengaruhi oleh faktor disposisi. Sebab secara substantif
perilaku mendukung psikologis yaitu tindakan, perilaku, dan pembentukan sikap
dari unsur masyarakat atau pemerintah dalam menyikapi kebijakan nasional
khususnya yang terkait dengan ketenagakerjaan.
23

4. Struktur Organisasi
Menurut Dennies (2007) dalam (Rusdin Nawi, 2017, hal. 67) kondisi rasional
beberapa orang juga melakukan pencapaian beberapa tujuan umum lewat
pembagian kerja serta fungsi lewat hierarki otoritas serta tanggung jawab.
Organisasi punya karakteristik yang saling terkait satu sama lain. Karakteristik itu
tujuan dan struktur serta tergantung pada komunikasi anggotanya guna melakukan
koordinasi kegiatan pada organisasi.
Kochler (2001) menyebutkan jika organisasi ialah relasi terstruktur yang
mengkoordinasikan suatu usaha kelompok guna pencapaian tujuan. Sementara
Wiorght (2004) berpandangan jika organisasi ialah sistem terbuka yang dua orang
atau lebih koordinasikan guna pencapaian tujuan bersama. Menurut Stephen P
Robbins (2006) struktur organisasi mencakup; formalisme, desentralisasi,
sentralisasi, rentang kendali, rantai komando, departementasi, dan spesialisasi kerja
(Rusdin Nawi, 2017, hal. 67).
Struktur organisasi tidak bisa dipungkiri keberadaannya sebab pada dasarnya
kebijakan asalnya dari perumusan organisasi, oleh sebab itu struktur organisasi juga
menjadi penentu keberhasilan organisasi. Hal ini karena bentuk-bentuk formulasi
kebijakan bisa diperbaiki serta dikembangkan oleh struktur organisasi jadi sebuah
bagian dari pengendali, perencana, pengkoordinasi, serta pengembang dari sebuah
aktivitas kebijakan guna pencapaian tujuan yang diharapkan.
Anggaran adalah salah satu faktor utama dalam mendukung keberhasilan
suatu daerah. Menurut Nurkholis dalam (Nurkholis, 2019, hal. 4) salah satu aspek
penting yang harus diperhatikan ialah permasalahan pengelolaan anggaran serta
keuangan daerah. Fungsi anggaran merupakan alat guna penerapan tugas pokok dan
fungsi perangkat daerah, membutuhkan sumber daya yang baik dan mencukupi
khususnya pada anggaran. Selain itu, anggaran merupakan upaya yang dilakukan
dalam mengatasi pengangguran dan masalah-masalah pabrik lain yang terjadi di
bidang ketenagakerjaan. Dengan terbatasnya anggaran upaya dalam mengatasi
permasalahan pengangguran menjadi kurang efektif baik dalam program pelatihan
penyebarluasan informasi pasar kerja atau bursa kerja, dan sosialisasi dan
pembinaan penempatan kerja serta program-program lainnya.
24

2.7. Penelitian Terdahulu


1. Penelitian yang diteliti oleh Riko Riyanda dan Atanasius Dula yang
berjudul Peran Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Terhadap Perencanaan
Pembangunan Ketenagakerjaan Dalam Meningkatkan Kompetensi
Tenaga Kerja Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang
dimuat dalam publikasi Menara Ilmu, Vol XIV, No.2 pada Juli 2020.
Pendekatan kualitatif deskriptif dipakai dalam studi ini. Hasil riset
menyatakan jika penerapan MEA pada sektor Ketenagakerjaan dan
melakukan deskripsi atas strategi perencanaan yang Dinas Tenaga
Kerja Kota Batam rancang guna peningkatan kompetensi tenaga kerja
pada era MEA juga melakukan pemetaan berbagai faktor yang
menghambat perencanaan pembangunan ketenagakerjaan yang Dinas
Tenaga Kerja Kota Batam alami. (Riyanda & Dula, 2020)
2. Penelitian yang diteliti oleh Syaron Brigette Lantaeda, Florance Daicy
J. Lengkong, dan Joorie M Ruru yang berjudul Peran Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Penyusunan RPJMD Kota
Tomohon yang dimuat dalam Jurnal Ilmu Administrasi Publik, Vol 04,
No. 048 tahun 2017. Pendekatan kualitatif deskriptif dipakai dalam
studi ini. Dari riset yang digelar diperoleh jika peran Bappeda begitu
Kompleks guna melakukan perencanaan pembangunan daerah. Ini
berarti Bappeda menangani segala bidang perencanaan pembangunan
dan ekonomi daerah. (Ruru, 2017)
3. Penelitian yang dipilih oleh Bayu Prasetyo Mariono, Micahel Mantiri,
Frans Singkoh dengan judul penelitian Peran Dinas Tenaga Kerja
Dalam Menanggulangi Angka Pengangguran Di Kabupaten Minahasa
yang dimuat dalam Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, Vol. 2, No. 2
tahun 2017. Pendekatan kualitatif deskriptif dipakai dalam riset ini.
Tujuan riset ini untuk mengetahui Peran Dinas Tenaga Kerja itu sendiri
untuk menanggulangi tingkat pengangguran di kabupaten Minahasa.
Teknik analisa terus-menerus sejak penelitian berlangsung mulai
pengumpulan data, analisis, hingga laporan riset disusun. Reset ini
25

mendapatkan hasil berupa kinerja Pemerintah Kabupaten Minahasa


khususnya Dinas Tenaga Kerja sudah bagus menurut riset di Dinas
Tenaga Kerja ataupun pada masyarakat. Meskipun tingkat
pengangguran di kabupaten Minahasa meningkat per tahun, dimana
pada 2014 sejumlah 13.584 orang dan tahun 2015 sejumlah 14.513
orang. (Bayu Prasetyo Mariono, Michael Mantiri, 2017)
4. Penelitian yang diteliti oleh Dewi dengan judul penelitian Peranan
Dinas Tenaga Kerja Kota Palembang Terhadap Tenaga Kerja Atas
Pemutusan Hubungan Kerja Dampak Covid-19. Reset ini bertujuan
guna melihat peranan Dinas Tenaga Kerja Kota Palembang untuk
memberi perlindungan para tenaga kerja yang dirumahkan akibat
pandemi virus Corona atau Covid-19. Hasil penelitian ini dapat
dipahami bahwa peranan Disnaker Kota Palembang dalam
perlindungan terhadap tenaga kerja yang mengalami PHK dampak dari
Covid-19 ini telah melakukannya himbauan terhadap para perusahaan-
perusahaan yang ada di Kota Palembang agar tidak semakin meningkat
dan jumlah tenaga kerja yang dirumahkan karena adanya Covid-19.
(Dewi, 2020)
5. Penelitian yang diteliti oleh Ni Putu Rai Yuliartini dan Dewa Gede
Sudika Mangku dengan judul Peran Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi
Kabupaten Buleleng Dalam Penempatan Dan Pemberian Perlindungan
Hukum Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri. Penelitian ini dimuat
pada Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiska, Vol. 8, No. 2 di
tahun 2020. Reset ini guna melihat peran aktif Disnakertrans
pemerintah daerah guna membantu penyelesaian masalah yang TKI
alami, serta PPTKIS memiliki kerjasama yang kurang dalam membantu
Pemda provinsi dan Kabupaten/ Kota untuk menyelesaikan kasus. Riset
menunjukkan jika penerapan perlindungan TKI masih mendapatkan
hambatan yang banyak, perlindungan yang belum sesuai Standar
Opereating Prosedur (SOP), Disnakertrans pemerintah daerah
26

Kabupaten juga masih kurang peranan dalam hal ini. Selain itu PPTKIS
tidak bertindak kooperatif dalam penyelesaian kasus.
6. Penelitian yang diteliti oleh Khikmatul Fikriyah yang berjudul Peran
Mediator Dalam Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Di
Masa Pandemi Covid-19 Dengan Studi Kasus Pada Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Gresik. Reset ini dimuat dalam Jurnal Inovasi Penelitian
pada Januari 2001 dengan seri Vol. 1, No. 8. Pendekatan kualitatif
deskriptif yang digunakan pada riset ini. Hasil riset menyebutkan yakni
mediator memainkan peranannya dalam menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial dapat dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan
ketentuan undang-undang. Ada aturan tambahan perihal peran mediator
yakni Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/3/HK.04/III/2020.
Aturan tersebut menjadi perbedaan dalam pelaksanaan mediasi
sebelum dan setelah pandemi. (Khikmatul Fikriyah, 2020)
7. Penelitian yang diteliti oleh Roy Charly HP Sipahutar yang berjudul
Kemiskinan, Pengangguran Dan Ketidakadilan Sosial yang dimuat
dalam jurnal Christian humaniora pada bulan Mei 2019 dengan seri,
Vol. 3 No. 1. Riset ini memakai kualitatif deskriptif dalam
pendekatannya. Hasil riset menjabarkan pengentasan kemiskinan
belum tercapai, namun perlu upaya kepedulian bersama terkait masalah
ini. (Charly & Sipahutar, 2019)
8. Penelitian yang diteliti oleh Hani Tria Prihatin, Inka Nusamuda, dan M.
Ulfatul Akbar Jafar yang berjudul Analisis Peran Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Lombok Barat Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran
Di Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Reset ini dimuat
dalam Journal of Goverment and Politics (JGOP) pada bulan Desember
2019 dengan seri Vol. 1, No. 2. Riset ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menyebutkan yakni peran
Disnaker Kabupaten Lombok Barat telah terlaksana. Perannya antara
lain pengurangan tingkat pengangguran, memberikan pelatihan
keterampilan dan keahlian serta memudahkan akses kerja dengan
27

pemberian kartu kuning bagi pencari kerja. Kemudian Disnaker juga


menjadi media distribusi info lowongan kerja sebagai bentuk
menghubungkan pencari kerja dan penerima kerja. (Tria, Inka, Pratama,
& Akbar, 2019)
9. Penelitian yang diteliti oleh Azhar Abbas dan Karol Teovani Lodan
yang berjudul peran Pengawasan Ombudsman Dalam Penyelenggaraan
Pelayanan Publik. Riset dimuat pada jurnal dialektika publik di tahun
2020 dengan seri Vol. 5, No. 1. Kualitatif deskriptif menjadi
pendekatan riset ini. Hasil riset menjabarkan yakni adanya
maladministrasi. Maladministrasi tersebut seperti penundaan
berkepanjangan, penyalahgunaan wewenang, penyimpangan prosedur,
pengabdian serta kelalaian kewajiban hukum, diskriminasi, tidak
transparan, pemerasan, tidak profesionalisme, informasi yang tidak
jelas, tindakan sewenang-wenang, salah urus, serta ketidakpastian
hukum. Penemuan tersebut didapatkan dari peran pengawasan
Ombudsman. Ombudsman bekerja seperti perwakilan dari rakyat
dilakukan secara gratis serta mudah. (Abbas & Lodan, 2020)

2.8. Kerangka Pemikiran


Hipotesis dasar dari fenomena yang diamati peneliti merupakan kerangka
berpikir. Pandangan Uma Sekaran di buku Metode Penelitian Administrasi Publik
(Pasolong, 2020) menyatakan kerangka berpikir ialah konseptual model perihal
keterhubungan teori dengan faktor permasalahan yang diteliti. Kerangka berpikir
juga merupakan hasil buatan penelitian sendiri bukan hasil penelitian orang lain
yakni cara sendiri dalam berargumentasi guna merumuskan hipotesis. Penulis
menciptakan kerangka penelitian yakni :
28

Gambar 2 1 Kerangka Berpikir


Permasalahan yang terjadi :

1. Tingginya Angka Pengangguran


2. Banyaknya PHK di masa pandemi Covid-19
3. Minimnya lapangan pekerjaan

Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam Mengatasi


Tingkat Pengangguran Pada Masa Pendem Covid-
19 Di Kota Batam

Indikator Peran menurut Soeharto Faktor Yang Mempengaruhi


(Suharto, 2014) : Menurut George C. Edward III
(2004) :
1. Peran Kebijakan Sosial.
2. Peran Strategi 1. Komunikasi
3. Peran Komunikasi 2. Sumber Daya Manusia (SDM)
4. Peran Mediator 3. Disposisi
5. Peran Terapi 4. Struktur Organisasi

HASIL :
Peningkatan Lapangan Pekerjaan dan Angkatan Tenaga Kerja
Di Kota Batam
29
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Kualitatif deskriptif digunakan sebagai pendekatan pada riset ini.metode


tersebut bekerja untuk mengulik kebenaran,metode ini termasuk sebagai riset
ilmiahyang beralaskan teori dan data empirik. (Sugiyono, 2016, hal. 9) memandang
riset jangan menggunakan postpositivisme dilakukan pada fenomena
alamiah.Peran peneliti yakni instrumen kunci.Triagulasi data menjadi teknik
pengumpulan datanya dengan analisis bersifat induktif. Hasil riset kualitatif
memiliki titik fokus pada generalisasi. Atas penjelasan tersebut,penulis memilih
metode ini dengan landasan dapat menjabarkan serta dapat pemaknaan menyeluruh
perihal peran Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi tingkat pengangguran pada
masa pandemi Covid-19 di Kota Batam.

3.2. Fokus Penelitian

Pendapat spradley dalam (Sugiyono, 2016, hal. 209) menyatakan bahwa


fokus penelitian yakni domain tunggal atau beberapa terhubung kepada situasi
sosial. Fokus pada riset ini ialah informasi terbaru yang diambil dari kondisi sosial.
Fokusnya terjabarkan pada peran Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi tingkat
pengangguran pada masa pandemi Covid-19 di Kota Batam.

3.3. Sumber Data

Data primer serta sekunder yang dipergunakan pada riset ini, yakni ;

3.3.1. Data Primer

Data dari narasumber merupakan data primer. Pemilihan narasumber


memakai teknik purposive sampling. Peneliti menentukan kriteria narasumber yang
dipilih,namun harus dipastikan bahwa informasi dari narasumber yang jelas serta
mendalam. Peneliti telah menetapkan kriteria nya yakni;

29
30

a. Narasumber harus memahami permasalahan serta keterlibatan


langsung atas fenomena yang diamati. Identifikasinya narasumber
mampu menyampaikan informasi secara spontan.
b. Narasumber secara aktif beraktivitas pada fenomena yang sedang
diamati.
c. Narasumber harus memiliki integritas, memiliki waktu luang dan
bersedia untuk diwawancarai.
d. Narasumber tidak mengarang atau memberikan informasi yang tidak
tepat.

3.3.2. Data Sekunder

Sumber data yang didapatkan dari sumber penunjang merupakan data


sekunder. Data sekunder ini ialah seperti teori di buku, informasi di internet, serta
berbagai dokumen khusus dari Dinas Tenaga Kerja Kota Batam serta data lainnya
yang relevan. Dokumen khusus tersebut berupa data upaya Disnaker Kota Batam
dalam mengatasi tingkat pengangguran pada masa pandemi Covid-19 di Kota
Batam.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


3.4.1. Wawancara

Pandangan Sugiyono, (Sugiyono, 2016, hal. 137) memiliki pendapat yakni


teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara. Penulis
mewawancarai berbagai pihak dari berbagai elemen seperti pegawai Disnaker Kota
Batam, pelaku usaha dan masyarakat Batam.
31

Tabel 3 1 Daftar Informan

No Nama Informan Jabatanan/ Keterangan Informan


1 Hendri, S.H. Kepala Seksi Informasi Pasar Kerja
Dan Penempatan Dalam Negeri
2 Yusbawati, S.E., M.M. Kepala Seksi Penempatan TKI Di Luar
Negeri Dan TKA
3 Novarastami, S.I.P. Kelompok Jabatan Fungsional
(Mediator)
4 Rama Masyarakat
5 Kaharuddin Masyarakat
6 Benget Manahan Situmorang Masyarakat
Sumber : Hasil Observasi Peneliti 2021

3.4.2. Observasi

Observasi adalah aktivitas pengamatan secara langsung dan sistematis atas


fenomena yang menjadi fokus yang diteliti. Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, tertata baik secara biologis dan psikologis. Observasi penulis dilakukan
dengan cara mendatangi langsung Disnaker Kota Batam serta masyarakat yang
berhubungan dengan penelitian.

3.4.3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan fenomena yang telah terjadi. Bentuk dokumen


dapat berupa tulisan, lisan, gambar, foto dan karya monumental. Riset ini
menggunakan referensi penunjang dalam pengamantannya.

3.5. Metode Analisis Data

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (Sugiyono, 2016, hal. 246)


berpendapat analisis data kualitatif itu bersifat interaktif serta berkelanjutan hingga
mencapai kata titik jenuh. Aktivitas pada analisis data yakni ;
32

3.5.1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data memiliki maksimal perangkuman, pemilahan data pokok,


memiliki serta titik fokus pada tema. Data yang telah direduksi menjadi gambaran
penulis untuk menghimpun data tersebut, namun dapat melakukan pencarian bila
diperlukan.

3.5.2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dapat dituangkan serta penjelasan singkat, berbagan,


keterhubungan antar kategori serta flowchart. Riset ini menggunakan penyajian
data secara teks bersifat naratif.

3.5.3. Conclusion Drawing/ Verafication (Penarikan Kesimpulan / Verifikasi)

Kesimpulan menjadi sebuah penemuan baru yang tidak ada pada reset
sebelumnya. Temuan baru tertuang secara deskriptif yang menggambarkan
fenomena secara jelas. Berikut ini bagian atas analisis data yakni ;

Gambar 3 1 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)


(Sumber : Sugiyono, 2014 hal 247
33

3.6. Keabsahan Data

Penulis menggunakan keabsahan data atas pemikiran dari Sugiyono


(Sugiyono, 2016, hal. 270), yakni :

1. Uji kredibilitas, ialah mempercayai data yang dihasilkan dari riset melalui
pengamatan yang berkelanjutan, peningkatan ketekunan riset, melakukan
triangulasi, diskusi, analisis kasus negatif serta membercheck.
2. Uji Transferability, Iyalah penjelasan yang rinci, sistematis serta terpercaya
dalam uraian hasil riset dapat memberikan pemahaman mendalam. Sehingga
hasil riset dapat ditentukan pengaplikasiannya di lapangan.
3. Uji Dependability, ialah aktivitas audit di keseluruhan proses riset dengan
cara menghadiri auditor independen maupun pembimbing.
4. Uji Konfirmability, ialah pengujian hasil riset dengan proses riset yang telah
dilakukan. Apabila hasil riset memiliki fungsi dari proses riset yang
dilakukan, maka penulis tersebut telah memenuhi standart confirmability.

3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian


3.7.1. Lokasi Penelitian

Lokasi reset bertempat di Disnaker dan berlokasi di Jl. Kartini I No. 29-30,
Sei Harapan, Kec. Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau 29422, Telepon (0778)
327601 dan Fax 0778-32 26 25, E-mail : batamkerup@gmal.com Website :
www.batam.go.id
34

3.7.2. Jadwal Penelitian

Tabel 3 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Bulan
Maret April Mei Juni Juli
No Kegiatan 2021 2021 2021 2021 2021
Minggu ke :
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Observasi
1 Objek
Penelitian
Pengajuan
2
Judul
Pengumpulan
3
Data
Obsevasi
4
Lapangam
Pengolahan
5
Data
Analisis
6
Data
Penarikan
7
Kesimpulan
Hasil
8
Penelitian
35
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1. Gambaran Umum Dinas Tenaga Kerja Kota Batam
A. Visi Dan Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Batam

Disnaker memiliki visi dan misi sebagai acuannya. Visi dan misi Dinas
Tenaga Kerja yakni :

1. Visi
Terciptanya hubungan industrial harmonis dapat terjadi dengan cara
menyediakan tenaga kerja yang kompeten.
2. Misi
a. Pelatihan yang tersedia berguna untuk peningkatan kapabilitas tenaga
kerja dalam pemenuhan kebutuhan pasar kerja.
b. Peningkatan pembinaan serta penempatan kerja.
c. Peningkatan pelaksanaan pembinaan hubungan industrial.
d. Menyelesaikan perselisihan serta peningkatan kepatuhan hukum.
e. Melayani dengan Prima melalui sarana dan prasarana perkantoran yang
lengkap serta sumber daya manusia berkapabilitas.

B. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Batam


1. Kedudukan

Dinas tenaga kerja Kota Batam lahir atas aturan Perda Kota Batam No. 12
Tahun 2017 perihal Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota
Batam.

35
36

2. Tugas Pokok Dan Fungsi

Sesuai dengan peraturan Walikota Batam No. 46 tahun 2016 perihal Tugas
Pokok, Fungsi Dan Uraian Tugas Dinas Tenaga Kerja, maka tugas pokok dan
fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Batam yakni :

1) Tugas pokok Disnaker Kota Batam ialah mengimplementasikan


program Pemda atas dasar otonomi serta tugas pelayanan dibidang
Ketenagakerjaan daerah berdasarkan wewenang yang dimandatkan.
2) Fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Batam :
a. Merumuskan kebijakan teknis pada sektor ketenagakerjaan.
b. Menyelenggarakan program pemerintah serta melayani di
sektor ketenagakerjaan.
c. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan di bidang
Ketenagakerjaan, serta
d. Melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi, serta melaporkan
kegiatan dinas.
37

C. Struktur Dinas Tenaga Kerja Kota Batam

Penulis menggambarkan struktur organisasi Disnaker Kota Batam yakni :

Gambar 4 1Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Batam


(Sumber : Website Dinas Tenaga Kerja Kota Batam)
38

D. Sumber Daya Manusia Dinas Tenaga Kerja Kota Batam

Gambar 4 2 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan

(Sumber : Website Dinas Tenaga Kerja Kota Batam)


39

Gambar 4 3 Data Pegawai Menurut Golongan

(Sumber : Website Dinas Tenaga Kerja Kota Batam)

4.1.2. Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam Mengatasi Pengangguran Pada Masa
Covid-19 Di Kota Batam

Peran Disnaker Kota Batam guna pemberantasan pengangguran pada masa


Covid-19 dapat ditelisik berdasarkan capaian yang telah dilakukan. Penilaian
terhadap peran dinas tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran pada masa
Covid-19 berdasarkan indikator dimensi peran menurut Suharto yaitu peran
kebijakan sosial, peran strategi, peran komunikasi, peran mediator, (penyelesaian
sengketa), dan peran terapi (penyembuhan sosial) (Suharto, 2014)

1. Peran Kebijakan Sosial

Dinas tenaga kerja di Batam dalam mengatasi pengangguran pada masa


Covid-19 di Kota Batam terus berusaha melaksanakan tugas dengan baik demi
masyarakat. Dinas Tenaga Kerja dirasa perlu menerapkan sebuah kebijakan dalam
40

mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 agar tidak terjadi permasalahan


sosial-ekonomi yang juga akan mempengaruhi Kesejahteraan Sosial.

Peranan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Batam dalam
mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 bertujuan untuk pencarian,
pengalokasian serta pengembangan sumber daya manusia sehingga kesejahteraan
serta keadilan sosial dapat tercapai. Harapan masyarakat bahwa Dinas Tenaga Kerja
dapat mengatasi masalah pengangguran pada masa Covid-19. Oleh karena itu,Dinas
Tenaga Kerja memiliki peran kebijakan sosial dalam mengatasi pengangguran pada
masa 19 agar tercapainya target sebelumnya.

Hasil dari wawancara Bapak Hendri, S.H., sebagai Kepala Seksi Informasi
Pasar Kerja dan penempatan dalam wawancara pada hari Selasa, tanggal 13 Juli
2021 sebagai berikut;

“Dalam mengatasi pengangguran, Disnaker menerapkan kebijakan


melalui program-program peningkatan kualitas, produktivitas, dan
pengembangan perluasan kesempatan kerja seperti pendidikan dan pelatihan
keterampilan bagi pencari kerja, pelatihan dan peningkatan kemampuan
Tenaga kerja, pembinaan kelembagaan pelatihan kerja dan instruktur,
pelatihan kewirausahaan, sosialisasi dan pembinaan penempatan tenaga
kerja asing dan pendamping, sosialisasi pembinaan penempatan dan
perlindungan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) luar negeri dan PPTKIS
(Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta), sosialisasi
pembinaan tenaga kerja dalam negeri dan lembaga penempatan tenaga kerja
swasta,pembangunan BLK (Balai Latihan Kerja), serta sosialisasi bursa
kerja dan BKK (Bursa Kerja Khusus).”

Hasil wawancara dengan ibu Yusbawati, S,E., M.M., sebagai kasi


penempatan TKI di luar negeri dan TKA Dinas Tenaga Kerja Kota Batam hari
Rabu, tertanggal 14 Juli 2021 dalam wawancara yakni;

“Sebelum pandemi kan kita ada beberapa program gitu. Rumah karena
pandemi ini gerak kita sedikit terhambat sehingga ada program yang bisa
41

dilaksanakan dan tidak. Untuk program yang sudah terlaksana seperti


pelatihan dan peningkatan kemampuan tenaga kerja. Ini bisa diikuti oleh
siapapun. Baik yang sedang menganggur atau sedang bekerja.”

Begitu juga dengan hasil wawancara dengan Ibu Novarastami, S.I.P., selaku
Mediator pada Jabatan Fungsional di Dinas Tenaga Kerja pada hari Rabu, tanggal
14 Juli 2021 dalam wawancara sebagai berikut;

“Untuk mengatasi pengangguran pada masa pandemi ini kalau


kebijakan khusus pandemi ya nggak ada ya. Tapi kita tetap melakukan
program kebijakan yang sudah ada. Walaupun pendidikan tetap
mengusahakan program itu tidak berjalan seperti sebelumnya. Agar
tujuannya sama, untuk mengatasi pengangguran sebelum ataupun saat
pandemi. Dan semua itu dimaksimalkan agar mencapai hasil yang optimal
sesuai dengan tujuannya.”

Hasil dari wawancara tersebut maka penulis memantik kesimpulan bahwa


Dinas Tenaga Kerja dalam membuat kebijakan untuk mengatasi pengangguran
pada masa Corona di kota Batam berorientasi pada tujuan publik. Hal tersebut
diketahui setelah melihat berbagai program kebijakan Dinas Tenaga Kerja Kota
Batam. Wawancara dari bapak Henry, S.H., sebagai kasi informasi pasar kerja dan
penempatan dalam negeri, Ibu Yusbawati, S.E., M.M., sebagai kasi penempatan
TKI luar negeri dan TKA, serta Ibu Novarastami, S.I.P., selaku mediator pada
Jabatan Fungsional mengatakan hal yang sama yaitu ada beberapa program
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mengatasi pengangguran pada masa covid-
19 Kota Batam.

Dinas Tenaga Kerja dalam menerapkan kebijakan dalam mengatasi


pengangguran pada masa abad 19 Kota Batam juga wajib yang menghasilkan
sasaran utama yang harus dicapai. Hasil wawancara dengan bapak Hendri, S.H.,
sebagai Kepala Seksi Informasi Pasar Kerja dan penempatan dalam wawancara
pada hari Selasa, tanggal 13 Juli 2021 sebagai berikut;
42

“Sasaran strategis paling utama yang dilakukan oleh Disnaker adalah


meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha dalam mendorong
penguatan perekonomian daerah. Selain itu, meningkatkan pelayanan publik
yang bersifat transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi dan
informasi bagi masyarakat kota Batam.”

Hasil wawancara dengan ibu Yusbawati, S.E., M.M., sebagai Kasi


penempatan TKI luar negeri dan TKA di Dinas Tenaga Kerja Kota Batam hari Rabu,
tertanggal 14 Juli 2021 dalam wawancara yakni;

“Di masa pandemi Covid-19 saat ini banyak sekali sasaran dalam
meningkatkan produktivitas belum berjalan efektif. Hal ini disebabkan
adanya pembuatan sosial baik secara mikro maupun makro. Tujuannya
adalah mengurangi penyebaran virus pandemi Covid-19. Salah satu
programnya adalah pelatihan kerja, bursa kerja, serta sosialisasi terkait
upaya perluasan kesempatan kerja.”

Hasil wawancara dengan Ibu Novarastami, S.I.P., selaku mediator pada


Jabatan Fungsional di Dinas Tenaga Kerja pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2021
sebagai berikut;

“Karena adanya pandemi Covid-19 saat ini tidak banyak yang bisa
dilakukan oleh Disnaker. Kami tetap mengupayakan untuk meningkatkan
kesempatan kerja. Adapun program yang dilakukan adalah melalui
pengumuman dengan nomor; 39/TK-3/LK/I/2021 dalam rangka
meningkatkan keterampilan bagi pencari kerja dengan mengadakan
pelatihan berbagai jenis bidang kegiatan.”

2. Peran Strategis

Dinas tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran pada masa pandemi


Covid-19 di Kota Padang juga melaksanakan peran strategis terhadap kebijakan
yang telah diberlakukan. Proses di atas dilakukan secara kontinyu dan
43

berkelanjutan, demi perubahan kebijakan tertentu yang berguna bagi setiap


masyarakat yang terlibat di dalamnya

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan bapak Hendri, S.H., selaku


Kepala Seksi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan mengatakan bahwa strategi
dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 di kota Batam untuk
mencapai tujuan yaitu terlaksananya sistem pelatihan kerja nasional. Berikut hasil
wawancara peneliti dengan bapak Hendri, S.H., selaku Kepala Seksi Informasi
Pasar Kerja dan Penempatan dalam wawancara pada hari Selasa, 13 Juli 2021
sebagai berikut;

“Strategi yang dilakukan Disnaker dalam mencapai tujuan adalah


dengan memastikan terlaksananya sistem pelatihan kerja nasional Kota
Batam, menyebarluaskan akses informasi kerja, melakukan pendataan
pencari kerja, serta kerjasama dengan dunia industri dan meningkatkan
keterampilan dalam penciptaan wirausaha muda dan tenaga kerja Mandiri
serta pembinaan terhadap lembaga penempatan.”

Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Yusbawati, S.E., M.M., sebagai Kasi
penempatan TKI di luar negeri dan TKA di dinas tenaga kerja Kota Batam pada
hari Rabu, Tanggal 14 Juli 2021 yang mengatakan bahwa :

“Untuk strategi kami hanya memaksimalkan kebijakan itu terlaksana


secara optimal. Melalui cara-cara seperti menyebarluaskan akses informasi
lowongan kerja, mendata para pencari kerja, bekerjasama dengan dunia
industri serta melakukan pembinaan guna meningkatkan keterampilan. Dan
strategi ini sudah sesuai dengan visi dan misi Disnaker Walaupun ada
kekurangan seperti kurangnya personil dan anggaran.”

Hasil wawancara dengan Ibu Novarastami, S.I.P., selaku mediator pada


jabatan fungsional di Dinas Tenaga Kerja pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2002 1
sebagai berikut :
44

“Strategi dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut seperti


adanya bursa kerja, pelatihan keterampilan, kerjasama dengan pihak
perusahaan serta data mereka yang sudah membuat kartu pencari kerja itu
akan menjadi database Untuk kita dalam pendataan.”

Berdasarkan wawancara di atas, bahwa peran Disnaker dalam mengatasi


pengangguran pada masa Covid-19 dibantu juga dengan dunia industri Oleh
berbagai perusahaan yang ada di kota Batam. Beberapa informan yang penulis
datangi mengemukakan keterangan yang demikian. Peserta yang mengikuti
pelatihan Fitter yaitu Rama juga mengatakan bahwa program kebijakan dari
Disnaker dalam mengatasi pengangguran Pada masa Covid-19 yaitu dengan
pelatihan keterampilan sehingga ada penambahan wawasan yang diaplikasikan ke
pekerjaan.

Berikut wawancara yang peneliti lakukan dengan ramah sebagai peserta yang
mengikuti program pelatihan keterampilan pada Disnaker Kota Batam hari Rabu,
tanggal 14 Juli 202 1 sebagai berikut :

“program ini sangat membantu masyarakat dalam menambah


wawasan dan keterampilan yang akan diaplikasikan pada saat bekerja.”

Hal senada diutarakan oleh salah satu peserta pelatihan Welder yaitu bapak
Kaharuddin mengatakan bahwa :

“Adanya program pelatihan kepada Mitra LPK ini sangat bermanfaat


bagi masyarakat. Pelatihan ini dapat menjadi modal bagi para pencari kerja
agar secepatnya dapat pekerjaan. Sehingga tidak menganggur lagi.”

3. Peran Komunikasi

Dinas tenaga kerja Kota Batam melaksanakan peran dalam mengatasi


pengangguran pada masa Covid-19 tentunya akan membutuhkan komunikasi yang
baik untuk proses pelayanan masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih
mengetahui informasi terbaru. Komunikasi juga sangat penting dan informasi
lowongan pekerjaan karena adanya komunikasi akan memudahkan dalam mencari
45

informasi informasi yang dibutuhkan bagi masyarakat yang sedang mencari


lapangan pekerjaan dan peluang mensejahterakan hidup Sehingga tingkat
pengangguran dapat berkurang.

Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hendri, S.H., selaku Kepala Seksi
Informasi Pasar Kerja dan Penempatan dalam wawancara pada hari Selasa, tanggal
13 Juli 2021 sebagai berikut :

“Dalam memberikan informasi terkait kebijakan Disnaker hanya


melalui media online mengingat sedang pandemi. Media yang digunakan
adalah website resmi disnaker.batam.go.id dan Facebook Disnaker Kota
Batam. Kami juga melibatkan pihak pengusaha dan Lembaga Pelatihan
Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) dalam menyebarkan informasi kepada
masyarakat luas.”

Berdasarkan yang diungkapkan oleh Ibu Yusbawati, S.E., M.M., sebagai Kasi
Penempatan TKI Luar Negeri Dan TKA di Dinas Tenaga Kerja Kota Batam pada
hari Rabu, tanggal 14 Juli 2002 1 yang mengatakan bahwa :

“Sejak Pandemi Covid-19 informasi kita hanya melalui Facebook dan


website resmi Disnaker. Selain itu kami juga melibatkan pengusaha dan
LPTKS dalam penyebaran informasi. Ini sesuai dengan rencana kerja dan
tanggung jawab masing-masing divisi untuk menjadi tujuan visi misi
Disnaker.”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan,


peneliti menyimpulkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dalam melakukan peran
komunikasi dengan menyebarkan informasi secara online melalui website dan akun
resmi. Selain itu Dinas Tenaga Kerja juga melibatkan para pengusaha dan Lembaga
Pelatihan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) dalam penyebaran informasi. Hal ini
sesuai dengan rencana kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Batam.
46

4. Peran Mediator (Penyelesaian Sengketa)

Dinas tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 Kota
Batam juga berperan sebagai mediator. Fungsi Dinas Tenaga Kerja dalam hal ini
adalah membantu pihak-pihak yang sedang berkonflik dan melakukan diagnosa
permasalahan yang sedang terjadi hingga diagnosis permasalahan tersebut dapat
mencapai penyelesaian masalah.Selain itu, fungsi Dinas Tenaga Kerja adalah
mengurangi masalah dan meredam konflik melalui pendapat dari masing-masing
pihak.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Yusbawati, S.E., M.M.,
sebagai Kasi Penempatan TKI Di Luar Negeri Dan TKA di Dinas Tenaga Kerja
Kota Batam pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2001 sebagai berikut :

”Sebenarnya konflik antara pekerja ini memang sudah ada sebelum


pandemi. Konflik yang sering ditemukan yaitu seperti PHK secara sepihak.

Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hendri, S.H., selaku Kepala Seksi
Informasi Pasar Kerja Dan Penempatan dalam wawancara pada hari Selasa, tanggal
13 Juli 2021 sebagai berikut :

“Dalam hal Kompleks Disnaker membantu sesuai dengan aturan yang


ditetapkan. Jika ada laporan dari masyarakat sebagai korban, maka akan
ditindaklanjuti. Sebagai mediator Disnaker berupaya mengadakan
pertemuan antara kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bersama.”

Hasil wawancara peneliti dengan Rama selaku masyarakat yang pernah


berkonflik dengan pihak pengusaha pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2021 sebagai
berikut :

“Saya pernah mengalami konflik dengan perusahaan tempat saya


terakhir bekerja dan konflik ini berlanjut ke Disnaker. Memang benar
Disnaker memediasi saya dengan pihak perusahaan. Namun, yang saya
sayangkan adalah Disnaker akhirnya hanya mengeluarkan surat untuk kedua
belah pihak berisi anjuran mengenai tanggung jawab masing-masing.
47

Harapan saya saat itu harusnya tidak akan menindak tegas oknum
perusahaan itu.”

Hasil wawancara yang disampaikan oleh salah satu masyarakat yang pernah
berkonflik dengan pengusaha. Bapak Kaharuddin mengatakan bahwa :

“Saat itu Disnaker memang mediasi antara saya dengan perusahaan.


Namun, peran Disnaker hanya sebatas mediasi saja. Tidak ada tindak lanjut
seperti sanksi efek jera bagi perusahaan yang hanya mementingkan
keuntungan sendiri.”

5. Peran Terapi (Penyembuhan Sosial)

Dalam mengemban sebagai peran pemerintah, Dinas Tenaga Kerja dibekali


ilmu dan metode penyembuhan sosial (social treatment) yang umumnya meliputi
terapi masyarakat dan analisis kebijakan sosial yang dibangun secara sistematik
dari strategi dalam metode penyembuhan sosial.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Yusbawati, S.E., M.M.,
sebagai Kasi Penempatan TKI Di Luar Negeri Dan TKA di Dinas Tenaga Kerja
Kota Batam pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2021 sebagai berikut :

“Metode penyembuhan sosial dari Disnaker bagi masyarakat yang


terdampak PHK adalah mengupayakan Diklat Keterampilan bagi mereka
yang terdampar dalam peningkatan kemampuan dan sertifikasi tenaga
kerja.”

Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hendri, S.H., Selaku Kepala Seksi
Informasi Pasar Kerja Dan Penempatan dalam wawancara pada hari Selasa, tanggal
13 Juli 2021 sebagai berikut :

“Pelayanan kemanusiaan yang dilakukan Disnaker sesuai dengan


arahan peraturan pimpinan pusat yaitu Walikota Batam. Adanya
keterampilan kerja dalam meningkatkan keahlian masyarakat dan
48

menempatkan pada bidang yang dibutuhkan. Selain itu diadakannya


pelatihan untuk wirausaha muda.”

Hasil wawancara peneliti dengan Benget Manahan Situmorang selaku


masyarakat yang pernah mengikuti pelatihan Rigging pada hari Rabu, tanggal 16
Juli 2021 sebagai berikut :

“Menurut saya pelayanan dari Disnaker saat ini mengikuti pelatihan


sudah bagus. Mereka mensosialisasikan bentuk pelatihan dan bentuk aturan
dalam mengatasi permasalahan yang ada dalam pekerjaan. Memberikan
sosialisasi peraturan undang-undang Ketenagakerjaan khususnya tentang
permasalahan PHK. Jika terjadi dalam perusahaan dan cara penyelesaian
melalui Mediasi.”

Hasil wawancara yang disampaikan salah satu masyarakat yang pernah


mengikuti pelatihan. Rama mengatakan bahwa :

“Setelah mendapatkan sertifikasi keahlian hingga saat ini belum ada


pekerjaan yang saya dapatkan sesuai dengan pelatihan sertifikasi yang saya
ikuti. Hal ini disebabkan minimnya informasi lapangan pekerjaan kemudian
lowongan pekerjaan dan persyaratan yang diminta adalah pengalaman kerja
minimal 1 tahun.”

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa


informan, peneliti menyimpulkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dalam melakukan
peran terapi (penyembuhan sosial) dengan memberikan terapi kepada masyarakat
berupa program-program seperti pelatihan keterampilan dan sertifikasi.
Keterampilan dan sertifikat yang didapat berguna untuk mencari pekerjaan. Namun
masih ada kekurangan dalam hal komunikasi dengan pengguna tenaga kerja. Masih
banyak terdapat perusahaan yang hanya menerima tenaga kerja yang sudah
memiliki pengalaman kerja.
49

4.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam


Mengatasi Pengangguran Pada Masa Covid-19 Di Kota Batam

1) Komunikasi

Agar kebijakan dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 di Kota


Batam dapat berjalan efektif, dinas tenaga kerja yang telah ditugaskan dalam
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus mengetahui
benar-benar apa yang akan dikerjakan dengan baik dan benar. Dalam
menyampaikan suatu informasi mengenai pembangunan harus dikomunikasikan
secara transparan. Dengan orientasi tujuan yang jelas mengarahkan lebih kreatif
dan lebih fokus pada konsistensi komunikasi yang mendukung kebijakan dalam
mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 di Kota Batam di terapkan dengan
baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Hendri, S.H., selaku
Kepala Seksi Informasi Pasar Kerja Dan Penempatan dalam wawancara pada hari
Selasa, tanggal 13 Juli 2021 sebagai berikut :

“Disnaker yang bertugas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya


harus benar-benar tahu mengenai tugas dan tanggung jawabnya. Dengan
tujuan yang jelas dan terarah mengatasi pengangguran, fokusnya hanya itu.
Jadi informasi yang kita berikan seputaran tentang itu saja. Semua informasi
yang berbentuk pengumuman ataupun pemerintahan melalui website dan
akun resmi Disnaker. Selain itu, Kami juga bekerjasama dengan pihak swasta
terkait informasi bursa kerja dan program pelatihan kerja. Namun, saat ini
Disnaker kekurangan personil di bidang merespon pertanyaan masyarakat
pada media sosial. Sehingga komunikasi ke masyarakat kurang efektif.”

Berdasarkan yang diungkapkan oleh Ibu Yusbawati, S.E., M.M., sebagai Kasi
Penempatan TKI Di Luar Negeri Dan TKA Di Dinas Tenaga Kerja Kota Batam
pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2021 yang mengatakan bahwa :
50

“Pada saat ini sumber daya manusia kita masih kurang, masih
terbatas. Jadi untuk bagian menjawab pertanyaan dari masyarakat itu
orangnya belum ada. Bagaimana bisa balik komunikasinya Kalau tidak ada
feedback kan.”

Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Rama sebagai masyarakat,


dalam wawancara dilakukan pada hari Rabu, tanggal 14 Juli sebagai berikut :

“Terkait informasi Disnaker yang saya dapatkan melalui teman yang


bekerja sebagai admin di salah satu LPK yang merupakan Mitra dari
Disnaker”

Hasil wawancara yang disampaikan oleh salah satu masyarakat yaitu


Kaharuddin. Bapak Kaharuddin mengatakan :

“Informasi saya dapatkan dari salah satu grup di WhatsApp. Setelah


mendapatkan informasi tersebut saya memastikan kebenarannya dengan
mengecek website resmi Disnaker.”

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan dari Dinas
Tenaga Kerja Kota Batam, peneliti menyimpulkan bahwa Dinas Tenaga Kerja
menjalankan peran dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 di Kota
Batam masih kekurangan personil di bidang perluasan kerja komunikasi. Hal ini
menyebabkan tidak ada respon berupa jawaban kepada masyarakat pada media
sosial Dinas Tenaga Kerja. Sehingga menyebabkan komunikasi antara dinas tenaga
kerja dengan masyarakat belum efektif.
51

2) Sumber Daya

Dinas tenaga kerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta tanggung
jawabnya dalam hal mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 di Kota Batam
masih kekurangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia memiliki peranan
yang sangat penting dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia yang dimiliki Dinas
Tenaga Kerja tidak sebanding dengan besarnya cakupan kerja dalam mengatasi
pengangguran pada masa Covid-19 di Kota Batam.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Hendri, S.H., selaku
Kepala Seksi Informasi Pasar Kerja Dan Penempatan dalam wawancara pada hari
Selasa, tanggal 13 Juli 2021 sebagai berikut :

“Pada saat ini sumber daya manusia kita masih belum memadai, masih
terbatas. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa pegawai yang baru
pensiun dan belum ada penggantinya. Banyaknya tanggung jawab tugas
dengan sumber daya yang kita miliki tidak seimbang dengan pekerjaan yang
kita emban.”

Berdasarkan yang diungkapkan oleh Ibu Novarastami, S.I.P., selaku


Mediator pada jabatan fungsional di Dinas Tenaga Kerja pada hari Rabu, tanggal
14 Juli 2021 yang mengatakan bahwa :

“Pada saat ini sumber daya manusia kita masih kurang, masih
terbatas. Dengan baik yang harus kita kerjakan dengan sumber daya yang
kita miliki tidak seimbang dengan yang di lapangan. Ditambah lagi dengan
sekarang ada kebijakan dari pemerintah pusat mengenai PPKM Darurat.
Maka kita memberlakukan sistem kerja 50% WF H dan 50% WFO. Sehingga
kinerja menjadi tidak maksimal.”

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu Yusbawati, S.E.,
M.M., sebagai Kasi Penempatan TKI Di Luar Negeri Dan TKA di Dinas Tenaga
Kerja Kota Batam pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2021 sebagai berikut :
52

“Sumber daya manusia yang ada saat ini di Dinas Tenaga Kerja Kota
Batam sudah tergolong baik, sesuai dengan keahlian masing-masing devisi.
Ditambah pegawai telah mendapatkan diklat guna meningkatkan keahlian
dalam melakukan pelayanan bagi masyarakat menjadi lebih maksimal. Akan
tetapi jumlah pegawai yang ada di dinas tenaga kerja Kota Batam masih
tergolong minim, Hal ini dikarenakan karena adanya pegawai yang pensiun
namun belum ada penggantinya.”

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan dari dinas
tenaga kerja kota Batam, peneliti menyimpulkan bahwa Dinas Tenaga Kerja Kota
Batam saat ini masih terbatas sumber dayanya dalam mengatasi pengangguran pada
masa Covid-19 di Kota Batam. Cakupan tanggung jawab yang diberikan terlalu luas
tetapi sumber daya yang tidak mencukupi untuk melakukan tugas secara
menyeluruh.

3) Disposisi

Disposisi diartikan sebagai bentuk kesiapan dari seluruh elemen dinas tenaga
kerja untuk menjalankan kebijakan dalam mengatasi pengangguran pada masa
Covid-19 di Kota Batam. Pentingnya faktor disposisi atau perilaku memegang
pengaruh terhadap kegiatan kebijakan pemerintah yang secara substantif
mendukung psikologi dalam berperilaku menyikapi suatu kebijakan.

Hasil wawancara dengan Bapak Hendri, S.H., selaku Kepala Seksi Informasi
Pasar Kerja Dan Penempatan dalam wawancara pada hari Selasa, tanggal 13 Juli
2021 sebagai berikut :

“Dalam menjalankan kebijakan di masa pandemi ini kesiapan


Disnaker hanya 50 - 70 persen saja. Dan untuk menyelaraskan dalam
menyikapi kebijakan ini dengan Membangun hubungan yang harmonis
sebagai penyedia pelatihan dan bagi pengusaha agar komunikasi dalam
memberikan informasi bursa kerja dapat berjalan dengan baik.”
53

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu Yusbawati, S.E.,
M.M., sebagai Kasi Penempatan TKI Luar Negeri Dan TKA di Dinas Tenaga Kerja
Kota Batam pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2021 sebagai berikut :

“Kalau dikatakan siap, ya seluruh elemen yang di sini pasti siap.


Semua telah siap untuk melaksanakan kebijakan ini sehingga prosesnya telah
efektif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya keselarasan antara kita,
pengusaha, dan LPTKS. Mereka semuanya telah bergabung ke dalam
program kegiatan selama ini dan sebagai tindak lanjut untuk pengembangan
program kebijakan dalam mengatasi pengangguran.”

Hasil wawancara yang disampaikan oleh salah satu masyarakat yaitu Benget
Manahan Situmorang yang telah mengikuti program pelatihan. Mulai mengatakan
bahwa :

“Banyak perubahan yang saya rasakan setelah mengikuti pelatihan


kerja ini. Selain mendapat keahlian khusus rigging saya juga diajarin K3 di
dari pelatihan. Disamping itu, status kerja saya mengalami peningkatan
Grade / LG yaitu kenaikan jabatan dan kenaikan upah.”

Hasil wawancara yang disampaikan oleh salah satu masyarakat yaitu Bapak
Kaharudin yang telah mengikuti program pelatihan. Beliau mengatakan bahwa :

“Banyak perubahan yang saya rasakan misalnya bertambahnya relasi


atau pertemanan setelah mengikuti pelatihan kerja. Kemudian memudahkan
saya mendapatkan informasi lapangan pekerjaan sesuai dengan bidang
pelatihan saya.”

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa


informan, maka peneliti menyimpulkan bahwa Dinas Tenaga Kerja Kota Batam
dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 sudah melakukan yang
terbaik. Namun, terkendala akibat pandemi beberapa program tidak dapat
terlaksana.
54

4) Struktur Organisasi

Keberadaan faktor struktur organisasi tidak dapat dihindari Karena pada


dasarnya suatu kebijakan yang dijalankan berasal dari perumusan suatu organisasi,
karena itu keberhasilan suatu kebijakan ditentukan oleh struktur organisasi yang
mengembangkan dan memperbaiki bentuk-bentuk formulasi kebijakan yang tepat
sasaran. Struktur organisasi yang menjadi suatu bagian dari pengembang,
pengkoordinasi, perencana dan pengendali suatu kegiatan kebijakan pemerintah
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Hasil wawancara dengan Bapak Hendri, S.H., selaku kepala seksi informasi
pasar kerja dan penempatan dalam wawancara pada hari Selasa, tanggal 13 Juni
2021 dalam wawancara sebagai berikut :

“Dalam pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas


dilakukan berdasarkan keahlian masing-masing bidang. Melalui pembagian
pekerjaan tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan umum.”

Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Yusbawati, S.E., M.M.,
sebagai Kasi Penempatan TKI Di Luar Negeri dan TKA di Dinas Tenaga Kerja
Kota Batam pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2021 sebagai berikut :

“Pembagian tugas dan fungsi Disnaker dilakukan berdasarkan


keahlian di masing-masing bidang dan masing-masing bidang tersebut juga
telah mendapatkan pelatihan Diklat dari pemerintah pusat.”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan


informan, maka peneliti menyimpulkan bahwa Dinas Tenaga Kerja melakukan
pekerjaan berdasar asas pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas
dan tanggungjawab berdasarkan keahlian masing-masing bidang.
55

4.2. Pembahasan
4.2.1. Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam Mengatasi Pengangguran Pada Masa
Covid-19 Di Kota Batam

Peran Dinas Tenaga Kerja Kota Batam dalam mengatasi pengangguran pada
masa Covid-19 diukur sejauh mana pencapaian yang telah didapatkan Aula
Disnaker dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawabnya
dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19. Penilaian terhadap peran
dinas tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19
berdasarkan indikator dimensi peran menurut Suharto yaitu peran kebijakan sosial,
peran strategi, peran komunikasi, peran mediator (penyelesaian sengketa), dan
peran terapi (penyembuhan sosial) (Suharto, 2014).

1. Peran Kebijakan Sosial

Dinas tenaga kerja di Batam dalam mengatasi pengangguran pada masa


Covid-19 Kota Batam selalu berupaya melakukan yang terbaik untuk masyarakat.
Dinas Tenaga Kerja memang perlu menerapkan sebuah kebijakan dalam mengatasi
pengangguran pada masa Covid-19 agar tidak terjadi permasalahan sosial-ekonomi
yang juga akan mempengaruhi kesejahteraan sosial.

Peranan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja di Kota Batam dalam
mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 bertujuan untuk menggali,
mengalokasikan dan mengembangkan sumber daya manusia demi tercapainya
kesejahteraan sosial dan keadilan sosial. Harapan masyarakat bahwa Dinas Tenaga
Kerja dapat mengatasi permasalahan pengangguran pada masa Covid-19. Oleh
karena itu, Dinas Tenaga Kerja memiliki peran kebijakan sosial dalam mengatasi
pengangguran pada masa Covid-19 agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

2. Peran Strategi

Dinas tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran pada masa pandemi


Covid-19 di Kota Batam juga melakukan peran strategi terhadap kebijakan yang
telah diberlakukan. Proses tersebut memang dilakukan secara berulang-ulang dan
56

terus-menerus secara berkelanjutan, Tujuannya adalah untuk mencapai perubahan


kebijakan tertentu yang bermanfaat bagi setiap masyarakat yang terlibat di
dalamnya. Peran dinas tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran pada masa
Covid-19 dibantu juga dengan dunia industri oleh berbagai perusahaan yang ada di
Kota Batam strategi implementasi kebijakan Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi
pengangguran pada Covid-19 melalui berbagai program seperti pelatihan
keterampilan yang berjalan dengan lancar. Namun, tidak semua program dapat
dilaksanakan karena terhambat akibat pandemi

3. Peran Komunikasi

Dinas tenaga kerja Kota Batam melaksanakan peran dalam mengatasi


pengangguran pada masa Covid-19 tentunya akan membutuhkan komunikasi yang
baik untuk proses pelayanan masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih
mengetahui informasi terbaru. Komunikasi juga sangat penting dalam formasi
lowongan pekerjaan karena dengan adanya komunikasi akan memudahkan dalam
mencari informasi informasi yang dibutuhkan bagi masyarakat yang sedang
mencari lapangan pekerjaan dan peluang sejahterakan hidup Sehingga tingkat
pengangguran dapat berkurang.

Dinas tenaga kerja dalam melakukan peran komunikasi dengan menyebarkan


informasi secara online melalui website dan akun resmi. Selain itu, Dinas Tenaga
Kerja juga melibatkan para pengusaha dan Lembaga Pelatihan Tenaga Kerja
Swasta (LPTKS) dalam menyebarkan informasi. Hal yang jelas sesuai dengan
rencana kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Batam.

4. Peran Mediator (Penyelesaian Sengketa)

Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 di Kota
Batam juga berperan sebagai mediator. fungsi dinas tenaga kerja dalam hal ini
adalah membantu pihak-pihak yang sedang berkonflik dan melakukan diagnosa
permasalahan yang sedang terjadi hingga diagnosis permasalahan tersebut dapat
mencapai penyelesaian masalah. Selain itu, fungsi dinas tenaga kerja adalah
57

mengurangi masalah dan meredam konflik melalui pendapat dari masing-masing


pihak.

5. Peran Terapi (Penyembuhan Sosial)

Dalam mengemban sebagai peran pemerintah, Dinas Tenaga Kerja dibekali


ilmu dan metode penyembuhan sosial (social treatment) yang umumnya meliputi
terapi masyarakat dan analisis kebijakan sosial yang dibangun secara sistematik
dari strategi dalam metode penyembuhan sosial. Dinas tenaga kerja dalam
melakukan peran terapi (penyembuhan sosial) dengan memberikan terapi kepada
masyarakat berupa program-program seperti pelatihan keterampilan dan sertifikasi.
Keterampilan dan sertifikat yang akan didapat berguna untuk mencari pekerjaan,
namun masih ada kekurangan dalam hal komunikasi dengan penggunaan tenaga
kerja. Masih banyak terdapat perusahaan yang hanya menerima tenaga kerja yang
sudah memiliki pengalaman kerja.

4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam


Mengatasi Tingkat Pengangguran Pada Masa Covid-19 Di Kota Batam

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan


beberapa informan, maka dapat disimpulkan terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi diantaranya sebagai berikut :

1. Komunikasi

Agar kebijakan dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 di Kota


Batam dapat berjalan efektif, dinas tenaga kerja yang telah ditugaskan dalam
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus mengetahui
benar-benar apa yang akan dikerjakan dengan baik dan benar. Dalam
menyampaikan suatu informasi mengenai pembangunan harus dikomunikasikan
secara transparan. Dengan orientasi tujuan yang jelas mengarahkan lebih kreatif dan
lebih fokus pada konsistensi komunikasi yang mendukung kebijakan dalam
mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 di kota Batam diterapkan dengan
baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
58

Saat menjalankan peranannya untuk mengatasi tingkat pengangguran pada


masa Covid-19 di Kota Batam dinas tenaga kerja masih kekurangan personel di
bidang perluasan kerja komunikasi. Hal ini menyebabkan tidak ada respon berupa
jawaban kepada masyarakat pada media sosial dinas tenaga kerja, sehingga
menyebabkan komunikasi antara dinas tenaga kerja dengan masyarakat belum
efektif.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian terpenting dalam sebuah


organisasi, karena tanpa sumber daya manusia yang tepat, maka suatu organisasi
akan sulit untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Seperti halnya di Dinas Tenaga
Kerja Kota Batam yang masih kekurangan sumber daya manusia, karena beban dan
tanggung jawab yang tidak sebanding dengan jumlah sumber daya manusia yang
ada. Melihat kondisi seperti ini kedepannya ada penambahan sumber daya manusia
untuk melakukan tugas secara menyeluruh.

3. Disposisi

Disposisi diartikan sebagai bentuk kesiapan dari seluruh elemen dinas tenaga
kerja untuk menjalankan kebijakan dalam mengatasi pengangguran pada masa
Covid-19 di Kota Batam. Pentingnya faktor predisposisi atau perilaku memegang
pengaruh terhadap kegiatan kebijakan pemerintah yang secara substantif
mendukung psikologi dalam berperilaku menyikapi suatu kebijakan. Dinas tenaga
kerja dalam mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 untuk melakukan yang
terbaik, namun terkendala oleh pandemi beberapa program tidak dapat terlaksana.

4. Struktur Organisasi

Keberadaan faktor struktur organisasi tidak dapat dihindari Karena pada


dasarnya suatu kebijakan yang dijalankan berasal dari perumusan suatu organisasi,
karena itu keberhasilan suatu kebijakan banyak ditentukan oleh struktur organisasi
yang mengembangkan dan memperbaiki bentuk-bentuk formulasi kebijakan yang
tepat sasaran. Struktur organisasi menjadi suatu bagian dari pengembang,
59

pengkoordinasi, perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan kebijakan


pemerintah dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dinas Tenaga Kerja
membagikan pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggungjawab
berdasarkan keahlian masing-masing bidang.
60
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa peran Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi tingkat pengangguran pada
masa Covid-19 sudah baik namun belum maksimal. Dari bab sebelumnya
kesimpulan yang diperoleh adalah :

1. Dinas Tenaga Kerja telah berusaha untuk mengatasi tingkat pengangguran


pada masa Covid-19 di Kota Batam melalui program-program kebijakan,
meskipun dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala yaitu
kurangnya personil sumber daya manusia di Dinas.
2. Dinas Tenaga Kerja melakukan penempatan tenaga kerja dengan pelayanan
mendata para calon tenaga kerja yang ingin mencari kerja lewat informasi
pasar kerja. Calon tenaga kerja ini mendaftar sesuai formulir kartu pencari
kerja. Dinas Tenaga Kerja menjadi penengah antara Tenaga Kerja dan
perusahaan sebagai mediator.
4. Pelatihan keterampilan tenaga kerja dapat dikatakan program yang dapat
meningkatkan kualitas dari tenaga untuk bersaing dalam dunia industri dan
usaha.
5. Kendala-kendala untuk menjamin peran Dinas Tenaga Kerja dalam
mengatasi pengangguran pada masa Covid-19 di Kota Batam yaitu,
kurangnya sumber daya manusia sehingga dinas tenaga kerja tidak bisa
merespon pertanyaan dari masyarakat pada website dan akun resmi.

60
61

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, tentang peran Dinas Tenaga Kerja di Kota


Batam dalam mengatasi tingkat pengangguran pada masa Covid-19 di Kota Batam
maka peneliti menyarankan :

1. Sebaiknya Setiap perusahaan yang ada di kota Batam harus menyerahkan data
mereka, jika perusahaan itu mencari tenaga kerja, Dinas tenaga kerja
langsung dapat membantu perusahaan dan calon tenaga kerja sehingga
jumlah pengangguran berkurang.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia yang terbatas harus
segera dapat diatasi karena dalam penelitian ditemukan kurang efektifnya
pelaksanaan kebijakan dalam pelaksanaan program mengatasi pengangguran.
3. Sosialisasi langsung ke masyarakat diperlukan sehingga masyarakat banyak
mengetahui mengenai informasi tentang program Dinas Tenaga Kerja Kota
Batam.
62
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A., & Lodan, K. T. (2020). Peran Pengawasan Ombudsman dalam


Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jurnal Dialektika Publik, 5(1), 17–23.
Andespa, O. (2019). Strategi Komunikasi Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi
Dalam Mengatasi Pengangguran di Kabupaten Indragiri Hilir. Administration
Journal.
Andini Fitria Putri. (2020). Implementasi Strategi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Dalam Menanggulangi Pengangguran Terbuka di Provinsi
Sumatera Barat. Journal Ilmu Administrasi dan Ilmu Politik, 3(20), 25–33.
Diambil dari
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1093976&val=13
974&title=IMPLEMENTASI STRATEGI DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI DALAM MENANGGULANGI PENGANGGURAN
TERBUKA DI PROVINSI SUMATERA BARAT
Anggara, S. (2012). Perbandingan Administrasi Negara. (Beni Ahmad Saebeni,
Ed.) (Cetakan 1). Bandung: CV Pustaka Setia.
Bayu Prasetyo Mariono, Michael Mantiri, F. S. (2017). Peran Dinas Tenaga Kerja
Dalam Menanggulangi Angka Pengangguran Di Kabupaten Minahasa. Jurnal
Eksekutif, 2(2).
BPS. (2019). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2019. Diambil dari
file:///C:/Users/hp/Downloads/BRSbrsInd-20191105172614_rev.pdf
BPS. (2020). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2020. Diambil dari
file:///C:/Users/hp/Downloads/BRSbrsInd-20210219093351_rev.pdf
BPS. (2021). Sensus Penduduk 2020. Diambil dari
file:///C:/Users/hp/Downloads/BRSbrsInd-20210121150846.pdf
BPS Batam. (2020). Keadaan Ketenagakerjaan Kota Batam 2020.
Charly, R., & Sipahutar, H. P. (2019). Kemiskinan, Pengangguran Dan
Ketidakadilan Sosial. Jurnal Christian Humaniora, 3(1), 47–54. Diambil dari
http://e-journal.iakntarutung.ac.id/index.php/humaniora/article/view/32
Dewi, I. S. (2020). Peranan Dinas Tenaga Kerja Kota Palembang Terhadap Tenaga

62
63

Kerja Atas Pemutusan Hubungan Kerja Dampak Covid-19. Journal of


Management. Diambil dari http://repository.um-
palembang.ac.id/id/eprint/13617/
Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. (2019). Profil Dinas Tenaga Kerja Kota Batam
2019. Diambil dari https://disnaker.batam.go.id/profil/profil-disnaker-2018/
Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. (2021). PERWAKO NO 46 TH 2016 TTG
TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS DISNAKER. Diambil dari
https://disnaker.batam.go.id/data-dan-informasi/produk-hukum/perwako-no-
46-th-2016-ttg-tupoksi-dan-uraian-tugas-disnaker/
Domai, T. (2010). Manajemen Keuangan Publik. (UB Press, Ed.) (Cetakan Pe).
Malang: Universitas Brawijaya Press.
Genecraft Laps. (2020). Sejarah Coronavirus : Seluk Beluk si Penyebab Wabah
COVID-19. Genecraft Laps. Diambil dari
https://genecraftlabs.com/id/sejarah-coronavirus-penyebab-wabah-covid-19/
Guru, P. (2021). Pengertian Norma Kesopanan. Diambil dari
https://pendidikan.co.id/pengertian-norma-kesopanan/
Hasyim, A. I. (2017). Ekonomi Makro. (Tambra23, Ed.) (Cetakan ke).
Rawamangun-Jakarta: KENCANA.
Khikmatul Fikriyah. (2020). PERAN MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI MASA PANDEMI
COVID-19 (Studi Kasus : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik). Jurnal
Inovasi Penelitian, 1(3), 1–4.
kompas.com. (2020). Kronologi Pandemi Covid-19 hingga Program Vaksin.
Diambil dari
https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/24/120000223/kaleidoskop-
2020--kronologi-pandemi-covid-19-hingga-program-vaksin?page=all
Mariani. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di
Kabupaten Aceh Barat. Administration Journal, 1–54.
Nurkholis, M. khusaini. (2019). Penganggaan Sektor Publik. (Tim UB Press, Ed.)
(Cetakan Pe). Malang: UB Press.
Pasolong, H. (2020). Metode Penelitian Administrasi Publik (Keempat). Bandung:
64

ALVABETA,cv.
Peraturan Pemerintah (PP). (2020). Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19). https://doi.org/10.4324/9780367802820
Putong, I. (2015). Ekonomi Makro. In Ekonomi Makro (hal. 5–6).
Riyanda, R., & Dula, A. (2020). Peran Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Terhadap
Perencanaan Pembangunan Ketenagakerjaan Dalam Meningkatkan
Kompetensi Tenaga Kerja Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Menara Ilmu, XIV(02), 83–93.
Ruru, S. B. L. F. D. J. L. J. M. (2017). Peran Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Dalam Penyusunan Rpjmd Kota Tomohon. Jurnal Administrasi
Publik, 4(48).
Rusdin Nawi. (2017). Perilaku Kebijakan Organisasi. (Syamsuddin Maldun, Ed.)
(Cetakan 1). Makassar: CV SAH MEDIA.
Sjafrizal. (2017). PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ERA
OTONOMI. (octiviena, Ed.) (Ed. 1 Cet.). Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Soerjono Soekanto. (2017). Sosiologi Suatu Pengantar. (Embuntiur, Ed.) (48 ed.).
Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (23 ed.).
Bandung: Alfabeta, cv.
Suharto, E. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Aep
Gunarsa, Ed.) (Cetakan ke). Bandung: PT Rafika Aditama.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). (2020). Penduduk Berumur 15 tahun
ke atas menurut jenis kegiatan 2019-2020. Diambil dari
https://www.bps.go.id/indicator/6/529/1/penduduk-berumur-15-tahun-ke-
atas-menurut-jenis-kegiatan.html
Tria, H., Inka, P., Pratama, N., & Akbar, M. U. (2019). Analisis Peran Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Lombok Barat Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran Di
Kabupaten Lombak Barat Nusa Tenggara Barat., 1(2), 125–137.
UU CIPTAKER. (2020). UU CIPTAKER NOMOR 11 TAHUN 2020. Indonesia.
65

Diambil dari https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/149750/uu-no-11-


tahun-2020
Yustinus Budi Hermanto, V. A. (2020). Kepemimpinan Integratif Strategi
Menumbuhkan Totalitas Kerja ddan Perilaku Ekstra-Peran-Teori, Perilaku,
dan Aplikasi dalam Penelitian di Organisasi Pendidikan. (St. Kartono, Ed.)
(Elektronik). Depok: PT Kanisius.
Zaenal Mukarom. (2018). Manajemen Pelayanan Publik. (Beni Ahmad Saebeni,
Ed.) (ke-2). Bandung: CV Pustaka Setia. Turn
66
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PENDUKUNG PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Junita Marlina Manurung

“Peran Dinas Tenaga Kerja Dalam Mengatasi Tingkat Pengangguran Pada


Masa Covid-19 Di Kota Batam”

Informan : Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Batam

1. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :
Jabatan :
Tanggal/Hari Wawancara :

Tujuan Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan


Peran Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. Isi wawancara dikaitkan dengan 5 (lima)
indikator Peran menurut Soeharto dan Faktor-faktor yang mempengaruhi menurut
George C. Edwards III :

2. INDIKATOR PERAN

1. PERAN KEBIJAKAN SOSIAL


a. Apa saja kebijakan dari Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi tingkat
pengangguran pada masa Pandemi Covid-19 di Kota Batam?
b. Apakah ada sasaran strategis Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi
tingkat pengangguran pada masa pandemi Covid-19 di Kota Batam?
c. Apa sasaran utama produktivitas yang sudah tercapai dan belum

66
67

tercapai?
d. Apakah upaya-upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dalam
mengatasi tingkat pengangguran pada masa Pandemi Covid-19?
2. PERAN STRATEGI
a. Bagaimana strategi Dinas Tenaga Kerja dalam mencapai tujuan dari
kebijakan tersebut?
b. Apakah strategi tersebut sudah sesuai dengan visi dan misi dari Dinas
Tenaga Kerja?
c. Apakah sumber daya manusia di Dinas Tenaga Kerja sudah sesuai
dengan keahliannya?
d. Apakah kemampuan sumber daya manusia di Dinas Tenaga Kerja
saat ini sudah lebih baik?
3. PERAN KOMUNIKASI

a. Bagaimana cara Dinas Tenaga Kerja memberikan informasi terkait


kebijakan yang ada kepada masyarakat?

b. Selain masyarakat, apakah ada pihak lain yang memiliki power


dilibatkan dalam hal terkait menyebarluaskan informasi kebijakan
tersebut?

c. Apakah rencana kerja Dinas Tenaga Kerja sudah sesuaidengan visi


dan misi yang ada?

d. Apakah segala kegiatan yang dilakukan sudah mengacu pada visi dan
misi dari Dinas Tenaga Kerja?
4. PERAN MEDIATOR (PENYELESAIAN SENGKETA)
a. Pada saat pandemi sekarang, apakah pernah terjadi konflik sengketa
antara tenaga kerja dengan perusahaan? Jika iya, masalah sengketa yang
seperti apa?
b. Bagaimana Dinas Tenaga Kerja membantu pihak-pihak yang sedang
berkonflik tersebut?
c. Apa peran dan fungsi dari Dinas Tenaga Kerja sebagai mediator dalam
menyelesaikan berbagai masalah?
68

5. PERAN TERAPI (PENYEMBUHAN SOSIAL)


a. Apa pelayanan kemanusiaan yang direncanakan atau yang telah
dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dalam membekali ilmu bagi para
masyarakat (pengangguran) yang terdampak PHK?
b. Apakah setiap tindakan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja ada
proses evaluasi?
c. Bagaimana strategi dari Dinas Tenaga Kerja dalam metode
penyembuhan sosial bagi para masyarakat (pengangguran) yang
terdampak PHK?

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAN DINAS TENAGA

KERJA

1. KOMUNIKASI
a. Bagaimana komunikasi yang digunakan Dinas Tenaga Kerja dalam
menginstruksikan kebijakan mengatasi tingkat pengangguran pada
masa Pandemi Covid-19 di Kota Batam?
b. Bagaimana upaya spesifik Dinas Tenaga Kerja dalam
menginstruksikan kebijakan mengatasi tingkat pengangguran pada
masa Pandemi Covid-19 di Kota Batam agar tidak berdampak
misunderstanding?
c. Menurut Bapak/Ibu, apakah komunikasi pada Dinas Tenaga Kerja
sudah baik sehingga kebijakan mengatasi tingkat pengangguran pada
masa Pandemi Covid-19 di Kota Batam menjadi efektif?
2. SUMBER DAYA MANUSIA
a. Apakah sumber daya manusia yang ada pada Dinas Tenaga Kerja telah
memadai guna menjalankan kebijakan mengatasi tingkat pengangguran
pada masa Pandemi Covid-19 di Kota Batam?
b. Bagaimana pemanfaatan sumber daya manusia pada Dinas Tenaga
Kerja dalam menjalankan kebijakan mengatasi tingkat pengangguran
pada masa Pandemi Covid-19 di Kota Batam?
69

c. Apakah ketersediaan sumber daya manusia pada Dinas Tenaga Kerja


telah memberikan dampak yang proporsional terhadap kebijakan
mengatasi tingkat pengangguran pada masa Pandemi Covid-19 di Kota
Batam?

3. DISPOSISI
a. Seberapa siap seluruh elemen pada Dinas Tenaga Kerja dalam
menjalankan kebijakan mengatasi tingkat pengangguran pada masa
Pandemi Covid-19 di Kota Batam?
b. Apa bentuk program kegiatan dan tindak lanjut dari kebijakan
mengatasi tingkat pengangguran pada masa Pandemi Covid-19 di Kota
Batam?
c. Bagaimana cara Dinas Tenaga Kerja menyeleraskan perilaku dan sikap
bagi para pengembang kebijakan mengatasi tingkat pengangguran pada
masa Pandemi Covid-19 di Kota Batam?
4. STRUKTUR ORGANISASI
a. Dengan struktur organisasi yang ada sekarang apakah kebijakan
mengatasi tingkat pengangguran pada masa Pandemi Covid-19 di Kota
Batam telah mencapai tujuannya?
b. Melalui struktur organisasi, bagaimana peran Dinas Tenaga Kerja Kota
Batam melakukan pengawasan ke pihak pengusaha terkait wajib lapor
lowongan pekerjaan ?
c. Bagaimana strategi Dinas Tenaga Kerja membagikan pekerjaan dan
fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab pada kebijakan
mengatasi tingkat pengangguran pada masa Pandemi Covid-19 di Kota
Batam telah mencapai tujuannya?
70

3. DAFTAR WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT KOTA


BATAM
1. Menurut saudara, apakah program pelatihan dan bursa kerja online
(job fair) sudah efektif dalam mengatasi tingkat pengangguran?
2. Bagaimana Tanggapan saudara/i tentang pelayanan Dinas Tenaga
Kerja dalam melaksanakan program pelatihan kerja pada masa
Pandemi Covid-19 saat ini?
3. Bagaimana strategi Dinas Tenaga Kerja Kota Batam terkait
memberikan informasi Program Pelatihan Kerja kepada masyarakat
untuk turut serta dalam proses kegiatan ?
4. Menurut saudara pada saat saudara mengalami pemutusan hubungan
kerja (PHK) dari perusahaan tempat anda bekerja dan berlanjut
permasalahan ke Mediasi Dinas Tenaga Kerja, bagaimana peran
Dinas Tenaga Kerja dalam menaggapi permasalahan saudara?
5. Menurut anda, perubahan apa saja yang dirasakan setelah mengikuti
Pelatihan Kerja dari Dinas Tenaga Kerja pada masa Pandemi Covid-
19 saat ini?
LAMPIRAN 2
Dokumentasi Wawancara

Memberikan surat izin penelitian dengan Ibu Monalisa,S.H., selaku Staf Sektariat
dan Bapak Hendri, S.H., selaku Kepala Seksi Informasi Pasar Kerja & Penempatan
Dalam Negeri Dinas Tenaga Kerja Kota Batam di Kantor Disnaker Kota Batam,
pada tanggal 7 Mei 2021.

71
72

Wawancara dengan Bapak Hendri, S.H., selaku Kepala Seksi Informasi Pasar Kerja
& Penempatan Dalam Negeri Dinas Tenaga Kerja Kota Batam di Posko PPKM
Darurat Sei Harapan, Kora Batam, pada tanggal 13 Juli 2021.

Wawancara dengan Ibu Novarastami, S.I.P., selaku Jabatan Fungsional Bagian


Mediator Dinas Tenaga Kerja Kota Batam di Kantor Disnaker Kota Batam, pada
tanggal 13 Juli 2021.
Wawancara dengan Ibu Yusbawati selaku Kepala Seksi Penempatan TKI Di Luar
Negeri Dan TKA Dinas Tenaga Kerja Kota Batam di Kantor Disnaker Kota Batam,
pada tanggal 14 Juli 2021.

73
74

Wawancara dengan Kaharuddin selaku warga Kelurahan Baloi Kecamatan Batam


Kota, , pada tanggal 14 Juli 2021, yang menjadi bagian peserta pelatihan kerja
program Dinas Tenaga Kerja Kota Batam.
Wawancara dengan Rama selaku warga Kelurahan Buliang Kecamatan
Batu Aji, , pada tanggal 14 Juli 2021, yang menjadi bagian peserta
pelatihan kerja program Dinas Tenaga Kerja Kota Batam dan masih
status pengangguran.

Wawancara dengan Benget Manahan Situmorang, warga Kelurahan


Bukit Tempayan Kecamatan Batu Aji, pada tanggal 16 Juli 2021, yang
menjadi bagian peserta pelatihan kerja program Dinas Tenaga Kerja Kota
Batam.

75
LAMPIRAN 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
CURRICULUM VITAE
Junita Marlina Manurung
KELAHIRAN : Medan, 02 Juni 1996
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Belum Menikah
ALAMAT : Bengkong Asrama Blok A1 No 3
Bengkong – Batam
NO. TELEPON : 0823 0459 0969
EMAIL : juniitammanurung@gmail.com
WARGA NEGARA : Indonesia

PENDIDIKAN
Formal :
2011 – 2014 : SMK SWASTA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN
2008 – 2011 : SMPN 3 BALIGE
2002 – 2008 : SDN 101830 TG SELAMAT

Non Formal :
2013 : PRAKTEK KERJA INDUSTRI SEBAGAI ANALISIS
PIUTANG (PT. TELKOM)

PENGALAMAN ORGANISASI :

2019 – SEKARANG : SEKRETARIS PC FPBI KOTA BATAM


(Organisasi Buruh)
2020 – 2021 : ANGGOTA HMP ADMINISTRASI NEGARA

PENGALAMAN KERJA :
1. PT. HONFOONG PLASTIC INDUSTRI
(Operator Production 2016 – 2017)
2. PT. JOVAN TECHNOLOGIES
( IPQC 2017 – 2019)
3. PT TAKA MARINDO
( Operator Production 2019 – Sekarang)

76
LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Penelitian

77
78

Anda mungkin juga menyukai