Anda di halaman 1dari 107

AUDIT SISTEM INFORMASI PERKREDITAN

MENGGUNAKAN METODE FRAMEWORK COBIT 5.0 PADA


PT. ANUGRAH CAKRA CEMERLANG

SKRIPSI

Program Studi SISTEM INFORMASI

OLEH :

NAMA : RENDY FERDIAN

NIM : 011605573125004

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

JAKARTA

2018
AUDIT INFORMATION SYSTEMS OF CREDIT USING COBIT

FRAMEWORK 5.0 METHOD IN PT ANUGRAH CAKRA

CEMERLANG

ESSAY

Study Program INFORMATION SYSTEM

BY :

NAME : RENDY FERDIAN

NIM : 011605573125004

FACULTY OF ENGINEERING

UNIVERSITY OF SATYA INDONESIAN COUNTRY

JAKARTA

2018
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rendy Ferdian

NIM : 011605573125004

Program Studi : SISTEM INFORMASI

Menyatakan bahwa Skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri dan seluruh isi

Skripsi menjadi tanggung jawab saya sendiri. Apabila saya mengutip dari karya

orang lain maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Saya bersedia dikenai sanksi pembatalan Skripsi ini apabila terbukti

melakukan tindakan plagiat (penjiplakan).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 15 Februari 2018

( Rendy Ferdian )
011605573125004

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

AUDIT SISTEM INFORMASI PERKREDITAN PADA PT.ANUGRAH


CAKRACEMERLANG MENGGUNAKAN METODE FRAMEWORK
COBIT 5.0

OLEH :

NAMA : RENDY FERDIAN


NIM : 011605573125004

Telah dipertahankan didepan Penguji pada tanggal 9 Februari 2018

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Ketua Penguji

( Kiki Kusumawati, ST.,MMSi )

Anggota Penguji I Anggota Penguji II

( Safrizal, ST., MM., M.Kom ) ( Nurul Chafid, S.Kom.,M.Kom )

iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : RENDY FERDIAN

NIM/NIRM : 011605573125004

JURUSAN : SISTEM INFORMASI

JUDUL SKRIPSI : AUDIT SISTEM INFORMASI PERKREDITAN PADA


PT. ANUGRAH CAKRA CEMERLANG
MENGGUNAKAN METODE FRAMEWORK COBIT
5.0

TANGGAL UJIAN : 9 Februari 2018

Jakarta, 15 Februari 2018

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

( Kiki Kusumawati, ST.,MMSi ) ( Sukarno B.N.S, S. Kom., M. Kom )

Dekan Ketua Program Studi

( Ir. Nurhayati, M.Si ) ( Istiqomah Sumadikarta, ST., M. Kom )

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT untuk limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Skripsi yang berjudul “Audit Sistem

Informasi Perkreditan Pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang” dapat

diselesaikan dengan baik.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, saya banyak mendapat bimbingan,

masukan, petunjuk dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun

materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Yusriani Sapta Dewi, M.Si, selaku Rektor Universitas Satya

Negara Indonesia.

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Satya Negara Indonesia Ibu Ir.

Nurhayati, M.Si.

3. Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Satya Negara

Indonesia Bapak Istiqomah Sumadikarta, ST., M. Kom.

4. Ibu Kiki Kusumawati, ST.,MMSi selaku pembimbing pertama atas

bimbingan, motivasi, arahan dan masukkannya selama penulisan.

5. Bapak Sukarno B.N.S, S. Kom., M. Kom selaku pembimbing kedua atas

arahan, bimbingan, pengertian dan masukkannya selama penulisan.

6. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan

memberi motivasi.

7. Seluruh Staff PT. Anugrah Cakra Cemerlang yang telah memberikan

bantuan dan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan

penyusunan Skripsi ini.

v
8. Rekan-rekan Fakultas Teknik angkatan 2016 sore dan seluruh pihak yang

tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Untuk yang teristimewa bapak dan ibu saya atas kasih sayang yang tiada

terhingga, perhatian dan doa yang tiada hentinya kepada penulis selama ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Jakarta, 15 Februari 2018

Penulis

vi
ABSTRAK

PT. Anugrah Cakra Cemerlang selama ini sudah memanfaatkan teknologi


informasi dan komunikasi dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan dan
memudahkan proses bisnis yang berjalan. Sistem Informasi Perkreditan yang
telah menggunakan sistem terkomputerisasi sebaiknya dianalisis sehingga
sistem yang digunakan lebih baik lagi. PT. Anugrah Cakra Cemerlang
memerlukan analisis sistem informasi perkreditan dalam divisi kredit pada
pengelolaan data dalam kegiatan operasionalnya. PT. Anugrah Cakra Cemerlang
menyadari perlunya ada standar operasional dan prosedur manajemen
pengamanan sistem informasi dan telekomunikasi. Dimana standar operasional
dan prosedur manajemen penggunaan sistem informasi dan telekomunikasi
tersebut ditetapkan untuk dijadikan pedoman dan acuan dalam mengelola dan
menggunakan perangkat. Analisis dilakukan menggunakan framework
COBIT 5 domain DSS (delivery, support, system). Pengumpulan data
dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara. Hasil dari penelitian
yang telah dilakukan diambil kesimpulan PT. Anugrah Cakra Cemerlang telah
menggunakan teknologi informasi dan sistem informasi seperti yang
digunakan perusahaan-perusahaan perkreditan lainnya dan cukup memenuhi
standar.

Kata Kunci : Sistem Informasi Perkreditan, Analisis Sistem Informasi, COBIT

vii
ABSTRACT

PT. Anugrah Cakra Cemerlang has been utilizing information and communication
technology in an effort to improve company performance and ease of running
business process. Credit Information Systems that have used a comprehensive
system of computerized analyzed systems used better. PT. Anugrah Cakra
Cemerlang requires analysis of credit information system in credit division on
data management in its operational activities. PT. Anugrah Cakra Cemerlang.
The need for operational standards and security management procedures. Where
the operational standards and management procedures for the use of information
and telecommunication systems are established to serve as guidance and choice
in the management and use of the device. The analysis was performed using
COBIT 5 domain DSS (delivery, support, system). The data were collected by
questionnaire and interview. The results of the research that has been done
concluded PT. Anugrah Cakra Cemerlang has used information technology and
information resources as used by other credit companies and is quite standard.

Keywords: Credit Information Systems, Information Systems Analysist, COBIT.

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR COVER

LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 2

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 3

1.4.1 Tujuan ................................................................................ 3

1.4.2 Manfaat .............................................................................. 3

1.5 Sistematika Penulisan .................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 5

ix
2.2 Sistem Informasi ......................................................................... 6

2.3 Audit ............................................................................................ 7

2.3.1 Audit Sistem Informasi ..................................................... 7

2.3.2 Tujuan Audit Sistem Informasi ......................................... 8

2.3.3 Tahapan Audit Sistem Informasi ....................................... 8

2.4 Diagram Tulang Ikan .................................................................. 13

2.5 Kredit ........................................................................................... 14

2.6 COBIT .......................................................................................... 15

2.6.1 COBIT 5 ............................................................................ 16

2.6.2 Model Referensi Proses Pada COBIT 5 ............................. 18

2.6.1 Model Kapabilitas Proses Pada COBIT 5 .......................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 27

3.2 Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................ 27

3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 29

3.4 Tahapan Audit Sistem Informasi.................................................. 30

3.4.1 Tahapan Perencanaan Audit Informasi .............................. 30

3.4.1.1 Mengidentifikasi Proses Bisnis dan TI .................. 30

3.4.1.2 Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit ....... 30

3.4.1.3 Identification of core TI application and the main

IT relevant interfaces............................................. 31

3.4.2 Tahapan Persiapan Audit ................................................... 31

3.4.2.1 Penyusunan Audit Working Plan........................... 31

x
3.4.2.2 Membuat Pernyataan ............................................. 31

3.4.2.3 Membuat Pertanyaan ............................................. 31

3.4.3 Tahapan Pelaksanaan Audit ............................................... 32

3.4.3.1 Pemeriksaan Data dan Bukti Serta Wawancara..... 32

3.4.3.2 Melakukan Uji Kematangan .................................. 32

3.4.3.3 Penentuan Temuan, Resiko dan Rekomendasi ...... 33

3.4.4 Tahapan Pelaporan Audit Sistem Informasi ...................... 33

3.5 Penentuan Gap ........................................................................... 33

3.6 Prinsip Cobit 5 ............................................................................ 34

3.6.1 Memenuhi Kebutuhan Stakeholder

(Meeting Stakeholder Needs)............................................. 34

3.6.2 Melingkupi Seluruh Perusahaan

(Covering the End-to-End) ................................................ 34

3.6.3 Menerapkan Suatu Kerangka Kerja Tunggal yang

Terintegrasi (Applying a Single Integrated Framework) .. 35

3.6.4 Menggunakan Sebuah Pendekatan yang Menyeluruh

(Enabling a Holistic Approach) ........................................ 35

3.6.5 Pemisahan Tata Kelola Dari Manajemen

(Separating Governance From Management)................... 35

3.7 Kerangka Berfikir........................................................................ 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Audit Sistem Informasi ..................................................... 38

4.1.1 Tahapan Perencanaan Audit Sistem Informasi .................. 38

xi
4.1.1.1 Proses Bisnis Yang Berjalan Pada PT.

Anugrah Cakra Cemerlang .................................... 38

4.1.1.2 Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan

Audit Sistem Informasi.......................................... 39

4.1.1.3 Identification of core TI application and the main

IT relevant interfaces............................................. 40

4.1.2 Tahapan Persiapan Audit Sistem Informasi ....................... 42

4.1.2.1 Penyusunan Audit Working Plan .......................... 42

4.1.2.2 Pembuatan Pernyataan........................................... 45

4.1.2.3 Pembuatan Pertanyaan........................................... 46

4.1.3 Tahapan Pelaksanaan Audit Sistem Informasi................... 46

4.1.3.1 Pemeriksaan Data dan Bukti.................................. 46

4.1.3.2 Wawancara ............................................................ 46

4.1.3.3 Uji Kematangan ..................................................... 47

4.1.3.4 Penentuan Temuan, Resiko dan Rekomendasi...... 61

4.1.4 Tahapan Pelaporan Audit Sistem Informasi....................... 63

4.2 Penentuan Gap ........................................................................... 64

4.3 Pembahasan Audit Sistem Informasi .......................................... 67

4.3.1 Rekomendasi DSS1 (Mengelola Operasi).......................... 67

4.3.2 Rekomendasi DSS2

(Mengelola Permintaan Layanan dan Insiden) .................. 68

4.3.3 Rekomendasi DSS3 (Mengelola Masalah)........................ 68

4.3.4 Rekomendasi DSS4 (Mengelola Keberlanjutan)............... 69

xii
4.3.5 Rekomendasi DSS5 (Mengelola Layanan Keamanan) ..... 69

4.3.6 Rekomendasi DSS6 (Mengelola Proses Bisnis)................ 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 72

5.2 Saran ........................................................................................... 73

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Penelitian Terkait.............................................................................. II-5

Tabel 2.2 : Atribut Pada Tingkat Kapabilitas Cobit 5......................................... II-24

Tabel 3.1 : Skala Pembuatan Indeks .................................................................. III-34

Tabel 4.1 : Klausul dan Obyektiv Kontrol DSS

(Delivery Support System) .............................................................. IV-40

Tabel 4.2 : Audit Working Plan ......................................................................... IV-42

Tabel 4.3 : Pernyataan Pada domain DSS (Delivery Support System)................ IV-45

Tabel 4.4 : Pertanyaan Pada domain DSS (Delivery Support System)................ IV-46

Tabel 4.5 : Dokumen Hasil Wawancara ............................................................. IV-47

Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan Kuesioner ............................................................ IV-47

Tabel 4.7 : Maturity Level DSS1 Mengelola Operasi ......................................... IV-49

Tabel 4.8 : Maturity Level DSS2 Mengelola Permintaan dan Layanan

Insiden ............................................................................................. IV-51

Tabel 4.9 : Maturity Level DSS3 Mengelola Permasalahan ............................... IV-53

Tabel 4.10 : Maturity Level DSS4 Mengelola Layanan Berkelanjutan .............. IV-55

Tabel 4.11 : Hasil Maturity Level DSS5 Mengelola Layanan Keamanan .......... IV-57

Tabel 4.12 : Hasil Maturity Level DSS6 Mengelola Permasalahan.................... IV-58

Tabel 4.13 : Hasil Maturity Level Domain DSS ................................................. IV-60

Tabel 4.14 : Hasil Temuan, Resiko Dan Rekomendasi ...................................... IV-61

Tabel 4.15 : Analisis Gap Tingkat Kematangan................................................. IV-64

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Sejarah Perkembangan COBIT ............................................... II-16

Gambar 2.2 : Sejarah Perkembangan COBIT 5 ........................................ II-18

Gambar 2.3 : Model Referensi Proses Pada COBIT 5.............................. II-19

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT. ACC.............................................. III-28

Gambar 3.2 : Kerangka Berfikir ............................................................... III-36

Gambar 4.1 : Proses Bisnis Yang berjalan Metode Fishbone................... IV-39

Gambar 4.2 : Representasi Nilai Maturity Level Domain

DSS1 Mengelola Operasi.................................................. IV-50

Gambar 4.3 : Representasi Nilai Maturity Level DSS2 Mengelola

Permintaan dan Layanan Insiden ...................................... IV-52

Gambar 4.4 : Representasi Nilai Maturity Level DSS3

Mengelola Permasalahan .................................................. IV-53

Gambar 4.5 : Representasi Nilai Maturity Level DSS4

Mengelola Layanan Berkelanjutan ........................................ IV-55

Gambar 4.6 : Representasi Nilai Maturity Level DSS5

Mengelola Layanan Keamanan......................................... IV-57

Gambar 4.7 : Representasi Nilai Maturity Level DSS6

Mengelola Proses Bisnis ................................................... IV-59

Gambar 4.8 : Representasi Rata-Rata Nilai Maturity Level

Domain DSS ..................................................................... IV-60

Gambar 4.9 : Representasi Nilai Kesenjangan.......................................... IV-66

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Anugrah Cakra Cemerlang merupakan lembaga keuangan swasta berbentuk

koperasi yang bergerak dalam usaha perkreditan yang menyediakan pinjaman atau

kredit bagi masyarakat. Dimana memberikan pinjaman secara kredit merupakan

sumber pendapatan perusahaan dan dapat dikatakan sebagai aktivitas utama.

Pengolahan data yang sudah terkomputerisasi memudahkan aktivitas yang

ada di perusahaan dalam membuat atau menyediakan laporan yang bertujuan

untuk mendukung proses bisnis perusahaan.

Dalam menyediakan laporan yang tepat seiring dengan adanya kesalahan

dari beberapa faktor seperti pengolahan data yang kurang baik seperti

kesalahan penginputan data nasabah yang tidak sesuai dengan prosedur,

kesulitan melakukan log in pada sistem, jumlah nominal pinjaman yang tidak

sesuai dengan plafond yang telah ditentukan serta kesalahan pada data

agunan/jaminan yang tidak sesuai dengan yang ada di sistem.

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan perlu

melakukan audit sistem informasi pemberian kredit secara berkala sehingga

sistem informasi yang ada dapat menunjang perusahaan agar dapat bersaing

dengan perusahaan – perusahaan lain sekarang ini. Dan mengingat perlunya

sistem informasi dan audit sistem informasi, bahwa sistem infromasi

penjualan juga merupakan fungsi yang cukup penting bagi perusahaan, maka

judul yang diambil adalah “Audit Sistem Informasi Perkreditan

1
2

Menggunakan Metode Framework Cobit 5 Pada PT. Anugrah Cakra

Cemerlang.”

1.2. Rumusan Masalah

Adapun permalasahan yang ada pada penelitian di maksud, maka saya

selaku penulis mencoba merumuskan masalah terkait permasalahan tersebut

adalah yaitu : “Bagaimana melaksanakan audit sistem informasi pemberian

kredit pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang dengan baik ?”

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas oleh penulis yaitu:

a. Mengidentifikasi Sistem Pemberian Kredit Pada PT. Anugrah Cakra

Cemerlang.

b. Memperhatikan resiko yang muncul dalam melakukan audit sistem

informasi Pemberian Kredit Pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang.

c. Audit sistem informasi perkreditan dengan pendekatan cobit 5 dengan

domain :

1. Deliver, Service and Support (DSS)

Domain proses DSS yaitu :

a. DSS01 Manage Operations (Mengelola Operasi).

b. DSS02 Manage service requests and incidents (Mengelola

permintaan layanan dan insiden).

c. DSS03 Manage Problems (Mengelola Masalah).

d. DSS04 Manage continuity (Mengelola layanan yang berkelanjutan).


3

e. DSS05 Manage Security Services (Mengelola Jasa Keamanan).

f. DSS06 Manage Business Process Controls (Mengelola Kontrol

Proses Bisnis).

1.4. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini, yaitu :

1.4.1 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan audit sistem informasi sistem

pemberian kredit pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang.

1.4.2 Manfaat

1. Mengetahui kondisi yang ada pada sistem informasi yang berjalan.

2. Meningkatkan pengendalian internal terutama dalam hal ketelitian dan

kebenaran data.

3. Memberikan rekomendasi atas temuan resiko yang muncul dalam sistem.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun susunan penulisan laporan ini, penyusunannya diuraikan dalam

beberapa bab yaitu sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup,

tujuan laporan penulisan, sistem penulisan.


4

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan tentang tinjauan pustaka yang berisikan uraian

singkat dari beberapa penelitian dan tinjauan pustaka yang berisi teori –

teori tentang audit sistem informasi dan cobit 5.

BAB III. METODE PENELITIAN

Berisi waktu dan tempat penelitian, desain penelitian, hipotesis, variable

dan skala pengukuran, jenis data, metode pengumpulan data, populasi dan

sampel penelitian, metode analisis data dan kerangka berfikir.

BAB IV. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang analisa dan evaluasi hasil dari kegiatan audit sistem

informasi pemberian kredit pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai apa saja yang

dihasilkan dan beberapa yang belum terdapat dalam penulisan skripsi ini.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Dalam metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data berupa

deskripsi atau penjelasan yang berhubungan dengan yang diteliti.

Pengumpulan data dilakukan dengan meninjau ulang beberapa jurnal-jurnal

yang berkaitan dengan penelitian dan melakukan eliminasi terhadap jurnal

yang tidak berhubungan dengan penelitian. Terdiri dari beberapa jurnal yang

yang terkait dan referensi buku yang menjadi pedoman untuk melakukan

penelitian terkait.

Tabel 2.1 Penelitian Terkait

No. Nama Peneliti Judul Masalah Metode Hasil


dan Tahun

1. Wella Tahun Audit Sistem Penggunaan Mengukur Hasil seluruh atau


2016 Informasi TI pada operasional tingkat tingkat kapabilitas
Menggunakan untuk setiap kapabilitas skala penelitian
Cobit 5.0 investasi yang menggunakan audit tata kelola
Domain DSS dilakukan perlu standart COBIT sistem
pada PT Erajaya diketahui / diukur 5 kepegawaian yaitu
Swasembada, tingkat efektifitas skala 3
Tbk dan efisiensi yang (Established
dihasilkan, Process)
agar perusahaan
benar-benar
merasakan
value
dari implementasi TI
tersebut

5
6

2. Neni Purwati Audit Sistem Pengelolaan Menganalisa Berdasarkan Hasil


Tahun 2014 Iinformasi Sistem Informasi sistem perhitungan pada
Akademik Akademik yang informasi setiap proses TI
Menggunakan tidak terkelola dengan yang terdapat
Framework dengan baik menggunakan dalam domain
COBIT 4.1 akan berdampak Cobit 4.1 Planning and
(Studi Kasus IBI pada rendahnya Organization (PO)
Darmajaya) kualitas layanan dan Delivery and
Support (DS) pada
umumnya berada di
level 3 (defined
process)
3 Titus Kristanto, Perancangan Lemah kendali Menganalisa Hasil dari seluruh
Rachman Arief Audit Keamanan pada aset keamanan maturity level atau
dan Nanang Sistem Informasi informasi sistem tingkat kematangan
Fakhrur Rozi Berdasarkan memudahkan informasi skala penelitian
Standar ISO pihak yang tidak dengan audit keamanan
Tahun 2014
27001:2005 (Studi
bertanggungjawab menggunakan sistem yaitu 2.74.
Kasus PT
untuk mencuri Standar ISO
ADIRA)
atau hanya 27001:2005
mengganggu
jalannya aktivitas
terkait pada aset
perusahaan.

Berdasarkan 3 penelitian di atas, penulis menyimpulkan bahwa perbedaan

mendasar dari 3 penelitian di tersebut dengan penelitian penulis, yaitu :

1. Scope (Ruang Lingkup)

2. hasil maturity/tingkat kapabilitas pada penelitian di atas mempunyai rata-

rata pada kategori cukup dari hasil yang di harapkan perusahaan.

3. Standar Framework/kerangka kerja yang di gunakan.

2.2. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Yakub (2012) Sistem informasi merupakan suatu komponen –

komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan


7

aliran informasi. (Muhamad Muslihudin, 2016, Analisis dan Perancangan

Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML, Hlm. 11).

2.3. Pengertian Audit

Menurut Pickett (2005) kata ‘Audit’ berasal dari Bahasa Latin ‘Audire’

yang berarti mendengar, yaitu pada zaman dahulu apabila pemilik organisasi

usaha meraasa ada suatu kesalahan/penyalahgunaan, maka ia mendengarkan

kesaksian orang tertentu. Pada zaman itu apabila pemilik suatu badan usaha

mencurigai adanya kecurangan, mereka akan menunjuk orang tertentu untuk

memeriksa rekening/akun (account) perusahaan. Auditor yang di tunjuk

tersebut ‘mendengar’ kemudian “didengar” pertanyaan pendapatnya

(opininya) mengenai kebenaran catatan akun perusahaan oleh pihak-pihak

berkepentingan. (Sanyoto Gondodiyoto, 2007, Audit Sistem Informasi +

Pendekatan Cobitp, Hlm. 28).

2.3.1 Pengertian Audit Sistem Informasi

Definisi audit sistem informasi (atau beberapa kalangan lebih menyukai

untuk menyebut audit teknologi informasi) dapat dikemukakan sebagai

berikut :

a. Ron Weber – IS Control &Audit, 1999

Menurut Ron Weber (1999) proses pengumpulan dan pengevaluasian

bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi

komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian

intern yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik / tidak


8

disalah gunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta

efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis

komputer. (I Putu Agus, 2016, Audit Sistem Informasi dan Tata Kelola

Teknologi Informasi, Hlm. 23).

2.3.2 Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek

utama dari ketatakelolaan IT, yaitu :

a. Conformance (Kesesuaian) : Tujuan audit sistem informasi difokuskan

untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu :

Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability (Keterse

diaan) dan Compliance (Kepatuhan).

b. Performance (Kinerja) : Tujuan audit sistem informasi difokuskan untuk

memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu : Effectiveness

(Efektifitas), Efficiency (Efisiensi) dan Reliability (Kehandalan).

2.3.3 Tahapan Audit Sistem Informasi

Information Systems Audit and Control Association (ISACA) tahun 2010

menyatakan membagi tahapan audit sistem informasi menjadi 4 (empat)

tahapan yaitu: 1. Tahap perencanaan audit, 2. Tahap persiapan audit, 3.

Tahap pelaksanaan audit, 4. Tahap pelaporan audit (Hermawan, 2011).

1. Tahapan Perencanaan Audit Sistem Informasi

Tahap perencanaan ini dilakukan oleh auditor untuk mengetahui tentang

auditee (how your auditee) dan mempelajari tentang proses bisnis


9

perusahaan yang diaudit. Langkah-langkah yang terdapat di tahap ini

adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi proses bisnis dan TI

Dalam perencanaan proses audit, auditor harus melakukan

pemahaman proses bisnis dan TI perusahaan yang diaudit (auditee).

Pemahaman dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen

yang terkait dengan perusahaan. Dokumen tersebut bisa berupa

profil perusahaan, rencana strategis, kebijakan, standar, prosedur,

portopolio, arsitektur, infrastruktur, dan aplikasi sistem informasi.

b. Mengidentifikasi ruang lingkup dan tujuan audit sistem informasi

Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam audit sistem informasi

adalah mengidentifikasi ruang lingkup. Ruang lingkup audit harus

mengacu pada tujuan audit.

c. Identification of core TI application and the main IT relevant

interfaces

Pada tahap ini auditor harus memperoleh pemahaman tentang

proses TI inti yang berkaitan dengan audit yang dilakukan. Proses

ini dilakukan untuk membedakan proses TI inti yang memiliki

skala prioritas lebih tinggi dan proses TI pendukung lain yang

berkaitan.

2. Tahapan Persiapan Audit Sistem Informasi

Pada tahap persiapan, auditor merencanakan dan memantau pelaksanaan

audit sistem informasi secara terperinci, kemudian mempersiapkan


10

kertas kerja audit sistem informasi yang akan dipakai. Langkah-langkah

yang terdapat di tahap ini adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan audit working plan

Audit Working Plan merupakan dokumen yang digunakan untuk

merencanakan dan memantau pelaksanaan Audit TI secara

terperinci. Dimulai dari proses awal hingga proses pelaporan audit.

b. Membuat pernyataan

Tahap persiapan kedua audit keamanan sistem informasi ini

dilakukan dengan membuat pernyataan. Pernyataan dibuat

berdasarkan domain DSS (Delivery Support System) yang terdapat

pada Framework Cobit 5.

c. Melakukan pembobotan

Setelah membuat pernyataan, maka selanjutnya auditor melakukan

pengukuran pembobotan pada tiap pernyataan. Tingkat

pembobotan dibagi menjadi 5 (lima) kehandalan, yaitu: sangat

mampu, mampu, cukup mampu, tidak mampu dan sangat tidak

mampu.

d. Membuat pertanyaan

Setelah dilakukan pembobotan pernyataan pada tiap proses TI,

maka selanjutnya auditor membuat pertanyaan berdasarkan

pernyataan tersebut. Pertanyaan tersebut akan dijadikan acuan

dalam melakukan wawancara kepada pihak yang telah ditentukan

sebelumnya.
11

3. Tahapan Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

Pada tahap pelaksanaan, auditor melakukan pengumpulan dan evaluasi

bukti dan data audit sistem informasi yang dilakukan, serta melakukan

uji kepatutan (complience test), yakni dengan menyesuaikan keadaan

ada dengan standar pengelolaan proses TI pada domain DSS (Delivery

Support System) pada framework cobit 5. Selanjutnya dilakukan

penyusunan temuan serta rekomendasi guna diberikan kepada auditee.

Langkah-langkah yang terdapat di tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Pemeriksaan data dan bukti

Pemeriksaan data dilakukan dengan cara observasi dan melakukan

wawancara kepada auditee sesuai dengan ruang lingkup serta

klausul yang telah disetujui perusahaan. Wawancara dan observasi

dilakukan untuk mendapatkan bukti atau temuan mengenai fakta

terkait dengan masalah yang ada.

1. Interview (wawancara)

Pertanyaan dibuat sebagai acuan untuk melakukan wawancara.

Pertanyaan telah dibuat berdasarkan pernyataan yang terlebih

dahulu dibuat sebelumnya.

Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam

eksekusi. Proses TI yang dapat terbagi menjadi 4 kelompok,

yaitu: pihak yang bertanggung jawab terhadap kesuksesan

aktivitas (responsible), pihak yang bertanggung jawab

(accountable), pihak yang mengerti aktivitas (consulted), dan


12

pihak yang senantiasa diinformasikan perihal perkembangan

aktivitas (informed).

2. Pengukuran tingkat kapabilitas

Pengukuran tingkat kapabilitas dilakukan dengan mengacu

pada domain DSS (Delivery Support System) pada cobit 5.

3. Temuan, Resiko dan rekomendasi

Selama proses audit, pengaudit akan memeriksa banyak

catatan, mempelajari banyak jenis informasi, melihat banyak

laporan, mengobservasi prosedur kerja dan melakukan

wawancara dengan berbagai pihak. Seluruh aktivitas tersebut

menghasilkan bukti (evidence) yang berarti terkait dengan

sistem yang berlangsung diperusahaan. Bukti tersebut akhirnya

dikumpulkan dan dievaluasi untuk memungkinkan auditor

membentuk opini mengenai kecukupan dan keefektifan kontrol

internal sehingga dapat merekomendasikan tindakan perbaikan

dan korektif.

4. Tahapan Pelaporan Audit Sistem Informasi

Berdasarkan seluruh kertas kerja audit, temuan, dan tanggapan auditee,

maka auditee harus menyusun laporan audit SI sebagai

pertanggungjawaban atas penugasan audit SI yang telah dilaksanakan.

Laporan audit harus ditunjukan kepada pihak yang berhak saja karena

laporan audit SI merupakan dokumen yang bersifat rahasia.


13

2.4. Diagram Tulang Ikan

Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode/tool

di dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan

diagram sebab - akibat atau cause effect diagram. Metode tersebut awalnya

lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas yang menggunakan data

verbal (non - numerical) atau data kualitatif. Dr.Ishikawa juga ditengarai

sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode

pengendalian kualitas (7 tools) yakni fishbone diagram, control chart, run

chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart. Dikatakan

diagram fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan

tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan

menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan

berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala.

Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan

permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat)

karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat.

Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab - akibat

dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan

karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab

itu. (Heri Murnawan, Mustofa : 2014).


14

2.5. Kredit

Menurut Moh. Tjoekam (1999) Untuk memperoleh keyakinan bahwa

calon debitur mampu dan mau meunasi kreditnya, sebelum melakukan

persetujuan pemberian kredit bank harus telah melakukan analisis kredit, baik

secara kualitatif maupun kuantitatif atas data usaha perusahaan dan calon

debitur. Analisis atas data usaha perusahaan dan calon debitur dilakukan

dengan menggunakan 5C principles, 7P principles, 3R principles, dan studi

kelayakan. (Ahmad Subagyo, 2015, Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah,

Hlm. 28-30).

1. Character (Watak) yaitu tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada

bank bahwa sifat atau watak dan calon debitur dimaksud dapat dipercaya.

2. Capacity (Kemampuan) yaitu kemampuan calon debitur dalam membayar

kredit nya dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnisnya untuk

memperoleh laba, sehingga akan terlihat kemampuan debitur dalam

mengembalikan kredit.

3. Capital (Modal) yaitu proses untuk mengetahui sumber-sumber

pembiayaan yang dimiliki calon debitur atas rencana usaha yang akan di

biayai bank.

4. Collateral (Jaminan) yaitu jaminan yang diberikan calon debitur, baik

yang bersifat fisik maupun non fisik.

5. Condition of economy (kondisi Ekonomi) yaitu penilaian kondisi ekonimo

sekarang dan prediksi masa datang sesuai sektor atau subsektor usaha

masing-masing.
15

2.6. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

merupakan suatu panduan standar yang mengintegrasikan praktik-praktik

terbaik dalam mengelola TI dan menyediakan kerangka kerja untuk TI

sehingga dapat membantu pemahaman dan pengelolaan resiko serta

mendapatkan keuntungan yang terkait dengan TI.

COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yang

merupakan bagian dari Information System Audit Control Association

(ISACA). COBIT dapat memberikan arahan (guidelines) yang berfokus

pada bisnis dan karena itu business process owners dan manajer, termasuk

auditor dan pengguna, diharapkan mampu memanfaatkan arahan ini

dengan maksimal.

Keuntungan ketika suatu perusahaan menerapkan COBIT sebagai kerangka

kerja tata kelola TI sebagai berikut :

1. Penyelarasan yang lebih baik berdasarkan fokus bisnis.

2. Tanggung jawab dan kepemilikan yang jelas yang berorientasi proses.

3. Berbagi pemahaman diantara pihak yang berkepentingan, didasarkan

dengan penggunaan bahasa yang sama.

4. Sebuah pandangan, mampu dipahami oleh manajemen tentang hal yang

dilakukan teknologi informasi.

5. Dapat diterima secara umum dengan pihak ketiga dan pembuat aturan.

6. Pemenuhan kebutuhan atau bisa di sebut sebagai pelengkap bagi


16

Consitute Sponsoring Organization of the Treadway Commission

(COSO) untuk lingkungan kendali teknologi informasi.

2.6.1. COBIT 5

Menurut ISACA (2012), COBIT 5 merupakan generasi terbaru

dari panduan ISACA yang membahas mengenai tata kelola dan

manajemen IT. COBIT 5 dibuat berdasarkan pengalaman penggunaan

COBIT selama lebih dari 15 tahun oleh banyak perusahaan dan

pengguna dari bidang bisnis, komunitas IT, risiko, asuransi, dan

keamanan. Sejarah perkembangan cobit Jenis-jenis framework COBIT

berdasarkan perkembangannya seperti yang dijelaskan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sejarah Perkembangan COBIT

1. Framework Audit dan kontrol IT (COBIT dan COBIT 2, fokus pada

tujuan pengendalian) pada tahun 1996 - 1998.

2. Framework Manajemen IT (COBIT 3, disini adanya penambahan untuk

pedoman pengelolaan dari framework sebelumnya) pada tahun 2000.


17

3. Framework Tatakelola IT (COBIT 4.0 (tahun 2005) dan COBIT 4.1

(tahun 2007) disini ditambahkan tata kelola dan proses pemenuhan

didalamnya dan proses assurance dihilangkan).

4. COBIT 5 penambahan dan pengelolaan dari framework sebelumnya

(tahun 2012 – sekarang).

COBIT 5 mempunyai 5 prinsip yaitu :

1. Memenuhi Kebutuhan Stakeholder (Meeting Stakeholder Needs)

Dimana perusahaan dapat memberikan nilai bagi para stakeholdernya.

Misal dengan menjaga keseimbangan antara realisasi keuntungan dan

resiko yang mungkin terjadi.

2. Melingkupi Seluruh Perusahaan (Covering the End-to-End)

Sebuah sistem yang dapat memberikan sebuah pandangan tentang tata

kelola dan manajemen TI dalam satu perusahaan berdasarkan jumlah

enabler yang ada di sekitar perusahaan.

3. Menerapkan Suatu Kerangka Kerja Tunggal yang Terintegrasi

(Applying a Single Integrated Framework)

COBIT 5 adalah kerangka kerja terintegrasi yang dapat disejajarkan

dengan standar lainnya yang berhubungan dengan TI dalam

menyediakan arahan pada aktivitas TI dalam satu perusahaan.

4. Menggunakan Sebuah Pendekatan yang Menyeluruh (Enabling a

Holistic Approach)

Mendukung untuk mendefinisikan enabler dalam satu perusahaan tata

kelola dan manajemen TI yang efektif dan efisien.


18

5. Pemisahan Tata Kelola Dari Manajemen (Separating Governance

From Management)

Menjelaskan perbedaan antara tata kelola dan manajemen.

Dua disiplin penting yang didalamnya terdapat struktur, aktivitas,

tanggung jawab, dan tujuan yang berbeda satu sama lain.

Gambar 2.2 Sejarah Perkembangan COBIT 5

2.6.2. Model Referensi Proses Pada COBIT 5

Menurut ISACA (2012:15), Terdapat model referensi proses pada

COBIT 5 yang menentukan dan menjelaskan secara jelas dan detail

mengenai proses tata kelola dan manajemen. Model tersebut mewakili

semua proses yang ada di dalam perusahaan yang berhubungan dengan

aktivitas IT dan model referensi yang mudah dipahami dalam operasional

IT dan oleh manajer bisnis. Model referensi proses dalam COBIT 5 adalah

suksesor dari model proses COBIT 4.1 yang diintegrasikan dengan model

proses Risk IT dan ValIT seperti yang terlihat pada gambar 2.3.
19

Gambar 2.3 Model Referensi Proses Pada COBIT 5

Gambar diatas menunjukkan 37 proses tata kelola dan manajemen dalam

COBIT 5. Semua proses tersebut dikelompokkan menjadi dua domain

proses yaitu proses tata kelola dan manajemen.

1. Tata Kelola (Governance) Terdapat lima proses tata kelola pada

domain Evaluasi, Arahan dan Pengawasan (Evaluate, Direct and

Monitoring), antara lain :

• EDM01 Memastikan adanya peraturan dan pemeliharaan kerangka kerja

tata kelola (Ensure governance framework setting and maintenance).

• EDM02 Memastikan mendapat keuntungan (Ensure benefit delivery).


20

• EDM03 Memastikan optimalisasi resiko (Ensure risk optimisation).

• EDM04 Memastikan optimalisasi sumber daya (Resource optimisation).

• EDM05 Memastikan transparasi kepada stakeholder (Ensure stakeholder

transparency).

2. Manajemen (Management) Terdapat empat domain yang sejajar dengan

area tanggung jawab dari Plan, Build, Run and Monitor (PBRM) dan

tersedia ruang lingkup TI yang menyeluruh yang terdiri dari :

a. Domain meluruskan, merencanakan dan mengatur (Align, plan and

organize) yang memuat 13 proses, yaitu :

• APO01 Mengelola manajemen kerangka kerja TI (Manage the IT

management framework).

• APO02 Mengelola Strategi (Manage strategy).

• APO03 Mengelola arsitektur informasi (Manage enterprise

architecture).

• APO04 Mengelola inovasi/perubahan (Manage innovation).

• APO05 Mengelola portofolio (Manage portofolio).

• APO06 Mengelola anggaran dan biaya (Manage budget and cost).

• APO07 Mengelola sumber daya manusia (Manage human resource).

• APO08 Mengelola hubungan (Manage relationship).

• APO09 Mengelola perjanjian layanan (Manage service agreement).

• APO10 Mengelola pemasok/supplier (Manage suppliers).

• APO11 Mengelola kualitas (Manage quality).

• APO12 Mengelola resiko (Manage risk).


21

• APO13 Mengelola keamanan (Manage security).

b. Domain Membangun, Memperoleh, Dan Mengoprasikan (Build,

Acquire and Operate) memuat 10 proses, yaitu :

• BAI01 Mengelola program dan proyek (Manage programmers and

projects).

• BAI02 Mengelola definisi kebutuhan (Manage solutions and definitions).

• BAI03 Mendefinisikan solusi otomatis (Manage solutions capacity).

• BAI04 Mengelola ketersediaan dan kapasitas (Manage availability and

capacity).

• BAI05 Mengelola perubahan pemberdayaan organisasi (Manage

organizational change enablement).

• BAI06 Mengelola perubahan (Manage changes).

• BAI07 Megelola penerimaan perubahaan dan transisi (Manage change

acceptance and transitioning).

• BAI08 Mengelola pengetahuan (Manage knowledge).

• BAI09 Mengelola aset (Manage assets).

• BAI10 Mengelola susunan (Manage configuration).

c. Domain Menghasilkan, Melayani dan Mendukung (Deliver, Service and

Support ) memuat 6 proses , yaitu :

• DSS01 Mengelola operasi (Manage operations).

• DSS02 Mengelola permintaan layanan dan insiden (Manage service

requests and incidents).

• DSS03 Mengelola permasalahan (Manage problems).


22

• DSS04 Mengelola layanan yang berkelanjutan (Manage continuity).

• DSS05 Mengelola layanan keamanan (Manage security service).

• DSS06 Mengelola proses bisnis (Manange business process controls).

d. Domain Mengawasi, Mengevaluasi dan Menilai (Monitor, Evaluate and

Assess) memuat 3 proses, yaitu :

• MEA01 Mengawasi, mengevaluasi, menilai kinerja dan kesesuaian

(Monitor, Evaluate and Assess performance and conformance).

• MEA02 Mengawasi, mengevaluasi, menilai sistem pengendalian internal

(Monitor, evaluate and assess the system of internal control).

• MEA03 Mengawasi, mengevaluasi, menilai kepatuhan dan kebutuhan

eksternal (Monitor, evaluate and assess compliance with external

requirements).

2.6.3 Model Kapabilitas Proses Pada COBIT 5

Menurut ISACA (2012:15), Pada COBIT 5 adanya model kapabilitas

proses yang didasari pada ISO/IEC 15504, standar mengenai Software

Engineering dan Process Assessment. Model ini berfungsi untuk

melakukan pengukuran performasi di tiap-tiap proses tata kelola atau

proses manajemen, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan analisis area

yang perlu ditingkatkan performasinya.

Indikator kapabilitas proses adalah kemampuan proses dalam meraih

tingkat kapabilitas yang sudah ditentukan oleh atribut proses. Bukti atas

indikator kapabilitas proses akan mendukung penilaian atas pencapaian

atribut proses.
23

Kapabilitas proses kemudian dituangkan pada suatu penilaian kapabilitas

proses atau disebut Process Assessment Model. Model ini digunakan

sebagai dokumen dasar referensi penilaian performa kapabilitas TI

perusahaan serta :

1. Mendefinisikan kebutuhan minimum untuk melakukan penilaian (output

yang dibutuhkan).

2. Mendefinisikan proses kapabilitas dalam dua dimensi yaitu proses dan

kapabilitas.

3. Menggunakan indikator proses kapabilitas dan proses performa untuk

menentukan apakah atribut proses telah terpenuhi.

4. Mengukur performa proses berdasarkan sebuah urutan praktik dasar dan

aktivitas guna memenuhi work product.

5. Mengukur proses kapabilitas melalui pencapaian atribut berdasarkan

bukti spesifik (level 1) dan bukti generic (level lebih tinggi) practices

dan work product.

Dimensi kapabilitas dalam model proses terdapat 6 (enam) penilaian

kapablitias yang dapat dicapai oleh masing-masing proses, yaitu :

1. Level 0, Incomplete Process atau Proses tidak lengkap.

2. Level 1, Performed Process atau Proses dijalankan oleh satu atribut.

Pada tahap ini perusahaan sudah mengimplementasikan namun belum

mencapai tujuan.

3. Level 2, Mananged Process atau Proses teratur. Pada tahap ini

perusahaan telah menjalankan dan melaksanakan proses TI serta


24

mencapai tujuan. Terdapat proses perencanaan, evaluasi dan

penyesuaian guna memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

4. Level 3, Established Process atau Proses tetap. Pada tahap ini

perusahaan sudah mengimplemetasikan proses – proses TI dan

terstandar.

5. Level 4, Predictable Process. Proses ini perusahaan telah melakukan

proses implementasi TI dalam batasan yang sudah ditentukan guna

mencapai hasil proses yang diharapkan.

6. Level 5, Optimizing Process. Tahap ini perusahaan sudah

mengimplementasi prose TI dan terus ditingkatkan secara berkelanjutan.

Tabel 2.2 Atribut pada tingkat kapabilitas COBIT 5


Level Proses

PA 1.1 Process Performance


Level 1
Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
Performed
jauh tujuan dari suatu proses telah berhasil diraih.
Process
Pencapaian penuh atas atribut ini mengakibatkan proses
tersebut meraih yang sudah ditentukan.

PA 2.1 Performance Management


Level 2 Mengukur sampai mana kualitas suatu proses yang
Managed dikelola.
Process PA 2.2 Work Product Management
Mengukur sejauh mana hasil kerja dari proses yang
dikelola.
25

PA 3.1 Process Definition


Mengukur sejauh mana standart proses yang dikelola
Level 3 untuk mendukung pengerjaan dari proses yang telah
Established didefinisikan.
Process
PA 3.2 Process Deployment
Mengukur sejauh mana proses tersebut secara efektif
telah dijalankan dari proses yang telah didefinisikan
untuk mencapai hasil yang diharapkan.
PA 4.1 Process Measurement
Pengukuran mengenai seberapa jauh hasil yang diperoleh,
selanjutnya akan digunakan untuk memastikan bahwa
kualitas proses dapat mendukung pencapaian tujuan
Level 4
perusahaan. Pengukuran bisa berupa pengukuran proses,
Predictable
pengukuran produk atau kedua-duanya.
Process
PA 4.2 Process Control
Pengukuran yang dilakukan bertujuan untuk melihat
seberapa jauh suatu proses secara kuantitatif dapat
menghasilkan proses yang stabil, mampu, dan bisa
diprediksi dalam batasan telah ditentukan.
PA 5.1 Process Innovation
Mengukur sebuah perubahan proses yang telah
diidentifikasi serta dapat ditinjau dari analisis penyebab
umum, adanya variasi, dan dari investigasi pendekatan
Level 5
inovatif berfungsi untuk mendefinisikan dan
Optimizing
Process melaksanakan proses.
PA 5.2 Process Optimization
Mengukur perubahan untuk definisi, manajemen, dan
kualitas proses agar memiliki hasil secara efektif untuk
mencapai tujuan dari proses.
26

Dalam penilaian ditiap levelnya, hasil akan di klasifikasikan dalam 4 (empat)

kategori yaitu :

1. N (Not achieved/Tidak tercapai)

Pada kategori ini, tidak ada atau hanya sedikit bukti atas pencapaian

atribut proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar

antara 0%- 15%.

2. P (Partically achieved/Tercapai sebagian)

Pada kategori ini, terdapat beberapa bukti terkait pendekatan dan beberapa

pencapaian atribut atas proses tersebut. Range nilai yang diraih pada

kategori ini berkisar antara >15% sampai 50%.

3. L (Largely achieved/Secara garis besar tercapai)

Pada kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan pencapaian

signifikan atas proses tersebut, mesti mungkin masih terdapat kelemahan

yang tidak signifikan. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar

antara >50% sampai 85%.

4. F (Fully achieved/Tercapai penuh)

Pada kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan lengkap

serta pencapaian penuh terhadap atribut proses tersebut dan tidak ada

kelemahan terkait atribut proses tersebut. Range nilai yang diraih pada

kategori ini berkisar antara >85% sampai 100%.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian di PT Anugrah Cakra Cemerlang yaitu di Greenlake

City Ruko Crown No. C19, Duri Kosmbi barat, Cengkareng, Petir, Cipondoh,

Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 15147, Indonesia.

Penelitian selesai dalam kurun waktu 3 bulan 10 hari.

3.2. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Anugrah Cakra Cemerlang adalah perusahaan yang menwarkan usaha

jasa keuangan yang berkantor pusat di Jakarta dan memiliki wilayah kerja di

jabodetabek. Fokus pada bisnis pembiayaan kredit kendaraan. PT. Anugrah

Cakra Cemerlang berkomitmen untuk terus memberikan layanan tercepat dan

terbaik kepada seluruh customer yang membutuhkan dana tunai. Pengalaman

ACC selama bertahun – tahun dalam menangani permasalahan keuangan

didasari oleh visi untuk menjadi perusahaan jasa keuangan yang efektif dan

di kenal oleh masyarakat. PT ACC juga memiliki misi untuk secara konsisten

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien

sesuai SOP. Kualitas adalah hal pertama yang di kedepankan dalam

perusahaan PT. Anugrah Cakra Cemerlang.

27
28

BOD

HRD

IT
ACCOUNTING AUDITOR CHECKER OPERATIONAL
MANAGEMENT

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. ACC

Penjelasan singkat mengenai struktur organisasi PT. ACC sebagai berikut :

1. BOD (Board Of Director)

BOD bertindak sebagai owner/pemilik dari perusahaan dan bertugas

mengawasi jalannya kegiatan perusahaan pada PT. ACC.

2. HRD (Human Resources Development)

HRD bertugas untuk mengevaluasi kinerja para karyawan dan melakukan

seleksi calon tenaga kerja baru.

3. Accounting

Accounting bertugas untuk menyusun laporan keuangan perusahaan dan

menyusun anggaran pendapatan dan pengeluaran perusahaan.

4. IT Management

IT Management betugas untuk membantu jalannya aktivitas perusahaan di

bidang teknologi/informasi (Maintanance dan Networking).

5. Auditor

Auditor bertugas untuk menentukan audit dan melaksanakan audit

perusahaan.
29

6. Checker

Checker bertugas untuk melakukan pengecekan terhadap tempat tinggal

dan jenis jaminan yang di ajukan oleh calon/nasabah.

7. Operational

Operational bertugas untuk membantu segala aktifitas kegiatan

operasional pada perusahaan.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses audit ini terdapat 2 metode dalam pengumpulan data dan

terdapat daftar perserta atau auditee yang terlibat dalam proses wawancara

atau kuesioner, yaitu :

a. Wawancara

Dalam metode ini dilakukan diskusi dengan Bapak Try Suwarno selaku

IT Auditor yang disesuaikan dengan domain DSS (Delivery Support

System). Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang

diperlukan dalam analisis proses bisnis yang saat ini berjalan.

b. Kuesioner

Dalam metode ini pihak manajemen TI melakukan pengisian kuesioner

yang berisi soal yang di sesuaikan dengan domain DSS (Delivery Support

System.). Peserta/auditee yang terlibat yaitu :

1. Bapak Sopan Hadi Baerodin Sebagai IT Staff

2. Bapak Rinaldi Kurnia Sebagai IT Staff

3. Bapak Faris Taufan Sebagai IT Staff

4. Bapak Try Suwarno Sebagai IT Auditor


30

3.4. Tahapan Audit Sistem Informasi

Dalam tahapan audit sistem informasi, tahapan tersebut dibagi menjadi 4

tahapan, yaitu :

1. Tahapan Perencanaan Audit Informasi

Pada tahap ini tahap-tahap yang dilakukan yaitu: 1. Mengidentifikasi proses

bisnis dan TI, 2. Menentukan ruang lingkup dan tujuan audit, dan 3.

Identification of core TI application and the main IT relevant interfaces.

Tahap ini akan menghasilkan analisa proses bisnis pada perusahaan, ruang

lingkup dan tujuan audit yang telah ditentukan, dan domain yang dipakai

untuk melakukan audit sistem informasi.

1.1. Mengidentifikasi Proses Bisnis dan TI

Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1. melakukan

identifikasi proses bisnis, 2. Melakukan penentuan ruang lingkup dan tujuan

audit dan 4. Melakukan identification of core TI application and the main IT

relevant interfaces. Tahap ini akan menghasilkan pengetahuan tentang proses

bisnis TI perusahaan, ruang lingkup dan tujuan yang telah ditentukan serta

klausul yang telah ditentukan.

1.2. Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit

Proses kedua pada tahapan perencanaan ini adalah mengidentifikasi ruang

lingkup dan tujuan yang akan dibahas dalam audit kali ini. Ruang lingkup

yang telah ditentukan akan dipaparkan pada bab IV. Pada proses ini, langkah

yang selanjutnya dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan yang berhubungan

akan kebutuhan audit sistem informasi ini.


31

1.3. Identification of core TI application and the main IT relevant

interfaces

Pada proses ini langkah yang dilakukan adalah menentukan domain dengan

permasalahan dan kebutuhan pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang yang telah

ditentukan dan disepakati oleh auditor dengan auditee.

2. Tahapan Persiapan Audit

Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1. Melakukan proses

penyusunan audit working plan, 2. Membuat pernyataan, dan 3. Membuat

pertanyaan. Tahap ini akan menghasilkan tabel working plan, pernyataan

yang telah dibuat berdasarkan framework cobit 5, nilai pembobotan pada

masing-masing pernyataan serta nilai marturity level dan pertanyaan yang

telah dibuat berdasarkan pernyataan.

2.1. Penyusunan Audit Working Plan

Pada proses membuat audit working plan langkah yang dilakukan adalah

membuat daftar semua kegiatan yang akan dilakukan dalam melakukan

proses audit, kemudian memasukkan daftar kegiatan tersebut didalam tabel.

2.2. Membuat Pernyataan

Pada proses ini adalah dengan membuat pernyataan berdasarkan domain DSS

(Delivery Support System) yang terdapat pada framework cobit 5. Pada setiap

domain dapat ditentukan pernyataan yang mendiskripsikan implementasi dan

pemeliharaan sistem tersebut.

2.3. Membuat Pertanyaan

Pada proses ini langkah yang dilakukan adalah membuat pertanyaan dari

domain DSS (Delivery Support System) yang terdapat pada framework cobit
32

5. Pada satu domain bisa memiliki lebih dari satu pertanyaan, hal tersebut

dikarenakan setiap pertanyaan harus mewakili pernyataan pada saat

dilakukan wawancara.

3. Tahapan Pelaksanaan Audit

Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1.Melakukan proses

pemeriksaan data dan bukti, 2. Melakukan wawancara, 3. Melakukan uji

kematangan dan 4. Melakukan penentuan temuan, resiko dan rekomendasi.

Tahap ini akan menghasilkan temuan dan bukti, dokumen wawancara, nilai

kematangan dan rekomendasi.

3.1. Pemeriksaan Data dan Bukti Serta Wawancara

Pemeriksaan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada

auditee sesuai dengan ruang lingkup serta domain yang telah disepakati.

Wawancara dan observasi dilakukan untuk mendapatkan bukti atau temuan

mengenai fakta terkait dengan masalah yang ada. Bukti-bukti tersebut berupa

foto dan data.

3.2. Melakukan Uji Kematangan

Dalam melakukan proses uji kematangan ( maturity level ) langkah yang

dilakukan adalah setiap pernyataan dinilai tingkat kepatutannya sesuai

dengan hasil pemeriksaan yang ada menggunakan kriteria penilaian yang ada

dalam standar penilaian maturity level. Penilaian yang digunakan

meliputi non-eksisten yang memiliki nilai 0 (nol) hingga ke tingkat optimal

yang memiliki nilai 5 (lima). Jumlah kriteria nilai yang ada dibagi dengan

jumlah seluruh pernyataan dalam satu kontrol keamanan untuk mendapatkan

nilai maturity level pada kontrol keamanan tersebut. Setelah maturity level
33

setiap kontrol diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menghitung

maturity level pada setiap objektif kontrol yang diambil dari rata-rata

maturity level setiap kontrol keamanan yang ada. Setiap rata- rata maturity

level keseluruhan objektif kontrol yang ada pada klausul bersangkutan

merupakan maturity level pada klausul tersebut.

3.3. Penentuan Temuan, Resiko dan Rekomendasi

Pada proses penentuan temuan dan rekomendasi langkah yang dilakukan

adalah memeriksa data profil perusahaan, kebijakan, standar, prosedur dan

portopolio serta melakukan wawancara kepada auditee. Seluruh aktivitas

tersebut menghasilkan bukti (evidence) yang berarti terkait dengan sistem

yang berlangsung diperusahaan.

4. Tahapan Pelaporan Audit Sistem Informasi

Berdasarkan seluruh kertas kerja audit, temuan, dan tanggapan auditee, maka

langkah selanjutnya adalah menyusun laporan audit sistem informasi

manajemen aset sebagai pertanggung jawaban atas penugasan audit sistem

informasi manajemen aset yang telah dilaksanakan. Selanjutnya laporan audit

ditunjukan kepada pihak yang berhak saja karena laporan audit sistem

informasi manajemen aset merupakan dokumen yang bersifat rahasia.

3.5. Penentuan Gap

Setelah dapat temuan-temuan dari hasil perhitungan maturity level secara

keseleuruhan, maka penulis dapat menganalisa kesenjangan apa yang yang

terdapat dari hasil temuan tersebut . dalam penentuan Gap yang dilakukan,

didapat dari analisis hasil maturity level yang menghasilkan As is (Kondisi


34

Terknini) dan To be (Kondisi yang Diharapkan). Berdasarkan hasil

perhitungan maturity level seluruh klausul terdapat sebuah kesenjangan atau

dimana terdapat proses yang belum terpenuhi pada tingkat kematangan level

0 (Incomplete), level 1 (Performed), level 2 (Managed), level 3

(Estabilished), level 4 (Predictable), level 5 (Optimized). Jikalau tingkat

kematangan berada pada level 3 dan level 4 berarti proses sudah terpenuhi.

Tabel 3.1 Skala Pembulatan Indeks

Indek Kematangan Level Kematangan


4.51 – 5.00 5 – Optimising Process
3.51 – 4.50 4 – Predictable Process
2.51 – 3.50 3 – Established Process
1.51 – 2.50 Process
2 – Managed Process
0.51 – 1.50 1 – Performed process
0.00 – 0.50 0 – Incomplete proscess

3.6. Prinsip Cobit 5

Terdapat 5 prinsip dalam cobit 5, yaitu :

1. Memenuhi Kebutuhan Stakeholder (Meeting Stakeholder Needs)

Perusahaan menciptakan sebuah nilai (value) untuk stakeholder dengan

mengelola keseimbanga (balance) antara realisasi keuntungan, optimisasi

risiko serta penggunaan sumber daya.

2. Melingkupi Seluruh Perusahaan (Covering the End-to-End)

Mencakup semua fungsi dan proses dalam perusahaan. Tidak hanya fokus

pada fungsi TI, namun memperlakukan informasi dan teknologi yang

berhubungan dengan suatu aset yang perlu ditangani oleh semua orang

dalam perusahaan.
35

3. Menerapkan Suatu Kerangka Kerja Tunggal yang Terintegrasi

(Applying a Single Integrated Framework)

Standar dan best practice yang berhubungan dengan TI, masing-masing

menyediakan panduan dalam sebuah bagian dari aktivitas TI.

4. Menggunakan Sebuah Pendekatan yang Menyeluruh (Enabling a

Holistic Approach)

Mengetahui apakah tata kelola dan manajemen TI perusahaan dapat

berjalan dengan baik.

7 enablers/pemicu yang digunakan pada COBIT 5 yaitu:

1. Principles, Policies and Frameworks

2. Processes

3. Organisational Strucutres

4. Culture, Ethics and Behaviour

5. Information

6. Services, Infrastructure and Applications

7. People, Skills and Competencies

5. Pemisahan Tata Kelola Dari Manajemen (Separating Governance

From Management)

Memuat suatu perbedaan yang jelas antara tata kelola dan manajemen

pada perusahaan.

3.7. Kerangka Berfikir

Merupakan suatu gambaran secara jelas akan pembahasan yang akan

dipecahkan sehingga menemukan solusi yang jelas akan pembahasan yang


36

akan dipecahkan sehingga menemukan solusi yang baik. Dimana setiap alur

dan tahapan dibuat untuk membantu penulis memusatkan pada

permasalahan yang diteliti. Adapun kerangka berfikir dalam penulisan ini,

sebagai berikut :

Mulai

d
Metode
Pengumpulan Wawancara
Data

Kuesioner

Tahapan Audit Tahapan


SI Perencanaan

Tahapan
Persiapan

Prinsip-
Prinsip Cobit
5
Tahapan
Pelaksanaan

Tahapan
Pelaporan

Selesai

Gambar 3.2. Kerangka Berfikir Penelitian


37

Keterangan :

Pada gambar kerangka berfikir menunjukan alur dalam melakukan audit

sistem informasi. Metode pengumpulan data yang dipakai yaitu

wawancara dan kuesioner. Tahapan Audit SI terbagi dari 4 tahapan yaitu

tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pelaporan yang

berdasarkan pada prinsip cobit 5.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Audit Sistem Informasi

Dalam hasil penelitian pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang, Hasil audit

sistem informasi ini dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu :

1. Tahapan Perencanaan Audit Sistem Informasi

Pada tahap ini, hasil audit sistem informasi dibagi menjadi 3, yaitu :

1.1. Proses Bisnis Yang Berjalan Pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang

Adapun hasil analisa saat melakukan penelitian di PT. Anugrah Cakra

Cemerlang pada proses bisnis yang sedang berjalan, yaitu :

1. Calon nasabah mengunjungi langsung ke PT. Anugrah Cakra Cemerlang

untuk mengajukan pinjaman.

2. Calon nasabah bertemu dengan Staff Marketing dan memberikan

persyaratan yang di butuhkan untuk mengajukan pinjaman.

3. Staff Marketing memeriksa data – data dari calon nasabah.

4. Jika persyaratan lengkap dan sesuai, Staff Marketing melapor kepada

Operational Head untuk menentukan persetujuan pinjaman.

5. Jika pinjaman di setujui, calon nasabah mengisi form yang telah diberikan

oleh Staff Marketing.

6. Nasabah menerima bukti pinjaman dan uang pinjaman setelah dilakukan

potongan untuk biaya administrasi.

7. Staff Marketing membuat laporan hasil pinjaman.

38
39

Gambar 4.1 Proses Bisnis Yang berjalan Metode Fishbone

1.2. Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit Sistem Informasi


Ruang lingkup meliputi audit terhadap sistem informasi perkreditan, yang

dimulai dari bagian marketing menerima permohonan kredit sampai

pembuatan laporan peminjaman.

Sedangkan pengendalian terhadap prosedur dan pelaksanaan sistem informasi

terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Pengendalian Umum (General Control) meliputi pengendalian

manajemen keamanan dan pengendalian manajemen operasi.


40

2. Pengendalian Aplikasi (Aplication Control) meliputi Pengendalian

Boundary, Pengendalian Input dan Pengendalian Output.

1.3. Identification of core TI application and the main IT relevant


interfaces
Hasil dari tahap identification of core TI application and the main IT relevant

interfaces adalah pemetaan klausul dan obyektif. Klausul, obyektif kontrol

yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Klausul dan Obyektif Kontrol DSS (Delivery Support


System)
Domain Klausul
DSS (Delivery Support System) 1 DSS1.1. Prosedur dan Instruksi Operasi
Mengelola operasi (Manage DSS1.2. Pemantauan Infrastruktur
operations) DSS1.3. Dokumen Sensitif dan
Perangkat Keluaran
DSS1.4. Pemeliharaan Pencegahan
untuk Perangkat Keras
DSS (Delivery Support System) 2 DSS2.1. Memenuhi Permintaan
Mengelola permintaan layanan dan Layanan dan Insiden
insiden (Manage service requests and DSS2.2. Mendefinisikan Insiden dan
incidents) Layanan
DSS2.3. Mengklasifikasi Permintaan
dan Insiden
DSS2.4. Mengindentifikasi Insiden
Layanan
DSS (Delivery Support System) 3 DSS3.1. Identifikasi dan Klasifikasi
Mengelola permasalahan (Manage Masalah
problems) DSS3.2. Pelacakan Masalah dan
Resolusi
DSS3.3. Penutupan Masalah
41

DSS3.4. Integrasi Konfigurasi, Insiden


dan Manajemen Masalah
DSS (Delivery Support System) 4 DSS4.1. IT Continuity Framework
Mengelola layanan yang berkelanjutan DSS4.2. Rencana Kesinambungan TI
(Manage continuity) DSS4.3. Pelatihan Rencana
Kesinambungan TI
DSS4.4. Pemeliharaan Rencana
Kesinambungan TI
DSS4.5. Pengujian Rencana
Kesinambungan TI
DSS4.6. Offsite Backup Storage

DSS (Delivery Support System) 5 DSS5.1. Pengelolaan Keamanan TI


Mengelola layanan keamanan (Manage DSS5.2. Rencana Keamanan TI
security service) DSS5.3. Definisi Insiden Keamanan
DSS5.4. Definisi Insiden Keamanan
DSS5.5. Perlindungan Teknologi
Keamanan
DSS5.6 Pencegahan, Deteksi dan
Koreksi Perangkat Lunak Pencegahan
DSS5.7 Keamanan Jaringan
DSS (Delivery Support System) 6 DSS6.1. IT Accounting
Mengelola proses bisnis (Manange DSS6.2. Pemodelan dan Pengisian
business process controls) Biaya

DSS6.3. Pemeliharaan Model Biaya


42

2. Tahapan Persiapan Audit Sistem Informasi

Pada tahap ini, hasil audit sistem informasi dibagi menjadi 3, yaitu :

2.1. Penyusunan Audit Working Plan

Penyusunan Audit Working Plan (AWP) dilakukan oleh auditor untuk

menentukan jadwal pelaksanaan serta pengawasan audit sistem informasi.

AWP yang telah disusun dan akan diterapkan pada audit sistem informasi ini

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Audit Working Plan (AWP)

Tahun 2017 - 2018


No Kegiatan November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Identifikasi proses bisnis dan
1 TI

2 Penentuan ruang lingkup

3 Penyusunan jadwal kerja

4 Proses Peninjauan standar

5 Pembuatan pernyataan

6 Pembuatan pertanyaan

7 Wawancara dan kuesioner

8 Melakukan uji kematangan

9 Penyusunan rekomendasi

10 Pelaporan hasil audit


43

Keterangan:

1. Identifikasi proses bisnis dan TI dimulai pada bulan November minggu ke

3 pada tanggal 16 November 2017 dan berakhir pada tanggal 24

November 2017.

2. Proses penentuan ruang lingkup dimulai pada bulan januari minggu ke 1

tanggal 2 Desember 2017 dan berakhir pada tanggal 9 Desember 2017.

Pada proses ini auditor menentukan aspek-aspek yang akan diaudit yaitu

Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi. Dan dari kedua aspek

tersebut didapatkan spesifikasi aspek yang akan diaudit diantaranya

menggunakan framework cobit 5 dengan domain DSS (Decision Support

System).

3. Penyusunan jadwal kerja dimulai pada bulan januari minggu ke 1 tanggal

2 Desember 2017 dan berakhir pada tanggal 8 Desember 2017. Pada

proses ini, auditor melakukan penyusunan kerangka kerja untuk

mendapatkan gambaran waktu untuk menyusun skripsi ini, serta

melakukan audit pada perusahaan.

4. Proses Peninjauan standar yang terkait sistem informasi perkreditan

dimulai pada bulan Desember minggu ke 2 pada tanggal 12 Desember

2017 dan berakhir pada tanggal 16 Desember 2017. Pada proses ini auditor

menggunakan Framework Cobit 5 dalam proses audit, selanjutnya

disesuaikan dengan kebutuhan. Dan domain yang dipakai adalah domain

DSS (Decision Support System), DSS1 (Mengelola operasi), DSS2

(Mengelola permintaan layanan dan insiden), DSS3 (Mengelola


44

permasalahan), DSS4 (Mengelola layanan yang berkelanjutan), DSS5

(Mengelola layanan keamanan), DSS6 (Mengelola proses bisnis).

5. Proses pembuatan pernyataan dimulai pada bulan Desember minggu ke 4

tanggal 26 Desember 2017 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.

Pada proses ini auditor membuat pernyataan yang berhubungan dengan

domain DSS (Decision Support System).

6. Proses pembuatan pertanyaan dimulai pada bulan Desember minggu ke 4

tanggal 26 Desember 2017 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.

Pada proses ini auditor membuat pernyataan yang berhubungan dengan

domain DSS (Decision Support System) yang disesuaikan dengan

pernyataan sebelumnya.

7. Proses Wawancara dan Pengisian Kuesioner dimulai pada bulan Januari

minggu ke 2 pada tanggal 12 Januari 2018 dan berakhir pada tanggal 16

Januari 2018. Pada proses ini auditor mengajukan pertanyaan sesuai daftar

jumlah responden/auditee yang terlibat pada proses wawancara dan

pengisian kuesioner. Tujuan proses wawancara dan pengisian kuesioner

dilakukan untuk mendapatkan hasil temuan, dan bukti-bukti yang

kemudian dapat dijadikan rekomendasi terkait sistem informasi

perkreditan.

8. Proses uji tingkat kematangan (Maturity Level) dimulai pada bulan Januari

minggu ke 3 pada tanggal 17 Januari 2018 dan berakhir pada tanggal 22

Januari 2018. Pada proses ini auditor melakukan perhitungan tingkat

kemampuan yang di sesuaikan dengan pernyataan pada form kuesioner


45

yang telah di isi oleh responden/auditee. Dan hasil maturity level menjadi

tolak ukur tingkat kehandalan sistem informasi yang ada pada perusahaan.

9. Proses penyusunan rekomendasi dimulai pada bulan januari minggu ke 3

pada tanggal 18 Januari 2018 dan berakhir pada tanggal 23 Januari 2018.

Pada proses ini auditor menyimpulkan hasil temuan dan memberikan

rekomendasi untuk dilakukan perbaikan.

10. Proses penyusunan laporan audit dimulai pada minggu ke 4 tanggal 25

Januari 2018 dan berakhir pada tanggal 27 Januari 2018. Pada proses ini

auditor melakukan penyusunan laporan audit.

2.2. Pembuatan Pernyataan

Setelah Audit Working Plan (AWP) telah selesai disusun, tahap selanjutnya

adalah memebuat pernyataan berdasarkan proses TI yang telah di identifikasi

pada tahap sebelumnya. Pernyataan dibuat berdasarkan identifikasi proses TI

pada tahap sebelumnya yang meliputi DSS1, DSS2, DSS3, DSS4, DSS5,

DSS6. Apabila keseluruhan proses TI telah di identifikasi dan dibuat

pernyataan audit, maka dilakukan pemberian bobot pada masing-masing

pernyataan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan lampiran 1.

Tabel 4.3 Pernyataan Pada domain DSS (Delivery Support System)

DSS01 - Mengelola operasi (Manage operations)


TINGKAT KEHANDALAN
PERNYATAAN 1 2 3 4 5
DSS01.1 – Menggunakan dan menjalankan sebuah
perangkat dengan sesuai prosedur dan
instruksi
46

2.3. Pembuatan Pertanyaan

Hasil dari proses pembuatan pertanyaan ini adalah tabel yang berisi

pertanyaan sesuai dengan pernyataan yang telah dibuat pada proses

sebelumnya. Pertanyaan yang telah dibuat akan diperlukan dan mendukung

saat wawancara dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 2.

Tabel 4.4 Pertanyaan Pada domain DSS (Delivery Support System)

Audit Sistem Informasi Perkreditan


FRAMEWORK COBIT 5.0
Form Wawancara
Pertanyaan Ya / Keterangan
Tidak
Apakah ada lokasi alternatif
jika PC user tidak bisa
dioperasikan (misalnya karena
kerusakan) ? (DSS01)

3. Tahapan Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

Pada tahap ini, hasil audit sistem informasi dibagi menjadi 4, yaitu :

3.1. Pemeriksaan Data dan Bukti

Hasil dari proses pemeriksaan data dan bukti didapatkan bukti audit berupa

foto dan data yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 3.

3.2 Wawancara

Setelah dilakukan proses wawancara maka hasil yang diperoleh adalah

dokumen wawancara. Dokumen wawancara merupakan tabel yang berisi

pertanyaan dan jawaban auditee. Untuk hasil wawancara berdasarkan dapat

dilihat pada Tabel 4.5 dan selengkapnmya dapat dilihat pada lampiran 4.
47

Penentuan auditee saat wawancara dilakukan berdasarkan struktur organisasi

PT. Anugrah Cakra Cemerlang.

Tabel 4.5 Dokumen Hasil Wawancara

Audit Sistem Informasi Perkreditan


FRAMEWORK COBIT 5.0
Form Wawancara
Pertanyaan Ya / Keterangan
Tidak
Apakah ada lokasi alternatif Ya Terdapat PC alternatif di ruang
jika PC user tidak bisa IT untuk berjaga jika ada
dioperasikan (misalnya karena kerusakan.
kerusakan) ? (DSS01)

3.3. Uji Kematangan

Pelaksanaan audit sistem informasi ini dibagi menjadi tiga proses utama yaitu

melakukan wawancara dan kuesioner, melakukan uji kematangan, penentuan

temuan dan rekomendasi. Output yang dihasilkan dari tahap ini berupa

dokumen hasil wawancara dan kuesioner (bukti temuan berupa foto/data),

hasil uji kematangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Adapun

hasil perhitungan dari kuisioner yang dilakukan, terlihat pada tabel 4.6

dibawah ini :

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kuesioner

No Domain Responden Total Rata-rata Rata-rata per domain

R1 R2 R3 R4

1 DSS1.1 3 2 2 3 2.62
10 2.50
2 DSS1.2 2 2 2 3
9 2.25
48

3 DSS1.3 3 3 2 3
11 2.75
4 DSS1.4 3 2 3 4
12 3.0
5 DSS2.1 2 2 3 3 2.50
10 2.50
6 DSS2.2 2 2 3 3
10 2.50
7 DSS2.3 3 2 3 2
10 2.50
8 DSS2.4 2 2 3 3
10 2.50
9 DSS3.1 1 3 3 3 2.56
10 2.50
10 DSS3.2 2 3 3 3
11 2.75
11 DSS3.3 2 2 2 3
9 2.25
12 DSS3.4 3 3 2 3
11 2.75
13 DSS4.1 3 3 2 3 2.58
11 2.75
14 DSS4.2 2 3 2 2
9 2.25
15 DSS4.3 3 2 3 2
10 2.50
16 DSS4.4 3 2 3 3
11 2.75
17 DSS4.5 3 2 3 3
11 2.75
18 DSS4.6 2 2 2 4
10 2.50
19 DSS5.1 2 2 2 3 2.71
9 2.25
20 DSS5.2 2 3 2 2
9 2.25
21 DSS5.3 3 3 4 2
12 3.0
22 DSS5.4 3 2 3 3
11 2.75
23 DSS5.5 4 2 3 3
12 3.0
24 DSS5.6 3 3 2 3
11 2.75
49

25 DSS5.7 3 3 2 4
12 3.0
26 DSS6.1 2 2 3 3 2.58
10 2.50
27 DSS6.2 3 2 2 2
9 2.25
28 DSS6.3 3 3 3 3
12 3.0

Hasil perhitungan tingkat kematangan hasil audit sistem informasi

perkreditan sebagai berikut :

a. Maturity Level pada Domain DSS1 Mengelola Operasi

Hasil dari proses perhitungan maturity level pada domain DSS1 adalah

2.62 yaitu Established Process (pembulatan 2.50 – 3.50 berada pada

tingkat 3) yang di harapkan oleh perusahaan sebesar 4 yang berarti

Predictable Process. Hasil tersebut mununjukkan bahwa pencapaian

dalam upaya pengelolaan operasi belum berjalan maksimal, hal tersebut

dapat dilihat belum adanya pedoman pencatatan secara terdokumentasi

dan belum adanya prosedur-prosedur yang belum terbakukan. Hasil

perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7. Hasil perhitungan

maturity level pada DSS1 mengelola operasi direpresentasikan dalam

bentuk grafik. Hasil grafik representasi perhitungan maturity level DSS1

dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Tabel 4.7 Maturity Level DSS1 Mengelola Operasi

Domain Tingkat Kematangan Target

DSS1.1 4
2.50
DSS1.2 4
2.25
50

DSS1.3 4
2.75
DSS1.4 4
3.0
Rata – rata tingkat kematangan domain DSS1 4
= 2.62

Gambar 4.2 Representasi Nilai Maturity Level Domain DSS1 Mengelola

Operasi

Garis hitam merupakan batasan nilai maturity level dari 0 sampai dengan

5. Garis biru merupakan nilai maturity level dari setiap detail domain

DSS1 dan garis merah adalah nilai maturity level yang diharapkan oleh

perusahaan. Jika garis biru semakin mendekati garis merah, maka artinya

tingkat kematangan perusahaan semakin mendekati apa yang diharapkan

perusahaan. Sebaliknya, jika garis biru semakin menjauh dari garis merah

artinya tingkat kematangan perusahaan jauh dari yang diharapkan

perusahaan.
51

b. Maturity Level pada Domain DSS2 Mengelola Permintaan Layanan

dan Insiden

Hasil dari proses perhitungan maturity level pada domain DSS2 adalah

2.50 yaitu Managed Process (pembulatan 2.50 – 3.50 berada pada tingkat

3) yang di harapkan oleh perusahaan sebesar 4 yang berarti Predictable

Process. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses pengelolaan

permintan dan insiden yang ada dilakukan secara informal tanpa adanya

prosedur resmi. Ada beberapa prosedur yang belum terbakukan

diantaranya prosedur mengelola permintaan layanan dan insiden. Hasil

perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8. Hasil perhitungan

maturity level pada DSS2 mengelola permintaan layanan dan insiden

direpresentasikan dalam bentuk grafik. Hasil representasi perhitungan

maturity level DSS2 dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Tabel 4.8 Maturity Level DSS2 Mengelola Permintaan dan Layanan

Insiden

Domain Tingkat Kematangan Target

DSS2.1 4
2.50
DSS2.2 4
2.50
DSS2.3 4
2.50
DSS2.4 4
2.50
Rata – rata tingkat kematangan domain DSS2 4
= 2.50
52

Gambar 4.3 Representasi Nilai Maturity Level DSS2 Mengelola Permintaan

dan Layanan Insiden

Garis hitam merupakan batasan nilai maturity level dari 0 sampai dengan

5. Garis biru merupakan nilai maturity level dari setiap detail domain

DSS2 dan garis merah adalah nilai maturity level yang diharapkan oleh

perusahaan. Jika garis biru semakin mendekati garis merah, maka artinya

tingkat kematangan perusahaan semakin mendekati apa yang diharapkan

perusahaan. Sebaliknya, jika garis biru semakin menjauh dari garis merah

artinya tingkat kematangan perusahaan jauh dari yang diharapkan

perusahaan.

c. Maturity Level pada Domain DSS3 Mengelola Permasalahan

Hasil dari proses perhitungan maturity level pada domain DSS3 adalah

2.56 yaitu Established Process (pembulatan 2.50 – 3.50 berada pada

tingkat 3) yang di harapkan oleh perusahaan sebesar 4 yang berarti

Predictable Process. Hasil tersebut munjukkan bahwa proses pengelolaan

permasalahan sebagian telah dilakukan sesuai dengan standar prosedur


53

yang ada, hal tersebut dapat dilihat adanya pengelolaan masalah dan

adanya prosedur pengendalian pengelolaan masalah. Hasil perhitungan

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9. Hasil perhitungan maturity level

pada DSS3 mengelola permasalahan direpresentasikan dalam bentuk

grafik. Hasil representasi perhitungan maturity level DSS3 dapat dilihat

pada Gambar 4.3.

Tabel 4.9 Maturity Level DSS3 Mengelola Permasalahan

Domain Tingkat Kematangan Target

DSS3.1 4
2.50
DSS3.2 4
2.75
DSS3.3 4
2.25
DSS3.4 4
2.75
Rata – rata tingkat kematangan domain DSS3 4
= 2.56

Gambar 4.4 Representasi Nilai Maturity Level DSS3 Mengelola

Permasalahan
54

Garis hitam merupakan batasan nilai maturity level dari 0 sampai dengan

5. Garis biru merupakan nilai maturity level dari setiap detail domain

DSS3 dan garis merah adalah nilai maturity level yang diharapkan oleh

perusahaan. Jika garis biru semakin mendekati garis merah, maka artinya

tingkat kematangan perusahaan semakin mendekati apa yang diharapkan

perusahaan. Sebaliknya, jika garis biru semakin menjauh dari garis merah

artinya tingkat kematangan perusahaan jauh dari yang diharapkan

perusahaan.

d. Maturity Level pada Domain DSS4 Mengelola Layanan

Berkelanjutan

Hasil dari proses perhitungan maturity level pada domain DSS4 adalah

2.58 yaitu Established Process (pembulatan 2.50 – 3.50 berada pada

tingkat 3) yang di harapkan oleh perusahaan sebesar 4 yang berarti

Predictable Process. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses

pengelolaan layanan berkelanjutan sebagian telah dilakukan dan proses

tersebut belum berdasarkan aturan dan panduan formal dan hanya

dilakukan secara informal melalui pemberitahuan kepada masing-masing

pengelola serta belum adanya prosedur terkait pengelolaan layanan. Hasil

perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10. Hasil perhitungan

maturity level pada DSS4 mengelola permasalahan direpresentasikan

dalam bentuk grafik. Hasil representasi perhitungan maturity level DSS3

dapat dilihat pada Gambar 4.5.


55

Tabel 4.10 Maturity Level DSS4 Mengelola Layanan Berkelanjutan

Domain Tingkat Kematangan Target

DSS4.1 4
2.75
DSS4.2 4
2.25
DSS4.3 4
2.50
DSS4.4 4
2.75
DSS4.5 4
2.75
DSS4.6 4
2.50
Rata – rata tingkat kematangan domain DSS3 4
= 2.58

Gambar 4.5 Representasi Nilai Maturity Level DSS4 Mengelola Layanan

Berkelanjutan

Garis hitam merupakan batasan nilai maturity level dari 0 sampai dengan

5. Garis biru merupakan nilai maturity level dari setiap detail domain

DSS4 dan garis merah adalah nilai maturity level yang diharapkan oleh

perusahaan. Jika garis biru semakin mendekati garis merah, maka artinya
56

tingkat kematangan perusahaan semakin mendekati apa yang diharapkan

perusahaan. Sebaliknya, jika garis biru semakin menjauh dari garis merah

artinya tingkat kematangan perusahaan jauh dari yang diharapkan

perusahaan.

e. Maturity Level pada Domain DSS5 Mengelola Layanan Keamanan

Hasil dari proses perhitungan maturity level pada domain DSS5 adalah

2.71 yaitu Established Process (pembulatan 2.50 – 3.50 berada pada

tingkat 3) yang di harapkan oleh perusahaan sebesar 4 yang berarti

Predictable Process. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses

pengelolaan layanan keamanan belum sepenuhnya di implementasikan

dengan baik, seperti tidak adanya prosedur pengumpulan bukti secara

terdokumentasi, prosedur pencatatan insiden keamanan dan beberapa

proses yang tidak dilakukan sesuai dengan standar prosedur yang ada.

Tetapi ada pula kebijakan yang sudah diimplementasikan secara

informal tetapi dengan cukup baik, Hal tersebut dapat dilihat adanya

evaluasi yang dilakukan oleh manajemen IT berdasarkan masukan dari

berbagai pihak dalam upaya meminimalisir insiden yang mungkin

terjadi. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.11. Hasil

perhitungan maturity level pada DSS5 mengelola permasalahan

direpresentasikan dalam bentuk grafik. Hasil representasi perhitungan

maturity level DSS5 dapat dilihat pada Gambar 4.5.


57

Tabel 4.11 Hasil Maturity Level DSS5 Mengelola Layanan Keamanan

Domain Tingkat Kematangan Target

DSS5.1 4
2.25
DSS5.2 4
2.25
DSS5.3 4
3.0
DSS5.4 4
2.75
DSS5.5 4
3.0
DSS5.6 4
2.75
DSS5.7 4
3.0
Rata – rata tingkat kematangan domain DSS5 4
= 2.71

Gambar 4.6 Representasi Nilai Maturity Level DSS5 Mengelola Layanan

Keamanan

Garis hitam merupakan batasan nilai maturity level dari 0 sampai dengan

5. Garis biru merupakan nilai maturity level dari setiap detail domain

DSS5 dan garis merah adalah nilai maturity level yang diharapkan oleh

perusahaan. Jika garis biru semakin mendekati garis merah, maka artinya
58

tingkat kematangan perusahaan semakin mendekati apa yang diharapkan

perusahaan. Sebaliknya, jika garis biru semakin menjauh dari garis merah

artinya tingkat kematangan perusahaan jauh dari yang diharapkan

perusahaan.

f. Maturity Level pada Domain DSS6 Mengelola Proses Bisnis

Hasil dari proses perhitungan maturity level pada domain DSS6 adalah

2.58 yaitu Established Process (pembulatan 2.50 – 3.50 berada pada

tingkat 3) yang di harapkan oleh perusahaan sebesar 4 yang berarti

Predictable Process. Hasil tersebut munjukkan bahwa proses

pengelolaan permasalahan sebagian telah dilakukan sesuai dengan

standar prosedur yang ada, hal tersebut dapat dilihat adanya prosedur

bisnis dan adanya prosedur pengendalian proses bisnis. Hasil

perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12. Hasil perhitungan

maturity level pada DSS6 mengelola permasalahan direpresentasikan

dalam bentuk grafik. Hasil representasi perhitungan maturity level DSS6

mengelola permasalahan dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Tabel 4.12 Hasil Maturity Level DSS6 Mengelola Permasalahan

Domain Tingkat Kematangan Target

DSS6.1 4
2.50
DSS6.2 4
2.25
DSS6.3 4
3.0
Rata – rata tingkat kematangan domain DSS6 4
= 2.58
59

Gambar 4.7 Representasi Nilai Maturity Level DSS6 Mengelola Proses Bisnis

Garis hitam merupakan batasan nilai maturity level dari 0 sampai dengan

5. Garis biru merupakan nilai maturity level dari setiap detail domain

DSS6 dan garis merah adalah nilai maturity level yang diharapkan oleh

perusahaan. Jika garis biru semakin mendekati garis merah, maka artinya

tingkat kematangan perusahaan semakin mendekati apa yang diharapkan

perusahaan. Sebaliknya, jika garis biru semakin menjauh dari garis merah

artinya tingkat kematangan perusahaan jauh dari yang diharapkan

perusahaan.

g. Maturity Level pada seluruh Domain DSS

Hasil dari proses perhitungan maturity level pada seluruh domain yang

adalah 2.59 yaitu Established Process (pembulatan 2.50 – 3.50 berada

pada tingkat 3) yang di harapkan oleh perusahaan sebesar 4 yang berarti

Predictable Process. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses sistem

informasi perkreditan yang ada pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang


60

belum sepenuhnya dilakukan berdasarkan prosedur secara formal dari

total 118 prosedur.. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel

4.13. Hasil perhitungan maturity level pada seluruh domain dapat

direpresentasikan dalam bentuk grafik. Hasil representasi perhitungan

maturity level seluruh domain dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Tabel 4.13 Hasil Maturity Level Domain DSS

Yang
Domain Deskripsi Saat Ini
Diharapkan
DSS1 Mengelola operasi 2.62 4
Mengelola permintaan layanan dan
DSS2 insiden 2.50
4
DSS3 Mengelola permasalahan 2.56 4
DSS4 Mengelola layanan yang berkelanjutan 2.58 4
DSS5 Mengelola layanan keamanan 2.71 4
DSS6 Mengelola proses bisnis 2.58 4
Nilai Rata-Rata Maturity Level 2.59 4

Gambar 4.8 Representasi Rata-Rata Nilai Maturity Level Domain DSS


61

Garis hitam merupakan batasan nilai maturity level dari 0 sampai dengan

5. Garis biru merupakan nilai maturity level dari setiap rata-rata detail

domain DSS dan garis merah adalah nilai maturity level yang diharapkan

oleh perusahaan. Jika garis biru semakin mendekati garis merah, maka

artinya tingkat kematangan perusahaan semakin mendekati apa yang

diharapkan perusahaan. Sebaliknya, jika garis biru semakin menjauh dari

garis merah artinya tingkat kematangan perusahaan jauh dari yang

diharapkan perusahaan.

3.4. Penentuan Temuan, Resiko dan Rekomendasi

Penyusunan temuan, resiko dan rekomendasi sebagai hasil evaluasi dari

pelaksanaan audit sistem informasi perkreditan ini muncul setelah dilakukan

pembandingan antara apa yang seharusnya dilakukan dengan proses yang

sedang berlangsung pada perusahaan. Dari hasil temuan tersebut kemudian

dilaksanakan rekomendasi yang merupakan rincian temuan, resiko serta

rekomendasi yang diberikan guna untuk perbaikan proses sistem informasi

ke depannya dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Hasil Temuan, Resiko Dan Rekomendasi

Domain Temuan Resiko Rekomendasi

DSS1 Terdapat PC alternatif Dapat terjadi 1. PC utama harus


jika PC utama kerusakan/error selalu di perhatikan
mengalami masalah. sewaktu-waktu dan di maintanance
supaya terhindar dari
kerusakan.
2. Melakukan
perawatan rutin
supaya terhindar dari
kerusakan.
62

Tidak terdapat standar Dapat terjadi Membuat dokumen


prosedur untuk kerusakan/error standar prosedur untuk
pemeliharaan sistem secara tiba-tiba pemeliharaan sistem
secara berkala.
DSS2 Tidak terdapat standar Dapat terjadi Membuat dokumen
prosedur untuk kerusakan/error standar prosedur untuk
dukungan TI secara tiba-tiba dukungan TI
sepenuhnya
Tidak terdapat standar Dapat terjadi Membuat dokumen
prosedur untuk penyalah standar prosedur untuk
kebijakan TI terhadap gunaan kebijakan TI terhadap
kredit. Hanya ada kredit
prosedur non TI
DSS3 Terdapat bantuan - Melakukan
secara individu untuk identifikasi dan
mengatasi klasifikasi masalah.
permasalahan sesuai Masalah dikategorikan
dengan keahlian dengan tepat dalam
domain
dan kelompok terkait,
misalnya
hardware, software,
dan software
pendukung

DSS4 Tidak terdapat sistem - 1. Membuat sistem


help desk helpdesk untuk
memudahkan
pelayanan terhadap
calon nasabah
2. Membuat prosedur
tertulis untuk
meningkatkan
pelayanan
DSS5 Terdapat komputer - 1. Pengecekan dan
server untuk mengatur pemeliharaan server
jaringan di perusahaan secara rutin tetap
ditingkatkan supaya
selalu dalam kondisi
baik
2. Melakukan
perawatan rutin
supaya terhindar dari
kerusakan
63

Terdapat antivirus Kehilangan 1. Rutin mengupdate


(SMADAV 2017) di data/file yang antivirus supaya
setiap PC yang bersifat disebabkan file/data dapat
free trial error/bug terpelihara dengan
karena file/databaik
terinfeksi virus2. Melakukan update
antivirus berbayar
untuk meningkatkan
keamanan informasi
DSS6 Tidak terdapat laporan Dapat terjadi 1. Manajemen perlu
efektivitas biaya IT penyalah membuat adanya
pada perusahaan gunaan terhadap laporan untuk
anggaran biaya mengetahui efektivitas
biaya pada IT
2. Manajemen perlu
membuat standar
prosedur terkait
laporan biaya IT
Tidak terdapat laporan Dapat terjadi 1. Manajemen perlu
biaya aktual untuk penyalah membuat adanya
layanan IT pada gunaan terhadap laporan untuk
perusahaan anggaran biaya mengetahui efektivitas
biaya pada IT
2. Manajemen perlu
membuat standar
prosedur terkait
laporan biaya IT

4. Tahapan Pelaporan Audit Sistem Informasi

Tahap pelaporan yaitu: memberikan laporan audit (audit report) sebagai

pertanggung jawaban atas penugasan proses audit sistem informasi

perkreditan yang dilaksanakan. Laporan audit ditunjukkan kepada pihak yang

berhak saja karena laporan audit sistem informasi perkreditan merupakan

dokumen yang bersifat rahasia.


64

4.2. Penentuan Gap

Dengan adanya tingkat kematangan yang sebenarnya (As is) tingkat

kematangan yang diharapkan (To be) pada ke 6 (enam) proses perhitungan

berdasarkan domain DSS (Delivery Support System), untuk mencapai tingkat

kematangan yang diharapkan, maka dibutuhkan penyesuaian agar tingkat

kematangan yang yang diharapkan dapat terwujud. Pada kolom Saat ini

merupakam nilai rata-rata dari tingkat kematangan yang sebenarnya (As is),

sedangkan pada kolom Yang Diharapkan merupakan nilai rata-rata dari

tingkat kematangan yang diharapkan (To be). Hasil perhitungan nilai rata-rata

kesenjangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.15. Dan hasil representasi

perhitungan nilai kesenjangan seluruh domain yang dapat dilihat pada

Gambar 4.15.

Tabel 4.15 Analisis Gap Tingkat Kematangan

Tingkat Kematangan
Domain Yang Nilai Kesenjangan
Saat Ini Diharapkan
DSS1 2.62 4 4 – 2.62 = 1.38
DSS2 2.50 4 4 – 2.5 = 1.50
DSS3 2.56 4 4 – 2.56 = 1.44
DSS4 2.58 4 4 – 2.58 = 1.42
DSS5 2.71 4 4 – 2.71 = 1.29
DSS6 2.58 4 4 – 2.58 = 1.42

Rata-rata (1.38+1.5+1.44+1.42+1.29+1.42/6 = 1.40)


65

Dari penjelasan tabel diatas didapatkan nilai rata-rata Gap tingkat kematangan

1.40 dapat diuraikan yaitu :

1. Tingkat rata-rata kematangan pada keseluruhan domain masih dalam level 1

(Performed Process).

2. Tingkat kematangan domain DSS2, DSS3, DSS4, dan DSS6 berada dalam

tingkat kamatangan (Performed Process) yaitu kondisi dimana perusahaan

memiliki pendekatan yang kurang konsisten, sistem perkreditan dilakukan

secara informal. Informal berarti tidak ada dokumentasi tertulis terkait

prosedur, tidak ada standar operasional prosedur (SOP) yang lengkap

menjelaskan secara keseluruhan pengelolaan pada manajemen IT dari total 118

prosedur tertulis. Untuk itu perlu ditingkatkan kinerja pada manajemen IT

perusahaan terkait sistem informasi perkreditan dan membuat prosedur secara

formal dan tertulis untuk dapat menutup dan mengejar kesenjangan agar dapat

memenuhi tingkat kematangan yang diharapkan.

3. Domain DSS1 dan DSS5 tingkat kematangan ini berada pada kondisi dibawah

rata-rata perhitungan gap dimana perusahaan masih dalam proses

pengembangan dan terdapat dokumentasi terbatas untuk mendukung

kebutuhan. Untuk itu perlu ditingkatkan kinerja pada manajemen IT

perusahaan terkait sistem informasi perkreditan dan membuat prosedur secara

formal dan tertulis untuk dapat menutup dan mengejar kesenjangan agar dapat

memenuhi tingkat kematangan yang diharapkan.


66

Gambar 4.9 Representasi Nilai Kesenjangan

Garis hitam merupakan batasan nilai maturity level dari 0 sampai dengan 5.

Garis biru merupakan nilai maturity level dari setiap detail sistem

perkreditan, garis merah adalah nilai maturity level yang diharapkan oleh

perusahaan dan garis hijau adalah nilai kesenjangan antara tingkat

kematangan saat ini dengan tingkat kematangan yang diharapkan. Jika garis

biru semakin mendekati garis merah, maka artinya tingkat kematangan

perusahaan mendekati apa yang diharapkan perusahaan dan Gap dapat

tertutupi. Sebaliknya, jika garis biru semakin menjauh dari garis merah

artinya tingkat kematangan perusahaan jauh dari yang diharapkan

perusahaan.
67

4.3. Pembahasan Audit Sistem Informasi

Dalam pembahasan ini menjelaskan tentang rekomendasi dari hasil gap

berdasarkan prinsip cobit 5 yang didapatkan dari hasil audit pada PT.

Anugrah Cakra Cemerlang, yaitu :

1. Rekomendasi DSS1 (Mengelola Operasi)

Berdasarkan analisis Gap yang di dapat yaitu 2.62 (Estabilished)dengan

hasil yang di harapkan sebanyak 4 dari level target yang ingin dicapai

pada DSS01, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat

penulis berikan untuk meningkatkan kualitas pada PT. Anugrah Cakra

Cemerlang :

1. Pembangunan kesadaran dan pemahaman untuk menjaga perangkat

dan infrastruktur IT kepada staff melalui :

 Training / pelatihan

 Imbauan melalui gambar dan tulisan di sudut-sudut ruangan dan

ketika log-in computer

2. Perlu diadakannya rapat evaluasi mingguan untuk membuat evaluasi

dan proyeksi mengenai jalannya operation (performa) yang

berikutnya dapat dihasilkan hasil evaluasi mingguan dan hasil

proyeksi seminggu kedepan dalam menjalankan operation IT (seperti

: evaluasi pembagian tugas, evaluasi pemrosesan data, dsb).

3. Membuat/Melengkapi prosedur (SOP) untuk pengoperasian sistem.


68

2. Rekomendasi DSS2 (Mengelola Permintaan Layanan dan Insiden)

Berdasarkan analisis Gap yang di dapat yaitu 2.50 (Performed) dengan

hasil yang di harapkan sebanyak 4 dari level target yang ingin dicapai

pada DSS02, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat

penulis berikan untuk meningkatkan kualitas pada PT. Anugrah Cakra

Cemerlang :

1. Perlu dibuat fungsi Helpdesk untuk mengefisiensikan waktu dalam

pelaporan insiden.

2. Pendokumentasian perubahan pada aplikasi ke dalam Log Book yang

merecord aktivitas. Logbook tersebut digunakan untuk

meminimalisasi resiko perubahan yang tidak terorganisir.

3. Membuat/Melengkapi prosedur (SOP) untuk pengelolaan pelayanan

dan insiden.

3. Rekomendasi DSS3 (Mengelola Masalah)

Berdasarkan analisis Gap yang di dapat yaitu 2.56 (Establisihed)

dengan hasil yang di harapkan sebanyak 4 dari level target yang ingin

dicapai pada DSS03, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang

dapat penulis berikan untuk meningkatkan kualitas pada PT. Anugrah

Cakra Cemerlang :

1. Membuat fungsi troubleshooter untuk dapat mengetahui masalah

yang terjadi secara cepat dan tepat sasaran.

2. Mengoptimasi peningkatan maintanance pada perangkat secara rutin.

3. Membuat/Melengkapi prosedur (SOP) untuk pengelolaan masalah.


69

4. Rekomendasi DSS4 (Mengelola Keberlanjutan)

Berdasarkan analisis Gap yang di dapat yaitu 2.58 (Establisihed)

dengan hasil yang di harapkan sebanyak 4 dari level target yang ingin

dicapai pada DSS04, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang

dapat penulis berikan untuk meningkatkan kualitas pada PT. Anugrah

Cakra Cemerlang :

1. Melakukan proses backup/restore untuk mengurangi resiko

kehilangan data dan menjaga integritas data.

2. Melakukan pelatihan kepada user/pegawai dalam meng-upgrade

pengetahuan dalam menjalankan sistem.

3. Membuat/Melengkapi prosedur (SOP) untuk pengelolaan

berkelanjutan.

5. Rekomendasi DSS5 (Mengelola Layanan Keamanan)

Berdasarkan analisis Gap yang di dapat yaitu 2.71 (Establisihed)

dengan hasil yang di harapkan sebanyak 4 dari level target yang ingin

dicapai pada DSS05, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang

dapat penulis berikan untuk meningkatkan kualitas pada PT. Anugrah

Cakra Cemerlang :

1. Melakukan proses enkripsi pada sistem database untuk melakukan

pengamanan pada data.

2. Melakukan pengaturan autentikasi pada user yang dapat mengakses

sistem.

3. meng-update dan membeli antivirus bersifat berbayar untuk


70

meningkatkan keamanan data.

4. Membuat/Melengkapi prosedur (SOP) untuk pengelolaan keamanan.

6. Rekomendasi DSS6 (Mengelola Proses Bisnis)

Berdasarkan analisis Gap yang di dapat yaitu 2.58 (Establisihed)

dengan hasil yang di harapkan sebanyak 4 dari level target yang ingin

dicapai pada DSS06, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang

dapat penulis berikan untuk meningkatkan kualitas pada PT. Anugrah

Cakra Cemerlang :

1. Memantau dan mengevaluasi prosedur keamanan untuk melindungi aset

informasi.

2. Meningkatkan kemanan dalam penyimpanan pada rekaman setiap

transaksi.

3. Melakukan pengukuran pada proses bisnis yang berjalan dan membuat

rekomendasi untuk meningkatkan proses bisnis.

4. Membuat/Melengkapi prosedur (SOP) untuk pengelolaan proses bisnis.

7. Rekomendasi Keseluruhan Domain DSS

Berikut ini beberapa tambahan rekomendasi secara umum berdasarkan

kondisi dalam ruang lingkup Sistem Informasi Perkreditan pada PT.

Anugrah Cakra Cemerlang, yaitu :

1. Memperketat kontrol terhadap proses yang berlangsung untuk

mempertahankan proses yang sudah berjalan cukup baik.

2. Membuat inovasi-inovasi terhadap proses bisnis agar berjalan variatif

kearah yang lebih baik.


71

3. Berdasarkan prioritas, maka Domain yang masih tertinggal adalah

DSS02 yaitu manage continuity, maka perlu dilaksanakan terlebih

dahulu rekomendasi nya untuk meningkatkan performa dalam

berlangsungnya proses bisnis.

4. Meningkatkan dan konsisten dalam mengontrol dan mengevaluasi

pencapaian proses bisnis yang berjalan beberapa periode, khususnya

kontrol dan evaluasi per 3 bulan dan per tahun.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil audit sistem informasi yang telah dilakukan maka didapat

kesimpulan berupa:

1. Hasil audit untuk kegiatan audit sistem informasi perkreditan dengan

standar cobit 5 dengan menggunakan domain DSS (Delivery Support

System) pada PT. Anugrah Cakra Cemerlang telah berhasil diselesaikan.

2. Hasil Maturity Level domain DSS saat ini pada PT. Anugrah Cakra

Cemerlang yaitu :

a. DSS1 : 2.62 (Estabilished Process)

b. DSS2 : 2.50 (Managed Process)

c. DSS3 : 2.56 (Estabilished Process)

d. DSS4 : 2.58 (Estabilished Process)

e. DSS5 : 2.71 (Estabilished Process)

f. DSS6 : 2.58 (Estabilished Process)

dengan rata-rata gap yaitu 1.40 (Perfomed Process)

3. Hasil dari lima 5 domain proses Maturity level sistem informasi

perkreditan menghasilkan rincian sebagai berikut : 5 domain berada pada

level Estabilished Process dan 1 domain berada pada level Managed

Process.

72
73

4. Nilai maturity level yang dihasilkan oleh PT. Anugrah Cakra Cemerlang

yaitu 1.40 yaitu Performed Process (pembulatan 0.50 – 1.49 berada pada

tingkat 1) yang di harapkan oleh perusahaan sebesar 4 yang berarti

Predictable maka terdapat Gap 2.60 sebesar yang terjadi pada perusahaan.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk mengembangkan lebih lanjut adalah

sebagai brikut:

1. Melakukan audit sistem informasi perkreditan menggunakan metode atau

kerangka kerja yang lain.

2. Mendokumentasikan kebijakan atau membuat SOP (Standar Operasional

Prosedur) untuk proses pengendalian aplikasi yang mengacu pada

kerangka kerja Framework Cobit 5.

3. Audit sistem informasi perkreditan ini masih belum menerapkan seluruh

domain yang ada pada Framework Cobit 5. Untuk itu diharapkan setelah

seluruh sistem perusahaan telah berjalan sesuai dengam proses bisnis yang

ada atau bahkan telah membuat prosedur sistem informasi maka perlu

dilakukan audit sistem informasi perkreditan kembali untuk menentukan

maturity level yang baru setelah perusahaan melakukan perbaikan sistem.

4. Perlu nya peningkatan proses layanan IT pada perusahaan dengan cara

membuat prosedur tertulis dan di terapkan secara formal.

5. Perusahaan perlu meningkatkan pelayanan terutama pada pelayanan

manajemen IT supaya segala proses informasi dapat berjalan dengan baik.

6. Peningkatan layanan proses bisnis secara terkomputerisasi dan terstruktur.


DAFTAR PUSTAKA

Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan Cobit : Mitra


Wacana Media. Jakarta.
Gondodiyoto, Sanyoto. 2009. Pengelolaan Fungsi Audit Sistem Informasi : Mitra
Wacana Media. Jakarta.
Hermawan. 2011. Audit Keamanan Sistem Informasi Pada Instalasi Sistem
Informasi Management (SIM - RS) Berdasarkan Standar ISO 27002.
JSIKA. No. 2. Vol 3. STMIK STIKOM. Surabaya.
ISACA. 2012. COBIT 5 : Enabling Process.
Murnawan, Heri. 2014. Perencanaan Produktivitas Kerja Dari Hasil Evaluasi
Produktivitas Dengan Metode Fishbone Di Perusahaan Percetakan
Kemasan PT.X. Jurnal Teknik Industri HEURISTIC. No. 1. Vol. 11.
Universitas 17 Agustus 1945. Surabaya.
Muslihudin, Muhamad dan Oktafianto. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML : Andi Offset.
Yogyakarta.
Purwati, Neni. 2014. Audit Sistem Iinformasi Akademik Menggunakan
Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus IBI Darmajaya). Jurnal
Informatika, Vol. 14. No. 2. IBI Darmajaya. Lampung.
Sarno. 2009. Audit Sistem & Teknologi Informasi : ITS Press. Surabaya.
Subagyo, Ahmad. 2015. Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah : Mitra Wacana
Media. Jakarta.
Swastika, I Putu Agus dan I gusti Lanang. 2016. Audit Sistem Informasi dan Tata
Kelola Teknologi Informasi : Andi Offset. Yogyakarta.
Wella. 2016. Audit Sistem Informasi Menggunakan Cobit 5.0 Domain DSS pada
PT Erajaya Swasembada, Tbk. ULTIMA InfoSys. Vol. VII. No. 1.
Universitas Multimedia Nusantara. Tangerang.
Lampiran 1 Lembar Pernyataan

DSS01 - Mengelola operasi (Manage operations)


NO PERNYATAAN TINGKAT KEHANDALAN
1 2 3 4 5
1 DSS01.1 – Menggunakan dan menjalankan sebuah
perangkat dengan sesuai prosedur dan instruksi

2 DSS01.2 – Melakukan pemantauan


infrastruktur secara berkala

3 DSS01.3 – Menjaga kerahasian data atau


dokumen yang sensitif/hasil keluaran
perangkat

4 DSS01.4 – Melakukan
mantanance/pemeliharaan rutin pada
perangkat keras

DSS02 - Mengelola permintaan layanan dan insiden (Manage service requests


and incidents)
TINGKAT KEHANDALAN
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 DSS02.1 – Memberikan layanan sesuai
dengan prosedur (SOP)

2 DSS02.2 – Melakukan pencegahan resiko


yang terjadi yang sudah terjadi maupun
yang akan datang

3 DSS02.3 – Mengikuti kebijakan dalam


menerapkan dan mengembangkan layanan

4 DSS02.4 – Melakukan pengidentifikasian


dan peninjauan tindakan korektif masalah
guna memperbaiki tingkat pelayanan
DSS03 - Mengelola permasalahan (Manage problem)
TINGKAT KEHANDALAN
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 DSS03.1 – Memiliki prosedur pemecahan masalah
- masalah yang terjadi pada sistem

2 DSS03.2 – Membuat laporan mengenai


masalah - masalah yang penting dan
melaporkannya pada manajemen

3 DSS03.3 – Pemrosesan data


didokumentasikan dan memerlukan
persetujuan dari manajemen

4 DSS03.4 – Mengevaluasi proses


penyelesaian masalah untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi

DSS04 - Mengelola layanan yang berkelanjutan (Manage continuity).


TINGKAT KEHANDALAN
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 DSS04.1 – Menejemen untuk memahami dan
menyadari tentang resiko akan pentingnya
kebutuhan pelayanan

2 DSS04.2 – Memberikan pemahaman


tentang pentingnya bertanggung jawab
atas apa yang di lakukan pengguna sistem

3 DSS04.3 – Pelatihan dengan secara


berkala agar pengguna sistem lebih
memahami
fungsi suatu layanan
4 DSS04.4 – Pengawasan dan pemeliharaan
infrastruktur harus ditingkatkan
agar tidak mengganggu kepentingan
pelayanan

5 DSS04.5 – Meningkatkan pengujian dan


memastikan sistem dapat digunakan
secara efektif

6 DSS04.6 – Layanan untuk penyimpanan


data diluar aplikasi wajib dipantau dan
dipelihara secara berkelanjutan

DSS05 - Mengelola layanan keamanan (Manage security service)


TINGKAT KEHANDALAN
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 DSS05.1 – Memahami dan melakukan tanggung
jawab keamanan TI secara konsisten

2 DSS05.2 – Analisis resiko dan dampak


keamanan TI dilakukan secara konsisten

3 DSS05.3 – Mematuhi kebijakan


keamanan TI

4 DSS05.4 – kesadaran keamanan yang


dilakukan oleh manajemen

5 DSS05.5 – Tanggungjawab untuk


keamanan TI diatur, dilakukan, dan
ditegakkan

6 DSS05.6 – Pemeliharaan hardware secara


rutin dan periodik

7 DSS05.7 – Mengupdate software


keamanan (antivirus)
DSS06 - Mengelola proses bisnis (Manange business process controls)
TINGKAT KEHANDALAN
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 DSS06.1 – Melakukan pelaporan berkala mengenai
biaya aktual yang dikeluarkan untuk segala layanan
IT

2 DSS06.2 – melakukan identifikasi dan


pengukuran biaya terhadap sumber daya
TI

3 DSS06.3 – Memilih provider (pemberi


layanan) berdasarkan pengalaman,
kompetensi, kinerja selain kelayakannya
dari sisi finansial
Lampiran 2 Lembar Pertanyaan

Domain : DSS (Decision Support System)


1. DSS01 : Mengelola operasi
2. DSS02 : Mengelola permintaan layanan dan insiden
3. DSS03 : Mengelola permasalahan
4. DSS04 : Mengelola layanan yang berkelanjutan
5. DSS05 : Mengelola layanan keamanan
6. DSS06 : Mengelola proses bisnis

Audit Sistem Informasi Perkreditan


FRAMEWORK COBIT 5.0
Form Wawancara
NO Pertanyaan Ya / Keterangan
Tidak
1 Apakah ada lokasi alternatif
jika PC user tidak bisa
dioperasikan (misalnya karena
kerusakan) ? (DSS01)
2 Apakah staf melakukan
pengoperasian, pemeliharaan
dan review sistem secara
berkala dan berdasarkan
standar ? (DSS01)
3 Apakah dalam melakukan
pelayanan, Segala proses yang
terjadi mendapat dukungan
dari TI sepenuhnya ? (DSS02)
4 Apakah terdapat suatu
kebijakan TI tertentu
perusahaan di dalam proses
pemberian kredit ? (DSS02)

5 Bagaiamana perusahaan
mengelola masalah yang sering
terjadi diperusahaan ? (DSS03)
6 Apakah jika terjadi masalah
dalam operasi sistem segera
dipecahkan dan dilaporkan
pada pihak manajerial ?
(DSS03)
7 Apakah perusahaan pernah
mendapat keluhan dari
pelanggan atas pelayanan yang
diberikan dan apakah langsung
direspon dengan cepat ?
(DSS04)
8 Apakah fungsi help desk
(yaitu, bagaimana permintaan
untuk bantuan diproses dan
bantuan diberikan) apakah
efektif selama ini ? (DSS04)
9 Apakah perusahaan memiliki
komite yang bertanggung
jawab terhadap sistem
informasi dan komunikasi ?
(DSS04)
10 Apakah seluruh dokumen
penting telah disimpan pada
tempat yang bebas dari
bencana dan memiliki akses
terbatas ? (DSS05)
11 Apakah setiap user dalam
penggunaan komputer
melakukan proses login
terlebih dahulu dengan
menggunakan password ?
(DSS05)
12 Apakah perusahaan
mempunyai server untuk
mengatur hak akses jaringan ?
(DSS05)
13 Apakah perusahaan memiliki
anti virus yang dapat
mendeteksi keberadaan virus
dan melindungi data - data
yang ada pada komputer ?
(DSS05)
14 Apakah perusahaan memiliki
komputer utama sebagai
admin untuk mengatur aktivitas
user ? (DSS05)
15 Apakah ada laporan tentang
efektivitas biaya pemasukan
dan pengeluaran dalam
mendukung proses bisnis IT ?
(DSS06)
16 Apakah perusahaan melakukan
pelaporan berkala mengenai
biaya aktual yang dikeluarkan
untuk segala layanan IT ?
(DSS06)
Lampiran 3 Hasil Bukti Audit

1. Fisik & Dokumen (PC Alternatif)


2. Sistem Aplikasi

A. Antivirus
B. Sistem Informasi

1. Log In

2. Input Konsumen
3. Input Pembayaran Nasabah
Lampiran 4 Hasil Wawancara

Domain : DSS (Decision Support System)


1. DSS01 : Mengelola operasi
2. DSS02 : Mengelola permintaan layanan dan insiden
3. DSS03 : Mengelola permasalahan
4. DSS04 : Mengelola layanan yang berkelanjutan
5. DSS05 : Mengelola layanan keamanan
6. DSS06 : Mengelola proses bisnis

Audit Sistem Informasi Perkreditan


FRAMEWORK COBIT 5.0
Form Wawancara
NO Pertanyaan Ya / Keterangan
Tidak
1 Apakah ada lokasi alternatif Ya Terdapat alternatif PC di ruang
jika PC user tidak bisa IT jika terjadi kerusakan
dioperasikan (misalnya karena
kerusakan) ? (DSS01)
2 Apakah staf melakukan Tidak Tidak ditemukan prosedur.
pengoperasian, pemeliharaan Pemeliharaan hanya dilakukan
dan review sistem secara jika ada kerusakan.
berkala dan berdasarkan
standar ? (DSS01)
3 Apakah dalam melakukan Tidak Tidak ditemukan prosedur.
pelayanan, Segala proses yang Ada proses yang dikerjakan
terjadi mendapat dukungan secara manual.
dari TI sepenuhnya ? (DSS02)
4 Apakah terdapat suatu Tidak Tidak ditemukan standar
kebijakan TI tertentu prosedur. Hanya ada prosedur
perusahaan di dalam proses non-TI
pemberian kredit ? (DSS02)

5 Bagaiamana perusahaan -
mengelola masalah yang sering
terjadi diperusahaan ? (DSS03)
6 Apakah jika terjadi masalah Ya Pihak manajemen IT
dalam operasi sistem segera memeriksa permasalahan pada
dipecahkan dan dilaporkan operasi sistem
pada pihak manajerial ?
(DSS03)
7 Apakah perusahaan pernah Ya -
mendapat keluhan dari
pelanggan atas pelayanan yang
diberikan dan apakah langsung
direspon dengan cepat ?
(DSS04)
8 Apakah fungsi help desk - Tidak terdapat sistem help desk
(yaitu, bagaimana permintaan
untuk bantuan diproses dan
bantuan diberikan) apakah
efektif selama ini ? (DSS04)
9 Apakah perusahaan memiliki Ya Manajemen IT bertanggung
komite yang bertanggung jawab
jawab terhadap sistem
informasi dan komunikasi ?
(DSS04)
10 Apakah seluruh dokumen Ya Terdapat ruangan khusus untuk
penting telah disimpan pada menyimpan fileing
tempat yang bebas dari
bencana dan memiliki akses
terbatas ? (DSS05)
11 Apakah setiap user dalam Ya -
penggunaan komputer
melakukan proses login
terlebih dahulu dengan
menggunakan password ?
(DSS05)
12 Apakah perusahaan Ya Terdapat komputer server
mempunyai server untuk diruangan IT
mengatur hak akses jaringan ?
(DSS05)
13 Apakah perusahaan memiliki Ya Terdapat antivirus (SMADAV)
anti virus yang dapat disetiap PC/komputer
mendeteksi keberadaan virus
dan melindungi data - data
yang ada pada komputer ?
(DSS05)
14 Apakah perusahaan memiliki Ya Terdapat komputer server pada
komputer utama sebagai ruang TI
admin untuk mengatur
aktivitas user ? (DSS05)
15 Apakah ada laporan tentang Tidak Tidak terdapat laporan
efektivitas biaya pemasukan efektivitas biaya IT
dan pengeluaran dalam
mendukung proses bisnis IT ?
(DSS06)
16 Apakah perusahaan melakukan Tidak Tidak terdapat laporan biaya
pelaporan berkala mengenai untuk layanan IT
biaya aktual yang dikeluarkan
untuk segala layanan IT ?
(DSS06)
Lampiran 5 Perhitungan Maturity Level

No Domain Responden Total Rata-rata Rata-rata per domain

R1 R2 R3 R4

1 DSS1.1 3 2 2 3 2.62
10 2.50

2 DSS1.2 2 2 2 3
9 2.25

3 DSS1.3 3 3 2 3
11 2.75

4 DSS1.4 3 2 3 4
12 3.0

5 DSS2.1 2 2 3 3 2.50
10 2.50

6 DSS2.2 2 2 3 3
10 2.50

7 DSS2.3 3 2 3 2
10 2.50

8 DSS2.4 2 2 3 3
10 2.50

9 DSS3.1 1 3 3 3 2.56
10 2.50

10 DSS3.2 2 3 3 3
11 2.75

11 DSS3.3 2 2 2 3
9 2.25

12 DSS3.4 3 3 2 3
11 2.75

13 DSS4.1 3 3 2 3 2.58
11 2.75
14 DSS4.2 2 3 2 2
9 2.25

15 DSS4.3 3 2 3 2
10 2.50

16 DSS4.4 3 2 3 3
11 2.75

17 DSS4.5 3 2 3 3
11 2.75

18 DSS4.6 2 2 2 4
10 2.50

19 DSS5.1 2 2 2 3 2.71
9 2.25

20 DSS5.2 2 3 2 2
9 2.25

21 DSS5.3 3 3 4 2
12 3.0

22 DSS5.4 3 2 3 3
11 2.75

23 DSS5.5 4 2 3 3
12 3.0

24 DSS5.6 3 3 2 3
11 2.75

25 DSS5.7 3 3 2 4
12 3.0

26 DSS6.1 2 2 3 3 2.58
10 2.50

27 DSS6.2 3 2 2 2
9 2.25

28 DSS6.3 3 3 3 3
12 3.0

Anda mungkin juga menyukai