Anda di halaman 1dari 38

1

USULAN PENELITIAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI


DESA BERBASIS WEBSITE DENGAN PENDEKATAN
METODE SCRUM

ABDUL IBRAHIM LUBIS


F1E113025

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2019

1
2

USULAN PENELITIAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DESA BERBASIS


WEBSITE DENGAN PENDEKATAN METODE SCRUM

Oleh:
ABDUL IBRAHIM LUBIS
F1E113025

Disetujui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dedy Setiawan, S.Kom., MIT lr. Indra Weni, M. Kom


NIP. 198007082005011003 19730905 20060 NIP. 196810271997031001
0000

Diketahui:

Dekan Ketua Jurusan


Fakultas Sains dan Teknologi Teknologi Informasi

Prof. Drs. Damris M, MSc., Ph.D. Mauladi, S.Kom., M.Kom


NIP. 196612311991021005 NIP. 198312172008011003
720624 199903 2 001

2
3

USULAN PENELITIAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI


DESA BERBASIS WEBSITE DENGAN PENDEKATAN
METODE SCRUM

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam melakukan penelitian dalam rangka
penulisan Skripsi pada Program Studi Sistem Informasi

ABDUL IBRAHIM LUBIS


F1E113025

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2019

3
4

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKAN 6
2.1 Pengertian Sistem ........................................................................ 6
2.2 Pengertian Informasi ................................................................... 6
2.4 Pengertian Analisis Sistem ........................................................... 7
2.5 Pengertian Perancangan Sistem ................................................... 7
2.6 Pengertian Metode Scrum ............................................................ 8
2.7 Pengertian Desa .......................................................................... 13
2.8 Pengertian Website ...................................................................... 14
2.9 Alat Bantu Analisis dan Perancangan Sistem ............................... 16
2.10 Kerangka Pemikiran .................................................................... 19
III. METODE PENELITIAN 23
3.1 Tempat dan Waktu ...................................................................... 23
3.2 Bahan dan Alat Penelitian ........................................................... 23
3.3 Model Penelitian .......................................................................... 24
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 24
3.5 Tahap Analisis Sistem ................................................................. 26
3.6 Tahap Perancangan Sistem .......................................................... 26
3.7 Analisis Sistem Berjalan .............................................................. 27
3.8 Analisis Sistem Usulan ................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA 30

4
5

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Simbol-simbol Use Case Diagram .................................................. 17
Tabel 2. Simbol-simbol Sequence Diagram .................................................. 18
Tabel 3. Simbol-simbol Activity Diagram ..................................................... 19

5
6

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1. Metode Scrum ............................................................................ 8
Gambar 2. Scrum Product Backlog............................................................... 9
Gambar 3. Struktur Sprint Scrum .............................................................. 10
Gambar 4. Struktur Scrum Planning .......................................................... 10
Gambar 5. Daily Scrum ............................................................................. 11
Gambar 6. Kerangka Pemikiran ................................................................. 20
Gambar 8. Model Penelitian ....................................................................... 26
Gambar 9. Sistem Sedang Berjalan ............................................................ 29
Gambar 10. Sistem Usulan ........................................................................ 30

6
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
aktivitas kehidupan manusia dalam berbagai sektor tengah mengalami
perubahan begitu juga dengan sektor pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
melahirkan model pelayanan publik berbasis website. Sistem Informasi semakin
banyak digunakan dalam berbagai instansi untuk mempermudah dalam suatu
pekerjaan. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi
yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,
aturan-aturan dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi penting (Aditya, 2014).
Layanan ini pemerintahan desa perlu memanfaatkan layanan informasi
desa berbasis website, merupakan salah satu cara bagi pemerintah desa dalam
menyampaikan informasi kepada seluruh perangkat desa, masyarakat,
organisasi desa dan komunitas-komunitas yang ada di desa dengan cepat dan
mudah.
Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 pada pasal 82 dengan tegas
menjelaskan hak dan kewenangan masyarakat desa adapun bunyi dari pasal 82
sebagai berikut:
a. Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi mengenai rencana dan
pelaksanaan Pembangunan Desa.
b. Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
Pembangunan Desa.
c. Masyarakat Desa melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan
terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa kepada Pemerintah Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa.
d. Pemerintah Desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintah
Desa, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa kepada masyarakat Desa
melalui layanan informasi kepada umum dan melaporkannya dalam
Musyawarah Desa paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.
e. Masyarakat Desa berpartisipasi dalam Musyawarah Desa untuk menanggapi
laporan pelaksanaan Pembangunan Desa (UU Tentang Desa No 6 Tahun
2014).
Layanan informasi desa sangat berperan penting dalam menciptakan
transparansi informasi desa untuk disampaikan kepada masyarakat secara

1
2

luas. Hal tersebut erat kaitannya dengan media dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat secara luas serta dapat menyampaikan program kegiatan
maupun realisasi penggunaan anggaran di lingkungan pemerintahan desa.
Selain itu keberadaan website desa juga dapat dimanfaatkan untuk
mempromosikan potensi yang dimiliki oleh setiap desa secara luas (Mansur
2017).
Penerapan layanan informasi bermanfaat bagi pemerintah desa dalam
mengumpulkan kelengkapan data dan mendokumentasikan semua dokumen
dengan baik sehingga hal tersebut berdampak pada kinerja pemerintah desa
untuk melayani masyarakat dengan cepat dan mudah. Masyarakat desa juga
dapat memberikan masukan kepada pemerintah desa melalui layanan informasi
desa untuk pengembangan desa ke arah yang lebih baik (Fadilah, 2017).
Dalam pengembangan sistem informasi desa berbasis website terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak sistem
informasi desa berbasis website antara lain. Perancangan website pemerintah
desa sebagai media penyebaran informasi bagi masyarakat dengan metode
waterfall merupakan paradigma model pengembangan perangkat lunak paling
tua, dan paling banyak dipakai. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan
perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang dimulai
pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh tahapan analisis, desain, kode,
pengujian, dan pemeliharaan (Firdaus, 2016).
Sistem informasi berbasis website pernah dilakukan penelitian dengan
metode Systems Development Life Cyle pada desa gisting permai di kabupaten
tanggamus, Systems Development Life Cyle merupakan model pengembangan
perangkat lunak pola yang diambil untuk mengembangkan sistem yang terdiri
dari tahap-tahap: perencanaan sistem, analisa, desain, implementasi, pengujian
dan pengelolaan. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari
berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Dengan
mengembangkan sistem informasi berbasis web pada desa gisting permai, maka
penyampaian informasi dari pihak desa kepada masyarakat akan lebih efektif
dan efisien (Suryady 2014).
Adapun metode pengembangan dalam penelitian sistem informasi desa
berbasis website dengan metode scrum pada desa tunjung teja, kabupaten
serang, provinsi banten. Metode Scrum adalah sebuah proses sederhana untuk
mengembangkan sebuah produk software untuk meningkat kinerja organisasi,
Scrum merupakan suatu kerangka kerja tambahan tangkas untuk proyek-
proyek perangkat lunak dan mengelola produk atau pengembangan aplikasi
(Fadilah, 2017).

2
3

Dari penjelasan diatas tentang metode-metode yang di gunakan dalam


pengembangan software sistem informasi desa berbasis website, penulis dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan Metode Scrum dimana metode ini
Fokusnya adalah pada "strategi, pengembangan produk fleksibel holistik di
mana tim pengembangan bekerja sebagai sebuah unit untuk mencapai tujuan
bersama" sebagai lawan dari "pendekatan tradisional, berurutan".
Kelebihan dari Metode Scrum adalah Keperluan pengembangan produk
berubah dengan cepat. Tim berukuran kecil sehingga melancarkan komunikasi,
mengurangi biaya dan memberdayakan satu sama lain. Pekerjaan terbagi-bagi
sehingga dapat diselesaikan dengan cepat. Dokumentasi dan pengujian terus
menerus dilakukan setelah software dibangun. Proses Scrum mampu
menyatakan bahwa produk selesai kapan pun diperlukan.
Desa Bungku adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kabupaten
Batanghari, Provinsi Jambi. Desa Bungku belum memiliki sistem informasi
berbasis website sehingga layanan informasi tentang Desa Bungku yang ada
masih diproses secara manual tidak melalui sistem. Dengan tidak adanya
sistem, dalam hal pelayanan informasi pemerintahan desa membutuhkan
proses yang lama. Salah satu contoh informasi yang membutuhkan proses yang
lama ketika diproses manual yaitu informasi perencanaan dan pelaksanaan
rencana pembangunan jangka menengah desa, rencana kerja pemerintah desa
dan Anggaran pendapatan dan belanja desa. Karena untuk mengetahui
informasi tersebut harus mendatangi kantor pemerintahan desa agar
mendapatkan informasi yang di butuhkan tersebut.
Saat ini informasi tentang perkembangan Desa Bungku belum banyak
informasikan ke masyarakat secara optimal. Hal ini mengakibatkan banyaknya
masyarakat yang tidak mengetahui terhadap informasi mengenai perencanaan
dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana
Kerja Pemerintah Desa, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
mengakibatkan kurangnya pengawasan dari masyarakat desa terhadap
perencanaan, pelaksanaan dan anggaran desa yang telah disusun oleh
pemerintahan desa.
Metode Scrum dapat digunakan dalam pengembangan sistem dengan
tim kecil antara pemerintah desa dan pengembang sistem, informasi desa
berbasis website sebagai media pemerintahan desa serta penyampai informasi
perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan jangka menengah desa,
rencana kerja pemerintah desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, dan
potensi yang dimiliki desa yang dapat di akses oleh masyarakat secara 24 jam,
kapan pun, dan dari manapun pengguna berada. Sistem informasi desa

3
4

berbasis website juga memungkinkan pelayanan publik tidak dilakukan secara


face-to-face sehingga pelayanan menjadi lebih efisien.
Dari permasalahan yang telah di jabarkan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengangkat sebuah judul “Analisis Dan
Perancangan Sistem Informasi Desa Berbasis Website Dengan Pendekatan
Metode Scrum”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, Desa Bungku
membutuhkan sebuah sistem informasi desa berbasis website sebagai media
pelayanan informasi desa serta penyampai informasi potensi yang dimiliki. Oleh
karena itu akan dikembangkan sistem informasi desa berbasis website sebagai
media pelayanan informasi desa serta penyampai informasi potensi, kemudian
analisis dan perancangan dari sistem informasi desa berbasis website ini
dengan menggunakan pendekatan metode Scrum sebagai metode
pengembangan sistem.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian analisis dan perancangan
sistem informasi desa berbasis website sebagai media pelayanan informasi desa
serta penyampai informasi potensi dan dapat membantu mengelola informasi
desa agar dapat berhasil di implementasi dengan baik di Desa Bungku.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian adalah sebagai
berikut :
a. Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat di
bangku perkuliahan dan serta sebagai syarat memperoleh gelar sarjana
komputer.

b. Bagi Akademik
Skripsi ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi pihak akademik
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dalam mendidik
mahasiswanya untuk bisa beradaptasi dan terjun langsung di dunia kerja.
c. Bagi Pihak Pemerintah Desa
Dengan diterapkannya sistem informasi desa berbasis website, Desa
Bungku dapat memberikan akses dan literasi informasi pada masyarakat
serta mensosialisasikan perkembangan dan potensi secara luas ke semua

4
5

pihak sehingga meningkatkan kualitas pelayanan publik serta pemetaan


kondisi dan potensi desa.

d. Bagi Pihak Masyarakat Desa


Masyarakat desa dapat mengakses informasi mengenai perkembangan desa
tanpa harus datang langsung secara fisik ke kantor pemerintah desa
karena dapat diakses melalui sistem informasi desa berbasis website.

5
6

II. TINJAUAN PUSTAKAN

Untuk mendukung penelitian ini digunakan beberapa tinjauan pustaka


yang diambil dari beberapa jurnal penelitian yang berkaitan dengan judul
penelitian ini dan pokok bahasan.

2.1 Pengertian Sistem


Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang
bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan
keluaran (output) (Kusrini, 2013). Suatu sistem dibuat untuk menangani
sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Pendekatan sistem
merupakan suatu filsafat atau persepsi tentang struktur yang
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau operasi-operasi dalam suatu
organisasi dengan cara yang efisien dan yang paling baik.
Norma L. Enger (2014) menyatakan bahwa suatu sistem terdiri atas
suatu kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan
seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produk. Sedangkan Prof. Mr.
S. Prajudi Atmosudirdjo (2013) menyatakan bahwa suatu sistem terdiri atas
komponen-komponen yang berhubungan satu sama lainnya, sehingga
komponen tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan
yang tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan
kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses
masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) dan terdiri atas
suatu kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan
seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produk, komponen-komponen
yang berhubungan satu sama lainnya, sehingga komponen tersebut merupakan
suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.

2.2 Pengertian Informasi


Pengertian informasi menurut Kusrini dan Andri (2007:7-8) informasi
adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau
mendukung sumber informasi. Data belum memiliki nilai, sedangkan informasi
sudah memiliki nilai. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih besar
dibandingkan biaya untuk mendapatkannya.
Informasi adalah data yang sudah disusun sedemikian rupa, sehingga
bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang
yang akan menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan. Dengan

6
7

demikian informasi yang mempunyai kualitas tinggi akan menentukan


efektivitas pengambilan keputusan (Arifatul, 2013).
Jadi informasi merupakan sebuah data yang memiliki arti dan bernilai
yang bermanfaat bagi pengguna dalam proses pengambilan keputusan,
sehingga semakin bernilai nya sebuah informasi akan mempengaruhi
keefektifan dalam pengambilan keputusan.

2.4 Pengertian Analisis Sistem


Kegiatan analisis sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang
sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan
kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem
yang baru. Fase analisis sistem memberikan pemahaman tentang sistem yang
sudah ada dan menemukan peluang untuk pengembangan sistem menjadi lebih
baik serta memenuhi kebutuhan sistem.
Pendekatan analisis sistem yang popular adalah analisis terstruktur,
Teknik informasi (information engineering), dan analisis berorientasi objek.
Analisis terstruktur fokus pada aliran data melalui proses-proses bisnis dan
perangkat lunak dikenal pula dengan nama analisis process-centered. Para
analisis sistem menggambar serangkaian model proses yang disebut diagram
aliran data (data flow diagram) yang mengilustrasikan proses-proses yang ada
dan atau yang diusulkan dalam sebuah sistem.
Analisis dengan teknik informasi fokus pada struktur data tersimpan
dalam sebuah sistem, karena itu disebut analisis data-centered. Model-model
proses dalam teknik ini digambarkan dengan diagram aliran data yang disebut
hubungan entitas (entity relationship).
Analisis berorientasi objek menghilangkan pemisahan artifisial data dan
proses, sebaliknya data dan proses yang membuat membaca memperbarui data
menghapus data itu diintegrasikan ke dalam konstruksi yang disebut objek.
Unified model language (UML) adalah standar pemodelan yang menyediakan
model-model objek (ardhian agung yulianto, 2009).

2.5 Pengertian Perancangan Sistem


Menurut McLeod (2005:112) Perancangan sistem secara umum adalah
“suatu tahap dimana di dalamnya terdapat identifikasi komponen-komponen
sistem informasi yang akan dirancang secara rinci yang bertujuan untuk
memberikan gambaran kepada pengguna atau user mengenai sistem yang
baru”.
Sedangkan desain sistem secara terinci dimaksudkan untuk pembuat
program komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasikan

7
8

sistem. penggambaran dan rancangan model sistem informasi secara logika


dapat dibuat dalam bentuk Diagram Konteks dan Diagram Alir Data atau Data
Flow Diagram (DFD).

2.6 Pengertian Metode Scrum


Metodologi Scrum termasuk ke dalam kumpulan metode pengembangan
perangkat lunak Agile (Agile Software Development), Scrum adalah sebuah
kerangka kerja untuk mengatur dan mengelola pekerjaan. Kerangka Scrum
didasarkan pada seperangkat nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan praktik yang
memberikan dasar yang organisasi yang akan menambahkan pelaksanaan
untuk mewujudkan praktek Scrum. Scrum menggunakan pendekatan bertahap
(incremental) dan berkala (iterative) untuk meningkatkan prediktabilitas dan
pengendalian risiko (Rubin, 2013, p 13).

Gambar 1. Metode Scrum

Menurut Kenneth di dalam buku (Essential Scrum: A Practical Guide to


the Most Popular Agile Process, 2013) menjelaskan bahwa dalam proses
pengembangan sebuah perangkat lunak menggunakan metode Scrum,
teradapat beberapa aktor penting, di antaranya:
a. Product Owner
Orang yang bertanggung jawab untuk mengelola Product Backlog dan
menentukan prioritas fitur yang akan disajikan pada perangkat lunak. Ia
juga berhak untuk menerima atau menolak setiap hasil yang telah
dikembangkan. Product Owner biasanya seseorang dari pemasaran atau
pengguna kunci dalam pengembangan internal.
b. Tim Pengembangan Scrum
Tim yang bersifat cross-functional, yaitu tim yang berisi orang-orang dengan
kemampuan dan peran yang berbeda, misalnya terdiri dari tester, developer,

8
9

business analyst, domain expert, designer dan lain-lain. Tim ini


mendiskusikan kepada Product Owner mengenai tiap-tiap Sprint yang akan
dijalankan.
c. Scrum Master
Peran Scrum Master biasanya diisi oleh seorang manajer proyek atau
pemimpin tim teknis tapi bisa juga diisi oleh siapa saja, bertugas untuk
mengawasi keseluruhan proses Scrum, membantu mengatasi halangan yang
dihadapi selama proses tersebut, menciptakan suasana yang kondusif bagi
tim pengembang, dan melindungi tim dari gangguan eksternal sehingga tim
dapat bekerja dengan baik pada zonanya. Akan tetapi, Scrum Master tidak
memiliki wewenang untuk melakukan kontrol atas tim orang yang memiliki
otoritas untuk mengatur tim ditentukan oleh tim tersebut.
Penjelasan berikut ini merupakan hasil kolaborasi antara apa yang
dikemukakan oleh Rubin, Kenneth S. Dalam buku (Essential Scrum:
APractical Guide to the Most Popular Agile Process, 2013) mengenai beberapa
perangkat yang digunakan dalam sebuah pengembangan menggunakan
metode Scrum ini, di antaranya.
Product Backlog
Product Backlog merupakan kebutuhan project yang di utamakan
atau fitur yang menyediakan nilai bisnis untuk pengguna. Fitur yang
ditambahkan ke dalam product backlog setiap saat yang disebut dengan
product backlog item yang kemudian dibuat skala prioritasnya oleh Product
Owner. Tim kemudian menentukan fitur mana yang dapat mereka selesaikan
selama Sprint mendatang. Dari Product Backlog tim kemudian berpindah ke
Sprint Backlog. Dengan demikian mereka memperluas setiap fitur dalam
Product Backlog menjadi satu atau lebih tugas Sprint Backlog sehingga
mereka dapat bekerja lebih efektif . Product Backlog memiliki product owner
yang bertugas sebagai pengawas dalam product backlog.

Gambar 2. Scrum Product Backlog

9
10

Sprint Backlog
Sebuah Sprint berisi beberapa Product backlog item yang telah diprioritaskan
dalam rapat antara Product Owner dan Tim Pengembang. Sprints merupakan
sebuah time boxed yang memiliki tanggal mulai dan berakhirnya suatu
pekerjaan. Sprint baru akan langsung mengikuti proses penyelesaian sprint
sebelumnya. Pada akhir tiap-tiap Sprint harus menghasilkan shipped product
(produk yang siap digunakan). Oleh sebab itu, pada Sprint pertama, pastikan
semua fitur dasar dan utama yang telah diprioritaskan dimasukkan ke dalam
Sprint ini.

Gambar 3. Struktur Sprint Scrum

Sprint Planning
Selama perencanaan sprint, produk owner dan tim pengembangan setuju pada
tujuan sprint yang mendefinisikan apa sprint yang akan dicapai. Ini merupakan
tahap planning dalam menentukan product backlog, dimana product backlog
tersebut akan ditentukan berdasarkan prioritas dalam melaksanakan kinerja
yang akan dikerjakan oleh tim yang akan dicapai dengan kecepatan yang telah
ditentukan.

Gambar 4. Struktur Scrum Planning


10
11

Sprint Execution
Sprint Execution terjadi setelah selesai perencanaan sprint yang dipandu
oleh Scrum Master, tim melakukan semua pekerjaan sesuai dengan hasil yang
telah dirancang di dalam tahap sprint planning.
Daily Scrum
Daily Scrum berlangsung sangat singkat, dimana seluruh anggota tim
bertemu dan hanya mengemukakan tiga hal utama, yaitu “apa yang telah
dikerjakan”, “masalah yang dihadapi”, dan “apa yang akan atau sudah saya
selesaikan hari ini”. Sedangkan Scrum Master hanya akan membuka rapat,
mencatat, mengawasi, dan memfasilitasi diskusi untuk menyelesaikan beberapa
permasalahan yang dihadapi tim. Biasanya dilakukan selama 15 menit atau
kurang.

Gambar 5. Daily Scrum

Sprint Retrospective Meeting.


Rapat ini dilakukan oleh seluruh tim saat setiap Sprint selesai
dijalankan dan shipped product dihasilkan. Dalam rapat ini, tim akan
mengevaluasi mana saja yang telah berjalan baik dalam proses, dan mana saja
yang masih membutuhkan perubahan atau perbaikan atau improvement.

Penelitian Terdahulu
Dalam Penelitian Sistem Informasi Desa Berbasis Website pada Desa
Bungku Penulis Menggunakan Metode Scrum dalam pengembangan sistem
informasi desa. Metode Scrum adalah sebuah kerangka kerja responsif
tambahan perangkat lunak pengembangan untuk proyek-proyek perangkat
lunak dan mengelola produk atau pengembangan aplikasi.

11
12

Penelitian terdahulu yang telah menggunakan Metode Scrum yaitu


Implementasi Scrum Model Development Pada Monitoring Inventory
Control Cleaning Equipment dan Chemical PT. Explore Global Solution
(Dewi & Andriani, 2017). Instansi pemerintah dan organisasi bisnis
membutuhkan jasa cleaning service untuk menjaga kebersihan demi kesehatan
dan kenyamanan ruangan, baik ruang kerja maupun ruang pelayanan publik.
PT. Explore Global Solution merupakan perusahaan penyedia jasa cleaning
service yang senantiasa terus menjaga kepercayaan konsumen, untuk
mendapatkan loyalitas pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaiknya.
Dalam menjalankan proses bisnisnya, perusahaan membutuhkan
monitoring stock control cleaning equipment dan chemical untuk memudahkan
proses permintaan dan pendataan barang sebagai bagian dari upaya systemic
dalam menetapkan standar kinerja perencanaan, apalagi pada saat ini
pelanggan perusahaan sudah semakin banyak, namun sistem informasi yang
berjalan saat ini masih jauh dari ideal, prosedur sistemnya relative
membutuhkan waktu lama, selain panjangnya proses yang harus dijalani.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengembangan sistem monitoring stock
control sebagai kendali persediaan barang yang dapat mengatasi berbagai
kendala dan permasalahan yang terjadi dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi yang ada, yaitu membangun aplikasi berbasis web yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan.
Permasalahannya adalah ketersediaan waktu yang sangat terbatas,
perusahaan hanya memberikan waktu selama kurang lebih 10 minggu mulai
dari perencanaan awal hingga penyelesaian aplikasi dengan potensi banyak
perubahan seiring proses pengembangan sistem, maka pemilihan model
pengembangan sistem menjadi penentu berhasil tidaknya perancangan aplikasi
sistem informasi ini.
Jika menggunakan model waterfall yang prosesnya dilakukan secara
terurut mulai analisis, desain, code dan test, metode ini memiliki sifat kaku,
sulit melakukan perubahan di tengah proses sehingga ketika terdapat
kekurangan proses atau prosedur dari tahap sebelumnya, maka tahapan
pengembangan harus dilakukan mulai dari awal lagi, maka metode ini akan
memakan waktu yang lama. Alternatif kedua menggunakan model prototype
yang mampu melibatkan user secara baik dalam prosesnya serta dapat
mempersingkat waktu pengembangan namun masih memiliki kekurangan
dalam hal dokumentasi, kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan, dan
prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.

12
13

Berdasarkan kelemahan pada model waterfall dan prototype, maka


penulis memilih pengembangan sistem menggunakan scrum model agar
aplikasi yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan lingkungan, dengan ukuran
tim yang kecil dan banyak perubahan seiring proses pengembangan sistem
serta dapat meningkatkan kecepatan waktu pengembangan software.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan scrum model dapat
menghasilkan aplikasi monitoring inventory control cleaning equipment dan
chemical yang terdiri dari 6 backlog, 6 sprint, scrum meeting harian dan demo
aplikasi yang sangat menunjang dalam perancangan aplikasi dan hasil
rancangan aplikasi monitoring inventory control cleaning dan chemical ini dapat
memudahkan Area (kantor cabang) dalam melakukan proses permintaan
barang, membantu Divisi Logistik dalam mengelola dan mengontrol persediaan
barang serta menunjang aktivitas pimpinan dalam monitoring persediaan
barang.

2.7 Pengertian Desa


Menurut Kamus Bahasa Indonesia, susunan W. J.S Poerwadarminta
“Desa” adalah istilah sastra lama yang berarti tempat, tanah atau daerah. Desa
juga mengandung arti kelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan
(Kansil, 1983 : 80 ).
Menurut Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 pada pasal 1 Desa
adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa miliki hak mengatur dan menjalankan pemerintahan desa sesuai
kewenangan desa adalah:
a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak
asal usul desa.
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/ kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa yaitu
urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan
masyarakat.
c. Tugas pembantuan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/ Kota.
d. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa Dengan
kewenangan tersebut, desa memiliki peran penting dalam mengelola

13
14

wilayahnya. Lingkup pengelolaan desa meliputi tahap perencanaan,


implementasi dan pemantauan agar program desa berjalan dengan efektif
dan tepat sasaran.
Desa Bungku merupakan wilayah berstatus perdesaan yang letaknya
berada di tepi/sekitar kawasan hutan berjenis fungsi hutan produksi. Lokasi
desa berada di hamparan dengan kemiringan lahan sedang (15-25 derajat).
Desa Bungku memiliki lima dusun, yaitu Dusun Bungku Indah, Dusun Johor
Baru 1, Dusun Johor Baru 2, Dusun Kunangan Jaya 1, dan Dusun Kunangan
Jaya 2.

2.8 Pengertian Website


Website adalah rangkaian atau sejumlah halaman di internet yang
memiliki topik saling terkait untuk mempresentasikan suatu informasi. Sebuah
website adalah satu set halaman web terdiri dari teks, audio dan video (Effendi,
2012:80). Dari pendapat ahli diatas tentang pengertian website memberikan
informasi, gambaran, serta visualisasi orang/lembaga yang membuatnya.
Website bisa dibuat dengan tujuan apa saja, tergantung pemilik dari website
tersebut.
Dalam penelitian ini digunakan website sebagai media menyampaikan
informasi kegiatan, program, struktur, profil desa, dan sumber daya alam yang
berhubungan dengan Desa Bungku.
Unsur-unsur Website
Untuk menyediakan keberadaan sebuah website, maka harus tersedia
unsur-unsur penunjangnya (Dewanto, 2006 : hal.30) adalah sebagai berikut :
Nama Domain (Domain name/URL – Uniform Resource Locator)
Pengertian nama domain atau disebut dengan Domain Name atau URL
adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang
digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet.
Nama domain diperjualbelikan secara bebas di internet dengan status
sewa tahunan. Nama domain sendiri mempunyai identifikasi ekstensi/akhiran
sesuai dengan kepentingan dan lokasi keberadaan website tersebut. Contoh
nama domain berekstensi internasional adalah com, net, org, info, biz, name,
ws. Contoh nama domain berekstensi lokasi negara Indonesia adalah co.id
(untuk nama domain website perusahaan), ac.id (nama domain website
pendidikan), go.id (nama domain website instansi pemerintah), or.id (nama
domain website organisasi).

14
15

Rumah Tempat Website (Web Hosting)


Pengertian Web Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat
dalam hard disk tempat penyimpanan berbagai data, file-file, gambar dan lain
sebagainya yang akan ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa
dimasukkan tergantung dari besarnya web hosting yang disewa/dipunyai,
semakin besar web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan
dan ditampilkan dalam website. Web Hosting juga diperoleh dengan menyewa.
Besarnya hosting ditentukan ruangan hard disk dengan ukuran MB (Mega Byte)
atau GB (Giga Byte). Lama penyewaan web hosting rata-rata dihitung per-tahun.
Penyewaan hosting dilakukan dari perusahaan-perusahaan penyewa web
hosting yang banyak dijumpai baik di Indonesia maupun Luar Negeri.
Bahasa Program (Scripts Program)
Adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah
dalam website yang pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat
menentukan statis, dinamis, atau interaktif nya sebuah website. Semakin
banyak ragam bahasa program yang digunakan maka akan terlihat bagus.
Beragam bahasa program saat ini telah hadir untuk mendukung
kualitas website. Jenis-jenis bahasa program yang banyak dipakai para desainer
website antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts, Java applets dsb.
Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML sedangkan PHP, ASP, JSP
dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur
dinamis, dan interaktif nya situs. Bahasa program ini biasanya digunakan
untuk membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota
organisasi, e-mail, mailing list dan lain sebagainya yang memerlukan update
setiap saat.
Desain Website
Setelah melakukan penyewaan domain name dan web hosting serta
penguasaan bahasa program (scripts program), unsur website yang penting dan
utama adalah desain. Desain website menentukan kualitas dan keindahan
sebuah website. Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan
bagus tidaknya sebuah website.
Basis Data (database) MySQL
Basis data adalah sekumpulan informasi yang diatur agar mudah dicari.
Dalam arti umum, basis data adalah sekumpulan data yang diproses dengan
bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan
tepat, yang dapat digambarkan sebagai aktivitas dari satu atau lebih organisasi
yang berelasi (Yenie, 2010).

15
16

MySQL merupakan suatu database yang bekerja dengan menggunakan


SQL (Structure Query Language), yang merupakan standar penggunaan
database di dunia untuk pengolahan data. MySQL merupakan sebuah basis
data yang mengasung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah
baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom (Yenie, 2010).

2.9 Alat Bantu Analisis dan Perancangan Sistem

Unified Modeling Language (UML)


Bahasa pemodelan standar (UML) memiliki sintaks dan semantik. Ketika
kita membuat model menggunakan konsep UML ada aturan-aturan yang harus
diikuti. Bagaimana elemen pada model-model yang kita buat berhubungan satu
dengan lainnya harus mengikuti standar yang ada (Prabowo, 2011 : hal.6).
UML (Unified Modeling Language) merupakan standar bahasa yang
banyak untuk mendefinisikan kebutuhan, membuat analisis dan desain serta
menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. (Rosa dan
Shalahudin, 2013). Menurut Prabowo Pudjo Widodo (2011), terdapat beberapa
jenis diagram dalam bahasa pemodelan UML yaitu sebagai berikut:
a. Diagram Kelas (Class Diagram)
Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas,
antarmuka antar muka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram
ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek.
b. Diagram Paket (Package Diagram)
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas, kelas
merupakan bagian dari diagram komponen.
c. Diagram Use-Case (Use Case Diagram)
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-
aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting
untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang
dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

Tabel 1. Simbol-simbol Use Case Diagram


GAMBAR NAMA KETERANGAN
Menspesifikasikan himpunan
Actor peran yang penggun mainkan
ketika berinteraksi dengan use-
case.
Hubungan dimana perubahan
Despendency yang terjadi pada suatu elemen
mandiri (independent) akan
mempengaruhi elemen yang
bergantung pada elemen yang
tidak mandiri (independent).

16
17

Hubungan dimana objek anak


Generalization (descendent) berbagi perilaku
dan struktur data dari objek
yang ada diatasnya objek induk
(ancestor).

Include Menspesifikasikan bahwa use-


case sumber secara eksplisit.

Menspesifikasikan bahwa use-


Extend case target memperluas
perilaku dari use-case sumber
pada suatu titik yang diberikan.

Apa yang menghubungkan


Association antara objek satu denga objek
lainnya.
Menspesifikasikan paket yang
System menampilkan sistem secara
terbatas.

Deskripsi dari urutan aksi-aksi


yang ditampilkan sistem yang
Use Case menghasilkan suatu hasil yang
terukur bagi suatu aktor.
Interaksi aturan-aturan dan
Collaboration elemen lain yang bekerja sama
untuk menyediakan perilaku
yag lebih besar dari jumlah dan
elemen-elemennya (sinergi).
Elemen fisik yang eksis saat
Note aplikasi dijalankan dan
mencerminkan suatu sumber
daya komputasi.

d. Diagram Interaksi dan Urutan (Sequence Diagram)


Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang
menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

Tabel 2. Simbol-simbol Sequence Diagram

GAMBAR NAMA KETERANGAN


Lifeline Objek entity, antarmuka yang
saling berinteraksi.

Spesifikasi dari komunikasi


Message antar objek yang memuat
informasi-informasi tentang
aktifitas yang terjadi.

17
18

Spesifikasi dari komunikasi


Message antar objek yang memuat
informasi-informasi tentang
aktifitas yang terjadi.

e. Diagram komunikasi (Communication Diagram)


Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi yang
menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta
mengirim pesan.
f. Diagram State chart (State chart Diagram)
Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada
sistem, menurut status (state), transisi, kejadian serta aktivitas. Diagram ini
terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka
(interface), kelas, kolaborasi, dan terutama penting pada pemodelan sistem-
sistem yang reaktif.
g. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)
Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status
yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam
suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi
suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek. Berikut
ini merupakan simbol activity diagram. Simbol-simbol yang digunakan dalam
membuat sebuah activity diagram, yaitu:

Tabel 3. Simbol-simbol Activity Diagram


SIMBOL KETERANGAN
Solid Circle yaitu tiitk awal yang menandai
dimulainya sebuah aktifitas.

Bull’s-eye yaitu titik akhir yang menandai akhir


dari sebuah aktifitas,

Diamond yaitu pengambilan keputusan dari


beberapa kondisi.

Rounded Recatngle yaitu state aksi yang


mengeksekusi sebuah aksi.

Continuous Line yaitu transisi dari suatu state ke


state lain.

Document yaitu simbol yang mewakili sumber


dokumen atau laporan.

Table yaitu file komputer dari data yang dapat


dibaca atau disimpan selama proses bisnis.

18
19

h. Diagram Komponen (Component Diagram)


Bersifat dinamis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta ke
bergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah
ada sebelumnya. Diagram ini berhubungan dengan diagram kelas dimana
komponen secara tipikal dipetakan ke dalam satu atau lebih kelas-kelas,
antarmuka-antarmuka serta kolaborasi-kolaborasi.
i. Diagram Deployment (Deployment Diagram)
Bersifat dinamis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi
dijalankan (run-time). Diagram Deployment berhubungan erat dengan
diagram komponen dimana diagram ini memuat satu atau lebih komponen-
komponen. Diagram ini sangat berguna saat aplikasi dijalankan pada banyak
mesin (distributed computing).

2.10 Kerangka Pemikiran

Analisis Desain

Sistem Informasi Desa

Product Scrum
Tim Pengembangan Scrum
Owner Master

Product Sprint Sprint Sprint Daily Sprint


Backlog Backlog Planning Execution Scrum Retrospective

Hasil Penelitian

Gambar 7. Kerangka Pemikiran


19
20

Scrum adalah sebuah kerangka kerja untuk mengatur dan mengelola


pekerjaan. Kerangka Scrum didasarkan pada seperangkat nilai-nilai, prinsip-
prinsip, dan praktik yang memberikan dasar yang organisasi yang akan
menambahkan pelaksanaan untuk mewujudkan praktik Scrum. Scrum
menggunakan pendekatan bertahap (incremental) dan berkala (iterative) untuk
meningkatkan prediktabilitas dan pengendalian risiko (Rubin, 2013, p 13).
Scrum dibangun di atas teori proses kontrol empiris atau bisa disebut
empirisme. Empirisme menyatakan bahwa pengetahuan datang dari
pengalaman dan pengambilan keputusan didasari oleh apa yang telah diketahui
hingga saat ini. Scrum menggunakan pendekatan yang bertahap dan
berkelanjutan untuk mengoptimalkan kemampuan prediksi dan mengendalikan
risiko. Tiga pilar yang memperkokoh setiap implementasi dari proses kontrol
empiris adalah: transparansi, inspeksi dan adaptasi (Ken Schwaber 2013).
Dalam Metode Scrum ada tiga peran tertentu antara lain:
Product Owner
Adalah seseorang yang memahami nilai produk yang akan dibangun dan
memaksimalkan nya dalam kerja dengan development team. Product
owner menjelaskan visi produk kepada development team, mengapa produk ini
dibuat dan apa nilai yang diberikan dari produk tersebut. Product
owner mewakili stakeholders atau klien, menyusun apa yang sebenarnya
diinginkan dan dibutuhkan oleh mereka dalam bentuk requirement.
Requirement tersebut selanjutnya direpresentasikan dalam PBI (Product
Backlog Item). Melalui pengelolaan PBI inilah, product owner akan menyusun
prioritas pengembangan berdasarkan nilai bisnis dan berkolaborasi secara aktif
dengan development team dalam mengembangkan produk.
Tim Pengembangan Scrum
Terdiri dari para professional yang bekerja bersama–sama untuk
menghasilkan produk. Semua orang pada proyek bekerja sama, saling
membantu, dan berbagi rasa dalam kebersamaan. Tidak seperti tim
pembangunan tradisional, tidak ada peran yang berbeda seperti programmer,
desainer, atau tester. Semua orang bekerja sama dan saling melengkapi. Tim
Scrum memiliki rencana untuk setiap sprint; mereka mengantisipasi berapa
banyak pekerjaan yang dapat mereka selesaikan dalam setiap iterasi.
Scrum Master
Merupakan seseorang yang membantu tim membangun produk dalam
proses Scrum. Scrum Master memastikan praktik, nilai, dan aturan dalam
Scrum diterapkan secara tepat. Lebih lanjut lagi, Scrum Master membantu
memfasilitasi keputusan development team yang self-organizing dan menghapus

20
21

hambatan-hambatan yang dihadapi oleh development team. Untuk organisasi,


Scrum Master membantu organisasi memahami Scrum dan membuat
perubahan-perubahan yang mendukung proses Scrum.
Dalam Metode Scrum terdapat langkah-langkah dalam proses Metode
Scrum Sebagai berikut:
Product Backlog
Merupakan sebuah daftar requirement, beserta skala prioritas, dan
estimasi waktu yang diperlukan untuk penyelesaian/implementasi. Estimasi
waktu biasanya dalam satuan hari, dan biasanya tersusun mulai dari prioritas
tertinggi. Dimana prioritas tertinggi ditentukan berdasarkan hal yang dinilai
krusial atau penting dengan sistem yang akan dibangun. Daftar ini dapat secara
dinamis berubah, bergantung pada bisnis rule dan teknologi yang digunakan.
Sprint Backlog
Adalah sekumpulan task yang akan dikerjakan oleh scrum team pada
setiap sprint. Sprint Backlog dibuat berdasarkan Product Backlog. Dan
biasanya lebih detail daripada Product Backlog. Sprint Backlog ini lah yang
sebenarnya lebih dicek pada Daily Scrum untuk dikonfontir dengan Product
Backlog yang bersangkutan.
Sprint Planning
Dilakukan untuk mendeskripsikan fitur-fitur yang diinginkan berikut
skala prioritasnya. Setelah itu tim akan menentukan fitur mana saja yang akan
dipenuhi dan fitur mana yang tidak. Di sinilah ditentukan goal dari system ,
untuk kemudian tim akan mempersiapkan daftar Product Backlog yang akan
dijadikan acuan.
Sprint Execution
Sprint Execution terjadi setelah selesai perencanaan sprint yang dipandu
oleh Scrum Master, tim melakukan semua pekerjaan sesuai dengan hasil yang
telah dirancang di dalam tahap sprint planning.
Daily Scrum
Daily Scrum adalah acara untuk Development Team yang memiliki
batasan waktu 15 menit. Acara ini dilakukan setiap hari selama Sprint
berlangsung. Di acara ini, Development Team membuat rencana kerja untuk 24
jam ke depan. Acara ini mengoptimalkan kolaborasi dan performa dari tim
dengan melakukan inspeksi pada pekerjaan yang dilakukan semenjak Daily
Scrum sebelumnya dan melakukan prakiraan terhadap pekerjaan selanjutnya
di dalam Sprint.

21
22

Sprint Retrospective
Adalah untuk mendiskusikan dan menyimpulkan hasil dari Sprint yang
baru saja dilakukan. Selain itu rapat ini juga dilakukan untuk membicarakan
hal-hal yang dapat membuat Sprint berikutnya lebih efektif dan menyenangkan
bagi seluruh anggota tim. Sprint Review digunakan untuk melihat
perkembangan system yang dibangun, sedangkan Spring retrospectives
digunakan untuk melihat perkembangan tim yang membangun system. Semua
hal yang mempengaruhi bagaimana tim mengembangkan system dapat
dibicarakan, seperti : factor komunikasi, environment, tools, dll. Sprint
Retrospectives merupakan satu tool yang sangat penting untuk membuat tim
semakin berkembang seiring pengembangan system.
Setelah tahapan-tahapan di jalankan dalam penelitian sistem informasi
desa berbasis website dengan pendekatan Metode Scrum ini maka akan di
dapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan yang di harapkan penulis dalam
penelitian ini.

22
23

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang,
Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Desa Bungku dipilih menjadi objek
penelitian karena Desa Bungku belum menerapkan sistem informasi berbasis
website sehingga layanan informasi tentang Desa Bungku yang ada masih
diproses secara manual tidak melalui sistem, dilakukanlah analisis dan
perancangan sistem informasi desa berbasis website dengan pendekatan metode
scrum pada penelitian ini. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni sampai
dengan bulan Agustus 2019.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian


Adapun bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian, adalah
sebagai berikut :

Bahan Penelitian
Pada penelitian yang akan dilakukan ini, terdapat beberapa bahan yang
diperlukan yaitu:
a. Profil Desa
b. Data–data informasi Desa
c. Dan data-data pendukung lainnya.

Alat Penelitian
Alat yang dibutuhkan untuk penelitian adalah sebagai berikut:
a. Perangkat Keras
Komputer atau Laptop dengan spesifikasi RAM minimal 1 GB GHz CPU
dan 4 GB tempat penyimpanan data computer dan beberapa perangkat keras
pendukung lainnya.
b. Perangkat Lunak
Sistem operasi Windows/Linux/Mac Os.
Web browser Chrome/Opera/Safari/Mozilla Firefox. Database Server
(MySQL/PostgreSQL/Oracle Database) Adobe Photoshop CS6, Sublime Text Dan
aplikasi-aplikasi yang lain guna untuk mendukung kegiatan.

23
24

3.3 Model Penelitian


Penelitian ini memiliki Model penelitian dengan menggunakan metode
scrum dalam pengembangan sistem. Adapun Model Penelitiannya adalah seperti
dibawah ini:

Studi Pustaka

Wawancara Observasi Dokumentasi

Tahap Analisis
Sistem

Diagram UML

Tahap Perancangan
Sistem

Sprint 1 Sprint 2 Sprint 3 Sprint 4 Sprint 5

Hasil Penelitian

Gambar 8. Model Penelitian

3.4 Metode Pengumpulan Data


Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data untuk lebih mengetahui
mengenai permasalahan yang diteliti, Dalam hal ini objek penelitian berada
pada Desa Bungku. Adapun tahapan dalam melakukan penelitian ini adalah:

Studi Pustaka (Library Research)


Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan membaca dan
mempelajari buku dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini, data
yang diperoleh dari penelitian sebelumnya dan dari berbagai sumber di internet

24
25

yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian


ini.

Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontribusikan makna dalam
suatu topik tertentu (Sugiyono 2013: hal.231).
Pada metode wawancara ini dilakukan peninjauan dan penelitian
langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang
dibutuhkan. Wawancara ini akan dilakukan pada Pemerintahan Desa Bungku.

Observasi
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis
(Suharsimi 2009: 30).
Pada metode Observasi ini dilakukan penelitian langsung di lapangan
untuk memperoleh dan mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan
dalam sistem informasi desa. Observasi ini akan dilakukan pada pihak
Pemerintahan Desa Bungku.

Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013: hal. 240) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life stories), criteria, biografi,
peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa,
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film, dan lain. Studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Pada metode Dokumentasi ini dilakukan pengumpulan dokumen-
dokumen infomasi yang berhubungan dengan desa baik profil desa, kegiatan
desa, program desa, struktur desa dan potensi desa.

25
26

3.5 Tahap Analisis Sistem


Proses analisis dilakukan terhadap pengumpulan data untuk
mendapatkan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dibangun, maka yang
akan dilakukan oleh peneliti yaitu:
a. Menggunakan Metode Scrum
Pada penelitian ini, digunakan metodologi pengembangan sistem scrum
dengan rincian fase ada 5 yaitu Komunikasi, Perencanaan, Pemodelan,
Konstruksi, dan Hasil Penelitian.
b. Analisis sistem yang sedang berjalan
Analisis sistem yang dilakukan yaitu Analisis sistem yang saat ini berjalan
untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul pada
sistem yang sedang berjalan
c. Analisis Sistem Usulan
Saat melakukan tahap analisis sistem yang digunakan saat ini, secara tidak
langsung akan terlihat kelemahan yang ada pada sistem tersebut, sehingga
pada saat itu juga bisa dilakukan analisis kebutuhan sistem, yang bertujuan
untuk mengidentifikasikan apa saja yang masih kurang dari sistem tersebut
untuk kemudian dilakukan langkah-langkah pengembangan ke depannya
seperti dengan membuat sebuah sistem yang disediakan.

3.6 Tahap Perancangan Sistem


Dalam tahap perancangan dan pengembangan sistem ini yang dilakukan
oleh peneliti menggunakan metode scrum yang dibagi menjadi beberapa sprint,
dalam penelitian akan dilakukan delapan kali tahapan sprint. Di dalam tahapan
sprint, di dalamnya sudah dilakukan 5 rincian fase metode pengembangan
cepat yaitu komunikasi, perencanaan, pemodelan, konstruksi dan Hasil
Penelitian dilakukan dalam satu kali sprint. Dan target setiap sprint yaitu
berjalan selama dua hingga 4 minggu.
Dalam merancang sistem menggunakan metode scrum, sebelum
melakukan sprint, dilakukan tahapan penyusunan product backlog terlebih
dahulu yang konten nya merupakan item-item / modul-modul yang dibutuhkan
sistem. Dalam penelitian ini terdapat beberapa modul yang akan diproses dalam
tiap sprint yaitu: modul profil desa, modul potensi desa, modul program desa,
modul struktur desa dan modul informasi desa.
Setelah tahapan penentuan product backlog dilakukan, dilakukan
tahapan Sprint. Dalam penelitian ini dilakukan 5 Sprint dalam menyelesaikan
sistem informasi desa dan potensi desa, berikut penjelasan dari masing-masing
Sprint dalam penelitian ini:

26
27

Sprint 1
Dalam sprint ini dilakukan proses pembuatan modul profil desa dan
menghasilkan modul profil desa. Dalam sprint ini, jangka waktu yang
dilaksanakan yaitu selama satu minggu.
Sprint 2
Dalam sprint ini dilakukan proses pembuatan modul potensi desa dan
menghasilkan modul potensi desa. Dalam sprint ini, jangka waktu yang
dilaksanakan yaitu selama satu minggu.
Sprint 3
Dalam sprint ini dilakukan proses pembuatan modul program-program desa
dan struktur desa. Dalam sprint ini, jangka waktu yang dilaksanakan yaitu
selama satu minggu.
Sprint 4
Dalam sprint ini dilakukan proses pembuatan modul informasi desa. Dalam
sprint ini jangka waktu yang dilaksanakan yaitu selama satu minggu.
Sprint 5
Dalam sprint ini dilakukan testing keseluruhan untuk sistem yang telah dibuat
dengan modul yang sudah lengkap. Dalam sprint ini, jangka waktu yang
dilaksanakan yaitu selama dua minggu.

3.7 Analisis Sistem Berjalan


Analisis sistem memiliki tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi di
dalam sistem yang sedang berjalan, mengubah sasaran sistem yang sedang
berjalan, merancang sistem untuk melakukan perbaikan.
Prosedur dalam mendapatkan informasi tentang pemerintahan desa
yang sedang berjalan di Desa Bungku.
Masyarakat Kantor Desa Bungku

Mencari Informasi di
Mulai
kantor desa

Mencari Informasi di
Informasi
kantor desa

Informasi

Selesai

Gambar 9. Sistem Sedang Berjalan

27
28

adapun penjelasan proses sistem berjalan sebagai berikut:


a. penduduk mendatangi kantor desa untuk mendapatkan informasi yang di
butuhkan.
b. pihak pemerintah desa mengumpulkan pertanyaan informasi dari pihak
penduduk.
c. pihak pemerintah desa mencari informasi yang di butuhkan pihak penduduk
di berkas-berkas informasi desa.
d. pihak pemerintah desa menyerahkan informasi yang di butuhkan oleh pihak
penduduk desa.

3.8 Analisis Sistem Usulan


kelemahan pada sistem berjalan sistem informasi desa masih
konvensional dimana penduduk ingin mendapatkan informasi tentang desa
harus datang ke kantor desa memiliki jarak yang jauh hanya untuk
mendapatkan informasi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
merancang sistem informasi desa berbasis website, yang di dalamnya pihak
pemerintah desa dapat mengelola informasi dan dokumentasi tentang
pemerintahan desa bungku.

Masyarakat Website Desa Bungku

Mulai Mencari Informasi

Akses Website

Sistem Informasi Desa Bungku


Informasi

Mencari Informasi

Informasi

Selesai

Gambar 10. Sistem Usulan


28
29

Dalam gambar sistem usulan menampilkan mengenai sistem usulan


sistem informasi desa berbasis website sebagai berikut:
a. pihak penduduk dapat mengakses situs website pemerintah desa dimana
pun dan kapan pun untuk mendapatkan informasi tanpa perlu datang ke
kantor desa.
b. pihak admin pemerintah desa dapat mengelola website pemerintah desa
dengan menyediakan informasi dan dokumentasi tentang pemerintah desa
bungku.

29
30

DAFTAR PUSTAKA

Anggitama, D. R., Tolle, H., & Az-zahra, H. M. (2018). Evaluasi Dan Perancangan
User Interface Untuk Meningkatkan User Experience Menggunakan Metode
Human Centered Design Dan Heuristic Evaluation Pada Aplikasi EzyPay.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer (J-PTIIK)
Universitas Brawijaya, 2(12), 6152–6159.
Azdy, R. A., & SN, A. (2012). Implementasi Scrum Pada Pengembangan Software
Terdistribusi. Seminar Nasional Informatika, 2012(semnasIF), 32–37.
Badri, M. (2016). INFORMASI DAN KOMUNIKASI ( Studi pada Gerakan Desa
Membangun ). Jurnal Risalah, 27(2), 62–73.
Beynon-Davies, P., & Beynon-Davies, P. (2016). Data Flow Diagramming.
Information Systems Development, 155–168. https://doi.org/10.1007/978-
1-349-14931-5_17
Dewi, M. A., & Andriani, R. (2017). Perancangan Sistem Monitoring Inventory
Control Cleaning Equipment Dan Chemical Pada Pt Explore Global
Solution. ULTIMA InfoSys, VIII(2), 112–117.
Hartono, H. (2014). Pengertian website dan fungsinya. Ilmu Teknolodi Informasi,
2. Retrieved from http://ilmuti.org/wp-
content/uploads/2014/03/HamzahHartono_Pengertian_WEBSITE_Dan_Fu
ngsinya.pdf
Hartono, Utomo, D., & Mulyanto, E. (2010). Electronic Government
Pemberdayaan Pemerintahan Dan Potensi Desa Berbasis Web. Jurnal
Teknologi Informasi, 6(April), 9–21.
Herpendi. (2017). Sistem Informasi Desa di Kecamatan Takisung. Jurnal Sains
Dan Teknologi, 3(2), 76–82. https://doi.org/10.1038/nchembio882
Ii, B. A. B. (2007). Peranan Kepala Desa..., Umi Fazariah, FKIP UMP, 2014. 7–20.
Iriani, D. P. dan S. (2013). Sistem Informasi Data Penduduk Pada Desa
Bogoharjo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. IJNS - Indonesian
Journal on Networking and Security, 2(4), 55–61.
https://doi.org/10.1123/IJNS.V2I4.181
Kasus, S., Mulya, T., Kecamatan, S., Agung, G., Tulang, K., & Barat, B. (2018).
PASCA PEMEKARAN DESA CITA HUDANIARTI PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN.
Latif, F., Pratama, A. W., Administrasi, P., Terapan, B., & Batam, P. N. (2015).
Perancangan sistem informasi manajemen arsip elektronik (e-arsip)
berbasis microsoft access pada pt. hi-test. Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Arsip Elektronik (e-Arsip) Berbasis Microsoft Access Pada Pt. Hi-
Test.
Lukas S Musianto. (2002). Perbedaan pendekatan kuantitatif dengan
pendekatan kualitatif dalam metode penelitian. Jurnal Management Dan
Kewirausahaan, 4, 123–137.
Mansur, M., & Kasmawi, K. (2017). Pengembangan Sistem Database Terpadu
Berbasis Web Untuk Penyediaan Layanan Informasi Website Desa. Jurnal
Teknologi Dan Sistem Informasi, 3(1), 73.
https://doi.org/10.25077/teknosi.v3i1.2017.73-82
Melinda, M., Borman, R. I., & Susanto, E. R. (2017). Rancang Bangun Sistem
Informasi Publik Berbasis Web (Studi Kasus : Desa Durian Kecamatan
Padang Cermin Kabupaten Pesawaran). Jurnal Tekno Kompak, 11(1), 1–4.
Mintari, M. A. (n.d.). Rancang bangun sistem informasi desa pada kantor desa
semare kecamatan berbek kabupaten nganjuk.
Muzid., S., & Latifah., N. (2015). PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN
INFORMASI DESA (SiLISA) TERINTEGRASI BERBASIS SMS GATEWAY.
Prosiding SNATIF, 2(2010), 407–412.
Noviyanto, F., Setiyadi, T., & Wahyuningsih, I. (2014). JURNAL INFORMATIKA
Vol. 8, No. 1, Januari 2014. Implementasi Sikades (Sistem Informasi

30
31

Kependudukan Desa) Untuk Kemudahan Layanan Administrasi Desa


Berbasis Web Mobile, 8(1), 858–869.
https://doi.org/10.26555/JIFO.V8I1.A2084
Pangaribuan, A. M. C., & Umum, P. (1990). Metode Pengembangan Perangkat
Lunak , Scrum. 1–8.
Paryanta, Sutariyani, & Susilowati, D. (2017). Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan Berbasis Web Desa Sawahan. IJSE - Indonesian Journal on
Software Engineering, 3(2), 77–81. Retrieved from
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ijse/article/download/2980/
1929
Purwati, N., & Kurniawan, H. (2015). Studi Pengembangan Prototype Knowledge
Management Pada Pengecekan Judul Tugas Akhir atau Skripsi Fakultas
Ilmu Komputer IBI Darmajaya. Konferensi Nasional Sistem & Informatika,
2015.
Puryanto. (2013). Pembangunan Website Pada Desa Nangsri. Seminar Riset
Unggulan, 2(1), 64–68.
Putra, E. (2018). Implementasi Sistem Informasi Pengolahan Data Kependudukan
Berbasis Web Pada Kantor Kepala Desa. 5(1), 14–17.
Rini, E. M., Panduardi, F., & Romansah, F. (2016). Rancang Bangun Sistem
Informasi Pelayanan Desa Tamansari Kecamatan Licin Banyuwangi
Berbasis Web. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Multimedia 2016
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016, 145–150.
Rizaldi, T. (2017). Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pengembangan
Sistem Pembayaran Elektronik Pada Usaha Mikro Kecil Menengah. Cerebral
Cortex (New York, N.Y. : 1991), 27(1), 485–495.
https://doi.org/10.1093/cercor/bhv243
Rusdiana, H.A. , DR., M. (2014). istem Informasi Manajemen. 377.
Salah, M., & Syarat, S. (2017). Prototipe Aplikasi Informasi Pariwisata Nusa
Disusun : Yunita Regina Reku the Prototype of Application Tourism
Information East Nusa Tenggara Web-Based Yunita Regina Reku.
Seno. (2014). Sistem Informasi Geografi Lokasi Oleh-Oleh Kota Semarang. 13.
Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/209551-
sistem-informasi-geografi-lokasi-oleh-a.pdf
Septiani Rosana, A. (2010). Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Industri Media di Indonesia. Gema Eksos, 5(2), 144–156. Retrieved from
https://www.neliti.com/id/publications/218225/kemajuan-teknologi-
informasi-dan-komunikasi-dalam-industri-media-di-indonesia
Setiawan Arif, D. I. (2017). Implementation Of E-Government As An Effort To
Increase Village Potential In Sukoharjo. Processding KMSI, (09), 74–79.
Sulistyowat, R., & Febriantoro, D. D. (2012). Perancangan Prototype Sistem
Kontrol Dan Monitoring Pembatas Daya Listrik Berbasis Mikrokontroler.
Jurnal IPTEK Vol 16 No.1 Mei 2012, 16(1), 10–21. Retrieved from
http://jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/4.-RINY-FINAL-hal-
24-32.pdf
Sulistyowati, F. (2013). Partisipasi Warga terhadap Sistem Informasi Desa.
Jurnal Komunikasi ASPIKOM, 2(1), 579–588. Retrieved from
http://jurnalaspikom.org/index.php/aspikom/article/view/34
Suprihatin, O. E., & Kunci, K. (2013). Sistem Informasi Pendataan Penduduk
Tingkat Desa Di Balai Desa Kalirejo Bagelen Menggunakan Framework
Codeignitier. Jurnal Teknik Informatika STMIK EL RAHMA Yogyakarta, 2.
Syahrial, S. (2016). Koperasi Berbasis Web Pada Koperasi Unit Desa. Koperasi
Berbasis Web Pada Koperasi Unit Desa, 1(1), 80–94.
United Nations Staff, & Kwack, S. Y. (2018). The Prototype Model. African
Development Prospects, 137–162.
https://doi.org/10.4324/9781315826523-9

31
32

Wati, Y. K., Ratna, I., & Astutik, I. (2017). Sistem Informasi Efiling Dokumen
Desa Berbasis Web Studi Kasus Desa Bangun-Pungging. Justit Umj, 8.
Wiratama, Y. (2014). Pengertian Website. Pengertian Web, 16(2), 6–20.

32

Anda mungkin juga menyukai