PROPOSAL
1
2
PROPOSAL
Oleh :
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi
BAB I
PENDAHULUAN
pemanfaatan teknologi informasi dapat ditemukan pada berbagai bidang, salah satunya
administrasi pelayanan kesehatan. Oleh karena itu pencatatan dan pelaporan kegiatan
pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik dalam suatu sistem informasi
kesehatan.(2)
Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan
serta pembangunan berwawasan kesehatan. Dewasa ini, sistem informasi yang ada di
Indonesia dimana salah satu bentuknya adalah Sistem Informasi Manajamen Puskesmas
(SIMPUS).(3)
Sumatera Utara, SIMPUS mulai diterapkan sejak tahun 2014 di Puskesmas Teladan
informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk
6
menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses
yaitu memiliki kesamaan dalam hal format laporannya. SIMPUS merupakan output
diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien
kesehatan yang lintas sektor. Seiring dengan adanya era desentralisasi, berbagai sistem
peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 44 tahun 2016 tentang pedoman
pelaksanaan, (3) pengawasan, pengendalian dan penilaian kerja dan (4) dukungan dinas
menjadi pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan dan monitoring
otonomi daerah menegaskan, bahwa sasaran pengembangan SIKNAS pada akhir tahun
2009 adalah telah tersedia dan dimanfaatkannya data dan informasi kesehatan yang
akurat, tepat, dan cepat dalam pengambilan keputusan atau kebijakan bidang kesehatan
7
DKI Jakarta Nomor 7719/2004 tanggal 23 juli 2004, dalam menyelenggarakan SIK
internet.
penggunaan kebijakan manajemen data puskesmas dari setiap instansi yang ada
didaerah dan pusat. Manajemen data yang berhubungan dengan kesehatan didaerah
semuanya terpusat pada Dinas Kesehatan Provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi) dan
kemudian akan dilanjutkan ke pusat dalam hal ini adalah Pusat Data danInformasi
(Pusdatin). Manajemen data yang buruk akan mengakibatkan kesulitan pihak Pusdatin
dalam menyatukan seluruh data yang ada disetiap Dinas Kesehatan Provinsi.
yang berasal dari pelayanan luar gedung seperti puskesmas pembantu dan puskesmas
keliling masih dengan cara manual yaitu dengan bantuan buku register. Selain itu dalam
sebagai pelaksanaan harian SIMPUS, SOP yang belum dibakukan, dan sarana
menerus.(5)
Puskesmas dapat dinilai berdasarkan kinerja dari para karyawan . Prosedur waktu
pengumpulan data yang dilakukan dari Puskesmas sampai kepada Dinas Kesehatan
Provinsi yaitu di setiap bulan, pada tanggal 1-5 Puskesmas mengumpulkan data
Kota Padangsidimpuan, puskesmas ini memiliki wilayah kerja paling luas di kota
informasi yaitu teknologi komputer yang tersedia berjumlah dua buah dengan
mencukupi karena sudah mulai banyak pencatatan dan pelaporan berbagai data yang
Puskesmas tersebut. Kualitas jaringan internet pada Puskesmas juga sering mengalami
gangguan konektivitas sehingga proses pengolahan data menjadi terhambat. Selain itu
ada beberapa staf yang memiliki pekerjaan lain diluar tugas pokoknya. Hal ini yang
Kesehatan.
Dilihat dari segi sumber daya manusia, banyak staf Puskesmas yang belum
secara belajar mandiri. Adapun petugas yang menangani masalah SP2TP disetiap
kesehatan yang akan diinput oleh petugas SP2TP. Kondisi tersebut dapat menjadi
masalah untuk menentukan siapa yang bertanggungjawab dalam pengolahan dan data
tahun 2019”.
informasi kesehatan ini masih ada masalah yang harus dihadapi antara lain
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor Yang
b. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai sumber referensi dan
Puskesmas Hutaimbaru.
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan oleh setiap pemegang program dan bidan desa, data sebagian
sudah menggunakan computer namun ada juga yang tulis tangan. Sebagian
besar Puskesmas belum ada sumber daya manusia (SDM) di bidang SIK
keterlambatan.
sebanyak 52,8% dan yang kinerjanya tidak baik sebanyak 47,2%. Hasil
12
13
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun
kinerja klinis, ada pengaruh sikap terhadap kinerja klinis, ada pengaruh
kinerja klinis.
Proses SIK berjalan manual, kinerja SIK secara kualitas hanya dapat
Kabupaten hanya perlu diuji cobakan terlebih dahulu jika ingin diterapkan
Kesehatan jika akan dikembangkan untuk masa yang akan dating perlu
2.2. Puskesmas
2.2.1. Pengertian
Selain itu, Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang menjadi andalan atau tolak
ukur dari pembangunan kesehatan, sarana peran serta masyarakat, dan pusat
pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu wilayah. Fungsi puskesmas dalam
Puskesmas meliputi:
a. Paradigma sehat
b. Pertanggungjawaban wilayah
c. Kemandirian Masyarakat
d. Pemerataan
lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
2.2.3. Tugas
lebih sehat. Dalam hal ini, puskesmas memiliki fungsi sebagai lembaga yang
2.2.4. Fungsi
2.2.5. Wewenang
penyakit.(7)
pengunjung.
pelayanan kesehatan.
rujukan.(7)
bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Pada Sistem
Kriteria dari Sistem Informasi antara lain yaitu fleksibel, efektif dan efisien.
Komponen yang terkait dalam Sistem Informasi dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Teknologi
Model Pengendalian
bila salah maka hasilnya merupakan informasi yang salah juga. Informasi yang
canggih seperti angka statistik yang rumit, tidak ada gunanya bila pemakai tidak
disebut dengan 4M yakni manusia (man), uang (money), sarana (material) dan
sehingga dapat dihasilkan produk informasi yang diperlukan bagi para pemakai
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilaksanakan sesuai dengan jenis data, objek dan sumber
data serta persiapan pengumpulan data. Cara memperoleh data ialah bisa
2. Pengolahan Data
Penyajian data dan informasi dilakukan baik secara visual mapupun dalam
4. Penataan dokumentasi
Pendokumentasian dapat dilakukan dengan cara yang lama (file) dan cara
informasi.(12)
Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi harus
akurat (accurate), tepat waktu (timelines) dan relevan (relevance) dan nilai
informasi didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, salah satunya adalah luas dan
mutakhir, akurat, dapat dipercaya dan disimpan sedemikian rupa sehingga mudah
apabila diperlukan.(13)
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan
Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan sistem informasi lain yang terkait.(14)
c. Data Source atau Sumber data dapat dibagi ke dalam dua kategori,
dasar lain.
kesehatan. Selain itu beberapa aspek penting dalam informasi kesehatan adalah
memadukan pengumpulan data melalui cara rutin dan non rutin. Aspek
melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a. Mencatat dan mengumpulkan data, baik kegiatan dalam gedung maupun luar
gedung.
b. Mengolah data.
1. Sistem Informasi Rumah Sakit, sistem ini merupakan sistem yang mampu
di luar rumah sakit. Sistem informasi ini meliputi : sistem rekam medis
pada fungsi dukung operasional dan medis di ruang lingkup rumah sakit.
terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis dilingkup rumah sakit,
3. Sistem Informasi Klinis, pada sistem ini tidak hanya membantu dokter dalam
teknologi pada era teknologi informasi yang semakin lebih dekat ke arah mobilitas
yaitu:
25
masalah.
Sistem Informasi Kesehatan secara remote maupun secara lokal baik dari sisi
a. Pemberdayaan
kesesuaian antara peran kerja dan kepercayaan diri dalam kemampuan individu untuk
melakukan pekerjaan dengan baik dan mendorong karyawan untuk melakukan upaya
lebih atas nama organisasi dan lebih berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
oleh perusahaan dan industri perhotelan yang disebabkan oleh rendahnya kebijakan
26
Greasley et al. (2004) mengidentifikasi dua aspek pemberdaayaan yang terdiri dari
kognitif.
b. Peningkatan kualitas
mendukung sistem tersebut. Sumber daya SIK termasuk dalam kategori ”ada tapi
Utara belum optimal. Hal ini disebabkan rendahnya apresiasi akan pentingnya
informasi sehingga sumber daya manusia yang ditugaskan untuk SIK belum
ayat (2) disebutkan bahwa sumber daya manusia yang mengelola SIK harus
dengan baik.
Kuantitas sumber daya manusia SIK juga belum optimal, masih ada
kabupaten/kota yang petugasnya sangat kurang bahkan beberapa dari mereka juga
petugas SIK yang fulltime dan tingkat mutasi yang cepat juga menambah masalah
yang ada.
meliputi komputer, printer, dan atk. Namun untuk komputer, tidak terdistribusi
secara merata karena tidak semua puskesmas terdapat komputer. Di akui di Dinas
Kesehatan SIK memang masih terbatas. Juga ada maslaah listrik, tidak
d. Reward
apabila sistem reward semakin adil, yaitu adanya gaji dan bonus, kesejahteraan,
baik secara kualitas, kuantitas, memiliki ketepatan waktu, efektivitas dan memiliki
kemandirian. Hal ini terjadi karena reward merupakan penghargaan yang menjadi
harapan setiap manusia dalam bekerja, meskipun dapat saja berbeda pada setiap
pengharapan yang dibebani konskuensi (reward atau punishment) (Dharma 1991: 17)
dalam Koencoro (2012) . Reward menjadi harapan setiap manusia dalam bekerja,
meskipun dapat saja berbeda pada setiap kelompok kerja diperusahaan. Reward yang
akan dibahas dalam penelitian ini merupakan pemberian reward secara umum yang
e. Punishment
hukuman sedang, hukuman berat dan diberikan sesuai dengan kesalahan yang
dilakukan, maka kinerja karyawan akan semakin meningkat, yaitu karyawan mampu
waktu, efektivitas dan memiliki kemandirian. Hal ini terjadi karena punishment
pelanggar.
menyenangkan atau tidak diinginkan sebagai hasil dari dilakukannya perilaku tertentu
(Invancevich 2006: 186). Jika reward merupakan bentuk reinforcement yang positif
maka punishment merupakan bentuk reinforcement yang negatif. Oleh karena itu
punishment yang diberikan harus bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan
mendidik kearah yang lebih baik. Pemberian reward dan punishment yang baik dan
f. Monitoring
penelitian Samra, R., dkk. (2016), bahwa terdapat beberapa strategi monitoring
dengan kebutuhan.
pelaksanaan upaya keselamatan pasien telah sesuai dengan standar dan kriteria
yang dipilih dan digunakan guna memudahkan dalam proses pemantauan dan
Oleh karena itu, sebagai bentuk strategi monitoring terhadap upaya keselamatan
mekanisme akreditasi.
30
saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya
keputusan yang berguna dan mempunyai nilai yang yang dapat dirasakan
akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung
berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai
tujuan.(17)
melalui manajemen yang lebih baik di semua lini pelayanan kesehatan. Di dalam
tersebut. Bentuk sederhana suatu sistem adalah masukan, proses dan keluaran.(10)
informasi kesehatan ditentukan oleh 3 (tiga) hal, yaitu akurasi, ketepatan waktu
dokumentasi.(17)
Puskesmas (SP2TP), survei lapangan, laporan lintas sektor dan laporan sarana
kesehatan swasta.(15)
serta diolah agar menghasilkan informasi yang lebih akurat dan dapat diakses
1. Belum adanya kevalidan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil dan lain-
Kesehatan Kabupaten/Kota.
32
3. Memasuki era otonomi daerah mutlak diperlukan informasi yang tepat, akurat
dan up to date berkenaan dengan data orang sakit, ketersedian obat, jumlah ibu
(hardware) maupun dari segi sumber daya manusia yang akan mengggunakan
Puskesmas)
14. Modul Kegiatan Luar Gedung / UKM (Posyandu Lansia, Posyandu anak,
Imunisasi, Sanitasi Lingkungan, Pelayanan Gizi, P2P, Kesga, Promkes dan lain-
lain (15)
a. Tata tampilan gambar view tab yang menarik (berbasis GUI / Graphical User
b. Fasilitas input data kegiatan pelayanan Puskesmas baik dalam maupun luar
c. Fasilitas pencarian pasien, cetak buku pasien, paper pasien dan kartu pasien,
cetak surat keterangan (sakit, sehat dan kematian), cetak surat rujukan RS
d. Fasilitas pencarian pasien secara cepat, fasilitas untuk mencari data pasien
agar registrasi pasien bisa dilakukan dengan cepat (kurang dari 1 menit)
34
e. Fasilitas view dan cetak rekam medik pasien, diagnosis (dx) penyakit sudah
menggunakan ICD X
g. Database obat lengkap (bisa ditambahkan sendiri) baik obat dari Dinas
maupun swadaya
h. Fasilitas pembuatan resep obat bisa dalam bentuk puyer, fasilitas perhitungan
grafik dan peta visual (contoh: Peta Penyebaran Penyakit dan Grafik
Pemantauan Kasus)
flashdisk)
1. Pendataan awal berbagai masalah baik dari segi perangkat keras ataupun
Kesehatan. Adapun tim untuk tingkat Puskesmas dapat terdiri dari seorang
untuk tingkat Dinas Kesehatan, mungkin diperlukan satu tim khusus untuk
data kesehatan.
Dinas Kesehatan. Data-data dasar itu antara lain : data Puskesmas, data
diagnosis, dan beberapa data-data dasar lainnya. Data-data ini nantinya akan
kode.
4. Sosialisasi data-data dasar, hal ini perlu dilakukan ke semua staf dan petugas
dipakai.
perlu minimal 2 (dua) orang dari tiap Puskesmas yang harus diberi pelatihan
6. Uji coba implementasi SIMPUS. Hal ini dibutuhkan untuk menguji semua
staf dalam pengisian lembar registrasi pasien dan juga untuk mengasah
hambatan. Ada beberapa isu aktual terkait dengan integrasi data, yaitu :
1. Data
Data yang tersedia belum terintegrasi dan sulit memperoleh data yang
bermutu dan terkini. Integrasi data dan informasi dari berbagai unit pelayanan
yang ada di Puskesmas baik pelayanan dalam gedung maupun luar gedung
diintegrasikan dengan cepat dan tepat waktu. Integritas data yang tersedia
secara real time merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
data. Disamping itu proses entri data juga sangat berpengaruh terhadap
kualitas data. Petugas entri data di Puskesmas biasanya adalah staf yang juga
pasien sedikit, entri data dapat dilakukan dengan segera, tetapi apabila jumlah
pasien cukup banyak maka proses entri data masih dirasakan merepotkan.
Kedua faktor di atas sangat berpengaruh terhadap kualitas data dan informasi
yang dihasilkan. Data dan informasi perlu tersedia dengan segera, cepat dan
Data dan informasi yang tersedia sebenarnya masih dapat digunakan untuk
tujuan yang lebih luas sesuai dengan peran data dan informasi sebagai health
Kejadian Luar Biasa, kenaikan pangkat bagi pegawai dan masih banyak
aplikasi yang dapat digunakan berdasarkan data dan informasi yang tersedia.
komputer dan tidak ada staf khusus untuk entri data. Keterbatasan SDM juga
dari tahap pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data dan analisis
tenaga tersebut, siapa yang ditempatkan di Puskesmas dan siapa yang cukup
2.7.1. Pengertian
karena itu mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Jenis data
2. Ketenagaan di Puskesmas.
Puskesmas.
Puskesmas ke Dati II adalah bulanan dan tahunan. Periode laporan dari Dati II ke
Dalam Barsasella, tujuan SP2TP adalah agar semua data hasil kegiatan
secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.(15)
1. Tujuan umum
berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan infomasi
2. Tujuan khusus
(lokakarya mini).
Puskesmas.
dan Kabupaten/Kota.
2.7.5. Pencatatan
data yang diperoleh dari pencatatan kegiatan harian program yang dilakukan
dalam gedung Puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB, dan lain-lain)
maupun di luar gedung Puskesmas (data yang dibuat berdasarkan catatan harian
dan lain-lain), Puskesmas tempat tidur dan Puskesmas Pembantu serta Bidan di
desa, harus dicatat. Dengan demikian perlu adanya mekanisme pencatatan yang
40
baik, formulir yang cukup serta cara pengisian yang benar dan teliti (Modul
Merupakan alat untuk mencatat identitas pasien dan status pasien rawat jalan
7. Kartu Ibu
8. Kartu anak
pra sekolah.
Alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan dan pertumbuhan yang telah
Alat untuk mengetahui dan mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil dan
Alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara pribadi di balik fisik maupun
12. Register
Merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan di dalam dan
di luar gedung puskesmas yang telah di catat di kartu dan catatan lainnya.(15)
b. Rawat jalan
c. Register kunjungan
i. Register imunisasi
j. Register gizi
ditanggulangi.
Puskesmas).(15)
2.7.7. Pelaporan
bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Sesuai dengan
berikut:
1. Laporan bulanan
- LB 1 (data kesakitan)
- LB 2 (data obat-obatan
- Laporan sentinel
2. Laporan tahunan
Laporan dari Dati II ke Dati I dan pusat, laporan ini terdiri dari
1. Laporan Triwulan
2. Laporan tahunan
Laporan dari Dati II ke Dati I dan pusat, laporan ini terdiri dari
1. Laporan Triwulan
2. Laporan tahunan
44
Laporan ini mengacu pada petunjuk laporan KLB dan wabah serta keputusan
penanggulangan KLB.(19)
Dati II.
Dati II (GFK).
c. Laporan bulanan sentinel LB1 dan LB2 setiap tanggal 10 bulan berikutnya di
dari triwulan yang dimaksud kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II,
b. Laporan tahunan dikirimkan paling lambat akhir bulan Februari dari tahun
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan
puskesmas.
46
Faktor Predisposisi
1. Pemberdayaan
2. Peningkatan kualitas
3. Reward
4. Punishment
Faktor Penguat
1. Kebijakan
2. Monitoring
3. Motivasi
Pemberdayaan
Peningkatan Kualitas
Punishment
Monitoring
2.10. Hipotesis
Padangsidimpuan.
Kota Padangsidimpuan.
48
3. Ada pengaruh faktor penyediaan sarana & prasarana terhadap kinerja staf di
Padangsidimpuan.
Padangsidimpuan.
Padangsidimpuan.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
jenis penelitian survey dengan metode cross sectional yang bertujuan untuk
Utara. Adapun alasan digunakan lokasi puskesmas ini sebagai tempat penelitian
karena, dengan alasan puskesmas dengan wilayah kerja paling luas dari puskesmas
lainnya dan juga sering terlambat dalam pengumpulan data-data kesehatan yang akan
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Agustus 2019 sampai
dengan bulan Oktober 2019, dengan tahapan penelitian antara lain yang dimulai
50
Sampel dalam penelitian ini adalah semua dari jumlah populasi dijadikan
93 petugas.
a. Data primer
punishment, monitoring)
b. Data sekunder
Padangsidimpuan.
c. Data tertier
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Merupakan data resmi yang dan tertulis dalam bentuk laporan dari
pendidikan.
3. Data Tersier
Merupakan data diambil dari penelitian, buku atau laporan resmi dengan
catatan ada izin dari yang bersangkutan (yang diambil dari data mentah,
kuesioner. Untuk mengetahui apakah kuesioner dapat mengukur apa yang hendak
di ukur (valid), maka dapat di uji dengan uji Korelasi Persen Product Moment.
sebanyak 35 butir soal dan dilakukan uji validitas terhadap 25 orang staf di
Cronchbach’s 3,6 yang mana pada penelitian ini menggunakan butir soal
Dalam penelitian ini, variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :
tenaga kerja
d. Reward adalah adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu
karyawan yang kurang baik dalam bekerja guna untuk memberikan kesadaran
kepada karyawan.
54
agar apabila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dapat dilakukan
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini yaitu Variabel Independen yaitu
rumus statistik :
kurang, untuk jawaban “baik 1” “kurang 0”. Untuk kategori baik diberi skor
dan kurang, untuk jawaban “baik 1” “kurang 0”. Untuk kategori baik diberi
yaitu baik dan kurang, untuk jawaban “baik 1” “kurang 0”. Untuk kategori
untuk jawaban “baik 1” “kurang 0”. Untuk kategori baik diberi skor ≥ 3,
untuk jawaban “baik 1” “kurang 0”. Untuk kategori baik diberi skor ≥ 3,
untuk jawaban “baik 1” “kurang 0”. Untuk kategori baik diberi skor ≥ 3,
skor 1 yang jika “tidak” mendapat skor 0 responden kinerjanya tidak baik.
Menurut Iman (28), data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi
1. Editing
agar data yang dimaksud dapat diolah secara benar dan tepat.
2. Coding
3. Skoring
Dalam hal ini peneliti melakukan perhitungan skor yang diperoleh setiap
4. Tabulating
5. Entry
Data yang sudah diedit dan diberi kode dimasukkan kedalam suatu tempat
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
Pada tahap ini variabel independen akan diuji dengan variabel dependen.
Uji yang digunakan adalah uji Uji korelasi Spearman untuk mengetahui
Jika probabilitas (Sig) Rank Spearman > 0,05 maka ada hubungan
signifikan Jika probabilitas (Sig) Rank Spearman < 0,05 maka tidak ada
Keterangan :
58
3. Analisa Multivariat
maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas dan
variabel terikat, dan apabila nilai p>0,05 maka Ho diterima berarti tidak
ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dengan ukuran
𝑃
In ( ) = B0+ X1......
1−𝑃
Dimana :
Ln P/1-P : Variabel dependen, yaitu sikap perawat dalam penggunaan
APD
Β : Konstata
1
X : Nilai variabel bebas
59
DAFTAR PUSTAKA
Https://Www.Google.Com/Amp/S/Docplayer.Info/Amp/257976-Modul-
Puskesmas-1-Sistem-Informasi-Puskesmas-Simpus.Html
20. Drs.Suharso, Retnoningsih Dan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Semarang: Widya Karya; 2018.
21. V.Mrondo T. Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Di
Puskesmas Kabupaten Minahasa Tenggara. 2013;
22. Moleong.L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya;
23. Bungin P Dr. H. M. Burha. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi,
Ekonomi Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
Kencana Prenada Media; 2014.
24. Anwar S. Pemahaman Individu, Observasi, Cheklist, Interview, Kuesioner
Dan Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2009.
25. Komariah A, Satori D. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta; 2010.
26. Sugiyono. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan R & D. Bandung:
Alfabeta; 2008.
27. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta; 2008.
28. Iman Suprayogo. Metode Pengumpulan Data Dalam Makalah. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya; 2017.