Anda di halaman 1dari 34

CASE PRESENTATION

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)


di Puskesmas Ngaliyan Semarang

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Ngaliyan
Periode Kepaniteraan 3 Juni 2019 – 22 Juni 2019

Disusun Oleh :
Lisma Fahmy Herliana
30101507483

Pembimbing :
Drs. Purwito, M.Kes
dr. Indah Widiastuti

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI

PUSKESMAS NGALIYAN

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Ngaliyan Periode Kepaniteraan 3 Juni 2019 – 22 Juni 2019
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Lisma Fahmy Herliana


30101507483

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Ngaliyan Semarang.
Semarang, Juni 2019
Disahkan Oleh:
Mengetahui
Pembimbing Puskesmas Ngaliyan Pembimbing Kepanitraan IKM

dr. Indah Widiastuti Drs. Purwito Sugeng M.Kes

Kepala Puskesmas Ngaliyan Kepala Bagian IKM FK UNISSULA

Semarang

dr. Indah Widiastuti


(Dr. Siti Thomas Z., SKM) M.Kes)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil analisis penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) di Puskesmas Ngaliyan . Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-
tugas dalam rangka menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Indah Widiastuti, selaku Kepala Puskesmas Ngaliyan yang telah
memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Ngaliyan,
Semarang.
2. Drs. Purwito, M. Kes selaku pembimbing Ilmu Kesehatan Masyarakat FK
UNISSULA
3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Ngaliyan atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu penulis
sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan hasil analisis penerapan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di UPTD Puskesmas
Ngaliyan Kota Semarang dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Juni 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah ............................................................................ 3
1.3. Tujuan .............................................................................................. 3
1.4. Manfaat ............................................................................................ 3
BAB II ANALISA SITUASI .............................................................................. 5
2.1. Cara Pengamatan ............................................................................. 5
2.1.1. Tempat Pengamatan ............................................................... 5
2.1.2. Waktu Pengamatan ................................................................ 5
2.2. Profil Puskesmas Ngaliyan .............................................................. 5
2.2.1. Identitas Puskesmas ............................................................... 5
2.2.2. Wilayah Kerja ........................................................................ 6
2.3. Hasil Analisa Situasi........................................................................ 6
2.3.1. Struktur Organisasi ................................................................ 6
2.3.2. Persyaratan Perangkat Keras .................................................. 9
2.3.3. Sumber Daya Pelaksanaan program SIMPUS ..................... 10
2.3.4. Pengendalian SIMPUS ......................................................... 12
2.3.5. Efisiensi dan Efektivitas Pelaksanaan SIMPUS .................. 12
2.3.6. Evaluasi Pelaksanaan SIMPUS............................................ 13
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 14
3.1. Daftar Masalah .............................................................................. 16

iv
3.2. Prioritas Masalah ........................................................................... 16
3.3. Urutan Prioritas Masalah ............................................................... 17
3.4. Analisis Penyebab Masalah ........................................................... 18
3.4.1. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan
menggunakan Fishbone Analysis (Prioritas Masalah 1): ..... 18
3.4.2. Analisis Penyebab Akar Masalah Berdasarkan Pendekatan
Sistem ................................................................................... 19
3.5. Usulan Pemecahan Masalah .......................................................... 20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 21
4.1. Kesimpulan .................................................................................... 21
4.2. Saran .............................................................................................. 22
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Struktur organisasi puskesmas Ngaliyan............................................7

Gambar 2. 2. Pelaporan Sistem Informasi Puskesmas .............................................9

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Ketenagaan Puskesmas Ngaliyan .......................................................11


Tabel 2. 2. Standar tenaga minimal Puskesmas Menurut PMK No. 75 Tahun
2014 .....................................................................................................11
Tabel 3. 1. Kriteria USG ........................................................................................17
Tabel 3. 2. Plan of Action.......................................................................................20

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Wawancara ....................................................................................... 25

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang

bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu

atau bagian wilayah kecamatan (Permenkes, 2016). Puskesmas merupakan

unit teknis yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di satu atau di sebagian wilayah kecamatan yang mempunyai

fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat

pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

dalam rangka pencapaian keberhasilan fungsi puskesmas sebagai ujung

tombak pembagunan bidang kesehatan (Perwira, 2012).

Pelayanan puskesmas mengalami kemajuan setiap harinya dan

semakin kompleks, baik dalam pelayanan maupun sumber daya yang

dibutuhkan. Peningkatan peralatan saja tidak cukup, tetapi juga memerlukan

manajemen yang sesuai. Fungsi manajemen yang sering digunakan di

Puskesmas dirumuskan oleh Terry meliputi planning (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), controling

(pengawasan/pengendalian) (Sulaeman, 2009). Oleh karena itu, sistem

informasi sangat diperlukan untuk menunjang manajemen yang sesuai.

Karena manajemen akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh sistem

informasi yang tepat (Thenu dkk, 2016). Sistem informasi merupakan salah

1
2

satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang digunakan untuk

acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan

penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Depkes, 2004).

Beberapa tahun terakhir, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

SIMPUS adalah suatu program sistem informasi kesehatan yang

menyediakan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di

tingkat puskesmas mulai dari data orang sakit, bayi lahir, ibu hamil,

ketersediaan obat dan penyuluhan kesehatan masyarakat. Data kunjungan

pasien disimpan dan digunakan untuk pelaporan data pada periode waktu

tertentu yang selanjutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk

dilakukan surveilans, guna menyusun strategi dalam mengatasI masalah

kesehatan yang terjadi di wilayah kerja masing-masing puskesmas.

Pada tahun 2001, Dinas Kesehatan Kota Semarang mulai melakukan

pengadaan dan pelatihan komputer bagi SDM puskesmas. Kemudian pada

tahun 2008, Dinas Kesehatan Kota Semarang telah mencanangkan

diadakannya SIMPUS pada setiap puskesmas di kota Semarang demi

terlaksananya pembangunan kesehatan kota Semarang berbasis informasi.

Puskesmas Ngaliyan menerapkan SIMPUS pertama kali pada tahun 2005.

Pelaksanaan ini mengalami kendala, yaitu kebutuhan informasi yang terus

berkembang, sehingga SIMPUS harus dikembangkan setiap saat, tetapi pada

kenyataanya pengembangan SIMPUS tidak bisa dilakukan setiap saat.


3

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas

penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang selama

ini telah dilaksanakan di Puskesmas Ngaliyan Semarang karena dalam hal ini

SIMPUS penting untuk mempermudah petugas kesehatan dalam melaporkan

kegiatan bulanan selama pelayanan dalam satu bulan.

1.2. Rumusan masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka diambil sebuah

rumusan masalah “Bagaimanakah pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas di Puskesmas Ngaliyan?”

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk memperoleh informasi mengenai perencanaan SIMPUS di

Puskesmas Ngaliyan Semarang

1.3.2. Untuk memperoleh informasi mengenai pengorganisasian SIMPUS di

Puskesmas Ngaliyan Semarang

1.3.3. Untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan SIMPUS di

Puskesmas Ngaliyan Semarang

1.3.4. Untuk memperoleh informasi mengenai pengontrolan SIMPUS di

Puskesmas Ngaliyan Semarang

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Dokter Muda

 Meningkatkan pengetahuan tentang Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas (SIMPUS)

 Mengetahui secara langsung permasalahan yang ada di lapangan


4

 Menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai penemuan masalah

sampai memberikan alternatif pemecahan masalah

1.4.2. Bagi Puskesmas Ngaliyan

 Bahan masukan bagi Puskesmas Ngaliyan dalam pengelolaan dan

peningkatan mutu dalam pelaksanaan SIMPUS


BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. Cara Pengamatan

2.1.1. Tempat Pengamatan

Lokasi pengamatan di Puskesmas Ngaliyan Semarang. Jenis

penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kualitatif

dengan pendekatan deskriptif melalui teknik in-depth interview

(wawancara mendalam) dan observasi. Informan dalam penelitian ini

adalah bagian KIA, poli umum dan farmasi. Pemilihan informan

dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan

yang dipilih adalah yang mengetahui permasalahan dengan jelas

sehingga dapat dipercaya untuk dapat menjadi sumber data yang baik

serta mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar

(Sastroamoro, 2014).

2.1.2. Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada tanggal 10-19 Juni 2019 setelah

jam kerja di Puskesmas Ngaliyan Semarang

2.2. Profil Puskesmas Ngaliyan

2.2.1. Identitas Puskesmas

Puskesmas Ngaliyan terletak di wilayah kelurahan Ngaliyan,

kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Batas – batas wilayah

puskesmas Ngaliyan

5
6

Sebelah utara : Kelurahan Purwoyoso

Sebelah selatan : Kelurahan Kedungpane dan Kelurahan

Pesantren

Sebelah timur : Kelurahan Kalipancur

Sebelah barat : Kelurahan Tambak Aji

2.2.2. Wilayah Kerja

Wilayah kerja dari Puskesmas Ngaliyan meliputi 6 (enam)

wilayah kelurahan binaan, yaitu :

- Kelurahan Ngaliyan

- Kelurahan Bambankerep

- Kelurahan Gondoriyo

- Kelurahan Beringin

- Kelurahan Podorejo

- Kelurahan Wates

2.3. Hasil Analisa Situasi

2.3.1. Struktur Organisasi

Di Puskesmas Ngaliyan terdapat tim khusus yang menangani

bagian tata usaha dengan kepala puskesmas sebagai penanggung

jawab. Struktur organisasi dan pembagian tugas untuk bagian tata

usaha di Puskesmas Ngaliyan sudah baik, setiap petugas memegang

tanggung jawab sesuai tugas dan perannya masing-masing, mulai dari

koordinator hingga pelaksana, semua sudah diatur dan terstruktur

dengan baik dan hampir semua anggota di bagian tata usaha dapat
7

melengkapi pekerjaan satu dengan yang lain sehingga untuk bagian

tata usaha tidak ada masalah

Struktur organisasi dalam program SIMPUS sendiri tidak

ada di Puskesmas Ngaliyan, akan tetapi penanggung jawab sistem

informasi sudah ada. Apabila ada kendala dalam pengoperasian

SIMPUS, petugas akan konsultasi kepada penanggung jawab atau

koordinator SIMPUS.

IU 1: “Sudah ada koordinatornya untuk bagian SIMPUS”


IU 2 : “Tiap bagian sudah ada koordinatornya dan bertanggung
jawab membuat laporan tiap bulan”
IU 3 : “Ada penanggung jawabnya mbak”
IT : “Koordinatornya sudah ada dan per bagian juga ada
penanggung jawabnya dalam pelaksanaan SIMPUS. Jadi kalau ada
kendala, langsung melapor ke koordinator SIMPUS puskesmas”

Gambar 2. 1. Struktur organisasi puskesmas Ngaliyan


8
9

Gambar 2. 2. Pelaporan Sistem Informasi Puskesmas

2.3.2. Persyaratan Perangkat Keras

Untuk perangkat keras di Puskesmas Ngaliyan sudah sesusai

dengan rekomendasi untuk program SIMPUS dengan jumlah

perangkat keras sudah memenuhi kriteria yaitu satu perangkat keras

untuk setiap petugas yang bertugas mengisi SIMPUS yaitu petugas

loket dengan dua perangkat dan dua petugas, bagian farmasi, KIA,

dan MTBS dengan masing-masing satu perangkat dan satu petugas.

Poli Umum memiliki empat perangkat keras dengan satu perangakt


10

digunakan untuk asuhan keperawatan dan tiga perangkat untuk

pemeriksa.

IU 1: “Disini satu petugas dapat satu komputer untuk input data


pasien dan satu printer”
IU 2 : “Tiap petugas dapat satu komputer sama satu printer”
IU 3 : “Ada komputer, printer sama alat pemanggil pasien”
IT : “Setiap petugas yang mengisi SIMPUS mendapatkan masing-
masing satu perangkat lunak”

2.3.3. Sumber Daya Pelaksanaan program SIMPUS

Semua petugas di bagian loket, farmasi dan pelayanan seperti

KIA, MTBS, dan poli umum wajib mengetahui cara menggunakan

program SIMPUS. Tidak ada syarat khusus bagi petugas dalam

pelaksaan SIMPUS. Satu hal yang penting, petugas paham mengenai

pengoperasian komputer, untuk mempermudah dalam pengisian

SIMPUS dan tidak menghambat pelayanan pasien. Pelatihan

menggunakan SIMPUS dilaksananakan satu kali, yakni sebelum

penggunaan SIMPUS di Puskesmas. Sehingga, ketika ada petugas

baru yang bekerja di Puskesmas Ngaliyan menjadi tanggung jawab

petugas lama untuk melakukan pelatihan. Hal tersebut bertujuan

apabila ada petugas yang berhalangan hadir, akan diganti oleh petugas

lain supaya pengisian SIMPUS tidak terhambat.

Di Puskesmas Ngaliyan program SIMPUS memiliki rencana

anggaran. Anggaran yang direncanakan dalam program SIMPUS

adalah anggaran untuk perangkat keras dan pelatihan untuk petugas di

Pustu.
11

IU 1: “Tidak ada syarat khusus untuk petugas yang mengisi


SIMPUS”
IU 2 : “Yang mengisi biasanya perawat”
IU 3 : “Di bagian ini yang mengisi pemeriksa atau perawat”
IT : “Tidak ada syarat khusus untuk petugas yang mengisi
SIMPUS. Paling penting paham cara pengoperasian komputer”

Tabel 2. 1. Ketenagaan Puskesmas Ngaliyan

Jenis Cukup/
No Jml Keterangan
Kepegawaian Kurang
1 Ka Puskesmas 1 Cukup -
2 Ka Bag. TU 1 Cukup -
3 Dokter Umum 4 Cukup Minimal 1 orang
4 Dokter Gigi 1 Cukup Minimal 1 orang
5 Perawat 8 Cukup Minimal 5 orang
6 Bidan 9 Cukup Minimal 4 orang
7 Ahli Gizi 1 Cukup Minimal 1 orang
8 Sanitarian 1 Cukup Minimal 1 orang
9 Apoteker 1 Cukup Idealnya mempunyai 1 apoteker
10 Asisten Apoteker 2 Cukup -
11 Analis 2 Cukup -
12 Perawat gigi 1 Cukup -
14 Epidemiologi 1 Cukup -
15 Penyuluh 1 Cukup Minimal 1 orang
16 Rekam Medis 2 Cukup -
Tenaga
17 4 Cukup -
administrasi
18 Sopir 2 Kurang Idealnya 3 utk Rawat inap
Petugas
19 4 Cukup -
Kebersihan

Tabel 2. 2. Standar tenaga minimal Puskesmas Menurut PMK No.


75 Tahun 2014
12

2.3.4. Pengendalian SIMPUS

Untuk pengendalian SIMPUS di Puskesmas Ngaliyan belum

ada SOP pelayanan sistem informasi puskesmas. Apabila ada petugas

baru menjadi tanggung jawab petugas lama untuk membimbing cara

menggunakan SIMPUS.

IU 1: “Setahu saya tidak ada SOP tentang SIMPUS”


IU 2 : “Ngga ada mbak”
IU 3 : “Ada, tapi ini untuk SOP SIMPUS yang lama”
IT : “Untuk SOP SIMPUS sendiri tidak ada, akan tetapi untuk
sistem informasi ada ”

2.3.5. Efisiensi dan Efektivitas Pelaksanaan SIMPUS

Pelayanan di Puskesmas Ngaliyan dengan menggunakan

SIMPUS ada keuntungan dan kendala yang dialami oleh petugas.

Keuntungannya mempermudah petugas membuat laporan seperti data

hasil kunjungan, sepuluh besar penyakit yang ada di Puskesmas

Ngaliyan, dll. Akan tetapi dalam pelaksanaannya ditemukan beberapa

kendala seperti ada beberapa petugas yang masih belum lancar

mengoperasikan SIMPUS, sehingga menyebabkan pasien menunggu

lebih lama. Tidak dapat mengetahui jumlah penyakit secara pasti

karena dalam satu pasien dapat diinput lebih dari satu diagnosis.

Menyebabkan petugas membuka satu persatu catatan medik untuk

memastikan apa diagnosis pasien tersebut.

Kinerja perangkat keras yang tidak stabil dengan layar

komputer tiba-tiba mati dan printer untuk mencetak resep yang lambat
13

dapat menghambat proses pengisian data pasien. Selain itu server

SIMPUS yang tidak stabil juga menjadi kendala dalam ketepatan

waktu input data. Adanya double entry di SIMPUS dan catatan medis

juga berisiko tidak lengkapnya data yang diinput.

IU 1: “SIMPUS berbeda dengan yang lama. Yang awalnya saya


memasukkan satu kode diagnosis penyakit, langsung muncul
jumlahnya. Sekarang apabila saya memasukkan kode J06 yang
muncul tidak murni diagnosis J06. Dan itu membuat rancu dalam
perhitungan di laporan.”
IU 2 : “Printer untuk ngeprint resep lama, servernya juga belum
stabil jadi menghambat input data”
IU 3 : “Layar komputer tiba-tiba mati dan nyala sendiri, ada
double entry di SIMPUS dan CM menyebabkan kurang efisien”
IT : “Perlunya adaptasi dengan SIMPUS yang baru, bisa membuat
pelayanan pasien tidak efisien

2.3.6. Evaluasi Pelaksanaan SIMPUS

Pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Ngaliyan dievaluasi setiap

bulan. Pelaporan data dilakukan sebelum akhir bulan dengan data

yang dilaporkan disesuaikan pada masing-masing bagian. Terdapat

feed back dari koordinator bagian SIMPUS di Puskesmas Ngaliyan

dan Dinas Kesehatan Kota.

IU 1: “Tergantung instruksi, kalau tanggal 29 saya tutupnya


tanggal 29”
IU 2 : “Setiap tanggal 27 atau 29 pasti sudah laporan.
Evaluasinya langsung dari koordinatornya”
IU 3 : “Pelaporannya tiap akhir bulan”
IT : “Setiap hari bisa langsung dilaporkan, ada feedback dari
internal dan DKK ”
BAB III
PEMBAHASAN

Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang komprehensif

memerlukan adanya suatu sistem informasi yang valid, up to date, dan dapat

dipertanggungjawabkan karena informasi yang dihasilkan akan menjadi dasar dan

acuan untuk mengambil keputusan dan menjalankan program-program pelayanan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 menyebutkan bahwa setiap

puskesmas wajib mengadakan kegiatan sistem informasi puskesmas yang

diselenggarakan secara elektronik atau non elektronik. Mengikuti Permenkes No.

75 tahun 2014 dan pencanangan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang Puskesmas

Ngaliyan telah menjalankan sistem informasi puskesmas menggunakan aplikasi

SIMPUS online dimulai sejak tahun 2005. Suatu data akan menjadi informasi

yang valid dan up to date bila diproses dengan cepat dan tepat.

Program SIMPUS yang ada di Puskesmas Ngaliyan ini sudah berjalan

dengan cukup baik, meskipun terdapat pengembangan aplikasi SIMPUS yang

baru pada bulan Februari 2019. Standar Operasional Prosedur yang mengatur

tentang SIMPUS dan alur pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Ngaliyan belum

ada karena aplikasi SIMPUS sendiri masih dalam tahap pengembangan dan belum

ada SK untuk pembuatan SOP SIMPUS. Apabila ada petugas baru yang masuk,

menjadi kewajiban petugas yang lama untuk membimbing terkait penggunaan

SIMPUS karena pelatihan tentang penggunaan SIMPUS hanya dilakukan sekali

sebelum aplikasi tersebut resmi digunakan. SOP yang belum ada mengakibatkan

petugas masih melakukan adaptasi dalam pengisian SIMPUS.

14
15

Di Puskesmas Ngaliyan sudah ada genset apabila terjadi pemadaman

listrik, akan tetapi tidak semua bagian dapat mengentry data ketika pemadaman

listrik. Hanya komputer tertentu saja yang masih aktif, sehingga entry data

dilanjutkan besok. Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan beban kerja pada

petugas. Yang menjadi hambatan pada pengisian SIMPUS adalah adanya double

entry di SIMPUS dan di catatan medik. Karena adanya double entry ini

menyebabkan pelayanan menjadi lama dan terjadi penumpukan pasien.

Perangkat keras di Puskesmas Ngaliyan sudah sesuai dengan program

SIMPUS dengan jumlah perangkat keras, yaitu satu perangkat untuk satu petugas.

Bagian yang bertugas mengisi SIMPUS adalah petugas loket, petugas bagian

farmasi, petugas poli umum, petugas KIA, dan petugas MTBS. Jumlah perangkat

keras yang tersedia di loket sebanyak dua perangkat yang dikelola masing-masing

oleh satu orang petugas. Kemudian jumlah perangkat keras yang tersedia di poli

umum sebanyak tiga perangkat yang dikelola oleh tiga orang petugas kesehatan.

Sedangkan jumlah perangkat keras di ruang farmasi sebanyai satu perangkat yang

dikelola oleh satu orang petugas (apoteker). Perangkat keras yang digunakan

adalah satu buah komputer, satu buah printer, dan perangkat simpus. Ada

beberapa perangkat keras yang mengalami gangguan, seperti printer yang

digunakan untuk mencetak resep pasien lambat, layar komputer yang tidak stabil

mengakibatkan pengisian data pasien mengalami hambatan. Penerapan SIMPUS

dilakukan secara online di Puskesmas seluruh Indonesia berisiko tinggi terjadi

server down, sehingga mengalami hambatan dalam input data pasien dan antrian

pasien lebih lama. Karena SIMPUS di Puskesmas Ngaliyan berbasis web, maka
16

akan sangat bergantung dengan koneksi jaringan internet. Disamping itu, koneksi

wi-fi yang juga berpengaruh dalam input data pasien dalam SIMPUS.

3.1. Daftar Masalah

Dari analisa situasi tersebut maka dapat disusun daftar masalah


sebagai berikut :
a. Belum ada SOP pelaksanaan SIMPUS

b. Waktu tunggu pasien lama

c. Pelayanan pasien terhambat

3.2. Prioritas Masalah

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan

prioritas masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif dengan

3 Kelompok kriteria :

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau

harus segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya,

semakin mendesak untuk ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran

kuantitatif berapa rupiah, orang dll.

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu

permasalahan. Semakin berkembang masalah, semakin diprioritaskan.


17

Tabel 3. 1. Kriteria USG


TABEL URGENCY

NO PERMASALAHAN NILAI SKOR U


1. Belum ada SOP pelaksanaan SIMPUS 4
2. Pelayanan pasien yang terhambat 3
3. Waktu tunggu pasien lama 5

TABEL SERIOUSNESS

NO PERMASALAHAN NILAI SKOR U


1. Belum ada SOP pelaksanaan SIMPUS 5
2. Pelayanan pasien yang terhambat 2
3. Waktu tunggu pasien lama 4

TABEL GROWTH
NO PERMASALAHAN NILAI SKOR U
1. Belum ada SOP pelaksanaan SIMPUS 4
2. Pelayanan pasien yang terhambat 2
3. Waktu tunggu pasien lama 5

TOTAL TABEL USG

No Permasalahan U S G TOTAL PRIORITAS


Belum ada SOP
1. pelaksanaan 4 5 4 13 II
SIMPUS
Pelayanan pasien
2. 3 2 2 7 III
yang terhambat
Waktu tunggu
3. pasien lama 5 4 5 14 I

3.3. Urutan Prioritas Masalah

1. Waktu tunggu pasien lama


2. Belum ada SOP pelaksanaan SIMPUS
3. Pelayanan pasien yang terhambat
18

3.4. Analisis Penyebab Masalah

3.4.1. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis (Prioritas Masalah 1):

MAN MONEY METHODE

Pengisian rekam medis


Petugas baru yang belum pasien secara online dan
Petugas melakukan mengikuti pelatihan Belum ada SOP tentang
double entry di manual
SIMPUS SIMPUS yang baru
SIMPUS dan catatan
medis

Waktu tunggu
INFORMATION pasien lama

Perangkat keras
yang mengalami
error Server SIMPUS
yang belum stabil

MACHINE MATERIAL MARKET


19

3.4.2. Analisis Penyebab Akar Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem

Komponen Kekurangan
Input
Man Petugas melakukan double entry di SIMPUS dan catatan medis
Petugas baru yang belum mengikuti pelatihan SIMPUS

Money -
Method Belum ada SOP tentang SIMPUS yang baru
Pengisian rekam medis pasien secara online dan manual
Machine Perangkat keras yang mengalami error
Server SIMPUS yang belum stabil
Material -
Market -
Information -
Proses
P1 -
P2 Penggerakan dan pelaksanaan layanan belum optimal. Adanya
metode pencatatan rekam medis yang melakukan secara double
entry disertai perangkat keras dan server yang belum stabil
menyebabkan pelaksanaan sehari-hari sering kewalahan
mengingat besarnya volume pasien di Puskesmas Ngaliyan,
terutama pada hari hari tertentu
P3 -
Output Pelayanan pasien terhambat
20

3.5. Usulan Pemecahan Masalah

Tabel 3. 2. Plan of Action


Masalah Kegiatan
3.4. Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Pendanaan Metode Tolak ukur Tolak ukur
3.5.n proses hasil
N
o
1 Belum ada Pembuatan Sebagai acuan Petugas dan Puskesmas Kepala Juni 2019 - Penyusunan SOP Pengisian Pelayanan
SOP tentang SOP dan pengendalian pemeriksa yang Ngaliyan Puskesmas bersama SIMPUS pasien tidak
pelaksanaan SIMPUS pelaksaan mengisi koordinator menjadi lebih terhambat
SIMPUS SIMPUS SIMPUS Sistem Informasi cepat
2 Pencatatan Penyederhan Untuk Petugas dan Puskesmas Koordinator 2019 - Pencatatan hanya Pencatatan Pencatatan
rekam medis aan pengisian meminimalisir pemeriksa yang Ngaliyan sistem dilakukan pada lebih praktis lebih cepat
pasien secara catatan medis pengosongan mengisi informasi komputer, dan
online catatan medik SIMPUS alternatif hardfile
(SIMPUS) pasien dan dilakukan jika ada
dan manual mempersingkat kendala seperti
(rekam waktu dengan mati lampu
medis) satu kali
pencatatan

3 Perangkat Usulan Kinerja Perangkat Puskes Kepala Sub 2019 - Membuat Usulan Adanya
keras mengada perangkat keras yang mas Bagian surat usulan disetujui servis
yang kan keras yang ada di Ngaliy Tata Usaha kepada tim berkala
mengalam kegiatan optimal Puskesmas an pengelola manajemen pada
i error servis Ngaliyan barang perangkat
berkala khususnya keras
pada yang
perangkat digunakan
keras untuk
SIMPUS
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

4.1.1. Perencanaan SIMPUS di Puskesmas Ngaliyan Semarang terdiri dari

SDM yang cukup terpenuhi anggaran dana untuk perangkat keras.

4.1.2. Pengorganisasian SIMPUS di Puskesmas Ngaliyan Semarang terdapat

koordinator dan penanggunjawab

4.1.3. Pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Ngaliyan Semarang sudah

memenuhi syarat PERMENKES REPUBLIK INDONESIA NOMOR

75 TAHUN 2014 yaitu:

(1) Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi

Puskesmas.

(2) Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat diselenggarakan secara eletronik atau non elektronik.

(3) Sistem informasi Puskesmas paling sedikit mencakup:

a. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan

jaringannya;

b. survei lapangan;

c. laporan lintas sektor terkait; dan

d. laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah

kerjanya.

4.1.4. Evaluasi SIMPUS di Puskesmas Ngaliyan Semarang dilaksanakan

setiap bulan dan untuk pelaporan data dilakukan sebelum tanggal 30

21
22

4.2. Saran

Dilakukan pembuatan SOP dalam pelaksanaan SIMPUS dan

perbaikan perangkat keras secara berkala di Puskesmas Ngaliyan agar

pelayanan menjadi lebih cepat, tepat, efektif dan efisien sehingga dapat

meningkatan mutu pelayanan Puskesmas Ngaliyan Semarang.


BAB V
PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan tentang


Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Ngaliyan.
Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para
calon dokter, karena dokter juga berperan sebagai manajer.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan
dalam upaya peningkatan pelayanan di Puskesmas Ngaliyan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 75 Tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46
Tahun 2014 Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Managemen Puskesmas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan
Perwira, Chandra. 2012. Manakemen Puskesmas ( Studi Kasus: Puskesmas
Ngawen Dan Puskesmas Jogonalan Kabupaten Klaten). Journal of
Informatics and Technology. Vol 1(3), p 15-30
Sastroasmoro, S. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :
Sagung Seto
Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di
Puskesmas. Surakarta : UNS Press

Thenu, V., Soedyono, E., dan Purnami, C. 2016. Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas Guna Mendukung Penerapan Sikda Generik
Menggunakan Metode Hot Fit di Kabupaten Purworejo. Jurnal
Manajemen Kesehatan Indonesia. Vol 4(2), p 129-138

24
25

LAMPIRAN

Lampiran 1. Wawancara
1. Planning :

 Sejak kapan SIMPUS dilaksanakan di Puskesmas Ngaliyan?

 Bagaimana SDM untuk pengisian data pada simpus, apakah ada syarat

tertentu?

 Apakah ada anggaran dalam pelaksanaan SIMPUS?

2. Organizing

 Apakah terdapat SOP terkait pelaksanaan SIMPUS?

 Bagaimana struktur organisasi terkait pelaksanaan simpus ?

 Apakah terdapat bagian khusus yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan simpus?

 Siapa sajakah yang bertugas menginput data simpus?

3. Actuating

 Bagaimana dengan perangkat keras yang digunakan di puskesmas

Ngaliyan ?

 Bagaimana dengan listrik dan koneksi pada SIMPUS?

 Selama pelaksanaan simpus apakah ada kendala dan hambatan yang

dihadapi ?

 Apa hambatan yang belum teratasi dalam input simpus ?

 Apakah terdapat pelatihan berkala terhadap pengisian dan input simpus ?

 Apakah pernah terjadi kesalahan dalam penginputan data simpus ?


26

4. Controling

 Apakah terdapat evaluasi terkait pengisian data pada simpus ?

 Pelaporan bulanan hasil simpus dilakukan setiap tanggal berapa?

Anda mungkin juga menyukai