Anda di halaman 1dari 38

PEMBIMBING : dr. Ratna Relawati, Sp.

KF MSi MED
DEPARTEMEN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RS BHAYANGKARA SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
1. Koko Agung Tri Wibowo 30101407221
2. Nanda Aji 30101407264
3. Dikta Zanwar 30101407169
4. Vania Shaula 30101507577
5. Teteg Puspasari 30101307087
6. Chiendo Y 30101407157
7. Nadira Rizqi 30101507514
8. Panji Achsan 30101507535
9. Retno Astuti
10. Chelia Devita 3010140
11. Pratidina
12. Widya dimar
Jarang

Pembunuhan Bunuh diri : Pembunuhan


Pemeriksaan dengan gantung dengan gantung
cukup sulit 1:100 - 1:1900

Harus dibedakan
dengan gantung
bunuh diri
Jenazah wanita Dinyatakan
Visum oleh
tergantung kematian karena
dokter umum
bunuh diri

Saksi curiga
Otopsi Jaksa = tidak
kematian tidak
perlu otopsi
wajar

Temuan pada jenazah


tidak sesuai dengan tanda
gantung diri
Tanda pada jenazah tidak sesuai dengan kondisi bunuh diri gantung

Tidak ada
Posisi jaket patah tulang
yang rawan hioid
terkancing Luka memar dan resapan
hingga leher darah;
atas • Dagu sisi kiri Tidak ada
• Bahu kiri resapan darah di
• Pergelangan tangan otot dan kulit
• Dada kanan bawah leher
Pentingnya
Minimnya pengetahuan dan
keterampilan
pelatihan dokter (forensik)
forensik pada
→ pemeriksaan inadekuat.
dokter umum

Rekomendasi : otopsi pada semua kematian tidak wajar.


TINJAUAN PUSTAKA
Suatu keadaan
yang ditandai
dengan
terjadinya
gangguan
pertukaran udara
pernapasan

Oksigen darah Peningkatan


berkurang + karbon dioksida
(hipoksia) (hiperkapnea)
Anoksik-
Anoksia

Anoksia Asfiksia
Berdasarkan Anemik
Histotoksik Hipoksia
Penyebabnya

Stagnan
Hipoksia
Penyebab
Alamiah

Etiologi Trauma
Asfiksia Mekanik

Keracunan
Sianosis

Tanda
Warna lebam Asfiksia pada
mayat merah- Pemeriksaan Kongesti
kebiruan gelap Luar Jenazah

Buih
Halus
Tardieu’s
Pemeriksaan Dalam Jenazah Asfiksia

Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer

Busa halus di dalam saluran pernapasan

Organ dalam tubuh menjadi lebih berat, berwarna lebih gelap dan
pada pengirisan banyak mengeluarkan darah

Petekie

Kelainan-kelainan yang berhubungan dengan kekerasan, seperti fraktur


laring langsung atau tidak langsung
peristiwa dimana seluruh atau sebagian dari berat tubuh
seseorang ditahan dibagian lehernya oleh sesuatu benda
dengan permukaan yang relatif sempit dan panjang (biasanya
tali) sehingga daerah tersebut mengalami tekanan
 Complete  Tipikal
 partial  Atipikal

Dari letak tubuh ke lantai letak jeratan


 Jejas jerat tidak begitu nyata
 Letak jejas jerat di leher lebih rendah
 Arah jejas jerat lebih mendekati horizontal
 Karena efek tali hanya menekan vena maka tanda – tanda
lain yang dapat dilihat adalah muka menjadi sembab, warna
merah kebiruan dan ditemukan bintik – bintik perdarahan
 Oklusi saluran nafas
 Oklusi vena
 Kompresi arteri carotis
 Dislokasi/fraktur vertebra cervicalis II-III
 Reflex inhibisi vagal
KEPALA
1. Bibir sianosis, muka sembab
2. Tanda penjeratan pada leher ( tergantung alat penjerat &
alur jerat)
3. Tanda-tanda asfiksia.
- mata menonjol keluar
- peteki
- lidah menjulur
- Air liur mengalir dari sudut bibir di bagian yang
berlawanan
dengan simpul tali
Anggota gerak Dubur dan kelamin
1. Lebam mayat dan bintik-  Keluarnya mani, darah
bintik perdarahan (sisa haid), urin dan feses
terutama pada bagian akibat kontraksi otot
akral dari ekstremitas polos pada saat stadium
2. Posisi tangan biasanya konvulsi pada puncak
dalam keadaan asfiksia.
tergenggam
Kepala
 Tanda bendungan pembuluh darah otak
Leher
 Jaringan yang berada dibawah jeratan berwarna pucat, berkilat dan perabaan seperti
perkamen karena kekurangan darah.
 otot lain disekitarnya mungkin memar atau ruptur pada beberapa keadaan
 Lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah mengalami laserasi ataupun ruptur.
Resapan darah hanya terjadi didalam dinding pembuluh darah.
 Fraktur tulang hyoid jarang terjadi. Fraktur ini biasanya terdapat pada penggantungan
yang korbannya dijatuhkan dengan tali penggantung yang panjang dimana tulang hyoid
mengalami benturan dengan tulang vertebra. Adanya efusi darah disekitar fraktur
menunjukkan bahwa penggantungannya ante-mortem.
 Fraktur kartilago tiroid jarang terjadi. Pada korban diatas 40 tahun, patah tulang ini
darap terjadi bukan karena tekanan alat penjerat tetapi karena terjadinya traksi pada
penggantungan.
 Fraktur 2 buah tulang vertebra servikalis bagian atas. Fraktur ini sering terjadi pada
korban hukuman gantung
Dada dan perut
 Perdarahan pada pleura, pericard atau peritoneum
 Organ-organ dapat mengalami kongesti atau bendungan
Darah
 Darah dalam jantung gelap dan lebih cair.
• Penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang,
rantai, stagen, kawat, kabel, kaos kaki, dan sebagainya,
melingkari atau mengikat leher yang makin lama makin
Definisi kuat sehingga saluran nafas tertutup.

• Asfiksia
• Iskemik serebral
Mekanisme • Syok vasovagal
kematian

 Dahlan, Sofwan. Asfiksia. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007. h107-124.
Cara kematian pada kasus jerat :

• Pembunuhan
• Kecelakaan
• Bunuh diri

 Dahlan, Sofwan. Asfiksia. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007. h107-124.
Berbeda dengan gantung, pada jerat tali kekuatan
berasal dari tarikan pada kedua ujung tali
• Leher
• Tubuh bagian dalam
• Jejas jerat
• Resapan darah
• Lecet/ memar
• Fraktur
• Kepala
• Kongesti jaringan
• Terlihat tanda
ikat
asfiksia
• Edema paru
• Tardieu’s Spot
Kasus gantung Kasus Jerat
(bunuh diri) (pembunuhan)
Simpul Simpul hidup , Simpul mati,
Simpul dapat dikeluarkan melalui Simpul sulit dikeluarkan melalui
kepala(tidak terikat kuat) kepala (terikat kuat)
Jumlah lilitan penjerat Bisa lebih dari 1 lilitan Biasanya 1 buah lilitan

Arah Serong ke atas Mendatar/horizontal


Jarak titik tumpu-simpul Jauh, Berbentuk ‘v’ (lingkaran Dekat, Berbentuk lingkaran
terputus) penuh.
Lokasi jejas Lebih tinggi Lebih rendah
Jejas jerat Meninggi ke arah simpul Mendatar
Luka perlawanan (-) (+)

Luka lain-lain Biasanya ada, terdapat luka Ada, sering di daerah leher
percobaan lain
Kasus gantung Kasus Jerat
(bunuh diri) (pembunuhan)
Luka lain-lain Biasanya ada, terdapat luka Ada, sering di daerah leher
percobaan lain
Karakteristik simpul Jejas simpul jarang terlihat, Terlihat jejas simpul
Simpul hidup, Simpul mati, Simpul sulit
Simpul dapat dikeluarkan melalui dikeluarkan melalui kepala
kepala(tidak terikat kuat) (terikat kuat)
Lebam mayat Pada bagian bawah tubuh Tergantung posisi tubuh korban
Lokasi Tersembunyi Bervariasi
Kondisi Teratur Tidak teratur
Pakaian Rapi dan baik Tidak teratur, robek
Ruangan Terkunci dari dalam Tidak teratur, terkunci dari luar
Kasus gantung Kasus Jerat
(bunuh diri) (pembunuhan)
Simpul Simpul hidup , Simpul mati,
Simpul dapat dikeluarkan melalui Simpul sulit dikeluarkan melalui
kepala(tidak terikat kuat) kepala (terikat kuat)
Jumlah lilitan penjerat Bisa lebih dari 1 lilitan Biasanya 1 buah lilitan

Arah Serong ke atas Mendatar/horizontal


Jarak titik tumpu-simpul Jauh, Berbentuk ‘v’ (lingkaran Dekat, Berbentuk lingkaran
terputus) penuh.
Lokasi jejas Lebih tinggi Lebih rendah
Jejas jerat Meninggi ke arah simpul Mendatar
Luka perlawanan (-) (+)

Luka lain-lain Biasanya ada, terdapat luka Ada, sering di daerah leher
percobaan lain
Kasus gantung Kasus Jerat
(bunuh diri) (pembunuhan)
Luka lain-lain Biasanya ada, terdapat luka Ada, sering di daerah leher
percobaan lain
Karakteristik simpul Jejas simpul jarang terlihat, Terlihat jejas simpul
Simpul hidup, Simpul mati, Simpul sulit
Simpul dapat dikeluarkan melalui dikeluarkan melalui kepala
kepala(tidak terikat kuat) (terikat kuat)
Lebam mayat Pada bagian bawah tubuh Tergantung posisi tubuh korban
Lokasi Tersembunyi Bervariasi
Kondisi Teratur Tidak teratur
Pakaian Rapi dan baik Tidak teratur, robek
Ruangan Terkunci dari dalam Tidak teratur, terkunci dari luar
No Penggantungan antemortem Penggantungan postmortem

1 Tanda jejas jeratan miring, berupa Tanda jejas jeratan biasanya berbentuk lingkaran
lingkaran terputus (non-continuous) dan utuh (continuous), agak sirkuler dan letaknya
letaknya pada leher bagian atas pada bagian leher tidak begitu tinggi

2 Simpul tali biasanya tunggal, terdapat Simpul tali biasanya lebih dari satu, diikatkan
pada sisi leher dengan kuat dan diletakkan pada bagian depan
leher
3 Ekimosis tampak jelas pada salah satu sisi Ekimosis pada salah satu sisi jejas penjeratan
dari jejas penjeratan. Lebam mayat tidak ada atau tidak jelas. Lebam mayat terdapat
tampak di atas jejas jerat dan pada pada bagian tubuh yang menggantung sesuai
tungkai bawah dengan posisi mayat setelah meninggal

4 Pada kulit di tempat jejas penjeratan Tanda parchmentisasi tidak ada atau tidak begitu
teraba seperti perabaan kertas perkamen, jelas
yaitu tanda parchmentisasi
6 Sianosis pada wajah, bibir, telinga, dan lain- Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga dan lain-
lain sangat jelas terlihat terutama jika lain tergantung dari penyebab kematian
kematian karena asfiksia
7 Wajah membengkak dan mata mengalami Tanda-tanda pada wajah dan mata tidak terdapat,
kongesti dan agak menonjol, disertai dengan kecuali jika penyebab kematian adalah pencekikan
gambaran pembuluh dara vena yang jelas pada (strangulasi) atau sufokasi
bagian kening dan dahi

8 Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali Lidah tidak terjulur kecuali pada kasus kematian akibat
pencekikan
9 Penis. Ereksi penis disertai dengan keluarnya Penis. Ereksi penis dan cairan sperma tidak ada.
cairan sperma sering terjadi pada korban pria. Pengeluaran feses juga tidak ada
Demikian juga sering ditemukan keluarnya
feses
10 Air liur. Ditemukan menetes dari sudut mulut, Air liur tidak ditemukan yang menetes pad kasus selain
dengan arah yang vertikal menuju dada. Hal ini kasus penggantungan.
merupakan pertanda pasti penggantungan
ante-mortem
 Periksa apakah masih hidup atau sudah meninggal
 Keadaan di TKP (tempat kejadian perkara) : Pada kasus gantung diri,
keadaanya tenang, di ruang atau tempat tersembunyi atau pada tempat
yang sudah tidak digunakan.
 Pakaian korban : Pada kasus gantung diri biasa ditemukan pakaian
korban cukup rapih, sering didapatkan surat peninggalan dan tidak
jarang diberikan alas sapu tangan sebelum alat jerat dikalungkan ke
leher.
 Adakah alat penumpu seperti bangku dan sebagainya
 Jumlah lilitan : Semakin banyak jumlah lilitan, dugaan bunuh diri makin
besar
 Arah serabut tali penggantung:
- Bunuh diri arah serabut tali menuju korban
- Dibunuh terlebih dulu à arah serabut sebaliknya
 Distribusi lebam mayat. Diperiksa apakah sesuai dengan posisi
korban yang tergantung atau tidak.
 Macam simpul pada jerat di leher
- Simpul hidup : Umumnya pada kasus bunuh diri.
- Simpul mati
 Pemeriksaan : Bila dilonggarkan maksimal, apakah dapat melewati
kepala. Bila dapat biasanya bunuh diri,. Bila tidak, curiga
pembunuhan.
 Jarak ujung jari kaki dengan lantai.
 Pada kasus bunuh diri, posisi korban yang tergantung lebih
mendekati lantai, berbeda dengan pembunuhan dimana jarak
antara kaki dan lantai cukup lebar.
 Letak korban di tempat kejadian
 Cara menurunkan korban:
Potong bahan penggantung di luar simpul. Awalnya buat ikatan
pada 2 tempat untuk mencegah serabut terurai lalu potong
diantara kedua ikatan secara miring untuk memudahkan
rekonstruksi.
 Bekas serabut tali pada tempat menggantung dan pada leher
diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
 Bahan penggantung; makin kecil/keras bahan makin jelas
alur jerat yang timbul di leher.
- Tali, kawat, selendang, ikat pinggang
- Seprei yang disambung
1. Pasal 338
 Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam
karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun.
2. Pasal 339
 Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu
perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk
mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk
melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam
hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan
barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu,
paling lama dua puluh tahun.
3. Pasal 340
 Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu,
paling lama dua puluh tahun.
4. Pasal 345
 Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana
kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri.
Kelebihan Kelemahan
• Terfokus pada 1 kasus karena • Merupakan laporan hasil penelitian
merupakan laporan kasus • Tidak menjelaskan detail hasil
• Menjelaskan detail hasil temuan temuan pada jenazah
pada otopsi • Membandingkan masing-masing
• Dapat menyimpulkan mekanisme hasil temuan yang didapatkan pada
asfiksia penelitian
• Dilakukan pemeriksaan dalam • Tidak dilakukan pemeriksaan
(otopsi) dalam atau otopsi

Anda mungkin juga menyukai