leher. Beberapa jurnal mengatakan bahwa gantung diri meliputi kompresi atau tekanan di
sekitar struktur leher oleh penjerat yang terletak di sekitar leher dan mengikat struktur di
dalamnya dengan bantuan seluruh atau sebagian berat tubuh. Pada kenyataannya, keseluruhan
berat tubuh bukanlah poin utama dan hanya dibutuhkan sedikit gaya untuk menyebabkan
kematian pada gantung diri. Terdapat 2 macam gantung diri:
Gantung diri tipikal: simpul penjerat terletak pada tengkuk bagian belakang leher. Tipe
gantung diri ini jarang terjadi.
Gantung diri atipikal: simpul penjerat terletak di bagian lain leher selain pada bagian
tengkuk leher. Lokasi simpul bisa terletak pada sudut mandibula, di dekat mastoid, atau di
.
bawah pipi
Mekanisme kematian
Walaupun sebab kematian mati gantung adalah karena asfiksia, tetapi sering disertai sebab
yang lain yaitu tekanan pada pembuluh darah (arteri carotis maupun vena dileher dan refleks
inhibisi vagal. Yang paling sering adalah campuran asfiksia dengan sumbatan pada pembuluh
darah.
Dengan demikian sebab kematian bisa terjadi karena:
1. Asfiksia karena tersumbatnya saluran pernafasan.
Mekanisme terjadinya asfiksia:
a. Bila pengikatan tali di atas kartilago tiroid maka basis lidah akan ditolak ke atas dan ke
belekang terhadap posterior faring, hingga saluran nafas tertutup dan akhirnya terjadi
asfiksia.
b. Bila pengikatan di bawah kartilago tiroid maka secara langsung akan menekan laring
dan menimbulkan tanda- tanda asfiksia lebih jelas.
c. Konstriksi umum dari jaringan akan menimbulkan penutupan complete atau partial dari
arteri carotis comunis dileher dan ini akan menimbulkan anemia pada otak dan tekanan
pada nervus laringeus hingga akan menimbulkan shock.
2. Kongesti vena (pembendungan vena)
Akibat lilitan tali pengikat pada leher terjadi penekanan vena jugularis secara complete
sehingga timbul pembendungan darah vena di otak sampai menimbulkan perdarahan di otak.
3. Iskemik cerebral, karena sumbatan pada arteri carotis dan arteri vertebralis.
Tertekannya arteri karotis di leher akan menyebabkan terhentinya aliran darah ke otak.
4. Syok vagal, karena tekanan pada sinus carotis menyebab-kan jantung berhenti
berdenyut.Terjadi akibat penekanan pada nervus vagus dan sinus karotis yang
menyebabkan vaso vagal inhibisi sehingga terjadi cardiac arrest.
5. Fraktur atau dislokasi tulang vertebra servikalis II-III. Ini didapati pada hukuman
gantung (judicial hanging), hentakan yang tiba-tiba pada ketinggian 1-2 meter oleh BB
(berat badan) korban dapat menyebabkan fraktur dan dislokasi vertebra servikalis bagian
atas yang menekan atau merobek spinal cord hingga menyebabkan kematian tiba- tiba.
Perbedaan kasus gantung diri karena pembunuhan atau bunuh diri
Cara Kematian
Cara kematian akan dapat ditentukan apabila pemeriksaan TKP dilakukan dengan baik dan teliti. Hampir
seluruh kasus gantung (hanging) adalah bunuh diri, namun cara kematian yang lain dapat terjadi pada
gantung diri yaitu :
Kecelakaan.
Pembunuhan.
Yang perlu diperhatikan sebagai pegangan untuk menentukan cara kematian yaitu keadaan lokasi, posisi korban,
keadaan korban, dan keadaan tali jika simpul hidup apakah jika dilonggarkan dapat dilewati kepala, dan jika
simpul mati apakah dapat dilewati kepala ( Dahlan S. 2000). Pada kasus ini tempat korban melakukan di ruang
pemeriksaan, dimana keaadaan TKP rapi, posisi korban duduk di sofa, dimana tempat simpul tali di kusen
jendela adalah simpul mati dan mudah dijangkau, sedangkan jeratan di leher menggunakan simpul hidup dimana
untuk melepaskan lilitan , simpul tali dapat dilonggarkan melewati kepala, jumlah lilitan hanya satu lilitan.
Kecelakaan
Beberapa contoh gantung (hanging) karena kecelakaan antara lain seorang penerjun yang tersangkut
pada pohon sehingga tali parasutnya menjerat lehernya, contoh lain yang sering terjadi aktivitas autoerotic
yaitu kegiatan yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk bermasturbasi (Fatteh A. 1973 )
Pembunuhan
Pembunuhan dengan dengan cara menggantung korban relatif jarang, cara ini dapat dilakukan si
korban dibuat tidak berdaya, atau di bunuh lebih dulu baru kemudian di gantung ( H. Njowito, 1992., B.
Knight, 1991 ).
Dan kadang suatu pembunuhan dibuat sedemikian rupa sehingga mirip suatu bunuh diri ( simulated
suicidal hanging ). Bila seseorang telah meninggal kemudian digantung, biasanya jeratnya diikatkan ke
leher terlebih dulu, baru kemudian ke tiang gantungan / blandar, sehingga bila blandar diperhatikan lebih
seksama akian didapatkan tanda – tanda bahwa talinya telah begerak dari bawah ke atas, sedang pada kasus
bunuh diri justru sebaliknya. Disamping itu arah pergerakan tali juga dapat dilihat dari serat – serat kecil
gesekan tali ( Apuranto H. 2005 )
Bunuh diri
Bunuh diri klasik dilakukan dengan cara satu ujung tali diikatkan pada blandar sehingga untuk mencapai
blandar tersebut korban memerlukan tangga atau alat lain, kemudian korban mengambil kursi atau alat pijakan
yang lain dan berdiri diatasnya kemudian membuat jerat pada ujung tali yang lain yang lubangnya dapat di
sempitkan dan dilonggarkan ( simpul hidup ), selanjutnya kepala dimasukkan dalam jerat kemudia kursi atau alat
pijakan di gulingkan sehingga korban menggantung dengan kaki bebas dari lantai ( H. Njowito, 1992. H.
Apuranto, 2005 ).
Pada kasus bunuh diri kaki korban tidak harus tergantung diatas lantai. Menurut posisi bagian tubuh
korban terhadap lantai, gantung diri dibagi menjadi dua yaitu pertama komplit, bila seluruh tubuh
tergantung diatas tanah dan tidak menyentuh lantai, dan inkomplit, bila beberapa bagian tubuh menyentuh
lantai (Ernoehazy William,2006).
Pada kasus ini keadaan TKP yang tenang, dimana juga ditemukan tali dengan bahan yang sama
dengan alat tali yang digunakan untuk menjerat, dilihat dari jenis simpul di leher dan simpul di kusen
jendela serta mudah dijangkaunya tempat untuk mengikat tali di jendela.