Yudi Siswanto
(201520401011157)
Definisi
Hanging (Gantung Diri) adalah sebagai
suatu keadaan dimana leher dijerat
dengan ikatan yang mana daya jerat
ikatan tersebut memanfaatkan berat
badan tubuh atau kepala. Dengan
demikian berarti alat penjerat
bersifat pasif dan berat badan
bersifat aktif sehingga terjadi
konstriksi pada leher
Epidemiologi
Suatu tinjauan pada tahun 2008 di 56 negara
berdasarkan data mortalitas World Health
Organization (WHO) ditemukan bahwa
penggantungan merupakan metode bunuh diri
yang paling utama pada sebagian besar negaranegara tersebut. Di Amerika Serikat, pada tahun
2005, the National Center for Injury Prevention
and Control melaporkan 13,920 kematian di
seluruh Amerika Serikat akibat sufokasi (Asfiksia
akibat obstruksi saluran menuju paru), dengan
angka rata-rata 4,63 per 100.000.
Mekanisme kematian
1. Asfiksia, Merupakan penyebab kematian
yang paling sering. Terjadi akibat
terhambatnya aliran udara pernafasan. 1
Kekuatan kontriksi dari pengikat
menyebabkan penyempitan kompresif
pada lumina laring dan trakea, dan
menekan ke atas dasar lidah terhadap
dinding posterior faring, dan melipat
epiglotis di atas pintu masuk laring
untuk menghalangi aliran udara.
Pengelompokkan
penggantungan
berdasarkan posisi korban pada saat
gantung diri
1. Complete Hanging, yaitu posisi
penggantungan dimana kedua kaki
tidak menyentuh lantai.
b. Accidental Hanging
Kejadian penggantungan akibat kecelakaan lebih
banyak ditemukan pada anak-anak utamanya
pada umur antara 6-12 tahun. Tidak ditemukan
alasan untuk bunuh diri karena pada usia itu
belum ada tilikan dari anak untuk bunuh diri.
Hal ini terjadi akibat kurangnya pengawasan
dari orang tua. Meskipun tidak menutup
kemungkinan hal ini dapat terjadi pada orang
dewasa yaitu ketika melampiaskan nafsu
seksual yang menyimpang (Autoerotic Hanging)
Pemeriksaan TKP
Periksa apakah masih hidup atau sudah meninggal
Keadaan di TKP (tempat kejadian perkara) : Pada kasus gantung diri, keadaanya
tenang, di ruang atau tempat tersembunyi atau pada tempat yang sudah tidak
digunakan.
Pakaian korban : Pada kasus gantung diri biasa ditemukan pakaian korban cukup
rapih, sering didapatkan surat peninggalan dan tidak jarang diberikan alas
sapu tangan sebelum alat jerat dikalungkan ke leher.
Adakah alat penumpu seperti bangku dan sebagainya
Jumlah lilitan : Semakin banyak jumlah lilitan, dugaan bunuh diri makin besar
Arah serabut tali penggantung:
- Bunuh diri arah serabut tali menuju korban
- Dibunuh terlebih dulu arah serabut sebaliknya
Distribusi lebam mayat. Diperiksa apakah sesuai dengan posisi korban yang
tergantung atau tidak.
Macam simpul pada jerat di leher
- Simpul hidup : Umumnya pada kasus bunuh diri.
- Simpul mati
Pemeriksaan luar
Kepala
1. Muka sianotik (vena terjepit) atau muka pucat (vena
dan arteri terjepit)
2. Tanda penjeratan pada leher, (Bila alat penjerat
mempunyai permukaan yang luas, yang berarti tekanan
yang ditimbulkan tidak terlalu besar tetapi cukup
menekan pembuluh balik, maka muka korban tampak
sembab, mata menonjol, wajah berwarna merah
kebiruan. Jika permukaan alat penjerat kecil, yang
berarti tekanan yang ditimbulkan besar dan dapat
menekan baik pembuluh balik maupun pembuluh nadi;
maka korban tampak pucat dan tidak ada penonjolan
dari mata. )
3. Tanda-tanda asfiksia.
Mata menonjol keluar; oleh karena pecahnya
oleh bendungan kepala, dimana vena-vena
terhambat sedang arteri tidak.
Perdarahan berupa peteki tampak pada wajah
dan subkonjungtiva; pecahnya vena oleh
bendungan dan meningkatnya permeabilitas
pembuluh darah akibat asfiksia.
Lidah menjulur; tergantung dari letak jerat.
Bila tepat di kartilago tiroid lidah akan terjulur
sedang jika di atasnya lidah tidak akan terjulur.
Pemeriksaan Dalam
1. Kepala korban penggantungan (hanging) dapat kita temukan tanda-tanda
bendungan pembuluh darah otak, kerusakan medulla spinalis dan medulla
oblongata.
2. Jaringan yang berada di bawah jeratan berwarna putih, berkilat dan
perabaan seperti perkamen karena kekurangan darah, terutama jika
mayat tergantung cukup lama.Pada jaringan di bawahnya mungkin tidak
terdapat cedera lainnya.
3. Platisma atau otot lain di sekitarnya mungkin memar atau ruptur pada
beberapa keadaan. Kerusakan otot ini lebih banyak terjadi pada kasus
penggantungan yang disertai dengan tindakan kekerasan.
4. Lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah mengalami laserasi
ataupun ruptur. Resapan darah hanya terjadi di dalam dinding pembuluh
darah.
5. Fraktur tulang hyoid jarang terjadi. Fraktur ini biasanya terdapat pada
penggantungan yang korbannya dijatuhkan dengan tali penggantung
yang panjang dimana tulang hyoid mengalami benturan dengan tulang
vertebra
Gantung Diri
Riwayat korban.
Biasanya korban
mempunyai riwayat untuk
Gantung Diri
Racun. Ditemukannya racun dalam lambung korban, misalnya arsen,sublimat Terdapatnya racun berupa asam opium
korosif dan lain-lain tidak bertentangan dengan kasus gantung diri. Rasa nyeri hidrosianat
atau
kalium
sianida
yang disebabkan racun tersebut mungkin mendorong korban untuk melakukan tidak sesuai pada kasus pembunuhan,
gantung diri
Tangan tidak dalam keadaan terikat karena sulit untuk gantung diri Tangan
dalamkeadaan tangan terikat
yang dalam
mengarahkan
dugaan
keadaan
terikat
pada
kasus
pembunuhan
Kemudahan. Pada kasus bunuh diri mayat biasanya ditemukan tergantung pada Pada kasus pembunuhan mayat ditemukan
tempat yang mudah dicapai oleh korban atau di sekitarnya ditemukan alat yang tergantung pada tempat yang sulit dicapai
digunakan untuk mencapai tempat tersebut
tempat
tersebut
tidak ditemukan
Tempat kejadian. Jika kejadian berlangsung di dalam kamar, dimana pintu, Tempat kejadian. Bila sebaliknya pada
jendela ditemukan dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam, maka ruangan ditemukan terkunci dari luar,
kasusnya pasti merupakan bunuh diri
maka
penggantungan
adalah
kasus
pembunuhan
1
0
jika
korban
sedang
tidur,