Anda di halaman 1dari 26

KEMATIAN AKIBAT ASFIKSIA

MEKANIK (PEMBEKAPAN)

Cintaya Pasefi Exami


1210211207
DEFINISI ASFIKSIA

 Asfiksia adalah suatu keadaan yg ditandai


dengan terjadinya gangguan pertukaran
udara pernapasan, mengakibatkan oksigen
darah berkurang (hipoksia) disertai dengan
peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea).
ETIOLOGI ASFIKSIA

 Penyebab alamiah : penyakit yg menyumbat


sal. pernapasan (laringitis difteri) atau
menimbulkan gangguan pergerakan paru
(fibrosis paru).
 Trauma mekanik : trauma yg mengakibatkan
emboli udara vena, emboli lemak,
pneumotoraks bilateral dan sumbatan
saluran pernapasan lain.
 Keracunan bahan yg menimbulkan depresi
pusat pernapasan : barbiturat, dan narkotika.
DEFINISI ASFIKSIA MEKANIK

 Asfiksia mekanik adalah mati lemas yg terjadi


bila udara pernapasan terhalang memasuki
saluran pernapasan oleh berbagai kekerasan
(yg bersifat mekanik). Misalnya :
 Penutupan lubang sal. pernapasan bag. atas:
 Pembekapan (smothering)
 Penyumbatan (gagging dan choking)
 Penekanan dinding saluran pernapasan:
 Penjeratan (strangulation)
 Pencekikan (manual strangulation, throttling)
 Gantung (hanging)
 Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia
traumatik)
 Sal. pernapasan terisi air (tenggelam,
drowning)
Rev01
asphyxia_ubhara Rev01 7
PEMERIKSAAN LUAR JENAZAH

 Ditemukan sianosis pada bibir, ujung2 jari


dan kuku.
 Pembendungan sistemik maupun pulmoner
dan dilatasi jantung kanan.
 Lebam mayat merah-kebiruan gelap yg luas.
 Terdapat busa halus pd hidung dan mulut.
 Pembendungan pd mata berupa pelebaran
pembuluh darah konjungtiva bulbi dan
palpebra (bintik2 perdarahan/Tardieu’s spot).
PX. BEDAH JENAZAH
 Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer
 Busa halus dalam sal. pernapasan
 Pembendungan sirkulasi pd seluruh organ tubuh
(lebih berat, warna lebih gelap, saat
diirisbanyak mengeluarkan darah).
 Petekie di mukosa usus halus, epikardium, kulit
kepala sebelah dalam (otot temporal), mukosa
epiglotis, dan sub glotis.
 Edema paru
 Kelainan yg berhubungan dg kekerasan : fraktur
laring langsung/tdk langsung, perdarahan faring
di bag. Belajang tl. Rawan krikoid, dll.
PEMBEKAPAN (SMOTHERING)

 Adalah penutupan lubang hidung dan mulut


yg menghambat pemasukan udara ke paru.
Pembekapan dapat menimbulkan kematian
akibat asfiksia.
 Cara kematian yg berkaitan dg pembekapan
dapat berupa :
 Bunuh diri (suicide)
 Kecelakaan (accidental smothering)
 Pembunuhan (homicidal smothering)
PEMERIKSAAN
 Bila pembekapan dg benda yg lunak, mungkin
tidak ditemukan tanda2 kekerasan. Tanda
kekerasan ditemukan tergantung dari jenis benda
yg digunakan dan kekuatan menekan.
 Kekerasan yg mungkin adalah luka lecet jenis
tekan atau geser, goresan kuku dan luka memar
pd ujung hidung, bibir, pipi, dan dagu. Luka
memar/lecet pd bagian atau permukaan dlm bibir
akibat bibir yg terdorong dan menekan gigi, gusi,
dan lidah.
 Temukan tanda2 asfiksia pd px. Luar atau
pembedahan dan perlu px. Kerokan bawah kuku
korban adakah darah/ epitel kulit pelaku.
PENYUMBATAN(GAGGING&CHOCKING)
 Terjadi sumbatan jalan napas oleh benda asing
yg mengakibatkan hambatan udara untuk
masuk ke paru.
 Pada gagging, sumbatan terdapat di orofaring
sedangkan chocking sumbatan terdapat lebih
dalam pada laringofaring.
 Mekanisme kematian yg mungkin: asfiksia atau
refleks vagal akibat rangsangan pd reseptor n.
vagus di arkus faring yg menginhibisi kerja
jantung dg akibat cardiac arrest dan kematian.
PENCEKIKAN (MANUAL STRANGULATION)

 Adalah penekanan leher dengan tangan, yang


menyebabkan dinding sal. napas bag. atas
tertekan dan terjadi penyempitan sal. napas
sehingga udara pernapasan tidak dapat lewat.
 Mekanisme kematian : asfiksia dan refleks
vagal (rangsangan reseptor n. vagus pd corpus
caroticus di percabangan a. caroris interna dan
eksterna).
PEMERIKSAAN
 Bendungan pd muka dan kepala karena arteri dan vena superfisial
yg tertekan.
 Tanda kekerasan di leher tergantung pd cara mencekik. Lukanya :
 Luka lecet pd kulit : lecet kecil, dangkal, bentuk bulan sabit
akibat penekanan kuku jari.
 Luka memar pd kulit bekas tekanan jari.
 Memar/perdarahan pd otot bag. dalam leher dan perdarahan
otot sternokleido-mastoideus karena kontraksi kuat.
 Fraktur tulang lidah (os.hyoid) dan kornu posterior tl. rawan
gondok yg unilateral.
 Px. Pembedahan :
 Tanda2 asfiksia
 Bila refleks vagal : (-) pembendungan , (-) perdarahan petekial,
(-) edema pulmoner. (-) perdarahan pd otot leher bag. dalam
PENJERATAN (STRANGULATION)
 Adalah penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang,
rantai, stagen, kawat, kabel, kaos kaki, dsb yang
melingkari/mengikat leher yg makin lama makin kuat
sehingga saluran napas tertutup.
 Pada bunuh diri, semua arteri di leher mungkin tertekan,
pada penjeratan a. vertebralis biasanya tetap paten karena
kekuatan/beban yg menekan pd jeratan biasanya tidak
besar.
 Mekanisme kematian : asfiksia atau refleks vagal.
 Jenis simpul jerat :
 Simpul hidup : lingkar jerat dapat diperbesar/diperkecil
 Simpul mati : lingkar jerat tidak dapat diubah
 Cara kematian:
 Bunuh diri : pengikatan sendiri dg simpul hidup
atau bahan yg hanya dililitkan saja dg jumlah
lilitan lebih dari 1.
 Pembunuhan : pengikatan dg simpul mati dan
sering terlihat bekas luka pd leher.
 Kecelakaan : org yg sedang bekerja dg selendang
di leher dan tertarik masuk ke mesin.
PEMERIKSAAN
 Jejas jerat : mendatar, melingkari leher dan
terdapat lebih rendah daripada jejas jerat pd
kasus digantung. Jejas biasanya setinggi atau
dibawah tl. rawan gondok.
 Bila jerat lunak&lebar (selendang/handuk) : jejas
tidak ditemukan pd otot leher sblh dalam atau
tidak ditemukan sedikit resapan darah.
 Bila jerat kasar (tali) : bila korban melawan, ada
luka lecet di disekitar jejas jerat (kulit yg
mencekung berwarna coklat dg perabaan kaku)
dan banyak resapan darah pada otot leher sblh
dalam.
GANTUNG (HANGING)

 Pd kasus jerat : tenaga berasal dari luar dan


pd kasus gantung : tenaga berasal dari BB
korban meskipun tdk perlu seluruh BB
digunakan.
 Mekanisme kematian :
 Kerusakan pd batang otak dan medulla spinalis :
akibat dislokasi/fraktur vertebra ruas leher.
 Asfiksia : terhambatnya aliran udara pernapasan.
 Iskemia otak : terhambatnya aliran arteri2 leher.
 Refleks vagal
Posisi korban kasus gantung diri
1. Kedua kaki tidak menyentuh lantai (complete
hanging)
2. Duduk berlutut
3. Berbaring
PEMERIKSAAN
 Pd jerat kecil dan keras : tambatan total
arterimuka tampak pucat dan tidak terdapat
petekie pd kulit maupun konjungtiva.
 Pd jerat lebar dan lunak : hambatan hanya terjadi
pd sal. pernapasan dan pd aliran vena dari kepala
ke leherbendungan pd daerah sebelah atas
ikatan, darah tdk terkumpul di otak, petekie di
kulit dan konjungtiva.
 Jejas jerat gantung terletak lebih tinggi pd leher
dan tidak mendatar (meninggi di bag. simpul),
kulit mencekung ke dalam, berwarna coklat,
perabaan kaku, dan pada tepi jejas dapat
ditemukan luka lecet.
 Tepi jejas jerat gantung terdapat sedikit
perdarahan dan pd jaringan bawah kulit dan
otot sblh dalam terdapat memar jaringan.
 Fraktur lidah atau tl. rawan gondok atau
keduanya tidak sering terjadi.
 Distribusi lebam mayat mengarah ke bawah
yaitu pd kaki, tangan, dan genitalia eksterna.
Bila tergantung cukup lama, pd wanita 
labium membesar dan terdapat lebam. Pd
pria lebam di skrotum, penis seolah ereksi
dan semen keluar karena relaksasi otot
sfingter post mortal.
Pembunuhan Bunuh Diri
ALAT PENJERAT:
Simpul Biasanya simpul mati/dapat Simpul hidup
hidup
Jumlah lilitan Hanya satu Satu atau lebih
Arah Mendatar Serong ke atas
Jarak titik tumpu-simpul Dekat Jauh
KORBAN:
Jejas jerat Berjalan mendatar Meninggi ke arah simpul
Luka perlawanan + -
Luka-luka lain Ada, sering dia daerah leher Biasanya tidak ada, mungkin
terdapat luka percobaan lain.

Jarak dari lantai Jauh Dekat


TKP:
Lokasi Bervariasi Tersembunyi
Kondisi Tidak teratur Teratur
Pakaian Tak teratur, robek Rapi dan baik
ALAT : Dari si pembunuh Berasal dari yang ada di TKP
SURAT PENINGGALAN: - +
RUANGAN: Tak teratur, terkunci dari luar Teratur, terkunci dari dalam

Anda mungkin juga menyukai