Anda di halaman 1dari 52

7

Kematian akibat
Asfiksia Mekanik
Disusun Oleh:
Koas UNS 7

Periode 15-28 Agustus 2011


G0007019 Septina Anggi P
G0007026 Adelia hanung P
G0007049 Carko Budiyanto
G0007113 Nora Ainina Rahmani
G0007117 Nur Afifah
G0007131 Primadiati Nickyta S
G0007180 Afifah Nur Rasyidah
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya
gangguan pertukaran udara pernafasan, mengakibatkan oksigen
darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan
karbondioksida (hiperkapnea).

Akibat penyakit yang menyumbat sal.nafas


(laringitis difteri) atau menimbulkan
Alamiah gangguan pergerakan paru (fibrosis paru)

Etiologi

Trauma yang mengakibatkan


Menyebabkan depresi Keracunan Trauma emboli udara vena, emboli
pusat pernafasan,
Mekanik lemak, pneumotoraks
misalnya barbiturat,
narkotika bilateral, dll.
Asfiksia Mekanik

adalah mati lemas ynag terjadi bila udara pernafasan


terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai
kekerasan (yang bersifat mekanik), misalnya:
Penutupan lubang saluran pernafasan bagian atas:
Pembekapan (smothering)
Penyumbatan (Gagging dan choking)
Penekanan dinding saluran pernafasan:
Penjeratan (strangulation)
Pencekikan (Manual strangulation, throttling)
Gantung (hanging)
Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)
Saluran pernafasan terisi air
4 fase asfiksia

Penurunan O2 dan penimbunan CO2 merangsang pusat pernafasan


Fase
di medula oblongata amplitudo dan frekuensi pernafasan
Dispnea meningkat, nadi cepat, TD meninggi tampak tanda2 sianosia
terutama pada muka dan tangan

Kadar CO2 yang tinggi menimbulkan rangsangan SSP sehingga Fase


terjadi konvulsi (mula2 kejang klonik kejang tonik
spasme opistotonik) Konvulsi
Pupil dilatasi, denyut jantung menurun, TD menurun.
Pernafasan melemah dan dapat berhenti, kesadaran menurun.
Fase Akibat relaksasi sfingter dapat terjadi pengeluaran cairan sperma,
Apnea urin, dan tinja.

Terjadi paralisis pusat pernafasan yang lengkap. Pernafasan Fase


berhenti setelah kontraksi otomatis otot pernafasan kecil pada
leher.
Akhir
PEMERIKSAAN
JENAZAH
Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari, dan kuku

Pembendungan sistemik maupun pulmoner dan

Pemeriksaan dilatasi jantung kanan

Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap dan

Luar terbentuk lebih cepat, distribusi lebam lebih


luas
Terdapat busa halus pada hidung dan mulut
akibat fase dispnea. Pelebaran pd Konjungtiva
bulbi dan palpebra yang terjadi pada fase
konvulsi

Tardieu’s spot (bintik-bintik perdarahan)


PEMERIKSAAN BEDAH
JENAZAH
1. Disebabkan karena Darah 4.Ditemukan pada
fibrinolisin darah meningkat berwarna mukosa usus halus,
pasca mati Petekie
lebih gelap epikardium, kulit
dan lebih kepala sebelah dalam
encer

Busa
Halus

2. Ditemukan
dalam sal.nafas
Edema
paru

3. Akibatnya organ dalam


menjadi lebih berat, berwarna Bendunga
lebih gelap, pada pengirisan Sering ditemukan kelainan yang
n
banyak mengeluarkan darah berhubungan dg kekerasan, seperti
sirkulasi
fraktur laring, perdarahan faring
PEMBEKAPAN
(SMOTHERING) 7

Adalah penutupan lubang hidung dan mulut yang


menghambat pemasukan udara ke paru-paru.
Dapat menimbulkan asfiksia→ KEMATIAN
 Cara Kematian Akibat Pembekapan

Bunuh Diri • Penderita penyakit jiwa


(Suicide) • Orang tahanan dengan gulungan
kasur, bantal
• Pakaian yang diikatkan menutupi
hidung dan mulut
Kecelakaan • Bayi dalam bulan pertama
(Accidental smothering) kehidupan idung,mult tertutup
bantal/selimut
• Anak dan dewasa muda yg
terkurung di tempat yg sempit
+sedikit udara
• Orang dewasa yg terjatuh waktu
bekerja
Pembunuhan
(homicidal • Kasus pembunuhan anak
smothering) sendiri
• Pembunuhan pada orang
tua, orang sakit berat, orang
dalam pengaruh obat dan
minuman keras
 Tanda Kekerasan pada Pembekapan
Tergntung dari jenis benda dan kekuatan yang
menekan

• Luka lecet jenis tekan/geser


luka memar/lecet bagian dlam mulut akibat bibir
terdorong/tertekan gusi,gigi,lidah
• Goresan kuku
• Luka memar pada ujung hidung,bibir,dagu
korban
PERLU DILAKUKAN PEMERIKSAAN
KEROKAN BAWAH KUKU KORBAN,
ADAKAH DARAH ATAU EPITEL KULIT
PELAKU
Pencekikan (Manual
Stangulation)
 Definisi
suatu strangulasi berupa tekanan pada leher
korban yang dilakukan dengan
menggunakan tangan atau lengan bawah 
penyempitan dinding saluran pernafasan
atas  udara tidak dapat masuk paru.
1. Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di
depan korban.
2. Menggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri di
depan atau di belakang korban
3. Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di
depan atau di belakang korban.
Mekanisme Kematian
pada Pencekikan
1. Asfiksia
2. Vagal reflex
akibat rangsangan pada reseptor nervus
vagus. Reflek ini jarang terjadi.
Gambaran Postmortem
Pencekikan
 Adanya pembendungan pada muka dan
kepala
 Adanya tanda kekerasan pada leher,
distribusi tergantung oleh cara mencekik:
 Luka lecet pada kulit, Bekas kuku dapat kita
kenali dari adanya crescent mark
 Luka memar pada kulit bekas tekanan jari 
melihat posisi tangan pada saat mencekik
Terdapat luka bekas kuku (Cressent Mark) atau ujung-ujung
jari dan gambaran bekas jari – jari tangan pada leher
korban
 Adanya memar atau perdarahan
pada M. Sternokleido-
mastoideus .
 Adanya fraktur pada os hyoid
(satu – satu nya bukti adanya
kekerasan)dan cornu superior os
thyroidea unilateral  tergantung
besarnya tenaga pada saat
mencekik
Pemeriksaan jenazah

 Dibedakan sesuai dengan mekanisme


kematian,
 Asfiksia terdapat tanda2 asfiksia (adanya
sianotik, petekie, atau kongesti daerah kepala,
leher atau otak. Lebam mayat terlihat gelap)
 Refleks Vagal tidak ada tanda2 asfiksia, tidak
ada oedema pulmoner, hampir tidak ditemukan
perdarahan pada otot2 bag dalam leher.
Diagnosa kematian hanya dapat dibuat
perekslusionam.
PENJERATAN 7

(STRANGULATION)
Adalah penekanan benda asing berupa
tali, ikat pinggang, rantai, stagen, kawat,
kabel, kaos kaki, dll, melingkari atau
mengikat leher yang makin lama makin
kuat, sehingga saluran pernapasan
tertutup
Gantung Diri Penjeratan

(Strangulation)
7
Berhubungan dengan Suicide (bunuh diri) Pembunuhan

Arteri-arteri di leher Semua arteri di leher Arteri Vertebralis tetap


tertekan paten

Asal kekuatan/beban Berasal dari berat badan Berasal dari luar,


yang menekan korban sendiri sehingga kekuatannya
tidak begitu besar
Mekanisme kematian akibat
penjeratan: 7

1. Asfiksia  kegagalan sel-sel


untuk memperoleh atau
memanfaatkan oksigen
2. Reflek Vaso-vagal (reflex cardiac death)
7

penekanan/stimulasi sinus karotid

perlambatan heart rate (bradikardia), dilatasi


pembuluh darah (vasodilatasi), dan penurunan
tekanan

aritmia
JERATAN 7

Jika jerat masih ditemukan melingkari leher korban,


maka jerat harus disimpan  merupakan barang
bukti  diserahkan kepada penyidik bersama Visum
et Repertum nya
Simpul Jerat:
1. Simpul Hidup  lingkar jerat dapat diperbesar
7 atau
diperkecil
2. Simpul mati  lingkat jerat tidak dapat diubah
Melepaskan Jeratan
7
Jerat digunting serong (jangan melintang) pada tempat yang
berlawanan dari letak simpul, sehingga dapat
direkonstruksikan kembali.
Kedua ujung jerat harus diikat sehingga bentuknya tidak
berubah.
JEJAS JERATAN 7
Pola jejas dapat dilihat dengan menempelkan transparant
scotch pada daerah jejas di leher  ditempelkan pada object
7
glass  dilihat di bawah mikroskop atau dengan sinar UV

Bila jejas kasar (tali)  korban melawan  luka lecet di sekitar


jejas jerat, kulit mencekung warna coklat (luka lecet tekan). Pada
otot leher sebelah dalam tampak banyak resapan darah
7

GANTUNG
(HANGING)
Mekanisme Kematian
pada kasus gantung diri:
 1. Kerusakan pada batang otak
 2. Asfiksia
 3. Iskemia Otak
 4. Refleks Vagal
Posisi korban pada kasus
gantung diri
 Complete hanging  kedua kaki tidak
menyentuh lantai
 Duduk berlutut (menggantung pada daun
pintu)
 Berbaring (di bawah tempat tidur)
Jenis-jenis gantung diri

 Typical hanging
 bila titik gantung terletak di atas daerah oksiput
dan tekanan pada a.karotis paling besar

 Atypical hanging
 Bila titik penggantungan terdapat di samping,
sehingga leher dalam posisi sangat miring (fleksi
lateral) yang mengakibatkan hambatan pada
a.karotis dan a.vertebralis  korban segera tidak
sadar

 Kasus dengan letak titik gantung di


depan/dagu
Pemeriksaan Jenazah
 Jerat kecil & keras  hambatan total arteri  muka
tampak pucat, tidak terdapat petekie pada kulit &
konjungtiva
 Jerat lebar & lunak  hambatan di saluran pernafasan
& aliran vena kepala ke leher  area perbendungan di
sebelah atas ikatan
Pemeriksaan di TKP untuk
memperkirakan cara kematian:
PEMBUNUHAN BUNUH DIRI
Alat Penjerat:
Simpul Biasanya simpul Simpul hidup
Jumlah lilitan mati Satu atau lebih
Arah Hanya satu Serong ke atas
Jarak titik tumpu- Mendatar Jauh
simpul Dekat
Korban:
Jejas jerat Berjalan mendatar Meninggi ke arah
Luka perlawanan + simpul
Luka-luka lain Ada, sering di -
daerah leher Biasanya tidak ada,
mungkin terdapat
Jarak dari lantai luka percobaan lain
Jauh Dekat, dapat tidak
tergantung
TKP:
Lokasi Bervariasi Tersembunyi
Kondisi Tidak teratur Teratur
Pakaian Tidak teratur, robek Rapi dan baik

Alat: Dari si pembunuh Berasal dari yang ada di


TKP

Surat peninggalan - +

Ruangan: Tidak teratur, terkunci Terkunci dari dalam


dari luar
Asfiksia 7

Traumatik
 Asfiksia traumatik  penekanan dr luar pd dindg
dada shg dada terfiksasi+gangg. gerak prnafasan;
 Msalnya: trtimbun pasir, tanah, runtuhan tanah,
tergencet saat slg brdesakan
 Ditemukan sianosis + bendungan hebat
 Perbendungan muka  muka bengkak+pnuh peteki,
edema konjungtiva+prdarahan subkonjungtiva.
 Peteki bisa di leher, kaki, bokong
Tenggelam
 Definisi: kematian akibat mati lemas (asfiksia)  msuknya cairan
cairan ke dalam sal.pernafasan
 Beberapa istilah drowning:

1. Wet drowning : cairan masuk kdalm sal.pernafasan

2. Dry drowing : cairan tdak masuk kdalam sal.pernafasan, akbt


spasme laring

3. Secondary drowning : tjd gjala bbrapa hari stlh korban tenggelam


(dan diangkt dr dlam air)+ korban meningga akbat komplikasi

4. Immersion syndrome : tb2 meninggal stlh tenggeam dlm air dingin


akbt reflek vagal. Alkohol+mkan banyak mrpk faktor pencetus
Tenggelam dalam air tawar
 Konsentrasi elektrolit dlm air twar > rendah drpd
konsentrasi dlm darah  hemodilusi darah air msuk
kdalam aliran darah sktar alveoli  akbatnya sel darah
merah pecah (hemolisis)
 Pengenceran darah  tbuh mengatasi keadaan
melepaskan ion K dr serabut ot. Jantung  shg kdar ion
K plasma 
 Prbhan keseimbangan ion K+ Ca srabut ot jntung 
mndorong fibrilasi ventrikel+ tekanan darh 
kematian akibat anoksia otak
 Kematian trjadi dlm wktu 5 mnit
Tenggelam dalam air asin
(hipertonik)

 Konsentrasi elektrolit cairan air asin >


tinggi drpd dalam drah  shg air akn
ditarik dr sirkulasi pulmonal ke dlm jar.
interstisial paru  akbatnya edema
pulmoner, hemokonsentrasi, hipovolemi,
peningkatan kdar Mg dlm drah 
sirkulasi mnjd lambat mybabkan payah
jantung
 Kematian trjadi dlm wkt wktu 8-9 mnit
setelah tenggelam
 Mekanisme kematian pda korban tenggelam

1. Asfiksia akibat spasme laring


2. Asfiksia krn gagging dn choking
3. Reflek vagal
4. Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)
5. Edema pulmoner (dalam air asin )
 Hal pnting yg prlu ditntukan pada pemeriksaan mayat
akbat tenggelam
1. Menentukan identitas, dgn memeriksa:
a. pakaian+benda2 mlik korban
b. wrna+dstribusi rmbut+identitas lain
c. kelainan atau dformitas +jar.parut
d. Sidik jari
e. Pemeriksaan gigi
f. teknik identifikasi lain
2. Apkh korban msih hdup sblum tenggelam, dpat
diketahui dr hsil pemeriksaan;
a. Metode yg mmuaskan untuk mnentkan apkh orang masih hdp
wkt tenggelam adlh pmx diatom
b. Mmbandingkan kdar elktrolit Mg drah dr bilik jantung kiri dn
knan
c. Benda asing dlm paru+sal.pernafasan dan isi lambung+usus
d. Mayat segar air dlm lambung+alveoli scr fisik dn kimia sifatnya
= air tmpat korban tenggelam (mmpunyai nilai yg brmakna)
e. Kadar alkohol tinggi dpt mnjelaskn korban keracunan alkohol pada
saat masuk dalam air
3. Penyebab kematian sbnarnya dan jenis drowning
Mayat yg segar  gmbaran pasca mati dpt mnnjkan
tipe drowning+ pybab kmatian lain spt pyakit,
keracunan, kekerasan lain
Pd kecelakaan dkolam renang benturan ante-mortem
pd tbh bgn atas (misal:memar pd luka, perlukaan pd
v.servikalis+med.spinalis dpt dtmukan
4. Faktor yg brperan pd proses kmatian
Misal: kekerasan, alkohol, obat-obatan
5. Tmpat korban prtama kali tenggelam
Pmx diatom dr air tmpat korban ditmukan dpt
mmbantu mnentkan apkh krban tenggelam dtmpat itu
atau di mpat lain
 Penyebab kematian sebenarnya dan jenis
drawning
 Mayat yg segar + gambaran pasca mati dpt
menunjukkan tipe drawning + penyebab
kematian lain spt penyakit, keracunan,
kekerasan dll
 Pd kecelakaan di kolam renang bertujuan
ante mortem pd tubuh bagian atas misal
6. Adakah penyulit alamiah lain yg mmpercepat kematian
a. Immersion  kematian tjd dgn cepat dsbbkan sudden
cardiac arrest
Terjun dgn kaki trlbh dhlu  cairan msk hidung
Faktor lain: hipersensitivitas, kracunan alkohol
b. Bila tdk dtmukan air dlm paru-paru+lambung kematian tjadi
seketika akbt spasme glotisshg cairan tdk dpt msuk
 Waktu yg dperlukan utk terbenam tgtg dr keadaan skelling
korban, reaksi perorangan yg brsangkutan, keadaan
kesehatan, jmlah+cairan yg dhisap msuk kdalam
sal.prnafasan

 Korban tenggelam akn mnelan air dlm jmlh mkn lma mkn
bnyaktdk sdar 2-12 mnt (fatal period) kmgkinan mash
hdup bila resusitasi brhasil
Pemeriksaan luar
 Mungkin berlumuran pasir, lumpur, benda asing lain
 Busa halus pada hidung dan mulut, kadang berdarah
 Kutis anserina  Pori2 kulit tampak lebih melebar, lebih
jelas terutama pd ekstremitas  akibat kontraksi m erektor
pili atau rigor mortis
 Washer woman’s hand  telapak tangan & kaki keriput dan
keputihan  karena imbibisi air ke dalam kutis
 Cadaveric spasme  tanda intravital saat korban berusaha
menyelamatkan diri dengan memegang benda sekitarnya
 Luka lecet pada siku, jari, lutut, kaki akibat gesekan pada
benda2 dalam air
Pemeriksaan dalam
 Busa halus dan benda asing pada trachea
 Paru membesar seperti balon, > berat, banyak keluar cairan 
terutama tenggelam di air laut
 Petekia jarang (peteki subpleural, bula emfisema), mungkin ada
bercak Paltauf
 Tenggelam di air tawar  paru dapat “biasa”
 Tanda pembendungan pada otak, hati, ginjal, limpa
 Lambung membesar berisi air, lumpur, dll
Pemeriksaan lab
 Pemeriksaan diatom
 Pemeriksaan destruksi
 Pemeriksaan getah paru
 Pemeriksaan darah jantung. Di air tawar, berat jenis dan kadar
elektrolit jantung kiri lebih rendah dari jantung kanan. Sedang
tenggelam di air laut sebaliknya.

Diagnosis :
1. Mayat segar : mudah ditegakan berdasar
hasil pemeriksaan
2. Mayat membusuk : berdasar adanya diatom
pada paru dan disokong pada ginjal, sumsum
tulang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai