Anda di halaman 1dari 19

BED SIDE TEACHING

RS LABUANG BAJI

 
ASFIKSIA
SUPERVISOR:
dr. Denny Mathius, M.Kes, Sp.F
 Pembimbing : dr. S Zulfikar Gaffar Assegaf, M.H(Kes), IPDA dr.Andi Iqbal Iskandar

MPPD
Yusqadriani Yusbar (105505403819)
Muliana Hijrah (105505405319)
Egah Auviah Ambri M ( 1055054061 19)
Suryanti Sultan (105505404319)
Rahma Rama Dani (105505404219)
Latar Belakang

• Asfiksia merupakan penyebab kematian terbanyak yang


ditemukan dalam kasus kedokteran forensik.

• Asfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya obstruksi pada saluran


pernafasan disebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis inilah yang paling
sering dijumpai dalam kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh dan
nyawa manusia.

• Mengetahui gambaran asfiksia, khususnya pada postmortem serta


keadaan apa saja yang dapat menyebabkan asfiksia, khususnya asfiksia
mekanik mempunyai arti penting terutama dikaitkan dengan proses
penyidikan.
Definisi Asfiksia

• Keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran


udara pernafasan
• Oksigen darah berkurang (hipoksia)
• Peningkatan CO2(hiperkapnia)
• Organ tubuh mengalami kekurangan oksigen
• kematian
Etiologi:

1. ALAMIAH :
- Penyakit saluran nafas.
2. MEKANIK :
- Hanging, drowning, strangulasi, dll
- Sumbatan lain
3. KERACUNAN :
- CNS DEPRESANT : barbiturat, morfin
Ada 4 stadium gejala / tanda dari asfiksia
Fase dispneu / Fase akhir /
Fase konvulsi Fase apneu
sianosis terminal / final
• Berlangsung • Berlansung kira- • Berlangsung • Paralisis pusat
kira-kira 4 kira 2 menit. kira-kira 1 pernapasan
menit. • Awalnya berupa menit. lengkap.
• Pernapasan kejang klonik • Depresi pusat • Denyut jantung
terlihat cepat, lalu kejang tonik pernapasan beberapa saat
berat. kemudian (napas lemah), masih ada lalu
• Nadi teraba opistotonik. kesadaran napas terhenti
cepat. • Kesadaran mulai menurun kemudian mati.
• Tekanan darah hilang, pupil sampai hilang
terukur dilatasi, denyut dan relaksasi
meningkat. jantung lambat, spingter.
dan tekanan
darah turun.
Tanda Kardinal (Klasik) Asfiksia

1. Tardieu’s spot (Petechial hemorrages)


 Ditemukan pada jaringan longgar, seperti kelopak mata,
dibawah kulit dahi, kulit dibagian belakang telinga, circumoral
skin, konjungtiva dan sklera mata. Selain itu juga bisa terdapat
dipermukaan jantung, paru dan otak, mukosa laring dan faring.
Cont’d

2. Kongesti dan Oedema


 Terjadi akibat bendungan pada pembuluh
darah
3. Sianosis
terjadi akibat peningkatan jumlah absolut
Hb tereduksi (Hb yang tidak berikatan
dengan O2).
4. Tetap cairnya darah
 Terjadi karena peningkatan fibrinolisin
pasca kematian
Asfiksia Mekanik

• Mati lemas akibat udara pernafasan terhalang masuk ke


saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan yang bersifat
mekanik:
1. PEMBEKAPAN/SMOTHERING.
2. GAGGING & CHOKING.
3. PENCEKIKAN.
4. PENJERATAN / STRANGULASI.
5. GANTUNG / HANGING.
6. TRAUMATIC ASFIKSIA.
MEKANISME ASFIKSIA MEKANIK

• Penutupan saluran napas bagian atas: Pembekapan (smothering) dan


Penyumbatan (gagging dan choking)

• Penekanan dinding saluran nafas: Penjeratan (strangulation)Pencekikan


(manual strangulation, throttling),Penggantungan (hanging)

• Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)

• Saluran pernapasan terisi air (tenggelam, drowning)


PENJERATAN

Penjeratan adalah terhalangnya udara masuk ke saluran pernafasan


akibat adanya tenaga dari luar. Disini tidak ada pengaruh berat badan
seperti pada hanging.
 Tipe penjeratan:
- Tali (ligature strangulation)
- Cekik (manual strangulation)
- Ditekan leher dengan bahan selain tali
- Mugging ,leher ditekan dengan lutut atau siku
 JEJAS = LUKA LECET TEKAN
1. MENDATAR ,SELURUH LEHER
2. SETENTANG THYROID CARTILAGE.
3. SIMPUL MATI, MERAH KECOKLATAN
PENJERATAN(2)

Mekanisme Kematian:
Asfiksia
Kongesti vena
Iskemi otak
Reflek vagal
Jerat masih terdapat di leher 
Disimpan
Dibuka dengan tehnik yang benar (digunting di luar simpul)
Simpul harus diamankan
PENJERATAN(3)

Gambaran jejas bervariasi:


Jerat lunak,lebar  jejas tidak ditemukan
Jerat kasar luka lecet tekan(kulit mencekung berwarna
coklat,perabaan kaku spt kertas perkamen)
Otot leher resapan darah
Gambaran Postmortem pada STRANGULASI.

Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam

•  Dapat ditemukan sianosis pada • Lebam setentang daerah


bibir, ujung - ujung jari dan kuku penjeratan
• Bekas jeratan di leher warna • Fraktur tulang krikoid dan tulang
merah kecoklatan, setentang rawan trakea lainnya
kartilago tiroid • Taedieu’s spot dapat ditemukan
• Muka bengkak dan membiru, mata pada mukosa
melotot, lidah menjulur • Mukosa laring dan trakea
• Gambaran perbendungan pada menebal, berwarna merah
mata berupa pelebaran pembuluh • Paru-paru congested, ada tanda-
darah konjungtiva bulbi dan tanda perbendungan.
palpebra berupa bintik - bintik
perdarahan yang dinamakan
sebagai tardeou’s spot.
ASPEK HUKUM

Pasal 351 tentang Penganiayaan:


1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama 2thn
8bln atau pidana paling banyak empat ribu lima ratus rupiah
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun
3. Jika mengakibatkan mati diancam dengan pidana penjara paling
lama 7 tahun
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana
Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain diancam
karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun

Pasal 340
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain diancam karena pembunuhan dengan
rencana, dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama 20 tahun.
KESIMPULAN

Strangulasi adalah terhalangnya udara masuk ke saluran napas akibat


adanya tenaga dari luar yang dapat mengakibatkan kematian.
Hal ini berkaitan dengan aspek hukum pidana mengenai kejahatan
terhadap nyawa dan penganiayaan.

Anda mungkin juga menyukai