Anda di halaman 1dari 11

Muhammad Rustamaji,S.H.,M.H.

hatchi_ajie@yahoo.com
Apa itu asfiksia?
• Asfiksia merupakan kumpulan dari berbagai
keadaan yang menyebabkan terjadinya gangguan
dalam pertukaran udara pernafasan yang normal.
• Gangguan tersebut dapat disebabkan karena
adanya obstruksi pada saluran pernafasan dan
gangguan yang diakibatkan karena terhentinya
sirkulasi.
• Gangguan ini akan menimbulkan suatu keadaan
yang mengakibatkan oksigen dalam darah
berkurang yang disertai dengan peningkatan
kadar karbondioksida. Keadaan ini jika terus
dibiarkan dapat menyebabkan terjadinya
kematian.
Hubungan Asfiksia & Hukum
• Asfiksia merupakan penyebab kematian
terbanyak yang ditemukan dalam kasus
kedokteran forensik.
• Asfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya
obstruksi pada saluran pernafasan disebut
asfiksia mekanik.
• Asfiksia jenis inilah yang paling sering dijumpai
dalam kasus tindak pidana yang menyangkut
tubuh dan nyawa manusia. Mengetahui
gambaran asfiksia, khususnya pada postmortem
serta keadaan apa saja yang dapat menyebabkan
asfiksia, khususnya asfiksia mekanik mempunyai
arti penting terutama dikaitkan dengan proses
penyidikan.
• Dalam penyidikan untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban yang diduga karena
peristiwa tindak pidana, seorang penyidik
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan
atau ahli lainnya.
• Seorang dokter sebagaimana Pasal 179 KUHAP
wajib memberikan keterangan yang sebaik-baiknya
dan yang sebenarnya menurut pengetahuan di
bidang keahliannya demi keadilan. Untuk itu,
sudah selayaknya seorang dokter perlu mengetahui
dengan seksama perihal ilmu forensik, salah
satunya asfiksia.
Devinisi Asfiksia
• Asfiksia atau mati lemas adalah suatu
keadaan berupa berkurangnya kadar
oksigen (O2) dan berlebihnya kadar karbon
dioksida (CO2) secara bersamaan dalam
darah dan jaringan tubuh akibat gangguan
pertukaran antara oksigen (udara) dalam
alveoli paru-paru dengan karbon dioksida
dalam darah kapiler paru-paru.
• Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan
kelebihan karbon dioksida disebut
hiperkapnia
Hipoksia
Dalam kenyataan sehari-hari, hipoksia ternyata merupakan
gabungan dari empat kelompok, dimana masing-masing
kelompok tersebut memang mempunyai ciri tersendiri.
Walaupun ciri atau mekanisme yang terjadi pada masing-
masing kelompok akan menghasilkan akibat yang sama bagi
tubuh. Kelompok tersebut adalah:

• Hipoksik-hipoksia (Dalam keadaan ini oksigen gagal untuk


masuk ke dalam sirkulasi darah).
• Anemik-hipoksia (Keadaan dimana darah yang tersedia
tidak dapat membawa oksigen yang cukup untuk metabolisme
dalam jaringan).
• Stagnan-hipoksia (Keadaan dimana oleh karena suatu sebab
terjadi kegagalan sirkulasi).
• Histotoksik-hipoksia (Suatu keadaan dimana oksigen yang
terdapat dalam darah, oleh karena suatu hal, oksigen
tersebut tidak dapat dipergunakan oleh jaringan).
Etiologi Asfiksia
Dari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh hal berikut:

• Penyebab Alamiah, misalnya penyakit yang menyumbat


saluran pernafasan seperti laryngitis difteri, tumor laring,
asma bronkiale, atau menimbulkan gangguan pergerakan
paru seperti fibrosis paru, pneumonia, COPD.

• Trauma mekanik, yang menyebabkan asfiksia mekanik,


misalnya trauma yang mengakibatkan emboli, pneumotoraks
bilateral, sumbatan atau halangan pada saluran napas dan
sebagainya. Emboli terbagi atas 2 macam, yaitu emboli
lemak dan emboli udara. Emboli lemak disebabkan oleh
fraktur tulang panjang. Emboli udara disebabkan oleh
terbukanya vena jugularis akibat luka.

• Keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat


pernafasan, misalnya barbiturate, narkotika.
Gejala Asfiksia
Ada 4 stadium gejala / tanda dari asfiksia, yaitu:
• Fase dispneu / sianosis (Pada fase dispneu / sianosis asfiksia
berlangsung kira-kira 4 menit. Fase ini terjadi akibat rendahnya
kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya
kadar karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata
sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan
darah. Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. Nadi teraba
cepat. Tekanan darah terukur meningkat)
• Fase konvulsi (Fase konvulsi asfiksia terjadi kira-kira 2 menit.
Awalnya berupa kejang klonik lalu kejang tonik kemudian
opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut
jantung lambat, dan tekanan darah turun)
• Fase apneu (Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira 1 menit.
Fase ini dapat kita amati berupa adanya depresi pusat
pernapasan (napas lemah), kesadaran menurun sampai hilang
dan relaksasi spingter)
• Fase akhir / terminal / final (Fase akhir asfiksia ditandai oleh
adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung
beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati)
Gambaran Postmortem Pada
Asfiksia 1
Pada pemeriksaan luar:
• Muka dan ujung-ujung ekstremitas sianotik (warna
biru keunguan) yang disebabkan tubuh mayat lebih
membutuhkan HbCO2 daripada HbO2.
• Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi dan palpebra.
Tardieu’s spot merupakan bintik-bintik perdarahan
(petekie) akibat pelebaran kapiler darah setempat.
• Lebam mayat cepat timbul, luas, dan lebih gelap
karena terhambatnya pembekuan darah dan
meningkatnya fragilitas / permeabilitas kapiler. Hal ini
akibat meningkatnya kadar CO2 sehingga darah dalam
keadaan lebih cair. Lebam mayat lebih gelap karena
meningkatnya kadar HbCO2.
• Busa halus keluar dari hidung dan mulut. Busa halus
ini disebabkan adanya fenomena kocokan pada
pernapasan kuat.
Gambaran Postmortem Pada
Asfiksia 2
Pada pemeriksaan dalam:
• Organ dalam tubuh lebih gelap & lebih berat dan
ejakulasi pada mayat laki-laki akibat kongesti /
bendungan alat tubuh & sianotik.
• Darah termasuk dalam jantung berwarna gelap dan
lebih cair.
• Tardieu’s spot pada pielum ginjal, pleura, perikard,
galea apponeurotika, laring, kelenjar timus dan
kelenjar tiroid.
• Busa halus di saluran pernapasan.
• Edema paru.
• Kelainan lain yang berhubungan dengan kekerasan
seperti fraktur laring, fraktur tulang lidah dan
resapan darah pada luka.
Asfiksia Mekanik
Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara
pernafasan terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai
kekerasan (yang bersifat mekanik), misalnya :

• Penutupan lubang saluran pernafasan bagian atas:


§ Pembekapan (smothering)
§ Penyumbatan (gagging dan choking)

• Penekanan dinding saluran pernafasan:


§ Penjeratan (strangulation)
§ Pencekikan (manual strangulation)
§ Gantung (hanging)

• External pressure of the chest yaitu penekanan dinding dada dari


luar.
• Drawning (tenggelam) yaitu saluran napas terisi air.
• Inhalation of suffocating gases.

Anda mungkin juga menyukai