Anda di halaman 1dari 6

COMPOUND ODONTOMA SEBAGAI PENGHAMBAT ERUPSI

GIGI INSISIF SENTRAL KIRI RAHANG ATAS


(Laporan Kasus)

Drg. Luh Wayan Ayu Rahaswanti, Sp.KGA


19771210 200812 2 003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
COMPOUND ODONTOMA SEBAGAI PENGHAMBAT ERUPSI
GIGI INSISIF SENTRAL KIRI RAHANG ATAS
(Laporan Kasus)

Drg. Luh Wayan Ayu Rahaswanti, Sp.KGA


Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Odontoma merupakan tumor odontogenik yang paling sering ditemukan dan biasanya bersiat asimtomatik. Sebagian besar kasus odontoma
biasanya menghambat erupsi gigi permanen. Pada laporan kasus ini, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dengan impaksi gigi 21 akibat adanya
lesi odontoma di daerah disto insisal. Pada pemeriksaan radiografis panoramik dan periapikal, tampak bentukan radiopak di daerah disto insisal
gigi 21 yang impaksi. Penatalaksanaan odontoma dilakukan melalui prosedur bedah konservatif, dilanjutkan dengan perawatan dengan piranti
ortodontik cekat untuk membantu erupsi gigi 21 dan mengatur posisi gigi tersebut dalam lengkung rahang atas. Dari laporan kasus ini, tampak
bahwa pemeriksaan dan penatalaksanaan sedini mungkin akan menghasilkan prognosis yang lebih baik.

KATA KUNCI

Tumor odontogenik, compound odontoma, impaksi insisi rahang atas.

PENDAHULUAN

Odontoma merupakan jenis tumor odontogenik yang paling sering Tabel 1. KARAKTERISTIK COMPOUND ODONTOMA DAN COMPLEX ODONTOMA
Karakteristik Compound Odontoma Complex Odontoma
dijumpai dan biasanya tidak disertai adanya keluhan bagi 9-37% . Dinyatakan sebagai
Angka Kejadian tumor odontogenik yang paling 5-30%
penderitanya. Odontoma terbentuk karena adanya pertumbuhan sering ditemukan

Paling sering ditemukan pada


abnormal dari epitel-epitel dan sel-sel mesenkim yang membentuk usia di bawah 20 tahun, sehingga Paling sering ditemukan pada
Usia dinyatakan sebagai lesi masa usia 20-30 tahun
ameloblas dan odontoblas. Tumor jenis ini pada dasarnya anak-anak/remaja

Laki-laki dan perempuan memiliki Laki-laki dan perempuan memiliki


mengandung lapisan email dan dentin, namun dapat juga Jenis Kelamin kemungkinan yang sama kemungkinan yang sama
menderita lesi ini menderita lesi ini
mengandung sejumlah komponen sementum dan jaringan pulpa. Paling sering ditemukan di regio
Paling sering ditemukan di regio
Lokasi Lesi posterior rahang bawah diikuti
Odontoma diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu compound anterior rahang atas
regio anterior rahang atas

Tidak ada keluhan nyeri,


dan complex. Compound odontoma terdiri dari bentukan beberapa pertumbuhan lesi tidak agresif
Tidak ada keluhan nyeri,
pertumbuhan lesi lambat namun
dan terbatas bila dibanding
struktur menyerupai gigi kecil-kecil dan berkelompok, sementara Tampilan Klinis dengan complex odontoma.
dapat membesar. Sering
berhubungan dengan adanya gigi
Sering berhubungan dengan
permanen yang tidak erupsi pada
complex odontoma tampak sebagai sebaran masa email dan dentin adanya gigi permanen yang tidak
waktunya
erupsi pada waktunya
1
dengan bentuk anatomi yang tidak menyerupai gigi. Compound Kurang lebih tampak sebagai
Masa radiopak multipel, ukuran
gambaran masa amorphous dari
kecil, gambaran struktur
Odontoma lebih sering ditemukan dibandingkan complex Gambaran terkalsifikasi dengan bentk
struktur terkalsiikasi dengan
radiodensitas menyerupai
Radiografis anatomi menyerupai gigi normal,
odontoma.2,3 biasanya dikelilingi zona
struktur gigi, bentuk anatomi
tidak menyerupai gigi, dikelilingi
radiolusensi yang sempit
cincin radiolusensi yang sempit

Odontoma termasuk jenis tumor odontogenik yang dapat terbentuk Penatalaksanaan Bedah konservatif (enukleasi) Bedah konservatif (enukleasi)

di mana saja, baik di lengkung rahang atas, maupun lengkung


rahang bawah. Sebagian besar odontoma yang terbentuk di regio
anterior rahang atas adalah jenis compound odontoma, sedangkan LAPORAN KASUS
complex odontoma paling banyak dijumpai di regio posterior rahang
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang bersama orang
bawah.1,4
tuanya ke Dokter Spesialis Kedokteran Gigi Anak dengan keluhan
Pada pemeriksaan radiografis, compound odontoma tampak utama gigi seri rahang atas belum tumbuh. Pada pemeriksaan klinis
sebagai gambaran radiopak sekelompok struktur dengan bentuk intra oral rahang atas tampak bahwa gigi 21 belum erupsi, gigi 11
menyerupai gigi dan dikelilingi zona radiolusen yang sempit. sudah erupsi 2/3 mahkota, 12 hampir erupsi sempurna, 22 erupsi ¼
Sedangkan complex odontoma akan tampak sebagai gambaran mahkota, gigi 3 sampai gigi 5 belum tanggal, gigi 16 dan 26 sudah
masa terkasliikasi dengan radiodensitas menyerupai struktur gigi, erupsi sempurna. Labioversi gigi 11, 12 dan 22. Linguoversi didi 32
dan dikelilingi oleh bentukan cincin radiolusen. Gambaran odontoma dan 42. Tidak ada keluhan nyeri saat dilakukan palpasi pada regio
sering menyertai gigi yang belum erupsi dan biasanya menghambat gigi 21 yang belum erupsi. Dari keterangan orang tuanya, pasien
1
jalan erupsi bagi gigi tersebut. Karakteristik compound odontoma anak ini adalah atlit kempo yang sudah berlatih kempo sejak berusia
dan complex odontoma dijabarkan dalam tabel 1. 4 tahun.

Pada pemeriksaan radiografis Panoramik didapatkan gambaran gigi


21 impaksi dengan bentukan radiopak di bagian disto insisal gigi 21.
Dan pada pemeriksaan radiografis periapikal didapatkan gambaran
radiopak menyerupai gigi di bagian disto insisal gigi 21. Dari
pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan, maka diagnosa dari
kasus ini adalah compound odontoma.

Space Analysis

1. Relasi Molar tetap pertama : Klas II Angle

2. Relasi Incisivi : Gigitan dalam anterior


Overjet : 6 mm
Overbite : 8 mm

3. Tempat tersedia (Maksila) :


Diukur dengan lengkung kawat : 76.8 mm

4. Tempat tersedia (Maksila) :


12 11 21 22 (diukur) : 32 mm
15 14 13 23 24 25 (perkiraan) : 48,4 mm +
Jumlah yang dibutuhkan : 80,4 mm
Jumlah yang tersedia : 76.8 mm –
Kekurangan : 3,6 mm

5. Tempat tersedia (Mandibula) :


Diukur dengan lengkung kawat : 75 mm
Jumlah pengukuran : 75 mm
Koreksi pergeseran molar : 2 mm –
Tempat yang tersedia : 73 mm
Gambar 6. Foto periapikal
regio 21 6. Tempat yang dibutuhkan (Mandibula) :
42 41 31 32 (diukur) : 26 mm
45 44 43 33 34 35 (perkiraan) : 48 mm +
Jumlah yang dibutuhkan : 74 mm
Jumlah yang tersedia : 73 mm –
Kekurangan : 1 mm

7. Kesimpulan :
 Rahang Atas : Kekurangan tempat 3,6 mm
 Rahang Bawah : Kekurangan tempat 1 mm

Gambar 5. Foto Panoramik gigi 21 impaksi dengan bentukan radiopak di bagian


disto insisal gigi 21

Rencana perawatan bagi kasus pasien ini adalah enukleasi


odontoma sekaligus coronal exposure mahkota gigi 21 melalui
prosedur bedah konservatif. Prosedur bedah konservati dilakukan
oleh spesialis Bedah Mulut dibantu oleh spesialis Kedokteran Gigi
Anak sebagai asisten operasi. Prosedur bedah dilakukan dengan
anestesi lokal di ruang bedah minor tanpa premedikasi, dan prilaku
pasien cukup kooperatif selama prosedur bedah dilakukan. Setelah
prosedur bedah selesai, perawatan dilanjutkan dengan perawatan
ortodontik two by four karena gigi 3 sampai gigi 5 masih belum
tanggal. Untuk itu, sebelum prosedur bedah, dilakukan cetak rahang
pasien untuk pembuatan model studi, space analysis, dan insersi
alat ortodontik cekat rahang atas.
Gambar 16. Wire SS 0.016, Passive open coil
spring di antara gigi 11 dan 22, bonding bracket
pada gigi 21, ligature 8 pada 16-55; 12 -11,
Gambar 10. Prosedur operasi 2 : kuretase daerah kerja (kiri) dan eksposure gigi 21 (kanan) Single ligature wire pada gigi 22, Traksi gigi 21
dengan power chain

Gambar 18. Leveling ulang dengan


Gambar 17. Melanjutkan fase traksi 21 melibatkan gigi 21 : wire niti 0.014, ligasi
power O
Gambar 11. Irigasi daerah kerja (kiri) aplikasi pack pada regio 21 dan 22

Gambar 19. Gigi 11, 12, 21, 22 leveled.

Gambar 12. Compound Odontoma (kanan bawah) dan kapsul


odontoma (kiri atas)

Instruksi pasca operasi ditekankan pada memelihara kebersihan


daerah bekas operasi, hindari makanan dan minuman yang panas,
konsumsi makanan lunak, dan menghindari kegiatan yang
DISKUSI
melibatkan fisik sampai 48 jam pasca operasi. Pasien diberi resep
pereda nyeri dan antibiotik untuk mencegah infeksi pasca operasi. Odontoma merupakan jenis tumor odontogenik yang paling sering
dijumpai, dimana email dan dentin terbentuk saat komponen epitelial
Kontrol dilakukan 7 hari pasca operasi, pack dibuka dan dilakukan
dan mesenkimal telah mengalami deferensiasi.5 Pola tidak beraturan
irigasi pada regio 21 dan 22. Selanjutnya, kontrol dilakukan setiap
yang terjadi pada lapisan email dan dentin terjadi karena adanya
2–3 minggu sekali.
sekelompok sel odontogenik yang mengalami kegagalan dalam
proses morfodiferensiasi. Masa ini cenderung merupakan lesi
hamartomatous dibandingkan neoplasma murni.1

Angka kejadian odontoma dilaporkan sebanyak 22-67% dari seluruh


angka kejadian tumor odontogenik yang terjadi di rahang atas.6 Gigi-
gigi yang paling sering mengalami impaksi akibat adanya odontoma
adalah kaninus, diikuti oleh gigi insisif pertama rahang atas, dan gigi
molar ketiga. Tumor jenis ini dapat ditemukan di semua regio baik di
rahang atas maupun rahang bawah, dan biasanya terletak intra-
Gambar 13. Kontrol 7 hari pasca Gambar 14. Kontrol perkembangan osseus. Namun pada beberapa kasus ditemukan odontoma yang
operasi pasca operasi
mengalami erupsi ke dalam rongga mulut. Odontoma dapat terjadi
pada semua kelompok umur, namun sebagian besar kasus
odontoma ditemukan pada usia 20 tahun ke bawah pada
pemeriksaan radiografis.7 Gigi-gigi yang bersebelahan dengan
lokasi odontoma mengalami perubahan patologis pada 70% kasus KESIMPULAN
odontoma, yaitu mengalami malformasi, malposisi, devitalisasi,
Berdasarkan literatur-literatur dan laporan-laporan kasus mengenai
aplasia, dan erupsi terhambat. Selain itu, gigi-gigi tersebut dapat
odontoma, pemeriksaan radiografis harus dilakukan pada pasien-
mengalami perubahan yang mengarah pada pembentukan kista.8
pasien anak dengan keluhan gigi permanen yang terlambat erupsi,
Pada kasus yang dilaporkan dalam jurnal ini, diagnosa awal yang gigi desidui yang belum tanggal melewati masa yang diperkirakan,
ditetapkan adalah compound odontoma karena berdasarkan dan adanya gigi permanen yang erupsi di posisi ektopik, karena
pemeriksaan radiografis tampak sebagai kelompok bentukan mungkin merupakan gejala adanya masalah odontogenik yang
radiopak dengan bentuk menyerupai gigi kecil-kecil.1,9,10,11,12 bersiat patologis. Oleh karena itu, pemeriksaan dan
Diagnosa tersebut dipastikan pada pemeriksaan histologis setelah penatalaksanaan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, sehingga
lesi diambil melalui prosedur bedah. prosedur penatalaksaan bisa lebih sederhana dan dapat menekan
biaya perawatan serta menghasilkan prognosa yang lebih baik.
Odontoma biasanya dikaitkan dengan riwayat trauma pada fase
geligi desidui, selain itu dikaitkan pula dengan adanya riwayat
proses keradangan dan infeksi pada regio yang bersangkutan,
REFERENSI
sindrom hrediter (Gardner syndrome, Hermann’s syndrome),
hiperaktivitas odontoblastik, dan perubahan komponen genetik yang 1. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE: Oral and
berhubungan dengan proses pembentukan gigi.13 Namun, etiologi Maxillofacial Pathology. Philadelphia: Saunders, 1995, pp
dari malormasi tersebut masih belum dapat dibuktikan, dan 531-33.
beberapa penelitian melaporkan bahwa faktor genetik juga dapat
berperan dalam pembentukan compound odontoma dan complex 2. Owens BM, Schuman NJ, Mincer HH, Turner JE, Oliver FM:

odontoma. Namun hal tersebut tidak terjadi pada kasus dalam jurnal Dental odontomas: a retrospective study of 104 cases. J Clin

ini, karena berdasarkan anamnesa orang tua pasien tidak Pediatr Dent 21:261-64, 1997.

mengalami hambatan saat erupsi gigi permanen. Etiologi trauma


3. Katz RW: An analysis of compound and complex odontomas.
pada fase geligi desidui dapat menjadi pertimbangan, mengingat
ASDC J Dent Child 56:445-49, 1989.
pasien telah berlatih kempo sejak usia 4 tahun. Selain itu, diperoleh
informasi bahwa gigi seri rahang atas pasien keropos sampai tersisa 4. Budnick SD: Compound and complex odontomas. Oral Surg
akarnya saja saat usia balita karena kebiasaan minum susu dengan Oral Med Oral Path 42:501-506, 1976.
botol. Jadi kemungkinan terjadi proses keradangan dan infeksi
5. Prabhakar C, Haldavnekar S, Hegde S. Compound –
berulang di regio anterior rahang atas.
Complex odontoma- An important clinical entity. J Int Oral
Kasus odontoma biasanya ditangani dengan prosedur bedah Health 2012;4:49.
konservatif dan kemungkinan terjadinya kekambuhan lesi pasca
6. Heon Lee C, Ju Park G. Complex and compound odontomas
bedah sangat kecil.1,9,11,12,13,15,16 Pada kasus odontoma sebagai
are clinico-pathological entities. Basic Appl Pathol 2008;1:30-3.
penyebab impaksi gigi dengan 2/3 apikal telah terbentuk, aplikasi
piranti ortodontik cekat dilakukan setelah prosedur bedah selesai 7. Nelson BL, Thompson LD. Compound odontoma. Head Neck
untuk membantu erupsi gigi yang terhambat sekaligus mengatur Pathol 2010;4:290-1.
posisinya dalam lengkung rahang.13,16 Pada kasus yang dilaporkan
8. Choudhary PJ, Gharote HP, Hegde K, Gangwal P. Compound
oleh Oliveira, saat gigi yang impaksi telah masuk ke lengkung
Odontoma Associated with Impacted Teeth: A Case
rahang dengan bantuan piranti ortodontik cekat, tampak bahwa
Report.IJSS Case Reports & Reviews 2014;1(3):12-15.
gingival margin antara gigi 11 dan 21 tidak sama tinggi. 12 Hal
tersebut cukup sering terjadi dalam masa traksi, namun dapat 9. Cawson RA, Binnie WH, Eveson JW: Color Atlas of Oral
dicegah dengan meminimalkan trauma terhadap gingiva dan Disease. Clinical and Pathological Correlations. Hong Kong:
jaringan sekitarnya saat prosedur bedah berlangsung, yaitu dengan Mosby-Wolfe, 1993, pp 6-19.
metode “closed eruption technique”, dimana gigi akan diarahkan ke
alveolar crest dengan traksi ke arah postero-insisal.18 Resesi gingiva 10. Areal-López L, Silvestre DF, Gil LJ: Compound odontoma
yang sudah terlanjur terbentuk masih dapat diperbaiki melalui bedah erupting in the mouth: 4 year follow-up of a clinical case. J
periodontal untuk memperoleh tampilan margin gingiva yang baik. 12 Oral Pathol 21:285-88, 1992.
Pada kasus yang dilaporkan dalam jurnal ini, tampak tidak ada
11. Shulman E, Corio RL: Delayed eruption associated with an
masalah mengenai margin gingiva gigi 21 saat sudah berada di
odontoma. ASDC J Dent Child 54:205-207, 1987.
posisi yang benar, walaupun prosedur bedah tidak menggunakan
metode “closed eruption technique”. Oleh karena itu, tidak 12. Oliveira B, Campos V, Marçal S. Compound odontoma-
membutuhkan bedah periodontal lanjutan untuk margin gingivanya. diagnosis and treatment: 3 case reports. Pediatr Dent. 2001;
23: 151-157.

13. Ferrer Ramírez MJ, Silvestre Donat FJ, Estelles Ferriol E,


Grau García Moreno D, López Martínez R. Recurrent infection
of a complex odontoma following eruption in the mouth. Med
Oral. 2001; 6: 269-275.

14. Jose D. Odontoma Associated with Over Retained Primary


Teeth that Caused Ectopic Eruption of Canine: A Case Report.
Austin J Dent. 2016; 3(1): 1029.

15. Zoremchhingi, Joseph T, Varma B, Mungara J, A compound


composite odontoma associated with unerupted permanent
incisor, J Indian Soc Ped Prev Dent. 2004;22(3): 114-117

16. Oliver RG, Hodges CGL: Delayed eruption of a maxillary


central incisor associated with an odontome: report of case.
ASDC J Dent Child 55:368-71, 1988.

17. Kajiyama,K, Kai, H: Esthetic management of an unerupted


maxillary central incisor with a closed eruption technique. Am
J Orthod Dentofacial Orthop 118:224-28, 2000.

Anda mungkin juga menyukai