Anda di halaman 1dari 5

Cementoblastoma Yang Berhubungan Dengan Gigi Primer Molar

Kedua : Case Report Tidak Biasa

Pendahuluan

Cementoblastoma atau benign cementoma merupakan satu-satunya neoplasma jinak


cementum yang berasal dari jaringan mesenkim. Cementoblastoma adalag neoplasma
odontogenik yang jarang terjadi pada rahang, hanya sekitar 1-6.2% dari seluruh tumor
odontogenik.

Cementoblastoma mempunya karakteristik berupa suatu masa sementum atau seperti


jaringan sementum yang menempel pada akar gigi permanen yang telah erupsi dan sangat
jarang terjadi pada gigi primer. Disini, kami mempersembahkan sebuah kasus langka dari
cementoblasroma yang menempel pada gigi primer molar kedua pada pasien laki-laki usia 10
tahun.

Case Report

Pasien laki-laki usia 10 tahun datang ke Departemen Oral and Maxillofacial Surgery
dengan keluhan utama berupa adanya rasa sakit dan bengkak pada gigi rwgio kiri belakang
bawah selama 2 bulan. Gejalanya berupa rasa sakit tumpul, intermitten, dan nonradiating.

Pada pemeriksaan, didapatkan pembengkakan kecil tunggal, keras seperti tulang, tidak
nyeri, pada regio molar pertama mandibula dengan hilangnya vestibula bukal. Gigi-gigi pada
regio yang dikeluhkan tidak didapatkan adanya karies. Gigi yang dikeluhkan masih vital san
tidak muncul rasa nyeri. Tidak ada hubungannya dengan mobilitas gigi dan tidak ada keluarnya
nanah, dan kebersihan mulut pasien sangat baik. Pemeriksaan radiography extraoral
didapatkan hasil adanya gambaran radiopak berukuran sekitar 1-1.5cm yang menempel pada
akar mesial gigi primer molar kedua kiri mandibula yang dikelilinhi batas radiolusen.

Observasi secara klinis dan radiography menunjukkan diagnosa provisional berupa


cementoblastoma jinak. Different diagnosa meliputi juvenile ossifying fibroma, osteoma,
osteoblastoma, odontoma, periapical cemental dysplasia, cendensing osteitis, dan
hipersementosis.

Pasien dijadwalkan melakukan operasi pembuangan tumor bersamaan dengan ekstraksi


gigi molar dibawah anastesii lokal. Pada saat operasi, lesi dapat dengan mudah dibedakan
dengan jaringan tulang normal dan dibuang bersama dengan giginya, dan spesimen dikirimkan
untuk pemeriksaan histopatologi untuk mengkonfirmasi diagnosa.

Pemeriksaan Histopatologi

Pada pemeriksaan histopatologi, tumor tampak seragam dengan trabekula padat dari
cementum yang dipisahkan oleh plump cementoblastoma. Selnya mempunyai vesicular nukleus
yang besar, nukleolus menonjol, dan jumlah cytoplasma yang sedang. Tidak didapatkan atypia
sel dan bentukan mitotik. Tumor mempunyai tepi yang halus yang menempel pada jaringan
fibrous dan tulang alveolar.

Diagnosa final berupa cementoblastoma jinak kemudian ditetapkan, dan pasien


dijadwalkan re-call untuk follow-up berkelanjutan. Pada saat follow-up, pasien dinyatakan
sembuh dengan hasil memuaskan.

Diskusi

Cementoblastoma jinak dapat pula disebut sebagai true cementoma. Cementoblastoma


jinak pertama kali dijelaskan oleg Dewey pada tahun 1927, sebagai tumor odontogenik jinak
yang tumbuh dari cementoblast, mempunyai pertumbuhan lambat, meskipun ada beberapa
laporan mengenai keganasannya. Biasanya muncul sebagai lesi yang berbeda dengan karekter
radiography dan gambaran histopatologi. Cementoblastoma jinak dominan terjadi pada orang
muda pada usia 20-30 tahun. Ulmansky et al, melaporkan bahwa hampir 3/4 daei pasien (73%)
adalah individu dengan usia dibawah 30 tahun. Tumor ini mempunyai predileksi mudah terjadi
pada jenis kelamin perempuan, namun pada kasus ini, terjadi pada pasiwn anak laki-laki usia 10
tahun.

Cementoblasroma adalah lesi yang jarang ditemui yang berhubungan dengan gigi
permanen, dan lebih jarang lagi ditemukan pada peruode gigi primer, hanya terdapat 14 kasus
yang berhubungan dengan gigi primer yang dilaporkan dalam literature. Lebih sering muncul
pada area molar mandibula, diikuti area premolar mandibula.

Pada 50% kasus, kasus ditemukan pada gigi molar pertama permanen mandibula,
sedangkan pada kasus kami, lesi berhubungan dengan gigi molar kedua primer, yang sangat
langka dan tidak biasa. Secara klinis, pasien akan mengeluhkan munculnya rasa sakit dan
bengkak, namun kemungkinan bersifat asimptomatik. Sebagai tambahan, juga dapat
menyebabkan deformitas tulang rahang dan displacement giginya. Pada kasus ini, pasien
disertai dengan keluhan rasa nyeri dan pembengkakan.
Secara radiography, sebahian besar kasus cementoblastoma muncul sebagai masa
radiopak yang yang berhubungan dengan resobsi pada gigi yang berhubungan dan di batasi
oleh gambaran radiolusen di sekitarnya. Gambaran radiography dan klinis ini dapat
dikategorikan sebagai cementoblastoma. Secara radiography, harus dapat dibedakan dengan
nonneoplastic yang mungkin memproduksi lesi radiopak disekitar gigi, seperti periapikal
cemental dysplasia, hypersementosis, atau kondensing osteitis. Jika dibandingkan dengan
cementoblastoma, periapical cemental dysplasia biasanya mempunyai gambaran lesi yang lebih
kecil tanpa adanya pelebaran kortikal dan menunjukkan adanya perubahan secara radiography,
dari radiolusen menjadi ada gambaran radiopak. Secara radiografis, hipersementosis biasanya
mempunyai ukuran yg lebih kecil dan tidak ada hubungannya dengan rasa sakit atau
pembengkakan rahang.

Condensing osteitis tidak terdapat gambaran radiolusen disekitar lesinya. Differen


diagnosa lainnya meliputi juvenil ossifying fibroma, osteoma, osteoblastoma, dan odontoma.
Diagnosa cementoblastoma dapat ditegakkan jika lesi menempel pada akar gigi. Juvenile
ossifying fibroma tidak menempel pada gigi meskipun ditemukan pada kelompok usia yang
sama dengan predileksi pada maksila. Osteoma juga sering ditemukan pada etmoid dan sinus
frontal, namun tidak ada hubungannya dengan gigi. Cementoblastoma dapat dibedakan dengan
osteoblastoma dari lokasi dan hubungannya dengan akar gigi. Odontoma biasanya tidak
menggabung dengan gigi disebelah lesi, dan tidak ada gambaran radiopak homogen.
Cementoblastoma mempunyai bentuk bulat - ovoid, massa keras, dikelilingi oleh jaringan
terkalsifikasi. Secara mikroskopis, muncul sebagai jaringan seperti sementum dengan jaringan
ikat.

Secara histopatologis, harus dibedakan dengan osteoblastoma yang muncul dari lubang
medula pada tulang, sedangkan cementoblastoma selalu berhubungan dengan akar gigi.
Cementoblastoma merupakan neoplasma jinak dengan kemungkinan pertumbuhan yang tidak
terbatas, perawatan harus dilakukan pembuangan lesi disertai ekstraksi gigi yang bersangkutan,
diikuti dengan kuretase atau osteoktomi perifer. Cementoblastoma mempunyai prognosa baik
jika eksisi lesi dan ekstraksi gigi dilakukan dengan baik. Jika pembuangan tidak berjalan tidak
baik, kemungkinan rekuren dapat terjadi. Pada kasus ini, tumor dibuang dan gigi yang
bersangkutan di ekstraksi, perawatan berjalan dengan baik tanpa adanya rekurensi saat follow-
up.

Anda mungkin juga menyukai