Pendahuluan
Case Report
Pasien laki-laki usia 10 tahun datang ke Departemen Oral and Maxillofacial Surgery
dengan keluhan utama berupa adanya rasa sakit dan bengkak pada gigi rwgio kiri belakang
bawah selama 2 bulan. Gejalanya berupa rasa sakit tumpul, intermitten, dan nonradiating.
Pada pemeriksaan, didapatkan pembengkakan kecil tunggal, keras seperti tulang, tidak
nyeri, pada regio molar pertama mandibula dengan hilangnya vestibula bukal. Gigi-gigi pada
regio yang dikeluhkan tidak didapatkan adanya karies. Gigi yang dikeluhkan masih vital san
tidak muncul rasa nyeri. Tidak ada hubungannya dengan mobilitas gigi dan tidak ada keluarnya
nanah, dan kebersihan mulut pasien sangat baik. Pemeriksaan radiography extraoral
didapatkan hasil adanya gambaran radiopak berukuran sekitar 1-1.5cm yang menempel pada
akar mesial gigi primer molar kedua kiri mandibula yang dikelilinhi batas radiolusen.
Pemeriksaan Histopatologi
Pada pemeriksaan histopatologi, tumor tampak seragam dengan trabekula padat dari
cementum yang dipisahkan oleh plump cementoblastoma. Selnya mempunyai vesicular nukleus
yang besar, nukleolus menonjol, dan jumlah cytoplasma yang sedang. Tidak didapatkan atypia
sel dan bentukan mitotik. Tumor mempunyai tepi yang halus yang menempel pada jaringan
fibrous dan tulang alveolar.
Diskusi
Cementoblasroma adalah lesi yang jarang ditemui yang berhubungan dengan gigi
permanen, dan lebih jarang lagi ditemukan pada peruode gigi primer, hanya terdapat 14 kasus
yang berhubungan dengan gigi primer yang dilaporkan dalam literature. Lebih sering muncul
pada area molar mandibula, diikuti area premolar mandibula.
Pada 50% kasus, kasus ditemukan pada gigi molar pertama permanen mandibula,
sedangkan pada kasus kami, lesi berhubungan dengan gigi molar kedua primer, yang sangat
langka dan tidak biasa. Secara klinis, pasien akan mengeluhkan munculnya rasa sakit dan
bengkak, namun kemungkinan bersifat asimptomatik. Sebagai tambahan, juga dapat
menyebabkan deformitas tulang rahang dan displacement giginya. Pada kasus ini, pasien
disertai dengan keluhan rasa nyeri dan pembengkakan.
Secara radiography, sebahian besar kasus cementoblastoma muncul sebagai masa
radiopak yang yang berhubungan dengan resobsi pada gigi yang berhubungan dan di batasi
oleh gambaran radiolusen di sekitarnya. Gambaran radiography dan klinis ini dapat
dikategorikan sebagai cementoblastoma. Secara radiography, harus dapat dibedakan dengan
nonneoplastic yang mungkin memproduksi lesi radiopak disekitar gigi, seperti periapikal
cemental dysplasia, hypersementosis, atau kondensing osteitis. Jika dibandingkan dengan
cementoblastoma, periapical cemental dysplasia biasanya mempunyai gambaran lesi yang lebih
kecil tanpa adanya pelebaran kortikal dan menunjukkan adanya perubahan secara radiography,
dari radiolusen menjadi ada gambaran radiopak. Secara radiografis, hipersementosis biasanya
mempunyai ukuran yg lebih kecil dan tidak ada hubungannya dengan rasa sakit atau
pembengkakan rahang.
Secara histopatologis, harus dibedakan dengan osteoblastoma yang muncul dari lubang
medula pada tulang, sedangkan cementoblastoma selalu berhubungan dengan akar gigi.
Cementoblastoma merupakan neoplasma jinak dengan kemungkinan pertumbuhan yang tidak
terbatas, perawatan harus dilakukan pembuangan lesi disertai ekstraksi gigi yang bersangkutan,
diikuti dengan kuretase atau osteoktomi perifer. Cementoblastoma mempunyai prognosa baik
jika eksisi lesi dan ekstraksi gigi dilakukan dengan baik. Jika pembuangan tidak berjalan tidak
baik, kemungkinan rekuren dapat terjadi. Pada kasus ini, tumor dibuang dan gigi yang
bersangkutan di ekstraksi, perawatan berjalan dengan baik tanpa adanya rekurensi saat follow-
up.