Oleh:
Pembimbing:
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kelainan dinding perut pada bayi merupakan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembahasan referat ini, akan membahas
beberapa persoalan dalam tema ini yaitu :
Apakah pengertian dari
Bagaimana keunggulan
Bagaimana cara menjalankan
C. Tujuan penulisan makalah
Dengan penulisan referat ini diharapkan para pembaca dan penulis sendiri
mampu memahami embriologi kelainan dinding abdomen dan berbagai macam
jenis kelainan yang dapat ditemukan pada bayi serta penanganan awal untuk
mencegah memberatnya komplikasi terutama pada bayi yang disertai kelainan
kongenital lainnya.
Dinding perut bagian anterior berjalan dari batas costae dan prosesus
xyphoideus di bagian superior hingga ke crista iliaca, pubis, dan simfisis pubis di
bagian inferior. Bagian dinding ini membentuk struktur yang kontinyu dan
fleksibel di sisi anterior dan lateral dinding perut. Dinding perut berperan dalam
mempertahankan bentuk perut, dan berbagai fungsi fisiologis lain.1Pada fase
embriologi minggu ketiga, perkembangan janin berupa lempeng jaringan kecil.
Bagian tepi lempeng ini membentuk dinding anterior perut. Dinding perut
dibentuk dari lipatan embrionik kranial, kaudal dan dua lipatan
lateral.2Perkembangan normal dari usus melibatkan periode eksteriorisasi
(herniasi fisiologis umbilikal) yang dilanjutkan dengan rotasi, internalisasi dan
diakhiri dengan penutupan cincin umbilikal pada usia kehamilan 10 minggu.
Mekanisme yang mendukung pelipatan dan penyempitan cincin umbilikal belum
diketahui secara pasti.3,4 Pada keadaan tertentu, fase-fase tersebut mengalami
kegagalan, sehingga terbentuklah kelainan embriologi (kongenital) pada dinding
perut. Beberapa kelainan tersebut, disebutkan oleh Skandalakis (1997) berupa: (1)
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
terhadap sarung fasia ini. Sarung fasia ini bertemu di garis tengah, dinamakan
sebagai linea alba. Tepat di bawah linea alba terdapat suatu pembukaan,
dinamakan cincin umbilikal, tempat lewatnya tali umbilikal. (Gambar 1).10
2.2.3 Insidens
Insiden hernia umbilikal pada populasi bervariasi tergantung dari usia, ras,
dan usia kehamilan. Di Amerika serikat, insiden anak ras Afrika – Amerika usia 1
tahun berkisar 25% - 58 %, dimana anak kulit putih memiliki insiden 2% sampai
18,5%. Bayi premature dan BBLR memiliki insidens lebih tinggi dibanding
dengan bayi lahir usia kehamilan normal, insiden meningkat pada bayi dengan
berat 500 – 1500 g saat lahir. Bayi dengan Beckwith-Wiedemann syndrome,
Hurler’s syndrome, kondisi various trisomy (trisomy 13, 18, dan 21),
6
2.2.5 Prognosis
Pada studi prospektif pada kedua ras kulit putih dan afrika amerika
menunjukan resolusi spontan 83% - 95% sampai usia 6 tahun. Studi lain
menunjukkan 50% hernia tidak ada perubahan pada usia 4-5 tahun dan akan
menutup di usia 11 tahun. Pada studi lain bila defek fascia lebih dari 1,5 cm akan
menutup pada usia 6 tahun dimana tertutup secara spontan tanpa operasi. Namun
observasi diperlukan untuk kemungkinan terjadi inkarserata atau strangulata.10
2.3 Omphalocele
oleh dua-lapis kantung gelatin. Permukaan luar berasaldari amnion dan lapisan
dalam berasal dari peritoneum. Isi antara dua lapisan ini terdiri dari jelly Wharton.
Duhamel mengklasifikasikan omphalocele meliputi jenis cephalic (epigastrium),
pusat, dan kaudal (hipogastrik). Ukuran defek bervariasi dari kecil (2-3 cm)
sampai ukuran besar (> 10 cm). Organ viscera dalam kantung umumnya terdiri
dari usus, lambung, hati, dan kandung kemih.16Omphalocele dapat menjadi besar
atau kecil. Sebuah omphalocele kecil mungkin hanya berisi jaringan yang tersisa
dari struktur di saluran pencernaan janin yang belum lahir itu.15
Gambar 3. Omphalocele, liver dan usus mengalami herniasi dengan kantong dari tali umbilikus.
Kelainan ini selalu berupa defek pada garis tengah.7
2.3.2 Epidemiologi
Beratnya derajat omphalocele tergantung pada sejauh mana hernia dan
anomali terkait lainnya. Insiden rata-rata adalah 2,5/10000 kelahiran
(Omphalocele kecil 1:5000, besar 1:10000), dan berhubungan dengan kelainan
bawaan lain seperti kelainan jantung (50%) dan cacat tabung saraf (40%).
Kematian yang tinggi (25%) tampak pada 15 % bayi lahir hidup yang memiliki
kelainan kromosom.14
Struktural anomali terkait dengan Omphalocele sekitar 27% hingga
91%.Janin dengan anomali kromosom trisomi 13 dan trisomi 18 mempunyai
frekuensi 20% -50%.Sindrom paling umum yang berhubungan dengan
Omphalocele adalah pentalogy dari Cantrell dengan angka kelahiran hidup
1/100.000. Kelainan inididuga berhubungan dengan keluarga dari kromosom X
pada daerahXq 25-26.1 Pentalogy dari Cantrell terdiri atas Omphalocele, ectopia
8
jantung, tidak adanya bagian distal sternum, tidak adanya diafragma anterior
dantidak adanya perikardium parietalis.14
2.3.3 Pemeriksaan
Hingga 80% dari bayi dengan Omphalocele memiliki kelainan serius
lainnya seperti cacat jantung dan kelainan kromosom. Beberapa kelainan ini dapat
terdiagnosis dengan USG, sementara yang lain hanya dapat didiagnosis dari
pengujian kromosom invasif.Karyotyping oleh amniosentesis atau chorionic villus
sampling (CVS) biasanya dianjurkan pada penderita yang memiliki hubungan
atau riwayat keluarga dengan kelainan kromosom.15Omphalocele harus dibedakan
dari Gastroschisis saat predan postnatalmenggunakan Sonological, sehingga
manajemen yang tepat dapat dilakukan. Omphalocele ukuran defek kecil dan
sedang dapat diperbaiki setelah melahirkan, dan menunjukkan prognosis yang
baik. Omphalocele dengan ukuran defek besar memerlukan persalinan secara
sesar.14
Gambar 6: Herniasi Hepar dengan vena portal dan Kandung empedu janin
pada Doppler warna
B. Operatif (Surgical)
Tujuan tindakan operatif yaitu mengembalikan organ visceral kedalam
ruang abdomen dan menutup defek. Operasi dilakukan setelah tercapai
10
resusitasi dan hemodinamik yang stabil. Operasi darurat jika ada ruptur
kantong dan obstruksi usus. Tindakan operasi antara lain primary closure
(penutupan secara primer atau langsung), dan stage closure (penutupan secara
bertahap).7,22,18
1) Primary closure17,22,23
Merupakan pilihan operasi pada omphalocele yang kecil atau sedang
yang mempunyai ukuran diameter defek kurang dari 5-6cm.Operasi
dilakukan dengan, menginsisi hubungan antara selaput dengan kulit serta
fasia, kemudian mengidentifikasi dan meligasi vasa-vasa umbilicus dan
urakus. Melakukan manual stretching pada dinding abdomen, memutar
diseluruh kuadran abdomen. Maneuver ini dilakukan secara hati-hati agar
tidak mengenai hepar. Kulit kemudian dibebaskan dari fasia secara tajam.
Fasia kemudian di tutup dengan jahitan interuptus. Untuk kulit juga dapat
digunakan jahitan subkutikuler terutama untuk membentuk umbilikus
(umbilikoplasti) dan menggunakan material yang terabsorpsi.
2) Stage closure17,22,18
Metode stage closure ditemukan oleh Robet gross tahun 1948
menggunakan 2 teknik, yaitu skin flap dan teknik silo.
a. Teknik skin flap
Pada prosedur ini, dibuat skin flap melalui
caraundermining/membebaskan secara tajam kulit dan jaringan subkutan
terhadap fasia anterior muskulus rektus abdominis dan aponeurosis
muskulus obliquus eksternus disebelah lateralnya sampai batas linea
aksilaris anterior atau media. Kantong atau selaput dibiarkan utuh. Skin
flap kemudian ditarik dan dipertemukan pada garis tengah untuk menutupi
defek, yang kemudian cara tersebut dapat membuat jadi hernia ventralis.
Hernia ventralis timbul karena kulit terus berkembang sedangkan otot-otot
dinding abdomen tidak berkembang. Saat 6- 12 minggu kemudian, hernia
ventralis dapat dilakukan repair. Cara ini juga menimbulkan skar pada
garis tengah yang panjang sehingga menimbulkan bentuk umbilikus yang
relative jauh dari normal. Beberapa para ahli kemudian mencoba
memperbaikinya dengan caraumbilikal preservasi. Prosedur ini dilakukan
11
dengan cara memotong kantong pada tempat melekatnya urakus dan vasa
umbilikal, serta tidak memisahkan kutis dengan subkutis dari fasia.
Kemudian pada tempat tersebut dibuat neoumbilikalis dengan jahitan
kontinyu.
b. Teknik silo
Teknik ini dapat pula dilakukan pada giant omphalocele yang tidak dapat
dilakukan dengan teknik skin flap. Silo merupakan suatu suspensi yang
dapat menjaga organ-organ intra abdomen tetap hangat dan menjaga dari
trauma mekanik terutama saat organ-organ tersebut dimasukkan kedalam
rongga abdomen.
Operasi diawali dengan mengeksisi kantong atau selaput omphalocele.
Kemudian dengan cara yang sama seperti membuat skin flap, namun dengan
lebar yang sedikit saja, sehingga cukup untuk memaparkan batas fasia atau
otot. Kemudian semua material prostetik silo (silastic rainforced with
Dacron) dijahitkan dengan fasia menggunakan benang nonabsorble,
sehingga terbentuk kantong prostetik ekstraabdomen yang akan melindungi
organ-organ intraabdomen. Organ-organ intraabdomen dalam silo secara
bertahap dikurangi dan kantong diperkecil. Reduksi dapat tercapai dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada beberapa kasus reduksi
komplit dapat dicapai dalam 7-10 hari. Dalam penelitian Ashcraft (2000)
menyebutkan adanya kegagalan reduksi lebih dari 2 minggu dapat berakibat
infeksi dan terpisahnya silo dari jaringan. Penelitian Kimura K dan Soper
(1992) melaporkan dari kasusnya, bahwa penggunaan Dacron felt pledgets
dapat mengurangi risiko terlepasnya atau kerusakan sambungan akibat
tegangan yang terlalu lama. Setelah seluruh isi kantong masuk ke rongga
abdomen kemudian dilakukan operasi untuk menganbil silo dan menutup
kulit.
2.3.5 Komplikasi
Komplikasi pada kasus omphalocele yaitu komplikasi sebelum operasi dan
komplikasi sesudah operasi. Komplikasi sebelum operasi dapat terjadi pecahnya
12
2.3.6 Prognosis
Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis dari omphalocele seperti jenis
kelamin, berat badan bayi, dan usia kehamilan. Beberapa faktor tersebut dapat di
lihat dari tabel berikut.24
Tabel 2. Faktor yang mempengaruhi prognosis Omphalocele 24
13
2.3 Gastroschisis
2.4.2 Epidemiologi
Gastroschisis, suatu kelainan kongenital dinding abdomen, terjadi pada
sekitar 1 tiap 2300 kelahiran hidup. Rasio gastroschisis meningkat pada berbagai
negara berkembang tanpa penjelasan yang pasti. Pada tahun 1994, tingkat
prevalensi sekitar 2,78 tiap 10000 kelahiran hidup, dan meningkat 3,54 tiap 10000
kelahiran hidup di tahun 2011, dengan predominansi pada jenis kelamin laki-laki.
Tingkat terjadinya gastroschisis tinggi pada ibu usia muda, termasuk usia remaja.
Gastroschisis menjadi suatu defek dinding perut yang makin sering di 30 tahun
15
2.4.3 Pemeriksaan
Secara pasti, gastroschisis dapat dilihat dengan jelas setelah bayi lahir.
Namun beberapa tahun terakhir dikembangkan metode untuk mendeteksi
gastroschisis lebih dini. Ibu dengan karakteristik di bawah ini mempunyai resiko
yang lebih tinggi untuk mempunyai anak dengan gastroschisis
Usia ibu yang lebih muda
Belum pernah melahirkan
Infeksi saluran kemih atau riwayat kelainan ginekologi
Penggunaan aspirin, ibuprofen, alcohol, kokain pada trimester awal
Ibu perokok
Penggunaan obat vasoaktif
Oleh karena itu, ibu hamil dengan faktor-faktor resiko tersebut disarankan untuk
dilakukan skrining pada janin dengan cara ultrasonografi dan pemeriksaan cairan
amnion dan serum.17,28,29,30
1. Ultrasonografi
Saat ini, diagnosis dapat ditegakkan antenatal dengan ultrasonografi,
dimana pada gastroschisis tidak didapatkan kantong dan adanya hepar
pada area defek. Usia terbaik untuk deteksi gastroschisis berkisar usia
kehamilan 20minggu, dengan 59% janin yang terdiagnosis gastroschisis
berhasil lahir hidup.2,17,28
2. Pemeriksaan cairan amnion dan serum
16
2.4.4.Tatalaksana
khususnya memiliki kehilangan cairan yang tinggi dan mungkin memerlukan dua
kali volume cairan untuk mempertahankan volume intravaskular yang memadai.
Sebuah kateter kandung kemih berguna untuk memonitor keluaran urin dan
memandu resusitasi.2,17,32
Pada gastroschisis, perhatian dan perawatan diperlukan untuk menghindari
berputarnya pedikel vaskular mesenterika. Jika ada kompensasi vaskular karena
pembukaan dinding perut terlalu kecil, maka defek harus segera diperbesar
dengan operasi.2,32
Usus yang tampak perlu dilindungi dan minimalkan kehilangan cairan dan
panas. Cara termudah adalah dengan menempatkan visera yang terbuka dan
seluruh bagian bawah bayi ke dalam kantong usus plastik transparan. Tindakan ini
cepat, tidak memerlukan keahlian khusus atau pengalaman, dan memungkinkan
penilaian berkelanjutan dari perfusi usus. Setelah menutupi usus yang terlihat,
seluruh massa distabilkan dengan menempatkan bayi pada sisi kanan bawah untuk
mencegah kinking dari pedikel mesenterika.2,7,17,32
Gambar 10. Pasien dengan silo untuk reduksi bertahap pada viseral yang herniasi.
2.4.5. Komplikasi
Komplikasi yang paling buruk pada gastroschisis adalah kematian janin. Ini
mungkin disebabkan oleh volvulus midgut dalam rahim atau mungkin lebih sering
karena kompensasi akut aliran darah tali pusat oleh eviserasi usus.2Dalam tahun
pertama kehidupan, dapat muncul gastroesofageal refluks (16%), undescended
testis (15%), dimana kelainan ini biasanya mengalami koreksi secara spontan.17
Komplikasi lain adalah yang berkaitan dengan ventilasi dan gizi. Ini dapat
menjadi penyebab episode infeksi, di mana tabung endotracheal tubes atau kateter
mungkin menjadi tempat masuk dan proliferasi patogen, bakteri atau jamur.
Secara khusus, ventilasi mekanis berkepanjangan dapat menyebabkan timbulnya
displasia bronkopulmonalis, ketergantungan oksigen, dan nutrisi parenteral jangka
panjang sering dapat menyebabkan gagal hati dan kolestasis.31
Suatu bentuk necrotizing enterocolitis dimanifestasikan dengan intestinalis
pneumatosis pada radiografi perut, merupakan bentuk unik dari cedera usus yang
terjadi pada periode pasca operasi setelah perbaikan gastroschisis saat
20
2.4.6. Prognosis
Hasil akhir dari pasien dengan gastroschisis tergantung pada kondisi usus.
Secara keseluruhan, pasien yang memiliki gastroschisis memiliki prognostis baik.
Kelangsungan hidup setidaknya 90% sampai 95%, dengan sebagian besar
kematian terjadi pada pasien dengan kehilangan sebagian besar usus, sepsis, dan
komplikasi jangka panjang dari sindrom usus pendek.2
Angka mortalitas pada kondisi ini telah menurun tajam dalam beberapa
tahun terakhir. Hal ini disebabkan peningkatan diagnosis prenatal, kemajuan
dalam teknik bedah dan perawatan pra dan pasca operasi. Diagnosis prenatal
memungkinkan untuk mengelola ibu dan neonatus dalam satu pusat perinatal.
Oleh karena itu, proses kelahiran dan operasi berikutnya dapat direncanakan dan
dilaksanakan dengan cara interdisipliner.30,32
Prosesus vaginalis pada mulanya terbuka, lalu mengecil bertahap sampai bagian
proksimal bersamaan dengan turunnya testis melalui kanal inguinal pada minggu
ke 28 selama 2-3 hari (Gambar 11). Kegagalan penutupan prosesus vaginalis
menyebabkan hernia inguinal kongenital, kista tali spermatik atau hidrokel
komunikan, dan pada perempuan menyebabkan hernia inguinal kongenital.33,34
2.5.2 Diagnosis
2.6.2 Pemeriksaan
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisikdidapatkan:39
- Kelainan dinding abdomen yang tampak tipis dan transparan.
23
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Standring, Susan. 2005. GRAY’s ANATOMY – The Anatomical Basis of Clinical Practice.
Elsevier Churchill Livingstone.
2. Ledbetter, Daniel J. 2006. Gastroschisis and Omphalocele. Surg Clin N Am 86 (2006)
!24~9–!26~0
3. Kilby, Mark. et al. 1996. West Midlands Congenital Anomaly Register - Anterior Abdominal
Wall Defects. West Midlands Perinatal Audit Research Institute - Birmingham Heartlands
Hospital.
4. Saddler, T. W. 2012. Langman’s Medical Embryology 12th ed. Philadelphia : Wolters
Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
5. Skandalakis, J.E. et al. 2004. Skandalakis’s Surgical Anatomy.
6. Molenaar, Jan C dan Tibboel, Dick. 1993. Gastroschisis and Omphalocele. World J. Surg. 17,
337-341, 1993
7. Murphy, Patrick J dan Ostlie, Daniel J. 2014. Ashcraft’s Pediatric Surgery 6th Edition
Chapter 48& 61. Elsevier Saunders. ISBN: 978-1-4557-4333-9
8. Ionescu, S, et al. 2014. Differential Diagnosis of Abdominal Wall Defects - Omphalocele
versus Gastroschisis. Chirurgia (2014) 109: 7-14 No. 1, January - February
9. Prefumo, Federico dan Izzi, Claudia. 2013. Fetal abdominal wall defects. Best Practice &
Research Clinical Obstetrics & Gynaecology Volume 28, Issue 3, April 2014, Pages 391–402
10. YourSurgery. Pediatric Hernia Repair. http://www.yoursurgery.com/
ProcedureDetails.cfm?Proc=73 (diakses 24/01/2016)
11. Taylor, Dana. 2015. Umbilikal Hernia Repair.
http://emedicine.medscape.com/article/2000990-overview. (diakses 22/01/2016)
12. Achiron, R, et al. 1995. Fetal Midgut Herniation into the umbilikal cord: improved definition
of ventral abdominal anomaly with the use of transvaginal sonography. Ultrasound Obstet.
Gynecol 6 (1995) !25~6-!26~0.
13. S, Marinkovic; S, Bukarica. 2003. Umbilikal hernia in children. Med Pregl. 2003 May-
Jun;56(5-6):291-4.
14. Thimmaiah VT. 2013. Antenatally Diagnosed Omphalocele in Mid Trimester: A Case Report
Sch J Med Case Rep 2013; 1(3):59-61.
15. NHS. 2012. Abdominal wall defects: exomphalos (omphalocele) - Information for health
professionals. Royal College of Nursing.
16. Sriworarak, Rangrong. et al. 2010. Clinical Outcomes of Omphalocele: An Analysis of 124
Patients. The THAI Journal of SURGERY 2010;31:48-53.
17. Klein, Michael D. 2012. Congenital Defects of the Abdominal Wall – Pediatric Surgery 7th
Edition. Elsevier Saunders.
18. Falcone, Richard A. Jr. 2010. Gastroschisis and Omphalocele – ATLAS OF PEDIATRIC
SURGICAL TECHNIQUES. Chapter 25. ISBN: 978-1-4160-4689-9
19. McNair, Carol; Hawes, Judy; Urquhart, Heather. 2006. Caring for the Newborn with an
Omphalocele. Neonatal Network VO L . 2 5 , N O . 5 , SEPTEMBER / OCTOBER 2006
20. Akakpo-Numado, Gamedzi Komlatsè.2012. Emergency treatment of a ruptured huge
omphalocele by simple suture of its membrane. Annals of Surgical Innovation and Research.
21. Bertin1 Kouame D. et al. 2013. Techniques and Results of the Conservative Treatment of
Giant Omphalocele with 2% Disodium Aqueous Eosin Clinics Mother Child Health 2013,
11:1. http://dx.doi.org/10.4172/2090-7214.1000157
22. Zachariou, Zacharias. 2009. Pediatric Surgery Digest. Springer. DOI 10.1007/978-3-540-
34033-1
23. Hamid, Raashid. et al. 2015. Importance of the Early Management of Omphalocele Minor. J
Neonatal Biol 2015, 4:2 http://dx.doi.org/10.4172/2167-0897.1000169
24. Jwa, Eunkyoung; Kim, Seong Chul; Kim, Dae Yeon; Hwang, Ji-Hee; Namgoong, Jung-Man;
Kim, In-Koo. 2014. The Prognosis of Gastroschisis and Omphalocele. pISSN 2383-5036
eISSN 2383-5508. J Korean Assoc Pediatr Surg Vol. 20, No. 2, December 2014.
http://dx.doi.org/10.13029/jkaps.2014.20.2.38
25. Molenaar, Jan C dan Tibboel, Dick. 1993. Gastroschisis and Omphalocele. World J. Surg. 17,
337-341, 1993
26. Endo, Taku; Johnston, Trisha; Ellerington, Joanne; Donova, Tim. 2013. Gastroschisis in
Queensland. State of Queensland (Queensland Health).
27
27. Shivaleela C, Vinay kumar K, Suresh NM. 2014. GASTROSCHISIS: RECENT TRENDS,
EMBRYOLOGY, MATERNAL AND INFANT RISK FACTORS. International Journal of
Medical Research & Health Sciences. DOI: 10.5958/j.2319-5886.3.2.101
28. Dragan, Lončar. 2011. A Diagnosis of the gastroschisis in the first trimester of pregnancy in
Serbia - a case report. Global Journal of Medical research Volume 11 Issue 5. ISSN: 2249-
4618
29. Werler, Martha M; Sheehan, Jane E; Mitchell, Allen A. 2002. Maternal Medication Use and
Risks of Gastroschisis and Small Intestinal Atresia. American Journal of Epidemiology
Volume 5 No 1. Am J Epidemiol 2002;155:26–31
30. Askarpour, Shahnam; Ostadian, Nasrollah; Javaherizadeh, Hazhir; Chabi, Shahrzad. 2012.
Omphalocele, gastroschisis: epidemiology, survival, and mortality in Imam Khomeini
Hospital, Ahvaz- Iran. POLSKIPRZEGLĄD CHIRURGICZNY 2012, 84, 2, 82–85
31. Insinga, Vincenzo, et al. 2014. Perinatal management of gastroschisis. Journal of Pediatric
and Neonatal Individualized Medicine 2014;3(1):e030113. doi: 10.7363/030113
32. Waldhausen, John H. T. 2005. Surgical Management of Gastroschisis. NeoReviews Vol.6
No.11 November 2005
33. Pansky, Ben. 1982. Inguinal Canal Development and Testicular Migration - Review of
MEDICAL EMBRYOLOGY Book. McGraw Hill.
34. Singh, Vishram. 2012. Textbook of Clinical Embryology. Elsevier.
35. Lee, Steven L. Hydrocele. http://emedicine.medscape.com/article/438724-overview (diakses
24/01/2016)
36. Straub, Eberhard dan Spranger, Jurgen. 1981. Etiology And Pathogenesis Of The Prune Belly
Syndrome. Kidiu'v Lntcrnaiio,Wl Vol. 20 (/98/) Pp 695—699
37. Fette, Andreas. 2015. Associated rare anomalies in prune belly syndrome: A case report. J
Ped Surg Case Reports 3 (2015) 65e71
38. Eagel, J. Frederick dan Barrett, George S. 1950. Congenital Deficiency of Abdominal
Musculature With Associated Genitourinary Abnormalities: A Syndrome Report of Nine
Cases. Departments of Pediatrics and Urology, Columbia University, The Babies Hospital,
and The Squier Urological Clinic, New York City.
39. Franco, Israel. Prune Belly Syndrome. http://emedicine.medscape.com/article/447619-
overview (diakses 24/01/2016)
40. Cervellione, Raimondo M, et al. 2015. Prospective study on the incidence of bladder/cloacal
exstrophy and epispadias in Europe. Journal of Pediatric Urology (2015) 11, 337.e1e337.e6
41. Appeadu-Mensah, William dan Hoebeke, Piet. 2010. Bladder Exstrophy and Epispadias -
Paediatric Surgery: A Comprehensive Text For Africa.
42. Nordenskjöld, Agneta. 2015. Genetic Aspects of Congenital Urologic Anomalies. European
Urology Supplements 1 4 ( 2 0 1 5 ) 2 – 8
43. Kumar K.V, Satish; Mammen, Abraham; Varma, Karthikeya K. 2015. Review Article -
Pathogenesis of bladder exstrophy: A new hypothesis. Journal of Pediatric Urology (2015)
11, 314e318
44. Rintala, R. J. 1996. Anorectal malformations management and outcome. Semin Neonatol
1996; 1:219-230
45. Rosen, Nelson G. 2014. Pediatric Imperforate Anus.
http://emedicine.medscape.com/article/929904-overview#a5