Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN ANAK

DI RUANGAN PERINATOLOGI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN OMPHALOCELE

Oleh:

Naomi Narty SRR, S. Kep


NIM: 1911438051

Preceptor Akademik: Oswati Hasanah, M.Kep., Sp.Kep An

PROGRAM PROFESI NERS B2019


FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
1.1 Latar Belakang

BABII
TINTAUAN TEORI

A. Pengertian
Omphalokel pada dasarnya sama dengan gastroschisis
Omphalokel (omfalokel) adalah adanya protrusi (keadaan menonjol kedepan) pada
waktu lahir dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di
umbilikus dan usus yang menonjol hanya ditutupi oleh membrane tipis transparan yang
terdiri dari amnion dan peritoneum (W.A. Newman Dorland, 2002).
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang
hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit (copyright©
www.medicastore.com, 2004).
Omfalokel yaitu hernia umbilikalis inkomplet terdapat waktu, lahir ditutup oleh
peritonium, selai Warton dan selaput amnion (Cermin Dunia Kesehatan. http://www.
Medicastore.com, 1997).
Omphalocel adalah protrusi visera intra abdominal ke dasar korda umbilical
kantong tertutup peritoneum tanpa kulit (Donna L. Wong, 2004)
Omphalocele adalah defek (kecacatan) pada dinding anterior abdomen pada dasar dari
umbilical cord dengan herniasi dari isi abdomen. Organ-organ yang berherniasi
dibungkus oleh peritoneum parietal. Setelah 10 minggu gestasi, amnion dan Wharton
Jelly juga membungkus massa hernia (Lelin- Okezone, 2007)
Omphalocele adalah suatu keadaan dimana dinding perut mengandung struktur
muskulo aponeuresis yang kompleks. Aponeuresis adalah lembaran jaringan mirip
tendon yang lebar serta mengkilap untuk membungkus dan melekatkan otot yang satu
dengan yang lainnya dan juga dengan bagian yang digerakkan oleh otot tersebut.
a. Dibagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang
b. Disebelah atas, melekat pada iga
c. Di bagian bawah melekat pada tulang panggul
Dinding perut ini terdiri dari berbagai lapis, yaitu dari luar ke dalam lapisan kulit
yang terdiri dari kutis dan sub cutis, lemak sub cutan dan fasia superfisialis (Fasia
scarpa). Kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis externus, m.
oblikus abdominis internus, m. tranfersus abdominis dan akhirnya lapis
preperitoneum. Peritoneum, yaitu fasia tranversalis, lemak peritoneal dan peritoneum.
Otot di bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis dengan
fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba (Harnawatiaj, 2008).
Omphalocele adalah kondidi bayi waktu dilahirkan perut bagian depannya berlubang dan
usus hanya dilapisi selaput yang sangat tipis (dr. Irawan Eko, Spesialis Bedah RSU Kardinah,
2008).

Omphalocele berarti muara tali pusat dan dinding perut tidak menyatu sehingga usus keluar
(dr. Christoffel SpOG (K) RSUPM, 2008).

Omphalocele terjadi saat bayi masih dalam kandungan. Karena gangguan fisiologis pada sang
ibu, dinding dan otot-otot perut janin tak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya, organ
pencernaan seperti usus, hati, tali pusar, serta lainnya tumbuh di luar tubuh. Jenis
gastroschisis terjadi seperti omphalocele. Bedanya, posisi tali pusar tetap pada tempatnya.
(,2008 ,dr Redmal Sitorus)

B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui. Pada 25 - 40% bayi yang menderita omfalokel,
kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti :

a. Masalah genetic atau abnormalitas kromosom

b. Factor kehamilan seperti penyakit maternal dan infeksi, penggunaan obat


(antibiotic oxytetracycline), merokok, factor tersebut dikonstribusiakan
dengan insufisiensi plasenta dan kelahiaran dengan usia kehamilan rendah
(small gestation age) atau bayi premature.

c. Hernia diafragmatika congenital

d. Kelainan jantung atau defek jantung

e. Defisiensi asam folat

f. Defisiensi salisilat, dan Hypoxia (penurunan suplai oksigen ke jaringan)

g. Kandungan lemah (Copy right@ www.medicastore.com, 2004).

Bentuk kerusakan dinding abdomen pada bayi mengakibatkan terganggunya


pada pembentukan organ selama periode embrio. Berikut ini 3 teori pada etiologi
omphalocel :

a. Keadaan sederhana yang mengikuti bentuk tubuh secara terus menerus.

b. Kegagalan isi perut untuk kembali ke abdomen.


c. Kegagalan lipatan tubuh bagian lateral yang sempurna untuk berpindah dan
dinding tubuh yang menutup.

d. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal.


(http://patient.update.com/lisense.asp, 2006)
C. Manifestasi Klinis
Menurut A.H. Markum (1991), manifestasi dari omphalokel adalah
a. Organ visera / internal abdomen keluar
b. Penonjolan pada isi usus
c. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound

Omphalocel dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau keluar
melewati area perut yang tertekan. Berikut ini perbedaan ukuran omphalokel, yaitu :
Omphalocel kecil hanya usus yang keluar atau menonjol, sedangkan
Omphalocel besar : usus, hati atau limpa yang mungkin bisa keluar dari tubuh yang
sehat. (Townsend CM, 2004 & Ledbetter DJ, 2006, in
http://www.google.com)
Omphalocel memperlihatkan sedikit pembesaran pada dasar tali puzat atau kantong
membrane yang menonjol pada umbilicus. Kantong tersebut berukuran dari kecil
sampai berukuran raksasa dan mengenai hati, limfe dan tonjolan besar pada bowel
(isi perut). Tali pusat biasanya diimsersi ke dalam kantong jika kantong rupture pada
uteru, maka usus akan terlihat gelap dan edematous. Jika tidak ditutup maka selama
pelepasan, usus menunjukkan normal yang esensial. Kira – kira 1 dari 3 bayi dengan
omphalocel diasosiasikan sebagai congenital anomaly
atau abnormal. (Jackson, D.B.& Sounders,1993).

D. Patofisiologi
a. Disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada
waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnaya omfalokel atau
omphalocel. Kelaianan ini dapat segera dilihat yaitu berupa protrusi dari kantong
yang berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada
umbilicus. Angka kematian tinggi apabila omfalokel besar karena akantong pecah
dan terjadi infeksi.(DR. Iskandar Wahidiyat (FKUI), 1985). Suatu portusi pada
dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6 – 10 minggu kehamilan.
Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam abdomen, pada tali pusat karena
abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 – 11 minggu, normalnya usus akan
berpindah kemabali ke dalam abdomen. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi
secara normal akan menyebabkan Omphalocele. Omphalocele biasanya ditutupi
oleh membrane yang dilindungi oleh visera. Bayi dengan omphalocele mempunyai
insiden yang tinggi terhadap obnormalitas yang lain, seperti imperforasi, agenesis
colon dan defek diafragma atau jantung (Jackson, D.B.& Sounders, 1993).
b. Menurut Suriadi & Yuliani R, 2001, patofisiologi dari omphalokel adalah :
1. Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang terjadi dalam dinding
abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah
satu samping umbilicus (yang biasanya pada samping kanan). Ini menyebabkan
organ visera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan tidak tertutup oleh
kantong.
2. Terjadi malrotasi dan menurunnya kapasitas abdomen yang dianggap sebagai
anomaly.
3. Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding
abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka.
4. Letak defek umumnya disebelah kanan umbilicus yang terbentuk normal.
5. Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin. Akibatnya, usus
menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam
kehidupan intrauterine. Usus juga tampak pendek. Rongga abdomen janin sempit.
6. Usus-usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen berhubungan dengan
dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat
berlangsung, sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus dengan
kuman juga dapat terjadi dan menyebabkan sepsis, aerologi menyebabkan usus-
usus distensi sehingga mempersulit koreksi pemasukan ke rongga abdomen pada
waktu pembedahan.
7. EmbriogenesisPada janin usia 5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio
di rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen
sehingga usus dari extra peritoneum akan masuk ke rongga perut. Bila proses ini
terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus,
lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan
amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar,
keadaan ini disebut omfalokel. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan
umbilikus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan
amnion, keadaan ini disebut gastroschisis.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut A.H. Markum (1991) dan bms.brown.edu/.../AbdWallDefects/ omphalocele.com
oleh Emily , pemeriksaan diagnostik dari omphalokel adalah :

1. Pemeriksaan Fisik Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau
tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir. Pada gastro schisis
usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.

2. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein


(MSAFP). Diagnosis prenatal defek pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan
peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang disertai
dengan peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase.

3. Pemeriksaan radiology Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik


dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan kariotipik.
Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk
mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan amniosentesis Pada
omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis
tengah pada bayi yang baru lahir.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Terapeutik menurut Suriadi & Yuliani R (2001) adalah
:
1. Perawatan pra-bedah
a. Terpeliharanya suhu tubuh Kehilangan panas dapat berlebihan karena usus
yang mengalami prolaps sangat meningkatkan area permukaan.
b. Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah distensi
usus-usus yang mempersulit pembedahan.
c. Penggunaan bahan synthetic (silatik) dengan lapisan tipis yang tidak
melengket seperti xeroform, kemudian dengan kerlix dan pembungkus Saran
untuk menutup usus atau menutup dengan kasa steril lembab dengan cairan
NaCl steril untuk mencegah kontaminasi
d. mphalocele dianjurkan tidak melakukan traksi yang berlebihan pada
mesenterium.
e. Terapi intravena untuk hidrasi
f. Antiseptik dengan spectrum luas secara intravena Besarnya
kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar di dalam
kantong, akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocele
kecil, dapat dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi
kantong dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian lubang ditutup dengan
peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya omphalocele terlalu besar dan rongga
perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak dapat dimasukkan ke dalam perut. Jika
dipaksakan, maka karena regangan pada dinding perut, diafragma akan terdorong
ke atas sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi vena cava inferior
dapat juga terjadi karena tekanan tersebut. Tindakan yang dapat
dilakukan ialah melindungi kantong omphalocele dengan cairan antiseptik,
misalnya betadin dan menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan
demikian, ada kesempatan untuk terjadinya epitelisasi dari tepi, sehingga seluruh
kantong tertutup epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini
membutuhkan waktu 3-4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis tersebut
dapat dikerjakan setelah anak berumur 5-10 bulan.
Terapi oksigen diberikan untuk membantu pernafasan
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang pada dinding
abdomen. Tujuan pebedahan adalah untuk mengembalikan visera kedalam kavum
abdomen dan menutup diding abdomen. Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka
akan disambungkan saja, namun jika lubangnya besar maka akan dicangkok dengan
mengambil kulit dari bokong atau paha bayi. Operasi koreksi ini untuk menempatkan
usus ke dalam rongga perut dan menutup lubang. Harus dikerjakan secepat mungkin
sebab tidak ada perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin
sukar karena usus akan udem.
3. Paska Bedah\
a. Perawatan paska bedah neonatus rutin
b. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan
c. Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik
d. Pemberian antibiotika
e. Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan Pada sekitar 7-12 hari
setelah pembedahan, anak akan kembali lagi mengalami pembedahan
untuk menjalani perbaikan cacat. Namun ini tergantung dari kondisi si
bayi (lemah atau tidak).

G. Penatalaksanaan Medis
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan
untuk menutup omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah harus
diberi merkurokrom dan diharapakan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi
kantong tersebut, sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya
operasi dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan
memasukkan semua isi usus dan alat visera sekaligus kerongga abdomen akan
menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru, sehingga timbul gangguan
pernafasan (DR. Iskandar Wahidiyat (FKUI), 1985). Menurut Ngastiah, 1997
penatalaksanaan pada penderita omphalocel anatara lain :
a. Medik

Operasi dilakukan setelah lahir, akan tetapi mengingat dengan memasukkan


semua usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomen akan terjadi
tekanan yang mendadak pada paru, sehingga dapat menimbulkan gangguan
pernafasan, maka operasi biasanya dilakukan penundaan sampai beberapa bulan

b. Keperawatan

Masalah keperawatan yang dapat terjadi adalah resiko infkasi, sebelum


dilakukan operasi bila kantong belum pecah dapat diolewskan merkurokrom
setiap hari untuk mencegah infeksi. Operasi ditunda sampai beberapa bulan
atau menunggu terjadinya penebalan selaput yang menutupi kantongh tersebut.
Setelah diolesi merkurokrom dapat ditutupi dengan kasa steril kemudian
diatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak tebal baru dapat dipasangkan gurita.
Pada Ompohalocel diperbaiki dengan pembedahan, meskipun tidak selalu.
Sebuah kantong melindungi isi abdomen dan waktu yang tepat untuk masalah
berat yang lain (seperti gangguan hati) harus diberi lebih dulu, jika diperlukan.
Untuk memfiksasi omphalocel, kantung tersebut dibalut dengan benda buatan
psesial , dimana kemudian dijahit ditempat tersebut. Secara perlahan, lama –
lama isi abdomen (Usus yang keluar) ditekan ke dalam abdomen. Ketika
omphalocel telah nyaman dalam rongga abdomen, maka benda buatan
tersebut dikeluarkan dan abdomen kemudian ditutup. (Townsend CM, 2004&
Ledbetter DJ, 2006, in http://www.google.com)

Menurut Sjamsuhidajat, tindakan pada penderita omphalocel : Besarnya


kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hati di dalam kantong
akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocel kecil dapat
dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong di buang, isi kantong
dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudia lubang ditutup dengan
peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya omphalocel terlalu besar dan
rongga perut terlalu besar, sehingga isi kantong tidak dapat dimasukkan ke
dalam perut. Jia dipaksakan maka karena regangan pada dinding perut,
diafragma akan terdorong ke atas sehingga akan terjadi gangguan pernafasan.
Obstruksi vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.
Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocel dengan
cairan antiseptic, musalnya betadin dan menutupnya dengan kain kasa atau
dakron agar tidak tercemar.

c. Pemberian obat analgesic

1) Rencanakan untuk memberikan analgesik yang telah ditentukan sebelum


prosedur :

a) Oral : efek obat terjadi setelah 11/2 – 2 jam untuk hapir semua obat
analgesik.

b) Intravena: efek paling cepat setelah 5 menit.

2) Kuatkan efek dari analgesik dengan memberitahukan bahwa anak akan


merasa lebih baik.

3) Berikan obat mulai dengan dosis yang dianjurkan sesuai dengan BB,
contoh obat :

a) Obat - obat anti inflamasi nonsteroid : asetaminofen dengan 10 – 20


mg/kg per dosis setiap 4 -6 jam, tidak boleh lebih dari
5 dosis dalam 24 jam.

b) Opioid pilihan untuk nyeri sedang sampai berat (dosis awal anak
dengan BB < 50kg) contohnya: Morfin : oral 0,2–0,4 mg/kg tiap 3
– 4 jam. Parenteral 0,1 – 0,2 mg/kg. IM 3 – 4 jam 0,02-0,1 mg/kg
dan IV bolus 2 jam. Fentanil : oral 5 – 15 mg/kg. Parenteral 0,5 –
2,5 mg/kg dan IV bolus setiap 0,5 jam. Kodein: oral 1
mg/kg tiap 3–4 jam. Parenteral tidak dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA

A.H. Markum, 1996, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jilid I.Jakarta : Gaya Baru.
Beth cecyl L, Sowden Linda A.2002 . Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
Catzel, pincus.1990.Kapita Selekta Pediatri Edisi 2.Jakarta:EGC.
Dongoes, M.F.1999.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 2. Jakarta : EGC.
Klaus, Marshall H. 1998.Penatalaksanaan Neonatus Resiko Tinggi Edisi 4.Kajarta:EGC.
Ngastiyah 1997. Perawatan Anak
Sakit.Jakarta:EGC. Suriadi & Yuliani R.2001. Asuhan Keperawatan
Pada Anak Edisi 1. Jakarta : CV. Sagung Seto.
http://google.com//omphalochele. (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=omphalocele&start=20&sa=N
-Bayi Lahir Tak Berdinding Perut, Anus, dan Saluran Kencing
Kamis, 03 April 2008 19:13 wib Syawal Rifai (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0803/08/jab07.html/ Bayi Tanpa Dinding Perut
Dirawat di RSUD Kardinah (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)
http://www.cybermq.com/index.php?risalahmq/detail/1/14807/risalahmq14807.html/Janin
dg kasus omphalocele Replies 1 Views : 607 Last Post: 5/26/2007 7:00:00 AM (diakses
pada tanggal 28 Mei
2008)
http://bms.brown.edu/.../AbdWallDefects/omphalocele.jpg The Image Bank-
ABDOMINAL WALL DEFECTS www.med.umich.edu/fdtc/images/art_omphalocele.jpg

Anda mungkin juga menyukai