Klasifikasi
mendukung
diagnosis
kelainan
genetik
diperjelas
dengan
Patofisiologi
Disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga
abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan
timbulnya omfalokel atau omphalocel. Kelaianan ini dapat segera dilihat yaitu
berupa protrusi dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen melalui
defek dinding abdomen pada umbilicus. Angka kematian tinggi apabila
omfalokel besar karena akantong pecah dan terjadi infeksi. (DR. Iskandar
Wahidiyat (FKUI), 1985).
Suatu portusi pada dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6
10 minggu kehamilan. Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam
abdomen, pada tali pusat karena abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 11
minggu, normalnya usus akan berpindah kemabali ke dalam abdomen.
Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal akan menyebabkan
Omphalocele. Omphalocele biasanya ditutupi oleh membrane yang dilindungi
oleh visera. Bayi dengan omphalocele mempunyai insiden yang tinggi
terhadap obnormalitas yang lain, seperti imperforasi, agenesis colon dan defek
diafragma atau jantung (Jackson, D.B.& Sounders, 1993).
Penatalaksanaan Medis
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan
pembedahan untuk menutup omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila
kantong belum pecah harus diberi merkurokrom dan diharapakan akan terjadi
penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut, sehingga operasi dapat
ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah
lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan alat
visera sekaligus kerongga abdomen akan menimbulkan tekanan yang
mendadak pada paru, sehingga timbul gangguan pernafasan (DR. Iskandar
Wahidiyat (FKUI), 1985).
Menurut Ngastiah, 1997 penatalaksanaan pada penderita omphalocel
anatara lain :
1. Medik
Operasi dilakukan setelah lahir, akan tetapi mengingat dengan
memasukkan semua usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga
abdomen akan terjadi tekanan yang mendadak pada paru, sehingga dapat
menimbulkan gangguan pernafasan, maka operasi biasanya dilakukan
penundaan sampai beberapa bulan
2. Keperawatan
Makalah keperawatan yang dapat terjadi adalah resiko infeksi, sebelum
dilakukan operasi bila kantong belum pecah dapat diolewskan
merkurokrom setiap hari untuk mencegah infeksi. Operasi ditunda sampai
beberapa bulan atau menunggu terjadinya penebalan selaput yang
menutupi kantongh tersebut. Setelah diolesi merkurokrom dapat ditutupi
dengan kasa steril kemudian diatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak
tebal baru dapat dipasangkan gurita.
Pada Ompohalocel diperbaiki dengan pembedahan, meskipun tidak
selalu. Sebuah kantong melindungi isi abdomen dan waktu yang tepat untuk
masalah berat yang lain (seperti gangguan hati) harus diberi lebih dulu, jika
diperlukan. Untuk memfiksasi omphalocel, kantung tersebut dibalut dengan
benda buatan spesial , dimana kemudian dijahit ditempat tersebut. Secara
perlahan, lama lama isi abdomen (Usus yang keluar) ditekan ke dalam
abdomen. Ketika omphalocel telah nyaman dalam rongga abdomen, maka
benda buatan tersebut dikeluarkan dan abdomen kemudian ditutup.
Menurut Sjamsuhidajat, tindakan pada penderita omphalocel :
Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hati di dalam
kantong akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocel kecil
dapat dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong di buang, isi kantong
dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudia lubang ditutup dengan
peritoneum, fasia dan kulit.
Tetapi biasanya omphalocel terlalu besar dan rongga perut terlalu
besar, sehingga isi kantong tidak dapat dimasukkan ke dalam perut. Jia
dipaksakan maka karena regangan pada dinding perut, diafragma akan
terdorong ke atas sehingga akan terjadi gangguan pernafasan. Obstruksi vena
cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut. Tindakan yang dapat
dilakukan ialah melindungi kantong omphalocel dengan cairan antiseptic,
musalnya betadin dan menutupnya dengan kain kasa atau dakron agar tidak
tercemar.
Pemberian obat analgesic :
1. Rencanakan untuk memberikan analgesik yang telah ditentukan
sebelum prosedur :
Oral : efek obat terjadi setelah 11/2 2 jam untuk hapir semua obat
analgesik.
Intravena : efek paling cepat setelah 5 menit.
2. Kuatkan efek dari analgesik dengan memberitahukan bahwa anak akan
merasa lebih baik.
3. Berikan obat mulai dengan dosis yang dianjurkan sesuai dengan BB,
contoh obat:
Obat - obat anti inflamasi nonsteroid : asetaminofen dengan 10
20 mg/kg per dosis setiap 4 -6 jam, tidak boleh lebih dari 5 dosis
dalam 24 jam
Opioid pilihan untuk nyeri sedang sampai berat (dosis awal anak
dengan BB < 50kg) contohnya:
o Morfin: oral 0,20,4 mg/kg tiap 3 4 jam. Parenteral 0,1
0,2 mg/kg. IM 3 4 jam 0,02 0,1 mg/kg dan IV bolus 2
jam.