OMPHALOCELE
STASE PEDIATRIK
DISUSUN OLEH :
(113063J120109)
PRESEPTOR AKADEMIK :
BANJARMASIN
2021
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 113063J120109
Otot dibagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis dengan
fasisnya yang digaris tengah dipisahkan oleh linea alba. Dinding perut membentuk
rongga yang melindungi isi dalamnya. Integritas lapisan muskulo aponeuresis
sangat penting untuk mencegah terjadinya hernia bawaan maupun iatogenik.
Fungsi lain otot dinding perut adalah pada waktu pernafasan, saat berkemih, dan
buang air besar dengan meningkatkan tekanan intra abdomen. Vaskularisasi
dinding perut berasal dari beberapa arah (Harnawatiaj, 2008).
B. Etiologi
1. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan
terinfeksi, penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-
faktor tersebut berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada
umur kehamilan kurang atau bayi prematur, di antaranya bayi dengan
gastroschizis dan omfalokel paling sering dijumpai.
2. Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding
abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis
masih sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal
Serum Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan ultrasonografi
memberikan suatu kepastian telah terjadi kelainan struktural pada fetus.
Bila suatu kelainan didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak
untuk dilak ukan amniosintesis guna melacak kelainan genetik.
3. Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok
4. Kelainan genetic
5. Defisiensi gizi seperti asam folat, protein dan vitamin B. komplek
6. Hipoksia
7. Salisilat dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen
8. Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk kedalam tubuh ibu
hamil.
C. Manifestasi Klinik
Omphalocel dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau
keluar melewati area perut yang tertekan. Berikut ini perbedaan ukuran
omphalocel, yaitu : Omphalocel kecil hanya usus yang keluar atau menonjol,
sedangkan. Omphalocel besar : usus, hati atau limpa yang mungkin bisa keluar
dari tubuh yang sehat. Omphalocel memperlihatkan sedikit pembesaran pada
dasar tali pusat atau kantong membrane yang menonjol pada umbilicus.
Kantong tersebut berukuran dari kecil sampai berukuran raksasa dan mengenai
hati, limfe dan tonjolan besar pada bowel (isi perut). Tali pusat biasanya
diinsersi ke dalam kantong jika kantong rupture pada uterus, maka usus akan
terlihat gelap dan edematous. Jika tidak ditutup maka selama pelepasan, usus
menunjukkan normal yang esensial.
D. Patofisiologis
Omfalokel disebabkan oleh kegagalan untuk dapat kembali kerongga
abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan
timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat terlihat dengan adanya prostrusi dari
kantong yang serisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen
pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar). Angka kematian tinggi
bila omfalokel besar karena kantong dapat pecahdan terjadi infeksi.
Suatu portusi pada dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6 – 10
minggu kehamilan. Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam abdomen,
pada tali pusat karena abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 – 11 minggu,
normalnya usus akan berpindah kembali ke dalam abdomen. Ketidakmampuan
usus untuk bermigrasi secara normal akan menyebabkan Omphalocele.
Omphalocele biasanya ditutupi oleh membrane yang dilindungi oleh visera.
Bayi dengan omphalocele mempunyai insiden yang tinggi terhadap
Abnormalitas yang lain, seperti imperforasi, agenesis colon dan defek
diafragma.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik, pada gastroschizis usus berada diluar rongga perut
tanpa adanya kantong
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pnatal ultrasound, Pemeriksaan radiologi, fetal sonography dapat menggam
menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan marker
struktural dari ktural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetal
membantu mengidentifikasi kelainan jantung
F. Penatalaksanaan
1. Perawatan pra-bedah
a) Terpeliharanya suhu tubuh, kehilangan panas berlebihan karena usus
yang mengalami prolaps sangat meningkatkan area permukaan.
b) Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu gisapan yang kontinu
untuk mencegah untuk mencegah distensi usus-usus distensi yang
mempersulit pembedahan.
c) Penggunaan bahan synthetic (silatik) dengan lapisan tipis yang tidak
melengket seperti xeroform, kemudian dengan kerlix dan pembungkus
Saran untuk menutup usus atau menutup dengan kasa steril lembab
dengan cairan NACL steril untuk mencegah kontaminasi
d) Omphalocele dianjurkan tidak melakukan traksi yang berlebihan pada
mesenterium.
e) Terapi intravena untuk hidrasi
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang
pada dinding abdomen. Tujuan pebedahan adalah untuk mengembalikan
visera kedalam kavum abdomen dan menutup diding abdomen.
3. Paska Bedah
a) Perawatan paska bedah neonatus rutin
b) Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan
c) Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastric
d) Pemberian antibiotika
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajiana.
1) Mengkaji Kondisi Abdomen
2) Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka
3) Kaji letak defek, umumnya berada di sebelah kanan umbilicus
4) Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasi
5) Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar,akut/ironis sering
disebabkan oleh inflamasi, obstruksi
6) Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin
disebabkan oleh pelambatan penyosongan lambung, akumulasi gas/feses,
inflamasi/obstruksi.
7) Tanda-tanda vital Suhu
8) Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru, terhadap
9) Frekuensi : Cepat (takipneu), normal atau lambat
10) Kedalaman : normal, dangkal (Hipopnea), terlalu dalam(hipernea)
11) Kemudahan : sulit (dispneu), othopnea
12) Irama : variasi dalam frekuensi dan kedalaman pernafasan
13) Observasi adanya tanda-tanda infeksi, batuk, seputum dannyeri dada
14) Kaji adanya suara nafas tambahan (mengi/wheezing)
15) Perhatikan bila pasien tampak pucat/sianosis
Betz Cecily Lynn. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5.Jakarta: EGC
Henderson.Crist. 2001 Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta:EGC hal 234
Suriadi & Yuliani R.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1 . Jakarta :
CV.Wong.L Donna.2008.