OMPHALOCELE
DISUSUN OLEH :
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
OMPHALOCELE
1. Definisi
a. Omfalokel adalah adanya protusi (keadaan menonjol kedepan) pada
waktu lahir dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding
abdomen di umbilikus dan usus yang menonjol hanya di tutupi oleh
membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion dan peritoneum.
(W. A. Newman Dorland, 2002).
b. Omphalocele adalah protrusi visera intra abdominal ke dasar korda
umbilical kantong tertutup peritoneum tanpa kulit (Donna L. Wong,
2004)
c. Omfalokel adalah kelainan yang disebaban oleh kegagalan alat dalam
kembali kerongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
hingga menyebabkan timbulnya omfalokel. (Ngastiyah, 2005).
2. Anatomi Fisiologi
a. Usus Halus
Usus halus adalah segmen pertemuan antara panjang dari saluran
Gastrointestinal (GI) yang jumlah panjangnya kira – kira dua pertiga
dari panjang total saluran. Bagian ini membalik dan melipat dari yang
memungkinkan kira – kira 7000 cm area permukaan untuk sekresi dan
absrobsi. Usus halus dibagi dalam tiga bagian anatomik :
a. Bagian atas disebut Duodenum
b. Bagian tengah disebut Yeyunum
c. Bagian wajah disebut Ileum
(Brunner and Suddart (Edisi 8),2001).
b. Usus Besar
Usus besar mempunyai beberapa bagian yaitu :
a. Seikum (berbentuk seperti cacing sehingga disebut sebagai umbai
cacing)
b. Kolon asenden (panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen
sebelah kanan membujur ke atas dari ileum sampai kebawah hati)
c. Appendiks (usus buntu : berbentuk seperti corong dari akhir
seikum yang mempunyai pintu keluar)
d. Kolon transversum (panjang 38 cm, membujur dari kolon esenden
sampai ke kolon desenden)
e. Kolon desendens (panajang 25 cm, terletak dibawah bagian kiri
abdomen membujur dari atas ke baawah dari fleksura lienalis
sampai ke depan ileum kiri)
f. Kolon sigmoid (lanjutan dari kolon desendens yang terletak miring
dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyeripai huruf S)
3. Epidemiologi
4. Etiologi
Kelainan bawaan
Korda terobek
Omfalokel
Agen cidera biologis
Keterbatasan
koognitif
Ansietas
6. Manifestasi klinis
Menurut A.H. Markum, manifestasi dari omphalokel adalah :
a. Organ visera / internal abdomen keluar
b. Penonjolan pada isi usus
c. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound
Sedang tanda yang lain :
a. Apabila berukuran kecil di dalam korda umbilicus terdapat
sembuhan yang berisi usus
b. Apabila ukuran besaar di dalam korda berisi hati dan usus
c. Tali pusat tampak terletak di daerah apeckantong dengan pembuluh
darah umbilicus meluncur sepanjang kantong masuk kedalam
rongga perut
d. Sering ditemukan pada bayi premature
e. Umbilicus menonjol keluar.
7. Penatalaksanaan Medis
b. Pembedahan
Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya
lubang pada dinding abdomen. Tujuan pebedahan adalah untuk
mengembalikan visera kedalam kavum abdomen dan menutup
diding abdomen.
Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka akan disambungkan
saja, namun jika lubangnya besar maka akan dicangkok dengan
mengambil kulit dari bokong atau paha bayi. Operasi koreksi ini
untuk menempatkan usus ke dalam rongga perut dan menutup
lubang. Harus dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada
perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin
sukar karena usus akan udem.
c. Paska Bedah
1. Perawatan paska bedah neonatus rutin
2. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan
diperlukan
3. Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik
4. Pemberian antibiotika
5. Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan
Pada sekitar 7-12 hari setelah pembedahan, anak akan kembali
lagi mengalami pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat.
Namun ini tergantung dari kondisi si bayi (lemah atau tidak).
1) Bayi post bedah omphalokel yang masih dalam perawatan
2) Bayi post operasi omphalokel dengan dinding abdomen yang
sudah rapi seperti orang normal lainnya.
8. Komplikasi
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada
permukaan yang telanjang.
2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan
nutrisi yang adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral.
3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan
ventilator yang lama.
4. Nekrosis
9. Prognosis
Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan
lain yang memperburuk prognosis. Omphalocele yang besar dapat ditutup
meskipun dengan operasi yang bertahap. Bayi dengan omphalocele
dianggap kritis mengancam hidup jika disertai dengan ukuran torax yang
kecil dengan hipoplasia pulmoner yang mengakibatkan gangguan
pernafasan.
10. Pencegahan
Terpenuhinya nutrisi selama kehamilan seperti asam folat, vitamin B
komplek dan protein.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajan adalah data dasar utama proses keperawatan yang tujuannya adalah
untuk memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan
kesehatan klien yang memungkinkan perawat memberikan asuhan keperawatan
kepada klien.
a. Identitas Pasien
yaitu: mencakup nama, umur, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan,
perkerjaan, suku, tanggal masuk, no. MR, identitas keluarga, dll.
b. Data Fokus
a) Mengkaji kondisi abdomen
b) Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka
c) Kaji letak defek, umun nya berada disebelah kanan umbilicus
d) Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasi
e) Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar, akut/kronis
sering disebabkan oleh inflamasi dan obstruksi.
f) Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin
disebabkan oleh perlambatan pengosongan lambung, akumulasi gas /
feses, inflamasi/obstruksi.
g) Mengukur temperature tubuh, Demam, manifestasi umum dari penyakit
pada anak-anak dengan gangguan GI, biasanya berhubungan dengan
dehidrasi, infeksi atau inflamasi, Lakukan pengukuran suhu secara
kontinyu tiap 2 jam dan Perhatikan apabila terjadi peningkatan suhu
secara mendadak
h) Kaji sirkulasi, Kaji adanya sianosis perifer
i) Kaji distress pernapasan
1. Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru
2. Frekuensi : Cepat (Takipneu), Normal atau lambat
3. Kedalaman :Normal. Dangkal (Hipopnea), terlali dalam
(Hipernea)
4. Kemudahan : Sulit (Dispneu), Otophnea
5. Irama : Fariasi dalam frekuensi dan kedalaman pernapasan
6. Opservasi adanya tanda-tanda infeksi, batuk, sputum,dan nyeri
dada
7. Kaji adanya suara nafas tambahan (Mengi/wheezing)
8. Perhatikan bila pasien tampak pucat/ sianosis
2. Post Op :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
2. Kecemasan orang tua berhubungan dengan status kesehatan
3. Defisiensi pengetahuan orang tua tentang cara perawatan anak post op
berhubungan dengan keterbatasan kognitif
DIAGNOSA NOC NIC
Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan Kontrol Infeksi
keperawatan 1x24 jam
berhubungan dengan 1. Ganti peralatan
“Keparahan Infeksi“
pertahanan tubuh berkurang, dengan kriteria perawatan per
hasil :
primer yang tidak pasien sesuai
adekuat No Indikator Skala protokol instruksi
1. Kemerahan 5 2. Pertahankan teknik
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Rngan
5. Tidak ada
1. Tidak ada
pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat
banyak
C. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan
yaitu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasiltasi koping. (
Nursalam, 2001).
D. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaan sudah berhasil ( Nursalam, 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi & Yuliani R. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1. Penerbit
FKUI : Jakarta