Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAHAYA ROKOK PADA


PASIEN GANGGUAN JIWA

Oleh:
TIM PKRS R.23 PSIKIATRI
IRNA I

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) dr. SAIFUL ANWAR


MALANG
2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan
Sasaran
Tempat Kegiatan
Hari/ Tanggal
Alokasi Waktu
Pertemuan ke

: Bahaya Merokok Pada Pasien Gangguan Jiwa


: Pasien gangguan jiwa dan keluarga
: Ruang 23 J, RSUD dr. Saiful Anwar Malang
: 07 Oktober 2015
: 30 menit
:1

A. LATAR BELAKANG
Tingkat merokok jauh lebih tinggi di antara orang dengan masalah
kesehatan mental dibandingkan pada populasi umum. Sebuah survei
nasional morbiditas kejiwaan antara lebih dari 8.000 orang dalam populasi
umum menemukan bahwa orang dengan gangguan neurotik seperti episode
depresi, fobia atau gangguan obsesif kompulsif dua kali lebih mungkin untuk
merokok (Coultard et al., 2000). Memiliki lebih dari satu gangguan neurotik
(gangguan neurotik komorbiditas) juga dikaitkan dengan perokok berat
(NHS, 2004).
Orang dengan masalah kesehatan mental yang berat kurang terwakili
dalam survei nasional dari populasi umum karena banyak tinggal di lembaga
atau tunawisma. Perokok dengan masalah kesehatan mental lebih
tergantung atau kecanduan dengan rokok dibandingkan pada populasi
umum. Sebagai contoh, 51% dari mereka yang memiliki diagnosis skizofreni
kecanduan rokok dan setengah orang-orang dengan gangguan afektif
bipolar, merokok lebih dari 20 batang sehari dibandingkan dengan hanya 8%
pada populasi umum (ONS, 2002). Meskipun konsumsi rokok ini tinggi,
sebagian besar perokok dengan masalah-masalah kesehatan mental yang
parah ingin berhenti merokok. Dalam studi di atas 52% dari mereka yang
memiliki diagnosis skizofrenia yang merokok ingin berhenti merokok, seperti
yang 58% dari perokok dengan gangguan afektif bipolar juga ingin berhenri
merokok.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1.

Tujuan Umum
:
Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok
pada ganguan jiwa, pasien dan keluarga pasien di ruang 23 RSUD dr.
Saiful Anwar Malang dapat memahami tentang bahaya rokok pada pasien
gangguan jiwa dan cara berhenti merokok.

2. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti kegiatan pemberian pendidikan kesehatan dari
perawat, pasien dan keluarga pasien mampu:
a. Memahami pengertian rokok
b. Mengetahui macam-macam jenis rokok
c. Memahami kandungan rokok yang dapat membahayakan kesehatan
d. Memahami bahaya kandungan rokok pada pasien gangguan jiwa
e. Mengetahui alasan merokok pasien gangguan jiwa, mitos atau fakta
f. Memahami kerugian bagi pasien jika tidak berhenti merokok
g. Memahami cara berhenti merokok bagi pasien
C. RENCANA KEGIATAN
1. Materi
: Bahaya Merokok Pada Pasien Gangguan Jiwa
2. Peserta
: Pasien gangguan jiwa dan keluarga pasien
3. Pengorganisasian
: 1. Siti Roslinda Rohmah
2. Amin Ayu Badriah
3. Nadifatus Susana
4. Sri Indah Novianti
5. Indah Dwi Rahayu
4. Rencana kegiatan
: Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
5. Media dan alat bantu
a. Leaflet (terlampir)
b. Layar LCD
2. Waktu dan tempat
a. Waktu
: Rabu, 07 Oktober 2015
b. Pukul
: 10.30 11.00 WIB (1x30 menit)
c. Tempat
: Ruang 23 Psikiatri, RSUD dr. Saiful Anwar Malang
3. Kegiatan Belajar Mengajar (lihat tabel 1)
4. Materi (terlampir)
Tabel 1. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Pendahuluan
(3 menit)

Kegiatan Mengajar
1.

2.

Mengucapkan

Kegiatan Peserta
1.

salam, membaca

berdoa, dan

doa, dan

mendengarkan

memperkenalkan diri

penyaji saat

Menjelaskan

Media

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Ceramah

dengan seksama
terkait apa yang

pemberian pendidikan

disampaikan

kesehatan
3.
Membuat kontrak

Metode

perkenalan
2. Memperhatikan

maksud dan tujuan

3.

Didik
Menjawab salam,

penyaji
Mendengarkan,

waktu dengan peserta


4.

Menggali
pengetahuan pasien

menyepakati
4.

kontrak waktu
Menjawab
pertanyaan penyaji

dan keluarga tentang


Bahaya Merokok
Pada Pasien
Gangguan Jiwa
Penjelasan
Topik
(20 menit)

1. Menjelaskan materi
pendidikan

1. Mendengarkan

Ceramah

penjelasan penyaji

Leaflet dan
layar LCD

kesehatan, yaitu:
a. Pengertian rokok
b. Macam-macam
jenis rokok
c. Kandungan yang
dapat
membahayakan
kesehatan bagi
perokok
d. Bahaya
kandungan rokok
pada pasien
gangguan jiwa
e. Alasan merokok
pasien gangguan
jiwa, mitos atau
fakta
f. Kerugian bagi
pasien jika tidak
berhenti merokok
g. Cara berhenti
merokok bagi
pasien
2. Memberikan
kesempatan seluruh
peserta untuk
bertanya di akhir
penjelasan

2. Mengajukan
pertanyaan dan
melakukan diskusi

Diskusi
dan tanya
jawab

Leaflet dan
layar LCD

Penutup
7 menit

1. Meminta peserta

1.

Menjelaska Tanya

untuk me-review

n kembali materi

materi pendidikan

yang telah

kesehatan yang telah

disampaikan oleh

disampaikan oleh

penyaji

penyaji
2. Mengevaluasi tingkat

2.

Menjawab

3.

wawancara
terstruktur

kesimpulan penyaji
Ceramah
4.

Menyimak

pendidikan kesehatan

salam dan doa

jawab

Ceramah

memberikan

disampaikan
4. Penutupan dengan

dengan

penyaji

disampaikan dengan

yang telah

Tanya

diberikan oleh

terhadap materi yang

pertanyaan
3. Menyimpulkan materi

jawab

Kuisioner

pertanyaan yang

pemahaman peserta

Mendengar
kan penutupan
yang disampaikan
oleh penyaji, serta
menjawab salam

D. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Adanya koordinasi dan kesepakatan dengan pihak tenaga kesehatan
terkait perijinan tempat dan waktu pemberian pendidikan kesehatan
kepada peserta.
b. Adanya persiapan yang baik terkait materi, sarana, dan prasarana
yang akan digunakan.
c. Adanya publikasi dan informasi yang disampaikan kepada peserta
tentang materi pendidikan kesehatan yang akan diajarkan.
2. Evaluasi Proses
a.
b.
c.
d.
e.

Penyaji menguasai materi penyuluhan yang diberikan


Penyaji mampu mengkomunikasikan informasi dua arah.
Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Peserta antusias dan aktif mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan.
Peserta memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan.

3. Evaluasi Hasil:
a. 75% dari seluruh peserta dapat menjelaskan kembali materi dan/atau
menjawab pertanyaan dengan baik.

Materi
BAHAYA ROKOK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA
A. PENGERTIAN ROKOK
Rokok adalah gulungan tembakau yang disalut dengan daun nipah
(Alwi, 2002). Merokok adalah suatu kata kerja yang berarti melakukan
kegiatan atau aktifitas menghisap, sedangkan perokok adalah orang yang
suka merokok (Alwi, 2002).
B. MACAM-MACAM JENIS ROKOK
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan
atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses
pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Rokok berdasarkan penggunaan filter.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada
rokok terbuat dari bahan busa serabut yang berfungsi menyaring nikotin
(Muhibbin Syah, 2003).
Pada masa kini berbagai jenis rokok semakin berkembang untuk
mengurangi efek negative rokok seperti rokok elektrik.
C. KANDUNGAN YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN KESEHATAN BAGI
PEROKOK
Menurut Danu Santoso (1990) dan Amstrong (1995), asap rokok
terdiri dari lima komponen utama yaitu nikotin, gas karbonmonoksida, tar,
ammonia, buton.
a. Nikotin
Nikotin adalah bahan kimia berminyak yang tak berwarna dan
merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal. Di samping
itu, nikotin akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit dengan
cepat sehingga organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen, antara
lain otak dan otot jantung. Makin lanjut umur seorang perokok maka
makin lama ia merokok, semakin parah kondisinya, terutama otak dan
otot jantung.
b. Gas CO (karbonmonoksida)

Karbonmonoksida adalah gas beracun dalam asap yang dikeluarkan


oleh mobil. Gas CO juga dapat menghambat penganggkutan oksigen
oleh sel darah merah dari paru-paru ke organ lain.
c. Tar
Tar adalah kondesat semua zat-zat yang terdapat pada asap rokok.
Setiap hariya pada saluran pernapasan seseorang akan terjadi
kondensasi tar ini yang tidak dapat dibersihkan.
d. Ammonia
Ammonia adalah bahan kimia yang dipakai dalam bubuk pembersih
rumahtangga dan bahan peledak.
e. Butan
Butan adalah gas yang dipakai dalam pemantik rokok dan beberapa
peralatan berkemah.
Saat seseorang merokok, dalam setiap hisapannya terdapat kurang
lebih 4000 bahan senyawa kimia, termasuk racun-racun sebagai berikut:
Nikotin: jenis pestisida
Tar: bahan pengeras jalan
Acetone penghapus cat
Naphtylamine bahan penyebab kanker
Methanol: bahan bakar roket/pesawat tempur
Pyrene: bahan penyebab kanker
Dimethylnitrosamine
Napthalene : kapur barus
Cadmium: bahan penyebab kanker, biasa dipakai pada accu mobil
Carbon Monoxide: gas beracun yang keluar dari knalpot kendaraan
Benzopyrene: bahan penyebab kanker
Vinyl Chloride: bahan penyebab kanker, biasa digunakan untuk bahan

plastik PVC
Hydrogen Cyanide: racun yang digunakan untuk pelaksanaan hukuman

mati
Toluidine
Ammonia: pembersih lantai
Urethane: bahan penyebab kanker
Toluene: pelarut industri
Arsenic: racun semut putih
Dibenzacridine: bahan penyebab kanker
Phenol: anti septik utuk pembedahan
Timbal: bahan tambahan bensin
Kromium: senyawa organic
Butane: bahan bakar korek api
Metil etil keton: pelarut karet sintesis
Formalin: balsem pengawet mayat
Benzena: campuran bahan bakar mobil
Asam sulfurik: bahan pupuk
Ddt: insektisida yang terlarang
Shellac: bahan pengkilap kayu

D. PENYAKIT YANG DAPAT TIMBUL KARENA ROKOK


Sirodjuddin (2008), mengemukakan bahwa asap rokok mempengaruhi kesehatan, diantaranya:
a. Merokok memperlemah paru-paru.
b. Merokok mengganggu aliran darah.
c. Merokok meningkatkan impotensi dan infertilitas.
d. Merokok meningkatkan risiko kanker.
e. Merokok merupakan masalah bagi kesehatan wanita.
f. Merokok merupakan masalah kesehatan keluarga.
Menurut Amstrong (1995), terdapat banyak penyakit yang diperburuk
keadaannya oleh asap rokok atau dengan merokok dan penyakit ini dapat
mengakibatkan kematian pada perokok, diantaranya:
a. Penyakit jantung koroner
Penelitian terhadap kebiasaan merokok menunjukkan bahwa perokok
berat di bawah usia 45 tahun mempunyai risiko 15 kali lebih besar
menderita serangan jantung yang akan membunuh mereka dari pada
orang berisiko sama yang tidak merokok.
b. Trombosis koroner
Trombosis koroner atau serangan jantung terjadi bilamana bekuan
darah menutup salah satu pembuluh darah utama yang memasok
aliran daarah ke jantung, akibatnya jantung akan kekurangan darah.
Merokok membuat darah perokok menjabdi lebih lengket dan mudah
membeku.
c. Kanker
Kanker adalah penyakit yang sel-sel di beberapa bagian tubuh
mengganda secara tiba-tiba dan tidak berhenti. Jika sel-sel di bagian
tubuh terangsang oleh substansi yang bersifat karsinogenik selama
jangka waktu yang lama, maka penyakit kanker akan terjadi. Dalam tar
tembakau

terdapat

sejumlah

bahan

kimia

yang

juga

bersifat

karsinogenik. Tar tembakau dapat mengakibatkan kanker bilamana


merangsang tubuh untuk waktu lama, misalnya di daerah mulut dan
tenggorokan.
d. Bronkitis
Bronchitis terjadi bilamana paru-paru seseopa asap)rang terangsang
oleh apa yang dihirupnya (udara tercemar di sini berupa asap rokok).
E. BAHAYA KANDUNGAN ROKOK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA
Merokok dapat mengganggu beberapa obat, sehingga pasien
mungkin harus menggunakan dosis yang lebih tinggi daripada jika tidak
merokok. Jadi, jika berhenti merokok, jumlah beberapa obat dalam darah

bisa naik dalam beberapa hari. Dokter mungkin perlu untuk mengurangi
dosis beberapa obat, seperempat pada minggu pertama, dan mungkin
bahkan lebih dalam tiga minggu berikutnya.
Namun, jika mulai merokok lagi, mungkin perlu untuk kembali ke
dosis obat lama. Hal ini karena tembakau berinteraksi dengan beberapa obat
psikiatris sehingga kerja obat kurang efektif. Beberapa obat-obatan
dipengaruhi oleh rokok, diantaranya termasuk:
Antidepresan (trisiklik lama seperti amitriptyline dan mirtazapin baru)
Antipsikotik (terutama clozapine, olanzapine dan haloperidol)
Benzodiazepin (misalnya diazepam)
Opiat (misalnya metadon)
Hal yang sama diungkapkan oleh NHS (2004), perokok umumnya
diresepkan dosis neuroleptik yang lebih tinggi, yang mungkin disebabkan
karena merokok meningkatkan metabolisme obat neuroleptik. Asap rokok
menginduksi enzim P450-1A2 (CYP1A2) yang bertanggung jawab untuk
aktivasi beberapa procarcinogens dan juga untuk metabolisme banyak obat.
Ketika seorang perokok berhenti, induksi enzim ini hilang, sehingga ada
metabolisme lebih lambat dari obat yang menyebabkan kenaikan tingkat.
Obat dimetabolisme oleh CYP1A2 (Bazire, 2003). Sebaliknya, jika pasien
telah berhenti merokok dan kemudian mulai lagi (misalnya ketika mereka
keluar dari rumah sakit), tingkat plasma sebelumnya dari terapi obat bisa
turun seperti turunnya induksi enzim. Zat-zat yang dapat terhambat efeknya
karena merokok, yaitu:
Caffeine
Clozapine
Diazepam
Fluvoxamine (partly)
Haloperidol (partly)
Mirtazapine (partly)
Olanzapine (partly)
Paracetamol
Perphenazine
Propranolol
Tamoxifen
Theophylline
Verapamil
Warfarin-R (major)
Zotepine Tricyclicstertiary (eg amitriptyline, clomipramine,

desipra-

mine, imipramine)
Levin et al (1996) juga menyatakan merokok juga dapat membantu
mengurangi beberapa efek samping yang berhubungan dengan obat

antipsikotik, misalnya beberapa efek samping pengobatan haloperidol pada


orang yang didiagnosis dengan skizofrenia.
Dalam berbagai tinjauan penelitian berbasis imunoneuropatobiologis
menunjukkan bahwa neurotransmiter berperanan sangat penting dalam
gangguan

perilaku

dan

gangguan

psikiatrik.

Neurotransmiter

yang

berpengaruh pada terjadinya gangguan perilaku dan pskiatrik diantaranya


adalah dopamin, norepinefrin, serotonin, GABA, glutamat dan asetilkolin.
Selain itu, penelitian-penelitian juga menunjukksan adanya kelompok
neurotransmiter lain yang berperan penting pada timbulnya mania, yaitu
golongan neuropeptida, termasuk endorfin, somatostatin, vasopresin dan
oksitosin. Diketahui bahwa neurotransmiter-neurotransmiter ini, dalam
beberapa cara, tidak seimbang (unbalanced) pada otak individu mania
dibanding otak individu normal. GABA diketahui menurun kadarnya dalam
darah dan cairan spinal pada pasien mania. Norepinefrin meningkat
kadarnya pada celah sinaptik, tapi dengan serotonin normal. Dopamin juga
meningkat kadarnya pada celah sinaptik, menimbulkan hiperaktivitas dan
asgresivitas mania, seperti juga pada skizofrenia.
Penelitian menunjukkan bahwa zat-zat yang menyebabkan berkurangnya monoamin, seperti reserpin, dapat menyebabkan depresi.Akibatnya
timbul

teori

yang

menyatakan

bahwa

berkurangnya

ketersediaan

neurotransmiter monoamin, terutama NE dan serotonin, dapat menyebabkan


depresi. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya obat antidepresan trisiklik
dan monoamin oksidase inhibitor yang bekerja meningkatkan monoamin di
sinap. Peningkatan monoamin dapat memperbaiki depresi.
Salah satu kandungan rokok yang berkaitan dengan kadar
neurotransmitter diantaranya adalah nikotin memacu pengeluaran zat-zat
seperti adrenalin. Zat ini merangsang denyut jantung dan tekanan darah,
dengan cara merangsang untuk melepaskan norepinefrin melalui saraf
adrenergik dan meningkatkan katekolamin yang dikeluarkan oleh adrenal.
Hormon katekolamin yang terdiri dari zat aktif dopamin, norepinefrin dan
epinefrin lebih dikenal dengan adrenalin. Di dalam otak, sebagai respon
terhadap Nikotin, otak akan memerintahkan tubuh untuk membuat zat
endorphin lebih banyak lagi. Endorphin adalah senyawa protein yang lebih
tepat disebut sebagai bodys natural pain killer. Struktur kimia Endorphin
tidaklah jauh berbeda dengan painkiller kelas atas seperti morphine.
Endorhpin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria.

Nikotin sangat mempengaruhi dan dapat mengubah fungsi otak dan


tubuh kita. Nikotin membuat si perokok merasa relaks dan kemuadian
merasa lebih energik dan bersemangat, atau sebaliknya. Efek ini umum
dikenal sebagai biphase effect. Sialnya, semakin sering seseorang merokok,
akan semakin merasa ketagihan dan semakin meningkat pula jumlah rokok
yang dihisap.
Efek-efek relaks, berenergi, semangat tersebut hanya berlangsung
sesaat karena kecanduan yang akan terjadi bukan merupakan mekanisme
koping yang baik. Hal tersebut dikarenakan bahaya nikotin bagi penderita
gangguan jiwa bukan hanya dari gangguan hormon tetapi juga risiko
kecanduan yang lebih besar sehingga risiko penyakit dan kematian akibat
rokok akan lebih tinggi. Saat Adrenalin dilepas tubuh kita pun akan
melepaskan cadangan glukosa kedalam darah. Kemudian, insulin akan
memerintahkan sel tubuh untuk menyerap kelebihan glukosa dalam darah.
Efek ini sering disebut sebagai hyperglycaemic, yaitu tingginya kadar gula
dalam darah. Inilah alasan kenapa saat merokok, seseorang tidak merasa
lapar dan akan tahan untuk tidak makan selama berjam-jam. Lebih banyak
dijumpai perokok yang berbadan kurus dibandingkan perokok yang
kelebihan berat badan. Dalam jangka panjang, nikotin dapat meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah, mengakibatkan si perokok, walaupun sudah
lama berhenti merokok, sangat rentan terhadap serangan jantung dan
stroke. Ini sebagai akibat dari rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang
salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen.
F. ALASAN MEROKOK PASIEN GANGGUAN JIWA, MITOS ATAU FAKTA?
Hal ini belum sepenuhnya dipahami mengapa orang dengan masalah
kesehatan mental merokok lebih banyak. Ada kemungkinan bahwa sejumlah
faktor terlibat, yaitu:
Merokok membantu orang mengatasi masalah kesehatan mental
Fakta: Merokok dapat benar-benar menyebabkan stres. Merokok hanya
membantu

untuk

mengurangi

stres

seperti

kesedihan,

kecemasan, stres, depresi, dan kurang konsentrasi dalam jangka

pendek, hanya sesaat setelah menghisap rokok.


Orang-orang dengan masalah kesehatan mental memiliki hak untuk
merokok
Fakta: Merokok tidak hanya diabaikan, bahkan telah didorong dan
diperkuat untuk dilarang digunakan di bidang kesehatan mental.

Orang-orang dengan masalah kesehatan mental tidak tertarik untuk


berhenti merokok
Fakta: Ini adalah asumsi. Penelitian dan bukti menunjukkan bahwa
banyak orang dengan masalah kesehatan mental tertarik

berhenti merokok.
Hal ini terlalu sulit bagi orang dengan penyakit mental untuk berhenti
merokok
Fakta: Berhenti merokok akan sulit bagi siapa pun. Hal ini dapat memakan waktu yang lebih lama untuk beberapa orang dengan
masalah kesehatan mental untuk berhenti merokok dan mereka
mungkin membutuhkan dukungan yang lebih intensif tetapi

bukan berarti tidak mungkin.


Berhenti merokok akan menyebabkan kekambuhan pada penyakit
mental
Fakta: Hanya sedikit bukti bahwa orang dengan masalah kesehatan
mental memiliki resiko psikosis jika mereka berhenti merokok.

G. KERUGIAN BAGI PASIEN JIKA TIDAK BERHENTI MEROKOK


Jika pasien tidak melakukannya (tidak berhenti merokok), maka ada
beberapa dampak atau kerugian yang didapat, diantaranya:
Terutama bagi pasien gangguan jiwa berisiko meningkatkan dosis dan

jumlah obat.
Jika memiliki masalah kesehatan mental, mungkin merokok lebih dari

orang lain sehingga dampak rokok akan lebih besar.


Pasien lebih mungkin untuk menjadi salah satu dari ratusan ribu orang

yang setiap tahunnya dibunuh oleh rokok.


Kemungkinan meninggal lebih awal, sekitar 10 tahun lebih awal dari
pada yang bukan perokok. Namun, setengah dari perokok meninggal 15
tahun lebih awal dan seperempat dari perokok meninggal 23 tahun lebih

awal.
Kemungkinan memiliki masalah pernapasan, penyakit jantung, diabetes
dan berbagai jenis kanker (bukan hanya kanker paru-paru).

H. CARA BERHENTI MEROKOK BAGI PASIEN


Orang yang berbeda menemukan hal-hal yang berbeda untuk
membantu menemukan cara yang terbaik untuk berhenti merokok. Berikut
beberapa pilihan cara yang dapat digunakan, yaitu:
Pikirkan dan lakukan hobi Anda seperti membaca buku dan melakukan
olahraga teratur

Diskusikan dampak buruk rokok bagi kesehatan Anda dengan tenaga


kesehatan atau siapapun di sekitar Anda untuk mengingat kembali

dampak buruk rokok


Berpasangan dengan seorang teman yang juga berusaha untuk berhenti

merokok sehingga dapat saling memotivasi.


Kurangi rokok terlebih dahulu sebelum berhenti, tidak harus berhenti
tiba-tiba seperti mengurangi jumlah batang rokok atau memotong rokok

Anda.
Membuat catatan tentang kapan, di mana dan dengan siapa Anda
merokok. Ini dapat menyoroti waktu dan situasi ketika Anda lebih
mungkin untuk merokok sehingga Anda dapat merencanakan cara untuk

menghindari mereka atau berurusan dengan mereka.


Tingkatkan asupan makanan saat berusaha berhenti merokok karena
berhenti merokok akan mengembalikan nafsu makan Anda sehingga

jangan berusaha menolak makan.


Kebiasaan menghisap rokok bisa membuat Anda rindu dengan aroma
atau rasa rokok tersebut, makan atau minumlah sesuatu yang
mempunyai ciota rasa kuat sehingga mengalihkan perhatian Anda
terhadap rokok, seperti air jeruk, coklat, dan masih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA
NHS. 2004. Smoking and Patients with Mental Health Problem. London: Health
Development Agency.
Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Balai
Pustaka: Jakarta.
Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai