Anda di halaman 1dari 13

RDS

Respiratory Distress Syndrom


Pengertian

• RDS (Respiratory Distress Syndrome) atau disebut juga Hyaline


membrane disease merupakan hasil dari ketidak maturan dari
paru-paru dimana terjadi gangguan pertukaran gas.

• RDS adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi


premature dengan tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi
dada, sianosis pada udara kamar, yang menetap atau memburuk
pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang spesifik
(Stark,1986).
Etiologi

• RDS terjadi pada bayi prematur atau kurang bulan, karena


kurangnya produksi surfaktan. Produksi surfaktan ini dimulai sejak
kehamilan minggu ke-22, makin muda usia kehamilan, makin besar
pula kemungkinanSurfaktan biasanya didapatkan pada paru yang
matur.
• Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap
berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi prematur
dimana surfaktan masih belum berkembang menyebabkan daya
berkembang paru kurang dan bayi akan mengalami sesak nafas
terjadi RDS.
Pathway
Manesfistasi klinis

• Takipnea : laju napas > 60 kali per menit (normal laju napas 40
kali per menit)
• Sianosis sentral pada suhu kamaryang menetap atau memburuk
pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang spesifik
• Retraksi : cekungan pada sternum dan kosta pada saat inspirasi
• Grunting : suara merintih saat ekspirasi
• Pernapasan cuping hidung
Penataksanaan

• Memberikan lingkungan yang optimal


Suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan agar tetap dalam batas normal
(36,5 – 37 derajat celcius ) dengan cara meletakkan bayi dalam incubator.
Kelembapan ruangan juga harus adekuat.
• Pemberian oksigen.
Pemberian oksigen harus dilakukan dengan hati-hati karena berpengaruh
kompleks pada bayi premature.
• Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk mempertahankan
homeostasis dan menghindarkan dehidrasi.
• Pemberian antibiotic.
Pencegahan

• Mencegah kelahiran < bulan (premature).


• Mencegah tindakan seksio sesarea yang tidak sesuai dengan
indikasi medis.
• Management yang tepat.
• Pengendalian kadar gula darah ibu hamil yang memiliki riwayat
DM.
• Optimalisasi kesehatan ibu hamil.
• Kortikosteroid pada kehamilan kurang bulan yang mengancam.
Pengkajian

• Riwayat maternal
• Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
• Kondisi seperti perdarahan placenta
• Tipe dan lamanya persalinan
• Prematur, umur kehamilan
• Bayi prematur yang lahir melalui operasi Caesar Cardiovaskular
• Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
• Denyut jantung dalam batas normal Integumen
• Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi peripheral
• Pitting edema pada tangan dan kaki
Pemeriksaan penunjang

Darah rutin dan hitung jenis Leukositosis menunjukkan adanya infeksi


Neutropenia menunjukkan infeksi bakteri
Pemeriksaan Kegunaan
Trombositopenia menunjukkan adanya sepsis

Kultur darah Menunjukkan keadaan bakteriemia

Analisis gas darah Menilai derajat hipoksemia dan keseimbangan asam basa

Pulse oximetry Menilai hipoksia dan kebutuhan tambahan oksigen

Glukosa darah Menilai keadaan hipoglikemia, karena hipoglikemia dapat menyebabkan atau
memperberat takipnea

Rontgen toraks Mengetahui etiologi distress nafas


Asuhan keperawatan
Diagnosa 1 Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar kapiler.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola nafas efektif. Dengan kriteria hasil :
• Jalan nafas bersih
• Frekuensi jantung 100-140 x/i
• Pernapasan 40-60 x/i
• Takipneu atau apneu tidak ada
• Sianosis tidak ada
Intervensi
• Posisikan untuk pertukaran udara yang optimal; tempatkan pada posisi telentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap keatap dalam
posisi ’mengendus’
• Hindari hiperekstensi leher
• Observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang diinginkan, kenali tanda - tanda distres misalnya : mengorok, pernafasan cuping hidung, apnea.
• Lakukan penghisapan
• Penghisapan selang endotrakeal sebelum pemberian surfaktan
• Hindari penghisapan sedikitnya 1 jam setelah pemberian surfaktan
• Observasi peningkatan pengembangan dada setelah pemberian surfaktan.
• Turunkan pengaturan, ventilator, khususnya tekanan inspirasi puncak dan oksigen
Diagnosa 2: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan, mukus yang berlebihan.
Tujuan :
• Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi (-)
• Pasien bebas dari dispneu
• Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
• Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas
Tindakan : independent
• Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya
• Penggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat meningkatkan usaha dalam bernafas
• Observasi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan fremitus
• Pengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan adanya cairan dapat meningkatkan fremitus
• Catat karakteristik dari suara nafas
• Suara nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo branchial dan juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari saluran nafas
• Catat karakteristik dari batuk
• Karakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan etiologi dari jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak, tebal dan purulent
• Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perlu
• Pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten
Kolaboratif
• Berikan oksigen, cairan IV : tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasi
• Mengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen
• Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin, albuteal dan mukolitik
• Diberikan untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret dan meningkatkan ventilasi
Diagnosa 3: Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. faktor biologis,
ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien,
ketidakmampuan makan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil :
• Tidak terjadi penurunan BB> 15 %.
• Muntah (-)
• Bayi dapat minum dengan baik
Intervensi :
• Observasi intake dan output.
• Observasi reflek menghisap dan menelan bayi.
• Kaji adanya sianosis pada saat bayi minum.
• Pasang NGT bila diperlukan
• Beri nutrisi sesuai kebutuhan bayi.
• Timbang BB tiap hari.
• Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.
• Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit bayi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai