Klasifikasi perkembangan dari sistem saraf • Gagal mengeluarkan mekonium
Masa neonatal : Segmen pendek : terjadi entorik dengan keadaan anganglionik dalam 48 jam setelah lahir mulai dari anus sampai sigmoid pada bagian distal kolon • Muntah berisi empedu Segmen Panjang : kelainan dapat melebihi • Enggan minum sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh • Distensi abdomen kolon atau usus halus. Ketidakmampuan Pengembangan dan Pengempisan pada area anganglionik Masa bayi da anak – anak Pemeriksaan Diagnostik Manifestasi Klinis • Barium Enemea • Konstipasi • Biospsi rektum dan isap rektum • Diare berulang • Biopsi otot rektum HIRSPRUNG • Tinja seperti pita • Biopsi • Distensi abdomen • Manometri anorektal Definisi : Anomaly konginetal • Gagal tumbuh Penanganan dengan karakteristik tidak adanya • Pemeriksaan colok anus Pembedahan dengan tujuan membuang sel • Foto rontgen abdomen saraf pada satu bagian usus yang aganglion serta pembuatan kolostomi • Lab mengakibatkan adanya obstruksi untuk membantu deesasi • Radiologi Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal ekstensi, kranio kaudal pada myentrik dan Absorbsi air tidak normal submukosa dinding plexus
Sel ganglion pada kolon tidak ada/sangat sedikit
Penurunan Intake Cairan
Kontrol Kontraksi dan Tujuan :
Risiko ketidakseimbangan Gangguan Gastrointestinal relaksasi peristaltik abnormal Status nutrisi membaik , yang dibuktikan cairan oleh: 1. Fungsi gastrointestinal membaik Ansietas Spingter Rectum tidak dapat Mual, muntah, kembung dan 2. Eliminasi fekal membaik relaksasi anoreksia INTERVENSI : Tujuan : o Periksa tanda dan gejala konstipasi Keseimbangan cairan meningkat, yang o Periksa pergerakan usus dibuktikan oleh: Intervensi Intake nutrisi inadekuat, Obstruksi di kolon o Identifikasi faktor risiko konstipasi 1. Status cairan dan nutrisi membaik Pembedahan kehilangan cairan dan o Monitor tanda dan gejala ruptur usus 2. Keseimbangan ekektrolit meningkat elektrolit dan atau peritoniis INTERVENSI : o Lakukan massase abdomen o Monitor status hidrasi Distensi Abdomen Konstipasi Pasca Operasi o Jelaskan etiologi masalah dan alasan o Monitor status hemodinamik Defisit Nutrisi tindakan o Monitor hasil pemeriksaan lab o Anjurkan peningkatan asupan cairan o Catat intake output dan hitung balance Kerusakan Jaringan Nyeri o Ajarkan cara mengatasi kontipasi cairan Pasca Bedah o Konsultasi tentang penurunan atau peningkatan suara usus Tujuan : Status kenyamanan meningkat, yang dibuktikan oleh: Tujuan : 1. Keluhan tidak nyaman menurun Eliminasi fekal membaik , yang dibuktikan oleh: Tujuan : 2. Gelisah menurun 1. Fungsi gastrointestinal membaik Tingkat ansietas membaik, yang dibuktikan INTERVENSI : 2. Eliminasi fekal membaik oleh: o Identifikasi Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 3. Keseimbangan cairan dan elektrolit meningkat 1. Tingkat pengetahuan meningkat kualitas, intensitas nyeri 4. Kontinensia fekal membaik 2. Dukungan sosial meningkat o Identifikasi skala nyeri INTERVENSI : INTERVENSI : o Identifikasi respon nyeri non verbal o Identifikasi status nutrisi o Identifikasi kondisi umum pasien o Identifikasi faktor yang memerberat dan memperingan o Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrian o Identifikasi tanda tanda ansietas nyeri o Monitor berat badan o Ciptakan suasana terapeutik o Moitor terapi komplementer yang sudah o Monitor hasil pemeriksaan lab o Jelaskan tentang prosedur, waktu dan diberikan’monitor efek samping pengunaan analgesik o Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah lamanya operasi o Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri konstipasi o Fasilitasi istirahat tidur o Berikan makanan tinggi kalori dan protein o Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri o Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan o Kolaborasi pemberian analgesik jika perlu o Kolaborasi dengan ahli gizi untuk untuk menentukan jumlah kalori